SlideShare a Scribd company logo
Sun as star
Emanuel Sungging Mumpuni
Matahari & Antariksa LAPAN Bdg
Outline
• Bagian 1: Struktur & Fenomena Matahari
• Bagian 2: Reaksi Inti Matahari
• Bagian 3: Diagram HR
• Bagian 4: Evolusi Matahari
Bagian 1: Struktur & Fenomena
Matahari
Bagian 1: Matahari sbg Bintang
• Matahari & Bintang-bintang, kenapa berbeda?
• Intensitas spesifik utk ‘resolved object’ vs flux
utk ‘unresolved object’
Bagian 1: Penggelapan Tepi
Penggelapan Tepi: Piringan Matahari didekati dengan pendekatan Benda Hitam
Bagian 1: Radiasi Benda Hitam
Bagian 1: Energi Dari Matahari
• Benda hitam adalah obyek yang menyerap semua
radiasi elektromagnetik, dan meng-iradiasi-kan
semua radiasi termal berdasar temperaturnya.
• Energi Matahari diturunkan dari hukum Stefan-
Boltzmann
• Jika kita tahu radius Matahari 700 ribu km, dengan
temperatur 5800 K, dengan radiasi sebagai benda
hitam, maka, bisa kita tentukan jumlah energi di
iradiasikan per-satuan waktu (Luminositas).
Bagian 1: Atmosfer Matahari
• Matahari adalah gas! Tidak punya permukaan, yang ada
hanyalah lapisan-lapisan yang kedap pada panjang gelombang
tertentu.
• Fotosfer adalah lapisan kedap optis, yang bisa dipelajari
secara visual. Pada fotosfer terdapat bintik matahari.
• Bintik matahari merupakan daerah yang gelap pada lapisan
fotosfer, dan lebih dingin (3500 K), dibandingkan fotosfer
yang 5800 K. Bagian yang paling gelap disebut sebagai Umbra
dan sekitarnya sebagai Penumbra.
• Berapa lama bintik di permukaan? Tergantung ‘aktivitas’
Matahari, bisa harian, bisa bulanan, ini yang menjadi penanda
adanya siklus ‘kehidupan’ pada matahari -> daerah aktif.
• Jika diamati semakin detil, terdapat juga ‘pergolakan’ pada
lapisan fotosfer sebagai akibat pengangkutan energi dari
lapisan paling bawah. Pergolakan ini dikenal sebagai granulasi
.
Bagian 1: Diatas fotosfer Matahari
• Kromosfer merupakan lapisan atas fotosfer yang
mencapai 2000 km, dan teramati pada panjang
gelombang merah.
• Lapisan terluar disebut sebagai Korona, teramati
terutama pada saat Gerhana Matahari.
• Korona terbentang jauh di angkasa, dimana partikel-
partikel yang terlempar dari situ mencapai orbit Bumi
(angin surya).
• Korona memancarkan energi dalam rentang yang luas,
dari panjang gelombang radio sampai dengan sinar-X.
• Seringkali terjadi pelepasan energi yang kembali lagi ke
bagian bawah Korona,membentuk lengkungan yang
dikenal sebagai prominensa.
Bagian 1: Bintik Matahari
Bagian 1: Struktur Atmosfer
Matahari
Bagian 1: Apa yang teramati dari
Matahari? Rotasi Matahari
Bagian 1: Pengamatan Bintik
Matahari
• Ada siklus bintik, selama 11 tahun
• Bintik muncul pada lintang tertentu pada
setiap siklus, dan bergerak menuju ekuator
per siklus.
Bagian 1: Siklus Bintik Matahari
Bagian 1: Variasi Rerata Lintang
Bintik Matahari
• Variasi 11 tahunan, berkait dengan siklus 22
tahun medan magnetik permukaan Matahari
Bagian 1: Medan Magnetik
Matahari
Bagian 1: Model Dinamo Magnetik
Matahari
• Dipengaruhi konveksi & gerak rotasi
diferensial
Bagian 1: Dampak Aktivitas
Magnetik Teramati
• Solar Flares: Emisi
elektromagnetik
singkat dari gas panas
terionisasi, biasanya
terjadi dari sekitar grup
bintik Matahari
• Coronal Mass Ejection:
Erupsi yang melibatkan
pelepasan material
panas dari korona
Bagian 1: Lingkungan Bumi-
Matahari: Angin Surya
• Hembusan partikel bermuatan dan medan
magnetik yang bergerak keluar dari Matahari
• Bisa berinteraksi dengan medan magnetik
Bumi
• Pada lintang tinggi di utara & selatan Bumi
teramati sebagai fenomena Aurora
• Interaksi ini dikenal sebagai cuaca antariksa
Bagian 1: Angin Surya & Heliosfer
Bagian 1: Angin-Angin Surya
• Angin cepat dalam arus laju-tinggi:
– Laju 400 - 800 km/dt
– Kerapatan 3 cm-3
– Flux partikel 2 x 108
cm-2
dt-1
– Helium 3.6 %, stasioner
– Sumber coronal holes
– Tanda Keberadaan stasioner selama berminggu-minggu
• Laju rendah Sekitar Aktivitas Minimum:
– Laju 250 - 400 km/dt
– Kerapatan 10 cm-3
– Flux partikel 3.7 x 108
cm-2
dt-1
– Helium <2 %, bervariasi
– Sumber sekitar Korona
– Tanda Keberadaan rumit
Bagian 1: Angin-Angin Surya
• Laju rendah Sekitar Aktivitas Minimum:
– Hampir serupa saat aktivitas minimum, kecuali
– Helium 4 %, bervariasi
– Sumber daerah aktif
– Tanda disertai semburan radio
• Pelontaran massa yang disertai gelombang kejut antar planet
– Laju 400 - 2000 km/dt
– Helium mencapai 30 %, disertai partikel seperti ion Fel6+
kadang juga
He+
– Sumber erupsi prominens
– Tanda awan magnetik
Bagian 1: Cuaca Antariksa
• Dampak pada teknologi antariksa, gangguan
lintasan satelit, kinerja & performa satelit.
• Perubahan cuaca global di Bumi.
• Interferensi pada lapisan ionosfer
mempengaruhi sistem komunikasi global.
• Dampak pada kehidupan manusia di luar
angkasa.
• Gangguan pada daya listrik dan sistem pipa
migas.
Akhir Bagian 1
Bagian 2: Anatomi Matahari
Bagian 2: Reaksi Inti Matahari
• Inti
– Tempat terjadinya reaksi fusi untuk pembangkitan energi
Matahari.
– T ~ 15 juta derajat K.
• Zona Radiasi
– Energi diangkut keluar oleh foton melalui wilayah ini.
– T ~ 10 juta derajat K dan menurun ke arah luar.
– Tidak ada fusi nuklir.
• Zona Konveksi
– Energi diangkut dengan proses konveksi: gas panas naik,
mengiradiasikan energi, dan menjadi gas dingin yang
kembali turun.
Bagian 2: Kenapa Reaksi Terjadi di
Dalam Inti?
• Temperatur adalah pengukur energi kinetik partikel.
• Volume gas pada temperatur yang sangat tinggi
artinya partikel gas bergerak sangat-sangat cepat.
• Kecepatan tinggi dapat mengatasi gaya tolak
elektromagnetik antar proton agar dapat saling
mendekat satu sama lain.
• Kerapatan tinggi memungkinkan terjadi reaksi fusi
sangat besar.
• Saat proton bisa saling berdekatan, gaya nuklir yang
kuat dapat mengikatnya, dan menghasilkan elemen
baru yang lebih berat.
Bagian 2: Apa Yang Terjadi?
• Proses fusi yang dominan terjadi di dalam
Matahari adalah reaksi proton-proton.
• Reaksi proton-proton adalah rangkaian proses
reaksi yang mem-fusikan empat proton
menjadi satu Helium.
Bagian 2: Reaksi Proton - Proton
• 4 proton -> Helium-4 + 2 neutrinos + gamma radiation
Bagian 2: Bagaimana Mesin
Matahari Bekerja
• Hidrogen difusi menjadi Deuterium
– 1H + 1H  2H (D) + e+
+ neutrino
– Dua proton (p+) membentuk Deuterium (massa 2
= 1p+ & 1 n) ditambah positron (e+
) dan neutrino
(hampir tidak ber-massa/terabaikan).
• Deuterium bereaksi dengan Hidrogen (massa
1) = 3
He (massa 3)
• Positron saling meniadakan dengan elektron
• e+
+ e-
 2 sinar gamma
Bagian 2: Bagaimana Mesin
Matahari Bekerja
• Sinar gamma tidak serta-merta dapat terpancar
keluar, ada kalanya terjadi proses yang
menyebabkan gerak zig-zag di dalam bintang,
menyebabkan pancaran pada fotosfer teramati pada
energi yang lebih rendah (random walk).
• Setiap detik, Matahari mengubah 600 juta ton
hidrogen menjadi 596 juta ton helium.
• 4 juta ton yang ‘hilang’ diubah menjadi luminositas
melalui hukum kesetaraan energi-massa Einstein
(E=mc2
)
Bagian 2: Bagaimana Mengamati
Inti?
• Model matematika dibangun berdasar pengetahuan dasar
pada gravitasi, mekanika, termodinamika, elektromagnetik,
fisika nuklir, fisika partikel elementer.
• Disesuaikan dengan besaran-besaran teramati (massa,
ukuran, temperatur permukaan, luminositas).
• Random walk mengakibatkan kita tidak mengetahui
informasi interior bintang!
• Maka dipergunakan dua metode, yaitu:
– Helioseismologi.
– Solar Neutrino.
Bagian 2: Helioseismologi
• Helioseismologi mempelajari bahwa permukaan
Matahari mengalami pengembangan & pengerutan,
yang menggambarkan bagaimana struktur dalam
Matahari.
• Studi ini serupa dengan bagaimana kita mempelajari
kerak Bumi melalui perambatan gelombang.
• Osilasi permukaan Matahari akibat gelombang
akustik dan seismik.
• Perubahan arah ditemukan dari pergeseran Doppler
dari cahaya yang teramati pada permukaan
Matahari.
Bagian 2: Helioseismologi
• Gelombang seismik berbeda merambat
melalui bagian interior yang berbeda,
sehingga perilaku gelombang seismik
teressbut dapat dipergunakan untuk
menggambarkan struktur dalam Matahari.
Bagian 2: Neutrino
• Neutrino adalah jenis partikel elementer yang
bermassa sangat rendah dan berinteraksi
hanya melalui gaya nuklir lemah.
• Neutrino adalah hasil produksi reaksi proton-
proton.
• Tetapi Neutrino sangat sulit dideteksi!
• Ada tiga jenis Neutrino (electron, muon, and
tau neutrino), diperlukan detektor yang bisa
merekam ketiga jenis tersebut.
Akhir Bagian 2
Bagian 3: Bagaimana Mengenali
Bintang?
• Bagaimana membedakan satu bintang dengan
bintang yang lain?
• Bagaimana menentukan jarak bintang,
besarnya, massanya, umur & evolusinya?
• Informasi yang dimiliki adalah: magnitudo
(luminositas), temperatur & spektrum
• Perlu satu sistem yang dapat
mengkategorikan berbagai jenis bintang.
Bagian 3: Besaran-Besaran Dasar
• Spectra: informasi yang menggambarkan merah/biru
temperatur permukaan (T)
• Kecerlangan/Brightness (B) bergantung luminositas (L) dan
jarak (d): B ~ L/d2
• Luminositas (L) bergantung temperatur (T) dan luas (A): L
~ AT4
• Jika kita bisa tentukan luminositas bintang, maka bisa
ditentukan jaraknya, dan luasnya.
• Maka disusun hubungan Luminositas/magnitudo mutlak vs
Temperatur/Spektra.
• Hubungan ini dikenal sebagai diagram Hertzsprung-
Russell/HR.
Bagian 3: Diagram Hertzsprung-
Russell
• Jika merah ‘dingin’, sedangkan biru ‘panas’,
maka dapat kita susun bintang dari yang
panas ke dingin berdasar urutan tertentu.
• Jika kita tahu yang hubungan temperatur dan
luminositasnya, maka kita dapat membangun
susunan sebagai berikut:
Luminosity
Temperature
Spectral type: O B A F G K M
Hertzsprung-Russell Diagram
Bagian 3: Skala Diagram HR
• Sumbu vertikal diagram H-R menyatakan
Luminositas, dengan nilai rendah di bawah
dan tinggi ke atas.
• Dalam skala magnitudo mutlak, biasanya +15
di bawah dan -10 di atas.
• Sumbu horizontal menatakan
temperatur/warna bintang.
Bagian 3: Membaca Diagram HR
• OBFGKM menyatakan klasifikasi spektrum
Bintang (mneumonic: Oh Be A Fine Guy/Girl
Kiss Me)
• Skala 0-9 menyatakan sub-kategori dari yang
lebih panas ke kurang panas. Dengan
demikian O0 adalah bintang yang
dikategorikan paling panas, sedangkan M9
adalah bintang paling dingin.
• Matahari kita merupakan bintang G2 dalam
diagram HR.
Bagian 3: Bintang-Bintang dalam
Diagram HR
• Jika kita coba masukkan semua bintang
teramati dalam diagram HR, maka diduga
hubungan luminositas – temperatur
membentuk sebuah garis diagonal.
• Banyak bintang yang masuk dalam ‘garis’ ini,
yang dikenal sebagai deret utama (main
sequence).
Bagian 3: Deret Utama Teoritis
L
u
m
in
o
si
ty
Temperature / Color
+15
+10
+5
0
-5
-10
O0 B0 A0 F0 G0 K0 M0
Sun = G2 at +4.8
Magnitude
Bagian 3: Bintang-Bintang dalam
Deret Utama Diagram HR
• Semua bintang dalam DERET-UTAMA diagram H-R
patuh pada hubungan massa-luminositas, yaitu
bintang dengan massa kecil akan redup dan
bermassa besar akan cerlang.
• Tetapi ada juga terdapat bintang yang tidak berada
pada DERET-UTAMA, seperti katai-putih yang massa-
nya sangat kecil, atau raksasa yang sangat merah.
• Bintang-bintang tersebut berada pada saat-saat akhir
kehidupannya. Diagram HR menjelaskan tentang
evolusi bintang.
Bagian 3: Gambaran Bintang
Dalam Deret Utama Diagram HR
Warna Kelas Massa Diameter Temperature
Paling Biru O 20 - 100 12 - 25 40,000
Kebiru-biru-an B 4 - 20 4 - 12 18,000
Biru-Putih A 2 - 4 1.5 - 4 10,000
Putih F 1.05 - 2 1.1 - 1.5 7,000
Kuning-Putih G 0.8 - 1.05 0.85 - 1.1 5,500
Oranye K 0.5 - 0.8 0.6 - 0.85 4,000
Merah M 0.08 - 0.5 0.1 - 0.6 3,000
~90% bintang di alam semesta berada di
jalur utama
~10%: raksasa – merah, super-raksasa,
katai-putih, proto-bintang, bintang
neutron, lubang-hitam.
Bintang paling banyak ditemukan di deret utama
Bagian 3: Bintang-Bintang di Luar
Deret Utama
• Ada bintang-bintang yang berada di bawah garis
deret utama, yang artinya luminositas rendah,
dibandingkan yang ditunjukkan temperaturnya,
artinya, ‘ukurannya kecil’, dengan demikian kita
menyebutnya sebagai ‘katai putih/white dwarf’.
• Ada bintang-bintang yang berada di atas garis deret
utama, yang artinya luminositas lebih besar daripada
yang seharusnya, artinya bintang tersebut lebih
besar, disebut sebagai bintang ‘raksasa’.
Bintang menghabiskan paling
banyak waktu hidupnya dalam Deret
Utama
Temperatur
sama, tetapi
berbeda
luminositas
→ Ukuran
berbeda
→ Giant
Temp sama, tapi
redup →Dwarfs/Katai
10000 kali radius
Matahari
100 kali radius
Matahari
Seukuran Matahari
100 kali lebih kecil dari
Matahari
Rigel Betelgeuze
Sun
Polaris
Bagian 3: Klasifikasi Berdasar
Ukuran
• Semakin jauh dari deret utama, disebut
sebagai Super Giants/Super-Raksasa,
diklasifikasi sebagai I atau II (tergantung
ukuran).
• Yang dekat dengan deret utama, tetapi di
atasnya, disebut sebagai Raksasa/Giant,
diklasifikasi sebagai III (dan IV untuk sub-
giant/sub-raksasa).
• Bintang-bintang deret utama, diklasifikasi
sebagai V. Maka Matahari adalah: G2V.
Ia Bright Supergiants
Ib Supergiants
II Bright Giants
III Giants
IV Subgiants
V Main-Sequence
Stars
Ia
Ib
II
III
IV
V
Bagian 3: Pentingnya Diagram HR
dalam Astronomi
• Bintang-bintang dalam deret utama: bintang-
bintang yang mengkonversi Hidrogen menjadi
Helium.
• Kita bisa menentukan radius bintang berdasar
posisi dalam diagram HR.
• Dari diagram HR, kita bisa pelajari tentang
bagaimana bintang-bintang berevolusi.
Akhir Bagian 3
Bagian 4: Evolusi Matahari
Bagian 4: Evolusi Matahari Dalam
Diagram HR
• 'A' – Gas awan molekul berkumpul dalam pengaruh gravitasi, membentuk
materi pembentuk bintang, disebut sebagai proto-bintang.
• 'B' – Reaksi fusi dimulai dan bintang lahir, proses utama pada semua
bintang, ketika Hidrogen difusikan menjadi Helium.
• 'C' – Ketika bintang mulai kehabisan bahan bakar, dan ukurannya mulai
membesar, dan temperatur menurun.
• 'D' - Helium yang berada pada lapisan luar mulai runtuh ke dalam inti,
mengakibatkan inti semakin masif dan semakin terkompresi, yang berarti
harus mengatur ulang intinya.
• 'E' - Helium di inti habis, dan proses pembakaran elemen lain dimulai,
sementara bintang semakin membesar. Ketika gravitasi tidak bisa
mempertahankan ukurannya sendiri.
• 'F' – Lapisan luar tersebul keluar dari inti, meninggalkan inti tanpa
selubung (planetary nebula).
• 'G' –Inti berakhir menjadi “katai putih”.
Bagian 4: Proses Kelahiran Bintang
Bagian 4: Proses Kelahiran Bintang
• Bintang lahir dalam awan molekular. Dalam
awan nebulae yang suhunya dingin (- 300 C)
dan sangat rapat. Sangat dingin dan banyak
terdapat H2 (molekul Hidrogen).
• Awan yang dingin mulai berkumpul. Gravitasi
mengatasi panas pada daerah yang rapat.
• Daerah ini (inti), menjadi lebih rapat dan
mampat. Karena berkumpul inti gas mulai
mengalami pemanasan. Menjadi proto-
bintang!
Bagian 4: Proses Kelahiran Bintang
• Protostar mengumpul membentuk gumpalan awan yang
cerlang pada merah-infra, akibat kontraksi gravitasi
mengubah energi potensial menjadi energi termal.
• Luminositas menurun ketika tarikan gravitasi mengerutkan
ukuran proto-bintang, sementara proses pengangkutan
energi konveksi dominan dari dalam keluar.
• Temperatur permukaan naik sementara luminositas
menurun, ketika transpor energi berubah dari konveksi
menjadi difusi radiasi, saat energi inti masih berupa tarikan
gravitasi.
• Temperatur inti dan rasi fusi naik sampai saat energi fusi bisa
meradiasikan energi keluar. Saat ini, bintang masuk ke deret
utama.
Bagian 4: Tempat Kelahiran
Bintang
Bagian 4: Tempat Kelahiran
Bintang
Bagian 4: Tempat Kelahiran
Bintang
Interlude
Bagian 4: Syarat Menjadi Bintang
• Jika protostar ber-mass < 0.08 Massa Matahari,
energi gravitasi tidak cukup untuk mencapai
temperatur inti 10juta K  tidak terjadi reaksi fusi.
• Bintang masih bisa lahir! Kita sebut sebagai Brown
Dwarfs (Katai Coklat). Katai coklat sangat redup,
memancarkan merah-infra, dan intinya tersusun dari
Hydrogen
• Massa protostar menentukan: Berapa lama protostar
berlangsung & posisi bintang dalam deret utama.
Bagian 4: Bintang dalam Deret
Utama
• Bintang menghabiskan 95% dalam hidupnya
melakukan reaksi fusi mengubah hydrogen
menjadi helium di dalam DERET UTAMA
diagram H-R.
• Bintang yang meninggalkan deret utama
berarti telah kehabisan sumber energi utama
(Hidrogen), dan mempergunakan sumber
energi lain.
• Berapa lama? (ingat reaksi PP, luminositas &
kesetaraan massa-Energi!)
Bagian 4: Kisah Hidup Bintang
Deret Utama
• Kisah hidup bintang dapat digambarkan sebagai pertandingan
dari dua gaya: Gravitasi vs Tekanan
• Gravitasi selalu menarik kedalam, menginginkan seluruh
massa runtuh ke dalam.
• Tekanan menahan agar seluruh struktur bintang tidak runtuh.
• Hukum Gravitasi Newton menyatakan: jumlah gaya gravitasi
bergantung pada massa.
• Energi potensial gravitasi menjadi panas ketika massa runtuh.
• Tekanan yang menahan struktur bintang bergantung , pada
Matahari adalah tekanan gas (as in the Sun), pada bintang
yang lebih panas dari Matahari adalah tekanan radiasi.
Bagian 4: Kisah Hidup Bintang
Deret Utama
• Saat terjadi tarikan gravitasi, temperatur dan
kerapatan dalam Matahari meningkat. Tanpa gaya
yang melawan, maka Matahari runtuh.
• Peningkatan tekanan termal dari dalam mendorong
keluar dan melawan gaya gravitasi.
• Ketika kedua gaya tersebut sama kuat, maka ukuran
Matahari menjadi tetap.
• Dengan massa yang memadahi, tekanan di dalam
dan temperatur yang juga cukup, reaksi fusi di dalam
dapat terjadi.
Bagian 4: Meninggalkan Deret
Utama
• Ketika semua hidrogen dalam inti habis terubah menjadi
helium, tidak cukup energi untuk menahan bintang. Gravitasi
menang, inti mengkerut.
• Di wilayah yang melingkupi inti, hidrogen masih ada, tekanan
di daerah tersebut meningkat, dan hidrogen mulai terfusi
pada wilayah tersebut. (Pembakaran kulit/shell burning)
yang juga menghasilkan energi.
• Dua sumber energi: tarikan gravitasi dan pembakaran
hidrogen.  Menjadi sangat cerlang.
• Energi fusi menyebabkan mengembangnya bagian luar
bintang, dan saat bagian luar menjauh dari tempat proses fusi
terjadi, akibatnya bagian terluar menjadi lebih dingin.
• Bintang memasuki fase Raksasa Merah.
Bagian 4: Raksasa Merah
Bagian 4: Menuju Helium Flash
• Ketika inti raksasa-merah menjadi sangat
rapat dan panas, maka 3 inti Helium (dikenal
sebagai partikel-Îą)bisa saling bertumbukan
satu sama lain.
• Proses fusi Helium membentuk Carbon, dan
prosesnya disebut sebagai proses triple-Îą.
• Pelepasan energi di inti memanaskan inti, dan
menyebabkan lebih banyak reaksi fusi. Ketika
inti memfusi seluruh Helium, maka dalam
sekejab terjadi helium flash.
Bagian 4:
3 4
He → 12
C
then
12
C + 4
He → 16
O
Bobot 12
C lebih kecil
dari 4
He
(E = m c2
)
Bagian 4: Setelah Helium Flash
• Ketika helium flash terjadi, energi dilepaskan
di inti. Tekanan gas meningkat, inti
mengembang, tekanan kulit berkurang, dan
pembakaran kulit berhenti. Bintang menjadi
lebih redup, dan mengerut.
• Permukaan bintang lebih dekat ke reaksi fusi,
dan permukaannya tampak lebih panas.
Bagian 4: Kembali Ke Cabang
Raksasa
• Fusi Helium tidak sebanyak fusi Hidrogen,
sehingga init Helium lebih cepat habis.
• Akibatnya, pembakaran kembali terjadi di
kulit.
• Seperti sebelumnya, tidak ada pembangkitan
energi dari inti.
• Bintang kembali ke cabang raksasa, yang lebih
cerlang.
Bagian 4: Kembali Ke Cabang
Raksasa
• Bintang yang kembali ke cabang raksasa
memiliki:
• Inti Karbon-Oksigen yang kecil dengan tarikan
gravitasi lemah.
• Kulit tipis yang memfusi Helium menjadi
Karbon/Oksigen.
• Kulit tipis yang melingkupi Helium dan
memfusi Hidrogen menjadi Helium.
• Lapisan luar yang sangat besar.
Bagian 4: Bintang di Cabang
Raksasa ke-2
Bagian 4: Mendekati Fase Akhir
Bintang
• Gravitasi permukaan raksasa merah sangatlah
lemah, sehingga sangat besar kemungkinan
terjadi pelepasan massa.
• Temperatur atmosfer kurang dari 3000 K,
pada kondisi tersebut, Karbon dan Silikon bisa
saling mengikat (dan atom-atom yang lain),
membentuk bulir-bulir debu interstellar.
Bagian 4: Fase Kematian Bintang
• Akibat kehilangan massa, ketika mencapai batas
massa sebesar 1.4 Massa Matahari (Batas
Chandrasekhar), ketika tolakan elektrostatik karbon
(6 protons) and oksigen (8 protons) sangat kuat
sehingga tidak memungkinkan untuk terjadinya fusi
karbon dan oksigen.
• Proses kehilangan massa terus terjadi sampai semua
reaksi fusi Helium habis menjadi karbon & oksigen.
• Akhirnya yang tersisa hanyalah inti karbon/oksigen
panas dengan lapisan yang sangat-sangat tipis.
Bagian 4: Planetary Nebula
• Lapisan luar yang tipis tidak sanggup
mengabsorpsi foton dari inti yang sangat
panas.
• Foton yang langsung bergerak keluar,
mengionisasi massa yang tertiup keluar.
• Inilah yang teramati sebagai planetary nebula.
Bagian 4: Katai Putih
• Karena tidak ada lagi pembangkitan energi,
inti mulai mendingin, tekanan gas makin
berkurang, gravitasi makin berperanan.
• Kuatnya tarikan gravitasi menyebabkan atom
tertekan sampai pada keadaan ter-
degenerasi.
• Bintang yang berada pada keadaan ini akan
terus mendingin, selama-lamanya, dan inilah
yang dikenal sebagai bintang katai putih.
Bagian 4: Keadaan Tekanan Atom
Bagian 4: Keadaan Terdegenerasi
Bagian 4: Akhir Matahari
• Keadaan terdegenerasi hanya terjadi bila
syarat massa mencapai kurang dari 1.4 Massa
Matahari (batas Chandrasekar).
Bagian 4: Jejak Evolusi Matahari
Epilogue

More Related Content

What's hot

Q. presentasi geografi planet planet
Q. presentasi geografi planet planetQ. presentasi geografi planet planet
Q. presentasi geografi planet planetHadaral Hudanul
 
Ilmu alamiah dasar bab 3
Ilmu alamiah dasar bab 3Ilmu alamiah dasar bab 3
Teori atom dan Radioaktivitas
Teori atom dan RadioaktivitasTeori atom dan Radioaktivitas
Teori atom dan RadioaktivitasSkolastika Nugraheni
 
Radiasi benda hitam
Radiasi benda hitamRadiasi benda hitam
Radiasi benda hitam
Wulan Oktaviany
 
Bab 2 tata surya
Bab 2 tata suryaBab 2 tata surya
Bab 2 tata surya
Ana Onana
 
Alam semesta
Alam semesta Alam semesta
Alam semesta
Ana Onana
 
Makalah fisika inti
Makalah fisika intiMakalah fisika inti
Makalah fisika intiErnhy Hijoe
 
tata suryaPower point
tata suryaPower point tata suryaPower point
tata suryaPower point
Santikaeng Santikaeng
 
Bahan ajar tata surya
Bahan ajar tata suryaBahan ajar tata surya
Bahan ajar tata surya
Zaina Rita
 
Jagat raya tata surya
Jagat raya   tata suryaJagat raya   tata surya
Jagat raya tata surya
Fransisca Hening
 
Powerpoint jagad raya
Powerpoint jagad rayaPowerpoint jagad raya
Powerpoint jagad raya
mirawdchelseaa
 
Inti atom dan radioaktivitas
Inti atom dan radioaktivitasInti atom dan radioaktivitas
Inti atom dan radioaktivitas
asiah mutiara putri
 
Jagat raya,tata surya, dan galaksi
Jagat raya,tata surya, dan galaksiJagat raya,tata surya, dan galaksi
Jagat raya,tata surya, dan galaksieviza
 
Polarisasi karena pembiasan ganda
Polarisasi karena pembiasan gandaPolarisasi karena pembiasan ganda
Polarisasi karena pembiasan ganda
23398
 
Planet
PlanetPlanet
Planet
Nia Islamiah
 
Materi 04 sifat partikel dari gelombang (ii)
Materi 04   sifat partikel dari gelombang (ii)Materi 04   sifat partikel dari gelombang (ii)
Materi 04 sifat partikel dari gelombang (ii)
FauzulAreUzura
 
Kelompok 10 ipba
Kelompok 10 ipbaKelompok 10 ipba
Kelompok 10 ipbaNanda Reda
 
Fisika inti dan radioaktif
Fisika inti dan radioaktifFisika inti dan radioaktif
Fisika inti dan radioaktif
Brawijaya University
 

What's hot (20)

Q. presentasi geografi planet planet
Q. presentasi geografi planet planetQ. presentasi geografi planet planet
Q. presentasi geografi planet planet
 
Ilmu alamiah dasar bab 3
Ilmu alamiah dasar bab 3Ilmu alamiah dasar bab 3
Ilmu alamiah dasar bab 3
 
Teori atom dan Radioaktivitas
Teori atom dan RadioaktivitasTeori atom dan Radioaktivitas
Teori atom dan Radioaktivitas
 
Radiasi benda hitam
Radiasi benda hitamRadiasi benda hitam
Radiasi benda hitam
 
Bab 2 tata surya
Bab 2 tata suryaBab 2 tata surya
Bab 2 tata surya
 
Alam semesta
Alam semesta Alam semesta
Alam semesta
 
Makalah fisika inti
Makalah fisika intiMakalah fisika inti
Makalah fisika inti
 
tata suryaPower point
tata suryaPower point tata suryaPower point
tata suryaPower point
 
Bahan ajar tata surya
Bahan ajar tata suryaBahan ajar tata surya
Bahan ajar tata surya
 
Oan dm
Oan dmOan dm
Oan dm
 
Jagat raya tata surya
Jagat raya   tata suryaJagat raya   tata surya
Jagat raya tata surya
 
Anggi 1001911
Anggi 1001911Anggi 1001911
Anggi 1001911
 
Powerpoint jagad raya
Powerpoint jagad rayaPowerpoint jagad raya
Powerpoint jagad raya
 
Inti atom dan radioaktivitas
Inti atom dan radioaktivitasInti atom dan radioaktivitas
Inti atom dan radioaktivitas
 
Jagat raya,tata surya, dan galaksi
Jagat raya,tata surya, dan galaksiJagat raya,tata surya, dan galaksi
Jagat raya,tata surya, dan galaksi
 
Polarisasi karena pembiasan ganda
Polarisasi karena pembiasan gandaPolarisasi karena pembiasan ganda
Polarisasi karena pembiasan ganda
 
Planet
PlanetPlanet
Planet
 
Materi 04 sifat partikel dari gelombang (ii)
Materi 04   sifat partikel dari gelombang (ii)Materi 04   sifat partikel dari gelombang (ii)
Materi 04 sifat partikel dari gelombang (ii)
 
Kelompok 10 ipba
Kelompok 10 ipbaKelompok 10 ipba
Kelompok 10 ipba
 
Fisika inti dan radioaktif
Fisika inti dan radioaktifFisika inti dan radioaktif
Fisika inti dan radioaktif
 

Viewers also liked

Matahari Sebagai Bintang
Matahari Sebagai BintangMatahari Sebagai Bintang
Matahari Sebagai Bintang
Millathina Puji Utami
 
Penerbangan Luar Angkasa
Penerbangan Luar AngkasaPenerbangan Luar Angkasa
Penerbangan Luar Angkasa
Phopy Dwi Pratiwi
 
Fisika Modern
Fisika ModernFisika Modern
Fisika Modern
Muhamad Dzaki Albiruni
 
Inflasi
InflasiInflasi
Paleogeomorfologi
PaleogeomorfologiPaleogeomorfologi
Paleogeomorfologi
Muhamad Dzaki Albiruni
 
Besaran Mendasar Dalam Astrofisika
Besaran Mendasar Dalam AstrofisikaBesaran Mendasar Dalam Astrofisika
Besaran Mendasar Dalam Astrofisika
Muhamad Dzaki Albiruni
 
Geografi Pembangunan
Geografi PembangunanGeografi Pembangunan
Geografi Pembangunan
Muhamad Dzaki Albiruni
 
Geografi Pembangunan
Geografi PembangunanGeografi Pembangunan
Geografi Pembangunan
Muhamad Dzaki Albiruni
 
Kabinet Natsir
Kabinet NatsirKabinet Natsir
Kabinet Natsir
Muhamad Dzaki Albiruni
 
Perang Tondano
Perang TondanoPerang Tondano
Perang Tondano
Muhamad Dzaki Albiruni
 
Analisa Garis Spektrum Bintang
Analisa Garis Spektrum BintangAnalisa Garis Spektrum Bintang
Analisa Garis Spektrum Bintang
Muhamad Dzaki Albiruni
 
Kerjasama Ekonomi Internasional
Kerjasama Ekonomi InternasionalKerjasama Ekonomi Internasional
Kerjasama Ekonomi Internasional
Muhamad Dzaki Albiruni
 
Gagal Berpisah, Pindah Silang dan Gen Letal
Gagal Berpisah, Pindah Silang dan Gen LetalGagal Berpisah, Pindah Silang dan Gen Letal
Gagal Berpisah, Pindah Silang dan Gen Letal
Muhamad Dzaki Albiruni
 
Bintang Ganda
Bintang GandaBintang Ganda
Bintang Ganda
Muhamad Dzaki Albiruni
 
Matahari sebagai bintang
Matahari sebagai bintangMatahari sebagai bintang
Matahari sebagai bintangnovilalala
 
Bumi sebagai planet
Bumi sebagai planetBumi sebagai planet
Bumi sebagai planet
Galih Pratama
 
Soal Pengetahuan Umum SC 68 - Geografi
Soal Pengetahuan Umum SC 68 - GeografiSoal Pengetahuan Umum SC 68 - Geografi
Soal Pengetahuan Umum SC 68 - Geografi
Muhamad Dzaki Albiruni
 
Akuntansi Perusahaan Dagang (Ekonomi XII SMA)
Akuntansi Perusahaan Dagang (Ekonomi XII SMA)Akuntansi Perusahaan Dagang (Ekonomi XII SMA)
Akuntansi Perusahaan Dagang (Ekonomi XII SMA)
Muhamad Dzaki Albiruni
 
Business Case Analysis - Indomie
Business Case Analysis - IndomieBusiness Case Analysis - Indomie
Business Case Analysis - Indomie
Muhamad Dzaki Albiruni
 

Viewers also liked (20)

Matahari Sebagai Bintang
Matahari Sebagai BintangMatahari Sebagai Bintang
Matahari Sebagai Bintang
 
Penerbangan Luar Angkasa
Penerbangan Luar AngkasaPenerbangan Luar Angkasa
Penerbangan Luar Angkasa
 
Fisika Modern
Fisika ModernFisika Modern
Fisika Modern
 
Inflasi
InflasiInflasi
Inflasi
 
Paleogeomorfologi
PaleogeomorfologiPaleogeomorfologi
Paleogeomorfologi
 
Besaran Mendasar Dalam Astrofisika
Besaran Mendasar Dalam AstrofisikaBesaran Mendasar Dalam Astrofisika
Besaran Mendasar Dalam Astrofisika
 
Geografi Pembangunan
Geografi PembangunanGeografi Pembangunan
Geografi Pembangunan
 
Geografi Pembangunan
Geografi PembangunanGeografi Pembangunan
Geografi Pembangunan
 
Materi Geografi SMA
Materi Geografi SMAMateri Geografi SMA
Materi Geografi SMA
 
Kabinet Natsir
Kabinet NatsirKabinet Natsir
Kabinet Natsir
 
Perang Tondano
Perang TondanoPerang Tondano
Perang Tondano
 
Analisa Garis Spektrum Bintang
Analisa Garis Spektrum BintangAnalisa Garis Spektrum Bintang
Analisa Garis Spektrum Bintang
 
Kerjasama Ekonomi Internasional
Kerjasama Ekonomi InternasionalKerjasama Ekonomi Internasional
Kerjasama Ekonomi Internasional
 
Gagal Berpisah, Pindah Silang dan Gen Letal
Gagal Berpisah, Pindah Silang dan Gen LetalGagal Berpisah, Pindah Silang dan Gen Letal
Gagal Berpisah, Pindah Silang dan Gen Letal
 
Bintang Ganda
Bintang GandaBintang Ganda
Bintang Ganda
 
Matahari sebagai bintang
Matahari sebagai bintangMatahari sebagai bintang
Matahari sebagai bintang
 
Bumi sebagai planet
Bumi sebagai planetBumi sebagai planet
Bumi sebagai planet
 
Soal Pengetahuan Umum SC 68 - Geografi
Soal Pengetahuan Umum SC 68 - GeografiSoal Pengetahuan Umum SC 68 - Geografi
Soal Pengetahuan Umum SC 68 - Geografi
 
Akuntansi Perusahaan Dagang (Ekonomi XII SMA)
Akuntansi Perusahaan Dagang (Ekonomi XII SMA)Akuntansi Perusahaan Dagang (Ekonomi XII SMA)
Akuntansi Perusahaan Dagang (Ekonomi XII SMA)
 
Business Case Analysis - Indomie
Business Case Analysis - IndomieBusiness Case Analysis - Indomie
Business Case Analysis - Indomie
 

Similar to Matahari Sebagai Bintang

Mengenal Dinamika Planet Bumi dan Tata Surya
Mengenal Dinamika Planet Bumi dan Tata SuryaMengenal Dinamika Planet Bumi dan Tata Surya
Mengenal Dinamika Planet Bumi dan Tata Surya
Arin Anggita
 
Tata Surya
Tata SuryaTata Surya
Tata Surya
SMPN 3 TAMAN SIDOARJO
 
BAB 9 CUACA ANGKASA LEPAS TINGKATAN 3 2024
BAB 9 CUACA ANGKASA LEPAS TINGKATAN 3 2024BAB 9 CUACA ANGKASA LEPAS TINGKATAN 3 2024
BAB 9 CUACA ANGKASA LEPAS TINGKATAN 3 2024
MOHDAIDILUBAIDILLAHB
 
Matahari
Matahari Matahari
Matahari
yosifarah
 
A3 Jagat Raya Abrar
A3 Jagat Raya AbrarA3 Jagat Raya Abrar
A3 Jagat Raya Abrar
ruy pudjo
 
Bab9 140224112256-phpapp01
Bab9 140224112256-phpapp01Bab9 140224112256-phpapp01
Bab9 140224112256-phpapp01Wan Norafiqah
 
Matahari kel 2
Matahari kel 2Matahari kel 2
Matahari kel 2
Nispi Hariyani
 
Tata surya 'matahari'
Tata surya 'matahari'Tata surya 'matahari'
Tata surya 'matahari'Dheyaini Mazaya
 
Makalah 4
Makalah 4Makalah 4
Makalah 4
Nadyaokta
 
Struktur atom
Struktur atomStruktur atom
Struktur atom
oilandgas24
 
Cuaca Angkasa Lepas Terbaru.pdf
Cuaca Angkasa Lepas Terbaru.pdfCuaca Angkasa Lepas Terbaru.pdf
Cuaca Angkasa Lepas Terbaru.pdf
embunonline
 
1. Pengenalan Astronomi
1. Pengenalan Astronomi1. Pengenalan Astronomi
1. Pengenalan Astronomi
Mohd Faudzi Umar
 
Matahari fauzul
Matahari   fauzulMatahari   fauzul
Matahari fauzul
Hanik Supriani Senohusodo
 
PPT FISIKA.pdf
PPT FISIKA.pdfPPT FISIKA.pdf
PPT FISIKA.pdf
NahzatusySyima
 
Struktur Atom
Struktur AtomStruktur Atom
Struktur Atom
LestariOctavia1976
 
Makalah fisika atom dan fisika inti SMA
Makalah fisika atom dan fisika inti SMA Makalah fisika atom dan fisika inti SMA
Makalah fisika atom dan fisika inti SMA
Ajeng Rizki Rahmawati
 
Fsk atom lengkap
Fsk atom lengkapFsk atom lengkap
Fsk atom lengkap
Lilis Sartika
 

Similar to Matahari Sebagai Bintang (20)

Mengenal Dinamika Planet Bumi dan Tata Surya
Mengenal Dinamika Planet Bumi dan Tata SuryaMengenal Dinamika Planet Bumi dan Tata Surya
Mengenal Dinamika Planet Bumi dan Tata Surya
 
Tata Surya
Tata SuryaTata Surya
Tata Surya
 
BAB 9 CUACA ANGKASA LEPAS TINGKATAN 3 2024
BAB 9 CUACA ANGKASA LEPAS TINGKATAN 3 2024BAB 9 CUACA ANGKASA LEPAS TINGKATAN 3 2024
BAB 9 CUACA ANGKASA LEPAS TINGKATAN 3 2024
 
Matahari
Matahari Matahari
Matahari
 
A3 Jagat Raya Abrar
A3 Jagat Raya AbrarA3 Jagat Raya Abrar
A3 Jagat Raya Abrar
 
Bab9 140224112256-phpapp01
Bab9 140224112256-phpapp01Bab9 140224112256-phpapp01
Bab9 140224112256-phpapp01
 
Fisling
FislingFisling
Fisling
 
Matahari kel 2
Matahari kel 2Matahari kel 2
Matahari kel 2
 
Tata surya 'matahari'
Tata surya 'matahari'Tata surya 'matahari'
Tata surya 'matahari'
 
Matahari
MatahariMatahari
Matahari
 
Makalah 4
Makalah 4Makalah 4
Makalah 4
 
Struktur atom
Struktur atomStruktur atom
Struktur atom
 
Cuaca Angkasa Lepas Terbaru.pdf
Cuaca Angkasa Lepas Terbaru.pdfCuaca Angkasa Lepas Terbaru.pdf
Cuaca Angkasa Lepas Terbaru.pdf
 
1. Pengenalan Astronomi
1. Pengenalan Astronomi1. Pengenalan Astronomi
1. Pengenalan Astronomi
 
Matahari fauzul
Matahari   fauzulMatahari   fauzul
Matahari fauzul
 
PPT FISIKA.pdf
PPT FISIKA.pdfPPT FISIKA.pdf
PPT FISIKA.pdf
 
Struktur Atom
Struktur AtomStruktur Atom
Struktur Atom
 
Struktur Atom
Struktur AtomStruktur Atom
Struktur Atom
 
Makalah fisika atom dan fisika inti SMA
Makalah fisika atom dan fisika inti SMA Makalah fisika atom dan fisika inti SMA
Makalah fisika atom dan fisika inti SMA
 
Fsk atom lengkap
Fsk atom lengkapFsk atom lengkap
Fsk atom lengkap
 

More from Muhamad Dzaki Albiruni

Soal OSK Geografi 2017
Soal OSK Geografi 2017Soal OSK Geografi 2017
Soal OSK Geografi 2017
Muhamad Dzaki Albiruni
 
Laporan Praktikum Perkecambahan
Laporan Praktikum PerkecambahanLaporan Praktikum Perkecambahan
Laporan Praktikum Perkecambahan
Muhamad Dzaki Albiruni
 
Population Control in Indonesia and Japan
Population Control in Indonesia and JapanPopulation Control in Indonesia and Japan
Population Control in Indonesia and Japan
Muhamad Dzaki Albiruni
 
Eco Living City
Eco Living CityEco Living City
Eco Living City
Muhamad Dzaki Albiruni
 
Population Control Impact Essay
Population Control Impact EssayPopulation Control Impact Essay
Population Control Impact Essay
Muhamad Dzaki Albiruni
 
Spending Money Wisely Essay
Spending Money Wisely EssaySpending Money Wisely Essay
Spending Money Wisely Essay
Muhamad Dzaki Albiruni
 
Kebijakan Pemerintahan Orde Baru
Kebijakan Pemerintahan Orde BaruKebijakan Pemerintahan Orde Baru
Kebijakan Pemerintahan Orde Baru
Muhamad Dzaki Albiruni
 
Bandung Lautan Api Sejarah Indonesia SMA
Bandung Lautan Api Sejarah Indonesia SMABandung Lautan Api Sejarah Indonesia SMA
Bandung Lautan Api Sejarah Indonesia SMA
Muhamad Dzaki Albiruni
 
Wonders of Yogyakarta
Wonders of YogyakartaWonders of Yogyakarta
Wonders of Yogyakarta
Muhamad Dzaki Albiruni
 
Hukum Mendel & Pola Pewarisan Sifat
Hukum Mendel & Pola Pewarisan SifatHukum Mendel & Pola Pewarisan Sifat
Hukum Mendel & Pola Pewarisan Sifat
Muhamad Dzaki Albiruni
 
Tugas Geografi Batuan Kelas X
Tugas Geografi Batuan Kelas XTugas Geografi Batuan Kelas X
Tugas Geografi Batuan Kelas X
Muhamad Dzaki Albiruni
 
Teori Alam Semesta
Teori Alam SemestaTeori Alam Semesta
Teori Alam Semesta
Muhamad Dzaki Albiruni
 
Gerak Bintang
Gerak BintangGerak Bintang
Gerak Bintang
Muhamad Dzaki Albiruni
 
Kamus Istilah dalam Astronomi
Kamus Istilah dalam AstronomiKamus Istilah dalam Astronomi
Kamus Istilah dalam Astronomi
Muhamad Dzaki Albiruni
 
Matematika Peminatan Kelas X
Matematika Peminatan Kelas XMatematika Peminatan Kelas X
Matematika Peminatan Kelas X
Muhamad Dzaki Albiruni
 
Soal Penjasorkes Kelas XI
Soal Penjasorkes Kelas XISoal Penjasorkes Kelas XI
Soal Penjasorkes Kelas XI
Muhamad Dzaki Albiruni
 
Hasil Olimpiade Sains Nasional tingkat Kotamadya (OSK) 2015 Jakarta Pusat
Hasil Olimpiade Sains Nasional tingkat Kotamadya (OSK) 2015 Jakarta PusatHasil Olimpiade Sains Nasional tingkat Kotamadya (OSK) 2015 Jakarta Pusat
Hasil Olimpiade Sains Nasional tingkat Kotamadya (OSK) 2015 Jakarta Pusat
Muhamad Dzaki Albiruni
 
Hasil Olimpiade Sains Nasional tingkat Kotamadya (OSK) 2015 Jakarta Barat
Hasil Olimpiade Sains Nasional tingkat Kotamadya (OSK) 2015 Jakarta BaratHasil Olimpiade Sains Nasional tingkat Kotamadya (OSK) 2015 Jakarta Barat
Hasil Olimpiade Sains Nasional tingkat Kotamadya (OSK) 2015 Jakarta Barat
Muhamad Dzaki Albiruni
 

More from Muhamad Dzaki Albiruni (18)

Soal OSK Geografi 2017
Soal OSK Geografi 2017Soal OSK Geografi 2017
Soal OSK Geografi 2017
 
Laporan Praktikum Perkecambahan
Laporan Praktikum PerkecambahanLaporan Praktikum Perkecambahan
Laporan Praktikum Perkecambahan
 
Population Control in Indonesia and Japan
Population Control in Indonesia and JapanPopulation Control in Indonesia and Japan
Population Control in Indonesia and Japan
 
Eco Living City
Eco Living CityEco Living City
Eco Living City
 
Population Control Impact Essay
Population Control Impact EssayPopulation Control Impact Essay
Population Control Impact Essay
 
Spending Money Wisely Essay
Spending Money Wisely EssaySpending Money Wisely Essay
Spending Money Wisely Essay
 
Kebijakan Pemerintahan Orde Baru
Kebijakan Pemerintahan Orde BaruKebijakan Pemerintahan Orde Baru
Kebijakan Pemerintahan Orde Baru
 
Bandung Lautan Api Sejarah Indonesia SMA
Bandung Lautan Api Sejarah Indonesia SMABandung Lautan Api Sejarah Indonesia SMA
Bandung Lautan Api Sejarah Indonesia SMA
 
Wonders of Yogyakarta
Wonders of YogyakartaWonders of Yogyakarta
Wonders of Yogyakarta
 
Hukum Mendel & Pola Pewarisan Sifat
Hukum Mendel & Pola Pewarisan SifatHukum Mendel & Pola Pewarisan Sifat
Hukum Mendel & Pola Pewarisan Sifat
 
Tugas Geografi Batuan Kelas X
Tugas Geografi Batuan Kelas XTugas Geografi Batuan Kelas X
Tugas Geografi Batuan Kelas X
 
Teori Alam Semesta
Teori Alam SemestaTeori Alam Semesta
Teori Alam Semesta
 
Gerak Bintang
Gerak BintangGerak Bintang
Gerak Bintang
 
Kamus Istilah dalam Astronomi
Kamus Istilah dalam AstronomiKamus Istilah dalam Astronomi
Kamus Istilah dalam Astronomi
 
Matematika Peminatan Kelas X
Matematika Peminatan Kelas XMatematika Peminatan Kelas X
Matematika Peminatan Kelas X
 
Soal Penjasorkes Kelas XI
Soal Penjasorkes Kelas XISoal Penjasorkes Kelas XI
Soal Penjasorkes Kelas XI
 
Hasil Olimpiade Sains Nasional tingkat Kotamadya (OSK) 2015 Jakarta Pusat
Hasil Olimpiade Sains Nasional tingkat Kotamadya (OSK) 2015 Jakarta PusatHasil Olimpiade Sains Nasional tingkat Kotamadya (OSK) 2015 Jakarta Pusat
Hasil Olimpiade Sains Nasional tingkat Kotamadya (OSK) 2015 Jakarta Pusat
 
Hasil Olimpiade Sains Nasional tingkat Kotamadya (OSK) 2015 Jakarta Barat
Hasil Olimpiade Sains Nasional tingkat Kotamadya (OSK) 2015 Jakarta BaratHasil Olimpiade Sains Nasional tingkat Kotamadya (OSK) 2015 Jakarta Barat
Hasil Olimpiade Sains Nasional tingkat Kotamadya (OSK) 2015 Jakarta Barat
 

Recently uploaded

Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
nawasenamerta
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya PositifKoneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Rima98947
 
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptxDiseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
LucyKristinaS
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
MuhammadBagusAprilia1
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
EkoPutuKromo
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
MirnasariMutmainna1
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
SEMUELSAMBOKARAENG
 
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
ozijaya
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
rohman85
 
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenUNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
AdrianAgoes9
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
SurosoSuroso19
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
ssuser289c2f1
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
muhammadRifai732845
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
UditGheozi2
 
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
setiatinambunan
 
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi KomunikasiKarakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
AdePutraTunggali
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
astridamalia20
 
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docxKisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
irawan1978
 

Recently uploaded (20)

Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
 
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya PositifKoneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
 
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptxDiseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
 
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
 
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenUNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
 
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
 
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi KomunikasiKarakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
 
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docxKisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
 

Matahari Sebagai Bintang

  • 1. Sun as star Emanuel Sungging Mumpuni Matahari & Antariksa LAPAN Bdg
  • 2. Outline • Bagian 1: Struktur & Fenomena Matahari • Bagian 2: Reaksi Inti Matahari • Bagian 3: Diagram HR • Bagian 4: Evolusi Matahari
  • 3. Bagian 1: Struktur & Fenomena Matahari
  • 4. Bagian 1: Matahari sbg Bintang • Matahari & Bintang-bintang, kenapa berbeda? • Intensitas spesifik utk ‘resolved object’ vs flux utk ‘unresolved object’
  • 5.
  • 6. Bagian 1: Penggelapan Tepi Penggelapan Tepi: Piringan Matahari didekati dengan pendekatan Benda Hitam
  • 7. Bagian 1: Radiasi Benda Hitam
  • 8. Bagian 1: Energi Dari Matahari • Benda hitam adalah obyek yang menyerap semua radiasi elektromagnetik, dan meng-iradiasi-kan semua radiasi termal berdasar temperaturnya. • Energi Matahari diturunkan dari hukum Stefan- Boltzmann • Jika kita tahu radius Matahari 700 ribu km, dengan temperatur 5800 K, dengan radiasi sebagai benda hitam, maka, bisa kita tentukan jumlah energi di iradiasikan per-satuan waktu (Luminositas).
  • 9. Bagian 1: Atmosfer Matahari • Matahari adalah gas! Tidak punya permukaan, yang ada hanyalah lapisan-lapisan yang kedap pada panjang gelombang tertentu. • Fotosfer adalah lapisan kedap optis, yang bisa dipelajari secara visual. Pada fotosfer terdapat bintik matahari. • Bintik matahari merupakan daerah yang gelap pada lapisan fotosfer, dan lebih dingin (3500 K), dibandingkan fotosfer yang 5800 K. Bagian yang paling gelap disebut sebagai Umbra dan sekitarnya sebagai Penumbra. • Berapa lama bintik di permukaan? Tergantung ‘aktivitas’ Matahari, bisa harian, bisa bulanan, ini yang menjadi penanda adanya siklus ‘kehidupan’ pada matahari -> daerah aktif. • Jika diamati semakin detil, terdapat juga ‘pergolakan’ pada lapisan fotosfer sebagai akibat pengangkutan energi dari lapisan paling bawah. Pergolakan ini dikenal sebagai granulasi .
  • 10. Bagian 1: Diatas fotosfer Matahari • Kromosfer merupakan lapisan atas fotosfer yang mencapai 2000 km, dan teramati pada panjang gelombang merah. • Lapisan terluar disebut sebagai Korona, teramati terutama pada saat Gerhana Matahari. • Korona terbentang jauh di angkasa, dimana partikel- partikel yang terlempar dari situ mencapai orbit Bumi (angin surya). • Korona memancarkan energi dalam rentang yang luas, dari panjang gelombang radio sampai dengan sinar-X. • Seringkali terjadi pelepasan energi yang kembali lagi ke bagian bawah Korona,membentuk lengkungan yang dikenal sebagai prominensa.
  • 11.
  • 12. Bagian 1: Bintik Matahari
  • 13. Bagian 1: Struktur Atmosfer Matahari
  • 14. Bagian 1: Apa yang teramati dari Matahari? Rotasi Matahari
  • 15. Bagian 1: Pengamatan Bintik Matahari • Ada siklus bintik, selama 11 tahun • Bintik muncul pada lintang tertentu pada setiap siklus, dan bergerak menuju ekuator per siklus.
  • 16. Bagian 1: Siklus Bintik Matahari
  • 17. Bagian 1: Variasi Rerata Lintang Bintik Matahari • Variasi 11 tahunan, berkait dengan siklus 22 tahun medan magnetik permukaan Matahari
  • 18. Bagian 1: Medan Magnetik Matahari
  • 19. Bagian 1: Model Dinamo Magnetik Matahari • Dipengaruhi konveksi & gerak rotasi diferensial
  • 20. Bagian 1: Dampak Aktivitas Magnetik Teramati • Solar Flares: Emisi elektromagnetik singkat dari gas panas terionisasi, biasanya terjadi dari sekitar grup bintik Matahari • Coronal Mass Ejection: Erupsi yang melibatkan pelepasan material panas dari korona
  • 21.
  • 22. Bagian 1: Lingkungan Bumi- Matahari: Angin Surya • Hembusan partikel bermuatan dan medan magnetik yang bergerak keluar dari Matahari • Bisa berinteraksi dengan medan magnetik Bumi • Pada lintang tinggi di utara & selatan Bumi teramati sebagai fenomena Aurora • Interaksi ini dikenal sebagai cuaca antariksa
  • 23. Bagian 1: Angin Surya & Heliosfer
  • 24. Bagian 1: Angin-Angin Surya • Angin cepat dalam arus laju-tinggi: – Laju 400 - 800 km/dt – Kerapatan 3 cm-3 – Flux partikel 2 x 108 cm-2 dt-1 – Helium 3.6 %, stasioner – Sumber coronal holes – Tanda Keberadaan stasioner selama berminggu-minggu • Laju rendah Sekitar Aktivitas Minimum: – Laju 250 - 400 km/dt – Kerapatan 10 cm-3 – Flux partikel 3.7 x 108 cm-2 dt-1 – Helium <2 %, bervariasi – Sumber sekitar Korona – Tanda Keberadaan rumit
  • 25. Bagian 1: Angin-Angin Surya • Laju rendah Sekitar Aktivitas Minimum: – Hampir serupa saat aktivitas minimum, kecuali – Helium 4 %, bervariasi – Sumber daerah aktif – Tanda disertai semburan radio • Pelontaran massa yang disertai gelombang kejut antar planet – Laju 400 - 2000 km/dt – Helium mencapai 30 %, disertai partikel seperti ion Fel6+ kadang juga He+ – Sumber erupsi prominens – Tanda awan magnetik
  • 26. Bagian 1: Cuaca Antariksa • Dampak pada teknologi antariksa, gangguan lintasan satelit, kinerja & performa satelit. • Perubahan cuaca global di Bumi. • Interferensi pada lapisan ionosfer mempengaruhi sistem komunikasi global. • Dampak pada kehidupan manusia di luar angkasa. • Gangguan pada daya listrik dan sistem pipa migas.
  • 28. Bagian 2: Anatomi Matahari
  • 29.
  • 30. Bagian 2: Reaksi Inti Matahari • Inti – Tempat terjadinya reaksi fusi untuk pembangkitan energi Matahari. – T ~ 15 juta derajat K. • Zona Radiasi – Energi diangkut keluar oleh foton melalui wilayah ini. – T ~ 10 juta derajat K dan menurun ke arah luar. – Tidak ada fusi nuklir. • Zona Konveksi – Energi diangkut dengan proses konveksi: gas panas naik, mengiradiasikan energi, dan menjadi gas dingin yang kembali turun.
  • 31. Bagian 2: Kenapa Reaksi Terjadi di Dalam Inti? • Temperatur adalah pengukur energi kinetik partikel. • Volume gas pada temperatur yang sangat tinggi artinya partikel gas bergerak sangat-sangat cepat. • Kecepatan tinggi dapat mengatasi gaya tolak elektromagnetik antar proton agar dapat saling mendekat satu sama lain. • Kerapatan tinggi memungkinkan terjadi reaksi fusi sangat besar. • Saat proton bisa saling berdekatan, gaya nuklir yang kuat dapat mengikatnya, dan menghasilkan elemen baru yang lebih berat.
  • 32.
  • 33. Bagian 2: Apa Yang Terjadi? • Proses fusi yang dominan terjadi di dalam Matahari adalah reaksi proton-proton. • Reaksi proton-proton adalah rangkaian proses reaksi yang mem-fusikan empat proton menjadi satu Helium.
  • 34. Bagian 2: Reaksi Proton - Proton • 4 proton -> Helium-4 + 2 neutrinos + gamma radiation
  • 35. Bagian 2: Bagaimana Mesin Matahari Bekerja • Hidrogen difusi menjadi Deuterium – 1H + 1H  2H (D) + e+ + neutrino – Dua proton (p+) membentuk Deuterium (massa 2 = 1p+ & 1 n) ditambah positron (e+ ) dan neutrino (hampir tidak ber-massa/terabaikan). • Deuterium bereaksi dengan Hidrogen (massa 1) = 3 He (massa 3) • Positron saling meniadakan dengan elektron • e+ + e-  2 sinar gamma
  • 36. Bagian 2: Bagaimana Mesin Matahari Bekerja • Sinar gamma tidak serta-merta dapat terpancar keluar, ada kalanya terjadi proses yang menyebabkan gerak zig-zag di dalam bintang, menyebabkan pancaran pada fotosfer teramati pada energi yang lebih rendah (random walk). • Setiap detik, Matahari mengubah 600 juta ton hidrogen menjadi 596 juta ton helium. • 4 juta ton yang ‘hilang’ diubah menjadi luminositas melalui hukum kesetaraan energi-massa Einstein (E=mc2 )
  • 37. Bagian 2: Bagaimana Mengamati Inti? • Model matematika dibangun berdasar pengetahuan dasar pada gravitasi, mekanika, termodinamika, elektromagnetik, fisika nuklir, fisika partikel elementer. • Disesuaikan dengan besaran-besaran teramati (massa, ukuran, temperatur permukaan, luminositas). • Random walk mengakibatkan kita tidak mengetahui informasi interior bintang! • Maka dipergunakan dua metode, yaitu: – Helioseismologi. – Solar Neutrino.
  • 38. Bagian 2: Helioseismologi • Helioseismologi mempelajari bahwa permukaan Matahari mengalami pengembangan & pengerutan, yang menggambarkan bagaimana struktur dalam Matahari. • Studi ini serupa dengan bagaimana kita mempelajari kerak Bumi melalui perambatan gelombang. • Osilasi permukaan Matahari akibat gelombang akustik dan seismik. • Perubahan arah ditemukan dari pergeseran Doppler dari cahaya yang teramati pada permukaan Matahari.
  • 39. Bagian 2: Helioseismologi • Gelombang seismik berbeda merambat melalui bagian interior yang berbeda, sehingga perilaku gelombang seismik teressbut dapat dipergunakan untuk menggambarkan struktur dalam Matahari.
  • 40. Bagian 2: Neutrino • Neutrino adalah jenis partikel elementer yang bermassa sangat rendah dan berinteraksi hanya melalui gaya nuklir lemah. • Neutrino adalah hasil produksi reaksi proton- proton. • Tetapi Neutrino sangat sulit dideteksi! • Ada tiga jenis Neutrino (electron, muon, and tau neutrino), diperlukan detektor yang bisa merekam ketiga jenis tersebut.
  • 42. Bagian 3: Bagaimana Mengenali Bintang? • Bagaimana membedakan satu bintang dengan bintang yang lain? • Bagaimana menentukan jarak bintang, besarnya, massanya, umur & evolusinya? • Informasi yang dimiliki adalah: magnitudo (luminositas), temperatur & spektrum • Perlu satu sistem yang dapat mengkategorikan berbagai jenis bintang.
  • 43. Bagian 3: Besaran-Besaran Dasar • Spectra: informasi yang menggambarkan merah/biru temperatur permukaan (T) • Kecerlangan/Brightness (B) bergantung luminositas (L) dan jarak (d): B ~ L/d2 • Luminositas (L) bergantung temperatur (T) dan luas (A): L ~ AT4 • Jika kita bisa tentukan luminositas bintang, maka bisa ditentukan jaraknya, dan luasnya. • Maka disusun hubungan Luminositas/magnitudo mutlak vs Temperatur/Spektra. • Hubungan ini dikenal sebagai diagram Hertzsprung- Russell/HR.
  • 44. Bagian 3: Diagram Hertzsprung- Russell • Jika merah ‘dingin’, sedangkan biru ‘panas’, maka dapat kita susun bintang dari yang panas ke dingin berdasar urutan tertentu. • Jika kita tahu yang hubungan temperatur dan luminositasnya, maka kita dapat membangun susunan sebagai berikut: Luminosity Temperature Spectral type: O B A F G K M Hertzsprung-Russell Diagram
  • 45.
  • 46. Bagian 3: Skala Diagram HR • Sumbu vertikal diagram H-R menyatakan Luminositas, dengan nilai rendah di bawah dan tinggi ke atas. • Dalam skala magnitudo mutlak, biasanya +15 di bawah dan -10 di atas. • Sumbu horizontal menatakan temperatur/warna bintang.
  • 47. Bagian 3: Membaca Diagram HR • OBFGKM menyatakan klasifikasi spektrum Bintang (mneumonic: Oh Be A Fine Guy/Girl Kiss Me) • Skala 0-9 menyatakan sub-kategori dari yang lebih panas ke kurang panas. Dengan demikian O0 adalah bintang yang dikategorikan paling panas, sedangkan M9 adalah bintang paling dingin. • Matahari kita merupakan bintang G2 dalam diagram HR.
  • 48. Bagian 3: Bintang-Bintang dalam Diagram HR • Jika kita coba masukkan semua bintang teramati dalam diagram HR, maka diduga hubungan luminositas – temperatur membentuk sebuah garis diagonal. • Banyak bintang yang masuk dalam ‘garis’ ini, yang dikenal sebagai deret utama (main sequence).
  • 49. Bagian 3: Deret Utama Teoritis L u m in o si ty Temperature / Color +15 +10 +5 0 -5 -10 O0 B0 A0 F0 G0 K0 M0 Sun = G2 at +4.8 Magnitude
  • 50. Bagian 3: Bintang-Bintang dalam Deret Utama Diagram HR • Semua bintang dalam DERET-UTAMA diagram H-R patuh pada hubungan massa-luminositas, yaitu bintang dengan massa kecil akan redup dan bermassa besar akan cerlang. • Tetapi ada juga terdapat bintang yang tidak berada pada DERET-UTAMA, seperti katai-putih yang massa- nya sangat kecil, atau raksasa yang sangat merah. • Bintang-bintang tersebut berada pada saat-saat akhir kehidupannya. Diagram HR menjelaskan tentang evolusi bintang.
  • 51. Bagian 3: Gambaran Bintang Dalam Deret Utama Diagram HR Warna Kelas Massa Diameter Temperature Paling Biru O 20 - 100 12 - 25 40,000 Kebiru-biru-an B 4 - 20 4 - 12 18,000 Biru-Putih A 2 - 4 1.5 - 4 10,000 Putih F 1.05 - 2 1.1 - 1.5 7,000 Kuning-Putih G 0.8 - 1.05 0.85 - 1.1 5,500 Oranye K 0.5 - 0.8 0.6 - 0.85 4,000 Merah M 0.08 - 0.5 0.1 - 0.6 3,000 ~90% bintang di alam semesta berada di jalur utama ~10%: raksasa – merah, super-raksasa, katai-putih, proto-bintang, bintang neutron, lubang-hitam.
  • 52. Bintang paling banyak ditemukan di deret utama
  • 53. Bagian 3: Bintang-Bintang di Luar Deret Utama • Ada bintang-bintang yang berada di bawah garis deret utama, yang artinya luminositas rendah, dibandingkan yang ditunjukkan temperaturnya, artinya, ‘ukurannya kecil’, dengan demikian kita menyebutnya sebagai ‘katai putih/white dwarf’. • Ada bintang-bintang yang berada di atas garis deret utama, yang artinya luminositas lebih besar daripada yang seharusnya, artinya bintang tersebut lebih besar, disebut sebagai bintang ‘raksasa’.
  • 54. Bintang menghabiskan paling banyak waktu hidupnya dalam Deret Utama Temperatur sama, tetapi berbeda luminositas → Ukuran berbeda → Giant Temp sama, tapi redup →Dwarfs/Katai
  • 55. 10000 kali radius Matahari 100 kali radius Matahari Seukuran Matahari 100 kali lebih kecil dari Matahari Rigel Betelgeuze Sun Polaris
  • 56. Bagian 3: Klasifikasi Berdasar Ukuran • Semakin jauh dari deret utama, disebut sebagai Super Giants/Super-Raksasa, diklasifikasi sebagai I atau II (tergantung ukuran). • Yang dekat dengan deret utama, tetapi di atasnya, disebut sebagai Raksasa/Giant, diklasifikasi sebagai III (dan IV untuk sub- giant/sub-raksasa). • Bintang-bintang deret utama, diklasifikasi sebagai V. Maka Matahari adalah: G2V.
  • 57. Ia Bright Supergiants Ib Supergiants II Bright Giants III Giants IV Subgiants V Main-Sequence Stars Ia Ib II III IV V
  • 58. Bagian 3: Pentingnya Diagram HR dalam Astronomi • Bintang-bintang dalam deret utama: bintang- bintang yang mengkonversi Hidrogen menjadi Helium. • Kita bisa menentukan radius bintang berdasar posisi dalam diagram HR. • Dari diagram HR, kita bisa pelajari tentang bagaimana bintang-bintang berevolusi.
  • 60. Bagian 4: Evolusi Matahari
  • 61. Bagian 4: Evolusi Matahari Dalam Diagram HR • 'A' – Gas awan molekul berkumpul dalam pengaruh gravitasi, membentuk materi pembentuk bintang, disebut sebagai proto-bintang. • 'B' – Reaksi fusi dimulai dan bintang lahir, proses utama pada semua bintang, ketika Hidrogen difusikan menjadi Helium. • 'C' – Ketika bintang mulai kehabisan bahan bakar, dan ukurannya mulai membesar, dan temperatur menurun. • 'D' - Helium yang berada pada lapisan luar mulai runtuh ke dalam inti, mengakibatkan inti semakin masif dan semakin terkompresi, yang berarti harus mengatur ulang intinya. • 'E' - Helium di inti habis, dan proses pembakaran elemen lain dimulai, sementara bintang semakin membesar. Ketika gravitasi tidak bisa mempertahankan ukurannya sendiri. • 'F' – Lapisan luar tersebul keluar dari inti, meninggalkan inti tanpa selubung (planetary nebula). • 'G' –Inti berakhir menjadi “katai putih”.
  • 62. Bagian 4: Proses Kelahiran Bintang
  • 63. Bagian 4: Proses Kelahiran Bintang • Bintang lahir dalam awan molekular. Dalam awan nebulae yang suhunya dingin (- 300 C) dan sangat rapat. Sangat dingin dan banyak terdapat H2 (molekul Hidrogen). • Awan yang dingin mulai berkumpul. Gravitasi mengatasi panas pada daerah yang rapat. • Daerah ini (inti), menjadi lebih rapat dan mampat. Karena berkumpul inti gas mulai mengalami pemanasan. Menjadi proto- bintang!
  • 64. Bagian 4: Proses Kelahiran Bintang • Protostar mengumpul membentuk gumpalan awan yang cerlang pada merah-infra, akibat kontraksi gravitasi mengubah energi potensial menjadi energi termal. • Luminositas menurun ketika tarikan gravitasi mengerutkan ukuran proto-bintang, sementara proses pengangkutan energi konveksi dominan dari dalam keluar. • Temperatur permukaan naik sementara luminositas menurun, ketika transpor energi berubah dari konveksi menjadi difusi radiasi, saat energi inti masih berupa tarikan gravitasi. • Temperatur inti dan rasi fusi naik sampai saat energi fusi bisa meradiasikan energi keluar. Saat ini, bintang masuk ke deret utama.
  • 65.
  • 66. Bagian 4: Tempat Kelahiran Bintang
  • 67. Bagian 4: Tempat Kelahiran Bintang
  • 68. Bagian 4: Tempat Kelahiran Bintang
  • 70. Bagian 4: Syarat Menjadi Bintang • Jika protostar ber-mass < 0.08 Massa Matahari, energi gravitasi tidak cukup untuk mencapai temperatur inti 10juta K  tidak terjadi reaksi fusi. • Bintang masih bisa lahir! Kita sebut sebagai Brown Dwarfs (Katai Coklat). Katai coklat sangat redup, memancarkan merah-infra, dan intinya tersusun dari Hydrogen • Massa protostar menentukan: Berapa lama protostar berlangsung & posisi bintang dalam deret utama.
  • 71.
  • 72. Bagian 4: Bintang dalam Deret Utama • Bintang menghabiskan 95% dalam hidupnya melakukan reaksi fusi mengubah hydrogen menjadi helium di dalam DERET UTAMA diagram H-R. • Bintang yang meninggalkan deret utama berarti telah kehabisan sumber energi utama (Hidrogen), dan mempergunakan sumber energi lain. • Berapa lama? (ingat reaksi PP, luminositas & kesetaraan massa-Energi!)
  • 73. Bagian 4: Kisah Hidup Bintang Deret Utama • Kisah hidup bintang dapat digambarkan sebagai pertandingan dari dua gaya: Gravitasi vs Tekanan • Gravitasi selalu menarik kedalam, menginginkan seluruh massa runtuh ke dalam. • Tekanan menahan agar seluruh struktur bintang tidak runtuh. • Hukum Gravitasi Newton menyatakan: jumlah gaya gravitasi bergantung pada massa. • Energi potensial gravitasi menjadi panas ketika massa runtuh. • Tekanan yang menahan struktur bintang bergantung , pada Matahari adalah tekanan gas (as in the Sun), pada bintang yang lebih panas dari Matahari adalah tekanan radiasi.
  • 74. Bagian 4: Kisah Hidup Bintang Deret Utama • Saat terjadi tarikan gravitasi, temperatur dan kerapatan dalam Matahari meningkat. Tanpa gaya yang melawan, maka Matahari runtuh. • Peningkatan tekanan termal dari dalam mendorong keluar dan melawan gaya gravitasi. • Ketika kedua gaya tersebut sama kuat, maka ukuran Matahari menjadi tetap. • Dengan massa yang memadahi, tekanan di dalam dan temperatur yang juga cukup, reaksi fusi di dalam dapat terjadi.
  • 75. Bagian 4: Meninggalkan Deret Utama • Ketika semua hidrogen dalam inti habis terubah menjadi helium, tidak cukup energi untuk menahan bintang. Gravitasi menang, inti mengkerut. • Di wilayah yang melingkupi inti, hidrogen masih ada, tekanan di daerah tersebut meningkat, dan hidrogen mulai terfusi pada wilayah tersebut. (Pembakaran kulit/shell burning) yang juga menghasilkan energi. • Dua sumber energi: tarikan gravitasi dan pembakaran hidrogen.  Menjadi sangat cerlang. • Energi fusi menyebabkan mengembangnya bagian luar bintang, dan saat bagian luar menjauh dari tempat proses fusi terjadi, akibatnya bagian terluar menjadi lebih dingin. • Bintang memasuki fase Raksasa Merah.
  • 77. Bagian 4: Menuju Helium Flash • Ketika inti raksasa-merah menjadi sangat rapat dan panas, maka 3 inti Helium (dikenal sebagai partikel-Îą)bisa saling bertumbukan satu sama lain. • Proses fusi Helium membentuk Carbon, dan prosesnya disebut sebagai proses triple-Îą. • Pelepasan energi di inti memanaskan inti, dan menyebabkan lebih banyak reaksi fusi. Ketika inti memfusi seluruh Helium, maka dalam sekejab terjadi helium flash.
  • 78. Bagian 4: 3 4 He → 12 C then 12 C + 4 He → 16 O Bobot 12 C lebih kecil dari 4 He (E = m c2 )
  • 79. Bagian 4: Setelah Helium Flash • Ketika helium flash terjadi, energi dilepaskan di inti. Tekanan gas meningkat, inti mengembang, tekanan kulit berkurang, dan pembakaran kulit berhenti. Bintang menjadi lebih redup, dan mengerut. • Permukaan bintang lebih dekat ke reaksi fusi, dan permukaannya tampak lebih panas.
  • 80. Bagian 4: Kembali Ke Cabang Raksasa • Fusi Helium tidak sebanyak fusi Hidrogen, sehingga init Helium lebih cepat habis. • Akibatnya, pembakaran kembali terjadi di kulit. • Seperti sebelumnya, tidak ada pembangkitan energi dari inti. • Bintang kembali ke cabang raksasa, yang lebih cerlang.
  • 81. Bagian 4: Kembali Ke Cabang Raksasa • Bintang yang kembali ke cabang raksasa memiliki: • Inti Karbon-Oksigen yang kecil dengan tarikan gravitasi lemah. • Kulit tipis yang memfusi Helium menjadi Karbon/Oksigen. • Kulit tipis yang melingkupi Helium dan memfusi Hidrogen menjadi Helium. • Lapisan luar yang sangat besar.
  • 82. Bagian 4: Bintang di Cabang Raksasa ke-2
  • 83.
  • 84. Bagian 4: Mendekati Fase Akhir Bintang • Gravitasi permukaan raksasa merah sangatlah lemah, sehingga sangat besar kemungkinan terjadi pelepasan massa. • Temperatur atmosfer kurang dari 3000 K, pada kondisi tersebut, Karbon dan Silikon bisa saling mengikat (dan atom-atom yang lain), membentuk bulir-bulir debu interstellar.
  • 85. Bagian 4: Fase Kematian Bintang • Akibat kehilangan massa, ketika mencapai batas massa sebesar 1.4 Massa Matahari (Batas Chandrasekhar), ketika tolakan elektrostatik karbon (6 protons) and oksigen (8 protons) sangat kuat sehingga tidak memungkinkan untuk terjadinya fusi karbon dan oksigen. • Proses kehilangan massa terus terjadi sampai semua reaksi fusi Helium habis menjadi karbon & oksigen. • Akhirnya yang tersisa hanyalah inti karbon/oksigen panas dengan lapisan yang sangat-sangat tipis.
  • 86. Bagian 4: Planetary Nebula • Lapisan luar yang tipis tidak sanggup mengabsorpsi foton dari inti yang sangat panas. • Foton yang langsung bergerak keluar, mengionisasi massa yang tertiup keluar. • Inilah yang teramati sebagai planetary nebula.
  • 87.
  • 88.
  • 89. Bagian 4: Katai Putih • Karena tidak ada lagi pembangkitan energi, inti mulai mendingin, tekanan gas makin berkurang, gravitasi makin berperanan. • Kuatnya tarikan gravitasi menyebabkan atom tertekan sampai pada keadaan ter- degenerasi. • Bintang yang berada pada keadaan ini akan terus mendingin, selama-lamanya, dan inilah yang dikenal sebagai bintang katai putih.
  • 90. Bagian 4: Keadaan Tekanan Atom
  • 91. Bagian 4: Keadaan Terdegenerasi
  • 92. Bagian 4: Akhir Matahari • Keadaan terdegenerasi hanya terjadi bila syarat massa mencapai kurang dari 1.4 Massa Matahari (batas Chandrasekar).
  • 93. Bagian 4: Jejak Evolusi Matahari