Perusahaan swasta membutuhkan desain IP address untuk 5 divisinya dengan jumlah user berbeda menggunakan metode VLSM dari alamat IP 192.168.1.0/24.
[/ringkasan]
Pembahasan Solusi Soal Uji Kompetensi Keahlian (UKK) SMK TKJ Paket 4 Kurikulum 2013 Tahun 2023 tentang Troubleshooting Keamanan Jaringan Pada Jaringan WAN
Ngelab Packet Tracer
oleh Esa Velliant Agusta
SMKN 7 Semarang
Membahas mengenai Subnet, pembagian IP Address, DHCP, Web Server, DNS, Email, NTP, FTP, Routing RIP, Routing EIGRP dan Routing OSPF
Utk file lab packet tracernya (pkt) bisa di unduh di https://archive.org/download/slide-share-esa-packet-tracer-resources/slide-share-esa-packet-tracer-resources.zip
Pembahasan Solusi Soal UTS Praktikum Jaringan Komputer Tahun Akademik 2020/2021I Putu Hariyadi
Â
Pembahasan Solusi Soal Ujian Tengah Semester (UTS) Praktikum Jaringan Komputer pada Program Studi Ilmu Komputer, Universitas Bumigora pada Tahun Akademik 2020/2021.
Pembahasan Solusi Soal Modul D Cisco Packet Tracer Troubleshooting Challenge ...I Putu Hariyadi
Â
Pembahasan Solusi Soal Modul D Cisco Packet Tracer Troubleshooting Challenge pada Lomba Kompetensi Siswa (LKS) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) Tahun 2017
Mata Pelajaran: Administrasi Infrastruktur Jaringan
Kelas: XI TKJ
Pembelajaran kali ini bertujuan: Memahami konsep dan cara kerja serta pengertian dari VLAN ( Virtual LAN).
Laporan ini disusun oleh kelas XI TKJ 2 TA 2018/2019:
1. Amanda Apriliani P
2. Kurniasih Siti M
3. Miftahul Jannah S
4. M. Farrel
5. M. Ardha Raja
6. Putri Cantika F. M
Soal Modul C Cisco Packet Tracer Challenge - IT Networking Support LKS NTB 2017I Putu Hariyadi
Â
Soal Modul C Cisco Packet Tracer Challenge (Routing, Switching and Security Essentials) - IT Networking Support pada Lomba Kompetensi Siswa (LKS) Provinsi NTB 2017
Modul Free One Day Workshop Implementing Cisco IP Routing and Switched NetworksI Putu Hariyadi
Â
Modul free one day workshop "Implementing Cisco IP Routing and Switched Networks" bagi guru SMK TKJ se-Nusa Tenggara Barat (NTB) yang diselenggarakan di STMIK Bumigora Mataram
Pembahasan Solusi Soal Uji Kompetensi Keahlian (UKK) SMK TKJ Paket 4 Kurikulum 2013 Tahun 2023 tentang Troubleshooting Keamanan Jaringan Pada Jaringan WAN
Ngelab Packet Tracer
oleh Esa Velliant Agusta
SMKN 7 Semarang
Membahas mengenai Subnet, pembagian IP Address, DHCP, Web Server, DNS, Email, NTP, FTP, Routing RIP, Routing EIGRP dan Routing OSPF
Utk file lab packet tracernya (pkt) bisa di unduh di https://archive.org/download/slide-share-esa-packet-tracer-resources/slide-share-esa-packet-tracer-resources.zip
Pembahasan Solusi Soal UTS Praktikum Jaringan Komputer Tahun Akademik 2020/2021I Putu Hariyadi
Â
Pembahasan Solusi Soal Ujian Tengah Semester (UTS) Praktikum Jaringan Komputer pada Program Studi Ilmu Komputer, Universitas Bumigora pada Tahun Akademik 2020/2021.
Pembahasan Solusi Soal Modul D Cisco Packet Tracer Troubleshooting Challenge ...I Putu Hariyadi
Â
Pembahasan Solusi Soal Modul D Cisco Packet Tracer Troubleshooting Challenge pada Lomba Kompetensi Siswa (LKS) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) Tahun 2017
Mata Pelajaran: Administrasi Infrastruktur Jaringan
Kelas: XI TKJ
Pembelajaran kali ini bertujuan: Memahami konsep dan cara kerja serta pengertian dari VLAN ( Virtual LAN).
Laporan ini disusun oleh kelas XI TKJ 2 TA 2018/2019:
1. Amanda Apriliani P
2. Kurniasih Siti M
3. Miftahul Jannah S
4. M. Farrel
5. M. Ardha Raja
6. Putri Cantika F. M
Soal Modul C Cisco Packet Tracer Challenge - IT Networking Support LKS NTB 2017I Putu Hariyadi
Â
Soal Modul C Cisco Packet Tracer Challenge (Routing, Switching and Security Essentials) - IT Networking Support pada Lomba Kompetensi Siswa (LKS) Provinsi NTB 2017
Modul Free One Day Workshop Implementing Cisco IP Routing and Switched NetworksI Putu Hariyadi
Â
Modul free one day workshop "Implementing Cisco IP Routing and Switched Networks" bagi guru SMK TKJ se-Nusa Tenggara Barat (NTB) yang diselenggarakan di STMIK Bumigora Mataram
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa BaratEldi Mardiansyah
Â
Di dalamnya mencakup Presentasi tentang Pendampingan Individu 2 Pendidikan Guru Penggerak Aangkatan ke 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat tahun 2024 yang bertemakan Visi dan Prakarsa Perubahan pada SMP Negeri 4 Ciemas. Penulis adalah seorang Calon Guru Penggerak bernama Eldi Mardiansyah, seorang guru bahasa Inggris kelahiran Bogor.
Fundamental gerakan pramuka merupakan dasar dasar apa saja yang harus dimiliki oleh seorang pramuka
Fundamental Gerakan Pramuka meliputi :
1. Definisi dari istilah Pramuka, Pendidikan Kepramukaan, Kepramukaan dan Gerakan Pramuka
2. Tujuan Gerakan Pramuka ( Karakter, Keterampilan, Kebangsaan)
3. Kurikulum Pendidikan Kepramukaan ( SKU, SKK, SPG )
4. PDK dan MK (PDK= Prinsip Dasar Kepramukaan , MK= Metode Kepramukaan )
5. Sistem Among dan Kiasan Dasar
6. Pengembangan Karakter SESOSIF
7. Ketrampilan Kepramukaan dan Teknik Kepramukaan
8. Indikator Ketercapaian Tujuan ( Happy, Healthy, Helpful, Handycraft )
9. Tujuan Akhir (Hidup Bahagia, Mati Bahagia )
Tentang Fundamental Gerakan Pramuka tersebut dapat dijabarkan sbb :
1. Definisi
a. Pramuka adalah setiap warga negara Indonesia yang secara sukarela aktif dalam pendidikan Kepramukaan serta berusaha mengamalkan Satya Pramuka dan Darma Pramuka.
b. Pendidikan Kepramukaan adalah proses pembentukan kepribadian, kecakapan hidup, dan akhlak mulia pramuka melalui penghayatan dan pengamalan nilai-nilai kepramukaan.
c. Kepramukaan adalah proses pendidikan nonformal di luar lingkungan sekolah dan diluar linkungan keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka denga Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan, yang sasaran akhirnya pembentukan watak, akhlak, dan budi pekerti luhur (SK Kwarnas No. 231 Tahun 2017)
d. Gerakan Pramuka adalah organisasi yang dibentuk oleh pramuka untuk menyelenggarakan pendidikan Kepramukaan
b. 8 MK (Metode Kepramukaan), meliputi:
1. Pengamalan Kode Kehormatan Pramuka;
2. Belajar sambil melakukan;
3. Kegiatan berkelompok, bekerjasama, dan berkompetisi;
4. Kegiatan yang menarik dan menantang;
5. Kegiatan di alam terbuka;
6. Kehadiran orang dewasa yang memberikan bimbingan, dorongan, dan dukungan;
7. Penghargaan berupa tanda kecakapan; dan
8. Satuan terpisah antara putra dan putri.
5. Sistem Among dan Kiasan Dasar
Dalam melaksanakan pendidikan kepramukaan digunakan Sistem Among.
Sistem Among merupakan proses pendidikan kepramukaan yang membentuk peserta didik agar berjiwa merdeka, disiplin, dan mandiri dalam hubungan timbal balik antarmanusia.
Sistem Among memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan diri dengan bimbingan orang dewasa melalui prinsip kepemimpinan sebagai berikut:
Ing ngarso sung tulodo maksudnya di depan menjadi teladan;
Ing madyo mangun karso maksudnya di tengah membangun kemauan; dan
Tutwuri handayani maksudnya di belakang memberi dorongan ke arah kemandirian yang lebih baik.
. Pengembangan Karakter SESOSIF
Di dalam SKU, SKK, dan SPG mengandung inti SESOSIF, yaitu : Spiritual, Emosional, Sosial, Intelektual, dan Fisik.
Yang kesemuanya itu ditumbuhkembangkan dalam diri seorang pramuka. Keterpaduan kelima area pengembangan diri itu akan mengantarkan sang Pramuka menjadi generasi bangsa yang unggul.
7. Ketrampilan Kepramukaan dan Teknik Kepramukaan
Laporan Pembina Pramuka SD dalam format doc dapat anda jadikan sebagai rujukan dalam membuat laporan. silakan download di sini https://unduhperangkatku.com/contoh-laporan-kegiatan-pramuka-format-word/
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdffadlurrahman260903
Â
Ppt landasan pendidikan tentang pendidikan seumur hidup.
Prodi pendidikan agama Islam
Fakultas tarbiyah dan ilmu keguruan
Universitas Islam negeri syekh Ali Hasan Ahmad addary Padangsidimpuan
Pendidikan sepanjang hayat atau pendidikan seumur hidup adalah sebuah system konsepkonsep pendidikan yang menerangkan keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan belajarmengajar yang berlangsung dalam keseluruhan kehidupan manusia. Pendidikan sepanjang
hayat memandang jauh ke depan, berusaha untuk menghasilkan manusia dan masyarakat yang
baru, merupakan suatu proyek masyarakat yang sangat besar. Pendidikan sepanjang hayat
merupakan asas pendidikan yang cocok bagi orang-orang yang hidup dalam dunia
transformasi dan informasi, yaitu masyarakat modern. Manusia harus lebih bisa menyesuaikan
dirinya secara terus menerus dengan situasi yang baru.
2. DEFINITION
Mata Pelatihan ini memfasilitas
pembentukan kompetensi dalam
merancang pengalamatan jaringan
komputer sehingga jaringan bekerja
dengan baik.
3. IN THIS COURSE YOU WILL LEARN:
1. Pendahuluan
2. Sistem Bilangan Biner dan Desimal serta Konversi Sistem Bilangan
3. Network Portion, Host Portion dan Subnet Mask
4. Logika AND
5. Prefix Length
6. Alamat Network, Host dan Broadcast
7. Tipe IP Address
a. Public Address, Private Address
b. Spesial Address
c. Classfull Address
8. Penerapan IP Address versi 4
LEARNING
4. TOOLS / LAB ONLINE
• PC/LAPTOP
• Cisco Packet Tracer
• Buku Catatan + Alat Tulis
5. IP ADDRESS
Ditetapkan oleh Internet Assigned
Numbers Authority (IANA)
Sistem Pengalamatan terbagi atas IPv4
dan IPv6
Terdiri atas 32 bit pada IPv4 dan 128 bit
pada IPv6
Menggunakan sistem bilangan biner dan
bilangan desimal
6. IP ADDRESS Versi 4 (IPv4)
• IP Address range : 0.0.0.0 – 255.255.255.255
• Host Addresses
• 0.0.0.0 – 223.255.255.255
• Experimental Addresses
• 240.0.0.0 – 255.255.255.254 (RFC 3330)
• Multicast Addresses
• 224.0.0.0 – 239.255.255.255
10. Network Portion, Host Portion dan Subnet Mask
Terbagi menjadi dua bagian Bagian networkID dan Bagian HostID
32 bit dibagi menjadi 4 bagian setiap bagian terdiri dari 8 bit.
Untuk kemudahan dikonversi menjadi desimal.
12. Network Portion, Host Portion dan Subnet Mask
Class A Network Host
Desimal 0-127 0-255 0-255 0-255
SubnetMask 255 0 0 0
Class B Network Host
Desimal 128-191 0-255 0-255 0-255
SubnetMask 255 255 0 0
Class C Network Host
Desimal 192-223 0-255 0-255 0-255
SubnetMask 255 255 255 0
13. Network Portion, Host Portion dan Subnet Mask
• Pada Pengalamatan Logik, selain butuh nomor IP dibutuhkan netmask
atau subnetmask.
• Subnetmask besarnya sama dengan nomor IP yaitu 32 bit.
• Ada tiga pengelompokan besar subnet mask :
255.0.0.0
255.255.0.0
255.255.255.0.
• Hal tadi biasa disebut class, dikenal tiga class :
Class A, adalah semua nomor IP yang mempunyai subnetmask 255.0.0.0
Class B, adalah semua nomor IP yang mempunyai subnetmask 255.255.0.0
Class C, adalah semua nomor IP yang mempunyai subnetmask 255.255.255.0
14. Logika AND
• Logika AND merupakan salah satu
dari 3 operasi dasar pada logika
digital
• Digunakan untuk menentukan
Network Address dengan cara
mengANDkan IP Address dengan
Subnet Mask
• Prinsip logika AND:
15. Prefix Length
• Bentuk penulisan singkat dari
subnet mask.
• Nilainya sama dengan jumlah bit 1
pada subnet mask
• Dituliskan dalam bentuk notasi /
(slash notation) dan diikuti jumlah
network
16. Alamat Network, Host dan Broadcast
Tipe Address pada jaringan 192.168.10.0/24
• Alamat Network - host portion adalah semua
bit 0 (.00000000)
• Host address Pertama - host portion adalah
semua bit 0 dan diakhiri dengan bit 1
(.00000001)
• Host address Terakhir - host portion adalah
semua bit 1 dan diakhir dengan bit 0
(.11111110)
• Broadcast Address - host portion dengan
semua diset menjadi bit 1 (.11111111)
17. PRIVATE ADDRESS
Private Address
• Tidak digunakan pada jaringan internet
• Diperkenalkan pada pertengahan tahun 1990
karena keterbatasan IPv4 addresses
• Hanya digunakan pada internal networks.
• Harus ditranslasikan ke IP Public agar dapat
digunakan pada jaringan internet.
• Didefinisikan pada RFC 1918
Blok Private Address
10.0.0.0 /8 or 10.0.0.0 to 10.255.255.255
172.16.0.0 /12 or 172.16.0.0 to
172.31.255.255192.168.0.0 /16
192.168.0.0 to 192.168.255.255
18. PRIVATE ADDRESS
Special Address:
Network address & Broadcast Address →
alamat pertama dan terakhir dr network
Loopback → 127.0.0.1
127.0.0.0 – 127.255.255.255
Default route → 0.0.0.0
0.0.0.0 – 0.255.255.255
Link Local Addresses
169.254.0.0 – 169.254.255.255
Testnet Addresses
192.0.2.0 – 192.0.2.255
19. CLASSFULL ADDRESSING • Classful Addressing menyebabkan
banyak alamat yang tidak terpakai
dan mengakibatkan keterbatasan
ketersediaan IPv4 address.
• Classless Addressing
diperkenalkan pada tahun 1990
• Classless Inter-Domain Routing
(CIDR, disebut “cider”)
• Memungkinkan service provider
untuk mengalokasikan IPv4
addresses pada beberapa bit
boundary address (prefix length)
sebagai pegganti dari class A, B,
atau C.
20. PENERAPAN IP ADDRESS
Static Address
- Diterapkan pada sebuah interface host seperti printer, server, perangkat
jaringan yang membutuhkan alamat statik
- Dapat diterapkan untuk setiap host pada jaringan skala kecil
Dynamik Address
- Kebanyakan jaringan menerapkan Dynamic Host Configuration Protocol
(DHCP)
- Server DHCP menyediakan alamat IP address, subnetmask, default
gateway dan informasi lainnya
21. PENERAPAN IP ADDRESS
Static Address
- Diterapkan pada sebuah interface host seperti printer, server, perangkat
jaringan yang membutuhkan alamat statik
- Dapat diterapkan untuk setiap host pada jaringan skala kecil
Dynamik Address
- Kebanyakan jaringan menerapkan Dynamic Host Configuration Protocol
(DHCP)
- Server DHCP menyediakan alamat IP address, subnetmask, default
gateway dan informasi lainnya
23. PENERAPAN IP ADDRESS - Linux
Lokasi direktori file konfigurasi interface
jaringan terletak pada
/etc/network/interface, dapat melakukan
proses editing dengan text editor, text
editor yang digunakan adalah nano.
# nano /etc/network/interfaces
24. LATIHAN
Identifikasi Class, Alamat Network, Alamat Broadcast
dari Alamat IP berikut:
1.192.168.200.4/24
2.172.12.50.5/16
3.12.1.1.100 255.0.0.0
25. SUBNETTING – Latar Belakang
â–Ş Kongesti pada jaringan
Semakin banyak host yang terhubung dalam satu media akan
menurunkan performasi dari jaringan.
â–Ş Kebutuhan keamanan jaringan
26. SUBNETTING – Latar Belakang
Subnetting by Location
Communicating between
Networks
Subnetting by Device Type
27. SUBNETTING – Pembentukan Subnetting
Dalam membentuk subnetting dapat didasarkan:
• Jumlah jaringan
• Jumlah host
28. Pembentukan Subnetting Berdasarkan Jumlah Jaringan
1. Menentukan jumlah jaringan atau subnet yang
dibutuhkan
2. Menghitung jumlah bit 1 yang diwakili oleh x
berdasarkan rumus
3. Jumlah bit hostID baru adalah HosiID lama dikurangi
jumlah bit nomor 2
4. Isi subnetID dengan 1 dan jumlahkan dengan
NetIDLama.
Contoh
Jaringan yang diberikan adalah 192.168.10.0/24 dalam
kelas C dan
29. Pembentukan Subnetting Berdasarkan Jumlah Jaringan
Jawaban:
Kelas C default memiliki NetID 16 bit dan HostID 8 bit, sehingga dapat
dihitung sbb:
1. Jumlah jaringan yang dibutuhkan adalah 4 subnet
2. Jumlah bit 1 adalah 2 bit
3. HostID baru adalah 8 bit – 2 bit = 6 bit hostID
4. SubnetID baru adalah 24 bit + 2 bit = 26 bit SubnetID
11111111. 11111111. 11111111.00000000
NetID Lama HostID Lama
11111111. 11111111. 11111111.11000000
NetID Baru HostID Baru
2x ≥ jumlah subnet.
30. Pembentukan Subnetting Berdasarkan Jumlah Jaringan
Sehingga, terbentuk
subnneting dari alamat IP
192.168.10.0/24:
192.168.10.0/26,
192.168.10.64/26,
192.168.10.128/26,
192.168.10.192/26
31. Pembentukan Subnetting Berdasarkan Jumlah Host
2y-2 ≥ jumlah host per subnet.
Langkah-langkah membentuk Subnetting berdasarkan
jumlah Host:
1. Menentukan jumlah host yang dibutuhkan
2. Menghitung jumlah bit 0 yang diwakili oleh y
berdasarkan rumus
3. Jumlah bit hostID baru jumlah bit pada nomor 2
4. SubnetID baru adalah jumlah SubnetIDLama dengan
jumlah bit 1.
Contoh
Host yang dibutuhkan sebuah jaringan adalah 30 pada
jaringan 192.168.10.0/24 dalam kelas C. Tentukan tabel
pengalamatan subnetting!
32. Pembentukan Subnetting Berdasarkan Jumlah Host
Jawaban:
Kelas C default memiliki NetID 16 bit dan HostID 8 bit, sehingga dapat
dihitung sbb:
1. Jumlah Host yang dibutuhkan adalah 30 host
2. Jumlah bit 0 adalah 5 bit
3. HostID baru adalah 5 bit
4. SubnetID baru adalah 24 bit + (8 bit – 5 bit) = 27 bit SubnetID
11111111. 11111111. 11111111.00000000
NetID Lama HostID Lama
11111111. 11111111. 11111111.11100000
NetID Baru HostID Baru
2y-2 ≥ jumlah host per subnet.
36. LATIHAN
Sebuah Bank Swasta membutuhkan 2 buah jaringan dengan blok IP
address yang diberikan 192.168.100.0/24.
Desainlah IP Addressnya dengan metode subnetting
Kerjakanlah dengan menggunakan Simulasi Cisco Packet Tracer
37. Variable Length Subnet Masking - VLSM
Basic VLSM
• Subnet yang terbentuk tidak harus memiliki ukuran
yang sama, selama range IP address ranges tidak
saling overlap.
• Dalam membentuk VLSM menjadi lebih mudah,
dibentuk subnet dengan dimulai dari kebutuhan host
yang paling banyak.
43. VLSM – WILDCARD MASK
• Wildcard mask panjangnya 32-bit yang dibagi menjadi empat octet.
• Wildcard mask adalah pasangan IP address.
• Angka 1 dan 0 pada mask digunakan untuk mengidentifikasikan bit-bit IP address.
Wildcard mask mewakili proses yang cocok dengan ACL mask-bit.
• Wildcard mask digunakan untuk memungkinkan menerima atau menolak sutau IP
address atau kelompok dari sejumlah IP address.
• Wildcard mask dan subnet mask dibedakan oleh dua hal. Subnet mask
menggunakan biner 1 dan 0 untuk mengidentifikasi jaringan, subnet dan host.
• Wildcard mask menggunakan biner 1 atau 0 untuk memfilter IP address individual
atau grup untuk diijinkan atau ditolak akses.
• Persamaannya hanya satu dua-duanya sama-sama 32-bit.
44. VLSM – WILDCARD MASK
IP = 192.168.1.0
Subnet Mask =255.255.255.0
Wildcard=0.0.0.255
Wildcard diperoleh dari
SM = 255.255.255.0—-> 11111111 11111111 11111111 00000000
255.255.255.255
255.255.255.0
0. 0. 0.255
45. LATIHAN
Sebuah perusahaan swasta memiliki 5 divisi yang masing:
Divisi HRD membutuh 14 user
Divisi Marketing membutuhkan 28 user
Divisi Financial membutuhkan 18 user
Divisi Teknisi Gangguan membutuhkan 90 user
Divisi Operator dan Adminitrasi membutuhkan 20 user
Desain IP Address Jaringan tersebut dengan menggunakan metode
VLSM
Kerjakanlah dengan menggunakan Simulasi Cisco Packet Tracer
46. Sebuah sekolah memiliki 4 ruangan yang masing:
1.Ruang Guru membutuh 18 user
2.Ruang Kelas membutuhkan 50 user
3.Ruang TU membutuhkan 7 user
4.Ruang Lab membutuhkan 90 user
IP network yang tersedia : 192.168.0.0/24
Q U I Z
47. Dalam menerapkan pengalamatan jaringan, menggunakan 3
metode pengalamatan dan dapat digunakan sesuai kebutuhan
jaringan:
1. IP Address
2. Subnetting
3. VLSM
S U M M A R Y