1. IP Address
BAB V
IP ADDRESS
IP address adalah alamat logika yang diberikan ke peralatan jaringan yang
menggunakan protocol TCP/IP.
Angka Biner, Desimal dan Hexadesimal
Dalam ilmu komputer selain menggunakan bilangan desimal
(0,1,2,3,4,5,6,7,8,9), juga digunakan bilangan biner (0 dan 1) dan bilangan
hexadesimal (0,1,2,3,4,5,6,7,8,9,A,B,C,D,E,F A=10, B=11, C=12, D=13, E=14,
F=15)
Mengubah bilangan biner ke bilangan desimal
Cara 1, yaitu dengan menjumlahkan bilangan biner yang telah dipangkatkan
menurut posisi dalam kelompok bilangan biner tersebut dan di urut dari belakang
contoh :
Ubahlah bilangan biner berikut ini ke bilangan desimal.
(1001)2
= (..................)10
Jawaba :
1.20 + 0.21 + 0.22 + 1.23 = 1+ 0+0+8 = 9 = (9) 10
(110111) 2 = (..................)10
1.20 + 1.21 + 0122 + 0.23 + 1.24. + 1.25 = 1+2+4+ 0+16+32 = 55 = (55) 10
(111001) 2 = (..................)10
1.20 + 0.21 + 0.22 + 1.23 + 1.24 + 1.25 = 1+0+0+8+16+32 = 57 = (57) 10
Cara 2, Dengan menjumlahkan langsung hasil pemangkatan menurut urutan
bilangan biner sesuai posisi dalam kelompoknya, menggunakan tabel
pemangkatan bilangan biner :
Contoh :
23=8
22=4
21=2
20=1
1
0
0
1
Jadi bilangan desimal dari bilangan biner (1001) 2 adalah 8+1 =9 = (9) 10
25=32
24=16
23=8
22=4
21=2
20=1
1
1
0
1
1
1
Jadi bilangan desimal dari bilangan biner (110111) 2 adalah 32+16+4+2+1 =55
= (55) 10
25=32
24=16
23=8
22=4
21=2
20=1
1
1
1
0
0
1
Jadi bilangan desimal dari bilangan biner (111001) 2 adalah 32+16+8+1 = 57 =
(57) 10
Tabel perpangkatan bilangan biner sesuai posisi bilangan biner
211=1024
210=512
29=256
28=128
27=64
Teknik Komputer Jaringan smkn2 Makassar
26=32
25=16
24=8
23=4
21=2
20=1
42
2. IP Address
Mengubah bilangan biner ke bilangan desimal
Cara menghitung nilai bilangan biner dari bilangan desimal adalah dengan
metode membagi angka desimal dengan angka 2 sambil memperhatikan hasil
sisa pembagian.
Contoh : ubahlah ke bilangan biner dari bilangan desimal :
( 9 )10 = (................)2
9 : 2 = 4 sisa 1
4 : 2 = 2 sisa 0
2 : 2 = 1 sisa 0
1 : 2 = 0 sisa 1
angka biner adalah angka-angka sisa dibaca dari bawah yaitu : (1001) 2
( 55 )10 = (................)2
55 : 2 = 27 sisa 1
27 : 2 = 13 sisa 1
13 : 2 = 6
sisa 1
6 :2=3
sisa 0
3 :2=1
sisa 1
1 :2=0
sisa 1
angka biner adalah angka-angka sisa dibaca dari bawah yaitu : (111011) 2
( 57 )10 = (................)2
57 : 2 = 28 sisa 1
28 : 2 = 14 sisa 0
14 : 2 = 7
sisa 0
7 :2=3
sisa 1
3 :2=1
sisa 1
1 :2=0
sisa 1
angka biner adalah angka-angka sisa dibaca dari bawah yaitu : (111001) 2
Mengubah bilangan biner ke bilangan hexadesimal
Setiap angka hexadesimal 0 sampai F, masing-masing memiliki nilai ekivalen
angka biner 4 bit sebagai berikut :
Hexadesimal
Biner
Hexadesimal
Biner
0
0000
8
1000
1
0001
9
1001
2
0010
A
1010
3
0011
B
1011
4
0100
C
1100
5
0101
D
1101
6
0110
E
1110
7
0111
F
1111
Untuk mengubah angka biner ke hexadesimal, susun angka biner menjadi
kelompok 4 bit, pengelompokan dari bit paling kanan ke kiri. Jika jumlah bit
kelompok terakhir tidak cukup, tambahkan 0 untuk mencukupi 4 bit.
Teknik Komputer Jaringan smkn2 Makassar
43
3. IP Address
Contoh :
1010
1011
A
B
Jadi angka binar 10101011, angka hexadesimalnya adalah AB, atau sering
ditulis dengan notasi ASCII hexadesimal 0xAB
0010
1100
2
C
Jadi angka binar 101011, angka hexadesimalnya adalah 2B, atau sering ditulis
dengan notasi ASCII hexadesimal 0x2B
0011
0110
1111
0001
3
6
F
1
Jadi angka binar 11011011110001, angka hexadesimalnya adalah 36F1, atau
sering ditulis dengan notasi ASCII hexadesimal 0x36F1
Mengubah bilangan hexadesimal ke bilangan biner
Untuk mengubah angka hexadesimal ke binari tulis nilai angka binari 4 bit
ekivalen dengan angka hexadesimal di atasnya :
Contoh :
A
B
1010
1011
Jadi angka ASCII hexadesimal 0xAB angka binarnya 10101011
Contoh :
2
C
0010
1100
Jadi angka ASCII hexadesimal 0x2C angka binarnya 10101100
Contoh :
0011
0110
1111
0001
3
6
F
1
Jadi angka ASCII hexadesimal 0x36F1 angka binarnya 11011011110001
Kelas IP Address.
IP Address yang digunakan adalah Ipv4, terdiri dari 32 bit angka biner, yang
ditulis dengan empat kelompok terdiri dari 8 bit yang dipisah oleh tanda titik,
yaitu :
Mulai dari :0. 0. 0. 0
= 00000000.00000000.00000000.00000000
sampai
: 255.255.255.255
= 11111111.11111111.11111111.11111111
Secara simbolik IP address tersebut dapat dituliskan sebagai empat kelompok
angka sebagai berikut :
W
X
Teknik Komputer Jaringan smkn2 Makassar
Y
Z
44
4. IP Address
Sebenarnya IP Address terdiri atas dua bagian yaitu Network ID dan Host ID,
Network ID menentukan alamat jaringan, sedangkan host ID menentukan alamat
host atau komputer, Oleh sebab itu IP address memberikan alamat lengkap
suatu komputer berupa gabungan alamat jaringan dan alamat host.
Tabel 12. Kelas-kelas IP Address
Kelas
Network ID
A
W
B
W,X
C
W,X,Y
Host ID
X,Y,Z
Y,Z
Z
Default Subnet Mask
255.0.0.0
255.255.0.0
255.255.255.0
Selain kelas A,B,C yang sering dipakai, masih ada lagi kelas D dan kelas E,
teapi kelas D dipergunakan untuk alamat-alamat multicast dan kelas E
dipersiapkan untuk eksperimentasi.
Agar peralatan dapat mengetahui kelas suatu IP address, maka setiap Ip
address harus memiliki subnet mask. Angka desimal 255 atau biner 11111111
suatu default subnet mask menandakan bahwa oktat tersebut untuk Network ID.
Sedangkan angka desimal 0 atau biner 00000000 default subnet mask
menandakan bahwa oktat tersebut adalah host ID.
Supaya komputer di jaringan bisa saling berhubungan, maka semua komputer
tersebut harus mempunyai network ID yang sama, tetapi host ID yang berbeda,
jika network ID berbeda antara dua komputer maka otomatis dikatakan komputer
tersebut mempunya jaringan yang berbeda, dan tidak bisa saling berkomunikasi
langsung.
Untuk dapat membedakan kelas IP address jaringan komputer, maka dibuat
susunan sebagai berikut :
- Oktat pertama kelas A dimulai dengan angka binari 0
- Oktat pertama kelas B dimulai dengan angka binari 10
- Oktat pertama kelas C dimulai dengan angka binari 110
- Oktat pertama kelas D dimulai dengan angka binari 1110
- Oktat pertama kelas E dimulai dengan angka binari 11110
Tabel 13. Kelas IP Jaringan komputer
Kelas
Kelompok oktat pertama
Berupa angka desimal
A
1 – 126
B
128 – 191
C
192 – 223
D
224 – 239
E
240 – 255
Teknik Komputer Jaringan smkn2 Makassar
Kelompok oktat pertama dalam
Angka biner
00000001 - 01111110
10000000 – 10111111
11000000 – 11011111
11100000 - 11101111
11110000 - 11111111
45
5. IP Address
Ada beberapa peraturan di dalam penggunaan IP address, yaitu :
1. Network ID 127.0.0.1, tidak dapat digunakan, karena secara default digunakan
untuk keperluan loopback, yaitu IP address yang digunakan komputer untuk
menunjuk dirinya sendiri.
2. Network ID dan Host ID tidak boleh semuanya terdiri atas angka 0, karena
akan diartikan sebagai alamat network (network address) yaitu alamat yang
digunakan untuk menunjuk suatu jaringan.
3. Host ID tidak boleh semuanya terdiri dari angka 1, karena akan diartikan
sebagai network broadcast (broadcast ID) yang merupakan alamat yang
mewakili seluruh jaringan. Pengiriman paket ke alamat ini akan menyebabkan
paket didengar oleh seluruh anggota network tersebut
4. Dalam suatu jaringan network ID harus sama sedangkan host ID harus
berbeda.
Kelas A menyediakan jumlah network ID paling sedikit dan Host ID paling
banyak, karena hanya oktat pertama yang dipakai sebagai network ID,
sedangkan ketiga oktat lainnya dipakai sebagai host ID. Sedangkan kelas C
menyediakan network ID yang paling banyak dan host ID paling sedikt.
Tabel 14. Jumlah network dan host kelas-kelas IP address
Kelas
Kelompok Oktat
Jumlah network ID
Jumlah maksimum host
pertama
maksimum
Per network
A
1 – 126
126
16.777.214
B
128 – 191
16384
65534
C
192 - 223
2.097.152
254
Pemilihan kelas IP address yang akan digunakan sangat tergantung pada jumlah
jaringan dan jumlah host yang dibutuhkan.
Dalam penggunaannya alamat IP terbagi atas dua jenis, yaitu :
1. Public IP address, yaitu alamat IP yang biasa digunakan pada jalur publik,
penggunaan alamat IP publik ini harus melalui proses registrasi ke suatu
organisasi yang menangani masalah penggunaan IP agar tidak terdapat host
yang memiliki alamat IP yang sama.
2. Private IP Address, yaitu alamat IP yang biasa digunakan pada jaringan local.
penggunaannya tidak memerlukan proses registrasi. Alamat-alamat IP yang
tergolong ke dalam IP Privat adalah :
Kelas A = 10. 1-255.1-255.1-255
Kelas B = 172. 16-31. 1-255. 1-255
Kelas C = 192.168.1-255.1-255
Broadcast Address
Terkadang user mengirimkan data tidak hanya ke satu host saja. User atau
aplikasi bisa saja mengirimkan data keseluruh host yang terdapat di sebuah
Teknik Komputer Jaringan smkn2 Makassar
46
6. IP Address
subnet dengan satu kali pengiriman. Pekerjaan tersebut dapat dilakukan dengan
menggunakan broadcast address.
Broad address terdiri dari 2 jenis, yaitu :
Local Broadcast
Pengiriman yang dilakukan keseluruh host yang terdapat disubnet yang sama
dengan host pengirim. Local broadcast tidak bisa melewati router. Pengiriman
data secara local broadcast dilakukan dengan IP Address 255.255.255.255
Directed Broadcast
Pengiriman yang dilakukan ke seluruh host yang terdapat pada subnet tertentu.
Directed broadcast dapat melewati router, tetapi dapat juga ditahan oleh router
tergantung pada konfigurasi yang diterapkan. Alamat directed broadcast memilki
ciri bahwa seluruh bit yang dimiliki oleh bagian host benilai 1
Subnetting
Subnetting merupakan sebuah teknik peminjaman bagian host untuk dijadikan
bagian network, yang berakibat memperbanyak subnet dan memperkecil jumlah
host, alasan untuk melakukan subnetting, antara lain :
1. Mengurangi traffik jaringan, jika tidak menggunkan router, sebuah host tidak
dapat berkomunikasi dengan host yang memilki alamat network yang berbeda,
Dengan melakukan subnetting berarti juga memperbanyak jumlah broadcast
domain dan memperkecil ukuran broadcast domain, berarti juga mengurangi
lalulintas data dalam sebuah jaringan.
2. Meningkatkan performance jaringan, yang merupakan akibat dari
berkurangnya trafik
3. menyederhanakan managemen, lebih mudah mengidentifikasi dan
mengisolasi masalah yang terjadi dalam jaringan.
Dalam sebuah jaringan IP address yang perlu dipertimbangkan sebelum
memberikan alamat terhadap sebuah jaringan dan host, antara lain :
1. Tentukan jumlah network ID yang diperlukan
- Satu untuk setiap subnet
- satu untuk setiap hubungan ke jaringan WAN
2. Tentukan jumlah host ID yang diperlukan dalam tiap subnet, yakni :
- Satu untuk setiap host
- Satu untuk setiap interface yang terdapat pada router
3. Berdasarkan kebutuhan diatas, buatlah :
- Satu subnet mask untuk seluruh jaringan
- Subnet ID yang bersifat unik untuk setiap segment secara fisik
- Sebuah kisaran dari host untuk setiap subnet
Teknik Komputer Jaringan smkn2 Makassar
47
7. IP Address
Teknik subnetting pada implementasinya akan berkaitan dengan subnet mask.
Sama halnya dengan IP address, subnet mask dibentuk dari bilangan biner. Agar
pengguna lebih mudah mengenal dan menggunakan subnet mask, bilangan
subnet mask dikonversi ke dalam bentuk bilangan desimal.
Contoh :
Nilai subnet mask default kelas B
Desimal = 255.255.0.0
Biner
= 11111111.11111111.00000000.00000000
Bit 1 menandai bagian network address, bit 0 menandai bagian host address.
Contoh 1 :
Sebuah PC memiliki alamat IP = 10.17.15.3 dan subnet mask = 255.0.0.0, maka
PC tersebut berada pada alamat network 10.0.0.0
IP address = 10.17.15.3 = 00001010. 00010001.00001111.00000011
Subnetmask = 255.0.0.0 = 11111111. 00000000.00000000.00000000
00001010. 00000000.00000000.00000000
Network address
10
0
0
0
Dari contoh di atas dapat disimpulkan bahwa network addres terbentuk dari hasil
operasi logika AND antara nilai IP address dan Subnet mask
Network address = IP Address AND Subnet Mask
Operasi logika AND memiliki aturan bila salah satu atau semua inputn0, maka
outputnya akan 0, output akan 1 bila semua inputnya 1.
Input A
Input B
Output
0
0
0
0
1
0
1
0
0
1
1
1
Dari contoh di atas, maka dapat di ketahui bahwa sebuah PC yang beralamat
dengan IP : 172. 17. 10.11 dan subnet mask 255.255.0.0 maka network ID
adalah : 172.17.0.0
Contoh 2 :
IP address 10.17.15.3 dan menggunakan default subnet mask 255.0.0.0 akan
disubnetting 8 bit. Artinya bagian host yang semula 24 bit akan dipinjam
sebanyak 8 bit, sehingga bit 1 disubnet mask menjadi 16 bit dan banyaknya bit 0
menjadi 16 bit sehingga nilai subnet mask menjadi 255.255.0.0
Teknik Komputer Jaringan smkn2 Makassar
48
8. IP Address
IP address = 10.17.15.3
= 00001010. 00010001.00001111.00000011
Subnetmask = 255.255.0.0 = 11111111. 00000000.00000000.00000000
00001010. 00010001.00000000.00000000
Network address
10
17
0
0
Karena dilakukan subnetting 8 bit maka nilai Network ID dari 10.17.15.3
Yang semula 10.0.0.0 berubah menjadi 10.17.0.0
Peminjaman bit pada bagian host harus dilakukan secara berurutan sehingga
nilai subnet mask hanya dapat diberi dengan nilai-nilai bilangan berikut :
128
64
32
16
8
4
2
1
1
0
0
0
0
0
0
0
128
1
1
0
0
0
0
0
0
192
1
1
1
0
0
0
0
0
224
1
1
1
1
0
0
0
0
240
1
1
1
1
1
0
0
0
248
1
1
1
1
1
1
0
0
252
1
1
1
1
1
1
1
0
254
1
1
1
1
1
1
1
1
255
Subnetting berfungsi membagi network menjadi beberapa subnetwork dengan
konsekwensi berkurangnya jumlah maksimum host, yang dapat ditampung
dalam satu network.
Contoh 3 :
Sebuah kantor terdiri dari 20 departemen dan masing-masing departemen terdiri
dari 5 user, kantor tersebut memiliki alamat IP 201.222.5.0, lakukan subnetting
agar tiap departemen mempunyai network address yang berbeda.
Diketahui :
Network address = 201.222.5.0
Default subnet mask = 255.255.255.0
Jumlah minimal subnet yang harus dibentuk = 20 subnet
Jumlah minimal host pada tiap-tiap subnet = 5 host
Bit 1 pada subnet mask adalah bagian dari network dan bit 0 adalah bagia dari
host, sehingga dapat ditentukan jumlah bit 0 yang harus diubah menjadi bit 1
sehingga membentuk minimal 20 subnet, hal tersebut dapat dilakukan dengan
rumus :
Banyaknya subnet yang terbentuk = 2X – 2
X = banyaknya bit 1
Berdasarkan rumus di atas maka banyaknya bit 1 yang harus dipinjam adalah
25 – 2 – 2 = 30
30 > 20
berarti banyaknya bit 1 yang dipinjam adalah 5, karena memenuhi persayaratan
tersebut.
Teknik Komputer Jaringan smkn2 Makassar
49
9. IP Address
Sehingga subnet mask sekarang adalah :
11111111.11111111.1111111.11111000 = 255.255.255.248
hitung jumlah host pada tiap subnet terpenuhi, dengan rumus :
Banyaknya host pada tiap subnet = 2Y - 2
Y = banyak bit 0
Banyak bit 0 untuk host yang tersisa adalah 3 sehingga :
23 – 2 = 6 dan 6 > 5 , sehingga memnuhi persyaratan
Lakukan pengurangan terhadap 256 (nilai yang berasal dari 2 pangkat
banyaknya bit dalam 1 kelompok 8 bit)
256 – 248 = 8
Hasil pengurangan berarti bahwa alamat subnet selalu kelipatan 8
Jadi subnet yang terbentu :
201.222.5.0
201.222.5.8
201.222.5.16
201.222.5.24
201.222.5.248
Contoh 4 :
PC memiliki alamat IP = 172.16.2.120 dan subnet mask = 255.255.255.0,
Tentukan subnet address, directed broadcast, dan range address dari PC
tersebut.
Solusi :
Menentukan subnet address :
IP address = 172.16.2.120
Subnet mask 255.255.255.0
Subnet address
Broadcast address adalah :
Subnet mask
IP address
Roadcast address
= 10101100.00010000.00000010.01111000
= 11111111.11111111.11111111.00000000
= 10101100.00001000.00000010.00000000
172
16
2
0
= 11111111.11111111.11111111.00000000
= 10101100.00010000.00000010.01111000
= 10101100.00010000.00000010.11111111
172
16
2
255
RHA(range Host Address) IP address yang masuk ke dalam subnet IP=
172.16.2.120
RHA = Subnet Address + 1 IP address s/d Broadcast Address – 1 IP address
RHA = 172.16.2.0 + 1 s/d 172.16.2.255-1
RHA = 172.16.2.1 s/d 172.16.2.254
Teknik Komputer Jaringan smkn2 Makassar
50
10. IP Address
Contoh 5
Sebuah PC memilki alamat IP = 192.16.2.125, subnet mask 255.255.255.248
(kelas C disubnetting 5 bit), tentukan subnet address, broadcast address dan
range host address dari PC tersebut.
Solusi :
Subnet address adalah :
IP address = 192.16.2.125
= 11000000.00010000.00000010.01111101
Subnet mask = 255.255.255.248 = 11111111.11111111.11111111.11111000
Subnet address
= 11000000.00010000.00000010.01111000
192
16
2
120
Broadcast address adalah :
Subnet mask
= 11111111.11111111.11111111.11111000
IP address
= 11000000.00010000.00000010.01111101
Broadcast address
= 11000000.00010000.00000010.01111111
192
16
2
127
RHA = 192.16.2.120 +1 s/d 192.16.2.127-1
RHA = 192.16.2.121 s/d 192.16.2.126
Kelas A maksimum dapat disubnetting 22 bit
Kelas B maksimum dapat disubnetting 14 bit
Kelas C maksimum dapat disubnetting 6 bit
Tabel 15. Subnetting untuk kelas A
Jumlah bit
masked
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
Jumlah subnet
Invalid
2
6
14
30
62
126
254
510
1022
2046
4094
8910
16382
32766
65534
131070
262142
524266
1048574
2097150
4194302
Teknik Komputer Jaringan smkn2 Makassar
Subnet mask
Invalid
255.192.0.0
255.224.0.0
255.240.0.0
255.248.0.0
255.252.0.0
255.254.0.0
255.255.0.0
255.255.128.0
255.255.192.0
255.255.224.0
255.255.240.0
255.255.248.0
255.255.252.0
255.255.254.0
255.255.255.0
255.255.255.128
255.255.255.192
255.255.255.224
255.255.255.240
255.255.255.248
255.255.255.252
Jumlah host per
subnet
4194302
2097150
1048574
524266
262142
131070
65534
32766
16382
8910
4094
2046
1022
510
254
126
62
30
14
6
2
51
11. IP Address
23
24
-
255.255.255.254
255.255.255.255
Invalid
invalid
Tabel 16. Subnetting untuk kelas B
Jumlah bit
masked
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
Jumlah subnet
Invalid
2
6
14
30
62
126
254
510
1022
2046
4094
8910
16382
32766
65534
Subnet mask
Invalid
255.255.192.0
255.255.224.0
255.255.240.0
255.255.248.0
255.255.252.0
255.255.254.0
255.255.255.0
255.255.255.128
255.255.255.192
255.255.255.224
255.255.255.240
255.255.255.248
255.255.255.252
255.255.255.254
255.255.255.255
Jumlah host per
subnet
16382
8910
4094
2046
1022
510
254
126
62
30
14
6
2
Invalid
invalid
Tabel 17. Subnetting untuk kelas B
Jumlah bit
masked
1
2
3
4
5
6
7
8
Jumlah subnet
Invalid
2
6
14
30
62
126
254
Subnet mask
Invalid
255.255.255.192
255.255.255.224
255.255.255.240
255.255.255.248
255.255.255.252
255.255.255.254
255.255.255.255
Jumlah host per
subnet
62
30
14
6
2
Invalid
invalid
Untuk menghitung jumlah subnet dipergunakan rumus :
Jumlah Subnet = 2n – 2
N adalah jumlah bit yang disubnetting (diubah menjadi 1
Untuk menghitung jumlah host persubnet dipergunakan rumus :
Jumlah host per subnet = 2 N -2
N adalah bit yang masih tersisa untuk host ID
Contoh : kelas B yang telah disubnetting 3 bit, maka subnet masknya adalah :
11111111.11111111.11111111.11100000.00000000 atau 255.255.224.0
Teknik Komputer Jaringan smkn2 Makassar
52
12. IP Address
Jumlah subnet = 2 3 – 2 = 6
Jumlah host per subnet = 2 13 – 2 = 8190
Notasi Dengan Prefix
Penulisan IP address dengan cara singkat di sebut prefix sebagai contoh IP
address 130.202.10.15 dengan subnet mask 255.255.0.0, dapat ditulis secara
singkat sebagai 130.202.10.15/16, angka 16 dibelakang garis miring (prefix)
menandakan bahwa 16 bit dari subnet mask terdiri dari angka biner 1 yaitu :
11111111.11111111.00000000.00000000 atau 255.255.0.0
Notasi penulisan ini berlaku juga untuk IP address yang menggunakan metoda
subnetting, sebagai contoh : 192.168.1.3 dengan subnet mask 255.255.255.248
dapat ditulis secara singkat sebagai 192.168.1.3/29, angka 29 dibelakang garis
miring menandakan bahwa 29 bit subnet mask terdiri dari angka biner 1 yaitu :
11111111.11111111.11111111.11111000 = 255.255.255.248
Classless Inter Domain Routing (CIDR)
Pada tahun 1992, Lembaga IETF (Internet Engineering TaskForce)
memperkenalkan suatu konsep baru yang dinamakan supernetting atau
Classless Inter-Domain Routing (CIDR)
CIDR menghindari cara pemberian IP address yang menggunkan kelas A,B,C.
CIDR menggunkan network prefix dengan panjang tertentu . Prefix lenght
menentukan jumlah bit sebelah kiri yang akan dipergunakan sebagai network ID.
Sebagai contoh, jika suatu IP address memiliki 18 bit sebagai network ID. IP
address tersebut akan diberikan prefix length 18 bit atau umunya ditulis sebagai /
18 misalnya : 125.25.10.1/18
Sebagai contoh, suatu address blok 195.25.16.0/20 dengan IP address berkelas
memberikan blok 4096 blok/20 dan harus dibagi menjadi 16 blok/24. Setiap
perusahaan harus menerima blok IP address yang sama karena harus
memenuhi peraturan kelas yang sudah ditentukan, seperti contoh berikut :
Blok-1 195.20.16.0/24
Blok-2 195.20.17.0/24
Blok-3 195.20.18.0/24
Blok-4 195.20.19.0/24
Blok-5 195.20.20.0/24
Blok-6 195.20.21.0/24
Blok-7 195.20.22.0/24
Blok-8 195.20.23.0/24
Blok-9 195.20.24.0/24
Blok-10 195.20.25.0/24
Blok-1 1 195.20.26.0/24
Teknik Komputer Jaringan smkn2 Makassar
53
13. IP Address
Blok-1 2 195.20.27.0/24
Blok-1 3 195.20.28.0/24
Blok-1 4 195.20.29.0/24
Blok-1 5 195.20.30.0/24
Blok-1 6 195.20.31.0/24
Pada metoda CDIR, maka blok 195.25.16.0/20 dapat dibagi-bagi tergantung
pada kebutuhan pemakai. Blok tersebut dapat dibagi menjadi dua blok A dan B
yang sama besar. Blok A dapat diberikan ke perusahaan yang memerlukan IP
address yang besar jumlahnya. Blok B kemudian dapat dibagi menjadi blok C
dan D yang masing-masing mempunyai ¼ jumlah IP address. Blok C dapat
dibagi lagi menjadi 2 blok E dan F yang mempunyai 1/8 jumlah IP address.
Blok-A 195.20.16.0/21 dengan 2048 IP Address dan
Blok-B 195.20.24.0/21 dengan 2048 IP Address
Blok-B kemudian dapat dibagi dua menjadi blok D dan E :
Blok-D 195.20.24.0/22 dengan 1024 IP address
Blok-E 195.20.28.0/22 dengan 1024 IP address
Blok E kemudian dapat dibagi dua menjadi blok F dan G
Blok-F 195.20.24.0/23 dengan 512 IP address
Blok-G 195.20.30.0/23 dengan 512 IP address
Variable Length Subnet Masks (VLSM)
Network address yang menggunakan lebih dari satu subnet mask disebut
Variable Length Subnet Mask (VLSM) .
Untuk jelasnya perhatiakan contoh berikut ini. Suatu network address
150.20.0.0/16 akan dipergunakan metoda VLSM.
Pertama-tama dengan subnetting, bagi network address tersebut menjadi 16
blok address yang sama besarnya, sebagai berikut :
Blok-1 150.20.0.0/20
Blok-2 150.20.16.0/20
Blok-3 150.20.32.0/20
Blok-4 150.20.48.0/20
Blok-5 150.20.64.0/20
Blok-6 150.20.80.0/20
................
Blok-16 150.20.80.0/20
Berikutnya, blok – 3 150.20.32.0 akan dibagi lagi menjadi 16 blok address yang
sama besar sebagai berikut :
Blok 3-1 150.20.32.0/24
Blok 3-1 150.20.33.0/24
Blok 3-1 150.20.34.0/24
Teknik Komputer Jaringan smkn2 Makassar
54
14. IP Address
Blok 3-1 150.20.35.0/24
Blok 3-1 150.20.36.0/24
Blok 3-1 150.20.37.0/24
............................
Blok 3-1 150.20.47.0/24
Berikutnya, blok 3-4 150.20.35.0/24 akan dibagi lagi menjadi 8 blok address
yang sama besar sebagai berikut :
Blok 3-4-1 150.30.32.0/27
Blok 3-4-2 150.30.32.32/27
Blok 3-4-3 150.30.32.64/27
Blok 3-4-4 150.30.32.96/27
Blok 3-4-5 150.30.32.128/27
Blok 3-4-6 150.30.32.160/27
Blok 3-4-7 150.30.32.192/27
Blok 3-4-8 150.30.32.224/27
Metode CIDR dan VLSM mirip satu dengan yang lain, yaitu suatu blok network
address dapat dibagi lebih lanjut menjadi sejumlah blok IP address yang lebih
kecil.
Perbedaan CIDR dengan VLSM adalah pembagian blok pada metoda VLSM
dilakukan oleh pemilik network address yang memiliki blok network address yang
telah diberikan padanya, oleh sebab itu tidak dikenali oleh internet. Sedangkan
dengan metoda CIDR, lembaga pemberi IP address yang membagikan blok-blok
IP address tersebut sehingga dikenal oleh internet.
Konsep Routing
Sebelum membahas konsep routing, perlu dipahami aturan dasar routing dan
memahami penomoran IP.
Contoh 1 :
Host A dengan IP
Host B dengan IP
Host C dengan IP
128. 1. 1.1 (IP kelas B, Network ID 128.1. x. x )
128. 1. 1.6 (IP kelas B, Network ID 128.1. x. x )
128. 2. 2.8 (IP kelas B, Network ID 128.2. x. x )
Pada contoh di atas host A dan host B dapat berkomunikasi secara langsung
karena memiliki network ID yang sama, tetapi host A dan B tidak dapat
berkomunikasi secara langsung dengan host C karena memiliki network ID yang
berbeda.
Contoh 2 :
Host X dengan IP
Host Y dengan IP
192. 168. 0.1 (IP kelas C, Network ID 192.168.0. x )
Subnetmask 255.255.255.0
192. 168. 0.6 (IP kelas C, Network ID 192.168.0. x )
Subnetmask 255.255.255.0
Teknik Komputer Jaringan smkn2 Makassar
55
15. IP Address
Host Z dengan IP
192. 168. 0.8 (IP kelas C, Network ID 192.168.0. x )
Subnetmask. 255.255.255.240
Pada contoh di atas host A dan host B dapat berkomunikasi secara langsung
karena memiliki network ID yang sama, tetapi host A dan B tidak dapat
berkomunikasi secara langsung dengan host C karena memiliki network ID yang
berbeda.
Pada contoh 2, host X dan host Y dapat berkomunikasi secara langsung karena
memiliki network ID dan Subnetmask yang sama, sedangkan host X dan Y tidak
dapat berkomunikasi langsung dengan host Z meskipun memiliki network ID
yang sama karena subnetmasknya berbeda.
Untuk mengatasi hal tersebut diatas maka digunakan Router yang berfungsi
untuk menghubungkan dua buah jaringan yang berbeda atau mengarahkan rute
yang terbaik untuk mencapai network tujuan atau yang diharapkan.
Untuk menghubungkan dua jaringan yang berbeda dapat dihubungkan dengan
menggunakan PC yang berbasis Windows NT atau Linux, dengan memasang
dua buah NIC, dalam hal ini berarti telah dibuat router praktis dengan segala
keterbatasannya. Di pasaran ada bermacam-macam merek router, antara lain :
Baynetwork,3COM, Cisco dan lain-lain.
Routing
Data-data dari device yang terhubung ke internet dikirm dalam bentuk datagram,
yaitu paket data yang didefinisikan oleh IP. Datagram memiliki alamat tujuan
paket data. Internet Protocol memeriksa alamat ini untuk menyampaikan
datagaram dari device asal ke device tujuan. Jika alamat tujuan datagram
tersebut terletak dalam satu jaringan dengan device asal, datagram langsung
disampaikan kepada device tujuan tersebut. Jika ternyata alamat tujuan
datagram tidak terdapat di jaringan yang sama, datagram akan disampaikan
kepada router yang paling tepat (the best available router)
Net A. 192.168.0.0
Net B. 172.16.12.0
Server
server
Host
host
Switch
Host
Router
host
switch
host
host
Gambar.27 Routing datagram antarnetwork
Teknik Komputer Jaringan smkn2 Makassar
56
16. IP Address
Router menjadi perangkat (device) yang melakukan fungsi meneruskan
datagram IP pada network layer. Router memiliki lebih dari satu Network
Interface card (NIC) dan dapat meneruskan datagram dari satu NIC ke NIC yang
lain. Untuk setiap datagram yang diterima, router memeriksa apakah datagram
tersebut memang ditujukan kepada dirinya. Jika ternyata ditujukan untuk router
tersebut, datagram akan diteruskan ke lapisan transport. Jika datagram tidak
ditujukan kepada router tersebut, yang akan diperiksa adalah forwarding table
yang dimilikinya untuk memutuskan kemana seharusnya datagram tersebut
ditujukan. Forwarding table adalahtabel yang terdiri dari pasangan IP (alamat
host atau alamat jaringan), alamat router dan interface tempat keluar datagram.
Jika tidak menemukan sebuah barispun dalam forwarding table yang sesuai
dengan almat tujuan, router akan memberikan pesan kepada pengirim bahwa
alamat yang dituju tidak dapat dicapai.
Routing Statik dan Dinamik
Secara umum mekanisme koordinasi routing dapat dibagi menjadi dua, yaitu
routing statik dan routing dinamik
Pada routing statik, entri-entri dalam forwarding table router diisi dan dihapus
secara manual, sedangkan pada routing dinamik, perubahan dilakukan secara
otomatis melalui protokol routing.
Routing statik adalah : pengaturan routing paling sederhana yang dapat
dilakukan pada setiap jaringan komputer. Menggunakan routing statik murni
dalam sebuah jaringan berarti mengisi setiap entri dalam forwarding table
disetiap router yang berada di jaringan tersebut.
Routing Dinamik adalah cara dimana protokol routing mengatur router-router
sehingga dapat berkomunikasi satu dengan yang lain dan saling memberikan
informasi routing yang dapat mengubah isi forwarding table, tergantung keadaan
jaringannya. Dengan cara ini router-router mengetahui keadaan jaringan terakhir
dan mampu meneruskan datagram ke arah yang benar. Dengan kata lain,
routing dinamik adalah proses pengisian data routing di table routing secara
otomatis.
Tabel.18 Perbedaan routing static dan routing dinamik
Routing Statik
Berfungsi pada protocol IP
Router tidak dapat membagi Informasi
Routing
Routing tabel dibuat dan dihapus secara
Manual
Tidak menggunakan routing Protocol
Microsoft mendukung multihomed system
Seperti router
Teknik Komputer Jaringan smkn2 Makassar
Routing Dinamik
Berfungsi pada inter-routing protocol
Router membagi informasi routing secara
Otomatis
Routing tabel dibuat dan dihapus secara
Dinamis oleh router
Terdapat routing protocol seperti Rip
Atau OSPF
Microsoft mendukung RIP untuk IP dan
IPX/SPX
57
17. IP Address
Net = A
Net = B
160.1.66.2
160.1.89.2
Net = C
160.1.89.1
computer 1
computer 2
Statik Routing Table
To get to network
160.1.89.0
160.1.66.0
160.1.43.0
160.1.43.2
Statik Routing Table
Use Address
160.1.89.2
160.1.66.2
160.1.89.1
To get to network
160.1.43.0
160.1.89.0
160.1.66.0
Use Address
160.1.43.2
160.1.89.1
160.1.89.2
Gambar 28. Contoh Routing Statik
IP address
160.1.2.2
Default gateway
160.1.2.1
netA
Dinamic routing table
Built by router
to get to network
user interface
160.1.2.0
160.1.4.2
160.1.4.0
160.1.4.1
160.1.6.0
160.1.6.2
160.1.4.2
netB
Router
Router
160.1.6.2 netC
160.1.2.1
160.1.4.1
Dinamic routing table
Built by router
To get network
user interface
160.1.6.0
160.1.4.1
160.1.4.0
160.1.4.2
160.1.2.0
160.1.2.1
IP address
160.1.6.3
Default gateway
160.1.6.2
Gambar 29. Contoh Routing Dinamic
Teknik Komputer Jaringan smkn2 Makassar
58