SlideShare a Scribd company logo
1 of 17
IP Address

BAB V
IP ADDRESS
IP address adalah alamat logika yang diberikan ke peralatan jaringan yang
menggunakan protocol TCP/IP.
Angka Biner, Desimal dan Hexadesimal
Dalam ilmu komputer selain menggunakan bilangan desimal
(0,1,2,3,4,5,6,7,8,9), juga digunakan bilangan biner (0 dan 1) dan bilangan
hexadesimal (0,1,2,3,4,5,6,7,8,9,A,B,C,D,E,F  A=10, B=11, C=12, D=13, E=14,
F=15)
Mengubah bilangan biner ke bilangan desimal
Cara 1, yaitu dengan menjumlahkan bilangan biner yang telah dipangkatkan
menurut posisi dalam kelompok bilangan biner tersebut dan di urut dari belakang
contoh :
Ubahlah bilangan biner berikut ini ke bilangan desimal.
(1001)2
= (..................)10
Jawaba :
1.20 + 0.21 + 0.22 + 1.23 = 1+ 0+0+8 = 9 = (9) 10
(110111) 2 = (..................)10
1.20 + 1.21 + 0122 + 0.23 + 1.24. + 1.25 = 1+2+4+ 0+16+32 = 55 = (55) 10
(111001) 2 = (..................)10
1.20 + 0.21 + 0.22 + 1.23 + 1.24 + 1.25 = 1+0+0+8+16+32 = 57 = (57) 10
Cara 2, Dengan menjumlahkan langsung hasil pemangkatan menurut urutan
bilangan biner sesuai posisi dalam kelompoknya, menggunakan tabel
pemangkatan bilangan biner :
Contoh :
23=8
22=4
21=2
20=1
1
0
0
1
Jadi bilangan desimal dari bilangan biner (1001) 2 adalah 8+1 =9 = (9) 10
25=32
24=16
23=8
22=4
21=2
20=1
1
1
0
1
1
1
Jadi bilangan desimal dari bilangan biner (110111) 2 adalah 32+16+4+2+1 =55
= (55) 10
25=32
24=16
23=8
22=4
21=2
20=1
1
1
1
0
0
1
Jadi bilangan desimal dari bilangan biner (111001) 2 adalah 32+16+8+1 = 57 =
(57) 10
Tabel perpangkatan bilangan biner sesuai posisi bilangan biner
211=1024

210=512

29=256

28=128

27=64

Teknik Komputer Jaringan smkn2 Makassar

26=32

25=16

24=8

23=4

21=2

20=1

42
IP Address
Mengubah bilangan biner ke bilangan desimal
Cara menghitung nilai bilangan biner dari bilangan desimal adalah dengan
metode membagi angka desimal dengan angka 2 sambil memperhatikan hasil
sisa pembagian.
Contoh : ubahlah ke bilangan biner dari bilangan desimal :
( 9 )10 = (................)2
9 : 2 = 4 sisa 1
4 : 2 = 2 sisa 0
2 : 2 = 1 sisa 0
1 : 2 = 0 sisa 1
angka biner adalah angka-angka sisa dibaca dari bawah yaitu : (1001) 2
( 55 )10 = (................)2
55 : 2 = 27 sisa 1
27 : 2 = 13 sisa 1
13 : 2 = 6
sisa 1
6 :2=3
sisa 0
3 :2=1
sisa 1
1 :2=0
sisa 1
angka biner adalah angka-angka sisa dibaca dari bawah yaitu : (111011) 2
( 57 )10 = (................)2
57 : 2 = 28 sisa 1
28 : 2 = 14 sisa 0
14 : 2 = 7
sisa 0
7 :2=3
sisa 1
3 :2=1
sisa 1
1 :2=0
sisa 1
angka biner adalah angka-angka sisa dibaca dari bawah yaitu : (111001) 2
Mengubah bilangan biner ke bilangan hexadesimal
Setiap angka hexadesimal 0 sampai F, masing-masing memiliki nilai ekivalen
angka biner 4 bit sebagai berikut :
Hexadesimal
Biner
Hexadesimal
Biner
0
0000
8
1000
1
0001
9
1001
2
0010
A
1010
3
0011
B
1011
4
0100
C
1100
5
0101
D
1101
6
0110
E
1110
7
0111
F
1111
Untuk mengubah angka biner ke hexadesimal, susun angka biner menjadi
kelompok 4 bit, pengelompokan dari bit paling kanan ke kiri. Jika jumlah bit
kelompok terakhir tidak cukup, tambahkan 0 untuk mencukupi 4 bit.

Teknik Komputer Jaringan smkn2 Makassar

43
IP Address
Contoh :
1010
1011
A
B
Jadi angka binar 10101011, angka hexadesimalnya adalah AB, atau sering
ditulis dengan notasi ASCII hexadesimal 0xAB
0010
1100
2
C
Jadi angka binar 101011, angka hexadesimalnya adalah 2B, atau sering ditulis
dengan notasi ASCII hexadesimal 0x2B
0011
0110
1111
0001
3
6
F
1
Jadi angka binar 11011011110001, angka hexadesimalnya adalah 36F1, atau
sering ditulis dengan notasi ASCII hexadesimal 0x36F1
Mengubah bilangan hexadesimal ke bilangan biner
Untuk mengubah angka hexadesimal ke binari tulis nilai angka binari 4 bit
ekivalen dengan angka hexadesimal di atasnya :
Contoh :
A
B
1010
1011
Jadi angka ASCII hexadesimal 0xAB angka binarnya 10101011
Contoh :
2
C
0010
1100
Jadi angka ASCII hexadesimal 0x2C angka binarnya 10101100
Contoh :
0011
0110
1111
0001
3
6
F
1
Jadi angka ASCII hexadesimal 0x36F1 angka binarnya 11011011110001
Kelas IP Address.
IP Address yang digunakan adalah Ipv4, terdiri dari 32 bit angka biner, yang
ditulis dengan empat kelompok terdiri dari 8 bit yang dipisah oleh tanda titik,
yaitu :
Mulai dari :0. 0. 0. 0
= 00000000.00000000.00000000.00000000
sampai
: 255.255.255.255
= 11111111.11111111.11111111.11111111
Secara simbolik IP address tersebut dapat dituliskan sebagai empat kelompok
angka sebagai berikut :

W

X

Teknik Komputer Jaringan smkn2 Makassar

Y

Z
44
IP Address

Sebenarnya IP Address terdiri atas dua bagian yaitu Network ID dan Host ID,
Network ID menentukan alamat jaringan, sedangkan host ID menentukan alamat
host atau komputer, Oleh sebab itu IP address memberikan alamat lengkap
suatu komputer berupa gabungan alamat jaringan dan alamat host.
Tabel 12. Kelas-kelas IP Address
Kelas
Network ID
A
W
B
W,X
C
W,X,Y

Host ID
X,Y,Z
Y,Z
Z

Default Subnet Mask
255.0.0.0
255.255.0.0
255.255.255.0

Selain kelas A,B,C yang sering dipakai, masih ada lagi kelas D dan kelas E,
teapi kelas D dipergunakan untuk alamat-alamat multicast dan kelas E
dipersiapkan untuk eksperimentasi.
Agar peralatan dapat mengetahui kelas suatu IP address, maka setiap Ip
address harus memiliki subnet mask. Angka desimal 255 atau biner 11111111
suatu default subnet mask menandakan bahwa oktat tersebut untuk Network ID.
Sedangkan angka desimal 0 atau biner 00000000 default subnet mask
menandakan bahwa oktat tersebut adalah host ID.
Supaya komputer di jaringan bisa saling berhubungan, maka semua komputer
tersebut harus mempunyai network ID yang sama, tetapi host ID yang berbeda,
jika network ID berbeda antara dua komputer maka otomatis dikatakan komputer
tersebut mempunya jaringan yang berbeda, dan tidak bisa saling berkomunikasi
langsung.
Untuk dapat membedakan kelas IP address jaringan komputer, maka dibuat
susunan sebagai berikut :
- Oktat pertama kelas A dimulai dengan angka binari 0
- Oktat pertama kelas B dimulai dengan angka binari 10
- Oktat pertama kelas C dimulai dengan angka binari 110
- Oktat pertama kelas D dimulai dengan angka binari 1110
- Oktat pertama kelas E dimulai dengan angka binari 11110
Tabel 13. Kelas IP Jaringan komputer
Kelas
Kelompok oktat pertama
Berupa angka desimal
A
1 – 126
B
128 – 191
C
192 – 223
D
224 – 239
E
240 – 255

Teknik Komputer Jaringan smkn2 Makassar

Kelompok oktat pertama dalam
Angka biner
00000001 - 01111110
10000000 – 10111111
11000000 – 11011111
11100000 - 11101111
11110000 - 11111111

45
IP Address
Ada beberapa peraturan di dalam penggunaan IP address, yaitu :
1. Network ID 127.0.0.1, tidak dapat digunakan, karena secara default digunakan
untuk keperluan loopback, yaitu IP address yang digunakan komputer untuk
menunjuk dirinya sendiri.
2. Network ID dan Host ID tidak boleh semuanya terdiri atas angka 0, karena
akan diartikan sebagai alamat network (network address) yaitu alamat yang
digunakan untuk menunjuk suatu jaringan.
3. Host ID tidak boleh semuanya terdiri dari angka 1, karena akan diartikan
sebagai network broadcast (broadcast ID) yang merupakan alamat yang
mewakili seluruh jaringan. Pengiriman paket ke alamat ini akan menyebabkan
paket didengar oleh seluruh anggota network tersebut
4. Dalam suatu jaringan network ID harus sama sedangkan host ID harus
berbeda.
Kelas A menyediakan jumlah network ID paling sedikit dan Host ID paling
banyak, karena hanya oktat pertama yang dipakai sebagai network ID,
sedangkan ketiga oktat lainnya dipakai sebagai host ID. Sedangkan kelas C
menyediakan network ID yang paling banyak dan host ID paling sedikt.
Tabel 14. Jumlah network dan host kelas-kelas IP address
Kelas
Kelompok Oktat
Jumlah network ID
Jumlah maksimum host
pertama
maksimum
Per network
A
1 – 126
126
16.777.214
B
128 – 191
16384
65534
C
192 - 223
2.097.152
254
Pemilihan kelas IP address yang akan digunakan sangat tergantung pada jumlah
jaringan dan jumlah host yang dibutuhkan.
Dalam penggunaannya alamat IP terbagi atas dua jenis, yaitu :
1. Public IP address, yaitu alamat IP yang biasa digunakan pada jalur publik,
penggunaan alamat IP publik ini harus melalui proses registrasi ke suatu
organisasi yang menangani masalah penggunaan IP agar tidak terdapat host
yang memiliki alamat IP yang sama.
2. Private IP Address, yaitu alamat IP yang biasa digunakan pada jaringan local.
penggunaannya tidak memerlukan proses registrasi. Alamat-alamat IP yang
tergolong ke dalam IP Privat adalah :
Kelas A = 10. 1-255.1-255.1-255
Kelas B = 172. 16-31. 1-255. 1-255
Kelas C = 192.168.1-255.1-255
Broadcast Address
Terkadang user mengirimkan data tidak hanya ke satu host saja. User atau
aplikasi bisa saja mengirimkan data keseluruh host yang terdapat di sebuah

Teknik Komputer Jaringan smkn2 Makassar

46
IP Address
subnet dengan satu kali pengiriman. Pekerjaan tersebut dapat dilakukan dengan
menggunakan broadcast address.
Broad address terdiri dari 2 jenis, yaitu :
Local Broadcast
Pengiriman yang dilakukan keseluruh host yang terdapat disubnet yang sama
dengan host pengirim. Local broadcast tidak bisa melewati router. Pengiriman
data secara local broadcast dilakukan dengan IP Address 255.255.255.255
Directed Broadcast
Pengiriman yang dilakukan ke seluruh host yang terdapat pada subnet tertentu.
Directed broadcast dapat melewati router, tetapi dapat juga ditahan oleh router
tergantung pada konfigurasi yang diterapkan. Alamat directed broadcast memilki
ciri bahwa seluruh bit yang dimiliki oleh bagian host benilai 1
Subnetting
Subnetting merupakan sebuah teknik peminjaman bagian host untuk dijadikan
bagian network, yang berakibat memperbanyak subnet dan memperkecil jumlah
host, alasan untuk melakukan subnetting, antara lain :
1. Mengurangi traffik jaringan, jika tidak menggunkan router, sebuah host tidak
dapat berkomunikasi dengan host yang memilki alamat network yang berbeda,
Dengan melakukan subnetting berarti juga memperbanyak jumlah broadcast
domain dan memperkecil ukuran broadcast domain, berarti juga mengurangi
lalulintas data dalam sebuah jaringan.
2. Meningkatkan performance jaringan, yang merupakan akibat dari
berkurangnya trafik
3. menyederhanakan managemen, lebih mudah mengidentifikasi dan
mengisolasi masalah yang terjadi dalam jaringan.
Dalam sebuah jaringan IP address yang perlu dipertimbangkan sebelum
memberikan alamat terhadap sebuah jaringan dan host, antara lain :
1. Tentukan jumlah network ID yang diperlukan
- Satu untuk setiap subnet
- satu untuk setiap hubungan ke jaringan WAN
2. Tentukan jumlah host ID yang diperlukan dalam tiap subnet, yakni :
- Satu untuk setiap host
- Satu untuk setiap interface yang terdapat pada router
3. Berdasarkan kebutuhan diatas, buatlah :
- Satu subnet mask untuk seluruh jaringan
- Subnet ID yang bersifat unik untuk setiap segment secara fisik
- Sebuah kisaran dari host untuk setiap subnet

Teknik Komputer Jaringan smkn2 Makassar

47
IP Address
Teknik subnetting pada implementasinya akan berkaitan dengan subnet mask.
Sama halnya dengan IP address, subnet mask dibentuk dari bilangan biner. Agar
pengguna lebih mudah mengenal dan menggunakan subnet mask, bilangan
subnet mask dikonversi ke dalam bentuk bilangan desimal.
Contoh :
Nilai subnet mask default kelas B
Desimal = 255.255.0.0
Biner
= 11111111.11111111.00000000.00000000
Bit 1 menandai bagian network address, bit 0 menandai bagian host address.
Contoh 1 :
Sebuah PC memiliki alamat IP = 10.17.15.3 dan subnet mask = 255.0.0.0, maka
PC tersebut berada pada alamat network 10.0.0.0
IP address = 10.17.15.3 = 00001010. 00010001.00001111.00000011
Subnetmask = 255.0.0.0 = 11111111. 00000000.00000000.00000000
00001010. 00000000.00000000.00000000
Network address
10
0
0
0
Dari contoh di atas dapat disimpulkan bahwa network addres terbentuk dari hasil
operasi logika AND antara nilai IP address dan Subnet mask
Network address = IP Address AND Subnet Mask
Operasi logika AND memiliki aturan bila salah satu atau semua inputn0, maka
outputnya akan 0, output akan 1 bila semua inputnya 1.
Input A
Input B
Output
0
0
0
0
1
0
1
0
0
1
1
1
Dari contoh di atas, maka dapat di ketahui bahwa sebuah PC yang beralamat
dengan IP : 172. 17. 10.11 dan subnet mask 255.255.0.0 maka network ID
adalah : 172.17.0.0
Contoh 2 :
IP address 10.17.15.3 dan menggunakan default subnet mask 255.0.0.0 akan
disubnetting 8 bit. Artinya bagian host yang semula 24 bit akan dipinjam
sebanyak 8 bit, sehingga bit 1 disubnet mask menjadi 16 bit dan banyaknya bit 0
menjadi 16 bit sehingga nilai subnet mask menjadi 255.255.0.0

Teknik Komputer Jaringan smkn2 Makassar

48
IP Address
IP address = 10.17.15.3
= 00001010. 00010001.00001111.00000011
Subnetmask = 255.255.0.0 = 11111111. 00000000.00000000.00000000
00001010. 00010001.00000000.00000000
Network address
10
17
0
0
Karena dilakukan subnetting 8 bit maka nilai Network ID dari 10.17.15.3
Yang semula 10.0.0.0 berubah menjadi 10.17.0.0
Peminjaman bit pada bagian host harus dilakukan secara berurutan sehingga
nilai subnet mask hanya dapat diberi dengan nilai-nilai bilangan berikut :
128
64
32
16
8
4
2
1
1
0
0
0
0
0
0
0
128
1
1
0
0
0
0
0
0
192
1
1
1
0
0
0
0
0
224
1
1
1
1
0
0
0
0
240
1
1
1
1
1
0
0
0
248
1
1
1
1
1
1
0
0
252
1
1
1
1
1
1
1
0
254
1
1
1
1
1
1
1
1
255
Subnetting berfungsi membagi network menjadi beberapa subnetwork dengan
konsekwensi berkurangnya jumlah maksimum host, yang dapat ditampung
dalam satu network.
Contoh 3 :
Sebuah kantor terdiri dari 20 departemen dan masing-masing departemen terdiri
dari 5 user, kantor tersebut memiliki alamat IP 201.222.5.0, lakukan subnetting
agar tiap departemen mempunyai network address yang berbeda.
Diketahui :
Network address = 201.222.5.0
Default subnet mask = 255.255.255.0
Jumlah minimal subnet yang harus dibentuk = 20 subnet
Jumlah minimal host pada tiap-tiap subnet = 5 host
Bit 1 pada subnet mask adalah bagian dari network dan bit 0 adalah bagia dari
host, sehingga dapat ditentukan jumlah bit 0 yang harus diubah menjadi bit 1
sehingga membentuk minimal 20 subnet, hal tersebut dapat dilakukan dengan
rumus :
Banyaknya subnet yang terbentuk = 2X – 2
X = banyaknya bit 1
Berdasarkan rumus di atas maka banyaknya bit 1 yang harus dipinjam adalah
25 – 2 – 2 = 30
30 > 20
berarti banyaknya bit 1 yang dipinjam adalah 5, karena memenuhi persayaratan
tersebut.

Teknik Komputer Jaringan smkn2 Makassar

49
IP Address
Sehingga subnet mask sekarang adalah :
11111111.11111111.1111111.11111000 = 255.255.255.248
hitung jumlah host pada tiap subnet terpenuhi, dengan rumus :
Banyaknya host pada tiap subnet = 2Y - 2
Y = banyak bit 0
Banyak bit 0 untuk host yang tersisa adalah 3 sehingga :
23 – 2 = 6 dan 6 > 5 , sehingga memnuhi persyaratan
Lakukan pengurangan terhadap 256 (nilai yang berasal dari 2 pangkat
banyaknya bit dalam 1 kelompok 8 bit)
256 – 248 = 8
Hasil pengurangan berarti bahwa alamat subnet selalu kelipatan 8
Jadi subnet yang terbentu :
201.222.5.0
201.222.5.8
201.222.5.16
201.222.5.24
201.222.5.248
Contoh 4 :
PC memiliki alamat IP = 172.16.2.120 dan subnet mask = 255.255.255.0,
Tentukan subnet address, directed broadcast, dan range address dari PC
tersebut.
Solusi :
Menentukan subnet address :
IP address = 172.16.2.120
Subnet mask 255.255.255.0
Subnet address
Broadcast address adalah :
Subnet mask
IP address
Roadcast address

= 10101100.00010000.00000010.01111000
= 11111111.11111111.11111111.00000000
= 10101100.00001000.00000010.00000000
172
16
2
0
= 11111111.11111111.11111111.00000000
= 10101100.00010000.00000010.01111000
= 10101100.00010000.00000010.11111111
172
16
2
255

RHA(range Host Address) IP address yang masuk ke dalam subnet IP=
172.16.2.120
RHA = Subnet Address + 1 IP address s/d Broadcast Address – 1 IP address

RHA = 172.16.2.0 + 1 s/d 172.16.2.255-1
RHA = 172.16.2.1 s/d 172.16.2.254
Teknik Komputer Jaringan smkn2 Makassar

50
IP Address

Contoh 5
Sebuah PC memilki alamat IP = 192.16.2.125, subnet mask 255.255.255.248
(kelas C disubnetting 5 bit), tentukan subnet address, broadcast address dan
range host address dari PC tersebut.
Solusi :
Subnet address adalah :
IP address = 192.16.2.125
= 11000000.00010000.00000010.01111101
Subnet mask = 255.255.255.248 = 11111111.11111111.11111111.11111000
Subnet address
= 11000000.00010000.00000010.01111000
192
16
2
120
Broadcast address adalah :
Subnet mask
= 11111111.11111111.11111111.11111000
IP address
= 11000000.00010000.00000010.01111101
Broadcast address
= 11000000.00010000.00000010.01111111
192
16
2
127
RHA = 192.16.2.120 +1 s/d 192.16.2.127-1
RHA = 192.16.2.121 s/d 192.16.2.126
Kelas A maksimum dapat disubnetting 22 bit
Kelas B maksimum dapat disubnetting 14 bit
Kelas C maksimum dapat disubnetting 6 bit
Tabel 15. Subnetting untuk kelas A
Jumlah bit
masked
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22

Jumlah subnet
Invalid
2
6
14
30
62
126
254
510
1022
2046
4094
8910
16382
32766
65534
131070
262142
524266
1048574
2097150
4194302

Teknik Komputer Jaringan smkn2 Makassar

Subnet mask
Invalid
255.192.0.0
255.224.0.0
255.240.0.0
255.248.0.0
255.252.0.0
255.254.0.0
255.255.0.0
255.255.128.0
255.255.192.0
255.255.224.0
255.255.240.0
255.255.248.0
255.255.252.0
255.255.254.0
255.255.255.0
255.255.255.128
255.255.255.192
255.255.255.224
255.255.255.240
255.255.255.248
255.255.255.252

Jumlah host per
subnet
4194302
2097150
1048574
524266
262142
131070
65534
32766
16382
8910
4094
2046
1022
510
254
126
62
30
14
6
2

51
IP Address
23
24

-

255.255.255.254
255.255.255.255

Invalid
invalid

Tabel 16. Subnetting untuk kelas B
Jumlah bit
masked
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16

Jumlah subnet
Invalid
2
6
14
30
62
126
254
510
1022
2046
4094
8910
16382
32766
65534

Subnet mask
Invalid
255.255.192.0
255.255.224.0
255.255.240.0
255.255.248.0
255.255.252.0
255.255.254.0
255.255.255.0
255.255.255.128
255.255.255.192
255.255.255.224
255.255.255.240
255.255.255.248
255.255.255.252
255.255.255.254
255.255.255.255

Jumlah host per
subnet
16382
8910
4094
2046
1022
510
254
126
62
30
14
6
2
Invalid
invalid

Tabel 17. Subnetting untuk kelas B
Jumlah bit
masked
1
2
3
4
5
6
7
8

Jumlah subnet
Invalid
2
6
14
30
62
126
254

Subnet mask
Invalid
255.255.255.192
255.255.255.224
255.255.255.240
255.255.255.248
255.255.255.252
255.255.255.254
255.255.255.255

Jumlah host per
subnet
62
30
14
6
2
Invalid
invalid

Untuk menghitung jumlah subnet dipergunakan rumus :
Jumlah Subnet = 2n – 2
N adalah jumlah bit yang disubnetting (diubah menjadi 1
Untuk menghitung jumlah host persubnet dipergunakan rumus :
Jumlah host per subnet = 2 N -2
N adalah bit yang masih tersisa untuk host ID
Contoh : kelas B yang telah disubnetting 3 bit, maka subnet masknya adalah :
11111111.11111111.11111111.11100000.00000000 atau 255.255.224.0

Teknik Komputer Jaringan smkn2 Makassar

52
IP Address
Jumlah subnet = 2 3 – 2 = 6
Jumlah host per subnet = 2 13 – 2 = 8190
Notasi Dengan Prefix
Penulisan IP address dengan cara singkat di sebut prefix sebagai contoh IP
address 130.202.10.15 dengan subnet mask 255.255.0.0, dapat ditulis secara
singkat sebagai 130.202.10.15/16, angka 16 dibelakang garis miring (prefix)
menandakan bahwa 16 bit dari subnet mask terdiri dari angka biner 1 yaitu :
11111111.11111111.00000000.00000000 atau 255.255.0.0
Notasi penulisan ini berlaku juga untuk IP address yang menggunakan metoda
subnetting, sebagai contoh : 192.168.1.3 dengan subnet mask 255.255.255.248
dapat ditulis secara singkat sebagai 192.168.1.3/29, angka 29 dibelakang garis
miring menandakan bahwa 29 bit subnet mask terdiri dari angka biner 1 yaitu :
11111111.11111111.11111111.11111000 = 255.255.255.248
Classless Inter Domain Routing (CIDR)
Pada tahun 1992, Lembaga IETF (Internet Engineering TaskForce)
memperkenalkan suatu konsep baru yang dinamakan supernetting atau
Classless Inter-Domain Routing (CIDR)
CIDR menghindari cara pemberian IP address yang menggunkan kelas A,B,C.
CIDR menggunkan network prefix dengan panjang tertentu . Prefix lenght
menentukan jumlah bit sebelah kiri yang akan dipergunakan sebagai network ID.
Sebagai contoh, jika suatu IP address memiliki 18 bit sebagai network ID. IP
address tersebut akan diberikan prefix length 18 bit atau umunya ditulis sebagai /
18 misalnya : 125.25.10.1/18
Sebagai contoh, suatu address blok 195.25.16.0/20 dengan IP address berkelas
memberikan blok 4096 blok/20 dan harus dibagi menjadi 16 blok/24. Setiap
perusahaan harus menerima blok IP address yang sama karena harus
memenuhi peraturan kelas yang sudah ditentukan, seperti contoh berikut :
Blok-1 195.20.16.0/24
Blok-2 195.20.17.0/24
Blok-3 195.20.18.0/24
Blok-4 195.20.19.0/24
Blok-5 195.20.20.0/24
Blok-6 195.20.21.0/24
Blok-7 195.20.22.0/24
Blok-8 195.20.23.0/24
Blok-9 195.20.24.0/24
Blok-10 195.20.25.0/24
Blok-1 1 195.20.26.0/24

Teknik Komputer Jaringan smkn2 Makassar

53
IP Address
Blok-1 2 195.20.27.0/24
Blok-1 3 195.20.28.0/24
Blok-1 4 195.20.29.0/24
Blok-1 5 195.20.30.0/24
Blok-1 6 195.20.31.0/24
Pada metoda CDIR, maka blok 195.25.16.0/20 dapat dibagi-bagi tergantung
pada kebutuhan pemakai. Blok tersebut dapat dibagi menjadi dua blok A dan B
yang sama besar. Blok A dapat diberikan ke perusahaan yang memerlukan IP
address yang besar jumlahnya. Blok B kemudian dapat dibagi menjadi blok C
dan D yang masing-masing mempunyai ¼ jumlah IP address. Blok C dapat
dibagi lagi menjadi 2 blok E dan F yang mempunyai 1/8 jumlah IP address.
Blok-A 195.20.16.0/21 dengan 2048 IP Address dan
Blok-B 195.20.24.0/21 dengan 2048 IP Address
Blok-B kemudian dapat dibagi dua menjadi blok D dan E :
Blok-D 195.20.24.0/22 dengan 1024 IP address
Blok-E 195.20.28.0/22 dengan 1024 IP address
Blok E kemudian dapat dibagi dua menjadi blok F dan G
Blok-F 195.20.24.0/23 dengan 512 IP address
Blok-G 195.20.30.0/23 dengan 512 IP address
Variable Length Subnet Masks (VLSM)
Network address yang menggunakan lebih dari satu subnet mask disebut
Variable Length Subnet Mask (VLSM) .
Untuk jelasnya perhatiakan contoh berikut ini. Suatu network address
150.20.0.0/16 akan dipergunakan metoda VLSM.
Pertama-tama dengan subnetting, bagi network address tersebut menjadi 16
blok address yang sama besarnya, sebagai berikut :
Blok-1 150.20.0.0/20
Blok-2 150.20.16.0/20
Blok-3 150.20.32.0/20
Blok-4 150.20.48.0/20
Blok-5 150.20.64.0/20
Blok-6 150.20.80.0/20
................
Blok-16 150.20.80.0/20
Berikutnya, blok – 3 150.20.32.0 akan dibagi lagi menjadi 16 blok address yang
sama besar sebagai berikut :
Blok 3-1 150.20.32.0/24
Blok 3-1 150.20.33.0/24
Blok 3-1 150.20.34.0/24

Teknik Komputer Jaringan smkn2 Makassar

54
IP Address
Blok 3-1 150.20.35.0/24
Blok 3-1 150.20.36.0/24
Blok 3-1 150.20.37.0/24
............................
Blok 3-1 150.20.47.0/24
Berikutnya, blok 3-4 150.20.35.0/24 akan dibagi lagi menjadi 8 blok address
yang sama besar sebagai berikut :
Blok 3-4-1 150.30.32.0/27
Blok 3-4-2 150.30.32.32/27
Blok 3-4-3 150.30.32.64/27
Blok 3-4-4 150.30.32.96/27
Blok 3-4-5 150.30.32.128/27
Blok 3-4-6 150.30.32.160/27
Blok 3-4-7 150.30.32.192/27
Blok 3-4-8 150.30.32.224/27
Metode CIDR dan VLSM mirip satu dengan yang lain, yaitu suatu blok network
address dapat dibagi lebih lanjut menjadi sejumlah blok IP address yang lebih
kecil.
Perbedaan CIDR dengan VLSM adalah pembagian blok pada metoda VLSM
dilakukan oleh pemilik network address yang memiliki blok network address yang
telah diberikan padanya, oleh sebab itu tidak dikenali oleh internet. Sedangkan
dengan metoda CIDR, lembaga pemberi IP address yang membagikan blok-blok
IP address tersebut sehingga dikenal oleh internet.
Konsep Routing
Sebelum membahas konsep routing, perlu dipahami aturan dasar routing dan
memahami penomoran IP.
Contoh 1 :
Host A dengan IP
Host B dengan IP
Host C dengan IP

128. 1. 1.1 (IP kelas B, Network ID 128.1. x. x )
128. 1. 1.6 (IP kelas B, Network ID 128.1. x. x )
128. 2. 2.8 (IP kelas B, Network ID 128.2. x. x )

Pada contoh di atas host A dan host B dapat berkomunikasi secara langsung
karena memiliki network ID yang sama, tetapi host A dan B tidak dapat
berkomunikasi secara langsung dengan host C karena memiliki network ID yang
berbeda.
Contoh 2 :
Host X dengan IP
Host Y dengan IP

192. 168. 0.1 (IP kelas C, Network ID 192.168.0. x )
Subnetmask 255.255.255.0
192. 168. 0.6 (IP kelas C, Network ID 192.168.0. x )
Subnetmask 255.255.255.0

Teknik Komputer Jaringan smkn2 Makassar

55
IP Address
Host Z dengan IP

192. 168. 0.8 (IP kelas C, Network ID 192.168.0. x )
Subnetmask. 255.255.255.240

Pada contoh di atas host A dan host B dapat berkomunikasi secara langsung
karena memiliki network ID yang sama, tetapi host A dan B tidak dapat
berkomunikasi secara langsung dengan host C karena memiliki network ID yang
berbeda.
Pada contoh 2, host X dan host Y dapat berkomunikasi secara langsung karena
memiliki network ID dan Subnetmask yang sama, sedangkan host X dan Y tidak
dapat berkomunikasi langsung dengan host Z meskipun memiliki network ID
yang sama karena subnetmasknya berbeda.
Untuk mengatasi hal tersebut diatas maka digunakan Router yang berfungsi
untuk menghubungkan dua buah jaringan yang berbeda atau mengarahkan rute
yang terbaik untuk mencapai network tujuan atau yang diharapkan.
Untuk menghubungkan dua jaringan yang berbeda dapat dihubungkan dengan
menggunakan PC yang berbasis Windows NT atau Linux, dengan memasang
dua buah NIC, dalam hal ini berarti telah dibuat router praktis dengan segala
keterbatasannya. Di pasaran ada bermacam-macam merek router, antara lain :
Baynetwork,3COM, Cisco dan lain-lain.
Routing
Data-data dari device yang terhubung ke internet dikirm dalam bentuk datagram,
yaitu paket data yang didefinisikan oleh IP. Datagram memiliki alamat tujuan
paket data. Internet Protocol memeriksa alamat ini untuk menyampaikan
datagaram dari device asal ke device tujuan. Jika alamat tujuan datagram
tersebut terletak dalam satu jaringan dengan device asal, datagram langsung
disampaikan kepada device tujuan tersebut. Jika ternyata alamat tujuan
datagram tidak terdapat di jaringan yang sama, datagram akan disampaikan
kepada router yang paling tepat (the best available router)
Net A. 192.168.0.0

Net B. 172.16.12.0
Server

server

Host

host
Switch

Host

Router

host

switch

host

host

Gambar.27 Routing datagram antarnetwork

Teknik Komputer Jaringan smkn2 Makassar

56
IP Address
Router menjadi perangkat (device) yang melakukan fungsi meneruskan
datagram IP pada network layer. Router memiliki lebih dari satu Network
Interface card (NIC) dan dapat meneruskan datagram dari satu NIC ke NIC yang
lain. Untuk setiap datagram yang diterima, router memeriksa apakah datagram
tersebut memang ditujukan kepada dirinya. Jika ternyata ditujukan untuk router
tersebut, datagram akan diteruskan ke lapisan transport. Jika datagram tidak
ditujukan kepada router tersebut, yang akan diperiksa adalah forwarding table
yang dimilikinya untuk memutuskan kemana seharusnya datagram tersebut
ditujukan. Forwarding table adalahtabel yang terdiri dari pasangan IP (alamat
host atau alamat jaringan), alamat router dan interface tempat keluar datagram.
Jika tidak menemukan sebuah barispun dalam forwarding table yang sesuai
dengan almat tujuan, router akan memberikan pesan kepada pengirim bahwa
alamat yang dituju tidak dapat dicapai.
Routing Statik dan Dinamik
Secara umum mekanisme koordinasi routing dapat dibagi menjadi dua, yaitu
routing statik dan routing dinamik
Pada routing statik, entri-entri dalam forwarding table router diisi dan dihapus
secara manual, sedangkan pada routing dinamik, perubahan dilakukan secara
otomatis melalui protokol routing.
Routing statik adalah : pengaturan routing paling sederhana yang dapat
dilakukan pada setiap jaringan komputer. Menggunakan routing statik murni
dalam sebuah jaringan berarti mengisi setiap entri dalam forwarding table
disetiap router yang berada di jaringan tersebut.
Routing Dinamik adalah cara dimana protokol routing mengatur router-router
sehingga dapat berkomunikasi satu dengan yang lain dan saling memberikan
informasi routing yang dapat mengubah isi forwarding table, tergantung keadaan
jaringannya. Dengan cara ini router-router mengetahui keadaan jaringan terakhir
dan mampu meneruskan datagram ke arah yang benar. Dengan kata lain,
routing dinamik adalah proses pengisian data routing di table routing secara
otomatis.
Tabel.18 Perbedaan routing static dan routing dinamik
Routing Statik

Berfungsi pada protocol IP
Router tidak dapat membagi Informasi
Routing
Routing tabel dibuat dan dihapus secara
Manual
Tidak menggunakan routing Protocol
Microsoft mendukung multihomed system
Seperti router

Teknik Komputer Jaringan smkn2 Makassar

Routing Dinamik

Berfungsi pada inter-routing protocol
Router membagi informasi routing secara
Otomatis
Routing tabel dibuat dan dihapus secara
Dinamis oleh router
Terdapat routing protocol seperti Rip
Atau OSPF
Microsoft mendukung RIP untuk IP dan
IPX/SPX

57
IP Address

Net = A

Net = B

160.1.66.2

160.1.89.2

Net = C
160.1.89.1

computer 1

computer 2

Statik Routing Table
To get to network
160.1.89.0
160.1.66.0
160.1.43.0

160.1.43.2

Statik Routing Table

Use Address
160.1.89.2
160.1.66.2
160.1.89.1

To get to network
160.1.43.0
160.1.89.0
160.1.66.0

Use Address
160.1.43.2
160.1.89.1
160.1.89.2

Gambar 28. Contoh Routing Statik

IP address
160.1.2.2
Default gateway
160.1.2.1
netA

Dinamic routing table
Built by router
to get to network
user interface
160.1.2.0
160.1.4.2
160.1.4.0
160.1.4.1
160.1.6.0
160.1.6.2

160.1.4.2
netB
Router

Router

160.1.6.2 netC

160.1.2.1
160.1.4.1
Dinamic routing table
Built by router
To get network
user interface
160.1.6.0
160.1.4.1
160.1.4.0
160.1.4.2
160.1.2.0
160.1.2.1

IP address
160.1.6.3
Default gateway
160.1.6.2

Gambar 29. Contoh Routing Dinamic

Teknik Komputer Jaringan smkn2 Makassar

58

More Related Content

What's hot

Modul "Pemberian Ip addressing"
Modul "Pemberian Ip addressing"Modul "Pemberian Ip addressing"
Modul "Pemberian Ip addressing"obanganggara
 
Pratikum 2 installasi perangkat jaringan
Pratikum 2 installasi perangkat jaringanPratikum 2 installasi perangkat jaringan
Pratikum 2 installasi perangkat jaringanWilly Winas
 
Pertemuan 13 subnetting cara analisis
Pertemuan 13   subnetting cara analisisPertemuan 13   subnetting cara analisis
Pertemuan 13 subnetting cara analisisaingaingaing
 
Subneting dan super neting
Subneting dan super netingSubneting dan super neting
Subneting dan super netingnina31
 
Subnetting - Perhitungan Subnet
Subnetting - Perhitungan SubnetSubnetting - Perhitungan Subnet
Subnetting - Perhitungan SubnetToenof Moegan
 
IP Address, Subnetting, Routing Makalah jarkom
IP Address, Subnetting, Routing Makalah jarkomIP Address, Subnetting, Routing Makalah jarkom
IP Address, Subnetting, Routing Makalah jarkombalahong
 
Ringkasan Pengalamatan Internet Protocol (IP) Versi 4
Ringkasan Pengalamatan Internet Protocol (IP) Versi 4Ringkasan Pengalamatan Internet Protocol (IP) Versi 4
Ringkasan Pengalamatan Internet Protocol (IP) Versi 4I Putu Hariyadi
 
Teknik Routing Internet
Teknik Routing InternetTeknik Routing Internet
Teknik Routing Internetguest657235
 
Pertemuan 11 ip address
Pertemuan 11   ip addressPertemuan 11   ip address
Pertemuan 11 ip addressaingaingaing
 
Latihan Soal Nubneting Jaringan Komputer
Latihan Soal Nubneting Jaringan KomputerLatihan Soal Nubneting Jaringan Komputer
Latihan Soal Nubneting Jaringan KomputerSimon Patabang
 

What's hot (18)

Modul "Pemberian Ip addressing"
Modul "Pemberian Ip addressing"Modul "Pemberian Ip addressing"
Modul "Pemberian Ip addressing"
 
Pratikum 2 installasi perangkat jaringan
Pratikum 2 installasi perangkat jaringanPratikum 2 installasi perangkat jaringan
Pratikum 2 installasi perangkat jaringan
 
Pertemuan 13 subnetting cara analisis
Pertemuan 13   subnetting cara analisisPertemuan 13   subnetting cara analisis
Pertemuan 13 subnetting cara analisis
 
Pertemuan 11 subnetting ok
Pertemuan 11   subnetting okPertemuan 11   subnetting ok
Pertemuan 11 subnetting ok
 
Subneting dan super neting
Subneting dan super netingSubneting dan super neting
Subneting dan super neting
 
6 subnetting
6 subnetting6 subnetting
6 subnetting
 
Subnetting - Perhitungan Subnet
Subnetting - Perhitungan SubnetSubnetting - Perhitungan Subnet
Subnetting - Perhitungan Subnet
 
IP Address, Subnetting, Routing Makalah jarkom
IP Address, Subnetting, Routing Makalah jarkomIP Address, Subnetting, Routing Makalah jarkom
IP Address, Subnetting, Routing Makalah jarkom
 
Ringkasan Pengalamatan Internet Protocol (IP) Versi 4
Ringkasan Pengalamatan Internet Protocol (IP) Versi 4Ringkasan Pengalamatan Internet Protocol (IP) Versi 4
Ringkasan Pengalamatan Internet Protocol (IP) Versi 4
 
Teknik Routing Internet
Teknik Routing InternetTeknik Routing Internet
Teknik Routing Internet
 
Pertemuan 11 ip address
Pertemuan 11   ip addressPertemuan 11   ip address
Pertemuan 11 ip address
 
Ip address
Ip addressIp address
Ip address
 
5 ip address
5 ip address5 ip address
5 ip address
 
Ip address
Ip addressIp address
Ip address
 
Latihan Soal Nubneting Jaringan Komputer
Latihan Soal Nubneting Jaringan KomputerLatihan Soal Nubneting Jaringan Komputer
Latihan Soal Nubneting Jaringan Komputer
 
Ukk teori tkj_2
Ukk teori tkj_2Ukk teori tkj_2
Ukk teori tkj_2
 
Ip address
Ip addressIp address
Ip address
 
Jaringan dasar
Jaringan dasarJaringan dasar
Jaringan dasar
 

Similar to Ip addres smodultkj

05 week 5_ip_addressing
05 week 5_ip_addressing05 week 5_ip_addressing
05 week 5_ip_addressingSetyady Peace
 
IP Address dan Subnetting
IP Address dan SubnettingIP Address dan Subnetting
IP Address dan SubnettingRiksan Taslim
 
IP ADDRESS .pptx
IP ADDRESS .pptxIP ADDRESS .pptx
IP ADDRESS .pptxFrndyIP
 
IP Address,Sistem Bilangan dan Konversinya
IP Address,Sistem Bilangan dan KonversinyaIP Address,Sistem Bilangan dan Konversinya
IP Address,Sistem Bilangan dan KonversinyaRefita Dinda
 
Rangkuman materi ip address dinar imanda
Rangkuman materi ip address dinar imandaRangkuman materi ip address dinar imanda
Rangkuman materi ip address dinar imandaDinarImanda1
 
Pengertian Ip Address
Pengertian Ip AddressPengertian Ip Address
Pengertian Ip AddressDian Arifin
 
pengenalan ip address.pptx
pengenalan ip address.pptxpengenalan ip address.pptx
pengenalan ip address.pptxiciaftrini
 
Rangkuman materi jaringan komputer ( Ip Address )
Rangkuman materi jaringan komputer ( Ip Address )Rangkuman materi jaringan komputer ( Ip Address )
Rangkuman materi jaringan komputer ( Ip Address )HarrySaftana
 
Konsep dasar ip address
Konsep dasar ip addressKonsep dasar ip address
Konsep dasar ip addressfiqhan
 
Subnetting IPv4 dan IPv6
Subnetting IPv4 dan IPv6Subnetting IPv4 dan IPv6
Subnetting IPv4 dan IPv6engguh123
 
Pengalamatan Jaringan.pptx
Pengalamatan Jaringan.pptxPengalamatan Jaringan.pptx
Pengalamatan Jaringan.pptxJepriM1
 
ip-address
ip-addressip-address
ip-addressNoval Sp
 
KONSEP DAN IMPLEMENTASI TCP ESQ W3 [Autosaved].pptx
KONSEP DAN IMPLEMENTASI TCP ESQ W3 [Autosaved].pptxKONSEP DAN IMPLEMENTASI TCP ESQ W3 [Autosaved].pptx
KONSEP DAN IMPLEMENTASI TCP ESQ W3 [Autosaved].pptxadithya53
 
4 ip address dan subnetting
4 ip address dan subnetting4 ip address dan subnetting
4 ip address dan subnettingBilly Andreas
 

Similar to Ip addres smodultkj (20)

05 week 5_ip_addressing
05 week 5_ip_addressing05 week 5_ip_addressing
05 week 5_ip_addressing
 
Ip address
Ip addressIp address
Ip address
 
IP Address dan Subnetting
IP Address dan SubnettingIP Address dan Subnetting
IP Address dan Subnetting
 
IP ADDRESS .pptx
IP ADDRESS .pptxIP ADDRESS .pptx
IP ADDRESS .pptx
 
IP Address,Sistem Bilangan dan Konversinya
IP Address,Sistem Bilangan dan KonversinyaIP Address,Sistem Bilangan dan Konversinya
IP Address,Sistem Bilangan dan Konversinya
 
Winda ipaddress
Winda ipaddressWinda ipaddress
Winda ipaddress
 
Rangkuman materi ip address dinar imanda
Rangkuman materi ip address dinar imandaRangkuman materi ip address dinar imanda
Rangkuman materi ip address dinar imanda
 
Pengertian Ip Address
Pengertian Ip AddressPengertian Ip Address
Pengertian Ip Address
 
pengenalan ip address.pptx
pengenalan ip address.pptxpengenalan ip address.pptx
pengenalan ip address.pptx
 
Rangkuman materi jaringan komputer ( Ip Address )
Rangkuman materi jaringan komputer ( Ip Address )Rangkuman materi jaringan komputer ( Ip Address )
Rangkuman materi jaringan komputer ( Ip Address )
 
Konsep dasar ip address
Konsep dasar ip addressKonsep dasar ip address
Konsep dasar ip address
 
Subnetting IPv4 dan IPv6
Subnetting IPv4 dan IPv6Subnetting IPv4 dan IPv6
Subnetting IPv4 dan IPv6
 
Rangkuman Addressing
Rangkuman AddressingRangkuman Addressing
Rangkuman Addressing
 
Pengalamatan Jaringan.pptx
Pengalamatan Jaringan.pptxPengalamatan Jaringan.pptx
Pengalamatan Jaringan.pptx
 
ip-address
ip-addressip-address
ip-address
 
KONSEP DAN IMPLEMENTASI TCP ESQ W3 [Autosaved].pptx
KONSEP DAN IMPLEMENTASI TCP ESQ W3 [Autosaved].pptxKONSEP DAN IMPLEMENTASI TCP ESQ W3 [Autosaved].pptx
KONSEP DAN IMPLEMENTASI TCP ESQ W3 [Autosaved].pptx
 
If18 c 18312110_agungprihandono
If18 c 18312110_agungprihandonoIf18 c 18312110_agungprihandono
If18 c 18312110_agungprihandono
 
6. TCP IP 1920.pptx
6. TCP IP 1920.pptx6. TCP IP 1920.pptx
6. TCP IP 1920.pptx
 
Subnetting.pptx
Subnetting.pptxSubnetting.pptx
Subnetting.pptx
 
4 ip address dan subnetting
4 ip address dan subnetting4 ip address dan subnetting
4 ip address dan subnetting
 

Ip addres smodultkj

  • 1. IP Address BAB V IP ADDRESS IP address adalah alamat logika yang diberikan ke peralatan jaringan yang menggunakan protocol TCP/IP. Angka Biner, Desimal dan Hexadesimal Dalam ilmu komputer selain menggunakan bilangan desimal (0,1,2,3,4,5,6,7,8,9), juga digunakan bilangan biner (0 dan 1) dan bilangan hexadesimal (0,1,2,3,4,5,6,7,8,9,A,B,C,D,E,F  A=10, B=11, C=12, D=13, E=14, F=15) Mengubah bilangan biner ke bilangan desimal Cara 1, yaitu dengan menjumlahkan bilangan biner yang telah dipangkatkan menurut posisi dalam kelompok bilangan biner tersebut dan di urut dari belakang contoh : Ubahlah bilangan biner berikut ini ke bilangan desimal. (1001)2 = (..................)10 Jawaba : 1.20 + 0.21 + 0.22 + 1.23 = 1+ 0+0+8 = 9 = (9) 10 (110111) 2 = (..................)10 1.20 + 1.21 + 0122 + 0.23 + 1.24. + 1.25 = 1+2+4+ 0+16+32 = 55 = (55) 10 (111001) 2 = (..................)10 1.20 + 0.21 + 0.22 + 1.23 + 1.24 + 1.25 = 1+0+0+8+16+32 = 57 = (57) 10 Cara 2, Dengan menjumlahkan langsung hasil pemangkatan menurut urutan bilangan biner sesuai posisi dalam kelompoknya, menggunakan tabel pemangkatan bilangan biner : Contoh : 23=8 22=4 21=2 20=1 1 0 0 1 Jadi bilangan desimal dari bilangan biner (1001) 2 adalah 8+1 =9 = (9) 10 25=32 24=16 23=8 22=4 21=2 20=1 1 1 0 1 1 1 Jadi bilangan desimal dari bilangan biner (110111) 2 adalah 32+16+4+2+1 =55 = (55) 10 25=32 24=16 23=8 22=4 21=2 20=1 1 1 1 0 0 1 Jadi bilangan desimal dari bilangan biner (111001) 2 adalah 32+16+8+1 = 57 = (57) 10 Tabel perpangkatan bilangan biner sesuai posisi bilangan biner 211=1024 210=512 29=256 28=128 27=64 Teknik Komputer Jaringan smkn2 Makassar 26=32 25=16 24=8 23=4 21=2 20=1 42
  • 2. IP Address Mengubah bilangan biner ke bilangan desimal Cara menghitung nilai bilangan biner dari bilangan desimal adalah dengan metode membagi angka desimal dengan angka 2 sambil memperhatikan hasil sisa pembagian. Contoh : ubahlah ke bilangan biner dari bilangan desimal : ( 9 )10 = (................)2 9 : 2 = 4 sisa 1 4 : 2 = 2 sisa 0 2 : 2 = 1 sisa 0 1 : 2 = 0 sisa 1 angka biner adalah angka-angka sisa dibaca dari bawah yaitu : (1001) 2 ( 55 )10 = (................)2 55 : 2 = 27 sisa 1 27 : 2 = 13 sisa 1 13 : 2 = 6 sisa 1 6 :2=3 sisa 0 3 :2=1 sisa 1 1 :2=0 sisa 1 angka biner adalah angka-angka sisa dibaca dari bawah yaitu : (111011) 2 ( 57 )10 = (................)2 57 : 2 = 28 sisa 1 28 : 2 = 14 sisa 0 14 : 2 = 7 sisa 0 7 :2=3 sisa 1 3 :2=1 sisa 1 1 :2=0 sisa 1 angka biner adalah angka-angka sisa dibaca dari bawah yaitu : (111001) 2 Mengubah bilangan biner ke bilangan hexadesimal Setiap angka hexadesimal 0 sampai F, masing-masing memiliki nilai ekivalen angka biner 4 bit sebagai berikut : Hexadesimal Biner Hexadesimal Biner 0 0000 8 1000 1 0001 9 1001 2 0010 A 1010 3 0011 B 1011 4 0100 C 1100 5 0101 D 1101 6 0110 E 1110 7 0111 F 1111 Untuk mengubah angka biner ke hexadesimal, susun angka biner menjadi kelompok 4 bit, pengelompokan dari bit paling kanan ke kiri. Jika jumlah bit kelompok terakhir tidak cukup, tambahkan 0 untuk mencukupi 4 bit. Teknik Komputer Jaringan smkn2 Makassar 43
  • 3. IP Address Contoh : 1010 1011 A B Jadi angka binar 10101011, angka hexadesimalnya adalah AB, atau sering ditulis dengan notasi ASCII hexadesimal 0xAB 0010 1100 2 C Jadi angka binar 101011, angka hexadesimalnya adalah 2B, atau sering ditulis dengan notasi ASCII hexadesimal 0x2B 0011 0110 1111 0001 3 6 F 1 Jadi angka binar 11011011110001, angka hexadesimalnya adalah 36F1, atau sering ditulis dengan notasi ASCII hexadesimal 0x36F1 Mengubah bilangan hexadesimal ke bilangan biner Untuk mengubah angka hexadesimal ke binari tulis nilai angka binari 4 bit ekivalen dengan angka hexadesimal di atasnya : Contoh : A B 1010 1011 Jadi angka ASCII hexadesimal 0xAB angka binarnya 10101011 Contoh : 2 C 0010 1100 Jadi angka ASCII hexadesimal 0x2C angka binarnya 10101100 Contoh : 0011 0110 1111 0001 3 6 F 1 Jadi angka ASCII hexadesimal 0x36F1 angka binarnya 11011011110001 Kelas IP Address. IP Address yang digunakan adalah Ipv4, terdiri dari 32 bit angka biner, yang ditulis dengan empat kelompok terdiri dari 8 bit yang dipisah oleh tanda titik, yaitu : Mulai dari :0. 0. 0. 0 = 00000000.00000000.00000000.00000000 sampai : 255.255.255.255 = 11111111.11111111.11111111.11111111 Secara simbolik IP address tersebut dapat dituliskan sebagai empat kelompok angka sebagai berikut : W X Teknik Komputer Jaringan smkn2 Makassar Y Z 44
  • 4. IP Address Sebenarnya IP Address terdiri atas dua bagian yaitu Network ID dan Host ID, Network ID menentukan alamat jaringan, sedangkan host ID menentukan alamat host atau komputer, Oleh sebab itu IP address memberikan alamat lengkap suatu komputer berupa gabungan alamat jaringan dan alamat host. Tabel 12. Kelas-kelas IP Address Kelas Network ID A W B W,X C W,X,Y Host ID X,Y,Z Y,Z Z Default Subnet Mask 255.0.0.0 255.255.0.0 255.255.255.0 Selain kelas A,B,C yang sering dipakai, masih ada lagi kelas D dan kelas E, teapi kelas D dipergunakan untuk alamat-alamat multicast dan kelas E dipersiapkan untuk eksperimentasi. Agar peralatan dapat mengetahui kelas suatu IP address, maka setiap Ip address harus memiliki subnet mask. Angka desimal 255 atau biner 11111111 suatu default subnet mask menandakan bahwa oktat tersebut untuk Network ID. Sedangkan angka desimal 0 atau biner 00000000 default subnet mask menandakan bahwa oktat tersebut adalah host ID. Supaya komputer di jaringan bisa saling berhubungan, maka semua komputer tersebut harus mempunyai network ID yang sama, tetapi host ID yang berbeda, jika network ID berbeda antara dua komputer maka otomatis dikatakan komputer tersebut mempunya jaringan yang berbeda, dan tidak bisa saling berkomunikasi langsung. Untuk dapat membedakan kelas IP address jaringan komputer, maka dibuat susunan sebagai berikut : - Oktat pertama kelas A dimulai dengan angka binari 0 - Oktat pertama kelas B dimulai dengan angka binari 10 - Oktat pertama kelas C dimulai dengan angka binari 110 - Oktat pertama kelas D dimulai dengan angka binari 1110 - Oktat pertama kelas E dimulai dengan angka binari 11110 Tabel 13. Kelas IP Jaringan komputer Kelas Kelompok oktat pertama Berupa angka desimal A 1 – 126 B 128 – 191 C 192 – 223 D 224 – 239 E 240 – 255 Teknik Komputer Jaringan smkn2 Makassar Kelompok oktat pertama dalam Angka biner 00000001 - 01111110 10000000 – 10111111 11000000 – 11011111 11100000 - 11101111 11110000 - 11111111 45
  • 5. IP Address Ada beberapa peraturan di dalam penggunaan IP address, yaitu : 1. Network ID 127.0.0.1, tidak dapat digunakan, karena secara default digunakan untuk keperluan loopback, yaitu IP address yang digunakan komputer untuk menunjuk dirinya sendiri. 2. Network ID dan Host ID tidak boleh semuanya terdiri atas angka 0, karena akan diartikan sebagai alamat network (network address) yaitu alamat yang digunakan untuk menunjuk suatu jaringan. 3. Host ID tidak boleh semuanya terdiri dari angka 1, karena akan diartikan sebagai network broadcast (broadcast ID) yang merupakan alamat yang mewakili seluruh jaringan. Pengiriman paket ke alamat ini akan menyebabkan paket didengar oleh seluruh anggota network tersebut 4. Dalam suatu jaringan network ID harus sama sedangkan host ID harus berbeda. Kelas A menyediakan jumlah network ID paling sedikit dan Host ID paling banyak, karena hanya oktat pertama yang dipakai sebagai network ID, sedangkan ketiga oktat lainnya dipakai sebagai host ID. Sedangkan kelas C menyediakan network ID yang paling banyak dan host ID paling sedikt. Tabel 14. Jumlah network dan host kelas-kelas IP address Kelas Kelompok Oktat Jumlah network ID Jumlah maksimum host pertama maksimum Per network A 1 – 126 126 16.777.214 B 128 – 191 16384 65534 C 192 - 223 2.097.152 254 Pemilihan kelas IP address yang akan digunakan sangat tergantung pada jumlah jaringan dan jumlah host yang dibutuhkan. Dalam penggunaannya alamat IP terbagi atas dua jenis, yaitu : 1. Public IP address, yaitu alamat IP yang biasa digunakan pada jalur publik, penggunaan alamat IP publik ini harus melalui proses registrasi ke suatu organisasi yang menangani masalah penggunaan IP agar tidak terdapat host yang memiliki alamat IP yang sama. 2. Private IP Address, yaitu alamat IP yang biasa digunakan pada jaringan local. penggunaannya tidak memerlukan proses registrasi. Alamat-alamat IP yang tergolong ke dalam IP Privat adalah : Kelas A = 10. 1-255.1-255.1-255 Kelas B = 172. 16-31. 1-255. 1-255 Kelas C = 192.168.1-255.1-255 Broadcast Address Terkadang user mengirimkan data tidak hanya ke satu host saja. User atau aplikasi bisa saja mengirimkan data keseluruh host yang terdapat di sebuah Teknik Komputer Jaringan smkn2 Makassar 46
  • 6. IP Address subnet dengan satu kali pengiriman. Pekerjaan tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan broadcast address. Broad address terdiri dari 2 jenis, yaitu : Local Broadcast Pengiriman yang dilakukan keseluruh host yang terdapat disubnet yang sama dengan host pengirim. Local broadcast tidak bisa melewati router. Pengiriman data secara local broadcast dilakukan dengan IP Address 255.255.255.255 Directed Broadcast Pengiriman yang dilakukan ke seluruh host yang terdapat pada subnet tertentu. Directed broadcast dapat melewati router, tetapi dapat juga ditahan oleh router tergantung pada konfigurasi yang diterapkan. Alamat directed broadcast memilki ciri bahwa seluruh bit yang dimiliki oleh bagian host benilai 1 Subnetting Subnetting merupakan sebuah teknik peminjaman bagian host untuk dijadikan bagian network, yang berakibat memperbanyak subnet dan memperkecil jumlah host, alasan untuk melakukan subnetting, antara lain : 1. Mengurangi traffik jaringan, jika tidak menggunkan router, sebuah host tidak dapat berkomunikasi dengan host yang memilki alamat network yang berbeda, Dengan melakukan subnetting berarti juga memperbanyak jumlah broadcast domain dan memperkecil ukuran broadcast domain, berarti juga mengurangi lalulintas data dalam sebuah jaringan. 2. Meningkatkan performance jaringan, yang merupakan akibat dari berkurangnya trafik 3. menyederhanakan managemen, lebih mudah mengidentifikasi dan mengisolasi masalah yang terjadi dalam jaringan. Dalam sebuah jaringan IP address yang perlu dipertimbangkan sebelum memberikan alamat terhadap sebuah jaringan dan host, antara lain : 1. Tentukan jumlah network ID yang diperlukan - Satu untuk setiap subnet - satu untuk setiap hubungan ke jaringan WAN 2. Tentukan jumlah host ID yang diperlukan dalam tiap subnet, yakni : - Satu untuk setiap host - Satu untuk setiap interface yang terdapat pada router 3. Berdasarkan kebutuhan diatas, buatlah : - Satu subnet mask untuk seluruh jaringan - Subnet ID yang bersifat unik untuk setiap segment secara fisik - Sebuah kisaran dari host untuk setiap subnet Teknik Komputer Jaringan smkn2 Makassar 47
  • 7. IP Address Teknik subnetting pada implementasinya akan berkaitan dengan subnet mask. Sama halnya dengan IP address, subnet mask dibentuk dari bilangan biner. Agar pengguna lebih mudah mengenal dan menggunakan subnet mask, bilangan subnet mask dikonversi ke dalam bentuk bilangan desimal. Contoh : Nilai subnet mask default kelas B Desimal = 255.255.0.0 Biner = 11111111.11111111.00000000.00000000 Bit 1 menandai bagian network address, bit 0 menandai bagian host address. Contoh 1 : Sebuah PC memiliki alamat IP = 10.17.15.3 dan subnet mask = 255.0.0.0, maka PC tersebut berada pada alamat network 10.0.0.0 IP address = 10.17.15.3 = 00001010. 00010001.00001111.00000011 Subnetmask = 255.0.0.0 = 11111111. 00000000.00000000.00000000 00001010. 00000000.00000000.00000000 Network address 10 0 0 0 Dari contoh di atas dapat disimpulkan bahwa network addres terbentuk dari hasil operasi logika AND antara nilai IP address dan Subnet mask Network address = IP Address AND Subnet Mask Operasi logika AND memiliki aturan bila salah satu atau semua inputn0, maka outputnya akan 0, output akan 1 bila semua inputnya 1. Input A Input B Output 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 Dari contoh di atas, maka dapat di ketahui bahwa sebuah PC yang beralamat dengan IP : 172. 17. 10.11 dan subnet mask 255.255.0.0 maka network ID adalah : 172.17.0.0 Contoh 2 : IP address 10.17.15.3 dan menggunakan default subnet mask 255.0.0.0 akan disubnetting 8 bit. Artinya bagian host yang semula 24 bit akan dipinjam sebanyak 8 bit, sehingga bit 1 disubnet mask menjadi 16 bit dan banyaknya bit 0 menjadi 16 bit sehingga nilai subnet mask menjadi 255.255.0.0 Teknik Komputer Jaringan smkn2 Makassar 48
  • 8. IP Address IP address = 10.17.15.3 = 00001010. 00010001.00001111.00000011 Subnetmask = 255.255.0.0 = 11111111. 00000000.00000000.00000000 00001010. 00010001.00000000.00000000 Network address 10 17 0 0 Karena dilakukan subnetting 8 bit maka nilai Network ID dari 10.17.15.3 Yang semula 10.0.0.0 berubah menjadi 10.17.0.0 Peminjaman bit pada bagian host harus dilakukan secara berurutan sehingga nilai subnet mask hanya dapat diberi dengan nilai-nilai bilangan berikut : 128 64 32 16 8 4 2 1 1 0 0 0 0 0 0 0 128 1 1 0 0 0 0 0 0 192 1 1 1 0 0 0 0 0 224 1 1 1 1 0 0 0 0 240 1 1 1 1 1 0 0 0 248 1 1 1 1 1 1 0 0 252 1 1 1 1 1 1 1 0 254 1 1 1 1 1 1 1 1 255 Subnetting berfungsi membagi network menjadi beberapa subnetwork dengan konsekwensi berkurangnya jumlah maksimum host, yang dapat ditampung dalam satu network. Contoh 3 : Sebuah kantor terdiri dari 20 departemen dan masing-masing departemen terdiri dari 5 user, kantor tersebut memiliki alamat IP 201.222.5.0, lakukan subnetting agar tiap departemen mempunyai network address yang berbeda. Diketahui : Network address = 201.222.5.0 Default subnet mask = 255.255.255.0 Jumlah minimal subnet yang harus dibentuk = 20 subnet Jumlah minimal host pada tiap-tiap subnet = 5 host Bit 1 pada subnet mask adalah bagian dari network dan bit 0 adalah bagia dari host, sehingga dapat ditentukan jumlah bit 0 yang harus diubah menjadi bit 1 sehingga membentuk minimal 20 subnet, hal tersebut dapat dilakukan dengan rumus : Banyaknya subnet yang terbentuk = 2X – 2 X = banyaknya bit 1 Berdasarkan rumus di atas maka banyaknya bit 1 yang harus dipinjam adalah 25 – 2 – 2 = 30 30 > 20 berarti banyaknya bit 1 yang dipinjam adalah 5, karena memenuhi persayaratan tersebut. Teknik Komputer Jaringan smkn2 Makassar 49
  • 9. IP Address Sehingga subnet mask sekarang adalah : 11111111.11111111.1111111.11111000 = 255.255.255.248 hitung jumlah host pada tiap subnet terpenuhi, dengan rumus : Banyaknya host pada tiap subnet = 2Y - 2 Y = banyak bit 0 Banyak bit 0 untuk host yang tersisa adalah 3 sehingga : 23 – 2 = 6 dan 6 > 5 , sehingga memnuhi persyaratan Lakukan pengurangan terhadap 256 (nilai yang berasal dari 2 pangkat banyaknya bit dalam 1 kelompok 8 bit) 256 – 248 = 8 Hasil pengurangan berarti bahwa alamat subnet selalu kelipatan 8 Jadi subnet yang terbentu : 201.222.5.0 201.222.5.8 201.222.5.16 201.222.5.24 201.222.5.248 Contoh 4 : PC memiliki alamat IP = 172.16.2.120 dan subnet mask = 255.255.255.0, Tentukan subnet address, directed broadcast, dan range address dari PC tersebut. Solusi : Menentukan subnet address : IP address = 172.16.2.120 Subnet mask 255.255.255.0 Subnet address Broadcast address adalah : Subnet mask IP address Roadcast address = 10101100.00010000.00000010.01111000 = 11111111.11111111.11111111.00000000 = 10101100.00001000.00000010.00000000 172 16 2 0 = 11111111.11111111.11111111.00000000 = 10101100.00010000.00000010.01111000 = 10101100.00010000.00000010.11111111 172 16 2 255 RHA(range Host Address) IP address yang masuk ke dalam subnet IP= 172.16.2.120 RHA = Subnet Address + 1 IP address s/d Broadcast Address – 1 IP address RHA = 172.16.2.0 + 1 s/d 172.16.2.255-1 RHA = 172.16.2.1 s/d 172.16.2.254 Teknik Komputer Jaringan smkn2 Makassar 50
  • 10. IP Address Contoh 5 Sebuah PC memilki alamat IP = 192.16.2.125, subnet mask 255.255.255.248 (kelas C disubnetting 5 bit), tentukan subnet address, broadcast address dan range host address dari PC tersebut. Solusi : Subnet address adalah : IP address = 192.16.2.125 = 11000000.00010000.00000010.01111101 Subnet mask = 255.255.255.248 = 11111111.11111111.11111111.11111000 Subnet address = 11000000.00010000.00000010.01111000 192 16 2 120 Broadcast address adalah : Subnet mask = 11111111.11111111.11111111.11111000 IP address = 11000000.00010000.00000010.01111101 Broadcast address = 11000000.00010000.00000010.01111111 192 16 2 127 RHA = 192.16.2.120 +1 s/d 192.16.2.127-1 RHA = 192.16.2.121 s/d 192.16.2.126 Kelas A maksimum dapat disubnetting 22 bit Kelas B maksimum dapat disubnetting 14 bit Kelas C maksimum dapat disubnetting 6 bit Tabel 15. Subnetting untuk kelas A Jumlah bit masked 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 Jumlah subnet Invalid 2 6 14 30 62 126 254 510 1022 2046 4094 8910 16382 32766 65534 131070 262142 524266 1048574 2097150 4194302 Teknik Komputer Jaringan smkn2 Makassar Subnet mask Invalid 255.192.0.0 255.224.0.0 255.240.0.0 255.248.0.0 255.252.0.0 255.254.0.0 255.255.0.0 255.255.128.0 255.255.192.0 255.255.224.0 255.255.240.0 255.255.248.0 255.255.252.0 255.255.254.0 255.255.255.0 255.255.255.128 255.255.255.192 255.255.255.224 255.255.255.240 255.255.255.248 255.255.255.252 Jumlah host per subnet 4194302 2097150 1048574 524266 262142 131070 65534 32766 16382 8910 4094 2046 1022 510 254 126 62 30 14 6 2 51
  • 11. IP Address 23 24 - 255.255.255.254 255.255.255.255 Invalid invalid Tabel 16. Subnetting untuk kelas B Jumlah bit masked 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Jumlah subnet Invalid 2 6 14 30 62 126 254 510 1022 2046 4094 8910 16382 32766 65534 Subnet mask Invalid 255.255.192.0 255.255.224.0 255.255.240.0 255.255.248.0 255.255.252.0 255.255.254.0 255.255.255.0 255.255.255.128 255.255.255.192 255.255.255.224 255.255.255.240 255.255.255.248 255.255.255.252 255.255.255.254 255.255.255.255 Jumlah host per subnet 16382 8910 4094 2046 1022 510 254 126 62 30 14 6 2 Invalid invalid Tabel 17. Subnetting untuk kelas B Jumlah bit masked 1 2 3 4 5 6 7 8 Jumlah subnet Invalid 2 6 14 30 62 126 254 Subnet mask Invalid 255.255.255.192 255.255.255.224 255.255.255.240 255.255.255.248 255.255.255.252 255.255.255.254 255.255.255.255 Jumlah host per subnet 62 30 14 6 2 Invalid invalid Untuk menghitung jumlah subnet dipergunakan rumus : Jumlah Subnet = 2n – 2 N adalah jumlah bit yang disubnetting (diubah menjadi 1 Untuk menghitung jumlah host persubnet dipergunakan rumus : Jumlah host per subnet = 2 N -2 N adalah bit yang masih tersisa untuk host ID Contoh : kelas B yang telah disubnetting 3 bit, maka subnet masknya adalah : 11111111.11111111.11111111.11100000.00000000 atau 255.255.224.0 Teknik Komputer Jaringan smkn2 Makassar 52
  • 12. IP Address Jumlah subnet = 2 3 – 2 = 6 Jumlah host per subnet = 2 13 – 2 = 8190 Notasi Dengan Prefix Penulisan IP address dengan cara singkat di sebut prefix sebagai contoh IP address 130.202.10.15 dengan subnet mask 255.255.0.0, dapat ditulis secara singkat sebagai 130.202.10.15/16, angka 16 dibelakang garis miring (prefix) menandakan bahwa 16 bit dari subnet mask terdiri dari angka biner 1 yaitu : 11111111.11111111.00000000.00000000 atau 255.255.0.0 Notasi penulisan ini berlaku juga untuk IP address yang menggunakan metoda subnetting, sebagai contoh : 192.168.1.3 dengan subnet mask 255.255.255.248 dapat ditulis secara singkat sebagai 192.168.1.3/29, angka 29 dibelakang garis miring menandakan bahwa 29 bit subnet mask terdiri dari angka biner 1 yaitu : 11111111.11111111.11111111.11111000 = 255.255.255.248 Classless Inter Domain Routing (CIDR) Pada tahun 1992, Lembaga IETF (Internet Engineering TaskForce) memperkenalkan suatu konsep baru yang dinamakan supernetting atau Classless Inter-Domain Routing (CIDR) CIDR menghindari cara pemberian IP address yang menggunkan kelas A,B,C. CIDR menggunkan network prefix dengan panjang tertentu . Prefix lenght menentukan jumlah bit sebelah kiri yang akan dipergunakan sebagai network ID. Sebagai contoh, jika suatu IP address memiliki 18 bit sebagai network ID. IP address tersebut akan diberikan prefix length 18 bit atau umunya ditulis sebagai / 18 misalnya : 125.25.10.1/18 Sebagai contoh, suatu address blok 195.25.16.0/20 dengan IP address berkelas memberikan blok 4096 blok/20 dan harus dibagi menjadi 16 blok/24. Setiap perusahaan harus menerima blok IP address yang sama karena harus memenuhi peraturan kelas yang sudah ditentukan, seperti contoh berikut : Blok-1 195.20.16.0/24 Blok-2 195.20.17.0/24 Blok-3 195.20.18.0/24 Blok-4 195.20.19.0/24 Blok-5 195.20.20.0/24 Blok-6 195.20.21.0/24 Blok-7 195.20.22.0/24 Blok-8 195.20.23.0/24 Blok-9 195.20.24.0/24 Blok-10 195.20.25.0/24 Blok-1 1 195.20.26.0/24 Teknik Komputer Jaringan smkn2 Makassar 53
  • 13. IP Address Blok-1 2 195.20.27.0/24 Blok-1 3 195.20.28.0/24 Blok-1 4 195.20.29.0/24 Blok-1 5 195.20.30.0/24 Blok-1 6 195.20.31.0/24 Pada metoda CDIR, maka blok 195.25.16.0/20 dapat dibagi-bagi tergantung pada kebutuhan pemakai. Blok tersebut dapat dibagi menjadi dua blok A dan B yang sama besar. Blok A dapat diberikan ke perusahaan yang memerlukan IP address yang besar jumlahnya. Blok B kemudian dapat dibagi menjadi blok C dan D yang masing-masing mempunyai ¼ jumlah IP address. Blok C dapat dibagi lagi menjadi 2 blok E dan F yang mempunyai 1/8 jumlah IP address. Blok-A 195.20.16.0/21 dengan 2048 IP Address dan Blok-B 195.20.24.0/21 dengan 2048 IP Address Blok-B kemudian dapat dibagi dua menjadi blok D dan E : Blok-D 195.20.24.0/22 dengan 1024 IP address Blok-E 195.20.28.0/22 dengan 1024 IP address Blok E kemudian dapat dibagi dua menjadi blok F dan G Blok-F 195.20.24.0/23 dengan 512 IP address Blok-G 195.20.30.0/23 dengan 512 IP address Variable Length Subnet Masks (VLSM) Network address yang menggunakan lebih dari satu subnet mask disebut Variable Length Subnet Mask (VLSM) . Untuk jelasnya perhatiakan contoh berikut ini. Suatu network address 150.20.0.0/16 akan dipergunakan metoda VLSM. Pertama-tama dengan subnetting, bagi network address tersebut menjadi 16 blok address yang sama besarnya, sebagai berikut : Blok-1 150.20.0.0/20 Blok-2 150.20.16.0/20 Blok-3 150.20.32.0/20 Blok-4 150.20.48.0/20 Blok-5 150.20.64.0/20 Blok-6 150.20.80.0/20 ................ Blok-16 150.20.80.0/20 Berikutnya, blok – 3 150.20.32.0 akan dibagi lagi menjadi 16 blok address yang sama besar sebagai berikut : Blok 3-1 150.20.32.0/24 Blok 3-1 150.20.33.0/24 Blok 3-1 150.20.34.0/24 Teknik Komputer Jaringan smkn2 Makassar 54
  • 14. IP Address Blok 3-1 150.20.35.0/24 Blok 3-1 150.20.36.0/24 Blok 3-1 150.20.37.0/24 ............................ Blok 3-1 150.20.47.0/24 Berikutnya, blok 3-4 150.20.35.0/24 akan dibagi lagi menjadi 8 blok address yang sama besar sebagai berikut : Blok 3-4-1 150.30.32.0/27 Blok 3-4-2 150.30.32.32/27 Blok 3-4-3 150.30.32.64/27 Blok 3-4-4 150.30.32.96/27 Blok 3-4-5 150.30.32.128/27 Blok 3-4-6 150.30.32.160/27 Blok 3-4-7 150.30.32.192/27 Blok 3-4-8 150.30.32.224/27 Metode CIDR dan VLSM mirip satu dengan yang lain, yaitu suatu blok network address dapat dibagi lebih lanjut menjadi sejumlah blok IP address yang lebih kecil. Perbedaan CIDR dengan VLSM adalah pembagian blok pada metoda VLSM dilakukan oleh pemilik network address yang memiliki blok network address yang telah diberikan padanya, oleh sebab itu tidak dikenali oleh internet. Sedangkan dengan metoda CIDR, lembaga pemberi IP address yang membagikan blok-blok IP address tersebut sehingga dikenal oleh internet. Konsep Routing Sebelum membahas konsep routing, perlu dipahami aturan dasar routing dan memahami penomoran IP. Contoh 1 : Host A dengan IP Host B dengan IP Host C dengan IP 128. 1. 1.1 (IP kelas B, Network ID 128.1. x. x ) 128. 1. 1.6 (IP kelas B, Network ID 128.1. x. x ) 128. 2. 2.8 (IP kelas B, Network ID 128.2. x. x ) Pada contoh di atas host A dan host B dapat berkomunikasi secara langsung karena memiliki network ID yang sama, tetapi host A dan B tidak dapat berkomunikasi secara langsung dengan host C karena memiliki network ID yang berbeda. Contoh 2 : Host X dengan IP Host Y dengan IP 192. 168. 0.1 (IP kelas C, Network ID 192.168.0. x ) Subnetmask 255.255.255.0 192. 168. 0.6 (IP kelas C, Network ID 192.168.0. x ) Subnetmask 255.255.255.0 Teknik Komputer Jaringan smkn2 Makassar 55
  • 15. IP Address Host Z dengan IP 192. 168. 0.8 (IP kelas C, Network ID 192.168.0. x ) Subnetmask. 255.255.255.240 Pada contoh di atas host A dan host B dapat berkomunikasi secara langsung karena memiliki network ID yang sama, tetapi host A dan B tidak dapat berkomunikasi secara langsung dengan host C karena memiliki network ID yang berbeda. Pada contoh 2, host X dan host Y dapat berkomunikasi secara langsung karena memiliki network ID dan Subnetmask yang sama, sedangkan host X dan Y tidak dapat berkomunikasi langsung dengan host Z meskipun memiliki network ID yang sama karena subnetmasknya berbeda. Untuk mengatasi hal tersebut diatas maka digunakan Router yang berfungsi untuk menghubungkan dua buah jaringan yang berbeda atau mengarahkan rute yang terbaik untuk mencapai network tujuan atau yang diharapkan. Untuk menghubungkan dua jaringan yang berbeda dapat dihubungkan dengan menggunakan PC yang berbasis Windows NT atau Linux, dengan memasang dua buah NIC, dalam hal ini berarti telah dibuat router praktis dengan segala keterbatasannya. Di pasaran ada bermacam-macam merek router, antara lain : Baynetwork,3COM, Cisco dan lain-lain. Routing Data-data dari device yang terhubung ke internet dikirm dalam bentuk datagram, yaitu paket data yang didefinisikan oleh IP. Datagram memiliki alamat tujuan paket data. Internet Protocol memeriksa alamat ini untuk menyampaikan datagaram dari device asal ke device tujuan. Jika alamat tujuan datagram tersebut terletak dalam satu jaringan dengan device asal, datagram langsung disampaikan kepada device tujuan tersebut. Jika ternyata alamat tujuan datagram tidak terdapat di jaringan yang sama, datagram akan disampaikan kepada router yang paling tepat (the best available router) Net A. 192.168.0.0 Net B. 172.16.12.0 Server server Host host Switch Host Router host switch host host Gambar.27 Routing datagram antarnetwork Teknik Komputer Jaringan smkn2 Makassar 56
  • 16. IP Address Router menjadi perangkat (device) yang melakukan fungsi meneruskan datagram IP pada network layer. Router memiliki lebih dari satu Network Interface card (NIC) dan dapat meneruskan datagram dari satu NIC ke NIC yang lain. Untuk setiap datagram yang diterima, router memeriksa apakah datagram tersebut memang ditujukan kepada dirinya. Jika ternyata ditujukan untuk router tersebut, datagram akan diteruskan ke lapisan transport. Jika datagram tidak ditujukan kepada router tersebut, yang akan diperiksa adalah forwarding table yang dimilikinya untuk memutuskan kemana seharusnya datagram tersebut ditujukan. Forwarding table adalahtabel yang terdiri dari pasangan IP (alamat host atau alamat jaringan), alamat router dan interface tempat keluar datagram. Jika tidak menemukan sebuah barispun dalam forwarding table yang sesuai dengan almat tujuan, router akan memberikan pesan kepada pengirim bahwa alamat yang dituju tidak dapat dicapai. Routing Statik dan Dinamik Secara umum mekanisme koordinasi routing dapat dibagi menjadi dua, yaitu routing statik dan routing dinamik Pada routing statik, entri-entri dalam forwarding table router diisi dan dihapus secara manual, sedangkan pada routing dinamik, perubahan dilakukan secara otomatis melalui protokol routing. Routing statik adalah : pengaturan routing paling sederhana yang dapat dilakukan pada setiap jaringan komputer. Menggunakan routing statik murni dalam sebuah jaringan berarti mengisi setiap entri dalam forwarding table disetiap router yang berada di jaringan tersebut. Routing Dinamik adalah cara dimana protokol routing mengatur router-router sehingga dapat berkomunikasi satu dengan yang lain dan saling memberikan informasi routing yang dapat mengubah isi forwarding table, tergantung keadaan jaringannya. Dengan cara ini router-router mengetahui keadaan jaringan terakhir dan mampu meneruskan datagram ke arah yang benar. Dengan kata lain, routing dinamik adalah proses pengisian data routing di table routing secara otomatis. Tabel.18 Perbedaan routing static dan routing dinamik Routing Statik Berfungsi pada protocol IP Router tidak dapat membagi Informasi Routing Routing tabel dibuat dan dihapus secara Manual Tidak menggunakan routing Protocol Microsoft mendukung multihomed system Seperti router Teknik Komputer Jaringan smkn2 Makassar Routing Dinamik Berfungsi pada inter-routing protocol Router membagi informasi routing secara Otomatis Routing tabel dibuat dan dihapus secara Dinamis oleh router Terdapat routing protocol seperti Rip Atau OSPF Microsoft mendukung RIP untuk IP dan IPX/SPX 57
  • 17. IP Address Net = A Net = B 160.1.66.2 160.1.89.2 Net = C 160.1.89.1 computer 1 computer 2 Statik Routing Table To get to network 160.1.89.0 160.1.66.0 160.1.43.0 160.1.43.2 Statik Routing Table Use Address 160.1.89.2 160.1.66.2 160.1.89.1 To get to network 160.1.43.0 160.1.89.0 160.1.66.0 Use Address 160.1.43.2 160.1.89.1 160.1.89.2 Gambar 28. Contoh Routing Statik IP address 160.1.2.2 Default gateway 160.1.2.1 netA Dinamic routing table Built by router to get to network user interface 160.1.2.0 160.1.4.2 160.1.4.0 160.1.4.1 160.1.6.0 160.1.6.2 160.1.4.2 netB Router Router 160.1.6.2 netC 160.1.2.1 160.1.4.1 Dinamic routing table Built by router To get network user interface 160.1.6.0 160.1.4.1 160.1.4.0 160.1.4.2 160.1.2.0 160.1.2.1 IP address 160.1.6.3 Default gateway 160.1.6.2 Gambar 29. Contoh Routing Dinamic Teknik Komputer Jaringan smkn2 Makassar 58