SlideShare a Scribd company logo
1 of 106
Download to read offline
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Alokasi KUK
           Pada Bank-Bank Umum di Indonesia
              (Pada tahun 2004:02-2005:12)



                      SKRIPSI




                       Oleh:

    Nama                       :   Condro Wahyu Sujati
    Nomor Mahasiswa            :   01313015
    Progam Studi               :   Ekonomi Pembangunan




        UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
            FAKULTAS EKONOMI
               YOGYAKARTA
                    2007
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Alokasi KUK
           Pada Bank-Bank Umum di Indonesia
              (Pada tahun 2004:02-2005:12)




                       SKRIPSI


 disusun dan diajukan untuk memenuhi syarat ujian akhir
     guna memperoleh gelar Sarjana jenjang strata 1
         Progam Studi Ekonomi Pembangunan,
                 pada Fakultas Ekonomi
               Universitas Islam Indonesia




                         Oleh:

  Nama                       :   Condro Wahyu Sujati
  Nomor Mahasiswa            :   01313015
  Progam Studi               :   Ekonomi Pembangunan




        UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
            FAKULTAS EKONOMI
               YOGYAKARTA
                    2007
PERYATAAN BEBAS PLAGIARISME


“Saya yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa skripsi ini
telah ditulis dengan sungguh-sungguh dan tidak ada bagian yang
merupakan penjiplakan karya orang lain seperti dimaksud dalam buku
pedoman penyusunan skripsi Progam Studi Ekonomi Pembangunan FE
UII. Apabila di kemudian hari terbukti bahwa perrnyataan ini tidak benar
maka Saya sanggup menerima hukuman/sanksi apapun sesuai peraturan
yang berlaku.”




                      Yogyakarta, 9 Pebruari 2007
                               Penulis,


                         Condro Wahyu Sujati
PENGESAHAN

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Alokasi KUK
           Pada Bank-Bank Umum di Indonesia
              (Pada tahun 2004:02-2005:12)




                        Oleh:

  Nama                       :   Condro Wahyu Sujati
  Nomor Mahasiswa            :   01313015
  Progam Studi               :   Ekonomi Pembangunan




            Yogyakarta, 10 Pebruari 2007
           Telah disetujui dan disahkan oleh
                 Dosen Pembimbing,




              Drs. Nur Feriyanto, M.Si.
PENGESAHAN UJIAN


  Telah dipertahankan/diujikan dan disahkan untuk
      memenuhi syarat guna memperoleh gelar
  Sarjana jenjang Strata 1 pada Fakultas Ekonomi
               Universitas Indonesia



 Nama                  : Condro Wahyu Sujati
 Nomor Mahasiswa       : 01313015
 Progam Studi          : Ekonomi Pembangunan




            Yogyakarta, 21 Maret 2007
                 Disahkan oleh,



Pembimbing Skripsi   : Drs. Nur Feriyanto, M.Si    ………….
Penguji I            : Drs. Priyonggo Suseno, M.sc ………….
Penguji II           : Dra. Sarastri Mumpuni, M.si …….........




                   Mengetahui
             Dekan Fakultas Ekonomi
            Universitas Islam Indonesia




          Drs. Asmai Ishak, M.Bus.,Ph.D
KATA PENGANTAR

Bismillaahirrohmaanirrohiim,

      Segala puji bagi Alloh Yang mengadakan dan Yang mengembalikan makhluk-
Nya, Yang Maha Membuat apa yang Dia kehendaki. Pemilik arsy yang agung
Pemberi ancama siksa yang pedih, Pemberi petunjuk kepada hamba-hamba pilihan-
Nya menuju aturan (manhaj)-Nya yang lurus dan “jalan”yang kokoh. Pemberi nikmat
kepada mereka setelah menyatakan syahadat tauhid dengan memelihara akidah
mereka dari kegelapan akibat keraguan dan kebimbangan. Pembimbing mereka untuk
mengikuti jejak rasul pilihan-Nya Muhammad saw. Dan berpijak kepada perilaku
sahabatnya yang mulia dan dimuliakan dengan diteguhkan dan diluruskan, Yang
tampak jelas bagi mereka dalam Dzat dan pekerjaan-pekerjaan (Af’al)-Nya dengan
keindahan Sifat-sifat-Nya yang hanya bisa dipahami oleh orang yang telah diberi
kemampuan “mendengar” dan bisa “menyaksikan”. Dia adalah tunggal dalam Dzat-
Nya, lagi Maha Esa dan tidak bersekutu, sendiri tiada banding menjadi sandaran
segala makhluk yang tiada tanding, Dia Qodim tiada yang mengawali, Azali tiada
awal Langgeng Kekal Yang Tiada berujung, Berjaga dan selalu berbuat tiada henti,
Berdiri sendiri tiada putus, dan senantiasa disifati dengan sifat-sifat keagungan, tiada
berhenti dan terpenggal dengan terputusnya abab dan bergantinya masa. Dia-lah
Yang Awal dan Yang Akhir, Yang Nyata dan Yang Batin dan Dia Maha Mengetahui
terhadap segala sesuatu.
      Skripsi ini telah selesai dibuat berkat petunjuk dan bimbingan-Nya, sungguh
suatu kenikmatan yang tiada terkira atas pemberian-Nya, yang patut senantiasa untuk
disyukuri dengan harapan tiada mengecewakan-Nya sehingga ditambahkan
kenikmatan-Nya. Tujuan dari penyusunan skripsi ini adalah untuk mendapatkan gelar
Sarjana Ekonomi bagi penulis. Skripsi yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Alokasi KUK Pada Bank-Bank Umum di Indonesia” (Pada
tahun 2004:02-2005:12) secara subtantif adalah berisikan tentang bagaimana dan
apakah yang mempengaruhi Kredit Usaha Kecil yang dialokasikan oleh/dari bank-
bank umum di Indonesia kepada usaha kecil. Suku bunga riil pinjaman ( KUK ),
tingkat inflasi dan jumlah penghimpunan dana bank ternyata setelah diteliti memiliki
hubungan dan mempengaruhi alokasi KUK pada usaha kecil. Dengan hasil penelitian
dalam skripsi ini diharapkan dapat membantu bank-bank umum di Indonesia,
pemerintah dan juga masyarakat bisnis sektor riil dari unit usaha kecil dapat
mengambil banyak manfaat darinya, sehingga dunia ekonomi Indonesia menjadi lebih
baik.
      Skripsi penulis selesai juga berkat dukungan dan arahan dari berbagai pihak.
Pihak-pihak yang terkait dengan pembuatan skripsi penulis, penulis ucapkan banyak
trimakasih, sekali lagi karena atas jasa dan perhatiannya yang dengan tulus diberikan
kepada penulis dari proses penulisan/penyusunan sampai akhir yang dicapai dan yang
telah terselesaikan. Akhirnya pihak-pihak tersebut adalah :
1. Drs. Asmai Ishak, M.Bus.,Ph.D selaku Dekan Fakultas Ekonomi UII
2. Dr. Jaka Sriyana selaku Kajur Ekonomi Pembangunan (Ilmu Ekonomi)
3. Sahabudin sidiq, SE., MA selaku dosen pembimbing akademik
4. Nur Feriyanto, SE., Msi selaku dosen pembimbing skripsi penulis
5. Sarastri Mumpuni, SE., Msi selaku dosen penguji dan pembimbing revisi
6. Priyonggo Suseno, SE., Msc selaku dosen penguji dan pembimbing revisi
7. Orang tua tercinta-ku yaitu Ayah-ku Bapak Sukarji Sarjana Muda Geografi UGM
    terimakasih atas kasih sayang dan limpahan cinta serta dukungan yang engkau
    berikan kepada Ananda penulis yang dengan sabar dan doa dengan memberikan
    segenap daya upaya dan kemampuannya untuk bisa menyekolahkan dan mendidik
    Ananda penulis sampai dewasa, jasa-mu yang besar tiada dapat Ananda ganti
    dengan apapun, tapi usaha membalas jasa-mu akan selalu senantiasa Ananda
    usahakan walupun tak sebanding dengan pengorbanan-mu wahai Ayah !!!
8. Yang Kedua adalah Yang tercinta Ibunda-ku Ibu Suwartini pantas aku nyanyikan
    syair lagu ini untuk-mu wahai Ibu “Kasih Ibu kepada beta tak terhingga sepanjang
    masa, hanya memberi tiada kembali bagai sang surya menerangi dunia” sungguh
    jasa-mu dan Ayah tidak akan aku lupakan sampai ajal menjemput-ku.
9. Rekan-rekan dan organisasi tempat aku banyak belajar dan berfikir keras
    Himpunan Mahasiswa Islam MPO FE UII
10. Rekan-rekan dan organisasi Jamaah Al-Muqtashidin FE UII
11. Rekan-rekan dan organisasi “Shopisticated Investor” FE UII
12. Rekan-rekan dan organisasi Takmir Masjid El-Hasan Sagan Yogyakarta dimana
    aku banyak belajar memperdalam Agama tercinta-ku ad diin al Islam
13. Rekan-rekan dan organisasi “Rausyan Fiqr” yang membuat aku semakin tangguh
    dalam berfikir untuk Agama
14. dan seluruh teman-teman-ku yang tidak bisa aku sebutkan secara individu karena
    kekhawatiran lupa mencantumkan salah satunya karena terlalu banyak maka akan
    menimbulkan kecemburuan. Mohon dimengerti…

   Atas semua dukungannya selama ini penulis dengan tulus ikhlas
   mengucapkan banyak trimakasih.!!!! Semoga Alloh Swt membalas setiap
   amal ibadah kita Amiin Ya Robbal A’lamiin.


                                                        Yogyakarta 27 Maret 2007
                                                            Penulis Skripsi


                                                          Condro Wahyu Sujati
DAFTAR ISI
                                                                                                         Halaman
Halaman Judul……………………………………………………………………... i
Halaman Pernyataan Bebas Plagiarisme.................................................................... ii
Halaman Pengesahan Skripsi………………..……………………………….…….. iii
Halaman PengesahanUjian………….…………………………………………...… iv
Halaman Kata Pengantar……………………………………………………………v
Halaman Daftar Isi…………………………………………………………………. vii
Halaman Daftar Tabel……………………………………………………………… x
Halaman Daftar Gambar…………………………………………………………… xi
Halaman Daftar Lampiran…………………………………………………………. xii
Halaman Abstrak...................................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………….. 1
1.1 Latar Belakang……………………………………………………………..….. 1
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………...…. 11
1.3 Tujuan Penelitian…………………………………………………………...….. 11
1.4 Manfaat Penelitian…………………………………………………….....…….. 12
1.5 Sistematika Penulisan………………………………………………………...... 12

BAB II TINJAUAN UMUM SUBJEK PENELITIAN………………………..….. 16
2.1 Kodisi Bank-Bank Umum…………………………………………………… 16
2.2 Kebijakan Bank Indonesia dan Bank-Bank Umum
      Dalam Penyaluran Kredit Usaha Kecil………………………………….…… 19
2.3 Kebijakan Pemerintah Dalam Mengembangkan
      Usaha Kecil di Indonesia………………………………………………….… 21
2.4 Kondisi Historis Usaha Kecil di Indonesia
      dan Prospek Kedepan………………………………………………………... 22
2.5 Perkembangan Kredit Perbankan……………………………………….…… 25
2.6 Perkembangan dan Kondisi Kredit Usaha Kecil (KUK)
      Jumlah Penghimpunan Dana Tingkat Inflasi serta
      Suku Bunga Kredit Bank-Bank Umum di Indonesia………………….......... 26
2.6.1 Kredit Usaha Kecil (KUK) Bank Umum di Indonesia………………………. 26
2.6.2 Jumlah Penghimpunan Dana
      Bank-Bank Umum di Indonesia……………………………………………... 29
2.6.3 Tingkat Inflasi Indonesia Masa Penelitian…………………………………… 31
2.6.4 Suku Bunga Kredit KUK Bank-Bank Umum
      di Indonesia………………………………………………………………….. 33
BAB III KAJIAN PUSTAKA…………………………………………...………… 35
3.1 Tujuan Kajian Pustaka…………………………………………………….…… 35
3.2 Pembahasan Penelitian Sebelumnya Pada Area yang Sama……………………35
3.3 Kesimpulan Tentang Dua Penelitian Sebelumnya
    dan Hubungannya dengan Penelitian Penulis………………………………….. 37


BAB IV LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS…………………………………39
4.1     Landasan Teori……………………………………………………..……… 39
4.1.1 Pengertian Kredit……………………………………………………….….. 39
4.1.2 Unsur-Unsur Kredit…………………………………………………….….. 39
4.1.3 Jenis-Jenis Kredit………………………………………………………….. 41
4.1.4. 1 Pengertian dan Jenis Kredit Usaha Kecil (KUK)………………………... 45
4.1.4. 2 Ketentuan Peminjaman KUK…………………………………………… 46
4.1.5 Pengertian Usaha Kecil……………………………………………………. 47
4.1.6 Bentuk dan Jenis Usaha Kecil……………………………………………... 47
4.1.6.1 Bentuk Usaha Kecil……………………………………………………..… 48
4.1.6.2 Jenis Usaha Kecil…………………………………………………….…… 49
4.1.7 Pengertian Bank……………………………………………………………. 50
4.1.7.1 Pengertian Bank Umum…………………………………………………... 51
4.1.7.2 Kegiatan Bank…………………………………………………………..… 51
4.1.8 Jumlah Penghimpunan Dana Bank………………………………………… 51
4.1.9 Suku Bunga Kredit Pinjaman……………………………………………… 53
4.1.10 Inflasi……………………………………………………………….……... 56
4.1.11 Gambar Alur Pikir dalam Diagram
        Hubungan Anta Variabel dari Penelitian………………………………….. 65
4.2     Hipotesis Penelitian……………………………………………………….. 66

BAB V METODE PENELITIAN…………………….…………………………… 67
5.1   Metode Penelitian………………………………………………….……… 67
5.1.2 Metode Pengumpulan Data………………………………………………... 67
5.1.3 Jenis dan Sumber Data…………………………………………………….. 67
5.2   Metode Analisis Data……………………………………………………... 68
5.2.1 Analisis Diskriptif…………………………………………………………. 68
5.2.2 Analisis Kuantitatif………………………………………………………… 68
5.3   Pengujian Model Terbaik Dengan Menggunakan MWD Test………... .….. 69
5.4   Pengujian Hipotesis……………………………………………………….. 70
5.4.1 Analisis Varian (Uji F)………………………………………………..….. 70
5.4.2 Uji t-test……………………………………………………………………. 72
2
5.4.3   Koefisien Determinasi Majemuk ( R )…………………………………… 75
5.5     Test Asumsi Klasik………………………………………………………... 75
5.5.1   Uji Multikolinearitas………………………………………………………. 75
5.5.2   Uji Heterokedastisitas………………………………………………..……. 76
5.5.3   Uji Autokorelasi……………………………………………………………. 77

BAB VI ANALISIS DAN PEMBAHASAN………………………………….……79
6.1   Hasil Pengujian Model Dengan MWD Test………………………………. 79
6.2   Pengujian Hipotesis………………………………………..……………… 79
6.2.1 Analisis Varian (Hasil dari Uji F)…………………………..……..……… 79
6.2.2 Analisis Varian ( Hasil dari Uji t )………………………………………… 80
6.2.3 R Square…………………………………………………………………… 81
6.3   Uji Asumsi Klasik………………………………………………………… 81
6.3.1 Uji Multikolinearitas…………………………………………..….………. 81
6.3.2 Uji Heteroskedastisitas……………………………………………..…….. 82
6.3.3 Uji Autokorelasi…………………………………………………………… 83
6.4   Intepretasi/Evaluasi Koefisien Hasil Regresi LN……………………..…… 83

BAB VII SIMPULAN DAN IMPLIKASI……………………………………….... 86
7.1 Simpulan………………………………………………………………………. 86
7.2 Implikasi……………………………………………………………...……….. 88

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel                                                     Halaman
1.1 Jumlah Unit Industri Menengah/Besar Dan
    Industri Kecil Di Indonesia Periode 1991-1997…………………………... 7
1.2 Tenaga Kerja Industri Menengah/Besar Dan
    Industri Kecil Di Indonesia Periode 1993-1997………………………….. 8
2.1 Jumlah Alokasi KUK Bank-Bank Umum………………………………… 28
2.2 Jumlah Penghimpunan Dana Bank-Bank Umum…………………………. 30
2.3 Tingkat Inflasi Indonesia Tahun 2003-2005……………………………… 32
2.4 Tingkat Suku Bunga Kredit Bank-Bank Umum………………………….. 34
DAFTAR GAMBAR
Gambar                                                     Halaman
2.1 Pola Hubungan Kerjasama Perusahaan
    Besar-Menengah-Kecil…………………………………………………….24
2.2 Jumlah Alokasi KUK………………………………………………………28
2.3 Jumlah Penghimpunan Dana……………………………………………… 30
2.4 Tingkat Inflasi Indonesia………………………………………………….. 32
2.5 Tingkat Suku Bunga Kredit……………………………………………….. 34
4.1.Gambar Grafik Hubungan Suku Bunga Kredit
    Dan Jumlah Alokasi Kredit……………………………………………….. 54
4.2.Gambar Grafik Demand Pull Inflation…………………………………… 61
4.3.Gambar Grafik Cost Push Inflation………………………………………. 62
4.4.Gambar Diagram Hubungan Antar Variabel…………………………….. 65
5.1 Grafik Distribusi Probabilitas (t) Positif…………………………………... 74
5.2 Grafik Distribusi Probabilitas (t) Negatif……………………………......... 74
6.1 Matrikorelasi………………………………………………………………. 82
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran                                        Halaman
I.    Data Asli Observasi……………………………………………………. 88
II. Data Diolah Menjadi LN……………………………………………..... 89
III. (Hasil Olah Data Regresi LN)…………………………………………. 90
IV. (Model Regresi LN)……………………………………………………. 91
V. (Uji Multikolinearitas)…………………………………………………. 92
VI. (Uji Heterokedastisitas)………………………………………………... 93
VII. (Uji Autokorelasi)…………………………………………………….... 94
VIII. (Uji Mwd Z1)…………………………………………………………... 95
IX. (Uji Mwd Z2)………………………………………………………….. 96
ABSTRAK

    Kredit Usaha Kecil (KUK) adalah kredit atau pembiayaan dari bank untuk
investasi dan atau modal kerja, yang diberikan dalam rupiah dan atau valuta
asing kepada nasabah usaha kecil dengan plafond kredit keseluruhan maksimal
Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) untuk membiayai usaha yang
produktif. Dalam pemerintahan SBY-JK sekarang, telah ditetapkan kebijakan
perekonomian untuk menggalang bangkit berkembangnya usaha kecil melalui
microeconomicyears, kebijakan tersebut mengakibatkan exspansi moneter dan
akhirnya juga akan membuat perbankkan mengucurkan dana dengan intesitas
tinggi. Salah satunya adalah penyaluran kredit untuk usaha kecil yaitu KUK.
KUK sangat membantu usaha kecil jika teralokasikan atau terlaksana secara
baik.
    Mengetahui faktor-fator yang mempengaruhi alokasi KUK adalah sangat
penting bagi masyarakat khususnya bank dan pemerintah begitu juga dengan
UKM. Keputusan atau pembuatan policy untuk memperbaiki perekonomian
melalui pengembangan Usaha Kecil dapat dibuat dengan bedasar pada
penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi KUK. Untuk itulah
penelitian ini dibuat/ditulis. Regressi linier berganda menggunakan model
logaritma natural dengan metode OLS menjadi pilihan penulis, dikarenakan
dengan metode tersebut dapat memberikan pengetahuan kepada kita tentang
faktor-faktor yang mempegaruhi KUK dengan sangat jelas.
    Faktor-faktor yang mempengaruhi KUK yang menjadi hipotesa awal adalah
suku bunga riil pinjaman, tingkat inflasi Indonesia dan jumlah penghimpunan
dana bank umum yang kesemuanya dari sisi kebijakan moneter dan perbankan.
Fakta dari olah data yang dilakukan penulis ternyata menunjukkan bahwa suku
bunga riil pinjaman, tingkat inflasi di Indonesia dan jumlah penghimpunan dana
oleh bank-bank umum di Indonesia mempengaruhi secara serentak dan individu
terhadap alokasi KUK pada bank-bank umum di Indonesia.
1



                                   BAB I

                             PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

    Permasalahan ekonomi Indonesia sejak krisis menerpa pada tahun 1998

sampai kini masih tidak bisa kita lupakan baik secara mental maupun ekonomi

dan menjadi beban tanggungan bagi siapapun. Pemerintah mempunyai beban

paling besar dikarenakan harus menanggung keluh kesah masyarakat.

Kemiskinan, inflasi dan pengangguran menjadi tema sentral permasalahan

ekonomi yang menyita pikiran pemerintah untuk segera dipecahkan. Berbagai

cara, daya dan upaya telah diusahakan untuk mengatasinya tetapi tidak juga

kunjung usai.

    Dunia juga melihat dengan persepsi yang sama bahwa kemiskinan, inflasi

dan pengangguran menjadi musuh bersama bagi kesejahteraan manusia. PBB

yang merupakan representative dari bangsa-bangsa didunia memiliki rencana

kedepan untuk bisa mengatasi masalah tersebut. Rencana itu dikenal dengan

MGDs (Millenium Development Goals).

    Tahun ekonomi mikro menjadi slogan pemerintahan terpilih dalam progam

micro economic year. Permodalan bagi usaha kecil-menengah UMKM atau UKM

menjadi salah satu tema pokok didalamnya. Kemudian dengan berbagai regulasi

yang dikeluarkan pemerintah diharapkan dapat dijadikan problem solveng bagi

permasalahan pengangguran dan kemiskinan. Pemerintah Indonesia telah

melaksanakan beberapa kebijakan tersebut, seperti yang kita dengar dalam

kebijakan moneter dan perbankan yang ditetapkan pemerintah.
2



    Kebijakan moneter dan perbankan pemerintahan SBY dan JK yang berkaitan

dengan ekspansi keuangan untuk modal pada industri kecil atau usaha kecil

menengah sangat menarik perhatian kita semua terlebih pada dunia usaha. Seperti

yang telah kita ketahui diatas bahwa sebenarnya kebijakan ini sangatlah krusial

dalam menangani masalah kemiskinan. Banyak penduduk dunia yang ada di

bawah garis kemiskinan absolut dan kebanyakannya berada di negara dunia ketiga

seperti indonesia membutuhkan cara keluar daripadanya, yang cara salah satunya

adalah menciptakan lapangan kerja melalui usaha kecil.

    Pemerintah     Indonesia       dengan    sangat   antusias    bergerak    untuk

mengembangkan usaha kecil, karena sebenarnya usaha kecillah yang dahulu

ketika krisis moneter 1998 terjadi tidak begitu parah terkena dampak dari krisis

tersebut. Usaha besar banyak berjatuhan dan kesulitan dalam menghadapi krisis

sehingga kasus PHK menjadi hal yang wajar dan marak mewarnai dunia ekonomi

Indonesia, tetapi usaha kecil malah mampu bertahan dari krisis tersebut. Inilah

yang mendorong pemerintah untuk mengembangkan usaha kecil, terbukti dengan

ditetapkannya regulasi dan kebijakan dari sektor perbankan yang berbeda dan

lebih ekspansif dari sebelumnya, khususnya pada alokasi kredit sektor mikro atau

KUK.

    Terhitung    sejak   tanggal     4   Januari   2001.   Bank   Indonesia   telah

menyempurnakan ketentuan tentang Kredit Usaha Kecil (KUK). Melalui

peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor 3/2/PBI/2001 tentang Pemberian Kredit

Usaha Kecil yang pokok-pokonya meliputi (i) bank dianjurkan menyalurkan

dananya melalui pemberian KUK, (ii) bank wajib mencantumkan rencana
3



pemberian KUK dalam rencana kerja anggaran tahunan (RKAT), (iii) bank wajib

mengumumkan pencapaian pemberian KUK kepada masyarakat melalui laporan

keuangan publikasi, (iv) plafon KUK disesuaikan menjadi Rp 500.000.000, per

nasabah, (v) bank yang menyalurkan KUK dapat meminta bantuan teknis dari

Bank Indonesia, dan (vi) pengenaan sangsi dan insentif dalam rangka pencapaian

kewajiban KUK dihapuskan. (Tiktik SP dan Abd. Rachman S, 2002, 33)

     Bagi UKM, sebenarnya terdapat dua sumber permodalan atau pendanaan

untuk pengembangan usaha UMKM, yaitu kredit program dan dana perbankan.

Dalam    kebijakan   kredit   perbankan,   BI    menganjurkan   agar   perbankan

menyalurkan kredit UMKM dengan membuat business plan dalam upaya

menyebar risiko portfolio perkreditan. Selanjutnya, bank diminta untuk

mempublikasikannya dalam laporan keuangan publikasi sehingga masyarakat

dapat menilai bank-bank mana yang berpihak terhadap usaha kecil.

    Abdul Salam (2003) mengungkapkan, bahwa dalam business plan tahun

2002, 14 Bank umum yang menguasai 80 persen aset perbankan nasional

(systemically important banks) dan BPR, telah menetapkan rencana penyaluran

kreditnya kepada sektor UMKM. Total penyaluran Rp 30, 89 triliun, terdiri dari:

kredit usaha mikro Rp 4,41 triliun, kredit usaha kecil Rp12,7 triliun dan kredit

kepada usaha menengah sebesar Rp 13,8 triliun.

     Pada akhir 2002, kenyataan dari business plan tersebut mencapai Rp 35,9

triliun atau 116 persen dari target awal. Untuk tahun 2003, business plan kredit

perbankan kepada UMKM mengalami peningkatan menjadi Rp 42,4 triliun, yang

terdiri dari kredit usaha mikro Rp 7,5 triliun (18 persen), kredit usaha kecil Rp
4



15,2 triliun (36 persen) dan kredit kepada usaha menengah sebesar Rp 19,7 triliun

(46 persen). Sampai triwulan II tahun 2003, kenyataan business plan tersebut telah

mencapai Rp 18,5 triliun atau 43,6 persen. Alokasi KUK semakin tahun semakin

meningkat sehingga membuat sektor UKM gembira karenanya.

      Kecenderungan pada saat ini memang kebijakan moneter dan perbankan

memihak pada sektor UKM dengan mengeluarkan berbagai regulasi guna

meningkatkan kredit usaha kecil (KUK). KUK menjadi andalan bagi

keberlangsungan sektor UKM, karena tanpa KUK sektor UKM tidak bisa tumbuh

berkembang dan permasalahan ekonomi yang berupa kemiskinan, pengangguran

tidak bisa teratasi.

      Hal yang demikian merupakan terobosan baru dan menyenangkan bagi

pengusaha kecil, dikarenakan selama ini mereka kekurangan modal untuk usaha.

Kesulitan dalam mengakses modal dari berbagai sumber keuangan yang ada baik

lembaga keuangan bank maupun lembaga keuangan non bank menjadi masalah

utamanya.

      Jika kita tinjau dari segi makroekonomi hal ini menjadi berita bagus bagi

makroekonomi Indonesia. Analisis makroekonomi menjelaskan bahwa, jika

suntikan atau investasi dinaikan maka akan mempengaruhi keseimbangan

pendapatan nasional sehingga ikut mengalami kenaikan. Hal ini dapat terlihat

yaitu jika investasi atau suntikan keatas pengusaha kecil swasta naik, maka akan

mengakibatkan produktifitas berkembang, karena mereka mendapatkan modal

usaha tambahan.
5



     Pengusaha yang menggunakan         dana ini diharapkan mampu untuk

menghasilkan pertambahan barang-barang dan jasa, sehingga akan mempengaruhi

kenaikan permintaan agregat atas konsumsi rumah tangga dan selanjutnya akan

berpengaruh kepada kenaikan output total sehingga menyebabkan GDP ikut naik

Jika kondisi demikian berjalan terus sampai beberapa tahun kedepan maka

pertumbuhan   ekonomi    akan   mengalami    kenaikan   sehingga   pendapatan

perkapitapun akan semakin tinggi, serta memungkinkan untuk meningkatkan

kesejahteraan penduduk. Tingkat pengangguran juga akan mengalami penurunan.

Efek multiplayer seperti inilah yang berasal dari suntikan atau investasi

diharapkan akan membantu mengatasi permasalahan pokok ekonomi Indonesia.

     Tepat kiranya jika pemerintah dalam ekspansi moneter melalui perbankan

titik tekannya ditujukan kepada alokasi KUK dengan tujuan mencapai kenaikan

produktifitas, dan karena KUK adalah langsung dihujamkan kepada kondisi sektor

riil ekonomi. Dalam hal ini dapat terlihat pada regulasi perbankan yang

berhubungan dengan KUK.

     Secara umum (menurut Paket Kebijakan 29 Mei 1993 dan didukung dengan

Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 26/24/Kep/Dir tanggal 29 Mei

1993). Kategori yang dimaksud dengan kredit untuk usaha kecil adalah kredit

yang diberikan kepada nasabah usaha kecil dengan platfon kredit maksimum Rp

250 Juta untuk membiayai usaha yang produktif.

     Usaha produktif adalah usaha yang dapat memberikan nilai tambah dalam

menghasilkan barang dan jasa. Kredit tersebut dapat berupa Kredit Investasi

maupun Kredit Modal Kerja. Usaha kecil adalah usaha yang memiliki total aset
6



maksimum Rp 600 juta tidak termasuk tanah dan bangunan yang ditempati. Kredit

yang diberikan kepada nasabah usaha kecil dengan platfon kredit sampai dengan

Rp 25 juta biasanya dianggap sebagai kredit kepada usaha mikro. (Totok B dan

Sigit T, 2006,121)

     Dalam pembangunan ekonomi di Indonesia UKM (Usaha Kecil Menengah)

selalu digambarkan sebagai sektor yang mempunyai peranan sangat penting,

karena sebagian besar jumlah penduduk berpendidikan rendah dan hidup dalam

kegiatan usaha kecil baik disektor tradisional maupun modern. Peranan usaha

kecil tersebut menjadi bagian yang diutamakan dalam setiap perencanaan tahapan

pembangunan yang dikelola oleh dua departemen, yaitu :

     1. Departemen Perindustrian dan Perdagangan;

     2.   Departemen Koperasi dan UKM.

Namun demikian, usaha pengembangan yang telah dilakukan masih belum

memuaskan hasilnya, karena pada kenyataannya kemajuan UKM sangat kecil

dibandingkan kemajuan yang sudah dicapai usaha besar.

     Pelaksanaan kebijakan UKM oleh pemerintah selama orde baru, sedikit saja

yang dilaksanakan, lebih banyak hanya merupakan semboyan saja dan merupakan

janji politik belaka, sehingga hasilnya sangat tidak memuaskan. Pemerintah lebih

berpihak kepada pengusaha besar hampir pada semua sektor, antara lain

perdagangan, perbankan, kehutanan, pertanian dan industri. Industri kecil

menengah atau UKM di jadikan anak tiri pembangunan ekonomi, padahal dari

data dan sisi rasionalitas ekonomi, sektor UKM sangat membantu dan menjadi

solusi bagi masalah yang sekarang ini ada dalam perekonomian.
7



      Kegiatan UKM meliputi berbagai kegiatan ekonomi, namun sebagian besar

berbentuk usaha kecil yang bergerak dalam sektor pertanian. Pada tahun 1996

data BPS menunjukan jumlah UKM adalah 38,9 juta, dimana sektor pertanian

berjumlah 22,5 juta (57,9 %), sektor industri pengolahan adalah 2,7 juta (6,9 %),

sektor perdagangan, rumah makan dan hotel adalah 9,5 juta (2,4%) dan sisanya

bergerak dibidang lain. Dari segi nilai ekspor nasional BPS data 1998 sebesar

6,2%. (Tiktik SP dan Abd. Rachman S, 2002, 20)

      BPS juga menunjukkan bahwa 99,3% dari jumlah unit industri merupakan

industri kecil. Jumlah pekerja yang diserap industri kecil lebih besar dibandingkan

dengan jumlah pekerja yang diserap industri besar yaitu 67%:23% seperti yang

terlihat pada tabel 1.1 dan 1.2 di bawah ini:

                                    TABEL 1.1

              JUMLAH UNIT INDUSTRI MENENGAH/BESAR
                 DAN INDUSTRI KECIL DI INDONESIA
                        PERIODE 1991-1997


              Industri Skala                                           Persen
   Tahun     Menengah/Besar         Industri Skala Kecil    Jumlah      (%)
    1991     16,494      0.66       2,473,765     99.34    2,490,256    100
    1992     17,648      0.71       2,474,235     99.29    2,491,883    100
    1993     18,219      0.73       2,478,549     99.27    2,496,768    100
    1994     19,017      0.74       2,503,529     99.26    2,522,305    100
    1995     21,551       0.8       2,641,339      99.2    2,662,662    100
    1996     22,997      0.87       2,679,130     99.13    2,702,595    100
    1997     23,386      0.71       3,543,397      99.3    3,566,783    100
   Sumber : BPS, 1998
8



                                            TABEL 1.2

                       TENAGA KERJA INDUSTRI MENENGAH/BESAR
                           DAN INDUSTRI KECIL DI INDONESIA
                                  PERIODE 1993-1997



        Industri Skala Menengah/Besar       Industri Skala Kecil                  Jumlah Pekerja
          Pekerja (    Bagian Pertumbuhan     Pekerja (    Bagian   Pertumbuhan    Pekerja ( Bagian
Tahun      orang )      (%)       (%)          orang )      (%)         (%)         orang )    (%)

1993     5,574,829    32.38       7.93        7,464,011    67.6         6.1       11,038,820   100

1994     3,813,670    33.2        6.68        7,674,687    66.8         2.8       11,488,357   100

1995     4,174,142    34.2        9.45        8,016,397    65.8        4.45       12,190,539   100

1996     4,214,967    33.8        0.98        8,255,747    66.2        2.98       12,470,714   100

1997     4,170,093    33.25       -1.06       8,371,327    66.7         1.4       12,541,420   100

Sumber : BPS, 1997



                 Oleh karena itu, pemerintah sudah seharusnya memberikan perhatian yang

           kusus bagi berkembangnya UKM. Sebenarnya setiap kebijakan pembangunan

           ekonomi pemerintah sejak PELITA I punya ciri dan arah yang berbeda-beda

           tergantung dari situasi dan kondisi ekonomi yang dihadapi bangsa. Termasuk

           kebijakan ekonomi tentang KUK (Kredit Usaha Kecil) dan koperasi. Sejarah

           perekonomian Indonesia mencatat, bahwa sejak dulu sektor swasta khususnya

           adalah pengembangan UKM memang mendapat perhatian yang cukup besar

           karena memang sudah seharusnya pantas, serta tepat untuk dijadikan skala

           prioritas kebijakan ekonomi pemerintahan.

                 Pemerintah pada tanggal 1 Juni tahun 1983 telah mengeluarkan kebijakan

           untuk meningkatkan efisiensi dalam memobilisasi dana dengan prinsip

           profesionalitas serta kemandirian. Kebijakan ini yang diharapkan dapat
9



memantapkan     stabilitas   moneter   guna   mendukung   proses   penyesuaian

perekonomian sehingga dapat mendorong sektor swasta bertambah maju.

     Pertumbuhan ekonomi meningkat pada tahun 1988 setelah dikeluarkannya

Pakto 88 yaitu pada tanggal 27 Oktober 1988, yang diupayakan untuk dapat

menggerakkan dana. Bank-bank menaikkan kredit dan reserves requirement turun

menjadi 2% dari 15% sehingga kredit semakin meningkat. Kemudahan perizinan

untuk mendirikan bank menjadi bagian penting dalam sejarah perbankan

Indonesia dalam usaha untuk menaikan kredit karena adanya pakto 88.

(Insukindro, 1993, 68)

     Porsi alokasi KUK yang diberikan oleh bank-bank umum yang notabene

memiliki aset paling besar menjadi sangat berarti bagi berkembangya UKM. KUK

adalah penentu bagi hidup matinya UKM yang diharapkan menjadi sebuah solusi

bagi masalah perekonomian kini. Tanpa KUK maka UKM akan kehilangan

potensi untuk tumbuh dan berkembang dikarenakan support utama berdirinya

UKM adalah KUK, jadi keduanya tidak bisa terlepas. Perkembangan, porsi serta

penentu dari alokasi KUK oleh bank-bank umum di Indonesia harus selalu

diperhatikan. Perhatian kepadanya membutuhkan cara-cara khusus dan intensif

sehingga selalu terpantau yaitu faktor-faktor dimana situasi dan kondisi yang

menciptakan pengaruh hubungan antara alokasi KUK yang teralokasikan dengan

sektor riil ekonomi UKM.

     Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan atau mempengaruhi alokasi KUK

dengan demikian layak untuk diteliti. Jika tidak ada penelitian tentangnya

dikhawatirkan alokasi KUK yang sangat penting bagi perekonomian ini ketika
10



terjadi problem, kendala yang menghambat alokasi KUK tidak dapat diketahui

apa penyebab sebenarnya, sehingga tidak mampu untuk mencari solusi terbaik

dalam mengatasi masalah yang ada.

     Penulis   berkeinginan   untuk   meneliti apa   saja   faktor-faktor   yang

mempengaruhi KUK dalam sektor perbankkan. Faktor tersebut adalah; Jumlah

dana yang dihimpun oleh bank-bank umum, tingkat bunga kredit dan tingkat

inflasi akan menjadi subjek penelitian penulis. KUK yang teralokasikan dapat

terpengaruh oleh jumlah dana yang dihimpun bank karena jika semakin banyak

dana yang diperoleh bank dari masyarakat maka akan semakin banyak pula yang

ia alokasikan untuk kredit karena bank ingin mendapatkan keuntungan yang besar.

Tingkat suku bunga juga mempengaruhi KUK karena semakin tinggi tingkat suku

bunga maka akan menimbulkan keengganan masyarakat yaitu UKM untuk

meminjam dana jika tidak sebanding dengan keuntungan yang diperoleh UKM

dari peminjaman dana KUK tersebut. Inflasi juga berpengaruh terhadap KUK

karena jika terjadi inflasi maka bank sentral akan menaikan bunga kemudian

berdampak pada penaikan bunga oleh bank-bank umum sehingga bunga KUK

ikut naik, juga dikarenakan jika terjadi inflasi dunia usaha akan mengalami

kelesuan sebab permintaan agregat akan turun.

     Berdasarkan kepentingan di atas Penulis berkeinginan untuk meneliti dan

menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi alokasi KUK. Penelitian

diharapkan bisa dilaksanakan sesegera mungkin karena kepentingannya yang

mendesak. Diharapkan dengan penelitian ini semua pihak yang terkait dan
11



berkepentingan dengannya dapat memanfaatkan hasil yang sebesar-besarnya.

Penelitian ini oleh penulis dijadikan sebagai skripsi dengan judul

     “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Alokasi KUK Pada

Bank-Bank Umum di Indonesia (Pada tahun 2004:02-2005:12)”

1.2 Rumusan Masalah

     Dari latar belakang masalah yang telah penulis kemukakan diatas, maka

dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut:

         1. Apakah jumlah dana yang dihimpun oleh bank-bank umum di

             Indonesia berpengaruh positif dan signifikan terhadap alokasi KUK

             pada bank-bank umum di Indonesia ?.

         2. Apakah tingkat suku bunga riil kredit ( Pinjaman ) berpengaruh

             negatif dan signifikan terhadap alokasi KUK pada bank-bank umum

             di Indonesia ?.

         3. Apakah tingkat laju inflasi di Indonesia berpengaruh negatif dan

             signifikan terhadap alokasi KUK pada bank-bank umum di

             Indonesia ?.

1.3 Tujuan Penelitian

     Adapun tujuan penelitian yang akan diperoleh dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

         1. Untuk mengetahui apakah jumlah dana yang dihimpun oleh bank-

             bank umum di Indonesia berpengaruh positif dan signifikan terhadap

             alokasi KUK pada bank-bank umum di Indonesia.
12



         2. Untuk mengatahui apakah tingkat suku bunga riil kredit ( pinjaman )

             berpengaruh negatif dan signifikan terhadap alokasi KUK pada

             bank-bank umum di Indonesia

         3. Untuk mengetahui apakah tingkat laju inflasi di Indonesia

             berpengaruh negatif dan signifikan terhadap alokasi KUK pada

             bank-bank umum di Indonesia.

1.4 Manfaat Penelitian

     Beberapa manfaat yang akan dapat diperoleh dari penelitian ini adalah

sebagai berikut:

         1. Bagi penulis adalah untuk mendapatkan gelar S1

         2. Bagi pemerintah dan masyarakat adalah untuk informasi bagaimana

             pemerintah dan masyarakat dapat meningkat sektor industri kecil

             atau UKM sebagai usaha untuk meningkatkan GDP serta berguna

             bagi pembanding bagi penelitian yang serupa

         3. Bagi bank-bank umum di Indonesia adalah untuk sumber referensi

             dan informasi bagaimana membuat kebijakan yang berkaitan dengan

             alokasi KUK serta strategi peningkatan UKM

1.5 Sistematika Penulisan

     Penelitian, skripsi yang akan dilaksanakan oleh penulis direncanakan

memiliki beberapa pokok bab bahasan yang akan mengatur jalannya kelancaran

proses penelitian tersebut. Bab bahasan dalam skripsi ini memiliki 7 pokok bab

bahasan yang akan digunakan sebagai acuan dalam menyelesaikan penelitian/

skripsi ini. Pokok bab bahasan tersebut adalah :
13



1. Bab I     : Pendahuluan

              Unsur-unsur pokok yang termuat dalam bab pertama

              ini adalah tentang latar belakang penulisan, rumusan

              masalah penelitian, manfaat dan tujuan diadakannya

              penelitian tersebut dan urut-urutan dalam sitemetika

              penulisan penelitian.

2. Bab II    : Tinjauan Umum Subjek Penelitian

              Bab ini merupakan uraian/deskripsi/gambaran umum

              atas subjek penelitian yang akan diteliti. Dilakukan

              dengan merujuk kepada data ataupun fakta yang

              bersifat umum sebagai wacana umum variabel-

              variabel yang berkaitan dengan penelitian.

3. Bab III   : Kajian Pustaka

              Bab ini berisi tentang pendokumentasian dan

              pengkajian hasil dari penelitian sebelumnya pada

              area yang sama. Dari proses ini akan ditemukan

              hubungan, kelebihan dan kelemahan antar penelitian

              sehingga menunjukan penting dan bermanfaatnya

              penelitian ini bagi ilmu pengetahuan.

4. Bab IV    : Landasan Teori dan Hipotesis

              Bab ini ada dua bagian penting yang pertama adalah

              mengenai landasan teori yang harus memberikan

              diskusi yang lengkap tentang hubungan antarvariabel
14



              dalam penelitian yang saling terlibat. Bagian kedua

              adalah       formulasi    hipotesis   sehingga     dengan

              diformalkannya hipotesis maka ia akan siap untuk

              diuji.

5. Bab V     : Metode Penelitian

              Bab ini menguraikan tentang metode analisis yang

              digunakan dalam penelitian dan data-data yang

              digunakan beserta sumber data.

6. Bab VI    : Analisis dan Pembahasan

              Bab ini menguraiakan tentang semua temuan-temuan

              yang dihasilkan dalam penelitian dan analisis

              statistik.

7. Bab VII   : Simpulan dan Implikasi

              Bab ini berisi dua hal yang pertama adalah tentang

              simpulan       yaitu     akan   menguraikan      simpulan-

              simpulan yang langsung diturunkan dari seksi

              diskusi dan analisis yang dilakukan dalam bagian

              sebelumnya, juga sudah dapat digunakan dalam

              menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada pada

              rumusan masalah. Pada hal yang kedua tentang

              implikasi yaitu sebagai hasil dari simpulan sebagai

              jawaban atas rumusan masalah haruslah dapat ditarik

              benang merah apa implikasi teoritis penelitian ini.
15



Diharapkan dengan ketujuh proses pokok bab pembahasan tersebut kelancaran

dan keberhasilan dari penelitian skripsi dapat terlaksana.
16



                                          BAB II

                     TINJAUAN UMUM SUBJEK PENELITIAN

2.1 Kondisi Bank-Bank Umum

      Jumlah bank umum sejak krisis moneter tahun 1998 berkurang lebih 100

bank. Suatu pengurangan jumlah yang besar. Saat ini, jumlahnya tinggal 131 bank

umum, di mana 60 persen di antaranya bank kecil dengan aset Rp 1 triliun ke

bawah. Dari sisi finansial atau aset, 15 bank menguasai lebih dari 80 persen

industri perbankan. (SEKI:BI)

      Pada tahun 2004, perbankan nasional memasuki pertumbuhan tinggi, sektor

perbankan menguasai pasar, emiten perbankan memimpin pergerakan saham di

pasar modal. Penyelenggaraan pemilu memang sedikit menghambat laju

penyaluran kredit di kuartal pertama, tetapi fundamental yang kuat menghasilkan

optimisme besar memandang perbankan.

      Masa konsolidasi perbankan bisa dikatakan telah usai tahun 2003 lalu.

Pembubaran Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) dan divestasi Bank

Permata menjadi penanda telah berakhirnya masa itu.

      Semua bank yang tadinya di bawah BPPN telah menyelesaikan program

restrukturisasi, hal ini berjalan dengan lancar, terutama sekali restrukturisasi kredit

bermasalah (NPL). Konsolidasi lain, yaitu konsolidasi secara akuntansi, seperti

halnya kuasi reorganisasi juga telah selesai. Kuasi reorganisasi adalah prosedur

akuntansi yang ditetapkan perusahaan dan disetujui pemegang saham untuk

menghapus saldo negatif laba ditahan dengan menurunkan saldo akun (pos) paid-
17



up capital (modal disetor). Dalam proses tersebut, aktiva yang dinilai terlalu tinggi

juga harus diturunkan.

      Selesainya kuasi reorganisasi ini membuat posisi bank berubah sama sekali.

Dari keuangan yang negatif besar, menjadi positif. Secara fundamental posisi

permodalan bank nasional sudah sangat tinggi, mencapai Rp 120 triliun. Naik Rp

20 triliun dari bulan sebelumnya yang Rp 100 triliun. Atau telah melambung jauh

dari posisi modal pada masa krisis tahun 1999 yang negatif Rp 21 triliun suatu

berita yang sangat menyenangkan.

      Sampai dengan tahun 2003, perbankan boleh dikatakan disibukkan oleh

kegiatan konsolidasi intern dan ekstern, melakukan berbagai efisiensi dari soal

operasional, jaringan, kantor cabang, serta efisiensi biaya modal dengan

membuang beban. Yang paling kentara adalah pergeseran sumber dana dari dana

mahal berupa deposito ke dana murah berupa tabungan dan giro.

      Pada bulan Juni 2003 posisi deposito berjangka yaitu terhitung masih 52

persen dari total dana pihak ketiga, dan terus turun sehingga pada Desember 2003

menjadi 48 persen. Tahun 2004, total deposito berjangka Rp 405 triliun, atau 45

persen dari total dana pihak ketiga yang Rp 897 triliun. 55 persen dana pihak

ketiga telah berbentuk dana murah berupa tabungan dan giro. Bahkan struktur

pendanaan ini lebih baik daripada masa sebelum krisis, di mana porsi deposito di

atas 50 persen bahkan bisa mencapai 54 persen dari dana pihak ketiga. ( SEKI :

Bank Indonesia )

      Faktor lain yang membuat bank merasa kokoh adalah obligasi pemerintah di

perbankan yang mencapai Rp 321 triliun, memang dana pemerintah. Di satu sisi
18



masih banyaknya obligasi pemerintah dikritik habis karena menunjukkan masih

lemahnya fungsi intermediasi bank. Tetapi, di sisi lain obligasi pemerintah ini

cukup mendukung kinerja perbankan. Sekalipun tidak ideal, hal itu membantu

bank dari sisi pendapatan, dan aliran dana tunai ketika sektor riil belum siap

menyerap kredit.

     Keberhasilan BI mempertahankan suku bunga sangat rendah memberi dua

keuntungan kepada bank. Pertama beban bunga menurun tajam, dari Juni tahun

2003 ke Juni tahun 2004 turun 35-40 persen, adalah suatu prestasi yang harus

diteruskan. ( SEKI : Bank Indonesia ) Selain dari turunnya suku bunga kredit,

penurunan beban bunga ini juga diperoleh dari penggeseran sumber dana bank

yaitu dari yang mahal berupa deposito ke murah berupa tabungan dan giro.

     Dari berbagai indikator yang menunjukkan pemulihan kinerja perbankan,

yang masih berbeda dengan kondisi sebelum krisis hanya soal rasio kecukupan

modal (CAR) dan rasio penyaluran kredit dibandingkan dana pihak ketiga (loan

deposit ratio/LDR). Perbedaan utama ini terkait dengan faktor aset bank yang

sebagian besar masih berbentuk obligasi pemerintah. Jadi, besar sekali piutang

yang tidak dalam bentuk kredit, tetapi berbentuk obligasi pemerintah yang tidak

dapat diberi bobot risiko. Menjadi tidak terlalu mengherankan kalau CAR tinggi,

LDR rendah karena dana pemerintah tersebut.

     Dengan selesainya konsolidasi, perbankan tidak lagi melulu sibuk

mengurusi perbaikan internal. Bankir mulai bisa fokus berpikir tentang bagaimana

untuk tumbuh dan berkelanjutan. Caranya bisa bermacam-macam seperti ekspansi

kredit, merger dan akuisisi, atau membentuk aliansi strategis.
19



      Ardhian ( 2004 ) menyebutkan tanda-tanda fase pertumbuhan tinggi ini bisa

dilihat pada semaraknya merger, akuisisi dan berbagai langkah lain tersebut.

Sebut saja akuisisi Central Sari Finance (CSF) oleh Bank Central Asia, Adira

Dinamika Multi Finance oleh Bank Danamon, masuknya OCBC Bank Singapore

yang membeli 22,5 persen saham Bank NISP, Bank Buana menggandeng Bank

asal Singapura lainnya, UOB, dengan melepaskan 23 persen saham dengan nilai

Rp 602 miliar.

     Pertanda yang paling mencolok adalah begitu banyaknya bank lokal yang

mengikuti tender divestasi Bank Permata. Akuisisi terhadap bank lain sudah jelas

dampaknya bagi peningkatan kemampuan bank. Akuisisi terhadap perusahaan

pembiayaan akan membantu mendongkrak penyaluran kredit. Akuisisi atau aliansi

strategis dengan perusahaan sekuritas atau asuransi akan membantu kemampuan

sebaran pelayanan bank sehingga dana nasabah tidak akan lari ke mana-mana dan

dapat diolah secara lebih maksimal.

2.2 Kebijakan Bank Indonesia dan Bank-Bank Umum dalam Penyaluran

Kredit Usaha Kecil

     Dengan berlakunya UU No.23/1999, BI tidak lagi dimungkinkan untuk

memberikan kredit, sehingga tugas pengelolaan kredit program dialihkan kepada

tiga BUMN yang ditunjuk pemerintah, yaitu BRI, BTN dan PT Permodalan

Nasional Madani (PNM). Dalam hal ini, tersedia alternatif pendanaan berupa

Surat Utang Pemerintah (SUP). SUP yang penerbitannya dimaksudkan untuk

mengganti dana KLBI yang jatuh tempo tahun 2000 dan 2001, akan dicairkan

secara bertahap sejalan dengan pengembalian KLBI pada saat jatuh tempo,
20



dengan tetap memperhatikan program moneter. Sampai akhir Maret 2003, dana

SUP yang tersedia adalah sekitar Rp 3 triliun. Untuk mengoptimalkan dana SUP

tersebut, perlu dilakukan upaya penyiapan program yang dapat memanfaatkan

dana tersebut yang kunci pokoknya dipegang oleh BI.

     BI memiliki strategi guna kelancaran proses pengucuran dana tersebut

kepada UMKM dengan berbagai point penting yaitu:

   1. Meningkatkan hubungan bank dengan lembaga keuangan (linkage

   program).

   Dalam rangka meningkatkan kemampuan BPR dalam menyalurkan kredit

   kepada usaha mikro dan membantu bank dan lembaga keuangan dalam

   meningkatkan penyaluran kredit kepada UMKM, maka BI mendorong linkage

   program antara BPR dan bank umum/lembaga keuangan. Sinergi bank umum

   dan BPR dalam bentuk linkage program merupakan salah satu strategi dalam

   memperkuat kapasitasnya. Berdasarkan data sampai Juni 2003, kerjasama

   tersebut telah melibatkan 923 BPR dengan 29 lembaga keuangan (28 bank

   umum dan PT PNM), dengan plafon Rp 548 miliar dan baki debet Rp 331

   miliar.

   2. Membentuk Unit Layanan Mikro (ULM).

   Beberapa bank umum seperti BRI dan Bank BNI telah membentuk unit

   layanan mikro (ULM) untuk melayani KUK

   3. Pembentukan UKM Centre.

   Beberapa bank umum seperti Bank Niaga dan Bank Danamon telah

   membentuk UKM Centre yang berlokasi di daerah-daerah tertentu yang
21



   diharapkan dapat berfungsi untuk merealisasikan business plan penyaluran

   kredit kepada UKM, pelaksanaan linkage program dengan BPR dalam

   penyaluran kredit kepada UKM dan sumber informasi bagi masyarakat yang

   memerlukan.

   4. Pola Kemitraan Terpadu.

   Untuk mempermudah akses kepada layanan perbankan, beberapa bank umum

   juga memberikan kredit kepada usaha mikro dan usaha kecil dengan pola

   kemitraan, yaitu keterkaitan antara usaha besar dengan UKM yang

   mempunyai potensi keterkaitan dengan memperhatikan prinsip saling

   memerlukan, saling memperkuat dan saling menguntungkan.

     Bank Indonesia dan bank-bank umum telah melakukan suatu tindakan

strategis untuk meningkatkan perkembangan sektor riil melalui kredit yang

disalurkan kepada UKM. UKM sebagai sasaran pokok dari strategi kebijakan

perbankan dalam perkreditan KUK tersebut diharapkan dapat menyerap penuh

dana dari bank-bank umum. Penyerapan dana dari bank-bank umum oleh UKM

dengan demikian patut untuk selalu diperhatikan, sehingga jika ditemukan

kendala ditengah jalan dapat segera dicarikan solusinya.

2.3 Kebijakan Pemerintah dalam Mengembangkan Usaha Kecil di Indonesia

     Melalui    berbagai   departemen    seperti   Departemen   Tenaga   Kerja,

Departemen Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil, Departemen Perindustrian

maupun Departemen Perdagangan, pemerintah melancarkan progam-progam

pembinaan yang terpadu pada pengembangan Usaha Kecil. Pemerintah tetap

konsisten dengan rencana dan progam kerjanya dalam Pengembangan Perusahaan
22



Kecil, hal tersebut dibuktikan melalui Pola Kebijaksanaan dan Pengembangan

Industri/Usaha Kecil sebagai berikut:

   1. Sistem keterkaitan Bapak Angkat-Mitra Usaha.

   2. Penjualan saham perusahaan besar yang sehat kepada koperasi.

   3. Mewajibkan Badan Usaha Milik Negara ( BUMN ) menyisihkan dana

       pembinaan sebesar 1%-5% dari keuntungan bersih.

   4. Menugaskan lembaga perbankan mengalokasikan dana kredit usaha kecil

       dan koperasi sebanyak 20% dari portofolio kredit yang disalurkan ( KUK )

2.4 Kondisi Historis Usaha Kecil di Indonesia dan Prospek Kedepan

     Pemerintah telah bertekat untuk mengembangkan sektor small-of business

atau industri/usaha berskala kecil dalam Progam Pembangunan Jangka Panjang

Tahap II ( PJPT II ). Hal ini terbukti dengan terbentuknya Departemen Koperasi

dan Pembinaan Pengusaha Kecil pada masa pemerintahan dalam kabinet

Pembangunan dalam Pelita ke VI. Oleh karena itu merupakan momentum yang

sangat tepat untuk kalangan wirausaha dan calon wirausaha di Indonesia untuk

memulai melangkah dan mengembangkan kemampuan kewirausahaannya

berkompetisi dengan usaha-usaha kecil yang telah lebih dulu ada.

     Pemerintah melalui Departemen Perindustrian, Departemen Tenaga Kerja,

Departemen Perdagangan serta pihak Perbankan telah melakukan upaya yang

semaksimal mungkin dalam membantu pengusaha kecil, industri kecil maupun

sektor informal. Melaului strategi pengembangan usaha kecil, pada akhir pelita III

hal telah terbukti bahwa telah tercapai jumlah unit skala kecil yang tersebar di
23



Pulau Jawa kurang lebih berjumlah ( 76,54 % ) serta di Propinsi lainnya ( 23,46

%) ( Harimurti, 2001, 6 ).

     Menurut Drs. Hidayat MA, dalam majalah forum ekonomi, presentase

sektor usaha kecil dan sektor informal di sebagian kota-kota besar di Indonesia

adalah; Jakarta sebesar 50 %, Bandung sebesar 65 %, Semarang sebesar 40 %,

Yogyakarta sebesar 35 %, Surabaya sebesar 45 %. Presentase tersebut sebagian

besar berusaha dalam usaha perdagangan. Bidang perdagangan merupakan bidang

yang lebih memungkinkan, karena memiliki syarat usaha yang tidak seperti usaha

besar yaitu keahlian khusus dan modal permulaan yang besar.

     Hubungan bisnis yang saling menunjang pasti dibutuhkan oleh perusahaan

besar atau perusahaan perdagangan yang besar untuk memacu penggunaan

keterampilan dan nilai ekonomis dari usaha kecil. Perusahaan-perusahaan besar

harus membeli bahan baku dan mengangkutnya ke pabrik, subkontrak pembuatan

komponen, membangun jaringan distribusi, penjualan dalam jumlah besar

maupun eceran, serta jaringan jasa pelayanan dan perbaikan. Aktivitas saling

tunjang ini dapat dilaksanakan oleh usaha kecil, karena perusahaan besar

umumnya hanya menangani pekerjaan dalam skala besar yang lebih vital.

     Perusahaan besar menyadari pentingnya peran perusahaan kecil, tentunya

akan mengadakan hubungan dan melaksanakan pembinaan, pelatihan serta

pengembangan usaha kecil yang berlokasi dekat dengan perusahaannya.

Wirausaha yang dinamis dan ulet mampu melihat peluang dan seringkali menjadi

agen-agen utama dari perusahaan besar dan mampu berkembang menjadi penyalur
24



atau pedagang besar juga pada akhirnya, agen jasa ( misal: catering dan lainnya )

atau perbengkelan yang besar.

      Dengan adanya share atau bagian pekerjaan yang terbuka sedemikian

karena terciptanya suatu sistem produksi, maka sebenarnya selalu ada peluang

dengan pola hubungan keterkaitan antara perusahaan besar dan perusahaan kecil

dengan berbagai model keterkaitan kerjasama yang menguntungkan. Pola

hubungan yang ideal tersebut dapat dirumuskan menjadi seperti pada gambar 1.1

berikut:

                                  GAMBAR 2.1

              POLA HUBUNGAN KERJASAMA PERUSAHAAN
                     BESAR-MENENGAH-KECIL


      Perusahaan Besar      Perusahaan Menengah         Perusahaan Kecil

           Perdagangan                Grosir           Agen dan pengecer

             Industri           Supplier bahan baku       Reparasi, jasa,

                                                           transportasi

      Perusahaan Ekspor         Pengumpul barang          Industri kecil (

                                     kerajinan              produsen )

   Sumber : Harimurti , 2001, 48

      Usaha besar, menengah dan kecil sudah seharusnya melaksanakan

sinergisitas dalam perekonomian. Penyerapan tenaga kerja pengurangan

pengangguran akan dapat terlaksana jika ketiga skala usaha ini dapat bekerjasama

saling melengkapai dan berkaitan. Pemerintah dengan kebijakannya diharapkan
25



mampu untuk menciptakan regulasi policy yang dapat mengakomodasi dan

melancarkan proses pola hubungan tersebut.

2.5 Perkembangan Kredit Perbankan

     Sekalipun LDR belum pulih kembali seperti pada masa sebelum krisis,

tetapi fungsi intermediasi perbankan nasional secara bertahap terus menunjukkan

perbaikan. Terutama pertumbuhan kredit di sektor usaha mikro kecil dan

menengah (UMKM) dan konsumer.

     Posisi kredit perbankan pada bulan Juni di tahun 2004 mengalami

peningkatan Rp 15,3 triliun menjadi Rp 528,7 triliun. Sekalipun pada kuartal

pertama tahun 2004 penyaluran kredit sempat seret, hanya tumbuh Rp 6,8 triliun.

Tetapi kondisi itu pada kuartal kedua membaik. Dalam bulan Juni 2004 saja,

kredit baru yang dikucurkan mencapai Rp 11,8 di mana 44,4 persen di antaranya

disalurkan untuk usaha mikro kecil menengah (UMKM). Secara kumulatif,

sampai Juni 2004, total kredit baru perbankan mencapai Rp 31,9 triliun.

     Peningkatan kredit tersebut jika dilihat dari sisi penawaran antara lain

disebabkan oleh peningkatan dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp 17,7 triliun atau

sekitar 2 persen dari total DPK yang Rp 897 triliun. Di lihat dari sisi permintaan,

volume kenaikan kredit didorong oleh relatif rendahnya tingkat suku kredit

perbankan. Meskipun demikian, dalam bulan Juni 2004 terdapat tambahan

undisburse loan, kredit yang sudah disetujui tetapi belum dicairkan, yakni Rp 1,7

triliun. Secara keseluruhan, kredit yang sudah disetujui tetapi belum dicairkan

pada tengah tahun 2004 ini mencapai Rp 127,6 triliun.
26



     Tingginya jumlah kredit yang telah disetujui oleh pihak bank, tetapi belum

ditarik tersebut adalah mengisyaratkan bahwa sektor riil masih menghadapi

banyak kendala, sehingga hanya memiliki sedikit ruang gerak. Tidak heran kalau

porsi kredit terbesar masih dari kredit konsumsi, sementara kredit investasi paling

rendah. Pada Mei 2004, dari total kredit baru Rp 24,4 triliun, kredit investasi baru

Rp 5,1 triliun atau 20,1 persen, kredit konsumsi Rp 7,8 triliun atau 32 persen, dan

kredit modal kerja Rp 11,5 triliun atau 47 persen.

     Dari sudut kualitas kredit, pada bulan Juni terjadi peningkatan kualitas yang

membanggakan yaitu terlihat pada penurunan rasio NPL kotor maupun bersih

yang masing-masing menurun menjadi 7,6 persen untuk kotor dan 2,4 persen

untuk bersih. Aspek permodalan industri perbankan masih memadai, yakni

tercatat sebesar 20,9 persen. Meskipun demikian, harus diperhatikan pengaruh

faktor besarnya aset berbentuk obligasi pemerintah terhadap CAR dan LDR.

2.6 Perkembangan dan Kondisi Kredit Usaha Kecil ( KUK ) Jumlah

Penghimpunan Dana Tingkat Inflasi serta Suku Bunga Kredit Bank-Bank

Umum di Indonesia

2.6.1 Kredit Usaha Kecil ( KUK ) Bank Umum di Indonesia

     Dari data yang dikumpulkan oleh Bank Indonesia dalam Statistik Ekonomi

Keuangan Indonesia ( SEKI ), menunjukan bahwa jumlah alokasi KUK pada

bank-bank umum sangat memuaskan. Jumlah besar dalam triliyun rupiah

diperlihatkan, pada awal tahun penelitian 2003 bulan Januari sebesar Rp 60

triliyun. Alokasi KUK kemudian stabil sampai dengan bulan September

mengalami peningkatan jumlah alokasi KUK sebesar Rp 72 riliyun, hal ini
27



menunjukan bahwa sektor riil mulai mengalami pertumbuhan yang subur. Kondisi

demikian bertahan sampai empat bulan kedepan yaitu pada bulan Desember tahun

2003.

        Data SEKI BI kemudian memperlihatkan pada tahun awal 2004 alokasi

KUK mangalami penurunan dari bulan pada tahun sebelumnya yaitu dari bulan

Desember 2003 sebesar Rp 72 triliyun menjadi sebesar Rp 69 triliyun bulan

Januari tahun 2004. Kondisi seperti ini stabil sampai tujuh bulan mendatang,

hampir sama seperti keadaan alokasi KUK pada tahun sebelumnya juga stabil

pada posisi RP 60 triliyun selama delapan bulan. Kemudian pada bulan

selanjutnya yaitu Agustus baru mengalami kenaikan sebesar Rp 70 triliyun,

dilanjutkan mengalami kenaikan menjadi Rp 80 triliyun pada bulan September

tahun yang sama 2004. Bulan Oktober sampai Nopember tahun 2004 jumlah

alokasi KUK mengalami penurunan lagi yaitu sebesar Rp 70 triliyun.

        Pada bulan awal tahun 2005 dan bulan akhir tahun 2004 alokasi KUK

menunjukan kenaikan yaitu sebesar Rp 80 triliyun, kondisi ini tetap stabil sampai

bulan Juli 2005. Data kemudian menunjukan pada bulan Agustus 2005 sampai

bulan tutup tahun menunjukan peningkatan alokasi KUK yaitu sebesar Rp 90

triliyun. Kondisi alokasi KUK secara sepintas jika kita mengamati akan

menunjukan kepuasan dalam pelaksanaannya. Seperti yang diperlihatkan kepada

kita bagaimana alokasi KUK ini berjalan dapat diamati dengan mudah dari tabel

2.1 beserta gambar grafik 2.2 tentang alokasi KUK pada bank-bank umum yang

diambil sumbernya dari Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia ( SEKI : BI )

dibawah ini:
28



                                                              TABEL 2.1

                        JUMLAH ALOKASI KUK BANK-BANK UMUM

                                                                                                                             KUK
                                               KUK ( Milyard                                                               (Milyard
                        Tahun/Bulan                 Rp)                            Tahun/Bulan                               Rp)
                          2003;01                 60672.1                            2004;07                                69368
                          2003;02                 62656.3                            2004;08                                70575
                          2003;03                 62075.5                            2004;09                                81356
                          2003;04                63454.26                            2004;10                                79376
                          2003;05                64158.67                            2004;11                                79629
                          2003;06                66381.07                            2004;12                                85191
                          2003;07                  67195                             2005;01                                82651
                          2003;08                  69725                             2005;02                                86576
                          2003;09                  72194                             2005;03                                88980
                          2003;10                  72393                             2005;04                                89333
                          2003;11                  73546                             2005;05                                89069
                          2003;12                  72647                             2005;06                                88493
                          2004;01                  69275                             2005;07                                88867
                          2004;02                  68850                             2005;08                                90712
                          2004;03                  69009                             2005;09                                91245
                          2004;04                  69060                             2005;10                                92044
                          2004;05                  69864                             2005;11                                92290
                          2004;06                  69456                             2005;12                                96580
                       Sumber : SEKI BI, 2005

                                                        GAMBAR 2.2

                                          JUMLAH ALOKASI KUK

                                                                     KUK
Jumlah Alokasi KUK (




                       120000
                       100000
    Milyard Rp )




                        80000
                        60000
                        40000
                        20000
                            0
                                2003;01
                                          2003;04
                                                    2003;07
                                                               2003;10
                                                                         2004;01
                                                                                   2004;04
                                                                                             2004;07
                                                                                                       2004;10
                                                                                                                 2005;01
                                                                                                                             2005;04
                                                                                                                                       2005;07
                                                                                                                                                 2005;10




                                                                                   Periode
29



2.6.2 Jumlah Penghimpunan Dana Bank-Bank Umum di Indonesia

      Dari data SEKI BI dapat ditelusuri tentang bagaimana kondisi jumlah

penghimpunan dana dari pihak ketiga pada bank-bank umum di Indonesia. Pada

awal tahun penelitian yaitu 2003 bulan Januari jumlah penghimpunan dana

sebesar Rp 677 triliyun, jumlah ini cukup besar dan kiranya menggembirakan bagi

kita bawa bukti kondisi perbankan sudah menunjukan pemulihannya dimata

masyarakat dapat terlihat. Kondisi tersebut stabil selama lima bulan kedepan.

Baru pada bulan Juni mulai menunjukkan peningkatan sebesar Rp 710 triliyun,

kemudian secara mengejutkan kondisi ini stabil selama delapan belas bulan

kedepan sampai pada bulan November tahun 2004 menunjukan jumlah sebesar Rp

783 triliyun.

      Suatu kondisi yang menyenangkan perbankan, karena dengan melihat data

yang demikian kita dapat mengetahui bahwa perbankan telah tepat menerapkan

strateginya untuk menghimpun dana pihak ketiga. Dana pihak ketiga merupakan

modal utama bagi bank untuk menunjukan eksistensinya pada dunia ekonomi.

Kegembiraan ini kemudian tetap menunjukan peningkataannya karena pada akhir

tahun 2004 dan selama dua belas bulan kedepan jumlah penghimpunan dana

bank-bank umum di Indonesia naik sejumlah Rp 800 triliyun, kemudian ditutup

dengan akhir tahun penelitian yaitu 2005 bulan Desember dengan jumlah Rp 932

triliyun. Perkembangan yang menarik ini jika kita pantau lebih dalam lagi dapat

terlihat seperti dalam tabel 2.2 dan ditunjukan sepintas dengan melalui gambar

grafik 2.3 berikut ini:
30



                                                            TABEL 2.2

            JUMLAH PENGHIMPUNAN DANA BANK-BANK UMUM

                              Jmlh Pnghimpnan                                                                      Jmlh Pnghimpnan
 Tahun/Bulan                  Dana ( Milyard Rp )                            Tahun/Bulan                           Dana ( Milyard Rp )
   2003;01                         677130                                      2004;07                                  761315
   2003;02                         686998                                      2004;08                                  768860
   2003;03                         693030                                      2004;09                                  776464
   2003;04                         698095                                      2004;10                                  779124
   2003;05                         699123                                      2004;11                                  783977
   2003;06                         710196                                      2004;12                                  820585
   2003;07                         713981                                      2005;01                                  805873
   2003;08                         719165                                      2005;02                                  803531
   2003;09                         720673                                      2005;03                                  813343
   2003;10                         735756                                      2005;04                                  828110
   2003;11                         728753                                      2005;05                                  834602
   2003;12                         755599                                      2005;06                                  853650
   2004;01                         741029                                      2005;07                                  851351
   2004;02                         734422                                      2005;08                                  859836
   2004;03                         734178                                      2005;09                                  875857
   2004;04                         732048                                      2005;10                                  873450
   2004;05                         743697                                      2005;11                                  892688
   2004;06                         761706                                      2005;12                                  932873
Sumber: SEKI BI, 2005

                                                        GAMBAR 2.3

                               JUMLAH PENGHIMPUNAN DANA


                                         Jumlah Penghimpunan Dana
 Jumlah Penghimpunan
   Dana ( Milyard Rp )




                         1000000
                          800000
                          600000
                          400000
                          200000
                               0
                                   2003;01
                                             2003;04
                                                       2003;07
                                                                 2003;10
                                                                           2004;01
                                                                                     2004;04
                                                                                               2004;07
                                                                                                         2004;10
                                                                                                                   2005;01
                                                                                                                             2005;04
                                                                                                                                       2005;07
                                                                                                                                                 2005;10




                                                                                     Periode
31



2.6.3 Tingkat Inflasi Indonesia Masa Penelitian

     Pada data yang ada dalam SEKI BI menunjukan tingkat laju inflasi

Indonesia pada umumnya mengalami alur zigzag yaitu tinggi rendah tingkat

inflasi selalu terjadi pada tahun penelitian. Bulan Januari tahun 2003 menunjukan

laju inflasi sebesar 8,68 % kemudian bulan berikutnya sudah turun menjadi 7,6 %

dan stabil pada kisaran tersebut sampai bulan Mei 2003. Bulan Juni sampai

Oktober tingkat inflasi kembali menunjukkan penurunan yaitu sebesar 6 %, dan

turun terus pada bulan November dan Desember 2003 sebesar 5,5 dan 5,1 %.

     Kondisi demikian menarik karena masyarakat akan mulai menikmati sarana

pembiyaan bank yang berupa kredit, sehingga sektor riil dapat bergerak,

dikarenakan tren dari laju inflasi menunjukkan penurunan terus menerus. Inflasi

pada bulan Januari tahun 2004 sampai Februari mengalami penurunan yang

drastis yaitu sampai sebsar 4%. Penurunan tersebut tidak lama kemudian inflasi

kembali merangkak mengalami kenaikan. Bulan berikutnya yaitu pada bulan

maret april mulai naik menjadi 5,1 dan 5,9%. Mei dan Juni kembali naik sebesar

6,4 dan 6,8%, bulan depannya menjadi 7% dan kemudian turun menjadi 6% stabil

sampai lima bulan kedepan yaitu sampai bulan Desember 2004.

     Setelah bulan Desember 2004 ke bulan Januari 2005 inflasi mengalami tren

peningkatan yang terus menerus sampai akhir tahun 2005 pada bulan Desember

sebesar 17,11%, walaupun diiringai pasang surut tetapi inflasi tetap menunjukan

jauhnya peningkatan dibanding pada bulan awal penelitian. Perkembangan inflasi

yang demikian menimbulkan kekhawatiran terhadap sektor riil karena dengan

naiknya inflasi diperkirakan sektor riil mengalami hambatan. Suku bunga kredit
32



diperkirakan akan naik seiiring dengan naiknya inflasi. Keadaan yang demikian

dapat kita saksikan seperti dalam tabel 2.3 dan gambar grafik 2.4 dibawah ini :

                                                      TABEL 2.3

                                  LAJU INFLASI INDONESIA TAHUN 2003-2005


                             Tahun/Bulan      Inflasi %       Tahun/Bulan   Inflasi %
                               2003;01          8.68            2004;07        7.2
                               2003;02           7.6            2004;08        6.67
                               2003;03          7.17            2004;09        6.27
                               2003;04          7.62            2004;10        6.22
                               2003;05          7.15            2004;11        6.18
                               2003;06          6.98            2004;12        6.4
                               2003;07          6.27            2005;01        7.32
                               2003;08          6.51            2005;02        7.15
                               2003;09          6.33            2005;03        8.81
                               2003;10          6.48            2005;04        8.12
                               2003;11          5.53            2005;05        7.4
                               2003;12          5.16            2005;06        7.42
                               2004;01          4.82            2005;07        7.84
                               2004;02           4.6            2005;08        8.33
                               2004;03          5.11            2005;09        9.06
                               2004;04          5.92            2005;10       17.89
                               2004;05          6.47            2005;11       18.38
                               2004;06          6.83            2005;12       17.11
                      Sumber : SEKI BI, 2005

                                                    GAMBAR 2.4

                                           TINGKAT INFLASI INDONESIA

                                                          Inflasi
     Tingkat Inflasi ( % )




                                20
                                15
                                10
                                  5
                                  0
                                  20 ;01

                                  20 ;04

                                  20 ;07

                                  20 ;10

                                  20 ;01

                                  20 ;04

                                  20 ;07

                                  20 ;10

                                  20 ;01

                                  20 ;04

                                  20 ;07

                                          0
                                       ;1
                               03

                                    03

                                    03

                                    03

                                    04

                                    04

                                    04

                                    04

                                    05

                                    05

                                    05

                                    05
                             20




                                                               Periode
33



2.6.4 Suku Bunga Kredit KUK Bank-Bank Umum di Indonesia

     Dalam data SEKI BI menunjukkan kondisi suku bunga kredit bank-bank

umum yang menjadi sumber penelitian mulai tahun 2003 sampai 2005. Secara

garis besar kondisi perkembangan suku bunga kredit tersebut adalah mengikuti

alur tren pasang-surut, naik-turunya tingkat laju inflasi di Indonesia. Jika tingkat

inflasi naik maka bank Indonesia akan menaikan BI rate nya maka otomatis bank-

bank umum juga akan meningkatkan suku bunga nya baik simpanan maupun

pinjaman untuk mengatasi negative spread.

     Laju perkembangan suku bunga kredit bank umum pada awal tahun 2003

bulan Januari menunjukkan 18,26% tingkat suku bunga yang termasuk tinggi,

tetapi pada bulan-bulan selanjutnya mengalami penurununan terus menerus

sampai bulan Agustus 2005 yaitu sebesar 13,4% suatu prestasi kredit yang

membanggakan. Selanjutnya dikarenakan tingkat inflasi yang meninggi maka

suku bunga kredit akhirnya mulai mengikuti kenaikan tersebut, yaitu pada bulan

September 2005 sampai Desember 2005 sebesar 14,51% sampai 16,23%.

     Kondisi demikian membuat sektor riil diperkirakan mengalami gangguan

karena sumber dana pembiyaan dari pihak bank menjadi meningkat bebannya

dikarenakan suku bunga kredit        yang cenderung meningkat menyusul laju

peningkatan inflasi. Kenaikan inflasi secara moneter memang mengharuskan

otoritas moneter meningkatkan suku bunga. Perkembangan tingkatan suku bunga

kredit bank-bank umum dapat terlihat seperti pada tabel 2.4 dan dengan mudah

dapat kita mengerti dalam gambaran grafik tingkat suku bunga kredit seperti

gambar 2.5 berikut ini:
34



                                                        TABEL 2.4

                    TINGKAT SUKU BUNGA KREDIT BANK-BANK UMUM

  Tahun/Bulan                              Skb Kredit U K (%)   Tahun/Bulan   Skb Kredit U K (%)
    2003;01                                      18.26            2004;07           13.99
    2003;02                                      18.25            2004;08           13.84
    2003;03                                      18.08            2004;09           13.8
    2003;04                                      17.87            2004;10           13.64
    2003;05                                      17.75            2004;11           13.57
    2003;06                                      17.41            2004;12           13.41
    2003;07                                      16.88            2005;01           13.4
    2003;08                                      16.36            2005;02           13.37
    2003;09                                      16.07            2005;03           13.31
    2003;10                                      15.77            2005;04           13.31
    2003;11                                      15.45            2005;05           13.2
    2003;12                                      15.07            2005;06           13.36
    2004;01                                      14.99            2005;07           13.42
    2004;02                                      14.79            2005;08           13.4
    2004;03                                      14.61            2005;09           14.51
    2004;04                                      14.48            2005;10           15.18
    2004;05                                      14.27            2005;11           15.92
    2004;06                                      14.1             2005;12           16.23
Sumber : SEKI BI, 2005

                                                       GAMBAR 2.5

                                           TINGKAT SUKU BUNGA KREDIT

                                                       Skb Kredit U K
   Tingkat Suku Bunga Kredit (




                                      20
                                      18
                                      16
                                      14
                                      12
              %)




                                      10
                                       8
                                       6
                                       4
                                       2
                                       0
                                  20 ;01

                                  20 ;04
                                  20 ;07
                                  20 ;10
                                  20 ;01
                                  20 ;04
                                  20 ;07

                                  20 ;10
                                  20 ;01
                                  20 ;04
                                  20 ;07

                                          0
                                       ;1
                                    03
                                    03

                                    03
                                    03
                                    04
                                    04
                                    04
                                    04

                                    05
                                    05
                                    05
                                    05
                                 20




                                                                  Periode
35



                                    BAB III

                             KAJIAN PUSTAKA

3.1 Tujuan Kajian Pustaka

     Tujuan diadakannya kajian pustaka adalah untuk mendokumentasikan dan

mengkaji hasil-hasil dari penelitian yang pernah ada pada area yang sama. Proses

kajian pustaka akan menunjukkan fungsi dan kepentingan dalam penulisan

penelitian. Diperolehnya beberapa penelitian yang sejenis pada area yang sama

dapat diketahui pola hubungan antar penelitian, bermanfaatnya penelitian,

ditemukannya kelebihan dan kelemahan sebagai sarana proses kesempurnaan

kajian pada bidang yang sama tersebut, sekaligus menghindari duplikasi.

3.2 Pembahasan Penelitian Sebelumnya Pada Area yang Sama

     Ada beberapa penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya oleh beberapa

peneliti tentang KUK dan UKM penelitian tersebut antara lain:

1. Erwin (1998) “Penelitian Tentang Penyaluran KUK di Indonesia (1990-

1995)”

     Penelitian tersebut ditulis dengan tema KUK dan UKM, tentang penyaluran

KUK di Indonesia yang dilakukan dengan sampel yang diambil tahun 1990-1995.

Variabel dependen dalam penelitian tersebut adalah alokasi KUK di Indonesia,

sedangkan variabel independen penelitian tersebut yaitu jumlah dana yang

dihimpun bank, volume GDP. Menggunakan OLS dengan mencari tahu hubugan

variabel independen tersebut terhadap variabel dependennya. Dalam penelitian

tersebut juga menganalisis hubungan antara inflasi dengan tingkat suku bunga

deposito.
36



      Penelitian tersebut kemudian menghasilkan beberapa kesimpulan sebagai

berikut:

         a) Variabel independen Jumlah dana yang dihimpun bank berpengaruh

              positif dan signifikan terhadap variabel dependen alokasi KUK

         b) Pada tingkat suku bunga deposito ternyata variabel inflasi tidak

              berpengaruh signifikan terhadap tingkat suku bunga deposito,

              sehingga jumlah dana yang dihimpun tidak terpengaruh signifikan

         c) Variabel independen GDP riil berpengaruh signifikan terhadap

              Variabel dependen alokasi KUK

      Penelitian diatas menggunakan data tahun 1990 sampai dengan tahun 1995,

seperti yang telah kita ketahui penelitian diatas dilakukan sebelum terjadinya

krisis ekonomi 1998. Dengan mengadakan penelitian yang serupa pada area yang

sama paska krisis ekonomi 1998 diharapkan dapat memperbaharui informasi

tentang KUK dan UKM, karena pada saat krisis ekonomi 1998 dikhawatirkan

sektor     riil   termasuk   didalamnya     adalah   KUK      menjadi   terhambat

perkembangannya. Krisis ekonomi 1998 yang berpangkal pada krisis moneter

sangat menghambat UKM dan alokasi KUK karena inflasi yang tinggi

menyebabkan suku bunga kredit yang tinggi sehingga UKM diperkirakan akan

terganggu.

2. Ngatiman (1998) “ Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyaluran Dana

KUK Oleh Bank Pembangunan Daerah ( BPD ) D.I.Y ( 1985- 2002) “

         Penelitian tersebut meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi

penyaluran KUK oleh bank BPD di Yogyakarta tahun 1985-2002. Variabel
37



dependen dari penelitian tersebut adalah alokasi KUK di bank BPD Yogyakarta,

sedangkan variabel independennya adalah jumlah dana jumlah dana yang

terhimpun pada bank BPD Yogyakarta, tingkat suku bunga kredit dan PDRB.

Penelitian tersebut menganalisis hubungan antara variabel dependen dengan

independennya menggunakan analisis regresi model OLS.

      Dengan memperoleh beberapa kesimpulan penting didalamnya sebagai

berikut ini:

        a) Variabel independen Jumlah dana yang terhimpun di bank BPD

               Yogyakarta ternyata berpengaruh positif dan signifikan terhadap

               variabel dependen yaitu alokasi KUK pada bank BPD Yogyakarta

        b) Variabel independen Tingkat suku bunga ternyata tidak berpengaruh

               secara signifikan terhadap variabel dependen alokasi KUK pada bank

               BPD Yogyakarta

        c) Variabel independen PDRB ternyata berpengaruh secara signifikan

               terhadap variabel dependen alokasi KUK pada bank BPD Yogyakarta

3.3 Kesimpulan Tentang Dua Penelitian Sebelumnya dan Hubungannya

dengan Penelitian Penulis

      Penelitian diatas menggunakan data 1985 sampai dengan tahun 2002

sebelum dan sesudah krisis ekonomi 1998. Dikhawatirkan data yang digunakan

sudah tidak relevan lagi untuk masa sekarang. Diperlukan perbaharuan data dan

penelitian yang serupa kembali untuk memberikan informasi yang lebih baru guna

kepentingan berbagai pihak yang membutuhkan.
38



     Kedua penelitian diatas tidak semua variabel yang dipakai menggunakan

variabel dari sektor perbankan karena kedua penelitian diatas memasukkan

variabel PDRB, data yang diambil dari sektor regional untuk penelitian yang

kedua. Penulis ingin mengadakan penelitian tentang kredit yang pada area yang

sama dengan analisis terfokus kepada sisi kebijakan perbankan. Sisi kebijakan

perbankan seperti jumlah penghimpunan dana, laju tingkat inflasi dan suku bunga

kredit sebenarnya sangat mungkin berpengaruh terhadap kelancaran pengucuran

dana kredit usaha kecil lebih daripada sisi intern pengusaha kecil itu sendiri.

Manajemen yang merupakan salah satu sisi intern pengusaha kecil, kelebihan dan

kekurangannya serta kondisi eksternal seperti halnya GDP memang juga memiliki

kemungkinan untuk mempengaruhi alokasi KUK, namun karena KUK merupakan

kewajiban moral bagi sektor perbankan terhadap sektor riil maka layak untuk

medapatkan perhatian yang serius.

     Banyaknya penelitian tentang KUK mengisyaratkan bahwa sebenarnya

informasi yang didapat dari hasil penelitian pada area yang sama tersebut sangat

bermanfaat bagi masyarakat, terutama bagi pihak perbankan dan sektor UKM.

Maka penulis ingin meneliti dengan tema yang sama yang brjudulkan “Analisis

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Alokasi KUK Pada Bank-Bank Umum di

Indonesia (Pada tahun 2004:02-2005:12)”.
39



                                  BAB IV

                    LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

4.1 Landasan Teori

4.1.1 Pengertian Kredit

     Menurut yang diungkapkan Kasmir (2004), kata kredit berasal dari kata

Yunani “Credere” yang berarti kepercayaan atau berasal dari bahasa Latin

“Creditum” yang berarti kepercayaan akan kebenaran. Pengertian tersebut

kemudian dibakukan oleh pemerintah dengan dikeluarkan Undang-Undang Pokok

Perbankan No. 14 Tahun 1967 bab 1 pasal 1,2 yang merumuskan pengertian

kredit sebagai berikut : “Kredit adalah penyediaan uang atau yang disamakan

dengan itu berdasarkan persetujuan pinjam meminjam antara bank dengan lain

pihak peminjam berkewajiban melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu

dengan jumlah bunga yang telah ditentukan”.

     Selanjutnya pengertian kredit tersebut disempurnakan lagi dalam Undang-

Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan. Sebagaimana telah diubah dengan

Undang-Undang No. 10 Tahun 1998, yang mendefinisikan pengertian kredit

adalah : “Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan

dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam untuk

melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga”.

4.1.2 Unsur-Unsur Kredit

     Adapun unsur-unsur yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas kredit

adalah sebagai berikut :
40



1.   Kepercayaan

     Yaitu suatu keyakinan pemberi kredit yang diberikan (berupa

     uang, barang, jasa) akan benar-benar diterima kembali dimasa

     tertentu dimasa datang. Kepercayaan ini diberikan oleh bank,

     dimana sebelumnya sudah dilakukan penelitian penyelidikan

     tentang nasabah bank baik secara intern maupun secara ekstern.

     Penelitian dan penyelidikan tentang kondisi masa lalu dan

     sekarang terhadap nasabah pemohon kredit ;

2.   Kesepakatan

     Disamping unsur percaya didalam kredit juga mengandung unsur

     kesepakatan antara pemberi kredit dengan si penerima kredit.

     Kepercayaan itu dituang dalam suatu perjanjian dimana masing-

     masing pihak menandatangani hak dan kewajiban masing-masing ;

3.   Jangka Waktu

     Setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu,

     jangka waktu ini mencakup masa pengambilan kredit yang jelas

     disepakati. Jangka waktu tersebut bisa berbentuk jangka pendek,

     jangka menengah, atau jangka panjang ;

4.   Risiko

     Adanya suatu tenggang waktu pengembalian menyebabkan suatu

     resiko tidak tertagihnya/macet pemberian kredit. Semakin panjang

     suatu kredit semakin besar resikonya, demikian juga sebaliknya.

     Resiko ini menjadi tanggungan bank, baik resiko yang disengaja
41



                oleh nasabah yang lalai maupun oleh resiko yang tidak sengaja,

                misalnya terjadi bencana alam atau bangkrutnya usaha nasabah

                tanpa ada unsur kesengajaan ;

        5.      Balas Jasa

                Merupakan keuntungan atas pemberian kredit atau jasa tersebut

                yang kita kenal dengan nama bunga. Balas jasa dalam bentuk

                bunga dan administrasi ini merupakan keuntungan bank.

                Sedangkan bank yang berdasarkan prinsip syariah balas jasa

                ditentukan dengan bagi hasil.

4.1.3 Jenis-Jenis Kredit

     Beragamnya jenis usaha, menyebabkan beragam pula kebutuhan akan dana.

Kebutuhan dana yang beragam menyebabkan jenis kredit juga menjadi beragam.

Hal ini disesuaikan dengan kebutuhan dana yang diinginkan nasabah.

     Dalam praktiknya kredit yang diberikan bank umum dan bank perkreditan

rakyat untuk masyarakat terdiri dari berbagai jenis. Secara umum jenis-jenis kredit

dapat dilihat dari berbagai segi antara lain :

        1.      Dilihat Dari Segi Kegunaan

                a.     Kredit Investasi

                Kredit investasi merupakan kredit jangka panjang yang biasanya

               digunakan untuk keperluan perluasan usaha atau membangun

               proyek/pabrik baru atau untuk keperluan rehabilitas. Contoh kredit

               investasi misalnya untuk membangun pabrik atau membeli mesin-

               mesin. Masa pemakaiannya untuk suatu periode yang relatif lebih
42



     lama dan dibutuhkan modal yang relatif lebih lama dan dibutuhkan

     modal yang relatif lebih besar pula.

     b.     Kredit Modal Kerja

     Kredit modal kerja merupakan kredit yang digunakan untuk

     keperluan meningkatkan produksi dalam operasionalnya. Sebagai

     contoh kredit modal kerja diberikan untuk membeli bahan baku,

     membayar gaji pegawai atau biaya-biaya lainnya yang berkaitan

     dengan proses produksi perusahaan.

2.   Dilihat Dari Segi Tujuan Kredit

     a.     Kredit Produktif

     Kredit yang digunakan untuk meningkatkan usaha atau produksi

     atau investasi. Kredit ini diberikan untuk menghasilkan barang atau

     jasa. Sebagai contohnya kredit untuk membangun pabrik yang

     nantinya akan menghasilkan barang dan kredit pertanian akan

     menghasilkan      produk      pertanian,      kredit    pertambangan

     menghasilkan    bahan      tambang     atau   kredit   industri   akan

     menghasilkan barang industri.

     b.     Kredit Konsumtif

     Kredit yang digunakan untuk dikonsumsi secara pribadi. Dalam

     kredit ini tidak ada pertambahan barang dan jasa yang dihasilkan,

     karena memang untuk digunakan atau dipakai seseorang atau

     badan usaha. Sebagai contoh kredit untuk perumahan, kredit mobil

     pribadi, kredit perabotan rumah dan kredit konsumtif lainnya.
43



     c.     Kredit Perdagangan

     Merupakan kredit yang diberikan kepada pedagang dan digunakan

     untuk membiayai aktivitas dan perdagangannya seperti untuk

     membeli barang dagangan yang pembayarannya diharapkan dari

     hasil penjualan barang dagangan tersebut. Kredit ini sering

     diberikan kepada supplier atau agen-agen perdagangan yang akan

     membeli barang dalam jumlah besar. Contoh kredit ini misalnya

     kredit ekspor dan import.

3.   Dilihat Dari Segi Jangka Waktu

     a.     Kredit Jangka Pendek

     Merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari 1

     tahun atau paling lama 1 tahun dan biasanya digunakan untuk

     keperluan modal kerja. Contohnya untuk peternakan, misalnya

     kredit peternakan ayam atau jika untuk pertanian misalnya tanaman

     padi atau jagung.

     b.     Kredit Jangka Menengah

     Jangka waktu berkisar antara 1 tahun sampai dengan 3 tahun dan

     biasanya kredit ini digunakan untuk melakukan investasi. Sebagai

     contoh kredit untuk pertanian seperti apel, atau peternakan sapi.

     c.     Kredit Jangka Panjang

     Merupakan kredit yang masa pengembaliannya paling panjang.

     Kredit jangka panjang waktu pengembaliannya diatas 3 tahun atau

     5 tahun. Biasanya kredit ini untuk investasi jangka panjang seperti
Faktor alokasi kuk
Faktor alokasi kuk
Faktor alokasi kuk
Faktor alokasi kuk
Faktor alokasi kuk
Faktor alokasi kuk
Faktor alokasi kuk
Faktor alokasi kuk
Faktor alokasi kuk
Faktor alokasi kuk
Faktor alokasi kuk
Faktor alokasi kuk
Faktor alokasi kuk
Faktor alokasi kuk
Faktor alokasi kuk
Faktor alokasi kuk
Faktor alokasi kuk
Faktor alokasi kuk
Faktor alokasi kuk
Faktor alokasi kuk
Faktor alokasi kuk
Faktor alokasi kuk
Faktor alokasi kuk
Faktor alokasi kuk
Faktor alokasi kuk
Faktor alokasi kuk
Faktor alokasi kuk
Faktor alokasi kuk
Faktor alokasi kuk
Faktor alokasi kuk
Faktor alokasi kuk
Faktor alokasi kuk
Faktor alokasi kuk
Faktor alokasi kuk
Faktor alokasi kuk
Faktor alokasi kuk
Faktor alokasi kuk
Faktor alokasi kuk
Faktor alokasi kuk
Faktor alokasi kuk
Faktor alokasi kuk
Faktor alokasi kuk
Faktor alokasi kuk
Faktor alokasi kuk
Faktor alokasi kuk
Faktor alokasi kuk
Faktor alokasi kuk
Faktor alokasi kuk

More Related Content

What's hot

Perimbangan keuangan pusat dan daerah
Perimbangan keuangan pusat dan daerahPerimbangan keuangan pusat dan daerah
Perimbangan keuangan pusat dan daerahyogieardhensa
 
Sd1pkn belajar kewargaind kurnia
Sd1pkn belajar kewargaind kurniaSd1pkn belajar kewargaind kurnia
Sd1pkn belajar kewargaind kurniaEvi Sofia
 
Bahan Ajar Biologi Untuk SMK/MAK Kelas XI (Bagian 1)
Bahan Ajar Biologi Untuk SMK/MAK Kelas XI (Bagian 1)Bahan Ajar Biologi Untuk SMK/MAK Kelas XI (Bagian 1)
Bahan Ajar Biologi Untuk SMK/MAK Kelas XI (Bagian 1)Abdul Fauzan
 
Penjasorkes sekolah dasar_mi_kelas_ii_kelas_2_agus_suyanto_endang_widiharti_j...
Penjasorkes sekolah dasar_mi_kelas_ii_kelas_2_agus_suyanto_endang_widiharti_j...Penjasorkes sekolah dasar_mi_kelas_ii_kelas_2_agus_suyanto_endang_widiharti_j...
Penjasorkes sekolah dasar_mi_kelas_ii_kelas_2_agus_suyanto_endang_widiharti_j...rara_saraswati
 
Analisis pendapatan industri ayam potong
Analisis pendapatan industri ayam potongAnalisis pendapatan industri ayam potong
Analisis pendapatan industri ayam potongyogieardhensa
 
Make a match vs jigsaw
Make a match vs jigsawMake a match vs jigsaw
Make a match vs jigsawibuwidi
 
10670022 bab i-iv-atau-v_daftar-pustaka
10670022 bab i-iv-atau-v_daftar-pustaka10670022 bab i-iv-atau-v_daftar-pustaka
10670022 bab i-iv-atau-v_daftar-pustakaSidraa Adion
 
Ilmu pengetahuan alam dan lingkunganku untuk kelas 1 - mulyati arifin
Ilmu pengetahuan alam dan lingkunganku untuk kelas 1  - mulyati arifinIlmu pengetahuan alam dan lingkunganku untuk kelas 1  - mulyati arifin
Ilmu pengetahuan alam dan lingkunganku untuk kelas 1 - mulyati arifinprimagraphology consulting
 
Pengumuman dividen trhdp saham
Pengumuman dividen trhdp sahamPengumuman dividen trhdp saham
Pengumuman dividen trhdp sahamyogieardhensa
 
LAPORAN KARYA WISATA - Jakarta
LAPORAN KARYA WISATA - JakartaLAPORAN KARYA WISATA - Jakarta
LAPORAN KARYA WISATA - JakartaSuya Yahya
 
Skripsi MPG, Pemecahan Masalah, dan Disposisi Matematis
Skripsi MPG, Pemecahan Masalah, dan Disposisi MatematisSkripsi MPG, Pemecahan Masalah, dan Disposisi Matematis
Skripsi MPG, Pemecahan Masalah, dan Disposisi MatematisNyayu Husnul Chotimah
 
K imia kelas 3_teguh_pangajuanto
K imia kelas 3_teguh_pangajuantoK imia kelas 3_teguh_pangajuanto
K imia kelas 3_teguh_pangajuantoAndi Rahim
 
ILMU PENGETAHUAN ALAM UNTUK SD & MI KELAS 4 -- CHOIRUL AMIN & AMIN PRIYONO
ILMU PENGETAHUAN ALAM UNTUK SD & MI KELAS 4 -- CHOIRUL AMIN & AMIN PRIYONOILMU PENGETAHUAN ALAM UNTUK SD & MI KELAS 4 -- CHOIRUL AMIN & AMIN PRIYONO
ILMU PENGETAHUAN ALAM UNTUK SD & MI KELAS 4 -- CHOIRUL AMIN & AMIN PRIYONOprimagraphology consulting
 
Analisis keamanan jaringan pada fasilitas internet (wifi) terhadap serangan p...
Analisis keamanan jaringan pada fasilitas internet (wifi) terhadap serangan p...Analisis keamanan jaringan pada fasilitas internet (wifi) terhadap serangan p...
Analisis keamanan jaringan pada fasilitas internet (wifi) terhadap serangan p...auliaulabee
 

What's hot (20)

Perimbangan keuangan pusat dan daerah
Perimbangan keuangan pusat dan daerahPerimbangan keuangan pusat dan daerah
Perimbangan keuangan pusat dan daerah
 
Sd1pkn belajar kewargaind kurnia
Sd1pkn belajar kewargaind kurniaSd1pkn belajar kewargaind kurnia
Sd1pkn belajar kewargaind kurnia
 
Bahan Ajar Biologi Untuk SMK/MAK Kelas XI (Bagian 1)
Bahan Ajar Biologi Untuk SMK/MAK Kelas XI (Bagian 1)Bahan Ajar Biologi Untuk SMK/MAK Kelas XI (Bagian 1)
Bahan Ajar Biologi Untuk SMK/MAK Kelas XI (Bagian 1)
 
Penjasorkes sekolah dasar_mi_kelas_ii_kelas_2_agus_suyanto_endang_widiharti_j...
Penjasorkes sekolah dasar_mi_kelas_ii_kelas_2_agus_suyanto_endang_widiharti_j...Penjasorkes sekolah dasar_mi_kelas_ii_kelas_2_agus_suyanto_endang_widiharti_j...
Penjasorkes sekolah dasar_mi_kelas_ii_kelas_2_agus_suyanto_endang_widiharti_j...
 
Analisis pendapatan industri ayam potong
Analisis pendapatan industri ayam potongAnalisis pendapatan industri ayam potong
Analisis pendapatan industri ayam potong
 
Matematika untuk kelas 3 - tri dayat
Matematika untuk kelas 3  - tri dayatMatematika untuk kelas 3  - tri dayat
Matematika untuk kelas 3 - tri dayat
 
Make a match vs jigsaw
Make a match vs jigsawMake a match vs jigsaw
Make a match vs jigsaw
 
Operasi jawa bali
Operasi jawa baliOperasi jawa bali
Operasi jawa bali
 
10670022 bab i-iv-atau-v_daftar-pustaka
10670022 bab i-iv-atau-v_daftar-pustaka10670022 bab i-iv-atau-v_daftar-pustaka
10670022 bab i-iv-atau-v_daftar-pustaka
 
Daftar isi
Daftar isiDaftar isi
Daftar isi
 
Ilmu pengetahuan alam dan lingkunganku untuk kelas 1 - mulyati arifin
Ilmu pengetahuan alam dan lingkunganku untuk kelas 1  - mulyati arifinIlmu pengetahuan alam dan lingkunganku untuk kelas 1  - mulyati arifin
Ilmu pengetahuan alam dan lingkunganku untuk kelas 1 - mulyati arifin
 
Cover bapak
Cover bapakCover bapak
Cover bapak
 
Pengumuman dividen trhdp saham
Pengumuman dividen trhdp sahamPengumuman dividen trhdp saham
Pengumuman dividen trhdp saham
 
Smp7ipa ipa teguh
Smp7ipa ipa teguhSmp7ipa ipa teguh
Smp7ipa ipa teguh
 
LAPORAN KARYA WISATA - Jakarta
LAPORAN KARYA WISATA - JakartaLAPORAN KARYA WISATA - Jakarta
LAPORAN KARYA WISATA - Jakarta
 
Skripsi MPG, Pemecahan Masalah, dan Disposisi Matematis
Skripsi MPG, Pemecahan Masalah, dan Disposisi MatematisSkripsi MPG, Pemecahan Masalah, dan Disposisi Matematis
Skripsi MPG, Pemecahan Masalah, dan Disposisi Matematis
 
K imia kelas 3_teguh_pangajuanto
K imia kelas 3_teguh_pangajuantoK imia kelas 3_teguh_pangajuanto
K imia kelas 3_teguh_pangajuanto
 
ILMU PENGETAHUAN ALAM UNTUK SD & MI KELAS 4 -- CHOIRUL AMIN & AMIN PRIYONO
ILMU PENGETAHUAN ALAM UNTUK SD & MI KELAS 4 -- CHOIRUL AMIN & AMIN PRIYONOILMU PENGETAHUAN ALAM UNTUK SD & MI KELAS 4 -- CHOIRUL AMIN & AMIN PRIYONO
ILMU PENGETAHUAN ALAM UNTUK SD & MI KELAS 4 -- CHOIRUL AMIN & AMIN PRIYONO
 
Analisis keamanan jaringan pada fasilitas internet (wifi) terhadap serangan p...
Analisis keamanan jaringan pada fasilitas internet (wifi) terhadap serangan p...Analisis keamanan jaringan pada fasilitas internet (wifi) terhadap serangan p...
Analisis keamanan jaringan pada fasilitas internet (wifi) terhadap serangan p...
 
Lembar pengesahan
Lembar pengesahanLembar pengesahan
Lembar pengesahan
 

Similar to Faktor alokasi kuk

Ipm sulawesi selatan 2001 2010 (2012)
Ipm sulawesi selatan 2001 2010 (2012)Ipm sulawesi selatan 2001 2010 (2012)
Ipm sulawesi selatan 2001 2010 (2012)Muhammad Akbar Fatria
 
Skripsi%20 andi%20jayanti.
Skripsi%20 andi%20jayanti.Skripsi%20 andi%20jayanti.
Skripsi%20 andi%20jayanti.radikalzen
 
Pengaruh Indeks Pembangunan Manusia dan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Jumlah A...
Pengaruh Indeks Pembangunan Manusia dan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Jumlah A...Pengaruh Indeks Pembangunan Manusia dan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Jumlah A...
Pengaruh Indeks Pembangunan Manusia dan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Jumlah A...Rangel Chris Eko Bieth
 
Pengaruh Kehadiran Kepemilikan Bank Asing Terhadap Profitabilitas, Aktivitas ...
Pengaruh Kehadiran Kepemilikan Bank Asing Terhadap Profitabilitas, Aktivitas ...Pengaruh Kehadiran Kepemilikan Bank Asing Terhadap Profitabilitas, Aktivitas ...
Pengaruh Kehadiran Kepemilikan Bank Asing Terhadap Profitabilitas, Aktivitas ...Ekaputra Sananto
 
GAMBARAN KEJADIAN BAYI PREMATUR DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA MAPPAOUDANG MAKASS...
GAMBARAN KEJADIAN BAYI PREMATUR DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA MAPPAOUDANG MAKASS...GAMBARAN KEJADIAN BAYI PREMATUR DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA MAPPAOUDANG MAKASS...
GAMBARAN KEJADIAN BAYI PREMATUR DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA MAPPAOUDANG MAKASS...Watowuan Tyno
 
Analisa pengaruh harga sewa, pendapatan keluarga, fas, lokasi dan harga subti...
Analisa pengaruh harga sewa, pendapatan keluarga, fas, lokasi dan harga subti...Analisa pengaruh harga sewa, pendapatan keluarga, fas, lokasi dan harga subti...
Analisa pengaruh harga sewa, pendapatan keluarga, fas, lokasi dan harga subti...Kotjo Negoro
 
Ios dan pertumbuhan perusahaan
Ios dan pertumbuhan perusahaanIos dan pertumbuhan perusahaan
Ios dan pertumbuhan perusahaanyogieardhensa
 
Cover, daftar isi , kata pengantar
Cover, daftar isi , kata pengantarCover, daftar isi , kata pengantar
Cover, daftar isi , kata pengantaralankinata
 
Analisis perbandingan resiko dan tingkat pengembalian reksa dana syariah dan ...
Analisis perbandingan resiko dan tingkat pengembalian reksa dana syariah dan ...Analisis perbandingan resiko dan tingkat pengembalian reksa dana syariah dan ...
Analisis perbandingan resiko dan tingkat pengembalian reksa dana syariah dan ...yogieardhensa
 
Digital 20282739 t yeni iswari
Digital 20282739 t yeni iswariDigital 20282739 t yeni iswari
Digital 20282739 t yeni iswariBayu Rahmanto
 
SKRIPSI PENGARUH BIAYA, LOKASI, FASILITAS DAN GROUP ACUAN TERHADAP PILIHAN SI...
SKRIPSI PENGARUH BIAYA, LOKASI, FASILITAS DAN GROUP ACUAN TERHADAP PILIHAN SI...SKRIPSI PENGARUH BIAYA, LOKASI, FASILITAS DAN GROUP ACUAN TERHADAP PILIHAN SI...
SKRIPSI PENGARUH BIAYA, LOKASI, FASILITAS DAN GROUP ACUAN TERHADAP PILIHAN SI...ERNING KAROMAH
 
materi tugas INDIVIDU DDDDDDDDDDDDDDDDDDDD.pdf
materi tugas INDIVIDU DDDDDDDDDDDDDDDDDDDD.pdfmateri tugas INDIVIDU DDDDDDDDDDDDDDDDDDDD.pdf
materi tugas INDIVIDU DDDDDDDDDDDDDDDDDDDD.pdfsitumorangerikan
 
materi tugasSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSS.pdf
materi tugasSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSS.pdfmateri tugasSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSS.pdf
materi tugasSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSS.pdfsitumorangerikan
 
SKRIPSI PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENINGKATKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR F...
SKRIPSI PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENINGKATKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR F...SKRIPSI PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENINGKATKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR F...
SKRIPSI PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENINGKATKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR F...Muhamadawalludinapri
 
Radius Edisi #2 Bulan September 2015
Radius Edisi #2 Bulan September 2015Radius Edisi #2 Bulan September 2015
Radius Edisi #2 Bulan September 2015Icayanti Setiamukti
 
Skripsi lengkap feb manajemen-nurafiah
Skripsi lengkap feb manajemen-nurafiahSkripsi lengkap feb manajemen-nurafiah
Skripsi lengkap feb manajemen-nurafiahMada Imma
 

Similar to Faktor alokasi kuk (20)

Ipm sulawesi selatan 2001 2010 (2012)
Ipm sulawesi selatan 2001 2010 (2012)Ipm sulawesi selatan 2001 2010 (2012)
Ipm sulawesi selatan 2001 2010 (2012)
 
Skripsi%20 andi%20jayanti.
Skripsi%20 andi%20jayanti.Skripsi%20 andi%20jayanti.
Skripsi%20 andi%20jayanti.
 
Pengaruh Indeks Pembangunan Manusia dan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Jumlah A...
Pengaruh Indeks Pembangunan Manusia dan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Jumlah A...Pengaruh Indeks Pembangunan Manusia dan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Jumlah A...
Pengaruh Indeks Pembangunan Manusia dan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Jumlah A...
 
Pengaruh Kehadiran Kepemilikan Bank Asing Terhadap Profitabilitas, Aktivitas ...
Pengaruh Kehadiran Kepemilikan Bank Asing Terhadap Profitabilitas, Aktivitas ...Pengaruh Kehadiran Kepemilikan Bank Asing Terhadap Profitabilitas, Aktivitas ...
Pengaruh Kehadiran Kepemilikan Bank Asing Terhadap Profitabilitas, Aktivitas ...
 
04110012
0411001204110012
04110012
 
Cover n pengantar
Cover n pengantarCover n pengantar
Cover n pengantar
 
GAMBARAN KEJADIAN BAYI PREMATUR DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA MAPPAOUDANG MAKASS...
GAMBARAN KEJADIAN BAYI PREMATUR DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA MAPPAOUDANG MAKASS...GAMBARAN KEJADIAN BAYI PREMATUR DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA MAPPAOUDANG MAKASS...
GAMBARAN KEJADIAN BAYI PREMATUR DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA MAPPAOUDANG MAKASS...
 
Analisa pengaruh harga sewa, pendapatan keluarga, fas, lokasi dan harga subti...
Analisa pengaruh harga sewa, pendapatan keluarga, fas, lokasi dan harga subti...Analisa pengaruh harga sewa, pendapatan keluarga, fas, lokasi dan harga subti...
Analisa pengaruh harga sewa, pendapatan keluarga, fas, lokasi dan harga subti...
 
Ios dan pertumbuhan perusahaan
Ios dan pertumbuhan perusahaanIos dan pertumbuhan perusahaan
Ios dan pertumbuhan perusahaan
 
Cover, daftar isi , kata pengantar
Cover, daftar isi , kata pengantarCover, daftar isi , kata pengantar
Cover, daftar isi , kata pengantar
 
Analisis perbandingan resiko dan tingkat pengembalian reksa dana syariah dan ...
Analisis perbandingan resiko dan tingkat pengembalian reksa dana syariah dan ...Analisis perbandingan resiko dan tingkat pengembalian reksa dana syariah dan ...
Analisis perbandingan resiko dan tingkat pengembalian reksa dana syariah dan ...
 
Digital 20282739 t yeni iswari
Digital 20282739 t yeni iswariDigital 20282739 t yeni iswari
Digital 20282739 t yeni iswari
 
Skripsi
SkripsiSkripsi
Skripsi
 
SKRIPSI PENGARUH BIAYA, LOKASI, FASILITAS DAN GROUP ACUAN TERHADAP PILIHAN SI...
SKRIPSI PENGARUH BIAYA, LOKASI, FASILITAS DAN GROUP ACUAN TERHADAP PILIHAN SI...SKRIPSI PENGARUH BIAYA, LOKASI, FASILITAS DAN GROUP ACUAN TERHADAP PILIHAN SI...
SKRIPSI PENGARUH BIAYA, LOKASI, FASILITAS DAN GROUP ACUAN TERHADAP PILIHAN SI...
 
materi tugas INDIVIDU DDDDDDDDDDDDDDDDDDDD.pdf
materi tugas INDIVIDU DDDDDDDDDDDDDDDDDDDD.pdfmateri tugas INDIVIDU DDDDDDDDDDDDDDDDDDDD.pdf
materi tugas INDIVIDU DDDDDDDDDDDDDDDDDDDD.pdf
 
materi tugasSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSS.pdf
materi tugasSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSS.pdfmateri tugasSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSS.pdf
materi tugasSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSS.pdf
 
SKRIPSI PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENINGKATKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR F...
SKRIPSI PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENINGKATKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR F...SKRIPSI PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENINGKATKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR F...
SKRIPSI PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENINGKATKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR F...
 
Radius Edisi #2 Bulan September 2015
Radius Edisi #2 Bulan September 2015Radius Edisi #2 Bulan September 2015
Radius Edisi #2 Bulan September 2015
 
Skripsi lengkap feb manajemen-nurafiah
Skripsi lengkap feb manajemen-nurafiahSkripsi lengkap feb manajemen-nurafiah
Skripsi lengkap feb manajemen-nurafiah
 
Melani wuwungan
Melani wuwunganMelani wuwungan
Melani wuwungan
 

More from yogieardhensa

Skripsi analisis kinerja keuangan pada bank syariah
Skripsi analisis kinerja keuangan pada bank syariahSkripsi analisis kinerja keuangan pada bank syariah
Skripsi analisis kinerja keuangan pada bank syariahyogieardhensa
 
Penyelesaian sengketa ekonomi syariah
Penyelesaian sengketa ekonomi syariahPenyelesaian sengketa ekonomi syariah
Penyelesaian sengketa ekonomi syariahyogieardhensa
 
Pengungkapan laporan keuangan
Pengungkapan laporan keuanganPengungkapan laporan keuangan
Pengungkapan laporan keuanganyogieardhensa
 
Pengembangan prototipe sistem pengadaan barang
Pengembangan prototipe sistem pengadaan barangPengembangan prototipe sistem pengadaan barang
Pengembangan prototipe sistem pengadaan barangyogieardhensa
 
Pengeluaran pemda jatim
Pengeluaran pemda jatimPengeluaran pemda jatim
Pengeluaran pemda jatimyogieardhensa
 
Pengaruh biaya kualitas terhadap
Pengaruh biaya kualitas terhadapPengaruh biaya kualitas terhadap
Pengaruh biaya kualitas terhadapyogieardhensa
 
Penerapan balanced scorecard sebagai
Penerapan balanced scorecard sebagaiPenerapan balanced scorecard sebagai
Penerapan balanced scorecard sebagaiyogieardhensa
 
Pedomanskripsijurakuntansi
PedomanskripsijurakuntansiPedomanskripsijurakuntansi
Pedomanskripsijurakuntansiyogieardhensa
 
Kinerja bank dan asuransi
Kinerja bank dan asuransiKinerja bank dan asuransi
Kinerja bank dan asuransiyogieardhensa
 
Kemampuan keuangan otda
Kemampuan keuangan otdaKemampuan keuangan otda
Kemampuan keuangan otdayogieardhensa
 
Hubungan antara penerapan akuntansi pertanggungjawaban dengan efektivitas pen...
Hubungan antara penerapan akuntansi pertanggungjawaban dengan efektivitas pen...Hubungan antara penerapan akuntansi pertanggungjawaban dengan efektivitas pen...
Hubungan antara penerapan akuntansi pertanggungjawaban dengan efektivitas pen...yogieardhensa
 
Faktor faktor yang mempengaruhi keinginan
Faktor faktor yang mempengaruhi keinginanFaktor faktor yang mempengaruhi keinginan
Faktor faktor yang mempengaruhi keinginanyogieardhensa
 
Faktor faktor kelengkapan pengungkapan lapkeu
Faktor faktor kelengkapan pengungkapan lapkeuFaktor faktor kelengkapan pengungkapan lapkeu
Faktor faktor kelengkapan pengungkapan lapkeuyogieardhensa
 
Faktor price earning ratio saham
Faktor price earning ratio sahamFaktor price earning ratio saham
Faktor price earning ratio sahamyogieardhensa
 
Faktor pembelian di cofee shop
Faktor pembelian di cofee shopFaktor pembelian di cofee shop
Faktor pembelian di cofee shopyogieardhensa
 
Dampak merger & akuisisi thdp lapkeu
Dampak merger & akuisisi thdp lapkeuDampak merger & akuisisi thdp lapkeu
Dampak merger & akuisisi thdp lapkeuyogieardhensa
 
Bagi hasil bank syariah
Bagi hasil bank syariahBagi hasil bank syariah
Bagi hasil bank syariahyogieardhensa
 

More from yogieardhensa (20)

Skripsi analisis kinerja keuangan pada bank syariah
Skripsi analisis kinerja keuangan pada bank syariahSkripsi analisis kinerja keuangan pada bank syariah
Skripsi analisis kinerja keuangan pada bank syariah
 
Situs skripsi
Situs skripsiSitus skripsi
Situs skripsi
 
Penyelesaian sengketa ekonomi syariah
Penyelesaian sengketa ekonomi syariahPenyelesaian sengketa ekonomi syariah
Penyelesaian sengketa ekonomi syariah
 
Pengungkapan laporan keuangan
Pengungkapan laporan keuanganPengungkapan laporan keuangan
Pengungkapan laporan keuangan
 
Pengembangan prototipe sistem pengadaan barang
Pengembangan prototipe sistem pengadaan barangPengembangan prototipe sistem pengadaan barang
Pengembangan prototipe sistem pengadaan barang
 
Pengeluaran pemda jatim
Pengeluaran pemda jatimPengeluaran pemda jatim
Pengeluaran pemda jatim
 
Pengaruh biaya kualitas terhadap
Pengaruh biaya kualitas terhadapPengaruh biaya kualitas terhadap
Pengaruh biaya kualitas terhadap
 
Penerapan balanced scorecard sebagai
Penerapan balanced scorecard sebagaiPenerapan balanced scorecard sebagai
Penerapan balanced scorecard sebagai
 
Pedomanskripsijurakuntansi
PedomanskripsijurakuntansiPedomanskripsijurakuntansi
Pedomanskripsijurakuntansi
 
Nasabahbanksyariah
NasabahbanksyariahNasabahbanksyariah
Nasabahbanksyariah
 
Kinerja bank dan asuransi
Kinerja bank dan asuransiKinerja bank dan asuransi
Kinerja bank dan asuransi
 
Kemampuan keuangan otda
Kemampuan keuangan otdaKemampuan keuangan otda
Kemampuan keuangan otda
 
Ipo dan underpriced
Ipo dan underpricedIpo dan underpriced
Ipo dan underpriced
 
Hubungan antara penerapan akuntansi pertanggungjawaban dengan efektivitas pen...
Hubungan antara penerapan akuntansi pertanggungjawaban dengan efektivitas pen...Hubungan antara penerapan akuntansi pertanggungjawaban dengan efektivitas pen...
Hubungan antara penerapan akuntansi pertanggungjawaban dengan efektivitas pen...
 
Faktor faktor yang mempengaruhi keinginan
Faktor faktor yang mempengaruhi keinginanFaktor faktor yang mempengaruhi keinginan
Faktor faktor yang mempengaruhi keinginan
 
Faktor faktor kelengkapan pengungkapan lapkeu
Faktor faktor kelengkapan pengungkapan lapkeuFaktor faktor kelengkapan pengungkapan lapkeu
Faktor faktor kelengkapan pengungkapan lapkeu
 
Faktor price earning ratio saham
Faktor price earning ratio sahamFaktor price earning ratio saham
Faktor price earning ratio saham
 
Faktor pembelian di cofee shop
Faktor pembelian di cofee shopFaktor pembelian di cofee shop
Faktor pembelian di cofee shop
 
Dampak merger & akuisisi thdp lapkeu
Dampak merger & akuisisi thdp lapkeuDampak merger & akuisisi thdp lapkeu
Dampak merger & akuisisi thdp lapkeu
 
Bagi hasil bank syariah
Bagi hasil bank syariahBagi hasil bank syariah
Bagi hasil bank syariah
 

Faktor alokasi kuk

  • 1. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Alokasi KUK Pada Bank-Bank Umum di Indonesia (Pada tahun 2004:02-2005:12) SKRIPSI Oleh: Nama : Condro Wahyu Sujati Nomor Mahasiswa : 01313015 Progam Studi : Ekonomi Pembangunan UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA FAKULTAS EKONOMI YOGYAKARTA 2007
  • 2.
  • 3. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Alokasi KUK Pada Bank-Bank Umum di Indonesia (Pada tahun 2004:02-2005:12) SKRIPSI disusun dan diajukan untuk memenuhi syarat ujian akhir guna memperoleh gelar Sarjana jenjang strata 1 Progam Studi Ekonomi Pembangunan, pada Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia Oleh: Nama : Condro Wahyu Sujati Nomor Mahasiswa : 01313015 Progam Studi : Ekonomi Pembangunan UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA FAKULTAS EKONOMI YOGYAKARTA 2007
  • 4. PERYATAAN BEBAS PLAGIARISME “Saya yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa skripsi ini telah ditulis dengan sungguh-sungguh dan tidak ada bagian yang merupakan penjiplakan karya orang lain seperti dimaksud dalam buku pedoman penyusunan skripsi Progam Studi Ekonomi Pembangunan FE UII. Apabila di kemudian hari terbukti bahwa perrnyataan ini tidak benar maka Saya sanggup menerima hukuman/sanksi apapun sesuai peraturan yang berlaku.” Yogyakarta, 9 Pebruari 2007 Penulis, Condro Wahyu Sujati
  • 5. PENGESAHAN Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Alokasi KUK Pada Bank-Bank Umum di Indonesia (Pada tahun 2004:02-2005:12) Oleh: Nama : Condro Wahyu Sujati Nomor Mahasiswa : 01313015 Progam Studi : Ekonomi Pembangunan Yogyakarta, 10 Pebruari 2007 Telah disetujui dan disahkan oleh Dosen Pembimbing, Drs. Nur Feriyanto, M.Si.
  • 6. PENGESAHAN UJIAN Telah dipertahankan/diujikan dan disahkan untuk memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana jenjang Strata 1 pada Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Nama : Condro Wahyu Sujati Nomor Mahasiswa : 01313015 Progam Studi : Ekonomi Pembangunan Yogyakarta, 21 Maret 2007 Disahkan oleh, Pembimbing Skripsi : Drs. Nur Feriyanto, M.Si …………. Penguji I : Drs. Priyonggo Suseno, M.sc …………. Penguji II : Dra. Sarastri Mumpuni, M.si ……......... Mengetahui Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia Drs. Asmai Ishak, M.Bus.,Ph.D
  • 7. KATA PENGANTAR Bismillaahirrohmaanirrohiim, Segala puji bagi Alloh Yang mengadakan dan Yang mengembalikan makhluk- Nya, Yang Maha Membuat apa yang Dia kehendaki. Pemilik arsy yang agung Pemberi ancama siksa yang pedih, Pemberi petunjuk kepada hamba-hamba pilihan- Nya menuju aturan (manhaj)-Nya yang lurus dan “jalan”yang kokoh. Pemberi nikmat kepada mereka setelah menyatakan syahadat tauhid dengan memelihara akidah mereka dari kegelapan akibat keraguan dan kebimbangan. Pembimbing mereka untuk mengikuti jejak rasul pilihan-Nya Muhammad saw. Dan berpijak kepada perilaku sahabatnya yang mulia dan dimuliakan dengan diteguhkan dan diluruskan, Yang tampak jelas bagi mereka dalam Dzat dan pekerjaan-pekerjaan (Af’al)-Nya dengan keindahan Sifat-sifat-Nya yang hanya bisa dipahami oleh orang yang telah diberi kemampuan “mendengar” dan bisa “menyaksikan”. Dia adalah tunggal dalam Dzat- Nya, lagi Maha Esa dan tidak bersekutu, sendiri tiada banding menjadi sandaran segala makhluk yang tiada tanding, Dia Qodim tiada yang mengawali, Azali tiada awal Langgeng Kekal Yang Tiada berujung, Berjaga dan selalu berbuat tiada henti, Berdiri sendiri tiada putus, dan senantiasa disifati dengan sifat-sifat keagungan, tiada berhenti dan terpenggal dengan terputusnya abab dan bergantinya masa. Dia-lah Yang Awal dan Yang Akhir, Yang Nyata dan Yang Batin dan Dia Maha Mengetahui terhadap segala sesuatu. Skripsi ini telah selesai dibuat berkat petunjuk dan bimbingan-Nya, sungguh suatu kenikmatan yang tiada terkira atas pemberian-Nya, yang patut senantiasa untuk disyukuri dengan harapan tiada mengecewakan-Nya sehingga ditambahkan kenikmatan-Nya. Tujuan dari penyusunan skripsi ini adalah untuk mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi bagi penulis. Skripsi yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Alokasi KUK Pada Bank-Bank Umum di Indonesia” (Pada tahun 2004:02-2005:12) secara subtantif adalah berisikan tentang bagaimana dan apakah yang mempengaruhi Kredit Usaha Kecil yang dialokasikan oleh/dari bank- bank umum di Indonesia kepada usaha kecil. Suku bunga riil pinjaman ( KUK ), tingkat inflasi dan jumlah penghimpunan dana bank ternyata setelah diteliti memiliki hubungan dan mempengaruhi alokasi KUK pada usaha kecil. Dengan hasil penelitian dalam skripsi ini diharapkan dapat membantu bank-bank umum di Indonesia, pemerintah dan juga masyarakat bisnis sektor riil dari unit usaha kecil dapat mengambil banyak manfaat darinya, sehingga dunia ekonomi Indonesia menjadi lebih baik. Skripsi penulis selesai juga berkat dukungan dan arahan dari berbagai pihak. Pihak-pihak yang terkait dengan pembuatan skripsi penulis, penulis ucapkan banyak trimakasih, sekali lagi karena atas jasa dan perhatiannya yang dengan tulus diberikan
  • 8. kepada penulis dari proses penulisan/penyusunan sampai akhir yang dicapai dan yang telah terselesaikan. Akhirnya pihak-pihak tersebut adalah : 1. Drs. Asmai Ishak, M.Bus.,Ph.D selaku Dekan Fakultas Ekonomi UII 2. Dr. Jaka Sriyana selaku Kajur Ekonomi Pembangunan (Ilmu Ekonomi) 3. Sahabudin sidiq, SE., MA selaku dosen pembimbing akademik 4. Nur Feriyanto, SE., Msi selaku dosen pembimbing skripsi penulis 5. Sarastri Mumpuni, SE., Msi selaku dosen penguji dan pembimbing revisi 6. Priyonggo Suseno, SE., Msc selaku dosen penguji dan pembimbing revisi 7. Orang tua tercinta-ku yaitu Ayah-ku Bapak Sukarji Sarjana Muda Geografi UGM terimakasih atas kasih sayang dan limpahan cinta serta dukungan yang engkau berikan kepada Ananda penulis yang dengan sabar dan doa dengan memberikan segenap daya upaya dan kemampuannya untuk bisa menyekolahkan dan mendidik Ananda penulis sampai dewasa, jasa-mu yang besar tiada dapat Ananda ganti dengan apapun, tapi usaha membalas jasa-mu akan selalu senantiasa Ananda usahakan walupun tak sebanding dengan pengorbanan-mu wahai Ayah !!! 8. Yang Kedua adalah Yang tercinta Ibunda-ku Ibu Suwartini pantas aku nyanyikan syair lagu ini untuk-mu wahai Ibu “Kasih Ibu kepada beta tak terhingga sepanjang masa, hanya memberi tiada kembali bagai sang surya menerangi dunia” sungguh jasa-mu dan Ayah tidak akan aku lupakan sampai ajal menjemput-ku. 9. Rekan-rekan dan organisasi tempat aku banyak belajar dan berfikir keras Himpunan Mahasiswa Islam MPO FE UII 10. Rekan-rekan dan organisasi Jamaah Al-Muqtashidin FE UII 11. Rekan-rekan dan organisasi “Shopisticated Investor” FE UII 12. Rekan-rekan dan organisasi Takmir Masjid El-Hasan Sagan Yogyakarta dimana aku banyak belajar memperdalam Agama tercinta-ku ad diin al Islam 13. Rekan-rekan dan organisasi “Rausyan Fiqr” yang membuat aku semakin tangguh dalam berfikir untuk Agama 14. dan seluruh teman-teman-ku yang tidak bisa aku sebutkan secara individu karena kekhawatiran lupa mencantumkan salah satunya karena terlalu banyak maka akan menimbulkan kecemburuan. Mohon dimengerti… Atas semua dukungannya selama ini penulis dengan tulus ikhlas mengucapkan banyak trimakasih.!!!! Semoga Alloh Swt membalas setiap amal ibadah kita Amiin Ya Robbal A’lamiin. Yogyakarta 27 Maret 2007 Penulis Skripsi Condro Wahyu Sujati
  • 9. DAFTAR ISI Halaman Halaman Judul……………………………………………………………………... i Halaman Pernyataan Bebas Plagiarisme.................................................................... ii Halaman Pengesahan Skripsi………………..……………………………….…….. iii Halaman PengesahanUjian………….…………………………………………...… iv Halaman Kata Pengantar……………………………………………………………v Halaman Daftar Isi…………………………………………………………………. vii Halaman Daftar Tabel……………………………………………………………… x Halaman Daftar Gambar…………………………………………………………… xi Halaman Daftar Lampiran…………………………………………………………. xii Halaman Abstrak...................................................................................................... xiii BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………….. 1 1.1 Latar Belakang……………………………………………………………..….. 1 1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………...…. 11 1.3 Tujuan Penelitian…………………………………………………………...….. 11 1.4 Manfaat Penelitian…………………………………………………….....…….. 12 1.5 Sistematika Penulisan………………………………………………………...... 12 BAB II TINJAUAN UMUM SUBJEK PENELITIAN………………………..….. 16 2.1 Kodisi Bank-Bank Umum…………………………………………………… 16 2.2 Kebijakan Bank Indonesia dan Bank-Bank Umum Dalam Penyaluran Kredit Usaha Kecil………………………………….…… 19 2.3 Kebijakan Pemerintah Dalam Mengembangkan Usaha Kecil di Indonesia………………………………………………….… 21 2.4 Kondisi Historis Usaha Kecil di Indonesia dan Prospek Kedepan………………………………………………………... 22 2.5 Perkembangan Kredit Perbankan……………………………………….…… 25 2.6 Perkembangan dan Kondisi Kredit Usaha Kecil (KUK) Jumlah Penghimpunan Dana Tingkat Inflasi serta Suku Bunga Kredit Bank-Bank Umum di Indonesia………………….......... 26 2.6.1 Kredit Usaha Kecil (KUK) Bank Umum di Indonesia………………………. 26 2.6.2 Jumlah Penghimpunan Dana Bank-Bank Umum di Indonesia……………………………………………... 29 2.6.3 Tingkat Inflasi Indonesia Masa Penelitian…………………………………… 31 2.6.4 Suku Bunga Kredit KUK Bank-Bank Umum di Indonesia………………………………………………………………….. 33
  • 10. BAB III KAJIAN PUSTAKA…………………………………………...………… 35 3.1 Tujuan Kajian Pustaka…………………………………………………….…… 35 3.2 Pembahasan Penelitian Sebelumnya Pada Area yang Sama……………………35 3.3 Kesimpulan Tentang Dua Penelitian Sebelumnya dan Hubungannya dengan Penelitian Penulis………………………………….. 37 BAB IV LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS…………………………………39 4.1 Landasan Teori……………………………………………………..……… 39 4.1.1 Pengertian Kredit……………………………………………………….….. 39 4.1.2 Unsur-Unsur Kredit…………………………………………………….….. 39 4.1.3 Jenis-Jenis Kredit………………………………………………………….. 41 4.1.4. 1 Pengertian dan Jenis Kredit Usaha Kecil (KUK)………………………... 45 4.1.4. 2 Ketentuan Peminjaman KUK…………………………………………… 46 4.1.5 Pengertian Usaha Kecil……………………………………………………. 47 4.1.6 Bentuk dan Jenis Usaha Kecil……………………………………………... 47 4.1.6.1 Bentuk Usaha Kecil……………………………………………………..… 48 4.1.6.2 Jenis Usaha Kecil…………………………………………………….…… 49 4.1.7 Pengertian Bank……………………………………………………………. 50 4.1.7.1 Pengertian Bank Umum…………………………………………………... 51 4.1.7.2 Kegiatan Bank…………………………………………………………..… 51 4.1.8 Jumlah Penghimpunan Dana Bank………………………………………… 51 4.1.9 Suku Bunga Kredit Pinjaman……………………………………………… 53 4.1.10 Inflasi……………………………………………………………….……... 56 4.1.11 Gambar Alur Pikir dalam Diagram Hubungan Anta Variabel dari Penelitian………………………………….. 65 4.2 Hipotesis Penelitian……………………………………………………….. 66 BAB V METODE PENELITIAN…………………….…………………………… 67 5.1 Metode Penelitian………………………………………………….……… 67 5.1.2 Metode Pengumpulan Data………………………………………………... 67 5.1.3 Jenis dan Sumber Data…………………………………………………….. 67 5.2 Metode Analisis Data……………………………………………………... 68 5.2.1 Analisis Diskriptif…………………………………………………………. 68 5.2.2 Analisis Kuantitatif………………………………………………………… 68 5.3 Pengujian Model Terbaik Dengan Menggunakan MWD Test………... .….. 69 5.4 Pengujian Hipotesis……………………………………………………….. 70 5.4.1 Analisis Varian (Uji F)………………………………………………..….. 70 5.4.2 Uji t-test……………………………………………………………………. 72
  • 11. 2 5.4.3 Koefisien Determinasi Majemuk ( R )…………………………………… 75 5.5 Test Asumsi Klasik………………………………………………………... 75 5.5.1 Uji Multikolinearitas………………………………………………………. 75 5.5.2 Uji Heterokedastisitas………………………………………………..……. 76 5.5.3 Uji Autokorelasi……………………………………………………………. 77 BAB VI ANALISIS DAN PEMBAHASAN………………………………….……79 6.1 Hasil Pengujian Model Dengan MWD Test………………………………. 79 6.2 Pengujian Hipotesis………………………………………..……………… 79 6.2.1 Analisis Varian (Hasil dari Uji F)…………………………..……..……… 79 6.2.2 Analisis Varian ( Hasil dari Uji t )………………………………………… 80 6.2.3 R Square…………………………………………………………………… 81 6.3 Uji Asumsi Klasik………………………………………………………… 81 6.3.1 Uji Multikolinearitas…………………………………………..….………. 81 6.3.2 Uji Heteroskedastisitas……………………………………………..…….. 82 6.3.3 Uji Autokorelasi…………………………………………………………… 83 6.4 Intepretasi/Evaluasi Koefisien Hasil Regresi LN……………………..…… 83 BAB VII SIMPULAN DAN IMPLIKASI……………………………………….... 86 7.1 Simpulan………………………………………………………………………. 86 7.2 Implikasi……………………………………………………………...……….. 88 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
  • 12. DAFTAR TABEL Tabel Halaman 1.1 Jumlah Unit Industri Menengah/Besar Dan Industri Kecil Di Indonesia Periode 1991-1997…………………………... 7 1.2 Tenaga Kerja Industri Menengah/Besar Dan Industri Kecil Di Indonesia Periode 1993-1997………………………….. 8 2.1 Jumlah Alokasi KUK Bank-Bank Umum………………………………… 28 2.2 Jumlah Penghimpunan Dana Bank-Bank Umum…………………………. 30 2.3 Tingkat Inflasi Indonesia Tahun 2003-2005……………………………… 32 2.4 Tingkat Suku Bunga Kredit Bank-Bank Umum………………………….. 34
  • 13. DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 2.1 Pola Hubungan Kerjasama Perusahaan Besar-Menengah-Kecil…………………………………………………….24 2.2 Jumlah Alokasi KUK………………………………………………………28 2.3 Jumlah Penghimpunan Dana……………………………………………… 30 2.4 Tingkat Inflasi Indonesia………………………………………………….. 32 2.5 Tingkat Suku Bunga Kredit……………………………………………….. 34 4.1.Gambar Grafik Hubungan Suku Bunga Kredit Dan Jumlah Alokasi Kredit……………………………………………….. 54 4.2.Gambar Grafik Demand Pull Inflation…………………………………… 61 4.3.Gambar Grafik Cost Push Inflation………………………………………. 62 4.4.Gambar Diagram Hubungan Antar Variabel…………………………….. 65 5.1 Grafik Distribusi Probabilitas (t) Positif…………………………………... 74 5.2 Grafik Distribusi Probabilitas (t) Negatif……………………………......... 74 6.1 Matrikorelasi………………………………………………………………. 82
  • 14. DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Halaman I. Data Asli Observasi……………………………………………………. 88 II. Data Diolah Menjadi LN……………………………………………..... 89 III. (Hasil Olah Data Regresi LN)…………………………………………. 90 IV. (Model Regresi LN)……………………………………………………. 91 V. (Uji Multikolinearitas)…………………………………………………. 92 VI. (Uji Heterokedastisitas)………………………………………………... 93 VII. (Uji Autokorelasi)…………………………………………………….... 94 VIII. (Uji Mwd Z1)…………………………………………………………... 95 IX. (Uji Mwd Z2)………………………………………………………….. 96
  • 15. ABSTRAK Kredit Usaha Kecil (KUK) adalah kredit atau pembiayaan dari bank untuk investasi dan atau modal kerja, yang diberikan dalam rupiah dan atau valuta asing kepada nasabah usaha kecil dengan plafond kredit keseluruhan maksimal Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) untuk membiayai usaha yang produktif. Dalam pemerintahan SBY-JK sekarang, telah ditetapkan kebijakan perekonomian untuk menggalang bangkit berkembangnya usaha kecil melalui microeconomicyears, kebijakan tersebut mengakibatkan exspansi moneter dan akhirnya juga akan membuat perbankkan mengucurkan dana dengan intesitas tinggi. Salah satunya adalah penyaluran kredit untuk usaha kecil yaitu KUK. KUK sangat membantu usaha kecil jika teralokasikan atau terlaksana secara baik. Mengetahui faktor-fator yang mempengaruhi alokasi KUK adalah sangat penting bagi masyarakat khususnya bank dan pemerintah begitu juga dengan UKM. Keputusan atau pembuatan policy untuk memperbaiki perekonomian melalui pengembangan Usaha Kecil dapat dibuat dengan bedasar pada penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi KUK. Untuk itulah penelitian ini dibuat/ditulis. Regressi linier berganda menggunakan model logaritma natural dengan metode OLS menjadi pilihan penulis, dikarenakan dengan metode tersebut dapat memberikan pengetahuan kepada kita tentang faktor-faktor yang mempegaruhi KUK dengan sangat jelas. Faktor-faktor yang mempengaruhi KUK yang menjadi hipotesa awal adalah suku bunga riil pinjaman, tingkat inflasi Indonesia dan jumlah penghimpunan dana bank umum yang kesemuanya dari sisi kebijakan moneter dan perbankan. Fakta dari olah data yang dilakukan penulis ternyata menunjukkan bahwa suku bunga riil pinjaman, tingkat inflasi di Indonesia dan jumlah penghimpunan dana oleh bank-bank umum di Indonesia mempengaruhi secara serentak dan individu terhadap alokasi KUK pada bank-bank umum di Indonesia.
  • 16. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Permasalahan ekonomi Indonesia sejak krisis menerpa pada tahun 1998 sampai kini masih tidak bisa kita lupakan baik secara mental maupun ekonomi dan menjadi beban tanggungan bagi siapapun. Pemerintah mempunyai beban paling besar dikarenakan harus menanggung keluh kesah masyarakat. Kemiskinan, inflasi dan pengangguran menjadi tema sentral permasalahan ekonomi yang menyita pikiran pemerintah untuk segera dipecahkan. Berbagai cara, daya dan upaya telah diusahakan untuk mengatasinya tetapi tidak juga kunjung usai. Dunia juga melihat dengan persepsi yang sama bahwa kemiskinan, inflasi dan pengangguran menjadi musuh bersama bagi kesejahteraan manusia. PBB yang merupakan representative dari bangsa-bangsa didunia memiliki rencana kedepan untuk bisa mengatasi masalah tersebut. Rencana itu dikenal dengan MGDs (Millenium Development Goals). Tahun ekonomi mikro menjadi slogan pemerintahan terpilih dalam progam micro economic year. Permodalan bagi usaha kecil-menengah UMKM atau UKM menjadi salah satu tema pokok didalamnya. Kemudian dengan berbagai regulasi yang dikeluarkan pemerintah diharapkan dapat dijadikan problem solveng bagi permasalahan pengangguran dan kemiskinan. Pemerintah Indonesia telah melaksanakan beberapa kebijakan tersebut, seperti yang kita dengar dalam kebijakan moneter dan perbankan yang ditetapkan pemerintah.
  • 17. 2 Kebijakan moneter dan perbankan pemerintahan SBY dan JK yang berkaitan dengan ekspansi keuangan untuk modal pada industri kecil atau usaha kecil menengah sangat menarik perhatian kita semua terlebih pada dunia usaha. Seperti yang telah kita ketahui diatas bahwa sebenarnya kebijakan ini sangatlah krusial dalam menangani masalah kemiskinan. Banyak penduduk dunia yang ada di bawah garis kemiskinan absolut dan kebanyakannya berada di negara dunia ketiga seperti indonesia membutuhkan cara keluar daripadanya, yang cara salah satunya adalah menciptakan lapangan kerja melalui usaha kecil. Pemerintah Indonesia dengan sangat antusias bergerak untuk mengembangkan usaha kecil, karena sebenarnya usaha kecillah yang dahulu ketika krisis moneter 1998 terjadi tidak begitu parah terkena dampak dari krisis tersebut. Usaha besar banyak berjatuhan dan kesulitan dalam menghadapi krisis sehingga kasus PHK menjadi hal yang wajar dan marak mewarnai dunia ekonomi Indonesia, tetapi usaha kecil malah mampu bertahan dari krisis tersebut. Inilah yang mendorong pemerintah untuk mengembangkan usaha kecil, terbukti dengan ditetapkannya regulasi dan kebijakan dari sektor perbankan yang berbeda dan lebih ekspansif dari sebelumnya, khususnya pada alokasi kredit sektor mikro atau KUK. Terhitung sejak tanggal 4 Januari 2001. Bank Indonesia telah menyempurnakan ketentuan tentang Kredit Usaha Kecil (KUK). Melalui peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor 3/2/PBI/2001 tentang Pemberian Kredit Usaha Kecil yang pokok-pokonya meliputi (i) bank dianjurkan menyalurkan dananya melalui pemberian KUK, (ii) bank wajib mencantumkan rencana
  • 18. 3 pemberian KUK dalam rencana kerja anggaran tahunan (RKAT), (iii) bank wajib mengumumkan pencapaian pemberian KUK kepada masyarakat melalui laporan keuangan publikasi, (iv) plafon KUK disesuaikan menjadi Rp 500.000.000, per nasabah, (v) bank yang menyalurkan KUK dapat meminta bantuan teknis dari Bank Indonesia, dan (vi) pengenaan sangsi dan insentif dalam rangka pencapaian kewajiban KUK dihapuskan. (Tiktik SP dan Abd. Rachman S, 2002, 33) Bagi UKM, sebenarnya terdapat dua sumber permodalan atau pendanaan untuk pengembangan usaha UMKM, yaitu kredit program dan dana perbankan. Dalam kebijakan kredit perbankan, BI menganjurkan agar perbankan menyalurkan kredit UMKM dengan membuat business plan dalam upaya menyebar risiko portfolio perkreditan. Selanjutnya, bank diminta untuk mempublikasikannya dalam laporan keuangan publikasi sehingga masyarakat dapat menilai bank-bank mana yang berpihak terhadap usaha kecil. Abdul Salam (2003) mengungkapkan, bahwa dalam business plan tahun 2002, 14 Bank umum yang menguasai 80 persen aset perbankan nasional (systemically important banks) dan BPR, telah menetapkan rencana penyaluran kreditnya kepada sektor UMKM. Total penyaluran Rp 30, 89 triliun, terdiri dari: kredit usaha mikro Rp 4,41 triliun, kredit usaha kecil Rp12,7 triliun dan kredit kepada usaha menengah sebesar Rp 13,8 triliun. Pada akhir 2002, kenyataan dari business plan tersebut mencapai Rp 35,9 triliun atau 116 persen dari target awal. Untuk tahun 2003, business plan kredit perbankan kepada UMKM mengalami peningkatan menjadi Rp 42,4 triliun, yang terdiri dari kredit usaha mikro Rp 7,5 triliun (18 persen), kredit usaha kecil Rp
  • 19. 4 15,2 triliun (36 persen) dan kredit kepada usaha menengah sebesar Rp 19,7 triliun (46 persen). Sampai triwulan II tahun 2003, kenyataan business plan tersebut telah mencapai Rp 18,5 triliun atau 43,6 persen. Alokasi KUK semakin tahun semakin meningkat sehingga membuat sektor UKM gembira karenanya. Kecenderungan pada saat ini memang kebijakan moneter dan perbankan memihak pada sektor UKM dengan mengeluarkan berbagai regulasi guna meningkatkan kredit usaha kecil (KUK). KUK menjadi andalan bagi keberlangsungan sektor UKM, karena tanpa KUK sektor UKM tidak bisa tumbuh berkembang dan permasalahan ekonomi yang berupa kemiskinan, pengangguran tidak bisa teratasi. Hal yang demikian merupakan terobosan baru dan menyenangkan bagi pengusaha kecil, dikarenakan selama ini mereka kekurangan modal untuk usaha. Kesulitan dalam mengakses modal dari berbagai sumber keuangan yang ada baik lembaga keuangan bank maupun lembaga keuangan non bank menjadi masalah utamanya. Jika kita tinjau dari segi makroekonomi hal ini menjadi berita bagus bagi makroekonomi Indonesia. Analisis makroekonomi menjelaskan bahwa, jika suntikan atau investasi dinaikan maka akan mempengaruhi keseimbangan pendapatan nasional sehingga ikut mengalami kenaikan. Hal ini dapat terlihat yaitu jika investasi atau suntikan keatas pengusaha kecil swasta naik, maka akan mengakibatkan produktifitas berkembang, karena mereka mendapatkan modal usaha tambahan.
  • 20. 5 Pengusaha yang menggunakan dana ini diharapkan mampu untuk menghasilkan pertambahan barang-barang dan jasa, sehingga akan mempengaruhi kenaikan permintaan agregat atas konsumsi rumah tangga dan selanjutnya akan berpengaruh kepada kenaikan output total sehingga menyebabkan GDP ikut naik Jika kondisi demikian berjalan terus sampai beberapa tahun kedepan maka pertumbuhan ekonomi akan mengalami kenaikan sehingga pendapatan perkapitapun akan semakin tinggi, serta memungkinkan untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk. Tingkat pengangguran juga akan mengalami penurunan. Efek multiplayer seperti inilah yang berasal dari suntikan atau investasi diharapkan akan membantu mengatasi permasalahan pokok ekonomi Indonesia. Tepat kiranya jika pemerintah dalam ekspansi moneter melalui perbankan titik tekannya ditujukan kepada alokasi KUK dengan tujuan mencapai kenaikan produktifitas, dan karena KUK adalah langsung dihujamkan kepada kondisi sektor riil ekonomi. Dalam hal ini dapat terlihat pada regulasi perbankan yang berhubungan dengan KUK. Secara umum (menurut Paket Kebijakan 29 Mei 1993 dan didukung dengan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 26/24/Kep/Dir tanggal 29 Mei 1993). Kategori yang dimaksud dengan kredit untuk usaha kecil adalah kredit yang diberikan kepada nasabah usaha kecil dengan platfon kredit maksimum Rp 250 Juta untuk membiayai usaha yang produktif. Usaha produktif adalah usaha yang dapat memberikan nilai tambah dalam menghasilkan barang dan jasa. Kredit tersebut dapat berupa Kredit Investasi maupun Kredit Modal Kerja. Usaha kecil adalah usaha yang memiliki total aset
  • 21. 6 maksimum Rp 600 juta tidak termasuk tanah dan bangunan yang ditempati. Kredit yang diberikan kepada nasabah usaha kecil dengan platfon kredit sampai dengan Rp 25 juta biasanya dianggap sebagai kredit kepada usaha mikro. (Totok B dan Sigit T, 2006,121) Dalam pembangunan ekonomi di Indonesia UKM (Usaha Kecil Menengah) selalu digambarkan sebagai sektor yang mempunyai peranan sangat penting, karena sebagian besar jumlah penduduk berpendidikan rendah dan hidup dalam kegiatan usaha kecil baik disektor tradisional maupun modern. Peranan usaha kecil tersebut menjadi bagian yang diutamakan dalam setiap perencanaan tahapan pembangunan yang dikelola oleh dua departemen, yaitu : 1. Departemen Perindustrian dan Perdagangan; 2. Departemen Koperasi dan UKM. Namun demikian, usaha pengembangan yang telah dilakukan masih belum memuaskan hasilnya, karena pada kenyataannya kemajuan UKM sangat kecil dibandingkan kemajuan yang sudah dicapai usaha besar. Pelaksanaan kebijakan UKM oleh pemerintah selama orde baru, sedikit saja yang dilaksanakan, lebih banyak hanya merupakan semboyan saja dan merupakan janji politik belaka, sehingga hasilnya sangat tidak memuaskan. Pemerintah lebih berpihak kepada pengusaha besar hampir pada semua sektor, antara lain perdagangan, perbankan, kehutanan, pertanian dan industri. Industri kecil menengah atau UKM di jadikan anak tiri pembangunan ekonomi, padahal dari data dan sisi rasionalitas ekonomi, sektor UKM sangat membantu dan menjadi solusi bagi masalah yang sekarang ini ada dalam perekonomian.
  • 22. 7 Kegiatan UKM meliputi berbagai kegiatan ekonomi, namun sebagian besar berbentuk usaha kecil yang bergerak dalam sektor pertanian. Pada tahun 1996 data BPS menunjukan jumlah UKM adalah 38,9 juta, dimana sektor pertanian berjumlah 22,5 juta (57,9 %), sektor industri pengolahan adalah 2,7 juta (6,9 %), sektor perdagangan, rumah makan dan hotel adalah 9,5 juta (2,4%) dan sisanya bergerak dibidang lain. Dari segi nilai ekspor nasional BPS data 1998 sebesar 6,2%. (Tiktik SP dan Abd. Rachman S, 2002, 20) BPS juga menunjukkan bahwa 99,3% dari jumlah unit industri merupakan industri kecil. Jumlah pekerja yang diserap industri kecil lebih besar dibandingkan dengan jumlah pekerja yang diserap industri besar yaitu 67%:23% seperti yang terlihat pada tabel 1.1 dan 1.2 di bawah ini: TABEL 1.1 JUMLAH UNIT INDUSTRI MENENGAH/BESAR DAN INDUSTRI KECIL DI INDONESIA PERIODE 1991-1997 Industri Skala Persen Tahun Menengah/Besar Industri Skala Kecil Jumlah (%) 1991 16,494 0.66 2,473,765 99.34 2,490,256 100 1992 17,648 0.71 2,474,235 99.29 2,491,883 100 1993 18,219 0.73 2,478,549 99.27 2,496,768 100 1994 19,017 0.74 2,503,529 99.26 2,522,305 100 1995 21,551 0.8 2,641,339 99.2 2,662,662 100 1996 22,997 0.87 2,679,130 99.13 2,702,595 100 1997 23,386 0.71 3,543,397 99.3 3,566,783 100 Sumber : BPS, 1998
  • 23. 8 TABEL 1.2 TENAGA KERJA INDUSTRI MENENGAH/BESAR DAN INDUSTRI KECIL DI INDONESIA PERIODE 1993-1997 Industri Skala Menengah/Besar Industri Skala Kecil Jumlah Pekerja Pekerja ( Bagian Pertumbuhan Pekerja ( Bagian Pertumbuhan Pekerja ( Bagian Tahun orang ) (%) (%) orang ) (%) (%) orang ) (%) 1993 5,574,829 32.38 7.93 7,464,011 67.6 6.1 11,038,820 100 1994 3,813,670 33.2 6.68 7,674,687 66.8 2.8 11,488,357 100 1995 4,174,142 34.2 9.45 8,016,397 65.8 4.45 12,190,539 100 1996 4,214,967 33.8 0.98 8,255,747 66.2 2.98 12,470,714 100 1997 4,170,093 33.25 -1.06 8,371,327 66.7 1.4 12,541,420 100 Sumber : BPS, 1997 Oleh karena itu, pemerintah sudah seharusnya memberikan perhatian yang kusus bagi berkembangnya UKM. Sebenarnya setiap kebijakan pembangunan ekonomi pemerintah sejak PELITA I punya ciri dan arah yang berbeda-beda tergantung dari situasi dan kondisi ekonomi yang dihadapi bangsa. Termasuk kebijakan ekonomi tentang KUK (Kredit Usaha Kecil) dan koperasi. Sejarah perekonomian Indonesia mencatat, bahwa sejak dulu sektor swasta khususnya adalah pengembangan UKM memang mendapat perhatian yang cukup besar karena memang sudah seharusnya pantas, serta tepat untuk dijadikan skala prioritas kebijakan ekonomi pemerintahan. Pemerintah pada tanggal 1 Juni tahun 1983 telah mengeluarkan kebijakan untuk meningkatkan efisiensi dalam memobilisasi dana dengan prinsip profesionalitas serta kemandirian. Kebijakan ini yang diharapkan dapat
  • 24. 9 memantapkan stabilitas moneter guna mendukung proses penyesuaian perekonomian sehingga dapat mendorong sektor swasta bertambah maju. Pertumbuhan ekonomi meningkat pada tahun 1988 setelah dikeluarkannya Pakto 88 yaitu pada tanggal 27 Oktober 1988, yang diupayakan untuk dapat menggerakkan dana. Bank-bank menaikkan kredit dan reserves requirement turun menjadi 2% dari 15% sehingga kredit semakin meningkat. Kemudahan perizinan untuk mendirikan bank menjadi bagian penting dalam sejarah perbankan Indonesia dalam usaha untuk menaikan kredit karena adanya pakto 88. (Insukindro, 1993, 68) Porsi alokasi KUK yang diberikan oleh bank-bank umum yang notabene memiliki aset paling besar menjadi sangat berarti bagi berkembangya UKM. KUK adalah penentu bagi hidup matinya UKM yang diharapkan menjadi sebuah solusi bagi masalah perekonomian kini. Tanpa KUK maka UKM akan kehilangan potensi untuk tumbuh dan berkembang dikarenakan support utama berdirinya UKM adalah KUK, jadi keduanya tidak bisa terlepas. Perkembangan, porsi serta penentu dari alokasi KUK oleh bank-bank umum di Indonesia harus selalu diperhatikan. Perhatian kepadanya membutuhkan cara-cara khusus dan intensif sehingga selalu terpantau yaitu faktor-faktor dimana situasi dan kondisi yang menciptakan pengaruh hubungan antara alokasi KUK yang teralokasikan dengan sektor riil ekonomi UKM. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan atau mempengaruhi alokasi KUK dengan demikian layak untuk diteliti. Jika tidak ada penelitian tentangnya dikhawatirkan alokasi KUK yang sangat penting bagi perekonomian ini ketika
  • 25. 10 terjadi problem, kendala yang menghambat alokasi KUK tidak dapat diketahui apa penyebab sebenarnya, sehingga tidak mampu untuk mencari solusi terbaik dalam mengatasi masalah yang ada. Penulis berkeinginan untuk meneliti apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi KUK dalam sektor perbankkan. Faktor tersebut adalah; Jumlah dana yang dihimpun oleh bank-bank umum, tingkat bunga kredit dan tingkat inflasi akan menjadi subjek penelitian penulis. KUK yang teralokasikan dapat terpengaruh oleh jumlah dana yang dihimpun bank karena jika semakin banyak dana yang diperoleh bank dari masyarakat maka akan semakin banyak pula yang ia alokasikan untuk kredit karena bank ingin mendapatkan keuntungan yang besar. Tingkat suku bunga juga mempengaruhi KUK karena semakin tinggi tingkat suku bunga maka akan menimbulkan keengganan masyarakat yaitu UKM untuk meminjam dana jika tidak sebanding dengan keuntungan yang diperoleh UKM dari peminjaman dana KUK tersebut. Inflasi juga berpengaruh terhadap KUK karena jika terjadi inflasi maka bank sentral akan menaikan bunga kemudian berdampak pada penaikan bunga oleh bank-bank umum sehingga bunga KUK ikut naik, juga dikarenakan jika terjadi inflasi dunia usaha akan mengalami kelesuan sebab permintaan agregat akan turun. Berdasarkan kepentingan di atas Penulis berkeinginan untuk meneliti dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi alokasi KUK. Penelitian diharapkan bisa dilaksanakan sesegera mungkin karena kepentingannya yang mendesak. Diharapkan dengan penelitian ini semua pihak yang terkait dan
  • 26. 11 berkepentingan dengannya dapat memanfaatkan hasil yang sebesar-besarnya. Penelitian ini oleh penulis dijadikan sebagai skripsi dengan judul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Alokasi KUK Pada Bank-Bank Umum di Indonesia (Pada tahun 2004:02-2005:12)” 1.2 Rumusan Masalah Dari latar belakang masalah yang telah penulis kemukakan diatas, maka dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apakah jumlah dana yang dihimpun oleh bank-bank umum di Indonesia berpengaruh positif dan signifikan terhadap alokasi KUK pada bank-bank umum di Indonesia ?. 2. Apakah tingkat suku bunga riil kredit ( Pinjaman ) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap alokasi KUK pada bank-bank umum di Indonesia ?. 3. Apakah tingkat laju inflasi di Indonesia berpengaruh negatif dan signifikan terhadap alokasi KUK pada bank-bank umum di Indonesia ?. 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian yang akan diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui apakah jumlah dana yang dihimpun oleh bank- bank umum di Indonesia berpengaruh positif dan signifikan terhadap alokasi KUK pada bank-bank umum di Indonesia.
  • 27. 12 2. Untuk mengatahui apakah tingkat suku bunga riil kredit ( pinjaman ) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap alokasi KUK pada bank-bank umum di Indonesia 3. Untuk mengetahui apakah tingkat laju inflasi di Indonesia berpengaruh negatif dan signifikan terhadap alokasi KUK pada bank-bank umum di Indonesia. 1.4 Manfaat Penelitian Beberapa manfaat yang akan dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi penulis adalah untuk mendapatkan gelar S1 2. Bagi pemerintah dan masyarakat adalah untuk informasi bagaimana pemerintah dan masyarakat dapat meningkat sektor industri kecil atau UKM sebagai usaha untuk meningkatkan GDP serta berguna bagi pembanding bagi penelitian yang serupa 3. Bagi bank-bank umum di Indonesia adalah untuk sumber referensi dan informasi bagaimana membuat kebijakan yang berkaitan dengan alokasi KUK serta strategi peningkatan UKM 1.5 Sistematika Penulisan Penelitian, skripsi yang akan dilaksanakan oleh penulis direncanakan memiliki beberapa pokok bab bahasan yang akan mengatur jalannya kelancaran proses penelitian tersebut. Bab bahasan dalam skripsi ini memiliki 7 pokok bab bahasan yang akan digunakan sebagai acuan dalam menyelesaikan penelitian/ skripsi ini. Pokok bab bahasan tersebut adalah :
  • 28. 13 1. Bab I : Pendahuluan Unsur-unsur pokok yang termuat dalam bab pertama ini adalah tentang latar belakang penulisan, rumusan masalah penelitian, manfaat dan tujuan diadakannya penelitian tersebut dan urut-urutan dalam sitemetika penulisan penelitian. 2. Bab II : Tinjauan Umum Subjek Penelitian Bab ini merupakan uraian/deskripsi/gambaran umum atas subjek penelitian yang akan diteliti. Dilakukan dengan merujuk kepada data ataupun fakta yang bersifat umum sebagai wacana umum variabel- variabel yang berkaitan dengan penelitian. 3. Bab III : Kajian Pustaka Bab ini berisi tentang pendokumentasian dan pengkajian hasil dari penelitian sebelumnya pada area yang sama. Dari proses ini akan ditemukan hubungan, kelebihan dan kelemahan antar penelitian sehingga menunjukan penting dan bermanfaatnya penelitian ini bagi ilmu pengetahuan. 4. Bab IV : Landasan Teori dan Hipotesis Bab ini ada dua bagian penting yang pertama adalah mengenai landasan teori yang harus memberikan diskusi yang lengkap tentang hubungan antarvariabel
  • 29. 14 dalam penelitian yang saling terlibat. Bagian kedua adalah formulasi hipotesis sehingga dengan diformalkannya hipotesis maka ia akan siap untuk diuji. 5. Bab V : Metode Penelitian Bab ini menguraikan tentang metode analisis yang digunakan dalam penelitian dan data-data yang digunakan beserta sumber data. 6. Bab VI : Analisis dan Pembahasan Bab ini menguraiakan tentang semua temuan-temuan yang dihasilkan dalam penelitian dan analisis statistik. 7. Bab VII : Simpulan dan Implikasi Bab ini berisi dua hal yang pertama adalah tentang simpulan yaitu akan menguraikan simpulan- simpulan yang langsung diturunkan dari seksi diskusi dan analisis yang dilakukan dalam bagian sebelumnya, juga sudah dapat digunakan dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada pada rumusan masalah. Pada hal yang kedua tentang implikasi yaitu sebagai hasil dari simpulan sebagai jawaban atas rumusan masalah haruslah dapat ditarik benang merah apa implikasi teoritis penelitian ini.
  • 30. 15 Diharapkan dengan ketujuh proses pokok bab pembahasan tersebut kelancaran dan keberhasilan dari penelitian skripsi dapat terlaksana.
  • 31. 16 BAB II TINJAUAN UMUM SUBJEK PENELITIAN 2.1 Kondisi Bank-Bank Umum Jumlah bank umum sejak krisis moneter tahun 1998 berkurang lebih 100 bank. Suatu pengurangan jumlah yang besar. Saat ini, jumlahnya tinggal 131 bank umum, di mana 60 persen di antaranya bank kecil dengan aset Rp 1 triliun ke bawah. Dari sisi finansial atau aset, 15 bank menguasai lebih dari 80 persen industri perbankan. (SEKI:BI) Pada tahun 2004, perbankan nasional memasuki pertumbuhan tinggi, sektor perbankan menguasai pasar, emiten perbankan memimpin pergerakan saham di pasar modal. Penyelenggaraan pemilu memang sedikit menghambat laju penyaluran kredit di kuartal pertama, tetapi fundamental yang kuat menghasilkan optimisme besar memandang perbankan. Masa konsolidasi perbankan bisa dikatakan telah usai tahun 2003 lalu. Pembubaran Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) dan divestasi Bank Permata menjadi penanda telah berakhirnya masa itu. Semua bank yang tadinya di bawah BPPN telah menyelesaikan program restrukturisasi, hal ini berjalan dengan lancar, terutama sekali restrukturisasi kredit bermasalah (NPL). Konsolidasi lain, yaitu konsolidasi secara akuntansi, seperti halnya kuasi reorganisasi juga telah selesai. Kuasi reorganisasi adalah prosedur akuntansi yang ditetapkan perusahaan dan disetujui pemegang saham untuk menghapus saldo negatif laba ditahan dengan menurunkan saldo akun (pos) paid-
  • 32. 17 up capital (modal disetor). Dalam proses tersebut, aktiva yang dinilai terlalu tinggi juga harus diturunkan. Selesainya kuasi reorganisasi ini membuat posisi bank berubah sama sekali. Dari keuangan yang negatif besar, menjadi positif. Secara fundamental posisi permodalan bank nasional sudah sangat tinggi, mencapai Rp 120 triliun. Naik Rp 20 triliun dari bulan sebelumnya yang Rp 100 triliun. Atau telah melambung jauh dari posisi modal pada masa krisis tahun 1999 yang negatif Rp 21 triliun suatu berita yang sangat menyenangkan. Sampai dengan tahun 2003, perbankan boleh dikatakan disibukkan oleh kegiatan konsolidasi intern dan ekstern, melakukan berbagai efisiensi dari soal operasional, jaringan, kantor cabang, serta efisiensi biaya modal dengan membuang beban. Yang paling kentara adalah pergeseran sumber dana dari dana mahal berupa deposito ke dana murah berupa tabungan dan giro. Pada bulan Juni 2003 posisi deposito berjangka yaitu terhitung masih 52 persen dari total dana pihak ketiga, dan terus turun sehingga pada Desember 2003 menjadi 48 persen. Tahun 2004, total deposito berjangka Rp 405 triliun, atau 45 persen dari total dana pihak ketiga yang Rp 897 triliun. 55 persen dana pihak ketiga telah berbentuk dana murah berupa tabungan dan giro. Bahkan struktur pendanaan ini lebih baik daripada masa sebelum krisis, di mana porsi deposito di atas 50 persen bahkan bisa mencapai 54 persen dari dana pihak ketiga. ( SEKI : Bank Indonesia ) Faktor lain yang membuat bank merasa kokoh adalah obligasi pemerintah di perbankan yang mencapai Rp 321 triliun, memang dana pemerintah. Di satu sisi
  • 33. 18 masih banyaknya obligasi pemerintah dikritik habis karena menunjukkan masih lemahnya fungsi intermediasi bank. Tetapi, di sisi lain obligasi pemerintah ini cukup mendukung kinerja perbankan. Sekalipun tidak ideal, hal itu membantu bank dari sisi pendapatan, dan aliran dana tunai ketika sektor riil belum siap menyerap kredit. Keberhasilan BI mempertahankan suku bunga sangat rendah memberi dua keuntungan kepada bank. Pertama beban bunga menurun tajam, dari Juni tahun 2003 ke Juni tahun 2004 turun 35-40 persen, adalah suatu prestasi yang harus diteruskan. ( SEKI : Bank Indonesia ) Selain dari turunnya suku bunga kredit, penurunan beban bunga ini juga diperoleh dari penggeseran sumber dana bank yaitu dari yang mahal berupa deposito ke murah berupa tabungan dan giro. Dari berbagai indikator yang menunjukkan pemulihan kinerja perbankan, yang masih berbeda dengan kondisi sebelum krisis hanya soal rasio kecukupan modal (CAR) dan rasio penyaluran kredit dibandingkan dana pihak ketiga (loan deposit ratio/LDR). Perbedaan utama ini terkait dengan faktor aset bank yang sebagian besar masih berbentuk obligasi pemerintah. Jadi, besar sekali piutang yang tidak dalam bentuk kredit, tetapi berbentuk obligasi pemerintah yang tidak dapat diberi bobot risiko. Menjadi tidak terlalu mengherankan kalau CAR tinggi, LDR rendah karena dana pemerintah tersebut. Dengan selesainya konsolidasi, perbankan tidak lagi melulu sibuk mengurusi perbaikan internal. Bankir mulai bisa fokus berpikir tentang bagaimana untuk tumbuh dan berkelanjutan. Caranya bisa bermacam-macam seperti ekspansi kredit, merger dan akuisisi, atau membentuk aliansi strategis.
  • 34. 19 Ardhian ( 2004 ) menyebutkan tanda-tanda fase pertumbuhan tinggi ini bisa dilihat pada semaraknya merger, akuisisi dan berbagai langkah lain tersebut. Sebut saja akuisisi Central Sari Finance (CSF) oleh Bank Central Asia, Adira Dinamika Multi Finance oleh Bank Danamon, masuknya OCBC Bank Singapore yang membeli 22,5 persen saham Bank NISP, Bank Buana menggandeng Bank asal Singapura lainnya, UOB, dengan melepaskan 23 persen saham dengan nilai Rp 602 miliar. Pertanda yang paling mencolok adalah begitu banyaknya bank lokal yang mengikuti tender divestasi Bank Permata. Akuisisi terhadap bank lain sudah jelas dampaknya bagi peningkatan kemampuan bank. Akuisisi terhadap perusahaan pembiayaan akan membantu mendongkrak penyaluran kredit. Akuisisi atau aliansi strategis dengan perusahaan sekuritas atau asuransi akan membantu kemampuan sebaran pelayanan bank sehingga dana nasabah tidak akan lari ke mana-mana dan dapat diolah secara lebih maksimal. 2.2 Kebijakan Bank Indonesia dan Bank-Bank Umum dalam Penyaluran Kredit Usaha Kecil Dengan berlakunya UU No.23/1999, BI tidak lagi dimungkinkan untuk memberikan kredit, sehingga tugas pengelolaan kredit program dialihkan kepada tiga BUMN yang ditunjuk pemerintah, yaitu BRI, BTN dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM). Dalam hal ini, tersedia alternatif pendanaan berupa Surat Utang Pemerintah (SUP). SUP yang penerbitannya dimaksudkan untuk mengganti dana KLBI yang jatuh tempo tahun 2000 dan 2001, akan dicairkan secara bertahap sejalan dengan pengembalian KLBI pada saat jatuh tempo,
  • 35. 20 dengan tetap memperhatikan program moneter. Sampai akhir Maret 2003, dana SUP yang tersedia adalah sekitar Rp 3 triliun. Untuk mengoptimalkan dana SUP tersebut, perlu dilakukan upaya penyiapan program yang dapat memanfaatkan dana tersebut yang kunci pokoknya dipegang oleh BI. BI memiliki strategi guna kelancaran proses pengucuran dana tersebut kepada UMKM dengan berbagai point penting yaitu: 1. Meningkatkan hubungan bank dengan lembaga keuangan (linkage program). Dalam rangka meningkatkan kemampuan BPR dalam menyalurkan kredit kepada usaha mikro dan membantu bank dan lembaga keuangan dalam meningkatkan penyaluran kredit kepada UMKM, maka BI mendorong linkage program antara BPR dan bank umum/lembaga keuangan. Sinergi bank umum dan BPR dalam bentuk linkage program merupakan salah satu strategi dalam memperkuat kapasitasnya. Berdasarkan data sampai Juni 2003, kerjasama tersebut telah melibatkan 923 BPR dengan 29 lembaga keuangan (28 bank umum dan PT PNM), dengan plafon Rp 548 miliar dan baki debet Rp 331 miliar. 2. Membentuk Unit Layanan Mikro (ULM). Beberapa bank umum seperti BRI dan Bank BNI telah membentuk unit layanan mikro (ULM) untuk melayani KUK 3. Pembentukan UKM Centre. Beberapa bank umum seperti Bank Niaga dan Bank Danamon telah membentuk UKM Centre yang berlokasi di daerah-daerah tertentu yang
  • 36. 21 diharapkan dapat berfungsi untuk merealisasikan business plan penyaluran kredit kepada UKM, pelaksanaan linkage program dengan BPR dalam penyaluran kredit kepada UKM dan sumber informasi bagi masyarakat yang memerlukan. 4. Pola Kemitraan Terpadu. Untuk mempermudah akses kepada layanan perbankan, beberapa bank umum juga memberikan kredit kepada usaha mikro dan usaha kecil dengan pola kemitraan, yaitu keterkaitan antara usaha besar dengan UKM yang mempunyai potensi keterkaitan dengan memperhatikan prinsip saling memerlukan, saling memperkuat dan saling menguntungkan. Bank Indonesia dan bank-bank umum telah melakukan suatu tindakan strategis untuk meningkatkan perkembangan sektor riil melalui kredit yang disalurkan kepada UKM. UKM sebagai sasaran pokok dari strategi kebijakan perbankan dalam perkreditan KUK tersebut diharapkan dapat menyerap penuh dana dari bank-bank umum. Penyerapan dana dari bank-bank umum oleh UKM dengan demikian patut untuk selalu diperhatikan, sehingga jika ditemukan kendala ditengah jalan dapat segera dicarikan solusinya. 2.3 Kebijakan Pemerintah dalam Mengembangkan Usaha Kecil di Indonesia Melalui berbagai departemen seperti Departemen Tenaga Kerja, Departemen Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil, Departemen Perindustrian maupun Departemen Perdagangan, pemerintah melancarkan progam-progam pembinaan yang terpadu pada pengembangan Usaha Kecil. Pemerintah tetap konsisten dengan rencana dan progam kerjanya dalam Pengembangan Perusahaan
  • 37. 22 Kecil, hal tersebut dibuktikan melalui Pola Kebijaksanaan dan Pengembangan Industri/Usaha Kecil sebagai berikut: 1. Sistem keterkaitan Bapak Angkat-Mitra Usaha. 2. Penjualan saham perusahaan besar yang sehat kepada koperasi. 3. Mewajibkan Badan Usaha Milik Negara ( BUMN ) menyisihkan dana pembinaan sebesar 1%-5% dari keuntungan bersih. 4. Menugaskan lembaga perbankan mengalokasikan dana kredit usaha kecil dan koperasi sebanyak 20% dari portofolio kredit yang disalurkan ( KUK ) 2.4 Kondisi Historis Usaha Kecil di Indonesia dan Prospek Kedepan Pemerintah telah bertekat untuk mengembangkan sektor small-of business atau industri/usaha berskala kecil dalam Progam Pembangunan Jangka Panjang Tahap II ( PJPT II ). Hal ini terbukti dengan terbentuknya Departemen Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil pada masa pemerintahan dalam kabinet Pembangunan dalam Pelita ke VI. Oleh karena itu merupakan momentum yang sangat tepat untuk kalangan wirausaha dan calon wirausaha di Indonesia untuk memulai melangkah dan mengembangkan kemampuan kewirausahaannya berkompetisi dengan usaha-usaha kecil yang telah lebih dulu ada. Pemerintah melalui Departemen Perindustrian, Departemen Tenaga Kerja, Departemen Perdagangan serta pihak Perbankan telah melakukan upaya yang semaksimal mungkin dalam membantu pengusaha kecil, industri kecil maupun sektor informal. Melaului strategi pengembangan usaha kecil, pada akhir pelita III hal telah terbukti bahwa telah tercapai jumlah unit skala kecil yang tersebar di
  • 38. 23 Pulau Jawa kurang lebih berjumlah ( 76,54 % ) serta di Propinsi lainnya ( 23,46 %) ( Harimurti, 2001, 6 ). Menurut Drs. Hidayat MA, dalam majalah forum ekonomi, presentase sektor usaha kecil dan sektor informal di sebagian kota-kota besar di Indonesia adalah; Jakarta sebesar 50 %, Bandung sebesar 65 %, Semarang sebesar 40 %, Yogyakarta sebesar 35 %, Surabaya sebesar 45 %. Presentase tersebut sebagian besar berusaha dalam usaha perdagangan. Bidang perdagangan merupakan bidang yang lebih memungkinkan, karena memiliki syarat usaha yang tidak seperti usaha besar yaitu keahlian khusus dan modal permulaan yang besar. Hubungan bisnis yang saling menunjang pasti dibutuhkan oleh perusahaan besar atau perusahaan perdagangan yang besar untuk memacu penggunaan keterampilan dan nilai ekonomis dari usaha kecil. Perusahaan-perusahaan besar harus membeli bahan baku dan mengangkutnya ke pabrik, subkontrak pembuatan komponen, membangun jaringan distribusi, penjualan dalam jumlah besar maupun eceran, serta jaringan jasa pelayanan dan perbaikan. Aktivitas saling tunjang ini dapat dilaksanakan oleh usaha kecil, karena perusahaan besar umumnya hanya menangani pekerjaan dalam skala besar yang lebih vital. Perusahaan besar menyadari pentingnya peran perusahaan kecil, tentunya akan mengadakan hubungan dan melaksanakan pembinaan, pelatihan serta pengembangan usaha kecil yang berlokasi dekat dengan perusahaannya. Wirausaha yang dinamis dan ulet mampu melihat peluang dan seringkali menjadi agen-agen utama dari perusahaan besar dan mampu berkembang menjadi penyalur
  • 39. 24 atau pedagang besar juga pada akhirnya, agen jasa ( misal: catering dan lainnya ) atau perbengkelan yang besar. Dengan adanya share atau bagian pekerjaan yang terbuka sedemikian karena terciptanya suatu sistem produksi, maka sebenarnya selalu ada peluang dengan pola hubungan keterkaitan antara perusahaan besar dan perusahaan kecil dengan berbagai model keterkaitan kerjasama yang menguntungkan. Pola hubungan yang ideal tersebut dapat dirumuskan menjadi seperti pada gambar 1.1 berikut: GAMBAR 2.1 POLA HUBUNGAN KERJASAMA PERUSAHAAN BESAR-MENENGAH-KECIL Perusahaan Besar Perusahaan Menengah Perusahaan Kecil Perdagangan Grosir Agen dan pengecer Industri Supplier bahan baku Reparasi, jasa, transportasi Perusahaan Ekspor Pengumpul barang Industri kecil ( kerajinan produsen ) Sumber : Harimurti , 2001, 48 Usaha besar, menengah dan kecil sudah seharusnya melaksanakan sinergisitas dalam perekonomian. Penyerapan tenaga kerja pengurangan pengangguran akan dapat terlaksana jika ketiga skala usaha ini dapat bekerjasama saling melengkapai dan berkaitan. Pemerintah dengan kebijakannya diharapkan
  • 40. 25 mampu untuk menciptakan regulasi policy yang dapat mengakomodasi dan melancarkan proses pola hubungan tersebut. 2.5 Perkembangan Kredit Perbankan Sekalipun LDR belum pulih kembali seperti pada masa sebelum krisis, tetapi fungsi intermediasi perbankan nasional secara bertahap terus menunjukkan perbaikan. Terutama pertumbuhan kredit di sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dan konsumer. Posisi kredit perbankan pada bulan Juni di tahun 2004 mengalami peningkatan Rp 15,3 triliun menjadi Rp 528,7 triliun. Sekalipun pada kuartal pertama tahun 2004 penyaluran kredit sempat seret, hanya tumbuh Rp 6,8 triliun. Tetapi kondisi itu pada kuartal kedua membaik. Dalam bulan Juni 2004 saja, kredit baru yang dikucurkan mencapai Rp 11,8 di mana 44,4 persen di antaranya disalurkan untuk usaha mikro kecil menengah (UMKM). Secara kumulatif, sampai Juni 2004, total kredit baru perbankan mencapai Rp 31,9 triliun. Peningkatan kredit tersebut jika dilihat dari sisi penawaran antara lain disebabkan oleh peningkatan dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp 17,7 triliun atau sekitar 2 persen dari total DPK yang Rp 897 triliun. Di lihat dari sisi permintaan, volume kenaikan kredit didorong oleh relatif rendahnya tingkat suku kredit perbankan. Meskipun demikian, dalam bulan Juni 2004 terdapat tambahan undisburse loan, kredit yang sudah disetujui tetapi belum dicairkan, yakni Rp 1,7 triliun. Secara keseluruhan, kredit yang sudah disetujui tetapi belum dicairkan pada tengah tahun 2004 ini mencapai Rp 127,6 triliun.
  • 41. 26 Tingginya jumlah kredit yang telah disetujui oleh pihak bank, tetapi belum ditarik tersebut adalah mengisyaratkan bahwa sektor riil masih menghadapi banyak kendala, sehingga hanya memiliki sedikit ruang gerak. Tidak heran kalau porsi kredit terbesar masih dari kredit konsumsi, sementara kredit investasi paling rendah. Pada Mei 2004, dari total kredit baru Rp 24,4 triliun, kredit investasi baru Rp 5,1 triliun atau 20,1 persen, kredit konsumsi Rp 7,8 triliun atau 32 persen, dan kredit modal kerja Rp 11,5 triliun atau 47 persen. Dari sudut kualitas kredit, pada bulan Juni terjadi peningkatan kualitas yang membanggakan yaitu terlihat pada penurunan rasio NPL kotor maupun bersih yang masing-masing menurun menjadi 7,6 persen untuk kotor dan 2,4 persen untuk bersih. Aspek permodalan industri perbankan masih memadai, yakni tercatat sebesar 20,9 persen. Meskipun demikian, harus diperhatikan pengaruh faktor besarnya aset berbentuk obligasi pemerintah terhadap CAR dan LDR. 2.6 Perkembangan dan Kondisi Kredit Usaha Kecil ( KUK ) Jumlah Penghimpunan Dana Tingkat Inflasi serta Suku Bunga Kredit Bank-Bank Umum di Indonesia 2.6.1 Kredit Usaha Kecil ( KUK ) Bank Umum di Indonesia Dari data yang dikumpulkan oleh Bank Indonesia dalam Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia ( SEKI ), menunjukan bahwa jumlah alokasi KUK pada bank-bank umum sangat memuaskan. Jumlah besar dalam triliyun rupiah diperlihatkan, pada awal tahun penelitian 2003 bulan Januari sebesar Rp 60 triliyun. Alokasi KUK kemudian stabil sampai dengan bulan September mengalami peningkatan jumlah alokasi KUK sebesar Rp 72 riliyun, hal ini
  • 42. 27 menunjukan bahwa sektor riil mulai mengalami pertumbuhan yang subur. Kondisi demikian bertahan sampai empat bulan kedepan yaitu pada bulan Desember tahun 2003. Data SEKI BI kemudian memperlihatkan pada tahun awal 2004 alokasi KUK mangalami penurunan dari bulan pada tahun sebelumnya yaitu dari bulan Desember 2003 sebesar Rp 72 triliyun menjadi sebesar Rp 69 triliyun bulan Januari tahun 2004. Kondisi seperti ini stabil sampai tujuh bulan mendatang, hampir sama seperti keadaan alokasi KUK pada tahun sebelumnya juga stabil pada posisi RP 60 triliyun selama delapan bulan. Kemudian pada bulan selanjutnya yaitu Agustus baru mengalami kenaikan sebesar Rp 70 triliyun, dilanjutkan mengalami kenaikan menjadi Rp 80 triliyun pada bulan September tahun yang sama 2004. Bulan Oktober sampai Nopember tahun 2004 jumlah alokasi KUK mengalami penurunan lagi yaitu sebesar Rp 70 triliyun. Pada bulan awal tahun 2005 dan bulan akhir tahun 2004 alokasi KUK menunjukan kenaikan yaitu sebesar Rp 80 triliyun, kondisi ini tetap stabil sampai bulan Juli 2005. Data kemudian menunjukan pada bulan Agustus 2005 sampai bulan tutup tahun menunjukan peningkatan alokasi KUK yaitu sebesar Rp 90 triliyun. Kondisi alokasi KUK secara sepintas jika kita mengamati akan menunjukan kepuasan dalam pelaksanaannya. Seperti yang diperlihatkan kepada kita bagaimana alokasi KUK ini berjalan dapat diamati dengan mudah dari tabel 2.1 beserta gambar grafik 2.2 tentang alokasi KUK pada bank-bank umum yang diambil sumbernya dari Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia ( SEKI : BI ) dibawah ini:
  • 43. 28 TABEL 2.1 JUMLAH ALOKASI KUK BANK-BANK UMUM KUK KUK ( Milyard (Milyard Tahun/Bulan Rp) Tahun/Bulan Rp) 2003;01 60672.1 2004;07 69368 2003;02 62656.3 2004;08 70575 2003;03 62075.5 2004;09 81356 2003;04 63454.26 2004;10 79376 2003;05 64158.67 2004;11 79629 2003;06 66381.07 2004;12 85191 2003;07 67195 2005;01 82651 2003;08 69725 2005;02 86576 2003;09 72194 2005;03 88980 2003;10 72393 2005;04 89333 2003;11 73546 2005;05 89069 2003;12 72647 2005;06 88493 2004;01 69275 2005;07 88867 2004;02 68850 2005;08 90712 2004;03 69009 2005;09 91245 2004;04 69060 2005;10 92044 2004;05 69864 2005;11 92290 2004;06 69456 2005;12 96580 Sumber : SEKI BI, 2005 GAMBAR 2.2 JUMLAH ALOKASI KUK KUK Jumlah Alokasi KUK ( 120000 100000 Milyard Rp ) 80000 60000 40000 20000 0 2003;01 2003;04 2003;07 2003;10 2004;01 2004;04 2004;07 2004;10 2005;01 2005;04 2005;07 2005;10 Periode
  • 44. 29 2.6.2 Jumlah Penghimpunan Dana Bank-Bank Umum di Indonesia Dari data SEKI BI dapat ditelusuri tentang bagaimana kondisi jumlah penghimpunan dana dari pihak ketiga pada bank-bank umum di Indonesia. Pada awal tahun penelitian yaitu 2003 bulan Januari jumlah penghimpunan dana sebesar Rp 677 triliyun, jumlah ini cukup besar dan kiranya menggembirakan bagi kita bawa bukti kondisi perbankan sudah menunjukan pemulihannya dimata masyarakat dapat terlihat. Kondisi tersebut stabil selama lima bulan kedepan. Baru pada bulan Juni mulai menunjukkan peningkatan sebesar Rp 710 triliyun, kemudian secara mengejutkan kondisi ini stabil selama delapan belas bulan kedepan sampai pada bulan November tahun 2004 menunjukan jumlah sebesar Rp 783 triliyun. Suatu kondisi yang menyenangkan perbankan, karena dengan melihat data yang demikian kita dapat mengetahui bahwa perbankan telah tepat menerapkan strateginya untuk menghimpun dana pihak ketiga. Dana pihak ketiga merupakan modal utama bagi bank untuk menunjukan eksistensinya pada dunia ekonomi. Kegembiraan ini kemudian tetap menunjukan peningkataannya karena pada akhir tahun 2004 dan selama dua belas bulan kedepan jumlah penghimpunan dana bank-bank umum di Indonesia naik sejumlah Rp 800 triliyun, kemudian ditutup dengan akhir tahun penelitian yaitu 2005 bulan Desember dengan jumlah Rp 932 triliyun. Perkembangan yang menarik ini jika kita pantau lebih dalam lagi dapat terlihat seperti dalam tabel 2.2 dan ditunjukan sepintas dengan melalui gambar grafik 2.3 berikut ini:
  • 45. 30 TABEL 2.2 JUMLAH PENGHIMPUNAN DANA BANK-BANK UMUM Jmlh Pnghimpnan Jmlh Pnghimpnan Tahun/Bulan Dana ( Milyard Rp ) Tahun/Bulan Dana ( Milyard Rp ) 2003;01 677130 2004;07 761315 2003;02 686998 2004;08 768860 2003;03 693030 2004;09 776464 2003;04 698095 2004;10 779124 2003;05 699123 2004;11 783977 2003;06 710196 2004;12 820585 2003;07 713981 2005;01 805873 2003;08 719165 2005;02 803531 2003;09 720673 2005;03 813343 2003;10 735756 2005;04 828110 2003;11 728753 2005;05 834602 2003;12 755599 2005;06 853650 2004;01 741029 2005;07 851351 2004;02 734422 2005;08 859836 2004;03 734178 2005;09 875857 2004;04 732048 2005;10 873450 2004;05 743697 2005;11 892688 2004;06 761706 2005;12 932873 Sumber: SEKI BI, 2005 GAMBAR 2.3 JUMLAH PENGHIMPUNAN DANA Jumlah Penghimpunan Dana Jumlah Penghimpunan Dana ( Milyard Rp ) 1000000 800000 600000 400000 200000 0 2003;01 2003;04 2003;07 2003;10 2004;01 2004;04 2004;07 2004;10 2005;01 2005;04 2005;07 2005;10 Periode
  • 46. 31 2.6.3 Tingkat Inflasi Indonesia Masa Penelitian Pada data yang ada dalam SEKI BI menunjukan tingkat laju inflasi Indonesia pada umumnya mengalami alur zigzag yaitu tinggi rendah tingkat inflasi selalu terjadi pada tahun penelitian. Bulan Januari tahun 2003 menunjukan laju inflasi sebesar 8,68 % kemudian bulan berikutnya sudah turun menjadi 7,6 % dan stabil pada kisaran tersebut sampai bulan Mei 2003. Bulan Juni sampai Oktober tingkat inflasi kembali menunjukkan penurunan yaitu sebesar 6 %, dan turun terus pada bulan November dan Desember 2003 sebesar 5,5 dan 5,1 %. Kondisi demikian menarik karena masyarakat akan mulai menikmati sarana pembiyaan bank yang berupa kredit, sehingga sektor riil dapat bergerak, dikarenakan tren dari laju inflasi menunjukkan penurunan terus menerus. Inflasi pada bulan Januari tahun 2004 sampai Februari mengalami penurunan yang drastis yaitu sampai sebsar 4%. Penurunan tersebut tidak lama kemudian inflasi kembali merangkak mengalami kenaikan. Bulan berikutnya yaitu pada bulan maret april mulai naik menjadi 5,1 dan 5,9%. Mei dan Juni kembali naik sebesar 6,4 dan 6,8%, bulan depannya menjadi 7% dan kemudian turun menjadi 6% stabil sampai lima bulan kedepan yaitu sampai bulan Desember 2004. Setelah bulan Desember 2004 ke bulan Januari 2005 inflasi mengalami tren peningkatan yang terus menerus sampai akhir tahun 2005 pada bulan Desember sebesar 17,11%, walaupun diiringai pasang surut tetapi inflasi tetap menunjukan jauhnya peningkatan dibanding pada bulan awal penelitian. Perkembangan inflasi yang demikian menimbulkan kekhawatiran terhadap sektor riil karena dengan naiknya inflasi diperkirakan sektor riil mengalami hambatan. Suku bunga kredit
  • 47. 32 diperkirakan akan naik seiiring dengan naiknya inflasi. Keadaan yang demikian dapat kita saksikan seperti dalam tabel 2.3 dan gambar grafik 2.4 dibawah ini : TABEL 2.3 LAJU INFLASI INDONESIA TAHUN 2003-2005 Tahun/Bulan Inflasi % Tahun/Bulan Inflasi % 2003;01 8.68 2004;07 7.2 2003;02 7.6 2004;08 6.67 2003;03 7.17 2004;09 6.27 2003;04 7.62 2004;10 6.22 2003;05 7.15 2004;11 6.18 2003;06 6.98 2004;12 6.4 2003;07 6.27 2005;01 7.32 2003;08 6.51 2005;02 7.15 2003;09 6.33 2005;03 8.81 2003;10 6.48 2005;04 8.12 2003;11 5.53 2005;05 7.4 2003;12 5.16 2005;06 7.42 2004;01 4.82 2005;07 7.84 2004;02 4.6 2005;08 8.33 2004;03 5.11 2005;09 9.06 2004;04 5.92 2005;10 17.89 2004;05 6.47 2005;11 18.38 2004;06 6.83 2005;12 17.11 Sumber : SEKI BI, 2005 GAMBAR 2.4 TINGKAT INFLASI INDONESIA Inflasi Tingkat Inflasi ( % ) 20 15 10 5 0 20 ;01 20 ;04 20 ;07 20 ;10 20 ;01 20 ;04 20 ;07 20 ;10 20 ;01 20 ;04 20 ;07 0 ;1 03 03 03 03 04 04 04 04 05 05 05 05 20 Periode
  • 48. 33 2.6.4 Suku Bunga Kredit KUK Bank-Bank Umum di Indonesia Dalam data SEKI BI menunjukkan kondisi suku bunga kredit bank-bank umum yang menjadi sumber penelitian mulai tahun 2003 sampai 2005. Secara garis besar kondisi perkembangan suku bunga kredit tersebut adalah mengikuti alur tren pasang-surut, naik-turunya tingkat laju inflasi di Indonesia. Jika tingkat inflasi naik maka bank Indonesia akan menaikan BI rate nya maka otomatis bank- bank umum juga akan meningkatkan suku bunga nya baik simpanan maupun pinjaman untuk mengatasi negative spread. Laju perkembangan suku bunga kredit bank umum pada awal tahun 2003 bulan Januari menunjukkan 18,26% tingkat suku bunga yang termasuk tinggi, tetapi pada bulan-bulan selanjutnya mengalami penurununan terus menerus sampai bulan Agustus 2005 yaitu sebesar 13,4% suatu prestasi kredit yang membanggakan. Selanjutnya dikarenakan tingkat inflasi yang meninggi maka suku bunga kredit akhirnya mulai mengikuti kenaikan tersebut, yaitu pada bulan September 2005 sampai Desember 2005 sebesar 14,51% sampai 16,23%. Kondisi demikian membuat sektor riil diperkirakan mengalami gangguan karena sumber dana pembiyaan dari pihak bank menjadi meningkat bebannya dikarenakan suku bunga kredit yang cenderung meningkat menyusul laju peningkatan inflasi. Kenaikan inflasi secara moneter memang mengharuskan otoritas moneter meningkatkan suku bunga. Perkembangan tingkatan suku bunga kredit bank-bank umum dapat terlihat seperti pada tabel 2.4 dan dengan mudah dapat kita mengerti dalam gambaran grafik tingkat suku bunga kredit seperti gambar 2.5 berikut ini:
  • 49. 34 TABEL 2.4 TINGKAT SUKU BUNGA KREDIT BANK-BANK UMUM Tahun/Bulan Skb Kredit U K (%) Tahun/Bulan Skb Kredit U K (%) 2003;01 18.26 2004;07 13.99 2003;02 18.25 2004;08 13.84 2003;03 18.08 2004;09 13.8 2003;04 17.87 2004;10 13.64 2003;05 17.75 2004;11 13.57 2003;06 17.41 2004;12 13.41 2003;07 16.88 2005;01 13.4 2003;08 16.36 2005;02 13.37 2003;09 16.07 2005;03 13.31 2003;10 15.77 2005;04 13.31 2003;11 15.45 2005;05 13.2 2003;12 15.07 2005;06 13.36 2004;01 14.99 2005;07 13.42 2004;02 14.79 2005;08 13.4 2004;03 14.61 2005;09 14.51 2004;04 14.48 2005;10 15.18 2004;05 14.27 2005;11 15.92 2004;06 14.1 2005;12 16.23 Sumber : SEKI BI, 2005 GAMBAR 2.5 TINGKAT SUKU BUNGA KREDIT Skb Kredit U K Tingkat Suku Bunga Kredit ( 20 18 16 14 12 %) 10 8 6 4 2 0 20 ;01 20 ;04 20 ;07 20 ;10 20 ;01 20 ;04 20 ;07 20 ;10 20 ;01 20 ;04 20 ;07 0 ;1 03 03 03 03 04 04 04 04 05 05 05 05 20 Periode
  • 50. 35 BAB III KAJIAN PUSTAKA 3.1 Tujuan Kajian Pustaka Tujuan diadakannya kajian pustaka adalah untuk mendokumentasikan dan mengkaji hasil-hasil dari penelitian yang pernah ada pada area yang sama. Proses kajian pustaka akan menunjukkan fungsi dan kepentingan dalam penulisan penelitian. Diperolehnya beberapa penelitian yang sejenis pada area yang sama dapat diketahui pola hubungan antar penelitian, bermanfaatnya penelitian, ditemukannya kelebihan dan kelemahan sebagai sarana proses kesempurnaan kajian pada bidang yang sama tersebut, sekaligus menghindari duplikasi. 3.2 Pembahasan Penelitian Sebelumnya Pada Area yang Sama Ada beberapa penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya oleh beberapa peneliti tentang KUK dan UKM penelitian tersebut antara lain: 1. Erwin (1998) “Penelitian Tentang Penyaluran KUK di Indonesia (1990- 1995)” Penelitian tersebut ditulis dengan tema KUK dan UKM, tentang penyaluran KUK di Indonesia yang dilakukan dengan sampel yang diambil tahun 1990-1995. Variabel dependen dalam penelitian tersebut adalah alokasi KUK di Indonesia, sedangkan variabel independen penelitian tersebut yaitu jumlah dana yang dihimpun bank, volume GDP. Menggunakan OLS dengan mencari tahu hubugan variabel independen tersebut terhadap variabel dependennya. Dalam penelitian tersebut juga menganalisis hubungan antara inflasi dengan tingkat suku bunga deposito.
  • 51. 36 Penelitian tersebut kemudian menghasilkan beberapa kesimpulan sebagai berikut: a) Variabel independen Jumlah dana yang dihimpun bank berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel dependen alokasi KUK b) Pada tingkat suku bunga deposito ternyata variabel inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat suku bunga deposito, sehingga jumlah dana yang dihimpun tidak terpengaruh signifikan c) Variabel independen GDP riil berpengaruh signifikan terhadap Variabel dependen alokasi KUK Penelitian diatas menggunakan data tahun 1990 sampai dengan tahun 1995, seperti yang telah kita ketahui penelitian diatas dilakukan sebelum terjadinya krisis ekonomi 1998. Dengan mengadakan penelitian yang serupa pada area yang sama paska krisis ekonomi 1998 diharapkan dapat memperbaharui informasi tentang KUK dan UKM, karena pada saat krisis ekonomi 1998 dikhawatirkan sektor riil termasuk didalamnya adalah KUK menjadi terhambat perkembangannya. Krisis ekonomi 1998 yang berpangkal pada krisis moneter sangat menghambat UKM dan alokasi KUK karena inflasi yang tinggi menyebabkan suku bunga kredit yang tinggi sehingga UKM diperkirakan akan terganggu. 2. Ngatiman (1998) “ Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyaluran Dana KUK Oleh Bank Pembangunan Daerah ( BPD ) D.I.Y ( 1985- 2002) “ Penelitian tersebut meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi penyaluran KUK oleh bank BPD di Yogyakarta tahun 1985-2002. Variabel
  • 52. 37 dependen dari penelitian tersebut adalah alokasi KUK di bank BPD Yogyakarta, sedangkan variabel independennya adalah jumlah dana jumlah dana yang terhimpun pada bank BPD Yogyakarta, tingkat suku bunga kredit dan PDRB. Penelitian tersebut menganalisis hubungan antara variabel dependen dengan independennya menggunakan analisis regresi model OLS. Dengan memperoleh beberapa kesimpulan penting didalamnya sebagai berikut ini: a) Variabel independen Jumlah dana yang terhimpun di bank BPD Yogyakarta ternyata berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel dependen yaitu alokasi KUK pada bank BPD Yogyakarta b) Variabel independen Tingkat suku bunga ternyata tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen alokasi KUK pada bank BPD Yogyakarta c) Variabel independen PDRB ternyata berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen alokasi KUK pada bank BPD Yogyakarta 3.3 Kesimpulan Tentang Dua Penelitian Sebelumnya dan Hubungannya dengan Penelitian Penulis Penelitian diatas menggunakan data 1985 sampai dengan tahun 2002 sebelum dan sesudah krisis ekonomi 1998. Dikhawatirkan data yang digunakan sudah tidak relevan lagi untuk masa sekarang. Diperlukan perbaharuan data dan penelitian yang serupa kembali untuk memberikan informasi yang lebih baru guna kepentingan berbagai pihak yang membutuhkan.
  • 53. 38 Kedua penelitian diatas tidak semua variabel yang dipakai menggunakan variabel dari sektor perbankan karena kedua penelitian diatas memasukkan variabel PDRB, data yang diambil dari sektor regional untuk penelitian yang kedua. Penulis ingin mengadakan penelitian tentang kredit yang pada area yang sama dengan analisis terfokus kepada sisi kebijakan perbankan. Sisi kebijakan perbankan seperti jumlah penghimpunan dana, laju tingkat inflasi dan suku bunga kredit sebenarnya sangat mungkin berpengaruh terhadap kelancaran pengucuran dana kredit usaha kecil lebih daripada sisi intern pengusaha kecil itu sendiri. Manajemen yang merupakan salah satu sisi intern pengusaha kecil, kelebihan dan kekurangannya serta kondisi eksternal seperti halnya GDP memang juga memiliki kemungkinan untuk mempengaruhi alokasi KUK, namun karena KUK merupakan kewajiban moral bagi sektor perbankan terhadap sektor riil maka layak untuk medapatkan perhatian yang serius. Banyaknya penelitian tentang KUK mengisyaratkan bahwa sebenarnya informasi yang didapat dari hasil penelitian pada area yang sama tersebut sangat bermanfaat bagi masyarakat, terutama bagi pihak perbankan dan sektor UKM. Maka penulis ingin meneliti dengan tema yang sama yang brjudulkan “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Alokasi KUK Pada Bank-Bank Umum di Indonesia (Pada tahun 2004:02-2005:12)”.
  • 54. 39 BAB IV LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Pengertian Kredit Menurut yang diungkapkan Kasmir (2004), kata kredit berasal dari kata Yunani “Credere” yang berarti kepercayaan atau berasal dari bahasa Latin “Creditum” yang berarti kepercayaan akan kebenaran. Pengertian tersebut kemudian dibakukan oleh pemerintah dengan dikeluarkan Undang-Undang Pokok Perbankan No. 14 Tahun 1967 bab 1 pasal 1,2 yang merumuskan pengertian kredit sebagai berikut : “Kredit adalah penyediaan uang atau yang disamakan dengan itu berdasarkan persetujuan pinjam meminjam antara bank dengan lain pihak peminjam berkewajiban melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga yang telah ditentukan”. Selanjutnya pengertian kredit tersebut disempurnakan lagi dalam Undang- Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan. Sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 10 Tahun 1998, yang mendefinisikan pengertian kredit adalah : “Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga”. 4.1.2 Unsur-Unsur Kredit Adapun unsur-unsur yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas kredit adalah sebagai berikut :
  • 55. 40 1. Kepercayaan Yaitu suatu keyakinan pemberi kredit yang diberikan (berupa uang, barang, jasa) akan benar-benar diterima kembali dimasa tertentu dimasa datang. Kepercayaan ini diberikan oleh bank, dimana sebelumnya sudah dilakukan penelitian penyelidikan tentang nasabah bank baik secara intern maupun secara ekstern. Penelitian dan penyelidikan tentang kondisi masa lalu dan sekarang terhadap nasabah pemohon kredit ; 2. Kesepakatan Disamping unsur percaya didalam kredit juga mengandung unsur kesepakatan antara pemberi kredit dengan si penerima kredit. Kepercayaan itu dituang dalam suatu perjanjian dimana masing- masing pihak menandatangani hak dan kewajiban masing-masing ; 3. Jangka Waktu Setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu, jangka waktu ini mencakup masa pengambilan kredit yang jelas disepakati. Jangka waktu tersebut bisa berbentuk jangka pendek, jangka menengah, atau jangka panjang ; 4. Risiko Adanya suatu tenggang waktu pengembalian menyebabkan suatu resiko tidak tertagihnya/macet pemberian kredit. Semakin panjang suatu kredit semakin besar resikonya, demikian juga sebaliknya. Resiko ini menjadi tanggungan bank, baik resiko yang disengaja
  • 56. 41 oleh nasabah yang lalai maupun oleh resiko yang tidak sengaja, misalnya terjadi bencana alam atau bangkrutnya usaha nasabah tanpa ada unsur kesengajaan ; 5. Balas Jasa Merupakan keuntungan atas pemberian kredit atau jasa tersebut yang kita kenal dengan nama bunga. Balas jasa dalam bentuk bunga dan administrasi ini merupakan keuntungan bank. Sedangkan bank yang berdasarkan prinsip syariah balas jasa ditentukan dengan bagi hasil. 4.1.3 Jenis-Jenis Kredit Beragamnya jenis usaha, menyebabkan beragam pula kebutuhan akan dana. Kebutuhan dana yang beragam menyebabkan jenis kredit juga menjadi beragam. Hal ini disesuaikan dengan kebutuhan dana yang diinginkan nasabah. Dalam praktiknya kredit yang diberikan bank umum dan bank perkreditan rakyat untuk masyarakat terdiri dari berbagai jenis. Secara umum jenis-jenis kredit dapat dilihat dari berbagai segi antara lain : 1. Dilihat Dari Segi Kegunaan a. Kredit Investasi Kredit investasi merupakan kredit jangka panjang yang biasanya digunakan untuk keperluan perluasan usaha atau membangun proyek/pabrik baru atau untuk keperluan rehabilitas. Contoh kredit investasi misalnya untuk membangun pabrik atau membeli mesin- mesin. Masa pemakaiannya untuk suatu periode yang relatif lebih
  • 57. 42 lama dan dibutuhkan modal yang relatif lebih lama dan dibutuhkan modal yang relatif lebih besar pula. b. Kredit Modal Kerja Kredit modal kerja merupakan kredit yang digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi dalam operasionalnya. Sebagai contoh kredit modal kerja diberikan untuk membeli bahan baku, membayar gaji pegawai atau biaya-biaya lainnya yang berkaitan dengan proses produksi perusahaan. 2. Dilihat Dari Segi Tujuan Kredit a. Kredit Produktif Kredit yang digunakan untuk meningkatkan usaha atau produksi atau investasi. Kredit ini diberikan untuk menghasilkan barang atau jasa. Sebagai contohnya kredit untuk membangun pabrik yang nantinya akan menghasilkan barang dan kredit pertanian akan menghasilkan produk pertanian, kredit pertambangan menghasilkan bahan tambang atau kredit industri akan menghasilkan barang industri. b. Kredit Konsumtif Kredit yang digunakan untuk dikonsumsi secara pribadi. Dalam kredit ini tidak ada pertambahan barang dan jasa yang dihasilkan, karena memang untuk digunakan atau dipakai seseorang atau badan usaha. Sebagai contoh kredit untuk perumahan, kredit mobil pribadi, kredit perabotan rumah dan kredit konsumtif lainnya.
  • 58. 43 c. Kredit Perdagangan Merupakan kredit yang diberikan kepada pedagang dan digunakan untuk membiayai aktivitas dan perdagangannya seperti untuk membeli barang dagangan yang pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan barang dagangan tersebut. Kredit ini sering diberikan kepada supplier atau agen-agen perdagangan yang akan membeli barang dalam jumlah besar. Contoh kredit ini misalnya kredit ekspor dan import. 3. Dilihat Dari Segi Jangka Waktu a. Kredit Jangka Pendek Merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari 1 tahun atau paling lama 1 tahun dan biasanya digunakan untuk keperluan modal kerja. Contohnya untuk peternakan, misalnya kredit peternakan ayam atau jika untuk pertanian misalnya tanaman padi atau jagung. b. Kredit Jangka Menengah Jangka waktu berkisar antara 1 tahun sampai dengan 3 tahun dan biasanya kredit ini digunakan untuk melakukan investasi. Sebagai contoh kredit untuk pertanian seperti apel, atau peternakan sapi. c. Kredit Jangka Panjang Merupakan kredit yang masa pengembaliannya paling panjang. Kredit jangka panjang waktu pengembaliannya diatas 3 tahun atau 5 tahun. Biasanya kredit ini untuk investasi jangka panjang seperti