Spektroskopi inframerah menggunakan radiasi inframerah untuk mengidentifikasi senyawa organik berdasarkan vibrasi molekulnya. Vibrasi molekul dapat terjadi karena absorpsi langsung radiasi inframerah atau secara tidak langsung melalui efek Raman. Spektroskopi inframerah dapat mengidentifikasi ikatan kimia berdasarkan frekuensi vibrasinya."
ITP UNS SEMESTER 2 Latihan soal gravimetri & jawabanFransiska Puteri
1. Analisis tiga sampel menunjukkan kadar magnesium dan kalsium dalam batu fosfat dan sampel lainnya. Kadar magnesium dan kalsium dihitung dari berat endapan yang dihasilkan.
2. Analisis dua sampel menunjukkan kadar zink sulfida dan belerang dalam sampel, serta kadar kalsium dalam sampel lain. Kadar zink dan belerang dihitung dari berat endapan, sedangkan kadar kalsium dihitung dari perbedaan berat kert
Dokumen ini memberikan penjelasan tentang Teori Orbital Molekul (TOM) yang menjelaskan pembentukan ikatan kimia antara atom-atom dalam membentuk molekul. TOM menjelaskan bagaimana orbital-orbital atom tumpang tindih dan membentuk orbital-orbital molekul ikatan dan antiikatan, serta urutan pengisian elektron pada orbital-orbital tersebut. Contoh penerapan TOM pada beberapa molekul diatomik seperti H2, O2, dan
DISTRIBUSI SOLUT ANTARA DUA PELARUT TAK BERCAMPURLinda Rosita
Tugas makalah ini membahas tentang distribusi solut antara dua pelarut yang tidak bercampur, yaitu air dan petroleum eter. Dilakukan ekstraksi larutan asam asetat ke dalam petroleum eter untuk menentukan koefisien distribusi melalui titrasi sebelum dan sesudah ekstraksi.
ITP UNS SEMESTER 2 Latihan soal gravimetri & jawabanFransiska Puteri
1. Analisis tiga sampel menunjukkan kadar magnesium dan kalsium dalam batu fosfat dan sampel lainnya. Kadar magnesium dan kalsium dihitung dari berat endapan yang dihasilkan.
2. Analisis dua sampel menunjukkan kadar zink sulfida dan belerang dalam sampel, serta kadar kalsium dalam sampel lain. Kadar zink dan belerang dihitung dari berat endapan, sedangkan kadar kalsium dihitung dari perbedaan berat kert
Dokumen ini memberikan penjelasan tentang Teori Orbital Molekul (TOM) yang menjelaskan pembentukan ikatan kimia antara atom-atom dalam membentuk molekul. TOM menjelaskan bagaimana orbital-orbital atom tumpang tindih dan membentuk orbital-orbital molekul ikatan dan antiikatan, serta urutan pengisian elektron pada orbital-orbital tersebut. Contoh penerapan TOM pada beberapa molekul diatomik seperti H2, O2, dan
DISTRIBUSI SOLUT ANTARA DUA PELARUT TAK BERCAMPURLinda Rosita
Tugas makalah ini membahas tentang distribusi solut antara dua pelarut yang tidak bercampur, yaitu air dan petroleum eter. Dilakukan ekstraksi larutan asam asetat ke dalam petroleum eter untuk menentukan koefisien distribusi melalui titrasi sebelum dan sesudah ekstraksi.
Kolom merupakan bagian penting dalam kromatografi gas yang memisahkan komponen dalam campuran berdasarkan interaksinya dengan fasa diam. Terdapat dua jenis kolom utama yaitu kolom pak dan kolom terbuka (capillary column), dimana kolom terbuka memberikan resolusi yang lebih tinggi dibanding kolom pak. Pemilihan jenis kolom dan parameternya seperti panjang, diameter, dan suhu berpengaruh terhadap kualitas pemisahan.
Dokumen tersebut membahas tentang teknik analisis ICP (Inductively Coupled Plasma) dan penggunaannya untuk mendeteksi unsur-unsur kimia dalam berbagai sampel. Metode ICP digunakan dalam beberapa penelitian untuk menganalisis kandungan kimia batuan, korosi pada baja, dan deteksi spesi mangan dalam tanaman. ICP mampu mendeteksi unsur-unsur kimia hingga tingkat ppm atau bahkan ppb.
Modul ini membahas analisis kualitatif bahan secara karakterisasi fisis dan metode H2S. Analisis fisis meliputi pengamatan warna, bentuk, kelarutan, titik didih, indeks bias, titik leleh dan reaksi nyala. Analisis dengan H2S meliputi pengidentifikasian kation dan anion. Materi dibahas dalam dua kegiatan belajar.
Dokumen tersebut membahas tentang adsorpsi dan absorpsi. Adsorpsi adalah proses pemisahan bahan dari campuran gas atau cair yang ditarik oleh permukaan zat padat, sedangkan absorpsi adalah proses pemisahan bahan dari campuran gas dengan pengikatan bahan pada permukaan zat cair. Kedua proses dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti waktu kontak, karakteristik adsorben/absorben, luas permukaan, dan kelarutan adsor
Analisis kuantitatif dilakukan untuk menentukan jumlah mol air kristal dalam BaCl2.XH2O dan kadar sulfat dalam sampel BaSO4 menggunakan metode gravimetri. Mol air kristal diperoleh sebesar 2 mol dan kadar sulfat diperoleh sebesar 43,21%.
Laporan praktikum ini membahas mengenal dan kalibrasi spektrofotometer Fourier Transform Infra Red (FTIR) untuk mengidentifikasi gugus fungsional zat ekstra joss dan kafein murni. Metode yang digunakan adalah merekam spektrum zat uji dengan spektrofotometer FTIR dan menganalisis hasil spektrum untuk mengetahui gugus fungsional yang ada berdasarkan bilangan gelombang vibrasinya.
Dokumen tersebut membahas tentang spektrofotometri UV-Vis, termasuk kromofor dan auksokrom yang bertanggung jawab atas serapan elektronik, pergeseran panjang gelombang absorpsi akibat pengaruh struktur molekul dan pelarut, serta kalibrasi spektrofotometer UV-Vis untuk mengukur serapan cahaya dengan akurat.
Analisis gravimetri adalah metode analisis kuantitatif berdasarkan berat yang melibatkan pemisahan dan penimbangan unsur atau senyawa dari sampel. Metode ini melibatkan proses pemisahan komponen yang diinginkan, pengendapannya, pengeringan, dan penimbangan untuk menentukan beratnya. Akurasi metode ini tinggi karena didasarkan pada berat molekul.
Makalah ini membahas tentang sintesis asetanilida dari anilin dan asam asetat glasial melalui reaksi substitusi nukleofilik. Reaksi ini melibatkan anilin sebagai nukleofil dan asam asetat glasial sebagai elektrofil. Mekanisme reaksinya terdiri atas dua tahap yaitu adisi nukleofil pada gugus asam karboksilat dan terbentuknya keadaan zat antara.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian dan prinsip kerja XRD dan FTIR. XRD digunakan untuk mengidentifikasi fasa dan menentukan ukuran kristal pada sampel, sedangkan FTIR digunakan untuk menganalisis ikatan kimia pada sampel melalui pendeteksian getaran yang ditimbulkan. Dokumen ini menjelaskan hasil uji XRD dan FTIR pada sampel WO3 dan mika, dimana XRD mengidentifikasi WO3 sebagai f
Kolom merupakan bagian penting dalam kromatografi gas yang memisahkan komponen dalam campuran berdasarkan interaksinya dengan fasa diam. Terdapat dua jenis kolom utama yaitu kolom pak dan kolom terbuka (capillary column), dimana kolom terbuka memberikan resolusi yang lebih tinggi dibanding kolom pak. Pemilihan jenis kolom dan parameternya seperti panjang, diameter, dan suhu berpengaruh terhadap kualitas pemisahan.
Dokumen tersebut membahas tentang teknik analisis ICP (Inductively Coupled Plasma) dan penggunaannya untuk mendeteksi unsur-unsur kimia dalam berbagai sampel. Metode ICP digunakan dalam beberapa penelitian untuk menganalisis kandungan kimia batuan, korosi pada baja, dan deteksi spesi mangan dalam tanaman. ICP mampu mendeteksi unsur-unsur kimia hingga tingkat ppm atau bahkan ppb.
Modul ini membahas analisis kualitatif bahan secara karakterisasi fisis dan metode H2S. Analisis fisis meliputi pengamatan warna, bentuk, kelarutan, titik didih, indeks bias, titik leleh dan reaksi nyala. Analisis dengan H2S meliputi pengidentifikasian kation dan anion. Materi dibahas dalam dua kegiatan belajar.
Dokumen tersebut membahas tentang adsorpsi dan absorpsi. Adsorpsi adalah proses pemisahan bahan dari campuran gas atau cair yang ditarik oleh permukaan zat padat, sedangkan absorpsi adalah proses pemisahan bahan dari campuran gas dengan pengikatan bahan pada permukaan zat cair. Kedua proses dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti waktu kontak, karakteristik adsorben/absorben, luas permukaan, dan kelarutan adsor
Analisis kuantitatif dilakukan untuk menentukan jumlah mol air kristal dalam BaCl2.XH2O dan kadar sulfat dalam sampel BaSO4 menggunakan metode gravimetri. Mol air kristal diperoleh sebesar 2 mol dan kadar sulfat diperoleh sebesar 43,21%.
Laporan praktikum ini membahas mengenal dan kalibrasi spektrofotometer Fourier Transform Infra Red (FTIR) untuk mengidentifikasi gugus fungsional zat ekstra joss dan kafein murni. Metode yang digunakan adalah merekam spektrum zat uji dengan spektrofotometer FTIR dan menganalisis hasil spektrum untuk mengetahui gugus fungsional yang ada berdasarkan bilangan gelombang vibrasinya.
Dokumen tersebut membahas tentang spektrofotometri UV-Vis, termasuk kromofor dan auksokrom yang bertanggung jawab atas serapan elektronik, pergeseran panjang gelombang absorpsi akibat pengaruh struktur molekul dan pelarut, serta kalibrasi spektrofotometer UV-Vis untuk mengukur serapan cahaya dengan akurat.
Analisis gravimetri adalah metode analisis kuantitatif berdasarkan berat yang melibatkan pemisahan dan penimbangan unsur atau senyawa dari sampel. Metode ini melibatkan proses pemisahan komponen yang diinginkan, pengendapannya, pengeringan, dan penimbangan untuk menentukan beratnya. Akurasi metode ini tinggi karena didasarkan pada berat molekul.
Makalah ini membahas tentang sintesis asetanilida dari anilin dan asam asetat glasial melalui reaksi substitusi nukleofilik. Reaksi ini melibatkan anilin sebagai nukleofil dan asam asetat glasial sebagai elektrofil. Mekanisme reaksinya terdiri atas dua tahap yaitu adisi nukleofil pada gugus asam karboksilat dan terbentuknya keadaan zat antara.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian dan prinsip kerja XRD dan FTIR. XRD digunakan untuk mengidentifikasi fasa dan menentukan ukuran kristal pada sampel, sedangkan FTIR digunakan untuk menganalisis ikatan kimia pada sampel melalui pendeteksian getaran yang ditimbulkan. Dokumen ini menjelaskan hasil uji XRD dan FTIR pada sampel WO3 dan mika, dimana XRD mengidentifikasi WO3 sebagai f
X-ray diffraction is a technique used to analyze the crystal structure of materials. It works by firing x-rays at a crystalline sample and measuring the angles and intensities of the x-rays that are diffracted. The diffraction pattern produced can be used to determine properties like unit cell dimensions, bond angles, and phase composition. Bragg's law describes the conditions under which x-ray diffraction occurs from crystalline materials, relating the wavelength, angle of incidence, and interplanar spacing. X-ray diffraction is widely used across many fields including physics, chemistry, materials science, and biology.
This document provides an overview of X-ray diffraction presented by Archana. It discusses the discovery of X-rays, the generation of X-rays, Bragg's law which describes the diffraction of X-rays by crystals, and the instrumentation used including X-ray sources, monochromators, detectors. It also describes different X-ray diffraction methods such as Laue, Bragg, rotating crystal and powder methods and their applications in determining crystal structures and lattice parameters.
This document discusses infrared spectroscopy and Fourier transform infrared (FTIR) spectroscopy. It begins by defining the infrared region of the electromagnetic spectrum and describing how infrared radiation is produced by molecular vibration when the applied frequency matches the natural vibration frequency. It then explains how FTIR works using an interferometer to measure all infrared frequencies simultaneously, producing a faster analysis. Key advantages of FTIR are also summarized such as speed, sensitivity, and requiring only one moving part.
The document discusses infrared (IR) absorption spectroscopy. It begins by defining IR spectroscopy and explaining that it deals with the infrared region of the electromagnetic spectrum. It then discusses the different IR regions and how IR radiation causes molecular vibrations when it hits a molecule. The document goes on to describe different types of molecular vibrations including stretching, bending, scissoring, and twisting vibrations. It also discusses factors that affect vibrational frequencies such as atomic mass and bond strength. Finally, it briefly discusses instrumentation used in IR spectroscopy such as sources, sample cells, detectors, and the applications of IR spectroscopy.
The document discusses the key components and functioning of a diffractometer used in X-ray crystallography. It describes the X-ray tube, optics, goniometer, sample holder, detector and how they are used to produce and analyze diffracted X-rays. It also explains Bragg's law which governs X-ray diffraction from crystal planes and is important for analyzing diffraction patterns. Different X-ray diffraction methods including Laue, rotating crystal and powder methods are also summarized.
FT-IR spectroscopy Instrumentation and Application, By- Anubhav singh, M.pharmAnubhav Singh
This document discusses instrumentation and applications of Fourier transform infrared (FTIR) spectroscopy. It begins by explaining the basic principles of FTIR spectroscopy, how it works, and its advantages over dispersive infrared spectroscopy. It then describes various applications of FTIR spectroscopy like polymer processing, plasma etching, identification of materials, and analysis of formulations. Specific examples discussed include drying and curing polymers, monitoring plasma etching, identifying contamination, and distinguishing different functional groups in molecules. The document concludes by noting the advantages, limitations, and comparison of FTIR spectroscopy to dispersive infrared spectroscopy.
FTIR spectroscopy works by collecting an interferogram using an interferometer, then applying a Fourier transform to obtain the infrared spectrum. Radiation from a source is split into two beams that reflect between a fixed and moving mirror, recombining to produce an interferogram containing all infrared information. The Fourier transform converts this interferogram into a spectrum as a function of wavelength. FTIR has advantages over dispersive IR including faster measurement times as it collects all frequencies simultaneously, higher signal-to-noise ratios, and improved wavelength accuracy from calibration with a He-Ne laser.
X-ray diffraction spectroscopy is presented. Key points include:
- X-rays were discovered by Röntgen in 1895 and have short wavelengths produced during electron transitions.
- Bragg's law describes the conditions under which x-ray diffraction occurs from lattice planes of a crystal.
- X-ray diffraction methods like rotating crystal and powder methods are used to determine structure like lattice constants and parameters. Applications include pharmaceuticals and determining protein structure.
Gelombang elektromagnetik adalah rambatan perubahan medan listrik dan medan magnet secara periodik yang dihasilkan oleh getaran listrik dalam kawat konduktor. Gelombang elektromagnetik memiliki sifat seperti cahaya dan dapat dipantulkan, dibiaskan, mengalami difraksi, dan mempunyai polarisasi.
Spektroskopi inframerah digunakan untuk mengidentifikasi senyawa organik dan anorganik berdasarkan absorpsi gugus fungsionalnya terhadap sinar inframerah. Sinar inframerah dapat memicu vibrasi regangan dan tekukan pada ikatan kimia yang mengakibatkan perubahan momen dipol molekul. Spektrum hasil absorpsi molekul memberikan informasi khas tentang jenis gugus fungsional yang hadir dalam suatu senyawa.
Spektroskopi inframerah mengukur persentase transmitasi sinar inframerah yang diserap oleh senyawa organik. Frekuensi yang diserap mencerminkan getaran ikatan kimia dalam molekul. Getaran ikatan disebabkan oleh pergerakan inti atom yang terikat secara kovalen. Spektrum inframerah mengidentifikasi gugus fungsional berdasarkan daerah frekuensi absorpsi yang khas.
Dokumen tersebut membahas tentang radiasi elektromagnetik dan sifat-sifatnya. Radiasi elektromagnetik memiliki sifat gelombang dan partikel yang disebut foton, dan dapat dijelaskan melalui frekuensi, panjang gelombang, dan kecepatannya. Radiasi elektromagnetik memiliki berbagai daerah spektrum yang berbeda panjang gelombang dan frekuensinya.
Gelombang adalah getaran yang merambatkan energi dari satu tempat ke tempat lain melalui medium atau tidak. Gelombang memiliki besaran seperti amplitudo, periode, frekuensi, panjang gelombang, dan kecepatan rambat. Gelombang dapat membawa energi yang besarnya tergantung dari kuadrat amplitudonya.
Dokumen tersebut membahas tentang konsep gelombang dan getaran, kaitannya dengan gelombang elektromagnetik, perbedaan spektrum sinar UV dan IR, proses terbentuknya sinar X, spektrum sinar X pada potensial yang berbeda, panjang gelombang minimum sinar X yang dihasilkan oleh logam target tertentu, dan konsep defraksi sinar X pada kristal.
Dokumen tersebut membahas tentang struktur atom, elektron dalam atom, radiasi elektromagnetik, spektrum elektromagnetik, teori atom Bohr, mekanika gelombang, dan bilangan kuantum.
Dokumen tersebut membahas tentang gelombang elektromagnetik dan spektrumnya. Gelombang elektromagnetik terdiri atas medan listrik dan magnet yang saling tegak lurus dan dapat bergerak dalam ruang hampa dengan kecepatan cahaya. Spektrum gelombang elektromagnetik mengatur berbagai jenis gelombang berdasarkan panjang gelombang dan frekuensinya, mulai dari sinar gamma hingga gelombang radio.
Dokumen tersebut membahas tentang gelombang elektromagnetik dan spektrumnya. Gelombang elektromagnetik terdiri atas medan listrik dan magnet yang saling tegak lurus dan dapat bergerak dalam ruang hampa dengan kecepatan cahaya. Spektrum gelombang elektromagnetik mengatur berbagai jenis gelombang berdasarkan panjang gelombang dan frekuensinya, mulai dari sinar gamma hingga gelombang radio.
Elektron dalam atom diizinkan pada keadaan stasioner tertentu. Setiap keadaan stasioner berkaitan dengan energi (lintasan) tertentu. bergerak dengan suatu momentum sudut yang merupakan kelipatan bilangan bulat h/2π, yakni
mvr = n(h/2π), n = 1, 2, 3,…
Elektron berada secara stasioner, yaitu selama Elektron beredar mengelilingi Inti Atom, Elektron tidak memancarkan dan menyerap Energi. Dan apabila atom hidrogen mendapat radiasi (energi), maka elektron akan tereksitasi.
Energi Elektron berbanding terbalik dengan lintasan (kulit) E = -RH x ( 1/n2 )
This document discusses different types of solutes in aqueous solutions. It defines strong electrolytes as substances that fully dissociate in water into ions and conduct electricity. Weak electrolytes only partially dissociate into a few ions. Nonelectrolytes dissolve in water as molecules and do not conduct electricity. Examples of strong electrolyte dissociations into ions are provided. Equivalents are defined as the amount of electrolyte or ion providing 1 mole of electrical charge. Electrolyte concentrations in IV solutions and body fluids are discussed in mEq/L.
This document provides an overview of chapter 4 from a chemistry textbook, which covers chemical reactions. It begins by defining electrolytes, non-electrolytes, and discussing the properties of aqueous solutions. It then covers the three main types of reactions that occur in aqueous solutions: precipitation reactions, acid-base reactions involving proton transfer, and redox reactions involving electron transfer. Specific examples of each reaction type are provided. Key concepts around oxidation, reduction, and oxidation numbers are also explained.
SOAL Un ipa-smp-mts-2014-kd-pengaruh-ketika-limbahAnnik Qurniawati
Dokumen tersebut berisi soal-soal ujian IPA SMP/MTs yang mencakup berbagai materi seperti gerak, kesetimbangan, kalor, listrik, optik, kimia, dan biologi. Soal-soal tersebut didukung oleh gambar atau grafik untuk memperjelas konsep yang diujikan.
SOAL Un ipa-smp-mts-2014-kd-dampak-seorang-tumpukanAnnik Qurniawati
Tes berisi soal-soal IPA tentang konsep-konsep fisika, kimia, dan biologi. Ada 30 soal pilihan ganda yang mencakup topik seperti gerak, kesetimbangan, kalor, listrik, magnet, sifat materi, senyawa kimia, sistem tubuh, dan ekologi.
SOAL Un ipa-smp-mts-2014-kd-dampak-ketika-limbahAnnik Qurniawati
Berdasarkan soal-soal pada dokumen, dokumen tersebut berisi soal-soal ujian IPA untuk SMP/MTs yang mencakup materi tentang:
- Timbangan dan keseimbangan
- Kalor dan panas
- Gerak dan energi
- Listrik dinamis
- Magnet dan medan magnet
- Kimia
- Biologi
- Lingkungan hidup
Dokumen tersebut berisi soal-soal ujian IPA SMP/MTs yang mencakup materi fisika, kimia, dan biologi. Soal-soal tersebut meliputi konsep-konsep seperti gerak, kalor, listrik, kimia anorganik dan organik, serta sistem tubuh manusia dan ekologi.
SOAL Un ipa-smp-mts-2014-kd-dampak-ditemukan-kantongAnnik Qurniawati
Dokumen berisi soal-soal ujian IPA SMP yang mencakup materi fisika, kimia, dan biologi. Terdapat soal tentang konsep-konsep seperti gerak, kesetimbangan, kalor, listrik, unsur kimia, dan sistem tubuh manusia. Jumlah soal sebanyak 32 butir.
SOAL Un ipa-smp-mts-2014-kd-dampak-seorang-bertambahAnnik Qurniawati
Dokumen tersebut berisi soal-soal ujian IPA SMP/MTs yang mencakup materi fisika, kimia, dan biologi. Soal-soal tersebut meliputi konsep-konsep seperti gerak, energi, kalor, listrik, magnet, sifat zat, dan organisme hidup."
SOAL Un ipa-smp-mts-2014-kd-cara-ditemukan-bertambahAnnik Qurniawati
Dokumen tersebut berisi soal ujian IPA SMP yang mencakup materi-materi fisika, kimia, dan biologi. Terdiri dari 31 soal pilihan ganda dan beberapa gambar untuk memahami soal.
Dokumen tersebut berisi soal ujian IPA SMP/MTs yang mencakup berbagai aspek ilmu pengetahuan alam seperti fisika, kimia, dan biologi. Terdapat 31 soal uraian yang meliputi konsep-konsep seperti timbangan, kalor, listrik, magnet, optik, mekanika, asam basa, senyawa organik, ekosistem, dan anatomi manusia.
1. SPEKTROSKOPI INFRAMERAH
PENGANTAR
Radiasi inframerah (IR) ditemukan oleh Sir William Herschel pada
tahun 1800. Radiasi inframerah terletak pada daerah panjang
gelombang (wavelength): 0,78 – 1000 mm atau bilangan gelombang
(wavenumber): 12.800 – 10 cm-1
. Sinar inframerah biasanya
dibedakan menjadi: IR dekat (Near IR), IR tengah (middle IR) dan
IR jauh (far IR). Secara lengkap pembagian sinar IR disajikan pada
Tabel V.1. Penggolangan tersebut didasarkan pada kedekatannya
dengan radiasi tampak
Pemanfaatan radiasi IR untuk analisis kimia diperkenalkan oleh
William W. Coblentz pada tahun 1903 dan diperuntukkan pada
awalnya untuk analisis polutan atmosfer pada daerah industri dan
untuk analisis hidrokarbon C4 pada industri karet. Sekarang metode
spektroskopi IR lebih banyak dipakai untuk identifikasi senyawa-
senyawa organic khususnya gugus fungsional.
2. Tabel V.1 Klasifikasi radiasi elektromagnetik inframerah
Region Jangkauan
Panjang
gelombang (l),
mm
Jangkauan
bilangan
gelombang (s),
cm-1
Jangkauan frekuensi
(n), Hz
IR Dekat
IR Tengah
IR Jauh
Most useful range
0,78 – 2,5
2,5 – 50.0
50 – 1.000
2,5 – 25
12.800 – 4.000
4.000 – 200
200 – 10
4.000 – 400
(3,8 – 1,2) x 1014
(1,2 – 0,06) x 1014
(6,0 – 0,3) x 1012
(12 – 0,12) x 1012
TEORI INFRAMERAHTEORI INFRAMERAH
SPEKTRA VIBRASI
Vibrasi molekul dapat terjadi dengan dua mekanisme yang berbeda:
• Kuanta radiasi inframerah secara langsung mengeksitasi atom:
absorpsi
radiasi inframerah oleh atom menghasilkan spektrum inframerah.
• Kuanta radiasi tampak secara tidak langsung juga dapat
menghasilkan
vibrasi molekul, disebut dengan efek Raman.
3. Konsep dasar vibrasi atom
Untuk memahami konsep dasar tentang spectra vibrasi akan ditinjau ikatan kovalen
sederhana dari dua atom sebagai suatu pegas/per yang menghubungkan 2 atom
dengan massa m1 dan m2. Kekuatan tarik pegas dinyatakan sebagai konstanta
gaya, k.
Mass Force constant Mass
m1
k m2
Gb. Penggambaran 2 atom yang ber-
ikatan sebagai bola dan pegas yang
bergetar searah dengan ikatan/pegas
Jika system tersebut digetarkan (dengan ditarik searah ikatan kemudian
dilepas), maka frekuensi (ν) vibrasi yang terjadi dapat diterangkan
dengan Hukum Hooke tentang getaran harmonic sederhana:
ν = 1/2π (k/µ)1/2
(1)
di mana µ adalah massa tereduksi kedua atom yang didefinisikan
dengan persamaan berikut:
1/µ = 1/m1 + 1/m2 (2)
atau,
µ = (m1m2)/(m1+m2) (3)
4. menurut teori kuantum vibrasi molekul tidak boleh terjadi dengan
frekuensi yang sembarang dan energinya harus tertentu sesuai dengan
bilangan kuantumnya (Ev):
Ev = (v + ½) hν (4)
Di mana v = 0, 1, 2, 3, …, dst dan h adalah konstanta Planck.
Sebagai contoh jika suatu molekul mengalami transisi energi vibrasi
dari level terendah ground state (v = 0) ke transisi tingkat pertama (v =
1) dengan cara menyerap radiasi IR, maka frekuensi radiasi untuk
transisi tersebut menurut prinsip Bohr adalah
hν = E1 – Eo (5)
dari persamaan (4) diperoleh Eo = ½ hν dan E1 = 3/2 hν, dengan
demikian,
(E1 – Eo)/h = ν (6)
Beberapa hal penting:
Absorpsi terhadap radiasi inframerah dapat menyebabkan eksitasi
molekul ke tingkat energi vibrasi yang lebih tinggi dan besarnya
absorpsi adalah terkuantitasi.
Vibrasi yang normal mempunyai frekuensi sama dengan frekuensi
radiasi elektromagnetik yang diserap.
Proses absorpsi (spektra IR) hanya dapat terjadi apabila terdapat
perubahan baik nilai maupun arah dari momen dwikutub ikatan.
5. Dengan cara yang sama transisi energi vibrasi juga dapat terjadi dari tingkat
energi terendah (v = 0) ke tingkat energi kedua (v = 2) dengan frekuensi
sebesar 2ν (lihat persamaan IV.6). Sebagai perbandingan dalam bahasa
musik dikenal istilah:
ν = frekuensi vibrasi dasar, sedangkan
2ν = frekuensi overtone
Contoh kasus
Evaluasi frekuensi vibrasi untuk ikatan O-H menggunakan persamaan
Hooke!
Menurut persamaan IV.1, maka
ν = ½ π (k/µ)1/2
; k = 7,7 x 105
= ½ π (7,7 x105
)/(0,941 x 1,67.10-24
); 1 sma = 1,67.10-24
= 1,11 x 1014
Hz
atau
ν = ν/c; c : kecapatan cahaya = 3,0 x 1010
cm/detik
sehingga
ν = (1,11 . 1014
/ 3,0 x 1010
) (Hz/(cm/detik)) = 3700 cm-1
Jadi menurut Hukum Hooke ikatan O-H akan bervibrasi dengan frekuensi
1,11 x 1014
getaran/detik, sehingga untuk transisi energi vibrasi diperlukan
radiasi elektromagnetik dengan frekuensi 1,11 x 1014
getaran/detik atau
radiasi inframerah dengan bilangan gelombang 3700 cm-1
.
Hasil eksperimen menunjukkan bahwa spektra vibrasi O-H alkohol teramati
dengan absorpsi yang kuat dan karakteristik pada ± 3600 cm-1
. Perbedaan
ini terjadi OH alkohol tidak bebas tetapi terikat oleh gugus/atom lain.
6. Dengan cara yang sama kita dapat menghitung frekuensi vibrasi C-
C, C=C, C≡C dan akan diperoleh frekuensi vibrasi masing-masing:
C-C = 3,5 x 1013
Hz atau bilangan gelombang = 1100 cm-1
C=C = 4,9 x 1013
Hz atau bilangan gelombang = 1640 cm-1
C≡C = ……….. Hz atau bilangan gelombang = 2100 cm-1
Terlihat dengan jelas bahwa IR spektroskopi dapat mengidentifikasi
kombinasi dua atom yang sama yang terikat dengan kekuatan
ikatan berbeda yaitu ikatan tunggal, ikatan rangkap dua dan ikatan
rangkap tiga.
Pasangan atom Konstanta kekuatan
(k)
Massa tereduksi (m)
C – C
C = C
C ≡ C
C – O
C = O
C – H
O – H
C – N
N – H
C ≡ N
4,5 x 105
9,6 x 105
15,6 x 105
5,0 x 105
12,1 x 105
5,1 x 105
7,7 x 105
5,8 x 105
6,4 x 105
17,7 x 105
6
6
6
6,85
6,85
0,923
0,941
6,46
0,933
6,46
Tabel V.2 Konstanta kekuatan beberapa ikatan diatomik dan massa
tereduksinya
7. SPEKTRA VIBRASI MOLEKUL POLIATOM
Dalam molekul, atom atau ikatan kovalen antar atom tidak
terikat/terhubung secara kaku dan karenanya dapat
mengalami vibrasi dari posisi dasarnya relatif terhadap atom
yang lain, vibrasi yang terjadi dapat dikelompokkan menjadi:
- Vibrasi yang menyebabkan terjadinya perubahan panjang
ikatan
(vibrasi rentang)
- Vibrasi yang menyebabkan terjadi perubahan sudut ikat
(3 atom) atau sudut dihedral (4 atom)
Karena tiap jenis ikatan dalam suatu molekul mempunyai
kekuatan ikatan yang berbeda-beda, maka jika suatu radiasi
elektromagnetik IR dengan frekuensi yang kontinyu
(berurutan) dilewatkan melalui suatu molekul dengan
berbagai jenis ikatan, maka akan terekam suatu seri spektra
(pita-pita) absorpsi yang terlihat kontinu. Spektra ini disebut
dengan Spektra Vibrasi Molekul.
8. JENIS-JENIS VIBRASI IKATAN DALAM MOLEKUL
Vibrasi rentangan (stretching): adalah vibrasi di mana 2 atom yang
terikat berosilasi secara terus menerus, jarak ikat antara kedua atom
tersebut terus berubah, tetapi sudut ikat/ sumbu ikatnya tidak
berubah. Pada umumnya vibrasi stretching memerlukan energi yang
lebih tinggi dan dinyatakan dengan simbol nu, ν, diikuti dengan
gugus kimia yang mengalami vibrasi (ditulis dalam tanda kurung)
Misalnya ν(C=O) = 1.600 cm-1
: vibrasi stretching dasar dari gugus
karbonil teramati pada bilangan gelombang 1.600 cm-1
.
Vibrasi stretching dibagi menjadi 2 yaitu stretching terisolasi (misal
ikatan O-H) dan stretching berpasangan (missal gugus metilen).
Untuk stretching berpasangan dibedakan lagi menjadi berpasangan
simetris dan non-simetris sebagaimana diilustrasikan pada Gambar
V.3
9. Vibrasi Bengkokan (Bending): dicirikan oleh perubahan sudut ikat
yang terus menerus diantara dua ikatan, misalnya vibrasi bending
gugus -C-H aromatis. Vibrasi C-H aromatis yang terjadi pada
bidang gugus fenil (cincin benzene) diberi simbol delta, δ(C-H) (in
the plane), sedangkan yang terjadi ke luar bidang (out of plane)
cincin benzene diberi simbol gamma, γ(C-H). Penamaan ini juga
berlaku untuk C-H alkena dan yang lain.
Vibrasi Wagging: terjadi apabila suatu unit non-linear yang terdiri
dari tiga atoms berosilasi ke depan dan belakang ke luar bidang
setimbang yang dibentuk oleh ketiga atom dan dua ikatan atom-
atom tersebut (lihat Gambar IV.4). Vibrasi ini diberi symbol omega,
ω(H-C-H)
Vibrasi Rocking: terjadi apabila suatu unit seperti diuraikan pada
No.3 berosilasi ke kiri dan ke kanan dalam bidang setimbang yang
dibentuk oleh ketiga atom dan dua ikatan atom-atom tersebut.
Vibrasi ini diberi symbol rho, r(H-C-H).
Vibrasi Twisting: terjadi apabila suatu unit seperti diuraikan pada
No.3 berotasi sepanjang ikatan yang menghubungkan unit atom
tersebut dengan sisa molekul. Vibrasi ini diberi simbol tau, τ(H-C-
H).
Vibrasi Scissoring: terjadi apabila dua atom yang terikat pada satu
atom yang sama bergerak saling menjauh dan medekat . Vibrasi ini
diberi simbol σ(H-C-H).
11. INSTRUMENTASI SPEKTROMETER IR
Pada dasarnya instrumentasi IR tidak jauh berbeda dengan
instrumentasi spektrofotometer UV-visible. Peralatan spektrometer
IR biasanya mempunyai dua berkas sinar (double beam) yang
masing-masing melewati sel/ bahan sample dan sel/bahan
referensi. Secara lengkap skema bagian-bagian instrumentasi
spectrometer IR diberikan pada Gambar V.5.
12. Active and Inactive Vibrations
Only vibrations resulting in the change of dipole moment, and having frequencies in the IR
region of spectrum, will absorb IR radiation
Simple gas molecules such as H2, Cl2 and O2 do not have IR spectra
Sulphur dioxide and Carbon dioxide both potentially have three ways of absorbing energy
and vibrating
The symmetrical stretch of carbon dioxide does not result in any change of the dipole of
the molecule. Thus it would not be expected to absorb IR radiation. This mode is
Inactive.Inactive.
All other modes of both molecules do change the molecular dipole, and absorb IR
radiation. Thus they are activeactive modes.
13. PREPARASI SAMPEL UNTUK PENGUKURAN SPEKTRA IR
Untuk pengambilan spectra IR jumlah sample yang diperluka
antara 1-5 mg, sedangkan bentuk sample dapat berupa
padatan, cairan atau dalam bentuk gas.
Sampel Dalam Bentuk PadatanSampel Dalam Bentuk Padatan
(1) Spektra diambil dalam bentuk padatan
Ukuran partikel padatan harus lebih kecil dari panjang
gelombang radiasi IR (1 mm), kalau tidak akan terjadi
scattering pada sinar yang masuk sehingga spectra IR yang
dihasilkan tidak mulus.
Partikel padatan harus berada dalam medium dengan indeks
bias yang seragam. Biasanya dibuat suspensi dalam “Nujol”
(sejenis paraffin) sehingga diperoleh “Mull”. Mull yang
diperoleh kemudian dilekatkan diantara 2 buah plat NaCl
sehingga diperoleh “thin film”.
Metode yang lebih umum adalah pembuatan suspensi
padatan dengan KBr. Kemudian suspensi yang diperoleh di-
press/ditekan dengan alat tertentu sampai didapatkan pellet
(disc) KBr.
14. (2) Spektra diambil dalam bentuk larutan
Sample padatan dilarutkan dalam pelarut yang
sesuai kemudian spectra dari larutan diukur dalam
sel dengan ketebalan sel 0,1 – 0,5 mm.
Pemilihan pelarut disesuaikan dengan daerah
bilangan gelombang yang akan diambil spektranya:
Missal: CCl4 bebas spektra IR pada daerah 4000 –
1300 cm-1
CS2 bebas spektra IR pada daerah 1300 –
660 cm-1
Untuk spektrometer IR double beam biasanya
absorpsi dari pelarut dapat dihilangkan dengan
scanning baseline atau autozero.
15. SAMPEL DALAM BENTUK CAIRANSAMPEL DALAM BENTUK CAIRAN
Sampel dalam bentuk cairan murni dapat dengan mudah
diambil spektra IR-nya baik sebagai “thin film” yang dipress
diantara 2 plat NaCl atau diukur dalam sel dengan ketebalan
sel antara 0,01 – 0,1 mm. Spektra cairan murni sering
memperlihatkan adanya efek ikatan hidrogen antar molekul
dan efek assosiasi dan polimerisasi. Untuk mengatasi hal ini
sampel dapat diencerkan dengan pelarut yang sesuai.
SAMPEL DALAM BENTUK GASSAMPEL DALAM BENTUK GAS
Sampel dalam bentuk gas biasanya diukur dalam sel dengan
ketebalan 10 cm. untuk gas-gas yang kandungannya dalam
level trace (kelumit), bisanya digunakan sel yang sangat
panjang. Sel semacam ini dapat diperoleh dengan cara
memasang cermin pada sisi belakang sel sedemikian rupa
sehingga diperoleh efek refleksi yang berlipat.
16. PEMBAGIAN DAERAH SPEKTRA IRPEMBAGIAN DAERAH SPEKTRA IR
Daerah frekuensi gugus fungsionalDaerah frekuensi gugus fungsional
Terletak pada daerah radiasi 4000 – 1400 cm-1. Pita-
pita absorpsi pada daerah ini utamanya disebabkan
oleh vibrasi dua atom, sedangkan frekuensinya
karakteristik terhadap massa atom yang berikatan
dan konstanta gaya ikatan.
Daerah FingerprintDaerah Fingerprint
Yaitu daerah yang terletak pada 1400 – 400 cm-1.
Pita-pita absorpsi pada daerah ini berhubungan
dengan vibrasi molekul secara keseluruhan. Setiap
atom dalam molekul akan saling mempengaruhi
sehingga dihasilkan pita-pita absorpsi yang khas
untuk setiap molekul. Oleh karena itu, pita-pita pada
daerah ini dapat dijadikan sarana identifikasi molekul
yang tak terbantahkan.
Catatan: Seri senyawa homolog seperti asam lemak
rantai panjang biasanya mempunyai pita absorpsi
yang hampir identik sehingga susah identifikasinya.