SlideShare a Scribd company logo
SeminarNasionalSainsdanTeknologi2015
FakultasTeknikUniversitasMuhammadiyah Jakarta,17 November 2015
1
TI-001
ISSN:2407–1846
e-ISSN : 2460–8416
Website : jurnal.ftumj.ac.id/index.php/semnastek
RANCANGAN STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIIVITAS
BERBASIS TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE DENGAN
PENDEKATAN DMAIC SIX SIGMA
Tri Ngudi Wiyatno
Magister Teknik Industri, Universitas Mercu Buana, Jakarta
Jl. Menteng Raya No. 64, Menteng,Jakarta Pusat, 10340
tringudiwiyatno@yahoo.co.id
ABSTRAK
PT.KKM merupakan salah satu perusahaan produsen keramik genteng berglazur yang
terkemuka di Indonesia,. Dalam usaha untuk mempertahankan mutu dan meningkatkan produktifitas,
salah satu faktor yang harus diperhatikan adalah masalah perawatan fasilitas/mesin produksi.
Penelitian ini membahas mengenai penyebab dan akibat tidak tercapainya hasil produksi selama
proses produksi yang ditimbulkan oleh Mesin Press . Untuk mendapatkan mesin yang dapat terjaga
keterandalannya dibutuhkan suatu konsep yang baik. Total Productive Maintenance (TPM)
merupakan sebuah konsep yang baik untuk merealisasikan hal tersebut. Konsep ini, selain melibatkan
semua personil dalam perusahaan, juga bertujuan untuk merawat semua fasilitas produksi yang
dimiliki perusahaan.Data yang digunakan merupakan data breakdown yang terjadi di Mesin Press
selama bulan Januari-Desember 2014. Parameter yang digunakan dalam mengetahui tingkat
produktivitas mesin adalah dengan menghitung nilai OEE dari mesin Press, dengan menggunakan
data record selama tahun 2014. Sehingga nantinya akan diketahui informasi keadaan aktual dari mesin
tersebut, Selanjutnya akan dibuat suatu strategi untuk meningkatkan produktivitas berbasis TPM
dengan pendekatan DMAIC Six Sigma
Kata kunci :Produktivitas, Total Production Maintenance, Overall Equipment Effectiveness,
DMAIC Six Sigma
ABSTRACT
PT.KKM is one of the manufacturers of glazed ceramic tile is leading in Indonesia, In an
effort to maintain quality and improve productivity, one factor that must be considered is the problem
facilities and production machines maintenance. This paper discusses the causes and consequences of
failure to achieve the high yield and defects during the production process caused by one of the
production machine is on a " Unit Forming". To get the machine performance can be maintained
requires a good concept. Total Productive Maintenance (TPM) is a good concept to realize. This
concept, in addition to involving all personnel in the company, also aims to take care of all the
production facilities of the company. To determine the productivity of the machine then measured
Availability, Performance, Quality and Overall Equipment Effectiveness (OEE), which used data
taken from the machine “ unit Forming” during the months from January to December, 2014. The
parameters used in determine the level of productivity of the machine is to calculate the value of OEE
the Press machine, using data records for 2014. So that will be known information about the actual
state of the machine, then will be created a strategy to improve the productivity of TPM-based
approach DMAIC Six Sigma
Keyword :Productivity, Total Productive Maintenance, Overall Equipment Effectiveness, DMAIC Six
Sigma.
SeminarNasionalSainsdanTeknologi2015
FakultasTeknikUniversitasMuhammadiyah Jakarta,17 November 2015
2
TI-001
ISSN:2407–1846
e-ISSN : 2460–8416
Website : jurnal.ftumj.ac.id/index.php/semnastek
PENDAHULUAN
Dalam seminar bertajuk “Peluang Industri
Keramik sebagai Industri Strategis di
Indonesia” (ITB News,2014) disimpulkan
bahwa Industri Keramik di Indonesia dinilai
sangat berpotensi untuk dikembangkan,
mengingat bahwa jumlah penduduk dan laju
pertumbuhan pembangunan semakin pesat,
selain itu pada akhir tahun 2013, produksi
keramik Nasional meningkat dan memberikan
kontribusi yang cukup baik dalam mendukung
pertumbuhan ekonomi nasional, sehingga
industri manufaktur dalam operasionalnya
dituntut mengoperasikan mesin produksi pada
tingkat tertinggi dan harus segera
meningkatkan kapasitas produksi ataupun
membangun pabrik baru”. Peningkatan kinerja
tidak terlepas dari produktivitas dan inovasi
produk yang harus dilakukan oleh kalangan
industri, selain itu industri keramik di
Indonesia memiliki potensi untuk
dikembangkan mengingat jumlah penduduk
dan laju pertumbuhan pembangunan semakin
pesat.
Saat ini dalam lingkungan persaingan
yang dinamis dan cepat berubah, sebuah
perusahaan membutuhkan suatu prosedur
operasi dan produksi yang efektif dan efisien
sehingga perusahaan nantinya dapat
memasarkan dan menjual produknya dengan
harga yang kompetitif daripada pesaingnya.
Salah satu konsep daya saing adalah
produktivitas yang didefinisikan sebagai nilai
output yang dihasilkan oleh sumberdaya yang
dimiliki perusahaan. (Porter,1990)
Dalam usaha untuk mempertahankan
mutu dan meningkatkan produktifitas, salah
satu faktor yang harus diperhatikan adalah
masalah perawatan (maintenance) fasilitas
produksi. Fasilitas produksi disini berupa
komponen mesin yang harus dipertahankan
agar kondisinya sama dengan ketika masih
baru, atau setidaknya berada dalam kondisi
yang wajar untuk melakukan operasinya.
Mesin merupakan komponen utama dalam
proses produksi. Apabila suatu mesin
mengalami kerusakan/breakdown, maka proses
produksi juga akan terpengaruh, dan akan
berakibat pada gagalnya menghasilkan produk.
Oleh karena itu, untuk mendapatkan mesin
yang dapat terjaga keterandalannya dibutuhkan
suatu konsep yang baik.
Total Productive Maintenance (TPM)
merupakan sebuah konsep yang baik untuk
meningkatkan produktivitas di industri
manufakturterutama di divisi Produksi, karena
konsep tersebut selain melibatkan semua
personil dalam perusahaan juga bertujuan
untuk merawat semua fasilitas produksi/
performance maintenance yang dimiliki
perusahaan.
LANDASAN TEORI
Menurut Herjanto, produktivitas
merupakan suatu ukuran yang menyatakan
bagaimana baiknya sumber daya diatur dan
dimanfaatkan untuk mencapai hasil yang
optimal (Herjanto, E. 2007).
Menurut Nakajima (1988), Total
Productive Maintanance (TPM) adalah suatu
program untuk pengembangan fundamental
dari fungsi pemeliharaan dalam suatu
organisasi, yang melibatkan seluruh Sumber
Daya Manusianya. Jika diimplementasikan
secara penuh, TPM secara dramatis dapat
meningkatkan produktivitas dan kualitas, dan
menurunkan biaya. TPM merupakan
pemeliharaan produktif yang dilaksanakan
oleh seluruh karyawan melalui aktivitas
kelompok kecil yang terencana.
TPM diperlukan untuk mengatasi 6 Big
Losses dalam proses produksi perusahaan
manufaktur. TPM berusaha untuk memastikan
bahwa peralatan produksi memiliki daya tahan
yang optimal ( Kenneth E.Rizzo, 1999 ).
Penerapan Total Productive Maintenance
terdapat delapan pilar utama seperti terlihat
pada gambar 1.
Gambar 1. Delapan Pillar TPM
Hasil penelitian dari Wakjira, W et all
(2012) yang didukung oleh Nakajima (1998),
dapat disimpulkan bahwa keberhasilan
program TPM dimulai dengan komitmen
manajemen yaitu dukungan dari top
manajemen.
SeminarNasionalSainsdanTeknologi2015
FakultasTeknikUniversitasMuhammadiyah Jakarta,17 November 2015
3
TI-001
ISSN:2407–1846
e-ISSN : 2460–8416
Website : jurnal.ftumj.ac.id/index.php/semnastek
Six Sigma diartikan sebagai metode
berteknologi canggih yang digunakan oleh
para insinyur dan statistikawan dalam
memperbaiki /mengembangkan proses atau
produk. Six Sigma diartikan demikian karena
kunci utama perbaikan six sigma menggunakan
statistik meskipun tidak secara keseluruhan
membicarakan statistik. Pengertian Six sigma
yang lain adalah tujuan yang mendekati
kesempurnaan dalam mencapai kebutuhan
pelanggan. Six sigma merupakan suatu sistem
yang komperhensif dan fleksibel untuk
mencapai, memberi dukungan dan
memaksimalkan proses usaha yang berfokus
pada pemahaman akan kebutuhan pelanggan
dengan menggunakan fakta, data dan analisa
statistik serta terus menerus dengan
memperhatikan pengaturan,perbaikan, dan
mengkaji ulang proses usaha (Pande, 2002).
Six sigma terdiri dari 6 tahap yang lebih
dikenal dengan DMAIC Six Sigma, enam
tahapan tersebut adalah sebagai berikut :
Define – Mendefinisikan
Pada fase ini membuat deskripsi proyek
sehingga dapat terlihat arah yang jelas tentang
apa yang harus diperbaiki, melakukan
pemetaan permasalahan sehingga mendapatkan
gambaran mengenai proses yang akan
diperbaiki.
Measure – Mengukur
Pengukuran sebagai tahap kedua
dilakukan terhadap sistem yang telah ada.
Analyze - Menganalisa
Merupakan elemen terpenting dari model
perbaikan, analisa bertujuan untuk
menurunkan dan memvalidasi akar
permasalahan yang dihadapi. Analisa sistem
dapat dilakukan terhadap data yang diperoleh
dari tahap pengukuran (disebut analisa data)
atau terhadap proses yang menghasilkan data
itu sendiri (disebut analisa proses). Analisa
sistem dilakukan untuk mengidentifikasi cara
menghilangkan selisih antara proses saat ini
dengan tujuan yang ingin dicapai
Improve - Meningkatkan
Perbaikan dilakukan terhadap hasil yang
diperoleh dari tahap analisa dengan tujuan
menghilangkan masalah yang timbul.
Control– Mengontrol
Sistem baru yang lebih unggul tidak dapat
dibiarkan berjalan sendiri tetapi harus selalu
dikontrol dan pengontrolan meliputi tingkat
taktis dan strategis
Gambar 2. DMAIC Six Sigma
Pendekatan Six sigma mempunyai
hubungan yang sangat dekat dengan TPM,
TPM tujuannya adalah untuk mencapai tingkat
penurunan kerusakan secara signifikan melalui
pengembangan tim pemeliharaan yang
mandiri, sedangkan Six Sigma bertujuan untuk
memaksimalkan proses yang berfokus pada
pemahaman akan kebutuhan pelanggan.
Dengan kedua pendekatan dari masing-
masing langkah, dipandang sebagai kerangka
operasional yang jelas dalam mencapai
manfaat dengan strategi menerapkan secara
simultan antara TPM dan Six Sigma ( Thomas,
2008 )
Penelitian ini akan dilakukan di PT. KKM
yang memproduksi genteng keramik berglazur.
Dari pengamatan awal pencapaian hasil
produksi tahun 2014 masih dibawah kapasitas
terpasang (79.54% - 83.55%), cacat yang
dihasilkan selama proses produksi sebesar 8
%, seperti lerlihat pada gambar 3 dan gambar
4.
Sumber: PT.KKM
Gambar 3. Hasil Produksi PT. KKM tahun 2011 –
2014
1 2 3 4
Tahun 2011 2012 2013 2014
Kapasitas, pcs 12,4 12,4 12,4 12,4
Realisasi, pcs 10,3 1E+0 9,87 9,99
0
2,000,000
4,000,000
6,000,000
8,000,000
10,000,000
12,000,000
14,000,000
pcs
SeminarNasionalSainsdanTeknologi2015
FakultasTeknikUniversitasMuhammadiyah Jakarta,17 November 2015
4
TI-001
ISSN:2407–1846
e-ISSN : 2460–8416
Website : jurnal.ftumj.ac.id/index.php/semnastek
Sumber:PT.KKM
Gambar 4. Persen Cacat Proses Produksi PT.
KKM tahun 2014
Selanjutnya penelitian ini akan
melakukan analisa dan strategi untuk
meningkatkan produktivitas sehingga
pencapaian hasil produksi dapat meningkat
berbasis Total Productive Maintenance
dengan pendekatan DMAIC Six Sigma.
Manfaat dari penelitian ini adalah
bagian produksi dapat melaksanakan
prosedur-prosedur produksi secara baik,
benar dan konsisten melalui implementasi
Total Productive Maintenance(TPM) dan
memberikan alternatif pemecahan masalah
berbasis Total Productive
Maintenance(TPM)
METODOLOGI
Waktu penelitian diambil dari periode
tahun 2014 – 2015.
Pada pengumpulan data penelitian ini
menggunakan dua jenis data, yaitu data primer
dan data sekunder
Availability Rate merupakan suatu rasio
yang menggambarkan pemanfaatan waktu
yang tersedia untuk kegiatan operasi mesin
atau peralatan.
Waktu Operasi
Availability (A) = ….(1)
Waktu Loading
Performance Rate merupakan suatu ratio
yang menggambarkan kemampuan dari
peralatan dalam menghasilkan barang,
Waktu operasi Ideal
Performance (P)= …. (2)
Waktu Operasi
Quality Rate merupakan suatu rasio yang
menggambarkan kemampuan peralatan dalam
menghasilkan produk yang sesuai dengan
standart
Net Output
Quality (Q) = …….(3)
Input
Perhitungan Overall Equipment
Effectiveness (OEE) adalah perkalian dari
ketiga perhitungan diatas, Berfungsi
untukmengetahui besar produkstivitas yang
memudahkan dalam pencarian kesalahan untuk
dilakukan suatu perbaikan.
OEE = A x P x Q ………..(4)
AnalisaSix Big Losses digunakan untuk
melihat efektifitas peralatan yang
digunakan,.analisa ini dilakukan berkaitan
dengan adanya pemborosan yang terjadi pada
proses produksi.
Six big losses adalah 6 penyebab terbesar
rendahnya nilai OEE :
a. Breakdown losses
b. Set up and adjustment losses
c. Speed Losses
d. Quality defect and requirement losses
e. Yield losses
AnalisiaFish Bond digunakan untuk
melihat sebab-sebab terjadinya pemborosan
waktu dalam proses produksi yang
mengakibatkan peralatan tidak efisien. Salah
satu cara untuk mengidentifikasi sebab
terjadinya masalah dengan menggunakan
diagram tulang ikan (Tague, Nancy R. 2004)
Gambar 5. Diagram Fishbond
Diagram Pareto adalah diagram batang
yang menyediakan informasi berdasarkan
tingkat kepentingan masalah. Sebagai alat
bantudalam tahap menganalisa informasi
tersebut berguna untuk memilih masalah
paling penting yang harus segera ditindak
Jan FebMrtAprMeiJun Jul Agt Sep OctNopDec
% Cacat 10 8.1 9.1 9.1 8.6 6.7 8.1 9.9 8.2 9.1 7.7 7.8
% Target Max 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6
0
2
4
6
8
10
12
%
SeminarNasionalSainsdanTeknologi2015
FakultasTeknikUniversitasMuhammadiyah Jakarta,17 November 2015
5
TI-001
ISSN:2407–1846
e-ISSN : 2460–8416
Website : jurnal.ftumj.ac.id/index.php/semnastek
lanjuti dan untuk menentukan dimana upaya
peningkatan kualitas harus ditekankan.
(Gasperz,2000)
Gambar 6. Diagram Pareto
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari data awal hasil observasi seperti
pada gambar 3 dan gambar 4,menunjukan
bahwa pencapaian masih dibawah kapasitas
terpasang demikian juga dengan reject yang
dihasilkan mash diatas target, selanjutnya
dilakukan analisa berbasis Total Produktive
Maintenance dengan pendekatan DMAIC Six
Sigma. (Define, Measure, Analize, Improve,
Control)
Define yaitu menentukan masalah yang
paling sering terjadi, kemudian ditetapkan
sebagai fokus perbaikan pada tahap
berikutnya, dalam hal ini data awal yang
diambil adalah data down time.
Dari data down time( Gambar 7) tersebut
menunjukkan bahwa unit “Pembentukan“
mengalami stop mesin akibat down time yang
paling tinggi, dalam hal ini adalah unit mesin
“Press”
Gambar 7.Pareto Downtime 2014
Measure, selanjutnya mengevaluasi
mengenai mesin Press yang ada di unit
Pembentukan yaitu dengan mengukur
nilaiAvailability, Performance, Quality,
Overall Equipment Effectiveness (OEE),
Dari Tabel 1, menunjukan bahwa selama
tahun 2014, Availability rate dari mesin Press
rata-rata 89.63%, Performance rate 91.06%
dan Quality rate 96.90% sehingga nilai OEE
dari mesin press di tahun 2014 rata rata
79.07%
Tabel 1. Data OEE mesin Press 2014
Bulan %AR %PR %QR %OEE
Januari 85.5 94.3 96.4 77.8
Februari 92.2 88.2 96.8 78.8
Maret 85.4 97.7 96.6 80.7
April 87.7 93.1 96.4 78.9
Mei 88.3 94.4 97.1 81.1
Juni 85.4 96.1 97.4 80.1
Juli
88.
9
86.0
96.8 74.1
Agustus 93.4 90.3 97..1 82.0
September 93.1 88.1 96.7 79.4
Oktober 93.2 86.1 96.8 77.7
Nopember 91.8 86.8 97.0 77.4
Desember 92.0 89.0 97.1 79.6
Total 89.6 91.0 96.9 79.0
Penyebab Overall Equipment
Effectiveness (OEE) rendah berasal dari nilai
Availability Rate yang rendah dibanding
dengan variable lain (Performance Rate dan
Quality Rate), yang berarti bahwa masih
banyaknya kejadian mesin berhenti tidak
terencana karena terjadi kerusakan mesin
secara tiba-tiba saat mesin beroperasi.
Analyzeadalah tahapuntuk melakukan
analisa terjadinya Overall Equipment
Effectiveness (OEE) yang masih diangka
79.07%, dengan menggunakan analisa
perhitungan Six Big Losses,Hasil analisa Six
Big Losses dari 6 kategori yang paling
dominan dari diagram pareto pada mesin
Press periode tahun 2014 adalah
Breakdown Losses.
Analisa terhadap faktor-faktor yang
memberikan kontribusi terbesar terhadap
rendahnya produkstivitas mesin Press
dilakukan dengan menggunakan analisa Fish
Bond.
Pres
s
Sorti
r
Glazi
ng
Drye
r
Kiln
Mnt 48, 9,2 6,3 807 475
% 74% 88% 98% 99% 100%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
-
20,000
40,000
60,000
menit
Data Downtime tahun 2014
SeminarNasionalSainsdanTeknologi2015
FakultasTeknikUniversitasMuhammadiyah Jakarta,17 November 2015
6
TI-001
ISSN:2407–1846
e-ISSN : 2460–8416
Website : jurnal.ftumj.ac.id/index.php/semnastek
Six Big Losses
Total
Losses
time,mnt
%
%
Akumulasi
Break down 45,446 46.3 46.37
Setupa 22,635 23.1 69.47
Minor stoppage 14,884 15.1 84.65
Speed Losses 11,859 12.1 96.75
Quality Defect s 3,183 3.25 100.00
Yield Losses 0 0.00 100.00
Total 98,007 100 100
Gambar 8. Pareto Downtime 2014
Dari pengamatan dilapangan terdapat
beberapa faktor yang
mempengaruhibreakdown tinggi adalah :
1. Faktor Manusia (Man)
- Kurangnya kontrol operator terhadap mesin
yang sedang beroperasi sehingga ketika ada
gejala abnormal tidak diketahui sejak awal.
- Kurangnya pelatihan mengenai teknik
perawatan dan perbaikan mesin ringan untuk
operator yang dapat meningkatkan ketrampilan
- Kurangnya pelatihan teknisi maintenance
dalam melakukan perbaikan maupun
penggantian.
- Belum berjalannya kegiatan Autonomous
Maintenance secara konsisten
2. Faktor Mesin (Machine)
- Kondisi mesin yang sudah lama digunakan dan
telah mengalami rekondisi
- Komponen spare part yang sulit dicari karena
jenis spare part yang spesifik
- Managemen spare part yang kurang baik
sehingga untuk melakukan kontrol stok dan
balance sering mengalami kendala karena data
yang tidak up to date.
- Jenis mesin yang mempunyai tipe spesifik
3. Faktor Metode (Method)
- Tidak adanya Standart Operating Procedur
(SOP) yang dipergunakan sehingga teknisi
maintenance mengalami kesulitan ketika
melakukan aktivitas yang berhubungan dengan
perawatan dan perbaikan.
- Metode pengoperasian mesin yang tidak sesuai
Standart Operating Procedur (SOP)
4. Faktor Material (Material)
- Kondisi mesin sudah mengalami rekondisi
sehingga mengakibatkan tidak standartnya
peralatan yang ada.
5. Faktor Lingkungan (Environment)
- Lingkungan kerja yang kurang nyaman karena
lingkungan yang panas, suara bising yang
Break
down
Speed
Losses
Minor
Stop
Qualit
y
Defect
Setup
Losses
Yielsd
Losses
Losses time,mnt 45,446 22,635 14,884 11,859 3,183 0
% Akumulasi 46.37% 69.47% 84.65% 96.75% 100.00% 100.00%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
0
20,000
40,000
60,000
80,000
100,000
menit
Six Big Losses, tahun 2014
Tabel 2. Data Six Big Losses
SeminarNasionalSainsdanTeknologi2015
FakultasTeknikUniversitasMuhammadiyah Jakarta,17 November 2015
7
TI-001
ISSN:2407–1846
e-ISSN : 2460–8416
Website : jurnal.ftumj.ac.id/index.php/semnastek
- dapat menimbulkan rasa tidak nyaman
terhadap pekerja yang melakukan aktivitas,
sehingga mengakibatkan human error.
- Lingkungan kerja yang kurang bersih.
- Tidak berjalannya kegiatan 5S
Pada fase Improvemerupakan langkah
tindak lanjut dari fase Analyzes. Tindakan
pemecahan masalah yang dilakukan untuk
meningkatkan produktivitas mesin press
melalui 8 pillar Total Productive
Maintenancewalaupun dalam pengamatan
dilapangan masih banyak yang harus dilakukan
untuk meningkatkan produktivitas
mengeliminasi breakdown losses adalah :
1. Melakukan kegiatan 5S
Dalam 5S lebih ditingkatkan pada kondisi
kebersihan mesin press dan sekitarnya, karena
debu atau kotoran yang terdapat disekitar
mesin tersebut dapat menghambat pergerakan
mesin saat beroperasi. 5S merupakan
implementasi manajerial perawatan terhadap
stasiun kerja yang bersifat menyeluruh dan
sistemik.
Gambar 9. Aktivitas5R
2. Autonomous Maintenance
Autonomous Maintenance dilakukan oleh
operator produksi untuk memelihara mesin
press dan peralatan yang mereka gunakan
sehari-hari dengan tidak tergantung mutlak
pada teknisi maintenance dan bertujuan agar
operator produksi dapat melakukan perawatan
mesin secara mandiri. Salah satu aktivitas
Autonomous Maintenance adalah melakukan
Tagging pada mesin press yang bermasalah
Gambar 10. Operator melakukan Autonomous
Maintrenance
Gambar 11. Aktivitas tagging
3.Kaizen (Continus Improvement)
Kaizen adalah sebuah sistem perbaikan
terus menerus (Continous Improvement)pada
kualitas, teknologi, proses, budaya perusahaan,
produktifitas, keamanan, dan kepemimpinan.
Contoh aktivitas Kaizen seperti terlihat pada
gambar 12., yaitu menggabungkan 2 conveyor
menjadi 1 conveyor yang dilakukan di area
Supply Massa
SeminarNasionalSainsdanTeknologi2015
FakultasTeknikUniversitasMuhammadiyah Jakarta,17 November 2015
8
TI-001
ISSN:2407–1846
e-ISSN : 2460–8416
Website : jurnal.ftumj.ac.id/index.php/semnastek
Gambar 12.Continous Improvement
4.Plan Maintenance
Plan Maintenance bertujuan untuk
mengontrol setiap komponen mesin press agar
terhindar dari kerusakan yang lebih parah.
Kegiatan perawatan akan berjalan optimal jika
perusahaan memiliki perencanaan perawatan,
yaitu dengan perencanaan perawatan rutin dan
periodic. Perencanaan perawatan tersebut
harus berdasarkan penilaian yang akurat dari
kondisi peralatan dengan pertimbangan
prioritas dan ketersediaan sumber daya pada
saat dibutuhkan.
5.Quality Management
Pada pilar quality management yang
dilakukan adalah dengan mengontrol proses
pengepresan untuk mencapai zero defect.
Untuk mencapai zero defect diharapkan adanya
evaluasi proses control, seperti terlihat pada
gambar 13.
Gambar 13. Quality Management
6.Training / Pelatihan
Training bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan karyawan. Dalam training
terdapat dua komponen yaitu:
a. Soft skill training, Soft skil meliputi
bagaimana cara bekerja secara tim dan cara
komunikasi.
b. Technical skill meliputi kemampuan
memecahkan masalah dan kemampuan
menguasai peralatan atau mesin.
7. Office Management
OfficeManagement adalah bagaimana
membuat aktivitas kantor yang efisien dan
menghilangkan kerugian yang mungkin terjadi.
Office Management harus dimulai setelah
melaksanakan enam pillar terdahulu dari TPM.
Gambar 14. Training TPM
16
16.3
16.6
16.9
17.2
17.5
17.8
18.1
18.4
18.7
19
19.3
012345678910111213141516171819202122232425262728293031
%
Tanggal
KEBASAHAN AFTER CUTTING
BEFORE
AFTER
SeminarNasionalSainsdanTeknologi2015
FakultasTeknikUniversitasMuhammadiyah Jakarta,17 November 2015
9
TI-001
ISSN:2407–1846
e-ISSN : 2460–8416
Website : jurnal.ftumj.ac.id/index.php/semnastek
8.Safety ,Health and Environment
Safety, Health & Environment (SHE):
adalah aktifitas untuk menciptakan area kerja
yang aman dan sehat, sehingga kemungkinan
terjadi kecelakaan sangat kecil. Safety, Health
and Environment (SHE) merupakan pilar yang
utama, karena merupakan tujuan akhir dari
semua proses, dimana keselamatan dan
kesehatan kerja bagi pekerja dapat terjaga
dengan baik. Kegiatan SHE di unit
Pembentukan seperti terlihat pada gambar 15.
Gambar 15. Safety Improvement
9.Early Management
Early Management bertujuan untuk
meningkatkan ketersediaan alat dengan
mengurangi tools resetting time (waktu
pengaturan ulang alat-alat) untuk mengurangi
biaya pemeliharaan peralatan dan
memperpanjang usia pakai peralatan
Fase Control dilakukan apabila
implementasi sudah dilakukan dan hasilnya
sudah terlihat perbaikan. Pada tahapan ini,
analisa juga diterapkan pada data dan proses
untuk mengetahui perbandingan antara proses
lama dan proses yang sudah mengalami
perbaikan yang selanjutnya dilakukan
standarisasi.
Berikut data hasil pengukuran
OverallEquipment Effectiveness(OEE) selama
bulan Mei, Juni, Juli 2015 di unit Mesin Press
setelah dilakukan aktiivitas 8 Pillar TPM
seperti lerlihat pada tabel 5.
Tabel 3. Data Overall Equipment
Effectiveness (OEE) mesin press 2015
Bulan %OEE
Mei 91.08%
Juni 93.05%
Juli 96.14%
Rata-rata 81.48%
KESIMPULAN DAN SARAN
Dari hasil pengolahan data dapat
disimpulkan bahwa :
1. Downtime paling tinggi di PT.KKM tahun 2014
adalah pada Unit Pembentukan terutama pada
mesin Press.
2.Nilai Overall Equipment Efectivennes (OEE)
rata rata pada mesin Press pada tahun 2014
adalah 79.07 % .
3. Rendahnya nilai OEE dipengaruhi oleh
tingginya breakdown loss yang ada pada
proses pmbentukan.
4. Aktivitas TPM di PT.KKM sudah berjalan tapi
masih bersifat parsial sehingga Program Total
Productive Maintenance secara menyeluruh
dengan menerapkan 8 pillar TPM secara
bertahap perlu segera diterapkan agar
produktivitas mesin dapat ditingkatkan,
sehingga program peningkatan produktivitas
mesin di perusahaan ini dapat berjalan sesuai
rencana,
5. NIlai OEE setelah di fokuskan pada kegiatan
TPM pada mesin press menunjukan nilai 81.48
% selama bulan Mei, Juni, Juli tahun 2015.
BEFORE
AFTER
SeminarNasionalSainsdanTeknologi2015
FakultasTeknikUniversitasMuhammadiyah Jakarta,17 November 2015
10
TI-001
ISSN:2407–1846
e-ISSN : 2460–8416
Website : jurnal.ftumj.ac.id/index.php/semnastek
DAFTAR PUSTAKA :
Gasper V, 2000, Manajemen Productivitas
Total, Jakarta, PT. Gramedia Pustaka Utama
Glueck and Jauch,1989, Business Policy and
Strategic Management. New York, (Mcgraw
Hill Series in Management.
Herjanto A, 2007, Produktivitas dan
Profitabilitas, Jakarta, Penerbit Cakrawala.
Mintzberg, Henry, Bruce Ahlstrand, dan
Joseph Lampel. 1998. Strategy Safari: A Gided
Tour TrhoughThe Wilds of Strategic
Management. New York: The Free Press.
Nakajima, 1988, Introduction to TPM: Total
Productive Maintenance (Preventative
Maintenance Series) ,Japan, Productivity
Press.
Porter, Michael (1990). Competitive Strategy.
Harvard Business School Press.
Pande, P. S. (2002). The Six Sigma Way.
Yogyakarta: Andi Yogyakarta, Andy Offset
Thomas, A., Barton, R., & Byard, P.
(2008). Developing a Six Sigma
Maintenance Model. Journal of Quality in
Maintenance Engineering, 14(3), 262-271
Tague, Nancy R. (2004). "Seven Basic
Quality Tools". The Quality Toolbox.
Milwaukee, Wisconsin: American Society for
Quality. p. 15. Retrieved 2010-02-05.
.Wakjira, W., & Ajit Pal Singh, M. (2012).
Total Productive Maintenance: A case
study in Manufacturing Industry. Global
Journal of researches in engineering,12(1-
G),25-31.

More Related Content

What's hot

Operational Management : Mengelola Kualitas
Operational Management : Mengelola KualitasOperational Management : Mengelola Kualitas
Operational Management : Mengelola KualitasC S
 
Total productive maintenance
Total productive maintenanceTotal productive maintenance
Total productive maintenance
Yesica Adicondro
 
Strategi prosess
Strategi prosessStrategi prosess
Strategi prosess
cika_santa
 
Kepentingan Kualiti dalam Pembuatan
Kepentingan Kualiti dalam PembuatanKepentingan Kualiti dalam Pembuatan
Kepentingan Kualiti dalam Pembuatan
Timothy Wooi
 
D014468741
D014468741D014468741
D014468741
Wayan AP
 
10 Langkah implementasi lean
10 Langkah implementasi lean10 Langkah implementasi lean
10 Langkah implementasi lean
Yudha Witanto, S.T.,M.T.,CSSMBB
 
Chapter 4 Manajemen Operasi
Chapter 4   Manajemen OperasiChapter 4   Manajemen Operasi
Chapter 4 Manajemen Operasi
Yuko Ardi Negara
 
Pertemuan 06 mengelola kualitas
Pertemuan 06 mengelola kualitasPertemuan 06 mengelola kualitas
Pertemuan 06 mengelola kualitas
Pelita Bangsa University
 
presentation TQM
presentation TQM presentation TQM
presentation TQM Cg Zue
 
Pertemuan 09 peramalan
Pertemuan 09 peramalanPertemuan 09 peramalan
Pertemuan 09 peramalan
Pelita Bangsa University
 
EKMA 4116 - Modul 6 Pengawasan
EKMA 4116 - Modul 6 PengawasanEKMA 4116 - Modul 6 Pengawasan
EKMA 4116 - Modul 6 Pengawasan
Ancilla Kustedjo
 
Template undip presentation
Template undip presentationTemplate undip presentation
Template undip presentation
frendyakhmadtaufan
 
Its undergraduate-17589-paper
Its undergraduate-17589-paperIts undergraduate-17589-paper
Its undergraduate-17589-papermukmin91
 
Proposal tugas akhir
Proposal tugas akhirProposal tugas akhir
Proposal tugas akhir
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
 
Manaj mutu
Manaj mutuManaj mutu
Manaj mutu
Haniatur Rohmah
 
EKMA 4215 - Manajemen Operasi Modul 5 : Strategi Kualitas
EKMA 4215 - Manajemen Operasi Modul 5 : Strategi KualitasEKMA 4215 - Manajemen Operasi Modul 5 : Strategi Kualitas
EKMA 4215 - Manajemen Operasi Modul 5 : Strategi Kualitas
Ancilla Kustedjo
 
Perbaikan berkesinambungan
Perbaikan berkesinambunganPerbaikan berkesinambungan
Perbaikan berkesinambungan
Ima Sumadir
 

What's hot (20)

Operational Management : Mengelola Kualitas
Operational Management : Mengelola KualitasOperational Management : Mengelola Kualitas
Operational Management : Mengelola Kualitas
 
Total productive maintenance
Total productive maintenanceTotal productive maintenance
Total productive maintenance
 
Strategi prosess
Strategi prosessStrategi prosess
Strategi prosess
 
Kepentingan Kualiti dalam Pembuatan
Kepentingan Kualiti dalam PembuatanKepentingan Kualiti dalam Pembuatan
Kepentingan Kualiti dalam Pembuatan
 
Materi six sigma
Materi six sigmaMateri six sigma
Materi six sigma
 
D014468741
D014468741D014468741
D014468741
 
10 Langkah implementasi lean
10 Langkah implementasi lean10 Langkah implementasi lean
10 Langkah implementasi lean
 
Makalah jit
Makalah jitMakalah jit
Makalah jit
 
163 316-1-pb
163 316-1-pb163 316-1-pb
163 316-1-pb
 
Chapter 4 Manajemen Operasi
Chapter 4   Manajemen OperasiChapter 4   Manajemen Operasi
Chapter 4 Manajemen Operasi
 
Pertemuan 06 mengelola kualitas
Pertemuan 06 mengelola kualitasPertemuan 06 mengelola kualitas
Pertemuan 06 mengelola kualitas
 
presentation TQM
presentation TQM presentation TQM
presentation TQM
 
Pertemuan 09 peramalan
Pertemuan 09 peramalanPertemuan 09 peramalan
Pertemuan 09 peramalan
 
EKMA 4116 - Modul 6 Pengawasan
EKMA 4116 - Modul 6 PengawasanEKMA 4116 - Modul 6 Pengawasan
EKMA 4116 - Modul 6 Pengawasan
 
Template undip presentation
Template undip presentationTemplate undip presentation
Template undip presentation
 
Its undergraduate-17589-paper
Its undergraduate-17589-paperIts undergraduate-17589-paper
Its undergraduate-17589-paper
 
Proposal tugas akhir
Proposal tugas akhirProposal tugas akhir
Proposal tugas akhir
 
Manaj mutu
Manaj mutuManaj mutu
Manaj mutu
 
EKMA 4215 - Manajemen Operasi Modul 5 : Strategi Kualitas
EKMA 4215 - Manajemen Operasi Modul 5 : Strategi KualitasEKMA 4215 - Manajemen Operasi Modul 5 : Strategi Kualitas
EKMA 4215 - Manajemen Operasi Modul 5 : Strategi Kualitas
 
Perbaikan berkesinambungan
Perbaikan berkesinambunganPerbaikan berkesinambungan
Perbaikan berkesinambungan
 

Similar to Jurnal PRODUKTIVITAS OEE

15.04.1036_jurnal_eproc.pdf
15.04.1036_jurnal_eproc.pdf15.04.1036_jurnal_eproc.pdf
15.04.1036_jurnal_eproc.pdf
Taruna36
 
Manajemen perawatan fasilitas total productive maintenance
Manajemen perawatan fasilitas total productive maintenanceManajemen perawatan fasilitas total productive maintenance
Manajemen perawatan fasilitas total productive maintenance
Dede Faishal
 
Jurnal
JurnalJurnal
Jurnal
HMTI_FTUMJ
 
Konsep Dasar TPM (Total Productive Maintenance) _Training "TOTAL PRODUCTIVE M...
Konsep Dasar TPM (Total Productive Maintenance) _Training "TOTAL PRODUCTIVE M...Konsep Dasar TPM (Total Productive Maintenance) _Training "TOTAL PRODUCTIVE M...
Konsep Dasar TPM (Total Productive Maintenance) _Training "TOTAL PRODUCTIVE M...
Kanaidi ken
 
Total Productive Maintenance
Total Productive MaintenanceTotal Productive Maintenance
Total Productive Maintenance
Fikra Justiar Abdillah
 
Mengenal total productive maintenance (tpm) sebagai metode perbaikan praktis
Mengenal total productive maintenance (tpm) sebagai metode perbaikan praktisMengenal total productive maintenance (tpm) sebagai metode perbaikan praktis
Mengenal total productive maintenance (tpm) sebagai metode perbaikan praktis
Riady Oetomo
 
Managemen Kualitas - Six Sigma - Magister Managemen - Universitas Trisakti Ja...
Managemen Kualitas - Six Sigma - Magister Managemen - Universitas Trisakti Ja...Managemen Kualitas - Six Sigma - Magister Managemen - Universitas Trisakti Ja...
Managemen Kualitas - Six Sigma - Magister Managemen - Universitas Trisakti Ja...
wendyanbiya
 
AKUTANSI MANAJEMEN TERAPAN _ TARGET COSTING_ SHERLA WINANDA PUTRI.pdf
AKUTANSI MANAJEMEN TERAPAN _ TARGET COSTING_ SHERLA WINANDA PUTRI.pdfAKUTANSI MANAJEMEN TERAPAN _ TARGET COSTING_ SHERLA WINANDA PUTRI.pdf
AKUTANSI MANAJEMEN TERAPAN _ TARGET COSTING_ SHERLA WINANDA PUTRI.pdf
ppgsherlaputri08
 
Six Sigma - Managemen Internasional - MM Universitas Trisakti Jakarta
Six Sigma - Managemen Internasional - MM Universitas Trisakti JakartaSix Sigma - Managemen Internasional - MM Universitas Trisakti Jakarta
Six Sigma - Managemen Internasional - MM Universitas Trisakti Jakarta
wendyanbiya
 
Optimalisasi proses produksi
Optimalisasi proses produksiOptimalisasi proses produksi
Optimalisasi proses produksi
Rochmadz Febrianta
 
Analisis proses bisnis ipi81609
Analisis proses bisnis ipi81609Analisis proses bisnis ipi81609
Analisis proses bisnis ipi81609
Khoria Isthofa
 
Analisis proses bisnis ipi81609
Analisis proses bisnis ipi81609Analisis proses bisnis ipi81609
Analisis proses bisnis ipi81609
endang rachmawati
 
Link MATERI & RENCANA Training _"TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM)".
Link MATERI & RENCANA Training _"TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM)".Link MATERI & RENCANA Training _"TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM)".
Link MATERI & RENCANA Training _"TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM)".
Kanaidi ken
 
Lean service tools
Lean service toolsLean service tools
Lean service tools
Julor13
 
13. Man Pemeliharaan Sarana & Prasarana Resort - Total Productive Maintenance...
13. Man Pemeliharaan Sarana & Prasarana Resort - Total Productive Maintenance...13. Man Pemeliharaan Sarana & Prasarana Resort - Total Productive Maintenance...
13. Man Pemeliharaan Sarana & Prasarana Resort - Total Productive Maintenance...
Irwan Haribudiman
 
Tugas kelompok 3 tatap muka 3 sistem informasi manajemen-converted
Tugas kelompok 3   tatap muka 3 sistem informasi manajemen-convertedTugas kelompok 3   tatap muka 3 sistem informasi manajemen-converted
Tugas kelompok 3 tatap muka 3 sistem informasi manajemen-converted
Apriani Suci
 
LEAN ASSESSMENT MATRIX.pdf
LEAN ASSESSMENT MATRIX.pdfLEAN ASSESSMENT MATRIX.pdf
LEAN ASSESSMENT MATRIX.pdf
Septi Ayu Angrayni
 
Analisis Arsitektur Bisnis Dengan BPM CBOK
Analisis Arsitektur Bisnis Dengan BPM CBOKAnalisis Arsitektur Bisnis Dengan BPM CBOK
Analisis Arsitektur Bisnis Dengan BPM CBOK
Stefanus Agusta
 
Si & Pi, christina aprilyani, hapzi ali, implementasi sistem informasi pada p...
Si & Pi, christina aprilyani, hapzi ali, implementasi sistem informasi pada p...Si & Pi, christina aprilyani, hapzi ali, implementasi sistem informasi pada p...
Si & Pi, christina aprilyani, hapzi ali, implementasi sistem informasi pada p...
Christina Aprilyani
 
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DA...
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DA...ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DA...
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DA...
Uofa_Unsada
 

Similar to Jurnal PRODUKTIVITAS OEE (20)

15.04.1036_jurnal_eproc.pdf
15.04.1036_jurnal_eproc.pdf15.04.1036_jurnal_eproc.pdf
15.04.1036_jurnal_eproc.pdf
 
Manajemen perawatan fasilitas total productive maintenance
Manajemen perawatan fasilitas total productive maintenanceManajemen perawatan fasilitas total productive maintenance
Manajemen perawatan fasilitas total productive maintenance
 
Jurnal
JurnalJurnal
Jurnal
 
Konsep Dasar TPM (Total Productive Maintenance) _Training "TOTAL PRODUCTIVE M...
Konsep Dasar TPM (Total Productive Maintenance) _Training "TOTAL PRODUCTIVE M...Konsep Dasar TPM (Total Productive Maintenance) _Training "TOTAL PRODUCTIVE M...
Konsep Dasar TPM (Total Productive Maintenance) _Training "TOTAL PRODUCTIVE M...
 
Total Productive Maintenance
Total Productive MaintenanceTotal Productive Maintenance
Total Productive Maintenance
 
Mengenal total productive maintenance (tpm) sebagai metode perbaikan praktis
Mengenal total productive maintenance (tpm) sebagai metode perbaikan praktisMengenal total productive maintenance (tpm) sebagai metode perbaikan praktis
Mengenal total productive maintenance (tpm) sebagai metode perbaikan praktis
 
Managemen Kualitas - Six Sigma - Magister Managemen - Universitas Trisakti Ja...
Managemen Kualitas - Six Sigma - Magister Managemen - Universitas Trisakti Ja...Managemen Kualitas - Six Sigma - Magister Managemen - Universitas Trisakti Ja...
Managemen Kualitas - Six Sigma - Magister Managemen - Universitas Trisakti Ja...
 
AKUTANSI MANAJEMEN TERAPAN _ TARGET COSTING_ SHERLA WINANDA PUTRI.pdf
AKUTANSI MANAJEMEN TERAPAN _ TARGET COSTING_ SHERLA WINANDA PUTRI.pdfAKUTANSI MANAJEMEN TERAPAN _ TARGET COSTING_ SHERLA WINANDA PUTRI.pdf
AKUTANSI MANAJEMEN TERAPAN _ TARGET COSTING_ SHERLA WINANDA PUTRI.pdf
 
Six Sigma - Managemen Internasional - MM Universitas Trisakti Jakarta
Six Sigma - Managemen Internasional - MM Universitas Trisakti JakartaSix Sigma - Managemen Internasional - MM Universitas Trisakti Jakarta
Six Sigma - Managemen Internasional - MM Universitas Trisakti Jakarta
 
Optimalisasi proses produksi
Optimalisasi proses produksiOptimalisasi proses produksi
Optimalisasi proses produksi
 
Analisis proses bisnis ipi81609
Analisis proses bisnis ipi81609Analisis proses bisnis ipi81609
Analisis proses bisnis ipi81609
 
Analisis proses bisnis ipi81609
Analisis proses bisnis ipi81609Analisis proses bisnis ipi81609
Analisis proses bisnis ipi81609
 
Link MATERI & RENCANA Training _"TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM)".
Link MATERI & RENCANA Training _"TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM)".Link MATERI & RENCANA Training _"TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM)".
Link MATERI & RENCANA Training _"TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM)".
 
Lean service tools
Lean service toolsLean service tools
Lean service tools
 
13. Man Pemeliharaan Sarana & Prasarana Resort - Total Productive Maintenance...
13. Man Pemeliharaan Sarana & Prasarana Resort - Total Productive Maintenance...13. Man Pemeliharaan Sarana & Prasarana Resort - Total Productive Maintenance...
13. Man Pemeliharaan Sarana & Prasarana Resort - Total Productive Maintenance...
 
Tugas kelompok 3 tatap muka 3 sistem informasi manajemen-converted
Tugas kelompok 3   tatap muka 3 sistem informasi manajemen-convertedTugas kelompok 3   tatap muka 3 sistem informasi manajemen-converted
Tugas kelompok 3 tatap muka 3 sistem informasi manajemen-converted
 
LEAN ASSESSMENT MATRIX.pdf
LEAN ASSESSMENT MATRIX.pdfLEAN ASSESSMENT MATRIX.pdf
LEAN ASSESSMENT MATRIX.pdf
 
Analisis Arsitektur Bisnis Dengan BPM CBOK
Analisis Arsitektur Bisnis Dengan BPM CBOKAnalisis Arsitektur Bisnis Dengan BPM CBOK
Analisis Arsitektur Bisnis Dengan BPM CBOK
 
Si & Pi, christina aprilyani, hapzi ali, implementasi sistem informasi pada p...
Si & Pi, christina aprilyani, hapzi ali, implementasi sistem informasi pada p...Si & Pi, christina aprilyani, hapzi ali, implementasi sistem informasi pada p...
Si & Pi, christina aprilyani, hapzi ali, implementasi sistem informasi pada p...
 
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DA...
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DA...ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DA...
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DA...
 

Recently uploaded

SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASASURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
AnandhaAdkhaM1
 
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptxTUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
indahrosantiTeknikSi
 
Matematika diskrit: metode pohon/trees.ppt
Matematika diskrit: metode pohon/trees.pptMatematika diskrit: metode pohon/trees.ppt
Matematika diskrit: metode pohon/trees.ppt
AzrilAld
 
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptxRANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
muhammadiswahyudi12
 
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
rhamset
 
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdfDaftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Tsabitpattipeilohy
 
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
HADIANNAS
 
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong dCOOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
delphijean1
 
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdfTUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
jayakartalumajang1
 
Pembangkit Listrik Tenaga Surya PLTS.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Surya PLTS.pptxPembangkit Listrik Tenaga Surya PLTS.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Surya PLTS.pptx
muhhaekalsn
 

Recently uploaded (10)

SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASASURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
 
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptxTUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
 
Matematika diskrit: metode pohon/trees.ppt
Matematika diskrit: metode pohon/trees.pptMatematika diskrit: metode pohon/trees.ppt
Matematika diskrit: metode pohon/trees.ppt
 
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptxRANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
 
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
 
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdfDaftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
 
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
 
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong dCOOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
 
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdfTUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
 
Pembangkit Listrik Tenaga Surya PLTS.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Surya PLTS.pptxPembangkit Listrik Tenaga Surya PLTS.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Surya PLTS.pptx
 

Jurnal PRODUKTIVITAS OEE

  • 1. SeminarNasionalSainsdanTeknologi2015 FakultasTeknikUniversitasMuhammadiyah Jakarta,17 November 2015 1 TI-001 ISSN:2407–1846 e-ISSN : 2460–8416 Website : jurnal.ftumj.ac.id/index.php/semnastek RANCANGAN STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIIVITAS BERBASIS TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE DENGAN PENDEKATAN DMAIC SIX SIGMA Tri Ngudi Wiyatno Magister Teknik Industri, Universitas Mercu Buana, Jakarta Jl. Menteng Raya No. 64, Menteng,Jakarta Pusat, 10340 tringudiwiyatno@yahoo.co.id ABSTRAK PT.KKM merupakan salah satu perusahaan produsen keramik genteng berglazur yang terkemuka di Indonesia,. Dalam usaha untuk mempertahankan mutu dan meningkatkan produktifitas, salah satu faktor yang harus diperhatikan adalah masalah perawatan fasilitas/mesin produksi. Penelitian ini membahas mengenai penyebab dan akibat tidak tercapainya hasil produksi selama proses produksi yang ditimbulkan oleh Mesin Press . Untuk mendapatkan mesin yang dapat terjaga keterandalannya dibutuhkan suatu konsep yang baik. Total Productive Maintenance (TPM) merupakan sebuah konsep yang baik untuk merealisasikan hal tersebut. Konsep ini, selain melibatkan semua personil dalam perusahaan, juga bertujuan untuk merawat semua fasilitas produksi yang dimiliki perusahaan.Data yang digunakan merupakan data breakdown yang terjadi di Mesin Press selama bulan Januari-Desember 2014. Parameter yang digunakan dalam mengetahui tingkat produktivitas mesin adalah dengan menghitung nilai OEE dari mesin Press, dengan menggunakan data record selama tahun 2014. Sehingga nantinya akan diketahui informasi keadaan aktual dari mesin tersebut, Selanjutnya akan dibuat suatu strategi untuk meningkatkan produktivitas berbasis TPM dengan pendekatan DMAIC Six Sigma Kata kunci :Produktivitas, Total Production Maintenance, Overall Equipment Effectiveness, DMAIC Six Sigma ABSTRACT PT.KKM is one of the manufacturers of glazed ceramic tile is leading in Indonesia, In an effort to maintain quality and improve productivity, one factor that must be considered is the problem facilities and production machines maintenance. This paper discusses the causes and consequences of failure to achieve the high yield and defects during the production process caused by one of the production machine is on a " Unit Forming". To get the machine performance can be maintained requires a good concept. Total Productive Maintenance (TPM) is a good concept to realize. This concept, in addition to involving all personnel in the company, also aims to take care of all the production facilities of the company. To determine the productivity of the machine then measured Availability, Performance, Quality and Overall Equipment Effectiveness (OEE), which used data taken from the machine “ unit Forming” during the months from January to December, 2014. The parameters used in determine the level of productivity of the machine is to calculate the value of OEE the Press machine, using data records for 2014. So that will be known information about the actual state of the machine, then will be created a strategy to improve the productivity of TPM-based approach DMAIC Six Sigma Keyword :Productivity, Total Productive Maintenance, Overall Equipment Effectiveness, DMAIC Six Sigma.
  • 2. SeminarNasionalSainsdanTeknologi2015 FakultasTeknikUniversitasMuhammadiyah Jakarta,17 November 2015 2 TI-001 ISSN:2407–1846 e-ISSN : 2460–8416 Website : jurnal.ftumj.ac.id/index.php/semnastek PENDAHULUAN Dalam seminar bertajuk “Peluang Industri Keramik sebagai Industri Strategis di Indonesia” (ITB News,2014) disimpulkan bahwa Industri Keramik di Indonesia dinilai sangat berpotensi untuk dikembangkan, mengingat bahwa jumlah penduduk dan laju pertumbuhan pembangunan semakin pesat, selain itu pada akhir tahun 2013, produksi keramik Nasional meningkat dan memberikan kontribusi yang cukup baik dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional, sehingga industri manufaktur dalam operasionalnya dituntut mengoperasikan mesin produksi pada tingkat tertinggi dan harus segera meningkatkan kapasitas produksi ataupun membangun pabrik baru”. Peningkatan kinerja tidak terlepas dari produktivitas dan inovasi produk yang harus dilakukan oleh kalangan industri, selain itu industri keramik di Indonesia memiliki potensi untuk dikembangkan mengingat jumlah penduduk dan laju pertumbuhan pembangunan semakin pesat. Saat ini dalam lingkungan persaingan yang dinamis dan cepat berubah, sebuah perusahaan membutuhkan suatu prosedur operasi dan produksi yang efektif dan efisien sehingga perusahaan nantinya dapat memasarkan dan menjual produknya dengan harga yang kompetitif daripada pesaingnya. Salah satu konsep daya saing adalah produktivitas yang didefinisikan sebagai nilai output yang dihasilkan oleh sumberdaya yang dimiliki perusahaan. (Porter,1990) Dalam usaha untuk mempertahankan mutu dan meningkatkan produktifitas, salah satu faktor yang harus diperhatikan adalah masalah perawatan (maintenance) fasilitas produksi. Fasilitas produksi disini berupa komponen mesin yang harus dipertahankan agar kondisinya sama dengan ketika masih baru, atau setidaknya berada dalam kondisi yang wajar untuk melakukan operasinya. Mesin merupakan komponen utama dalam proses produksi. Apabila suatu mesin mengalami kerusakan/breakdown, maka proses produksi juga akan terpengaruh, dan akan berakibat pada gagalnya menghasilkan produk. Oleh karena itu, untuk mendapatkan mesin yang dapat terjaga keterandalannya dibutuhkan suatu konsep yang baik. Total Productive Maintenance (TPM) merupakan sebuah konsep yang baik untuk meningkatkan produktivitas di industri manufakturterutama di divisi Produksi, karena konsep tersebut selain melibatkan semua personil dalam perusahaan juga bertujuan untuk merawat semua fasilitas produksi/ performance maintenance yang dimiliki perusahaan. LANDASAN TEORI Menurut Herjanto, produktivitas merupakan suatu ukuran yang menyatakan bagaimana baiknya sumber daya diatur dan dimanfaatkan untuk mencapai hasil yang optimal (Herjanto, E. 2007). Menurut Nakajima (1988), Total Productive Maintanance (TPM) adalah suatu program untuk pengembangan fundamental dari fungsi pemeliharaan dalam suatu organisasi, yang melibatkan seluruh Sumber Daya Manusianya. Jika diimplementasikan secara penuh, TPM secara dramatis dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas, dan menurunkan biaya. TPM merupakan pemeliharaan produktif yang dilaksanakan oleh seluruh karyawan melalui aktivitas kelompok kecil yang terencana. TPM diperlukan untuk mengatasi 6 Big Losses dalam proses produksi perusahaan manufaktur. TPM berusaha untuk memastikan bahwa peralatan produksi memiliki daya tahan yang optimal ( Kenneth E.Rizzo, 1999 ). Penerapan Total Productive Maintenance terdapat delapan pilar utama seperti terlihat pada gambar 1. Gambar 1. Delapan Pillar TPM Hasil penelitian dari Wakjira, W et all (2012) yang didukung oleh Nakajima (1998), dapat disimpulkan bahwa keberhasilan program TPM dimulai dengan komitmen manajemen yaitu dukungan dari top manajemen.
  • 3. SeminarNasionalSainsdanTeknologi2015 FakultasTeknikUniversitasMuhammadiyah Jakarta,17 November 2015 3 TI-001 ISSN:2407–1846 e-ISSN : 2460–8416 Website : jurnal.ftumj.ac.id/index.php/semnastek Six Sigma diartikan sebagai metode berteknologi canggih yang digunakan oleh para insinyur dan statistikawan dalam memperbaiki /mengembangkan proses atau produk. Six Sigma diartikan demikian karena kunci utama perbaikan six sigma menggunakan statistik meskipun tidak secara keseluruhan membicarakan statistik. Pengertian Six sigma yang lain adalah tujuan yang mendekati kesempurnaan dalam mencapai kebutuhan pelanggan. Six sigma merupakan suatu sistem yang komperhensif dan fleksibel untuk mencapai, memberi dukungan dan memaksimalkan proses usaha yang berfokus pada pemahaman akan kebutuhan pelanggan dengan menggunakan fakta, data dan analisa statistik serta terus menerus dengan memperhatikan pengaturan,perbaikan, dan mengkaji ulang proses usaha (Pande, 2002). Six sigma terdiri dari 6 tahap yang lebih dikenal dengan DMAIC Six Sigma, enam tahapan tersebut adalah sebagai berikut : Define – Mendefinisikan Pada fase ini membuat deskripsi proyek sehingga dapat terlihat arah yang jelas tentang apa yang harus diperbaiki, melakukan pemetaan permasalahan sehingga mendapatkan gambaran mengenai proses yang akan diperbaiki. Measure – Mengukur Pengukuran sebagai tahap kedua dilakukan terhadap sistem yang telah ada. Analyze - Menganalisa Merupakan elemen terpenting dari model perbaikan, analisa bertujuan untuk menurunkan dan memvalidasi akar permasalahan yang dihadapi. Analisa sistem dapat dilakukan terhadap data yang diperoleh dari tahap pengukuran (disebut analisa data) atau terhadap proses yang menghasilkan data itu sendiri (disebut analisa proses). Analisa sistem dilakukan untuk mengidentifikasi cara menghilangkan selisih antara proses saat ini dengan tujuan yang ingin dicapai Improve - Meningkatkan Perbaikan dilakukan terhadap hasil yang diperoleh dari tahap analisa dengan tujuan menghilangkan masalah yang timbul. Control– Mengontrol Sistem baru yang lebih unggul tidak dapat dibiarkan berjalan sendiri tetapi harus selalu dikontrol dan pengontrolan meliputi tingkat taktis dan strategis Gambar 2. DMAIC Six Sigma Pendekatan Six sigma mempunyai hubungan yang sangat dekat dengan TPM, TPM tujuannya adalah untuk mencapai tingkat penurunan kerusakan secara signifikan melalui pengembangan tim pemeliharaan yang mandiri, sedangkan Six Sigma bertujuan untuk memaksimalkan proses yang berfokus pada pemahaman akan kebutuhan pelanggan. Dengan kedua pendekatan dari masing- masing langkah, dipandang sebagai kerangka operasional yang jelas dalam mencapai manfaat dengan strategi menerapkan secara simultan antara TPM dan Six Sigma ( Thomas, 2008 ) Penelitian ini akan dilakukan di PT. KKM yang memproduksi genteng keramik berglazur. Dari pengamatan awal pencapaian hasil produksi tahun 2014 masih dibawah kapasitas terpasang (79.54% - 83.55%), cacat yang dihasilkan selama proses produksi sebesar 8 %, seperti lerlihat pada gambar 3 dan gambar 4. Sumber: PT.KKM Gambar 3. Hasil Produksi PT. KKM tahun 2011 – 2014 1 2 3 4 Tahun 2011 2012 2013 2014 Kapasitas, pcs 12,4 12,4 12,4 12,4 Realisasi, pcs 10,3 1E+0 9,87 9,99 0 2,000,000 4,000,000 6,000,000 8,000,000 10,000,000 12,000,000 14,000,000 pcs
  • 4. SeminarNasionalSainsdanTeknologi2015 FakultasTeknikUniversitasMuhammadiyah Jakarta,17 November 2015 4 TI-001 ISSN:2407–1846 e-ISSN : 2460–8416 Website : jurnal.ftumj.ac.id/index.php/semnastek Sumber:PT.KKM Gambar 4. Persen Cacat Proses Produksi PT. KKM tahun 2014 Selanjutnya penelitian ini akan melakukan analisa dan strategi untuk meningkatkan produktivitas sehingga pencapaian hasil produksi dapat meningkat berbasis Total Productive Maintenance dengan pendekatan DMAIC Six Sigma. Manfaat dari penelitian ini adalah bagian produksi dapat melaksanakan prosedur-prosedur produksi secara baik, benar dan konsisten melalui implementasi Total Productive Maintenance(TPM) dan memberikan alternatif pemecahan masalah berbasis Total Productive Maintenance(TPM) METODOLOGI Waktu penelitian diambil dari periode tahun 2014 – 2015. Pada pengumpulan data penelitian ini menggunakan dua jenis data, yaitu data primer dan data sekunder Availability Rate merupakan suatu rasio yang menggambarkan pemanfaatan waktu yang tersedia untuk kegiatan operasi mesin atau peralatan. Waktu Operasi Availability (A) = ….(1) Waktu Loading Performance Rate merupakan suatu ratio yang menggambarkan kemampuan dari peralatan dalam menghasilkan barang, Waktu operasi Ideal Performance (P)= …. (2) Waktu Operasi Quality Rate merupakan suatu rasio yang menggambarkan kemampuan peralatan dalam menghasilkan produk yang sesuai dengan standart Net Output Quality (Q) = …….(3) Input Perhitungan Overall Equipment Effectiveness (OEE) adalah perkalian dari ketiga perhitungan diatas, Berfungsi untukmengetahui besar produkstivitas yang memudahkan dalam pencarian kesalahan untuk dilakukan suatu perbaikan. OEE = A x P x Q ………..(4) AnalisaSix Big Losses digunakan untuk melihat efektifitas peralatan yang digunakan,.analisa ini dilakukan berkaitan dengan adanya pemborosan yang terjadi pada proses produksi. Six big losses adalah 6 penyebab terbesar rendahnya nilai OEE : a. Breakdown losses b. Set up and adjustment losses c. Speed Losses d. Quality defect and requirement losses e. Yield losses AnalisiaFish Bond digunakan untuk melihat sebab-sebab terjadinya pemborosan waktu dalam proses produksi yang mengakibatkan peralatan tidak efisien. Salah satu cara untuk mengidentifikasi sebab terjadinya masalah dengan menggunakan diagram tulang ikan (Tague, Nancy R. 2004) Gambar 5. Diagram Fishbond Diagram Pareto adalah diagram batang yang menyediakan informasi berdasarkan tingkat kepentingan masalah. Sebagai alat bantudalam tahap menganalisa informasi tersebut berguna untuk memilih masalah paling penting yang harus segera ditindak Jan FebMrtAprMeiJun Jul Agt Sep OctNopDec % Cacat 10 8.1 9.1 9.1 8.6 6.7 8.1 9.9 8.2 9.1 7.7 7.8 % Target Max 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 0 2 4 6 8 10 12 %
  • 5. SeminarNasionalSainsdanTeknologi2015 FakultasTeknikUniversitasMuhammadiyah Jakarta,17 November 2015 5 TI-001 ISSN:2407–1846 e-ISSN : 2460–8416 Website : jurnal.ftumj.ac.id/index.php/semnastek lanjuti dan untuk menentukan dimana upaya peningkatan kualitas harus ditekankan. (Gasperz,2000) Gambar 6. Diagram Pareto HASIL DAN PEMBAHASAN Dari data awal hasil observasi seperti pada gambar 3 dan gambar 4,menunjukan bahwa pencapaian masih dibawah kapasitas terpasang demikian juga dengan reject yang dihasilkan mash diatas target, selanjutnya dilakukan analisa berbasis Total Produktive Maintenance dengan pendekatan DMAIC Six Sigma. (Define, Measure, Analize, Improve, Control) Define yaitu menentukan masalah yang paling sering terjadi, kemudian ditetapkan sebagai fokus perbaikan pada tahap berikutnya, dalam hal ini data awal yang diambil adalah data down time. Dari data down time( Gambar 7) tersebut menunjukkan bahwa unit “Pembentukan“ mengalami stop mesin akibat down time yang paling tinggi, dalam hal ini adalah unit mesin “Press” Gambar 7.Pareto Downtime 2014 Measure, selanjutnya mengevaluasi mengenai mesin Press yang ada di unit Pembentukan yaitu dengan mengukur nilaiAvailability, Performance, Quality, Overall Equipment Effectiveness (OEE), Dari Tabel 1, menunjukan bahwa selama tahun 2014, Availability rate dari mesin Press rata-rata 89.63%, Performance rate 91.06% dan Quality rate 96.90% sehingga nilai OEE dari mesin press di tahun 2014 rata rata 79.07% Tabel 1. Data OEE mesin Press 2014 Bulan %AR %PR %QR %OEE Januari 85.5 94.3 96.4 77.8 Februari 92.2 88.2 96.8 78.8 Maret 85.4 97.7 96.6 80.7 April 87.7 93.1 96.4 78.9 Mei 88.3 94.4 97.1 81.1 Juni 85.4 96.1 97.4 80.1 Juli 88. 9 86.0 96.8 74.1 Agustus 93.4 90.3 97..1 82.0 September 93.1 88.1 96.7 79.4 Oktober 93.2 86.1 96.8 77.7 Nopember 91.8 86.8 97.0 77.4 Desember 92.0 89.0 97.1 79.6 Total 89.6 91.0 96.9 79.0 Penyebab Overall Equipment Effectiveness (OEE) rendah berasal dari nilai Availability Rate yang rendah dibanding dengan variable lain (Performance Rate dan Quality Rate), yang berarti bahwa masih banyaknya kejadian mesin berhenti tidak terencana karena terjadi kerusakan mesin secara tiba-tiba saat mesin beroperasi. Analyzeadalah tahapuntuk melakukan analisa terjadinya Overall Equipment Effectiveness (OEE) yang masih diangka 79.07%, dengan menggunakan analisa perhitungan Six Big Losses,Hasil analisa Six Big Losses dari 6 kategori yang paling dominan dari diagram pareto pada mesin Press periode tahun 2014 adalah Breakdown Losses. Analisa terhadap faktor-faktor yang memberikan kontribusi terbesar terhadap rendahnya produkstivitas mesin Press dilakukan dengan menggunakan analisa Fish Bond. Pres s Sorti r Glazi ng Drye r Kiln Mnt 48, 9,2 6,3 807 475 % 74% 88% 98% 99% 100% 0% 20% 40% 60% 80% 100% - 20,000 40,000 60,000 menit Data Downtime tahun 2014
  • 6. SeminarNasionalSainsdanTeknologi2015 FakultasTeknikUniversitasMuhammadiyah Jakarta,17 November 2015 6 TI-001 ISSN:2407–1846 e-ISSN : 2460–8416 Website : jurnal.ftumj.ac.id/index.php/semnastek Six Big Losses Total Losses time,mnt % % Akumulasi Break down 45,446 46.3 46.37 Setupa 22,635 23.1 69.47 Minor stoppage 14,884 15.1 84.65 Speed Losses 11,859 12.1 96.75 Quality Defect s 3,183 3.25 100.00 Yield Losses 0 0.00 100.00 Total 98,007 100 100 Gambar 8. Pareto Downtime 2014 Dari pengamatan dilapangan terdapat beberapa faktor yang mempengaruhibreakdown tinggi adalah : 1. Faktor Manusia (Man) - Kurangnya kontrol operator terhadap mesin yang sedang beroperasi sehingga ketika ada gejala abnormal tidak diketahui sejak awal. - Kurangnya pelatihan mengenai teknik perawatan dan perbaikan mesin ringan untuk operator yang dapat meningkatkan ketrampilan - Kurangnya pelatihan teknisi maintenance dalam melakukan perbaikan maupun penggantian. - Belum berjalannya kegiatan Autonomous Maintenance secara konsisten 2. Faktor Mesin (Machine) - Kondisi mesin yang sudah lama digunakan dan telah mengalami rekondisi - Komponen spare part yang sulit dicari karena jenis spare part yang spesifik - Managemen spare part yang kurang baik sehingga untuk melakukan kontrol stok dan balance sering mengalami kendala karena data yang tidak up to date. - Jenis mesin yang mempunyai tipe spesifik 3. Faktor Metode (Method) - Tidak adanya Standart Operating Procedur (SOP) yang dipergunakan sehingga teknisi maintenance mengalami kesulitan ketika melakukan aktivitas yang berhubungan dengan perawatan dan perbaikan. - Metode pengoperasian mesin yang tidak sesuai Standart Operating Procedur (SOP) 4. Faktor Material (Material) - Kondisi mesin sudah mengalami rekondisi sehingga mengakibatkan tidak standartnya peralatan yang ada. 5. Faktor Lingkungan (Environment) - Lingkungan kerja yang kurang nyaman karena lingkungan yang panas, suara bising yang Break down Speed Losses Minor Stop Qualit y Defect Setup Losses Yielsd Losses Losses time,mnt 45,446 22,635 14,884 11,859 3,183 0 % Akumulasi 46.37% 69.47% 84.65% 96.75% 100.00% 100.00% 0% 20% 40% 60% 80% 100% 0 20,000 40,000 60,000 80,000 100,000 menit Six Big Losses, tahun 2014 Tabel 2. Data Six Big Losses
  • 7. SeminarNasionalSainsdanTeknologi2015 FakultasTeknikUniversitasMuhammadiyah Jakarta,17 November 2015 7 TI-001 ISSN:2407–1846 e-ISSN : 2460–8416 Website : jurnal.ftumj.ac.id/index.php/semnastek - dapat menimbulkan rasa tidak nyaman terhadap pekerja yang melakukan aktivitas, sehingga mengakibatkan human error. - Lingkungan kerja yang kurang bersih. - Tidak berjalannya kegiatan 5S Pada fase Improvemerupakan langkah tindak lanjut dari fase Analyzes. Tindakan pemecahan masalah yang dilakukan untuk meningkatkan produktivitas mesin press melalui 8 pillar Total Productive Maintenancewalaupun dalam pengamatan dilapangan masih banyak yang harus dilakukan untuk meningkatkan produktivitas mengeliminasi breakdown losses adalah : 1. Melakukan kegiatan 5S Dalam 5S lebih ditingkatkan pada kondisi kebersihan mesin press dan sekitarnya, karena debu atau kotoran yang terdapat disekitar mesin tersebut dapat menghambat pergerakan mesin saat beroperasi. 5S merupakan implementasi manajerial perawatan terhadap stasiun kerja yang bersifat menyeluruh dan sistemik. Gambar 9. Aktivitas5R 2. Autonomous Maintenance Autonomous Maintenance dilakukan oleh operator produksi untuk memelihara mesin press dan peralatan yang mereka gunakan sehari-hari dengan tidak tergantung mutlak pada teknisi maintenance dan bertujuan agar operator produksi dapat melakukan perawatan mesin secara mandiri. Salah satu aktivitas Autonomous Maintenance adalah melakukan Tagging pada mesin press yang bermasalah Gambar 10. Operator melakukan Autonomous Maintrenance Gambar 11. Aktivitas tagging 3.Kaizen (Continus Improvement) Kaizen adalah sebuah sistem perbaikan terus menerus (Continous Improvement)pada kualitas, teknologi, proses, budaya perusahaan, produktifitas, keamanan, dan kepemimpinan. Contoh aktivitas Kaizen seperti terlihat pada gambar 12., yaitu menggabungkan 2 conveyor menjadi 1 conveyor yang dilakukan di area Supply Massa
  • 8. SeminarNasionalSainsdanTeknologi2015 FakultasTeknikUniversitasMuhammadiyah Jakarta,17 November 2015 8 TI-001 ISSN:2407–1846 e-ISSN : 2460–8416 Website : jurnal.ftumj.ac.id/index.php/semnastek Gambar 12.Continous Improvement 4.Plan Maintenance Plan Maintenance bertujuan untuk mengontrol setiap komponen mesin press agar terhindar dari kerusakan yang lebih parah. Kegiatan perawatan akan berjalan optimal jika perusahaan memiliki perencanaan perawatan, yaitu dengan perencanaan perawatan rutin dan periodic. Perencanaan perawatan tersebut harus berdasarkan penilaian yang akurat dari kondisi peralatan dengan pertimbangan prioritas dan ketersediaan sumber daya pada saat dibutuhkan. 5.Quality Management Pada pilar quality management yang dilakukan adalah dengan mengontrol proses pengepresan untuk mencapai zero defect. Untuk mencapai zero defect diharapkan adanya evaluasi proses control, seperti terlihat pada gambar 13. Gambar 13. Quality Management 6.Training / Pelatihan Training bertujuan untuk meningkatkan kemampuan karyawan. Dalam training terdapat dua komponen yaitu: a. Soft skill training, Soft skil meliputi bagaimana cara bekerja secara tim dan cara komunikasi. b. Technical skill meliputi kemampuan memecahkan masalah dan kemampuan menguasai peralatan atau mesin. 7. Office Management OfficeManagement adalah bagaimana membuat aktivitas kantor yang efisien dan menghilangkan kerugian yang mungkin terjadi. Office Management harus dimulai setelah melaksanakan enam pillar terdahulu dari TPM. Gambar 14. Training TPM 16 16.3 16.6 16.9 17.2 17.5 17.8 18.1 18.4 18.7 19 19.3 012345678910111213141516171819202122232425262728293031 % Tanggal KEBASAHAN AFTER CUTTING BEFORE AFTER
  • 9. SeminarNasionalSainsdanTeknologi2015 FakultasTeknikUniversitasMuhammadiyah Jakarta,17 November 2015 9 TI-001 ISSN:2407–1846 e-ISSN : 2460–8416 Website : jurnal.ftumj.ac.id/index.php/semnastek 8.Safety ,Health and Environment Safety, Health & Environment (SHE): adalah aktifitas untuk menciptakan area kerja yang aman dan sehat, sehingga kemungkinan terjadi kecelakaan sangat kecil. Safety, Health and Environment (SHE) merupakan pilar yang utama, karena merupakan tujuan akhir dari semua proses, dimana keselamatan dan kesehatan kerja bagi pekerja dapat terjaga dengan baik. Kegiatan SHE di unit Pembentukan seperti terlihat pada gambar 15. Gambar 15. Safety Improvement 9.Early Management Early Management bertujuan untuk meningkatkan ketersediaan alat dengan mengurangi tools resetting time (waktu pengaturan ulang alat-alat) untuk mengurangi biaya pemeliharaan peralatan dan memperpanjang usia pakai peralatan Fase Control dilakukan apabila implementasi sudah dilakukan dan hasilnya sudah terlihat perbaikan. Pada tahapan ini, analisa juga diterapkan pada data dan proses untuk mengetahui perbandingan antara proses lama dan proses yang sudah mengalami perbaikan yang selanjutnya dilakukan standarisasi. Berikut data hasil pengukuran OverallEquipment Effectiveness(OEE) selama bulan Mei, Juni, Juli 2015 di unit Mesin Press setelah dilakukan aktiivitas 8 Pillar TPM seperti lerlihat pada tabel 5. Tabel 3. Data Overall Equipment Effectiveness (OEE) mesin press 2015 Bulan %OEE Mei 91.08% Juni 93.05% Juli 96.14% Rata-rata 81.48% KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasil pengolahan data dapat disimpulkan bahwa : 1. Downtime paling tinggi di PT.KKM tahun 2014 adalah pada Unit Pembentukan terutama pada mesin Press. 2.Nilai Overall Equipment Efectivennes (OEE) rata rata pada mesin Press pada tahun 2014 adalah 79.07 % . 3. Rendahnya nilai OEE dipengaruhi oleh tingginya breakdown loss yang ada pada proses pmbentukan. 4. Aktivitas TPM di PT.KKM sudah berjalan tapi masih bersifat parsial sehingga Program Total Productive Maintenance secara menyeluruh dengan menerapkan 8 pillar TPM secara bertahap perlu segera diterapkan agar produktivitas mesin dapat ditingkatkan, sehingga program peningkatan produktivitas mesin di perusahaan ini dapat berjalan sesuai rencana, 5. NIlai OEE setelah di fokuskan pada kegiatan TPM pada mesin press menunjukan nilai 81.48 % selama bulan Mei, Juni, Juli tahun 2015. BEFORE AFTER
  • 10. SeminarNasionalSainsdanTeknologi2015 FakultasTeknikUniversitasMuhammadiyah Jakarta,17 November 2015 10 TI-001 ISSN:2407–1846 e-ISSN : 2460–8416 Website : jurnal.ftumj.ac.id/index.php/semnastek DAFTAR PUSTAKA : Gasper V, 2000, Manajemen Productivitas Total, Jakarta, PT. Gramedia Pustaka Utama Glueck and Jauch,1989, Business Policy and Strategic Management. New York, (Mcgraw Hill Series in Management. Herjanto A, 2007, Produktivitas dan Profitabilitas, Jakarta, Penerbit Cakrawala. Mintzberg, Henry, Bruce Ahlstrand, dan Joseph Lampel. 1998. Strategy Safari: A Gided Tour TrhoughThe Wilds of Strategic Management. New York: The Free Press. Nakajima, 1988, Introduction to TPM: Total Productive Maintenance (Preventative Maintenance Series) ,Japan, Productivity Press. Porter, Michael (1990). Competitive Strategy. Harvard Business School Press. Pande, P. S. (2002). The Six Sigma Way. Yogyakarta: Andi Yogyakarta, Andy Offset Thomas, A., Barton, R., & Byard, P. (2008). Developing a Six Sigma Maintenance Model. Journal of Quality in Maintenance Engineering, 14(3), 262-271 Tague, Nancy R. (2004). "Seven Basic Quality Tools". The Quality Toolbox. Milwaukee, Wisconsin: American Society for Quality. p. 15. Retrieved 2010-02-05. .Wakjira, W., & Ajit Pal Singh, M. (2012). Total Productive Maintenance: A case study in Manufacturing Industry. Global Journal of researches in engineering,12(1- G),25-31.