Dalam jurnal refleksinya, guru tersebut menuliskan pengalamannya selama mengikuti Program Guru Penggerak selama dua minggu terakhir. Ia belajar tentang filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara dan mulai menerapkannya di kelas dengan membuat pembelajaran yang menyenangkan dan sesuai potensi anak. Guru tersebut bertekad untuk terus meningkatkan pembelajaran agar anak dapat belajar dengan makna dan menemukan kemerde

1. JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN
5 November 2022
Selama dua minggu terakhir ini saya mengikuti Program Guru Penggerak. Ada sesuatu yang
luar biasa yang saya rasakan dalam diri saya. Dimulai dari Lokakarya Orientasi bersama
pengajar praktik, dilanjutkan dengan kegiatan mulai dari diri, eksplorasi konsep, berdiskusi
dengan fasilitator dan rekan CGP yang lain, melakukan Demonstrasi Konstektual, berdiskusi
dengan instruktur dan rekan lain di ruang elaborasi pemahaman, serta melakukan koneksi
antar materi dan aksi nyata. Runtuyan kegiatan yang sangat luar biasa, karena memberikan
wawasan baru, memberikan angin segar pada saya agar tergerak menuju perubahan yang
lebih baik.
Dalam dua minggu ini, saya mempelajari materi tentang filosofi pendidikan menurut Ki
Hajar Dewantara. Materi yang luar biasa, memberikan pencerahan pada saya bahwa anak
sudah memiliki potensi dalam dirinya. Kita sebagai pendidik hanya perlu menuntun anak
sesuai dengan kodratnya. Padahal selama ini, yang saya pahami tentang anak adalah bahwa
anak datang ke sekolah seperti kertas putih yang masih kosong. Ternyata pemahaman saya
selama ini keliru, sehingga saya kurang mengaitkan pembelajaran dengan potensi yang sudah
dimiliki oleh anak. Setelah mempelajari modul ini, saya memahami bahwa anak tidak seperti
kertas putih polos, tapi di dalam kertas tersebut sudah ada coretan hanya belum terlalu jelas.
Tugas kita sebagai pendidik yang menebalkan goresan tersebut.
Setelah pencerahan yang saya dapat selama dua minggu terakhir, saya bertekad akan
melakukan perubahan khususnya di kelas yang saya ampu. Saya membuat pembelajaran yang
menyenangkan sesuai dengan potensi yang sudah ada dalam diri anak, misalnya dengan
memasukkan permainan dalam pembelajaran, melakukan ice breaking agar motivasi anak
dalam belajar semakin meningkat, memasukkan nyanyian – nyanyian dalam pembelajaran
agar pembelajaran lebih menyenangkan. Dalam pelaksanaannya, hal ini tidaklah mudah, akan
tetapi saya akan terus berusaha agar pembelajaran yang saya lakukan dapat lebih bermakna
bagi anak.

2. Setelah mempelajari modul 1.1 tentang filosofi pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara,
saya mulai mengaplikasikan materi yang saya dapat di dalam kelas. Saya membuat
kesepakatan kelas bersama anak, menanamkan karakter dengan melakukan pembiasaan
seperti berdo’a sebelum dan sesudah belajar, membacakan asmaul husna sebelum belajar,
melakukan ice breaking, belajar sambil bermain, menerapkan 3S (senyum, sapa dan salam).
Alhamdulillah dengan perubahan yang saya lakukan, anak-anak terlihat senang dan terjalin
ikatan yang baik antara saya dengan anak - anak. Kami menjadi lebih dekat. Dengan begitu,
saya lebih memahami karakter anak – anak di kelas yang saya ampu.
Dengan terus melaksanakan pembelajaran seperti ini, saya yakin, anak – anak akan
menemukan kemerdekaannya dalam belajar, anak – anak akan lebih memahami materi yang
diberikan dan mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari – hari. Semoga perubahan
ini menjadi awal yang baik bagi pendidikan Indonesia di masa depan.