IP address dan subnet mask menentukan jaringan dan host. Subnetting membagi jaringan besar menjadi subnet kecil dengan menggunakan oktet terakhir alamat IP dan subnet mask. Proses ini menghasilkan jumlah subnet, jumlah host per subnet, blok subnet, dan alamat host dan broadcast yang valid.
Subnetting of IPv4 ip address that help you to solve every type of ip address with any one of the class you want to subnet,and have a basic introduction of IPv6 ,and why, Ipv5 is not used.
I want to increase ease in IT field.It is an easy concept of IP(internet protocol) Address. It is specially for IT students.But it is very simple presentation that is also for students of other fields and understandable for them.
Subnetting of IPv4 ip address that help you to solve every type of ip address with any one of the class you want to subnet,and have a basic introduction of IPv6 ,and why, Ipv5 is not used.
I want to increase ease in IT field.It is an easy concept of IP(internet protocol) Address. It is specially for IT students.But it is very simple presentation that is also for students of other fields and understandable for them.
TCP - IP - Mengenal CIDR ( Classless Interdomain Domain Routing)Parwito An
Sebelum ke IP Address Perlu diketahui dahulu, TCP/IP dibentuk dalam beberapa lapisan (layer). Dengan dibentuk dalam layer, akan mempermudah untuk pengembangan dan pengimplementasian. Antar layer dapat berkomunikasi ke atas maupun ke bawah dengan suatu penghubung interface. Tiap-tiap layer memiliki fungsi dan kegunaan yang berbeda dan saling mendukung layer diatasnya.
2. PENGERTIAN
• IP Address atau Alamat IP adalah alamat yang menjadi tanda pengenal untuk setiap
host yang terhubung ke jaringan dengan TCP/IP (internet), berdasarkan aturan dari
Internet Protocol (IP)
• Setiap host yang akan terhubung ke jaringan yang berbasis TCP/IP, harus memiliki IP
address.
• IP Address bersifat unik, artinya dalam satu jaringan tidak ada dua host atau lebih
yang menggunakan alamat IP yang sama
3. Format IP Address (V4)
• IP Address terdiri dari bilangan biner 32 bit yang dibagi dalam 4 oktet, dan dituliskan
dalam format 4 kelompok bilangan desimal
• Sebagian oktet (kelompok 8 bit) pertama dari IP Address menunjukkan Alamat
Jaringan dan oktet yang lainnya menunjukkan Alamat Host.
4. Format IP Address (V4)
11000000 10101000 00000000 00101000
32 bit
192 . 168 . 0 . 40
Alamat Jaringan
Alamat Host
5. Klasifikasi IP Address
IP Address Kelas A
0 . . . . . . .
32 bit
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Alamat
Jaringan
Alamat
Host
Range: 1 . 0 . 0 . 0 sampai 127 . 255 . 255 . 255
6. Klasifikasi IP Address
IP Address Kelas B
10 . . . . . .
32 bit
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Alamat
Jaringan
Alamat
Host
Range: 128 . 0 . 0 . 0 sampai 191 . 255 . 255 . 255
7. Klasifikasi IP Address
IP Address Kelas C
110 . . . . .
32 bit
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Alamat
Jaringan
Alamat
Host
Range: 192 . 0 . 0 . 0 sampai 223 . 255 . 255 . 255
8. Kategori IP Address
• IP Static: Merupakan IP Address yang secara permanen dimiliki oleh sebuah mesin
• IP Dynamic: IP Address pada sebuah mesin yang selalu berubah sesuai dengan
pemakaian IP Address dalam jaringan pada saat itu, yang diatur oleh DHCP Server
10. STRUKTURIPV4ADDRESS
STRUKTUR IPV4 ADDRESS
• IPv4 address ditulis dalam bentuk decimal dengan digit angka 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6,
7, 8 dan 9.
• IPV4 address dibagi menjadi empat segmen, tiap segmen disebut dengan
octet.
• Tiap octet berukuran delapan binary digit (bit), jadi total alamatnya sama
dengan 32 bit.
11. STRUKTURIPV4ADDRESS
STRUKTUR IPV4 ADDRESS
Decimal 🡪 192 . 168 . 0 . 0
Octet 1 Octet 2 Octet 3 Octet 4
🡪 🡪 🡪 🡪
Binary 🡪 11000000 . 10101000 . 00000000 . 00000000
🡩 🡩 🡩 🡩
32 bit = 8 bit + 8 bit + 8 bit + 8 bit
14. Ilmu itu bukanyang dihafal, tetapiyang memberimanfaat
Imam Syafi’i rahimahullahu ta’ala
KONVERSIBILANGAN
15. Desimal ke Biner
• Cara mengkonversi bilangan desimal ke biner adalah dengan cara membagi
bilangan desimal dengan 2 (basis bilangan biner) dan menyimpan sisa hasil
bagi dari setiap pembagian sebagai bit-bit bilangan biner. Nilai konversinya
adalah urutan sisa hasil bagi dari yang paling akhir.
• Contoh :
• 88(10)= … (2)
88 : 2 = 44 sisa 0
44 : 2 = 22 sisa 0
22 : 2 = 11 sisa 0
11 : 2 = 5 sisa 1
5 : 2 = 2 sisa 1
2 : 2 = 1 sisa 0
• Maka hasil Konversinya = 1011000 (ditulis dengan urutan dari bawah ke atas)
16. Biner ke Desimal
• Cara mengkonversi bilangan biner ke desimal adalah dengan cara
mengalikan satu persatu bilangan dengan 2 (basis bilangan biner) pangkat 0,
pangkat 1 dan seterusnya sesuai dengan banyaknya bilangan biner yang
akan di konversi dan perhitungannya dimulai dari bilangan biner yang paling
kanan.
• Contoh :
• 00011(2) = … (10)
= (1x2
0
) + (1x2
1
) + (0x2
2
) + (0x2
3
) + (0x2
4
)
= 1 + 2 + 0 + 0 + 0
= 3
• Hasil Konversi : 3
17. Desimal ke Octal
• Cara mengkonversi bilangan desimal ke Oktal adalah dengan cara membagi
bilangan desimal dengan 8 (basis bilangan oktal) dan menyimpan sisa hasil
bagi dari setiap pembagian sebagai bit-bit bilangan oktal. Nilai konversinya
adalah urutan sisa hasil bagi dari yang paling akhir.
• Contoh :
• 1402(10) = … (8)
1402/8 = 175 sisa 2
175/8 = 21 sisa 7
21/8 = 2 sisa 5
• Maka hasil konversinya = 2572 (ditulis dari bawah)
18. Octal Ke Desimal
• Cara mengkonversi bilangan oktal ke desimal adalah dengan cara
mengalikan satu persatu bilangan dengan 8 (basis bilangan oktal) dengan
pangkat 0, 1 dan seterusnya dimulai dari bilangan oktal yang paling kanan.
Kemudian hasil dari semua pengalian dijumlahkan.
• Contoh :
62(8) = ... (10)
2x8
0
= 2
6x8
1
= 48
2+48 = 50
Hasil Konversi = 50
19. Desimal ke Hexadecimal
• Cara mengkonversi bilangan desimal ke hexadesimal adalah dengan cara membagi
bilangan desimal dengan 16 (basis bilangan hexadesimal) dan menyimpan sisa hasil
bagi dari setiap pembagian sebagai bit-bit bilangan heksadesimal. Apabila sisa bagi >
9 maka angkanya dirubah menjadi huruf. Untuk sisa bagi berjumlah 10 = A, 11 = B, 12
= C, 13 = D, 14 = E, 15 = F.
• Contoh :
• 19889(10) = … (16)
19889/16 = 1243 sisa 1
1243/16 = 77 sisa 11 (B)
77/16 = 4 sisa 13 (D)
4/16 = 0 sisa 4
• Maka hasil konversinya = 4DB1 (ditulis dari bawah)
20. Hexadecimal ke Desimal
• Cara mengkonversi bilangan biner ke desimal adalah dengan mengalikan
satu-satu bilangan dengan 16 (basis hexa) pangkat 0 atau 1 atau 2 dst.,
dimulai dari bilangan paling kanan. Kemudian hasilnya dijumlahkan.
• Contoh :
• 7A(16) = ... (10)
= (7x16
1
) + (10x16
0
)
= 112 + 10
= 122
• Hasil Konversi = 122
21. • Kerjakan Soal dan berikan Caranya di selembar kertas Kel A:
1. Konversi bilangan Biner berikut ke bilangan desimal
a. 00101100 (2) = (10) b. 11101101 (2) = (10)
2. Konversi bilangan Desimal berikut ke bilangan Biner
a. 241 (10) = (2) b. 185 (10) = (2)
3. Konversi bilangan oktal berikut ke bilangan desimal
a. 193 (8) b. 77 (8)
4. Konversi bilangan desimal berikut ini ke bilangan oktal
a. 351 (10) = (8) b. 629 (10) = (8)
5. Konversi bilangan desimal berikut ini ke bilangan HexaDesimal
a. 19734 (10) = (16) b. 12345 (10) = (16)
6. Konversi bilangan HexaDesimal berikut ini ke bilangan Desimal
a. 9EBC (16) = (10) b. 12DF (16) = (10)
23. Penghitungan Subnetting
• Penghitungan subnetting bisa dilakukan dengan dua cara, cara binary yang relatif
lambat dan cara khusus yang lebih cepat. Pada hakekatnya semua pertanyaan
tentang subnetting akan berkisar di empat masalah: Jumlah Subnet, Jumlah Host
per Subnet, Blok Subnet, dan Alamat Host- Broadcast.
• Penulisan IP address umumnya adalah dengan 192.168.1.2.
• Namun adakalanya ditulis dengan 192.168.1.2/24, apa ini artinya? Artinya bahwa IP
address 192.168.1.2 dengan subnet mask 255.255.255.0. Lho kok bisa seperti itu?
Ya, /24 diambil dari penghitungan bahwa 24 bit subnet mask diselubung dengan
binari 1. Atau dengan kata lain, subnet masknya adalah:
11111111.11111111.11111111.00000000 (255.255.255.0). Konsep ini yang disebut
dengan CIDR (Classless Inter-Domain Routing) yang diperkenalkan pertama
kali tahun 1992 oleh IEFT.
24. • Subnet Mask berapa saja yang bisa digunakan untuk melakukan subnetting? Ini
terjawab dengan tabel di bawah:
Subnet Mask Nilai
CIDR 255.128.0.0 /9
255.192.0.0 /10
255.224.0.0 /11
255.240.0.0 /12
255.248.0.0 /13
255.252.0.0 /14
255.254.0.0 /15
255.255.0.0 /16
255.255.128.0 /17
255.255.192.0 /18
255.255.224.0 /19
Subnet Mask Nilai CIDR
255.255.240.0 /20
255.255.248.0 /21
255.255.252.0 /22
255.255.254.0 /23
255.255.255.0 /24
255.255.255.128 /25
255.255.255.192 /26
255.255.255.224 /27
255.255.255.240 /28
255.255.255.248 /29
255.255.255.252 /30
25. SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS
C
• Subnetting seperti apa yang terjadi dengan sebuah NETWORK ADDRESS
192.168.1.0/26 ?
• Analisa: 192.168.1.0 berarti kelas C dengan Subnet Mask /26 berarti
11111111.11111111.11111111.11000000 (255.255.255.192).
• Penghitungan: Seperti sudah saya sebutkan sebelumnya semua pertanyaan tentang
subnetting akan berpusat di 4 hal, jumlah subnet, jumlah host per subnet, blok
subnet, alamat host dan broadcast yang valid. Jadi kita selesaikan dengan urutan
seperti itu:
26. 1. Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada oktet terakhir
subnet mask (2 oktet terakhir untuk kelas B, dan 3 oktet terakhir untuk kelas A).
Jadi Jumlah Subnet adalah 22= 4 subnet
2. Jumlah Host per Subnet = 2y– 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x
yaitu banyaknya binari 0 pada oktet terakhir subnet. Jadi jumlah host per subnet
adalah 26– 2 = 62 host
3. Blok Subnet = 256 – 192 (nilai oktet terakhir subnet mask) = 64. Subnet
berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah
0, 64, 128, 192. 4. Bagaimana dengan alamat host dan broadcast yang valid? Kita
langsung buat tabelnya. Sebagai catatan, host pertama adalah 1 angka setelah
subnet, dan broadcast adalah 1 angka sebelum subnet berikutnya.
4. Tabel IP
Network IP Valid Broadcast
192.168.1.0 192.168.1.1 - 192.168.1.62 192.168.1.63
192.168.1.64 192.168.1.65 - 192.168.1.126 192.168.1.127
192.168.1.128 192.168.1.129 - 192.168.1.190 192.168.1.191
192.168.1.192 192.168.1.193 - 192.168.1.254 192.168.1.255