Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Ada peningkatan kasus imigran gelap di Indonesia dan perlunya memperbaiki undang-undang keimigrasian agar penanganannya lebih efektif dan terintegrasi antara berbagai lembaga terkait.
2. Rancangan undang-undang saat ini memberikan kewenangan terlalu besar kepada kementerian hukum dan hak asasi manusia dalam pengawasan imigran, sementara peranan kepolisian juga diperlukan
Dokumen tersebut membahas tentang pencegahan dan penangkalan keimigrasian sebagai fungsi perlindungan kepentingan nasional di Yogyakarta. Ia menjelaskan latar belakang dan permasalahan terkait kebijakan tersebut, serta tujuan untuk menganalisis latar belakang dan manfaatnya sebagai perlindungan kepentingan nasional.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai biodata singkat Tri Widodo W. Utomo, seorang ahli peneliti utama bidang administrasi publik. Dokumen tersebut juga menjelaskan struktur penyajian materi yang akan disampaikan oleh Tri Widodo W. Utomo pada Diklat Tata Pemerintahan, termasuk polemik public administration, SANKRI, kelembagaan negara, dan sistem penyelenggaraan pemerintahan negara.
1. Dokumen tersebut membahas tentang konsep hukum positivisme menurut John Austin dan Hans Kelsen, serta kritik terhadap pandangan positivis hukum.
2. Politik hukum dijelaskan sebagai kebijakan dasar yang menentukan arah, bentuk, dan isi hukum yang dibentuk untuk mencapai tujuan negara.
3. Hubungan antara hukum dan politik dijelaskan sebagai saling mempengaruhi di mana politik dapat memp
Dokumen tersebut membahas tentang pencegahan dan penangkalan keimigrasian sebagai fungsi perlindungan kepentingan nasional di Yogyakarta. Ia menjelaskan latar belakang dan permasalahan terkait kebijakan tersebut, serta tujuan untuk menganalisis latar belakang dan manfaatnya sebagai perlindungan kepentingan nasional.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai biodata singkat Tri Widodo W. Utomo, seorang ahli peneliti utama bidang administrasi publik. Dokumen tersebut juga menjelaskan struktur penyajian materi yang akan disampaikan oleh Tri Widodo W. Utomo pada Diklat Tata Pemerintahan, termasuk polemik public administration, SANKRI, kelembagaan negara, dan sistem penyelenggaraan pemerintahan negara.
1. Dokumen tersebut membahas tentang konsep hukum positivisme menurut John Austin dan Hans Kelsen, serta kritik terhadap pandangan positivis hukum.
2. Politik hukum dijelaskan sebagai kebijakan dasar yang menentukan arah, bentuk, dan isi hukum yang dibentuk untuk mencapai tujuan negara.
3. Hubungan antara hukum dan politik dijelaskan sebagai saling mempengaruhi di mana politik dapat memp
Dokumen tersebut membahas tentang politik hukum di Indonesia, termasuk tujuan dan alasan dibentuknya peraturan perundang-undangan, faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan hukum, masalah penegakan hukum, dan politik hak asasi manusia.
Politik hukum di Indonesia mengarah pada cita-cita bangsa berdasarkan Pancasila untuk mencapai tujuan negara melindungi seluruh bangsa dan masyarakat serta memajukan kesejahteraan umum. Kerangka dasar politik hukum nasional dipandu oleh nilai-nilai Pancasila dan sistem hukum Pancasila yang mengedepankan keseimbangan hukum. Prolegnas merupakan wadah perencanaan program pembentukan undang-undang.
KEBIJAKAN HUKUM PIDANA DALAM PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA KORUPSI YANG DILAK...moremoremorena
Korupsi merupakan salah satu dari sekian istilah yang telah akrab di telinga masyarakat Indonesia, hamper setiap hari media massa memberitakan berbagai kasus korupsi yang dilakukan oleh aparatur Negara baik pegawai negeri ataupun pejabat Negara yang biasa disebut kalangan atas (upper class). Didalam kepustakaan kriminologi hal ini merupakan salah satu kejahatan jenis kejahatan kerah putih atau “white collar crime”. Seringnya terdengar istilah korupsi di masyarakat telah menunjukkan bahwa perhatian masyarakat semakin meningkat terhadap tindak pidana korupsi “white collar crime” yang dilakukan oleh orang-orang yang dipersepsikan oleh masyarakat sebagai orang-orang terkenal atau cukup terpandang namun merekalah yang membuat kemeralatan masyarakat. Timbulnya kejahatan jenis seperti ini menunjukan bahwa sudah tidak hanya kemiskinan saja yang menjadi penyebab timbuknya kejahatan, melainkan faktor kemakmuran dan kemewahan merupakan faktor pendorong orang-orang melakukan kejahatan. Penelitian dalam skripsi ini lebih mengkaji pada aspek perundang-undangan pemberantasan tindak pidana korupsi, karena perumusan undang-undang pemberantasan tindak pidana korupsi Nampak belum mampu untuk mencegah terjadinya tindak pidana korupsi. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyatakan bahwa dalam kurun waktu tujuh tahun atau terhitung 2004 hingga 2011, Negara harus menanggung kerugian Rp. 39,3 triliun akibat tindak pidana korupsi.
Teks ini membahas tentang pendekatan positivistik hakim dalam penegakan hukum terhadap nilai-nilai budaya masyarakat. Teks menjelaskan latar belakang masalah yakni pendekatan hukum positivistik yang hanya mengacu pada undang-undang tertulis seringkali bertentangan dengan nilai-nilai budaya masyarakat. Kemudian membahas permasalahan utama yaitu bagaimana penegakan hukum oleh hakim dalam berpik
Terdapat perbedaan pendapat antara Lukman Hakim dan dua narasumber lainnya mengenai penanganan kasus Wakil Presiden RI yang terlibat dalam kasus bank Century. Lukman Hakim berpendapat bahwa proses hukum yang berlaku adalah melalui proses impeachment oleh DPR, MK, dan MPR. Sedangkan Akhiar Salim dan Febridiansyah berpendapat bahwa KPK berhak menyidiki kasus tersebut karena semua warga negara sama di depan
Proposal skripsi ini membahas legalisasi dan penegakan hukum terhadap keberadaan lokalisasi Peleman di Kabupaten Tegal menurut Perda No. 7 Tahun 2011 tentang ketertiban umum. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan faktor keberadaan lokalisasi dan penegakan hukumnya serta menemukan pengaturan hukum tentang lokalisasi Peleman menurut peraturan daerah tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang latar belakang Hukum Administrasi Negara, rumusan masalah, dan tujuan penulisan. Secara khusus, dibahas mengenai pengertian Hukum Administrasi Negara, letak kedudukannya dalam tata hukum Indonesia, dan fungsi-fungsi Hukum Administrasi Negara seperti fungsi normatif, instrumental, dan jaminan.
Proposal Skripsi Penegakan Hukum TP korupsi dana bansosAndy Susanto
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang proposal penelitian mengenai penegakan hukum terhadap tindak pidana korupsi dana bantuan sosial.
2. Korupsi dana bantuan sosial merupakan masalah yang serius di Indonesia karena dana yang seharusnya untuk rakyat miskin justru dikorupsi.
3. Penelitian ini akan mengkaji modus korupsi dana bantuan sosial
Penegakan hukum merupakan suatu rangkaian kegiatan dalam rangka pelaksanaan ketentuan-ketentuan hukum baik yang bersifat penindakan maupun pencegahan yang mencakup seluruh kegiatan baik teknis maupun administratif yang dilaksanakan oleh aparat penegak hukum sehingga nilai-nilai dasar dari hukum, yakni: Keadilan, Kemanfaatan dan Kepastian dapat terwujud.
Dalam kaitannya penegakan hukum terhadap kasus pembunuhan, pada tanggal 23 Maret 2013, Indonesia di buat geger dengan peristiwa penyerangan biadab di Lembaga Pemasyarakatan (LP) Cebongan, Sleman, Yogyakarta, yang mengakibatkan terbunuhnya empat orang penduduk Yogyakarta kelahiran Nusa Tenggara Timur (NTT). Peristiwa memilukan sekaligus memalukan ini menunjukan bahwa tempat dimana seharusnya setiap warga negara merasakan aman dibawah perlindungan aparatusnya, justru terjadi kejahatan kemanusiaan yang merendahkan nilai-nilai dan martabat kemanusiaan. Tragedi di LP Cebongan ini menunjukan bahwa kewibawaan hukum telah dibunuh.
Dokumen tersebut membahas tentang otonomi daerah, meliputi latar belakang, konsep dasar, materi teori, dasar hukum, dan tujuan otonomi daerah. Secara ringkas, otonomi daerah bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum, dan daya saing daerah melalui pemberian kewenangan yang lebih besar kepada pemerintah daerah.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Isi materi Hukum Administrasi Negara Lanjut mencakup Perbuatan Melanggar Hukum oleh Pemerintah, Publik Domein, Ombudsman, Hukum Perizinan, Kepegawaian, BUMN/BUMD, dan Sanksi-sanksi HAN. Materi kuliah memberikan pemahaman mengenai perkembangan terkini dalam bidang hukum administrasi negara.
Dokumen tersebut membahas tentang politik hukum di Indonesia, termasuk tujuan dan alasan dibentuknya peraturan perundang-undangan, faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan hukum, masalah penegakan hukum, dan politik hak asasi manusia.
Politik hukum di Indonesia mengarah pada cita-cita bangsa berdasarkan Pancasila untuk mencapai tujuan negara melindungi seluruh bangsa dan masyarakat serta memajukan kesejahteraan umum. Kerangka dasar politik hukum nasional dipandu oleh nilai-nilai Pancasila dan sistem hukum Pancasila yang mengedepankan keseimbangan hukum. Prolegnas merupakan wadah perencanaan program pembentukan undang-undang.
KEBIJAKAN HUKUM PIDANA DALAM PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA KORUPSI YANG DILAK...moremoremorena
Korupsi merupakan salah satu dari sekian istilah yang telah akrab di telinga masyarakat Indonesia, hamper setiap hari media massa memberitakan berbagai kasus korupsi yang dilakukan oleh aparatur Negara baik pegawai negeri ataupun pejabat Negara yang biasa disebut kalangan atas (upper class). Didalam kepustakaan kriminologi hal ini merupakan salah satu kejahatan jenis kejahatan kerah putih atau “white collar crime”. Seringnya terdengar istilah korupsi di masyarakat telah menunjukkan bahwa perhatian masyarakat semakin meningkat terhadap tindak pidana korupsi “white collar crime” yang dilakukan oleh orang-orang yang dipersepsikan oleh masyarakat sebagai orang-orang terkenal atau cukup terpandang namun merekalah yang membuat kemeralatan masyarakat. Timbulnya kejahatan jenis seperti ini menunjukan bahwa sudah tidak hanya kemiskinan saja yang menjadi penyebab timbuknya kejahatan, melainkan faktor kemakmuran dan kemewahan merupakan faktor pendorong orang-orang melakukan kejahatan. Penelitian dalam skripsi ini lebih mengkaji pada aspek perundang-undangan pemberantasan tindak pidana korupsi, karena perumusan undang-undang pemberantasan tindak pidana korupsi Nampak belum mampu untuk mencegah terjadinya tindak pidana korupsi. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyatakan bahwa dalam kurun waktu tujuh tahun atau terhitung 2004 hingga 2011, Negara harus menanggung kerugian Rp. 39,3 triliun akibat tindak pidana korupsi.
Teks ini membahas tentang pendekatan positivistik hakim dalam penegakan hukum terhadap nilai-nilai budaya masyarakat. Teks menjelaskan latar belakang masalah yakni pendekatan hukum positivistik yang hanya mengacu pada undang-undang tertulis seringkali bertentangan dengan nilai-nilai budaya masyarakat. Kemudian membahas permasalahan utama yaitu bagaimana penegakan hukum oleh hakim dalam berpik
Terdapat perbedaan pendapat antara Lukman Hakim dan dua narasumber lainnya mengenai penanganan kasus Wakil Presiden RI yang terlibat dalam kasus bank Century. Lukman Hakim berpendapat bahwa proses hukum yang berlaku adalah melalui proses impeachment oleh DPR, MK, dan MPR. Sedangkan Akhiar Salim dan Febridiansyah berpendapat bahwa KPK berhak menyidiki kasus tersebut karena semua warga negara sama di depan
Proposal skripsi ini membahas legalisasi dan penegakan hukum terhadap keberadaan lokalisasi Peleman di Kabupaten Tegal menurut Perda No. 7 Tahun 2011 tentang ketertiban umum. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan faktor keberadaan lokalisasi dan penegakan hukumnya serta menemukan pengaturan hukum tentang lokalisasi Peleman menurut peraturan daerah tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang latar belakang Hukum Administrasi Negara, rumusan masalah, dan tujuan penulisan. Secara khusus, dibahas mengenai pengertian Hukum Administrasi Negara, letak kedudukannya dalam tata hukum Indonesia, dan fungsi-fungsi Hukum Administrasi Negara seperti fungsi normatif, instrumental, dan jaminan.
Proposal Skripsi Penegakan Hukum TP korupsi dana bansosAndy Susanto
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang proposal penelitian mengenai penegakan hukum terhadap tindak pidana korupsi dana bantuan sosial.
2. Korupsi dana bantuan sosial merupakan masalah yang serius di Indonesia karena dana yang seharusnya untuk rakyat miskin justru dikorupsi.
3. Penelitian ini akan mengkaji modus korupsi dana bantuan sosial
Penegakan hukum merupakan suatu rangkaian kegiatan dalam rangka pelaksanaan ketentuan-ketentuan hukum baik yang bersifat penindakan maupun pencegahan yang mencakup seluruh kegiatan baik teknis maupun administratif yang dilaksanakan oleh aparat penegak hukum sehingga nilai-nilai dasar dari hukum, yakni: Keadilan, Kemanfaatan dan Kepastian dapat terwujud.
Dalam kaitannya penegakan hukum terhadap kasus pembunuhan, pada tanggal 23 Maret 2013, Indonesia di buat geger dengan peristiwa penyerangan biadab di Lembaga Pemasyarakatan (LP) Cebongan, Sleman, Yogyakarta, yang mengakibatkan terbunuhnya empat orang penduduk Yogyakarta kelahiran Nusa Tenggara Timur (NTT). Peristiwa memilukan sekaligus memalukan ini menunjukan bahwa tempat dimana seharusnya setiap warga negara merasakan aman dibawah perlindungan aparatusnya, justru terjadi kejahatan kemanusiaan yang merendahkan nilai-nilai dan martabat kemanusiaan. Tragedi di LP Cebongan ini menunjukan bahwa kewibawaan hukum telah dibunuh.
Dokumen tersebut membahas tentang otonomi daerah, meliputi latar belakang, konsep dasar, materi teori, dasar hukum, dan tujuan otonomi daerah. Secara ringkas, otonomi daerah bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum, dan daya saing daerah melalui pemberian kewenangan yang lebih besar kepada pemerintah daerah.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Isi materi Hukum Administrasi Negara Lanjut mencakup Perbuatan Melanggar Hukum oleh Pemerintah, Publik Domein, Ombudsman, Hukum Perizinan, Kepegawaian, BUMN/BUMD, dan Sanksi-sanksi HAN. Materi kuliah memberikan pemahaman mengenai perkembangan terkini dalam bidang hukum administrasi negara.
PPT Pemantauan Orang Asing Palembang.pdfAlbimaUmari
Ringkasan dokumen tersebut adalah: (1) dokumen tersebut membahas tentang pengawasan dan penindakan keimigrasian di Indonesia, (2) pengawasan dilakukan untuk memastikan orang asing mematuhi peraturan keimigrasian, dan (3) sanksi bagi pelanggaran dapat berupa denda, deportasi, atau penahanan.
Dokumen tersebut membahas mengenai bahaya korupsi di Indonesia. Korupsi telah menjadi masalah sistemik yang merugikan negara hingga ratusan triliun rupiah setiap tahun dan memperlebar kesenjangan sosial. Upaya pemberantasan korupsi melalui KPK dinilai belum maksimal karena berbagai kendala kelembagaan dan politik. Solusi berkelanjutan diperlukan untuk memberantas korupsi di Indonesia.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang analisis kasus perdagangan manusia khususnya perdagangan tenaga kerja.
2. Dibahas mengenai definisi dan pengertian perdagangan manusia, perdagangan tenaga kerja, serta kerangka hukum yang mengatur perdagangan manusia di Indonesia.
3. Membahas upaya penanggulangan perdagangan tenaga kerja di Indonesia.
Finlandia memiliki IPK yang tinggi karena komitmen masyarakat dan pemerintah dalam mencegah korupsi. Hal ini dicapai melalui budaya kejujuran dan patuh pada hukum, sistem pendidikan berkualitas, lembaga-lembaga seperti NBI dan NAO yang mengawasi pemerintahan, serta hukum dan proses peradilan yang transparan. Keterwakilan perempuan di parlemen juga turut mendukung upaya pencegahan korupsi.
1. Dokumen tersebut membahas tentang perlindungan anak dari tindakan perdagangan anak (child trafficking), termasuk pengertian, faktor penyebab, kasus yang terjadi di Indonesia, serta upaya pemerintah dan langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mencegahnya.
Dokumen tersebut membahas tentang implementasi dan pengaturan illicit enrichment di Indonesia. Ringkasannya adalah:
1. Dokumen tersebut menjelaskan pentingnya pengaturan illicit enrichment di Indonesia untuk memungkinkan sanksi hukum atas kekayaan pejabat negara yang tidak sebanding dengan penghasilan resminya.
2. UNCAC telah memandatkan negara anggota untuk mengatur illicit enrichment, dan Indonesia perlu merumuskan aturan tersebut sesuai
Dokumen tersebut membahas tentang korupsi di Indonesia, termasuk hukuman yang diterapkan untuk koruptor dan upaya yang dapat dilakukan untuk memberantas korupsi. Korupsi masih marak di Indonesia meskipun ada lembaga seperti KPK yang berusaha memberantasnya. Diperlukan hukuman berat dan yang memberikan manfaat bagi masyarakat untuk benar-benar membuat para koruptor jera. Generasi muda juga perlu ikut serta dalam
Presentasi Masalah Korupsi Di IndonesiaARY SETIADI
Korupsi merupakan masalah sosial yang serius di Indonesia yang telah menyebabkan kerugian keuangan negara. Faktor penyebab korupsi antara lain lemahnya penegakan hukum dan budaya, sementara upaya pemberantasannya meliputi peranan KPK dan penegakan undang-undang anti korupsi.
Makalah perlindungan anak (traficing child)Andy Susanto
Makalah ini membahas tentang child trafficking di Indonesia. Faktor penyebabnya antara lain kemiskinan, kurangnya pendidikan, dan korupsi. Kasusnya terjadi di berbagai kota besar dengan korban berjumlah ribuan per tahun. Pemerintah telah mengeluarkan undang-undang dan membentuk lembaga untuk mencegah dan menangani masalah ini.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas berbagai masalah pelanggaran HAM dan keterlibatan politik yang terjadi di tubuh kepolisian Indonesia.
2. Masalah-masalah tersebut meliputi penyiksaan, pembunuhan di luar hukum, kekerasan dalam pengamanan unjuk rasa, kriminalisasi aktivis, dan masalah-masalah lainnya.
3. Kapolri baru diharapkan mampu menyeles
Makalah ini membahas human trafficking dengan mendefinisikan istilah tersebut, menjelaskan faktor penyebab, dan bentuk-bentuknya. Human trafficking didefinisikan sebagai tindakan merekrut, memindahkan, atau menerima orang lain dengan ancaman atau paksaan untuk tujuan eksploitasi. Faktor penyebabnya antara lain kemiskinan, korupsi, dan lemahnya penegakan hukum, sedangkan bentuk-bent
1. PERMASALAHAN
52 imigran gelap asal Afghanistan, Iran, Bangladesh, Srilanka, dan Pakistan lepas dari
rumah detensi imigrasi, Kalideres pada Minggu 10 Oktober 2010 dini hari. Hal ini menambah
deret masalah terkait imigran gelap sekaligus menegaskan data meningkatnya kasus imigran
gelap di Indonesia yang pernah dipaparkan Direktorat Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum
dan Hak Asasi Manusia (Ditjen Imigrasi Kemenhukham) pada awal Agustus (3/8/2010) lalu.
Fakta ini menjadi paradoks jika dihadapkan dengan proses pembahasan RUU Keimigrasian yang
tengah memasuki proses akhir pembahasan di DPR-RI. Ditjen Imigrasi akan menjadi satu-
satunya institusi berwenang dalam hal penanganan imigran. Oleh karena itu, meskipun
pembahasan ‘kilat’ antara DPR-RI dengan Pemerintah telah dilakukan (23-25/7/2010), namun
Panitia Kerja (Panja) Komisi III DPR-RI agaknya masih perlu mengambil peluang untuk
mengoreksi ulang RUU tersebut pada kesempatan berikutnya. Koreksi ini perlu ditempuh agar
terdapat sikap politik terhadap imigran yang tidak ego-sektoral dan berorientasi kepentingan
nasional yang berbasis dua konstruksi yaitu, logika hukum dan implementasi hukum.
PEMBAHASAN
Meningkatnya kasus imigran ilegal yang dipaparkan oleh Ditjen Imigrasi perlu kita simak
dengan seksama. Kasus imigran gelap yang terjadi pada periode 2010 (Januari-Mei), dari total
1.245 imigran di periode 2010 ini, kasus imigran ilegal berjumlah 61 kasus, meningkat hampir
100% dari jumlah periode sebelumnya (2009) sebanyak 31 kasus dari sekitar 1.178 imigran.
Paparan data ditjen Imigrasi tersebut sebenarnya merupakan ungkapan jujur yang menegaskan
kebutuhan dirinya akan pihak lain dalam menangani permasalahan ini. Bahwa ada 79 pintu lintas
batas tradisional dan 130 Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI) tidaklah cukup sebagai instrumen
penyelesaian masalah. Belum lagi jika diungkap kasus meningkatnya kejahatan transnasional
dan campur tangan imigran dalam berbagai situasi sosial-budaya, politik, dan ekonomi.
Termasuk diantaranya ialah kejadian di akhir Agustus 2010 lalu juga waktu lalu terjadi
perampokan dengan menggunakan hipnotis di beberapa daerah oleh sekelompok Warga Negara
Asing (WNA), baik di Lampung Tengah maupun di Balikpapan, Kalimantan Timur.
Maka dapat dilihat bahwa Draft terakhir RUU Keimigrasian agaknya memberikan porsi
berlebihan kepada Ditjen Imigrasi dalam hal ini pengawasan keimigrasian dalam hal ini orang
asing. Sementara dalam kasus aktual lepasnya 52 imigran gelap, tentu saja kita dapat melihat
peran kepolisian untuk pengawasan sangat dibutuhkan dengan berbagai kelengkapan keahlian
dan infrastruktur jaringannya.
2. Logika hukum yang mengacu pada sistem peradilan pidana (criminal justice system) sebenarnya
telah menggariskan bahwa empat komponen aparat penegak hukum harus terintegrasi
(Integrated), yaitu kepolisian, kejaksaan, pengadilan, dan lembaga pemasyarakatan. Pesan itu
terdapat pada Undang-Undang No 8 tahun 1981 tentang KUHAP. Maka ide pemberian
kewenangan penuh pengawasan orang asing kepada Ditjen Imigrasi akan menimbulkan paradoks
baru antara keinginan dan kemampuan.
Kedua, logika implementasi hukum juga tidak menghendaki adanya aturan penumpukan
wewenang pada satu institusi dalam menangani permasalahan besar, sehingga kemudian hal
tersebut menjadi tidak efektif dan rasional untuk optimal dilakukan. Dalam penanganan
keimigrasian, mungkin aparat kemenkumham dengan kultur birokrat pemerintah dapat
menangani penanganan di TPI dan pelayanan di Lembaga Pemasyarakatan dan rumah detensi.
Akan tetapi apakah mereka juga sanggup untuk melakukan kewajiban dan tanggung-jawab
deteksi masuknya imigran gelap, mengintai segala aktivitas mereka di tengah masyrakat, hingga
menelusuri data spesifik dari asal negara mereka?
Perlu dipahami bahwa ada tiga kategori orang asing atau imigran berdasarkan cara masuknya.
Pertama, cara masuk prosedural dan wajar (clear). Kedua, mereka yang masuk sesuai misi dan
kepentingan beraktivitas tertentu, terkadang mengikuti aturan atau kerap juga menyelundup.
Ketiga, mereka yang masuk secara ‘gelap’ tanpa dokumen atau menggunakan dokumen palsu,
atau tidak melalui ‘Tempat Pemeriksaan Imigrasi’ (TPI). Kategori yang ketiga menegaskan
bahwa keimigrasian tidak sesederhana apa yang terjadi di pelabuhan, bandara dan TPI tertentu
saja. Mereka yang menjadi bagian dari jaringan teroris, jaringan narkotika, dan jaringan
perdagangan orang mengetahui betul celah-celah formal semacam itu.
Ada banyak alasan empirik kenapa hilangnya aturan dan pengambil alih secara penuh wewenang
Polri kepada Ditjen keimigrasian akan berakibat fatal. Pertama, hakikat pelaporan orang asing ke
Intelijen Keamanan (Intelkam) Polri sebagai bagian dari kontra intelijen, yang meliputi kontra
spionase, kontra sabotase, dan kontra penggalangan terhadap orang asing di Indonesia. Kedua,
fakta infrastruktur satuan Intelkam dari pusat sampai ke daerah, kecamatan, dan desa, sehingga
punya kemampuan memantau kegiatan orang asing sampai ke pelosok. Sementara kemampuan
imigrasi belum sampai ke struktur terbawah. Ketiga, praktik operasi intelijen di seluruh dunia
yang dapat masuk dalam wujud diplomat, konsultan, peneliti, mahasiswa, dan sebagainya.
Aktivitas mereka di Indonesia membutuhkan pemahaman dan kapasitas aparat tentang kontra
intelijen seperti yang dijalankan Intelkam selama ini. Segala risiko dari RUU Keimigrasian jelas
harus dilihat dalam dua logika besar tadi. Sejauh mana permasalahan ini membagi peran secara
terintegrasi sesuai Sistem Peradilan Pidana. Kemudian, bagaimana ketepatan delegasi tugas
sesuai kompetensi inti dari institusi yang bersangkutan.
3. KESIMPULAN
Indonesia sebagai negara kepulauan telah menjadi tempat singgah (destination country) yang
‘nyaman’ bagi siapa saja. Wilayah Indonesia yang sebagian besar perairan dan terdiri dari
17.508 pulau, banyak terdapat tempat-tempat terbuka yang tidak terawasi, mudah dimasuki oleh
imigran. Kasus imigran gelap yang melintasi perairan Indonesia dari Srilanka, Irak, Afganistan,
Myanmar dan lainnya yang hendak menuju ke Australia, banyak yang ‘terdampar’ di Indonesia,
saat ini Polri yang mengamankan dan memproses secara hukum atas pelanggaran mereka. Jika
Polri tidak lagi ikut dalam pengamanan dan pengawasan imigran, tentunya Polri tidak
bertanggung jawab lagi penanganan masalah imigran gelap atau akan menjadi tanggung jawab
Ditjen Imigrasi.
Berbagai kasus yang telah terjadi juga hendaknya dapat menjadi pelajaran. Dalam aspek politik
misalnya lepasnya Timor Timur, OPM di Papua, RMS di Maluku, dan Aceh. Pada setiap Pemilu,
keterlibatan pemantau asing, NGO, dan jurnalis. Dalam aspek ekonomi, kekayaan alam di
Indonesia yang selalu menjadi incaran asing juga membutuhkan pengamanan intelijen yang tidak
sederhana. Kegiatan imigran yang dapat berimplikasi bagi aspek sosial budaya Indonesia, seperti
jejaring narkotika internasional, prostitusi terselubung, jaringan penari bugil, pemandu karaoke,
jelas semua itu tidak akan tertangani jika diserahkan penuh kepada Ditjen Imigrasi.
Oleh karenanya, RUU Keimigrasian harus memperhatikan secara cermat segala hal terkait misi
pengawasan imigran yang tinggal dan menetap, baik yang bersifat global maupun detail seperti
aturan wajib lapor 1x24 jam kepada pejabat Imigrasi dan Kepolisian. Membangun sebuah
keimigrasian baru yang lebih terbuka dan berorientasi pelayanan, bukan berarti harus menjadi
‘bandul’ yang mengarah pada keterbukaan ekstrim dan mengabaikan pengamanan. Itu harus
diwujudkan dalam kebijakan holistik. Jika tidak, sangat mungkin kasus imigran gelap di tahun
depan meningkat lagi.
4. TUGAS
HUKUM KEWARGANEGARAAN DAN KEIMIGRASIAN
Permasalahan Dalam Keimigrasian
Untuk Memenuhi Tugas Terstruktur I
Disusun Oleh :
Chenly M. Sihombing
NIM. 0810110106
KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS HUKUM
MALANG
2011