Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) atau telematika berkembang pesat di Indonesia. Penggunaan internet dan jejaring sosial meningkat tajam. Masyarakat Indonesia semakin bergantung pada telematika untuk hiburan dan komunikasi, meskipun biaya gaya hidup digital masih membebani sebagian besar pengguna.
1. Indepth Report
Sisi Lain Telematika di Indonesia
Firdaus Cahyadi
Knowledge Management Department
Yayasan SatuDunia
2. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) atau sering juga disebut dengan
ICT (Information and communication Technology) tidak terelakan lagi. Di Indonesia istilah
telematika (telekomunikasi dan informatika) juga sering digunakan untuk menyebut ICT atau
TIK.
Di dunia, menurut /id.wikipedia.org1 sejarah perkembangan ICT dimulai ketika telepon
ditemukan oleh Alexander Graham Bell pada tahun 1875. Temuan ini kemudian berkembang
menjadi pengadaan jaringan komunikasi dengan kabel yang meliputi seluruh daratan Amerika,
bahkan kemudian diikuti pemasangan kabel komunikasi trans-atlantik. Jaringan telepon ini
merupakan infrastruktur masif pertama yang dibangun manusia untuk komunikasi global.
Sementara merujuk definisi konvergensi dari European Union, OECD, ITU,2 konvergensi
dapat dipandang sebagai perpaduan layanan telekomunikasi, teknologi informasi, dan penyiaran
yang sebelumnya terpisah menjadi satu kesatuan hingga diperoleh nilai tambah dari layanan
tersebut.
Bersamaan dengan datangnya era konvergensi telematika, pengguna internet di seluruh
dunia pun mengalami kenaikan yang cukup pesat. Ini mengindikasikan bahwa di era konvergensi
ini, memungkinkan sebagian penduduk bumi untuk saling terhubung (connected) antara satu
dan lainnya.
Dari data tersebut di atas terlihat jelas bahwa kawasan Asia menjadi pengguna internet
terbesar di dunia3. Indonesia adalah bagian dari Negara yang berada di kawasan Asia yang
memiliki penduduk terbesar. Terkait dengan hal itulah perkembangan telematika di Indonesia
menjadi penting untuk dicermati.
Perkembangan Telematika di Indonesia
Menurut Prasetya Puspita Saputri, seperti ditulis dalam webnya4, mengungkapkan
bahwa perkembangan telematika di Indonesia dibagi menjadi tiga tahapan. Pertama adalah
periode rintisan yang berlangsung akhir tahun 1970-an sampai dengan akhir tahun 1980-an.
1
http://id.wikipedia.org/wiki/Teknologi_Informasi_Komunikasi
2
http://biginaict.wordpress.com/2010/11/01/ruu-konvergensi-belum-konvergen/
3
http://www.internetworldstats.com/stats.htm
4
http://www.prasetyapuspita.info/berita-113-sejarah-perkembangan-telematika-di-indonesia.html
3. Periode kedua disebut pengenalan, rentang waktunya adalah tahun 1990-an, dan yang terakhir
adalah periode aplikasi. Periode ketiga ini dimulai tahun 2000.
Di luar pembagian tahapan tersebut di atas, pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana
peta perkembangan telematika di Indonesia saat ini? Hal ini menjadi penting untuk mengetahui
posisi kita di tengah perkembangan telematika secara global dan regional.
Seiring dengan pesatnya perkembangan telematika di tingkat global, kepemilikan
produk-produk telematika di rumah tangga di Indonesia juga mengalami kenaikan. Salah satu
produk telematika itu adalah computer.
Menurut data Bank Dunia5, pada tahun 2000 terdapat 1 orang per 100 orang yang
memiliki personal computer. Pada tahun 2000 itu jumlah total populasi di Indonesia adalah
kurang lebih 205 juta jiwa. Sementara, pada tahun 2008, masih menurut Bank Dunia, terdapat 2
orang per 100 orang yang memiliki personal computer. Pada tahun 2008 jumlah populasi
penduduk Indonesia sebesar 227 juta jiwa.
Sementara menurut survei BPS tahun 2005 menyebutkan bahwa Sekitar 2,2 juta rumah
tangga dari 58,8 juta rumah tangga keseluruhan (3,68 persen) yang memiliki komputer dan 2,0
juta berada di perkotaan6.
Di sisi lain dalam buku putih Komunikasi dan Informatika Indonesia tahun 2010 yang
diterbitkan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) disebutkan bahwa sejak
tahun 2006 hingga tahun 2008 terdapat peningkatan kepemilikan komputer dalam rumah
tangga Indonesia. Pada tahun 2006, kepemilikan komputer di rumah tangga Indonesia hanya
4%. Pada tahun 2007 meningkat menajdi 6%. Dan pada tahun 2008 meningkat menjadi 8%.
Seiring dengan kenaikan jumlah kepemilikan computer di Indonesia, pengguna internet
di Indonesia pun mengalami banyak peningkatan dalam hal jumlahnya. Tabel berikut
menggambarkan prosentase pengguna internet di Indonesia.
5
http://web.worldbank.org/WBSITE/EXTERNAL/COUNTRIES/EASTASIAPACIFICEXT/INDONESIAINBAHASAEXTN/0,,menuPK:44727
7~pagePK:141132~piPK:141109~theSitePK:447244,00.html
6
Berita Resmi Statistik No. 42 / IX / 14 Agustus 2006
4. Indonesia internet Usage and Population Statistics7
Year User Population Presontase GDP p.c Source
2000 2000000 206264595 1.00% US$ 570 ITU
2007 20000000 224481720 8.90% US$ 1,916 ITU
2008 25000000 237512355 10.50% US$ 2,238 APJII
2009 30000000 240271522 12.50% US$ 2,329 ITU
2010 30000000 242968342 12.30% US$ 2,858 ITU
Sumber: http://www.internetworldstats.com/asia/id.htm
Menurut Buku Putih “Komunikasi dan Informatika Indonesia” yang diterbitkan oleh
Kementerian Komunikasi dan Informatika pada tahun 2010 menyebutkan bahwa pada tahun
2007-2008, akses internet dalam rumah tangga Indonesia mengalami peningkatan pesat.
Pada tahun 2007, menurut buku putih tersebut, prosentase keluarga Indonesia yang
memiliki akses internet sebesar 5,58 persen. Dan pada tahun 2008 meningkat menjadi 8,56
persen. Sementara menurut Plt Dirjen Postel Muhammad Budi Setiawan, seperti ditulis oleh
detik.com Juni 2010, mengungkapkan bahwa jumlah pengguna internet di Indonesia telah
mencapai angka 45 juta.
Sementara itu menurut Mastel (Masyarakat Telematika-Indonesia)8, memperlihatkan
bahwa dari tahun ke tahun penetrasi penggunaan mobile phone terus meningkat. Penggunaan
mobile phone yang meninggat ini memungkinkan perluasan akses internet melalui mobile
phone.
SERVICES 2004 2005 2006 2007 2008
Fixed Telephones 8,703,300 8,824,467 8,806,702 8,717,872 8,612,872
Fixed WirelessPhones 1,673,081 4,683,363 6,014,031 10,811,635 16,598,550
Mobile Phones 30,336,607 46,992,118 63,803,015 93,386,881 124,805,871
Demam Social Network di Internet
7
Note: Per Capita GDP in US dollars, source: United Nations Department of Economic and Social Affairs.
8
“INDONESIAN ICT-2009 FACTS & FIGURES“
5. Pengguna internet di Indonesia yang cenderung meningkat itu ternyata tengah
mengalami euphoria9 terhadap social network di internet. Menurut situs alexa.com, facebook
adalah situs yang paling popular di Indonesia. Kepopularan facebook di Indonesia melebihi
situs-situs berita. Tabel di bawah ini adalah situs social media yang terpopular di Indonesia
menurut Alexa.com.
No Site Ranking Remaks
1 Facebook Per 9 Mei 2011, A social utility that
menurut connects people,
http://www.checkfac to keep up with
ebook.com/ terdapat friends, upload
36,585,480 pengguna photos, share links
facebook di and videos.
Indonesia. Menurut
web tersebut
Indonesia berada di
urutan ke 2 setelah
US. Sementara per 10
Mei 2011, menurut
http://www.alexa.co
m/topsites/countries;
0/ID, facebook
menempati urutan
pertama situs
terpopular di
Indonesia.
2 Youtube Rank 3 di dunia. YouTube is a way to
Namun data dari get your videos to
alexa .com the people who
menempatkan matter to you.
popularitas youtube Upload, tag and
di Indonesia di bawah share your videos
kaskus. (data 10 Mei worldwide
2011) . sebanyak 1,3%
trafik dari Indonesia
(Percent of Site
Traffic)
9
Euphoria adalah perasaan gembira yang berlebihan. Terjadinya euphoria itu tercermin di alexa.com, situs pemeringkat web di
dunia.
6. 3 Twitter Per 10 Mei 2011, Social networking
Alexa menempatkan and microblogging
twitter rangking 9. service utilising
Percent of Site Traffic instant messaging,
dari Indonesia sebesar SMS or a web
2,1%. Sementara interface
Berdasarkan data
Goole Ad Planner,
seperti ditulis
tempointeraktif.com,
jumlah pengunjung
Twitter Indonesia
(unique visitor)
mencapai 4,6 juta
orang.
(http://www.tempoint
eraktif.com/hg/it/201
0/03/17/brk,20100317-
233133,id.html).
4 Multiply Per 10 Mei 2011, Multiply is a
Alexa.com vibrant Social
menempatkan situs Shopping
ini ke peringkat 386 destination that
sedunia dan 26 di feels like a visit
Indonesia.Percent of with friends to the
Site Traffic untuk S... Morehopping
Indonesia sebesar mall, but faster and
24,2% more convenient
5 Friendster Per 10 Mei 2011, Friendster is a
menurut Alexa.com, leading global
Friendster.com’s social network
Regional Traffic emphasizing
Ranks, untuk genuine friendships
Indonesia menempati and the discovery...
ranking ke-2 setelah More of new
philipina. Sementara people through
untuk Percent of Site friends. Search for
Traffic Indonesia old friends and
sebesar 17,5% classmates, stay in
better touch with
7. friends, share
photos and videos,
and so much more.
6 Linkedin Per 10 Mei 2011, A networking tool
Alexa menempatkan to find connections
Linkedin sebagai to recommended
social network yang job candidates,
popular di Indonesia, industry experts
di bawah friendster and business
partners. Allows
registered users to
maintain a list of
contact details of
people they know
and trust in
business.
7 Digg.com Per 10 Mei 2011, Technology
menurut Alexa.com, focused news site
percent of Site Traffic where the stories
Indonesia sebesar 3% are chosen by
community
members rather
than editors.
8 Myspace.com Per 10 Mei 2011, Myspace is ranked
menurut alexa.com, #76 in the world
percent of Site Traffic according to the
Indonesia sebesar 1% three-month Alexa
traffic rankings.
The site has been
online since 1996
9 Tagged Per 10 Mei 2011, Tagged.com is one
menurut of the top social
http://www.alexa.co networking sites in
m/topsites/countries; the world.
7/ID, menempatkan
Tagged di bawah My
Space, sebagai situs
jajaring sosial
terpopular
10 Indowebster Per 10 Mei 2011, Indonesian
Percent of Site Traffic Multimedia Web
8. dari alexa Server - Server
menunjukan 95% dari download, upload
Indonesia dan streaming
GRATIS!
Sementara data per tanggal 9 Mei 2011, seperti ditulis dalam
http://www.checkfacebook.com/ terdapat 36.585.480 pengguna facebook di Indonesia.
Menurut web tersebut Indonesia berada di urutan ke 2 setelah Amerika Serikat.
Pola Produksi dan Konsumsi Masyarakat di Era Konvergensi Telematika
Dengan perkembangan telematika yang semakin pesat di Indonesia tersebut, idealnya,
masyarakat kita lebih produktif. Untuk melihat pola produksi dan konsumsi masyarakat di era
konvergensi telematika ini, kita perlu mengetahui sikap dan prilaku pengguna internet di
Indonesia.
Riset yang dilakukan oleh MarkPlus Insight tentang aspirasi dan perilaku anak muda
(golongan AB) di 6 kota besar di Indonesia awal tahun 2010 tentang Attitude and Behavior
Pengguna Internet di Indonesia10, dapat digunakan untuk melihat pola produksi dan konsumsi
masyarakat di era konvergensi telematika.
Menurut Riset “Netizen Indonesia 2010” ini menunjukkan bahwa ternyata para
pengguna Internet tidaklah monolitik, mereka sangat beragam baik terkait aspirasi maupun
perilakunya.
Kebiasaan dan Prilaku Prosentase
pengguna internet di
Indonesia
Passive11 13,6 %
Average12 81,9 %
Active13 4,4 %
Biaya Gaya Hidup Digital Masyarakat
Pertumbuhan pengguna internet di Indonesia tersebut menyisakan satu pertanyaan
yaitu, berapa uang yang dikeluarkan oleh pengguna internet di Indonesia untuk gaya hidup
digital tersebut? Masih menurut hasil riset markplus, menyebutkan bahwa para pengguna
internet yang menjadi responden survey tersebut menghabiskan Rp 166,000 hanya untuk akses
Internet melalui PC/Laptop. Sementara melalui handphone mereka rata-rata menghabiskan Rp
10
http://the-marketeers.com/archives/attitude-and-behavior-pengguna-internet-di-indonesia.html
11
mereka adalah pengguna Internet yang pasif, baru sebatas sebagai “pembaca dan penonton”, mereka baru sebatas membaca
berita di situs-situs berita dan forum online, mendengarkan podcast, menonton video di youtube.
12
mereka adalah pengguna Internet kebanyakan yang dari sisi aktifitasnya lebih banyak di banding yang passive, mereka sudah
memiliki akun dan mengupdate status mereka di situs-situs social media, seperti Facebook, Twitter, dll. Mereka juga kadang –
kadang menambahkan tag di website maupun photo di situs social media
13
mereka adalah pengguna Internet yang aktif, mereka memiliki dan menulis artikelnya di blog pribadi mereka dan juga di
forum-forum oline, mereka juga aktif berkontribusi menulis review produk dan jasa
9. 86,000 dalam sebulan.
Jika diteliti per umur, anak muda lebih sedikit pengeluarannya dibanding orang dewasa.
Untuk akses intenet melalui handphone dalam sebulan anak muda menghabiskan Rp. 85,000
sementara orang dewasa menghabiskan Rp. 95,000. Untuk koneksi melalui PC/Laptop dalam
sebulan anak muda menghabiskan Rp. 150,000, sementara orang dewasa menghabiskan Rp.
200,000.
Sementara itu dalam sebuah diskusi di Satudunia, hasil survey FAKTA, sebuah NGOs yang
melakukan pendampingan terhadap warga miskin kota Jakarta, mengungkapkan bahwa pada
tahun 2010, masyarkaat miskin dampingannya mengeluarkan uang rata-rata Rp
30.000/bulan/KK untuk mengakses internet di warnet dan sebesar Rp 160.000/bulan/KK untuk
membeli voucher handphone. Jika ditotal maka sekitar Rp. 190 ribu/bulan/KK pengeluaran
warga miskin kota untuk belanja produk ICT 14.
Pengeluaran warga miskin kota untuk produk ICT itu ternyata hampir sama dengan
pengeluaran per KK warga miskin untuk kebutuhan minimum makanan per kapita per bulan
atau menurut Badan Pusat Statistics (BPS) dikenal dengan Garis Kemiskinan Makanan (GKM).
Pada tahun 2010 GKM di Jakarta mencapai Rp 213.487. Bahkan pengeluaran untuk belanja
produk ICT warga miskin itu telah melebihi pengeluaran kebutuhan minimum untuk
perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan atau Garis Kemiskinan Non-Makanan (GKNM).
Pada tahun 2010 GKNM di Jakarta sebesar Rp 117.68215.
Liberalisasi dan Ketimpangan Akes Telematika di Indonesia
a. Sejarah Liberalisasi Telematika di Indonesia
Indonesia adalah Negara kepulauan. Kebutuhan untuk komunikasi menjadi sesuatu yang
penting. Akses warga terhadap telematika adalah salah satu factor yang dapat mempermudah
warga Indonesia untuk saling berkomunikasi satu dengan lainnya. Pertanyaannya adalah
bagaimana akses telematika di Indonesia.
Jadi menjadi sebuah kewajaran bila negara menempatkan telematika sebagai sesuatu
yang sektor yang menguasai hajat hidup orang banyak. Karena sebagai sesuatu yang menguasai
hajat hidup orang banyak, maka sudah menjadi kewajiban negara untuk menyediakan akses
bagi warga negara terhadap telematika.
Namun, upaya menempatkan telematika sebagai sektor yang mengusai hajat hidup
orang banyak nampaknya tinggal sebuah kenangan di negeri ini. Di era Orde Baru, tepatnya
tahun 1994, diterbitkan Peraturan Pemerintah (PP) No 20 Tahun 1994 tentang Pemilikan Saham
dalam Perusahaan yang Didirikan dalam Rangka Penanaman Modal Asing. Dalam PP itu
disebutkan bahwa Penanaman modal bidang usaha yang penting bagi negara dan menguasai
hajat hidup orang banyak, termasuk telekomunikasi16 dapat dilakukan oleh PMA patungan
asalkan kepemilikan peserta Indonesia minimal 5%17.
Pada tahun 1997, Indonesia menandatangani World Trade Organization (WTO)
14
http://www.satudunia.net/system/files/Indepth%20Report-
Revolusi%20Digital%20sama%20dengan%20Revolusi%20Hijau%20%3F_SD.pdf
15
http://jakarta.bps.go.id/fileupload/brs/Miskin_2011.pdf
16
Pasal 5 ayat 1 PP 20/1994
17
Pasal 6 ayat 1 PP 20/1994
10. Aggrement on Basic Telecomunication18. Dua tahun kemudian, tepatnya tahun 1999, diterbitkan
Keputusan Menteri (KM) Perhubungan Nomor 72 Tahun 1999 tentang Cetak Biru Kebijakan
Telekomunikasi Indonesia19.
KM Perhubungan No. 72/1999 menjadi penting dalam tonggak liberalisasi telematika di
Indonesia. Karena dalam salah satu pasalnya disebutkan bahwa KM 72 wajib digunakan sebagai
pedoman dalam menetapkan pengaturan dan penyelenggaraan Telkom nasional20. Dalam KM
tersebut dituliskan bahwa Tujuan reformasi telekomunikasi antara lain adalah mempersiapkan
ekonomi Indonesia dalam menghadapi Globalisasi yang secara kongkret diwujudkan dalam
kesepakatan WTO, APEC dan AFTA dan melaksanakan liberalisasi telekomunikasi.21
Di tahun yang sama, pemerintah menerbitkan Undang Undang (UU) Nomor 36 Tahun
1999. Dalam penjelasan umum UU 36/1999 itu mulai nampak pergeseran paradigma bahwa
telekomunikasi tidak lagi menjadi bidang yang menguasai hajat hidup orang banyak, namun
sudah menjadi komoditi. Bahkan dalam penjelasan umum dari UU 36/1999 itu terlihat bahwa
penerbitan UU itu merupakan konsekuensi dari penandatangan General Aggrement on Trade
and Service (GATS)22.
b. Ketimpangan Akses Telematika di Indonesia
Dalam UU 36/199923 disebutkan bahwa tujuan dari telekomunikasi adalah meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Dalam konteks telekomunikasi tentu saja kesejahteraan masyarakat
ini dicapai melalui perluasaan akses telekomunikasi di seluruh Indonesia. Idealnya, liberalisasi
yang didorong oleh UU 36/1999 akan semakin mendorong perluasan akses telekomunikasi itu.
Namun benarkah demikian?
Data dari kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo)24menyebutkan, bahwa
hingga tahun 2008, desa di wilayah Jawa merupakan kawasan yang paling banyak memiliki
infrastruktur telepon kabel. Kemudian menyusul wilayah Sumatera, Sulawesi, Bali, Nusa
Tenggara Timur, Kalimantan, Papua dan Maluku. Kepemilikan telepon kabel (84,79%) pun paling
banyak berada di wilayah Jawa dan Sumatera. Dari data ini mulai muncul indikasi ketimpangan
akses telekomunikasi di Indonesia. Akses telekomunikasi masih didominasi Jawa dan Indonesia
Bagian Barat (Sumatera).
Namun bisa jadi, data tersebut di atas muncul karena makin ditinggalkannya telepon
kabel dan beralih ke komunikasi mobile melalui handphone. Jika demikian maka indikator yang
bisa dipakai adalah tentang banyaknya penerima sinyal selluar antara di Jawa, Indonesia Bagian
Barat dan Indonesia Timur.
Menurut buku putih itu pula, wilayah Jawa juga merupakan wilayah desa penerima
sinyal selular terbanyak dibandingkan daerah lain di Indonesia. Tak heran pula pada tahun 2008
kepemilikan handphone (81,57%) berada di wilayah Jawa dan Sumatera25.
18
GATS: Liberalisasi Kehidupan, Lutfiyah Yamnin dan Yanuar Nugroho, Institute Global of Justice, 2008
19
http://www.postel.go.id/content/ID/regulasi/telekomunikasi/kepmen/blueprint.pdf
20
Pasal 2 KM 72/1999
21
BAB I.3 Tujuan Reformasi Telekomunikasi, KM 72/1999
22
Penjelasan atas UU 36/1999
23
Pasal 3 UU 36/1999
24
Buku Putih, “Komunikasi dan Informatika tahun 2010”
25
Distribusi telepon kabel dan bergerak berdasarkan pulau, 2008, Buku Putih, “Komunikasi dan Informatika tahun 2010”,
11. Sementara di sisi lain, data dari Kementerian Komunikasi dan Informatika tahun 201026,
menyebutkan sebanyak 65,2% infrastruktur backbone27 serat optik terkonsentrasi di Jawa,
kemudian diikuti oleh Sumatera (20,31%) dan Kalimantan (6,13%), sementara pada wilayah
Indonesia timur (Nusa Tenggara, Maluku dan Papua) belum terjangkau infrastruktur ini.
Sumber: Muhammad Salahuddien, ID-Sirti
Kondisi infrastruktur telematika yang seperti tersebut di atas juga menyebabkan
pengguna internet juga terpusat di Jawa. Data dari Susenas 2006-2008, Badan Pusat Statistik
memperlihatkan bahwa selama tahun 2007-2008 akses internet dalam rumah tangga di
Indonesia mengalami kenaikan. Pada tahun 2007, prosentase rumah tanngga yang memiliki
akses internet sebanyak 5,58%. Pada tahun 2008 meningkat menjadi 8,56%. Dan sekali lagi
rumah tangga di Jawa masih memiliki akses tertinggi terhadap internet diantara rumah tangga
di seluruh Indonesia.
Hal yang sama juga tercermin dalam pengguna facebook dan produksi tweet di
Indonesia. Seperti ditulis di Snapshot of Indonesia Social Media Users - Saling Silang Report Feb
201128, menyebutkan bahwa pengguna facebook terbesar di Indonesia didominasi oleh warga
Jakarta (50,33%). Pada urutan selanjutnya Bandung (5,2%), Bogor (3,23%), Yogyakarta (3,09%),
Medan (3,04%), Makasar (2,23%) dan Surabaya (2,18%). Bandingkan dengan pengguna
Facebook di Jayapura (0,12%) dan Ternate (0,03%).
Begitu pula produksi tweet di Twitter. Tweet yang diproduksi dari Jakarta mendominasi
seluruh tweet dari Indonesia. Tweet yang diproduksi dari Jakarta sebesar 16,33%, dari Bandung
13,79%, dari Yogyakarta 11,05%, dari Semarang 8,29% dan dari Surabaya 8,21%. Bandingkan
tweet yang diproduksi dari Palu hanya 0,71%, Ambon 0,35% dan Jayapura 0,23%.
26
Buku Putih, “Komunikasi dan Informatika tahun 2010”
27
Pengertian backbone serat optik adalah saluran atau koneksi berkecepatan tinggi yang menjadi lintasan utama dalam sebuah
jaringan telematika.
28
http://www.slideshare.net/salingsilang/snapshot-of-indonesia-social-media-users-saling-silang-report-feb-2011