SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
Download to read offline
112
DAMPAK LIMBAH DAN BEKAS TAMBANG TIMAH
TERHADAP LINGKUNGAN
Kasus di Kecamatan Belinyu Kabupaten Bangka Provinsi Bangka Belitung
A. Sutowo Latief
Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Semarang
Jl. Prof. Soedarto,S.H.,Tembalang, KotakPos 6199/SMG, Semarang 503293
Telp. 024-7473417, 024-7466420 (hunting), Fax. 024-7472396
Abstrak
Logam timah diperoleh dari penambangan bijih timah melalui proses metalurgi. Bijih timah sebelum
mengalami proses metalurgi, terlebih dulu dilakukn pengerjaan awal. Penggunaannya untuk pelapisan pelat
baja tipis bahan kemasan makanan dan minuman, sebagai logam paduan misalnya perunggu dan pateri.
Tambang Inconvensional (TI) dan skala usaha yang lebih kecil yaitu Tambang Rakyat (TR) sudah
berlangsung lama (400tahun silam) di provinsi Bangka Belitung. Satu unit Tambang Inkonvensional (TI)
dapat menghasilkan Rp 4 juta/hari, bayaran buruh mencapai Rp 150.000/hari, dan anak-anak bisa
mengumpulkan uang Rp 40.000/hari dari mengumpulkan sisa pencucuian pasir timah. Dampak negatifnya
adalah kerusakan lingkungan yang dasyat akibat ekploitasi yang tak memperhatikan keseimbangan
ekosistem. Tanah dan lumpur sisa menyebabkan pendangkalan sungai dan hutan bakau di pantai menjadi
rusak, lubang-lubang bekas penambangan tandus, serta kekeringan panjang. Timbul penyakit malaria akibat
banyaknya lubang tambang yang tergenang air. Muncul penyakit masyarakat, yakni prostitusi dan kebiasaan
minum minuman keras, serta penyelundupan pasir timah ke luar negeri. Sektor pertambangan selain
memberikan pendapatan bagi negara, membuat pemiskinan disekitar kawasan pertambangan. Semakin besar
skala pertambangan, semakin besar pula daya rusaknya terhadap lingkungan dan semakin sulit dipulihkan.
Kata Kunci : ”Limbah”, ”Tambang Timah”,”Kecamatan Belinyu”.
I. Pendahuluan
Timah merupakan logam alotropi, yaitu
memiliki perubahan struktur kristal pada
keadaan padat. Pada kondisi normal, suhu 13o
– 161o
C berada pada fase beta (timah beta)
berwarna perak dan dapat ditempa. Diatas suhu
161o
C berubah menjadi timah gama, pada fase
ini sangat rapuh, mudah dihancurkan menjadi
serbuk halus. Dibawah 13o
C berubah menjadi
fase alpha, pada fase ini struktur kristalnya
diamond yang sangat keras ( Latief, 2008).
Sifat-sifatnya : titik lebur 231,86o
C, titik didih
2270ºC, kekerasan dan dan kekuatan tarik
rendah, konduktivitas panas dan listrik tinggi,
tahan terhadap korosi (Sevryukov, t.t.).
Penggunaannya: untuk melapisi plat baja
tipis/lunak yang akan dijadikan kaleng untuk
tempat makanan dan minuman, sebagai bahan
solder/pateri bila dipadu dengan timbal dan
bismuth, apabila dipadu dengan tembaga
diperoleh logam perunggu.
Bijih timah yang disebut kasiterit (cassiterite)
merupakan timah oksida (SnO2), berat
specifik: 6,8 – 7,1 berwarna kuning muda
hingga coklat, tergantung unsur pengotornya.
Kasiterit berupa partikel ukuran halus 0,001 –
0,02 mm dan ukuran butiran kasar 2 mm lebih.
Timah diperoleh dari pemurnian kasiterit
(proses metalurgi) dalam dapur lebur (smelter).
Logam-logam ikutan lain dalam bijih yang
sering menyertai yaitu: wolfram, tembaga,
seng, timbal,dan lain-lain (Sevryukov, t.t.).
Sebelum dilebur (smelting) bijih timah
diproses awal (ores dressing) yang meliputi :
pemanggangan (roasting), pelarutan
(leaching), dan pemisahan secara magnetik.
Pemanggangan bertujuan untuk memisahkan
bahan-bahan yang mudah menjadi gas seperti
belerang, arsen, dan antimon. Pelarutan dengan
menggunakan asam hidrochlorida (HCl) untuk
memisahkan Fe, Pb, As, pada suhu 130 o
C.
Setelah di leaching bijih dipisahkan secara
magnetik, hingga diperoleh consetrate
casiterit.
Pemurnian atau pengambilan logam timah dari
konsentrat ini menggunakan proses
113
pyrometalurgy, yaitu melibatkan proses
pemanasan. Proses peleburan dilakukan dalam
dapur nyala api (reverberatory) atau dapat juga
dilakukan dalam dapur listrik, hasilnya
didapat timah kasar (pig tin). Agar dapat
memenuhi permintaan pasar dengan standar
tertentu, timah kasar ini diproses lagi
(refining).
Berikut ini dikemukakan kegiatan
penambangan timah di Provinsi Bangka
Belitung yang telah berlangsung sejak lama,
dengan berbagai dampaknya terhadap
lingkungan.
2. Mekanisme Penambangan Timah
Kabupaten Bangka Provinsi Bangka Belitung
mempunyai 8 (delapan) kecamatan: 1) Bakam,
(2) Belinyu, (3) Mendo Barat, (4) Merawang,
(5) Pemali, (6) Puding Besar, (7) Riau Silip,
(8) Sungailiat. Kecamatan Belinyu terletak
dibagian paling utara Kabupaten Bangka,
jumlah penduduk 38.681 jiwa (Aditya, 2007)
Tambang Inkonvensional (TI) sudah sangat
dikenal di kalangan rakyat Bangka Belitung.
Ini merupakan sebutan untuk penambangan
timah dengan memanfaatkan peralatan
mekanis sederhana. Untuk skala penambangan
yang lebih kecil lagi, biasanya disebut
Tambang Rakyat (TR), umumnya tidak
memiliki izin penambangan.
Sebenarnya TI muncul karena dulu PT.
Tambang Timah melihat daerah-daerah yang
tidak ekonomis untuk dilakukan kegiatan
pendulangan oleh PT. Tambang Timah sendiri.
Oleh karena itulah, kepada pengelola TI
diberikan peralatan pendulangan mekanis yang
sederhana. Peralatan yang dibutuhkan memang
tidak terlalu rumit, cukup dengan ekskavator,
pompa penyemprot air, dan menyiapkan
tempat pendulangan pasir timah. Metodenya
pun sederhana, tanah yang diambil dengan
ekskavator kemudian ditempatkan di tempat
pendulangan, dan kemudian dibersihkan
dengan air. Lapisan tanah yang benar-benar
berupa tanah, dengan sendirinya akan hanyut
terbawa air, dan tersisa biasanya adalah batu
dan pasir timah.
Pada mulanya pengelola TI melakukan
kegiatan di dalam areal kuasa penambangan
(KP) PT. Tambang Timah dan kalau sudah
habis mereka bisa pindah ke tempat lain yang
ditentukan oleh PT. Tambang Timah. Akan
tetapi, setelah masuk di era reformasi, dari
tahun 1998 ke atas, masyarakat mulai mencari-
cari lokasi di luar KP PT. Tambang Timah
sehingga jumlah TI berkembang pesat menjadi
ribuan. Mereka kini di luar kontrol karena
menambang kebanyakan di luar KP PT.
Tambang Timah.
Seiring dengan pesatnya TI, pembangunan
smelter (pabrik peleburan atau pengolahan
bijih timah menjadi timah balok) juga
mengalami peningkatan sangat tajam, menjadi
ancaman besar terjadinya pencemaran
lingkungan. Hal ini dikarenakan smelter-
smelter baru tersebut kurang
mempertimbangkan sisi lingkungan.
3. Dampak bagi Pembangunan
Pengeksplotasian sumberdaya alam yang
berlebihan tanpa memperhatikan
keseimbangan ekosistem merupakan salah satu
pemicu kerusakan lingkungan di kecamatan
Belinyu. Hal ini dikarenakan krisis ekonomi
yang mengakibatkan krisis sosial dan
kekurangsiapan pelaksanaan otonomi daerah.
3.1. Dampak Positif
Bagi masyarakat Bangka, menambang timah
merupakan mata pencarian yang sudah
dilakukan sejak 400 tahun silam. Sejak zaman
Belanda, nenek moyang mereka bersama
ribuan kuli kontrak dari China menggali tanah
untuk mencari timah. Setelah merdeka,
aktivitas pertambangan timah didominasi
PT.Timah Tbk. ( dulu PN Timah). Rakyat
tidak diizinkan menambang di mana pun
karena seluruh Bangka Belitung merupakan
wilayah kekuasaan penambangan BUMN itu.
114
Sejak krisis ekonomi tahun 1997, Pemerintah
Kabupaten Bangka mengizinkan warga
menambang timah dan hasilnya dijual kepada
PT. Timah. Seiring berjalannya waktu,
pertambangan timah rakyat berkembang
menggunakan mesin penyedot tanah dan
menjadi penambangan inkonvensional yang
cepat menghasilkan pasir timah. Selain
tambang, muncul juga industri peleburan timah
atau smelter swasta. Smelter-smelter itu
menawarkan harga yang lebih tinggi
dibandingkan dengan PT Timah, sehingga
mereka berkembang pesat karena banyak
mendapat pasokan dari masyarakat.
Jika hasil sedang bagus, satu unit tambang
inkonvensional (TI) dapat menghasilkan 4 juta
rupiah per hari. Buruh juga mendapat bayaran
lumayan besar, mencapai Rp 150.000 per hari.
Bahkan, anak-anak yang mengumpulkan sisa
pasir timah dari pencucian pasir bisa
menghasilkan Rp 40.000 sehari. Uang yang
dihasilkan dari pertambangan timah
inkonvensional sangat besar sehingga
berdampak langsung pada ekonomi rakyat.
Warga mampu membeli barang-barang
konsumsi dalam jumlah besar sehingga
perdagangan ritel bergerak pesat, telah
memacu pertumbuhan ekonomi.
3.2. Dampak Negative
Legalitas pemanfaatan lahan yang tidak
berkelanjutan dan pengeksploitasian
sumberdaya alam berlebihan tanpa
mengindahkan keseimbangan ekosistem
merupakan salah satu pemicu kerusakan
lingkungan di wilayah Bangka Belitung.
Keadaan ini merupakan imbas dari krisis
ekonomi berkepanjangan yang berakibat pada
krisis sosial. Selain itu pelaksanaan otonomi
daerah yang kurang siap mengakibatkan
eksploitasi sumberdaya yang tidak
berkelanjutan.
Tidak dapat dipungkiri bahwa kegiatan TI di
Pulau Bangka telah memacu pertumbuhan
ekonomi yang pesat. Namun, bukan hanya
pertumbuhan ekonomi yang dihasilkan TI.
Aktivitas pertambangan yang dilakukan secara
sporadis dan massal itu juga mengakibatkan
kerusakan lingkungan yang dahsyat. Sebagian
besar penambang menggunakan peralatan
besar sehingga dengan mudah mencabik-cabik
permukaan tanah. Sisa pembuangan tanah dari
TI menyebabkan pendangkalan sungai.
Lumpur-lumpur tanah dari TI dan TR telah
membuat hampir seluruh aliran sungai di
Kecamatan Belinyu menjadi berwarna coklat
muda dan keruh.
3.2.1. Kerusakan Lingkungan Abiotik
Gambar 3. Air Sungai Tercemar oleh
Limbah TI
(sumber: Aditya, 2007)
Kerusakan yang ditimbulkan TI tidak hanya
terjadi di lokasi penambangan. Kerusakan alam
bahkan terjadi hingga ke pantai, tempat
bermuara sungai- sungai yang membawa air
dan lumpur dari lokasi TI. Di kawasan pantai,
hutan bakau di sejumlah lokasi rusak akibat
limbah penambangan TI. Selain itu di wilayah
pesisir pantai, beroperasi juga tambang rakyat
menggunakan rakit, drum-drum bekas, mesin
dongfeng dan pipa paralon, yang mengapung.
Para buruh menyelam ke dasar laut,
mengumpulkan sedikit demi sedikit.
115
Gambar 4. Lubang-lubang pada
Permukaan Tanah
(sumber: Aditya, 2007)
Bekas-bekas penambangan TI umumnya
dibiarkan saja sebagaimana adanya, tanpa ada
upaya mereklamasi. Dengan luasan wilayah
penambangan antara dua sampai lima hektar,
lubang-lubang besar pada permukaan tanah
yang mereka gali merupakan pemandangan
yang tampak mengenaskan.
3.2.2. Kerusakan Lingkungan Biotik
Penambangan timah inkonvensional di Bangka
belitung kini masih terus berlangsung,
termasuk di kawasan hutan lindung. Salah
satunya adalah di kawasan hutan lindung
Gunung Pelawan. Penambang secara
sembunyi-sembunyi tetap menambang timah di
kawasan terlarang tersebut. TI juga merusak
daerah aliran sungai, kawasan sempadan
pantai, hutan lindung, dan hutan produksi.
Lubang-lubang bekas penambangan tandus
karena tidak direklamasi.
Gambar 5. Lokasi TI yang Berlangsung
di Daerah Gunung Pelawan, Belinyu
(sumber: Aditya, 2007)
Perusakan hutan karena tambang membuat
banyak wilayah kekeringan hebat pada musim
kemarau. Jika dilihat dari udara sebelum
mendarat di Bandara Depati Amir, wajah bumi
Bangka dipenuhi kawah dan lubang menganga.
Lubang-lubang itu terisi air hujan dan menjadi
tempat subur perkembangan nyamuk anofeles.
Akibatnya, penularan penyakit malaria di
Pulau Bangka cukup tinggi.
Gambar 6. Wajah Bumi Bangka Dilihat
dari Pesawat Udara
Saat ini, kegiatan tambang inkonvensional
bukan hanya terjadi pada lahan-lahan baru,
namun lahan-lahan lama yang dulu dikelola PT
Timah pun, kini digarap lagi. Padahal, lahan
tersebut sedang dalam proses reklamasi yang
ditandai dengan penanaman tanaman mudah
tumbuh. Meruyaknya tambang rakyat itu tidak
lepas dari keyakinan masih banyaknya
cadangan timah, baik di lahan baru maupun di
lahan yang sudah direklamasi. Banyak kebun
lada yang berubah menjadi ladang timah. Hal
ini dikarenakan untuk menunggu panen lada
dalam beberapa tahun, mereka hanya bisa
menghasilkan Rp 39.000 per kg, sedangkan
timah, hasilnya lebih baik karena harganya
bisa mencapai Rp 95.000 per kg.
3.2.3. Kerusakan Lingkungan Sosio-
Kultural
Maraknya TI dan tingginya perputaran uang
dari aktivitas itu dituding menjadi penyebab
munculnya penyakit masyarakat, yakni
prostitusi dan kebiasaan minum minuman
116
keras. Bahkan, Bangka Belitung disinyalir
menjadi salah satu tujuan perdagangan
manusia (trafficking) baru karena tingginya
permintaan akan pekerja seks komersial.
TI juga dituding pemerintah sebagai biang
kekacauan pembayaran royalti dari
pertambangan timah. Banyak dan tidak
terkendalinya penambangan inkonvensional
menyebabkan sulitnya pemungutan royalti.
Maraknya TI juga dirasakan berdampak pada
sulitnya bahan bakar minyak, terutama solar.
Di semua stasiun pengisian bahan bakar untuk
umum (SPBU) di pulau itu selalu terjadi
antrean jerigen penampung solar. Solar dari
SPBU itu digunakan untuk keperluan
operasional TI.
Di sisi lain, tataniaga timah juga memunculkan
persoalan baru yaitu praktik penyelundupan
pasir timah ke luar negeri, khususnya ke
Singapura. Menurut aturan yang resmi,
sebenarnya hanya kepada PT.Koba Tin atau
PT.Timah sajalah para penambang,
pengumpul, maupun kontraktor timah bisa
menjual hasilnya. Akan tetapi, dengan tingkat
permintaan pasar dunia yang sedang lesu,
PT.Timah maupun PT.Koba Tin kesulitan jika
harus membeli semua pasir timah hasil TI
maupun TR. Dengan tingkat harga yang relatif
rendah di tingkat penambang, tidak
mengherankan bila muncul praktik
penyelundupan timah ke Singapura. Oleh
karena ada pembeli di Singapura yang berani
membeli dengan harga yang lebih tinggi dari
harga yang ditawarkan PT.Timah. Dari sisi
negara, praktik penyelundupan berarti
hilangnya pemasukan pajak yang semestinya
diperoleh pemerintah. Dari sisi lingkungan,
praktik penyelundupan berarti tidak
disisihkannya dana untuk memperbaiki
lingkungan bekas tambang karena pembeli di
Singapura pastilah tidak peduli dengan
bagaimana rusaknya bumi Bangka Belitung
untuk memperoleh pasir-pasir timah itu.
Akibat tidak langsung berupa turunnya harga
logam timah karena stok timah dunia saat ini di
atas normal, atau sekitar 12.000 ton yang
berasal dari Indonesia. Lebih jauh akan terjadi
over supply di pasar dunia dan harga timah
jatuh. Ditambah adanya kenaikan harga BBM
mengakibatkan PT Timah, PT Koba Tin dan
smelter independen makin merugi. Bahkan PT
Koba Tin telah menutup tambangnya dan
terpaksa melepas karyawannya sehingga hal
ini berpotensi menimbulkan konflik.
4. Kebijakan Pemerintah
Pengambilalihan urusan pertambangan dari
komunitas kekuasaan lokal di Nusantara
pertama kali pada tahun 1850 oleh pemerintah
Hindia Belanda. Sejak saat itu pengurusan
sektor pertambangan tak berubah meskipun
telah terbit UU No 11 tahun 1967 tentang
Pokok-Pokok Pertambangan Umum. Arah
pengelolaan sektor pertambangan saat itu oleh
UU No 1 tahun 1967 tentang penanaman
Modal Asing.
Sektor pertambangan selain memberikan
pendapatan bagi negara, daya rusaknya adalah
membuat pemiskinan disekitar kawasan
pertambangan. Semakin besar skala
pertambangan, semakin besar pula daya
rusaknya terhadap lingkungan dan semakin
sulit dipulihkan.
Undang-undang No 11 tahun 1967 menjadi
pintu masuk daya rusak, misalnya pasal 26 UU
No 11 tahun 1967 menyebutkan ”.....apabila
telah didapatkan ijin kuasa pertambangan atas
suatu daerah atau wilayah menurut hukum
yang berlaku, maka kepada mereka yang
berhak atas tanah diwajibkan memperoleh
pekerjaan pemegang kuasa pertambangan atas
tanah yang bersangkutan atas dasar mufakat
kepadanya”. Akibatnya jika perusahaan
tambang akan beroperasi, pilihan bagi
penduduk lokal hanya dua: (1) menerima ganti
rugi pelepasan tanah sepihak, atau (2) digusur
karena menolak ganti rugi. Konflik selalu
terjadi antara masyarakat lokal dengan
perusahaan tambang diawal operasi
117
pertambangan hampir disemua lokasi
pertambangan di Indonesia.
Saat perusahaan tambang berproduksi,
pemiskinan terus berlangsung melalui
menurunnya kualitas lingkungan dan
produktivitas rakyat yang berhubungan dengan
sumberdaya tanah dan air. Krisis air selalu
dijumpai di semua lokasi pertambangan karena
operasinya membutuhkan air dalam jumlah
besar, sementara kualitas air menurun karena
rusaknya sistem hidrologi tanah, rembesan air
asam tambang, rembesan logam berat dan
buangan lumpur tailing
Investor pertambangan menunggu kepastian
hukum di Indonesia, banyak investor
pertambangan yang menunggu penyelesaian
persoalan penting di bidang pertambangan
untuk berinvestasi di Indonesia. Persoalan
yang penting, antara lain: tumpang tindih
kehutanan, peti, masalah perpajakan, dan
otonomi daerah. Konsep penyusunan draft
Undang-Undang Pertambangan Batubara dan
Mineral, telah mendapat masukan dari lintas
sektoral dan sudah dikirim ke Sekretariat
Negara, targetnya pada akhir Mei ke DPR.
Kalau undang-undang selesai, persoalannya
makin tuntas, makin ada kepastian hukum.
Pengelolaan sumberdaya alam berupa
pertambangan umum di Kabupaten Bangka,
sesuai dengan ketentuan yang berlaku
merupakan kewenangan Kabupaten Bangka.
Sumberdaya alam berupa pertambangan agar
dapat dikelola secara efektif, efesien,
berkelanjutan dan berwawasan lingkungan
serta berkeadilan sehingga dapat memberikan
manfaat yang lebih luas kepada masyarakat
dan Daerah, maka dipandang perlu diatur
pengelolaannya dengan Peraturan Daerah
Kabupaten Bangka Nomor 6 Tahun 2001
tentang Pengelolaan Pertambangan Umum,
sambil menunggu diberlakukannya Undang-
undang Pertambangan Batubara dan Mineral.
Dalam bab II pasal 2 Peraturan Daerah tersebut
dinyatakan bahwa : ”Setiap pengelolaan
pengusahaan pertambangan hanya dapat
dilakukan setelah mendapat IUP (Izin Usaha
Pertambangan), IUPR (Izin Usaha
Pertambangan Rakyat) dan/atau Perjanjian
Usaha Pertambangan.
Lubang-lubang besar pada permukaan tanah
yang mereka gali merupakan pemandangan
yang tampak mengenaskan, oleh karena itu
Dinas Perikanan dan Kelautan Bangka
Belitung (Babel) akan memanfaatkan lubang-
lubang bekas pertambangan timah tersebut
sebagai kolam untuk budidaya ikan. Dua juta
benih ikan disiapkan untuk memanfaatkan
potensi lubang bekas tambang yang sudah
berubah menjadi seperti danau kecil itu.
Menurut Yulistyo, Kepala Dinas Perikanan dan
Kelautan Babel, ada sekitar 1.000 hektar
lubang bekas pertambangan timah yang dapat
digunakan menjadi kolam ikan air tawar.
5. Penutup
Timah merupakan logam yang sangat
diperlukan, selain sebagai logam paduan untuk
bahan teknik, misalnya perunggu, juga banyak
digunakan untuk lapisan pelat baja tipis yang
dibuat menjadi kaleng tempat makanan dan
minuman. Timah diekstrak dari bijihnya,
sedangkan bijih timah diperoleh dari
penambangan yang banyak terdapat di propinsi
Bangka Belitung. Kegiatan penambangan dan
proses pengolahan bijih timah menjadi timah
(smelting) telah meningkatkan pendapatan asli
daerah, namun kerugian yang ditimbulkan
terhadap kerusakan lingkungan yang sangat
besar tak dapat dinilai dengan harga pasar.
Banyaknya lubang-lubang bekas tambang
timah yang ditinggalkan tanpa reklamasi, telah
merubah rona lingkungan menjadikan
pemandangan yang sangat mengenaskan.
Semoga dalam waktu yang tidak lama lubang-
lubang tersebut dapat berubah secara alami
menjadi danau-danau kecil yang dapat ditebari
ikan, sehingga bermanfaat bagi rakyat sekitar,
dan menuju keseimbangan baru bagi
lingkungan.
118
6. Daftar Pustaka
Aditya. 2007. Kerusakan Lingkungan di
KecamatanBelinyu. http://alramadona.
ultyply.com/journal/photos/hi-
res/upload/RgeScgoKCpgAAFx7tCc1
.htm.[19 Januari 2008].
Anderson B.C. 1991. Material Science.
Hongkong : ELBS and Nelson.
Beumer. 1998. Ilmu Bahan Logam jilid I.
Jakarta : PT. Bathara Karya Aksara.
Kementerian Negara Lingkungan Hidup. 2006.
Lubang Bekas Tambang Timah
diubah Jadi Kolam Ikan.
http://www.microsoft.com/isapi/redir.
dll?prd=ie&pver=
6&ar=Clink.htm.[28 Januari 2008].
Latief, A.S. 2008. Teknologi Bahan 1.
Semarang: Penerbit POLINES.
Sekretaris Daerah Kabupaten Bangka. 2001.
Salinan Peraturan Daerah Kabupaten
Bangka Nomor 6 Tahun 2001 tentang
Pengelolaan Pertambangan Umum.
Sevryukov, N, B. Kuzmin, Y. Chelishchev.
Tanpa Tahun. General Metallurgy.
Moskow : Peace Publishers

More Related Content

What's hot

Metode pinch
Metode pinchMetode pinch
Metode pinchteguh_17
 
KB 3 Identifikasi Gangguan Psikologis dalam Kebidanan dan Penatalaksanaannya
KB 3 Identifikasi Gangguan Psikologis dalam Kebidanan dan PenatalaksanaannyaKB 3 Identifikasi Gangguan Psikologis dalam Kebidanan dan Penatalaksanaannya
KB 3 Identifikasi Gangguan Psikologis dalam Kebidanan dan Penatalaksanaannyapjj_kemenkes
 
Tugas e commerce-keripik tempe
Tugas e commerce-keripik tempeTugas e commerce-keripik tempe
Tugas e commerce-keripik tempeAmabel Damara
 
406445319-Materi-Keamanan-Pangan-ppt.ppt
406445319-Materi-Keamanan-Pangan-ppt.ppt406445319-Materi-Keamanan-Pangan-ppt.ppt
406445319-Materi-Keamanan-Pangan-ppt.pptAdniInginNaikHaji
 
ppt gentle birth (1).pptx
ppt gentle birth (1).pptxppt gentle birth (1).pptx
ppt gentle birth (1).pptxDianFitriyani15
 
101142739 teknik-dan-analisa-usaha-pembenihan-udang-vaname-di-pt-cpb-lampung
101142739 teknik-dan-analisa-usaha-pembenihan-udang-vaname-di-pt-cpb-lampung101142739 teknik-dan-analisa-usaha-pembenihan-udang-vaname-di-pt-cpb-lampung
101142739 teknik-dan-analisa-usaha-pembenihan-udang-vaname-di-pt-cpb-lampungBenze Aris
 
Tantangan berwiriausaha bagi perempuan
Tantangan berwiriausaha bagi perempuanTantangan berwiriausaha bagi perempuan
Tantangan berwiriausaha bagi perempuanEdwar Fitri
 
Manajeman pakan.pptx
Manajeman pakan.pptxManajeman pakan.pptx
Manajeman pakan.pptxFairuzAhmad7
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1nrsam
 
Contoh Surat Perjanjian Kerjasama
Contoh Surat Perjanjian KerjasamaContoh Surat Perjanjian Kerjasama
Contoh Surat Perjanjian KerjasamaJohn Manullang
 
Tips dalam proses Take Over atau JO
Tips dalam proses Take Over atau JOTips dalam proses Take Over atau JO
Tips dalam proses Take Over atau JOobhi3
 
Proposal Bisnis Katering | Jasa Boga | Kuliner | Makanan | Snack | Restoran
Proposal Bisnis Katering | Jasa Boga | Kuliner | Makanan | Snack | RestoranProposal Bisnis Katering | Jasa Boga | Kuliner | Makanan | Snack | Restoran
Proposal Bisnis Katering | Jasa Boga | Kuliner | Makanan | Snack | Restoransupriyanto_stie
 
Laporan penelitian home industri bolu kukus
Laporan penelitian home industri bolu kukusLaporan penelitian home industri bolu kukus
Laporan penelitian home industri bolu kukusFirdika Arini
 
Laporan studi kelayakan bisnis.
Laporan studi kelayakan bisnis.Laporan studi kelayakan bisnis.
Laporan studi kelayakan bisnis.Risma Martha
 

What's hot (20)

Metode pinch
Metode pinchMetode pinch
Metode pinch
 
KB 3 Identifikasi Gangguan Psikologis dalam Kebidanan dan Penatalaksanaannya
KB 3 Identifikasi Gangguan Psikologis dalam Kebidanan dan PenatalaksanaannyaKB 3 Identifikasi Gangguan Psikologis dalam Kebidanan dan Penatalaksanaannya
KB 3 Identifikasi Gangguan Psikologis dalam Kebidanan dan Penatalaksanaannya
 
Tugas e commerce-keripik tempe
Tugas e commerce-keripik tempeTugas e commerce-keripik tempe
Tugas e commerce-keripik tempe
 
Format surat kerjasama
Format surat kerjasamaFormat surat kerjasama
Format surat kerjasama
 
406445319-Materi-Keamanan-Pangan-ppt.ppt
406445319-Materi-Keamanan-Pangan-ppt.ppt406445319-Materi-Keamanan-Pangan-ppt.ppt
406445319-Materi-Keamanan-Pangan-ppt.ppt
 
ppt gentle birth (1).pptx
ppt gentle birth (1).pptxppt gentle birth (1).pptx
ppt gentle birth (1).pptx
 
Pendinginan
PendinginanPendinginan
Pendinginan
 
101142739 teknik-dan-analisa-usaha-pembenihan-udang-vaname-di-pt-cpb-lampung
101142739 teknik-dan-analisa-usaha-pembenihan-udang-vaname-di-pt-cpb-lampung101142739 teknik-dan-analisa-usaha-pembenihan-udang-vaname-di-pt-cpb-lampung
101142739 teknik-dan-analisa-usaha-pembenihan-udang-vaname-di-pt-cpb-lampung
 
Tantangan berwiriausaha bagi perempuan
Tantangan berwiriausaha bagi perempuanTantangan berwiriausaha bagi perempuan
Tantangan berwiriausaha bagi perempuan
 
Manajeman pakan.pptx
Manajeman pakan.pptxManajeman pakan.pptx
Manajeman pakan.pptx
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
Susu kedelai
Susu kedelaiSusu kedelai
Susu kedelai
 
Proposal pdf
Proposal pdfProposal pdf
Proposal pdf
 
Lokasi desain-tambak
Lokasi desain-tambakLokasi desain-tambak
Lokasi desain-tambak
 
Contoh Surat Perjanjian Kerjasama
Contoh Surat Perjanjian KerjasamaContoh Surat Perjanjian Kerjasama
Contoh Surat Perjanjian Kerjasama
 
Tips dalam proses Take Over atau JO
Tips dalam proses Take Over atau JOTips dalam proses Take Over atau JO
Tips dalam proses Take Over atau JO
 
Proposal Bisnis Katering | Jasa Boga | Kuliner | Makanan | Snack | Restoran
Proposal Bisnis Katering | Jasa Boga | Kuliner | Makanan | Snack | RestoranProposal Bisnis Katering | Jasa Boga | Kuliner | Makanan | Snack | Restoran
Proposal Bisnis Katering | Jasa Boga | Kuliner | Makanan | Snack | Restoran
 
Laporan penelitian home industri bolu kukus
Laporan penelitian home industri bolu kukusLaporan penelitian home industri bolu kukus
Laporan penelitian home industri bolu kukus
 
Laporan studi kelayakan bisnis.
Laporan studi kelayakan bisnis.Laporan studi kelayakan bisnis.
Laporan studi kelayakan bisnis.
 
Kepiting Bakau
Kepiting BakauKepiting Bakau
Kepiting Bakau
 

Viewers also liked

El curriculum nacional base lupita
El curriculum nacional base lupitaEl curriculum nacional base lupita
El curriculum nacional base lupitaSheny Pop Chocoj
 
Presentación CNB Everilda Pop
Presentación CNB Everilda PopPresentación CNB Everilda Pop
Presentación CNB Everilda PopSheny Pop Chocoj
 
Presentazione Tesi Magistrale sul Giffoni Experience
Presentazione Tesi Magistrale sul Giffoni ExperiencePresentazione Tesi Magistrale sul Giffoni Experience
Presentazione Tesi Magistrale sul Giffoni ExperienceGiovanna Di Troia
 
Definisi etika sebagai profesi
Definisi etika sebagai profesiDefinisi etika sebagai profesi
Definisi etika sebagai profesimakasdasd415
 
SC Cyberworld = Malaysia's Latest IT News_ NCBM INTRODUCES ‘SAVE AS DAISY XML...
SC Cyberworld = Malaysia's Latest IT News_ NCBM INTRODUCES ‘SAVE AS DAISY XML...SC Cyberworld = Malaysia's Latest IT News_ NCBM INTRODUCES ‘SAVE AS DAISY XML...
SC Cyberworld = Malaysia's Latest IT News_ NCBM INTRODUCES ‘SAVE AS DAISY XML...Iriani Zulkifli
 

Viewers also liked (11)

Imt slideshare3.2
Imt slideshare3.2Imt slideshare3.2
Imt slideshare3.2
 
El curriculum nacional base lupita
El curriculum nacional base lupitaEl curriculum nacional base lupita
El curriculum nacional base lupita
 
Andrea cnb
Andrea cnbAndrea cnb
Andrea cnb
 
Presentación CNB Everilda Pop
Presentación CNB Everilda PopPresentación CNB Everilda Pop
Presentación CNB Everilda Pop
 
Presentazione Tesi Magistrale sul Giffoni Experience
Presentazione Tesi Magistrale sul Giffoni ExperiencePresentazione Tesi Magistrale sul Giffoni Experience
Presentazione Tesi Magistrale sul Giffoni Experience
 
Temp6
Temp6Temp6
Temp6
 
Definisi etika sebagai profesi
Definisi etika sebagai profesiDefinisi etika sebagai profesi
Definisi etika sebagai profesi
 
SC Cyberworld = Malaysia's Latest IT News_ NCBM INTRODUCES ‘SAVE AS DAISY XML...
SC Cyberworld = Malaysia's Latest IT News_ NCBM INTRODUCES ‘SAVE AS DAISY XML...SC Cyberworld = Malaysia's Latest IT News_ NCBM INTRODUCES ‘SAVE AS DAISY XML...
SC Cyberworld = Malaysia's Latest IT News_ NCBM INTRODUCES ‘SAVE AS DAISY XML...
 
Wqw
WqwWqw
Wqw
 
Una historia inspiradora mas..
Una historia inspiradora mas.. Una historia inspiradora mas..
Una historia inspiradora mas..
 
Game sense
Game senseGame sense
Game sense
 

Similar to Timah

Pengetahuan Lingkungan
Pengetahuan  LingkunganPengetahuan  Lingkungan
Pengetahuan LingkunganAdel del
 
Dampak kerusakan lingkungan di bangka belitung
Dampak kerusakan lingkungan di bangka belitungDampak kerusakan lingkungan di bangka belitung
Dampak kerusakan lingkungan di bangka belitungNurani Fajri
 
Teori ekonomi makro lanjutan
Teori ekonomi makro lanjutanTeori ekonomi makro lanjutan
Teori ekonomi makro lanjutanyuliafu
 
Makalah batu bara umk cabang raha
Makalah batu bara umk cabang rahaMakalah batu bara umk cabang raha
Makalah batu bara umk cabang rahaWarnet Raha
 
Studi Kasus: Dampak Lingkungan Akibat Industri Pertambangan
Studi Kasus: Dampak Lingkungan Akibat Industri PertambanganStudi Kasus: Dampak Lingkungan Akibat Industri Pertambangan
Studi Kasus: Dampak Lingkungan Akibat Industri PertambanganRahthino Giovanni
 
persentasi lingkungan tambang.pptx
persentasi lingkungan tambang.pptxpersentasi lingkungan tambang.pptx
persentasi lingkungan tambang.pptxRachmatPujianto
 
Materi part 5 barang tambang
Materi part 5 barang tambangMateri part 5 barang tambang
Materi part 5 barang tambangjopiwildani
 
Studi kasus pt indo minco
Studi kasus pt indo mincoStudi kasus pt indo minco
Studi kasus pt indo mincoDewoAhmadzan
 
Powerpoint kapal isap penambang timah
Powerpoint kapal isap penambang timahPowerpoint kapal isap penambang timah
Powerpoint kapal isap penambang timahRosim Nyerupa
 
Contoh judul kp
Contoh judul kpContoh judul kp
Contoh judul kpsusanto .
 
Tugas makalah pengolahan besi
Tugas makalah pengolahan besiTugas makalah pengolahan besi
Tugas makalah pengolahan besiActur Saktianto
 
Paper sde teknologi batu bara bersih
Paper sde teknologi batu bara bersihPaper sde teknologi batu bara bersih
Paper sde teknologi batu bara bersihN'fall Sevenfoldism
 
Ppt batu bara [autosaved]
Ppt batu bara [autosaved]Ppt batu bara [autosaved]
Ppt batu bara [autosaved]Awan Bujel
 
[SMAN 1 JEMBER-XI IPS 1] Geografi - bahan tambang mineral
[SMAN 1 JEMBER-XI IPS 1] Geografi - bahan tambang mineral[SMAN 1 JEMBER-XI IPS 1] Geografi - bahan tambang mineral
[SMAN 1 JEMBER-XI IPS 1] Geografi - bahan tambang mineralMeileni Nurhayati
 
MANGAN - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA
MANGAN - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITAMANGAN - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA
MANGAN - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITABonita Susimah
 

Similar to Timah (20)

Pengetahuan Lingkungan
Pengetahuan  LingkunganPengetahuan  Lingkungan
Pengetahuan Lingkungan
 
Dampak kerusakan lingkungan di bangka belitung
Dampak kerusakan lingkungan di bangka belitungDampak kerusakan lingkungan di bangka belitung
Dampak kerusakan lingkungan di bangka belitung
 
Teori ekonomi makro lanjutan
Teori ekonomi makro lanjutanTeori ekonomi makro lanjutan
Teori ekonomi makro lanjutan
 
Makalah batu bara umk cabang raha
Makalah batu bara umk cabang rahaMakalah batu bara umk cabang raha
Makalah batu bara umk cabang raha
 
Makalah batu bara umk cabang raha
Makalah batu bara umk cabang rahaMakalah batu bara umk cabang raha
Makalah batu bara umk cabang raha
 
Makalah batu bara umk cabang raha
Makalah batu bara umk cabang rahaMakalah batu bara umk cabang raha
Makalah batu bara umk cabang raha
 
Contoh Presentasi Tentang Pertambangan
Contoh Presentasi Tentang PertambanganContoh Presentasi Tentang Pertambangan
Contoh Presentasi Tentang Pertambangan
 
Sumber daya alam
Sumber daya alamSumber daya alam
Sumber daya alam
 
Sda tambang
Sda tambangSda tambang
Sda tambang
 
Studi Kasus: Dampak Lingkungan Akibat Industri Pertambangan
Studi Kasus: Dampak Lingkungan Akibat Industri PertambanganStudi Kasus: Dampak Lingkungan Akibat Industri Pertambangan
Studi Kasus: Dampak Lingkungan Akibat Industri Pertambangan
 
persentasi lingkungan tambang.pptx
persentasi lingkungan tambang.pptxpersentasi lingkungan tambang.pptx
persentasi lingkungan tambang.pptx
 
Materi part 5 barang tambang
Materi part 5 barang tambangMateri part 5 barang tambang
Materi part 5 barang tambang
 
Studi kasus pt indo minco
Studi kasus pt indo mincoStudi kasus pt indo minco
Studi kasus pt indo minco
 
Powerpoint kapal isap penambang timah
Powerpoint kapal isap penambang timahPowerpoint kapal isap penambang timah
Powerpoint kapal isap penambang timah
 
Contoh judul kp
Contoh judul kpContoh judul kp
Contoh judul kp
 
Tugas makalah pengolahan besi
Tugas makalah pengolahan besiTugas makalah pengolahan besi
Tugas makalah pengolahan besi
 
Paper sde teknologi batu bara bersih
Paper sde teknologi batu bara bersihPaper sde teknologi batu bara bersih
Paper sde teknologi batu bara bersih
 
Ppt batu bara [autosaved]
Ppt batu bara [autosaved]Ppt batu bara [autosaved]
Ppt batu bara [autosaved]
 
[SMAN 1 JEMBER-XI IPS 1] Geografi - bahan tambang mineral
[SMAN 1 JEMBER-XI IPS 1] Geografi - bahan tambang mineral[SMAN 1 JEMBER-XI IPS 1] Geografi - bahan tambang mineral
[SMAN 1 JEMBER-XI IPS 1] Geografi - bahan tambang mineral
 
MANGAN - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA
MANGAN - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITAMANGAN - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA
MANGAN - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA
 

Timah

  • 1. 112 DAMPAK LIMBAH DAN BEKAS TAMBANG TIMAH TERHADAP LINGKUNGAN Kasus di Kecamatan Belinyu Kabupaten Bangka Provinsi Bangka Belitung A. Sutowo Latief Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Semarang Jl. Prof. Soedarto,S.H.,Tembalang, KotakPos 6199/SMG, Semarang 503293 Telp. 024-7473417, 024-7466420 (hunting), Fax. 024-7472396 Abstrak Logam timah diperoleh dari penambangan bijih timah melalui proses metalurgi. Bijih timah sebelum mengalami proses metalurgi, terlebih dulu dilakukn pengerjaan awal. Penggunaannya untuk pelapisan pelat baja tipis bahan kemasan makanan dan minuman, sebagai logam paduan misalnya perunggu dan pateri. Tambang Inconvensional (TI) dan skala usaha yang lebih kecil yaitu Tambang Rakyat (TR) sudah berlangsung lama (400tahun silam) di provinsi Bangka Belitung. Satu unit Tambang Inkonvensional (TI) dapat menghasilkan Rp 4 juta/hari, bayaran buruh mencapai Rp 150.000/hari, dan anak-anak bisa mengumpulkan uang Rp 40.000/hari dari mengumpulkan sisa pencucuian pasir timah. Dampak negatifnya adalah kerusakan lingkungan yang dasyat akibat ekploitasi yang tak memperhatikan keseimbangan ekosistem. Tanah dan lumpur sisa menyebabkan pendangkalan sungai dan hutan bakau di pantai menjadi rusak, lubang-lubang bekas penambangan tandus, serta kekeringan panjang. Timbul penyakit malaria akibat banyaknya lubang tambang yang tergenang air. Muncul penyakit masyarakat, yakni prostitusi dan kebiasaan minum minuman keras, serta penyelundupan pasir timah ke luar negeri. Sektor pertambangan selain memberikan pendapatan bagi negara, membuat pemiskinan disekitar kawasan pertambangan. Semakin besar skala pertambangan, semakin besar pula daya rusaknya terhadap lingkungan dan semakin sulit dipulihkan. Kata Kunci : ”Limbah”, ”Tambang Timah”,”Kecamatan Belinyu”. I. Pendahuluan Timah merupakan logam alotropi, yaitu memiliki perubahan struktur kristal pada keadaan padat. Pada kondisi normal, suhu 13o – 161o C berada pada fase beta (timah beta) berwarna perak dan dapat ditempa. Diatas suhu 161o C berubah menjadi timah gama, pada fase ini sangat rapuh, mudah dihancurkan menjadi serbuk halus. Dibawah 13o C berubah menjadi fase alpha, pada fase ini struktur kristalnya diamond yang sangat keras ( Latief, 2008). Sifat-sifatnya : titik lebur 231,86o C, titik didih 2270ºC, kekerasan dan dan kekuatan tarik rendah, konduktivitas panas dan listrik tinggi, tahan terhadap korosi (Sevryukov, t.t.). Penggunaannya: untuk melapisi plat baja tipis/lunak yang akan dijadikan kaleng untuk tempat makanan dan minuman, sebagai bahan solder/pateri bila dipadu dengan timbal dan bismuth, apabila dipadu dengan tembaga diperoleh logam perunggu. Bijih timah yang disebut kasiterit (cassiterite) merupakan timah oksida (SnO2), berat specifik: 6,8 – 7,1 berwarna kuning muda hingga coklat, tergantung unsur pengotornya. Kasiterit berupa partikel ukuran halus 0,001 – 0,02 mm dan ukuran butiran kasar 2 mm lebih. Timah diperoleh dari pemurnian kasiterit (proses metalurgi) dalam dapur lebur (smelter). Logam-logam ikutan lain dalam bijih yang sering menyertai yaitu: wolfram, tembaga, seng, timbal,dan lain-lain (Sevryukov, t.t.). Sebelum dilebur (smelting) bijih timah diproses awal (ores dressing) yang meliputi : pemanggangan (roasting), pelarutan (leaching), dan pemisahan secara magnetik. Pemanggangan bertujuan untuk memisahkan bahan-bahan yang mudah menjadi gas seperti belerang, arsen, dan antimon. Pelarutan dengan menggunakan asam hidrochlorida (HCl) untuk memisahkan Fe, Pb, As, pada suhu 130 o C. Setelah di leaching bijih dipisahkan secara magnetik, hingga diperoleh consetrate casiterit. Pemurnian atau pengambilan logam timah dari konsentrat ini menggunakan proses
  • 2. 113 pyrometalurgy, yaitu melibatkan proses pemanasan. Proses peleburan dilakukan dalam dapur nyala api (reverberatory) atau dapat juga dilakukan dalam dapur listrik, hasilnya didapat timah kasar (pig tin). Agar dapat memenuhi permintaan pasar dengan standar tertentu, timah kasar ini diproses lagi (refining). Berikut ini dikemukakan kegiatan penambangan timah di Provinsi Bangka Belitung yang telah berlangsung sejak lama, dengan berbagai dampaknya terhadap lingkungan. 2. Mekanisme Penambangan Timah Kabupaten Bangka Provinsi Bangka Belitung mempunyai 8 (delapan) kecamatan: 1) Bakam, (2) Belinyu, (3) Mendo Barat, (4) Merawang, (5) Pemali, (6) Puding Besar, (7) Riau Silip, (8) Sungailiat. Kecamatan Belinyu terletak dibagian paling utara Kabupaten Bangka, jumlah penduduk 38.681 jiwa (Aditya, 2007) Tambang Inkonvensional (TI) sudah sangat dikenal di kalangan rakyat Bangka Belitung. Ini merupakan sebutan untuk penambangan timah dengan memanfaatkan peralatan mekanis sederhana. Untuk skala penambangan yang lebih kecil lagi, biasanya disebut Tambang Rakyat (TR), umumnya tidak memiliki izin penambangan. Sebenarnya TI muncul karena dulu PT. Tambang Timah melihat daerah-daerah yang tidak ekonomis untuk dilakukan kegiatan pendulangan oleh PT. Tambang Timah sendiri. Oleh karena itulah, kepada pengelola TI diberikan peralatan pendulangan mekanis yang sederhana. Peralatan yang dibutuhkan memang tidak terlalu rumit, cukup dengan ekskavator, pompa penyemprot air, dan menyiapkan tempat pendulangan pasir timah. Metodenya pun sederhana, tanah yang diambil dengan ekskavator kemudian ditempatkan di tempat pendulangan, dan kemudian dibersihkan dengan air. Lapisan tanah yang benar-benar berupa tanah, dengan sendirinya akan hanyut terbawa air, dan tersisa biasanya adalah batu dan pasir timah. Pada mulanya pengelola TI melakukan kegiatan di dalam areal kuasa penambangan (KP) PT. Tambang Timah dan kalau sudah habis mereka bisa pindah ke tempat lain yang ditentukan oleh PT. Tambang Timah. Akan tetapi, setelah masuk di era reformasi, dari tahun 1998 ke atas, masyarakat mulai mencari- cari lokasi di luar KP PT. Tambang Timah sehingga jumlah TI berkembang pesat menjadi ribuan. Mereka kini di luar kontrol karena menambang kebanyakan di luar KP PT. Tambang Timah. Seiring dengan pesatnya TI, pembangunan smelter (pabrik peleburan atau pengolahan bijih timah menjadi timah balok) juga mengalami peningkatan sangat tajam, menjadi ancaman besar terjadinya pencemaran lingkungan. Hal ini dikarenakan smelter- smelter baru tersebut kurang mempertimbangkan sisi lingkungan. 3. Dampak bagi Pembangunan Pengeksplotasian sumberdaya alam yang berlebihan tanpa memperhatikan keseimbangan ekosistem merupakan salah satu pemicu kerusakan lingkungan di kecamatan Belinyu. Hal ini dikarenakan krisis ekonomi yang mengakibatkan krisis sosial dan kekurangsiapan pelaksanaan otonomi daerah. 3.1. Dampak Positif Bagi masyarakat Bangka, menambang timah merupakan mata pencarian yang sudah dilakukan sejak 400 tahun silam. Sejak zaman Belanda, nenek moyang mereka bersama ribuan kuli kontrak dari China menggali tanah untuk mencari timah. Setelah merdeka, aktivitas pertambangan timah didominasi PT.Timah Tbk. ( dulu PN Timah). Rakyat tidak diizinkan menambang di mana pun karena seluruh Bangka Belitung merupakan wilayah kekuasaan penambangan BUMN itu.
  • 3. 114 Sejak krisis ekonomi tahun 1997, Pemerintah Kabupaten Bangka mengizinkan warga menambang timah dan hasilnya dijual kepada PT. Timah. Seiring berjalannya waktu, pertambangan timah rakyat berkembang menggunakan mesin penyedot tanah dan menjadi penambangan inkonvensional yang cepat menghasilkan pasir timah. Selain tambang, muncul juga industri peleburan timah atau smelter swasta. Smelter-smelter itu menawarkan harga yang lebih tinggi dibandingkan dengan PT Timah, sehingga mereka berkembang pesat karena banyak mendapat pasokan dari masyarakat. Jika hasil sedang bagus, satu unit tambang inkonvensional (TI) dapat menghasilkan 4 juta rupiah per hari. Buruh juga mendapat bayaran lumayan besar, mencapai Rp 150.000 per hari. Bahkan, anak-anak yang mengumpulkan sisa pasir timah dari pencucian pasir bisa menghasilkan Rp 40.000 sehari. Uang yang dihasilkan dari pertambangan timah inkonvensional sangat besar sehingga berdampak langsung pada ekonomi rakyat. Warga mampu membeli barang-barang konsumsi dalam jumlah besar sehingga perdagangan ritel bergerak pesat, telah memacu pertumbuhan ekonomi. 3.2. Dampak Negative Legalitas pemanfaatan lahan yang tidak berkelanjutan dan pengeksploitasian sumberdaya alam berlebihan tanpa mengindahkan keseimbangan ekosistem merupakan salah satu pemicu kerusakan lingkungan di wilayah Bangka Belitung. Keadaan ini merupakan imbas dari krisis ekonomi berkepanjangan yang berakibat pada krisis sosial. Selain itu pelaksanaan otonomi daerah yang kurang siap mengakibatkan eksploitasi sumberdaya yang tidak berkelanjutan. Tidak dapat dipungkiri bahwa kegiatan TI di Pulau Bangka telah memacu pertumbuhan ekonomi yang pesat. Namun, bukan hanya pertumbuhan ekonomi yang dihasilkan TI. Aktivitas pertambangan yang dilakukan secara sporadis dan massal itu juga mengakibatkan kerusakan lingkungan yang dahsyat. Sebagian besar penambang menggunakan peralatan besar sehingga dengan mudah mencabik-cabik permukaan tanah. Sisa pembuangan tanah dari TI menyebabkan pendangkalan sungai. Lumpur-lumpur tanah dari TI dan TR telah membuat hampir seluruh aliran sungai di Kecamatan Belinyu menjadi berwarna coklat muda dan keruh. 3.2.1. Kerusakan Lingkungan Abiotik Gambar 3. Air Sungai Tercemar oleh Limbah TI (sumber: Aditya, 2007) Kerusakan yang ditimbulkan TI tidak hanya terjadi di lokasi penambangan. Kerusakan alam bahkan terjadi hingga ke pantai, tempat bermuara sungai- sungai yang membawa air dan lumpur dari lokasi TI. Di kawasan pantai, hutan bakau di sejumlah lokasi rusak akibat limbah penambangan TI. Selain itu di wilayah pesisir pantai, beroperasi juga tambang rakyat menggunakan rakit, drum-drum bekas, mesin dongfeng dan pipa paralon, yang mengapung. Para buruh menyelam ke dasar laut, mengumpulkan sedikit demi sedikit.
  • 4. 115 Gambar 4. Lubang-lubang pada Permukaan Tanah (sumber: Aditya, 2007) Bekas-bekas penambangan TI umumnya dibiarkan saja sebagaimana adanya, tanpa ada upaya mereklamasi. Dengan luasan wilayah penambangan antara dua sampai lima hektar, lubang-lubang besar pada permukaan tanah yang mereka gali merupakan pemandangan yang tampak mengenaskan. 3.2.2. Kerusakan Lingkungan Biotik Penambangan timah inkonvensional di Bangka belitung kini masih terus berlangsung, termasuk di kawasan hutan lindung. Salah satunya adalah di kawasan hutan lindung Gunung Pelawan. Penambang secara sembunyi-sembunyi tetap menambang timah di kawasan terlarang tersebut. TI juga merusak daerah aliran sungai, kawasan sempadan pantai, hutan lindung, dan hutan produksi. Lubang-lubang bekas penambangan tandus karena tidak direklamasi. Gambar 5. Lokasi TI yang Berlangsung di Daerah Gunung Pelawan, Belinyu (sumber: Aditya, 2007) Perusakan hutan karena tambang membuat banyak wilayah kekeringan hebat pada musim kemarau. Jika dilihat dari udara sebelum mendarat di Bandara Depati Amir, wajah bumi Bangka dipenuhi kawah dan lubang menganga. Lubang-lubang itu terisi air hujan dan menjadi tempat subur perkembangan nyamuk anofeles. Akibatnya, penularan penyakit malaria di Pulau Bangka cukup tinggi. Gambar 6. Wajah Bumi Bangka Dilihat dari Pesawat Udara Saat ini, kegiatan tambang inkonvensional bukan hanya terjadi pada lahan-lahan baru, namun lahan-lahan lama yang dulu dikelola PT Timah pun, kini digarap lagi. Padahal, lahan tersebut sedang dalam proses reklamasi yang ditandai dengan penanaman tanaman mudah tumbuh. Meruyaknya tambang rakyat itu tidak lepas dari keyakinan masih banyaknya cadangan timah, baik di lahan baru maupun di lahan yang sudah direklamasi. Banyak kebun lada yang berubah menjadi ladang timah. Hal ini dikarenakan untuk menunggu panen lada dalam beberapa tahun, mereka hanya bisa menghasilkan Rp 39.000 per kg, sedangkan timah, hasilnya lebih baik karena harganya bisa mencapai Rp 95.000 per kg. 3.2.3. Kerusakan Lingkungan Sosio- Kultural Maraknya TI dan tingginya perputaran uang dari aktivitas itu dituding menjadi penyebab munculnya penyakit masyarakat, yakni prostitusi dan kebiasaan minum minuman
  • 5. 116 keras. Bahkan, Bangka Belitung disinyalir menjadi salah satu tujuan perdagangan manusia (trafficking) baru karena tingginya permintaan akan pekerja seks komersial. TI juga dituding pemerintah sebagai biang kekacauan pembayaran royalti dari pertambangan timah. Banyak dan tidak terkendalinya penambangan inkonvensional menyebabkan sulitnya pemungutan royalti. Maraknya TI juga dirasakan berdampak pada sulitnya bahan bakar minyak, terutama solar. Di semua stasiun pengisian bahan bakar untuk umum (SPBU) di pulau itu selalu terjadi antrean jerigen penampung solar. Solar dari SPBU itu digunakan untuk keperluan operasional TI. Di sisi lain, tataniaga timah juga memunculkan persoalan baru yaitu praktik penyelundupan pasir timah ke luar negeri, khususnya ke Singapura. Menurut aturan yang resmi, sebenarnya hanya kepada PT.Koba Tin atau PT.Timah sajalah para penambang, pengumpul, maupun kontraktor timah bisa menjual hasilnya. Akan tetapi, dengan tingkat permintaan pasar dunia yang sedang lesu, PT.Timah maupun PT.Koba Tin kesulitan jika harus membeli semua pasir timah hasil TI maupun TR. Dengan tingkat harga yang relatif rendah di tingkat penambang, tidak mengherankan bila muncul praktik penyelundupan timah ke Singapura. Oleh karena ada pembeli di Singapura yang berani membeli dengan harga yang lebih tinggi dari harga yang ditawarkan PT.Timah. Dari sisi negara, praktik penyelundupan berarti hilangnya pemasukan pajak yang semestinya diperoleh pemerintah. Dari sisi lingkungan, praktik penyelundupan berarti tidak disisihkannya dana untuk memperbaiki lingkungan bekas tambang karena pembeli di Singapura pastilah tidak peduli dengan bagaimana rusaknya bumi Bangka Belitung untuk memperoleh pasir-pasir timah itu. Akibat tidak langsung berupa turunnya harga logam timah karena stok timah dunia saat ini di atas normal, atau sekitar 12.000 ton yang berasal dari Indonesia. Lebih jauh akan terjadi over supply di pasar dunia dan harga timah jatuh. Ditambah adanya kenaikan harga BBM mengakibatkan PT Timah, PT Koba Tin dan smelter independen makin merugi. Bahkan PT Koba Tin telah menutup tambangnya dan terpaksa melepas karyawannya sehingga hal ini berpotensi menimbulkan konflik. 4. Kebijakan Pemerintah Pengambilalihan urusan pertambangan dari komunitas kekuasaan lokal di Nusantara pertama kali pada tahun 1850 oleh pemerintah Hindia Belanda. Sejak saat itu pengurusan sektor pertambangan tak berubah meskipun telah terbit UU No 11 tahun 1967 tentang Pokok-Pokok Pertambangan Umum. Arah pengelolaan sektor pertambangan saat itu oleh UU No 1 tahun 1967 tentang penanaman Modal Asing. Sektor pertambangan selain memberikan pendapatan bagi negara, daya rusaknya adalah membuat pemiskinan disekitar kawasan pertambangan. Semakin besar skala pertambangan, semakin besar pula daya rusaknya terhadap lingkungan dan semakin sulit dipulihkan. Undang-undang No 11 tahun 1967 menjadi pintu masuk daya rusak, misalnya pasal 26 UU No 11 tahun 1967 menyebutkan ”.....apabila telah didapatkan ijin kuasa pertambangan atas suatu daerah atau wilayah menurut hukum yang berlaku, maka kepada mereka yang berhak atas tanah diwajibkan memperoleh pekerjaan pemegang kuasa pertambangan atas tanah yang bersangkutan atas dasar mufakat kepadanya”. Akibatnya jika perusahaan tambang akan beroperasi, pilihan bagi penduduk lokal hanya dua: (1) menerima ganti rugi pelepasan tanah sepihak, atau (2) digusur karena menolak ganti rugi. Konflik selalu terjadi antara masyarakat lokal dengan perusahaan tambang diawal operasi
  • 6. 117 pertambangan hampir disemua lokasi pertambangan di Indonesia. Saat perusahaan tambang berproduksi, pemiskinan terus berlangsung melalui menurunnya kualitas lingkungan dan produktivitas rakyat yang berhubungan dengan sumberdaya tanah dan air. Krisis air selalu dijumpai di semua lokasi pertambangan karena operasinya membutuhkan air dalam jumlah besar, sementara kualitas air menurun karena rusaknya sistem hidrologi tanah, rembesan air asam tambang, rembesan logam berat dan buangan lumpur tailing Investor pertambangan menunggu kepastian hukum di Indonesia, banyak investor pertambangan yang menunggu penyelesaian persoalan penting di bidang pertambangan untuk berinvestasi di Indonesia. Persoalan yang penting, antara lain: tumpang tindih kehutanan, peti, masalah perpajakan, dan otonomi daerah. Konsep penyusunan draft Undang-Undang Pertambangan Batubara dan Mineral, telah mendapat masukan dari lintas sektoral dan sudah dikirim ke Sekretariat Negara, targetnya pada akhir Mei ke DPR. Kalau undang-undang selesai, persoalannya makin tuntas, makin ada kepastian hukum. Pengelolaan sumberdaya alam berupa pertambangan umum di Kabupaten Bangka, sesuai dengan ketentuan yang berlaku merupakan kewenangan Kabupaten Bangka. Sumberdaya alam berupa pertambangan agar dapat dikelola secara efektif, efesien, berkelanjutan dan berwawasan lingkungan serta berkeadilan sehingga dapat memberikan manfaat yang lebih luas kepada masyarakat dan Daerah, maka dipandang perlu diatur pengelolaannya dengan Peraturan Daerah Kabupaten Bangka Nomor 6 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Pertambangan Umum, sambil menunggu diberlakukannya Undang- undang Pertambangan Batubara dan Mineral. Dalam bab II pasal 2 Peraturan Daerah tersebut dinyatakan bahwa : ”Setiap pengelolaan pengusahaan pertambangan hanya dapat dilakukan setelah mendapat IUP (Izin Usaha Pertambangan), IUPR (Izin Usaha Pertambangan Rakyat) dan/atau Perjanjian Usaha Pertambangan. Lubang-lubang besar pada permukaan tanah yang mereka gali merupakan pemandangan yang tampak mengenaskan, oleh karena itu Dinas Perikanan dan Kelautan Bangka Belitung (Babel) akan memanfaatkan lubang- lubang bekas pertambangan timah tersebut sebagai kolam untuk budidaya ikan. Dua juta benih ikan disiapkan untuk memanfaatkan potensi lubang bekas tambang yang sudah berubah menjadi seperti danau kecil itu. Menurut Yulistyo, Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Babel, ada sekitar 1.000 hektar lubang bekas pertambangan timah yang dapat digunakan menjadi kolam ikan air tawar. 5. Penutup Timah merupakan logam yang sangat diperlukan, selain sebagai logam paduan untuk bahan teknik, misalnya perunggu, juga banyak digunakan untuk lapisan pelat baja tipis yang dibuat menjadi kaleng tempat makanan dan minuman. Timah diekstrak dari bijihnya, sedangkan bijih timah diperoleh dari penambangan yang banyak terdapat di propinsi Bangka Belitung. Kegiatan penambangan dan proses pengolahan bijih timah menjadi timah (smelting) telah meningkatkan pendapatan asli daerah, namun kerugian yang ditimbulkan terhadap kerusakan lingkungan yang sangat besar tak dapat dinilai dengan harga pasar. Banyaknya lubang-lubang bekas tambang timah yang ditinggalkan tanpa reklamasi, telah merubah rona lingkungan menjadikan pemandangan yang sangat mengenaskan. Semoga dalam waktu yang tidak lama lubang- lubang tersebut dapat berubah secara alami menjadi danau-danau kecil yang dapat ditebari ikan, sehingga bermanfaat bagi rakyat sekitar, dan menuju keseimbangan baru bagi lingkungan.
  • 7. 118 6. Daftar Pustaka Aditya. 2007. Kerusakan Lingkungan di KecamatanBelinyu. http://alramadona. ultyply.com/journal/photos/hi- res/upload/RgeScgoKCpgAAFx7tCc1 .htm.[19 Januari 2008]. Anderson B.C. 1991. Material Science. Hongkong : ELBS and Nelson. Beumer. 1998. Ilmu Bahan Logam jilid I. Jakarta : PT. Bathara Karya Aksara. Kementerian Negara Lingkungan Hidup. 2006. Lubang Bekas Tambang Timah diubah Jadi Kolam Ikan. http://www.microsoft.com/isapi/redir. dll?prd=ie&pver= 6&ar=Clink.htm.[28 Januari 2008]. Latief, A.S. 2008. Teknologi Bahan 1. Semarang: Penerbit POLINES. Sekretaris Daerah Kabupaten Bangka. 2001. Salinan Peraturan Daerah Kabupaten Bangka Nomor 6 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Pertambangan Umum. Sevryukov, N, B. Kuzmin, Y. Chelishchev. Tanpa Tahun. General Metallurgy. Moskow : Peace Publishers