Surat ini merupakan permohonan dr. Anik Mulyaningsih untuk mendapatkan surat penugasan klinis dan rincian kewenangan klinis sebagai staf medis di RSU Darmayu Ponorogo. Setelah melalui proses kredensial dan rekomendasi dari komite medis, dr. Anik diberikan surat penugasan klinis dengan kewenangan melakukan diagnosis, pemeriksaan, penatalaksanaan, dan konsultasi kedokteran dalam bidang penyakit d
Audit klinis di rumah sakit bertujuan untuk mengevaluasi dan meningkatkan mutu pelayanan medis. Hal ini dilakukan dengan menilai kesesuaian antara praktik klinis dengan standar yang berlaku melalui tinjauan rekam medis pasien dan proses pelayanan lainnya. Hasil audit digunakan sebagai masukan untuk perbaikan sistem pelayanan kesehatan.
Modul ini membahas tentang strategi penilaian mutu pelayanan kebidanan melalui tiga teknik yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik observasi dapat dilakukan dengan memantau mutu pelayanan melalui peer review dan tinjauan proses dengan instrumen check list dan rating scale. Teknik wawancara digunakan untuk mengumpulkan data secara lisan dari sasaran penilaian menggunakan kuesioner. Teknik dokumentasi adalah pencat
Dokumen tersebut membahas tentang instrumen penilaian sistem kinerja di rumah sakit yang meliputi aspek maternal, neonatal, tata kelola klinik, dan pencegahan infeksi untuk mengukur kinerja rumah sakit berdasarkan standar dan mengidentifikasi kesenjangan untuk perbaikan kualitas pelayanan kesehatan.
Dokumen tersebut membahas tentang tujuan pembelajaran umum dan khusus, kegiatan belajar, uraian materi, dan format penilaian terkait dengan prosedur perawatan infus."
Surat ini merupakan permohonan dr. Anik Mulyaningsih untuk mendapatkan surat penugasan klinis dan rincian kewenangan klinis sebagai staf medis di RSU Darmayu Ponorogo. Setelah melalui proses kredensial dan rekomendasi dari komite medis, dr. Anik diberikan surat penugasan klinis dengan kewenangan melakukan diagnosis, pemeriksaan, penatalaksanaan, dan konsultasi kedokteran dalam bidang penyakit d
Audit klinis di rumah sakit bertujuan untuk mengevaluasi dan meningkatkan mutu pelayanan medis. Hal ini dilakukan dengan menilai kesesuaian antara praktik klinis dengan standar yang berlaku melalui tinjauan rekam medis pasien dan proses pelayanan lainnya. Hasil audit digunakan sebagai masukan untuk perbaikan sistem pelayanan kesehatan.
Modul ini membahas tentang strategi penilaian mutu pelayanan kebidanan melalui tiga teknik yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik observasi dapat dilakukan dengan memantau mutu pelayanan melalui peer review dan tinjauan proses dengan instrumen check list dan rating scale. Teknik wawancara digunakan untuk mengumpulkan data secara lisan dari sasaran penilaian menggunakan kuesioner. Teknik dokumentasi adalah pencat
Dokumen tersebut membahas tentang instrumen penilaian sistem kinerja di rumah sakit yang meliputi aspek maternal, neonatal, tata kelola klinik, dan pencegahan infeksi untuk mengukur kinerja rumah sakit berdasarkan standar dan mengidentifikasi kesenjangan untuk perbaikan kualitas pelayanan kesehatan.
Dokumen tersebut membahas tentang tujuan pembelajaran umum dan khusus, kegiatan belajar, uraian materi, dan format penilaian terkait dengan prosedur perawatan infus."
Dokumen tersebut merupakan bagian dari instrumen akreditasi rumah sakit yang mencakup standar-standar pelayanan berfokus pada pasien. Bagian ini membahas standar-standar terkait akses ke pelayanan dan kontinuitas pelayanan, meliputi proses penerimaan pasien, pendaftaran, skrining, dan prioritas pelayanan pasien darurat.
Tujuan modul ini adalah mereview prosedur melepaskan selang NGT dengan benar. Modul ini menjelaskan langkah-langkah prosedur melepaskan selang NGT, termasuk persiapan alat, pasien, dan lingkungan. Format penilaian juga disediakan untuk menilai keterampilan mahasiswa dalam melakukan prosedur tersebut.
Modul ini membahas tentang tujuan pembelajaran umum dan khusus dalam melakukan prosedur memasang infus, meliputi pokok-pokok materi, uraian materi, persiapan pasien dan lingkungan, serta prosedur dan format penilaian yang digunakan."
Modul ini membahas tentang prosedur mengganti cairan infus, meliputi tujuan pembelajaran umum dan khusus, uraian materi tentang pengertian, tujuan, indikasi dan kontraindikasi, pengkajian keperawatan, persiapan alat dan pasien, serta prosedur kerja mengganti cairan infus. Modul ini juga menjelaskan tentang tugas praktikum, tugas mandiri, dan format penilaian keterampilan mengganti cairan infus.
Indikator kinerja rumah sakit meliputi indikator input, proses, output, outcome, benefit, dan impact yang digunakan untuk mengukur kinerja tenaga medis, perawat, administrasi, instalasi, dan rumah sakit secara keseluruhan."
Pedoman ini menjelaskan tentang tata cara pelaksanaan survei akreditasi rumah sakit oleh Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) Indonesia. Terdiri dari pengertian, standar yang digunakan, jenis surveiornya, dan pembagian tugas antar survei untuk memastikan pelaksanaan survei yang efektif dan terarah.
Dokumen tersebut membahas mengenai kredensial praktik keperawatan yang meliputi proses pemberian izin praktik, registrasi, sertifikasi, dan akreditasi. Proses kredensial diperlukan untuk menentukan dan mempertahankan kompetensi praktik perawat sesuai standar. Izin praktik dibutuhkan untuk melindungi masyarakat dan meningkatkan mutu praktik keperawatan. Registrasi dan sertifikasi digunakan untuk menunj
Dokumen tersebut membahas standar-standar pelayanan kesehatan rumah sakit yang meliputi standar pelayanan berfokus pada pasien, standar manajemen rumah sakit, sasaran keselamatan pasien rumah sakit, dan sasaran Millenium Development Goals. Standar-standar tersebut mencakup aspek akses pelayanan, hak pasien, asesmen pasien, pelayanan pasien, pelayanan anestesi dan bedah, manajemen obat, serta manajemen rumah sakit secar
Kupdf.com form kredensial-dokter-igd-dr-andri (1)siti fatimah
Dokumen tersebut merupakan permohonan kredensial dari seorang dokter umum untuk mendapatkan surat penugasan klinis dan rincian kewenangan klinis di Rumah Sakit Umum Aulia Blitar. Proses kredensial dilakukan dan direkomendasikan oleh Komite Medik, lalu disetujui oleh Direktur Rumah Sakit beserta penetapan rincian kewenangan klinis yang diberikan.
Dokumen ini merupakan contoh program kerja peningkatan mutu dan keselamatan pasien di rumah sakit yang mencakup tujuan, kegiatan, indikator, sasaran, jadwal, dan evaluasi pelaksanaan program. Program ini bertujuan meningkatkan mutu pelayanan klinis, manajemen, dan keselamatan pasien melalui kegiatan seperti clinical pathway, manajemen resiko, penilaian kinerja, dan monitoring & evaluasi berkala.
Penyusunan rancangan rekam medis elektronik (RME)Agus Mutamakin
Dokumen tersebut membahas penyusunan rancangan rekam medis elektronik di RSUP Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo. Terdapat definisi, manfaat, struktur, konten, dan daftar form rekam medis prioritas yang akan dijadikan dasar pengembangan rekam medis elektronik.
1. Dokumen tersebut membahas tentang standar pelayanan kesehatan yang berfokus pada pasien, khususnya tentang akses ke pelayanan dan kontinuitas pelayanan di rumah sakit. Termasuk didalamnya adalah proses admisi pasien, koordinasi pelayanan antar departemen, dan pemulangan serta rujukan pasien.
Check list ini berisi tentang kelengkapan isi rekam medis untuk berbagai jenis pasien termasuk rawat inap, rawat jalan, gawat darurat, bencana, dan ambulan dengan mengecek identitas pasien, diagnosis, pengobatan, tanda tangan dokter, dan rencana tindak lanjut.
Dokumen tersebut membahas tentang pedoman administrasi dan manajemen Sub Komite Rekam Medis di Rumah Sakit Santa Clara Madiun. Dokumen menjelaskan tentang tujuan pembentukan Sub Komite Rekam Medis untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan melalui pengelolaan data rekam medis, serta tugas dan tanggung jawab Sub Komite Rekam Medis dalam memantau mutu pelayanan medis dan penyediaan data rekam medis.
Rangkuman dokumen tersebut adalah:
(1) Dokumen tersebut membahas rancangan sistem aplikasi game edukasi IPS Sejarah untuk SD; (2) Terdapat beberapa tahapan perancangan sistem mulai dari konsep, desain, desain GUI, hingga pengujian; (3) Aplikasi ini bertujuan sebagai media edukasi bagi siswa SD untuk mempelajari IPS Sejarah.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan keluarga dengan motivasi lansia hipertensi dalam memeriksakan tekanan darahnya.
Dokumen tersebut merupakan bagian dari instrumen akreditasi rumah sakit yang mencakup standar-standar pelayanan berfokus pada pasien. Bagian ini membahas standar-standar terkait akses ke pelayanan dan kontinuitas pelayanan, meliputi proses penerimaan pasien, pendaftaran, skrining, dan prioritas pelayanan pasien darurat.
Tujuan modul ini adalah mereview prosedur melepaskan selang NGT dengan benar. Modul ini menjelaskan langkah-langkah prosedur melepaskan selang NGT, termasuk persiapan alat, pasien, dan lingkungan. Format penilaian juga disediakan untuk menilai keterampilan mahasiswa dalam melakukan prosedur tersebut.
Modul ini membahas tentang tujuan pembelajaran umum dan khusus dalam melakukan prosedur memasang infus, meliputi pokok-pokok materi, uraian materi, persiapan pasien dan lingkungan, serta prosedur dan format penilaian yang digunakan."
Modul ini membahas tentang prosedur mengganti cairan infus, meliputi tujuan pembelajaran umum dan khusus, uraian materi tentang pengertian, tujuan, indikasi dan kontraindikasi, pengkajian keperawatan, persiapan alat dan pasien, serta prosedur kerja mengganti cairan infus. Modul ini juga menjelaskan tentang tugas praktikum, tugas mandiri, dan format penilaian keterampilan mengganti cairan infus.
Indikator kinerja rumah sakit meliputi indikator input, proses, output, outcome, benefit, dan impact yang digunakan untuk mengukur kinerja tenaga medis, perawat, administrasi, instalasi, dan rumah sakit secara keseluruhan."
Pedoman ini menjelaskan tentang tata cara pelaksanaan survei akreditasi rumah sakit oleh Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) Indonesia. Terdiri dari pengertian, standar yang digunakan, jenis surveiornya, dan pembagian tugas antar survei untuk memastikan pelaksanaan survei yang efektif dan terarah.
Dokumen tersebut membahas mengenai kredensial praktik keperawatan yang meliputi proses pemberian izin praktik, registrasi, sertifikasi, dan akreditasi. Proses kredensial diperlukan untuk menentukan dan mempertahankan kompetensi praktik perawat sesuai standar. Izin praktik dibutuhkan untuk melindungi masyarakat dan meningkatkan mutu praktik keperawatan. Registrasi dan sertifikasi digunakan untuk menunj
Dokumen tersebut membahas standar-standar pelayanan kesehatan rumah sakit yang meliputi standar pelayanan berfokus pada pasien, standar manajemen rumah sakit, sasaran keselamatan pasien rumah sakit, dan sasaran Millenium Development Goals. Standar-standar tersebut mencakup aspek akses pelayanan, hak pasien, asesmen pasien, pelayanan pasien, pelayanan anestesi dan bedah, manajemen obat, serta manajemen rumah sakit secar
Kupdf.com form kredensial-dokter-igd-dr-andri (1)siti fatimah
Dokumen tersebut merupakan permohonan kredensial dari seorang dokter umum untuk mendapatkan surat penugasan klinis dan rincian kewenangan klinis di Rumah Sakit Umum Aulia Blitar. Proses kredensial dilakukan dan direkomendasikan oleh Komite Medik, lalu disetujui oleh Direktur Rumah Sakit beserta penetapan rincian kewenangan klinis yang diberikan.
Dokumen ini merupakan contoh program kerja peningkatan mutu dan keselamatan pasien di rumah sakit yang mencakup tujuan, kegiatan, indikator, sasaran, jadwal, dan evaluasi pelaksanaan program. Program ini bertujuan meningkatkan mutu pelayanan klinis, manajemen, dan keselamatan pasien melalui kegiatan seperti clinical pathway, manajemen resiko, penilaian kinerja, dan monitoring & evaluasi berkala.
Penyusunan rancangan rekam medis elektronik (RME)Agus Mutamakin
Dokumen tersebut membahas penyusunan rancangan rekam medis elektronik di RSUP Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo. Terdapat definisi, manfaat, struktur, konten, dan daftar form rekam medis prioritas yang akan dijadikan dasar pengembangan rekam medis elektronik.
1. Dokumen tersebut membahas tentang standar pelayanan kesehatan yang berfokus pada pasien, khususnya tentang akses ke pelayanan dan kontinuitas pelayanan di rumah sakit. Termasuk didalamnya adalah proses admisi pasien, koordinasi pelayanan antar departemen, dan pemulangan serta rujukan pasien.
Check list ini berisi tentang kelengkapan isi rekam medis untuk berbagai jenis pasien termasuk rawat inap, rawat jalan, gawat darurat, bencana, dan ambulan dengan mengecek identitas pasien, diagnosis, pengobatan, tanda tangan dokter, dan rencana tindak lanjut.
Dokumen tersebut membahas tentang pedoman administrasi dan manajemen Sub Komite Rekam Medis di Rumah Sakit Santa Clara Madiun. Dokumen menjelaskan tentang tujuan pembentukan Sub Komite Rekam Medis untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan melalui pengelolaan data rekam medis, serta tugas dan tanggung jawab Sub Komite Rekam Medis dalam memantau mutu pelayanan medis dan penyediaan data rekam medis.
Rangkuman dokumen tersebut adalah:
(1) Dokumen tersebut membahas rancangan sistem aplikasi game edukasi IPS Sejarah untuk SD; (2) Terdapat beberapa tahapan perancangan sistem mulai dari konsep, desain, desain GUI, hingga pengujian; (3) Aplikasi ini bertujuan sebagai media edukasi bagi siswa SD untuk mempelajari IPS Sejarah.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan keluarga dengan motivasi lansia hipertensi dalam memeriksakan tekanan darahnya.
이 강의에서는 C의 동적메모리 할당기법에 대해 알아본니다. 동적 메모리 할당이란 프로그램의 실행 도중에 메모리를 할당받는 것으로, 운영체제의 힙 영역의 메모리를 할당받아서 사용합니다. 보통 malloc() 함수를 통해 동적으로 메모리를 할당하며, free() 함수를 이용하여 메모리를 해제하여야 합니다.
정적 메모리 할당기법은 실행전에 사용할 메모리의 크기를 미리 알아야 하는데 많은 경우 사용할 메모리의 크기를 예측하기 힘들다. 이에 반해 동적 할당 기법은 메모리 낭비가 적어 효율적입니다.
https://www.youtube.com/watch?v=4HHnXGIb9IM
Para equilibrar e ativar cada um dos Chakras, é possível fazer uso de ferramentas terapêuticas, como meditação, visualização, pedras e cristais. Confira abaixo um passo-a-passo de meditação e visualização, e abra as portas para um novo mundo: o seu Eu interior.
Ankit Agrawal is seeking managerial roles in engineering, production, and commissioning. He has a bachelor's degree in mechanical engineering and certifications in NDT levels and safety courses.
He has over 7 years of experience in commissioning marine equipment on jack-up rigs for a shipyard in Singapore, including drilling equipment, cranes, engines, pumps, and HVAC systems. Previously, he worked as a mechanical engineer commissioning main propulsion systems and auxiliaries for a shipyard in India.
Ankit aims to lead teams to achieve organizational goals with effective processes. He emphasizes safety and has skills in troubleshooting, planning, inventory management, and coordinating cross-functional activities.
OP EEN BRIEFJE …
De Utrechtse gemeente Amersfoort dankt haar naam aan de rivier de Eem. Deze heette vroeger de Amer. In zo’n rivier zijn er doorwaadbare plekken die men ‘voordes’ noemde. Dus op de plek waar men door de Amer naar de overkant kon lopen ontstond ooit ‘Amervoorde’ oftewel Amersfoort. Tegenwoordig heet de rivier niet langer de Amer maar de Eem. En Amersfoort is anno nu een moderne groeistad, maar wel een met een unieke Middeleeuwse kern die de binnenstad met haar sfeervolle grachten karakteriseert.
Aan de rand van dit fraaie historische centrum ligt het aantrekkelijke Gilde- en Eemkwartier. Deze moderne wijk vormt een mooi deel van Amersfoort, met De Leerbrief als een van de prominente straten. Je woont er rustig en comfortabel op vijf minuten lopen van de binnenstad, vijf minuten fietsen van het station en vlakbij het goed geoutilleerde Eemplein waar je terecht kunt voor je dagelijkse boodschappen. Ook de Pathé bioscoop en de bibliotheek liggen aan dit plein.
Het fraaie hoekappartement op nummer 5 is gesitueerd op de eerste etage van het kleinschalige complex uit 1997. De verdieping is bereikbaar met een lift en je vrije uitzicht wordt (er) mede bepaald door een frisse groenstrook. Je komt binnen in de hal met gardarobehoek en meterkast. Aan de gang naar de woonkamer liggen de twee slaapkamers, de badkamer met ligbad, douche en wastafel, separaat toilet met wasbakje en de berging met aansluiting voor wassen en drogen, CV--ketel, mechanische ventilatie en bergruimte.
De verrassend ruime living (van ca. 48 m2) is voorzien van een mooie kersenhouten laminaatvloer, die ruimtelijk doorloopt in de half open keuken. Deze staat in hoekopstelling en is voorzien van diverse inbouwapparatuur. Via de woonkamer kom je op het zonnige balkon dat gunstig is gelegen op het zuidwesten. Hier geniet je tot ’s avonds laat van ondergaande zon. (ipv sonnestralen... en svp weg: terwijl je, alleen of in goed gezelschap, de dag langzaam achter je laat)
Het appartementencomplex heeft een actieve Vereniging van Eigenaars. Het appartement is desgewenst ook gemeubileerd te koop.
De bereikbaarheid van het appartement is uitstekend. Het NS-station en goede busverbindingen liggen in de directe omgeving en ook de bereikbaarheid per auto is goed te noemen. Je woont dichtbij de rondweg die leidt naar de verschillende snelwegen die Amersfoort verbinden met de rest van Nederland.
… uitgelezen kans!
La atresia esofágica es una malformación congénita en la que existe una obstrucción del esófago. Afecta con más frecuencia a varones prematuros y suele asociarse a otras anomalías como fístulas traqueoesofágicas o el síndrome de VATER. Se produce debido a un desarrollo embriológico incompleto entre la tráquea y el esófago. Los síntomas incluyen dificultad para tragar y regurgitación. El tratamiento quirúrgico consiste en reconstruir la contin
Library Book Locator is a system that may be used to make the task of locating books in a library much easier for a user, by making use of a PC user interface and an LED indication mechanism. This project incorporated the use of microcontroller AT 89C51 for serial communication from PC to RF transmitter. The PC user interface was created with the help of Visual Basic.
Dokumen ini membahas analisis dan perancangan desain formulir edukasi terintegrasi pasien rawat inap di RSUD Kota Semarang tahun 2015. Tujuannya adalah menganalisis dan merancang kembali formulir edukasi terintegrasi pasien rawat inap berdasarkan hasil wawancara dengan dokter dan perawat. Hasil analisis menunjukkan bahwa aspek fisik, anatomik, dan isi formulir sebelumnya masih perlu penyempurnaan berdasarkan masukan dari pen
2011 1 administración-de_proyectos_informáticos_tema-04_caceres_meza_jack_danielJack Daniel Cáceres Meza
Este documento describe los factores que deben considerarse para dimensionar adecuadamente un proyecto informático, incluyendo métodos de dimensionamiento, claridad en los requerimientos, suposiciones, alcances del proyecto, pruebas, herramientas, documentación y soporte. El objetivo es valorar la importancia de un dimensionamiento exhaustivo para el éxito del proyecto.
Dokumentasi asuhan keperawatan berdasarkanmetode proses keperawatan pjj_kemenkes
Dokumen tersebut membahas tentang dokumentasi asuhan keperawatan berdasarkan metode proses keperawatan yang mencakup pendokumentasian pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi, dan evaluasi. Dokumentasi merupakan hal penting untuk menjamin kualitas dan kontinuitas pelayanan kesehatan.
Proses keperawatan terdiri dari 5 komponen utama yaitu pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi, dan evaluasi. Komponen-komponen ini berfungsi untuk mengidentifikasi masalah kesehatan pasien, merencanakan intervensi, melaksanakan rencana, serta mengevaluasi hasil yang dicapai.
Modul ini membahas konsep dasar rujukan kesehatan dan kegiatan yang tercakup dalam sistem rujukan seperti pengiriman pasien, spesimen, pengetahuan, dan informasi. Tujuan rujukan darurat kebidanan adalah memberikan perawatan terbaik dan kerjasama antar fasilitas kesehatan.
Manfaat dan Pentingnya Dokumentasi Keperawatanpjj_kemenkes
Modul ini membahas manfaat, kegunaan, dan pentingnya dokumentasi keperawatan. Dokumentasi keperawatan memiliki manfaat seperti bernilai hukum, meningkatkan kualitas pelayanan, alat komunikasi, pertimbangan biaya, pendidikan, penelitian, dan akreditasi. Dokumentasi juga digunakan untuk komunikasi antar tenaga kesehatan, bukti hukum, pengumpulan data, evaluasi, dan peningkatan kerjasama. Secara um
Dokumen tersebut membahas tentang Program Nasional (Prognas) yang dijalankan oleh rumah sakit untuk mendukung pencapaian target pembangunan kesehatan nasional. Lima fokus Prognas yang dijelaskan meliputi peningkatan kesehatan ibu dan bayi, penurunan angka kesakitan TB dan HIV/AIDS, penurunan stunting dan wasting, serta pelayanan KB di rumah sakit."
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya dokumentasi keperawatan yang mencakup (1) komunikasi, (2) dokumentasi proses keperawatan, dan (3) standar dokumentasi. Dokumentasi keperawatan berguna untuk komunikasi, jaminan mutu, hukum, pendidikan, penelitian, dan akreditasi. Metode dokumentasi mencakup pengkajian, diagnosa keperawatan, rencana tindakan, dan intervensi/tindakan keperawatan
Bab IV berisi kesimpulan dan rekomendasi dari studi kasus asuhan keperawatan pada pasien dengan diagnosis Hemoragic Post Partum ec Trombositopenia Sepsis Puerpuralis. Kesimpulan mencakup tahapan proses keperawatan yang dilakukan yaitu pengkajian, perencanaan, implementasi, dan evaluasi. Rekomendasi ditujukan kepada rumah sakit, institusi pendidikan, rekan sejawat, dan penulis sendiri untuk meningkatkan pelayan
1. Proses pengumpulan data keperawatan meliputi pengkajian pasien secara komprehensif dengan wawancara, observasi, dan pemeriksaan fisik untuk mengidentifikasi masalah kesehatan dan merencanakan tindakan.
2. Data yang dikumpulkan digunakan untuk analisis, penetapan diagnosis keperawatan, perencanaan intervensi, implementasi tindakan, dan evaluasi hasilnya.
3. Pengkajian merupakan tahap awal yang m
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFratnawulokt
Peningkatan status kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu hal prioritas di Indonesia. Status derajat kesehatan ibu dan anak sendiri dapat dinilai dari jumlah AKI dan AKB. Pemerintah berupaya menerapkan program Sustainable Development Goals (SDGs) dengan harapan dapat menekan AKI dan AKB, tetapi kenyataannya masih tinggi sehingga tujuan dari penyusunan laporan tugas akhir ini untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dari ibu hamil trimester III sampai KB.
Metode penelitian menggunakan Continuity of Care dengan pendokumentasian SOAP Notes. Subjek penelitian Ny. “H” usia 34 tahun masa kehamilan Trimester III hingga KB di PMB E Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung.
Hasil asuhan selama masa kehamilan trimester III tidak ada komplikasi pada Ny. “E”. Masa persalinan berjalan lancar meskipun terdapat kesenjangan dimana IMD dilakukan kurang dari 1 jam. Kunjungan neonatus hingga nifas normal tidak ada komplikasi, metode kontrasepsi memilih KB implant.
Kesimpulan asuhan pada Ny. “H” ditemukan kesenjangan antara kenyataan dan teori di penatalaksanaan, tetapi dalam pemberian asuhan ini kesenjangan masih dalam batas normal. Asuhan kebidanan ini diberikan untuk membantu mengurangi kemungkinan terjadi komplikasi pada saat masa kehamilan hingga KB.
1. BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Self Assessment
Self assessment merupakan metode yang digunakan oleh suatu organisasi
untuk melakukan perbaikan dan pengembangan mutu dari suatu program
(Wardoyo et al, 2011). Pada penelitian ini self assessment dilakukan dengan
melakukan deep interview terhadap tim pelaksana penanggulangan program TB di
Puskesmas Banguntapan I. Tim ini terdiri dari seorang petugas pemegang
program TB dan dokter koordinator program TB di Puskesmas Banguntapan I.
Hasil dari deep interview telah ditranskrip dan dikoding, selanjutnya hasil
transkrip dapat dilihat dibagian lampiran 1. Beberapa kesimpulan yang diambil
diantaranya adalah Puskesmas Banguntapan I belum memiliki standar prosedur
operasional atau SPO yang berkaitan dengan kegiatan home visit terhadap
penderita TB. Selama ini home visit dilakukan hanya dalam keadaan tertentu
misal seperti pasien mangkir dari pengobatan, kondisi pasien yang bertambah
parah, ataupun bila ada orang disekitar tempat tinggal pasien yang juga dicurigai
terkena TB.
4.2. Search Literatur
Metode search literature adalah metode yang digunakan untuk menunjang
metode self assessment melalui deep interview yang telah dilakukan sebelumnya.
Terkait dengan judul penelitian yaitu “Pembuatan Standar Prosedur Operasional
Home Visit Pasien dengan TB di Puskesmas Banguntapan I” maka dilakukan
pencarian literature di puskesmas Banguntapan I, perpustakaan FK UGM,
perpustakaan FK UII, www.medscape.com, www.nejm.org,
www.libmed.ugm.ac.id, dan www.uii.ac.id. Kata kunci yang digunakan pada
pencarian literatur adalah “Home Visit” “Kunjungan Rumah” “TBC”,
“Tuberculosis”, “DOT”, “TB Surveillance”, dan “SPO”. Literatur yang berhasil
ditemukan dan digunakan sebagai dasar pembuatan standar prosedur operasonal
edukasi bagi keluarga pasien dengan tuberkulosis dapat dilihat di lampiran 2.
2. Kesimpulan dari search literature tersebut adalah sebagian besar literatur
tidak menyebutkan standar prosedur operasional yang tepat tentang home visit
bagi pasien tuberkulosis secara detail. Terdapat beberapa literatur mancanegara
yang menuliskan SPO home visit terhadap pasien TB namun masih perlu
disesuaikan kembali dengan kondisi di Indonesia (lampiran 3).
4.3. Penyusunan Instrumen Penanganan Pasien TB dari Segi Keluarga
Setelah dibandingkan antara pelaksanaan home visit pasien TB di
Puskesmas Banguntapan I dengan search literatur yang telah dilakukan
sebelumnya, maka dibutuhkan beberapa instrument untuk membantu dalam
pengendalian infeksi pasien TB melalui kunjungan rumah. Instrumen yang akan
dibuat oleh penulis pada penelitian ini antara lain adalah penyusunan standar
prosedur operasional, pembuatan alur pelaksanaan home visit untuk keluarga, alat
bantu berupa daftar tilik (checklist) untuk petugas, dan lembar persetujuan bagi
keluarga untuk melegalkan tindakan home visit.
4.3a. Penyusunan Standar Prosedur Operasional
Standar Prosedur Operasional adalah serangkaian instruksi tertulis yang
dibakukan mengenai berbagai proses penyelenggaraan aktivitas organisasi,
bagaimana dan kapan harus dilakukan, dimana dan oleh siapa dilakukan. Tujuan
dibentuk SPO ini adalah untuk memberikan informasi mengenai pelaksanaan
tugas yang dilakukan secara proporsional, mmenunjang kelancaran dalam proses
pelaksanaan tugas dan kemudahan pengendalian, dan mempertegas tanggung
jawab dalam pelaksanaan tugas. Penyusunan SPO pada penelitian ini bersumber
dari literatur –literatur pada lampiran 2. Sedangkan SPO yang telah dibuat
mengenai home visit terhadap pasien dengan tuberkulosis dapat dilihat di
lampiran 3. SPO alur pelaksanaan home visit terhadap pasien dengan tuberkulosis
dapat dilihat pada lampiran 4.
3. 4.3b. Alat Bantu (Tools)
Instrumen berikutnya adalah instrument yang digunakan untuk membantu
petugas dalam melakukan home visit. Alat bantu yang dipilih oleh peneliti untuk
menunjang pelaksanaan home visit adalah daftar tilik (Checklist). Daftar tilik
yang akan digunakan disadur dari checklist yang disusun oleh USAID untuk FHI
(family health international). checklist tersebut terbagi dalam tiga bagian yaitu
checklist untuk rumah tangga, checklist untuk komunitas dan checklist untuk
organisasi. Dalam studi ini diambil checklist untuk rumah tangga. Checklist ini
nantinya dapat membantu petugas untuk melakukan komunikasi yang lebih
terarah dan efisien serta memudahkan melakukan pengamatan lingkungan rumah
pasien. Checklist dapat dilihat pada lampiran-7.
4.3c. Lembar Persetujuan
Instrumen selanjutnya adalah lembar persetujuan atau informed consent.
Persetujuan tindakan medis (informed consent) adalah pernyataan persetujuan
(consent) atau izin dari pasien yang diberikan dengan bebas, rasional, tanpa
paksaan (voluntary) tentang tindakan kedokteran yang akan dilakukan
terhadapnya sesudah mendapatkan informasi yang cukup tentang tindakan
kedokteran yang dimaksud. Persetujuan ini bisa dalam bentuk lisan maupun
tertulis. Pada hakikatnya informed consent adalah suatu proses komunikasi antara
dokter dan pasien tentang kesepakatan tindakan medis yang akan dilakukan dokter
terhadap pasien (ada kegiatan penjelasan rinci oleh dokter), sehingga kesepakatan
lisan pun sesungguhnya sudah cukup. Penandatanganan formulir informed
consent secara tertulis hanya merupakan pengukuhan atas apa yang telah
disepakati sebelumnya. Formulir ini juga merupakan suatu tanda bukti yang akan
disimpan di dalam arsip rekam medis pasien (Guwandi J, 2004). Lembar informed
consent ini digunakan untuk melegalkan persetujuan bahwa keluarga “setuju atau
tidak setuju” untuk dilakukan kunjungan rumah pada tanggal dan jam yang telah
ditetapkan. Dilampirkan pula lembar pernyataan yang menyatakan bahwa petugas
memang telah melakukan kunjungan rumah pada tanggal dan jam yang dimaksud.
4. Lembar informed consent yang akan diberikan kepada perwakilan keluarga pasien
dan pasien dapat dilihat di lampiran 7.
4.4. Validasi Instrumen
Validasi adalah tindakan yang dilakukan untuk mengkonfirmasi instrumen
yang telah dibuat oleh penulis, sehingga hasil penelitian ini dapat diterapkan di
masyarakat, khususnya pada keluarga. Proses validasi pada penelitian ini
dilakukan oleh profesi ahli dan oleh pelaksana lapangan.
4.4a. Hasil Validasi oleh Profesi Ahli
Validasi ahli dilakukan oleh pemegang program tuberukulosis di
puskesmas Kabupaten Bantul. Metode validasi yang dilakukan adalah metode
kuantitatif yaitu dengan menghitung CVI atau content validation index. Proses
validasi dilakukan untuk memperoleh pertimbangan atas analisis yang telah
disusun, dengan maksud mendapat keputusan yang valid atas hasil analisis,
sehingga dapat dipresentasikan hasil standar prosedur operasional yang valid dan
dapat diterapkan oleh pemberi layanan kesehatan di lingkup keluarga. Hasil
validasi oleh profesi ahli dapat dilihat pada tabel 4.1.
4.4b. Hasil Validasi oleh Pelaksana Lapangan
Validasi dilakukan oleh pelaksana lapangan yang terdiri dari dokter (5
orang dokter pelaksana) dan surveilens. Validasi ini dilakukan untuk menilai style
dan feasibilitas dari instrument edukasi. Validasi ini dilakukan untuk menilai
apakah edukasi yang diberikan dapat dipresentasikan secara baik dan mudah atau
tidak, sehingga nantinya dapat diterapkan oleh pemberi layanan kesehatan
dilingkup keluarga. Hasil validasi yang telah dilakukan oleh pelaksana lapangan
dapat dilihat pada tabel 4.2.
5. Tabel 4.1. Hasil Validasi oleh Tenaga Profesional TB
Apakah Unsur di Bawah Ini Penting?
No Standar Prosedur Operasional STP TP P SP S
1. Hubungi Pasien sesegera mungkin setelah diketahui
TB positif
2. Petugas membuat janji bertemu dengan pasien di
rumah
3. Petugas melakukan kunjungan ke rumah pasien
sesuai perjanjian
3a Petugas Memakai Seragam formal disertai identitas
instansi dan petugas
3b. Petugas Membawa Alat perlindungan diri bagi
petugas
3c. Petugas Membawa Pot Sputum dan screening kit
3d. Petugas Membawa Formulir persetujuan kunjungan
rumah
3e. Petugas Membawa Lembar kuesioner
4. Petugas melakukan tanya jawab singkat kepada
pasien seputar keadaan penyakitnya saat ini (aspek
fisik dan mental)
4a. Menanyakan Jenis dan ketersediaan obat pasien
4b. Menanyakan Aturan penggunaan obat
4c. Menanyakan adanya Efek samping
4d. Menanyakan adanya penanggung jawab pemberian
obat
4e. Menanyakan dukungan keluarga dan sekitar
4f. Menanyakan kesulitan pasien yang berkaitan
dengan penyakit
5. Petugas meminta izin untuk melakukan pengecekan
lingkungan tempat tinggal pasien
6. Petugas melakukan pengecekan lingkungan tempat
tinggal pasien berdasarkan kuesioner
7. Petugas melakukan screening TB terhadap anggota
keluarga atau pribadi yang sering kontak dengan
6. pasien
8. Petugas melakukan edukasi TB kepada pasien dan
keluarganya sesuai SPO yang ada (hanya pada
kunjungan pertama)
9. Petugas mohon pamit dan mengingatkan pasien
kapan kembali kontrol dan kunjungan rumah
berikutnya
10. Petugas melakukan kunjungan rumah minimal 1
bulan sekali terhadap pasien TB.
STP : Sangat Tidak Penting P : Penting
TP : Tidak Penting SP : Sangat Penting
7. Tabel 4.2. Hasil Validasi oleh Penyusun Program “BATUK”
Apakah Unsur di Bawah Ini Penting?
No Standar Prosedur Operasional STP TP P SP S
1. Hubungi Pasien sesegera mungkin setelah diketahui
TB positif
2. Petugas membuat janji bertemu dengan pasien di
rumah
3. Petugas melakukan kunjungan ke rumah pasien
sesuai perjanjian
3a Petugas Memakai Seragam formal disertai identitas
instansi dan petugas
3b. Petugas Membawa Alat perlindungan diri bagi
petugas
3c. Petugas Membawa Pot Sputum dan screening kit
3d. Petugas Membawa Formulir persetujuan kunjungan
rumah
3e. Petugas Membawa Lembar kuesioner
4. Petugas melakukan tanya jawab singkat kepada
pasien seputar keadaan penyakitnya saat ini (aspek
fisik dan mental)
4a. Menanyakan Jenis dan ketersediaan obat pasien
4b. Menanyakan Aturan penggunaan obat
4c. Menanyakan adanya Efek samping
4d. Menanyakan adanya penanggung jawab pemberian
obat
4e. Menanyakan dukungan keluarga dan sekitar
4f. Menanyakan kesulitan pasien yang berkaitan
dengan penyakit
5. Petugas meminta izin untuk melakukan pengecekan
lingkungan tempat tinggal pasien
6. Petugas melakukan pengecekan lingkungan tempat
tinggal pasien berdasarkan kuesioner
7. Petugas melakukan screening TB terhadap anggota
keluarga atau pribadi yang sering kontak dengan
8. pasien
8. Petugas melakukan edukasi TB kepada pasien dan
keluarganya sesuai SPO yang ada (hanya pada
kunjungan pertama)
9. Petugas mohon pamit dan mengingatkan pasien
kapan kembali kontrol dan kunjungan rumah
berikutnya
10. Petugas melakukan kunjungan rumah minimal 1
bulan sekali terhadap pasien TB.
Apakah Tools yang Diberikan Mudah Untuk Dipahami?
No Standar Prosedur Operasional STM TM M SM
1. Edukasi pentingnya peran keluarga dalam penyakit TB
2. Edukasi penyakit TB secara umum
3.a. Edukasi pengertian penyakit TB
3.b
.
Edukasi penyebab penyakit TB
3.c. Edukasi tanda dan gejala penyakit TB
4. Edukasi pengobatan penyakit TB
4.a. Edukasi pentingnya kepatuhan minum OAT
4.b
.
Edukasi cara minum OAT
4.c. Edukasi efek samping OAT
5. Edukasi pemenuhan nutrisi dan istirahat
6. Edukasi pencegahan penyakit TB
6.a. Edukasi kapan keluarga dengan gejala batuk harus
memeriksakan diri ke dokter
6.b
.
Edukasi pentingnya sirkulasi di rumah
6.c. Edukasi pemakaian masker
6.d
.
Edukasi cara batuk dan membuang dahak
6.e. Edukasi pentingnya menjemur kasur dan bantal
STP : Sangat Tidak Penting P : Penting STM :
Sangat Tidak Mudah M : Mudah
TP : Tidak Penting SP : Sangat Penting TM : Tidak
Mudah SM : Sangat Muda