2. Ingat
• Kapan Rechstvinding ? 1. conflict of norm
dan 2. vage normen (Buku argumentasi
hukum h.31)
• Rechstvinding dianggap menemukan hukum
dalam payung atau koridor UU (heteronom)
• Untuk menyelesaikan masalah, dikenal dua
model rechstvinding 1. intepretasi dan 2.
Konstruksi Hukum
3. Bagaimana
• Konstruksi hukum argumentum per
analogiam, rechtsvervijning dan argumentum
a contrario
• Inteprestasi macam inteprestasi
5. Gramatikal
• Penafsiran berdasarkan teks per UU an
• Menggunakan bahasa sehari hari
• Kata ataupun kata-kata yang ada di per UU an
harus diberi arti sebagaimana bahasa sehari
hari
• Ex: Ada orang melakukan menyelam di danau,
ada larangan berenang?
6. Sistematis
Penafsiran yang melihat keterkaitan pasal pasal
dalam suatu peraturan ttt maupun diluar peraturan
ttt tersebut
Ex:
1. Makna dewasa
2. pra penuntutan 14 atau 7 hari terkait berkas
bolak balik
3. Skema piramida
8. Teleologis/Sosiologis
Mendasarkan atas maksud/tujuan dibuatnya
norma. Ketentuan UU yang sudah tidak sesuai
lagi dilihat sebagai alat untuk memecahkan atau
menyelesaikan sengketa dalam kehidupan
bersama waktu sekarang.
Ex: Alasan penghentian penyidikan berdasarkan
alasan sosiologis
12. argumentum per analogiam
• Dengan analogi maka peristiwa yang serupa,
sejenis atau mirip dengan yang diatur dalam
UU diperlakukan sama
• Ex: Jual beli tidak memutus sewa menyewa
bisa dianalogikan dengan “Hibah”. Hibah tidak
memutus sewa menyewa.
• Hk Pidana tidak diperbolehkan
13. rechtsvervijning
• Peraturan perundang-undangan ruang
lingkupnya terlalu luas, maka perlu
dipersempit untuk dapat diterapkan terhadap
suatu peristiwa tertentu.
• Ex: perbuatan melawan hukum, pelapor
(dibahas di materi tg LO)
14. argumentum a contrario
• Menjelaskan Undang-undang yang didasarkan
pada perlawanan pengertian antara peristiwa
konkret yang dihadapi dan peristiwa yang
diatur dalam Undang-Undang
• Ex: Janda harus menunggu 130 hari untuk
kawin kembali setelah cerai. Bagaimana
dengan Duda? tidak diatur ! (tidak perlu
menunggu 130 hari)
15. Diskusi
Nila disangka membunuh pacarnya karena
keadaan terpaksa (overmacht). Polisi kemudian
mengeluarkan SP3 atas perkara tersebut atas
alasan sosiologis. Keluarga korban tidak setuju
dengan diterbitkannya SP3 tersebut dan
mengajukan praperadilan. Apakah SP3 yang di
keluarkan sah atau tidak ?