SlideShare a Scribd company logo
InfoPOM - Vol. 15 No. 1 Januari-Februari 2014 
Halaman 1 
TOPIK SAJIAN UTAMA: 
Menuju Swamedikasi yang Aman 
ARTIKEL: 
Pentingnya MESO 
dalam Farmakovigilans 
SERI SWAMEDIKASI: 
Penanganan Gangguan 
Ringan pada Lambung 
InfoPOM - Vol. 15 No. 1 Januari-Februari 2014
InfoPOM - Vol. 15 No. 1 Januari-Februari 2014 
TIM REDAKSI 
Penasehat : 
Dr. Roy A.Sparringa, M.App.Sc. 
Pengarah : 
dr. Mufrihatu Hayatie Amal, MPH 
Penanggung jawab : 
Dra. Reri Indriani, Apt, M.Si. 
Redaktur : 
Irhama Hayati, S.Si.,Apt.,M.TI 
Editor : 
1. Dra. Murti Hadiyani 
2. Indah Widiyaningrum, S.Si, Apt. 
3. Arlinda Wibiayu, S. Si., Apt. 
Kontributor : 
1. Indah Widiyaningrum, S.Si, Apt. (PIOM) 
2. drg. Indah Ratnasari 
(Direktorat Pengawasan Distribusi Produk 
Terapetik & PKRT) 
3. Dwi Resmiyarti, S.Farm., Apt. (PIOM) 
4. DR. Tepy Usia, M.Phil 
(Direktorat Obat Asli Indonesia) 
5. Arlinda Wibiayu, S. Si., Apt. (PIOM) 
Sekretariat : 
1. Ridwan Sudiro, S.IP. 
2. Syatiani Arum Syarie, S.Far.,Apt. 
3. Riani Fajar Sari, A.Md. 
4. Tri Handayani, S.Farm.,Apt. 
Sirkulasi : 
1. Netty Sirait 
2. Surtiningsih 
Fotografer : 
Michael Andikawan S.,S.Des. 
Halaman 2 
EDITORIAL 
Pembaca yang terhormat, 
Seiring dengan kemajuan teknologi yang menyebabkan 
masyarakat sering mengeluh sakit kepala, pusing, sakit mag, 
dan lain-lain, walaupun ringan tapi cukup mengganggu. 
Keluhan-keluhan ringan sebenarnya dapat diatasi sendiri 
dengan swamedikasi. Swamedikasi menurut WHO diartikan 
sebagai pemilihan dan penggunaan obat, termasuk pengobatan 
herbal dan tradisional, oleh individu untuk merawat diri sendiri 
dari penyakit atau gejala penyakit. Untuk lebih mendalam 
mengetahui tentang swamedikasi perlu disimak artikel “Menuju 
Swamediaksi Yang Aman”. Lebih detil, ada artikel khusus 
swamedikasi yang mengulas “Penanganan Gangguan Ringan 
Pada Lambung”. 
Efek samping obat merupakan reaksi yang tidak diinginkan 
yang menyertai pemberian satu jenis obat atau kombinasi 
dalam dosis yang dicurigai terkait dengan penggunaan obat 
tersebut. Monitoring Efek Samping Obat penting dilakukan 
untuk menghindari terjadinya masalah penggunaan obat terkait 
efek samping; memastikan keselamatan pasien (patients safety) 
dan meningkatkan kerasionalan penggunaan obat. Salah satu 
upaya Badan POM untuk peningkatan program Monitoring Efek 
Samping Obat (MESO) adalah melalui pengembangan subsite 
e-MESO. Diharapkan dengan e-MESO pelaporan MESO menjadi 
semakin baik sehingga kita lebih mengetahui profil keamanan 
obat yang beredar di Indonesia. 
Ada yang baru pada InfoPOM edisi tahun 2014 yaitu hadirnya 
sosok PIONY dalam artikel-artikel swamedikasi. Disamping itu juga 
ada seri Publikasi Badan POM untuk lebih mengenalkan pembaca 
kepada penerbitan terbaru Badan POM. 
Demikian, semoga infoPOM edisi ini dapat memberikan manfaat. 
Selamat membaca 
Redaksi menerima sumbangan artikel yang berisi 
informasi terkait dengan obat, makanan, kosmetika, 
obat tradisional, komplemen makanan, zat adiktif dan bahan 
berbahaya. Kirimkan tulisan melalui alamat redaksi dengan 
melampirkan identitas diri penulis. 
Alamat redaksi: Ged. Data Center lt. 5 BPOM, Jl. Percetakan Negara 
No. 23, Jakarta Pusat. Telepon/fax: 021-42889117. 
Email ke informasi@pom.go.id
InfoPOM - Vol. 15 No. 1 Januari-Februari 2014 
MENUJU SWAMEDIKASI YANG AMAN 
Kesehatan merupakan hal yang penting bagi kehidupan masyarakat. Namun keluhan kesehatan 
ringan seperti pusing, demam, mag sering kali dialami oleh banyak orang. 
Meskipun ringan, namun cukup mengganggu. Keluhan-keluhan ringan sebenarnya dapat diatasi 
sendiri dengan swamedikasi, namun pengobatan sendiri menjadi tidak mudah bila tidak memiliki 
pengetahuan tentang hal tersebut. Kemudahan tentu bukanlah hal utama, yang lebih penting justru 
adalah bagaimana cara melakukan swamedikasi dengan benar. 
Menurut World Health Organization (WHO) swamedikasi 
diartikan sebagai pemilihan dan penggunaan obat, termasuk 
pengobatan herbal dan tradisional, oleh individu untuk merawat 
diri sendiri dari penyakit atau gejala penyakit. Swamedikasi 
biasanya dilakukan untuk mengatasi keluhan-keluhan dan 
penyakit ringan yang sering dialami masyarakat, seperti demam, 
nyeri, pusing, batuk, influenza, sakit mag, kecacingan, diare, 
penyakit kulit dan lain-lain. Obat-obat golongan obat bebas 
dan obat bebas terbatas merupakan obat yang relatif aman 
digunakan untuk swamedikasi. Jadi, swamedikasi adalah upaya 
awal yang dilakukan sendiri dalam mengurangi/mengobati 
penyakit-penyakit ringan menggunakan obat-obatan dari 
golongan obat bebas dan bebas terbatas. 
Untuk melakukan swamedikasi dengan benar, masyarakat perlu 
mengetahui informasi yang jelas dan terpecaya mengenai 
obat-obat yang digunakan. Apabila swamedikasi tidak dilakukan 
dengan benar maka dapat berisiko munculnya keluhan lain 
karena penggunaan obat yang tidak tepat. Swamedikasi yang 
tidak tepat diantaranya ditimbulkan oleh salah mengenali gejala 
yang muncul, salah memilih obat, salah cara penggunaan, salah 
dosis, dan keterlambatan dalam mencari nasihat/saran tenaga 
kesehatan bila keluhan berlanjut. Selain itu, juga ada potensi 
Halaman 3 
Sajian Utama 
risiko melakukan swamedikasi misal efek samping yang jarang 
muncul namun parah, interaksi obat yang berbahaya, dosis tidak 
tepat, dan pilihan terapi yang salah. 
HAL-HAL APA SAJA YANG PERLU DIPERHATIKAN? 
1. Mengenali kondisi ketika akan melakukan 
swamedikasi 
Sebelum melakukan swamedikasi kita harus memperhatikan 
kondisi orang yang akan diobati. Beberapa kondisi yang 
harus diperhatikan adalah kehamilan, berencana untuk hamil, 
menyusui, umur (balita atau lansia), sedang dalam diet khusus 
seperti misalnya diet gula, sedang atau baru saja berhenti 
mengkonsumsi obat lain atau suplemen makanan, serta 
mempunyai masalah kesehatan baru selain penyakit yang 
selama ini diderita dan sudah mendapatkan pengobatan dari 
dokter. 
Pemilihan obat untuk ibu yang sedang hamil dilakukan dengan 
lebih hati-hati, karena beberapa jenis obat dapat menimbulkan 
pengaruh yang tidak diinginkan pada janin. Beberapa jenis 
obat juga di sekresikan juga ke dalam air susu ibu. Walaupun 
mungkin jumlah obat di ASI kadarnya kecil, namun mungkin
InfoPOM - Vol. 15 No. 1 Januari-Februari 2014 
dapat berpengaruh pada bayi. Pemilihan jenis obat juga perlu 
diperhatikan pada orang yang sedang dalam diet khusus seperti 
diet rendah garam atau rendah gula, karena selain mengandung 
zat aktif berkhasiat, komposisi obat juga terdiri dari zat 
tambahan lain yang harus diperhatikan oleh pasien dengan 
diet khusus tersebut, misal obat berbentuk sirup umumnya 
mengandung gula dalam kadar cukup tinggi sehingga dapat 
berpengaruh pada pasien yang sedang diet gula. 
Mengingat hal tersebut di atas, sebelum melakukan 
swamedikasi perlu diperhatikan kondisi yang sedang dialami 
sehingga tidak terjadi efek yang tidak diinginkan. Membaca 
peringatan/perhatian yang tertera pada label atau brosur obat 
juga menjadi hal yang perlu dilakukan, karena di dalamnya 
tertulis hal – hal yang harus diperhatikan sebelum atau setelah 
mengkonsumsi obat yang dimaksud. 
2. Memahami BAHWA ADA kemungkinan interaksi 
obat 
Banyak obat dapat berinteraksi dengan obat lainnya atau 
berinteraksi dengan makanan dan minuman. Kenali nama 
obat atau nama zat berkhasiat yang terkandung dalam 
obat yang sedang anda konsumsi atau hendak digunakan 
sebagai swamedikasi. Tanyakan kepada Apoteker di apotik 
mengenai ada tidaknya interaksi dari obat-obat tersebut. Untuk 
menghindari masalah yang mungkin terjadi, bacalah aturan 
pakai yang tercantum pada label kemasan obat. 
3. Mengetahui obat-obat yang dapat digunakan 
untuk swamedikasi 
Tidak semua obat dapat digunakan untuk swamedikasi. 
Telah dijelaskan diatas bahwa obat yang digunakan untuk 
swamedikasi adalah obat yang relatif aman, yaitu obat golongan 
obat bebas dan obat bebas terbatas. 
Obat Bebas 
Obat bebas adalah obat yang dapat dibeli tanpa resep 
dokter. Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas 
adalah lingkaran hijau dengan garis tepi berwarna hitam. 
Contoh : Simetikon. 
Obat bebas terbatas 
Obat bebas terbatas adalah obat yang sebenarnya termasuk 
obat keras tetapi masih dapat dibeli tanpa resep dokter. 
Obat ini biasa disertai dengan tanda peringatan. Tanda 
khusus pada kemasan dan etiket obat bebas terbatas adalah 
lingkaran biru dengan garis tepi berwarna hitam. 
Contoh : CTM (Klorfeniramin maleat). 
Halaman 4 
Tanda peringatan pada Obat Bebas Terbatas diantaranya 
adalah sebagai berikut: 
4. Mewaspadai efek samping yang mungkin muncul 
Selain dapat mengatasi penyakit/gejala penyakit, obat juga 
dapat menyebabkan efek yang tidak diinginkan. Efek samping 
yang terjadi tidak selalu memerlukan tindakan medis untuk 
mengatasinya, namun demikian beberapa efek samping 
mungkin memerlukan perhatian lebih dalam penanganannya. 
Efek samping yang mungkin timbul antara lain reaksi alergi, 
gatal-gatal, ruam, mengantuk, mual dan lain-lain. Oleh karena 
itu penting untuk mengetahui efek samping apa yang mungkin 
terjadi dan apa yang harus dilakukan saat mengalami efek 
samping tersebut. Efek samping bisa terjadi pada siapa saja 
namun umumnya dapat ditoleransi. Bila terjadi efek samping, 
segera hentikan pengobatan dan konsultasikan dengan tenaga 
kesehatan. 
5. Meneliti obat yang akan dibeli 
Pada saat akan membeli obat, pertimbangkan bentuk 
sediaannya (tablet, sirup, kapsul, krim, dll) dan pastikan bahwa 
kemasan tidak rusak. Lihatlah dengan teliti kemasan luar 
maupun kemasan dalam produk obat. Jangan mengambil obat 
yang menunjukkan adanya kerusakan walaupun kecil. Selain 
kemasan, perhatikan juga bentuk fisik sediaan. 
Untuk yang bentuk sirup, hal yang harus diperhatikan adalah 
warna dan kekentalannya. Pastikan tidak ada partikel-partikel 
kecil di bagian bawah botol atau mengapung dalam sirup dan 
jika berbentuk suspensi, suspensi dapat tercampur rata setelah 
dikocok dan tidak terlihat ada bagian yang memisah. Pada 
tablet, bentuk harus benar-benar utuh dan tidak ada satupun 
yang pecah atau rusak. Jika pada tablet memiliki cetakan/ 
tulisan, pastikan bahwa semua tablet memiliki cetakan/tulisan 
yang sama. Untuk sediaan kapsul, bentuk kapsul tidak pecah 
atau penyok dan mempunyai ukuran dan warna yang sama dari 
semua kapsul. Jika kapsul memiliki cetakan/tulisan, pastikan 
bahwa semua kapsul memiliki cetakan/tulisan yang sama. 
Perhatikan juga penyimpanan obat di tempat penjualannya, 
jika obat disimpan di tempat yang terpapar cahaya matahari 
langsung maka sebaiknya beli obat di tempat lain yang kondisi 
penyimpanannya lebih baik. Lebih baik membeli obat di sarana 
distribusi yang resmi, seperti misalnya apotek dan toko obat 
berijin. 
Obat yang anda minum harus sudah memiliki nomor izin edar 
karena ini berarti obat tersebut telah memenuhi persyaratan 
keamanan, khasiat dan mutu yang ditetapkan oleh Badan 
POM. Hal lain yang harus diperhatikan adalah tanggal 
kedaluwarsa, tanggal ini menandakan bahwa sebelum tanggal 
Sajian Utama
InfoPOM - Vol. 15 No. 1 Januari-Februari 2014 
Halaman 5 
Sajian Utama 
! 
tersebut obat masih memenuhi persyaratan dan aman untuk 
digunakan. Penggunaan obat yang sudah kedaluwarsa dapat 
membahayakan karena pada obat tersebut dapat terjadi 
perubahan bentuk atau perubahan menjadi zat lain yang 
berbahaya. Oleh karena itu, tidak boleh menggunakan obat 
yang sudah melewati batas kedaluwarsa. 
6. Mengetahui cara penggunaan obat yang benar 
Bacalah aturan pakai obat sesuai dengan petunjuk yang tertera 
pada label. Obat yang digunakan sesuai dengan petunjuk 
penggunaan, pada saat yang tepat dan jangka waktu terapi 
sesuai anjuran akan memberikan efek yang baik. Jangan 
membuang label ataupun bagian kemasan yang memberikan 
informasi mengenai penggunaan obat tersebut agar tidak 
terjadi kesalahan bila anda menggunakan obat itu kembali. 
Apabila merasa obat yang sedang digunakan tidak memberikan 
efek yang diinginkan setelah jangka waktu penggunaan yang 
dianjurkan, maka segeralah untuk berkonsultasi dengan dokter 
atau tenaga kesehatan lainnya. 
Beberapa bentuk sediaan obat memiliki cara penggunaan yang 
khusus, seperti misalnya supositoria (obat yang bentuknya 
seperti peluru yang penggunaannya dengan cara dimasukkan 
ke dalam anus). Cara memasukkan supositoria ini ke dalam 
anus adalah dengan membuka kemasan supositoria, basahi 
pada bagian ujung bulatnya, gunakan satu tangan yang tidak 
memegang obat untuk merenggangkan anus, lalu satu tangan 
lain memasukkan supositoria ke dalam anus. Dianjurkan 
untuk tetap berbaring telentang atau miring selama 5 menit. 
Disamping cara penggunaan, waktu penggunaan juga perlu 
diperhatikan seperti misalnya obat diminum sebelum makan, 
bersama makan atau sesudah makan. 
7. Mengetahui cara penyimpanan obat yang baik 
Penyimpanan obat dapat mempengaruhi potensi dari obatnya. 
Obat dalam bentuk sediaan oral seperti tablet, kapsul dan 
serbuk tidak boleh disimpan di dalam tempat yang lembab 
karena bakteri dan jamur dapat tumbuh baik di lingkungan 
lembab sehingga dapat merusak obat. Begitu pula dengan 
bentuk sediaan cair. Obat yang mengandung cairan biasanya 
mudah terurai oleh cahaya sehingga harus di simpan pada 
wadah aslinya yang terlindung dari cahaya atau sinar matahari 
langsung dan tidak disimpan di dalam tempat yang lembab. 
Meskipun pada obat-obat biasanya terdapat kandungan zat 
pengawet yang dapat menghambat pertumbuhan kuman 
dan jamur, akan tetapi bila wadah sudah dibuka maka zat 
pengawetpun tidak dapat mencegah rusaknya obat secara 
keseluruhan. Apalagi bila wadah sering dibuka-tutup. Maka dari 
itu obat hendaknya diperlakukan dengan hati-hati, yaitu setelah 
digunakan, wadah obat perlu ditutup kembali dengan baik, 
juga membersihkan pipet/sendok ukur dan mengeringkannya. 
Jangan menyimpan obat di dalam lemari pendingin (lemari es) 
kecuali disarankan pada label penyimpanan obat tersebut. 
Pertimbangkan juga bahwa waktu kedaluwarsa obat bisa lebih 
pendek dari waktu yang tertera pada label ketika obat itu sudah 
dibuka dari kemasannya. Buang obat yang sudah kedaluwarsa. 
Cara membuang obat adalah dengan membuka kemasannya 
dan dibuang di tempat yang jauh dari jangkauan anak, misalnya 
jika bentuk sediaan cair dibuka kemasannya kemudian 
dikeluarkan isinya ke dalam toilet lalu dibilas sampai bersih; jika 
sediaan lain seperti tablet atau kapsul dibuka dari kemasannya 
lalu obatnya ditimbun dalam tanah.(KOB) 
Penghentian Swamedikasi 
Segera hentikan swamedikasi dan konsultasikan ke dokter, 
apabila : 
• Timbul gejala lain seperti pusing, sakit kepala, mual 
dan muntah; 
• Terjadi reaksi alergi seperti gatal-gatal dan kemerahan 
pada kulit; 
• Salah minum obat atau minum obat dengan dosis yang 
salah. 
PENUTUP 
Swamedikasi bermanfaat dalam pengobatan penyakit atau 
gejala penyakit ringan, hanya jika dilakukan dengan benar 
dan rasional, berdasarkan pengetahuan yang cukup tentang 
obat yang digunakan dan kemampuan mengenali penyakit 
atau gejala yang timbul. Semoga tulisan ini membantu anda 
melakukan swamedikasi yang berhasil. 
Penulis : Bidang Informasi Obat - Pusat Informasi Obat dan 
Makanan 
PUSTAKA: 
1. BPOM. Kompendia Obat Bebas 
2. Ruiz ME. 2010. Risks of self-medication practices. 
Available from : http://www.ncbi.nlm.nih.gov/ 
pubmed/20615179 
tanggal : 28 januari 2014 
3. WHO. 1998. The Role of The Pharmacist in Self-Care and Self- 
Medication. The Hague, The Netherlands: WHO, p.1-11 
4. Ditjen Binfar dan Alkes. 2006. Pedoman penggunaan Obat 
Bebas dan Obat Bebas Terbatas. Jakarta 
PERHATIKAN 
TANGGAL 
KEDALUWARSA 
OBAT!
InfoPOM - Vol. 15 No. 1 Januari-Februari 2014 
PENTINGNYA MESO DALAM FARMAKOVIGILANS 
Indonesia menjadi salah satu negara yang berpartisipasi dalam program Badan Kesehatan 
Dunia (WHO) dalam hal Monitoring Obat Internasional sejak tahun 1990. Tetapi data terkait efek 
samping obat yang ada untuk penggunaan di wilayah Indonesia masih belum banyak. Padahal 
data pemantauan keamanan produk beredar melalui program farmakovigilans atau sering disebut 
program Monitoring Efek Samping Obat (MESO) tersebut sangat bermanfaat untuk mendukung 
tindak lanjut regulatori pengawasan obat. 
REPORTING MONITORING 
PHARMACOVIGILANCE ACTIVITIES 
QUALITY 
CONTROL 
Farmakovigilans merupakan seluruh kegiatan tentang 
pendeteksian, penilaian (assessment), pemahaman, dan 
pencegahan efek samping atau masalah lainnya terkait dengan 
penggunaan obat (drug-related problem) yang mungkin 
muncul. Secara spesifik farmakovigilans dapat dimanfaatkan 
untuk menghindari terjadinya masalah penggunaan obat terkait 
efek samping; memastikan keselamatan pasien (patients safety) 
dan meningkatkan kerasionalan penggunaan obat. Hal ini 
menjadi sangat penting untuk pengawasan obat post-market. 
MESO, Faktor Penting Farmakovigilans 
Efek samping merupakan reaksi tidak diinginkan atau 
membahayakan yang menyertai pemberian satu jenis obat atau 
kombinasi dalam dosis terapi yang dicurigai terkait dengan 
penggunaan obat tersebut. Terkadang efek samping bisa 
sangat mengganggu hingga dapat menyebabkan seseorang 
harus menghentikan pengobatannya. Untuk itu pemantauan 
efek samping obat perlu dilakukan karena efek samping 
terkadang baru muncul beberapa waktu setelah obat tersebut 
dipasarkan dan digunakan secara luas. 
Efek samping secara umum diklasifikasikan menjadi 2 (dua) tipe 
yaitu Reaksi Tipe A dan Tipe B. 
Halaman 6 
PHARMACO 
EPIDEMIOLOGY 
COMMUNICATION 
AND INFORMATION 
Reaksi tipe A (augmented) yaitu reaksi yang disebabkan 
mekanisme farmakologi obat tersebut secara normal pada 
pemberian dosis terapi dan umumnya tergantung dengan 
dosis yang diberikan. Contohnya adalah perdarahan pada 
penggunaan warfarin atau penekanan saluran nafas pada 
penggunaan obat golongan opioid. 
Sedangkan reaksi tipe B (bizarre) adalah reaksi yang tidak 
diinginkan dari mekanisme farmakologi obat yang telah 
diketahui. Reaksinya tidak umum terjadi (less common) dan 
ditemukan pertama kali setelah obat telah digunakan secara 
luas. Contohnya adalah reaksi anafilaktik pada penggunaan obat 
golongan penisilin atau kemerahan pada penggunaan obat 
golongan antibiotik. 
Untuk menghindari kerugian akibat efek samping obat maka 
pencatatan dan pengumpulan data kejadian munculnya efek 
samping penting untuk meningkatkan keamanan penggunaan 
obat. Dari data yang ada, efek samping obat juga dapat 
mengakibatkan seseorang masuk rumah sakit. Studi yang 
dilakukan di Inggris untuk menghitung kejadian masuk rumah 
sakit karena efek samping menunjukkan bahwa 1 dari 16 pasien 
masuk rumah sakit karena efek samping obat. 
PSURs 
REVIEWS
InfoPOM - Vol. 15 No. 1 Januari-Februari 2014 
Farmakovigilans di Indonesia 
Terkait pelaksanaan pengawasan aspek keamanan obat 
beredar, Badan POM melakukan pemantauan keamanan obat 
beredar melalui Monitoring Efek Samping Obat (MESO). Pada 
awalnya MESO bergantung pada sistem pelaporan yang bersifat 
sukarela oleh tenaga kesehatan. Namun sistem pelaporan 
sukarela ini masih belum cukup mendukung pengumpulan 
data atau informasi profil aspek keamanan obat di Indonesia. 
Sementara itu, dengan jumlah penduduk yang banyak yang 
terdiri dari berbagai suku dengan genetika yang beragam, 
data MESO dapat menjadi sumber data yang cukup potensial 
untuk memperoleh informasi terkait profil keamanan obat yang 
beredar di Indonesia. 
Meski saat ini pelaporan efek samping obat oleh tenaga 
kesehatan masih bersifat sukarela, namun tidak demikian 
halnya untuk Industri Farmasi. Sejak diterbitkannya Peraturan 
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia 
Nomor HK.03.1.23.12.11.10690 Tahun 2011 tentang Penerapan 
Farmakovigilans Bagi Industri Farmasi, maka Industri Farmasi 
diwajibkan untuk melakukan kegiatan farmakovigilans dan 
secara aktif memberikan laporan terkait efek samping obat. 
Peraturan ini ditetapkan pada 30 Desember 2011, dan wajib 
diterapkan 24 bulan sejak diundangkan atau mulai 5 
Januari 2014. Bagi Industri Farmasi yang tidak melaksanakan 
Farmakovigilans sebagaimana diatur dalam peraturan tersebut 
dapat dikenai sanksi administratif berupa peringatan secara 
tertulis; larangan mengedarkan untuk sementara waktu dan/ 
atau perintah untuk penarikan kembali obat atau bahan obat 
dari peredaran; perintah pemusnahan obat atau bahan obat; 
bahkan penghentian sementara kegiatan. 
Kewajiban penerapan farmakovigilans bagi Industri Farmasi 
ini penting mengingat Industri Farmasi selaku pemilik izin 
edar obat berkewajiban memastikan obat yang diproduksi 
memenuhi persyaratan safety, efficacy dan quality. Hal ini 
meliputi pemantauan keamanan obat setelah beredar atau 
post-marketing surveillance. Permasalahan keselamatan pasien 
Halaman 7 
yang utama terkait obat sebenarnya adalah terkait penggunaan 
obat itu sendiri. Hal ini penting mengingat obat dapat memicu 
munculnya efek samping pada pasien yang mungkin saja 
lebih buruk dari penyakit yang diderita. Apabila data laporan 
efek samping obat dapat dikumpulkan secara komprehensif, 
Farmakovigilans dapat berkontribusi dalam menilai efektivitas 
obat beredar dan mendukung jaminan keselamatan pasien. 
Dalam pelaksanaan Farmakovigilans memang dibutuhkan 
beberapa peran kunci, baik itu Badan POM sebagai regulator, 
Industri Farmasi sebagai produsen, serta tenaga kesehatan 
sebagai praktisi, masing-masing memiliki peran dan tanggung 
jawabnya dalam menjamin keselamatan pasien. Dengan 
dukungan dari berbagai pihak maka diharapkan kegiatan 
farmakovigilans di Indonesia dapat berjalan dengan baik 
sehingga data atau informasi yang memadai tentang profil 
aspek keamanan obat beredar dapat meningkat. Data profil 
aspek keamanan obat pada populasi Indonesia dapat menjadi 
salah satu dasar pertimbangan bagi Badan POM untuk 
pengambilan tindak lanjut regulatori yang tepat. 
Penulis : Direktorat Pengawasan Distribusi PT & PKRT 
Pustaka: 
1. Badan Pengawas Obat dan Makanan. 2011. Peraturan 
Kepala Badan POM Nomor HK.03.1.23.12.11.10690 Tahun 
2011 Tentang Penerapan Farmakovigilans Bagi Industri 
Farmasi. BPOM, Jakarta. 
2. Medicines and Healthcare products Regulatory 
Agency.2013. Adverse Drug Reaction http://www.mhra.gov. 
uk/Safetyinformation/Howwemonitorthesafetyofproducts/ 
Medicines/TheYellowCardScheme/ 
Informationforhealthcareprofessionals/ 
Adversedrugreactions/index.htm [4 Maret 2014] 
3. World Health Organization. Minimum Requirements for a 
functional Pharmacovigilance System. http://www.who. 
int/medicines/areas/quality_safety/safety_efficacy/PV_ 
Minimum_Requirements_2010_2.pdf [4 Maret 2014] 
Monitoring Efek Samping Obat
InfoPOM - Vol. 15 No. 1 Januari-Februari 2014 
Salah satu upaya Badan POM sebagai Pusat MESO/ 
Farmakovigilans Nasional untuk peningkatan program 
MESO adalah melalui pengembangan subsite e-MESO, yang 
dikembangkan dalam rangka memberikan pelayanan akses 
informasi aktivitas farmakovigilans di Indonesia, dimana salah 
satu menu yang ada di sini adalah ADR Reporting (adverse drug 
reaction reporting). Menu ADR Reporting dapat digunakan oleh 
tenaga kesehatan dan juga industri farmasi pelaporan efek 
samping obat yang terjadi di Indonesia secara elektronik kepada 
Badan POM RI. 
Aplikasi ini dapat diakses oleh pengguna melalui alamat 
website: 
Langkah pertama adalah pengguna harus melakukan 
pendaftaran pada halaman Registrasi. 
Terdapat 2 (dua) kategori user/pelapor yang akan mengakses 
aplikasi ini, yaitu tenaga kesehatan dan industri farmasi. 
Perbedaan kedua kategori tersebut akan terlihat pada saat 
pembuatan laporan ESO. 
Pada saat registrasi, hal yang harus diperhatikan adalah alamat 
e-mail, karena konfirmasi registrasi akan dikirimkan melalui 
e-mail tersebut. Para user/pelapor baru dapat melakukan 
Halaman 8 
login apabila sudah mendapatkan persetujuan BPOM. 
Dengan melakukan login, user/pelapor dapat membuat dan 
mengirimkan laporan melalui aplikasi e-MESO ini secara online. 
Setiap user/pelapor dapat melihat kembali laporan yang telah 
dibuat, tetapi tidak dapat melihat laporan dari user/pelapor 
lain karena akses hanya untuk laporan masing-masing. Masing-masing 
user/pelapor dapat memantau proses atau status 
laporan yang telah dibuat. Status terakhir dari sebuah laporan 
adalah setelah dilakukan Causality Assesment oleh BPOM 
bersama dengan tim ahli MESO. Apabila Pelapor mengalami 
kesulitan dalam proses pelaporan efek samping obat (ESO) 
menggunakan aplikasi e-MESO, Pelapor dapat menghubungi 
kontak di bawah ini. 
PUSAT MESO NASIONAL 
Direktorat Pengawasan Distribusi Produk Terapetik & PKRT 
Badan Pengawas Obat dan Makanan RI 
Jl. Percetakan Negara No. 23, Kotak Pos No. 143 Jakarta 10560 
Telp. : (021) 4244691 ext .1072, 4244755 ext. 111 
Fax. : (021) 42883485 
E-mail: pv-center@pom.go.id 
e-meso 
Dr. Roy A.Sparringa, M.App.Sc (Kepala Badan POM), 
Prof. dr Ali Ghufrom Mukti M.Sc.,Ph.D (Wakil Menteri Kesehatan) dan 
Mirawati Sudjono, Ak. M.Sc (Deputi Pelayanan Publik Kemenpan)
InfoPOM - Vol. 15 No. 1 Januari-Februari 2014 
Halaman 9 
Penanganan Gangguan Ringan 
pada Lambung 
Gadget, laptop, pesawat jet, kereta super cepat... Semakin canggih teknologi yang dibuat manusia, 
menunjukkan semakin tuntutan terhadap “kecepatan”. Segala hal dilakukan dengan cepat, bahkan 
makan dan minum pun dilakukan dengan cepat. Lama-kelamaan pola makan berubah instan 
dan kurang mempedulikan aspek kesehatan. Kondisi ini tak ayal bisa mengganggu pencernaan. 
Munculnya nyeri ulu hati, dispepsia dan kembung merupakan gejala dari terganggunya pencernaan. 
Apoteker PIONY didatangi 
oleh Rina, pengunjung 
apotek yang mengeluhkan 
sakit pada bagian lambung setelah malamnya ia mengkonsumsi 
kopi terlalu banyak. Pagi harinya ia merasakan seperti terbakar 
disertai dengan sendawa berlebihan. Dengan minum susu ia 
berharap rasa sakitnya berkurang, akan tetapi tak berhasil. 
Setelah digali lebih lanjut, ternyata bukan hanya semalam saja 
Rina mengkonsumsi kopi. Persisnya sejak setahun yang lalu 
saat ia pindah ke perusahaan broadcasting, kopi menjadi teman 
bekerja hingga larut malam. Bekerja memang membuatnya 
seperti lupa waktu, karena selalu dikejar deadline. 
Meskipun ia menyukai pekerjaannya, namun terkadang tekanan 
deadline tetap menimbulkan stres tersendiri. 
Parahnya di saat stres, ia mengabaikan jam makan, 
dan menopang energinya dengan minum kopi 
atau minuman berenergi. 
Sebaliknya, bila ada sedikit waktu luang di akhir 
pekan, ia dengan lahap menyantap banyak makanan. 
Makanan yang pedas, makanan berminyak serta 
minuman bersoda adalah favoritnya sebagai 
pelampiasan. 
Apakah pola hidup Rina sekarang ada kaitannya dengan 
keluhan sakit pada bagian lambung yang dirasakannya? PIONY 
mengajak kita membaca artikel ini lebih lanjut. 
Nyeri Ulu Hati atau istilah asingnya hearthburn, merupakan 
iritasi pada kerongkongan bagian bawah yang menimbulkan 
rasa terbakar pada perut bagian atas atau di bagian bawah 
tulang rusuk. Nyeri dirasakan karena masuknya kembali 
(refluks) asam lambung dari lambung ke kerongkongan 
sehingga menimbulkan iritasi pada kerongkongan bagian 
bawah. Masuknya asam lambung ini disebabkan oleh 
ketidaksempurnaan menutupnya katup kerongkongan bagian 
bawah. Keluhan nyeri ulu hati dapat dirasakan setelah makan, 
atau pada saat berbaring menjelang tidur, bahkan dapat 
menyebabkan terbangun dari tidur. Nyeri ini juga dirasakan 
pada saat membungkuk atau setelah berolahraga seperti angkat 
beban, bersepeda, atau sit-up. 
Dispepsia adalah rasa tidak nyaman pada perut bagian atas 
yang terjadi saat atau setelah makan, mual dan perut kembung. 
Rasa tidak nyaman tersebut dapat berupa rasa nyeri antara 
pusar dan bagian bawah tulang rusuk atau rasa penuh saat 
mulai makan atau setelah makan. 
Perut Kembung biasanya dikaitkan dengan adanya gas di 
dalam lambung. Keluhannya berupa sendawa berlebihan, perut 
terasa penuh dan tegang akibat gas. 
Ketiga kondisi di atas dapat diatasi dengan pengobatan sendiri, selama penyakit dan gejalanya masih ringan. Namun harus diwaspasdai 
bila gejalanya berat atau berkepanjangan karena bisa jadi telah terjadi tukak lambung dan gastritis. Tukak lambung yang terjadi akibat 
adanya luka pada mukosa lambung dan gastritis yang merupakan penyakit saluran cerna yang ditandai dengan inflamasi (radang) 
mukosa lambung, keduanya memerlukan penanganan oleh dokter.
InfoPOM - Vol. 15 No. 1 Januari-Februari 2014 
PENYEBAB 
Gangguan pencernaan ringan seperti nyeri ulu hati, dispepsia 
dan lambung kembung dapat disebabkan oleh makan terlalu 
banyak dan cepat, serta mengkonsumsi makanan yang 
pedas, berminyak, kopi, intoleransi laktosa, minuman yang 
mengandung asam tinggi dan minuman bersoda. Gaya hidup 
yang tidak baik seperti stress, merokok dan minum minuman 
beralkohol juga dapat memicu gejala gangguan pencernaan. 
Perut kembung juga dirasakan pada kondisi gugup, sembelit 
atau intoleransi laktosa. Gugup akan memicu asam lambung 
sehingga menyebabkan kembung. 
PENANGANAN 
Pencegahan gangguan pencernaan ringan dapat dilakukan 
dengan perbaikan gaya hidup dan pola makan antara lain: 
• Berhenti merokok dan membatasi asupan alkohol. 
• Tidak melakukan aktivitas fisik setelah makan. 
• Makan tidak kurang dari 3 jam sebelum tidur, sehingga 
memberikan waktu untuk pengosongan lambung. 
• Menghindari makanan yang merangsang asam dan gas 
lambung misalnya minuman berkarbonasi, kubis, lobak, dan 
lain-lain. 
• Mengurangi porsi makan dan mengunyah makanan dengan 
baik. 
Pengobatan sendiri dapat dilakukan dengan pemilihan obat 
yang tepat berdasarkan gejala yang dialami. Untuk mengurangi 
rasa sakit dapat digunakan penghangat topikal yang dioleskan 
di perut, seperti minyak telon, minyak kayu putih, minyak 
gandapura, dan sebagainya. 
Untuk obat oral, sediaan di pasar umumnya mengandung 
antasida dan simetikon, serta beberapa bahan aktif lain yang 
dikombinasikan dengan keduanya. 
1. Antasida 
Antasida bekerja menetralkan asam lambung. Antasida 
digunakan untuk mengurangi gejala akibat kelebihan asam 
lambung, dengan demikian akan mengurangi nyeri lambung, 
nyeri ulu hati, dan perasaan penuh atau kembung pada 
lambung. 
Antasida dalam bentuk tablet kunyah harus dikunyah dengan 
baik, kemudian ditelan dan diminum dengan segelas air. 
Antasida dalam bentuk serbuk harus dilarutkan terlebih dahulu 
Halaman 10 
dalam segelas air, aduk hingga larut, kemudian diminum sampai 
habis. Sedangkan antasida dalam bentuk suspensi dapat 
langsung diminum dengan mengocok terlebih dahulu. 
Obat diminum hanya bila diperlukan, dosis dewasa 3-4 
kali sehari 1 tablet/serbuk atau 1-2 sendok makan suspensi. 
Antasida sebaiknya diminum 1 jam sebelum atau sesudah 
makan dan sebelum tidur malam untuk mencegah gejala 
timbul pada malam hari. Disarankan untuk mengkonsumsi 
sesuai petunjuk pada kemasan/brosur obat. Jika antasida harus 
dikonsumsi bersama obat lain, beri jarak waktu setidaknya 
2 jam diantara keduanya. Jika waktu minum obat terlewat, 
segeralah minum obat saat teringat. Namun jika sudah hampir 
tiba waktunya minum obat selanjutnya, lewatkan dosis yang 
terlupa dan kembali ke jadwal minum obat seperti biasa. Jangan 
menduakalikan minum obat jika terlupa. 
Kebanyakan antasida yang tersedia di pasaran merupakan 
produk yang zat berkhasiatnya kombinasi antara Aluminium 
Hidroksida dan Magnesium Hidroksida. Kombinasi kedua 
zat tersebut dapat menurunkan kebutuhan dosis masing-masing. 
Kombinasi ini juga dimaksudkan untuk mengurangi 
efek samping masing-masing. Aluminium hidroksida memiliki 
efek samping konstipasi (susah buang air besar), sedangkan 
Magnesium Hidroksida memiliki efek samping laksatif (mudah 
buang air besar). 
Gangguan pencernaan yang tidak segera diatasi bisa 
menjadi berkepanjangan, sedangkan penggunaan obat yang 
berkepanjangan perlu mewaspadai meningkatnya potensi efek 
samping. 
Jika mengalami konstipasi berat dan berkelanjutan, sulit atau 
nyeri saat urinasi, terasa sering ingin kencing, sakit kepala terus 
menerus, kehilangan nafsu makan terus menerus, perubahan 
mood dan kondisi mental, nyeri otot, mual, muntah, gugup atau 
lelah, napas perlahan, pengecapan tidak enak, dan kelelahan 
yang tidak biasa atau lemah maka hentikan pengobatan dan 
disarankan untuk segera melakukan pemeriksaan lebih lanjut ke 
dokter. 
2. Simetikon 
Obat yang mengandung zat berkhasiat simetikon bekerja 
mengatasi kembung. Simetikon bekerja dengan cara 
menurunkan tekanan permukaan lambung dan usus sehingga 
kelebihan gas pada lambung dan usus dapat dipecah atau 
dikeluarkan melalui anus. 
Simetikon tidak diserap ke sistem peredaran darah. Simetikon 
tidak boleh digunakan pada orang yang hipersensitif terhadap 
simetikon dan dilarang digunakan pada penderita yang 
dicurigai mengalami kerusakan atau perforasi usus. 
Aturan pemakaian harus mengacu pada informasi yang terdapat 
pada kemasan/brosur obat. Sediaan bentuk tablet kunyah harus 
dikunyah sampai hancur sebelum ditelan, agar obat dapat 
bekerja lebih cepat. Untuk sediaan cair dapat diminum dengan 
takaran sendok obat agar dosisnya tepat. 
CONTOH OBAT 
YANG MENGANDUNG 
SIMETIKON DAN 
ANTASIDA
InfoPOM - Vol. 15 No. 1 Januari-Februari 2014 
Halaman 11 
Judul : Serial Data Ilmiah Terkini 
Tumbuhan Obat: Jali 
(Coix lacryma-jobi L.) 
Pengarang : T. Bahdar J. Hamid, 
Sherley, dkk. 
Penerbit : Direktorat Obat Asli 
Indonesia, Badan POM RI 
Tahun : 2013 
Coix lacryma-jobi L. atau di Indonesia lebih dikenal 
dengan nama Jali, merupakan tanaman menahun yang telah 
banyak dibudidayakan di daerah tropis dan subtropis. Tanaman 
jali mempunyai batang bulat, lunak dengan tinggi dapat 
mencapai ± 3 m. Biji jali sejak dahulu dimanfaatkan sebagai 
pengganti beras atau disajikan dalam berbagai makanan 
dan minuman, bahkan juga digunakan dalam pengobatan 
tradisional karena beberapa manfaatnya. 
Jali, merupakan satu dari beberapa buku serial Data 
Ilmiah Terkini Tumbuhan Obat yang diterbitkan oleh Direktorat 
Obat Asli Indonesia, Badan Pengawas Obat dan Makanan yang 
mengulas tentang hasil penelitian ilmiah terkini tanaman obat 
jali. Bahwa penelitian ilmiah jali menunjukkan bahwa tanaman 
ini mempunyai beberapa aktivitas farmakologi, diantaranya; (1) 
antiparasit, ekstrak air daun jali mampu menghambat parasit 
Trichomonas vaginalis sebesar rata-rata 75% pada konsentrasi 
hambat minimum (KHM) 4 mg/mL; (2) analgesik – antiinflamasi, 
fraksi fenolik-flavonoid dari ekstrak etanol serbuk jali secara in 
vitro mampu menekan sekresi IL-6 dan TNF-α yang diinduksi 
lipopolisakarida (LPS) pada sel RAW 264,7 dan sel makrofage 
peritoneal murin, sedangkan subfraksi etil asetatnya secara 
signifikan menghambat produksi nitrit oksida (NO) pada 
konsentrasi 25 μg/mL; (3) antitukak lambung, biji jali kupas 
yang diberikan selama 4 minggu pada tikus yang sebelumnya 
dibuat tukak lambung dengan indometasin dosis 30 mg/kg 
berat badan (bb) selama 7 hari menunjukkan penurunan indeks 
jumlah tukak lambung dan penghambatan kerusakan jaringan 
lambung dibandingkan tehadap kontrol. Selain itu masih 
ada beberapa data ilmiah dari aktivitas antihiperlipidemia, 
antiobesitas, antiosteoporosis, spasmolitik uterus, anti alergi dan 
sitotoksik. 
Uji toksisitas akut dan subkronis ekstrak air biji jali 
pada tikus jantan dan betina galur Wistar sampai dosis 2.000 
mg/kg bb peroral tidak menunjukkan adanya gejala toksik 
maupun kelainan hematologi, biokimia darah dan histopatologi. 
Demikian juga pada uji mutagenisitas dan teratogenisitas tidak 
menunjukkan adanya efek negatif. Apakah hal ini menunjukkan 
bahwa biji jali aman untuk dikonsumsi? Silakan membaca buku 
kecil ini secara lengkap. 
Penulis : Direktorat Obat Asli Indonesia 
Hal yang perlu diperhatikan sebelum menggunakan antasida 
dan simetikon: 
• Penggunaan antasida hanya dianjurkan bila telah dipastikan 
bahwa gejala mual, nyeri lambung, rasa terbakar di ulu hati 
dan di dada, bukan disebabkan oleh penyakit lain seperti 
keganasan atau jantung. 
• Tidak dianjurkan pada penderita yang alergi terhadap 
alumunium, magnesium, simetikon, dan senyawa lain yang 
terdapat pada komposisi obat. 
• Tidak dianjurkan pemakaian lebih dari 2 minggu, kecuali atas 
petunjuk dokter. 
• Penggunaan antasida dengan antibiotik golongan 
florokuinolon harus diberi jeda selama 4-6 jam. 
Swamedikasi menggunakan antasida tidak bisa dilakukan pada: 
• Pasien sedang diet rendah natrium, harus dikonsultasikan 
dulu ke dokter. 
• Wanita hamil atau menyusui, anak di bawah 6 tahun, atau 
lanjut usia. Antasida mengandung natrium bikarbonat 
sebaiknya dihindari wanita hamil karena dapat menyebabkan 
bengkak yang disebabkan retensi cairan. 
Penutup 
Walaupun biasanya gangguan pada perut bagian atas bukan 
keadaan yang berbahaya, tetapi perlu dicermati jika gangguan 
tersebut disertai dengan gejala lain seperti perdarahan, 
penurunan berat badan dan kesulitan menelan. Waspadai 
kondisi yang mengarah pada gejala dari penyakit lain yang 
memerlukan pemeriksaan dan pengobatan lebih lanjut oleh 
dokter. Swamedikasi harus dihentikan dan segera konsultasikan 
ke dokter, jika: 
• Keluhan tetap dirasakan setelah pengobatan selama 2 minggu. 
• Kesulitan menelan atau nyeri perut yang menetap setelah 
melakukan terapi. 
• Nyeri dada yang menekan, yang mungkin menjalar ke 
pundak, atau lengan kiri (hal ini mungkin disebabkan oleh 
gangguan jantung). 
• Muntah berdarah atau buang air besar berdarah. 
Penulis : Bidang Informasi Obat - Pusat Informasi Obat dan 
Makanan 
Pustaka 
1. Krinsky, et all. 2012. Handbook of Nonprepcription Drugs: 
An Interaction Approach to Self-Care. American Pharmacist 
Association: Washington DC 
2. MedlinePlus. Indigestion. 2013. http://www.nlm.nih.gov/ 
medlineplus/ency/article/003260.htm. [28 Januari 2014]. 
3. MedlinePlus. Heartburn. 2013. http://www.nlm.nih.gov/ 
medlineplus/ency/article/003114.htm. [28 Januari 2014]. 
4. MedlinePlus. Abdominal Bloating . 2012. http://www.nlm. 
nih.gov/medlineplus/ency/article/003123.htm. [28 Januari 
2014]. 
5. MedlinePlus. Taking Antacids . 2012. http://www.nlm.nih. 
gov/medlineplus/ency/patientinstructions/000198.htm. [28 
Januari 2014]. 
PUBLIKASI
InfoPOM - Vol. 15 No. 1 Januari-Februari 2014 
EFEK SAMPING PENGGUNAAN OBAT 
Pertanyaan: 
Saya sedang hamil 5 bulan, menderita batuk dan pilek. Saya men-dapatkan 
obat dari dokter yaitu Gatifloxacin, Erdostein 300 mg, dan 
tablet yang mengandung Desloratadin dan Pseudoefedrin. Setelah 
mengkonsumsi obat tersebut saya mengalami gatal-gatal di badan 
sampai kaki, dan muka merah. Apakah ada diantara obat tersebut 
yang dapat mengakibatkan alergi dan apakah obat-obat tersebut 
aman untuk wanita hamil 
(Gati, Ibu Rumah Tangga) 
Jawaban: 
Berikut informasi produk dari masing-masing obat yang Saudara 
konsumsi : 
1. Gatifloxacin merupakan golongan antibiotik. Indikasi gatifloksasin 
diantaranya adalah untuk infeksi saluran pernafasan, bronkitis 
dan pnemonia. Efek samping yang mungkin timbul adalah reaksi 
hipersensitif (alergi), mual, muntah, dispepsia, nyeri lambung, diare, 
sakit kepala, pusing, gangguan tidur, ruam (sindrom steven-johnson), 
dan pruritus (gatal-gatal). 
2. Erdostein 300 mg, merupakan obat yang diindikasikan untuk 
mukolitik (pengencer lendir pada gangguan pernafasan). Obat ini 
dikontraindikasikan terhadap penderita sirosis hati dan penderita 
gagal ginjal berat. Tidak terlihat efek samping pada gastrointestinal 
(pencernaan) maupun sistemik. 
3. Obat yang mengandung desloratadin dan pseudoefedrin, dimana 
desloratadin bekerja sebagai antihistamin (alergi rinitis) dan 
pseudoefedrin sebagai dekongestan (hidung tersumbat). 
Efek samping yang mungkin timbul adalah mulut kering, pusing, 
takikardia, faringitis, anoreksia, konstipasi, dan insomnia. 
Efek samping masing-masing obat dapat timbul atau tidak, berbeda-beda 
pada tiap individu. 
Untuk keamanan pada wanita hamil, disampaikan bahwa perlu 
kehati-hatian penggunaan ketiga obat tersebut pada wanita hamil 
kecuali atas petunjuk dokter. 
Berdasarkan gejala yang dialami seperti gatal-gatal di badan sampai 
kaki, dan muka sampai merah, ada kemungkinan Saudara mengalami 
reaksi hipersensitifitas (alergi). Jika reaksi alergi tersebut dipastikan 
karena mengkonsumsi obat dan bukan karena mengkonsumsi 
makanan atau karena alergi lain, maka kemungkinan reaksi alergi 
tersebut disebabkan oleh gatifloxacin. Oleh karena itu disarankan 
untuk menghentikan penggunaan obat, dan segera konsultasikan 
kembali kepada dokter. 
Pustaka: 
1. Badan POM. Informatorium Obat Nasional Indonesia. 2008. Badan POM, Jakarta. 
2. Briggs G,Roger K. Drugs in Pregnancy And Lactation: A Reference Guide To Fetal And 
Neonatal Risk 7th ed. 2005. Lippincott Williams and Wilkins, Philadelphia. 
3. McEvoy GK. AHFS Drug Informastion. 2010. American Society of Health-System Pharmacists, 
Bethesda Marryland. 
FORUM PIONas 
PIONas adalah Pusat Informasi Obat Nasional yang menyediakan 
akses informasi terstandar (Approved Label) dari semua obat yang 
beredar di Indonesia yang telah disetujui oleh badan POM sebagai 
NRA (National Regulatory Authority). PIONas melayani permintaan 
informasi dan konsultasi terkait dengan penggunaan obat. 
Permintaan informasi ke PIONas dapat disampaikan secara langsung 
dengan datang ke PIONas (Ged. A lt. 1 BPOM, Jl. Percetakan Negara 
No. 23, Jakarta Pusat) atau melalui telepon di nomor 021-42889117 / 
021-4259945, HP nomor 08121899530, email ke informasi@pom.go.id 
Halaman 12

More Related Content

What's hot

Mi 1 5. pendistribusian obat di puskesmas
Mi 1   5. pendistribusian obat di puskesmasMi 1   5. pendistribusian obat di puskesmas
Mi 1 5. pendistribusian obat di puskesmas
LinaNadhilah2
 
Pengantar farmasi klinik
Pengantar farmasi klinikPengantar farmasi klinik
Pengantar farmasi klinik
Chafa Nick
 
Penyimpanan dan Distribusi obat.ppt
Penyimpanan dan Distribusi obat.pptPenyimpanan dan Distribusi obat.ppt
Penyimpanan dan Distribusi obat.ppt
EfridaUli1
 
Ifrs
IfrsIfrs
Farmakologi analgetik final
Farmakologi analgetik finalFarmakologi analgetik final
Farmakologi analgetik final
renda puspitasari
 
penggolongan obat menurut pemerintah
 penggolongan obat menurut pemerintah penggolongan obat menurut pemerintah
penggolongan obat menurut pemerintahGdiss Yogaswara
 
Tugas manajemen farmasi tentang perbekalan farmasi di apotek ppt
Tugas manajemen farmasi tentang perbekalan farmasi di apotek pptTugas manajemen farmasi tentang perbekalan farmasi di apotek ppt
Tugas manajemen farmasi tentang perbekalan farmasi di apotek ppt
Citra pharmacist
 
Daftar obat esensial nasional 2013
Daftar obat esensial nasional 2013Daftar obat esensial nasional 2013
Daftar obat esensial nasional 2013Ulfah Hanum
 
Mi 1 8. pemantauan dan evaluasi pengelolaan obat di puskesmas
Mi 1   8. pemantauan dan evaluasi pengelolaan obat di puskesmasMi 1   8. pemantauan dan evaluasi pengelolaan obat di puskesmas
Mi 1 8. pemantauan dan evaluasi pengelolaan obat di puskesmas
LinaNadhilah2
 
Home pharmacy care
Home pharmacy careHome pharmacy care
Home pharmacy care
HelenWidaya
 
Obat analgetika, antipiretik, dan antiinflamasi
Obat analgetika, antipiretik, dan antiinflamasiObat analgetika, antipiretik, dan antiinflamasi
Obat analgetika, antipiretik, dan antiinflamasi
Dilla Novita
 
Anti inflamasi steroid
Anti inflamasi steroidAnti inflamasi steroid
Anti inflamasi steroid
rula25
 
Swamwdikasi ppt
Swamwdikasi pptSwamwdikasi ppt
Swamwdikasi ppt
Fauzi Ma'ruf
 
Pengelolaan Sediaan Farmasi dan BMHP di Puskesmas
Pengelolaan Sediaan Farmasi dan BMHP di PuskesmasPengelolaan Sediaan Farmasi dan BMHP di Puskesmas
Pengelolaan Sediaan Farmasi dan BMHP di Puskesmas
emaviaza
 
Hipnotik sedativ
Hipnotik sedativHipnotik sedativ
Hipnotik sedativ
Dilla Novita
 
Farmakologi kardiovaskuler
Farmakologi kardiovaskulerFarmakologi kardiovaskuler
Farmakologi kardiovaskuler
octo zulkarnain
 
Mi 1 3. penerimaan obat di puskesmas
Mi 1   3. penerimaan obat di puskesmasMi 1   3. penerimaan obat di puskesmas
Mi 1 3. penerimaan obat di puskesmas
LinaNadhilah2
 
Penggolongan obat berdasarkan jenisnya
Penggolongan obat berdasarkan jenisnyaPenggolongan obat berdasarkan jenisnya
Penggolongan obat berdasarkan jenisnya
Ronaldo Tempone
 
Obat Bebas Terbatas
Obat Bebas TerbatasObat Bebas Terbatas
Obat Bebas TerbatasDilla Novita
 

What's hot (20)

Mi 1 5. pendistribusian obat di puskesmas
Mi 1   5. pendistribusian obat di puskesmasMi 1   5. pendistribusian obat di puskesmas
Mi 1 5. pendistribusian obat di puskesmas
 
Pengantar farmasi klinik
Pengantar farmasi klinikPengantar farmasi klinik
Pengantar farmasi klinik
 
Penyimpanan dan Distribusi obat.ppt
Penyimpanan dan Distribusi obat.pptPenyimpanan dan Distribusi obat.ppt
Penyimpanan dan Distribusi obat.ppt
 
Ifrs
IfrsIfrs
Ifrs
 
Farmakologi analgetik final
Farmakologi analgetik finalFarmakologi analgetik final
Farmakologi analgetik final
 
penggolongan obat menurut pemerintah
 penggolongan obat menurut pemerintah penggolongan obat menurut pemerintah
penggolongan obat menurut pemerintah
 
Tugas manajemen farmasi tentang perbekalan farmasi di apotek ppt
Tugas manajemen farmasi tentang perbekalan farmasi di apotek pptTugas manajemen farmasi tentang perbekalan farmasi di apotek ppt
Tugas manajemen farmasi tentang perbekalan farmasi di apotek ppt
 
Daftar obat esensial nasional 2013
Daftar obat esensial nasional 2013Daftar obat esensial nasional 2013
Daftar obat esensial nasional 2013
 
Mi 1 8. pemantauan dan evaluasi pengelolaan obat di puskesmas
Mi 1   8. pemantauan dan evaluasi pengelolaan obat di puskesmasMi 1   8. pemantauan dan evaluasi pengelolaan obat di puskesmas
Mi 1 8. pemantauan dan evaluasi pengelolaan obat di puskesmas
 
Home pharmacy care
Home pharmacy careHome pharmacy care
Home pharmacy care
 
Obat analgetika, antipiretik, dan antiinflamasi
Obat analgetika, antipiretik, dan antiinflamasiObat analgetika, antipiretik, dan antiinflamasi
Obat analgetika, antipiretik, dan antiinflamasi
 
Kemoterapi
KemoterapiKemoterapi
Kemoterapi
 
Anti inflamasi steroid
Anti inflamasi steroidAnti inflamasi steroid
Anti inflamasi steroid
 
Swamwdikasi ppt
Swamwdikasi pptSwamwdikasi ppt
Swamwdikasi ppt
 
Pengelolaan Sediaan Farmasi dan BMHP di Puskesmas
Pengelolaan Sediaan Farmasi dan BMHP di PuskesmasPengelolaan Sediaan Farmasi dan BMHP di Puskesmas
Pengelolaan Sediaan Farmasi dan BMHP di Puskesmas
 
Hipnotik sedativ
Hipnotik sedativHipnotik sedativ
Hipnotik sedativ
 
Farmakologi kardiovaskuler
Farmakologi kardiovaskulerFarmakologi kardiovaskuler
Farmakologi kardiovaskuler
 
Mi 1 3. penerimaan obat di puskesmas
Mi 1   3. penerimaan obat di puskesmasMi 1   3. penerimaan obat di puskesmas
Mi 1 3. penerimaan obat di puskesmas
 
Penggolongan obat berdasarkan jenisnya
Penggolongan obat berdasarkan jenisnyaPenggolongan obat berdasarkan jenisnya
Penggolongan obat berdasarkan jenisnya
 
Obat Bebas Terbatas
Obat Bebas TerbatasObat Bebas Terbatas
Obat Bebas Terbatas
 

Viewers also liked

Pamflet penyimpanan obat suhu dingin
Pamflet penyimpanan obat suhu dinginPamflet penyimpanan obat suhu dingin
Pamflet penyimpanan obat suhu dingin
Yandi Ariaputra
 
Leaflet cara pemberian obat
Leaflet cara pemberian obatLeaflet cara pemberian obat
Leaflet cara pemberian obat
Aprillia Indah Fajarwati
 
Kimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas Pekalongan
Kimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas PekalonganKimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas Pekalongan
Kimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas Pekalongan
Anna Lisstya
 
Kepatuhan penggunaan antibiotik
Kepatuhan penggunaan antibiotikKepatuhan penggunaan antibiotik
Kepatuhan penggunaan antibiotik
Syarifah Ulfa
 
Ppt penggunaan antibiotik yang bijaksana
Ppt penggunaan antibiotik yang bijaksanaPpt penggunaan antibiotik yang bijaksana
Ppt penggunaan antibiotik yang bijaksanaMahesa Suryanagara
 
Antibiotik dan golongannya
Antibiotik dan golongannyaAntibiotik dan golongannya
Antibiotik dan golongannya
ArwinAr
 
Farmakologi interaksi obat dengan makanan
Farmakologi interaksi obat dengan makananFarmakologi interaksi obat dengan makanan
Farmakologi interaksi obat dengan makananEster Muki
 
Antibiotik
AntibiotikAntibiotik
Antibiotik
Muhammad Nasrullah
 

Viewers also liked (8)

Pamflet penyimpanan obat suhu dingin
Pamflet penyimpanan obat suhu dinginPamflet penyimpanan obat suhu dingin
Pamflet penyimpanan obat suhu dingin
 
Leaflet cara pemberian obat
Leaflet cara pemberian obatLeaflet cara pemberian obat
Leaflet cara pemberian obat
 
Kimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas Pekalongan
Kimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas PekalonganKimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas Pekalongan
Kimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas Pekalongan
 
Kepatuhan penggunaan antibiotik
Kepatuhan penggunaan antibiotikKepatuhan penggunaan antibiotik
Kepatuhan penggunaan antibiotik
 
Ppt penggunaan antibiotik yang bijaksana
Ppt penggunaan antibiotik yang bijaksanaPpt penggunaan antibiotik yang bijaksana
Ppt penggunaan antibiotik yang bijaksana
 
Antibiotik dan golongannya
Antibiotik dan golongannyaAntibiotik dan golongannya
Antibiotik dan golongannya
 
Farmakologi interaksi obat dengan makanan
Farmakologi interaksi obat dengan makananFarmakologi interaksi obat dengan makanan
Farmakologi interaksi obat dengan makanan
 
Antibiotik
AntibiotikAntibiotik
Antibiotik
 

Similar to Bpom

Asas kendiri pengendalian ubat ubatan
Asas kendiri pengendalian ubat  ubatanAsas kendiri pengendalian ubat  ubatan
Asas kendiri pengendalian ubat ubatanpapanzola
 
swamedikasi mengenal konsep dan-manfaat-pengobatan-mandiri.pdf
swamedikasi mengenal konsep dan-manfaat-pengobatan-mandiri.pdfswamedikasi mengenal konsep dan-manfaat-pengobatan-mandiri.pdf
swamedikasi mengenal konsep dan-manfaat-pengobatan-mandiri.pdf
AkademiFarmasiIsfiBa1
 
(Pertemuan 2) Pengantar Swamedikasi.pptx
(Pertemuan 2) Pengantar Swamedikasi.pptx(Pertemuan 2) Pengantar Swamedikasi.pptx
(Pertemuan 2) Pengantar Swamedikasi.pptx
TiaraChaerulZhanah
 
Swamedikasi
SwamedikasiSwamedikasi
Swamedikasi
Gilang Rizki
 
Materi utk STIKES.pptx
Materi utk STIKES.pptxMateri utk STIKES.pptx
Materi utk STIKES.pptx
vardaarianti
 
Farmakologi-klpk9-mata kuliah biomedik 1 semester 1.pptx
Farmakologi-klpk9-mata kuliah biomedik 1 semester 1.pptxFarmakologi-klpk9-mata kuliah biomedik 1 semester 1.pptx
Farmakologi-klpk9-mata kuliah biomedik 1 semester 1.pptx
nazywaauliahh
 
Gema cermat yanti
Gema cermat yantiGema cermat yanti
Gema cermat yanti
RagilMalindaWulandar
 
Makalah pengobatan mata 2
Makalah pengobatan mata 2Makalah pengobatan mata 2
Makalah pengobatan mata 2
Septian Muna Barakati
 
Formularium dosis pediatri.pdf
Formularium dosis pediatri.pdfFormularium dosis pediatri.pdf
Formularium dosis pediatri.pdf
RyanBridges11
 
Makalah pengobatan mata 2
Makalah pengobatan mata 2Makalah pengobatan mata 2
Makalah pengobatan mata 2
Warnet Raha
 
Jtptunimus gdl-arifusdika-5308-2-bab1
Jtptunimus gdl-arifusdika-5308-2-bab1Jtptunimus gdl-arifusdika-5308-2-bab1
Jtptunimus gdl-arifusdika-5308-2-bab1
Danang Setiawan
 
Pertemuan Ke 5 SWAMEDIKASI.ppt
Pertemuan Ke 5 SWAMEDIKASI.pptPertemuan Ke 5 SWAMEDIKASI.ppt
Pertemuan Ke 5 SWAMEDIKASI.ppt
ErinFarlina
 
Informasi obat obatan kesehatan jiwa sebuah panduan untuk keluarga
Informasi obat obatan kesehatan jiwa sebuah panduan untuk keluargaInformasi obat obatan kesehatan jiwa sebuah panduan untuk keluarga
Informasi obat obatan kesehatan jiwa sebuah panduan untuk keluarga
Bagus Utomo
 
PPT KEL 4 KEAMANAN OBAT DALAM PENINGKATAN KESEHATAN MASYARAKAT.pptx
PPT KEL 4 KEAMANAN OBAT DALAM PENINGKATAN KESEHATAN MASYARAKAT.pptxPPT KEL 4 KEAMANAN OBAT DALAM PENINGKATAN KESEHATAN MASYARAKAT.pptx
PPT KEL 4 KEAMANAN OBAT DALAM PENINGKATAN KESEHATAN MASYARAKAT.pptx
NanaNurhasanah5
 
3-6peran komunikasi farmasi..ppt
3-6peran komunikasi farmasi..ppt3-6peran komunikasi farmasi..ppt
3-6peran komunikasi farmasi..ppt
AsepSaepudin211095
 
Farmakovigilans.pptx
Farmakovigilans.pptxFarmakovigilans.pptx
Farmakovigilans.pptx
Dino232987
 
Penggunaan obat rasional pada masyarakat
Penggunaan obat rasional pada masyarakatPenggunaan obat rasional pada masyarakat
Penggunaan obat rasional pada masyarakat
RagilMalindaWulandar
 
Penggunaan obat rasional
Penggunaan obat rasionalPenggunaan obat rasional
Penggunaan obat rasional
RagilMalindaWulandar
 
Farmakologi pengertian obat.pdf
Farmakologi   pengertian obat.pdfFarmakologi   pengertian obat.pdf
Farmakologi pengertian obat.pdf
Amirullah Latarissa
 

Similar to Bpom (20)

Asas kendiri pengendalian ubat ubatan
Asas kendiri pengendalian ubat  ubatanAsas kendiri pengendalian ubat  ubatan
Asas kendiri pengendalian ubat ubatan
 
swamedikasi mengenal konsep dan-manfaat-pengobatan-mandiri.pdf
swamedikasi mengenal konsep dan-manfaat-pengobatan-mandiri.pdfswamedikasi mengenal konsep dan-manfaat-pengobatan-mandiri.pdf
swamedikasi mengenal konsep dan-manfaat-pengobatan-mandiri.pdf
 
(Pertemuan 2) Pengantar Swamedikasi.pptx
(Pertemuan 2) Pengantar Swamedikasi.pptx(Pertemuan 2) Pengantar Swamedikasi.pptx
(Pertemuan 2) Pengantar Swamedikasi.pptx
 
Swamedikasi
SwamedikasiSwamedikasi
Swamedikasi
 
Materi utk STIKES.pptx
Materi utk STIKES.pptxMateri utk STIKES.pptx
Materi utk STIKES.pptx
 
Farmakologi-klpk9-mata kuliah biomedik 1 semester 1.pptx
Farmakologi-klpk9-mata kuliah biomedik 1 semester 1.pptxFarmakologi-klpk9-mata kuliah biomedik 1 semester 1.pptx
Farmakologi-klpk9-mata kuliah biomedik 1 semester 1.pptx
 
Gema cermat yanti
Gema cermat yantiGema cermat yanti
Gema cermat yanti
 
Makalah pengobatan mata 2
Makalah pengobatan mata 2Makalah pengobatan mata 2
Makalah pengobatan mata 2
 
Formularium dosis pediatri.pdf
Formularium dosis pediatri.pdfFormularium dosis pediatri.pdf
Formularium dosis pediatri.pdf
 
Makalah pengobatan mata 2
Makalah pengobatan mata 2Makalah pengobatan mata 2
Makalah pengobatan mata 2
 
Jtptunimus gdl-arifusdika-5308-2-bab1
Jtptunimus gdl-arifusdika-5308-2-bab1Jtptunimus gdl-arifusdika-5308-2-bab1
Jtptunimus gdl-arifusdika-5308-2-bab1
 
Pertemuan Ke 5 SWAMEDIKASI.ppt
Pertemuan Ke 5 SWAMEDIKASI.pptPertemuan Ke 5 SWAMEDIKASI.ppt
Pertemuan Ke 5 SWAMEDIKASI.ppt
 
Makalah pengobatan mata 2
Makalah pengobatan mata 2Makalah pengobatan mata 2
Makalah pengobatan mata 2
 
Informasi obat obatan kesehatan jiwa sebuah panduan untuk keluarga
Informasi obat obatan kesehatan jiwa sebuah panduan untuk keluargaInformasi obat obatan kesehatan jiwa sebuah panduan untuk keluarga
Informasi obat obatan kesehatan jiwa sebuah panduan untuk keluarga
 
PPT KEL 4 KEAMANAN OBAT DALAM PENINGKATAN KESEHATAN MASYARAKAT.pptx
PPT KEL 4 KEAMANAN OBAT DALAM PENINGKATAN KESEHATAN MASYARAKAT.pptxPPT KEL 4 KEAMANAN OBAT DALAM PENINGKATAN KESEHATAN MASYARAKAT.pptx
PPT KEL 4 KEAMANAN OBAT DALAM PENINGKATAN KESEHATAN MASYARAKAT.pptx
 
3-6peran komunikasi farmasi..ppt
3-6peran komunikasi farmasi..ppt3-6peran komunikasi farmasi..ppt
3-6peran komunikasi farmasi..ppt
 
Farmakovigilans.pptx
Farmakovigilans.pptxFarmakovigilans.pptx
Farmakovigilans.pptx
 
Penggunaan obat rasional pada masyarakat
Penggunaan obat rasional pada masyarakatPenggunaan obat rasional pada masyarakat
Penggunaan obat rasional pada masyarakat
 
Penggunaan obat rasional
Penggunaan obat rasionalPenggunaan obat rasional
Penggunaan obat rasional
 
Farmakologi pengertian obat.pdf
Farmakologi   pengertian obat.pdfFarmakologi   pengertian obat.pdf
Farmakologi pengertian obat.pdf
 

More from Sainal Edi Kamal

Guidelines for Assassement of Pain
Guidelines for Assassement of PainGuidelines for Assassement of Pain
Guidelines for Assassement of Pain
Sainal Edi Kamal
 
Cara Pembuatan Obat yang Baik Jilid 2
Cara Pembuatan Obat yang Baik Jilid 2Cara Pembuatan Obat yang Baik Jilid 2
Cara Pembuatan Obat yang Baik Jilid 2
Sainal Edi Kamal
 
Jurnal Medicinus
Jurnal MedicinusJurnal Medicinus
Jurnal Medicinus
Sainal Edi Kamal
 
Bahan Ajar Farmakologi Keperawatan
Bahan Ajar Farmakologi  Keperawatan Bahan Ajar Farmakologi  Keperawatan
Bahan Ajar Farmakologi Keperawatan
Sainal Edi Kamal
 
Bahan Ajar Farmakologi Keperawatan
Bahan Ajar Farmakologi  Keperawatan Bahan Ajar Farmakologi  Keperawatan
Bahan Ajar Farmakologi Keperawatan
Sainal Edi Kamal
 
Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Flu Burung
Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Flu BurungPharmaceutical Care Untuk Penyakit Flu Burung
Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Flu Burung
Sainal Edi Kamal
 
Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Jantung Koroner
Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Jantung KoronerPharmaceutical Care Untuk Penyakit Jantung Koroner
Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Jantung Koroner
Sainal Edi Kamal
 
Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Rematik Artritis
Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Rematik ArtritisPharmaceutical Care Untuk Penyakit Rematik Artritis
Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Rematik Artritis
Sainal Edi Kamal
 
Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Depresi
Pharmaceutical Care Untuk Penyakit DepresiPharmaceutical Care Untuk Penyakit Depresi
Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Depresi
Sainal Edi Kamal
 
Pharmaceutical Care Ibu Hamil dan Menyusui
Pharmaceutical Care Ibu Hamil dan MenyusuiPharmaceutical Care Ibu Hamil dan Menyusui
Pharmaceutical Care Ibu Hamil dan Menyusui
Sainal Edi Kamal
 
Pharmaceutical Care Untuk Penyakit TBC
Pharmaceutical Care Untuk Penyakit TBCPharmaceutical Care Untuk Penyakit TBC
Pharmaceutical Care Untuk Penyakit TBC
Sainal Edi Kamal
 
Pharmaceutical Care Untuk Penyakit ISPA
Pharmaceutical Care Untuk Penyakit ISPAPharmaceutical Care Untuk Penyakit ISPA
Pharmaceutical Care Untuk Penyakit ISPA
Sainal Edi Kamal
 
Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Hipertensi
Pharmaceutical Care Untuk Penyakit HipertensiPharmaceutical Care Untuk Penyakit Hipertensi
Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Hipertensi
Sainal Edi Kamal
 
Pharmaceutical Care untuk Penyakit DM
Pharmaceutical Care untuk Penyakit DMPharmaceutical Care untuk Penyakit DM
Pharmaceutical Care untuk Penyakit DM
Sainal Edi Kamal
 
Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Asma
Pharmaceutical  Care Untuk Penyakit AsmaPharmaceutical  Care Untuk Penyakit Asma
Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Asma
Sainal Edi Kamal
 
Farmakologi Keperawatan
Farmakologi KeperawatanFarmakologi Keperawatan
Farmakologi Keperawatan
Sainal Edi Kamal
 
Anatomi dan Fisiologi Manusia (pemula)
Anatomi dan Fisiologi Manusia (pemula)Anatomi dan Fisiologi Manusia (pemula)
Anatomi dan Fisiologi Manusia (pemula)
Sainal Edi Kamal
 
Anatomi dan Fisiologi Manusia (paramedis)
Anatomi dan Fisiologi Manusia (paramedis)Anatomi dan Fisiologi Manusia (paramedis)
Anatomi dan Fisiologi Manusia (paramedis)
Sainal Edi Kamal
 
At a Glance Anatomi
At a Glance AnatomiAt a Glance Anatomi
At a Glance Anatomi
Sainal Edi Kamal
 

More from Sainal Edi Kamal (20)

Guidelines for Assassement of Pain
Guidelines for Assassement of PainGuidelines for Assassement of Pain
Guidelines for Assassement of Pain
 
Cara Pembuatan Obat yang Baik Jilid 2
Cara Pembuatan Obat yang Baik Jilid 2Cara Pembuatan Obat yang Baik Jilid 2
Cara Pembuatan Obat yang Baik Jilid 2
 
Jurnal Medicinus
Jurnal MedicinusJurnal Medicinus
Jurnal Medicinus
 
Bahan Ajar Farmakologi Keperawatan
Bahan Ajar Farmakologi  Keperawatan Bahan Ajar Farmakologi  Keperawatan
Bahan Ajar Farmakologi Keperawatan
 
Bahan Ajar Farmakologi Keperawatan
Bahan Ajar Farmakologi  Keperawatan Bahan Ajar Farmakologi  Keperawatan
Bahan Ajar Farmakologi Keperawatan
 
Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Flu Burung
Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Flu BurungPharmaceutical Care Untuk Penyakit Flu Burung
Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Flu Burung
 
Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Jantung Koroner
Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Jantung KoronerPharmaceutical Care Untuk Penyakit Jantung Koroner
Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Jantung Koroner
 
Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Rematik Artritis
Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Rematik ArtritisPharmaceutical Care Untuk Penyakit Rematik Artritis
Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Rematik Artritis
 
Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Depresi
Pharmaceutical Care Untuk Penyakit DepresiPharmaceutical Care Untuk Penyakit Depresi
Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Depresi
 
Pharmaceutical Care Ibu Hamil dan Menyusui
Pharmaceutical Care Ibu Hamil dan MenyusuiPharmaceutical Care Ibu Hamil dan Menyusui
Pharmaceutical Care Ibu Hamil dan Menyusui
 
Pharmaceutical Care Untuk Penyakit TBC
Pharmaceutical Care Untuk Penyakit TBCPharmaceutical Care Untuk Penyakit TBC
Pharmaceutical Care Untuk Penyakit TBC
 
Pharmaceutical Care Untuk Penyakit ISPA
Pharmaceutical Care Untuk Penyakit ISPAPharmaceutical Care Untuk Penyakit ISPA
Pharmaceutical Care Untuk Penyakit ISPA
 
Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Hipertensi
Pharmaceutical Care Untuk Penyakit HipertensiPharmaceutical Care Untuk Penyakit Hipertensi
Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Hipertensi
 
Pharmaceutical Care untuk Penyakit DM
Pharmaceutical Care untuk Penyakit DMPharmaceutical Care untuk Penyakit DM
Pharmaceutical Care untuk Penyakit DM
 
Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Asma
Pharmaceutical  Care Untuk Penyakit AsmaPharmaceutical  Care Untuk Penyakit Asma
Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Asma
 
Ph care asma
Ph care asmaPh care asma
Ph care asma
 
Farmakologi Keperawatan
Farmakologi KeperawatanFarmakologi Keperawatan
Farmakologi Keperawatan
 
Anatomi dan Fisiologi Manusia (pemula)
Anatomi dan Fisiologi Manusia (pemula)Anatomi dan Fisiologi Manusia (pemula)
Anatomi dan Fisiologi Manusia (pemula)
 
Anatomi dan Fisiologi Manusia (paramedis)
Anatomi dan Fisiologi Manusia (paramedis)Anatomi dan Fisiologi Manusia (paramedis)
Anatomi dan Fisiologi Manusia (paramedis)
 
At a Glance Anatomi
At a Glance AnatomiAt a Glance Anatomi
At a Glance Anatomi
 

Recently uploaded

PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxPPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
EmohAsJohn
 
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptxTM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
rifdahatikah1
 
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdfPresentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
AFMLS
 
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptxMalpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
LyanNurse1
 
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.pptAskep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
fitrianakartikasari5
 
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan KeperawatanAplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
BayuEkaKurniawan1
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
jualobat34
 
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwaManajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
iskandar186656
 
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppttiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
HanifaYR
 
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdfPEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
celli4
 
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptxBAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
lansiapola
 
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
jualobat34
 
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptxDefinisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
meta emilia surya dharma
 
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdfFIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
helixyap92
 
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.pptKEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
gerald rundengan
 
Fracture of os nasalis literature review.ppt
Fracture of os nasalis literature review.pptFracture of os nasalis literature review.ppt
Fracture of os nasalis literature review.ppt
ResidenUrologiRSCM
 
PRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan tx
PRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan txPRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan tx
PRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan tx
rrherningputriganisw
 
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasiVolumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
hannanbmq1
 

Recently uploaded (20)

PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxPPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
 
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptxTM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
 
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdfPresentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
 
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptxMalpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
 
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.pptAskep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
 
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan KeperawatanAplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
 
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
 
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwaManajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
 
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppttiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
 
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdfPEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
 
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptxBAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
 
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
 
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptxDefinisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
 
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdfFIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
 
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.pptKEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
 
Fracture of os nasalis literature review.ppt
Fracture of os nasalis literature review.pptFracture of os nasalis literature review.ppt
Fracture of os nasalis literature review.ppt
 
PRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan tx
PRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan txPRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan tx
PRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan tx
 
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasiVolumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
 

Bpom

  • 1. InfoPOM - Vol. 15 No. 1 Januari-Februari 2014 Halaman 1 TOPIK SAJIAN UTAMA: Menuju Swamedikasi yang Aman ARTIKEL: Pentingnya MESO dalam Farmakovigilans SERI SWAMEDIKASI: Penanganan Gangguan Ringan pada Lambung InfoPOM - Vol. 15 No. 1 Januari-Februari 2014
  • 2. InfoPOM - Vol. 15 No. 1 Januari-Februari 2014 TIM REDAKSI Penasehat : Dr. Roy A.Sparringa, M.App.Sc. Pengarah : dr. Mufrihatu Hayatie Amal, MPH Penanggung jawab : Dra. Reri Indriani, Apt, M.Si. Redaktur : Irhama Hayati, S.Si.,Apt.,M.TI Editor : 1. Dra. Murti Hadiyani 2. Indah Widiyaningrum, S.Si, Apt. 3. Arlinda Wibiayu, S. Si., Apt. Kontributor : 1. Indah Widiyaningrum, S.Si, Apt. (PIOM) 2. drg. Indah Ratnasari (Direktorat Pengawasan Distribusi Produk Terapetik & PKRT) 3. Dwi Resmiyarti, S.Farm., Apt. (PIOM) 4. DR. Tepy Usia, M.Phil (Direktorat Obat Asli Indonesia) 5. Arlinda Wibiayu, S. Si., Apt. (PIOM) Sekretariat : 1. Ridwan Sudiro, S.IP. 2. Syatiani Arum Syarie, S.Far.,Apt. 3. Riani Fajar Sari, A.Md. 4. Tri Handayani, S.Farm.,Apt. Sirkulasi : 1. Netty Sirait 2. Surtiningsih Fotografer : Michael Andikawan S.,S.Des. Halaman 2 EDITORIAL Pembaca yang terhormat, Seiring dengan kemajuan teknologi yang menyebabkan masyarakat sering mengeluh sakit kepala, pusing, sakit mag, dan lain-lain, walaupun ringan tapi cukup mengganggu. Keluhan-keluhan ringan sebenarnya dapat diatasi sendiri dengan swamedikasi. Swamedikasi menurut WHO diartikan sebagai pemilihan dan penggunaan obat, termasuk pengobatan herbal dan tradisional, oleh individu untuk merawat diri sendiri dari penyakit atau gejala penyakit. Untuk lebih mendalam mengetahui tentang swamedikasi perlu disimak artikel “Menuju Swamediaksi Yang Aman”. Lebih detil, ada artikel khusus swamedikasi yang mengulas “Penanganan Gangguan Ringan Pada Lambung”. Efek samping obat merupakan reaksi yang tidak diinginkan yang menyertai pemberian satu jenis obat atau kombinasi dalam dosis yang dicurigai terkait dengan penggunaan obat tersebut. Monitoring Efek Samping Obat penting dilakukan untuk menghindari terjadinya masalah penggunaan obat terkait efek samping; memastikan keselamatan pasien (patients safety) dan meningkatkan kerasionalan penggunaan obat. Salah satu upaya Badan POM untuk peningkatan program Monitoring Efek Samping Obat (MESO) adalah melalui pengembangan subsite e-MESO. Diharapkan dengan e-MESO pelaporan MESO menjadi semakin baik sehingga kita lebih mengetahui profil keamanan obat yang beredar di Indonesia. Ada yang baru pada InfoPOM edisi tahun 2014 yaitu hadirnya sosok PIONY dalam artikel-artikel swamedikasi. Disamping itu juga ada seri Publikasi Badan POM untuk lebih mengenalkan pembaca kepada penerbitan terbaru Badan POM. Demikian, semoga infoPOM edisi ini dapat memberikan manfaat. Selamat membaca Redaksi menerima sumbangan artikel yang berisi informasi terkait dengan obat, makanan, kosmetika, obat tradisional, komplemen makanan, zat adiktif dan bahan berbahaya. Kirimkan tulisan melalui alamat redaksi dengan melampirkan identitas diri penulis. Alamat redaksi: Ged. Data Center lt. 5 BPOM, Jl. Percetakan Negara No. 23, Jakarta Pusat. Telepon/fax: 021-42889117. Email ke informasi@pom.go.id
  • 3. InfoPOM - Vol. 15 No. 1 Januari-Februari 2014 MENUJU SWAMEDIKASI YANG AMAN Kesehatan merupakan hal yang penting bagi kehidupan masyarakat. Namun keluhan kesehatan ringan seperti pusing, demam, mag sering kali dialami oleh banyak orang. Meskipun ringan, namun cukup mengganggu. Keluhan-keluhan ringan sebenarnya dapat diatasi sendiri dengan swamedikasi, namun pengobatan sendiri menjadi tidak mudah bila tidak memiliki pengetahuan tentang hal tersebut. Kemudahan tentu bukanlah hal utama, yang lebih penting justru adalah bagaimana cara melakukan swamedikasi dengan benar. Menurut World Health Organization (WHO) swamedikasi diartikan sebagai pemilihan dan penggunaan obat, termasuk pengobatan herbal dan tradisional, oleh individu untuk merawat diri sendiri dari penyakit atau gejala penyakit. Swamedikasi biasanya dilakukan untuk mengatasi keluhan-keluhan dan penyakit ringan yang sering dialami masyarakat, seperti demam, nyeri, pusing, batuk, influenza, sakit mag, kecacingan, diare, penyakit kulit dan lain-lain. Obat-obat golongan obat bebas dan obat bebas terbatas merupakan obat yang relatif aman digunakan untuk swamedikasi. Jadi, swamedikasi adalah upaya awal yang dilakukan sendiri dalam mengurangi/mengobati penyakit-penyakit ringan menggunakan obat-obatan dari golongan obat bebas dan bebas terbatas. Untuk melakukan swamedikasi dengan benar, masyarakat perlu mengetahui informasi yang jelas dan terpecaya mengenai obat-obat yang digunakan. Apabila swamedikasi tidak dilakukan dengan benar maka dapat berisiko munculnya keluhan lain karena penggunaan obat yang tidak tepat. Swamedikasi yang tidak tepat diantaranya ditimbulkan oleh salah mengenali gejala yang muncul, salah memilih obat, salah cara penggunaan, salah dosis, dan keterlambatan dalam mencari nasihat/saran tenaga kesehatan bila keluhan berlanjut. Selain itu, juga ada potensi Halaman 3 Sajian Utama risiko melakukan swamedikasi misal efek samping yang jarang muncul namun parah, interaksi obat yang berbahaya, dosis tidak tepat, dan pilihan terapi yang salah. HAL-HAL APA SAJA YANG PERLU DIPERHATIKAN? 1. Mengenali kondisi ketika akan melakukan swamedikasi Sebelum melakukan swamedikasi kita harus memperhatikan kondisi orang yang akan diobati. Beberapa kondisi yang harus diperhatikan adalah kehamilan, berencana untuk hamil, menyusui, umur (balita atau lansia), sedang dalam diet khusus seperti misalnya diet gula, sedang atau baru saja berhenti mengkonsumsi obat lain atau suplemen makanan, serta mempunyai masalah kesehatan baru selain penyakit yang selama ini diderita dan sudah mendapatkan pengobatan dari dokter. Pemilihan obat untuk ibu yang sedang hamil dilakukan dengan lebih hati-hati, karena beberapa jenis obat dapat menimbulkan pengaruh yang tidak diinginkan pada janin. Beberapa jenis obat juga di sekresikan juga ke dalam air susu ibu. Walaupun mungkin jumlah obat di ASI kadarnya kecil, namun mungkin
  • 4. InfoPOM - Vol. 15 No. 1 Januari-Februari 2014 dapat berpengaruh pada bayi. Pemilihan jenis obat juga perlu diperhatikan pada orang yang sedang dalam diet khusus seperti diet rendah garam atau rendah gula, karena selain mengandung zat aktif berkhasiat, komposisi obat juga terdiri dari zat tambahan lain yang harus diperhatikan oleh pasien dengan diet khusus tersebut, misal obat berbentuk sirup umumnya mengandung gula dalam kadar cukup tinggi sehingga dapat berpengaruh pada pasien yang sedang diet gula. Mengingat hal tersebut di atas, sebelum melakukan swamedikasi perlu diperhatikan kondisi yang sedang dialami sehingga tidak terjadi efek yang tidak diinginkan. Membaca peringatan/perhatian yang tertera pada label atau brosur obat juga menjadi hal yang perlu dilakukan, karena di dalamnya tertulis hal – hal yang harus diperhatikan sebelum atau setelah mengkonsumsi obat yang dimaksud. 2. Memahami BAHWA ADA kemungkinan interaksi obat Banyak obat dapat berinteraksi dengan obat lainnya atau berinteraksi dengan makanan dan minuman. Kenali nama obat atau nama zat berkhasiat yang terkandung dalam obat yang sedang anda konsumsi atau hendak digunakan sebagai swamedikasi. Tanyakan kepada Apoteker di apotik mengenai ada tidaknya interaksi dari obat-obat tersebut. Untuk menghindari masalah yang mungkin terjadi, bacalah aturan pakai yang tercantum pada label kemasan obat. 3. Mengetahui obat-obat yang dapat digunakan untuk swamedikasi Tidak semua obat dapat digunakan untuk swamedikasi. Telah dijelaskan diatas bahwa obat yang digunakan untuk swamedikasi adalah obat yang relatif aman, yaitu obat golongan obat bebas dan obat bebas terbatas. Obat Bebas Obat bebas adalah obat yang dapat dibeli tanpa resep dokter. Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas adalah lingkaran hijau dengan garis tepi berwarna hitam. Contoh : Simetikon. Obat bebas terbatas Obat bebas terbatas adalah obat yang sebenarnya termasuk obat keras tetapi masih dapat dibeli tanpa resep dokter. Obat ini biasa disertai dengan tanda peringatan. Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas terbatas adalah lingkaran biru dengan garis tepi berwarna hitam. Contoh : CTM (Klorfeniramin maleat). Halaman 4 Tanda peringatan pada Obat Bebas Terbatas diantaranya adalah sebagai berikut: 4. Mewaspadai efek samping yang mungkin muncul Selain dapat mengatasi penyakit/gejala penyakit, obat juga dapat menyebabkan efek yang tidak diinginkan. Efek samping yang terjadi tidak selalu memerlukan tindakan medis untuk mengatasinya, namun demikian beberapa efek samping mungkin memerlukan perhatian lebih dalam penanganannya. Efek samping yang mungkin timbul antara lain reaksi alergi, gatal-gatal, ruam, mengantuk, mual dan lain-lain. Oleh karena itu penting untuk mengetahui efek samping apa yang mungkin terjadi dan apa yang harus dilakukan saat mengalami efek samping tersebut. Efek samping bisa terjadi pada siapa saja namun umumnya dapat ditoleransi. Bila terjadi efek samping, segera hentikan pengobatan dan konsultasikan dengan tenaga kesehatan. 5. Meneliti obat yang akan dibeli Pada saat akan membeli obat, pertimbangkan bentuk sediaannya (tablet, sirup, kapsul, krim, dll) dan pastikan bahwa kemasan tidak rusak. Lihatlah dengan teliti kemasan luar maupun kemasan dalam produk obat. Jangan mengambil obat yang menunjukkan adanya kerusakan walaupun kecil. Selain kemasan, perhatikan juga bentuk fisik sediaan. Untuk yang bentuk sirup, hal yang harus diperhatikan adalah warna dan kekentalannya. Pastikan tidak ada partikel-partikel kecil di bagian bawah botol atau mengapung dalam sirup dan jika berbentuk suspensi, suspensi dapat tercampur rata setelah dikocok dan tidak terlihat ada bagian yang memisah. Pada tablet, bentuk harus benar-benar utuh dan tidak ada satupun yang pecah atau rusak. Jika pada tablet memiliki cetakan/ tulisan, pastikan bahwa semua tablet memiliki cetakan/tulisan yang sama. Untuk sediaan kapsul, bentuk kapsul tidak pecah atau penyok dan mempunyai ukuran dan warna yang sama dari semua kapsul. Jika kapsul memiliki cetakan/tulisan, pastikan bahwa semua kapsul memiliki cetakan/tulisan yang sama. Perhatikan juga penyimpanan obat di tempat penjualannya, jika obat disimpan di tempat yang terpapar cahaya matahari langsung maka sebaiknya beli obat di tempat lain yang kondisi penyimpanannya lebih baik. Lebih baik membeli obat di sarana distribusi yang resmi, seperti misalnya apotek dan toko obat berijin. Obat yang anda minum harus sudah memiliki nomor izin edar karena ini berarti obat tersebut telah memenuhi persyaratan keamanan, khasiat dan mutu yang ditetapkan oleh Badan POM. Hal lain yang harus diperhatikan adalah tanggal kedaluwarsa, tanggal ini menandakan bahwa sebelum tanggal Sajian Utama
  • 5. InfoPOM - Vol. 15 No. 1 Januari-Februari 2014 Halaman 5 Sajian Utama ! tersebut obat masih memenuhi persyaratan dan aman untuk digunakan. Penggunaan obat yang sudah kedaluwarsa dapat membahayakan karena pada obat tersebut dapat terjadi perubahan bentuk atau perubahan menjadi zat lain yang berbahaya. Oleh karena itu, tidak boleh menggunakan obat yang sudah melewati batas kedaluwarsa. 6. Mengetahui cara penggunaan obat yang benar Bacalah aturan pakai obat sesuai dengan petunjuk yang tertera pada label. Obat yang digunakan sesuai dengan petunjuk penggunaan, pada saat yang tepat dan jangka waktu terapi sesuai anjuran akan memberikan efek yang baik. Jangan membuang label ataupun bagian kemasan yang memberikan informasi mengenai penggunaan obat tersebut agar tidak terjadi kesalahan bila anda menggunakan obat itu kembali. Apabila merasa obat yang sedang digunakan tidak memberikan efek yang diinginkan setelah jangka waktu penggunaan yang dianjurkan, maka segeralah untuk berkonsultasi dengan dokter atau tenaga kesehatan lainnya. Beberapa bentuk sediaan obat memiliki cara penggunaan yang khusus, seperti misalnya supositoria (obat yang bentuknya seperti peluru yang penggunaannya dengan cara dimasukkan ke dalam anus). Cara memasukkan supositoria ini ke dalam anus adalah dengan membuka kemasan supositoria, basahi pada bagian ujung bulatnya, gunakan satu tangan yang tidak memegang obat untuk merenggangkan anus, lalu satu tangan lain memasukkan supositoria ke dalam anus. Dianjurkan untuk tetap berbaring telentang atau miring selama 5 menit. Disamping cara penggunaan, waktu penggunaan juga perlu diperhatikan seperti misalnya obat diminum sebelum makan, bersama makan atau sesudah makan. 7. Mengetahui cara penyimpanan obat yang baik Penyimpanan obat dapat mempengaruhi potensi dari obatnya. Obat dalam bentuk sediaan oral seperti tablet, kapsul dan serbuk tidak boleh disimpan di dalam tempat yang lembab karena bakteri dan jamur dapat tumbuh baik di lingkungan lembab sehingga dapat merusak obat. Begitu pula dengan bentuk sediaan cair. Obat yang mengandung cairan biasanya mudah terurai oleh cahaya sehingga harus di simpan pada wadah aslinya yang terlindung dari cahaya atau sinar matahari langsung dan tidak disimpan di dalam tempat yang lembab. Meskipun pada obat-obat biasanya terdapat kandungan zat pengawet yang dapat menghambat pertumbuhan kuman dan jamur, akan tetapi bila wadah sudah dibuka maka zat pengawetpun tidak dapat mencegah rusaknya obat secara keseluruhan. Apalagi bila wadah sering dibuka-tutup. Maka dari itu obat hendaknya diperlakukan dengan hati-hati, yaitu setelah digunakan, wadah obat perlu ditutup kembali dengan baik, juga membersihkan pipet/sendok ukur dan mengeringkannya. Jangan menyimpan obat di dalam lemari pendingin (lemari es) kecuali disarankan pada label penyimpanan obat tersebut. Pertimbangkan juga bahwa waktu kedaluwarsa obat bisa lebih pendek dari waktu yang tertera pada label ketika obat itu sudah dibuka dari kemasannya. Buang obat yang sudah kedaluwarsa. Cara membuang obat adalah dengan membuka kemasannya dan dibuang di tempat yang jauh dari jangkauan anak, misalnya jika bentuk sediaan cair dibuka kemasannya kemudian dikeluarkan isinya ke dalam toilet lalu dibilas sampai bersih; jika sediaan lain seperti tablet atau kapsul dibuka dari kemasannya lalu obatnya ditimbun dalam tanah.(KOB) Penghentian Swamedikasi Segera hentikan swamedikasi dan konsultasikan ke dokter, apabila : • Timbul gejala lain seperti pusing, sakit kepala, mual dan muntah; • Terjadi reaksi alergi seperti gatal-gatal dan kemerahan pada kulit; • Salah minum obat atau minum obat dengan dosis yang salah. PENUTUP Swamedikasi bermanfaat dalam pengobatan penyakit atau gejala penyakit ringan, hanya jika dilakukan dengan benar dan rasional, berdasarkan pengetahuan yang cukup tentang obat yang digunakan dan kemampuan mengenali penyakit atau gejala yang timbul. Semoga tulisan ini membantu anda melakukan swamedikasi yang berhasil. Penulis : Bidang Informasi Obat - Pusat Informasi Obat dan Makanan PUSTAKA: 1. BPOM. Kompendia Obat Bebas 2. Ruiz ME. 2010. Risks of self-medication practices. Available from : http://www.ncbi.nlm.nih.gov/ pubmed/20615179 tanggal : 28 januari 2014 3. WHO. 1998. The Role of The Pharmacist in Self-Care and Self- Medication. The Hague, The Netherlands: WHO, p.1-11 4. Ditjen Binfar dan Alkes. 2006. Pedoman penggunaan Obat Bebas dan Obat Bebas Terbatas. Jakarta PERHATIKAN TANGGAL KEDALUWARSA OBAT!
  • 6. InfoPOM - Vol. 15 No. 1 Januari-Februari 2014 PENTINGNYA MESO DALAM FARMAKOVIGILANS Indonesia menjadi salah satu negara yang berpartisipasi dalam program Badan Kesehatan Dunia (WHO) dalam hal Monitoring Obat Internasional sejak tahun 1990. Tetapi data terkait efek samping obat yang ada untuk penggunaan di wilayah Indonesia masih belum banyak. Padahal data pemantauan keamanan produk beredar melalui program farmakovigilans atau sering disebut program Monitoring Efek Samping Obat (MESO) tersebut sangat bermanfaat untuk mendukung tindak lanjut regulatori pengawasan obat. REPORTING MONITORING PHARMACOVIGILANCE ACTIVITIES QUALITY CONTROL Farmakovigilans merupakan seluruh kegiatan tentang pendeteksian, penilaian (assessment), pemahaman, dan pencegahan efek samping atau masalah lainnya terkait dengan penggunaan obat (drug-related problem) yang mungkin muncul. Secara spesifik farmakovigilans dapat dimanfaatkan untuk menghindari terjadinya masalah penggunaan obat terkait efek samping; memastikan keselamatan pasien (patients safety) dan meningkatkan kerasionalan penggunaan obat. Hal ini menjadi sangat penting untuk pengawasan obat post-market. MESO, Faktor Penting Farmakovigilans Efek samping merupakan reaksi tidak diinginkan atau membahayakan yang menyertai pemberian satu jenis obat atau kombinasi dalam dosis terapi yang dicurigai terkait dengan penggunaan obat tersebut. Terkadang efek samping bisa sangat mengganggu hingga dapat menyebabkan seseorang harus menghentikan pengobatannya. Untuk itu pemantauan efek samping obat perlu dilakukan karena efek samping terkadang baru muncul beberapa waktu setelah obat tersebut dipasarkan dan digunakan secara luas. Efek samping secara umum diklasifikasikan menjadi 2 (dua) tipe yaitu Reaksi Tipe A dan Tipe B. Halaman 6 PHARMACO EPIDEMIOLOGY COMMUNICATION AND INFORMATION Reaksi tipe A (augmented) yaitu reaksi yang disebabkan mekanisme farmakologi obat tersebut secara normal pada pemberian dosis terapi dan umumnya tergantung dengan dosis yang diberikan. Contohnya adalah perdarahan pada penggunaan warfarin atau penekanan saluran nafas pada penggunaan obat golongan opioid. Sedangkan reaksi tipe B (bizarre) adalah reaksi yang tidak diinginkan dari mekanisme farmakologi obat yang telah diketahui. Reaksinya tidak umum terjadi (less common) dan ditemukan pertama kali setelah obat telah digunakan secara luas. Contohnya adalah reaksi anafilaktik pada penggunaan obat golongan penisilin atau kemerahan pada penggunaan obat golongan antibiotik. Untuk menghindari kerugian akibat efek samping obat maka pencatatan dan pengumpulan data kejadian munculnya efek samping penting untuk meningkatkan keamanan penggunaan obat. Dari data yang ada, efek samping obat juga dapat mengakibatkan seseorang masuk rumah sakit. Studi yang dilakukan di Inggris untuk menghitung kejadian masuk rumah sakit karena efek samping menunjukkan bahwa 1 dari 16 pasien masuk rumah sakit karena efek samping obat. PSURs REVIEWS
  • 7. InfoPOM - Vol. 15 No. 1 Januari-Februari 2014 Farmakovigilans di Indonesia Terkait pelaksanaan pengawasan aspek keamanan obat beredar, Badan POM melakukan pemantauan keamanan obat beredar melalui Monitoring Efek Samping Obat (MESO). Pada awalnya MESO bergantung pada sistem pelaporan yang bersifat sukarela oleh tenaga kesehatan. Namun sistem pelaporan sukarela ini masih belum cukup mendukung pengumpulan data atau informasi profil aspek keamanan obat di Indonesia. Sementara itu, dengan jumlah penduduk yang banyak yang terdiri dari berbagai suku dengan genetika yang beragam, data MESO dapat menjadi sumber data yang cukup potensial untuk memperoleh informasi terkait profil keamanan obat yang beredar di Indonesia. Meski saat ini pelaporan efek samping obat oleh tenaga kesehatan masih bersifat sukarela, namun tidak demikian halnya untuk Industri Farmasi. Sejak diterbitkannya Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor HK.03.1.23.12.11.10690 Tahun 2011 tentang Penerapan Farmakovigilans Bagi Industri Farmasi, maka Industri Farmasi diwajibkan untuk melakukan kegiatan farmakovigilans dan secara aktif memberikan laporan terkait efek samping obat. Peraturan ini ditetapkan pada 30 Desember 2011, dan wajib diterapkan 24 bulan sejak diundangkan atau mulai 5 Januari 2014. Bagi Industri Farmasi yang tidak melaksanakan Farmakovigilans sebagaimana diatur dalam peraturan tersebut dapat dikenai sanksi administratif berupa peringatan secara tertulis; larangan mengedarkan untuk sementara waktu dan/ atau perintah untuk penarikan kembali obat atau bahan obat dari peredaran; perintah pemusnahan obat atau bahan obat; bahkan penghentian sementara kegiatan. Kewajiban penerapan farmakovigilans bagi Industri Farmasi ini penting mengingat Industri Farmasi selaku pemilik izin edar obat berkewajiban memastikan obat yang diproduksi memenuhi persyaratan safety, efficacy dan quality. Hal ini meliputi pemantauan keamanan obat setelah beredar atau post-marketing surveillance. Permasalahan keselamatan pasien Halaman 7 yang utama terkait obat sebenarnya adalah terkait penggunaan obat itu sendiri. Hal ini penting mengingat obat dapat memicu munculnya efek samping pada pasien yang mungkin saja lebih buruk dari penyakit yang diderita. Apabila data laporan efek samping obat dapat dikumpulkan secara komprehensif, Farmakovigilans dapat berkontribusi dalam menilai efektivitas obat beredar dan mendukung jaminan keselamatan pasien. Dalam pelaksanaan Farmakovigilans memang dibutuhkan beberapa peran kunci, baik itu Badan POM sebagai regulator, Industri Farmasi sebagai produsen, serta tenaga kesehatan sebagai praktisi, masing-masing memiliki peran dan tanggung jawabnya dalam menjamin keselamatan pasien. Dengan dukungan dari berbagai pihak maka diharapkan kegiatan farmakovigilans di Indonesia dapat berjalan dengan baik sehingga data atau informasi yang memadai tentang profil aspek keamanan obat beredar dapat meningkat. Data profil aspek keamanan obat pada populasi Indonesia dapat menjadi salah satu dasar pertimbangan bagi Badan POM untuk pengambilan tindak lanjut regulatori yang tepat. Penulis : Direktorat Pengawasan Distribusi PT & PKRT Pustaka: 1. Badan Pengawas Obat dan Makanan. 2011. Peraturan Kepala Badan POM Nomor HK.03.1.23.12.11.10690 Tahun 2011 Tentang Penerapan Farmakovigilans Bagi Industri Farmasi. BPOM, Jakarta. 2. Medicines and Healthcare products Regulatory Agency.2013. Adverse Drug Reaction http://www.mhra.gov. uk/Safetyinformation/Howwemonitorthesafetyofproducts/ Medicines/TheYellowCardScheme/ Informationforhealthcareprofessionals/ Adversedrugreactions/index.htm [4 Maret 2014] 3. World Health Organization. Minimum Requirements for a functional Pharmacovigilance System. http://www.who. int/medicines/areas/quality_safety/safety_efficacy/PV_ Minimum_Requirements_2010_2.pdf [4 Maret 2014] Monitoring Efek Samping Obat
  • 8. InfoPOM - Vol. 15 No. 1 Januari-Februari 2014 Salah satu upaya Badan POM sebagai Pusat MESO/ Farmakovigilans Nasional untuk peningkatan program MESO adalah melalui pengembangan subsite e-MESO, yang dikembangkan dalam rangka memberikan pelayanan akses informasi aktivitas farmakovigilans di Indonesia, dimana salah satu menu yang ada di sini adalah ADR Reporting (adverse drug reaction reporting). Menu ADR Reporting dapat digunakan oleh tenaga kesehatan dan juga industri farmasi pelaporan efek samping obat yang terjadi di Indonesia secara elektronik kepada Badan POM RI. Aplikasi ini dapat diakses oleh pengguna melalui alamat website: Langkah pertama adalah pengguna harus melakukan pendaftaran pada halaman Registrasi. Terdapat 2 (dua) kategori user/pelapor yang akan mengakses aplikasi ini, yaitu tenaga kesehatan dan industri farmasi. Perbedaan kedua kategori tersebut akan terlihat pada saat pembuatan laporan ESO. Pada saat registrasi, hal yang harus diperhatikan adalah alamat e-mail, karena konfirmasi registrasi akan dikirimkan melalui e-mail tersebut. Para user/pelapor baru dapat melakukan Halaman 8 login apabila sudah mendapatkan persetujuan BPOM. Dengan melakukan login, user/pelapor dapat membuat dan mengirimkan laporan melalui aplikasi e-MESO ini secara online. Setiap user/pelapor dapat melihat kembali laporan yang telah dibuat, tetapi tidak dapat melihat laporan dari user/pelapor lain karena akses hanya untuk laporan masing-masing. Masing-masing user/pelapor dapat memantau proses atau status laporan yang telah dibuat. Status terakhir dari sebuah laporan adalah setelah dilakukan Causality Assesment oleh BPOM bersama dengan tim ahli MESO. Apabila Pelapor mengalami kesulitan dalam proses pelaporan efek samping obat (ESO) menggunakan aplikasi e-MESO, Pelapor dapat menghubungi kontak di bawah ini. PUSAT MESO NASIONAL Direktorat Pengawasan Distribusi Produk Terapetik & PKRT Badan Pengawas Obat dan Makanan RI Jl. Percetakan Negara No. 23, Kotak Pos No. 143 Jakarta 10560 Telp. : (021) 4244691 ext .1072, 4244755 ext. 111 Fax. : (021) 42883485 E-mail: pv-center@pom.go.id e-meso Dr. Roy A.Sparringa, M.App.Sc (Kepala Badan POM), Prof. dr Ali Ghufrom Mukti M.Sc.,Ph.D (Wakil Menteri Kesehatan) dan Mirawati Sudjono, Ak. M.Sc (Deputi Pelayanan Publik Kemenpan)
  • 9. InfoPOM - Vol. 15 No. 1 Januari-Februari 2014 Halaman 9 Penanganan Gangguan Ringan pada Lambung Gadget, laptop, pesawat jet, kereta super cepat... Semakin canggih teknologi yang dibuat manusia, menunjukkan semakin tuntutan terhadap “kecepatan”. Segala hal dilakukan dengan cepat, bahkan makan dan minum pun dilakukan dengan cepat. Lama-kelamaan pola makan berubah instan dan kurang mempedulikan aspek kesehatan. Kondisi ini tak ayal bisa mengganggu pencernaan. Munculnya nyeri ulu hati, dispepsia dan kembung merupakan gejala dari terganggunya pencernaan. Apoteker PIONY didatangi oleh Rina, pengunjung apotek yang mengeluhkan sakit pada bagian lambung setelah malamnya ia mengkonsumsi kopi terlalu banyak. Pagi harinya ia merasakan seperti terbakar disertai dengan sendawa berlebihan. Dengan minum susu ia berharap rasa sakitnya berkurang, akan tetapi tak berhasil. Setelah digali lebih lanjut, ternyata bukan hanya semalam saja Rina mengkonsumsi kopi. Persisnya sejak setahun yang lalu saat ia pindah ke perusahaan broadcasting, kopi menjadi teman bekerja hingga larut malam. Bekerja memang membuatnya seperti lupa waktu, karena selalu dikejar deadline. Meskipun ia menyukai pekerjaannya, namun terkadang tekanan deadline tetap menimbulkan stres tersendiri. Parahnya di saat stres, ia mengabaikan jam makan, dan menopang energinya dengan minum kopi atau minuman berenergi. Sebaliknya, bila ada sedikit waktu luang di akhir pekan, ia dengan lahap menyantap banyak makanan. Makanan yang pedas, makanan berminyak serta minuman bersoda adalah favoritnya sebagai pelampiasan. Apakah pola hidup Rina sekarang ada kaitannya dengan keluhan sakit pada bagian lambung yang dirasakannya? PIONY mengajak kita membaca artikel ini lebih lanjut. Nyeri Ulu Hati atau istilah asingnya hearthburn, merupakan iritasi pada kerongkongan bagian bawah yang menimbulkan rasa terbakar pada perut bagian atas atau di bagian bawah tulang rusuk. Nyeri dirasakan karena masuknya kembali (refluks) asam lambung dari lambung ke kerongkongan sehingga menimbulkan iritasi pada kerongkongan bagian bawah. Masuknya asam lambung ini disebabkan oleh ketidaksempurnaan menutupnya katup kerongkongan bagian bawah. Keluhan nyeri ulu hati dapat dirasakan setelah makan, atau pada saat berbaring menjelang tidur, bahkan dapat menyebabkan terbangun dari tidur. Nyeri ini juga dirasakan pada saat membungkuk atau setelah berolahraga seperti angkat beban, bersepeda, atau sit-up. Dispepsia adalah rasa tidak nyaman pada perut bagian atas yang terjadi saat atau setelah makan, mual dan perut kembung. Rasa tidak nyaman tersebut dapat berupa rasa nyeri antara pusar dan bagian bawah tulang rusuk atau rasa penuh saat mulai makan atau setelah makan. Perut Kembung biasanya dikaitkan dengan adanya gas di dalam lambung. Keluhannya berupa sendawa berlebihan, perut terasa penuh dan tegang akibat gas. Ketiga kondisi di atas dapat diatasi dengan pengobatan sendiri, selama penyakit dan gejalanya masih ringan. Namun harus diwaspasdai bila gejalanya berat atau berkepanjangan karena bisa jadi telah terjadi tukak lambung dan gastritis. Tukak lambung yang terjadi akibat adanya luka pada mukosa lambung dan gastritis yang merupakan penyakit saluran cerna yang ditandai dengan inflamasi (radang) mukosa lambung, keduanya memerlukan penanganan oleh dokter.
  • 10. InfoPOM - Vol. 15 No. 1 Januari-Februari 2014 PENYEBAB Gangguan pencernaan ringan seperti nyeri ulu hati, dispepsia dan lambung kembung dapat disebabkan oleh makan terlalu banyak dan cepat, serta mengkonsumsi makanan yang pedas, berminyak, kopi, intoleransi laktosa, minuman yang mengandung asam tinggi dan minuman bersoda. Gaya hidup yang tidak baik seperti stress, merokok dan minum minuman beralkohol juga dapat memicu gejala gangguan pencernaan. Perut kembung juga dirasakan pada kondisi gugup, sembelit atau intoleransi laktosa. Gugup akan memicu asam lambung sehingga menyebabkan kembung. PENANGANAN Pencegahan gangguan pencernaan ringan dapat dilakukan dengan perbaikan gaya hidup dan pola makan antara lain: • Berhenti merokok dan membatasi asupan alkohol. • Tidak melakukan aktivitas fisik setelah makan. • Makan tidak kurang dari 3 jam sebelum tidur, sehingga memberikan waktu untuk pengosongan lambung. • Menghindari makanan yang merangsang asam dan gas lambung misalnya minuman berkarbonasi, kubis, lobak, dan lain-lain. • Mengurangi porsi makan dan mengunyah makanan dengan baik. Pengobatan sendiri dapat dilakukan dengan pemilihan obat yang tepat berdasarkan gejala yang dialami. Untuk mengurangi rasa sakit dapat digunakan penghangat topikal yang dioleskan di perut, seperti minyak telon, minyak kayu putih, minyak gandapura, dan sebagainya. Untuk obat oral, sediaan di pasar umumnya mengandung antasida dan simetikon, serta beberapa bahan aktif lain yang dikombinasikan dengan keduanya. 1. Antasida Antasida bekerja menetralkan asam lambung. Antasida digunakan untuk mengurangi gejala akibat kelebihan asam lambung, dengan demikian akan mengurangi nyeri lambung, nyeri ulu hati, dan perasaan penuh atau kembung pada lambung. Antasida dalam bentuk tablet kunyah harus dikunyah dengan baik, kemudian ditelan dan diminum dengan segelas air. Antasida dalam bentuk serbuk harus dilarutkan terlebih dahulu Halaman 10 dalam segelas air, aduk hingga larut, kemudian diminum sampai habis. Sedangkan antasida dalam bentuk suspensi dapat langsung diminum dengan mengocok terlebih dahulu. Obat diminum hanya bila diperlukan, dosis dewasa 3-4 kali sehari 1 tablet/serbuk atau 1-2 sendok makan suspensi. Antasida sebaiknya diminum 1 jam sebelum atau sesudah makan dan sebelum tidur malam untuk mencegah gejala timbul pada malam hari. Disarankan untuk mengkonsumsi sesuai petunjuk pada kemasan/brosur obat. Jika antasida harus dikonsumsi bersama obat lain, beri jarak waktu setidaknya 2 jam diantara keduanya. Jika waktu minum obat terlewat, segeralah minum obat saat teringat. Namun jika sudah hampir tiba waktunya minum obat selanjutnya, lewatkan dosis yang terlupa dan kembali ke jadwal minum obat seperti biasa. Jangan menduakalikan minum obat jika terlupa. Kebanyakan antasida yang tersedia di pasaran merupakan produk yang zat berkhasiatnya kombinasi antara Aluminium Hidroksida dan Magnesium Hidroksida. Kombinasi kedua zat tersebut dapat menurunkan kebutuhan dosis masing-masing. Kombinasi ini juga dimaksudkan untuk mengurangi efek samping masing-masing. Aluminium hidroksida memiliki efek samping konstipasi (susah buang air besar), sedangkan Magnesium Hidroksida memiliki efek samping laksatif (mudah buang air besar). Gangguan pencernaan yang tidak segera diatasi bisa menjadi berkepanjangan, sedangkan penggunaan obat yang berkepanjangan perlu mewaspadai meningkatnya potensi efek samping. Jika mengalami konstipasi berat dan berkelanjutan, sulit atau nyeri saat urinasi, terasa sering ingin kencing, sakit kepala terus menerus, kehilangan nafsu makan terus menerus, perubahan mood dan kondisi mental, nyeri otot, mual, muntah, gugup atau lelah, napas perlahan, pengecapan tidak enak, dan kelelahan yang tidak biasa atau lemah maka hentikan pengobatan dan disarankan untuk segera melakukan pemeriksaan lebih lanjut ke dokter. 2. Simetikon Obat yang mengandung zat berkhasiat simetikon bekerja mengatasi kembung. Simetikon bekerja dengan cara menurunkan tekanan permukaan lambung dan usus sehingga kelebihan gas pada lambung dan usus dapat dipecah atau dikeluarkan melalui anus. Simetikon tidak diserap ke sistem peredaran darah. Simetikon tidak boleh digunakan pada orang yang hipersensitif terhadap simetikon dan dilarang digunakan pada penderita yang dicurigai mengalami kerusakan atau perforasi usus. Aturan pemakaian harus mengacu pada informasi yang terdapat pada kemasan/brosur obat. Sediaan bentuk tablet kunyah harus dikunyah sampai hancur sebelum ditelan, agar obat dapat bekerja lebih cepat. Untuk sediaan cair dapat diminum dengan takaran sendok obat agar dosisnya tepat. CONTOH OBAT YANG MENGANDUNG SIMETIKON DAN ANTASIDA
  • 11. InfoPOM - Vol. 15 No. 1 Januari-Februari 2014 Halaman 11 Judul : Serial Data Ilmiah Terkini Tumbuhan Obat: Jali (Coix lacryma-jobi L.) Pengarang : T. Bahdar J. Hamid, Sherley, dkk. Penerbit : Direktorat Obat Asli Indonesia, Badan POM RI Tahun : 2013 Coix lacryma-jobi L. atau di Indonesia lebih dikenal dengan nama Jali, merupakan tanaman menahun yang telah banyak dibudidayakan di daerah tropis dan subtropis. Tanaman jali mempunyai batang bulat, lunak dengan tinggi dapat mencapai ± 3 m. Biji jali sejak dahulu dimanfaatkan sebagai pengganti beras atau disajikan dalam berbagai makanan dan minuman, bahkan juga digunakan dalam pengobatan tradisional karena beberapa manfaatnya. Jali, merupakan satu dari beberapa buku serial Data Ilmiah Terkini Tumbuhan Obat yang diterbitkan oleh Direktorat Obat Asli Indonesia, Badan Pengawas Obat dan Makanan yang mengulas tentang hasil penelitian ilmiah terkini tanaman obat jali. Bahwa penelitian ilmiah jali menunjukkan bahwa tanaman ini mempunyai beberapa aktivitas farmakologi, diantaranya; (1) antiparasit, ekstrak air daun jali mampu menghambat parasit Trichomonas vaginalis sebesar rata-rata 75% pada konsentrasi hambat minimum (KHM) 4 mg/mL; (2) analgesik – antiinflamasi, fraksi fenolik-flavonoid dari ekstrak etanol serbuk jali secara in vitro mampu menekan sekresi IL-6 dan TNF-α yang diinduksi lipopolisakarida (LPS) pada sel RAW 264,7 dan sel makrofage peritoneal murin, sedangkan subfraksi etil asetatnya secara signifikan menghambat produksi nitrit oksida (NO) pada konsentrasi 25 μg/mL; (3) antitukak lambung, biji jali kupas yang diberikan selama 4 minggu pada tikus yang sebelumnya dibuat tukak lambung dengan indometasin dosis 30 mg/kg berat badan (bb) selama 7 hari menunjukkan penurunan indeks jumlah tukak lambung dan penghambatan kerusakan jaringan lambung dibandingkan tehadap kontrol. Selain itu masih ada beberapa data ilmiah dari aktivitas antihiperlipidemia, antiobesitas, antiosteoporosis, spasmolitik uterus, anti alergi dan sitotoksik. Uji toksisitas akut dan subkronis ekstrak air biji jali pada tikus jantan dan betina galur Wistar sampai dosis 2.000 mg/kg bb peroral tidak menunjukkan adanya gejala toksik maupun kelainan hematologi, biokimia darah dan histopatologi. Demikian juga pada uji mutagenisitas dan teratogenisitas tidak menunjukkan adanya efek negatif. Apakah hal ini menunjukkan bahwa biji jali aman untuk dikonsumsi? Silakan membaca buku kecil ini secara lengkap. Penulis : Direktorat Obat Asli Indonesia Hal yang perlu diperhatikan sebelum menggunakan antasida dan simetikon: • Penggunaan antasida hanya dianjurkan bila telah dipastikan bahwa gejala mual, nyeri lambung, rasa terbakar di ulu hati dan di dada, bukan disebabkan oleh penyakit lain seperti keganasan atau jantung. • Tidak dianjurkan pada penderita yang alergi terhadap alumunium, magnesium, simetikon, dan senyawa lain yang terdapat pada komposisi obat. • Tidak dianjurkan pemakaian lebih dari 2 minggu, kecuali atas petunjuk dokter. • Penggunaan antasida dengan antibiotik golongan florokuinolon harus diberi jeda selama 4-6 jam. Swamedikasi menggunakan antasida tidak bisa dilakukan pada: • Pasien sedang diet rendah natrium, harus dikonsultasikan dulu ke dokter. • Wanita hamil atau menyusui, anak di bawah 6 tahun, atau lanjut usia. Antasida mengandung natrium bikarbonat sebaiknya dihindari wanita hamil karena dapat menyebabkan bengkak yang disebabkan retensi cairan. Penutup Walaupun biasanya gangguan pada perut bagian atas bukan keadaan yang berbahaya, tetapi perlu dicermati jika gangguan tersebut disertai dengan gejala lain seperti perdarahan, penurunan berat badan dan kesulitan menelan. Waspadai kondisi yang mengarah pada gejala dari penyakit lain yang memerlukan pemeriksaan dan pengobatan lebih lanjut oleh dokter. Swamedikasi harus dihentikan dan segera konsultasikan ke dokter, jika: • Keluhan tetap dirasakan setelah pengobatan selama 2 minggu. • Kesulitan menelan atau nyeri perut yang menetap setelah melakukan terapi. • Nyeri dada yang menekan, yang mungkin menjalar ke pundak, atau lengan kiri (hal ini mungkin disebabkan oleh gangguan jantung). • Muntah berdarah atau buang air besar berdarah. Penulis : Bidang Informasi Obat - Pusat Informasi Obat dan Makanan Pustaka 1. Krinsky, et all. 2012. Handbook of Nonprepcription Drugs: An Interaction Approach to Self-Care. American Pharmacist Association: Washington DC 2. MedlinePlus. Indigestion. 2013. http://www.nlm.nih.gov/ medlineplus/ency/article/003260.htm. [28 Januari 2014]. 3. MedlinePlus. Heartburn. 2013. http://www.nlm.nih.gov/ medlineplus/ency/article/003114.htm. [28 Januari 2014]. 4. MedlinePlus. Abdominal Bloating . 2012. http://www.nlm. nih.gov/medlineplus/ency/article/003123.htm. [28 Januari 2014]. 5. MedlinePlus. Taking Antacids . 2012. http://www.nlm.nih. gov/medlineplus/ency/patientinstructions/000198.htm. [28 Januari 2014]. PUBLIKASI
  • 12. InfoPOM - Vol. 15 No. 1 Januari-Februari 2014 EFEK SAMPING PENGGUNAAN OBAT Pertanyaan: Saya sedang hamil 5 bulan, menderita batuk dan pilek. Saya men-dapatkan obat dari dokter yaitu Gatifloxacin, Erdostein 300 mg, dan tablet yang mengandung Desloratadin dan Pseudoefedrin. Setelah mengkonsumsi obat tersebut saya mengalami gatal-gatal di badan sampai kaki, dan muka merah. Apakah ada diantara obat tersebut yang dapat mengakibatkan alergi dan apakah obat-obat tersebut aman untuk wanita hamil (Gati, Ibu Rumah Tangga) Jawaban: Berikut informasi produk dari masing-masing obat yang Saudara konsumsi : 1. Gatifloxacin merupakan golongan antibiotik. Indikasi gatifloksasin diantaranya adalah untuk infeksi saluran pernafasan, bronkitis dan pnemonia. Efek samping yang mungkin timbul adalah reaksi hipersensitif (alergi), mual, muntah, dispepsia, nyeri lambung, diare, sakit kepala, pusing, gangguan tidur, ruam (sindrom steven-johnson), dan pruritus (gatal-gatal). 2. Erdostein 300 mg, merupakan obat yang diindikasikan untuk mukolitik (pengencer lendir pada gangguan pernafasan). Obat ini dikontraindikasikan terhadap penderita sirosis hati dan penderita gagal ginjal berat. Tidak terlihat efek samping pada gastrointestinal (pencernaan) maupun sistemik. 3. Obat yang mengandung desloratadin dan pseudoefedrin, dimana desloratadin bekerja sebagai antihistamin (alergi rinitis) dan pseudoefedrin sebagai dekongestan (hidung tersumbat). Efek samping yang mungkin timbul adalah mulut kering, pusing, takikardia, faringitis, anoreksia, konstipasi, dan insomnia. Efek samping masing-masing obat dapat timbul atau tidak, berbeda-beda pada tiap individu. Untuk keamanan pada wanita hamil, disampaikan bahwa perlu kehati-hatian penggunaan ketiga obat tersebut pada wanita hamil kecuali atas petunjuk dokter. Berdasarkan gejala yang dialami seperti gatal-gatal di badan sampai kaki, dan muka sampai merah, ada kemungkinan Saudara mengalami reaksi hipersensitifitas (alergi). Jika reaksi alergi tersebut dipastikan karena mengkonsumsi obat dan bukan karena mengkonsumsi makanan atau karena alergi lain, maka kemungkinan reaksi alergi tersebut disebabkan oleh gatifloxacin. Oleh karena itu disarankan untuk menghentikan penggunaan obat, dan segera konsultasikan kembali kepada dokter. Pustaka: 1. Badan POM. Informatorium Obat Nasional Indonesia. 2008. Badan POM, Jakarta. 2. Briggs G,Roger K. Drugs in Pregnancy And Lactation: A Reference Guide To Fetal And Neonatal Risk 7th ed. 2005. Lippincott Williams and Wilkins, Philadelphia. 3. McEvoy GK. AHFS Drug Informastion. 2010. American Society of Health-System Pharmacists, Bethesda Marryland. FORUM PIONas PIONas adalah Pusat Informasi Obat Nasional yang menyediakan akses informasi terstandar (Approved Label) dari semua obat yang beredar di Indonesia yang telah disetujui oleh badan POM sebagai NRA (National Regulatory Authority). PIONas melayani permintaan informasi dan konsultasi terkait dengan penggunaan obat. Permintaan informasi ke PIONas dapat disampaikan secara langsung dengan datang ke PIONas (Ged. A lt. 1 BPOM, Jl. Percetakan Negara No. 23, Jakarta Pusat) atau melalui telepon di nomor 021-42889117 / 021-4259945, HP nomor 08121899530, email ke informasi@pom.go.id Halaman 12