SlideShare a Scribd company logo
Pengawasan Masyarakat Sipil atas
Sektor Mineral dan Batubara di 2 Provinsi
: Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur
Korsup KPK
Koalisi Anti-Mafia Tambang
K
oalisi Anti Mafia Tambang mengapresiasi inisiatif yang
dikembangkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)
untuk melakukan pengawasan dan pencegahan korupsi di
sektor Minerba melalui skema kegiatan Koordinasi dan Supervisi
(Korsup) di bidang Mineral dan Batubara (Minerba). Koalisi Anti Mafia
Tambang merasa penting untuk berpartisipasi dalam implementasi
korsup Minerba ini melalui kegiatan pengawasan dan pengumpulandata-
datadilapanganuntukdisampaikankepadaKPK.
Dukungan masyarakat sipil ini bertujuan untuk memperkuat kerja
pengawasan dan penegakan hukum yang masih lemah di internal
pemerintah daerah dan pusat. Korsup KPK Tahap-1 di 12 provinsi telah
dimulai sejak awal tahun 2014, sedangkan Korsup KPK Tahap-2 untuk 19
Provinsi telah dimulai sejak Desember 2014 termasuk melalui koordinasi
dan pemantauan bersama kepala-kepala daerah di 2 (dua) provinsi yakni
Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT)
pada 8 Juni 2015. Kertas posisi ini disusun sebagai hasil pengawasan
koalisi masyarakat sipil di 2 (dua) provinsi, terutama yang menyangkut
aspek ketaatan ijin, penerimaan negara, serta aspek sosial dan
lingkungan.
Puluhan ribu hektar kawasan hutan lindung dan konservasi di 2 Provinsi
(NTBdanNTT)telahterbebaniizinpertambangan.
Data Dirjen Planologi Kementerian Kehutanan (2014) menyebutkan
terdapat 255.273,39 Hektar wilayah pertambangan yang masuk di kawasan
hutan lindung di 2 provinsi (NTB dan NTT) dengan total unit izin usaha
sebanyak 111 (96 di NTT dan 35 di NTB) Izin Usaha Pertambangan (IUP)) dan
2KontrakKarya(KK)diNTB.
Sementara itu, di kedua provinsi itu terdapat 11.181,61 hektar wilayah
pertambangan yang masuk hutan konservasi yang terdiri atas 22 IUP (13 di
NTBdan9diNTT)dan1KKdiNTB.
Tabel 1. Jumlah Luasan Izin Pertambangan yang diindikasikan
beradapadaHutanKonservasidanLindung
Penggunaankawasanhutankonservasiuntukkegiatannonkehutanan
jelas melanggar aturan UU No. 41 tahun 1999 tentang Kehutanan dan
UU No. 5 tahun 1990 tentang konservasi sumber daya alam hayati.
Sementara kegiatan penggunaan kawasan hutan di kawasan lindung
hanya diperbolehkan dalam bentuk pertambangan bawah tanah
(underground mining) yang faktanya sampai saat ini tidak ada satupun
pemegang izin yang sanggup melaksanakan praktek ini. Oleh
karenanya, pemberian izin di kawasan hutan lindung dan
konservasi jelas melanggar aturan yang ada dan memerlukan
penegakan hukum terhadap pemegang izin usaha di kawasan
tersebut.
Sumber:DirjenPlanologi,2014
No Daerah
Fungsi Kawasan Hutan
Total (Ha)
Hutan Konservasi (Ha) Hutan Lindung (Ha)
1 NTB 5.561,35 189.410,52 194.971,87
2 NTT 5.620,26 65.862,87 71.483,13
Total 11.181,61 255.273,39 266.455
Pemerintah pusat mengeluarkan Keppress No. 41 tahun 2004 yang memberi
pengecualian bagi 13 pemegang izin tambang untuk melakukan penambangan
secara terbuka di kawasan lindung.
1
Boks1. Perusahaan Tambang Beroperasi di Wilayah Hutan
Lindung dan Konservasi
KasusdiNTT1:
Berdasarkan SK 270 tahun 2013 tentang IUP PT Elgary Resources
Indonesia (ERI) yang berstatus Operasi Produksi di Desa Oenbit,
Kecamatan Insana, atas temuan dari WALHI NTT, PT ERI yang memiliki
luasan 1.623 hektar sebanyak 900 hektare lebih terindikasi masuk
dalam kawasan hutan lindung. Menariknya, pada tahapan eksplorasi
PTERIstatusIUPnyatidaklolosCnC.
Hal ini diperparah dengan tidak koperatifnya Pemerintah Kabupaten
Timor Tengah Utara yang cenderung menutup semua informasi
berkaitan dengan keberadaan PT ERI. Padahal, informasi berkaitan
dengan status kawasan hutan, AMDAL, dan IUP harusnya menjadi
dokumen publik. Namun, hal itu tidak terjadi di TTU. Padahal, UU
keterbukaan informasi publik (KIP) No 14 Tahun 2008 sudah
mengaturdenganjelasdanterangbenderang.
Kertas Posisi
MENGGALI KEHANCURAN
DI SUNDA KECIL
11 (Sebelas) hal yang direkomendasikan oleh Koalisi Anti Mafia
Tambangadalahsebagaiberikut:
1. Pemerintah selaku pemberi izin untuk segera menghentikan
pertambangan di Kawasan Hutan Konservasi dan Hutan
Lindung serta mendesak KPK menyelidiki kemungkinan
adanya kasus korupsi dalam pemberian izin di Kawasan
KonservasidanLindung.
2. Mendesak Dirjen Minerba untuk memperluas kriteria CnC
dalam kegiatan usaha pertambangan untuk memperhatikan
aspek Hak Asasi Manusia, hak-hak sosial ekonomi masyarakat
danperlindunganlingkunganhidup.
3. Mendesak pejabat penerbit izin untuk mencabut izin-izin
pertambangan yang bertentangan dengan peraturan
perundangan yang berlaku, termasuk yang non-CnC (belum
menempatkan jaminan reklamasi dan pascatambang) dengan
tetap memproses penegakan hukum atas pelanggaran yang
dilakukan (pajak, kerusakan lingkungan, dll) serta mendesak
KPK menyelidiki kemungkinan adanya kasus korupsi pada
pemberianIUPyangbermasalahtersebut.
4. Meminta pemerintah untuk melakukan moratorium dan
sekaligus mereview seluruh izin-izin pertambangan yang
telah diterbitkan agar sesuai dengan peraturan perundangan
yangberlaku.
5. Tim Korsup Minerba KPK dan pemerintah pusat serta
pemerintah daerah wajib untuk mempublikasikan izin yang
telahdicabutmelaluimediayangmurahdanmudahdijangkau
oleh masyarakat agar bisa dilakukan pengawasan pasca-
pencabutan.
6. Mendesak pemerintah untuk melakukan fungsi pengawasan
dan penegakan hukum secara maksimal untuk memastikan
tak ada alih fungsi lahan atau kejahatan di sektor hutan dan
lahandenganmelibatkanmasyarakatsipil.
7. Aparat penegak hukum baik di tingkat pusat maupun daerah
untuk memperbanyak penanganan dan penyelesaian kasus
yang terkait dengan kejahatan dan pelanggaran HAM di sektor
mineraldanbatubara.
8. Pemerintah perlu mengembangkan skema blacklist (daftar
hitam) dan dipublikasikan ke publik bagi perusahaan dan
pemilik usahanya yang melakukan pelanggaran terhadap
penggunaanizindanmerugikannegaraserta menginformasikan
kepadapublikdanpihakperbankan.
9. Meminta Korsup Minerba KPK dan pemerintah mengakomodir
aspek keselamatan warga dan lingkungan hidup dalam
penertiban,penataanizindanpenegakanhukum.
10. Mendesak pemerintah untuk memperbaiki mekanisme
pengelolaan PNBP yang berpotensi terhadap kehilangan
penerimaan negara dari iuran land rent dan royalti termasuk
perlu adanya penertiban, sebagai bagian dari optimalisasi
penerimaan negara. KPK diminta untuk mengembangkan
penyidikan atas temuan dari potensi kerugian negara dari
iuranlandrentdanroyalti.
11. Pemerintah untuk memperjelas status wilayah pertambangan
pasca-pencabutan IUP, harus dipastikan mekanismenya
dilakukan secara transparan serta terlebih dahulu dilakukan
rehabilitasinya.
N T B PR O V 12,837,613,645.02 N T T PR O V 16,106,124,734.08
B IM A 2,773,339,712.24 A LO R 358,429,366.40
D O M PU 1,242,482,931.35 B ELU 3,595,669,553.70
K O T A B IM A (32,000,000.00) EN D E 1,854,793,591.21
LO M B O K B A R A T 262,629,404.16 K U PA N G 1,820,657,732.84
LO M B O K
T EN G A H (14,027,020.00) M A N G G A R A I 1,152,878,116.22
LO M B O K T IM U R 88,968,502.60 M A N G G A R A I T IM U R 177,195,873.39
LO M B O K U T A R A - N A G EK EO 3,061,815,903.77
SU M B A W A 5,543,310,217.16 N G A D A 1,432,422,810.16
SU M B A W A
B A R A T (1,298,565,975.42) R O T E N D A O 619,896,639.99
T O T A L 21,40 3,7 51,4 17.12 SA B U R A IJU A 131,820,565.00
SU M B A B A R A T 1,237,275,285.00
SU M B A B A R A T D A Y A 2,066,138,253.20
SU M B A T EN G A H 1,751,027,918.40
SU M BA TIM U R 1,630,356,523.64
TIM O R TEN G A H
SELA TA N 1,322,883,562.76
TIM O R TEN G A H U TARA 2,879,561,015.63
FLO RES TIM U R -
LEM BA TA (390,790,947.00)
SIKKA 880,434,451.00
KO TA KU PAN G 353,957,232.00
M A N G G A RA I BA RAT 1,028,238,262.00
TO TA L 43,070,786,443.41
Lampiran 1
Potensi Kerugian Negara dari Iuran Land Rent per Provinsi di NTB dan NTT versi
Perhitungan Koalisi Anti Mafia Tambang Tahun 2010-2013
Rekomendasi KOALISI ANTI MAFIA TAMBANG REGION NTB dan NTT
NTB
SOMASI: DWI ARIE SANTO (081915679161)
LSBH: KHERUDIN (087865368733)
WALHI NTB: MURDANI (081909919748)
KNTI: AMIN ABDULLAH (081805785720)
NTT
PIKUL: TORRY KUSWARDONO (0811383270)
WALHI NTT: MELKY NAHAR (081338036632)
JPIC OFM: MIKE PERUHE, OFM (081237895328)
FORMADDA NTT: YUSTINUS DARMA (082146782463)
GERAM NTT: SURYON FLORIANUS ADU
(081339148771)
NASIONAL
PWYP INDONESIA: AGUNG BUDIONO
(081291697629)
AURIGA: SYAHRUL FITRA (08116611340)
Potensi Kerugian Penerimaan Negara dari Land Rent Mencapai Rp
64,47MiliarRupiah
Koalisi anti Mafia Tambang melakukan perhitungan potensi kerugian
negara dari iuran land rent yang mengacu pada PP Nomor 9/2012
tentangTarifdanJenisPenerimaanBukanPajak.Dariperhitunganyang
adadiperolehselisihyangsignifikanantarapotensipenerimaandaerah
dan realisasinya. Selisih antara realisasi penerimaan daerah dengan
potensinya kami sebut sebagai potensi kehilangan penerimaan
(potential lost). Hasil perhitungan Koalisi Masyarakat Sipil
menunjukkan bahwa sejak tahun 2010-2013 diperkirakan potensi
kerugian penerimaan mencapai total Rp.64,47 miliar, dengan
rincian di Provinsi NTT sebesar Rp. 43,07 miliar dan di Provinsi NTB
sebesar Rp.21,4 miliar. Informasi lengkap potensi kerugian
PenerimaanperkabupatendiduadapatdilihatdiLampiran1.
Tabel5.PotentialLostdariLandRent2010-2013diNTBdanNTT
M i n i m n y a
Transparansi
dan Keterlibatan
M a s y a r a k a t
Sipil di Sektor
Pertambangan
Minerba
Ke te rb u ka a n
informasi di
segala bidang telah diamanatkan dalam UU No. 14 tahun 2008 tentang
keterbukaan informasi publik(KIP). Implementasi UU ini dtelah
ditekankan oleh presiden bagi semua pemerintah pusat dan daerah
untuk membuka data publik untuk kepentingan masyarakat umum
termasuk data tentang izin perusahaan, Amdal dan kebijakan
pertambangan lainnya. Pengalaman Koalisi Anti Mafia Tambang di
NTT dan NTB menujukkan bahwa pemerintah daerah tidak memiliki
komitmen keterbukaan informasi publik dan memilih menutup atas data
dan informasi yang terkait dengan dokumen izin usaha
pertambangan, tahap-tahap operasional dan pasca tambang dengan
alasan bukan wewenang mereka dan alasan lain yang terkadang tidak
logis.
Total Potensi Kerugian untuk 2 Provinsi = Rp 64,47 Miliar
KasusdiNTT2:
Berdasarkan temuan, Koalisi Masyarakat Sipil Anti-Korusp
Sumberdaya Alam NTT, PT Sumber Jaya Asia (SJA) melakukan
aktifitas pertambangan terbuka untuk komoditas mangan di
kawasan Hutan Lindung RTK 103 Nggalak Rego, Kecamatan Reok,
Kabupaten Manggarai. Aktifitas pertambangan perusahaan ini
didasarkan surat keputusan (SK) Bupati Manggarai No
HK/287/2007 tanggal 5 Oktober 2007 tentang Izin Pemindahan dan
Perpanjangan Kuasa Pertambangan Eksploitasi Bahan Galian
ManganKW9PP0208diKecamatanReokdari PTTribinaSempurna
kepadaPTSJA.
Namun, berdasarkan surat Menteri Kehutanan No. S.40/Menhut-
VII/2009 tanggal 27 Januari 2009 yang ditujukan kepada Gubernur
NTT, PT Sumber Jaya Asia tidak termasuk dalam 13 perusahaan
tambang yang diizinkan beroperasi dalam kawasan hutan lindung
sesuaiKeppresNo.41Tahun2004.Namundemikian,faktanya,PTSJA
telah melakukan penambangan dengan pola pertambangan terbuka
padaKawasanHutan
Lindung RTK 103 Nggalak Rego meskipun permohonan IPPKH
ditolakolehMentertiKehutananpadatahun2009.
Fakta hukum lain yang terjadi di Kawasan Hutan Lindung Nggalak Rego
RTK 103 adalah bahwa telah terjadi kriminalisasi atas dua warga di
sekitar Kawasan Hutan Lindung RTK 103 Nggalak Rego (yaitu Rofinus
Roas dan Eduardus Saferudin) yang tertangkap tangan pihak kepolisian
sedang menebang beberapa batang pohon di dalam areal hutan lindung
tersebut. Keduanya telah diproses secara hukum dan dipenjara masing-
masing selama 1,5 tahun berdasarkan Putusan Pengadilan Negeri Ruteng
No.214/Pid.B/2009/PN.RUT. Tanggal 1 November 2009 putusan mana
telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap. Fakta tersebut
membuktikan bahwa pihak yang melakukan kegiatan yang melanggar
ketentuan UU Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan telah ditindak
tegas.
KasusNTB:
Berdasarkan Data Dirjen Planologi 2014, wilayah izin pertambangan
yang telah masuk ke tahapan Operasi Produksi milik PT Newmont Nusa
Tenggara yang terindikasi berada di Hutan Konservasi seluas 4.057,37
hektar dan yang terindikasi masuk wilayah Hutan Lindung sebanyak
36.972,62 hektar. Sedangkan, untuk wilayah yang masuk dalam
tahapaneksplorasisebanyak14.350,04hektar.
Hampir50%IUPdi2Provinsi(NTBdanNTT)MasihBerstatusnon-
CnC
Berdasarkan data yangdikeluarkan Dirjen Minerba, Kementerian
ESDM pada Desember 2014, menunjukkan bahwa 63% dari total
IUP di 2 provinsi (NTB dan NTT) masih berstatus non-Clean and
Clear(CnC).
Provinsi NTB merupakan wilayah yang memiliki IUP non CnC dengan
prosentase tertinggi yaitu, 77% IUP dari total seluruh IUP. Sementara
itu,diprovinsiNTTsebanyak56%IUPberstatusnon-CnC.
Tabel2.JumlahIUPyangCnCdannon-CnCdiNTTdanNTB
Sumber:DirjenMinerba,KementerianESDM,2014
NO PROVINSI
CNC
TOTAL
IUP CNC
Non CNC TOTAL
IUP Non
CNC
JUMLAH
IUP
Eksplorasi
Operasi
Produksi
Eksplorasi
Operasi
Produksi
1 NTB 24 10 34 51 65 116 150
2 NTT 66 68 134 145 27 172 306
TOTAL 90 78 168 196 185 288 456
Data di atas menunjukkan masih maraknya pelanggaran yang dilakukan
oleh pemegang IUP dalam menjalankan usaha pertambangannya.
Sementara, pemerintah daerah dan pusat selaku pemberi izin masih lemah
dalam memberikan sanksi atau tindakan hukum kepada pemegang IUP
yangnonCnC.
89,5% IUP yang non CnC di 2 Provinsi (NTB dan NTT) bermasalah
secaraadministratif.
Data Dirjen Minerba kementerian ESDM tahun 2014 mengemukakan
bahwa sekitar 258 pemegang izin di 2 Provinsi (NTB dan NTT) belum
menyelesaikan administrasi sebagai persyaratan untuk memperoleh
IUP antara lain kepemilikan NPWP dan kelengkapan dokumen
perusahaan. Di Provinsi NTT terdapat sekitar 91,22% IUP yang
bermasalahsecaraadministratifdisusulProvinsiNTB sebesar87,9%.
Tabel3.DaftarPermasalahanIUPdiNTTdanNTB
95% lebih Pemegang IUP Belum Memenuhi Kewajiban Jaminan
ReklamasidanPasca-Tambang
Hampir seluruh pemegang izin pertambangan di 2 provinsi (NTB dan
NTT) belum memiliki jaminan reklamasi dan jaminan pasca tambang
Kementerian ESDM tahun 2014 mencatat bahwa dari 443 IUP yang berada
di NTT dan NTB atau sekitar 97%, tidak memenuhi kewajiban atas jaminan
reklamasidanmemilikidokumenpascatambang.
Tidak adanya data yang dimiliki provinsi dan minimnya IUP yang
memenuhi kewajiban jaminan reklamasi dan pasca tambang,
menunjukkan bahwa komitmen dan pengawasan pemerintah daerah dan
pusat dalam pemulihan lingkungan pertambangan sangat rendah.
Kerugian negara yang ditimbulkan atas ketiadaan data dan rendahnya
pemenuhan kewajiban akan semakin meningkat mengingat dampak
ekologis atas absennya kewajiban IUP tersebut bisa menyebabkan banjir
dandampaksosialekonomilainnyabagimasyarakat
Tabel 4. Ketersediaan Jaminan Reklamasi dan Pasca-Tambang di NTT
danNTB
Sumber:DirjenMinerba,KementerianESDM,2014
Sumber:DirjenMinerba,KementerianESDM,2014
.
.
No Provinsi
IUP NON CNC
IUP Non CNC
PERMASALAHAN
ADMINISTRASI
PERMASALAHAN
WILAYAH
MINERAL BATUBARA MINERAL BATUBARA MINERAL BATUBARA
1 NTB 116 0 102 0 14 0
2 NTT 171 1 156 0 28 1
TOTAL 288 258 0 43
NO PROVINSI JUMLAH IUP JAMINAN REKLAMASI
BELUM ADA PASCA
TAMBANG
1 NTT 306 13 TIDAK ADA DATA
2 NTB 150 TIDAK ADA DATA TIDAK ADA DATA
Boks2.AncamanTambangManganTerhadapDASdiNTT
Berdasarkan Hasil Kajian Torry Kuswardono dan Bosman Batubara
(2014), menunjukan masifnya IUP Mangan di NTT memilliki ancaman
dan potensi ancaman terhadap keberlangsungan lingkungan hidup.
Salah satu bentuk potensi ancaman yang terlihat adalah kondisi daerah
aliran sungai (DAS) yang ada di Timor Barat. Daerah aliran sungai
terbesar di Timor Barat, DAS Benanain, yang juga sungai terpanjang di
Timor Barat, 30 persen wilayahnya telah menjadi wilayah
pertambangan. Padahal, DAS Benanain adalah daerah aliran sungai
yang secara nasional mendapatkan prioritas untuk diperbaiki karena
bagian hilirnya terus-menerus dilanda banjir dengan kecenderungan
yang meningkat belakangan ini. Tetapi, tampaknya upaya ini akan
semakin sulit karena di wilayah DAS Benanain terdapat 72 IUP yang
mencakup wilayah Kabupaten Belu dan Kabupaten Timor Tengah
Utara.
Daerah aliran sungai lain yang juga berpotensi terancam banjir adalah
DAS Noemuke, yang memang hanya terdapat 4 wilayah IUP, tetapi
mencakup 25 persen dari luas wilayah DAS Noemuke. Wilayah IUP yang
terhampardi DAS Noemuke berada pada bagian hulu dan tengah. Curan
hujan yang naik pada November–Mei dan intensitas matahari
sepanjang tahun membuat tanah yang sudah terbuka mengalami
pelapukan dan tererosi dengan cepat. Hal ini berkontribusi pada
peningkatan sedimen di daerah hilir. Pada akhirnya, peningkatan
sedimen pada sungai dapat mengakibatkan risiko banjir di bagian hilir
karena zona aliran sudah tertimbun oleh material sedimen. Sungai
Noemuke sudah lama selalu mengalami banjir tahunan di bagian hilir.
Dalam sebuah presentasi di Kota Kupang pada 2013, terlihat adanya
peningkatan proses sedimentasi pada sungai-sungai di Timor Barat
(BLHDProvinsiNusaTenggaraTimor2013).
Di wilayah-wilayah
yang telah ditambang
atau sedang ditambang,
erosi meningkat dan
mengalirmenujusungai-
sungai di bagian hilir.
Walaupun survei
tersebut bersifat awal
dan tidak dilakukan
secara menyeluruh, hal ini telah lebih dari cukup untuk menjawab
bahwa kekhawatiran akan meningkatnya ancaman tambang terhadap
daerah aliran sungai di Timor Barat sangat beralasan. Lebih jauh lagi,
hal ini telah menjadi kepedulian beberapa pihak di dalam tubuh
pemerintah daerah, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten-
kabupaten yang berada di Timor Barat, seperti ditunjukkan oleh
presentasi Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Nusa
Tenggara Timur Danny Suhadi. Suhadi (2013) mengetengahkan
pentingnya pengendalian pertambangan mangan demi keberlanjutan
lingkungan hidup. Suhadi (2013) juga mengungkapkan lemahnya
kapasitas penegakan hukum dan pengendalian oleh aparat di Provinsi
NusaTenggaraTimur.
Boks3. Ancaman Limbah Tailing Newmont dan Penambangan
PasirLautLimbahTailing
Ketua kesatuan nelayan tradisional indonesia (KNTI NTB), Amin
Abdullah menyatakan bahwa keberadaan aktifitas PT Newmont Nusa
Tenggara telah menyebabkan pola tangkapan ikan di kawasan sekitar
areal pembuangan limbah yang menimbulkan kerugian yang sangat
besar bagi para nelayan. Hal itu dikarenakan areal tangkapan ikan
semakin jauh akibat terkontaminasinya air laut oleh limbah tailing
yangdibuangbebasdenganjumlahberkisar110.000tonperhari.
Limbah tailing tidak hanya merubah pola tangkap namun mematikan
biotalautsepertiplankton,sejenismikroorganismelautyangmenjadi
sumber pakan ikan laut dan hewan laut lainnya hingga sangat
berpengaruh bagi jumlah tangkapan ikan untuk nelayan diwilayah
sekitar tambang dan lombok timur khususnya nelayan tanjung luar
lombok timur. Pendapatan nelayan Lombok Timur turun drastis
menyangkut volume hasil tangkapan dan jangkauan wilayah
penangkapan sehingga membebankan biaya produksi yang semakin
tinggi. Selain itu, Selat Alas yang merupakan wilayah fishing ground
terutama ikan cumi-cumi sudah tidak bisa diandalkan. Nelayan pun
terpaksa menangkap sampai ke sumba NTT. Limbah tailing juga
membuat kawasan hutan bakau di kawasan sumbawa dan Lombok
Timur menjadi rusak akibat dari bahan kimia yang dikandung oleh
tailing.
TolakPenambanganPasirLautDiLombokTimur
Rencana penambangan pasir laut di Lombok Timur harus segera
dihentikan karena mengancam kerusakan ekologi dan ekonomi.
Ribuan nelayan yang ada di Lombok Timur dan Sumbawa Barat telah
menolak rencana penambangan tersebut. Menurut para nelayan jika
penambangan di Selat Alas itu terjadi akan mengakibatkan kerusakan
ekologikarenaposisiSelatAlassebagaifishingground.
Rencananya hasil pengambilan material pasir laut itu akan digunakan
untukpembangunanreklamasiTelukBenoadenganseluas700hektar
yang dilakukan oleh PT Trita Wahana Bali Indonesia (TWBI). Sumber
material pengerukan berasal dari Teluk Benoa dan sumber material
pasir laut dari Lombok Timur dengan kisaran volume total kurang
lebih 25 juta meter kubik. Tapi Gubernur Nusa Tenggara Barat M.
Zainul Majdi sudah menolak rencana pengerukan pasir di wilayahnya
karena akan merusak ekosistem lingkungan. Adapun proyek
reklamasiBenoaditolakmasyarakatBali.
PenolakanPenambanganPasirBesidiLombokTimur
Masyarakat Dusun Ketapang, Dusun Dasan Baru, Desa Peringgabaya
dan Dusun Sukamulia, Desa Pohgading di Pantai Menagis, Kecamatan
Peringabaya Lombok Timur menolak aktivitas penambangan pasir
besi yang dilakukan oleh PT. Anugrah Mitra Graha (PT. AMG). Dimana
aktivitas pertambangan tersebut dinilai merusak lingkungan desa
setempat. Aksi protes itu berawal dari meluapnya air sungai ke
pemukiman warga, karena aliran sungai yang menuju laut itu ditutup
oleh pihak Pertambangan (PT AMG) menggunakan batu dan karung
yang berisikan tanah tujuannya untuk kebutuhan aktivitas
penambangan. Sebenarnya PT. AMG telah melakukan penambangan
atau pengeboran pasir di tengah laut sejak awal tahun 2014. Dampak
dariaktivitaspengeboranpasirbesiditengahlautyangdirasakanoleh
masyarakat, mulai dari dirasakannya getaran-getaran setiap malam
karna memang pengeboran selalu dilakukan pada malam hari,
tembok rumah warga menjadi retak, garis pantai atau pinggir pantai
mulai terabrasi yang tadinya pinggir pantai itu dangkal menjadi dalam
dan puncaknya naiknya air sungai kepemukiman warga akibat aliran
sungai yang ditutup oleh pihak tambang. Semua itu, terjadi karena
adanyaaktivitaspertambanganataupengerukanpasiryangdilakukan
olehpihakperusahaantambang.
Wilayah Sebaran IUP Mangan di Daerah Aliran Sungai di Timor Barat, NTT
Sumber: Perkumpulan PIKUL, 2014

More Related Content

What's hot

Peraturan menteri esdm nomor 7 tahun 2020
Peraturan menteri esdm nomor 7 tahun 2020Peraturan menteri esdm nomor 7 tahun 2020
Peraturan menteri esdm nomor 7 tahun 2020
Muhamad Wicaksono
 
Uu no. 3 thn 2020 tentang Minerba
Uu no. 3 thn 2020 tentang MinerbaUu no. 3 thn 2020 tentang Minerba
Uu no. 3 thn 2020 tentang Minerba
CIkumparan
 
Paparan Kadis PU Bappenas 28 Nov 2011
Paparan Kadis PU Bappenas 28 Nov 2011Paparan Kadis PU Bappenas 28 Nov 2011
Paparan Kadis PU Bappenas 28 Nov 2011boysinu
 
Korupsi Masih Subur, Hutan Sumatera Semakin Hancur
Korupsi Masih Subur, Hutan Sumatera Semakin HancurKorupsi Masih Subur, Hutan Sumatera Semakin Hancur
Korupsi Masih Subur, Hutan Sumatera Semakin Hancur
Publish What You Pay (PWYP) Indonesia
 
Permenhut no. p18 2011
Permenhut no. p18 2011Permenhut no. p18 2011
Permenhut no. p18 2011
Sapik Bubud
 
Perda pengelolaan hutan hak dan penatausahaan hasil hutan(1)
Perda pengelolaan hutan hak dan penatausahaan hasil hutan(1)Perda pengelolaan hutan hak dan penatausahaan hasil hutan(1)
Perda pengelolaan hutan hak dan penatausahaan hasil hutan(1)
Jhon Blora
 
1. paparan ditjen minerba
1. paparan ditjen minerba1. paparan ditjen minerba
1. paparan ditjen minerba
purnawan aditomo
 
Permenhut no 52 th 2014
Permenhut no 52 th 2014Permenhut no 52 th 2014
Permenhut no 52 th 2014
Jhon Blora
 
Buku Panduan Perizinan HKm
Buku Panduan Perizinan HKmBuku Panduan Perizinan HKm
Buku Panduan Perizinan HKm
Amien Saliwu
 
Borneo menggugat-sampul-dan-isi
Borneo menggugat-sampul-dan-isiBorneo menggugat-sampul-dan-isi
Borneo menggugat-sampul-dan-isi
Aksi SETAPAK
 
P49 08 Hutan Desa
P49 08   Hutan DesaP49 08   Hutan Desa
P49 08 Hutan Desa
People Power
 
P14 2011 ijin pemanfaatan kayu
P14 2011 ijin pemanfaatan kayuP14 2011 ijin pemanfaatan kayu
P14 2011 ijin pemanfaatan kayu
Jhon Blora
 
P.30 2012 penataan_hasilhutandarihutanhak
P.30 2012 penataan_hasilhutandarihutanhakP.30 2012 penataan_hasilhutandarihutanhak
P.30 2012 penataan_hasilhutandarihutanhak
Jhon Blora
 
Permenhut no 44 th 2014 ttg pedoman pembangunan unit percontohan penyuluhan k...
Permenhut no 44 th 2014 ttg pedoman pembangunan unit percontohan penyuluhan k...Permenhut no 44 th 2014 ttg pedoman pembangunan unit percontohan penyuluhan k...
Permenhut no 44 th 2014 ttg pedoman pembangunan unit percontohan penyuluhan k...
Jhon Blora
 
Permenhut no 24 th 2014 ttg tata cara penulisan pembayaran
Permenhut no 24 th 2014 ttg tata cara penulisan pembayaranPermenhut no 24 th 2014 ttg tata cara penulisan pembayaran
Permenhut no 24 th 2014 ttg tata cara penulisan pembayaran
Jhon Blora
 
Transisi Pengelolaan Hutan Pasca UU 23/2014
Transisi Pengelolaan Hutan Pasca UU 23/2014Transisi Pengelolaan Hutan Pasca UU 23/2014
Transisi Pengelolaan Hutan Pasca UU 23/2014
CIFOR-ICRAF
 
Permenhut no 38 th 2014 ttg p engenaan tarif rp.0
Permenhut no 38 th 2014 ttg p engenaan tarif rp.0Permenhut no 38 th 2014 ttg p engenaan tarif rp.0
Permenhut no 38 th 2014 ttg p engenaan tarif rp.0
Jhon Blora
 
Permen menhut no 47 tahun 2013 tentang pedoman pemanfaatan hutan
Permen menhut no 47 tahun 2013 tentang pedoman  pemanfaatan hutanPermen menhut no 47 tahun 2013 tentang pedoman  pemanfaatan hutan
Permen menhut no 47 tahun 2013 tentang pedoman pemanfaatan hutan
walhiaceh
 
Pembahasan RTRWP Kalbar
Pembahasan RTRWP Kalbar Pembahasan RTRWP Kalbar
Pembahasan RTRWP Kalbar
boysinu
 
Permenhut no 50 th 2014 ttg perdagangan sertifikat penurunan emisi karbon hut...
Permenhut no 50 th 2014 ttg perdagangan sertifikat penurunan emisi karbon hut...Permenhut no 50 th 2014 ttg perdagangan sertifikat penurunan emisi karbon hut...
Permenhut no 50 th 2014 ttg perdagangan sertifikat penurunan emisi karbon hut...
Jhon Blora
 

What's hot (20)

Peraturan menteri esdm nomor 7 tahun 2020
Peraturan menteri esdm nomor 7 tahun 2020Peraturan menteri esdm nomor 7 tahun 2020
Peraturan menteri esdm nomor 7 tahun 2020
 
Uu no. 3 thn 2020 tentang Minerba
Uu no. 3 thn 2020 tentang MinerbaUu no. 3 thn 2020 tentang Minerba
Uu no. 3 thn 2020 tentang Minerba
 
Paparan Kadis PU Bappenas 28 Nov 2011
Paparan Kadis PU Bappenas 28 Nov 2011Paparan Kadis PU Bappenas 28 Nov 2011
Paparan Kadis PU Bappenas 28 Nov 2011
 
Korupsi Masih Subur, Hutan Sumatera Semakin Hancur
Korupsi Masih Subur, Hutan Sumatera Semakin HancurKorupsi Masih Subur, Hutan Sumatera Semakin Hancur
Korupsi Masih Subur, Hutan Sumatera Semakin Hancur
 
Permenhut no. p18 2011
Permenhut no. p18 2011Permenhut no. p18 2011
Permenhut no. p18 2011
 
Perda pengelolaan hutan hak dan penatausahaan hasil hutan(1)
Perda pengelolaan hutan hak dan penatausahaan hasil hutan(1)Perda pengelolaan hutan hak dan penatausahaan hasil hutan(1)
Perda pengelolaan hutan hak dan penatausahaan hasil hutan(1)
 
1. paparan ditjen minerba
1. paparan ditjen minerba1. paparan ditjen minerba
1. paparan ditjen minerba
 
Permenhut no 52 th 2014
Permenhut no 52 th 2014Permenhut no 52 th 2014
Permenhut no 52 th 2014
 
Buku Panduan Perizinan HKm
Buku Panduan Perizinan HKmBuku Panduan Perizinan HKm
Buku Panduan Perizinan HKm
 
Borneo menggugat-sampul-dan-isi
Borneo menggugat-sampul-dan-isiBorneo menggugat-sampul-dan-isi
Borneo menggugat-sampul-dan-isi
 
P49 08 Hutan Desa
P49 08   Hutan DesaP49 08   Hutan Desa
P49 08 Hutan Desa
 
P14 2011 ijin pemanfaatan kayu
P14 2011 ijin pemanfaatan kayuP14 2011 ijin pemanfaatan kayu
P14 2011 ijin pemanfaatan kayu
 
P.30 2012 penataan_hasilhutandarihutanhak
P.30 2012 penataan_hasilhutandarihutanhakP.30 2012 penataan_hasilhutandarihutanhak
P.30 2012 penataan_hasilhutandarihutanhak
 
Permenhut no 44 th 2014 ttg pedoman pembangunan unit percontohan penyuluhan k...
Permenhut no 44 th 2014 ttg pedoman pembangunan unit percontohan penyuluhan k...Permenhut no 44 th 2014 ttg pedoman pembangunan unit percontohan penyuluhan k...
Permenhut no 44 th 2014 ttg pedoman pembangunan unit percontohan penyuluhan k...
 
Permenhut no 24 th 2014 ttg tata cara penulisan pembayaran
Permenhut no 24 th 2014 ttg tata cara penulisan pembayaranPermenhut no 24 th 2014 ttg tata cara penulisan pembayaran
Permenhut no 24 th 2014 ttg tata cara penulisan pembayaran
 
Transisi Pengelolaan Hutan Pasca UU 23/2014
Transisi Pengelolaan Hutan Pasca UU 23/2014Transisi Pengelolaan Hutan Pasca UU 23/2014
Transisi Pengelolaan Hutan Pasca UU 23/2014
 
Permenhut no 38 th 2014 ttg p engenaan tarif rp.0
Permenhut no 38 th 2014 ttg p engenaan tarif rp.0Permenhut no 38 th 2014 ttg p engenaan tarif rp.0
Permenhut no 38 th 2014 ttg p engenaan tarif rp.0
 
Permen menhut no 47 tahun 2013 tentang pedoman pemanfaatan hutan
Permen menhut no 47 tahun 2013 tentang pedoman  pemanfaatan hutanPermen menhut no 47 tahun 2013 tentang pedoman  pemanfaatan hutan
Permen menhut no 47 tahun 2013 tentang pedoman pemanfaatan hutan
 
Pembahasan RTRWP Kalbar
Pembahasan RTRWP Kalbar Pembahasan RTRWP Kalbar
Pembahasan RTRWP Kalbar
 
Permenhut no 50 th 2014 ttg perdagangan sertifikat penurunan emisi karbon hut...
Permenhut no 50 th 2014 ttg perdagangan sertifikat penurunan emisi karbon hut...Permenhut no 50 th 2014 ttg perdagangan sertifikat penurunan emisi karbon hut...
Permenhut no 50 th 2014 ttg perdagangan sertifikat penurunan emisi karbon hut...
 

Viewers also liked

Fotografi Dasar
Fotografi DasarFotografi Dasar
Extractive Industries: Unlocking the Sector
Extractive Industries: Unlocking the SectorExtractive Industries: Unlocking the Sector
Extractive Industries: Unlocking the Sector
Publish What You Pay (PWYP) Indonesia
 
Surat Edaran Jaminan Reklamasi
Surat Edaran Jaminan ReklamasiSurat Edaran Jaminan Reklamasi
Surat Edaran Jaminan Reklamasi
YusufRiyandi
 
Spatial transparency a case study of advocacy work in west kalimantan
Spatial transparency a case study of advocacy work in west kalimantanSpatial transparency a case study of advocacy work in west kalimantan
Spatial transparency a case study of advocacy work in west kalimantan
Publish What You Pay (PWYP) Indonesia
 
Kasus Lingkungan Pertambangan
Kasus Lingkungan PertambanganKasus Lingkungan Pertambangan
Kasus Lingkungan Pertambangan
YusufRiyandi
 
Kertas Fakta : Visi, Misi dan Program Pasangan Presiden Joko Widodo dan Jusuf...
Kertas Fakta : Visi, Misi dan Program Pasangan Presiden Joko Widodo dan Jusuf...Kertas Fakta : Visi, Misi dan Program Pasangan Presiden Joko Widodo dan Jusuf...
Kertas Fakta : Visi, Misi dan Program Pasangan Presiden Joko Widodo dan Jusuf...
Publish What You Pay (PWYP) Indonesia
 
Materi Dasar-Dasar Dokumenter
Materi Dasar-Dasar DokumenterMateri Dasar-Dasar Dokumenter
Materi Dasar-Dasar Dokumenter
Publish What You Pay (PWYP) Indonesia
 
Evaluasi Renca Pascatambang
Evaluasi Renca Pascatambang Evaluasi Renca Pascatambang
Evaluasi Renca Pascatambang
YusufRiyandi
 
Riding Open Data Movement: Extractive Sector-Indonesia
Riding Open Data Movement: Extractive Sector-IndonesiaRiding Open Data Movement: Extractive Sector-Indonesia
Riding Open Data Movement: Extractive Sector-Indonesia
Publish What You Pay (PWYP) Indonesia
 
Vision 20/20
Vision 20/20Vision 20/20
20130307 kas investor presentation v0
20130307 kas investor presentation v020130307 kas investor presentation v0
20130307 kas investor presentation v0
Kasbah Resources Limited
 
Open Data and Anti Corruption A Great Fit
Open Data and Anti Corruption A Great FitOpen Data and Anti Corruption A Great Fit
Open Data and Anti Corruption A Great Fit
Publish What You Pay (PWYP) Indonesia
 
20120405 itri v0_final
20120405 itri v0_final20120405 itri v0_final
20120405 itri v0_final
Kasbah Resources Limited
 
Beneficial Ownership in Taxation: Its Dynamics and Challenges
Beneficial Ownership in Taxation: Its Dynamics and ChallengesBeneficial Ownership in Taxation: Its Dynamics and Challenges
Beneficial Ownership in Taxation: Its Dynamics and Challenges
Publish What You Pay (PWYP) Indonesia
 
Indonesia riding open data movement in the extractive sector
Indonesia riding open data movement in the extractive sectorIndonesia riding open data movement in the extractive sector
Indonesia riding open data movement in the extractive sector
Publish What You Pay (PWYP) Indonesia
 
Integrating Environmental Protection into the Extractive Industry
Integrating Environmental Protection into the Extractive IndustryIntegrating Environmental Protection into the Extractive Industry
Integrating Environmental Protection into the Extractive Industry
Publish What You Pay (PWYP) Indonesia
 
Tantangan Transparansi Penerimaan Negara
Tantangan Transparansi Penerimaan NegaraTantangan Transparansi Penerimaan Negara
Tantangan Transparansi Penerimaan Negara
Publish What You Pay (PWYP) Indonesia
 
Social Media Campaign for Non Profit
Social Media Campaign for Non ProfitSocial Media Campaign for Non Profit
Social Media Campaign for Non Profit
Publish What You Pay (PWYP) Indonesia
 
Realizing Open Data Impact: Data, Context, Capacity
Realizing Open Data Impact: Data, Context, CapacityRealizing Open Data Impact: Data, Context, Capacity
Realizing Open Data Impact: Data, Context, Capacity
Publish What You Pay (PWYP) Indonesia
 
Penguatan PPID dan Keterbukaan Informasi Sektor SDA Kabupaten Indragiri Hulu
Penguatan PPID dan Keterbukaan Informasi Sektor SDA Kabupaten Indragiri HuluPenguatan PPID dan Keterbukaan Informasi Sektor SDA Kabupaten Indragiri Hulu
Penguatan PPID dan Keterbukaan Informasi Sektor SDA Kabupaten Indragiri Hulu
Publish What You Pay (PWYP) Indonesia
 

Viewers also liked (20)

Fotografi Dasar
Fotografi DasarFotografi Dasar
Fotografi Dasar
 
Extractive Industries: Unlocking the Sector
Extractive Industries: Unlocking the SectorExtractive Industries: Unlocking the Sector
Extractive Industries: Unlocking the Sector
 
Surat Edaran Jaminan Reklamasi
Surat Edaran Jaminan ReklamasiSurat Edaran Jaminan Reklamasi
Surat Edaran Jaminan Reklamasi
 
Spatial transparency a case study of advocacy work in west kalimantan
Spatial transparency a case study of advocacy work in west kalimantanSpatial transparency a case study of advocacy work in west kalimantan
Spatial transparency a case study of advocacy work in west kalimantan
 
Kasus Lingkungan Pertambangan
Kasus Lingkungan PertambanganKasus Lingkungan Pertambangan
Kasus Lingkungan Pertambangan
 
Kertas Fakta : Visi, Misi dan Program Pasangan Presiden Joko Widodo dan Jusuf...
Kertas Fakta : Visi, Misi dan Program Pasangan Presiden Joko Widodo dan Jusuf...Kertas Fakta : Visi, Misi dan Program Pasangan Presiden Joko Widodo dan Jusuf...
Kertas Fakta : Visi, Misi dan Program Pasangan Presiden Joko Widodo dan Jusuf...
 
Materi Dasar-Dasar Dokumenter
Materi Dasar-Dasar DokumenterMateri Dasar-Dasar Dokumenter
Materi Dasar-Dasar Dokumenter
 
Evaluasi Renca Pascatambang
Evaluasi Renca Pascatambang Evaluasi Renca Pascatambang
Evaluasi Renca Pascatambang
 
Riding Open Data Movement: Extractive Sector-Indonesia
Riding Open Data Movement: Extractive Sector-IndonesiaRiding Open Data Movement: Extractive Sector-Indonesia
Riding Open Data Movement: Extractive Sector-Indonesia
 
Vision 20/20
Vision 20/20Vision 20/20
Vision 20/20
 
20130307 kas investor presentation v0
20130307 kas investor presentation v020130307 kas investor presentation v0
20130307 kas investor presentation v0
 
Open Data and Anti Corruption A Great Fit
Open Data and Anti Corruption A Great FitOpen Data and Anti Corruption A Great Fit
Open Data and Anti Corruption A Great Fit
 
20120405 itri v0_final
20120405 itri v0_final20120405 itri v0_final
20120405 itri v0_final
 
Beneficial Ownership in Taxation: Its Dynamics and Challenges
Beneficial Ownership in Taxation: Its Dynamics and ChallengesBeneficial Ownership in Taxation: Its Dynamics and Challenges
Beneficial Ownership in Taxation: Its Dynamics and Challenges
 
Indonesia riding open data movement in the extractive sector
Indonesia riding open data movement in the extractive sectorIndonesia riding open data movement in the extractive sector
Indonesia riding open data movement in the extractive sector
 
Integrating Environmental Protection into the Extractive Industry
Integrating Environmental Protection into the Extractive IndustryIntegrating Environmental Protection into the Extractive Industry
Integrating Environmental Protection into the Extractive Industry
 
Tantangan Transparansi Penerimaan Negara
Tantangan Transparansi Penerimaan NegaraTantangan Transparansi Penerimaan Negara
Tantangan Transparansi Penerimaan Negara
 
Social Media Campaign for Non Profit
Social Media Campaign for Non ProfitSocial Media Campaign for Non Profit
Social Media Campaign for Non Profit
 
Realizing Open Data Impact: Data, Context, Capacity
Realizing Open Data Impact: Data, Context, CapacityRealizing Open Data Impact: Data, Context, Capacity
Realizing Open Data Impact: Data, Context, Capacity
 
Penguatan PPID dan Keterbukaan Informasi Sektor SDA Kabupaten Indragiri Hulu
Penguatan PPID dan Keterbukaan Informasi Sektor SDA Kabupaten Indragiri HuluPenguatan PPID dan Keterbukaan Informasi Sektor SDA Kabupaten Indragiri Hulu
Penguatan PPID dan Keterbukaan Informasi Sektor SDA Kabupaten Indragiri Hulu
 

Similar to Menggali Kehancuran di Sunda Kecil

Bahan Rapat Penyelesaian Illegal Drilling 15092017 rev 2.pptx
Bahan Rapat Penyelesaian Illegal Drilling 15092017 rev 2.pptxBahan Rapat Penyelesaian Illegal Drilling 15092017 rev 2.pptx
Bahan Rapat Penyelesaian Illegal Drilling 15092017 rev 2.pptx
tamihakim
 
Mencegah Korupsi Sektor Pertambangan Agenda Penyelamatan SDA Indonesia
Mencegah Korupsi Sektor Pertambangan Agenda Penyelamatan SDA IndonesiaMencegah Korupsi Sektor Pertambangan Agenda Penyelamatan SDA Indonesia
Mencegah Korupsi Sektor Pertambangan Agenda Penyelamatan SDA Indonesia
Publish What You Pay (PWYP) Indonesia
 
Penataan Izin Batubara dalam Koordinasi dan Supervisi KPK
Penataan Izin Batubara dalam Koordinasi dan Supervisi KPK Penataan Izin Batubara dalam Koordinasi dan Supervisi KPK
Penataan Izin Batubara dalam Koordinasi dan Supervisi KPK
Publish What You Pay (PWYP) Indonesia
 
Newsletter - Open Contracting - Mei 2020
Newsletter - Open Contracting - Mei 2020Newsletter - Open Contracting - Mei 2020
Newsletter - Open Contracting - Mei 2020
Publish What You Pay (PWYP) Indonesia
 
Makalah ekonomi bahan gaian mineral acak
Makalah ekonomi bahan gaian mineral acakMakalah ekonomi bahan gaian mineral acak
Makalah ekonomi bahan gaian mineral acak
Deny Tandidatu
 
Borneo mengugat
Borneo mengugatBorneo mengugat
Borneo mengugat
Vera Falinda
 
Perda n0-4-2011-usaha pertambangan mineral dan batu bara
Perda n0-4-2011-usaha pertambangan mineral dan batu baraPerda n0-4-2011-usaha pertambangan mineral dan batu bara
Perda n0-4-2011-usaha pertambangan mineral dan batu bara
Arifuddin Ali
 
Korupsi hutan dan politik oleh emerson,Indonesian Corruption Watch
Korupsi hutan dan politik oleh emerson,Indonesian Corruption WatchKorupsi hutan dan politik oleh emerson,Indonesian Corruption Watch
Korupsi hutan dan politik oleh emerson,Indonesian Corruption Watchseptianm
 
Newletter - Open Contracting - April 2020
Newletter - Open Contracting - April 2020Newletter - Open Contracting - April 2020
Newletter - Open Contracting - April 2020
Publish What You Pay (PWYP) Indonesia
 
Korsup minerba-medan-sampul-dan-isi
Korsup minerba-medan-sampul-dan-isiKorsup minerba-medan-sampul-dan-isi
Korsup minerba-medan-sampul-dan-isi
Aksi SETAPAK
 
Profile kantor pertanahan kabupaten gorontalo
Profile kantor pertanahan kabupaten gorontaloProfile kantor pertanahan kabupaten gorontalo
Profile kantor pertanahan kabupaten gorontalo
Martein Adigana
 
Reformasi Perizinan di Bidang Pertambangan Mineral dan Batubara Pasca Berlaku...
Reformasi Perizinan di Bidang Pertambangan Mineral dan Batubara Pasca Berlaku...Reformasi Perizinan di Bidang Pertambangan Mineral dan Batubara Pasca Berlaku...
Reformasi Perizinan di Bidang Pertambangan Mineral dan Batubara Pasca Berlaku...
Publish What You Pay (PWYP) Indonesia
 
Resource Governance News Edisi Agustus 2016
Resource Governance News Edisi Agustus 2016Resource Governance News Edisi Agustus 2016
Resource Governance News Edisi Agustus 2016
Publish What You Pay (PWYP) Indonesia
 
Kab bombana 20_2008
Kab bombana 20_2008Kab bombana 20_2008
Kab bombana 20_2008Achmad Wahid
 
Perbup nomor-5-th-2013
Perbup nomor-5-th-2013Perbup nomor-5-th-2013
Perbup nomor-5-th-2013Achmad Wahid
 
Pergub jatim 30 2011 jenis usaha yang wajib dilengkapi ukl upl
Pergub jatim 30 2011 jenis usaha yang wajib dilengkapi ukl uplPergub jatim 30 2011 jenis usaha yang wajib dilengkapi ukl upl
Pergub jatim 30 2011 jenis usaha yang wajib dilengkapi ukl uplDewi Hadiwinoto
 
KOORDINASI DAN SUPERVISI PENGELOLAAN PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA TAHU...
KOORDINASI DAN SUPERVISI PENGELOLAAN PERTAMBANGAN  MINERAL DAN BATUBARA  TAHU...KOORDINASI DAN SUPERVISI PENGELOLAAN PERTAMBANGAN  MINERAL DAN BATUBARA  TAHU...
KOORDINASI DAN SUPERVISI PENGELOLAAN PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA TAHU...
Publish What You Pay (PWYP) Indonesia
 
Implikasi Kebijakan Kehutanan
Implikasi Kebijakan KehutananImplikasi Kebijakan Kehutanan
Implikasi Kebijakan Kehutanan
CIFOR-ICRAF
 
Berita acara kesepakatan
Berita acara kesepakatanBerita acara kesepakatan
Berita acara kesepakatan
BBPP_Batu
 
Position Paper_CSO Sumatera_Korsup KPK
Position Paper_CSO Sumatera_Korsup KPKPosition Paper_CSO Sumatera_Korsup KPK
Position Paper_CSO Sumatera_Korsup KPK
Publish What You Pay (PWYP) Indonesia
 

Similar to Menggali Kehancuran di Sunda Kecil (20)

Bahan Rapat Penyelesaian Illegal Drilling 15092017 rev 2.pptx
Bahan Rapat Penyelesaian Illegal Drilling 15092017 rev 2.pptxBahan Rapat Penyelesaian Illegal Drilling 15092017 rev 2.pptx
Bahan Rapat Penyelesaian Illegal Drilling 15092017 rev 2.pptx
 
Mencegah Korupsi Sektor Pertambangan Agenda Penyelamatan SDA Indonesia
Mencegah Korupsi Sektor Pertambangan Agenda Penyelamatan SDA IndonesiaMencegah Korupsi Sektor Pertambangan Agenda Penyelamatan SDA Indonesia
Mencegah Korupsi Sektor Pertambangan Agenda Penyelamatan SDA Indonesia
 
Penataan Izin Batubara dalam Koordinasi dan Supervisi KPK
Penataan Izin Batubara dalam Koordinasi dan Supervisi KPK Penataan Izin Batubara dalam Koordinasi dan Supervisi KPK
Penataan Izin Batubara dalam Koordinasi dan Supervisi KPK
 
Newsletter - Open Contracting - Mei 2020
Newsletter - Open Contracting - Mei 2020Newsletter - Open Contracting - Mei 2020
Newsletter - Open Contracting - Mei 2020
 
Makalah ekonomi bahan gaian mineral acak
Makalah ekonomi bahan gaian mineral acakMakalah ekonomi bahan gaian mineral acak
Makalah ekonomi bahan gaian mineral acak
 
Borneo mengugat
Borneo mengugatBorneo mengugat
Borneo mengugat
 
Perda n0-4-2011-usaha pertambangan mineral dan batu bara
Perda n0-4-2011-usaha pertambangan mineral dan batu baraPerda n0-4-2011-usaha pertambangan mineral dan batu bara
Perda n0-4-2011-usaha pertambangan mineral dan batu bara
 
Korupsi hutan dan politik oleh emerson,Indonesian Corruption Watch
Korupsi hutan dan politik oleh emerson,Indonesian Corruption WatchKorupsi hutan dan politik oleh emerson,Indonesian Corruption Watch
Korupsi hutan dan politik oleh emerson,Indonesian Corruption Watch
 
Newletter - Open Contracting - April 2020
Newletter - Open Contracting - April 2020Newletter - Open Contracting - April 2020
Newletter - Open Contracting - April 2020
 
Korsup minerba-medan-sampul-dan-isi
Korsup minerba-medan-sampul-dan-isiKorsup minerba-medan-sampul-dan-isi
Korsup minerba-medan-sampul-dan-isi
 
Profile kantor pertanahan kabupaten gorontalo
Profile kantor pertanahan kabupaten gorontaloProfile kantor pertanahan kabupaten gorontalo
Profile kantor pertanahan kabupaten gorontalo
 
Reformasi Perizinan di Bidang Pertambangan Mineral dan Batubara Pasca Berlaku...
Reformasi Perizinan di Bidang Pertambangan Mineral dan Batubara Pasca Berlaku...Reformasi Perizinan di Bidang Pertambangan Mineral dan Batubara Pasca Berlaku...
Reformasi Perizinan di Bidang Pertambangan Mineral dan Batubara Pasca Berlaku...
 
Resource Governance News Edisi Agustus 2016
Resource Governance News Edisi Agustus 2016Resource Governance News Edisi Agustus 2016
Resource Governance News Edisi Agustus 2016
 
Kab bombana 20_2008
Kab bombana 20_2008Kab bombana 20_2008
Kab bombana 20_2008
 
Perbup nomor-5-th-2013
Perbup nomor-5-th-2013Perbup nomor-5-th-2013
Perbup nomor-5-th-2013
 
Pergub jatim 30 2011 jenis usaha yang wajib dilengkapi ukl upl
Pergub jatim 30 2011 jenis usaha yang wajib dilengkapi ukl uplPergub jatim 30 2011 jenis usaha yang wajib dilengkapi ukl upl
Pergub jatim 30 2011 jenis usaha yang wajib dilengkapi ukl upl
 
KOORDINASI DAN SUPERVISI PENGELOLAAN PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA TAHU...
KOORDINASI DAN SUPERVISI PENGELOLAAN PERTAMBANGAN  MINERAL DAN BATUBARA  TAHU...KOORDINASI DAN SUPERVISI PENGELOLAAN PERTAMBANGAN  MINERAL DAN BATUBARA  TAHU...
KOORDINASI DAN SUPERVISI PENGELOLAAN PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA TAHU...
 
Implikasi Kebijakan Kehutanan
Implikasi Kebijakan KehutananImplikasi Kebijakan Kehutanan
Implikasi Kebijakan Kehutanan
 
Berita acara kesepakatan
Berita acara kesepakatanBerita acara kesepakatan
Berita acara kesepakatan
 
Position Paper_CSO Sumatera_Korsup KPK
Position Paper_CSO Sumatera_Korsup KPKPosition Paper_CSO Sumatera_Korsup KPK
Position Paper_CSO Sumatera_Korsup KPK
 

More from Publish What You Pay (PWYP) Indonesia

Newsletter Voicing for Life April 2020 - English Version
Newsletter Voicing for Life April 2020 - English VersionNewsletter Voicing for Life April 2020 - English Version
Newsletter Voicing for Life April 2020 - English Version
Publish What You Pay (PWYP) Indonesia
 
Newsletter Voicing for Life Desember 2019
Newsletter Voicing for Life Desember 2019Newsletter Voicing for Life Desember 2019
Newsletter Voicing for Life Desember 2019
Publish What You Pay (PWYP) Indonesia
 
Newsletter Voicing for Life Desember 2019 - English Version
Newsletter Voicing for Life Desember 2019 - English VersionNewsletter Voicing for Life Desember 2019 - English Version
Newsletter Voicing for Life Desember 2019 - English Version
Publish What You Pay (PWYP) Indonesia
 
Newsletter Voicing for Life April 2020
Newsletter Voicing for Life April 2020Newsletter Voicing for Life April 2020
Newsletter Voicing for Life April 2020
Publish What You Pay (PWYP) Indonesia
 
Revenue and Fiscal System of Oil and Gas in Indonesia
Revenue and Fiscal System of Oil and Gas in IndonesiaRevenue and Fiscal System of Oil and Gas in Indonesia
Revenue and Fiscal System of Oil and Gas in Indonesia
Publish What You Pay (PWYP) Indonesia
 
Keterbukaan Kontrak dalam EITI
Keterbukaan Kontrak dalam EITIKeterbukaan Kontrak dalam EITI
Keterbukaan Kontrak dalam EITI
Publish What You Pay (PWYP) Indonesia
 
Akses Informasi Publik dan Keterbukaan Kontrak/Izin Industri Ekstraktif di 6 ...
Akses Informasi Publik dan Keterbukaan Kontrak/Izin Industri Ekstraktif di 6 ...Akses Informasi Publik dan Keterbukaan Kontrak/Izin Industri Ekstraktif di 6 ...
Akses Informasi Publik dan Keterbukaan Kontrak/Izin Industri Ekstraktif di 6 ...
Publish What You Pay (PWYP) Indonesia
 
Opportunities and Challenges of Contract Transparancy in the Implementation o...
Opportunities and Challenges of Contract Transparancy in the Implementation o...Opportunities and Challenges of Contract Transparancy in the Implementation o...
Opportunities and Challenges of Contract Transparancy in the Implementation o...
Publish What You Pay (PWYP) Indonesia
 
Acces to Public Information and Openess of Extractive Industry Contract / lic...
Acces to Public Information and Openess of Extractive Industry Contract / lic...Acces to Public Information and Openess of Extractive Industry Contract / lic...
Acces to Public Information and Openess of Extractive Industry Contract / lic...
Publish What You Pay (PWYP) Indonesia
 
Newsletter - Open Contracting - Juli 2020
Newsletter - Open Contracting - Juli 2020Newsletter - Open Contracting - Juli 2020
Newsletter - Open Contracting - Juli 2020
Publish What You Pay (PWYP) Indonesia
 
Newsletter - Open Contracting - July 2020
Newsletter - Open Contracting - July 2020Newsletter - Open Contracting - July 2020
Newsletter - Open Contracting - July 2020
Publish What You Pay (PWYP) Indonesia
 
Newsletter - Open Contracting - May 2020
Newsletter - Open Contracting - May 2020Newsletter - Open Contracting - May 2020
Newsletter - Open Contracting - May 2020
Publish What You Pay (PWYP) Indonesia
 
Newsletter - Open Contracting - April 2020
Newsletter - Open Contracting - April 2020Newsletter - Open Contracting - April 2020
Newsletter - Open Contracting - April 2020
Publish What You Pay (PWYP) Indonesia
 
Newsletter - Open Contracting - Desember 2019
Newsletter - Open Contracting - Desember 2019Newsletter - Open Contracting - Desember 2019
Newsletter - Open Contracting - Desember 2019
Publish What You Pay (PWYP) Indonesia
 
Tata Kelola Pelayanan Informasi Publik pada Masa Darurat Kesehatan Masyarakat...
Tata Kelola Pelayanan Informasi Publik pada Masa Darurat Kesehatan Masyarakat...Tata Kelola Pelayanan Informasi Publik pada Masa Darurat Kesehatan Masyarakat...
Tata Kelola Pelayanan Informasi Publik pada Masa Darurat Kesehatan Masyarakat...
Publish What You Pay (PWYP) Indonesia
 
Kerangka Hukum keterbukaan Kontrak Migas dan Minerba di indonesia
Kerangka Hukum keterbukaan Kontrak Migas dan Minerba di indonesiaKerangka Hukum keterbukaan Kontrak Migas dan Minerba di indonesia
Kerangka Hukum keterbukaan Kontrak Migas dan Minerba di indonesia
Publish What You Pay (PWYP) Indonesia
 
Contract Disclosure and Beneficial Ownership Transparency
Contract Disclosure and Beneficial Ownership TransparencyContract Disclosure and Beneficial Ownership Transparency
Contract Disclosure and Beneficial Ownership Transparency
Publish What You Pay (PWYP) Indonesia
 
Peluang dan Tantangan Keterbukaan Kontrak dalam Pelaksanaan Standar EITI
Peluang dan Tantangan Keterbukaan Kontrak dalam Pelaksanaan Standar EITIPeluang dan Tantangan Keterbukaan Kontrak dalam Pelaksanaan Standar EITI
Peluang dan Tantangan Keterbukaan Kontrak dalam Pelaksanaan Standar EITI
Publish What You Pay (PWYP) Indonesia
 
Legal Framework of Contract Disclosure of Oil and Gas, Mineral and Coal Secto...
Legal Framework of Contract Disclosure of Oil and Gas, Mineral and Coal Secto...Legal Framework of Contract Disclosure of Oil and Gas, Mineral and Coal Secto...
Legal Framework of Contract Disclosure of Oil and Gas, Mineral and Coal Secto...
Publish What You Pay (PWYP) Indonesia
 
Keterbukaan Kontrak dan Pengungkapan Beneficial Ownership
Keterbukaan Kontrak dan Pengungkapan Beneficial OwnershipKeterbukaan Kontrak dan Pengungkapan Beneficial Ownership
Keterbukaan Kontrak dan Pengungkapan Beneficial Ownership
Publish What You Pay (PWYP) Indonesia
 

More from Publish What You Pay (PWYP) Indonesia (20)

Newsletter Voicing for Life April 2020 - English Version
Newsletter Voicing for Life April 2020 - English VersionNewsletter Voicing for Life April 2020 - English Version
Newsletter Voicing for Life April 2020 - English Version
 
Newsletter Voicing for Life Desember 2019
Newsletter Voicing for Life Desember 2019Newsletter Voicing for Life Desember 2019
Newsletter Voicing for Life Desember 2019
 
Newsletter Voicing for Life Desember 2019 - English Version
Newsletter Voicing for Life Desember 2019 - English VersionNewsletter Voicing for Life Desember 2019 - English Version
Newsletter Voicing for Life Desember 2019 - English Version
 
Newsletter Voicing for Life April 2020
Newsletter Voicing for Life April 2020Newsletter Voicing for Life April 2020
Newsletter Voicing for Life April 2020
 
Revenue and Fiscal System of Oil and Gas in Indonesia
Revenue and Fiscal System of Oil and Gas in IndonesiaRevenue and Fiscal System of Oil and Gas in Indonesia
Revenue and Fiscal System of Oil and Gas in Indonesia
 
Keterbukaan Kontrak dalam EITI
Keterbukaan Kontrak dalam EITIKeterbukaan Kontrak dalam EITI
Keterbukaan Kontrak dalam EITI
 
Akses Informasi Publik dan Keterbukaan Kontrak/Izin Industri Ekstraktif di 6 ...
Akses Informasi Publik dan Keterbukaan Kontrak/Izin Industri Ekstraktif di 6 ...Akses Informasi Publik dan Keterbukaan Kontrak/Izin Industri Ekstraktif di 6 ...
Akses Informasi Publik dan Keterbukaan Kontrak/Izin Industri Ekstraktif di 6 ...
 
Opportunities and Challenges of Contract Transparancy in the Implementation o...
Opportunities and Challenges of Contract Transparancy in the Implementation o...Opportunities and Challenges of Contract Transparancy in the Implementation o...
Opportunities and Challenges of Contract Transparancy in the Implementation o...
 
Acces to Public Information and Openess of Extractive Industry Contract / lic...
Acces to Public Information and Openess of Extractive Industry Contract / lic...Acces to Public Information and Openess of Extractive Industry Contract / lic...
Acces to Public Information and Openess of Extractive Industry Contract / lic...
 
Newsletter - Open Contracting - Juli 2020
Newsletter - Open Contracting - Juli 2020Newsletter - Open Contracting - Juli 2020
Newsletter - Open Contracting - Juli 2020
 
Newsletter - Open Contracting - July 2020
Newsletter - Open Contracting - July 2020Newsletter - Open Contracting - July 2020
Newsletter - Open Contracting - July 2020
 
Newsletter - Open Contracting - May 2020
Newsletter - Open Contracting - May 2020Newsletter - Open Contracting - May 2020
Newsletter - Open Contracting - May 2020
 
Newsletter - Open Contracting - April 2020
Newsletter - Open Contracting - April 2020Newsletter - Open Contracting - April 2020
Newsletter - Open Contracting - April 2020
 
Newsletter - Open Contracting - Desember 2019
Newsletter - Open Contracting - Desember 2019Newsletter - Open Contracting - Desember 2019
Newsletter - Open Contracting - Desember 2019
 
Tata Kelola Pelayanan Informasi Publik pada Masa Darurat Kesehatan Masyarakat...
Tata Kelola Pelayanan Informasi Publik pada Masa Darurat Kesehatan Masyarakat...Tata Kelola Pelayanan Informasi Publik pada Masa Darurat Kesehatan Masyarakat...
Tata Kelola Pelayanan Informasi Publik pada Masa Darurat Kesehatan Masyarakat...
 
Kerangka Hukum keterbukaan Kontrak Migas dan Minerba di indonesia
Kerangka Hukum keterbukaan Kontrak Migas dan Minerba di indonesiaKerangka Hukum keterbukaan Kontrak Migas dan Minerba di indonesia
Kerangka Hukum keterbukaan Kontrak Migas dan Minerba di indonesia
 
Contract Disclosure and Beneficial Ownership Transparency
Contract Disclosure and Beneficial Ownership TransparencyContract Disclosure and Beneficial Ownership Transparency
Contract Disclosure and Beneficial Ownership Transparency
 
Peluang dan Tantangan Keterbukaan Kontrak dalam Pelaksanaan Standar EITI
Peluang dan Tantangan Keterbukaan Kontrak dalam Pelaksanaan Standar EITIPeluang dan Tantangan Keterbukaan Kontrak dalam Pelaksanaan Standar EITI
Peluang dan Tantangan Keterbukaan Kontrak dalam Pelaksanaan Standar EITI
 
Legal Framework of Contract Disclosure of Oil and Gas, Mineral and Coal Secto...
Legal Framework of Contract Disclosure of Oil and Gas, Mineral and Coal Secto...Legal Framework of Contract Disclosure of Oil and Gas, Mineral and Coal Secto...
Legal Framework of Contract Disclosure of Oil and Gas, Mineral and Coal Secto...
 
Keterbukaan Kontrak dan Pengungkapan Beneficial Ownership
Keterbukaan Kontrak dan Pengungkapan Beneficial OwnershipKeterbukaan Kontrak dan Pengungkapan Beneficial Ownership
Keterbukaan Kontrak dan Pengungkapan Beneficial Ownership
 

Recently uploaded

Peraturan Pemerintah Nomor 11 TAHUN 2017 Tentang Manajemen PNS
Peraturan Pemerintah Nomor 11 TAHUN 2017 Tentang Manajemen PNSPeraturan Pemerintah Nomor 11 TAHUN 2017 Tentang Manajemen PNS
Peraturan Pemerintah Nomor 11 TAHUN 2017 Tentang Manajemen PNS
bkpsdmkamparkab
 
Materi_Permenkop 2 thn 2024_Kemenkop dan UKM.pdf
Materi_Permenkop 2 thn 2024_Kemenkop dan UKM.pdfMateri_Permenkop 2 thn 2024_Kemenkop dan UKM.pdf
Materi_Permenkop 2 thn 2024_Kemenkop dan UKM.pdf
Rhagil Muchsin
 
Bela Negara dan Kepemimpinan Pancasila PKA VII.pptx
Bela Negara dan Kepemimpinan Pancasila PKA VII.pptxBela Negara dan Kepemimpinan Pancasila PKA VII.pptx
Bela Negara dan Kepemimpinan Pancasila PKA VII.pptx
andikhaidir6
 
1. REVIU Dokumen Ren Angg Daerah Tahunan.pptx
1. REVIU Dokumen Ren Angg Daerah Tahunan.pptx1. REVIU Dokumen Ren Angg Daerah Tahunan.pptx
1. REVIU Dokumen Ren Angg Daerah Tahunan.pptx
andikhaidir6
 
2. PENGAWASAN PENERAPAN NSPK Perangkat Daerah.ppt
2. PENGAWASAN PENERAPAN NSPK Perangkat Daerah.ppt2. PENGAWASAN PENERAPAN NSPK Perangkat Daerah.ppt
2. PENGAWASAN PENERAPAN NSPK Perangkat Daerah.ppt
andikhaidir6
 
Contractor Safety Management System (CSMS).pdf
Contractor Safety Management System (CSMS).pdfContractor Safety Management System (CSMS).pdf
Contractor Safety Management System (CSMS).pdf
crestsafety
 
Evaluasi Penyederhanaan Birokrasi & Penyetaraan Jabatan
Evaluasi Penyederhanaan Birokrasi & Penyetaraan JabatanEvaluasi Penyederhanaan Birokrasi & Penyetaraan Jabatan
Evaluasi Penyederhanaan Birokrasi & Penyetaraan Jabatan
Tri Widodo W. UTOMO
 
TUGAS ASYNCRONOUS BELA NEGARA KEPEMIMPINAN PANCASILA.pptx
TUGAS ASYNCRONOUS BELA NEGARA KEPEMIMPINAN PANCASILA.pptxTUGAS ASYNCRONOUS BELA NEGARA KEPEMIMPINAN PANCASILA.pptx
TUGAS ASYNCRONOUS BELA NEGARA KEPEMIMPINAN PANCASILA.pptx
andikhaidir6
 
Building Learning Commitment membangun komitmen belajar
Building Learning Commitment membangun komitmen belajarBuilding Learning Commitment membangun komitmen belajar
Building Learning Commitment membangun komitmen belajar
IMANISKANDARMOTIVATO
 
Strategi Pengembangan Ekosistem Inovasi Daerah
Strategi Pengembangan Ekosistem Inovasi DaerahStrategi Pengembangan Ekosistem Inovasi Daerah
Strategi Pengembangan Ekosistem Inovasi Daerah
Tri Widodo W. UTOMO
 
Inpres No 1 Tahun 2024 tentang Percepatan Penyediaan Air Minum
Inpres No 1 Tahun 2024 tentang Percepatan Penyediaan Air MinumInpres No 1 Tahun 2024 tentang Percepatan Penyediaan Air Minum
Inpres No 1 Tahun 2024 tentang Percepatan Penyediaan Air Minum
firlanarahmania
 
2024.05.14 Paparan Progres Pelaksanaan Inpres No 1 Tahun 2024.pdf
2024.05.14 Paparan Progres Pelaksanaan  Inpres No 1 Tahun 2024.pdf2024.05.14 Paparan Progres Pelaksanaan  Inpres No 1 Tahun 2024.pdf
2024.05.14 Paparan Progres Pelaksanaan Inpres No 1 Tahun 2024.pdf
firlanarahmania
 
bahan paparan sosialisasi Pemilu untuk Masyarakat.pptx
bahan paparan sosialisasi Pemilu untuk Masyarakat.pptxbahan paparan sosialisasi Pemilu untuk Masyarakat.pptx
bahan paparan sosialisasi Pemilu untuk Masyarakat.pptx
PoldagriKabbdg
 

Recently uploaded (13)

Peraturan Pemerintah Nomor 11 TAHUN 2017 Tentang Manajemen PNS
Peraturan Pemerintah Nomor 11 TAHUN 2017 Tentang Manajemen PNSPeraturan Pemerintah Nomor 11 TAHUN 2017 Tentang Manajemen PNS
Peraturan Pemerintah Nomor 11 TAHUN 2017 Tentang Manajemen PNS
 
Materi_Permenkop 2 thn 2024_Kemenkop dan UKM.pdf
Materi_Permenkop 2 thn 2024_Kemenkop dan UKM.pdfMateri_Permenkop 2 thn 2024_Kemenkop dan UKM.pdf
Materi_Permenkop 2 thn 2024_Kemenkop dan UKM.pdf
 
Bela Negara dan Kepemimpinan Pancasila PKA VII.pptx
Bela Negara dan Kepemimpinan Pancasila PKA VII.pptxBela Negara dan Kepemimpinan Pancasila PKA VII.pptx
Bela Negara dan Kepemimpinan Pancasila PKA VII.pptx
 
1. REVIU Dokumen Ren Angg Daerah Tahunan.pptx
1. REVIU Dokumen Ren Angg Daerah Tahunan.pptx1. REVIU Dokumen Ren Angg Daerah Tahunan.pptx
1. REVIU Dokumen Ren Angg Daerah Tahunan.pptx
 
2. PENGAWASAN PENERAPAN NSPK Perangkat Daerah.ppt
2. PENGAWASAN PENERAPAN NSPK Perangkat Daerah.ppt2. PENGAWASAN PENERAPAN NSPK Perangkat Daerah.ppt
2. PENGAWASAN PENERAPAN NSPK Perangkat Daerah.ppt
 
Contractor Safety Management System (CSMS).pdf
Contractor Safety Management System (CSMS).pdfContractor Safety Management System (CSMS).pdf
Contractor Safety Management System (CSMS).pdf
 
Evaluasi Penyederhanaan Birokrasi & Penyetaraan Jabatan
Evaluasi Penyederhanaan Birokrasi & Penyetaraan JabatanEvaluasi Penyederhanaan Birokrasi & Penyetaraan Jabatan
Evaluasi Penyederhanaan Birokrasi & Penyetaraan Jabatan
 
TUGAS ASYNCRONOUS BELA NEGARA KEPEMIMPINAN PANCASILA.pptx
TUGAS ASYNCRONOUS BELA NEGARA KEPEMIMPINAN PANCASILA.pptxTUGAS ASYNCRONOUS BELA NEGARA KEPEMIMPINAN PANCASILA.pptx
TUGAS ASYNCRONOUS BELA NEGARA KEPEMIMPINAN PANCASILA.pptx
 
Building Learning Commitment membangun komitmen belajar
Building Learning Commitment membangun komitmen belajarBuilding Learning Commitment membangun komitmen belajar
Building Learning Commitment membangun komitmen belajar
 
Strategi Pengembangan Ekosistem Inovasi Daerah
Strategi Pengembangan Ekosistem Inovasi DaerahStrategi Pengembangan Ekosistem Inovasi Daerah
Strategi Pengembangan Ekosistem Inovasi Daerah
 
Inpres No 1 Tahun 2024 tentang Percepatan Penyediaan Air Minum
Inpres No 1 Tahun 2024 tentang Percepatan Penyediaan Air MinumInpres No 1 Tahun 2024 tentang Percepatan Penyediaan Air Minum
Inpres No 1 Tahun 2024 tentang Percepatan Penyediaan Air Minum
 
2024.05.14 Paparan Progres Pelaksanaan Inpres No 1 Tahun 2024.pdf
2024.05.14 Paparan Progres Pelaksanaan  Inpres No 1 Tahun 2024.pdf2024.05.14 Paparan Progres Pelaksanaan  Inpres No 1 Tahun 2024.pdf
2024.05.14 Paparan Progres Pelaksanaan Inpres No 1 Tahun 2024.pdf
 
bahan paparan sosialisasi Pemilu untuk Masyarakat.pptx
bahan paparan sosialisasi Pemilu untuk Masyarakat.pptxbahan paparan sosialisasi Pemilu untuk Masyarakat.pptx
bahan paparan sosialisasi Pemilu untuk Masyarakat.pptx
 

Menggali Kehancuran di Sunda Kecil

  • 1. Pengawasan Masyarakat Sipil atas Sektor Mineral dan Batubara di 2 Provinsi : Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur Korsup KPK Koalisi Anti-Mafia Tambang K oalisi Anti Mafia Tambang mengapresiasi inisiatif yang dikembangkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk melakukan pengawasan dan pencegahan korupsi di sektor Minerba melalui skema kegiatan Koordinasi dan Supervisi (Korsup) di bidang Mineral dan Batubara (Minerba). Koalisi Anti Mafia Tambang merasa penting untuk berpartisipasi dalam implementasi korsup Minerba ini melalui kegiatan pengawasan dan pengumpulandata- datadilapanganuntukdisampaikankepadaKPK. Dukungan masyarakat sipil ini bertujuan untuk memperkuat kerja pengawasan dan penegakan hukum yang masih lemah di internal pemerintah daerah dan pusat. Korsup KPK Tahap-1 di 12 provinsi telah dimulai sejak awal tahun 2014, sedangkan Korsup KPK Tahap-2 untuk 19 Provinsi telah dimulai sejak Desember 2014 termasuk melalui koordinasi dan pemantauan bersama kepala-kepala daerah di 2 (dua) provinsi yakni Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT) pada 8 Juni 2015. Kertas posisi ini disusun sebagai hasil pengawasan koalisi masyarakat sipil di 2 (dua) provinsi, terutama yang menyangkut aspek ketaatan ijin, penerimaan negara, serta aspek sosial dan lingkungan. Puluhan ribu hektar kawasan hutan lindung dan konservasi di 2 Provinsi (NTBdanNTT)telahterbebaniizinpertambangan. Data Dirjen Planologi Kementerian Kehutanan (2014) menyebutkan terdapat 255.273,39 Hektar wilayah pertambangan yang masuk di kawasan hutan lindung di 2 provinsi (NTB dan NTT) dengan total unit izin usaha sebanyak 111 (96 di NTT dan 35 di NTB) Izin Usaha Pertambangan (IUP)) dan 2KontrakKarya(KK)diNTB. Sementara itu, di kedua provinsi itu terdapat 11.181,61 hektar wilayah pertambangan yang masuk hutan konservasi yang terdiri atas 22 IUP (13 di NTBdan9diNTT)dan1KKdiNTB. Tabel 1. Jumlah Luasan Izin Pertambangan yang diindikasikan beradapadaHutanKonservasidanLindung Penggunaankawasanhutankonservasiuntukkegiatannonkehutanan jelas melanggar aturan UU No. 41 tahun 1999 tentang Kehutanan dan UU No. 5 tahun 1990 tentang konservasi sumber daya alam hayati. Sementara kegiatan penggunaan kawasan hutan di kawasan lindung hanya diperbolehkan dalam bentuk pertambangan bawah tanah (underground mining) yang faktanya sampai saat ini tidak ada satupun pemegang izin yang sanggup melaksanakan praktek ini. Oleh karenanya, pemberian izin di kawasan hutan lindung dan konservasi jelas melanggar aturan yang ada dan memerlukan penegakan hukum terhadap pemegang izin usaha di kawasan tersebut. Sumber:DirjenPlanologi,2014 No Daerah Fungsi Kawasan Hutan Total (Ha) Hutan Konservasi (Ha) Hutan Lindung (Ha) 1 NTB 5.561,35 189.410,52 194.971,87 2 NTT 5.620,26 65.862,87 71.483,13 Total 11.181,61 255.273,39 266.455 Pemerintah pusat mengeluarkan Keppress No. 41 tahun 2004 yang memberi pengecualian bagi 13 pemegang izin tambang untuk melakukan penambangan secara terbuka di kawasan lindung. 1 Boks1. Perusahaan Tambang Beroperasi di Wilayah Hutan Lindung dan Konservasi KasusdiNTT1: Berdasarkan SK 270 tahun 2013 tentang IUP PT Elgary Resources Indonesia (ERI) yang berstatus Operasi Produksi di Desa Oenbit, Kecamatan Insana, atas temuan dari WALHI NTT, PT ERI yang memiliki luasan 1.623 hektar sebanyak 900 hektare lebih terindikasi masuk dalam kawasan hutan lindung. Menariknya, pada tahapan eksplorasi PTERIstatusIUPnyatidaklolosCnC. Hal ini diperparah dengan tidak koperatifnya Pemerintah Kabupaten Timor Tengah Utara yang cenderung menutup semua informasi berkaitan dengan keberadaan PT ERI. Padahal, informasi berkaitan dengan status kawasan hutan, AMDAL, dan IUP harusnya menjadi dokumen publik. Namun, hal itu tidak terjadi di TTU. Padahal, UU keterbukaan informasi publik (KIP) No 14 Tahun 2008 sudah mengaturdenganjelasdanterangbenderang. Kertas Posisi MENGGALI KEHANCURAN DI SUNDA KECIL 11 (Sebelas) hal yang direkomendasikan oleh Koalisi Anti Mafia Tambangadalahsebagaiberikut: 1. Pemerintah selaku pemberi izin untuk segera menghentikan pertambangan di Kawasan Hutan Konservasi dan Hutan Lindung serta mendesak KPK menyelidiki kemungkinan adanya kasus korupsi dalam pemberian izin di Kawasan KonservasidanLindung. 2. Mendesak Dirjen Minerba untuk memperluas kriteria CnC dalam kegiatan usaha pertambangan untuk memperhatikan aspek Hak Asasi Manusia, hak-hak sosial ekonomi masyarakat danperlindunganlingkunganhidup. 3. Mendesak pejabat penerbit izin untuk mencabut izin-izin pertambangan yang bertentangan dengan peraturan perundangan yang berlaku, termasuk yang non-CnC (belum menempatkan jaminan reklamasi dan pascatambang) dengan tetap memproses penegakan hukum atas pelanggaran yang dilakukan (pajak, kerusakan lingkungan, dll) serta mendesak KPK menyelidiki kemungkinan adanya kasus korupsi pada pemberianIUPyangbermasalahtersebut. 4. Meminta pemerintah untuk melakukan moratorium dan sekaligus mereview seluruh izin-izin pertambangan yang telah diterbitkan agar sesuai dengan peraturan perundangan yangberlaku. 5. Tim Korsup Minerba KPK dan pemerintah pusat serta pemerintah daerah wajib untuk mempublikasikan izin yang telahdicabutmelaluimediayangmurahdanmudahdijangkau oleh masyarakat agar bisa dilakukan pengawasan pasca- pencabutan. 6. Mendesak pemerintah untuk melakukan fungsi pengawasan dan penegakan hukum secara maksimal untuk memastikan tak ada alih fungsi lahan atau kejahatan di sektor hutan dan lahandenganmelibatkanmasyarakatsipil. 7. Aparat penegak hukum baik di tingkat pusat maupun daerah untuk memperbanyak penanganan dan penyelesaian kasus yang terkait dengan kejahatan dan pelanggaran HAM di sektor mineraldanbatubara. 8. Pemerintah perlu mengembangkan skema blacklist (daftar hitam) dan dipublikasikan ke publik bagi perusahaan dan pemilik usahanya yang melakukan pelanggaran terhadap penggunaanizindanmerugikannegaraserta menginformasikan kepadapublikdanpihakperbankan. 9. Meminta Korsup Minerba KPK dan pemerintah mengakomodir aspek keselamatan warga dan lingkungan hidup dalam penertiban,penataanizindanpenegakanhukum. 10. Mendesak pemerintah untuk memperbaiki mekanisme pengelolaan PNBP yang berpotensi terhadap kehilangan penerimaan negara dari iuran land rent dan royalti termasuk perlu adanya penertiban, sebagai bagian dari optimalisasi penerimaan negara. KPK diminta untuk mengembangkan penyidikan atas temuan dari potensi kerugian negara dari iuranlandrentdanroyalti. 11. Pemerintah untuk memperjelas status wilayah pertambangan pasca-pencabutan IUP, harus dipastikan mekanismenya dilakukan secara transparan serta terlebih dahulu dilakukan rehabilitasinya. N T B PR O V 12,837,613,645.02 N T T PR O V 16,106,124,734.08 B IM A 2,773,339,712.24 A LO R 358,429,366.40 D O M PU 1,242,482,931.35 B ELU 3,595,669,553.70 K O T A B IM A (32,000,000.00) EN D E 1,854,793,591.21 LO M B O K B A R A T 262,629,404.16 K U PA N G 1,820,657,732.84 LO M B O K T EN G A H (14,027,020.00) M A N G G A R A I 1,152,878,116.22 LO M B O K T IM U R 88,968,502.60 M A N G G A R A I T IM U R 177,195,873.39 LO M B O K U T A R A - N A G EK EO 3,061,815,903.77 SU M B A W A 5,543,310,217.16 N G A D A 1,432,422,810.16 SU M B A W A B A R A T (1,298,565,975.42) R O T E N D A O 619,896,639.99 T O T A L 21,40 3,7 51,4 17.12 SA B U R A IJU A 131,820,565.00 SU M B A B A R A T 1,237,275,285.00 SU M B A B A R A T D A Y A 2,066,138,253.20 SU M B A T EN G A H 1,751,027,918.40 SU M BA TIM U R 1,630,356,523.64 TIM O R TEN G A H SELA TA N 1,322,883,562.76 TIM O R TEN G A H U TARA 2,879,561,015.63 FLO RES TIM U R - LEM BA TA (390,790,947.00) SIKKA 880,434,451.00 KO TA KU PAN G 353,957,232.00 M A N G G A RA I BA RAT 1,028,238,262.00 TO TA L 43,070,786,443.41 Lampiran 1 Potensi Kerugian Negara dari Iuran Land Rent per Provinsi di NTB dan NTT versi Perhitungan Koalisi Anti Mafia Tambang Tahun 2010-2013 Rekomendasi KOALISI ANTI MAFIA TAMBANG REGION NTB dan NTT NTB SOMASI: DWI ARIE SANTO (081915679161) LSBH: KHERUDIN (087865368733) WALHI NTB: MURDANI (081909919748) KNTI: AMIN ABDULLAH (081805785720) NTT PIKUL: TORRY KUSWARDONO (0811383270) WALHI NTT: MELKY NAHAR (081338036632) JPIC OFM: MIKE PERUHE, OFM (081237895328) FORMADDA NTT: YUSTINUS DARMA (082146782463) GERAM NTT: SURYON FLORIANUS ADU (081339148771) NASIONAL PWYP INDONESIA: AGUNG BUDIONO (081291697629) AURIGA: SYAHRUL FITRA (08116611340) Potensi Kerugian Penerimaan Negara dari Land Rent Mencapai Rp 64,47MiliarRupiah Koalisi anti Mafia Tambang melakukan perhitungan potensi kerugian negara dari iuran land rent yang mengacu pada PP Nomor 9/2012 tentangTarifdanJenisPenerimaanBukanPajak.Dariperhitunganyang adadiperolehselisihyangsignifikanantarapotensipenerimaandaerah dan realisasinya. Selisih antara realisasi penerimaan daerah dengan potensinya kami sebut sebagai potensi kehilangan penerimaan (potential lost). Hasil perhitungan Koalisi Masyarakat Sipil menunjukkan bahwa sejak tahun 2010-2013 diperkirakan potensi kerugian penerimaan mencapai total Rp.64,47 miliar, dengan rincian di Provinsi NTT sebesar Rp. 43,07 miliar dan di Provinsi NTB sebesar Rp.21,4 miliar. Informasi lengkap potensi kerugian PenerimaanperkabupatendiduadapatdilihatdiLampiran1. Tabel5.PotentialLostdariLandRent2010-2013diNTBdanNTT M i n i m n y a Transparansi dan Keterlibatan M a s y a r a k a t Sipil di Sektor Pertambangan Minerba Ke te rb u ka a n informasi di segala bidang telah diamanatkan dalam UU No. 14 tahun 2008 tentang keterbukaan informasi publik(KIP). Implementasi UU ini dtelah ditekankan oleh presiden bagi semua pemerintah pusat dan daerah untuk membuka data publik untuk kepentingan masyarakat umum termasuk data tentang izin perusahaan, Amdal dan kebijakan pertambangan lainnya. Pengalaman Koalisi Anti Mafia Tambang di NTT dan NTB menujukkan bahwa pemerintah daerah tidak memiliki komitmen keterbukaan informasi publik dan memilih menutup atas data dan informasi yang terkait dengan dokumen izin usaha pertambangan, tahap-tahap operasional dan pasca tambang dengan alasan bukan wewenang mereka dan alasan lain yang terkadang tidak logis. Total Potensi Kerugian untuk 2 Provinsi = Rp 64,47 Miliar
  • 2. KasusdiNTT2: Berdasarkan temuan, Koalisi Masyarakat Sipil Anti-Korusp Sumberdaya Alam NTT, PT Sumber Jaya Asia (SJA) melakukan aktifitas pertambangan terbuka untuk komoditas mangan di kawasan Hutan Lindung RTK 103 Nggalak Rego, Kecamatan Reok, Kabupaten Manggarai. Aktifitas pertambangan perusahaan ini didasarkan surat keputusan (SK) Bupati Manggarai No HK/287/2007 tanggal 5 Oktober 2007 tentang Izin Pemindahan dan Perpanjangan Kuasa Pertambangan Eksploitasi Bahan Galian ManganKW9PP0208diKecamatanReokdari PTTribinaSempurna kepadaPTSJA. Namun, berdasarkan surat Menteri Kehutanan No. S.40/Menhut- VII/2009 tanggal 27 Januari 2009 yang ditujukan kepada Gubernur NTT, PT Sumber Jaya Asia tidak termasuk dalam 13 perusahaan tambang yang diizinkan beroperasi dalam kawasan hutan lindung sesuaiKeppresNo.41Tahun2004.Namundemikian,faktanya,PTSJA telah melakukan penambangan dengan pola pertambangan terbuka padaKawasanHutan Lindung RTK 103 Nggalak Rego meskipun permohonan IPPKH ditolakolehMentertiKehutananpadatahun2009. Fakta hukum lain yang terjadi di Kawasan Hutan Lindung Nggalak Rego RTK 103 adalah bahwa telah terjadi kriminalisasi atas dua warga di sekitar Kawasan Hutan Lindung RTK 103 Nggalak Rego (yaitu Rofinus Roas dan Eduardus Saferudin) yang tertangkap tangan pihak kepolisian sedang menebang beberapa batang pohon di dalam areal hutan lindung tersebut. Keduanya telah diproses secara hukum dan dipenjara masing- masing selama 1,5 tahun berdasarkan Putusan Pengadilan Negeri Ruteng No.214/Pid.B/2009/PN.RUT. Tanggal 1 November 2009 putusan mana telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap. Fakta tersebut membuktikan bahwa pihak yang melakukan kegiatan yang melanggar ketentuan UU Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan telah ditindak tegas. KasusNTB: Berdasarkan Data Dirjen Planologi 2014, wilayah izin pertambangan yang telah masuk ke tahapan Operasi Produksi milik PT Newmont Nusa Tenggara yang terindikasi berada di Hutan Konservasi seluas 4.057,37 hektar dan yang terindikasi masuk wilayah Hutan Lindung sebanyak 36.972,62 hektar. Sedangkan, untuk wilayah yang masuk dalam tahapaneksplorasisebanyak14.350,04hektar. Hampir50%IUPdi2Provinsi(NTBdanNTT)MasihBerstatusnon- CnC Berdasarkan data yangdikeluarkan Dirjen Minerba, Kementerian ESDM pada Desember 2014, menunjukkan bahwa 63% dari total IUP di 2 provinsi (NTB dan NTT) masih berstatus non-Clean and Clear(CnC). Provinsi NTB merupakan wilayah yang memiliki IUP non CnC dengan prosentase tertinggi yaitu, 77% IUP dari total seluruh IUP. Sementara itu,diprovinsiNTTsebanyak56%IUPberstatusnon-CnC. Tabel2.JumlahIUPyangCnCdannon-CnCdiNTTdanNTB Sumber:DirjenMinerba,KementerianESDM,2014 NO PROVINSI CNC TOTAL IUP CNC Non CNC TOTAL IUP Non CNC JUMLAH IUP Eksplorasi Operasi Produksi Eksplorasi Operasi Produksi 1 NTB 24 10 34 51 65 116 150 2 NTT 66 68 134 145 27 172 306 TOTAL 90 78 168 196 185 288 456 Data di atas menunjukkan masih maraknya pelanggaran yang dilakukan oleh pemegang IUP dalam menjalankan usaha pertambangannya. Sementara, pemerintah daerah dan pusat selaku pemberi izin masih lemah dalam memberikan sanksi atau tindakan hukum kepada pemegang IUP yangnonCnC. 89,5% IUP yang non CnC di 2 Provinsi (NTB dan NTT) bermasalah secaraadministratif. Data Dirjen Minerba kementerian ESDM tahun 2014 mengemukakan bahwa sekitar 258 pemegang izin di 2 Provinsi (NTB dan NTT) belum menyelesaikan administrasi sebagai persyaratan untuk memperoleh IUP antara lain kepemilikan NPWP dan kelengkapan dokumen perusahaan. Di Provinsi NTT terdapat sekitar 91,22% IUP yang bermasalahsecaraadministratifdisusulProvinsiNTB sebesar87,9%. Tabel3.DaftarPermasalahanIUPdiNTTdanNTB 95% lebih Pemegang IUP Belum Memenuhi Kewajiban Jaminan ReklamasidanPasca-Tambang Hampir seluruh pemegang izin pertambangan di 2 provinsi (NTB dan NTT) belum memiliki jaminan reklamasi dan jaminan pasca tambang Kementerian ESDM tahun 2014 mencatat bahwa dari 443 IUP yang berada di NTT dan NTB atau sekitar 97%, tidak memenuhi kewajiban atas jaminan reklamasidanmemilikidokumenpascatambang. Tidak adanya data yang dimiliki provinsi dan minimnya IUP yang memenuhi kewajiban jaminan reklamasi dan pasca tambang, menunjukkan bahwa komitmen dan pengawasan pemerintah daerah dan pusat dalam pemulihan lingkungan pertambangan sangat rendah. Kerugian negara yang ditimbulkan atas ketiadaan data dan rendahnya pemenuhan kewajiban akan semakin meningkat mengingat dampak ekologis atas absennya kewajiban IUP tersebut bisa menyebabkan banjir dandampaksosialekonomilainnyabagimasyarakat Tabel 4. Ketersediaan Jaminan Reklamasi dan Pasca-Tambang di NTT danNTB Sumber:DirjenMinerba,KementerianESDM,2014 Sumber:DirjenMinerba,KementerianESDM,2014 . . No Provinsi IUP NON CNC IUP Non CNC PERMASALAHAN ADMINISTRASI PERMASALAHAN WILAYAH MINERAL BATUBARA MINERAL BATUBARA MINERAL BATUBARA 1 NTB 116 0 102 0 14 0 2 NTT 171 1 156 0 28 1 TOTAL 288 258 0 43 NO PROVINSI JUMLAH IUP JAMINAN REKLAMASI BELUM ADA PASCA TAMBANG 1 NTT 306 13 TIDAK ADA DATA 2 NTB 150 TIDAK ADA DATA TIDAK ADA DATA Boks2.AncamanTambangManganTerhadapDASdiNTT Berdasarkan Hasil Kajian Torry Kuswardono dan Bosman Batubara (2014), menunjukan masifnya IUP Mangan di NTT memilliki ancaman dan potensi ancaman terhadap keberlangsungan lingkungan hidup. Salah satu bentuk potensi ancaman yang terlihat adalah kondisi daerah aliran sungai (DAS) yang ada di Timor Barat. Daerah aliran sungai terbesar di Timor Barat, DAS Benanain, yang juga sungai terpanjang di Timor Barat, 30 persen wilayahnya telah menjadi wilayah pertambangan. Padahal, DAS Benanain adalah daerah aliran sungai yang secara nasional mendapatkan prioritas untuk diperbaiki karena bagian hilirnya terus-menerus dilanda banjir dengan kecenderungan yang meningkat belakangan ini. Tetapi, tampaknya upaya ini akan semakin sulit karena di wilayah DAS Benanain terdapat 72 IUP yang mencakup wilayah Kabupaten Belu dan Kabupaten Timor Tengah Utara. Daerah aliran sungai lain yang juga berpotensi terancam banjir adalah DAS Noemuke, yang memang hanya terdapat 4 wilayah IUP, tetapi mencakup 25 persen dari luas wilayah DAS Noemuke. Wilayah IUP yang terhampardi DAS Noemuke berada pada bagian hulu dan tengah. Curan hujan yang naik pada November–Mei dan intensitas matahari sepanjang tahun membuat tanah yang sudah terbuka mengalami pelapukan dan tererosi dengan cepat. Hal ini berkontribusi pada peningkatan sedimen di daerah hilir. Pada akhirnya, peningkatan sedimen pada sungai dapat mengakibatkan risiko banjir di bagian hilir karena zona aliran sudah tertimbun oleh material sedimen. Sungai Noemuke sudah lama selalu mengalami banjir tahunan di bagian hilir. Dalam sebuah presentasi di Kota Kupang pada 2013, terlihat adanya peningkatan proses sedimentasi pada sungai-sungai di Timor Barat (BLHDProvinsiNusaTenggaraTimor2013). Di wilayah-wilayah yang telah ditambang atau sedang ditambang, erosi meningkat dan mengalirmenujusungai- sungai di bagian hilir. Walaupun survei tersebut bersifat awal dan tidak dilakukan secara menyeluruh, hal ini telah lebih dari cukup untuk menjawab bahwa kekhawatiran akan meningkatnya ancaman tambang terhadap daerah aliran sungai di Timor Barat sangat beralasan. Lebih jauh lagi, hal ini telah menjadi kepedulian beberapa pihak di dalam tubuh pemerintah daerah, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten- kabupaten yang berada di Timor Barat, seperti ditunjukkan oleh presentasi Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Nusa Tenggara Timur Danny Suhadi. Suhadi (2013) mengetengahkan pentingnya pengendalian pertambangan mangan demi keberlanjutan lingkungan hidup. Suhadi (2013) juga mengungkapkan lemahnya kapasitas penegakan hukum dan pengendalian oleh aparat di Provinsi NusaTenggaraTimur. Boks3. Ancaman Limbah Tailing Newmont dan Penambangan PasirLautLimbahTailing Ketua kesatuan nelayan tradisional indonesia (KNTI NTB), Amin Abdullah menyatakan bahwa keberadaan aktifitas PT Newmont Nusa Tenggara telah menyebabkan pola tangkapan ikan di kawasan sekitar areal pembuangan limbah yang menimbulkan kerugian yang sangat besar bagi para nelayan. Hal itu dikarenakan areal tangkapan ikan semakin jauh akibat terkontaminasinya air laut oleh limbah tailing yangdibuangbebasdenganjumlahberkisar110.000tonperhari. Limbah tailing tidak hanya merubah pola tangkap namun mematikan biotalautsepertiplankton,sejenismikroorganismelautyangmenjadi sumber pakan ikan laut dan hewan laut lainnya hingga sangat berpengaruh bagi jumlah tangkapan ikan untuk nelayan diwilayah sekitar tambang dan lombok timur khususnya nelayan tanjung luar lombok timur. Pendapatan nelayan Lombok Timur turun drastis menyangkut volume hasil tangkapan dan jangkauan wilayah penangkapan sehingga membebankan biaya produksi yang semakin tinggi. Selain itu, Selat Alas yang merupakan wilayah fishing ground terutama ikan cumi-cumi sudah tidak bisa diandalkan. Nelayan pun terpaksa menangkap sampai ke sumba NTT. Limbah tailing juga membuat kawasan hutan bakau di kawasan sumbawa dan Lombok Timur menjadi rusak akibat dari bahan kimia yang dikandung oleh tailing. TolakPenambanganPasirLautDiLombokTimur Rencana penambangan pasir laut di Lombok Timur harus segera dihentikan karena mengancam kerusakan ekologi dan ekonomi. Ribuan nelayan yang ada di Lombok Timur dan Sumbawa Barat telah menolak rencana penambangan tersebut. Menurut para nelayan jika penambangan di Selat Alas itu terjadi akan mengakibatkan kerusakan ekologikarenaposisiSelatAlassebagaifishingground. Rencananya hasil pengambilan material pasir laut itu akan digunakan untukpembangunanreklamasiTelukBenoadenganseluas700hektar yang dilakukan oleh PT Trita Wahana Bali Indonesia (TWBI). Sumber material pengerukan berasal dari Teluk Benoa dan sumber material pasir laut dari Lombok Timur dengan kisaran volume total kurang lebih 25 juta meter kubik. Tapi Gubernur Nusa Tenggara Barat M. Zainul Majdi sudah menolak rencana pengerukan pasir di wilayahnya karena akan merusak ekosistem lingkungan. Adapun proyek reklamasiBenoaditolakmasyarakatBali. PenolakanPenambanganPasirBesidiLombokTimur Masyarakat Dusun Ketapang, Dusun Dasan Baru, Desa Peringgabaya dan Dusun Sukamulia, Desa Pohgading di Pantai Menagis, Kecamatan Peringabaya Lombok Timur menolak aktivitas penambangan pasir besi yang dilakukan oleh PT. Anugrah Mitra Graha (PT. AMG). Dimana aktivitas pertambangan tersebut dinilai merusak lingkungan desa setempat. Aksi protes itu berawal dari meluapnya air sungai ke pemukiman warga, karena aliran sungai yang menuju laut itu ditutup oleh pihak Pertambangan (PT AMG) menggunakan batu dan karung yang berisikan tanah tujuannya untuk kebutuhan aktivitas penambangan. Sebenarnya PT. AMG telah melakukan penambangan atau pengeboran pasir di tengah laut sejak awal tahun 2014. Dampak dariaktivitaspengeboranpasirbesiditengahlautyangdirasakanoleh masyarakat, mulai dari dirasakannya getaran-getaran setiap malam karna memang pengeboran selalu dilakukan pada malam hari, tembok rumah warga menjadi retak, garis pantai atau pinggir pantai mulai terabrasi yang tadinya pinggir pantai itu dangkal menjadi dalam dan puncaknya naiknya air sungai kepemukiman warga akibat aliran sungai yang ditutup oleh pihak tambang. Semua itu, terjadi karena adanyaaktivitaspertambanganataupengerukanpasiryangdilakukan olehpihakperusahaantambang. Wilayah Sebaran IUP Mangan di Daerah Aliran Sungai di Timor Barat, NTT Sumber: Perkumpulan PIKUL, 2014