Dokumen ini membahas tentang faktor-faktor pembatas yang dapat mempengaruhi keberadaan organisme di perairan. Tiga faktor pembatas utama yang dijelaskan adalah batas toleransi suatu organisme terhadap suhu, kadar garam, dan jenis makanan, serta bagaimana faktor lingkungan yang berada di luar batas toleransi akan menjadi faktor pembatas. Dokumen ini juga menjelaskan tentang faktor kompensasi dan ekotipe yang
Udang memiliki berbagai organ indera termasuk chemoreseptor yang berfungsi untuk mendeteksi makanan. Chemoreseptor utama udang terdapat pada antenula dan memiliki rambut-rambut halus yang peka terhadap zat kimia dalam lingkungan. Chemoreseptor memungkinkan udang menemukan sumber makanan dengan sensitivitas tinggi meskipun dari jarak jauh.
Bentos adalah organisme yang hidup di dasar perairan. Pola sebaran dan morfologinya dipengaruhi oleh kedalaman dan substrat. Zona subtidal terletak antara batas air surut dan ujung paparan benua dengan kedalaman 200 meter. Faktor lingkungan yang mempengaruhinya adalah ombak, salinitas, suhu, cahaya, makanan, dan topografi. Kelompok bentos utama terdiri atas Polychaeta, Crustacea, Echinodermata,
Praktikum ini menunjukkan bahwa allelopati dari tanaman alang-alang dan orok-orok dapat menghambat perkecambahan biji jagung dan tidak berpengaruh terhadap perkecambahan biji kacang tolo.
Laporan ini membahas perkembangan larva ikan nila mulai dari telur yang dibuahi hingga menjadi larva muda. Telur ikan nila akan menetas menjadi larva setelah 4-5 hari kemudian diasuh oleh induk betina selama 11 hari.
Praktikum pengindraan pada ikan nila dilakukan untuk menguji empat organ indra, yakni pendengaran, penglihatan, penciuman, dan gurat sisi. Hasilnya menunjukkan respons masing-masing organ indra terhadap rangsangan, seperti merespon suara dalam waktu 39-55 menit, menemukan cahaya dalam 24-42 menit, dan merespon makanan dan perubahan suhu air dalam waktu 6-24 menit.
Plankton net adalah jaring dengan ukuran mesh yang sesuai untuk menangkap plankton. Jaring ini biasanya berbentuk kerucut dan terbuat dari nilon, dengan panjang 4-5 kali diameter mulutnya. Ada tiga cara menggunakan plankton net untuk mengambil sampel plankton: secara horizontal untuk mengetahui sebaran horizontal plankton, secara vertikal untuk mengambil sampel seluruh kolom air, dan secara miring untuk mengambil sampel dari berbagai
Dokumen ini membahas tentang faktor-faktor pembatas yang dapat mempengaruhi keberadaan organisme di perairan. Tiga faktor pembatas utama yang dijelaskan adalah batas toleransi suatu organisme terhadap suhu, kadar garam, dan jenis makanan, serta bagaimana faktor lingkungan yang berada di luar batas toleransi akan menjadi faktor pembatas. Dokumen ini juga menjelaskan tentang faktor kompensasi dan ekotipe yang
Udang memiliki berbagai organ indera termasuk chemoreseptor yang berfungsi untuk mendeteksi makanan. Chemoreseptor utama udang terdapat pada antenula dan memiliki rambut-rambut halus yang peka terhadap zat kimia dalam lingkungan. Chemoreseptor memungkinkan udang menemukan sumber makanan dengan sensitivitas tinggi meskipun dari jarak jauh.
Bentos adalah organisme yang hidup di dasar perairan. Pola sebaran dan morfologinya dipengaruhi oleh kedalaman dan substrat. Zona subtidal terletak antara batas air surut dan ujung paparan benua dengan kedalaman 200 meter. Faktor lingkungan yang mempengaruhinya adalah ombak, salinitas, suhu, cahaya, makanan, dan topografi. Kelompok bentos utama terdiri atas Polychaeta, Crustacea, Echinodermata,
Praktikum ini menunjukkan bahwa allelopati dari tanaman alang-alang dan orok-orok dapat menghambat perkecambahan biji jagung dan tidak berpengaruh terhadap perkecambahan biji kacang tolo.
Laporan ini membahas perkembangan larva ikan nila mulai dari telur yang dibuahi hingga menjadi larva muda. Telur ikan nila akan menetas menjadi larva setelah 4-5 hari kemudian diasuh oleh induk betina selama 11 hari.
Praktikum pengindraan pada ikan nila dilakukan untuk menguji empat organ indra, yakni pendengaran, penglihatan, penciuman, dan gurat sisi. Hasilnya menunjukkan respons masing-masing organ indra terhadap rangsangan, seperti merespon suara dalam waktu 39-55 menit, menemukan cahaya dalam 24-42 menit, dan merespon makanan dan perubahan suhu air dalam waktu 6-24 menit.
Plankton net adalah jaring dengan ukuran mesh yang sesuai untuk menangkap plankton. Jaring ini biasanya berbentuk kerucut dan terbuat dari nilon, dengan panjang 4-5 kali diameter mulutnya. Ada tiga cara menggunakan plankton net untuk mengambil sampel plankton: secara horizontal untuk mengetahui sebaran horizontal plankton, secara vertikal untuk mengambil sampel seluruh kolom air, dan secara miring untuk mengambil sampel dari berbagai
Terumbu karang, sebagai ekosistem, memiliki keanekaragaman hayati yang cukup tinggi. Banyak biota laut yang hidupnya bergantung pada ekosistem tersebut. Jenis-jenis biota yang umum dijumpai di perairan terumbu karang adalah:
Chordata (Sub Filum Tunicata)
Arthropoda
Echinodermata
Mollusca
Annelida
Nemertea
Platyhelminthes
Cnidaria
Porifera
Mikrosporogenesis dan mikrogametogenesis pada angiospermae meliputi proses pembentukan dan pemasakan mikrospora di dalam antera hingga terbentuknya sperma. Sel induk mikrospora mengalami meiosis menghasilkan 4 mikrospora haploid yang membentuk tetrad. Setiap mikrospora tumbuh menjadi polen yang berisi inti vegetatif dan generatif. Inti generatif membelah membentuk 2 inti sperma.
Coelenterata dapat berkembang biak secara aseksual melalui pembentukan tunas dan secara seksual melalui pertemuan antara sperma dan ovum untuk membentuk zigot.
Tugas ini membahas spesies spons Leucosolenia variabilis. Spons ini memiliki tubuh berbentuk tidak beraturan dengan pola sederhana seperti kumpulan jambangan kecil. Tubuh terdiri dari tiga lapisan dan sistem kanalnya adalah asconoid. Leucosolenia variabilis hidup di perairan dangkal menempel pada substrat. Spons ini berkembang biak secara aseksual dan seksual, dan memiliki kemampuan regenerasi yang tinggi.
Fluida seperti cairan dan gas memainkan peran penting dalam sistem biologi. Cairan darah mengalir melalui pembuluh darah dan dipengaruhi oleh tekanan, diameter pembuluh, dan viskositas. Prinsip hidrostatika dan Bernoulli digunakan untuk menjelaskan aliran darah. Fluida juga penting dalam respirasi, di mana udara masuk dan keluar dari paru-paru selama inspirasi dan ekspirasi.
Biologi Perikanan - Penentuan Umur IkanAji Sanjaya
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian umur ikan dan fase pertumbuhan ikan. Secara umum, umur ikan ditentukan berdasarkan lamanya ikan hidup sejak menetas hingga dewasa, dan terdapat berbagai metode untuk menentukan umur ikan secara langsung maupun tidak langsung.
Praktikum analisis vegetasi dilakukan untuk mempelajari struktur dan komposisi vegetasi di halaman belakang jurusan Biologi IAIN Raden Intan Lampung. Metode yang digunakan adalah metode kuadrat dengan membuat plot berukuran 10x10 m, 4x4 m, dan 1x1 m. Ditemukan tujuh jenis tumbuhan yang dominan yaitu akasia, senggani, rumput benggala, alang-alang, patikan kebo, dan rumput malela. Kerap
Dokumen tersebut membahas tentang pembenihan udang galah, mulai dari morfologi, perbedaan jantan dan betina, siklus hidup, teknik pembenihan seperti persiapan, pematangan gonad, pemijahan, penetasan, pemeliharaan larva, persiapan pakan, dan pencegahan penyakit.
Dokumen tersebut membahas tentang ekoenergetika yang merupakan kajian transformasi energi dalam ekosistem, meliputi aliran energi, produktivitas primer dan sekunder, rantai makanan, serta model aliran energi melalui rantai makanan.
KOMPOSISI DAN DISTRIBUSI PLANKTON DI PERAIRAN TELUK SEMARANGMustain Adinugroho
Tiga kalimat ringkasan artikel jurnal ilmiah tentang komposisi dan distribusi plankton di perairan Teluk Semarang adalah:
Penelitian menemukan 6 kelas dan 37 genera fitoplankton serta 6 kelas dan 32 genera zooplankton, dengan kelimpahan fitoplankton lebih tinggi di perairan lepas pantai. Indeks keragaman fitoplankton dan zooplankton berada pada tingkat rendah hingga sedang.
Terumbu karang, sebagai ekosistem, memiliki keanekaragaman hayati yang cukup tinggi. Banyak biota laut yang hidupnya bergantung pada ekosistem tersebut. Jenis-jenis biota yang umum dijumpai di perairan terumbu karang adalah:
Chordata (Sub Filum Tunicata)
Arthropoda
Echinodermata
Mollusca
Annelida
Nemertea
Platyhelminthes
Cnidaria
Porifera
Mikrosporogenesis dan mikrogametogenesis pada angiospermae meliputi proses pembentukan dan pemasakan mikrospora di dalam antera hingga terbentuknya sperma. Sel induk mikrospora mengalami meiosis menghasilkan 4 mikrospora haploid yang membentuk tetrad. Setiap mikrospora tumbuh menjadi polen yang berisi inti vegetatif dan generatif. Inti generatif membelah membentuk 2 inti sperma.
Coelenterata dapat berkembang biak secara aseksual melalui pembentukan tunas dan secara seksual melalui pertemuan antara sperma dan ovum untuk membentuk zigot.
Tugas ini membahas spesies spons Leucosolenia variabilis. Spons ini memiliki tubuh berbentuk tidak beraturan dengan pola sederhana seperti kumpulan jambangan kecil. Tubuh terdiri dari tiga lapisan dan sistem kanalnya adalah asconoid. Leucosolenia variabilis hidup di perairan dangkal menempel pada substrat. Spons ini berkembang biak secara aseksual dan seksual, dan memiliki kemampuan regenerasi yang tinggi.
Fluida seperti cairan dan gas memainkan peran penting dalam sistem biologi. Cairan darah mengalir melalui pembuluh darah dan dipengaruhi oleh tekanan, diameter pembuluh, dan viskositas. Prinsip hidrostatika dan Bernoulli digunakan untuk menjelaskan aliran darah. Fluida juga penting dalam respirasi, di mana udara masuk dan keluar dari paru-paru selama inspirasi dan ekspirasi.
Biologi Perikanan - Penentuan Umur IkanAji Sanjaya
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian umur ikan dan fase pertumbuhan ikan. Secara umum, umur ikan ditentukan berdasarkan lamanya ikan hidup sejak menetas hingga dewasa, dan terdapat berbagai metode untuk menentukan umur ikan secara langsung maupun tidak langsung.
Praktikum analisis vegetasi dilakukan untuk mempelajari struktur dan komposisi vegetasi di halaman belakang jurusan Biologi IAIN Raden Intan Lampung. Metode yang digunakan adalah metode kuadrat dengan membuat plot berukuran 10x10 m, 4x4 m, dan 1x1 m. Ditemukan tujuh jenis tumbuhan yang dominan yaitu akasia, senggani, rumput benggala, alang-alang, patikan kebo, dan rumput malela. Kerap
Dokumen tersebut membahas tentang pembenihan udang galah, mulai dari morfologi, perbedaan jantan dan betina, siklus hidup, teknik pembenihan seperti persiapan, pematangan gonad, pemijahan, penetasan, pemeliharaan larva, persiapan pakan, dan pencegahan penyakit.
Dokumen tersebut membahas tentang ekoenergetika yang merupakan kajian transformasi energi dalam ekosistem, meliputi aliran energi, produktivitas primer dan sekunder, rantai makanan, serta model aliran energi melalui rantai makanan.
KOMPOSISI DAN DISTRIBUSI PLANKTON DI PERAIRAN TELUK SEMARANGMustain Adinugroho
Tiga kalimat ringkasan artikel jurnal ilmiah tentang komposisi dan distribusi plankton di perairan Teluk Semarang adalah:
Penelitian menemukan 6 kelas dan 37 genera fitoplankton serta 6 kelas dan 32 genera zooplankton, dengan kelimpahan fitoplankton lebih tinggi di perairan lepas pantai. Indeks keragaman fitoplankton dan zooplankton berada pada tingkat rendah hingga sedang.
Tiga kalimat:
1. Dokumen ini mendeskripsikan anatomi saluran pencernaan larva serangga Belgica antarctica yang endemik di Antartika.
2. Saluran pencernaan terdiri dari foregut pendek, usus tengah yang lebih panjang, dan hindgut dengan empat tubulus Malpighi.
3. Studi ini menunjukkan adaptasi struktural sel epitel usus yang mungkin memfasilitasi pertukaran air cepat dengan lingkungan untuk menoleransi stres lingkungan
KOMPOSISI DAN DISTRIBUSI LARVA PELAGIS IKAN DI PERAIRAN TELUK SEMARANGMustain Adinugroho
Abstract: Semarang bay is a bay that stretches from Kendal to Demak. This bay has some vital habitats such as estuaries and mangroves that very importance for nursery ground of aquatic organisms such as fish larvae. Fish larvae is dependent by the environment, especially their movement and migration. However human factors such as industrial activities, harbours, residential area, farms and ponds disembogue in this bay. Sampling was conducted between September and October 2014 at 15 stations. Sampling was carried out every two weeks using bongo net (mesh size of 0.2 mm) which was drawn by boat with average speeds of 0.5 m/s for 10 minutes. Identification of fish larvae carried out in Environmental dan Fisheries Resources Management Laboratory, Diponegoro University. 5890 fish larvaes from 22 family were caught and were dominated by Lactarius (36.01%), Stoleporus (28.30%), Atherinomorus (9.80%), Engraulis (7.22%) and Mugil (4.96 %). A small number of fish larvae caught (below 1%) were identified as Gobiopterus, Paramoncanthus, Tylosurus, Leiognathus, Strongylura and Dinematichthyini. Lactarius, Atherinomorus, Stolephorus, Engraulis and Mugil were found in almost every stations. An abundance of fish larvae was found in station E1, C1, D1 and A1, stations that were close to estuaries and mangrove vegetation. The type and number of fish larvae was quite varied, this is related to the migration of fish and having appropriate environmental conditions for growth. The existence of fish larvae are also influenced by the currents that distribute them. PCA analysis results indicate that the total variance explained was 63.56% with an abundance of fish larvae being related to depth, salinity, abundance of zooplankton and phytoplankton and current speed.
Keywords: pelagic fish larvae, composition, distribution, bay
Komposisi telur dan larva ikan pelagis pada perairan terumbu karang kawasan b...Mujiyanto -
Berikut adalah ringkasan dalam 3 kalimat atau kurang dari dokumen tersebut:
Dokumen tersebut menganalisis komposisi dan kelimpahan telur serta larva ikan di perairan terumbu karang barat Kepulauan Karimunjawa. Hasil penelitian menunjukkan dominasi telur ikan dan larva terdiri atas berbagai famili. Bulan September merupakan periode puncak pemijahan dengan kelimpahan telur dan larva tertinggi.
KEBIASAAN MAKAN TIRAM MUTIARA Pintada maxima DI PERAIRAN TELUK SEKOTONG, LOMBOKRepository Ipb
Tiram mutiara Pintada maxima memakan berbagai jenis fitoplankton yang terdapat di perairan Teluk Sekotong, Lombok tanpa melakukan seleksi terhadap jenisnya. Tiram cenderung memilih ukuran fitoplankton yang lebih kecil. Jenis fitoplankton yang paling banyak ditemukan di lambung tiram adalah kelas Bacillariophyceae, Dinophyceae, Ciliata, Chrisophyta, Cyanophyceae, Chlorophyceae dan moluska.
Dokumen ini berisi deskripsi tentang spesies Meandrina meandrites dari phylum Coelenterata. Meandrina meandrites adalah hewan koloni berbentuk seperti bunga yang hidup menempel pada substrat. Hewan ini memiliki satu rongga tubuh dan tentakel di sekitar mulutnya. Meandrina meandrites berkembangbiak secara aseksual dan seksual untuk membentuk koloni baru. Hewan ini bermanfaat sebagai pembentuk ekosistem terumbu karang.
Dokumen ini meneliti performansi dua jenis rumput laut merah, Kappaphycus striatum dan K. alvarezii, yang dibudidayakan dalam sistem budidaya tangki dengan berbagai perlakuan. Hasilnya menunjukkan bahwa K. striatum memiliki laju pertumbuhan harian tertinggi pada perlakuan dengan kepadatan terendah dan penambahan pupuk ekstrak tumbuhan laut. Temuan ini memberikan data dasar untuk membantu pengembangan budidaya rumput laut ber
Struktur komunitas sumber daya ikan demersal berdasarkan kedalaman perairan d...robert peranginangin
Dokumen tersebut membahas struktur komunitas sumber daya ikan demersal berdasarkan kedalaman perairan di Laut Cina Selatan. Penelitian menunjukkan bahwa tingkat kestabilan komunitas ikan demersal meningkat seiring kedalaman dan dipengaruhi oleh parameter kedalaman, suhu, dan salinitas. Sementara itu, persebaran kelimpahan ikan sangat dipengaruhi oleh oksigen terlarut dan kecerahan air.
Prakiktum biologi tentang pengamatan protista menemukan beberapa jenis protista seperti Cryptomonas sp (Flagellata), Amoeba (Rhizopoda), dan Stentor (Cilliata) dalam sampel air rendaman jerami, kolam, sawah, dan comberan.
Tugas kimia bahasan alam bahari ini membahas karakterisasi dan aktivitas antibakteri senyawa dari spons Haliclona sp. yang diperoleh dari Teluk Manado. Tujuannya adalah menentukan daya hambat antibakteri ekstrak dan fraksi spons terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli serta karakteristik senyawa yang memiliki daya hambat paling besar. Spons mengandung senyawa bioaktif seperti alkaloid, steroid,
Karya tulis ilmiah ini membahas tentang studi pengetahuan ibu tentang manfaat KMS balita di wilayah kerja Puskesmas Batalaiworu Kabupaten Muna tahun 2016. Latar belakang penelitian ini adalah masih rendahnya pengetahuan ibu tentang pemanfaatan KMS balita di wilayah tersebut berdasarkan hasil survei awal tahun 2008. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang man
Karya tulis ilmiah ini membahas tentang manajemen dan pendokumentasian asuhan kebidanan bayi baru lahir dengan asfiksia ringan di BPM Sakinah Kabupaten Muna tahun 2016. Asfiksia merupakan salah satu penyebab utama kematian neonatal dini di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk melaksanakan penanganan awal pada bayi baru lahir dengan asfiksia ringan di BPM Sakinah Kabupaten Muna tahun 2016. Metode yang dig
Kelurahan Laiworu dan Kelurahan Wamponiki melaksanakan kegiatan bhabinkamtibmas pada bulan September 2015. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan dan menjaga ketertiban serta kenyamanan lingkungan. Masyarakat diajak bekerja sama dengan aparat keamanan untuk mencegah terjadinya tindak kriminal di kedua kelurahan.
Bhabinkamtibmas di Kelurahan Laiworu melakukan beberapa kegiatan antara lain patroli rutin di lingkungan kelurahan untuk mencegah terjadinya tindak kriminal, melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya kerjasama masyarakat dalam menjaga ketertiban dan ketenteraman, serta melakukan pengawasan terhadap tempat-tempat yang rawan kejahatan.
Ekosistem padang lamun memiliki ciri khas tersendiri yang berbeda dari ekosistem mangrove dan terumbu karang. Lamun merupakan tumbuhan berbunga yang mampu beradaptasi hidup di perairan laut dengan memiliki akar, daun, dan pembuluh. Lamun membentuk hamparan vegetasi yang luas dan memiliki peran penting dalam ekosistem perairan pesisir.
Cinderella is a story about a girl named Cinderella who is mistreated by her stepmother and stepsisters. She dreams of attending the prince's ball but is unable to go. With the help of a fairy godmother, Cinderella is able to go to the ball in a magical coach and dress. At midnight, she flees the ball, losing one of her glass slippers. The prince searches for the girl whose foot fits the slipper and finds Cinderella. They get married and live happily ever after.
Pemerintah Kabupaten Muna meminta Panitia Penerima Hasil Pekerjaan untuk melakukan serah terima akhir atas pekerjaan pembangunan drainase dan duiker lingkungan III Wamponiki yang dilaksanakan oleh CV. Sinar Linda pada tanggal 25 Agustus 2014.
Dokumen ini merangkum manajemen dan pendokumentasian asuhan kebidanan antenatal pada Ny. I yang menderita preeklampsia berat di Desa Ghonsume, Kecamatan Duruka, Kabupaten Muna dari 14 April hingga 28 April 2015. Laporan ini disusun oleh Sitti Nurjannah sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan di Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna.
Dokumen tersebut menjelaskan 99 nama-nama Allah SWT beserta artinya. Nama-nama tersebut mencakup makna-makna seperti Yang Maha Pemurah, Yang Maha Adil, Yang Maha Mengetahui, dan Yang Maha Esa. Nama-nama tersebut merupakan ungkapan dari sifat-sifat dan keagungan Allah SWT.
Global warming will have significant impacts on forests, reefs, deserts, and storms according to the article. The Amazon forest could lose 30-60% of its area and become dry grasslands by 2050 due to warming and deforestation. The Great Barrier Reef may completely disappear within 20 years as rising sea levels from climate change drown the coral. Climate models predict that the Sahara desert could transform back into a lush grassland like it was 12,000 years ago if rainfall increases. While it's unclear if global warming caused any single storm, models indicate that hurricanes will likely become stronger and more destructive due to rising ocean temperatures caused by climate change.
Acara radio membahas penyakit HIV/AIDS, penyebabnya (virus HIV), dan cara penularannya (darah, cairan kelamin, jarum suntik). Narasumber memberikan saran untuk mencegahnya seperti menjauhi seks bebas dan narkoba, serta meningkatkan iman.
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024Kanaidi ken
Dlm wktu dekat, Pelatihan/WORKSHOP ”CSR/TJSL & Community Development (ISO 26000)” akn diselenggarakan di Swiss-BelHotel – BALI (26-28 Juni 2024)...
Dgn materi yg mupuni & Narasumber yg kompeten...akn banyak manfaat dan keuntungan yg didpt mengikuti Pelatihan menarik ini.
Boleh jga info ini👆 utk dishare_kan lgi kpda tmn2 lain/sanak keluarga yg sekiranya membutuhkan training tsb.
Smga Bermanfaat
Thanks Ken Kanaidi
Paper ini bertujuan untuk menganalisis pencemaran udara akibat pabrik aspal. Analisis ini akan fokus pada emisi udara yang dihasilkan oleh pabrik aspal, dampak kesehatan dan lingkungan dari emisi tersebut, dan upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi pencemaran udara
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka.
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
1. Hamdhani
STUDI PERCOBAAN PEMBIAKAN ZOOPLANKTON JENIS CLADOCERA
(Macrothrix sp)
SECARA EKSITU
(Test Study of Culturing a Type of Zooplankton: Cladocera (Macrothrix sp) using Ex-situ
Method)
HAMDHANI
Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Mulawarman
Jl. Gunung Tabur No. 1. Kampus Gn. Kelua Samarinda 76123
E-mail: hamdhani@gmail.com
ABSTRACT
Zooplankton membayar peran penting dalam sistem rantai makanan dalam ekosistem
air tawar. Dalam trofik yang tingkat bertindak sebagai bridging energi dari fitoplankton untuk
remaja ikan. Sementara itu penelitian tentang ini plankton jauh kurang. Penelitian ini
bertujuan untuk menguji kultur Cladocera di laboratorium.
Cladocera dan fitoplankton dikumpulkan dari Lutan Lake-Palangkaraya dan diangkut
ke laboratorium. Tiga tangki air ikan digunakan untuk kultur Cladocera selama 5 minggu
pengujian. The Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada fluktuasi rata-rata jumlah individu
selama periode kultur.
Namun trendlines menunjukkan peningkatan rata-rata jumlah individu, peningkatan
ini relatiF konsisten dengan peningkatan rata-rata jumlah fitoplankton. Dua periode kultur
minggu itu diidentifikasi sebagai masa paling optimal untuk kultur Cladocera.Kata kunci:
fitoplankton, zooplankton, Cladocera, Macrothrix sp, rantai makanan dan tingkat trofik.
PENDAHULUAN
Cladocera memegang peranan penting dalam mata rantai makanan di perairan tawar
sebagai penghubung antara produsen primer (phytoplankton) dengan larva ikan dan hewan
air lain yang karnivor, oleh sebab itu cladocera sebagai pakan alami memiliki prospek yang
baik untuk dibudidayakan, selain karena nilai gizinya bagus juga karena pergerakan cladocera
yang lambat sehingga mudah ditangkap oleh larva ikan.
(Suwignyo. dkk., 2005).
Cladocera merupakan subkelas dari subfilum crustacea yang termasuk zooplankton,
dengan ciri-ciri umum antara lain: bentuk kulit luar (carapace) sebagai sebuah tutup yang
berkelopak 2 menutup bagian tubuh saja tidak sampai bagian kepala, memiliki 4-6 pasang
lengan renang, antena besar dan bercabang 2 yang digunakan sebagai alat untuk bergerak,
cara berenang cladocera tersendat-sendat, terdapat sebuah mata majemuk pada kepala,
berkembangbiak secara partenogenesis, dan kebanyakan cladocera berukuran 0,5-1 mm
(Hutabarat. dkk., 1986). Macrothrix sp merupakan salah satu spesies cladocera yang banyak
hidup pada perairan litoral yang berasosiasi dengan tumbuhan (Smirnov, 1992). Spesies
cladocera inilah yang dipilih dalam sampel dari zona interrhizon Danau Lutan untuk ujicoba
pembiakan, dengan pertimbangan ukuran tubuh yang cukup besar dari spesies cladocera yang
lain dalam sampel serta bentuk antenna dan isi tubuhnya yang tampak mencolok dari yang
lain.
2. Klasifikasi spesies ini menurut Dumont dan Negrea (2002) adalah sebagai berikut:
Filum: Arthropoda
Subfilum: Crustacea
Kelas: Branchiopoda
Subkelas: Cladocera
Ordo: Anopoda
Family: Macrothricidae
Spesies: Macrothrix sp
Hamdhani
Jurnal Ilmu P 2 erikanan Tropis Vol. 18. No. 2, April 2013 – ISSN 1402-2006
3. Gambar 1. Cladocera Jenis Macrothrix sp
Macrothrix sp memiliki ciri-ciri yang khas yaitu, bentuk kepala lebar dengan batas
yang kurang jelas dengan badan, memiliki antenula (antena pertama) yang terdiri dari 1
segmen berbentuk cerutu yang berfungsi sebagai alat penciuman. Antena kedua besar,
sepasang, masing-masing terdiri atas sebuah pangkal ruas yang kuat dan bercabang dua
menjadi sebuah ramus dorsal dengan 4 segmen dan sebuahramus ventral dengan 3 segmen,
dengan formula setae pada masing-masing ramus berurutan adalah 0-0-1-3 dan 1-1-3.
Terdapat mata majemuk dan ocellus pada kepala, serta memiliki sepasang setae natatoriae
pada perbatasan antara postabdomen dan bagian abdominal (Smirnov, 1992).
Liviawaty. dkk. (1990), mengatakan bahwa pakan alami merupakan makanan ikan
yang dapat diperoleh dari alam tempatnya tumbuh tanpa bantuan manusia, atau dapat pula
diperoleh secara buatan melalui usaha budidaya. Pakan alami sebagai makanan ikan meliputi
phytoplankton dan zooplankton.Larva merupakan fase pertumbuhan ikan yang cenderung
lebih menyukai pakan alami diantaranya jenis Cladocera.
Ketersediaan pakan alami merupakan faktor yang berperan penting dalam mata rantai
budidaya ikan. Dibandingkan pakan buatan, pakan alami mengandung nutrisi yang relatif
lebih tinggi, di samping mudah dibudidayakan dengan biaya relatif murah, memiliki ukuran
yang sesuai dengan bukaan mulut ikan (terutama ukuran benih), memiliki gerakan yang
memberikan rangsangan bagi ikan untuk memangsanya, dan memiliki kemampuan
berkembangbiak dengan cepat dalam waktu yang relatif singkat (Suprayitno, 1986).
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai penelitian rintisan dalam upaya
mengobservasi potensi pembiakan Cladocera yang dilakukan di luar habitat aslinya dengan
tujuan agar mempermudah melakukan pengendalian terhadap berbagai faktor penentu dan
mempermudah dalam melakukan pengamatannya.
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di dua lokasi, yaitu: (1) zona interrhizon Danau Lutan
Palangkaraya,Kalimantan Tengah yang merupakan lokasi pengambilan sampel hidup
cladocera. (2) Laboratorium Jurusan Perikanan Universitas Palangkaraya, yang merupakan
lokasi dilakukannya pensortiran dan ujicoba budidaya cladocera dalam aquarium.
Lama penelitian adalah 2 bulan dari bulan Desember 2010 sampai dengan Januari
2011. Wadah ujicoba (3 buah aquarium) dengan alas Styrofoam diletakkan pada rak besi
4. bertingkat. Kemudian masingmasing diisi air media sebanyak 15 liter yang sebelumnya telah
disaring dengan plankton net 40μm,
Hamdhani
Jurnal Ilmu Perikanan Tropis Vol. 18. No. 2, April 2013 – ISSN 1402-2006 3
dengan maksud agar air media bebas dari zooplankton namun phytoplankton tetap
berada dalam air media.Dalam jangka waktu 2 minggu sebelum penginokulasian cladocera
dilakukan sampling phytoplankton dalam aquarium dengan selang waktu 3 hari untuk
mengetahui phytoplankton yang tumbuh dalam jangka waktu tersebut. Identifikasi
phytoplankton berpedoman kepada “Ilustration of The Freshwater Plankton of Japan”
(Mizuno, 1979) dan “The Freshwater Algae” (Prescott, 1970).
Sampling phytoplankton dalam aquarium dilakukan dengan menggunakan selang
kecil yang dimasukkan secara vertikal sampai ke dasar aquarium, kemudian ujung selang
yang berada di luar ditutup dengan jari dan air yang tertahan dalam selang dimasukkan dalam
botol sampel. Pengambilan sampel dalam 1 aquarium diulangi pada 3 tempat yang berbeda
dan dari campuran sampel tersebut hanya diambil 1 ml untuk diamati di bawah mikroskop
optik dengan perbesaran 10 kali. Penghitungan phytoplankton dihitung secara manual dengan
satuan sel/liter (jumlah sel/liter = jumlah sel/ml x 1000).
1. Pengkoleksian Sampel Hidup Cladocera
Sampel cladocera dikoleksi secara random pada siang hari dengan menyaring air di
bawah sistem perakaran tumbuhan air. Penyaringan diawali dengan mengoyang-goyangkan
tumbuhan air di zona interrhizon dan menyaring air permukaan pada lokasi tersebut dengan
plankton net 40μm.
2. Pensortiran Sampel Hidup Cladocera
Sampel hidup cladocera tersebut kemudian dibawa ke laboratorium untuk disortir.
Dengan berpedoman kepada “Introduction to The Class Branchiopoda” (Dumont dan
Negrea, 2002) dipilih salah satu spesies cladocera dalam sampel, selanjutnya disortir satu per
satu secara manual dibawah mikroskop stereo dengan bantuan kawat insek dan pipet mikro
(Djarijah, 2003), sampai berjumlah 150 ekor cladocera dengan spesies yang sama.
3. Ujicoba Pembiakan Cladocera
Dari 150 ekor cladocera yang disortir, kemudian diinokulasi ke dalam wadah
aquarium masingmasing sebanyak 50 ekor dan dibiarkan berkembangbiak selama 5 minggu.
Dalam jangka waktu tersebut dilakukan sampling cladocera dalam aquarium per 3 hari
(selama 2 minggu) dan per minggu (selama 3 minggu selanjutnya). Sampling cladocera pada
masing-masing aquarium dilakukan dengan cara menyaring 1 liter air dengan plankton net
40μm, air yang telah disaring dikembalikan lagi dalam aquarium dan air yang tersaring
dimasukkan dalam botol sampel untuk selanjutnya dilakukan penghitungan cladocera dengan
bantuan mikroskop optik stereo.Bersamaan dengan kegiatan di atas dilanjutkan pula sampling
phytoplankton dalam aquarium yangtelah dilakukan sebelumnya pada tahap persiapan media.
Kemudian pada hari terakhir, seluruh air dalammasing-masing aquarium disaring dengan
plankton net 40μm untuk mengetahui jumlah total cladocerasetelah ujicoba.
Untuk lebih jelasnya tahapan penelitian dapat dilihat pada skema dalam Gambar 2 berikut:
5. Gambar 2. Skema Tahapan Penelitian.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Jenis phytoplankton makanan Macrothrix sp berdasarkan hasil identifikasi adalah
jenis: Vorticella sp, Trachelomonas sp, Phacus sp, Gomphonema sp, Euglena sp, Synedra sp,
Chlamydomonas sp,Navicula sp, dan Staurastrum sp.
Perkembangbiakan cladocera di aquarium I dan II sampai pada pengamatan hari ke
15, masih menunjukkan rata-rata perkembangbiakan yang terus meningkat, meskipun terjadi
fluktuasi tingkat perkembangbiakan cladocera pada aquarium I tampak lebih beraturan
dibanding pada aquarium II, namun jumlah individu yang diperoleh per liter selalu lebih
tinggi dari aquarium II, Kemudian jumlah cladocera aquarium I dan II mulai menurun pada
pengamatan minggu ke-3.
Sedangkan untuk aquarium III sampai pada pengamatan hari ke 15, cladocera tidak
sama sekali tertangkap dalam sampel, hal ini kemungkinan dapat disebabkan oleh beberapa
hal diantaranya kurang tersedianya phytoplankton pada aquarium III di awal pembiakan
cladocera (pasca inokulasi cladocera) atau dikarenakan posisi aquarium pembiakan yang
berada di rak paling bawah sehingga intensitas sinar matahari yang diterima lebih kecil
dibanding kedua aquarium lain diatasnya. Suhu dapat indikator dalam pembiakan plankton,
semakin rendah suhu maka semakin lambat telur zooplankton
menetas (Romimohtarto, 2004).
Jadi kemungkinan memang tidak semua cladocera yang diinokulasi pada aquarium III
mengalam kematian, namun hal ini cukup membuat kepadatannya berkurang sehingga
peluang terambil sebagaisampel juga mengalami penurunan. Selanjutnya perkembangbiakan
6. cladocera aquarium III tersebut mulai tampak pada minggu ke 3 dan seterusnya, dengan
lonjakan jumlah individu cladocera yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan Aquarium I
dan II pada masa pengamatan yang sama, artinya cladocera pada aquarium III baru dapat
beradaptasi dengan baik dihitungan minggu ke 3 sejak inokulasi cladocera atau disaat
perkembang biakan cladocera pada aquarium I dan II mulai menurun. Dengan kata lain
cladocerapada aquarium III mengalami perkembangbiakan yang lambat dari dua aquarium
yang lain.
Gambar 3. Perkembangan Jumlah Cladocera dan Phytoplankton yang Teramati
Pada grafik Gambar 3 diatas, secara rata-rata jumlah cladocera yang terus mengalami
peningkatan sampai dengan hari pengamatan ke 9, pada pengamatan hari ke 12 jumlah
cladocera menurun dari 24 ind/l menjadi 19 ind/l, namun demikian terjadi peningkatan
kembali di hari ke 15 menjadi 27 ind/l. Pada hari pengamatan ke 21terjadi kemerosotan tajam
dalam jumlah cladocera yang teramati menjadi hanya 10 ind/l, namun demikian pada dua
pengamatan terakhir yaitu hari ke 28 dan 29, jumlah cladocera yang teramati menjadi 12 dan
22 ind/l secara berurutan.
Grafik rata-rata perkembangbiakan cladocera beserta rata-rata pertumbuhan
phytoplankton dari ketiga aquarium, menunjukkan puncak perkembangbiakan rata-rata
cladocera berada pada masa pembiakan 2 minggu (pengamatan hari ke 15) selama jangka
waktu 5 minggu dengan grafik pertumbuhan phytoplankton yang berbanding terbalik, jumlah
phytoplankton menurun disaat jumlah cladocera meningkat dan kondisi sebaliknya disaat
jumlah cladocera berkurang.
7. Gambar 4. Regresi Jumlah Rata-rata Cladocera dan Phytoplankton
Meskipun terjadi fluktuasi jumlah, hasil regresi jumlah rata-rata cladocera dan
phytoplankton terhadap hari-hari pengamatan menunjukan adanya trend peningkatan
cladocera dan phytoplankton dalam aquarium pembiakan. Hubungan jumlah cladocera
terhadap hari pengamatan tergambar dengan hubungan regresi Power dengan tingkat
signifikasi (R2) sebesar 0,4. Sementara itu hubungan antara jumlah Phytoplankton terhadap
hari pengamatan tergambar dengan garis regresi linear dengan tingkat signifikasi(R2) sebesar
0,38.
Secara umum hasil regressi ini menunjukan bahwa adanya peningkatan jumlah
Cladocera pada aquarium pembiakan diperkirakan karena jumlah Phytoplankton (bahan
pakan Cladocera) yang tersedia tergolong cukup (juga meningkat).
Hamdhani
Jurnal Ilmu Perikanan Tropis Vol. 18. No. 2, April 2013 – ISSN 1402-2006 7
8. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dengan indikator hasil penyaringan cladocera masing-masing aquarium yang
menunjukkan jumlah lebih besar dari jumlah saat inokulasi, maka pembiakan Macrothrix sp
yang berasal dari zona interrhizon Danau Lutan Palangkaraya dalam wadah aquarium dengan
kondisi air media alami (sumber pakan phytoplankton) tanpa pengkayaan buatan dinilai
berhasil, dengan rata-rata waktu pembiakan yang paling pesat pada minggu ke 2.Ketersediaan
phytoplankton sebagai makanan turut berperan dalam pembiakan dan keberadaan cladocera.
Adapun jenis phytoplankton yang diduga menjadi makanan Macrothrix sp berdasarkan
pengamatan adalah Vorticella sp, Trachelomonas sp, Phacus sp, Gomphonema sp, Euglena
sp, Synedra sp, Chlamydomonas sp, Navicula sp, dan Staurastrum sp
Saran
Pemanenan yang tepat untuk jenis Macrothrix sp berdasarkan pengamatan sebaiknya
dilakukan pada masa 2 minggu, yaitu disaat perkembangbiakannya mencapai tingkat tertinggi
selama jangka waktu
5 minggu pembiakan.
9. DAFTAR PUSTAKA
Djarijah, A. Siregar. 2003. Pakan Ikan Alami. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
Dumont, H. J., S. V. Negrea. 2002. Introduction to The Class Branchyopoda.
GhentUniversity,Belgium. Backhuys Publishers. Leiden The Netherlands.
Hutabarat, Sahala., Stewart M. Evans. 1986. Kunci Identifikasi Zooplankton.
UniversitasIndonesia Press. Jakarta.
Liviawaty, E., E. Afrianto. 1990. Maskoki Budidaya dan Pemasarannya. Penerbit Kanisius.
Yogyakarta.
Mizuno, Tishihiko. 1979. Ilustration of The Freshwater Plankton of Japan. Hoikusha
Publishing co.LTD. Japan.
Prescott, G.W. 1970. The Freshwater Algae. University of Montana. WM.C. Brown
Company Publishers. Dubuque, Lowa.
Romimohtarto, K., Sri J. 2004. Meroplankton Laut, Larva Hewan Laut yang Menjadi
Plankton.Penerbit Djambatan. Jakarta.
Smirnov, N.N. 1992. The Macrothricidae of The World. SPB Academic Publishing The
Hague. The Netherlands.
Suprayitno, S. Hartati. 1986. Kultur Makanan Alami. Balai Budidaya Air Tawar Sukabumi.
Direktorat
Jendral Perikanan dan Internasional Development Research Centre. Bandung.Suwignyo, S.,
B. Widigdo, Y. Wardiatno, M. Krisanti. 2005. Avertebrata Air. Penebar Swadaya.
Jakarta.