SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
1
Journal : AgribisnisVolume1.No. 2. September2012, hal 56-67
Diterbitkanoleh:SekolahTinggi IlmuPertanian (STIPER) Maros,YayasanPerguruanIslam
Maros
ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN
AYAM POTONG POLA MITRA
(Studi Kasus di Kecamatan Tanralili Kabupaten Maros.)
Nurdin Mappa
Email: nurdin.mappa@unismuh.ac.id /nurdinmappa@gmail.com
Fakultas Pertanian Unismuh Makassar
ABSTRACT
The research aims to know the income and eligibility untunk cutting effort. The
research was conducted in Maros regency districts Tanralli provensi southern
Sulawesi. Interview with the aid of farmers quisioner done to obtain data. Analysis of
revenues, R / C ratio, used to achieve those goals. The results showed that the net
income of breeders of broiler chicken breeding business earned Rp 7,464,457 /
maintenance period. R / C ratio of 1.1 indicates that the beef cattle business finangsial
broilers are worth the effort.
Key word : revenue and feasibility
ABSTRAK
Penelitian bertujuan untuk mengetahui pendapatan dan kelayakan usaha potong pola
mitra. Penelitian ini dilaksanakan di kecamatan Tanralli kabupaten Maros provensi
Sulawesi selatan. Wawancara dengan bantuan quisioner terhadap peternak dilakukan
untuk memperoleh data. Analisis pendapatan, R/C rasio, digunakan untuk mencapai
tujuan tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendapatan bersih peternak
dari usaha peternakan ayam potong broiler diperoleh Rp 7.464.457 per periode
pemeliharaan . R/C Ratio 1,1 menunjukkan bahwa usaha ternak potong ayam broiler
secara finangsial layak diusahakan.
Kata kunci : Pendapatan dan kelayakan usaha
PENDAHULUAN
Subsektor peternakan merupakan bagian dari sektor pertanian yang sangat potensial
untuk dikembangkan. Pengembangan subsektor peternakan perlu dilakukan karena
subsektor ini bisa memberikan nilai tambah (added value) bagi pertanian Indonesia.
Peternakan ayam broiler mempunyai prospek yang sangat baik untuk dikembangkan,
baik dalam skala peternakan besar maupun skala peternakan kecil (peternakan
rakyat). hal ini karena potensi usaha peternakan terutama dari segi sumber daya
cukup tersedia seperti bibit ternak, pakan ternak dan pemasaran yang cukup luas.
Kendala yang sering dialami oleh peternak, adalah ketidak mampuan mereka dalam
melakukan analisis terhadap usaha peternakan mereka, terutama menyangkut tentang
analisa pendapatan dan kelayakan usaha mereka.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan. Data primer diperoleh dari wawancara
langsung terhadap 32 orang dari 82 populasi peternak ayam potong yang melakukan
mitra. Responden di ambil secara purfosive (Sugiyono,2011) pada peternak yang
2
Journal : AgribisnisVolume1.No. 2. September2012, hal 56-67
Diterbitkanoleh:SekolahTinggi IlmuPertanian (STIPER) Maros,YayasanPerguruanIslam
Maros
berlokasi di Kecamatan Tanralili Kabupaten Maros. Data sekunder diperoleh dari
Dinas Peternakan Maros dan Kantor Kecamatan Tanralili Kabupaten Maros.
Pendapatan petani diukur dengan mengurangkan antara total penerimaan dengan total
biaya dan untuk menentukan kelayakan usaha peternakan ayam potong di gunakan
analisis R/C Ratio (Soekartawi 1995).
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Modal
Modal yang digunakan oleh peternak ayam potong pola mitra di kecamatan
Tanralili Kabupaten Maros sebagian besar adalah modal sendiri. Modal ini
digunakan untuk membiayai investasi, biaya tetap, biaya operasional.
1. Biaya Investasi
Modal ini digunakan oleh peternak membiayai investasi usaha , yang meliputi
biaya kandang, biaya perlengkapan kandang , yang terdiri dari tempat pakan ternak,
tempat air minum ternak, pemanas ternak, tabung gas skop, tirai dinding, pengadaan
instalasi listrik , instalasi sumber air minum ternak .
Total besar modal yang digunakan untuk membiayai investasi usaha
peternakan ayam potong kecamatan Tanralili Kabupaten Maros adalah Rp.
103.732.470 untuk jelasnya dapat dilihat pada tabel 1. Di bawah ini
Tabel 1. Modal Investasi Usaha Peternakan Kecamatan Tanralili
No Jenis Modal Investasi Nilai invetasi
1 Tanah Rp 22.346.875
2 Kandang Rp 71.343.750
3 Tempat Pakan Rp 4.427.313
4 Tempat Minum Rp 4.498.125
5 Instlasi Listrik Rp 806.250
6 Skop Rp 60.313
7 Gerobak Rp 249.844
8 Jumlah Rp 103.732.470
Sumber : data primer penelitian setelah di kelola 2012
Biaya yang terbesar adalah rata-rata biaya investasi kandang sebesar Rp
71.343.750, nilai ini sebenarnya dapat lebih besar jika peternak menghitung dengan
baik peralatan yang dipakai. Peternak tidak menperhitungkan bahan yang dipakai
oleh karena ada yang tidak dibeli, terutama rangka kayu dimana sebagian besar
diperoleh dari kebun sendiri.
Biaya rata-rata terbesar kedua adalah biaya investasi tanah, yaitu Rp
22.346.875 , selanjutnya adalah biaya tempat pakan dan tempat air minum masing-
3
Journal : AgribisnisVolume1.No. 2. September2012, hal 56-67
Diterbitkanoleh:SekolahTinggi IlmuPertanian (STIPER) Maros,YayasanPerguruanIslam
Maros
masing adalah Rp 4.427.313 dan Rp 4.498.125. Biaya instlasi listrik rata-rata adalah
Rp 806.250, sedangkan biaya investasi air minum tidak ada oleh karena mereka
memperoleh air minum langsung dari sumur padahal mereka memiliki pipa-pipa air
yang menghubungkan antara sumur dengan kandang. Biaya skop adalah Rp 60.313
dan biaya gerobak rata-rata sebesar Rp 249.844
2. Biaya Tetap
Biaya tetap digunakan oleh peternak untuk membiayai biaya penyusutan
kandang, peralatan ternak dan biaya bunga bank. Biaya penyusutan ini dihitung
selama lima tahun yaitu disesuaikan dengan umur teknis dan efisiensi dari kandang
dan peralatan yaitu sekitar lima tahun. Rincian Biaya penyusutan dapat dpilihat pada
tabel 2 di bawah ini.
Tabel 2. Biaya Penyusutan Usaha Peternkan Kecamatan Tanralili
No
Jenis Modal
Investasi Nilai invetasi Penyusutan/tahun Penyusutan/bulan
1 Tanah Rp 22.346.875 Rp 4.469.375 Rp 372.448
2 Kandang Rp 71.343.750 Rp 14.268.750 Rp 1.189.063
3 Tempat Pakan Rp 4.427.313 Rp 885.463 Rp 73.789
4 Tempat Minum Rp 4.498.125 Rp 899.625 Rp 74.969
5 Instlasi Listrik Rp 806.250 Rp 161.250 Rp 13.438
6 Skop Rp 60.313 Rp 12.063 Rp 1.005
7 Gerobak Rp 249.844 Rp 49.969 Rp 4.164
8 Jumlah Rp 103.732.470 Rp 20.746.494 Rp 1.728.875
Sumber : Data primer Penelitian setelah dikelola 2012
Pada tabel di atas terlihat biaya penyusutan terbesar adalah biaya kandang
yaitu Rp 1.189.063, selanjutnya adalah biaya penyusutan dari tanah yaitu Rp.
372.448, kemudian disusul oleh biaya penyusutan dari tempat air minum yaitu Rp
74.969, lalu berikutnya berturut-turut diikuti oleh penyusutan dari tempat pakan,
instlasi listrik, skop dan gerobak masing-masing besarnya adalah Rp 13.438, Rp
1.005 dan Rp 4.164 sehingga diperoleh banyaknya penyusutan yang harus dibayar
oleh peternak adalah Rp 20.746.494/tahun selama lima tahun dan jika dibayar
perbulan selama lima tahun maka peternak harus membayar sebanyak Rp
1.728.875/bulan
Biaya tetap yang digunakan untuk membayar bunga bank, tidak ada karena
peternak tidak dapat menyampaikan seberapa banyak uang yang mereka pinjam di
bank.
Biaya penyusutan ini diharapkan dapat disimpan oleh peternak untuk
persiapan memperbahurui kandang dan peralatan ternak lima tahun yang akan datang
agar usaha masih dapat berlanjut.
4
Journal : AgribisnisVolume1.No. 2. September2012, hal 56-67
Diterbitkanoleh:SekolahTinggi IlmuPertanian (STIPER) Maros,YayasanPerguruanIslam
Maros
3. Biaya Operasional
Modal opersional yang digunakan oleh peternak ayam potong di kecamatan
Tanralili adalah biaya rekening listrik kandang, sanitasi kandang dan litter atau alas
kandang.
Besar rata- rata biaya opersional usaha peternakan ayam potong di kecamatan
tanralili untuk bibit/DOC adalah Rp 21.900.781, untuk biaya pakan rata-rata Rp
59.118.141, biaya untuk obat/vaksin rata-rata Rp 1.510. 109, biaya operasional
untuk rekening listrik sebanyak Rp 147.813 , biaya operasional air minum tidak ada
karena air diperoleh langsung dari sumur tidak melalui PDAM, biaya air minum ini
sebetulnya ada karena air dipompa melalui pompa air sehingga membutuhkan listrik
hanya biaya ini sudah dibebankan kepada biaya listrik. Biaya lain adalah tenaga kerja
yang rata-rata besarnya adalah Rp 1.530.909 , selanjutnya biaya gas untuk pemanasan
ayam adalah Rp 716.613 ,biaya sekam Rp 247.318 dan sewa lahan Rp 14.141 . Dari
semua biaya opersional yang dibiayai oleh peternak di ketahui rekapitulasinya adalah
Rp 85.185.825 , lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3, di bawah ini.
Tabel 3. Modal opersional Usaha Ayam potong Kecamatan Tanralili
No Jenis Pembiayaan Banyaknya Pembiayaan
1 Bibit /DOC Rp 21.900.781
2 Pakan Rp 59.118.141
3 Obat/Vaksin Rp 1.510.109
4 Rekening Listrik Rp 147.813
5 Rekening Air Rp -
6 Tenaga Kerja Rp 1.530.909
7 Gas Rp 716.613
8 Sekam Rp 247.318
9 Sewa Lahan Rp 14.141
10 Jumlah Rp 85.185.825
Sumber : Data Primer Penelitian setelah di kelola 2012
4. Rekapitulasi Biaya Usaha Peternakan Ayam Potong
Rekapitulasi biaya yang digunakan pada usaha peternakan ayam potong terdiri
dari biaya investasi, Biaya tetap, dan biaya operasional dapat dilihat pada tabel 4 di
bawah ini.
Tabel 4. Rekapitulasi Modal yang dibutuhkan Peternak Kecamatan Tanralili
No. Jenis Modal Banyaknya (Rp)
1. Investasi Rp 103.732.470
5
Journal : AgribisnisVolume1.No. 2. September2012, hal 56-67
Diterbitkanoleh:SekolahTinggi IlmuPertanian (STIPER) Maros,YayasanPerguruanIslam
Maros
2. Operasional Rp 85.185.825
3. Biaya Tetap Rp 1.728.875
Jumlah
Rp 190.647.170
Sumber :data primer penelitian
Biaya investasi peternak ayam potong kecamatan Tanralili adalah Rp
103.732.470, biaya tetap adalah Rp 1.728.875, dan biaya operasional adalah Rp
85.185.825, sehingga diketahui rekapitulasi biaya yang dibutuhkan oleh peternak
untuk memelihara ayam 4015,625 ekor adalah Rp 190.647.170.
B. Pendapatan Usaha Peternakan Ayam Potong
Sumber penerimaan peternak ayam potong kecamatan Tanralili terdiri atas tiga
bagian yaitu penjualan ternak, indeks performance (IP)/selisih pasar dan penjualan
pupuk kandang
a. Penjualan Ternak
Penerimaan dari penjualan ternak adalah total penjualan peternak dari ayam
ditimbang dikalikan dengan harga kontrak dengan mitra atau dapat dihitung
dengan rumus :
Penerimaan penjualan ternak = Total timbangan ayam x harga kontrak
Harga penjualan peternak berupa berat hidup ternak yang dipelihara
bervariasi harganya seusai dengan kesepakatan antara peternak dengan mitra
pengusaha peternakan, dimana harga ayam hidup semakin berat, harga jual ayam
hidup semakin kecil harga jualnya. Ketentuan ini tentu agak merugikan peternak
karena semakin besar ayam konsumsi pakan semakin besar, sementara harga
semakin kecil, seharusnya harga ayam yang besar semakin besar untuk mengimbangi
konsumsi ayam atau kebutuhan ayam, perahatikan hasil kesepakatan harga berat
hidup ayam antara peternak dengan pengusaha pada tabel 5 berikut :
Tabel 5. Harga kesepakatan berat hidup ayam
No. Kesepatan berat badan sehat
Nilai ayam hidup–minimum
(Rp/Kg)
1. Lebih kecil dari 1,40 kg Rp. 14.305
2. 1,40 - 1,49 kg Rp. 14.075
3. 1,50 - 1,59 kg Rp . 13.860
4. 1,60 - 1,69 kg Rp. 13.665
5. 1,70 - 1,79 kg Rp. 13.515
6. 1,80 - 1,89 kg Rp. 13.410
7. 1,90 - 1,99 kg Rp. 13.390
6
Journal : AgribisnisVolume1.No. 2. September2012, hal 56-67
Diterbitkanoleh:SekolahTinggi IlmuPertanian (STIPER) Maros,YayasanPerguruanIslam
Maros
No. Kesepatan berat badan sehat
Nilai ayam hidup–minimum
(Rp/Kg)
8. 2,00 - 2.09 kg Rp. 13.370
9. 2,10 - 2,19 kg Rp. 13.350
10. 2,20 - 2.29 kg Rp. 13.330
11.
Lebih besar atau sama dengan
2,30 kg
Rp. 13.310
Rata-rata Harga/kg berat hidup Rp. 13.598
Sumber : Data skeunder Kesepakatan peternak dengan perusahaan mitra
Dari tabel 5 di atas dapat ketahui bahwa ada 11 variasi harga yang telah
disepakati antara peternak dengan perusahaan mitra yaitu ayam yang beratnya Lebih
kecil dari 1,40 kg harganya Rp. 14.305, berat ayam hidup antara 1,40 - 1,49 kg
harganya Rp. 14.075, berat ayam hidup antara1,50 - 1,59 kg harganya Rp . 13.860,
berat ayam hidup antara 1,60 - 1,69 kg harganya Rp.13.665, berat ayam hidup
antara 1,70 - 1,79 kg harganya Rp.13.515, berat ayam hidup antara 1,80 - 1,89 kg
harganya Rp. 13.410, berat ayam hidup antara 1,90 - 1,99 kg harganya Rp.
13.390, berat ayam hidup antara 2,00 - 2.09 kg harganya Rp. 13.370, berat
ayam hidup antara 2,10 - 2,19 kg harganya Rp. 13.350, berat ayam hidup antara
2,20 - 2.29 kg harganya Rp. 13.330 dan Lebih besar atau sama dengan 2,30 kg
harganya adalah Rp. 13.310. Harga terbesar dari berat hidup adalah ayam memiliki
berat lebih kecil dari 1,40 kg yaitu Rp. 14.305, sedangkan harga termurah dari berat
hidup adalah yang memiliki berat Lebih besar atau sama dengan 2,30 kg yaitu Rp.
13.310, dari sebelas tingkatan harga jika dirata-ratakan akan diperoleh harga Rp.
13.598 per kilo gram ber hidup.
Pendapatan peternak dapat lebih besar lagi jika ayam yang dipelihara dapat
diangkat sekaligus oleh perusahaan mitra, pada kondisi berat ayam masih sekitar
1,40 kg sebab konsumsi pakan ternak masih kurang dan harga masih tinggi yaitu
sekitar Rp. 14.305 per kilogram berat hidup jika dibanding ayam diangkat secara
bergelombang, dimana konsumsi ayam semakin meningkat sebanding dengan
pertambahan berat badannya, apalagi jika berat ayam sudah melebih 2,30 kg maka
harga ayam akan tembus pada harga terendah. Hal ini memerlukan komitmen dari
pengusaha mitra agar berusaha memanen ayam peternak pada umur ayam mencapai
berat sekitar 1,40 kg agar peternak tidak mengeluarkan biaya pakan terlalu banyak
dan peternak mendapat kan harga kontrak yang paling tinggi yaitu sekitar Rp. 14.305
per kilogram berat hidup.
Penjualan ternak dari usaha ternak ayam diperoleh rata-rata penerimaan dari
hasil penjualan ternak ayam Rp 93.619.674.
b. Indeks Performance (IP) dan selisihPasar
Salah satu penerimaan dari peternak adalah dihitung besar indeks Performance
atau IP yang dikalikan dengan berat ayam hidup yang dipanen. Nilai IP ini biasanya
7
Journal : AgribisnisVolume1.No. 2. September2012, hal 56-67
Diterbitkanoleh:SekolahTinggi IlmuPertanian (STIPER) Maros,YayasanPerguruanIslam
Maros
digunakan untuk menentukan nilai insentif/ bonus bagi peternak (bagi kemitraan)
maupun pekerja kandang. Berikut rumus indeks performan (IP) tersebut.
Keterangan :
IP : Indeks performan usaha peternakan ayam potong
D : persentase deplesi (%)
BB : bobot badan rata-rata saat panen usaha ayam potong (kg)
FCR : feed conversion ratio usaha ayam potong
A/U : umur rata-rata ayam yang di panen (hari)
Standar IP yang baik ialah di atas 300. Oleh karena itu, semakin tinggi nilai IP
maka semakin berhasil suatu peternakan broiler tersebut. Rata-rata penerimaan dari
IP/selisih pasar dari peternak ayam potong kecamatan Tanrlili Kabupaten Maros
adalah Rp 414.874 , Perhatikan tabel lampiran 2.
Untuk meningkatkan IP, agar peternak dapat memperoleh nilai IP yang tinggi
yang selanjutnya akan meningkatkan tambahan maka peternak harus berusaha
mengurangi presentasi depresi (D) dengan cara berusaha mengurangi morthalitas
ayam karena presentasi depresi (D) diperoloeh dengan mengurangi populasi awal
dengan populasi akhir dibagi populasi awal dikali 100%, yang kedua adalah berusaha
meningkatkan bobot badan rata-rata (BB) dimana bobot badan rata-rata diperoleh
dengan cara membagi antara berat ayam dengan jumlah ayam yang dipanen, yang
ketiga adalah berusaha mengurangi FCR (feed convertion rate) yang merupakan
perbandingan antara jumlah pakan yang dikonsumsi dengan berat ayam panen dan
yang keempat adalah berusaha memperkecil umur rata-rata ayam yang dipanen.
Jadi untuk mendapatkan nilai Indeks Perfomance (IP) yang tinggi agar
peternak ayam potong mendapatkan pendapatan tambahan yang tinggi maka petenak
harus berusaha mengurangi morthalitas yaitu kematian ayam, berusaha
meningkatkan bobot badan ayam, berusaha melakukan efisiensi dalam penggunaan
pakan dan berusaha agar waktu panen tidak dilakukan berkali-kali tetapi diusahakan
agar ayam dipanen dalam waktu yang bersamaan.
Penerimaan lain dari peternak adalah selisih pasar yaitu bonus yang diperoleh
peternak apabila harga pasar lebih tinggi dari harga kontrak, bonus ini jarang
diperoleh peternak dan terkesan dirahasiakan oleh perusahaan mitra, lagi pula kondisi
harga yang tinggi tidak menentu, hanya dimusim-musim tertentu saja misalnya pada
bulan puasa dan haji serta momen tahun baru.
c. Pupuk Kandang
Penerimaan lain yang dapat diperoleh peternak ayam potong adalah berasal
dari kotoran ayam yang biasa disebut pupuk kandang, pupuk kandang ini diambil
setelah ayam panen sekaligus untuk membersihkan kandang guna persiapan
pemerliharaan selanjutnya. Pupuk kandang ini dimasukkan ke dalam karung dan
dijual perkarung, rata-rata pupuk kandang yang diperoleh peternak adalah 105
8
Journal : AgribisnisVolume1.No. 2. September2012, hal 56-67
Diterbitkanoleh:SekolahTinggi IlmuPertanian (STIPER) Maros,YayasanPerguruanIslam
Maros
karung, dengan harga penjulan perkarung rata-rata harganya Rp 3.253 sehingga
peternak ayam potong di kecamatan Tanralili memperoleh penerimaan dari hasil
penjualan pupuk kandang ternaknya Rp. 344.609 per periode pemeliharaan, untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel lampiran 3
Penerimaan dari hasil penjualan pupuk kandang ini dapat meningkat jika
ayam yang dipelihara, masa pemeliharaannya lama atau ayam dijual pada kondisi
ayam besar sehingga pupuk kandang yang diproduksi banyak. Disamping itu
peternak akan memperoleh total penerimaan penjualan dari ayam yang besar, dengan
syarat jangan melebihi umur pertumbuhan karna jika lewat dari umur pertumbuhan
maka peternak akan boros di makanan dimana ayam banyak makan tetapi sudah
berhenti pertumbuhan, sehingga peternak dapat rugi dari makanan.
Hal lain yang dapat meningkatkan penerimaan peternak dari hasil pupuk
kandang ini adalah jika peternak dapat melakukan rekayasa terhadap pupuk
kandang mereka yaitu melakukan rekayasa , dengan cara melakukan pembuatan
pupuk kompos atau pupuk organik, untuk itu diharapkan ada keterlibatan pihak
pemerintah dalam hal ini dinas terkait yaitu dinas perikanan dan peternakan
memberikan bimbingan teknis dalam pembuatan pupuk kompos atau pupuk organik,
yang selama ini pihak dinas perikanan dan peternakan terkesan berlepas diri karena
merasa para peternak telah mendapat bimbingan dari pengusaha mitra, padahal
pemerintah dapat melakukan kolaborasi dengan pihak pengusaha mitra untuk
meningkatkan keahlian (skill) peternak dalam hal lain.
d. Total Penerimaan Peternak
Total penerimaan peternak adalah akumulasi dari penerimaan peternak yang
terdiri dari penerimaan hasil penjualan peternak ditambah indeks performance
peternak ditambah penerimaan hasil penjualan pupuk kandang yang berasal dari
pupuk kandang ayam potong. Secara keseluruhan total penerimaan peternak ayam
potong dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Pdt = (Pd + IP + PK)
Dimana :
Pdt = total penerimaan peternak
Pd = Penerimaan peternak hasil penjualan ayam
IP = indeks performance peternak
PK = Penjualan pupuk kandang
Berdasarkan analisis di atas maka diperoleh rata-rata total penerimaan usaha
peternakan ayam potong di kecamatan Tanralili Kabupaten Maros adalah Rp
94.379.157 , untuk jelasnya dapat dilihat pada tabel 20.
Tabel 20. Total penerimaan peternak
No Jenis Penerimaan Banyaknya Penerimaan
1 Penjualan Ayam Rp 93.619.674
2 Penjualan Pupuk Kandang Rp 344.609
9
Journal : AgribisnisVolume1.No. 2. September2012, hal 56-67
Diterbitkanoleh:SekolahTinggi IlmuPertanian (STIPER) Maros,YayasanPerguruanIslam
Maros
3 IP/Selisih Pasar Rp 414.874
4 Jumlah Rp 94.379.157
Data primer penelitian setelah di kelola 2012
e. Pendapatan Peternak
Pendapatan peternak adalah total penerimaan dari peternak yaitu hasil
penjualan ternak ditambah indeks performance (IP) /selisih pasar dan penjualan
pupuk kandang dikurangi biaya variable dan biaya tetap, sebagaimana yang
dikemukan oleh Soekartawi (1995) bahwa pendapatan dapat ditentukan dengan
menggunakan rumus :
Pd = TR – TC, jika ini terapkan pada usaha peternakan ayam potong dikecamatan
Tanralili Kabupaten Maros maka rumus ini berubah menjadi :
Pd = Pdt - TC , sehingga jika penerimaan dari hasil penjualan ternak adalah Rp
93.619.674, penerimaan dari hasil penjualan pupuk adalah Rp 344.609 dan
penerimaan dari IP/selisih pasar adalah Rp 414.874 dan biaya operasional dan
penyusutan masing-masing adalah Rp 85.185.825 dan Rp 1.728.875.
Jadi dari data ini maka dapat diketahui total pendapatan peternak Kecamatan
Tanralili kabupaten Maros yaitu :
Pd = (Rp 93.619.674 + Rp 344.609 + Rp 414.874) – (Rp 85.185.825 + Rp
1.728. 875), sehingga pendapatan peternak adalah Rp 7.464.457
C. R/ C Ratio
Berdasarkan analisis R/ C ratio terhadap usaha peternakan ayam potong di
kecamatan Tanralili Kabupaten Maros dengan menggunakan rumus R/C Ratio ,
menurut Soekartawi (1995) sebagai berikut :
Dimana :
TR = Total pendapatan peternak ayam potong
TC = Total biaya peternak ayam potong
Dengna Kriteria: R/C > 1 : Usaha menguntungkan
R/C = 1 : Usaha tidak untung tidak rugi
R/C < 1 : Usaha tidak menguntungkan
Berdasarkan perhitungan R/C ratio diperoleh nilai rata-rata R/C ratio sebesar 1,1 .
R/C Ratio ini menunjukkan bahwa usaha peternakan ayam potong di Kecamatan
Tanralili Kabupaten Maros dinyatakan menguntungkan sehingga layak diusahakan.
KESIMPULAN DAN SARAN
TC
TR
RatioCostReturn 
10
Journal : AgribisnisVolume1.No. 2. September2012, hal 56-67
Diterbitkanoleh:SekolahTinggi IlmuPertanian (STIPER) Maros,YayasanPerguruanIslam
Maros
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan, maka diperoleh
kesimpulan sebagai berikut :
1. Pendapatan peternak pola mitra dikecamatan Tanralili adalah Rp 7.464.457
per periode pemeliharaan.
2. Analisis R/C ratio diperoleh lebih besar dari 1 ( R/c ratio > 1,1), berarti usaha
ayam potong di kecamatan Tanralili Kabupaten Maros secara finangsial
menguntungkan
B. Saran
1. Untuk memperbesar pendapatan usaha peternakan pola mitra di kecamatan
Tanralili maka peternak harus berusaha menghemat penggunaan obat-obatan
dan penggunaan pakan.
2. Peternak dapat meningkatkan nilai produk ternak berupa pupuk kandang
menjadi pupuk olahan organik (kompos)
3. Agar pemerintah turut memberikan pelatihan-pelatihan kepada peternak untuk
meningkatkan keterampilan peternak, mengingat minimnya pendidikan
peternak.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2011 . Faktor Ekonomi yang Mempengaruhi Tipe Usaha Ternak.
http://www.dombazone.com
…………., 2011.Survei Komoditas Penyumbang Inflasi Daging Ayam Ras
http://banking.blog.gunadarma.ac.id.
………......2012 pengertian pendapatan http://id.shvoong.com/writing-and-
speaking/presenting/2061554-/#ixzz1mL9MTYxA 14/2/2012)
Dumairy. 1999. Perekonomian Indonesia. Jakarta:Erlangga
Eviyati, R., 2005. “Tinjauan Agribisnis Peternakan”. Jurnal Agrijati 1 (1), Desember
2005:30-37.
Gumbira, E, 2004.Manajemen Agribisnis.Ghalia Indonesia, Jakarta
Machfoeds,M. 2007. Pengantar bisnis modern.Andi Yogyakarta
Musa, AP dkk. 2004. Prencanaan dan Evaluasi Proyek Perikanan.Hasanuddin
University Press (LEPHAS). Makassar
Paul A. Samuelson dan William D. Nordhaus, 1995. Mikro Ekonomi, Erlannga,
Jakarta,
Rahayu dkk, 2011.Panduan Lengkap ayam. Penebar Swadaya.Jakarta.
Rasyaf,M. 1995. Beternak Ayam Pedaging. PT. Penebar swadaya, Anggota IKAPI,
Jakarta.
Samuelson, A.P dan Nordhaus, W.P. 1995. Economic. 15th edition new York; Mc
Graw-Hill.
Siagian, .R 1993. Agribisnis Seri VI. Badan Pendidikan dan Latihan Pertanian.
Departemen Pertanian.
………... 2003. Pengantar Manajemen Agribisnis. Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta.
11
Journal : AgribisnisVolume1.No. 2. September2012, hal 56-67
Diterbitkanoleh:SekolahTinggi IlmuPertanian (STIPER) Maros,YayasanPerguruanIslam
Maros
Soekartawi, 1995. Analisis Usahatani, UI Press, Jakarta.
Sugiyono, 2011. Statistika Untuk Penelitian.Alfabeta. Bandung

More Related Content

What's hot

OPTIMISASI EKONOMI
OPTIMISASI EKONOMIOPTIMISASI EKONOMI
OPTIMISASI EKONOMIsischayank
 
Pertumbuhan Ekonomi dan Pembangunan Ekonomi
Pertumbuhan Ekonomi dan Pembangunan EkonomiPertumbuhan Ekonomi dan Pembangunan Ekonomi
Pertumbuhan Ekonomi dan Pembangunan EkonomiLianita Dian
 
Jenis-Jenis Itik Di Dunia & Indonesia
Jenis-Jenis Itik Di Dunia & IndonesiaJenis-Jenis Itik Di Dunia & Indonesia
Jenis-Jenis Itik Di Dunia & IndonesiaLou Ayy Alzamakhsyari
 
Artikel Perbandingan sistem ekonomi (ekonomi sosialis)
Artikel Perbandingan sistem ekonomi (ekonomi sosialis)Artikel Perbandingan sistem ekonomi (ekonomi sosialis)
Artikel Perbandingan sistem ekonomi (ekonomi sosialis)Irvan Berutu
 
Sni 3178-2013-dedak-padi-bahan-pakan-ternak
Sni 3178-2013-dedak-padi-bahan-pakan-ternakSni 3178-2013-dedak-padi-bahan-pakan-ternak
Sni 3178-2013-dedak-padi-bahan-pakan-ternakDediKusmana2
 
Indikator keberhasilan pembangunan ekonomi
Indikator keberhasilan pembangunan ekonomiIndikator keberhasilan pembangunan ekonomi
Indikator keberhasilan pembangunan ekonomiPark Kyung
 
Laporan fieldtrip usaha tani
Laporan fieldtrip usaha taniLaporan fieldtrip usaha tani
Laporan fieldtrip usaha tanifahmiganteng
 
Bagian kromosom dan fungsinya
Bagian kromosom dan fungsinyaBagian kromosom dan fungsinya
Bagian kromosom dan fungsinyaMahogany Cutez
 
V. adaptasi lingkungan dalam peternakan
V. adaptasi lingkungan dalam peternakanV. adaptasi lingkungan dalam peternakan
V. adaptasi lingkungan dalam peternakanGusti Rusmayadi
 
Strategi Vaksinasi Lumpy Skin Disease (LSD) - Ditkeswan-AIHSP, 4-6 Januari 2022
Strategi Vaksinasi Lumpy Skin Disease (LSD) - Ditkeswan-AIHSP, 4-6 Januari 2022Strategi Vaksinasi Lumpy Skin Disease (LSD) - Ditkeswan-AIHSP, 4-6 Januari 2022
Strategi Vaksinasi Lumpy Skin Disease (LSD) - Ditkeswan-AIHSP, 4-6 Januari 2022Tata Naipospos
 
Bab i gambaran umum pi
Bab i gambaran umum piBab i gambaran umum pi
Bab i gambaran umum piSinta Lestari
 
Teori ekonomi klasik Adam Smith
Teori ekonomi klasik Adam SmithTeori ekonomi klasik Adam Smith
Teori ekonomi klasik Adam SmithJesika Amanda
 
Ancaman pemanasan global oleh hewan ternak
Ancaman pemanasan global oleh hewan ternakAncaman pemanasan global oleh hewan ternak
Ancaman pemanasan global oleh hewan ternakEco Chem
 
Edraw Mind Map Pendapatan nasional 2
Edraw Mind Map Pendapatan nasional 2Edraw Mind Map Pendapatan nasional 2
Edraw Mind Map Pendapatan nasional 2Putri Devi Siswandani
 

What's hot (20)

OPTIMISASI EKONOMI
OPTIMISASI EKONOMIOPTIMISASI EKONOMI
OPTIMISASI EKONOMI
 
Proposal kewirausahaan b
Proposal  kewirausahaan bProposal  kewirausahaan b
Proposal kewirausahaan b
 
Pertumbuhan Ekonomi dan Pembangunan Ekonomi
Pertumbuhan Ekonomi dan Pembangunan EkonomiPertumbuhan Ekonomi dan Pembangunan Ekonomi
Pertumbuhan Ekonomi dan Pembangunan Ekonomi
 
Ekonomi pertanian 2012
Ekonomi pertanian 2012Ekonomi pertanian 2012
Ekonomi pertanian 2012
 
Jenis-Jenis Itik Di Dunia & Indonesia
Jenis-Jenis Itik Di Dunia & IndonesiaJenis-Jenis Itik Di Dunia & Indonesia
Jenis-Jenis Itik Di Dunia & Indonesia
 
Artikel Perbandingan sistem ekonomi (ekonomi sosialis)
Artikel Perbandingan sistem ekonomi (ekonomi sosialis)Artikel Perbandingan sistem ekonomi (ekonomi sosialis)
Artikel Perbandingan sistem ekonomi (ekonomi sosialis)
 
Sni 3178-2013-dedak-padi-bahan-pakan-ternak
Sni 3178-2013-dedak-padi-bahan-pakan-ternakSni 3178-2013-dedak-padi-bahan-pakan-ternak
Sni 3178-2013-dedak-padi-bahan-pakan-ternak
 
Indikator keberhasilan pembangunan ekonomi
Indikator keberhasilan pembangunan ekonomiIndikator keberhasilan pembangunan ekonomi
Indikator keberhasilan pembangunan ekonomi
 
Laporan fieldtrip usaha tani
Laporan fieldtrip usaha taniLaporan fieldtrip usaha tani
Laporan fieldtrip usaha tani
 
Bagian kromosom dan fungsinya
Bagian kromosom dan fungsinyaBagian kromosom dan fungsinya
Bagian kromosom dan fungsinya
 
Bab ii fungsi fungsi tataniaga
Bab ii fungsi fungsi tataniagaBab ii fungsi fungsi tataniaga
Bab ii fungsi fungsi tataniaga
 
V. adaptasi lingkungan dalam peternakan
V. adaptasi lingkungan dalam peternakanV. adaptasi lingkungan dalam peternakan
V. adaptasi lingkungan dalam peternakan
 
Peralatan Kandang Sapi Potong
Peralatan Kandang Sapi PotongPeralatan Kandang Sapi Potong
Peralatan Kandang Sapi Potong
 
Biaya peluang x iis2 stc1
Biaya peluang x iis2 stc1Biaya peluang x iis2 stc1
Biaya peluang x iis2 stc1
 
Strategi Vaksinasi Lumpy Skin Disease (LSD) - Ditkeswan-AIHSP, 4-6 Januari 2022
Strategi Vaksinasi Lumpy Skin Disease (LSD) - Ditkeswan-AIHSP, 4-6 Januari 2022Strategi Vaksinasi Lumpy Skin Disease (LSD) - Ditkeswan-AIHSP, 4-6 Januari 2022
Strategi Vaksinasi Lumpy Skin Disease (LSD) - Ditkeswan-AIHSP, 4-6 Januari 2022
 
Ecologi gulma
Ecologi gulmaEcologi gulma
Ecologi gulma
 
Bab i gambaran umum pi
Bab i gambaran umum piBab i gambaran umum pi
Bab i gambaran umum pi
 
Teori ekonomi klasik Adam Smith
Teori ekonomi klasik Adam SmithTeori ekonomi klasik Adam Smith
Teori ekonomi klasik Adam Smith
 
Ancaman pemanasan global oleh hewan ternak
Ancaman pemanasan global oleh hewan ternakAncaman pemanasan global oleh hewan ternak
Ancaman pemanasan global oleh hewan ternak
 
Edraw Mind Map Pendapatan nasional 2
Edraw Mind Map Pendapatan nasional 2Edraw Mind Map Pendapatan nasional 2
Edraw Mind Map Pendapatan nasional 2
 

Similar to ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM POTONG POLA MITRA (Studi Kasus di Kecamatan Tanralili Kabupaten Maros.)

Analisis investasi usaha ternak kerbau di kecamatan welahan kabupaten jepara
Analisis investasi usaha ternak kerbau di kecamatan welahan kabupaten jeparaAnalisis investasi usaha ternak kerbau di kecamatan welahan kabupaten jepara
Analisis investasi usaha ternak kerbau di kecamatan welahan kabupaten jeparaUniversitas Muhadi Setiabudi
 
Jurnal 3-optimasi-penentuan-kesepakatan-harga-nilam-pada-rantai-pasok-minyak
Jurnal 3-optimasi-penentuan-kesepakatan-harga-nilam-pada-rantai-pasok-minyakJurnal 3-optimasi-penentuan-kesepakatan-harga-nilam-pada-rantai-pasok-minyak
Jurnal 3-optimasi-penentuan-kesepakatan-harga-nilam-pada-rantai-pasok-minyakAyu Fitria
 
analisis ppotensi dan prospek nilam di aceh utara 281019.pptx
analisis ppotensi dan prospek nilam di aceh utara 281019.pptxanalisis ppotensi dan prospek nilam di aceh utara 281019.pptx
analisis ppotensi dan prospek nilam di aceh utara 281019.pptxnuruliadimitha1
 
Presentasi proposal skripsi
Presentasi proposal skripsiPresentasi proposal skripsi
Presentasi proposal skripsiErick Syaputra
 
Boy ichsan (30401275)
Boy ichsan (30401275)Boy ichsan (30401275)
Boy ichsan (30401275)wyndriayu
 
7021 11946-1-sm
7021 11946-1-sm7021 11946-1-sm
7021 11946-1-smRfie Lei
 
APLIKASI MANAJEMEN USAHA TANI WORTEL.pptx
APLIKASI MANAJEMEN USAHA TANI WORTEL.pptxAPLIKASI MANAJEMEN USAHA TANI WORTEL.pptx
APLIKASI MANAJEMEN USAHA TANI WORTEL.pptxssuser7380c4
 
PROPOSAL USAHA PENGOLAHAN SAGU.pptx
PROPOSAL USAHA PENGOLAHAN SAGU.pptxPROPOSAL USAHA PENGOLAHAN SAGU.pptx
PROPOSAL USAHA PENGOLAHAN SAGU.pptxputri894680
 
Jurnal manajemen agribisnis vol. 11 no. 3 juli 2011
Jurnal manajemen agribisnis vol. 11 no. 3  juli 2011Jurnal manajemen agribisnis vol. 11 no. 3  juli 2011
Jurnal manajemen agribisnis vol. 11 no. 3 juli 2011Univ. Kahuripan Kediri
 
Biaya dan Pendapatan Usaha Babi Panggang di Desa Daru Kecamatan Kao Utara
Biaya dan Pendapatan Usaha Babi Panggang di Desa Daru Kecamatan Kao UtaraBiaya dan Pendapatan Usaha Babi Panggang di Desa Daru Kecamatan Kao Utara
Biaya dan Pendapatan Usaha Babi Panggang di Desa Daru Kecamatan Kao UtaraZeth Patty
 
Infrastruktur kelembagaan fgd serasi (yuti)
Infrastruktur kelembagaan   fgd serasi (yuti)Infrastruktur kelembagaan   fgd serasi (yuti)
Infrastruktur kelembagaan fgd serasi (yuti)Syahyuti Si-Buyuang
 
Muhamad zulfahmi fst
Muhamad zulfahmi fstMuhamad zulfahmi fst
Muhamad zulfahmi fstDadan Rosana
 

Similar to ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM POTONG POLA MITRA (Studi Kasus di Kecamatan Tanralili Kabupaten Maros.) (20)

Analisis investasi usaha ternak kerbau di kecamatan welahan kabupaten jepara
Analisis investasi usaha ternak kerbau di kecamatan welahan kabupaten jeparaAnalisis investasi usaha ternak kerbau di kecamatan welahan kabupaten jepara
Analisis investasi usaha ternak kerbau di kecamatan welahan kabupaten jepara
 
Jurnal 3-optimasi-penentuan-kesepakatan-harga-nilam-pada-rantai-pasok-minyak
Jurnal 3-optimasi-penentuan-kesepakatan-harga-nilam-pada-rantai-pasok-minyakJurnal 3-optimasi-penentuan-kesepakatan-harga-nilam-pada-rantai-pasok-minyak
Jurnal 3-optimasi-penentuan-kesepakatan-harga-nilam-pada-rantai-pasok-minyak
 
analisis ppotensi dan prospek nilam di aceh utara 281019.pptx
analisis ppotensi dan prospek nilam di aceh utara 281019.pptxanalisis ppotensi dan prospek nilam di aceh utara 281019.pptx
analisis ppotensi dan prospek nilam di aceh utara 281019.pptx
 
Presentasi proposal skripsi
Presentasi proposal skripsiPresentasi proposal skripsi
Presentasi proposal skripsi
 
Boy ichsan (30401275)
Boy ichsan (30401275)Boy ichsan (30401275)
Boy ichsan (30401275)
 
7021 11946-1-sm
7021 11946-1-sm7021 11946-1-sm
7021 11946-1-sm
 
Puji 2
Puji 2Puji 2
Puji 2
 
Puji 2
Puji 2Puji 2
Puji 2
 
APLIKASI MANAJEMEN USAHA TANI WORTEL.pptx
APLIKASI MANAJEMEN USAHA TANI WORTEL.pptxAPLIKASI MANAJEMEN USAHA TANI WORTEL.pptx
APLIKASI MANAJEMEN USAHA TANI WORTEL.pptx
 
PROPOSAL USAHA PENGOLAHAN SAGU.pptx
PROPOSAL USAHA PENGOLAHAN SAGU.pptxPROPOSAL USAHA PENGOLAHAN SAGU.pptx
PROPOSAL USAHA PENGOLAHAN SAGU.pptx
 
Jurnal manajemen agribisnis vol. 11 no. 3 juli 2011
Jurnal manajemen agribisnis vol. 11 no. 3  juli 2011Jurnal manajemen agribisnis vol. 11 no. 3  juli 2011
Jurnal manajemen agribisnis vol. 11 no. 3 juli 2011
 
Biaya dan Pendapatan Usaha Babi Panggang di Desa Daru Kecamatan Kao Utara
Biaya dan Pendapatan Usaha Babi Panggang di Desa Daru Kecamatan Kao UtaraBiaya dan Pendapatan Usaha Babi Panggang di Desa Daru Kecamatan Kao Utara
Biaya dan Pendapatan Usaha Babi Panggang di Desa Daru Kecamatan Kao Utara
 
Infrastruktur kelembagaan fgd serasi (yuti)
Infrastruktur kelembagaan   fgd serasi (yuti)Infrastruktur kelembagaan   fgd serasi (yuti)
Infrastruktur kelembagaan fgd serasi (yuti)
 
Proposal pho
Proposal phoProposal pho
Proposal pho
 
Makalah usaha kripik singkong
Makalah usaha kripik singkongMakalah usaha kripik singkong
Makalah usaha kripik singkong
 
Makalah usaha kripik singkong
Makalah usaha kripik singkongMakalah usaha kripik singkong
Makalah usaha kripik singkong
 
Makalah usaha kripik singkong
Makalah usaha kripik singkongMakalah usaha kripik singkong
Makalah usaha kripik singkong
 
Makalah usaha kripik singkong
Makalah usaha kripik singkongMakalah usaha kripik singkong
Makalah usaha kripik singkong
 
Muhamad zulfahmi fst
Muhamad zulfahmi fstMuhamad zulfahmi fst
Muhamad zulfahmi fst
 
Skripsi
SkripsiSkripsi
Skripsi
 

Recently uploaded

sistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannya
sistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannyasistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannya
sistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannyaANTARASATU
 
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptxR6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptxmagfira271100
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfkaramitha
 
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdfe-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdfIAARD/Bogor, Indonesia
 
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipaLKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipaBtsDaily
 
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas TerbukaMateri Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas TerbukaNikmah Suryandari
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfssuser4743df
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...laila16682
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxSyabilAfandi
 

Recently uploaded (9)

sistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannya
sistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannyasistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannya
sistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannya
 
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptxR6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
 
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdfe-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
 
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipaLKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
 
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas TerbukaMateri Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
 

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM POTONG POLA MITRA (Studi Kasus di Kecamatan Tanralili Kabupaten Maros.)

  • 1. 1 Journal : AgribisnisVolume1.No. 2. September2012, hal 56-67 Diterbitkanoleh:SekolahTinggi IlmuPertanian (STIPER) Maros,YayasanPerguruanIslam Maros ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM POTONG POLA MITRA (Studi Kasus di Kecamatan Tanralili Kabupaten Maros.) Nurdin Mappa Email: nurdin.mappa@unismuh.ac.id /nurdinmappa@gmail.com Fakultas Pertanian Unismuh Makassar ABSTRACT The research aims to know the income and eligibility untunk cutting effort. The research was conducted in Maros regency districts Tanralli provensi southern Sulawesi. Interview with the aid of farmers quisioner done to obtain data. Analysis of revenues, R / C ratio, used to achieve those goals. The results showed that the net income of breeders of broiler chicken breeding business earned Rp 7,464,457 / maintenance period. R / C ratio of 1.1 indicates that the beef cattle business finangsial broilers are worth the effort. Key word : revenue and feasibility ABSTRAK Penelitian bertujuan untuk mengetahui pendapatan dan kelayakan usaha potong pola mitra. Penelitian ini dilaksanakan di kecamatan Tanralli kabupaten Maros provensi Sulawesi selatan. Wawancara dengan bantuan quisioner terhadap peternak dilakukan untuk memperoleh data. Analisis pendapatan, R/C rasio, digunakan untuk mencapai tujuan tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendapatan bersih peternak dari usaha peternakan ayam potong broiler diperoleh Rp 7.464.457 per periode pemeliharaan . R/C Ratio 1,1 menunjukkan bahwa usaha ternak potong ayam broiler secara finangsial layak diusahakan. Kata kunci : Pendapatan dan kelayakan usaha PENDAHULUAN Subsektor peternakan merupakan bagian dari sektor pertanian yang sangat potensial untuk dikembangkan. Pengembangan subsektor peternakan perlu dilakukan karena subsektor ini bisa memberikan nilai tambah (added value) bagi pertanian Indonesia. Peternakan ayam broiler mempunyai prospek yang sangat baik untuk dikembangkan, baik dalam skala peternakan besar maupun skala peternakan kecil (peternakan rakyat). hal ini karena potensi usaha peternakan terutama dari segi sumber daya cukup tersedia seperti bibit ternak, pakan ternak dan pemasaran yang cukup luas. Kendala yang sering dialami oleh peternak, adalah ketidak mampuan mereka dalam melakukan analisis terhadap usaha peternakan mereka, terutama menyangkut tentang analisa pendapatan dan kelayakan usaha mereka. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan. Data primer diperoleh dari wawancara langsung terhadap 32 orang dari 82 populasi peternak ayam potong yang melakukan mitra. Responden di ambil secara purfosive (Sugiyono,2011) pada peternak yang
  • 2. 2 Journal : AgribisnisVolume1.No. 2. September2012, hal 56-67 Diterbitkanoleh:SekolahTinggi IlmuPertanian (STIPER) Maros,YayasanPerguruanIslam Maros berlokasi di Kecamatan Tanralili Kabupaten Maros. Data sekunder diperoleh dari Dinas Peternakan Maros dan Kantor Kecamatan Tanralili Kabupaten Maros. Pendapatan petani diukur dengan mengurangkan antara total penerimaan dengan total biaya dan untuk menentukan kelayakan usaha peternakan ayam potong di gunakan analisis R/C Ratio (Soekartawi 1995). HASIL DAN PEMBAHASAN A. Modal Modal yang digunakan oleh peternak ayam potong pola mitra di kecamatan Tanralili Kabupaten Maros sebagian besar adalah modal sendiri. Modal ini digunakan untuk membiayai investasi, biaya tetap, biaya operasional. 1. Biaya Investasi Modal ini digunakan oleh peternak membiayai investasi usaha , yang meliputi biaya kandang, biaya perlengkapan kandang , yang terdiri dari tempat pakan ternak, tempat air minum ternak, pemanas ternak, tabung gas skop, tirai dinding, pengadaan instalasi listrik , instalasi sumber air minum ternak . Total besar modal yang digunakan untuk membiayai investasi usaha peternakan ayam potong kecamatan Tanralili Kabupaten Maros adalah Rp. 103.732.470 untuk jelasnya dapat dilihat pada tabel 1. Di bawah ini Tabel 1. Modal Investasi Usaha Peternakan Kecamatan Tanralili No Jenis Modal Investasi Nilai invetasi 1 Tanah Rp 22.346.875 2 Kandang Rp 71.343.750 3 Tempat Pakan Rp 4.427.313 4 Tempat Minum Rp 4.498.125 5 Instlasi Listrik Rp 806.250 6 Skop Rp 60.313 7 Gerobak Rp 249.844 8 Jumlah Rp 103.732.470 Sumber : data primer penelitian setelah di kelola 2012 Biaya yang terbesar adalah rata-rata biaya investasi kandang sebesar Rp 71.343.750, nilai ini sebenarnya dapat lebih besar jika peternak menghitung dengan baik peralatan yang dipakai. Peternak tidak menperhitungkan bahan yang dipakai oleh karena ada yang tidak dibeli, terutama rangka kayu dimana sebagian besar diperoleh dari kebun sendiri. Biaya rata-rata terbesar kedua adalah biaya investasi tanah, yaitu Rp 22.346.875 , selanjutnya adalah biaya tempat pakan dan tempat air minum masing-
  • 3. 3 Journal : AgribisnisVolume1.No. 2. September2012, hal 56-67 Diterbitkanoleh:SekolahTinggi IlmuPertanian (STIPER) Maros,YayasanPerguruanIslam Maros masing adalah Rp 4.427.313 dan Rp 4.498.125. Biaya instlasi listrik rata-rata adalah Rp 806.250, sedangkan biaya investasi air minum tidak ada oleh karena mereka memperoleh air minum langsung dari sumur padahal mereka memiliki pipa-pipa air yang menghubungkan antara sumur dengan kandang. Biaya skop adalah Rp 60.313 dan biaya gerobak rata-rata sebesar Rp 249.844 2. Biaya Tetap Biaya tetap digunakan oleh peternak untuk membiayai biaya penyusutan kandang, peralatan ternak dan biaya bunga bank. Biaya penyusutan ini dihitung selama lima tahun yaitu disesuaikan dengan umur teknis dan efisiensi dari kandang dan peralatan yaitu sekitar lima tahun. Rincian Biaya penyusutan dapat dpilihat pada tabel 2 di bawah ini. Tabel 2. Biaya Penyusutan Usaha Peternkan Kecamatan Tanralili No Jenis Modal Investasi Nilai invetasi Penyusutan/tahun Penyusutan/bulan 1 Tanah Rp 22.346.875 Rp 4.469.375 Rp 372.448 2 Kandang Rp 71.343.750 Rp 14.268.750 Rp 1.189.063 3 Tempat Pakan Rp 4.427.313 Rp 885.463 Rp 73.789 4 Tempat Minum Rp 4.498.125 Rp 899.625 Rp 74.969 5 Instlasi Listrik Rp 806.250 Rp 161.250 Rp 13.438 6 Skop Rp 60.313 Rp 12.063 Rp 1.005 7 Gerobak Rp 249.844 Rp 49.969 Rp 4.164 8 Jumlah Rp 103.732.470 Rp 20.746.494 Rp 1.728.875 Sumber : Data primer Penelitian setelah dikelola 2012 Pada tabel di atas terlihat biaya penyusutan terbesar adalah biaya kandang yaitu Rp 1.189.063, selanjutnya adalah biaya penyusutan dari tanah yaitu Rp. 372.448, kemudian disusul oleh biaya penyusutan dari tempat air minum yaitu Rp 74.969, lalu berikutnya berturut-turut diikuti oleh penyusutan dari tempat pakan, instlasi listrik, skop dan gerobak masing-masing besarnya adalah Rp 13.438, Rp 1.005 dan Rp 4.164 sehingga diperoleh banyaknya penyusutan yang harus dibayar oleh peternak adalah Rp 20.746.494/tahun selama lima tahun dan jika dibayar perbulan selama lima tahun maka peternak harus membayar sebanyak Rp 1.728.875/bulan Biaya tetap yang digunakan untuk membayar bunga bank, tidak ada karena peternak tidak dapat menyampaikan seberapa banyak uang yang mereka pinjam di bank. Biaya penyusutan ini diharapkan dapat disimpan oleh peternak untuk persiapan memperbahurui kandang dan peralatan ternak lima tahun yang akan datang agar usaha masih dapat berlanjut.
  • 4. 4 Journal : AgribisnisVolume1.No. 2. September2012, hal 56-67 Diterbitkanoleh:SekolahTinggi IlmuPertanian (STIPER) Maros,YayasanPerguruanIslam Maros 3. Biaya Operasional Modal opersional yang digunakan oleh peternak ayam potong di kecamatan Tanralili adalah biaya rekening listrik kandang, sanitasi kandang dan litter atau alas kandang. Besar rata- rata biaya opersional usaha peternakan ayam potong di kecamatan tanralili untuk bibit/DOC adalah Rp 21.900.781, untuk biaya pakan rata-rata Rp 59.118.141, biaya untuk obat/vaksin rata-rata Rp 1.510. 109, biaya operasional untuk rekening listrik sebanyak Rp 147.813 , biaya operasional air minum tidak ada karena air diperoleh langsung dari sumur tidak melalui PDAM, biaya air minum ini sebetulnya ada karena air dipompa melalui pompa air sehingga membutuhkan listrik hanya biaya ini sudah dibebankan kepada biaya listrik. Biaya lain adalah tenaga kerja yang rata-rata besarnya adalah Rp 1.530.909 , selanjutnya biaya gas untuk pemanasan ayam adalah Rp 716.613 ,biaya sekam Rp 247.318 dan sewa lahan Rp 14.141 . Dari semua biaya opersional yang dibiayai oleh peternak di ketahui rekapitulasinya adalah Rp 85.185.825 , lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3, di bawah ini. Tabel 3. Modal opersional Usaha Ayam potong Kecamatan Tanralili No Jenis Pembiayaan Banyaknya Pembiayaan 1 Bibit /DOC Rp 21.900.781 2 Pakan Rp 59.118.141 3 Obat/Vaksin Rp 1.510.109 4 Rekening Listrik Rp 147.813 5 Rekening Air Rp - 6 Tenaga Kerja Rp 1.530.909 7 Gas Rp 716.613 8 Sekam Rp 247.318 9 Sewa Lahan Rp 14.141 10 Jumlah Rp 85.185.825 Sumber : Data Primer Penelitian setelah di kelola 2012 4. Rekapitulasi Biaya Usaha Peternakan Ayam Potong Rekapitulasi biaya yang digunakan pada usaha peternakan ayam potong terdiri dari biaya investasi, Biaya tetap, dan biaya operasional dapat dilihat pada tabel 4 di bawah ini. Tabel 4. Rekapitulasi Modal yang dibutuhkan Peternak Kecamatan Tanralili No. Jenis Modal Banyaknya (Rp) 1. Investasi Rp 103.732.470
  • 5. 5 Journal : AgribisnisVolume1.No. 2. September2012, hal 56-67 Diterbitkanoleh:SekolahTinggi IlmuPertanian (STIPER) Maros,YayasanPerguruanIslam Maros 2. Operasional Rp 85.185.825 3. Biaya Tetap Rp 1.728.875 Jumlah Rp 190.647.170 Sumber :data primer penelitian Biaya investasi peternak ayam potong kecamatan Tanralili adalah Rp 103.732.470, biaya tetap adalah Rp 1.728.875, dan biaya operasional adalah Rp 85.185.825, sehingga diketahui rekapitulasi biaya yang dibutuhkan oleh peternak untuk memelihara ayam 4015,625 ekor adalah Rp 190.647.170. B. Pendapatan Usaha Peternakan Ayam Potong Sumber penerimaan peternak ayam potong kecamatan Tanralili terdiri atas tiga bagian yaitu penjualan ternak, indeks performance (IP)/selisih pasar dan penjualan pupuk kandang a. Penjualan Ternak Penerimaan dari penjualan ternak adalah total penjualan peternak dari ayam ditimbang dikalikan dengan harga kontrak dengan mitra atau dapat dihitung dengan rumus : Penerimaan penjualan ternak = Total timbangan ayam x harga kontrak Harga penjualan peternak berupa berat hidup ternak yang dipelihara bervariasi harganya seusai dengan kesepakatan antara peternak dengan mitra pengusaha peternakan, dimana harga ayam hidup semakin berat, harga jual ayam hidup semakin kecil harga jualnya. Ketentuan ini tentu agak merugikan peternak karena semakin besar ayam konsumsi pakan semakin besar, sementara harga semakin kecil, seharusnya harga ayam yang besar semakin besar untuk mengimbangi konsumsi ayam atau kebutuhan ayam, perahatikan hasil kesepakatan harga berat hidup ayam antara peternak dengan pengusaha pada tabel 5 berikut : Tabel 5. Harga kesepakatan berat hidup ayam No. Kesepatan berat badan sehat Nilai ayam hidup–minimum (Rp/Kg) 1. Lebih kecil dari 1,40 kg Rp. 14.305 2. 1,40 - 1,49 kg Rp. 14.075 3. 1,50 - 1,59 kg Rp . 13.860 4. 1,60 - 1,69 kg Rp. 13.665 5. 1,70 - 1,79 kg Rp. 13.515 6. 1,80 - 1,89 kg Rp. 13.410 7. 1,90 - 1,99 kg Rp. 13.390
  • 6. 6 Journal : AgribisnisVolume1.No. 2. September2012, hal 56-67 Diterbitkanoleh:SekolahTinggi IlmuPertanian (STIPER) Maros,YayasanPerguruanIslam Maros No. Kesepatan berat badan sehat Nilai ayam hidup–minimum (Rp/Kg) 8. 2,00 - 2.09 kg Rp. 13.370 9. 2,10 - 2,19 kg Rp. 13.350 10. 2,20 - 2.29 kg Rp. 13.330 11. Lebih besar atau sama dengan 2,30 kg Rp. 13.310 Rata-rata Harga/kg berat hidup Rp. 13.598 Sumber : Data skeunder Kesepakatan peternak dengan perusahaan mitra Dari tabel 5 di atas dapat ketahui bahwa ada 11 variasi harga yang telah disepakati antara peternak dengan perusahaan mitra yaitu ayam yang beratnya Lebih kecil dari 1,40 kg harganya Rp. 14.305, berat ayam hidup antara 1,40 - 1,49 kg harganya Rp. 14.075, berat ayam hidup antara1,50 - 1,59 kg harganya Rp . 13.860, berat ayam hidup antara 1,60 - 1,69 kg harganya Rp.13.665, berat ayam hidup antara 1,70 - 1,79 kg harganya Rp.13.515, berat ayam hidup antara 1,80 - 1,89 kg harganya Rp. 13.410, berat ayam hidup antara 1,90 - 1,99 kg harganya Rp. 13.390, berat ayam hidup antara 2,00 - 2.09 kg harganya Rp. 13.370, berat ayam hidup antara 2,10 - 2,19 kg harganya Rp. 13.350, berat ayam hidup antara 2,20 - 2.29 kg harganya Rp. 13.330 dan Lebih besar atau sama dengan 2,30 kg harganya adalah Rp. 13.310. Harga terbesar dari berat hidup adalah ayam memiliki berat lebih kecil dari 1,40 kg yaitu Rp. 14.305, sedangkan harga termurah dari berat hidup adalah yang memiliki berat Lebih besar atau sama dengan 2,30 kg yaitu Rp. 13.310, dari sebelas tingkatan harga jika dirata-ratakan akan diperoleh harga Rp. 13.598 per kilo gram ber hidup. Pendapatan peternak dapat lebih besar lagi jika ayam yang dipelihara dapat diangkat sekaligus oleh perusahaan mitra, pada kondisi berat ayam masih sekitar 1,40 kg sebab konsumsi pakan ternak masih kurang dan harga masih tinggi yaitu sekitar Rp. 14.305 per kilogram berat hidup jika dibanding ayam diangkat secara bergelombang, dimana konsumsi ayam semakin meningkat sebanding dengan pertambahan berat badannya, apalagi jika berat ayam sudah melebih 2,30 kg maka harga ayam akan tembus pada harga terendah. Hal ini memerlukan komitmen dari pengusaha mitra agar berusaha memanen ayam peternak pada umur ayam mencapai berat sekitar 1,40 kg agar peternak tidak mengeluarkan biaya pakan terlalu banyak dan peternak mendapat kan harga kontrak yang paling tinggi yaitu sekitar Rp. 14.305 per kilogram berat hidup. Penjualan ternak dari usaha ternak ayam diperoleh rata-rata penerimaan dari hasil penjualan ternak ayam Rp 93.619.674. b. Indeks Performance (IP) dan selisihPasar Salah satu penerimaan dari peternak adalah dihitung besar indeks Performance atau IP yang dikalikan dengan berat ayam hidup yang dipanen. Nilai IP ini biasanya
  • 7. 7 Journal : AgribisnisVolume1.No. 2. September2012, hal 56-67 Diterbitkanoleh:SekolahTinggi IlmuPertanian (STIPER) Maros,YayasanPerguruanIslam Maros digunakan untuk menentukan nilai insentif/ bonus bagi peternak (bagi kemitraan) maupun pekerja kandang. Berikut rumus indeks performan (IP) tersebut. Keterangan : IP : Indeks performan usaha peternakan ayam potong D : persentase deplesi (%) BB : bobot badan rata-rata saat panen usaha ayam potong (kg) FCR : feed conversion ratio usaha ayam potong A/U : umur rata-rata ayam yang di panen (hari) Standar IP yang baik ialah di atas 300. Oleh karena itu, semakin tinggi nilai IP maka semakin berhasil suatu peternakan broiler tersebut. Rata-rata penerimaan dari IP/selisih pasar dari peternak ayam potong kecamatan Tanrlili Kabupaten Maros adalah Rp 414.874 , Perhatikan tabel lampiran 2. Untuk meningkatkan IP, agar peternak dapat memperoleh nilai IP yang tinggi yang selanjutnya akan meningkatkan tambahan maka peternak harus berusaha mengurangi presentasi depresi (D) dengan cara berusaha mengurangi morthalitas ayam karena presentasi depresi (D) diperoloeh dengan mengurangi populasi awal dengan populasi akhir dibagi populasi awal dikali 100%, yang kedua adalah berusaha meningkatkan bobot badan rata-rata (BB) dimana bobot badan rata-rata diperoleh dengan cara membagi antara berat ayam dengan jumlah ayam yang dipanen, yang ketiga adalah berusaha mengurangi FCR (feed convertion rate) yang merupakan perbandingan antara jumlah pakan yang dikonsumsi dengan berat ayam panen dan yang keempat adalah berusaha memperkecil umur rata-rata ayam yang dipanen. Jadi untuk mendapatkan nilai Indeks Perfomance (IP) yang tinggi agar peternak ayam potong mendapatkan pendapatan tambahan yang tinggi maka petenak harus berusaha mengurangi morthalitas yaitu kematian ayam, berusaha meningkatkan bobot badan ayam, berusaha melakukan efisiensi dalam penggunaan pakan dan berusaha agar waktu panen tidak dilakukan berkali-kali tetapi diusahakan agar ayam dipanen dalam waktu yang bersamaan. Penerimaan lain dari peternak adalah selisih pasar yaitu bonus yang diperoleh peternak apabila harga pasar lebih tinggi dari harga kontrak, bonus ini jarang diperoleh peternak dan terkesan dirahasiakan oleh perusahaan mitra, lagi pula kondisi harga yang tinggi tidak menentu, hanya dimusim-musim tertentu saja misalnya pada bulan puasa dan haji serta momen tahun baru. c. Pupuk Kandang Penerimaan lain yang dapat diperoleh peternak ayam potong adalah berasal dari kotoran ayam yang biasa disebut pupuk kandang, pupuk kandang ini diambil setelah ayam panen sekaligus untuk membersihkan kandang guna persiapan pemerliharaan selanjutnya. Pupuk kandang ini dimasukkan ke dalam karung dan dijual perkarung, rata-rata pupuk kandang yang diperoleh peternak adalah 105
  • 8. 8 Journal : AgribisnisVolume1.No. 2. September2012, hal 56-67 Diterbitkanoleh:SekolahTinggi IlmuPertanian (STIPER) Maros,YayasanPerguruanIslam Maros karung, dengan harga penjulan perkarung rata-rata harganya Rp 3.253 sehingga peternak ayam potong di kecamatan Tanralili memperoleh penerimaan dari hasil penjualan pupuk kandang ternaknya Rp. 344.609 per periode pemeliharaan, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel lampiran 3 Penerimaan dari hasil penjualan pupuk kandang ini dapat meningkat jika ayam yang dipelihara, masa pemeliharaannya lama atau ayam dijual pada kondisi ayam besar sehingga pupuk kandang yang diproduksi banyak. Disamping itu peternak akan memperoleh total penerimaan penjualan dari ayam yang besar, dengan syarat jangan melebihi umur pertumbuhan karna jika lewat dari umur pertumbuhan maka peternak akan boros di makanan dimana ayam banyak makan tetapi sudah berhenti pertumbuhan, sehingga peternak dapat rugi dari makanan. Hal lain yang dapat meningkatkan penerimaan peternak dari hasil pupuk kandang ini adalah jika peternak dapat melakukan rekayasa terhadap pupuk kandang mereka yaitu melakukan rekayasa , dengan cara melakukan pembuatan pupuk kompos atau pupuk organik, untuk itu diharapkan ada keterlibatan pihak pemerintah dalam hal ini dinas terkait yaitu dinas perikanan dan peternakan memberikan bimbingan teknis dalam pembuatan pupuk kompos atau pupuk organik, yang selama ini pihak dinas perikanan dan peternakan terkesan berlepas diri karena merasa para peternak telah mendapat bimbingan dari pengusaha mitra, padahal pemerintah dapat melakukan kolaborasi dengan pihak pengusaha mitra untuk meningkatkan keahlian (skill) peternak dalam hal lain. d. Total Penerimaan Peternak Total penerimaan peternak adalah akumulasi dari penerimaan peternak yang terdiri dari penerimaan hasil penjualan peternak ditambah indeks performance peternak ditambah penerimaan hasil penjualan pupuk kandang yang berasal dari pupuk kandang ayam potong. Secara keseluruhan total penerimaan peternak ayam potong dihitung dengan rumus sebagai berikut : Pdt = (Pd + IP + PK) Dimana : Pdt = total penerimaan peternak Pd = Penerimaan peternak hasil penjualan ayam IP = indeks performance peternak PK = Penjualan pupuk kandang Berdasarkan analisis di atas maka diperoleh rata-rata total penerimaan usaha peternakan ayam potong di kecamatan Tanralili Kabupaten Maros adalah Rp 94.379.157 , untuk jelasnya dapat dilihat pada tabel 20. Tabel 20. Total penerimaan peternak No Jenis Penerimaan Banyaknya Penerimaan 1 Penjualan Ayam Rp 93.619.674 2 Penjualan Pupuk Kandang Rp 344.609
  • 9. 9 Journal : AgribisnisVolume1.No. 2. September2012, hal 56-67 Diterbitkanoleh:SekolahTinggi IlmuPertanian (STIPER) Maros,YayasanPerguruanIslam Maros 3 IP/Selisih Pasar Rp 414.874 4 Jumlah Rp 94.379.157 Data primer penelitian setelah di kelola 2012 e. Pendapatan Peternak Pendapatan peternak adalah total penerimaan dari peternak yaitu hasil penjualan ternak ditambah indeks performance (IP) /selisih pasar dan penjualan pupuk kandang dikurangi biaya variable dan biaya tetap, sebagaimana yang dikemukan oleh Soekartawi (1995) bahwa pendapatan dapat ditentukan dengan menggunakan rumus : Pd = TR – TC, jika ini terapkan pada usaha peternakan ayam potong dikecamatan Tanralili Kabupaten Maros maka rumus ini berubah menjadi : Pd = Pdt - TC , sehingga jika penerimaan dari hasil penjualan ternak adalah Rp 93.619.674, penerimaan dari hasil penjualan pupuk adalah Rp 344.609 dan penerimaan dari IP/selisih pasar adalah Rp 414.874 dan biaya operasional dan penyusutan masing-masing adalah Rp 85.185.825 dan Rp 1.728.875. Jadi dari data ini maka dapat diketahui total pendapatan peternak Kecamatan Tanralili kabupaten Maros yaitu : Pd = (Rp 93.619.674 + Rp 344.609 + Rp 414.874) – (Rp 85.185.825 + Rp 1.728. 875), sehingga pendapatan peternak adalah Rp 7.464.457 C. R/ C Ratio Berdasarkan analisis R/ C ratio terhadap usaha peternakan ayam potong di kecamatan Tanralili Kabupaten Maros dengan menggunakan rumus R/C Ratio , menurut Soekartawi (1995) sebagai berikut : Dimana : TR = Total pendapatan peternak ayam potong TC = Total biaya peternak ayam potong Dengna Kriteria: R/C > 1 : Usaha menguntungkan R/C = 1 : Usaha tidak untung tidak rugi R/C < 1 : Usaha tidak menguntungkan Berdasarkan perhitungan R/C ratio diperoleh nilai rata-rata R/C ratio sebesar 1,1 . R/C Ratio ini menunjukkan bahwa usaha peternakan ayam potong di Kecamatan Tanralili Kabupaten Maros dinyatakan menguntungkan sehingga layak diusahakan. KESIMPULAN DAN SARAN TC TR RatioCostReturn 
  • 10. 10 Journal : AgribisnisVolume1.No. 2. September2012, hal 56-67 Diterbitkanoleh:SekolahTinggi IlmuPertanian (STIPER) Maros,YayasanPerguruanIslam Maros A. Kesimpulan Dari hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Pendapatan peternak pola mitra dikecamatan Tanralili adalah Rp 7.464.457 per periode pemeliharaan. 2. Analisis R/C ratio diperoleh lebih besar dari 1 ( R/c ratio > 1,1), berarti usaha ayam potong di kecamatan Tanralili Kabupaten Maros secara finangsial menguntungkan B. Saran 1. Untuk memperbesar pendapatan usaha peternakan pola mitra di kecamatan Tanralili maka peternak harus berusaha menghemat penggunaan obat-obatan dan penggunaan pakan. 2. Peternak dapat meningkatkan nilai produk ternak berupa pupuk kandang menjadi pupuk olahan organik (kompos) 3. Agar pemerintah turut memberikan pelatihan-pelatihan kepada peternak untuk meningkatkan keterampilan peternak, mengingat minimnya pendidikan peternak. DAFTAR PUSTAKA Anonim, 2011 . Faktor Ekonomi yang Mempengaruhi Tipe Usaha Ternak. http://www.dombazone.com …………., 2011.Survei Komoditas Penyumbang Inflasi Daging Ayam Ras http://banking.blog.gunadarma.ac.id. ………......2012 pengertian pendapatan http://id.shvoong.com/writing-and- speaking/presenting/2061554-/#ixzz1mL9MTYxA 14/2/2012) Dumairy. 1999. Perekonomian Indonesia. Jakarta:Erlangga Eviyati, R., 2005. “Tinjauan Agribisnis Peternakan”. Jurnal Agrijati 1 (1), Desember 2005:30-37. Gumbira, E, 2004.Manajemen Agribisnis.Ghalia Indonesia, Jakarta Machfoeds,M. 2007. Pengantar bisnis modern.Andi Yogyakarta Musa, AP dkk. 2004. Prencanaan dan Evaluasi Proyek Perikanan.Hasanuddin University Press (LEPHAS). Makassar Paul A. Samuelson dan William D. Nordhaus, 1995. Mikro Ekonomi, Erlannga, Jakarta, Rahayu dkk, 2011.Panduan Lengkap ayam. Penebar Swadaya.Jakarta. Rasyaf,M. 1995. Beternak Ayam Pedaging. PT. Penebar swadaya, Anggota IKAPI, Jakarta. Samuelson, A.P dan Nordhaus, W.P. 1995. Economic. 15th edition new York; Mc Graw-Hill. Siagian, .R 1993. Agribisnis Seri VI. Badan Pendidikan dan Latihan Pertanian. Departemen Pertanian. ………... 2003. Pengantar Manajemen Agribisnis. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
  • 11. 11 Journal : AgribisnisVolume1.No. 2. September2012, hal 56-67 Diterbitkanoleh:SekolahTinggi IlmuPertanian (STIPER) Maros,YayasanPerguruanIslam Maros Soekartawi, 1995. Analisis Usahatani, UI Press, Jakarta. Sugiyono, 2011. Statistika Untuk Penelitian.Alfabeta. Bandung