Dokumen tersebut membahas latar belakang mengenai pentingnya pengetahuan masyarakat dalam mengkonsumsi obat-obatan bebas. Masyarakat Karanganyar cenderung mengonsumsi obat tanpa resep dokter karena faktor biaya, pengaruh iklan, dan rendahnya pengetahuan. Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan antara pengetahuan masyarakat dengan perilaku konsumsi obat bebas, dan diharapkan hasilnya dap
Materi Penggunaan Obat Rasional.
Pengobatan dapat disebut rasional apabila pasien menerima terapi yang tepat sesuai dengan kebutuhan kliniknya, sesuai dengan dosis yang dibutuhkannya, pada periode waktu yang adekuat, dan dengan harga yang terjangkau untuk pasien dan masyarakat (WHO,1985).
PENGARUH SISTEM MANAJEMEN ISO 9001:2008 TERHADAP PELAYANAN KEFARMASIAN DI P...Aji Wibowo
Sertifikasi ISO 9001 diharapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan kefarmasian di puskesmas. Dalam rangka untuk
memastikan penerapan sertifikasi sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 di puskesmas kabupaten Sleman khususnya pada pelayanan kefarmasian, maka diperlukan suatu pengukuran khusus pada pelayanan kefarmasian di puskesmas Kabupaten Sleman yang sudah dan yang belum menerapkan ISO 9001:2008. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengaruh sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 terhadap pelayanan kefarmasian di Puskesmas Kabupaten Sleman yang sudah dan belum menerapkan ISO 9001:2008.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil kepatuhan pasien diabetes melitus di beberapa puskesmas di Surabaya Timur dalam menggunakan obat.
2) Metode yang digunakan adalah wawancara terpimpin kepada 138 pasien diabetes melitus. Kepatuhan diukur menggunakan metode hitung sisa obat.
3) Hasilnya menunjukkan 45,65% pasien patuh dan 54,35% tidak
Teks tersebut memberikan penjelasan mengenai Drug Related Problems (DRP) yang meliputi:
1) Pengertian DRP sebagai kejadian tidak diinginkan terkait terapi obat yang berpengaruh pada hasil pengobatan pasien.
2) Jenis-jenis DRP seperti terapi obat yang tidak perlu, reaksi obat merugikan, salah obat, dosis terlalu rendah/tinggi, dan masalah kepatuhan.
3) Klasifikasi DRP menurut PCNE dan komp
Materi Penggunaan Obat Rasional.
Pengobatan dapat disebut rasional apabila pasien menerima terapi yang tepat sesuai dengan kebutuhan kliniknya, sesuai dengan dosis yang dibutuhkannya, pada periode waktu yang adekuat, dan dengan harga yang terjangkau untuk pasien dan masyarakat (WHO,1985).
PENGARUH SISTEM MANAJEMEN ISO 9001:2008 TERHADAP PELAYANAN KEFARMASIAN DI P...Aji Wibowo
Sertifikasi ISO 9001 diharapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan kefarmasian di puskesmas. Dalam rangka untuk
memastikan penerapan sertifikasi sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 di puskesmas kabupaten Sleman khususnya pada pelayanan kefarmasian, maka diperlukan suatu pengukuran khusus pada pelayanan kefarmasian di puskesmas Kabupaten Sleman yang sudah dan yang belum menerapkan ISO 9001:2008. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengaruh sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 terhadap pelayanan kefarmasian di Puskesmas Kabupaten Sleman yang sudah dan belum menerapkan ISO 9001:2008.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil kepatuhan pasien diabetes melitus di beberapa puskesmas di Surabaya Timur dalam menggunakan obat.
2) Metode yang digunakan adalah wawancara terpimpin kepada 138 pasien diabetes melitus. Kepatuhan diukur menggunakan metode hitung sisa obat.
3) Hasilnya menunjukkan 45,65% pasien patuh dan 54,35% tidak
Teks tersebut memberikan penjelasan mengenai Drug Related Problems (DRP) yang meliputi:
1) Pengertian DRP sebagai kejadian tidak diinginkan terkait terapi obat yang berpengaruh pada hasil pengobatan pasien.
2) Jenis-jenis DRP seperti terapi obat yang tidak perlu, reaksi obat merugikan, salah obat, dosis terlalu rendah/tinggi, dan masalah kepatuhan.
3) Klasifikasi DRP menurut PCNE dan komp
PENGGUNAAN OBAT TIDAK RASIONAL:
1. Ada atau kecil kemungkinan untuk memberi manfaat
2. Kemungkinan efek samping lebih besar dari manfaat
3. Biaya tidak seimbang dari manfaat
Dokumen tersebut membahas tentang tanaman herbal Indonesia, mencakup 4 tanaman yaitu awar-awar, asam, alpokat, dan anting-anting. Tanaman-tanaman tersebut memiliki berbagai khasiat untuk pengobatan penyakit seperti demam, nyeri haid, batu ginjal, dan disentri.
Perbandingan Metode CBIA dan FGD dalam Peningkatan Pengetahuan dan Ketepatan ...Aji Wibowo
Swamedikasi yang sering dilakukan pada anak di antaranya yaitu batuk, pilek, flu, dan kongesti nasal sebanyak (17,2%), demam (15%), sakit kepala (14%), diare dan nyeri pada perut sebanyak (9%). Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa hanya 0.4% caregiver anak umur 4-6 tahun di Kabupeten
Banyumas tepat dalam melakukan swamedikasi demam pada anak. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh pemberian penyuluhan dengan metode Community Based Interactive Approach (CBIA) dan metode Focus Group Discussion (FGD) dalam meningkatkan pengetahuan dan ketepatan caregiver dalam upaya swamedikasi demam pada anak dengan metode penelitian rancangan eksperimen
semu dengan menggunakan kelompok kontrol non acak desain posttest pretest. Hasil uji Wilcoxon menunjukkan bahwa terdapat perbedaan bermakna secara statistik pengetahuan antara sebelum dan sesudah perlakuan dengan menggunakan metode FGD maupun CBIA dengan nilai significancy pada kelompok FGD yaitu 0.000 (p < 0.05) dan untuk kelompok CBIA yaitu 0.002 (p < 0.05), sedangkan untuk ketepatan sebelum dan sesudah dilakukan perlakuan dengan metode FGD maupun CBIA didapat tidak adanya perbedaan bermakna secara statistik dengan nilai significancy ketepatan untuk kelompok FGD yaitu 1.000 (p > 0.05) dan untuk kelompok CBIA yaitu 1.000 (p > 0.05). Hasil dari uji Mann-Whitney menunjukkan bahwa diperoleh nilai significancy 0.012 (p < 0.05), dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan bermakna antara kelompok FGD dengan kelompok CBIA. Rerata selisih skor pada kelompok FGD (2.45) lebih besar dibandingkan dengan CBIA (0.96). Sehingga dapat disimpulkan bahwa metode FGD lebih baik dalam meningkatkan pengetahuan dibandingkan dengan metode CBIA walaupun keduanya sama-sama mengalami peningkatan. Hasil uji Fisher’s Exact menunjukkan bahwa
diperoleh nilai significancy 1.000. Hasil analisis statistik tersebut dapat disimpulkan bahwa berdasarkan perhitungan statistik tidak terdapat perbedaan bermakna antara metode FGD maupun metode CBIA dalam meningkatkan ketepatan responden dalam swamedikasi demam pada anak.
PERAN HOMEPHARMACYCARE PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE II PROLANIS TERHADA...Aji Wibowo
Peran Homepharmacycare pada pasien diabetes mellitus tipe II di Bp Sentra Medika Lebaksiu Tegal berpengaruh terhadap peningkatan kepatuhan dan keberhasilan terapi. Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat peningkatan jumlah pasien yang patuh dan berhasil dalam pengobatan, masing-masing sebanyak 20 pasien (57%), setelah menerima intervensi berupa edukasi kesehatan dan konseling di rumah."
STUDI PROSPEKTIF POTENSI INTERAKSI OBAT GOLONGAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN PEDIA...Aji Wibowo
Studi ini meneliti potensi interaksi obat antibiotik pada 100 pasien pediatri di Rumah Sakit Ananda Purwokerto. Didapati 11 kasus kombinasi obat yang berpotensi menimbulkan interaksi, terutama farmakokinetik dan farmakodinamik. Sebagian besar interaksinya bersifat sedang, meski ada juga yang berat dan ringan. Penelitian ini menunjukkan pentingnya memperhatikan interaksi obat khususnya antibiotik pada anak.
Pengaruh Konseling dan Alat Bantu Pengingat Pengobatan terhadap Kepatuhan Min...Aji Wibowo
Penelitian ini menguji pengaruh kombinasi konseling apoteker dan alat bantu pengingat pengobatan terhadap kepatuhan minum obat dan hasil klinis pasien diabetes melitus dan hipertensi. Hasilnya menunjukkan bahwa intervensi tersebut berpengaruh positif terhadap peningkatan kepatuhan minum obat serta mengontrol gejala klinis pasien."
Dokumen ini membahas penelitian tentang pengaruh ekstrak herba meniran terhadap pertumbuhan bakteri dan khamir patogen. Tujuan penelitian adalah untuk membuktikan pengaruh ekstrak herba meniran sebagai antimikroba, mengidentifikasi konsentrasi optimum, mengetahui nilai LC50, dan mengidentifikasi senyawa kimia ekstrak herba meniran. Diharapkan hasil penelitian ini bermanfaat sebagai sumber informasi tentang potensi
Obat tradisional adalah obat yang cara pembuatannya masih sederhana dan terbuat dari bahan alami. Dengan mengetahui cara penggunaan yang tepat, maka kerja obat pada tubuh akan lebih optimal.
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang pemantauan terapi obat yang meliputi identifikasi masalah penggunaan obat pasien, evaluasi efektivitas dan keamanan terapi obat, serta rekomendasi perubahan terapi jika diperlukan untuk mencapai hasil terapi yang optimal.
[Ringkasan]
Penelitian ini bertujuan menganalisis intervensi edukasi asuhan kefarmasian oleh apoteker di puskesmas Surabaya terhadap respon pasien tuberkulosis. Populasi penelitian adalah 63 apoteker puskesmas di Surabaya dan sampelnya adalah seluruh populasi. Penelitian akan menggunakan desain kuasi eksperimental dengan kelompok kontrol dan perlakuan sebelum dan sesudah pelatihan.
Kepatuhan Minum Obat pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Beberapa Puskesma...Aji Wibowo
[Ringkasan]
Penelitian ini bertujuan untuk menguji validitas skala kepatuhan minum obat pada pasien DM tipe 2, mengukur tingkat kepatuhan pasien, dan menganalisis korelasinya dengan hasil ukur klinis. Hasilnya menunjukkan skala MARS-10 valid dan reliabel untuk mengukur kepatuhan pasien. Sebagian besar pasien tergolong patuh minum obat, namun tidak ditemukan hubungan antara kepatuhan dengan hasil ukur glukosa
Dokumen tersebut merangkum sejarah perkembangan penggunaan obat dari zaman dahulu hingga saat ini. Awalnya obat berasal dari tumbuhan dan digunakan secara empirik, kemudian berkembang dengan isolasi zat aktif tumbuhan dan sintesis kimia obat. Saat ini pengembangan obat didasarkan pada pengetahuan ilmu hayati dan diuji melalui uji praklinik dan klinik guna menjamin keamanan dan efektivitas
Kuliah ini membahas peranan farmasis dalam memberikan pelayanan informasi obat dan konseling pasien, khususnya untuk penyakit kronis. Farmasis perlu memiliki keahlian komunikasi yang baik, kemampuan memecahkan masalah, dan evaluasi literatur medis untuk membantu pasien mengelola penyakitnya dengan benar. Tujuan akhirnya adalah meningkatkan kepatuhan pasien terhadap terapi obat.
MATERI PELATIHAN PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN MEMILIH OBAT BAGI T...Sainal Edi Kamal
Modul ini membahas tentang pelatihan peningkatan pengetahuan dan keterampilan memilih obat bagi tenaga kesehatan. Tujuannya adalah meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam pengobatan diri sendiri secara rasional dengan metode Cara Belajar Ibu Aktif."
PENGGUNAAN OBAT TIDAK RASIONAL:
1. Ada atau kecil kemungkinan untuk memberi manfaat
2. Kemungkinan efek samping lebih besar dari manfaat
3. Biaya tidak seimbang dari manfaat
Dokumen tersebut membahas tentang tanaman herbal Indonesia, mencakup 4 tanaman yaitu awar-awar, asam, alpokat, dan anting-anting. Tanaman-tanaman tersebut memiliki berbagai khasiat untuk pengobatan penyakit seperti demam, nyeri haid, batu ginjal, dan disentri.
Perbandingan Metode CBIA dan FGD dalam Peningkatan Pengetahuan dan Ketepatan ...Aji Wibowo
Swamedikasi yang sering dilakukan pada anak di antaranya yaitu batuk, pilek, flu, dan kongesti nasal sebanyak (17,2%), demam (15%), sakit kepala (14%), diare dan nyeri pada perut sebanyak (9%). Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa hanya 0.4% caregiver anak umur 4-6 tahun di Kabupeten
Banyumas tepat dalam melakukan swamedikasi demam pada anak. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh pemberian penyuluhan dengan metode Community Based Interactive Approach (CBIA) dan metode Focus Group Discussion (FGD) dalam meningkatkan pengetahuan dan ketepatan caregiver dalam upaya swamedikasi demam pada anak dengan metode penelitian rancangan eksperimen
semu dengan menggunakan kelompok kontrol non acak desain posttest pretest. Hasil uji Wilcoxon menunjukkan bahwa terdapat perbedaan bermakna secara statistik pengetahuan antara sebelum dan sesudah perlakuan dengan menggunakan metode FGD maupun CBIA dengan nilai significancy pada kelompok FGD yaitu 0.000 (p < 0.05) dan untuk kelompok CBIA yaitu 0.002 (p < 0.05), sedangkan untuk ketepatan sebelum dan sesudah dilakukan perlakuan dengan metode FGD maupun CBIA didapat tidak adanya perbedaan bermakna secara statistik dengan nilai significancy ketepatan untuk kelompok FGD yaitu 1.000 (p > 0.05) dan untuk kelompok CBIA yaitu 1.000 (p > 0.05). Hasil dari uji Mann-Whitney menunjukkan bahwa diperoleh nilai significancy 0.012 (p < 0.05), dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan bermakna antara kelompok FGD dengan kelompok CBIA. Rerata selisih skor pada kelompok FGD (2.45) lebih besar dibandingkan dengan CBIA (0.96). Sehingga dapat disimpulkan bahwa metode FGD lebih baik dalam meningkatkan pengetahuan dibandingkan dengan metode CBIA walaupun keduanya sama-sama mengalami peningkatan. Hasil uji Fisher’s Exact menunjukkan bahwa
diperoleh nilai significancy 1.000. Hasil analisis statistik tersebut dapat disimpulkan bahwa berdasarkan perhitungan statistik tidak terdapat perbedaan bermakna antara metode FGD maupun metode CBIA dalam meningkatkan ketepatan responden dalam swamedikasi demam pada anak.
PERAN HOMEPHARMACYCARE PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE II PROLANIS TERHADA...Aji Wibowo
Peran Homepharmacycare pada pasien diabetes mellitus tipe II di Bp Sentra Medika Lebaksiu Tegal berpengaruh terhadap peningkatan kepatuhan dan keberhasilan terapi. Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat peningkatan jumlah pasien yang patuh dan berhasil dalam pengobatan, masing-masing sebanyak 20 pasien (57%), setelah menerima intervensi berupa edukasi kesehatan dan konseling di rumah."
STUDI PROSPEKTIF POTENSI INTERAKSI OBAT GOLONGAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN PEDIA...Aji Wibowo
Studi ini meneliti potensi interaksi obat antibiotik pada 100 pasien pediatri di Rumah Sakit Ananda Purwokerto. Didapati 11 kasus kombinasi obat yang berpotensi menimbulkan interaksi, terutama farmakokinetik dan farmakodinamik. Sebagian besar interaksinya bersifat sedang, meski ada juga yang berat dan ringan. Penelitian ini menunjukkan pentingnya memperhatikan interaksi obat khususnya antibiotik pada anak.
Pengaruh Konseling dan Alat Bantu Pengingat Pengobatan terhadap Kepatuhan Min...Aji Wibowo
Penelitian ini menguji pengaruh kombinasi konseling apoteker dan alat bantu pengingat pengobatan terhadap kepatuhan minum obat dan hasil klinis pasien diabetes melitus dan hipertensi. Hasilnya menunjukkan bahwa intervensi tersebut berpengaruh positif terhadap peningkatan kepatuhan minum obat serta mengontrol gejala klinis pasien."
Dokumen ini membahas penelitian tentang pengaruh ekstrak herba meniran terhadap pertumbuhan bakteri dan khamir patogen. Tujuan penelitian adalah untuk membuktikan pengaruh ekstrak herba meniran sebagai antimikroba, mengidentifikasi konsentrasi optimum, mengetahui nilai LC50, dan mengidentifikasi senyawa kimia ekstrak herba meniran. Diharapkan hasil penelitian ini bermanfaat sebagai sumber informasi tentang potensi
Obat tradisional adalah obat yang cara pembuatannya masih sederhana dan terbuat dari bahan alami. Dengan mengetahui cara penggunaan yang tepat, maka kerja obat pada tubuh akan lebih optimal.
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang pemantauan terapi obat yang meliputi identifikasi masalah penggunaan obat pasien, evaluasi efektivitas dan keamanan terapi obat, serta rekomendasi perubahan terapi jika diperlukan untuk mencapai hasil terapi yang optimal.
[Ringkasan]
Penelitian ini bertujuan menganalisis intervensi edukasi asuhan kefarmasian oleh apoteker di puskesmas Surabaya terhadap respon pasien tuberkulosis. Populasi penelitian adalah 63 apoteker puskesmas di Surabaya dan sampelnya adalah seluruh populasi. Penelitian akan menggunakan desain kuasi eksperimental dengan kelompok kontrol dan perlakuan sebelum dan sesudah pelatihan.
Kepatuhan Minum Obat pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Beberapa Puskesma...Aji Wibowo
[Ringkasan]
Penelitian ini bertujuan untuk menguji validitas skala kepatuhan minum obat pada pasien DM tipe 2, mengukur tingkat kepatuhan pasien, dan menganalisis korelasinya dengan hasil ukur klinis. Hasilnya menunjukkan skala MARS-10 valid dan reliabel untuk mengukur kepatuhan pasien. Sebagian besar pasien tergolong patuh minum obat, namun tidak ditemukan hubungan antara kepatuhan dengan hasil ukur glukosa
Dokumen tersebut merangkum sejarah perkembangan penggunaan obat dari zaman dahulu hingga saat ini. Awalnya obat berasal dari tumbuhan dan digunakan secara empirik, kemudian berkembang dengan isolasi zat aktif tumbuhan dan sintesis kimia obat. Saat ini pengembangan obat didasarkan pada pengetahuan ilmu hayati dan diuji melalui uji praklinik dan klinik guna menjamin keamanan dan efektivitas
Kuliah ini membahas peranan farmasis dalam memberikan pelayanan informasi obat dan konseling pasien, khususnya untuk penyakit kronis. Farmasis perlu memiliki keahlian komunikasi yang baik, kemampuan memecahkan masalah, dan evaluasi literatur medis untuk membantu pasien mengelola penyakitnya dengan benar. Tujuan akhirnya adalah meningkatkan kepatuhan pasien terhadap terapi obat.
MATERI PELATIHAN PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN MEMILIH OBAT BAGI T...Sainal Edi Kamal
Modul ini membahas tentang pelatihan peningkatan pengetahuan dan keterampilan memilih obat bagi tenaga kesehatan. Tujuannya adalah meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam pengobatan diri sendiri secara rasional dengan metode Cara Belajar Ibu Aktif."
PPT KEL 4 KEAMANAN OBAT DALAM PENINGKATAN KESEHATAN MASYARAKAT.pptxNanaNurhasanah5
Dokumen tersebut membahas upaya peningkatan keamanan obat dan kesehatan masyarakat melalui beberapa kasus, di antaranya dengan meningkatkan pemahaman masyarakat tentang penggunaan obat yang benar, meningkatkan keselamatan pasien di rumah sakit, serta menganalisis gambaran pengobatan mandiri masyarakat."
Dokumen tersebut membahas penggunaan obat secara rasional, yang meliputi pemberian obat yang tepat untuk indikasi klinis pasien dengan dosis dan lama pemberian yang tepat serta harga terjangkau. Dokumen tersebut juga membahas dampak penggunaan obat yang tidak rasional seperti biaya yang tinggi dan efek samping. Pemkab Jember mendorong penggunaan kesehatan tradisional melalui program budidaya tanaman obat dan minum jamu.
Gerakan Masyarakat Cerdas Menggunakan Obat (GeMaCerMat) bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan perilaku masyarakat dalam penggunaan obat secara tepat dan rasional melalui berbagai kegiatan sosialisasi dan edukasi. Program ini melibatkan berbagai pihak termasuk pemerintah, tenaga kesehatan, dan masyarakat untuk mengatasi masalah penggunaan obat yang tidak tepat seperti penyalahgunaan antib
Dokumen tersebut memberikan ringkasan hasil penelitian tentang tingkat pengetahuan dan rasionalitas penggunaan obat secara swamedikasi di tiga apotek di Kota Panyabungan. Mayoritas responden memiliki tingkat pengetahuan sedang, dan sebagian besar penggunaan obat bersifat rasional meskipun masih ada yang tidak rasional. Tingkat pengetahuan dipengaruhi pendidikan dan pekerjaan, sedangkan rasionalitas tidak dipengaruhi faktor sosial demogra
Buku saku ini membahas tentang penanganan penyakit tuberculosis secara
komprehensif, mulai dari pengenalan penyakit, diagnosis, terapi, obat, masalah
terapi, dan peran apoteker dalam penanganannya.
Similar to Jtptunimus gdl-arifusdika-5308-2-bab1 (20)
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFratnawulokt
Peningkatan status kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu hal prioritas di Indonesia. Status derajat kesehatan ibu dan anak sendiri dapat dinilai dari jumlah AKI dan AKB. Pemerintah berupaya menerapkan program Sustainable Development Goals (SDGs) dengan harapan dapat menekan AKI dan AKB, tetapi kenyataannya masih tinggi sehingga tujuan dari penyusunan laporan tugas akhir ini untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dari ibu hamil trimester III sampai KB.
Metode penelitian menggunakan Continuity of Care dengan pendokumentasian SOAP Notes. Subjek penelitian Ny. “H” usia 34 tahun masa kehamilan Trimester III hingga KB di PMB E Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung.
Hasil asuhan selama masa kehamilan trimester III tidak ada komplikasi pada Ny. “E”. Masa persalinan berjalan lancar meskipun terdapat kesenjangan dimana IMD dilakukan kurang dari 1 jam. Kunjungan neonatus hingga nifas normal tidak ada komplikasi, metode kontrasepsi memilih KB implant.
Kesimpulan asuhan pada Ny. “H” ditemukan kesenjangan antara kenyataan dan teori di penatalaksanaan, tetapi dalam pemberian asuhan ini kesenjangan masih dalam batas normal. Asuhan kebidanan ini diberikan untuk membantu mengurangi kemungkinan terjadi komplikasi pada saat masa kehamilan hingga KB.
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Jtptunimus gdl-arifusdika-5308-2-bab1
1. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Obat adalah sebuah benda kecil yang mampu menyembuhkan sekaligus
dapat menjadi bumerang bagi penderitanya. Benda kecil yang awalnya dijauhi
ini kemudian berkembang menjadi salah satu kebutuhan utama dalam
kehidupan manusia.
Obat merupakan komponen vital dan esensial dari suatu pelayanan
kesehatan. Dengan pemberian obat maka diharapkan penyakit yang diderita
oleh pasien dapat disembuhkan. Menurut kebijakan obat nasional bahwa biaya
obat merupakan bagian yang cukup besar dari seluruh biaya kesehatan.
Disamping itu karena obat merupakan kebutuhan pokok masyarakat maka
persepsi masyarakat tentang output dari suatu pelayanan kesehatan adalah
apabila mereka telah menerima obat ketika dalam perawatan di suatu sarana
dan tempat pelayanan kesehatan (DepKes RI, 2002).
Obat mempunyai peranan penting dalam system pelayanan kesehatan.
Diantara berbagai alternatif yang ada, intervensi dengan obat merupakan
intervensi yang paling banyak digunakan dan merupakan teknologi yang
paling tepat dan murah (Triyanto & Sanusi, 2003).
Namun banyaknya obat bebas yang dijual di pasaran terkadang memang
sering kali membuat konsumen bingung memilihnya. Mana obat bebas yang
baik dan aman untuk dikonsumsi. Biasanya orang mengonsumsi obat bebas
2. karena iklan ataupun pengaruh orang lain yang telah mengonsumsi obat
tersebut.
Obat bebas adalah obat yang dijual bebas tanpa menggunakan resep
dokter. Ada dua jenis obat bebas, yakni obat bebas dan obat bebas terbatas.
Obat bebas ditandai dengan lingkaran hitam dengan warna hijau di dalamnya,
sedangkan obat bebas terbatas berwarna biru. Obat bebas adalah obat yang
dapat kita beli di apotik tanpa harus menggunakan resep dari dokter.
Biasanya, jenis obat bebas yang sering dibeli adalah vitamin. Untuk
mengetahuinya dengan melihat lingkaran berwarna hijau. Obat bebas terbatas
adalah jenis obat keras dengan batasan jumlah dan kadar isi tertentu yang
harus mempunyai tanda peringatan (P), namun dapat dijual bebas. Contohnya
adalah obat asma, obat anti muntah atau obat flu. Tandanya adalah lingkaran
berwarna biru (Irene, 2005).
Obat bebas sebenarnya termasuk obat generik karena dia hanya
mengandung satu macam bahan kimia, sesuai dengan fungsinya. Sedangkan
obat bermerek mengandung bahan kimia lebih dari satu macam, membuat
harganya lebih mahal dibanding obat generik. Sehingga dalam penggunaan
obat bebas sebaiknya konsumen memperhatikan dulu beberapa hal yang
tercantum pada kemasan atau selebaran yang ada dalam kemasan, yakni nama
produk, bahan yang terkandung, kategori obat (apakah termasuk obat batuk,
antipiretik, anihistamin, kegunaan, aturan pemakaian, peringatan dan bahan
tambahan lain). Selain itu perlu juga diperhatikan tanggal kedaluwarsanya.
Semua barang yang ditelan manusia pasti memuat tanggal kedaluwarsa.
2
3. Semua jenis obat yang bukan ditebus dengan resep dokter (obat bebas,
dan obat bebas terbatas) bukan untuk dipakai berkepanjangan, melainkan
hanya untuk pertolongan pertama belaka. Bila dengan obat bebas tersebut,
gejala, dan tanda penyakitnya ternyata masih tidak mereda, terlebih bila
bertambah parah, saatnya segera minta pertolongan dokter (Nadesul, 2007).
Namun terkadang dijumpai di masyarakat kita bahwa seringkali mereka
menggunakan atau mengkonsumsi obat dengan cara yang tidak rasional.
Maksudnya mereka mencoba berbagai macam obat, tanpa berkonsultasi
dengan petugas kesehatan. Perilaku masyarakat seperti ini dimungkinkan
karena kurangnya pengetahuan mereka mengenai obat dan kesehatan.
Sebenarnya wajar sebagai perilaku orang yang terkena sakit
sebagaimana dikemukakan oleh Notoatmodjo (2003) yaitu mengambil
tindakan dengan melakukan pengobatan sendiri (self treatment atau self
medication). Pengobatan sendiri ini terbagi menjadi dua macam yaitu cara
tradisional (kerokan, minum jamu, obat gosok dan sebagainya), dan cara
modern, misalnya minum obat yang dibeli dari warung, toko atau apotek.
Sedangkan yang menjadi permasalahan adalah seberapa jauh
masyarakat mengetahui mengenai obat yang mereka beli di pasaran dan
sekaligus efek samping yang ditimbulkan oleh obat tersebut. Selain itu
rendahnya pengetahuan masyarakat mengenai tata cara meminum obat juga
ditunjukkan melalui perilaku masyarakat dalam meminum obat yang tidak
sesuai dengan takaran atau dosis yang berlaku. Ada kalanya untuk
mempercepat penyembuhan masyarakat meminum obat dengan
3
4. memperbanyak dosis. Hal tersebut tidak akan menyembuhkan penyakit yang
mereka derita tapi justru akan memperberat kerja ginjal.
Demikian halnya dengan apa yang terjadi pada masyarakat di
Kecamatan Karanganyar Kabupaten Demak dalam mengkonsumsi obat-obat
bebas dalam usaha untuk menyembuhkan penyakit yang mereka derita. Dalam
penelusuran peneliti melalui pendekatan dan wawancara kepada beberapa
masyarakat didapatkan bahwa seringkali masyarakat menggunakan obat-obat
yang ada di pasaran tersebut untuk mengatasi masalah kesehatan yang mereka
derita. Mereka beranggapan bahwa untuk pergi ke dokter akan memerlukan
biaya yang cukup mahal, sementara hanya dengan meminum obat-obat yang
dijual bebas pun mereka sudah dapat sembuh dari penyakit yang diderita,
bahkan bila perlu mereka akan meminum beberapa tablet sekali minum
sehingga dapat mempercepat kesembuhannya. Kebiasaan masyarakat dalam
mengkonsumsi obat-obat bebas yang dijual di pasaran atau apotik tanpa
memgunakan resep dari dokter ini diindikaskan telah berlangsung sejak lama.
Ketidaktahuan masyarakat ini dimungkinkan karena rendahnya
pendidikan masyarakat Karanganyar dan kurangnya sosialisasi dari Dinas
Kesehatan terkait ditambah lagi maraknya penyebaran iklan obat-obatan yang
didapat oleh masyarakat melalui berbagai media seperti televisi dan koran.
Penyebaran iklan obat-obatan melalui media televisi dan media-media lain
dimungkinkan mempunyai peran yang cukup besar bagi masyarakat untuk
memilih obat-obat pasar tanpa resep dokter.
4
5. Penggunaan iklan untuk promosi obat ini sebenarnya telah ditetapkan
berdasarkan Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan nomor
hk.00.05.3.02706 tahun 2002 pasal 1 ayat 2 yang menyebutkan bahwa
Promosi Obat adalah semua kegiatan pemberian informasi dan himbauan
mengenai obat jadi yang memiliki izin edar yang dilakukan oleh Industri
Farmasi dan Pedagang Besar Farmasi, dengan tujuan meningkatkan
peresepan, distribusi, penjualan dan atau penggunaan obat
Berdasarkan promosi melalui iklan oleh industri farmasai dan pedagang
besar farmasi menyebabkan kecenderungan masyarakat untuk menggunakan
obat-obatan yang bersangkutan untuk penyembuhan penyakit pada tahap
awal. Kecenderungan masyarakat untuk menggunakan obat-obat pasaran
tersebut disebabkan karena penggunaan obat-obat bebas tanpa resep dokter
dirasa lebih murah dan tidak terlalu sulit dalam menjangkaunya.
Berdasarkan permasalahan tersebut maka peneliti bermaksud melakukan
penelitian untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan masyarakat
terhadap perilaku mengkonsumsi obat-obat pasar tanpa resep di Kecamatan
Karanganyar Kabupaten Demak.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang yang telah dipaparkan, maka
permasalahan yang dapat dirumuskan:”Apakah ada hubungan tingkat
pengetahuan masyarakat terhadap perilaku mengkonsumsi obat-obat pasar
tanpa resep di Kecamatan Karanganyar Kabupaten Demak?”.
5
6. C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan masyarakat terhadap
perilaku mengkonsumsi obat-obat pasar tanpa resep di Kecamatan
Karanganyar Kabupaten Demak
2. Tujuan Khusus
a. Mendeskripsikan tingkat pengetahuan masyarakat Kecamatan
Karanganyar yang mengkonsumsi obat-obat pasaran tanpa resep
b. Mendeskripsikan perilaku masyarakat Kecamatan Karanganyar dalam
mengkonsumsi obat-obat pasar tanpa resep
c. Menganalisis hubungan antara tingkat pengetahuan masyarakat
dengan perilaku mengkonsumsi obat-obat pasar tanpa resep di
Kecamatan Karanganyar Kabupaten Demak.
D. Manfaat Penelitian
1. Hasil penelitian dapat dijadikan bahan pustaka untuk menambah wawasan
dan pengetahuan masyarakat dalam mengkonsumsi obat-obat bebas yang
ada di pasaran.
2. Bagi Profesi Keperawatan
Penelitian ini dapat memberikan gambaran mengenai bahaya dari
penggunaan obat-obat bebas yang diperjualbelikan dipasaran tanpa
memperhatikan takaran atau dosis yang sesuai.
6
7. 3. Bagi Program Kesehatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pikiran
khususnya dalam menjalankan program dan strategi serta evaluasi dalam
keperawatan khususnya dalam hal penggunaan obat-obat bebas tanpa
resep.
E. Ruang Lingkup Ilmu
Bidang keperawatan komunitas khususnya yang berhubungan dengan
pengetahuan dan ilmu perilaku. Dalam hal ini penulis ingin meneliti adakah
hubungan antara tingkat pengetahuan masyarakat dengan perilaku
mengkonsumsi obat-obat bebas di pasaran pada masyarakat Karanganyar
Kabupaten Demak
7