Dokumen tersebut membahas strategi pengembangan klaster industri, mulai dari tahap diagnosis, sosialisasi dan kolaborasi, operasional, hingga pengembangan. Dibahas pula contoh-contoh klaster industri yang berhasil dikembangkan dengan pendekatan klaster serta faktor-faktor kunci keberhasilannya.
Klaster fashion bukittinggi (Oleh Roosmiharso)Kacung Abdullah
Dokumen tersebut membahas kebijakan industri nasional Indonesia yang bertujuan membangun industri-industri prioritas untuk mencapai visi Indonesia sebagai negara industri yang kuat pada tahun 2025. Dokumen ini menjelaskan strategi pembangunan industri melalui pengembangan 35 klaster industri prioritas dan kompetensi inti industri di setiap daerah.
1. Dokumen tersebut membahas kerangka tahapan umum pengembangan klaster industri yang meliputi aktivitas awal, perencanaan, implementasi, dan pemantauan.
2. Tahapan tersebut dirancang untuk mendorong prakarsa lokal, merencanakan strategi bersama, dan mencapai konsensus dalam pelaksanaan program.
3. Proses kolaboratif ini bertujuan untuk memanfaatkan potensi daerah dan meningkatkan daya saing industri secar
Disampaikan untuk Diklat Kepemimpinan II
PKP2A II LAN Makassar, 22 Agustus 2016
Dr. Tri Widodo W. Utomo, SH.,MA
Deputi Inovasi Administrasi Negara LAN-RI
http://inovasi.lan.go.id
Dokumen tersebut membahas strategi pengembangan klaster industri, mulai dari tahap diagnosis, sosialisasi dan kolaborasi, operasional, hingga pengembangan. Dibahas pula contoh-contoh klaster industri yang berhasil dikembangkan dengan pendekatan klaster serta faktor-faktor kunci keberhasilannya.
Klaster fashion bukittinggi (Oleh Roosmiharso)Kacung Abdullah
Dokumen tersebut membahas kebijakan industri nasional Indonesia yang bertujuan membangun industri-industri prioritas untuk mencapai visi Indonesia sebagai negara industri yang kuat pada tahun 2025. Dokumen ini menjelaskan strategi pembangunan industri melalui pengembangan 35 klaster industri prioritas dan kompetensi inti industri di setiap daerah.
1. Dokumen tersebut membahas kerangka tahapan umum pengembangan klaster industri yang meliputi aktivitas awal, perencanaan, implementasi, dan pemantauan.
2. Tahapan tersebut dirancang untuk mendorong prakarsa lokal, merencanakan strategi bersama, dan mencapai konsensus dalam pelaksanaan program.
3. Proses kolaboratif ini bertujuan untuk memanfaatkan potensi daerah dan meningkatkan daya saing industri secar
Disampaikan untuk Diklat Kepemimpinan II
PKP2A II LAN Makassar, 22 Agustus 2016
Dr. Tri Widodo W. Utomo, SH.,MA
Deputi Inovasi Administrasi Negara LAN-RI
http://inovasi.lan.go.id
Pengembangan komunitas untuk mencapai Daerah yang mandiriSetiono Winardi
1. Meningkatkan kegiatan perekonomian untuk mendorong pertumbuhan pendapatan asli daerah (PAD);
2. Mengintegrasikan sekuruh potensi sumber daya yang dapat mendorong pertumbuhan kegiatan perekonomian;
3. Memberdayakan potensi sumber daya perekonomian yang belum terpakai, untuk menciptakan pertumbuhan kegiatan perekonomian guna mendukung pertumbuhanpendapatan asli daerah;
4. Mengurangi jumlah angka pengangguran melalui penyerapan tenaga kerja usia produktif yang dapat dipekerjakan oleh wirausaha;
5. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat dari berbagai lapisan dengan melibatkan penduduk pada berbagai program peningkatan perekonomian yang dikendalikan oleh Pemerintah Daerah.
Dokumen ini berisi 14 situasi dan alternatif siasat yang dapat dilakukan oleh aktivis daya saing dalam menghadapi tantangan pelaksanaan prakarsa peningkatan daya saing daerah. Beberapa alternatif siasat yang disarankan antara lain melibatkan pemangku kepentingan lokal, mengaitkan kegiatan dengan klaster yang lebih luas, serta memastikan kelanjutan program melalui penyerahan tanggung jawab kepada pemangku kepentingan l
Pengembangan Pusat Unggulan Pariwisata dan Ekonomi KreatifTogar Simatupang
Era Industri 4.0 mendorong Ekonomi Kreatif menjadi salah satu pilihan strategi dalam memenangkan persaingan global.
Ekonomi kreatif juga mendukung perkembangan pariwisata melalui inovasi dan kreativitas produk dan jasa yang meningkatkan nilai tambah ekonomi.
Pada tahun 2018, the World Conference on Creative Economy (WCCE) atau Konferensi Global tentang Ekonomi Kreatif mengesahkan dokumen “Bali Agenda for Creative Economy” yang salah satu isinya adalah menyepakati pembentukan Pusat Keunggulan untuk Ekonomi Kreatif (Center of Excellence for Creative Economy/CoE) di Indonesia.
CoE itu berfungsi sebagai serambi pelaku ekonomi kreatif dari seluruh dunia untuk menghubungkan gagasan, sumber daya, informasi, dan konsep-konsep bisnis di sektor ekonomi kreatif.
CoE ke depan diharapkan memiliki peran dalam mengakselerasi UMKM menjadi unggul.
Program yang dapat dilakukan dalam pengembangan CoE antara lain pelatihan, pengembangan produk, dan litbang.
Namun, untuk program kegiatan tersebut perlu adanya identifikasi kebutuhan dan potensi atau model CoE yang dapat dikembangkan.
Perlu juga adanya rekomendasi kebijakan yang perlu dilakukan oleh masing-masing pemangku kepentingan terkait agar pusat unggulan ekonomi kreatif di Indonesia bisa berkembang.
Contoh Implementasi Penguatan Sistem Inovasi di Beberapa Kabupaten Kota - Tat...Tatang Taufik
Paparan dalam Workshop DRN – DRD, bertema “Penguatan Sumberdaya , Kelembagaan , dan Jaringan Iptek Pusat dan Daerah Untuk Peningkatan Daya Saing dan Kemandirian Bangsa”, di Ruang Komisi Utama BPPT, Jakarta, 4 Desember 2013
Jawaban Quiz & Forum
Dibuat oleh:
Nurrul Tiara Dinni (55118010021)
Prof. Dr. Hapzi Ali, Ir, MM, CMA, MPM (Dosen Pengampu)
FAKULTAS PASCA SARJANA
JURUSAN MAGISTER MANAGEMENT
MATA KULIAH STRATEGIC MANAGEMENT
UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA
2019
Execution strategy to lead the business in an environmentSetiono Winardi
1. Dokumen tersebut membahas strategi eksekusi untuk memimpin bisnis di lingkungan yang memiliki hambatan.
2. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesiapan mental dan kemampuan manajer dalam menghadapi tantangan dan mengatasi hambatan.
3. Metode pelatihan meliputi diskusi kasus, brainstorming, dan simulasi untuk memberikan pengalaman dalam menangani hambatan organisasi.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
PT. Aplikasi Karya Anak Bangsa (Gojek) melakukan analisis SWOT untuk menentukan strategi perusahaan. Berdasarkan sumber daya yang dimiliki dan tantangan lingkungan, Gojek memiliki kekuatan sebagai perusahaan transportasi online terdepan di Indonesia dengan layanan beragam, namun menghadapi ancaman dari persaingan dan regulasi hukum. Gojek menetapkan strategi untuk memanfaatkan pelu
Rangkuman dokumen tersebut adalah: (1) dokumen tersebut membahas tentang pentingnya perencanaan usaha sebelum memulai bisnis dan menjelaskan unsur-unsur yang harus ada dalam rencana bisnis, (2) rencana bisnis perlu memuat analisis internal, eksternal, strategi, visi dan misi, serta rencana keuangan, (3) unsur-unsur penting lainnya adalah batasan bisnis, analisis pelanggan dan pesaing, serta tug
Evaluasi Pengembangan Klaster Industri Alas KakiAndi Amnur
Dokumen tersebut merupakan evaluasi pengembangan klaster industri alas kaki di Jawa Barat dan Jawa Timur. Dokumen tersebut menjelaskan perkembangan klaster di kedua wilayah, termasuk tahapan pengembangannya, hasil evaluasi implementasi rencana aksi, dan rencana tindak lanjut untuk meningkatkan daya saing klaster.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian dan proses penyusunan anggaran (budgeting) perusahaan. Secara singkat, anggaran perusahaan adalah rencana keuangan yang disusun secara sistematis untuk seluruh kegiatan perusahaan yang akan datang. Proses penyusunan anggaran meliputi identifikasi kebutuhan, pengumpulan data, analisis, penyusunan draft, hingga diseminasi hasil akhir.
Dokumen tersebut membahas tentang kumpulan materi mengenai manajemen perusahaan yang sedang berkembang. Terdiri dari beberapa bab yang membahas tentang inovasi, model inovasi sebagai inti bisnis, membangun organisasi yang inovatif, strategi pengembangan inovasi, sumber daya inovasi, dan membuat produk baru."
Result assessment re alignment culture report DanareksaRidwan Ibrahim
Berdasarkan hasil focus group discussion, laporan merekomendasikan perubahan budaya organisasi PT. Danareksa Investment Management dari budaya klan dan hierarki menjadi budaya pasar dan adhokrasi untuk menyesuaikan dengan tantangan masa depan. Perubahan perilaku dan sistem diperlukan untuk mendukung perubahan budaya tersebut."
Dokumen tersebut membahas tentang bisnis inklusif yang menyertakan kaum miskin baik di sisi pasokan, permintaan, maupun distribusi. Beberapa wilayah inklusivitas yang dijelaskan antara lain melalui rantai pasok, lapangan kerja, permintaan, dan distribusi. Contoh penerapannya diberikan pada sektor hotel, energi, dan barang elektronik.
Pengembangan komunitas untuk mencapai Daerah yang mandiriSetiono Winardi
1. Meningkatkan kegiatan perekonomian untuk mendorong pertumbuhan pendapatan asli daerah (PAD);
2. Mengintegrasikan sekuruh potensi sumber daya yang dapat mendorong pertumbuhan kegiatan perekonomian;
3. Memberdayakan potensi sumber daya perekonomian yang belum terpakai, untuk menciptakan pertumbuhan kegiatan perekonomian guna mendukung pertumbuhanpendapatan asli daerah;
4. Mengurangi jumlah angka pengangguran melalui penyerapan tenaga kerja usia produktif yang dapat dipekerjakan oleh wirausaha;
5. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat dari berbagai lapisan dengan melibatkan penduduk pada berbagai program peningkatan perekonomian yang dikendalikan oleh Pemerintah Daerah.
Dokumen ini berisi 14 situasi dan alternatif siasat yang dapat dilakukan oleh aktivis daya saing dalam menghadapi tantangan pelaksanaan prakarsa peningkatan daya saing daerah. Beberapa alternatif siasat yang disarankan antara lain melibatkan pemangku kepentingan lokal, mengaitkan kegiatan dengan klaster yang lebih luas, serta memastikan kelanjutan program melalui penyerahan tanggung jawab kepada pemangku kepentingan l
Pengembangan Pusat Unggulan Pariwisata dan Ekonomi KreatifTogar Simatupang
Era Industri 4.0 mendorong Ekonomi Kreatif menjadi salah satu pilihan strategi dalam memenangkan persaingan global.
Ekonomi kreatif juga mendukung perkembangan pariwisata melalui inovasi dan kreativitas produk dan jasa yang meningkatkan nilai tambah ekonomi.
Pada tahun 2018, the World Conference on Creative Economy (WCCE) atau Konferensi Global tentang Ekonomi Kreatif mengesahkan dokumen “Bali Agenda for Creative Economy” yang salah satu isinya adalah menyepakati pembentukan Pusat Keunggulan untuk Ekonomi Kreatif (Center of Excellence for Creative Economy/CoE) di Indonesia.
CoE itu berfungsi sebagai serambi pelaku ekonomi kreatif dari seluruh dunia untuk menghubungkan gagasan, sumber daya, informasi, dan konsep-konsep bisnis di sektor ekonomi kreatif.
CoE ke depan diharapkan memiliki peran dalam mengakselerasi UMKM menjadi unggul.
Program yang dapat dilakukan dalam pengembangan CoE antara lain pelatihan, pengembangan produk, dan litbang.
Namun, untuk program kegiatan tersebut perlu adanya identifikasi kebutuhan dan potensi atau model CoE yang dapat dikembangkan.
Perlu juga adanya rekomendasi kebijakan yang perlu dilakukan oleh masing-masing pemangku kepentingan terkait agar pusat unggulan ekonomi kreatif di Indonesia bisa berkembang.
Contoh Implementasi Penguatan Sistem Inovasi di Beberapa Kabupaten Kota - Tat...Tatang Taufik
Paparan dalam Workshop DRN – DRD, bertema “Penguatan Sumberdaya , Kelembagaan , dan Jaringan Iptek Pusat dan Daerah Untuk Peningkatan Daya Saing dan Kemandirian Bangsa”, di Ruang Komisi Utama BPPT, Jakarta, 4 Desember 2013
Jawaban Quiz & Forum
Dibuat oleh:
Nurrul Tiara Dinni (55118010021)
Prof. Dr. Hapzi Ali, Ir, MM, CMA, MPM (Dosen Pengampu)
FAKULTAS PASCA SARJANA
JURUSAN MAGISTER MANAGEMENT
MATA KULIAH STRATEGIC MANAGEMENT
UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA
2019
Execution strategy to lead the business in an environmentSetiono Winardi
1. Dokumen tersebut membahas strategi eksekusi untuk memimpin bisnis di lingkungan yang memiliki hambatan.
2. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesiapan mental dan kemampuan manajer dalam menghadapi tantangan dan mengatasi hambatan.
3. Metode pelatihan meliputi diskusi kasus, brainstorming, dan simulasi untuk memberikan pengalaman dalam menangani hambatan organisasi.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
PT. Aplikasi Karya Anak Bangsa (Gojek) melakukan analisis SWOT untuk menentukan strategi perusahaan. Berdasarkan sumber daya yang dimiliki dan tantangan lingkungan, Gojek memiliki kekuatan sebagai perusahaan transportasi online terdepan di Indonesia dengan layanan beragam, namun menghadapi ancaman dari persaingan dan regulasi hukum. Gojek menetapkan strategi untuk memanfaatkan pelu
Rangkuman dokumen tersebut adalah: (1) dokumen tersebut membahas tentang pentingnya perencanaan usaha sebelum memulai bisnis dan menjelaskan unsur-unsur yang harus ada dalam rencana bisnis, (2) rencana bisnis perlu memuat analisis internal, eksternal, strategi, visi dan misi, serta rencana keuangan, (3) unsur-unsur penting lainnya adalah batasan bisnis, analisis pelanggan dan pesaing, serta tug
Evaluasi Pengembangan Klaster Industri Alas KakiAndi Amnur
Dokumen tersebut merupakan evaluasi pengembangan klaster industri alas kaki di Jawa Barat dan Jawa Timur. Dokumen tersebut menjelaskan perkembangan klaster di kedua wilayah, termasuk tahapan pengembangannya, hasil evaluasi implementasi rencana aksi, dan rencana tindak lanjut untuk meningkatkan daya saing klaster.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian dan proses penyusunan anggaran (budgeting) perusahaan. Secara singkat, anggaran perusahaan adalah rencana keuangan yang disusun secara sistematis untuk seluruh kegiatan perusahaan yang akan datang. Proses penyusunan anggaran meliputi identifikasi kebutuhan, pengumpulan data, analisis, penyusunan draft, hingga diseminasi hasil akhir.
Dokumen tersebut membahas tentang kumpulan materi mengenai manajemen perusahaan yang sedang berkembang. Terdiri dari beberapa bab yang membahas tentang inovasi, model inovasi sebagai inti bisnis, membangun organisasi yang inovatif, strategi pengembangan inovasi, sumber daya inovasi, dan membuat produk baru."
Result assessment re alignment culture report DanareksaRidwan Ibrahim
Berdasarkan hasil focus group discussion, laporan merekomendasikan perubahan budaya organisasi PT. Danareksa Investment Management dari budaya klan dan hierarki menjadi budaya pasar dan adhokrasi untuk menyesuaikan dengan tantangan masa depan. Perubahan perilaku dan sistem diperlukan untuk mendukung perubahan budaya tersebut."
Dokumen tersebut membahas tentang bisnis inklusif yang menyertakan kaum miskin baik di sisi pasokan, permintaan, maupun distribusi. Beberapa wilayah inklusivitas yang dijelaskan antara lain melalui rantai pasok, lapangan kerja, permintaan, dan distribusi. Contoh penerapannya diberikan pada sektor hotel, energi, dan barang elektronik.
Dokumen tersebut membahas pertemuan kelompok kerja klaster industri yang pertama. Pertemuan tersebut membahas beberapa hal seperti konfirmasi anggota kelompok kerja, review rencana tindak lanjut klaster dan peta pelaku, aspek hukum kelompok kerja, dan langkah-langkah pendirian kelompok kerja secara resmi.
Dokumen ini berisi tentang Kawi Boedisetio yang mengunjungi beberapa tempat di Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan seperti Cahaya Bumi Selamat yang menjadi tujuan wisata, Batung Batulis sebagai markas kegiatan PUPUK, dan pasar terapung di sungai. Dokumen ini juga menampilkan berbagai produk kerajinan dari batu mulia seperti intan, akik, dan manik-manik serta peralatan pendulangan intan.
Dokumen tersebut berisi profil singkat beberapa instansi dan kelompok pengrajin di Kabupaten Banjar yang terkait dengan industri kerajinan batu permata dan batu aji. Juga diberikan analisis faktor-faktor yang mempengaruhi daya saing industri tersebut seperti kondisi input, strategi perusahaan, dan kondisi permintaan serta industri terkait. Berdasarkan analisis tersebut, disusun pohon tujuan untuk meningkatkan daya saing dengan memperbaiki
Diskusi kelompok fokus membahas strategi pengembangan daya saing ekonomi daerah melalui penguatan klaster industri. Diskusi mencakup identifikasi pelaku ekonomi, lingkungan usaha, dan penentuan tema klaster industri untuk mendukung kompetensi inti daerah.
Dokumen ini membahas rencana migrasi perangkat lunak komputer pemerintah kota Tegal menjadi perangkat lunak legal sesuai dengan kebijakan pemerintah. Rencana ini mencakup latar belakang, kebijakan, tujuan, cakupan, langkah-langkah, dan proses migrasi perangkat lunak secara detail.
Lokakarya ini membahas rencana usaha untuk teknopreneur pemuda. Terdapat penjelasan tentang penyusunan dokumen rencana usaha, agenda lokakarya seperti orientasi program, penajaman rencana usaha, dan konsultasi bisnis. Lokakarya ini bertujuan membantu para teknopreneur pemuda menyusun rencana usaha yang terstruktur.
2. Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
Pendekatan klaster industri telah diterima semakin luas
sebagai landasan pengembangan daya saing daerah.
Beberapa prakarsa dilakukan di berbagai daerah dengan
beragam tema dan melahirkan banyak sekali penggerak
(aktivis) klaster industri. Dalam perjalanannya, sebutan
“klaster industri” seringkali diadopsi dengan sebutan
“rumpun usaha”.
Bahan bacaan dan panduan telah banyak beredar di
kalangan penentu kebijakan maupun dunia usaha.
Dokumen ini merupakan kumpulan “pengingat” yang
dapat digunakan sebagai contekan bagi para aktivis dalam
menjalankan tugasnya.
pengantarpengantar
3. Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
Materi yang dihimpun di sini berasal dari berbagai
sumber sebagai berikut:
bahanbahan
Perkumpulan Untuk Peningkatan
Usaha Kecil
The European Association of
Development Agencies
Corallia Clusters Initiative, Greece
Regional economic development and
cluster specialist company, New Zealand
Cluster Navigators Ltd, New Zealand
The Cluster Competitiveness Group
6. Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
Kapasitas
inovatif dan
standar hidup
Topik
Lokasi
Klaster
Industri
Referensi
kebijakan
Lingkungan
Usaha
Isu penting
pembangunan
ekonomi
Pergeseran
Daya Saing
Tahapan
ekonomi
Ilustrasi
perkuatan KI
Inisiasi
peningkatan
daya saing Rambu
kebijakan
kontemporer
regionalRantai nilai
perbandingan
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
telebiro.bandung0@clubmember.org Kawi Boedisetio
Enlightenment Series
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
22
3344
55
11
DD
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
SurvaiSurvai
Pedoman untuk pelaksanaan
survai dasar bagi perkuatan
klaster industri menuju
daya saing
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
Pertemuan
Kelompok Kerja Klaster
pertama
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
Strategi Pengembangan Daya Saing Ekonomi
Daerah Melalui Penguatan Klaster Industri
Diskusi Kelompok Fokus
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
Pertemuan
Kelompok Kerja Klaster
kedua
10. Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
1. Penjelasan tentang relevansi program
2. Identifikasi klaster prioritas
3. Analisis awal
4. Pembentukan kelompok penggerak
5. Penetapan tujuan jangka panjang
6. Penyusunan strategi pencapaian
7. Penetapan agenda taktis jangka pendek
8. Pencanangan, formalisasi klaster
9. Analisis mendalam, benchmarking
10. Penetapan agenda strategis jangka panjang
11. Membangun linkage
12. Pengkajian ulang, evaluasi
A. Inisiasi
proses
B. membangun
landasan
C. menciptakan
momentum
D. memperluas
landasan
E. menjaga
momentum
11. Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
1. Penjelasan tentang relevansi program
2. Identifikasi klaster prioritas
A. Inisiasi
proses
Pengenalan kepada penyandang dana potensial (seperti:
lembaga pengembangan ekonomi), tentang:
● relevansi pengembangan klaster sebagai strategi utama
pengembangan daerah.
● Kedudukan klaster sebagai bangunan ekonomi modern.
● Pengembangan Klaster sebagai pendekatan yang
holistik, bukan sekedar “proyek” baru.
Menemukenali dan menyusun prioritas penggerak klaster
yang telah berhasil menumbuhkan ekonomi dari seluruh
kawasan.
Catatan:
● Klaster ekonomi yang baru muncul, tidak mudah
dikenali dari data statistik.
● Pada kompetensi klaster terdapat logika yang unik.
● Kawasan fungsional suatu klaster tidak mengenal
batas politik (administratif).
12. Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
Pengumpulan data yang cukup, untuk menghasilkan
kesepakatan atas situasi terkini dan menghilangkan
kesalahfahaman.
Langkah ini lebih untuk membangun landasan bertindak
daripada sekedar analisis dan dilakukan melalui
wawancara yang sistematik. Pada tahap ini akan
teridentifikasi, apakah klaster hanya merupakan kumpulan
yang terisolasi atau telah menjadi sistem inovasi.
Kandidat kelompok penggerak klaster ditemukenali
dengan cermat, diambil dari tiga pilar triple helix,
academia, business dan government.
3. Analisis awal
4. Pembentukan kelompok penggerak
B. membangun
landasan
13. Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
Pengembangan masa depan klaster yang diharapkan,
secara garis besar arah pengembangan.
Alasan yang paling umum dalam prakarsa klaster adalah
tidak adanya konsensus dalam arah pengembangan.
Menemukenali strategi pencapaian masa depan klaster.
Dilakukan melalui proses lokakarya yang transparan,
bukan hanya pendapat kelompok elit, dengan berbagai
pilihan yang dijabarkan dari strategi terbaik.
5. Penetapan tujuan jangka panjang
6. Penyusunan strategi pencapaian
C. Menciptakan
momentum
Berorientasi pada hasil yang mudah dicapai dan dapat
segera dimulai. Prakarsa yang tidak membutuhkan
sumberdaya yang besar dan dapat memunculkan
keberhasilan dalam waktu singkat. Bentuk tim sementara
yang segera selesai masa tugasnya ketika kegiatan
berakhir..
7. Penetapan agenda taktis jangka pendek
14. Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
Pencanangan formalisasi prakarsa klaster, dilakukan
untuk mempublikasikan dan memberikan edukasi kepada
masyarakat luas.
Kajian yang fundamental terhadap posisi daya saing
klaster, yang diperoleh dari pandangan kelompok dari di
luar partisipan klaster, untuk menghindari keterbatasan
pendapat kolektif partisipan.
Studi banding ke lokasi klaster yang relevan, merupakan
langkah yang berharga untuk merangsang kegiatan.
8. Pencanangan formalisasi klaster
9. Analisis mendalam, benchmarking
D. Memperluas
landasan
15. Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
Keberhasilan pada proses sebelumnya akan memberikan
momentum pada kemampuan untuk menangani isu yang
lebih mendasar. Agenda strategis jangka panjang disusun
berdasrkan momentum ini.
Meningkatkan ungkitan (leverage) dengan membangun
hubungan dengan klaster terkait di dalam satu kawasan,
merupakan landasan sistem inovasi daerah. Juga
dilakukan hubungan dengan klaster secara nasional
maupun internasional.
10. Penetapan agenda strategis jangka panjang
11. Membangun hubungan antar klaster
E. Menjaga
momentum
Apakah daya saing klaster menguat?
Apakah intervensi terhadap klaster menimbulkan
perubahan?
Apa yang berhasil dilaksanakan dan apa yang tidak.
12. Pengkajian ulang, evaluasi
18. Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
3 cangkir perusahaan (besar dan kecil,
yang bergerak di usaha/ teknologi
spesifik)
2 sendok sari “kewirausahaan”
2½ cangkir akademisi (universitas,
lembaga riset).
3 sendok tepung talenta
1½ cangkir lembaga publik
(yang terlibat pada kebijakan
industri, ekonomi, iptek), pada
tataran nasional, regional,
lokal
1½ cangkir lembaga
pembiayaan (commercials &
investment bank, VC,
business angel).
¾ cangkir tepung media
½ cangkir science park dan
lembaga alih teknologi.
1½ cangkir organisasi
kolaborasi (LPSM, KADIN,
asosiasi industri, jejaring
formal, fasilitator klaster.)
Bahan yang dibutuhkanBahan yang dibutuhkan
5 sendok keceriaan berkarya
21. Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
media
Masukkan campuran ini dalam panci yang
masih hangat tadi dan akhiri dengan taburan
tepung media.
Organisasi
kolaborasi Lembaga pembiayaan
Lembaga alih teknologiScience park
Sementara itu, campurkan dengan cepat organisasi
kolaborasi, lembaga pembiayaan dan tambahkan
science park & lembaga alih teknologi hingga
tercampur dengan sempurna.
24. Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
implementasiPerenca-
naan aksi
Pengem-
bangan
strategi
Penentuan
SDM dan
sumber dana
Pengelolaan tu-
gas, SDM dan
hubungan
Pengamanan
kesepakatan
evaluasi
Pengelolaan keterlibatan dan komunikasi
Kolaborasi dgn
pemangku
kepentingan
The European Association of Development Agencies (eurada)
Pelibatan pemang-
ku kepentingan
Pembelajaran dan kepemimpinan
Mobilisasi
pemangku
kepentingan
Pengumpul-
an data
Pendefi-
nisian
lingkup
Pem-
bentukan
tim
inisiasi
25. Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
Apakah terdapat aktivitas
sektoral yang telah terdefinisi
Apakah sektor ini cukup kompetitif, saling
terhubung dan memiliki potensi ekspor?
Apakah terdapat aktivitas yang memiliki
rantai nilai yang cukup untuk membuat
kompetensinya meningkat?
Apakah terdapat peluang komersial
tertentu yang memiliki hasil?
Apakah sektor ini signifikan secara
nasional/regional?
26. Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
Apakah terdapat aktivitas
sektoral yang telah terdefinisi
Apakah sektor ini cukup kompetitif, saling
terhubung dan memiliki potensi ekspor?
Apakah terdapat aktivitas yang memiliki
rantai nilai yang cukup untuk membuat
kompetensinya meningkat?
Apakah terdapat peluang komersial
tertentu yang memiliki hasil?
Apakah sektor ini
signifikan secara
nasional/regional?
Teridentifikasi
potensi klas-
ter regional
Teridentifikasi
potensi klas-
ter komersial
Teridentifikasi
potensi klaster
nasional
stopstopstopstop
stopstopstopstop
stopstopstopstop
AA
27. Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
AA
Apakah terdapat aktivitas
sektoral yang telah terdefinisi?
Apakah potensi klaster telah dianalisis
dan rantai nilai telah dipetakan?
Apakah ada dukungan dari industri
lokal, institusi riset dan pendidikan?
Apakah peluang ekspor beserta
tantangannya telah teridentifikasi?
Klaster
meningkat ke
tahap inkubasi
Klaster pada
tahap inisiasi
BB
28. Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
Apakah terdapat fasilitator terlatih, netral dan diterima oleh klaster telah dilibatkan?
Apakah struktur organisasi telah teridentifikasi?
Apakah agenda aksi bersama telah terdefinisi?
Apakah kemampuan klaster telah dikaji?
Apakah rencana aksi spesifik telah diimplementasikan?
Apakah telah dilakukan benchmark untuk mengukur kemajuan?
BB
CC
Klaster dapat
dilanjutkan ke
tahap Implementasi
Klaster pada
tahap Inkubasi
29. Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
Apakah terdapat aktivitas
sektoral yang telah terdefinisi?
STOP Apakah sektor ini cukup kompetitif, saling
terhubung dan memiliki potensi ekspor?
Diskusikan dengan
Komite Klaster
Tidak
Ya
Tidak Tahu
Apakah terdapat peluang komersial
tertentu yang memiliki hasil?
Tidak
Apakah terdapat aktivitas yang memiliki
rantai nilai yang cukup untuk membuat
kompetensinya meningkat?
Ya
Apakah sektor ini signifikan
secara nasional/regional?
Diskusikan dengan
Komite Klaster
Tidak Tahu
STOP
Tidak Ya
STOP
Tidak
Teridentifikasi
Potensi Klaster
Regional
Teridentifikasi
Potensi Klaster
Komersial
Tidak Ya
Teridentifikasi Potensi
Klaster Nasional
Ya
1…A
30. Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
Apakah terdapat aktivitas
sektoral yang telah terdefinisi?
STOP Apakah sektor ini cukup kompetitif, saling
terhubung dan memiliki potensi ekspor?
Diskusikan dengan
Komite Klaster
Tidak
Ya
Tidak Tahu
Apakah terdapat peluang komersial
tertentu yang memiliki hasil?
Tidak
Apakah terdapat aktivitas yang memiliki
rantai nilai yang cukup untuk membuat
kompetensinya meningkat?
Ya
Apakah sektor ini signifikan
secara nasional/regional?
Diskusikan dengan
Komite Klaster
Tidak Tahu
STOP
Tidak Ya
STOP
Tidak
Teridentifikasi
Potensi Klaster
Regional
Teridentifikasi
Potensi Klaster
Komersial
Tidak Ya
Teridentifikasi Potensi
Klaster Nasional
Ya
1…
31. Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
1…
Apakah ada dukungan dari
Pemerintah setempat?
Apakah potensi klaster telah dianalisis
dan rantai nilai telah dipetakan?
Diskusikan dengan
Komite Klaster
Tidak Ya
Apakah ada dukungan dari industri
lokal, institusi riset dan pendidikan?
Tidak
Ya
Apakah peluang ekspor beserta
tantangannya telah teridentifikasi?
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Klaster pada
tahap Inisiasi
Klaster meningkat ke
tahap Inkubasi
2…
32. Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
Apakah telah dilakukan benchmark untuk mengukur kemajuan?
2…
Apakah terdapat fasilitator terlatih, netral dan diterima oleh klaster telah dilibatkan?
Apakah struktur organisasi telah teridentifikasi?
Tidak
Ya
Apakah agenda aksi bersama telah terdefinisi?
Tidak
Ya
Apakah kemampuan klaster telah dikaji?
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Klaster pada tahap
Inkubasi
Klaster dapat dilanjutkan ke
tahap Implementasi
3…
Apakah rencana aksi spesifik telah diimplementasikan?
Tidak
Tidak
Ya
Ya
33. Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
Apakah sudah ada pendapatan yangdihasilkan oleh klaster?
Apakah jumlah tenagakerja dalam klaster meningkat?
Apakah produk hasil inovasi telah dihasilkanoleh prakarsa kolaborasi?
3…
Apakah fasilitator masih terlibat dalam proses?
Apakah pasar prioritas telah ditentukan?
TidakYa
Apakah keanggotaan klaster meningkat?
Tidak
Ya
Apakah aliansibisnis baru terbentuk di dalam klaster?
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Klaster pada tahap
Implementasi
Klaster dapat ditingkatkan
ke tahap Improvement
4…
Tidak
Tidak
Ya
Ya
Ya
Tidak
34. Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
Apakah dihasilkan bisnis atau investasi baru?
4…
Apakah reputasi klaster menghasilkan peluang pasar baru?
Apakah klaster baru telah terbentuk?
Tidak
Ya
Apakah pendapatan klaster dapat membuat klaster berkelanjutan?
Tidak
Ya
Apakah momentum klaster masih ada?
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Klaster pada tahap
Perbaikan (Improvement)
Apakah terdapat tenaga kerja untuk memenuhi kebutuhan klaster?
Tidak
Ya
35. Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
Diamond model: M. Porter, 1990Diamond model: M. Porter, 1990
9 factors model: Dong-Sung Cho, 20009 factors model: Dong-Sung Cho, 2000
Double Diamond model: Rugman & D'Cruz, 1993Double Diamond model: Rugman & D'Cruz, 1993
Lingkungan UsahaLingkungan Usaha
39. Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
Melakukan
tindakan klaster
Meningkatkan tek.
baru & pertum-
buhan perusahaan
Menciptakan
jejaring antar
pelaku
Meningkatkan
formasi klaster
Meningkatkan
pasar “faktor”
Memperbaiki
landasan klaster
Mengembangkan
tautan & visi
Membangun
modal sosial
Titik masuk
klasterisasi
secara organik
Titik masuk
klasterisasi secara
rekayasa ulang
Titik masuk
klasterisasi
yang
direkayasa
Source: Elisabeth Waelbroeck, Rocha dan IKED
Proses klasterisasiProses klasterisasi
dan titik masukdan titik masuk
43. Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
Batas klaster ditentukan oleh “anggota”-nya, dan tidak
mengekang.
Batas klaster ditentukan oleh seberapa jauh jarak yang masih
dirasakan nyaman bagi orang bepergian untuk bekerja, bergaul
dan berjejaring.
33