Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, kelas VII semester 2 Bab IV. Keberagaman Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan dalam Bingkai Bhineka Tunggal Ika.
DISAMPAIKAN UNTUK TOT KEWIDYAISWARAAN PENYULUH AGAMA NON PNS PUSDIKLAT PEGAWAI KEMENTERIAN AGAMA
Dr. Tri Widodo W. Utomo, SH.,MA
Deputi Inovasi Administrasi Negara LAN-RI
Jl. Veteran No. 10 Jakarta
http://inovasi.lan.go.id
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, kelas VII semester 2 Bab IV. Keberagaman Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan dalam Bingkai Bhineka Tunggal Ika.
DISAMPAIKAN UNTUK TOT KEWIDYAISWARAAN PENYULUH AGAMA NON PNS PUSDIKLAT PEGAWAI KEMENTERIAN AGAMA
Dr. Tri Widodo W. Utomo, SH.,MA
Deputi Inovasi Administrasi Negara LAN-RI
Jl. Veteran No. 10 Jakarta
http://inovasi.lan.go.id
materi tayangan ini untuk peserta seminar mencegah ancaman Radikalisme dan separatisme di UMN, 18september 2019 oleh Kordinator studi Humaniora Simon P W
slide ini berisi tentang pentingnya kesatuan dan persatuan bangsa demi terciptanya kedaulatan negara yang berdaulat dan adil sejahtera serta menjelaskan tentang pentingnya kekeluargaan dan kegotongroyongan. slide ini juga dilengkapi gambar dan tulisan yang menarik sehingga mudah untuk dibaca dan dipahami
Islam, kebangsaan dan moderasi beragama dalam pendidikanAnis Masykhur
Islam, kebangsaan dan moderasi beragama dalam pendidikan adalah sebuah pandangan yang baru menyelesaikan satu persoalan di samping persoalan pokok lainnya seperti ekonomi dan politik
materi tayangan ini untuk peserta seminar mencegah ancaman Radikalisme dan separatisme di UMN, 18september 2019 oleh Kordinator studi Humaniora Simon P W
slide ini berisi tentang pentingnya kesatuan dan persatuan bangsa demi terciptanya kedaulatan negara yang berdaulat dan adil sejahtera serta menjelaskan tentang pentingnya kekeluargaan dan kegotongroyongan. slide ini juga dilengkapi gambar dan tulisan yang menarik sehingga mudah untuk dibaca dan dipahami
Islam, kebangsaan dan moderasi beragama dalam pendidikanAnis Masykhur
Islam, kebangsaan dan moderasi beragama dalam pendidikan adalah sebuah pandangan yang baru menyelesaikan satu persoalan di samping persoalan pokok lainnya seperti ekonomi dan politik
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
3. Di Indonesia, ada enam agama yang
diakui oleh negara. Agama-agama
tersebut yaitu:
• Islam dengan tempat ibadah umat
Islam ialah Masjid.
• Kristen. Tempat ibadah umat
Kristen ialah Gereja. Katolik.
Tempat ibadah umat Katolik ialah
Gereja.
• Hindu. Tempat ibadah umat Hindu
ialah Pura.
• Buddha. Tempat ibadah umat
Buddha ialah Wihara.
• Khonghucu. Tempat ibadah umat
Khonghucu ialah Klenteng.
Indonesia merupakan negara yang
religius. Hal ini terbukti dalam sila
pertama Pancasila yaitu Ketuhanan
Yang Maha Esa.
Memeluk agama adalah Hak Asasi
Manusia. Kebebasan beragama di
Indonesia dijamin dalam UUD 1945,
yaitu pasal 28E ayat (1) dan (2) serta
pasal 29 ayat (2).
12. Keberagaman agama ini menjadi salah
satu tantangan karena dengan
banyaknya agama dan kepercayaan
yang berbeda-beda, maka sangat
mungkin terjadi miskomunikasi/
konflik.
Persebaran Agama di Indonesia
dipengaruhi oleh kedatangan bangsa
asing:
• Agama Hindu dan Budha = Bangsa
India;
• Agama Islam = Bangsa Arab/
Gujarat;
• Agama Kristen dan Katolik = Bangsa
Eropa;
• Agama Kohnghucu = Bangsa China.
• Animisme dan Dinamisme.
13. Keberagaman antargolongan adalah sebuah
kondisi dalam masyarakat yang
menunjukkan adanya perbedaan golongan.
Coba amati orang-orang yang ada di sekitar.
Apakah ada perbedaan dari segi usia,
pekerjaan, kedudukan, atau mungkin
pendidikan?
14. Uraian:
- Usia balita (0 - 5 tahun)
- Usia anak-anak (5 - 11 tahun)
- Usia remaja (12 - 25 tahun)
- Usia dewasa (26 - 45 tahun)
- Usia lansia (46 - 65 tahun)
- Usia manula (> 65 tahun)
15. - Pegawai Negeri Sipil
- Karyawan BUMN/BUMD
- TNI/Polri
- Pejabat negara
- Karyawan swasta
- Wiraswasta
- Buruh harian lepas
- Tidak/belum bekerja
16. - Tingkat SD
- Tingkah SMP
- Tingkat SMA/ SMK
- Tingkat Perguruan Tinggi
17. - Pimpinan kampung (Ketua RT/RW, kepala desa, carik, lurah, camat)
- Pejabat negara
- Pahlawan
- Ulama
- Keturunan Keraton/kerajaan