SlideShare a Scribd company logo
KELAINAN SISTEM PERSARAFAN
Muhammad Ardi, Ns.Sp.Kep.M.B
PENURUNAN KESADARAN
• Kesadaran adalah pengetahuan penuh terhadap diri, lokasi
waktu dan lingkungan.
• Koma: keadaan tidak sadar total terhadap diri dan
lingkungan meskipun distimulasi dengan kuat.
• Diantara sadar dan koma terdapat variasi gangguan
kesadaran.
• Agar sadar penuh, diperlukan sistem aktivasi retikular
yang utuh.
Penilaian Penurunan Kesadaran
Kualitatif:
Apatis
Somnolen
Stupor
Koma
Kuantitatif:
Glasgow
Coma Scale
Penurunan
Kesadaran
Penatalaksanaan
• Tatalaksana gawat darurat adalah proteksi fungsi sirkulasi
dan pernapasan.
• Penyebab reversibel yang akut harus segera ditangani
seperti hipoglikemia (50 ml dektrose 50% IV), tanda-tanda
overdosis obat (antidot seperti nalokson untuk opiat)
• Lakukan pemeriksaan fisik untuk mencari tanda-tanda
trauma, infeksi, epilepsi.
PENINGKATAN TEKANAN INTRAKRANIAL
• Peningkatan TIK dapat terjadi pada :
– Cedera kepala
– Perdarahan intrakranial
– Stroke emboli
– Gangguan produksi atau absorpsi cairan serebrospinalis
– Infeksi
– Tumor.
Patofisiologi Tekanan Intrakranial
• Tekanan intrakranial adalah tekanan dalam kubah
intrakranial.
• Menurut Hipotesis “Monroe-Kellie” volume
intrakranial dalam tengkorak yang utuh adalah
suatu system tertutup, yang berarti bahwa
keseluruhan volume yang terkandung didalamnya
adalah tetap.
• Berbagai mekanisme homeostasis berfungsi untuk
tetap mempertahankan volume setelah kejadian
patofisiologis yang mempengaruhi isi intrakranial.
• Tiga komponen kubah intrakranial:
– Jaringan otak
– CSF
– Darah Intrakranial
• Tekanan intrakranial yang normal pada orang
dewasa berkisar 0-15 mmHg. Peningkatan TIK >20
mmHg dapat mengakibatkan cedera otak.
• Tekanan intra kranial normal berdasarkan umur:
Umur Rentang Normal TIK (mmHg)
Neonatus <2
Infant (<1 tahun) 1.5-6
Anak 3-7
Remaja (>15 tahun) <15
Dewasa <15
Penyebab PTIK
• Hidrosefalus non obstruktif,
Hidrosefalus obstruktif,
Pseudotumor serebri
Peningkatan Volume
CSF
• Asidosis, Peningkatan tekanan
atrium kanan, PaCO2 arteri yang
tinggi, Trombosis sinus dural
Peningkatan volume
darah
• Iskemia dan nekrosis, Infeksi,
Perdarahan, Tumor, Edema
sitotoksik, Edema vasogenik
Peningkatan volume
jaringan otak
Mekanisme kompensasi
Tanda Klinis PTIK
• Pasien PTIK sering mengalami nyeri kepala, mual,
muntah dan penurunan kesadaran yang progresif. PTIK
yang berlanjut mengakibatkan penurunan suplai darah
otak dan herniasi serebri. Herniasi menciptakan
tekanan yang akan menyebabkan cedera otak dan
kemungkinan kematian.
• Cushing Triad. Cushing Triad pada PTIK meliputi
bradikardia, hipertensi, dan pola napas irregular akibat
disfungsi otonom karena kompresi pada batang otak.
• Tindakan untuk mengontrol TIK
– Tinggikan kepala tempat tidur sampai 30o
– Pertahankan posisi kepala dan leher dalam kesejajaran
netral.
– Lakukan tindakan mencegah manuver valsava
(misalnya pelunak feses)
– Berikan obat sesuai order untuk menurunkan TIK
(diuretik, kortikosteroid).
– Pertahankan suhu tubuh normal.
– Berikan oksigen
– Pertahankan pembatasan cairan
– Hindari stimulus berulang (pengisapan, prosedur yang
menimbulkan nyeri)
– Berikan sedatif untuk menurunkan kebutuhan
metabolisme.
CONVULSI DAN EPILEPSI
• Convulsi merupakan episode motorik, sensorik, autonomik atau
aktivitas psikis abnormal (atau kombinasi semuanya) sebagai
akibat dari muatan berlebihan yang tiba-tiba dari neuron
serebral.
• Epilepsi merupakan suatu keadaan yang cenderung mengalami
kejang berulang yang disebabkan oleh lepasnya muatan listrik
abnormal dan berlebihan di neuron-neuron secara paroksismal
dan disebabkan oleh berbagai etiologi
• Etiologi:
– Idiopatik (epilepsi primer).
– Simptomatik (insufisiensi vaskular, demam [pada
masa anak-anak], cedera kepala, hipertensi,
infeksi SSP, kondisi metabolik, tumor otak, stroke
dan kanker metastasis.
• Sasaran terapeutik segera adalah mengontrol kejang
dan sasaran jangka panjang menetapkan dan
mengontrol penyebab
Patofisiologi
Kelainan genetik, malformasi otak, trauma otak, tumor, perdarahan,
abses, demam, hipoglikemia, hipomagnesemia, hipokalsemia,
iskemia
Mengaktifkan kanal kalsium
dan membuka kanal kation
yang tidak spesifik
depolarisasi yang berlebihan
Aktivasi
motorik
Aktivasi
otonom
Aktivasi
otonom
Kejang
Kesan
sensorik
Me↑ produksi
saliva
Fungsi
kompleks
mempengaruhi
fungsi kognitif
dan emosional
Manifestasi Klinik
Bentuk Bangkitan Epilepsi
Bangkitan
umum lena
Gangguan kesadaran mendadak (absence) berlangsung beberapa
detik
Selama bangkitan kegiatan motorik terhenti dan pasien diam tanpa
reaksi
Mata memandang jauh kedepan
Mungkin terdapat automatisme
Pemulihan kesadaran segera terjadi tanpa perasaan bingung
Sesudah itu pasien melanjutkan aktivitas semula
Bangkitan
umum tonik
klonik
(sebelumnya
dikenal
grand mal)
Dapat didahului prodromal (jeritan, sentakan)
Kehilangan kesadaran, kaku (fase tonik) selama 10-30 detik, diikuti
kejang kelojotan pada kedua lengan dan tungkai (fase klonik)
selama 30-60 detik, dapat disertai mulut berbusa
Selesai bangkitan pasien lemas (fase flaksid) dan tampak bingung
Pasien sering tidur setelah bangkitan selesai
Bangkitan
parsial
sederhana
Tidak terjadi perubahan kesadaran
Bangkitan dimulai dari lengan, tungkai atau
muka kemudian menyebar pada sisi yang
sama
Kepala mungkin berpaling ke arah bagian
tubuh yang mengalami kejang
Bangkitan
parsial
kompleks
Bangkitan fokal disertai terganggunya
kesadaran
Seringdiikuti automatisme yang stereotipik
seperti mengunyah, menelan, tertawa
Kepala berpaling ke bagian tubuh yang
mengalami kejang
Bangkitan
umum
sekunder
Berkembang dari bangkitan parsial
sederhana atau kompleks yang waktu
singkat menjadi bangkitan umum
Bangkitan parsial dapat berupa aura
Bangkitan umum yang terjadi biasanya
bersifat kejang tonik klonik
Jenis Epilepsi
Status Epilepsi
Kejang yang
berlangsung
terus
menerus
atau
berulang
minimal 30
menit tanpa
pemulihan.
Catamenial
Kejang yang
berhubungan
dengan
siklus
menstruasi
Fotosensitif
Dipengaruhi oleh cahaya
Penatalaksanaan
• Penanganan/terapi epilepsi untuk mencapai kualitas hidup
yang optimal akibat perjalanan penyakit epilepsi, disabilitas
fisik dan mental yang dimiliki.
• Epilepsi dapat berdampak terhadap perkembangan
emosional, perkembangan sosial dan perkembangan fisik
• Sekitar 80% pasien yang mengalami epilepsi mempunyai
kondisi yang dapat dikontrol dengan obat antiepilepsi .
Selama Kejang
• Penatalaksanaan dilakukan untuk mencegah cedera.
• Dukungan yang diberikan meliputi dukungan fisik dan psikologis.
– Berikan privasi dan perlindungan
– Amankan pasien, lindungi kepala dengan bantalan. Jika
ditempat tidur singkirkan bantal dan tinggikan side rails.
– Lepaskan pakaian yang ketat
– Singkirkan alat yang dapat mencederai.
– Jangan berusaha untuk membuka rahang/memasukkan sesuatu
pada saat spasme.
– Hindari restrain
– Jika memungkinkan, tempatkan pasien dalam posisi miring pada
salah satu sisi dengan kepala fleksi kedepan yang
memungkinkan lidah jatuh dan memudahkan pengeluaran saliva
dan mukus.
Setelah Kejang
• Pertahankan pasien pada salah satu sisi untuk
mencegah aspirasi. Pastikan jalan napas paten.
• Orientasikan terhadap lingkungan saat pasien
bangun
ALZHEIMER DISEASE
• Penyakit Alzheimer adalah dimensia progresif yang
ditandai dengan kematian luas neuron otak, terutama di
nukleus basalis.
• Saraf ini berproyeksi ke seluruh hemisfer yang
bertanggung jawab untuk memori dan kognisi.
• Nukleus basalis melepaskan asetilkolin yang penting
untuk memori jangka pendek.
• Enzim kolin asetiltransferase yang bertanggung jawab
untuk produksi asetilkolin berkurang hingga 90% pada
pasien yang meninggal akibat Alzheimer.
Etiologi dan Patogenesis
• Analisis kimia untuk isi plak neuritik menunjukkan
bahwa inti plak terdiri dari peptida, yaitu protein
amiloid-beta yang merupakan fragmen protein yang
lebih besar dan protein prekursor amiloid (APP)
yang dikode oleh gen pada kromosom 21.
• Beberapa penelitian menunjukkan bahwa glutamat
yang berlebihan atau sensitivitas sel abnormal
terhadap glutamat menyebabkan terlalu banyak
kalsium yang masuk ke sel saraf sehingga
menyebabkan kematian sel neuron.
• Apapun mekanisme seluler yang mendasari, hasil
akhir proses patogenetik penyakit Alzheimer adalah
kematian neuron pada area spesifik koreteks
serebri yang berhubungan dengan aspek kognisi,
terutama hipokampus serta struktur yang
berdekatan dan neurokorteks temporal.
Gambaran Klinis
• Pada awal perjalanan penyakit: gangguan memori
terutama memori jangka pendek. Pasien mengalami
kesulitan belajar dan mengingat informasi baru.
• Pada tahap lanjut, gangguan memori bersamaan
dengan defisit atensi menyebabkan disorientasi waktu.
Terjadi kesulitan mencari kata-kata dan hilangnya
pengetahuan umum, gangguan persepsi, kehilangan
fungsi kognitif global-amnesia, afasia, apraksia dan
agnosia.
Penatalaksanaan
• Bantuan memori sederhana dapat menolong pada tahap
awal penyakit, misalnya menggunakan label, buku harian.
Pasien harus menggunakan gelang Medicalert.
• Beberapa obat yang memperkuat efek kolinergik untuk
memperbaiki memori pada tahap awal.
• Obat inhibitor kolinesterase (denopezil, rivastigmin, dan
galantamin).
• Pada tahap lanjut, membutuhkan jasa eksternal seperti
perawatan psikiatri komunitas, RS khusus siang hari,
perawatan luar dan informasi dari organisasi khusus seperti
Asosiasi Alzheimer Indonesia.
INFEKSI SUSUNAN SARAF PUSAT
MENINGITIS
• Meningitis adalah inflamasi meningen yaitu membran yang
membungkus otak dan spinal cord yang dapat disebabkan
oleh beberapa agen infeksi termasuk virus dan bakteri.
• Klasifikasi:
– Akut dan kronis
– Aseptik dan sepsis (Bakteri)
Patofisiologi
Gangguan neurologis, hidrosefalus dan PTIK
Pembentukan eksudat dan menyebar ke saraf kranial dan spinal
Reaksi radang pada meningen. MO di ruang subarachnod menimbulkan
inflamasi pada piamataer, arachnoid, CSF dan ventrikel
Masuk melalui aliran darah dan melintasi sawar darah otak
Infeksi dari tempat lain atau perluasan infeksi langsung setelah cedera tulang
wajah atau sekunder dari prosedur invasif.
Manifestasi Klinik
• Gejala triad meningitis: nyeri kepala, demam dan
meningism (rigiditas nukal atau kaku leher).
• Gejala meningitis akut sama dengan meningitis kronik
meliputi nyeri kepala, demam, muntah dan gangguan
mental.
• Nyeri kepala dan demam merupakan gejala awal yang
sering.
Tanda iritasi meningen
Karakteristik CSF berdasarkan Jenis Meningitis
Karakteristik CSF Normal CSF
Meningitis
Bakteri Virus TB Criptokokus
Tekanan ++++ Normal
sampai +
+++ ++++
Warna cairan Jernih Berawan, keruh Jernih Jernih atau
kekuning-
kuningan
Jernih
WBC
(Leukosit/mm3)
<5 100-20000
sebagian besar
neutropil
Neonatus >20
Immunocompromis
ed mungkin WBC
<100
10-700
Sebagian
besar
limfosit
<500 sebagian
besar limfosit
<800
Sebagian besar
limfosit
Protein Pandi –
<40 mg/dl
Pandi +
100-500 mg/dl
Pandi - Pandi + Pandi -
Pemeriksaan lain _ Pewarnaan gram + - AFB Tinta india
CSF: cerebrospinal fluid, TB: Tuberculosis, WBC: white blood cell, AFB: acid-fast bacillus
Penatalaksanaan
• Antibiotik dosis tinggi parenteral selama 2 minggu.
• MTB: isoniazid oral (5 mg/kg), rifampicin (10 mg/kg),
pyrazinamide (25 mg/kg, maksimal 2 g/hari) dan
streptomycin intramuskuler (20 mg/kg, maksimal 1 g/hari)
selama 3 bulan
• Isoniazid, rifampicin dan pyrazinamid oral dengan dosis
yang sama selama 6 bulan.
• Ethambutol (20 mg/kg, maksimal 1.2 g/hari) diganti dengan
streptomycin pada pasien yang terinfeksi HIV dan diberikan
selama 3 bulan jika sebelumnya mendapatkan pengobatan
tuberculosis
• Dexamethason dosis tapering (12-16 mg/hari) selama 4-6
minggu.
• Manitol hanya digunakan pada dekompensasi akut.
• Diuretik: Acetazolamide (100 mg/kg) dan furosemide (1
mg/kg) dapat diberikan dalam periode lama hingga 1 bulan
ENSEFALITIS
• Ensefalitis adalah inflamasi jaringan otak sering
terjadi pada hemisfer serebral, batang otak dan
serebellum, lebih sering disebabkan oleh virus
meskipun juga dapat terjadi karena bakteri, jamur
atau infeksi parasit.
Patofisiologi
Kematian
Herniasi
kompresi pembuluh darah dan meningkatkan tekanan intrakranial
respon inflamasi, gangguan fungsi saraf, kongesti perivaskuler, perdarahan, edema
dan nekrosis
melalui hematogen serabut saraf mencapai otak
Penyebab infeksi : virus, bakteri, jamur atau infeksi parasit.
Manifestasi Klinik
Perubahan status
mental ringan sampai
koma
Perubahan pola
napas, demam, nyeri
kepala, kaku leher dan
muntah
Gejala neurologis
terjadi dalam 24-48
jam setelah onset
Kejang, kelumpuhan
nervus cranialis
Kesulitan berbicara,
penurunan pergerakan
dan sensasi pada
ekstremitas, refleks
tendon tidak ada atau
mengalami
peningkatan
Terjadi tiba-tiba
Penatalaksanaan
• Acyclovir 10 mg/Kg BB/8 jam IV, Kortikosteroid,
Antiepilepsi.
• Terapi oksigen, ventilasi mekanik jika terjadi
gangguan pertukaran gas.
• Perawat dan dokter perlu melakukan pengkajian
neurologis terus menerus
ABSES OTAK
• Abses otak merupakan akumulasi pus dalam
jaringan otak akibat infeksi lokal maupun sistemik.
• Sebagian besar disebabkan oleh streptokokus dan
stapilokokus.
• Penyebab yang jarang seperti pseudomonas dan
jamur.
Patofisiologi
Organisme piogenik masuk ke
dalam otak melalui : implantasi
langsung, penyebaran infeksi
reaksi peradangan lokal
(edema, hyperemia, infiltrasi
lekosit)
Abses nampak kongesti,
sembab, lunak, perdarahan
petechial & neutropil.
Bagian tengah melunak dan
membentuk ruang abses
Abses membesar kemudian pecah
dan masuk ke ventrikulus atau
ruang sub arachnoid
Manifestasi Klinik
Nyeri kepala, mual, muntah, demam, penurunan
kesadaran, kejang fokal atau umum, kaku leher
Tanda
neurologis fokal
tergantung
pada lokasi
abses.
Abses pada lobus frontal menyebabkan afasia.
Abses serebelum menyebabkan gangguan koordinasi
dan ataksia.
Penatalaksanaan
Antibiotik
• Diberikan selama 6-8
minggu (lebih sering
secara intravena
selama 2 minggu dan
dilanjutkan dengan
antibiotik oral 4-6
minggu).
Pembedahan
• Dipertimbangkan
jika lesi multipel
• Diameter <3 cm
• Disertai infeksi
(meningitis atau
ependymitis).
• Aspirasi sering
dilakukan jika lokasi
abses dibagian dalam
dengan diameter >3cm
khususnya jika
lokasinya
diperiventrikel.
• Craniotomy dengan
eksisi abses komplit
dilakukan jika terjadi
PTIK, TBI, atau lesi
difossa posterior.
Komplikasi
• Ruptur intraventrikuler merupakan komplikasi
dengan kematian lebih dari 84.5%.
• Pasien yang tetap bertahan sering mengalami
defisit neurologis permanen termasuk hemiparesis
dan disfungsi kognitif.
• Kejang juga merupakan komplikasi yang sering
terjadi setelah 5 tahun
SEREBRAL PALSY
• Cerebral Palsy (CP) adalah gangguan pergerakan
dan postur yang terjadi selama infant atau anak-
anak yang disebabkan oleh kerusakan nonprogresif
otak sebelum, selama atau segera setelah lahir.
• Lesi otak terjadi selama prenatal, perinatal (28
minggu kehamilan – 7 hari post natal), atau post
natal (2 tahun pertama kehidupan).
Faktor Risiko
Prenatal
• Prematur, BBLR, Epilepsi maternal, Hipertiroidism, Infeksi
(TORCH), perdarahan trimester III, eklampsia, penyalahgunaan
obat, trauma, kehamilan multipel, insufisiensi plasenta.
Perinatal
• Partus lama, presentation anomalies, perdarahan vagina saat akan
melahirkan, bradikardia, hipoksia
Postnatal
• Infeksi CNS, Hipoksia, kejang, hiperbillirubinemia, cedera kepala
Klasifikasi
Klasifikasi Anatomi Klasifikasi Klinik
(Letak Lesi)
 Hemiplegia
 Diplegia
 Triplegia
 Kuadriplegia/Tetraplegia
 Monoplegia
 Spastik (lokasi korteks)
 Diskinetik (Ganglia basal, sistem ekstrapiramidal)
 Ataksik/Hipotonik (Cerebelum)
 Campuran (difus)
Penatalaksanaan
• Cerebral palsy tidak dapat disembuhkan tetapi
banyak hal bisa dilakukan agar anak dapat hidup
mandiri.
• Physioterapi, terapi okupasi untuk membantu
mengurangi spastik dan meningkatkan fungsi.
• Pengobatan untuk spastik dan diskinesia seperti
baclofen, tizanidine, trihexphenidyl)

More Related Content

What's hot

Sop senam hamil
Sop senam hamilSop senam hamil
Sop senam hamil
AdiSusilo27
 
Thermoregulasi
ThermoregulasiThermoregulasi
ThermoregulasiKindal
 
Jenis model Dokumentasi Keperawatan
Jenis model Dokumentasi KeperawatanJenis model Dokumentasi Keperawatan
Jenis model Dokumentasi Keperawatan
pjj_kemenkes
 
Teori keperawatan virginia handerson
Teori keperawatan virginia handersonTeori keperawatan virginia handerson
Teori keperawatan virginia handersonRara Niken FA
 
Posisi pasien kdtk 1
Posisi pasien kdtk 1Posisi pasien kdtk 1
Posisi pasien kdtk 1
AnggerRizkaVirgianti
 
Leaflet diabetes melitus
Leaflet diabetes melitusLeaflet diabetes melitus
Leaflet diabetes melitus
Warnet Raha
 
askep
askepaskep
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN KEJANG DEMAM
LAPORAN PENDAHULUAN  ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN  KEJANG DEMAMLAPORAN PENDAHULUAN  ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN  KEJANG DEMAM
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN KEJANG DEMAM
Ariefiandra Ariefiandra
 
Copy of asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan anemia.presentasipptx
Copy of asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan anemia.presentasipptxCopy of asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan anemia.presentasipptx
Copy of asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan anemia.presentasipptxOperator Warnet Vast Raha
 
hisprung Kelompok 4 non reg a bu henik
hisprung Kelompok 4 non reg a bu henikhisprung Kelompok 4 non reg a bu henik
hisprung Kelompok 4 non reg a bu henikDewi_Dera
 
Mengatur posisi
Mengatur posisiMengatur posisi
Mengatur posisiharuna_06
 
Anatomi fisiologi sistem-saraf
Anatomi fisiologi sistem-sarafAnatomi fisiologi sistem-saraf
Anatomi fisiologi sistem-saraf
Catur Rini
 
Resume ibs
Resume ibsResume ibs
Resume ibs
fadlullah karami
 
Konsep Asuhan Keperawatan Steven Johnson Sindrom
Konsep Asuhan Keperawatan Steven Johnson SindromKonsep Asuhan Keperawatan Steven Johnson Sindrom
Konsep Asuhan Keperawatan Steven Johnson Sindrom
Encepal Cere
 
Uji kompetensi dan Registrasi Tenaga Gizi
Uji kompetensi dan Registrasi Tenaga GiziUji kompetensi dan Registrasi Tenaga Gizi
Uji kompetensi dan Registrasi Tenaga Gizi
Manji Lala
 
PPT Ronde Keperawatan
PPT Ronde KeperawatanPPT Ronde Keperawatan
PPT Ronde KeperawatanNovy Sari
 
Evidence based practice pada keperawatan bencana.pptx
Evidence based practice pada keperawatan bencana.pptxEvidence based practice pada keperawatan bencana.pptx
Evidence based practice pada keperawatan bencana.pptx
Alva Cherry Mustamu
 

What's hot (20)

Diagnosa Nanda
Diagnosa NandaDiagnosa Nanda
Diagnosa Nanda
 
Sop senam hamil
Sop senam hamilSop senam hamil
Sop senam hamil
 
Thermoregulasi
ThermoregulasiThermoregulasi
Thermoregulasi
 
Jenis model Dokumentasi Keperawatan
Jenis model Dokumentasi KeperawatanJenis model Dokumentasi Keperawatan
Jenis model Dokumentasi Keperawatan
 
Teori keperawatan virginia handerson
Teori keperawatan virginia handersonTeori keperawatan virginia handerson
Teori keperawatan virginia handerson
 
Posisi pasien kdtk 1
Posisi pasien kdtk 1Posisi pasien kdtk 1
Posisi pasien kdtk 1
 
Leaflet diabetes melitus
Leaflet diabetes melitusLeaflet diabetes melitus
Leaflet diabetes melitus
 
askep
askepaskep
askep
 
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN KEJANG DEMAM
LAPORAN PENDAHULUAN  ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN  KEJANG DEMAMLAPORAN PENDAHULUAN  ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN  KEJANG DEMAM
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN KEJANG DEMAM
 
Copy of asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan anemia.presentasipptx
Copy of asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan anemia.presentasipptxCopy of asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan anemia.presentasipptx
Copy of asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan anemia.presentasipptx
 
Sindrom Nefrotik
Sindrom NefrotikSindrom Nefrotik
Sindrom Nefrotik
 
hisprung Kelompok 4 non reg a bu henik
hisprung Kelompok 4 non reg a bu henikhisprung Kelompok 4 non reg a bu henik
hisprung Kelompok 4 non reg a bu henik
 
Mengatur posisi
Mengatur posisiMengatur posisi
Mengatur posisi
 
Anatomi fisiologi sistem-saraf
Anatomi fisiologi sistem-sarafAnatomi fisiologi sistem-saraf
Anatomi fisiologi sistem-saraf
 
Resume ibs
Resume ibsResume ibs
Resume ibs
 
Konsep Asuhan Keperawatan Steven Johnson Sindrom
Konsep Asuhan Keperawatan Steven Johnson SindromKonsep Asuhan Keperawatan Steven Johnson Sindrom
Konsep Asuhan Keperawatan Steven Johnson Sindrom
 
Uji kompetensi dan Registrasi Tenaga Gizi
Uji kompetensi dan Registrasi Tenaga GiziUji kompetensi dan Registrasi Tenaga Gizi
Uji kompetensi dan Registrasi Tenaga Gizi
 
PPT Ronde Keperawatan
PPT Ronde KeperawatanPPT Ronde Keperawatan
PPT Ronde Keperawatan
 
142826760 leaflet-nutrisi-post-op
142826760 leaflet-nutrisi-post-op142826760 leaflet-nutrisi-post-op
142826760 leaflet-nutrisi-post-op
 
Evidence based practice pada keperawatan bencana.pptx
Evidence based practice pada keperawatan bencana.pptxEvidence based practice pada keperawatan bencana.pptx
Evidence based practice pada keperawatan bencana.pptx
 

Similar to Patofisiologi kelainan sistem persarafan

kupdf.net_ppt-epilepsi.pdf
kupdf.net_ppt-epilepsi.pdfkupdf.net_ppt-epilepsi.pdf
kupdf.net_ppt-epilepsi.pdf
ErwinantoKarimAmrull
 
askep Seizure atau epilepsi
askep Seizure atau epilepsiaskep Seizure atau epilepsi
askep Seizure atau epilepsi
STIKES FORT DE KOCK BUKITTINGGI
 
Farmakoterapi EPILEPSI, farmasi, penyakit
Farmakoterapi EPILEPSI, farmasi, penyakitFarmakoterapi EPILEPSI, farmasi, penyakit
Farmakoterapi EPILEPSI, farmasi, penyakit
LisaSofitriana
 
Mencegah Gejala Sisa Neurologis Rev
Mencegah Gejala Sisa Neurologis RevMencegah Gejala Sisa Neurologis Rev
Mencegah Gejala Sisa Neurologis Revmsholehkosim
 
Mencegah Gejala Sisa Neurologis Rev
Mencegah Gejala Sisa Neurologis RevMencegah Gejala Sisa Neurologis Rev
Mencegah Gejala Sisa Neurologis Revmsholehkosim
 
Farmakologi antiepilepsi
Farmakologi antiepilepsiFarmakologi antiepilepsi
Farmakologi antiepilepsi
maulianaamirudin
 
Kelompok 5 Skenario 1.pptx
Kelompok 5 Skenario 1.pptxKelompok 5 Skenario 1.pptx
Kelompok 5 Skenario 1.pptx
MuhammadImamHanafi2
 
PPT_State of the Art and Challenges in Epilepsy.pptx
PPT_State of the Art and Challenges in Epilepsy.pptxPPT_State of the Art and Challenges in Epilepsy.pptx
PPT_State of the Art and Challenges in Epilepsy.pptx
ssuser13bf79
 
Epilepsi dan anti epilepsi . dyah sekar nirwana
Epilepsi dan anti epilepsi . dyah sekar nirwanaEpilepsi dan anti epilepsi . dyah sekar nirwana
Epilepsi dan anti epilepsi . dyah sekar nirwanaDyah Sekar Nirwana
 
Patofisologi farmasi semster2
Patofisologi farmasi semster2Patofisologi farmasi semster2
Patofisologi farmasi semster2Nova Lestary
 
Gadar_Neurologi.ppt
Gadar_Neurologi.pptGadar_Neurologi.ppt
Gadar_Neurologi.ppt
sardiantidwitirta
 
Epilepsi revisi pak arif Baiq Qorin
Epilepsi revisi pak arif Baiq QorinEpilepsi revisi pak arif Baiq Qorin
Epilepsi revisi pak arif Baiq Qorin
Okis2
 

Similar to Patofisiologi kelainan sistem persarafan (20)

Tugas eke AKPER PEMKAB MUNA
Tugas eke  AKPER PEMKAB MUNATugas eke  AKPER PEMKAB MUNA
Tugas eke AKPER PEMKAB MUNA
 
kupdf.net_ppt-epilepsi.pdf
kupdf.net_ppt-epilepsi.pdfkupdf.net_ppt-epilepsi.pdf
kupdf.net_ppt-epilepsi.pdf
 
Epilepsi
EpilepsiEpilepsi
Epilepsi
 
38128375 epilepsi
38128375 epilepsi38128375 epilepsi
38128375 epilepsi
 
askep Seizure atau epilepsi
askep Seizure atau epilepsiaskep Seizure atau epilepsi
askep Seizure atau epilepsi
 
Farmakoterapi EPILEPSI, farmasi, penyakit
Farmakoterapi EPILEPSI, farmasi, penyakitFarmakoterapi EPILEPSI, farmasi, penyakit
Farmakoterapi EPILEPSI, farmasi, penyakit
 
Mencegah Gejala Sisa Neurologis Rev
Mencegah Gejala Sisa Neurologis RevMencegah Gejala Sisa Neurologis Rev
Mencegah Gejala Sisa Neurologis Rev
 
Mencegah Gejala Sisa Neurologis Rev
Mencegah Gejala Sisa Neurologis RevMencegah Gejala Sisa Neurologis Rev
Mencegah Gejala Sisa Neurologis Rev
 
Farmakologi antiepilepsi
Farmakologi antiepilepsiFarmakologi antiepilepsi
Farmakologi antiepilepsi
 
Kelompok 5 Skenario 1.pptx
Kelompok 5 Skenario 1.pptxKelompok 5 Skenario 1.pptx
Kelompok 5 Skenario 1.pptx
 
Demam pada anak
Demam pada anakDemam pada anak
Demam pada anak
 
Demam pada anak
Demam pada anakDemam pada anak
Demam pada anak
 
Demam pada anak AKPER PEMKAB MUNA
Demam pada anak AKPER PEMKAB MUNA Demam pada anak AKPER PEMKAB MUNA
Demam pada anak AKPER PEMKAB MUNA
 
PPT_State of the Art and Challenges in Epilepsy.pptx
PPT_State of the Art and Challenges in Epilepsy.pptxPPT_State of the Art and Challenges in Epilepsy.pptx
PPT_State of the Art and Challenges in Epilepsy.pptx
 
Epilepsi dan anti epilepsi . dyah sekar nirwana
Epilepsi dan anti epilepsi . dyah sekar nirwanaEpilepsi dan anti epilepsi . dyah sekar nirwana
Epilepsi dan anti epilepsi . dyah sekar nirwana
 
129281580 referat-koma
129281580 referat-koma129281580 referat-koma
129281580 referat-koma
 
Patofisologi farmasi semster2
Patofisologi farmasi semster2Patofisologi farmasi semster2
Patofisologi farmasi semster2
 
Gadar_Neurologi.ppt
Gadar_Neurologi.pptGadar_Neurologi.ppt
Gadar_Neurologi.ppt
 
Kejang demam pada anak
Kejang demam pada anakKejang demam pada anak
Kejang demam pada anak
 
Epilepsi revisi pak arif Baiq Qorin
Epilepsi revisi pak arif Baiq QorinEpilepsi revisi pak arif Baiq Qorin
Epilepsi revisi pak arif Baiq Qorin
 

More from ardiners

Dokumentasi gadar 2020
Dokumentasi gadar 2020Dokumentasi gadar 2020
Dokumentasi gadar 2020
ardiners
 
Asuhan keperawatan pada trauma medula spinalis
Asuhan keperawatan pada trauma medula spinalisAsuhan keperawatan pada trauma medula spinalis
Asuhan keperawatan pada trauma medula spinalis
ardiners
 
Askep stroke
Askep stroke Askep stroke
Askep stroke
ardiners
 
Perspektif kep medikal bedah
Perspektif kep medikal bedahPerspektif kep medikal bedah
Perspektif kep medikal bedah
ardiners
 
Modul pencernaan d3
Modul pencernaan d3Modul pencernaan d3
Modul pencernaan d3
ardiners
 
Hyperthyroidism
HyperthyroidismHyperthyroidism
Hyperthyroidism
ardiners
 
Universal precaution
Universal precautionUniversal precaution
Universal precaution
ardiners
 
Perspektif keperawatan Medikal Bedah
Perspektif keperawatan Medikal BedahPerspektif keperawatan Medikal Bedah
Perspektif keperawatan Medikal Bedah
ardiners
 

More from ardiners (8)

Dokumentasi gadar 2020
Dokumentasi gadar 2020Dokumentasi gadar 2020
Dokumentasi gadar 2020
 
Asuhan keperawatan pada trauma medula spinalis
Asuhan keperawatan pada trauma medula spinalisAsuhan keperawatan pada trauma medula spinalis
Asuhan keperawatan pada trauma medula spinalis
 
Askep stroke
Askep stroke Askep stroke
Askep stroke
 
Perspektif kep medikal bedah
Perspektif kep medikal bedahPerspektif kep medikal bedah
Perspektif kep medikal bedah
 
Modul pencernaan d3
Modul pencernaan d3Modul pencernaan d3
Modul pencernaan d3
 
Hyperthyroidism
HyperthyroidismHyperthyroidism
Hyperthyroidism
 
Universal precaution
Universal precautionUniversal precaution
Universal precaution
 
Perspektif keperawatan Medikal Bedah
Perspektif keperawatan Medikal BedahPerspektif keperawatan Medikal Bedah
Perspektif keperawatan Medikal Bedah
 

Recently uploaded

(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx
04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx
04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx
zirmajulianda1
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPIPERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
nirmalaamir3
 
342048743-MATERI-KONSELING-MENYUSUI.pptx
342048743-MATERI-KONSELING-MENYUSUI.pptx342048743-MATERI-KONSELING-MENYUSUI.pptx
342048743-MATERI-KONSELING-MENYUSUI.pptx
serdangahmad
 
Konsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdf
Konsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdfKonsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdf
Konsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdf
roomahmentari
 
Kebutuhan khusus pada permasalahan psikologis.pptx
Kebutuhan khusus  pada permasalahan psikologis.pptxKebutuhan khusus  pada permasalahan psikologis.pptx
Kebutuhan khusus pada permasalahan psikologis.pptx
royalbalidigitalprin
 
CDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOM
CDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOMCDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOM
CDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOM
LinaJuwairiyah1
 

Recently uploaded (7)

(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
 
04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx
04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx
04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPIPERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
 
342048743-MATERI-KONSELING-MENYUSUI.pptx
342048743-MATERI-KONSELING-MENYUSUI.pptx342048743-MATERI-KONSELING-MENYUSUI.pptx
342048743-MATERI-KONSELING-MENYUSUI.pptx
 
Konsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdf
Konsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdfKonsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdf
Konsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdf
 
Kebutuhan khusus pada permasalahan psikologis.pptx
Kebutuhan khusus  pada permasalahan psikologis.pptxKebutuhan khusus  pada permasalahan psikologis.pptx
Kebutuhan khusus pada permasalahan psikologis.pptx
 
CDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOM
CDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOMCDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOM
CDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOM
 

Patofisiologi kelainan sistem persarafan

  • 2. PENURUNAN KESADARAN • Kesadaran adalah pengetahuan penuh terhadap diri, lokasi waktu dan lingkungan. • Koma: keadaan tidak sadar total terhadap diri dan lingkungan meskipun distimulasi dengan kuat. • Diantara sadar dan koma terdapat variasi gangguan kesadaran. • Agar sadar penuh, diperlukan sistem aktivasi retikular yang utuh.
  • 4. Penatalaksanaan • Tatalaksana gawat darurat adalah proteksi fungsi sirkulasi dan pernapasan. • Penyebab reversibel yang akut harus segera ditangani seperti hipoglikemia (50 ml dektrose 50% IV), tanda-tanda overdosis obat (antidot seperti nalokson untuk opiat) • Lakukan pemeriksaan fisik untuk mencari tanda-tanda trauma, infeksi, epilepsi.
  • 5. PENINGKATAN TEKANAN INTRAKRANIAL • Peningkatan TIK dapat terjadi pada : – Cedera kepala – Perdarahan intrakranial – Stroke emboli – Gangguan produksi atau absorpsi cairan serebrospinalis – Infeksi – Tumor.
  • 6. Patofisiologi Tekanan Intrakranial • Tekanan intrakranial adalah tekanan dalam kubah intrakranial. • Menurut Hipotesis “Monroe-Kellie” volume intrakranial dalam tengkorak yang utuh adalah suatu system tertutup, yang berarti bahwa keseluruhan volume yang terkandung didalamnya adalah tetap.
  • 7. • Berbagai mekanisme homeostasis berfungsi untuk tetap mempertahankan volume setelah kejadian patofisiologis yang mempengaruhi isi intrakranial. • Tiga komponen kubah intrakranial: – Jaringan otak – CSF – Darah Intrakranial
  • 8. • Tekanan intrakranial yang normal pada orang dewasa berkisar 0-15 mmHg. Peningkatan TIK >20 mmHg dapat mengakibatkan cedera otak. • Tekanan intra kranial normal berdasarkan umur: Umur Rentang Normal TIK (mmHg) Neonatus <2 Infant (<1 tahun) 1.5-6 Anak 3-7 Remaja (>15 tahun) <15 Dewasa <15
  • 9. Penyebab PTIK • Hidrosefalus non obstruktif, Hidrosefalus obstruktif, Pseudotumor serebri Peningkatan Volume CSF • Asidosis, Peningkatan tekanan atrium kanan, PaCO2 arteri yang tinggi, Trombosis sinus dural Peningkatan volume darah • Iskemia dan nekrosis, Infeksi, Perdarahan, Tumor, Edema sitotoksik, Edema vasogenik Peningkatan volume jaringan otak Mekanisme kompensasi
  • 10. Tanda Klinis PTIK • Pasien PTIK sering mengalami nyeri kepala, mual, muntah dan penurunan kesadaran yang progresif. PTIK yang berlanjut mengakibatkan penurunan suplai darah otak dan herniasi serebri. Herniasi menciptakan tekanan yang akan menyebabkan cedera otak dan kemungkinan kematian. • Cushing Triad. Cushing Triad pada PTIK meliputi bradikardia, hipertensi, dan pola napas irregular akibat disfungsi otonom karena kompresi pada batang otak.
  • 11. • Tindakan untuk mengontrol TIK – Tinggikan kepala tempat tidur sampai 30o – Pertahankan posisi kepala dan leher dalam kesejajaran netral. – Lakukan tindakan mencegah manuver valsava (misalnya pelunak feses) – Berikan obat sesuai order untuk menurunkan TIK (diuretik, kortikosteroid).
  • 12. – Pertahankan suhu tubuh normal. – Berikan oksigen – Pertahankan pembatasan cairan – Hindari stimulus berulang (pengisapan, prosedur yang menimbulkan nyeri) – Berikan sedatif untuk menurunkan kebutuhan metabolisme.
  • 13. CONVULSI DAN EPILEPSI • Convulsi merupakan episode motorik, sensorik, autonomik atau aktivitas psikis abnormal (atau kombinasi semuanya) sebagai akibat dari muatan berlebihan yang tiba-tiba dari neuron serebral. • Epilepsi merupakan suatu keadaan yang cenderung mengalami kejang berulang yang disebabkan oleh lepasnya muatan listrik abnormal dan berlebihan di neuron-neuron secara paroksismal dan disebabkan oleh berbagai etiologi
  • 14. • Etiologi: – Idiopatik (epilepsi primer). – Simptomatik (insufisiensi vaskular, demam [pada masa anak-anak], cedera kepala, hipertensi, infeksi SSP, kondisi metabolik, tumor otak, stroke dan kanker metastasis. • Sasaran terapeutik segera adalah mengontrol kejang dan sasaran jangka panjang menetapkan dan mengontrol penyebab
  • 15. Patofisiologi Kelainan genetik, malformasi otak, trauma otak, tumor, perdarahan, abses, demam, hipoglikemia, hipomagnesemia, hipokalsemia, iskemia Mengaktifkan kanal kalsium dan membuka kanal kation yang tidak spesifik depolarisasi yang berlebihan Aktivasi motorik Aktivasi otonom Aktivasi otonom Kejang Kesan sensorik Me↑ produksi saliva Fungsi kompleks mempengaruhi fungsi kognitif dan emosional
  • 17. Bentuk Bangkitan Epilepsi Bangkitan umum lena Gangguan kesadaran mendadak (absence) berlangsung beberapa detik Selama bangkitan kegiatan motorik terhenti dan pasien diam tanpa reaksi Mata memandang jauh kedepan Mungkin terdapat automatisme Pemulihan kesadaran segera terjadi tanpa perasaan bingung Sesudah itu pasien melanjutkan aktivitas semula
  • 18. Bangkitan umum tonik klonik (sebelumnya dikenal grand mal) Dapat didahului prodromal (jeritan, sentakan) Kehilangan kesadaran, kaku (fase tonik) selama 10-30 detik, diikuti kejang kelojotan pada kedua lengan dan tungkai (fase klonik) selama 30-60 detik, dapat disertai mulut berbusa Selesai bangkitan pasien lemas (fase flaksid) dan tampak bingung Pasien sering tidur setelah bangkitan selesai
  • 19. Bangkitan parsial sederhana Tidak terjadi perubahan kesadaran Bangkitan dimulai dari lengan, tungkai atau muka kemudian menyebar pada sisi yang sama Kepala mungkin berpaling ke arah bagian tubuh yang mengalami kejang
  • 20. Bangkitan parsial kompleks Bangkitan fokal disertai terganggunya kesadaran Seringdiikuti automatisme yang stereotipik seperti mengunyah, menelan, tertawa Kepala berpaling ke bagian tubuh yang mengalami kejang
  • 21. Bangkitan umum sekunder Berkembang dari bangkitan parsial sederhana atau kompleks yang waktu singkat menjadi bangkitan umum Bangkitan parsial dapat berupa aura Bangkitan umum yang terjadi biasanya bersifat kejang tonik klonik
  • 22. Jenis Epilepsi Status Epilepsi Kejang yang berlangsung terus menerus atau berulang minimal 30 menit tanpa pemulihan. Catamenial Kejang yang berhubungan dengan siklus menstruasi Fotosensitif Dipengaruhi oleh cahaya
  • 23. Penatalaksanaan • Penanganan/terapi epilepsi untuk mencapai kualitas hidup yang optimal akibat perjalanan penyakit epilepsi, disabilitas fisik dan mental yang dimiliki. • Epilepsi dapat berdampak terhadap perkembangan emosional, perkembangan sosial dan perkembangan fisik • Sekitar 80% pasien yang mengalami epilepsi mempunyai kondisi yang dapat dikontrol dengan obat antiepilepsi .
  • 24. Selama Kejang • Penatalaksanaan dilakukan untuk mencegah cedera. • Dukungan yang diberikan meliputi dukungan fisik dan psikologis. – Berikan privasi dan perlindungan – Amankan pasien, lindungi kepala dengan bantalan. Jika ditempat tidur singkirkan bantal dan tinggikan side rails. – Lepaskan pakaian yang ketat – Singkirkan alat yang dapat mencederai.
  • 25. – Jangan berusaha untuk membuka rahang/memasukkan sesuatu pada saat spasme. – Hindari restrain – Jika memungkinkan, tempatkan pasien dalam posisi miring pada salah satu sisi dengan kepala fleksi kedepan yang memungkinkan lidah jatuh dan memudahkan pengeluaran saliva dan mukus.
  • 26. Setelah Kejang • Pertahankan pasien pada salah satu sisi untuk mencegah aspirasi. Pastikan jalan napas paten. • Orientasikan terhadap lingkungan saat pasien bangun
  • 27. ALZHEIMER DISEASE • Penyakit Alzheimer adalah dimensia progresif yang ditandai dengan kematian luas neuron otak, terutama di nukleus basalis. • Saraf ini berproyeksi ke seluruh hemisfer yang bertanggung jawab untuk memori dan kognisi. • Nukleus basalis melepaskan asetilkolin yang penting untuk memori jangka pendek. • Enzim kolin asetiltransferase yang bertanggung jawab untuk produksi asetilkolin berkurang hingga 90% pada pasien yang meninggal akibat Alzheimer.
  • 28. Etiologi dan Patogenesis • Analisis kimia untuk isi plak neuritik menunjukkan bahwa inti plak terdiri dari peptida, yaitu protein amiloid-beta yang merupakan fragmen protein yang lebih besar dan protein prekursor amiloid (APP) yang dikode oleh gen pada kromosom 21. • Beberapa penelitian menunjukkan bahwa glutamat yang berlebihan atau sensitivitas sel abnormal terhadap glutamat menyebabkan terlalu banyak kalsium yang masuk ke sel saraf sehingga menyebabkan kematian sel neuron.
  • 29.
  • 30. • Apapun mekanisme seluler yang mendasari, hasil akhir proses patogenetik penyakit Alzheimer adalah kematian neuron pada area spesifik koreteks serebri yang berhubungan dengan aspek kognisi, terutama hipokampus serta struktur yang berdekatan dan neurokorteks temporal.
  • 31.
  • 32. Gambaran Klinis • Pada awal perjalanan penyakit: gangguan memori terutama memori jangka pendek. Pasien mengalami kesulitan belajar dan mengingat informasi baru. • Pada tahap lanjut, gangguan memori bersamaan dengan defisit atensi menyebabkan disorientasi waktu. Terjadi kesulitan mencari kata-kata dan hilangnya pengetahuan umum, gangguan persepsi, kehilangan fungsi kognitif global-amnesia, afasia, apraksia dan agnosia.
  • 33. Penatalaksanaan • Bantuan memori sederhana dapat menolong pada tahap awal penyakit, misalnya menggunakan label, buku harian. Pasien harus menggunakan gelang Medicalert. • Beberapa obat yang memperkuat efek kolinergik untuk memperbaiki memori pada tahap awal. • Obat inhibitor kolinesterase (denopezil, rivastigmin, dan galantamin). • Pada tahap lanjut, membutuhkan jasa eksternal seperti perawatan psikiatri komunitas, RS khusus siang hari, perawatan luar dan informasi dari organisasi khusus seperti Asosiasi Alzheimer Indonesia.
  • 35. MENINGITIS • Meningitis adalah inflamasi meningen yaitu membran yang membungkus otak dan spinal cord yang dapat disebabkan oleh beberapa agen infeksi termasuk virus dan bakteri. • Klasifikasi: – Akut dan kronis – Aseptik dan sepsis (Bakteri)
  • 36. Patofisiologi Gangguan neurologis, hidrosefalus dan PTIK Pembentukan eksudat dan menyebar ke saraf kranial dan spinal Reaksi radang pada meningen. MO di ruang subarachnod menimbulkan inflamasi pada piamataer, arachnoid, CSF dan ventrikel Masuk melalui aliran darah dan melintasi sawar darah otak Infeksi dari tempat lain atau perluasan infeksi langsung setelah cedera tulang wajah atau sekunder dari prosedur invasif.
  • 37. Manifestasi Klinik • Gejala triad meningitis: nyeri kepala, demam dan meningism (rigiditas nukal atau kaku leher). • Gejala meningitis akut sama dengan meningitis kronik meliputi nyeri kepala, demam, muntah dan gangguan mental. • Nyeri kepala dan demam merupakan gejala awal yang sering.
  • 39. Karakteristik CSF berdasarkan Jenis Meningitis Karakteristik CSF Normal CSF Meningitis Bakteri Virus TB Criptokokus Tekanan ++++ Normal sampai + +++ ++++ Warna cairan Jernih Berawan, keruh Jernih Jernih atau kekuning- kuningan Jernih WBC (Leukosit/mm3) <5 100-20000 sebagian besar neutropil Neonatus >20 Immunocompromis ed mungkin WBC <100 10-700 Sebagian besar limfosit <500 sebagian besar limfosit <800 Sebagian besar limfosit Protein Pandi – <40 mg/dl Pandi + 100-500 mg/dl Pandi - Pandi + Pandi - Pemeriksaan lain _ Pewarnaan gram + - AFB Tinta india CSF: cerebrospinal fluid, TB: Tuberculosis, WBC: white blood cell, AFB: acid-fast bacillus
  • 40. Penatalaksanaan • Antibiotik dosis tinggi parenteral selama 2 minggu. • MTB: isoniazid oral (5 mg/kg), rifampicin (10 mg/kg), pyrazinamide (25 mg/kg, maksimal 2 g/hari) dan streptomycin intramuskuler (20 mg/kg, maksimal 1 g/hari) selama 3 bulan • Isoniazid, rifampicin dan pyrazinamid oral dengan dosis yang sama selama 6 bulan.
  • 41. • Ethambutol (20 mg/kg, maksimal 1.2 g/hari) diganti dengan streptomycin pada pasien yang terinfeksi HIV dan diberikan selama 3 bulan jika sebelumnya mendapatkan pengobatan tuberculosis • Dexamethason dosis tapering (12-16 mg/hari) selama 4-6 minggu. • Manitol hanya digunakan pada dekompensasi akut. • Diuretik: Acetazolamide (100 mg/kg) dan furosemide (1 mg/kg) dapat diberikan dalam periode lama hingga 1 bulan
  • 42. ENSEFALITIS • Ensefalitis adalah inflamasi jaringan otak sering terjadi pada hemisfer serebral, batang otak dan serebellum, lebih sering disebabkan oleh virus meskipun juga dapat terjadi karena bakteri, jamur atau infeksi parasit.
  • 43. Patofisiologi Kematian Herniasi kompresi pembuluh darah dan meningkatkan tekanan intrakranial respon inflamasi, gangguan fungsi saraf, kongesti perivaskuler, perdarahan, edema dan nekrosis melalui hematogen serabut saraf mencapai otak Penyebab infeksi : virus, bakteri, jamur atau infeksi parasit.
  • 44. Manifestasi Klinik Perubahan status mental ringan sampai koma Perubahan pola napas, demam, nyeri kepala, kaku leher dan muntah Gejala neurologis terjadi dalam 24-48 jam setelah onset Kejang, kelumpuhan nervus cranialis Kesulitan berbicara, penurunan pergerakan dan sensasi pada ekstremitas, refleks tendon tidak ada atau mengalami peningkatan Terjadi tiba-tiba
  • 45. Penatalaksanaan • Acyclovir 10 mg/Kg BB/8 jam IV, Kortikosteroid, Antiepilepsi. • Terapi oksigen, ventilasi mekanik jika terjadi gangguan pertukaran gas. • Perawat dan dokter perlu melakukan pengkajian neurologis terus menerus
  • 46. ABSES OTAK • Abses otak merupakan akumulasi pus dalam jaringan otak akibat infeksi lokal maupun sistemik. • Sebagian besar disebabkan oleh streptokokus dan stapilokokus. • Penyebab yang jarang seperti pseudomonas dan jamur.
  • 47. Patofisiologi Organisme piogenik masuk ke dalam otak melalui : implantasi langsung, penyebaran infeksi reaksi peradangan lokal (edema, hyperemia, infiltrasi lekosit) Abses nampak kongesti, sembab, lunak, perdarahan petechial & neutropil. Bagian tengah melunak dan membentuk ruang abses Abses membesar kemudian pecah dan masuk ke ventrikulus atau ruang sub arachnoid
  • 48. Manifestasi Klinik Nyeri kepala, mual, muntah, demam, penurunan kesadaran, kejang fokal atau umum, kaku leher Tanda neurologis fokal tergantung pada lokasi abses. Abses pada lobus frontal menyebabkan afasia. Abses serebelum menyebabkan gangguan koordinasi dan ataksia.
  • 49. Penatalaksanaan Antibiotik • Diberikan selama 6-8 minggu (lebih sering secara intravena selama 2 minggu dan dilanjutkan dengan antibiotik oral 4-6 minggu). Pembedahan • Dipertimbangkan jika lesi multipel • Diameter <3 cm • Disertai infeksi (meningitis atau ependymitis). • Aspirasi sering dilakukan jika lokasi abses dibagian dalam dengan diameter >3cm khususnya jika lokasinya diperiventrikel. • Craniotomy dengan eksisi abses komplit dilakukan jika terjadi PTIK, TBI, atau lesi difossa posterior.
  • 50. Komplikasi • Ruptur intraventrikuler merupakan komplikasi dengan kematian lebih dari 84.5%. • Pasien yang tetap bertahan sering mengalami defisit neurologis permanen termasuk hemiparesis dan disfungsi kognitif. • Kejang juga merupakan komplikasi yang sering terjadi setelah 5 tahun
  • 51. SEREBRAL PALSY • Cerebral Palsy (CP) adalah gangguan pergerakan dan postur yang terjadi selama infant atau anak- anak yang disebabkan oleh kerusakan nonprogresif otak sebelum, selama atau segera setelah lahir. • Lesi otak terjadi selama prenatal, perinatal (28 minggu kehamilan – 7 hari post natal), atau post natal (2 tahun pertama kehidupan).
  • 52. Faktor Risiko Prenatal • Prematur, BBLR, Epilepsi maternal, Hipertiroidism, Infeksi (TORCH), perdarahan trimester III, eklampsia, penyalahgunaan obat, trauma, kehamilan multipel, insufisiensi plasenta. Perinatal • Partus lama, presentation anomalies, perdarahan vagina saat akan melahirkan, bradikardia, hipoksia Postnatal • Infeksi CNS, Hipoksia, kejang, hiperbillirubinemia, cedera kepala
  • 53. Klasifikasi Klasifikasi Anatomi Klasifikasi Klinik (Letak Lesi)  Hemiplegia  Diplegia  Triplegia  Kuadriplegia/Tetraplegia  Monoplegia  Spastik (lokasi korteks)  Diskinetik (Ganglia basal, sistem ekstrapiramidal)  Ataksik/Hipotonik (Cerebelum)  Campuran (difus)
  • 54.
  • 55.
  • 56.
  • 57. Penatalaksanaan • Cerebral palsy tidak dapat disembuhkan tetapi banyak hal bisa dilakukan agar anak dapat hidup mandiri. • Physioterapi, terapi okupasi untuk membantu mengurangi spastik dan meningkatkan fungsi. • Pengobatan untuk spastik dan diskinesia seperti baclofen, tizanidine, trihexphenidyl)