SlideShare a Scribd company logo
1 of 19
PERILAKU PEMANFAATAN INTERNET (Internet Utilization Of Behavior)
(Studi Deskriptif tentang Pemanfaatan Internet Untuk Kepentingan Hiburan dan
Akademik di Kalangan Anak-Anak di Kota Surabaya)
Weny Rochmawati
Abstract
Internet presence brings so much convenience to users. Diverse access to information and
entertainment from around the world can be done through just one door. Internet also can
penetrate the boundary dimensions of the lives of users, time, and even the space so that the
internet can be accessed by anyone, anytime, and anywhere. Only with the search engine-
search site, the information of Internet users can find lots of alternatives and selection of the
information they need by typing key words on the form provided. The purpose of this study is
to provide an overview of knowledge about the behavior of Internet use among children in
the city of Surabaya, and knowing the behavior of Internet sites use among children in the
city of Surabaya. This study uses a quantitative approach to the descriptive type. The
sampling technique used was Snowball Sampling. This technique was chosen because the
technique of determining the sample numbers were small at first, then enlarged. Like a
snowball rolling and then long to be great.
Keywords: Internet Utilization Of Behavior, Internet for Kids
1Pendahuluan
Studi tentang perilaku pemanfaatan
internet sudah banyak dilakukan, baik oleh
mahasiswa, dosen, maupun para peneliti.
Dimana studi-studi penelitian tersebut
memiliki beragam topik dan judul. Dalam
hal ini studi-studi yang akan dibahas
adalah mengenai perilaku pemanfaatan
internet di kalangan anak-anak. Studi
tentang perilaku pemanfaatan internet di
kalangan anak-anak ini perlu dilakukan
guna mengetahui bagaimana anak-anak
memanfaatkan internet di rumah dan di
sekolah guna memanfaatkan fasilitas yang
telah diberikan kepada mereka oleh orang
tua dan sekolah mereka. Sejak pertama
kalinya diperkenalkan kepada masyarakat
dunia dalam suatu demonstrasi di
International Computer Communication
Conference (ICCC) pada bulan Oktober
1972
(www.isoc.org/internet/history/brief.shtml)
, internet telah mengalami perkembangan
1 Korespondensi:Jl. Manukan Thohirin 19 A,
Surabaya 60185 Email: Wh3n_Y07@yahoo.com
No Hp: 082143898907
pesat. Dari yang semula hanya beberapa
node di lingkungan ARPANET2
(Advanced Research Projects Agency
NETwork), internet diperkirakan
mempunyai lebih dari 100 juta pengguna
pada Januari 1997. Tahun 1998 internet
diperkirakan menghubungkan 270 juta
pengguna di lebih dari 100 negara.
Pada akhir tahun 2000,
diperkirakan terdapat lebih dari 418 juta
pengguna yang terus naik menjadi 945 juta
pengguna di akhir tahun 2004 (Pendit,
2005: 104) dan berdasarkan sebuah situs
yang bernama Internet World Stats3,
diketahui bahwa jumlah pengguna internet
di Asia per tanggal 30 Juni 2011 mencapai
2 ARPANET (Advanced Research Projects Agency
NETwork) adalah proyek dari Departemen
Pertahanan Amerika Serikat yang bertujuan untuk
meneliti bagaimana membangun sebuah jaringan
yang masih dapat bertahan meski sebagian
elemennya terkena serangan militer seperti
serangan nuklir (Pendit, 2005: 104).
3 Internet World Stats adalah situs dimana kita bisa
mengetahui statistikpengguna internet di dunia,
dapat diakses di alamat
www.internetworldstats.com/stats.htm.
angka 932.393.209 juta pengguna
(http://www.internetworldstats.com/stats3.
htm). Hal ini mengindikasikan bahwa
kehadiran internet sebagai media informasi
dan komunikasi semakin diterima dan
dibutuhkan oleh masyarakat dunia
khususnya masyarakat di wilayah Asia.
Tidak terkecuali Indonesia, salah
satu Negara berkembang di dunia,
pentingnya penggunaan internet juga
semakin disadari oleh masyarakat
Indonesia dari berbagai kalangan. Terbukti
dari data statistik internet world stats di
asia khususnya Indonesia mengenai
jumlah pengguna internet di Indonesia
yang terus mengalami peningkatan yang
cukup signifikan, mulai dari 2.000.000 di
tahun 2000 menjadi 20.000.000 di tahun
2007 dan di tahun 2008, jumlah pengguna
internet di Indonesia mencapai angka
25.000.000. Bahkan di akhir tahun 2009
dan 2010, jumlah pengguna internet
mencapai 30.000.000 dengan populasi
240.271.522 di tahun 2009 dan
242.968.342 di tahun 2010
(http://www.internetworldstats.com/asia/id
.htm).
Dan juga menurut data statistik
Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet
Indonesia (APJII)4 terhadap jumlah
pelanggan dan pemakai internet selama ini
dan perkiraan sampai akhir tahun 2007
dimana pengguna internet pada tahun 1998
mulai dari 512.000 pengguna menjadi
16.000.000 di tahun 2005. Bahkan sampai
akhir tahun 2007, jumlah internet di
Indonesia mencapai angka 25.000.000. Di
samping itu, dapat dilihat juga fenomena
makin meluasnya fasilitas-fasilitas yang
menyediakan akses internet di kota-kota
besar Indonesia saat ini, dimana tempat
akses internet tidak hanya bisa ditemui di
warung internet (warnet) saja, tapi juga di
sekolah, perpustakaan, bahkan di area
4 APJII, singkatan dari AsosiasiPenyelenggara Jasa
Internet Indonesia,merupakan asosiasiyang terdiri
dari Penyelenggara Jasa Internet (PJI) di Indonesia.
Situs APJII dapat diakses di http://www.apjii.or.id.
publik yang telah dipasang hotspot wifi
(wireless fidelity)5.
Persentase anak-anak mengakses
Internet dengan usia (5-8 tahun) di
Australia adalah anak-anak usia 5 tahun
sebanyak 20,6%, anak-anak usia 6 tahun
sebanyak 33,4%, anak-anak usia 7 tahun
sebanyak 42,2%, anak-anak usia 8 tahum
sebanyak 52,6% (Anne dan Glenn, 2011).
Di dalam artikel ini yang menggunakan
Australia sebagai sebuah contoh dari tren
internasional melaporkan sebuah studi
yang meneliti pemahaman anak-anak dari
bahaya internet, manajemen, dan strategi
pencegahan untuk sumber ini dan
mengeksplorasi pengetahuan mereka.
Jejaring sosial, mesin penelusuran,
dan halaman depan situs menjadi tiga
konten yang paling sering dibuka oleh para
pengguna internet di Indonesia. Kategori
hiburan kini menjadi topik yang paling
banyak dicari, baik berita, konten
multimedia, ataupun aplikasi. “Konten-
konten ringan dan menghibur semakin
banyak dicari oleh pengguna internet,”
jelas Jhoni Teurah, Associate Client
Advisor TNS Indonesia. Penggunaan
perangkat mobile memberikan fleksibilitas
akses internet kepada konsumen dalam
memilih konten yang mereka inginkan
kapan pun dan di mana pun mereka berada
(www.jagatreview.com).
Walaupun Internet memberikan
kesempatan yang luar biasa bagi
perkembangan dan pembelajaran anak,
memungkinkan mereka akses ke sumber-
sumber pengetahuan baru dan pengalaman
yang luas juga dapat membuat anak-anak
rentan terhadap eksploitasi. Banyak negara
yang mendidik anak-anak tentang
bagaimana menggunakan Internet namun,
tingkat untuk anak-anak yang diajarkan
5 Hotspot (Wi-Fi) adalah salah satu bentuk
pemanfaatan tekhnologi Wireless LAN pada lokasi
– lokasi public seperti taman, perpustakaan,
restoran, ataupun bandara.Dengan pemanfaatan
tekhnologi ini, individu dapat mengakses jaringan
seperti internet melalui komputer, laptop, atau
handphone yang mereka miliki di lokasi – lokasi
dimana hotspot disediakan.
risiko internet sangatlah tidak jelas.
Kekhawatiran banyak diungkapkan oleh
orang tua tentang risiko-risiko penggunaan
internet, lembaga perlindungan anak dan
masyarakat akademik membutuhkan
eksplorasi dari pengetahuan anak-anak dan
pendidikan tentang bahaya internet,
terutama untuk anak-anak muda yang
mudah terpengaruh (Anne Ey and Cupit,
2011).
Drotner (2000) dalam Sonia
Livingstone menyatakan bahwa:
Kehebohan spekulatif di sekitar anak-anak
dan media baru membutuhkan sikap kritis
dari dunia pendidikan, ketiga istilah di sini
menjadi katalisator untuk kecemasan
publik. Bagaimanapun itu adalah masalah
bahwa penelitian independen kecil telah
dilakukan belum dalam rangka ke forum
perdebatan umum, meskipun anehnya, di
dalam masyarakat sering muncul
kebijakan dan masyarakat tidak menyadari
dasar empiris yang transparan tentang
klaim mereka. Mengejutkan hanya sedikit
dari proyek tersebut yang benar-benar
mengeksplorasi konteks sosial dan
konsekuensi dari menggunakan internet
oleh kaum muda, meskipun akses dengan
internet lebih banyak di rumah anak-anak
daripada mereka yang tidak menggunakan
internet dirumah, membuat pelopor muda
orang dari budaya media baru (Drotner,
2000).
Di Inggris, survei terbaru
menunjukkan bahwa di antara umur 7-16
tahun, 75 % telah menggunakan internet,
angka ganda penduduk dewasa dari 38 %.
Hal ini juga bermasalah bahwa pendidikan
cenderung menganggap “anak” sebagai
objek khusus studi, sebagai kategori
homogen, membuat mereka terpinggirkan
dalam diskusi “umum” tentang internet.
Beberapa studi ilmu politik pada situs
demokrasi kaum muda. Sedikit dalam
domain publik, meskipun banyak
penelitian komersial, grafik pasar kaum
muda secara online. Analisis teknologi
mempertimbangkan beberapa pengguna
muda, meskipun konsep-konsep abstrak
dari masyarakat, pengguna dan pasar
dibahas secara luas (Drotner, 2000).
Sejumlah survei grafik website
yang komersial favorit anak-anak,
menunjukkan bahwa anak-anak menilai
media baru tersebut untuk informasi,
hiburan, menghilangkan kebosanan dan
aktivitas yang mereka sukai, komunikasi
(chatting, email, pesan instan atau sms).
Menurut Valkenburg dan Soeters (2001)
dalam Sonia Livingstone, BMRB Pemuda
TGI (2001) menunjukkan bahwa
penggunaan yang paling umum adalah
belajar atau mengerjakan PR (73%), email
(59%), bermain permainan (38%), situs
chat (32%), dan hobi dan minat (31%).
Dalam pencatatan populer melampaui
batas penggunaan, penelitian akademik
kualitatif terutama mengambil "teknologi
baru untuk domestikasi " pendekatan,
berfokus pada bagaimana keluarga
menyediakan internet di dalam rumah,
mengkontekstualitaskan objek baru ini dari
praktek pemakaian di dalam ruang rumah,
waktu dan hubungan sosial, dan
mengintegrasikannya dalam lingkungan
media yang sudah kompleks.
Internet merupakan salah satu alat
pembelajaran setelah buku, oleh sebab itu
keberhasilan pembelajaran dengan internet
sebagai faktor pendukung, harus ditunjang
oleh adanya interaksi yang maksimal
antara anak-anak dengan guru di sekolah,
antara anak-anak dengan berbagai fasilitas
pendidikan, antara anak-anak dengan
teman-temannya di sekolah, dan adanya
pola pendidikan aktif dalam interaksi
tersebut. Dari sisi teknologi informasi,
dunia internet memungkinkan perombakan
total konsep pendidikan yang selama ini
berlaku. Informasi yang diperlukan anak-
anak untuk menunjang pelajaran yang
diajarkan disekolah dapat diperoleh
dengan mudah dan relatif murah. Internet
telah menghilangkan batasan-batasan
ruang dan waktu yang selama ini
membatasi dunia pendidikan.
Sebenarnya internet bisa menjadi
sumber pembelajaran alternatif yang
cukup efektif dan efisien. Selama ini, yang
umum dikenal sebagai sumber belajar
adalah guru dan buku. Semakin lama
sumber belajar tradisional ini semakin
terbatas, baik jumlah maupun distribusi.
Dalam hal ini internet bisa menjadi
subtitusi yang sifatnya untuk melengkapi,
melainkan bukan untuk menggantikan
peran guru secara keseluruhan. Media
internet ini sebenarnya mempunyai fungsi
yang hampir sama dengan buku, yakni
program yang diputar sesuai dengan
kebutuhan dan visualisasi pada buku
sangat kurang dan tidak menarik jika
dibandingkan visualisasi media elektronik.
Media komputer berbasis internet menjadi
sumber belajar acuan yang cukup digemari
sekarang ini. Selain berfungsi sebagai
sumber informasi melalui situs-situs yang
menyediakan beberapa materi, internet
adalah media diskusi ilmiah online.
Dengan internet, diskusi yangh diadakan
dapat berlangsung kapan saja dan oleh
siapa saja yang tidak berada dalam satu
lokasi.
Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang
telah dijelaskan sebelumnya maka peneliti
ingin mengetahui lebih lanjut mengenai
gambaran perilaku pemanfaatan internet
untuk kepentingan hiburan dan akademik
di kalangan anak-anak di kota Surabaya
dengan menjawab pertanyaan sebagai
berikut:
1. Bagaimanakah gambaran perilaku
pemanfaatan internet di kalangan anak-
anak di kota Surabaya?
2. Bagaimanakah perilaku pemanfaatan
situs-situs internet untuk kepentingan
hiburan dan akademik di kalangan
anak-anak di kota Surabaya?
Perilaku Pemanfaatan Internet Oleh
Anak-Anak
Masyarakat sering melihat bahwa
anak-anak yang berada di lingkungan
sosioekonomi rendah menonton TV lebih
banyak dan lebih sedikit membaca
dibanding anak-anak dengan status
sosioekonomi menengah. Sedikit saja
perubahan budaya yang telah
mempengaruhi kehidupan anak-anak pada
abad keduapuluh lebih dari teknologi salah
satunya adalah hadirnya Komputer dan
Internet dalam kehidupan anak. Perubahan
ini mungkin akan berlanjut hingga abad
keduapuluh-satu.
Budaya melibatkan perubahan, dan
tidak ada perubahan yang lebih besar
daripada revolusi teknologi yang dialami
anak-anak kini dengan meningkatnya
penggunaan komputer dan internet.
Masyarakat masih bergantung pada
beberapa kompetensi nonteknologi dasar:
sebagai contoh, keterampilan komunikasi
yang baik, sikap positif dan kemampuan
memecahkan masalah serta berpikir
mendalam dan kreatif. Orang kini
menggunakan komputer untuk
berkomunikasi, menggantikan pena, kartu
pos, dan telepon. Agar anak-anak cukup
siap untuk pekerjaan masa depan,
teknologi perlu menjadi bagian integral
dari kehidupan mereka (Santrock, 2007).
Internet adalah inti dari komunikasi
bermedia komputer. Internet
menghubungkan ribuan jaringan
komputer, menyediakan jumlah informasi
yang luar biasa banyaknya. Dalam banyak
kasus, internet memiliki informasi yang
lebih baru dan up-to-date ketimbang buku.
Anak-anak dan remaja di seluruh dunia
semakin banyak menggunakan internet,
walaupun penggunaan di berbagai Negara
dan kelompok sosioekonomi cukup
bervariasi. Antara tahun 1998 dan 2001
persentase anak-anak AS usia 10 hingga
13 tahun meningkat dari 39 persen
menjadi 65 persen (Santrock, 2007).
Anak-anak zaman sekarang
mengalami revolusi teknologi melalui
peningkatan yang dramatis pada
penggunaan komputer dan internet.
Internet tersebar diseluruh dunia.
Keprihatinan khusus ditujukan kepada
kesulitan orang tua dalam memantau
informasi yang diakses oleh anak mereka.
Keprihatinan lainnya adalah penggunaan
teknologi yang meningkat akan
memperlebar kesenjangan belajar antara
orang kaya dan orang miskin, dan diantara
berbagai kelompok etnis. Kombinasi dari
faktor-faktor lain seperti penekanan pada
pembelajaran aktif dan konstruktivis juga
dibutuhkan oleh anak-anak. Teknologi
tidak dapat meningkatkan kemampuan
belajar anak. Sejumlah elemen dibutuhkan
untuk menciptakan lingkungan yang cukup
mendukung pembelajaran siswa. Elemen-
elemen tersebut termasuk visi dan
dukungan dari pemimpin pendidikan,
pendidik yang terampil menggunakan
teknologi untuk pembelajaran, akses
terhadap teknologi kontemporer, dan
penekanan pada anak sebagai pembelajar
yang aktif dan konstruktivis (Santrock,
2007).
Secara umum, penelitian Amerika
Utara yang merupakan mayoritas studi
empiris khususnya pada penelitian
kuantitatif, penelitian kualitatif lebih
melakukan beberapa proyek. Penelitian
tersebut memiliki kelebihan dalam
memproduksi data yang dapat diandalkan
dan representatif untuk mengidentifikasi
frekuensi statistik, perbedaan dan pola
penggunaan, tetapi jarang sekali
membahas topik teoritis atau secara
mendalam. Dari data kuantitatif didalam
sebuah model pencarian internet,
penelitian di Eropa dan pembuat kebijakan
harus mengandalkan pada data yang
disediakan secara komersial (yaitu “judul”
temuan yang sangat mahal dan kurangnya
kedalaman data dalam sebuah konteks)
atau biasanya penelitian akademis
kekurangan dana didalam sebuah teknik
sampling.
Melakukan penelitian di dalam
rumah belum menimbulkan sebuah
tantangan yang lebih, khususnya dalam
kaitannya dengan anak-anak. Terutama,
penelitian yang cenderung meminta anak-
anak langsung mengenai akses terhadap
penggunaan dan selain meminta orang tua
untuk melaporkan yang digunakan anak-
anak mereka. Meskipun merupakan pusat
untuk masa kanak-kanak untuk
menghasilkan dalam taktik untuk hidup,
atau menghindari, strategi yang digunakan
orang dewasa mencoba berusaha untuk
memberikan panduan atau membatasi
anak-anak, membuat laporan orang dewasa
tidak dapat diandalkan.
Secara lebih sederhana, istilah yang
digunakan oleh anak-anak berbeda dari
orang dewasa, menantang orang dewasa
berpusat pada perspektif. Yang terpenting,
peneliti harus membahas etika penelitian
pada penggunaan internet anak-anak,
khususnya sejauh hal itu berharap untuk
menemukan bukti anak muda
menggunakan internet dalam chatting
pribadi mereka, godaan, pengakuan, rasa
malu atau penggunaan pornografi.
Menurut Quarterman dan Mitchell
(dalam Herring, Susan C.:1996) manfaat
menggunakan internet termasuk ke dalam
empat kategori, yaitu:
1. Internet sebagai media komunikasi,
merupakan manfaat internet yang
paling banyak digunakan dimana
setiap pengguna internet dapat
berkomunikasi dengan pengguna
lainnya dari seluruh dunia.
2. Media pertukaran data, dengan
menggunakan email, newsgroup, FTP
dan WWW (World Wide Web- jaringan
situs-situs web) para pengguna internet
di seluruh dunia dapat saling bertukar
informasi dengan cepat dan murah.
3. Media untuk mencari informasi atau
data, perkembangan internet yang
pesat, menjadikan WWW sebagai
salah satu sumber informasi yang
penting dan akurat.
Manfaat komunitas, internet
membentuk masyarakat baru yang
beranggotakan para pengguna internet dari
seluruh dunia. Dalam komunitas ini
pengguna internet dapat berkomunikasi,
mencari informasi, berbelanja, melakukan
transaksi bisnis, dan sebagainya. Karena
sifat internet yang mirip dengan dunia kita
sehari-hari, maka internet sering disebut
sebagai cyberspace atau virtual world
(dunia maya).
Intensitas Pemanfaatan Internet Oleh
Anak-Anak
Menurut Horrigan (2000), terdapat
dua hal mendasar yang harus diamati
untuk mengetahui intensitas pemanfaatan
intenet seseorang, yakni frekuensi internet
yang sering digunakan dan lama
menggunakan tiap kali mengakses internet
yang dilakukan oleh pengguna internet.
The Graphic, Visualization & Usability
Center, the Georgia Institute of
Technology (dalam Surya: 2002)
menggolongkan pengguna internet
menjadi tiga kategori dengan berdasarkan
pemanfaatan intensitas internet:
1. Heavy users
Adalah pengguna internet yang
menghabiskan waktu lebih dari 40 jam
per bulan. Jenis pengguna internet ini
adalah salah satu ciri-ciri pengguna
internet yang addicted.
2. Medium users
Adalah pengguna internet yang
menghabiskan waktu antara 10 sampai
40 jam per bulan.
3. Light users
Adalah pengguna internet yang
menghabiskan waktu kurang dari 10
jam per bulan.
Terkait dengan intensitas
penggunaan internet, penelitian yang
dilakukan di Negara Kanada yang
diadakan oleh Environics Research Group
(2011) menemukan bahwa waktu yang
digunakan untuk anak-anak yang
mengakses internet di rumah adalah rata-
rata 1-3 jam setiap kali mengakses,
sedangkan bagi anak-anak yang
menggunakan internet di sekolah paling
sedikitnya selama 1 jam. Di Negara
Inggris, lamanya waktu berinternet para
anak-anak Inggris justru lebih sedikit dari
pada anak-anak perkotaan di Kanada.
Survei yang dilakukan Livingstone, dkk.
(2004) menemukan bahwa rata-rata anak-
anak Inggris berusia 6-12 tahun
menghabiskan waktu setiap kali online
adalah sekitar 30 menit, waktu yang setara
mereka luangkan untuk membaca, dan
masih kalah jauh dengan waktu yang
mereka gunakan untuk menonton tv atau
(rata-rata lebih dari 3 jam) setiap harinya.
Penggunaan internet dan situsnya serta
perkembangan anak
Internet memberikan anak-anak
kesempatan untuk berkomunikasi,
mengakses informasi, dan terlibat dalam
permainan interaktif. Secara teoritis,
seperti menggunakan Internet
menstimulasi perkembangan kognitif dan
sosial. Meta-analisis menegaskan
hubungan positif antara penggunaan
internet selama prestasi masa kanak-kanak
dan sekolah. Temuan menunjukkan bahwa
anak-anak yang menggunakan Internet
lebih memiliki skor lebih tinggi pada
standarisasi tes prestasi membaca dan titik
rata-rata kelas yang lebih tinggi 6 bulan, 1
tahun, dan 16 bulan kemudian daripada
anak-anak yang tidak menggunakan
internet. Fuchs and Wößmann (2005),
melaporkan bahwa yang mengontrol status
sosial ekonomi "suatu hubungan negatif
antara ketersediaan komputer rumah dan
prestasi akademik, tetapi hubungan positif
antara penggunaan komputer rumah untuk
komunikasi internet“. Johnson (2007)
dalam Genevieve Marie Johnson (2010),
jika dibandingkan anak yang orangtuanya
melakukan dan tidak melaporkan pola
tertentu dari perilaku anak online di
rumah. Dilaporkan bahwa di rumah belajar
online dan berkomunikasi (tetapi tidak
bermain dan browsing) dikaitkan dengan
perkembangan anak maju dalam bahasa
ekspresif dan perencanaan metakognitif.
Kepentingan pemanfaatan situs-situs
internet oleh anak-anak
Horrigan (2002) menggolongkan
aktivitas-aktivitas internet yang dilakukan
para pengguna internet menjadi empat
kelompok kepentingan pemanfaatan
internet, yaitu:
1. Email
2. Aktivitas kesenangan (Fun activities)
yaitu aktivitas yang sifatnya untuk
kesenangan atau hiburan, seperti:
online untuk bersenang-senang, klip
video atau audio, pesan singkat (SMS),
mendengarkan atau download musik,
bermain game, atau chatting.
3. Kepentingan informasi (Information
utility) yaitu aktivitas internet untuk
mencari informasi, seperti: informasi
produk, informasi travel, cuaca,
informasi tentang film, musik, buku,
berita, informasi sekolah, informasi
kesehatan, pemerintah, informasi
keuangan, informasi pekerjaan, atau
informasi tentang politik.
Transaksi (Transaction), yaitu
aktivitas transaksi (jual beli) melalui
internet, seperti: membeli sesuatu,
memesan tiket perjalanan, atau online
banking.
Terkait dengan pembelajaran
online dan berkomunikasi, anak-anak
biasanya menggunakan Internet untuk
mengunjungi situs web. Internet, meskipun
kaya tampilan grafis, terutama media
berbasis teks, “semakin banyak anak
menggunakan Internet, semakin banyak
dia membaca“. Internet sebagai
kelangsungan hidup bagi anak-anak dan
mencatat bahwa Web terus menjadi lebih
besar dan lebih baik untuk anak-anak,
dengan situs yang lebih bermanfaat dan
menyenangkan bermunculan setiap hari.
Dari perspektif perkembangan,
mengunjungi situs merangsang proses
kognitif yang terlibat dalam menafsirkan
teks dan gambar. Fungsi Metakognitif
seperti perencanaan, strategi pencarian,
dan evaluasi informasi tersebut dilakukan
ketika mengunjungi situs web (Johnson,
2010).
Selain mengunjungi situs web,
anak-anak umumnya menggunakan
internet untuk bermain game. Dalam
penelitian Van Deventer and White (2002)
dalam Johnson (2010) anak-anak mahir
menggunakan internet umur 10 tahun,
bermain video game umur 11 tahun dan
tercatat pada tingkat yang sangat tinggi
pemantauan diri, pengenalan pola, dan
memori visual. Menggunakan internet
mempromosikan perkembangan kognitif
pada anak-anak, khususnya di bidang
kecerdasan visual, di mana kegiatan
komputer tertentu terutama permainan
dapat meningkatkan kemampuan untuk
memantau beberapa rangsangan visual
sekaligus, untuk membaca diagram,
mengakui ikon, dan memvisualisasikan
hubungan spasial. Anak menggunakan
Internet untuk berkomunikasi,
mengunjungi situs, dan bermain game
terjadi dalam konteks yang khususnya
dalam hal anak-anak, rumah dan
lingkungan sekolah (Johnson, 2010).
Internet sebagai media belajar
Pemanfaatan intenet sebagai
pembelajaran mengkondisikan anak-anak
untuk belajar secara mandiri. Cobine
(1997) menyatakan bahwa:
”Through independent study, students
become doers, as well as thin kers.”
Dari pengertian yang diberikan
oleh cobine (1997), menunjukkan bahwa
melalui studi independen, anak-anak
disekolah dapat menjadi pelaku serta
pemikir bagaimana resiko tentang internet
dan anak-anak dapat mengakses secara
online dari berbagai perpustakaan,
museum, database, dan mendapatkan
sumber primer tentang berbagai peristiwa
sejarah, biografi, rekaman, laporan, data
statistik, atau kutipan (Gordin et., al,1995).
Qualifications and Curriculum
Authority and Skills, 2003: 10 dalam
Anne Ey and Cupit (2011) menyatakan
bahwa:
“Sekolah wilayah yang relatif aman bagi
anak-anak untuk menggunakan teknologi,
karena mereka cenderung dapat
mengalami penyaringan dan atau
pemantauan perangkat lunak, sebuah
penggunaan kebijakan yang dapat
diterima oleh guru, anak-anak dan orang
tua juga dapat mendaftarkan diri,
penjagaan kelas, akses terhadap internet
di rumah, namun tidak dapat dimediasi
oleh mekanisme keamanan tersebut. Tidak
ada kegagalan solusi teknologi yang aman
yang akan melindungi anak dari semua
risiko yang mungkin mereka hadapi secara
online6.”
Anak-anak dapat berperan sebagai
seorang peneliti, menjadi seorang analis,
tidak hanya konsumen informasi saja.
Anak-anak menganalisis informasi yang
relevan dengan pembelajaran yang
dilakukan dan melakukan pencarian yang
sesuai dengan kehidupan yang nyatanya.
Anak-anak dan gurunya tidak perlu hadir
secara fisik dikelas (classroom meeting),
karena anak-anak dapat mempelajari
bahan ajar dan mengerjakan tugas-tugas
pembelajaran serta ujian dengan cara
mengakses jaringan komputer yang telah
ditetapkan secara online. Anak-anak juga
dapat belajar bekerjasama (collaborative)
satu sama lain dan saling berkirim email
(electronic mail) untuk mendiskusikan
bahan ajar yang sudah diberikan dikelas.
Teori Uses and Gratification
Teori penggunaan dan kepuasan
atau uses-and-gratifications theory
disebut-sebut sebagai salah satu teori
paling populer dalam studi komunikasi
massa. Teori ini mengemukakan bahwa
audience memiliki kebutuhan kompleks
yang perlu dipenuhi melalui penggunaan
media (Bungin, 2004). Katz, Gurevitch
dan Hazz (Effendy, 2000) mengatakan
bahwa ada beberapa alasan pemenuhan
pada seseorang yang ingin dipenuhi dalam
menggunakan media, yaitu:
a. Kebutuhan kognitif (Cognitive needs)
Yaitu kebutuhan yang berhubungan
dengan informasi, pengetahuan dan
pemahaman. Kebutuhan ini didasarkan
pada hasrat atau dorongan-dorongan
untuk memahami dan menguasai
lingkungan, juga memuaskan rasa
penasaran dan dorongan untuk
penyelidikan.
b. Kebutuhan afektif (Affective needs)
6 Anne, Lesley Ey dan Cupit, Exploring young
children's understanding ofrisks associated with
Internet usage and their concepts ofmanagement
strategies.
Yaitu kebutuhan yang berhubungan
dengan pengalaman estetika,
kesenangan dan emosional.
c. Kebutuhan integrasi pribadi (The need
for personal integration)
Yaitu kebutuhan yang berhubungan
dengan kredibilitas, keyakinan atau
kepercayaan, stabilitas dan status
individu. Hal-hal tersebut diperoleh
dari hasrat akan harga diri.
d. Kebutuhan integrasi sosial (The need
for social integration)
Yaitu kebutuhan yang berkaitan
dengan penambahan kontak keluarga,
teman dan dunia luar. Hal-hal ini
didasarkan pada hasrat untuk
berafiliasi.
e. Kebutuhan pelarian (Escapist needs)
Yaitu kebutuhan yang berhubungan
dengan keinginan untuk melarikan diri
dari kondisi tegang, emosi, kesepian,
dan kurangnya dukungan sosial maka
membutuhkan hiburan sebagai
solusinya.
Pendekatan Uses & Gratification
merupakan salah satu landasan teoritis
yang tepat untuk meneliti tentang motif
para pengguna media. Dikarenakan asumsi
dari teori tersebut adalah pengguna secara
aktif memilih media yang digunakannya
dapat memberikan servis atau gratfikasi
terhadap tujuan yang akan dicapai, dan
jika kedua asumsi tersebut dapat dipenuhi
maka sudah tentu pendekatan Uses &
Gratification tepat untuk digunakan.
Teori ini juga mengajukan gagasan
bahwa perbedaan individu menyebabkan
audien mencari, menggunakan dan
memberikan tanggapan terhadap isi media
secara berbeda-beda, yang disebabkan oleh
berbagai faktor sosial dan psikologis yang
berbeda diantara individu audien. Teori ini
tidak memberikan perhatian pada efek
langsung media terhadap audien, tetapi
memfokuskan pada motivasi dan perilaku
audien terhadap media atau bagaimana dan
mengapa mereka menggunakan atau
mengkonsumsi media, what do people do
with the media? (Klapper, 1963: Rubin,
1994).
Katz dan rekan menyatakan bahwa
situasi sosial dimana seseorang berada
turut serta terlibat dalam mendorong atau
meningkatkan kebutuhan terhadap media
melalui lima cara berikut ini:
a. Situasi sosial dapat menghasilkan
ketegangan dan konflik yang
mengakibatkan orang membutuhkan
sesuatu yang dapat mengurangi
ketegangan melalui penggunaan
media.
b. Situasi sosial dapat menciptakan
kesadaran adanya masalah yang
menuntut perhatian. Media
memberikan informasi yang membuat
seseorang menyadari hal-hal yang
menarik perhatian, dan dapat mencari
lebih banyak informasi melalui media.
c. Situasi sosial dapat mengurangi
kesempatan seseorang dapat
memuaskan kebutuhan tertentu, dan
media berfungsi sebagai pengganti
atau pelengkap.
d. Situasi sosial terkadang menghasilkan
nilai-nilai tertentu yang dipertegas dan
diperkuat melalui konsumsi media.
Situasi sosial menuntut seseorang
untuk akrab dengan media agar mereka
tetap dapat diterima sebagai anggota
kelompok tertentu. Dalam pergaulan
sosial, seseorang yang serba tidak tahu
mengenai isu-isu yang menjadi sorotan
media akan dianggap sebagai orang yang
tidak mengikuti perkembangan zaman.
Perkembangan Anak (Suatu tinjauan
dari sudut psikologi perkembangan)
Di dalam psikologi perkembangan
banyak dibicarakan bahwa dasar
kepribadian seseorang terbentuk pada
masa anak-anak. Proses-proses
perkembangan yang terjadi dalam diri
seorang anak ditambah dengan apa yang
dialami dan diterima selama masa anak-
anaknya secara sedikit demi sedikit
memungkinkan anak tumbuh dan
berkembang menjadi manusia dewasa.
Beberapa prinsip perkembangan:
1. Perkembangan tidak terbatas dalam
arti tumbuh menjadi besar tetapi
mencakup rangkaian perubahan yang
bersifat progresif, teratur, koheren dan
berkesinambungan. Jadi antara satu
tahap perkembangan dengan tahap
perkembangan berikutnya tidak
terlepas, berdiri sendiri-sendiri.
2. Perkembangan dimulai dari respon-
respon yang sifatnya umum menuju ke
yang khusus. Contohnya, seorang bayi
mula-mula akan bereaksi tersenyum
bila melihat setiap wajah manusia.
Dengan bertambahnya usia bayi, ia
mulai bisa membedakan wajah-wajah
tertentu.
3. Manusia merupakan totalitas
(kesatuan), sehingga akan ditemui
kaitan erat antara perkembangan aspek
fisik-motorik, mental, emosi, dan
sosial. Perhatian yang berlebihan atas
satu segi akan mempengaruhi segi lain.
4. Setiap orang akan mengalami tahapan
perkembangan yang berlangsung
secara berantai. Meskipun tidak ada
garis pemisah yang jelas antara satu
dengan fase lainnya, tahapan
perkembangan ini sifatnya universal.
Dalam perkembangan bicara misalnya,
sebelum seorang anak fasih berkata-
kata terlebih dahulu anak tersebut akan
mengoceh.
5. Setiap fase perkembangan memiliki
ciri dan sifat yang khas sehingga ada
tingkah laku buruk atau kurang sesuai
yang sebenarnya merupakan tingkah
laku yang masih wajar untuk fase
tertentu itu.
6. Pola perkembangan mengikuti pola
yang pasti, maka perkembangan
seseorang dapat diperkirakan. Seorang
anak yang dilahirkan dengan faktor
bawaan yang “kurang” dari anak lain,
dalam perkembangan selanjutnya akan
menampakkan suatu kecenderungan
perkembangan yang relatif lebih
lambat dari anak lain seusianya.
7. Perkembangan terjadi karena faktor
kematangan dan belajar dan
perkembangan dipengaruhi oleh factor-
faktor dalam (bawaan) dan faktor luar
(lingkungan, pengalaman,
pengasuhan).
8. Setiap individu itu berbeda, dengan
lain perkataan setiap orang itu
mempunyai ciri khas, tidak akan ada
dua orang yang tepat sama meskipun
berasal dari orangtua yang sama.
Pentingnya masa anak-anak sebagai
dasar dari seluruh kehidupan
Menurut Dra. Ediasri T.
Atmodiwirjo dalam ilmu psikologi, Dianut
anggapan bahwa pola kepribadian dasar
seseorang terbentuk pada tahun-tahun
pertama kehidupan. Adanya pengalaman-
pengalaman yang kurang menguntungkan
yang menimpa diri seorang anak pada
masa mudanya akan memudahkan
timbulnya masalah gangguan penyesuaian
diri di kelak kemudian hari (Gunarsa,
2010).
Klasifikasi Perkembangan Umur Anak
Melalui Tahap Pengambilan Perspektif
Seiring dengan perkembangan
anak-anak, anak-anak mulai berpindah dari
perilaku self-centered yaitu perilaku
dimana seorang anak kecil mempunyai
sifat egosentrik, artinya mereka tidak bisa
membedakan perspektif mereka dengan
perspektif orang lain, dalam hal ini
sekarang mereka mulai dapat melakukan
pengambilan perspektif, yaitu kemampuan
untuk mengambil perspektif orang lain dan
memahami pikiran dan perasaan mereka.
Tahap-tahap pengambilan
perspektif anak menurut Selman (1980),
yaitu pengambilan perspektif berkembang
melalui 5 tahap mulai dari anak usia 3
tahun sampai dengan remaja, yang
meliputi:
1. Tahap 0 (Usia 3-5 tahun)
Sudut Pandang Egosentris, yaitu tahap
ini merupakan tahap dimana anak
sudah memiliki kemampuan
membedakan diri dengan orang lain
tetapi gagal membedakan perspektif
sosial (perasaan dan pikiran) diri
sendiri dan orang lain. Anak dapat
memberikan label terhadap perasaan
yang kelihatan pada orang lain tetapi
tidak melihat hubungan sebab akibat
pemikiran dengan perilaku sosial.
2. Tahap 1 (Usia 6-8 tahun)
Sosial-Informasional, yaitu tahap ini
merupakan tahap dimana anak sadar
bahwa orang lain memiliki perspektif
sosial berdasarkan cara pikir mereka,
yang mungkin saja sama atau berbeda
dengan yang dia miliki. Meskipun
begitu, anak cenderung berfokus hanya
pada satu perspektif dan tidak
mengkoordinasikan sudut-sudut
pandang yang berbeda tersebut.
3. Tahap 2 (Usia 8-10 tahun)
Refleksi Diri, yaitu tahap ini
merupakan tahap dimana anak paham
bahwa setiap individu sadar tentang
adanya perspektif orang lain dan
kesadaran ini saling mempengaruhi
sudut pandang satu sama lain.
Menempatkan diri di posisi orang lain
adalah cara untuk menilai maksud,
tujuan, dan aksi dari orang lain. Anak
dapat membentuk koordinasi dari
rangkaian perspektif ini tetapi tidak
bisa mengabstraksi proses ini ke level
mutual yang simultan.
4. Tahap 3 (Usia 10-12 tahun)
Mutual, yaitu tahap ini merupakan
tahap dimana Remaja menyadari
bahwa dirinya dan orang lain dapat
saling melihat satu sama lain sebagai
subjek secara mutual dan simultan.
Remaja dapat melepaskan diri dari
ikatan di pihak ini dan memandang
interaksi tersebut dari sudut pandang
orang ketiga.
5. Tahap 4 (Usia 12-15 tahun)
Sistem Sosial dan Konvensional, yaitu
remaja menyadari pengambilan
perspektif yang berlangsung mutual
tidak selalu menghasilkan perasaan
memahami yang lengkap. Konvensi
sosial dipandang perlu karena
dimengerti oleh seluruh anggota
kelompok (pada umumnya), terlepas
dari posisi, pengalaman, atau perannya.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan
pendekatan kuantitatif dengan tipe
penelitian deskriptif. Anak-anak dalam
penelitian ini adalah anak-anak yang
memasuki usia sekolah yaitu anak-anak
yang berusia 6-12 tahun, dimana anak-
anak yang memasuki usia 6-12 tahun ini
mulai mengalihkan perhatian dan
hubungan intim keluarga ke kerjasama
antar teman dan sikap-sikap terhadap kerja
atau belajar. Populasi dari penelitian ini
adalah anak-anak dengan jenjang
pendidikan SD (Sekolah Dasar) yang
berusia 6-12 tahun. Sampel adalah bagian
dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut. Sedangkan teknik
sampling adalah merupakan teknik
pengambilan sampel. Instrumen penelitian
yang digunakan adalah kuesioner,
wawancara, observasi, data sekunder, dan
studi pustaka.
Analisis Data
Perilaku Pemanfaatan Internet di
Kalangan Anak-anak di Kota Surabaya
Masyarakat sering melihat bahwa
anak-anak yang berada di lingkungan sosio
ekonomi rendah lebih banyak menyukai
menghabiskan waktunya untuk menonton
acara favorit mereka di TV daripada
menghabiskan waktunya untuk membaca
buku-buku tentang ilmu pengetahuan atau
tentang pelajaran mereka di sekolah.
Dibandingkan dengan anak-anak dengan
status sosio ekonomi menengah mereka
lebih menyadari tentang pentingnya
belajar dan membaca, jadi anak-anak
dengan status ekonomi menengah lebih
mampu untuk membagi-bagi waktu
mereka untuk belajar dan bermain.
Sedikit saja perubahan budaya
yang telah terjadi sehingga dapat
mempengaruhi kehidupan anak-anak pada
abad ke dua puluh lebih dari teknologi
salah satunya adalah hadirnya komputer
dan internet dalam kehidupan sehari-hari
anak-anak. Budaya melibatkan perubahan
dan tidak ada perubahan yang lebih besar
daripada revolusi teknologi yang dialami
oleh anak-anak, dengan meningkatnya
penggunaan komputer dan internet,
sebagai contoh keterampilan komunikasi
yang baik, sikap positif dan kemampuan
memecahkan masalah serta berfikir
mendalami dan kreatif (Santrock, 2007).
Untuk memahami kenyataan mengenai
pemanfaatan internet di kalangan anak-
anak ini dapat dilihat dari Teori Uses and
Gratification.
Menurut Teori Uses and Gratification,
sebagaimana telah diungkapkan oleh
Bungin (2004), mengungkapkan bahwa
audience memiliki kebutuhan kompleks
yang perlu dipenuhi melalui penggunaan
media. Sedangkan menurut Klapper (1963)
dalam Rubin (1994), mengungkapkan
bahwa teori ini tidak memberikan
perhatian pada efek langsung media
terhadap audien, tetapi memfokuskan pada
motivasi dan perilaku audien terhadap
media atau bagaimana dan mengapa
mereka menggunakan atau mengkonsumsi
media, what do people do with the media?.
Perilaku Pemanfaatan Internet
Berdasarkan Karakteristik Responden
Pada bab temuan data dapat
diketahui bahwa dalam memanfaatkan
internet anak-anak yang berjenis kelamin
laki-laki lebih mendominasi dibandingkan
dengan anak-anak yang berjenis kelamin
perempuan, dan mayoritas responden
anak-anak yang berjenis laki-laki yaitu
sebanyak 42 orang atau sekitar 53,2 %.
Berdasarkan hasil temuan data pada tabel
3.1 (Bab III, halaman 2) tersebut dapat
diketahui bahwa kebanyakan anak-anak
yang berjenis kelamin laki-laki lebih
sering mengakses dan memanfaatkan
internet dibandingkan dengan responden
yang berjenis kelamin perempuan.
Dan hal yang berbeda
dikemukakan oleh Johnson (2010) di
dalam penelitiannya dimana sebanyak 38
orang responden, jumlah jenis kelamin
perempuan yang memanfaatkan internet
lebih mendominasi yaitu sebanyak 24
orang atau sekitar 63,2 % dan responden
yang berjenis kelamin laki-laki adalah
sebanyak 14 orang atau sekitar 36,8 %.
Dimana sebanyak 40 (empat puluh) orang
tua dari murid di sekolah yang berada di
Barat Kanada menandatangani formulir
persetujuan yang kemudian dikembalikan
ke sekolah dan terdapat 38 anak yang telah
menyelesaikan skala penilaian dan 2 orang
anak yang tidak mengikuti skala penilaian
saat itu sedang tidak masuk sekolah.
Di dalam bab ini dapat ditemukan dalam
penelitian sejenis yang dapat digunakan
sebagai pembanding. Karena keterbatasan
teknologi sehingga penelitian-penelitian
yang menggambarkan jenis kelamin anak-
anak yang memanfaatkan internet tidak
memungkinkan diakses dengan mudah.
Namun demikian jika diamati di era
kecanggihan teknologi seperti saat ini,
baik jenis kelamin laki-laki ataupun
perempuan terutama anak-anak pasti sudah
familiar dengan internet. Apalagi jika
dilihat yang sebenarnya mereka adalah
bagian dari Net Generation yang tumbuh
dan berkembang dengan memanfaatkan
internet.
Pertama Kali Responden Mengenal dan
Menggunakan Internet
Pada bab temuan data dapat
diketahui bahwa sebagian besar responden
mengaku pertama kali mengenal dan
menggunakan internet ketika mereka
berusia 8-10 tahun dengan jumlah
responden sebanyak 38 orang atau sekitar
48,1 %. Berdasarkan hasil temuan data
pada tabel 3.4 (Bab III, halaman 5)
tersebut dapat diketahui bahwa sebagian
responden mengaku mengenal internet
pertama kali pada saat mereka berusia 8-
10 tahun. Hal yang sama juga diungkapkan
oleh (Anne dan Glenn, 2011) bahwa
menurut hasil penelitian yang mereka
lakukan di Australia sebagai contoh tren
internasional yang meneliti pemahaman
anak-anak dari bahaya internet
menjelaskan bahwa sebanyak 52,6 %
anak-anak yang mengenal internet pertama
kali pada saat mereka berusia 8 tahun.
Saat mereka berusia 8-10 tahun
mereka memasuki masa anak sekolah yaitu
masa ketika mereka berusia 6-12 tahun
banyak ahli menganggap masa ini sebagai
masa tenang atau masa latent, dimana apa
yang telah terjadi dan dipupuk pada masa-
masa sebelumnya akan berlangsung terus
menerus untuk masa selanjutnya. Tahap
usia ini disebut juga sebagai usia
kelompok (gang-age), dimana anak mulai
mengalihkan perhatian dan hubungan
intim keluarga ke kerjasama antar teman
dan sikap-sikap terhadap kerja atau
belajar. Dengan memasuki SD salah satu
hal penting yang perlu dimiliki anak
adalah kematangan sekolah, tidak saja
meliputi kecerdasan dan ketrampilan
motorik, bahasa, tetapi juga hal lain seperti
dapat menerima otoritas tokoh lain di luar
orang tuanya, kesadaran akan tugas, patuh
pada peraturan dan dapat mengendalikan
emosi-emosinya.
Dalam banyak kasus, internet
memiliki informasi yang lebih baru dan
up-to-date dibandingkan dengan buku.
Anak-anak dan remaja di seluruh dunia
semakin banyak menggunakan internet,
walaupun penggunaannya di berbagai
negara dan dengan kelompok sosio
ekonomi yang cukup bervariasi,
penggunaan internet di kalangan anak-
anak di AS mencapai usia antara 10 hingga
13 tahun dari tahun 1998 sampai dengan
tahun 2001 meningkat dari 39 persen
menjadi 65 persen (Santrock, 2007).
Sebagai generasi yang akrab dengan
teknologi internet hal ini dikarenakan
anak-anak yang telah menginjak usia 8-10
tahun adalah anak-anak yang akan
menginjak masa remaja, sehingga anak-
anak pada kelompok usia tersebut lebih
suka menghabiskan waktu luang mereka
untuk bermain di dunia maya, saling
mengirim email, menelusur informasi
tentang tokoh idola yang digemari melalui
google atau yahoo, atau bermain gadget.
Dalam kesempatan lain, antusiasme kaum
remaja untuk memanfaatkan teknologi
informasi ternyata juga merambah dalam
bentuk aktivitas membaca mereka. Dengan
kultur yang khas, kelompok remaja net
generation di era revolusi teknologi seperti
saat ini sebenarnya bukan hanya getol
berselancar di dunia maya untuk mencari
informasi, tetapi juga melakukan
pengembangan kegiatan lain di luar
kegiatan berselancar di dunia, seperti
membaca.
Hal-hal yang Membuat Anak-anak
Tertarik Menggunakan Internet
Pada bab temuan data dapat
diketahui bahwa terdapat banyak hal yang
bisa membuat anak-anak untuk mengenal
internet. Dan mayoritas responden yang
masih anak-anak tertarik menggunakan
internet karena kepentingan informasi, dan
mayoritas responden yang tertarik
menggunakan internet untuk kepentingan
informasi adalah sebanyak 37 orang atau
sekitar 46,8 %. Berdasarkan hasil temuan
data pada tabel 3.5 (Bab III, halaman 6)
tersebut dapat diketahui bahwa sebagian
responden yang masih anak-anak
menggunakan internet karena kepentingan
informasi. Hal ini dikarenakan bahwa
anak-anak yang masih duduk dibangku SD
sering mendapatkan tugas dari guru-guru
mereka di sekolah atau di tempat les untuk
mencari sumber-sumber informasi yang
berhubungan dengan tugas mereka di
internet.
Hal ini juga didukung oleh Wayne
Buente dan Alice Robin (2008) yang
melakukan studi atau investigasi tentang
trend aktivitas-aktivitas internet warga
Amerika. Wayne Buente dan Alice Robin
berhasil mengklasifikasikan aktivitas-
aktivitas internet ke dalam 4 (empat)
dimensi kepentingan penggunaan internet.
Dimensi-dimensi ini adalah informasi
(information utility), kesenangan (leisure
of fun activities), komunikasi
(communication), dan transaksi
(transaction). Menurut valkenburg dan
soeters (2001) menunjukkan bahwa
penggunaan internet yang paling umum
adalah belajar, mengerjakan PR, email,
bermain game, situs chat, hobi dan minat.
Secara empiris, teori uses and
gratification tersebut dapat dibuktikan
relevan untuk mengkaji masalah gambaran
perilaku pemanfaatan internet di kalangan
anak-anak. Sebagaimana yang
diungkapkan di dalam tabel 3.5 (Bab III,
halaman 6) dapat diketahui bahwa alasan
responden dalam memanfaatkan teknologi
internet adalah kepentingan informasi.
Option jawaban tersebut termasuk dalam
kepentingan penggunaan internet untuk
informasi (information utility).
Kepentingan ini didorong karena
seseorang ingin memperoleh informasi
atau berita online. Jumlah responden yang
memilih jawaban tersebut ada 37 orang
dengan persentase sebesar 46,8 %.
Dalam penelitian yang dilakukan
oleh valkenburg dan soeters (2001) dalam
Sonia Livingstone, menyebutkan bahwa
sebanyak 73 % sampel menunjukkan
bahwa penggunaan internet terbanyak
untuk belajar atau mengerjakan PR hal ini
termasuk dalam penggunaan internet untuk
kepentingan memperoleh informasi
(information utility).
Responden yang menjawab
menggunakan internet untuk aktifitas
kesenangan sebanyak 29 orang dengan
persentase sebesar 36,7 %. Hal ini
termasuk ke dalam kategori teori uses and
gratification adalah audience memiliki
kebutuhan kompleks yang perlu dipenuhi
melalui penggunaan media, dimana dari
penggunaan media ini diharapkan
responden dapat menghilangkan perasaan
stress atau tegang yang sedang dialami,
maka responden tersebut membutuhkan
sebuah hiburan untuk aktifitas kesenangan
yang responden dapatkan dari sebuah
media yang menyediakan hiburan tersebut.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh
valkenburg dan soeters (2001) dalam
Sonia Livingstone, sebanyak 38 % sampel
memilih untuk bermain game dikarenakan
hiburan dalam mengisi waktu luang dan
menghilangkan kepenatan atau stress dari
aktifitas keseharian. Seseorang yang
mengalami situasi dan kondisi kesepian
atau yang disebabkan karena stress ini
membutuhkan adanya suatu hiburan yang
dapat dicari dalam internet. Misalnya
berbagai macam permainan yang tersedia
di situs-situs yang tersedia di internet.
Setelah itu disusul dengan jawaban
responden yang memilih menggunakan
dan memanfaatkan internet untuk
keperluan email adalah sebanyak 12 orang
dengan persentase sebesar 15,2 %. Pilihan
jawaban dari responden ini mewakili salah
satu aspek dari dimensi-dimensi
kepentingan penggunaan internet yaitu
untuk komunikasi (communication), yang
mana dimensi penggunaan internet ini
biasanya untuk mengirim atau menerima
pesan (email). Menurut penelitian yang
dilakukan oleh valkenburg dan soeters
(2001) dalam Sonia Livingstone, sebanyak
59 % sampel memilih untuk menggunakan
email, karena dengan email seseorang
dapat mengirim email sesuai dengan
keperluannya dan mereka juga bisa
memanfaatkan internet ke situs-situs
jejaring sosial.
Responden yang menjawab
menggunakan internet untuk aktifitas
transaksi hanya 1 orang dengan persentase
sebesar 1,3 %. Pilihan jawaban dari
responden ini mewakili salah satu aspek
dari dimensi-dimensi kepentingan
penggunaan internet yaitu untuk transaksi
(transaction), yang mana dimensi
penggunaan internet ini biasanya untuk
membeli produk secara online, misalnya
buku, kotak pensil, musik, mainan, atau
pakaian.
Lama Waktu Yang Dibutuhkan
Responden Untuk Mengakses Internet
Dalam bab temuan data dapat
diketahui bahwa intensitas responden
berdasarkan lama waktu yang dibutuhkan
untuk berselancar di dunia maya sangatlah
bermacam-macam. Sebagaimana yang
diungkapkan di dalam tabel 3.9 (Bab III,
halaman 13) dapat diketahui bahwa
sebagian besar responden menghabiskan
waktunya berada di depan layar monitor
komputer selama ≥ 1 jam - < 2 jam dengan
jumlah responden sebanyak 19 orang atau
sekitar 24,1 %.
Hal yang sama juga ditemukan di
Kanada terkait dengan intensitas
penggunaan internet, penelitian yang
dilakukan di Negara Kanada yang
diadakan oleh Environics Research Group
(2011) menemukan bahwa waktu yang
digunakan untuk anak-anak yang
mengakses internet di rumah adalah rata-
rata 1-3 jam setiap kali mengakses,
sedangkan bagi anak-anak yang
menggunakan internet di sekolah paling
sedikitnya selama 1 jam.
Kegiatan yang Sering Dilakukan Ketika
Mengakses Internet
Dalam bab temuan data dapat
diketahui bahwa ketika sebagian besar
responden menggunakan internet pastinya
mereka mempunyai bermacam-macam
aktivitas yang bisa membuat mereka betah
duduk berlama-lama di depan komputer.
Dan kegiatan yang dilakukan oleh anak-
anak ketika mengakses dan memanfaatkan
situs-situs di internet sangatlah beragam.
Sebagaimana yang telah disajikan dalam
bab temuan data (Tabel 3.17 Halaman 24),
dimana sebagian besar responden memilih
memanfaatkan situs-situs di internet yaitu
dengan mendownload musik, film, dll.
Jumlah responden yang memilih untuk
mendownload musik, film, dll yaitu
sebanyak 20 orang dengan prosentase
sebanyak 25,3 %.
Menurut Tapscott (2009) perilaku
anak-anak yang suka memanfaatkan situs-
situs di internet dengan cara mendownload
musik, maka anak-anak tersebut masuk ke
dalam kategori customization dimana
anak-anak ini adalah konsumer yang aktif
dan acapkali bisa memperoleh suatu hal
dan menyesuaikannya serta
menjadikannya miliknya. Mereka tumbuh
dengan pengalaman yang relatif sama,
yakni bisa memperoleh apa yang mereka
kehendaki, ketika mereka
menginginkannya dan mereka mengetahui
dimana mencari apa yang diiinginkan,
serta mereka menyesuaikannya dengan
kebutuhan dan keinginan yang sifatnya
personal. Hal ini menunjukkan bahwa
ketika anak-anak mempunyai keinginan
untuk mendengarkan lagu-lagu favorit
mereka, atau ingin menonton film yang
mereka sukai, anak-anak tersebut sudah
mengetahui dimana mereka bisa
mendapatkan lagu-lagu atau film yang
mereka sukai dengan mudah dan praktis
tanpa harus keluar rumah.
Situs-situs yang Sering Dikunjungi
Responden
Dalam bab temuan data dapat
diketahui bahwa alasan yang mendorong
seseorang untuk meengunjungi jenis situs-
situs pun berbeda-beda tergantung
motifnya dan juga kebutuhan yang
mendasar atas informasi yang termuat di
dalam situs-situs tersebut. Sebagaimana
yang telah disajikan dalam bab temuan
data (Tabel 3.19 Halaman 28), dimana
sebanyak 38 orang anak-anak dengan
prosentase 48,1 % sebagian besar dari
mereka lebih menyukai untuk
mengunjungi situs-situs jejaring sosial
(Facebook atau Twitter).
Menurut Tapscott (2009) perilaku
anak-anak yang suka memanfaatkan
jaringan media interaksi sosial, seperti
Yahoo Messenger, Facebook, Twitter,
Google Talk, dan lain-lain. Anak-anak
tersebut termasuk ke dalam kategori
collaboration dimana mereka adalah anak-
anak yang memiliki insting alami untuk
terus berkolaborasi dan berinovasi karena
online interaksinya. Meski ada
kekhawatiran sebagian pihak bahwa
seseorang yang membenamkan diri ke
dalam dunia maya cenderung akan
bersikap soliter dan meninggalkan arti
penting kolaborasi dengan pihak lain,
justru di kalangan anak-anak yang
termasuk ke dalam net generation hal itu
tidak terjadi. Anak-anak ini adalah mereka
yang terus mengembangkan jejaring sosial
(seperti melalui Facebook, Twitter
misalnya) sehingga membuka peluang
berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk
kepentingan-kepentingan tertentu saat ini
dan masa depan.
Situs-situs yang Sering Dikunjungi
Responden
Dalam bab temuan data dapat
diketahui bahwa peneliti menemukan
beberapa jenis situs-situs yang sering
dikunjungi oleh responden anak-anak di
antaranya yaitu: situs-situs tentang minat
dan hobi responden, situs-situs tentang
jejaring sosial, seperti: facebook, twitter,
myspace, dll, situs-situs tentang gambar
kartun atau animasi yang disukai oleh
responden, situs-situs tentang artis atau
model anak-anak favorit responden, dan
yang terakhir situs-situs tentang game
online favorit responden. Sebagaimana
yang telah disajikan dalam bab temuan
data (Tabel 3.23 Halaman 35), dimana
sebanyak 44 orang responden dengan
prosentase sebesar 55,7 % lebih menyukai
mengunjungi situs-situs tentang jejaring
sosial, seperti: facebook, twitter, myspace,
dll.
Menurut Tapscott (2009) perilaku anak-
anak yang lebih menyukai mengunjungi
situs-situs tentang jejaring sosial termasuk
ke dalam kategori Collaboration
merupakan karakteristik yang memberi
pemahaman bahwa anak-anak umumnya
memiliki insting alami untuk terus
berkolaborasi dan berinovasi karena online
interaksinya.
Penutup
Berdasarkan hasil temuan
penelitian tentang perilaku pemanfaatan
internet untuk kepentingan hiburan dan
akademik di kalangan anak-anak dapat
disimpulkan antara lain yaitu:
1. Penggunaan internet di kalangan anak-
anak internet merupakan sebuah
kepentingan yang sangat dibutuhkan
oleh mereka. Dalam sebuah
kepentingan baik kepentingan berupa
hiburan maupun kepentingan berupa
akademik dalam menggunakan internet
dan penggunaannya yang sangat luas
sesuai dengan kebutuhan anak-anak
dan berhubungan dengan hal-hal yang
positif, seperti dalam penggunaan
internet yang berhubungan dengan
akademik anak-anak dapat mencari
artikel-artikel tentang tugas-tugas
sekolah mereka dan juga mencari situs-
situs yang berhubungan dengan fun
atau leisure. Berdasarkan analisa data
pada halaman 8 menjelaskan bahwa
menurut teori diungkapkan oleh (Pace,
2006) mengenai teori struktural klasik
yang menjelaskan bahwa pola-pola
interaksi sosial yang terjadi dalam
sebuah kelompok sosial dikarenakan
terbentuk kesamaan kepentingan yang
saling berhubungan dan melakukan
interaksi sosial dalam memenuhi
kebutuhan informasinya. Maka dapat
diambil kesimpulan bahwa ketika
anak-anak memutuskan untuk
mengenal internet dan bergabung
dengan situs-situs jejaring sosial atau
untuk kepentingan pencarian sebuah
informasi, anak-anak pasti memiliki
keinginan yang sama dengan teman-
teman sepermainan mereka.
2. Penggunaan internet oleh anak-anak
mereka lebih menyukai untuk
membuka situs-situs atau alamat
website yang berhubungan dengan
kepentingan fun atau leisure, mereka
tidak mengutamakan kepentingan yang
berhubungan dengan kegiatan
akademik mereka di sekolah.
Berdasarkan analisa data pada halaman
19 dapat diketahui bahwa ketika anak-
anak menggunakan internet, mereka
lebih memilih untuk membuka situs-
situs yang berhubungan dengan musik,
film dan lain sebagainya. Hal ini sesuai
dengan teori uses and gratification,
dimana kegiatan mendownload musik,
film, dan lain sebagainya adalah
merupakan kebutuhan pelarian
(Escapist needs) yaitu kebutuhan yang
berhubungan dengan keinginan untuk
melarikan diri dari kondisi tegang,
emosi, kesepian, dan kurangnya
dukungan sosial maka membutuhkan
hiburan sebagai solusinya. Selain
aktivitas mendownload musik, film,
dan lain sebagainya anak-anak juga
memanfaatkan situs-situs jejaring
sosial dan kepentingan untuk
berpartisipasi dengan situs-situs
jejaring sosial adalah untuk menambah
teman. Berdasarkan analisa data pada
halaman 22, hal ini sesuai dengan teori
uses and gratification, dimana terdapat
beberapa alasan pemenuhan pada
seseorang yang ingin dipenuhi dalam
menggunakan media, salah satunya
adalah karena kebutuhan integrasi
sosial (The need for social integration)
yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan
penambahan kontak keluarga, teman
dan dunia luar. Hal-hal ini didasarkan
pada hasrat untuk berafiliasi.
3. Berdasarkan analisa data pada halaman
29 dapat diketahui bahwa selain
memanfaatkan internet untuk
kepentingan hiburan, anak-anak juga
memanfaatkan internet untuk
kepentingan akademik, dimana untuk
memenuhi keperluan sekolahnya dan
mencari tugas sekolah anak-anak
mencari informasi melalui internet dan
bentuk informasi yang paling sering di
cari adalah sumber informasi yang
berupa Email. Hal ini sesuai dengan
teori uses and gratification, dimana hal
tersebut termasuk kedalam salah satu
kelompok kepentingan pemanfaatan
internet yaitu kepentingan informasi
(information utility) dimana aktivitas
internet untuk mencari informasi
tentang informasi sekolah, buku,
berita, dan lain sebagainya. Manfaat
yang lain yang diperoleh anak-anak
dalam memanfaatkan dan mengakses
informasi di internet pada analisa data
halaman 30 yaitu untuk mendapatkan
manfaat berupa sebuah informasi yang
paling up to date, hal ini juga membuat
anak-anak lebih menyukai informasi
yang tersaji melalui internet daripada
melalui media cetak atau televisi.
Dimana menurut Tapscott (2009)
dimana Internet dapat memberikan
anak-anak banyak kesempatan untuk
menyenangkan diri mereka secara
online. Web merupakan perangkat
pilihan yang menyenangkan dimana
anak-anak dapat mengikuti headline
suatu berita secara online, Google, cek
e-mail, dan ber-IM dengan teman-
teman sebayanya dari berbagai belahan
dunia. Dengan didukung perangkat
teknologi informasi yang memadai dan
akses pada jaringan internet yang
nyaris tak terbatas, maka di kalangan
anak-anak yang sudah melek internet,
mereka dapat dengan mudah bisa
memperoleh hiburan dan berita-berita
yang paling up to date hanya dalam
hitungan detik.
Daftar Pustaka
Aisbett K. 2001. The Internet at Home-A Report on Internet Use in the Home [Electronic
Version], 1-85. diakses pada tanggal 10 Oktober 2011. tersedia pada
http://www.aba.gov.au/newspubs/documents/InternetStHome.pdf
Anne, Lesley Ey. and Glenn, C. Cupit., 2011. Exploring young children's understanding of
risks associated with Internet usage and their concepts of management strategies.
Journal of Early Childhood Research. diakses pada tanggal 10 Oktober 2011. tersedia
pada http://ecr.sagepub.com/content/9/1/53
Australian Bureau of Statistics. 2003. Children’s Participation in Cultural and Leisure
Activities, Australia. Canberra: Australian Bureau of Statistics. diakses pada tanggal
10 Oktober 2011.
Australian Bureau of Statistics (2006) Children’s Participation in Cultural and Leisure
Activities, Australia (Report No. 4901.0). Canberra: Australian Bureau of Statistics.,
diakses pada tanggal 10 Oktober 2011.
Buente, Wayne dan Alice Robbin. 2008. “Trends in Internet Information Behavior: 2000-
2004”. Journal of the American Society for Information Scienc.,, diakses pada tanggal
9 November 2011., tersedia pada http://eprints.rclis.org/13679/1/RobbinTrends-
2008Jun2-EntirePaper.pdf
Bungin, Burhan. 2004. Metodologi Penelitian Kuantitatif : Komunikasi, Ekonomi, dan
Kebijakan Publik Serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya. Surabaya: Kencana Prenada Media
Group
Cobine, G.R., 1997. Studying With the Computer. ERIC Digest. diakses pada tanggal 05-12-
2011. Tersedia pada http://www. Ericfacility.net/ericdigests/ed450069.htm
Corporation for Public Broadcasting. 2002. Connected to the Future: A Report on Children’s
Internet Use. Washington, DC: CPB. Tersedia pada
http://www.cpb.org/stations/reports/connected/
Effendi, Onong Uchjana. 2000. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Citra Aditya Bakti,
Bandung
Febrian, Jack., 2005. Panduan Penggunaan Internet. Jakarta: Gramedia.
Fuchs T and Wößmann L. 2005. Computers and student learning: Bivariate and multivariate
evidence on the availability and use of computers at home and school. Brussels
Economic Review 47: 359–385.
Gunarsa, Singgih D. 2010. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta: Gunung
Mulia.
Green, Lelia. 2002. Communication, Technology and Society. London: SAGE Publications
Ltd 6 Bonhill Street.
Herwibowo, Yudhi dan Toni Hendroyono. 2004. Internet For Kids: Panduan Mengajarkan
Internet Pada Anak. Yogyakarta: Andi.
Horrigan, John B. 2002. New Internet Users: What They Do Online, What They Don’t, and
Implications for the ‘Net’s Future, diakses tanggal 05 Desember 2011, tersedia pada
http://www.pewinternet.org/pdfs/New_User_Report.pdf
Johnson, Genevieve Marie. 2010. Young children's Internet use at home and school: Patterns
and profiles. Journal of Early Childhood Research 2010 8: 282. diakses pada tanggal
10 November 2011, tersedia pada
http://ecr.sagepub.com/content/8/3/282.full.pdf+html
Johnson, Genevieve Marie. 2007a. Functional Internet literacy: Required cognitive skills
with implications for instruction. E-Learning 4: 433–441.
Liu, Ziming. 2008. Paper to Digital – Documents in the Information Age. London: Libraries
Unlimited.
Maguire, Mary F. (2001), “Gender, Information Technology, and Developing Countries: An
AED Study that Explores Obstacles and Opportunities for Women Related to IT”,
Academy for Educational Development.
Morissan, dkk. 2010. Teori Komunikasi Massa. Bogor: Ghalia Indonesia.
Nasution, Rozaini. 2003. Teknik Sampling. [Online], diakses pada tanggal 9 Mei 2012.
Tersedia di http://library.usu.ac.id/download/fkm/fkm-rozaini.pdf
Pendit, Putu Laxman. 2003. Penelitian Ilmu Perpustakaan dan Informasi: Suatu Pengantar
Diskusi Epistemologi dan Metodologi. Jakarta: JIP-FSUI.
Ridings, Catherine M. & Gefen, David. 2004. Virtual Community Attraction: Why People
Hang Out Online. Artikel 4. Lehigh University & Drexel University.
Santrock, John W. 2007. Perkembangan Anak. Edisi Kesebelas. Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Surya, Yuyun W.I. 2002. Pola Konsumsi dan Pengaruh Internet sebagai Media Komunikasi
Interaktif pada Remaja (Studi Analisis Persepsi pada Remaja di Kotamadya
Surabaya). Lembaga Penelitian Universitas Airlangga, Surabaya.
Susan C. Herring (ed.). 1996. Computer-Mediated Communication: Linguistic, Social and
Cross-Cultural Perspectives, J. Benjamins, Amsterdam.
Suyanto, Bagong dan Sutinah. 2007. Metode Penelitian Sosial: Berbagi Alternatif
Pendekatan. Jakarta: Kencana Prenada Media.
Tapscott, Don. 2009. Grown Up Digital. How The Net Generation is Changing Your World.
United States: Mc Graw Hill.
Whitty, Monica T. 2007. Online Recreation: The Relationship Between Loneliness, Internet
Self-Efficacy and The Use Of The Internet For Entertainment Purpose. Computer in
Human Behaviour. Vol.23, pp: 1435-1436
______ APJII Jatim. 2012. [Online], diakses pada tanggal 22 Juli 2012. Tersedia di
http://tugupahlawan.com/5112/event-apjii-jatim-lesatkan-potensi-dengan-internet-
sehat/
______ Age-based guidelines for kids' Internet use. 2012. [Online], diakses pada tanggal 4
Mei 2012. Tersedia di http://www.microsoft.com/security/family-safety/childsafety-
age.aspx
______ Asosiasi Jasa Penyelenggara Internet Indonesia. 2011. [Online], diakses pada tanggal
14 Oktober 2011. Tersedia di www.apjii.or.id
______ Brief History of the Internet. 2011. [Online], diakses pada tanggal 19 Agustus 2011.
Tersedia di www.isoc.org/internet/history/brief.shtml
______ Internet World Stats Usage and Population Statistics. 2011. [Online], diakses pada
tanggal 19 Agustus 2011. Tersedia di http://www.internetworldstats.com/stats3.htm
______ Indonesia Internet usage, broadband and telecommunications reports. 2011. [Online],
diakses pada tanggal 20 Agustus 2011. Tersedia di
http://www.internetworldstats.com/asia/id.htm
______ Internet dan Pendidikan. 2012. [Online], diakses pada tanggal 9 Mei 2012. Tersedia
di http://e-pendidikan.com/inter.html
______ Kecanduan internet bikin anak agresif. 2011. [Online], diakses pada tanggal 12 Juni
2011. Tersedia di http://kosmo.vivanews.com/news/read/34873-
kecanduan_internet_bikin_anak_agresif
______ Pendidikan. 2012. [Online], diakses pada tanggal 3 Mei 2012. Tersedia di
http://www.surabaya.go.id/infokota/index.php?id=4
______ Sejarah Internet. 2012. [Online], diakses pada tanggal 9 Mei 2012. Tersedia di
http://id.wikibooks.org/wiki/Sejarah_Internet_Indonesia/Jaringan_Pendidikan_AI3_In
donesia
______ Yahoo! TNS Net Index 2012: Pertumbuhan Pengguna Internet di Indonesia Didorong
oleh Jumlah Perangkat Mobile. [Online], diakses tanggan 20 Juli 2012. Tersedia di
http://www.jagatreview.com/2012/06/yahoo-tns-net-index-2012-pertumbuhan-
pengguna-internet-di-indonesia-didorong-oleh-jumlah-perangkat-mobile/

More Related Content

What's hot

Medpen tahap 1
Medpen tahap 1Medpen tahap 1
Medpen tahap 1bankir212
 
Laporan Tahap 1 Metpen
Laporan Tahap 1 MetpenLaporan Tahap 1 Metpen
Laporan Tahap 1 MetpenAldi Putra
 
(tugasan kumpulan) Artikel persepsi pelajar terhadap pembelajaran atas talian
(tugasan kumpulan) Artikel persepsi pelajar terhadap pembelajaran atas talian(tugasan kumpulan) Artikel persepsi pelajar terhadap pembelajaran atas talian
(tugasan kumpulan) Artikel persepsi pelajar terhadap pembelajaran atas talianAidaNabila7
 
Persepsi pelajar terhadap pembelajaran atas talian
Persepsi pelajar terhadap pembelajaran atas talianPersepsi pelajar terhadap pembelajaran atas talian
Persepsi pelajar terhadap pembelajaran atas talianAidaNabila7
 
E-Literasi di Indonesia
E-Literasi di IndonesiaE-Literasi di Indonesia
E-Literasi di IndonesiaLPSR
 
HUBUNGAN POLA PENGGUNAAN SITUS JEJARING SOSIAL FACEBOOK DENGAN KERENTANAN VIK...
HUBUNGAN POLA PENGGUNAAN SITUS JEJARING SOSIAL FACEBOOK DENGAN KERENTANAN VIK...HUBUNGAN POLA PENGGUNAAN SITUS JEJARING SOSIAL FACEBOOK DENGAN KERENTANAN VIK...
HUBUNGAN POLA PENGGUNAAN SITUS JEJARING SOSIAL FACEBOOK DENGAN KERENTANAN VIK...Evry Purrba
 
KESAN POSITIF DAN NEGATIF PENGGUNAAN INTERNET DALAM KALANGAN PELAJAR
KESAN POSITIF DAN NEGATIF PENGGUNAAN INTERNET DALAM KALANGAN PELAJARKESAN POSITIF DAN NEGATIF PENGGUNAAN INTERNET DALAM KALANGAN PELAJAR
KESAN POSITIF DAN NEGATIF PENGGUNAAN INTERNET DALAM KALANGAN PELAJARNaveen Segaran
 
Laporan diskusi teknologi dan informasi
Laporan diskusi teknologi dan informasiLaporan diskusi teknologi dan informasi
Laporan diskusi teknologi dan informasiadithpwg
 
KPT6044 Kajian Tinjauan_pdf
KPT6044 Kajian Tinjauan_pdfKPT6044 Kajian Tinjauan_pdf
KPT6044 Kajian Tinjauan_pdfngochooihong
 
06_219Potensi Jejaring Sosial sebagai Media Belajar Mahasiswa Kedoketeran
06_219Potensi Jejaring Sosial sebagai Media Belajar Mahasiswa Kedoketeran06_219Potensi Jejaring Sosial sebagai Media Belajar Mahasiswa Kedoketeran
06_219Potensi Jejaring Sosial sebagai Media Belajar Mahasiswa Kedoketeranadi mursalin
 
Nanik kharisma andari (j1 f111230)
Nanik kharisma andari (j1 f111230)Nanik kharisma andari (j1 f111230)
Nanik kharisma andari (j1 f111230)-
 

What's hot (17)

Medpen tahap 1
Medpen tahap 1Medpen tahap 1
Medpen tahap 1
 
Laporan Tahap 1 Metpen
Laporan Tahap 1 MetpenLaporan Tahap 1 Metpen
Laporan Tahap 1 Metpen
 
(tugasan kumpulan) Artikel persepsi pelajar terhadap pembelajaran atas talian
(tugasan kumpulan) Artikel persepsi pelajar terhadap pembelajaran atas talian(tugasan kumpulan) Artikel persepsi pelajar terhadap pembelajaran atas talian
(tugasan kumpulan) Artikel persepsi pelajar terhadap pembelajaran atas talian
 
Persepsi pelajar terhadap pembelajaran atas talian
Persepsi pelajar terhadap pembelajaran atas talianPersepsi pelajar terhadap pembelajaran atas talian
Persepsi pelajar terhadap pembelajaran atas talian
 
E-Literasi di Indonesia
E-Literasi di IndonesiaE-Literasi di Indonesia
E-Literasi di Indonesia
 
Print
 Print Print
Print
 
Media sosial
Media sosialMedia sosial
Media sosial
 
media pembelajaran
media pembelajaranmedia pembelajaran
media pembelajaran
 
HUBUNGAN POLA PENGGUNAAN SITUS JEJARING SOSIAL FACEBOOK DENGAN KERENTANAN VIK...
HUBUNGAN POLA PENGGUNAAN SITUS JEJARING SOSIAL FACEBOOK DENGAN KERENTANAN VIK...HUBUNGAN POLA PENGGUNAAN SITUS JEJARING SOSIAL FACEBOOK DENGAN KERENTANAN VIK...
HUBUNGAN POLA PENGGUNAAN SITUS JEJARING SOSIAL FACEBOOK DENGAN KERENTANAN VIK...
 
Kajian tinjauan
Kajian tinjauanKajian tinjauan
Kajian tinjauan
 
KESAN POSITIF DAN NEGATIF PENGGUNAAN INTERNET DALAM KALANGAN PELAJAR
KESAN POSITIF DAN NEGATIF PENGGUNAAN INTERNET DALAM KALANGAN PELAJARKESAN POSITIF DAN NEGATIF PENGGUNAAN INTERNET DALAM KALANGAN PELAJAR
KESAN POSITIF DAN NEGATIF PENGGUNAAN INTERNET DALAM KALANGAN PELAJAR
 
Laporan diskusi teknologi dan informasi
Laporan diskusi teknologi dan informasiLaporan diskusi teknologi dan informasi
Laporan diskusi teknologi dan informasi
 
181 1329-4-pb
181 1329-4-pb181 1329-4-pb
181 1329-4-pb
 
KPT6044 Kajian Tinjauan_pdf
KPT6044 Kajian Tinjauan_pdfKPT6044 Kajian Tinjauan_pdf
KPT6044 Kajian Tinjauan_pdf
 
06_219Potensi Jejaring Sosial sebagai Media Belajar Mahasiswa Kedoketeran
06_219Potensi Jejaring Sosial sebagai Media Belajar Mahasiswa Kedoketeran06_219Potensi Jejaring Sosial sebagai Media Belajar Mahasiswa Kedoketeran
06_219Potensi Jejaring Sosial sebagai Media Belajar Mahasiswa Kedoketeran
 
Nanik kharisma andari (j1 f111230)
Nanik kharisma andari (j1 f111230)Nanik kharisma andari (j1 f111230)
Nanik kharisma andari (j1 f111230)
 
Ti internet
Ti internetTi internet
Ti internet
 

Similar to PERILAKU INTERNET

Medpen tahap 1
Medpen tahap 1Medpen tahap 1
Medpen tahap 1bankir212
 
Kajian tinjauan web
Kajian tinjauan webKajian tinjauan web
Kajian tinjauan webhelidzia
 
Meningkatkan mutu pendidikan
Meningkatkan mutu pendidikanMeningkatkan mutu pendidikan
Meningkatkan mutu pendidikanilah2012
 
Nanik kharisma andari (j1 f111230)
Nanik kharisma andari (j1 f111230)Nanik kharisma andari (j1 f111230)
Nanik kharisma andari (j1 f111230)-
 
DAMPAK KEMAJUAN TEKNOLOGI INFORMASI (Pendhuluan, Apersepsi) (minggu 4).pptx
DAMPAK KEMAJUAN TEKNOLOGI INFORMASI (Pendhuluan, Apersepsi) (minggu 4).pptxDAMPAK KEMAJUAN TEKNOLOGI INFORMASI (Pendhuluan, Apersepsi) (minggu 4).pptx
DAMPAK KEMAJUAN TEKNOLOGI INFORMASI (Pendhuluan, Apersepsi) (minggu 4).pptxlastri9
 
Pengaruh internet terhadap pendidikan
Pengaruh internet terhadap pendidikanPengaruh internet terhadap pendidikan
Pengaruh internet terhadap pendidikanWarnet Raha
 
Nanik kharisma andari (j1 f111230)
Nanik kharisma andari (j1 f111230)Nanik kharisma andari (j1 f111230)
Nanik kharisma andari (j1 f111230)-
 
Perkembangan jaringan telekomunikasi di Indonesia
Perkembangan jaringan telekomunikasi di IndonesiaPerkembangan jaringan telekomunikasi di Indonesia
Perkembangan jaringan telekomunikasi di IndonesiaLutfiyand
 
Template proposalpenelitian kelompok riset final ok print (1)
Template proposalpenelitian kelompok riset final ok print (1)Template proposalpenelitian kelompok riset final ok print (1)
Template proposalpenelitian kelompok riset final ok print (1)LuhMaharaniMerta1
 
Netizen Indonesia Kini (Januari - Maret 2016)
Netizen Indonesia Kini (Januari - Maret 2016) Netizen Indonesia Kini (Januari - Maret 2016)
Netizen Indonesia Kini (Januari - Maret 2016) ICT Watch
 
Laporan akhir pemanfaatan internet sebagai sarana belajar dan mengajar
Laporan akhir pemanfaatan internet sebagai sarana belajar dan mengajarLaporan akhir pemanfaatan internet sebagai sarana belajar dan mengajar
Laporan akhir pemanfaatan internet sebagai sarana belajar dan mengajarSalisa Setiawati
 
Laporan akhir pemanfaatan internet sebagai sarana belajar dan mengajar
Laporan akhir pemanfaatan internet sebagai sarana belajar dan mengajarLaporan akhir pemanfaatan internet sebagai sarana belajar dan mengajar
Laporan akhir pemanfaatan internet sebagai sarana belajar dan mengajarfathad
 
MAKALAH TEK.INTERNET DAN NEW MEDIA
MAKALAH TEK.INTERNET DAN NEW MEDIAMAKALAH TEK.INTERNET DAN NEW MEDIA
MAKALAH TEK.INTERNET DAN NEW MEDIACharles Setiadi
 

Similar to PERILAKU INTERNET (20)

Medpen tahap 1
Medpen tahap 1Medpen tahap 1
Medpen tahap 1
 
Kajian tinjauan web
Kajian tinjauan webKajian tinjauan web
Kajian tinjauan web
 
Meningkatkan mutu pendidikan
Meningkatkan mutu pendidikanMeningkatkan mutu pendidikan
Meningkatkan mutu pendidikan
 
Nanik kharisma andari (j1 f111230)
Nanik kharisma andari (j1 f111230)Nanik kharisma andari (j1 f111230)
Nanik kharisma andari (j1 f111230)
 
DAMPAK KEMAJUAN TEKNOLOGI INFORMASI (Pendhuluan, Apersepsi) (minggu 4).pptx
DAMPAK KEMAJUAN TEKNOLOGI INFORMASI (Pendhuluan, Apersepsi) (minggu 4).pptxDAMPAK KEMAJUAN TEKNOLOGI INFORMASI (Pendhuluan, Apersepsi) (minggu 4).pptx
DAMPAK KEMAJUAN TEKNOLOGI INFORMASI (Pendhuluan, Apersepsi) (minggu 4).pptx
 
Pengaruh internet terhadap pendidikan
Pengaruh internet terhadap pendidikanPengaruh internet terhadap pendidikan
Pengaruh internet terhadap pendidikan
 
Nanik kharisma andari (j1 f111230)
Nanik kharisma andari (j1 f111230)Nanik kharisma andari (j1 f111230)
Nanik kharisma andari (j1 f111230)
 
Bahasa penelitian
Bahasa penelitianBahasa penelitian
Bahasa penelitian
 
Bab i1
Bab i1Bab i1
Bab i1
 
Bab i1
Bab i1Bab i1
Bab i1
 
Bab i1
Bab i1Bab i1
Bab i1
 
Bab i1
Bab i1Bab i1
Bab i1
 
Bab i1
Bab i1Bab i1
Bab i1
 
Bab i1
Bab i1Bab i1
Bab i1
 
Perkembangan jaringan telekomunikasi di Indonesia
Perkembangan jaringan telekomunikasi di IndonesiaPerkembangan jaringan telekomunikasi di Indonesia
Perkembangan jaringan telekomunikasi di Indonesia
 
Template proposalpenelitian kelompok riset final ok print (1)
Template proposalpenelitian kelompok riset final ok print (1)Template proposalpenelitian kelompok riset final ok print (1)
Template proposalpenelitian kelompok riset final ok print (1)
 
Netizen Indonesia Kini (Januari - Maret 2016)
Netizen Indonesia Kini (Januari - Maret 2016) Netizen Indonesia Kini (Januari - Maret 2016)
Netizen Indonesia Kini (Januari - Maret 2016)
 
Laporan akhir pemanfaatan internet sebagai sarana belajar dan mengajar
Laporan akhir pemanfaatan internet sebagai sarana belajar dan mengajarLaporan akhir pemanfaatan internet sebagai sarana belajar dan mengajar
Laporan akhir pemanfaatan internet sebagai sarana belajar dan mengajar
 
Laporan akhir pemanfaatan internet sebagai sarana belajar dan mengajar
Laporan akhir pemanfaatan internet sebagai sarana belajar dan mengajarLaporan akhir pemanfaatan internet sebagai sarana belajar dan mengajar
Laporan akhir pemanfaatan internet sebagai sarana belajar dan mengajar
 
MAKALAH TEK.INTERNET DAN NEW MEDIA
MAKALAH TEK.INTERNET DAN NEW MEDIAMAKALAH TEK.INTERNET DAN NEW MEDIA
MAKALAH TEK.INTERNET DAN NEW MEDIA
 

Recently uploaded

Presentasi Root Cause Diagram bandung ppt
Presentasi Root Cause Diagram bandung pptPresentasi Root Cause Diagram bandung ppt
Presentasi Root Cause Diagram bandung pptAkuatSupriyanto1
 
Cimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar Judi
Cimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar JudiCimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar Judi
Cimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar JudiHaseebBashir5
 
CONTOH RUK PPI TAHUNAN PUSKESMAS 00.docx
CONTOH RUK PPI TAHUNAN PUSKESMAS 00.docxCONTOH RUK PPI TAHUNAN PUSKESMAS 00.docx
CONTOH RUK PPI TAHUNAN PUSKESMAS 00.docxKartikaFebrianti1
 
Teknik Proyeksi Bisnis (Peramalan Bisnis)
Teknik Proyeksi Bisnis (Peramalan Bisnis)Teknik Proyeksi Bisnis (Peramalan Bisnis)
Teknik Proyeksi Bisnis (Peramalan Bisnis)DenniPratama2
 
KELOMPOK 7_ANALISIS INVESTASI PUBLIK.pdf
KELOMPOK 7_ANALISIS INVESTASI PUBLIK.pdfKELOMPOK 7_ANALISIS INVESTASI PUBLIK.pdf
KELOMPOK 7_ANALISIS INVESTASI PUBLIK.pdfPritaRatuliu
 
"Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak"
"Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak""Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak"
"Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak"HaseebBashir5
 
saw method aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
saw method aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaasaw method aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
saw method aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaNovaRuwanti
 
PROGRAM WALI KELAS TAHUN PELAJARAN 2023 2024
PROGRAM WALI KELAS TAHUN PELAJARAN 2023 2024PROGRAM WALI KELAS TAHUN PELAJARAN 2023 2024
PROGRAM WALI KELAS TAHUN PELAJARAN 2023 2024DarmiePootwo
 
Togel Online: Panduan Lengkap tentang Dkitoto, Dkitogel, dan Situs Togel
Togel Online: Panduan Lengkap tentang Dkitoto, Dkitogel, dan Situs TogelTogel Online: Panduan Lengkap tentang Dkitoto, Dkitogel, dan Situs Togel
Togel Online: Panduan Lengkap tentang Dkitoto, Dkitogel, dan Situs TogelHaseebBashir5
 
[BEST PRICE] Senapan Angin Dengan Teleskopik Kalimantan Barat
[BEST PRICE] Senapan Angin Dengan Teleskopik Kalimantan Barat[BEST PRICE] Senapan Angin Dengan Teleskopik Kalimantan Barat
[BEST PRICE] Senapan Angin Dengan Teleskopik Kalimantan Baratsenapananginterbaik2
 
Unikbet: Situs Slot Pragmatic Bank Seabank Terpercaya
Unikbet: Situs Slot Pragmatic Bank Seabank TerpercayaUnikbet: Situs Slot Pragmatic Bank Seabank Terpercaya
Unikbet: Situs Slot Pragmatic Bank Seabank Terpercayaunikbetslotbankmaybank
 
005 ppt elastisitas-permintaan-dan-penawaran.ppt
005 ppt elastisitas-permintaan-dan-penawaran.ppt005 ppt elastisitas-permintaan-dan-penawaran.ppt
005 ppt elastisitas-permintaan-dan-penawaran.pptIjlalMaulana1
 
RISK BASED INTERNAL AUDIT - AUDITING .pptx
RISK BASED INTERNAL AUDIT - AUDITING .pptxRISK BASED INTERNAL AUDIT - AUDITING .pptx
RISK BASED INTERNAL AUDIT - AUDITING .pptxerlyndakasim2
 
WA/TELP : 0822-3006-6162, Toko Box Delivery Sayur, Toko Box Delivery Donat, T...
WA/TELP : 0822-3006-6162, Toko Box Delivery Sayur, Toko Box Delivery Donat, T...WA/TELP : 0822-3006-6162, Toko Box Delivery Sayur, Toko Box Delivery Donat, T...
WA/TELP : 0822-3006-6162, Toko Box Delivery Sayur, Toko Box Delivery Donat, T...gamal imron khoirudin
 
MANAJEMEN-ASET SEKTOR PUBLIK1111111-.ppt
MANAJEMEN-ASET SEKTOR PUBLIK1111111-.pptMANAJEMEN-ASET SEKTOR PUBLIK1111111-.ppt
MANAJEMEN-ASET SEKTOR PUBLIK1111111-.pptnugrohoaditya12334
 
Contoh contoh soal dan jawaban persediaan barang
Contoh contoh soal dan jawaban persediaan barangContoh contoh soal dan jawaban persediaan barang
Contoh contoh soal dan jawaban persediaan barangRadhialKautsar
 
1.-Ruang-Lingkup-Studi-Kelayakan-Bisnis-2.pptx
1.-Ruang-Lingkup-Studi-Kelayakan-Bisnis-2.pptx1.-Ruang-Lingkup-Studi-Kelayakan-Bisnis-2.pptx
1.-Ruang-Lingkup-Studi-Kelayakan-Bisnis-2.pptxAndiAzhar9
 
10. (C) MERGER DAN AKUISISI Presentation.pptx
10. (C) MERGER DAN AKUISISI Presentation.pptx10. (C) MERGER DAN AKUISISI Presentation.pptx
10. (C) MERGER DAN AKUISISI Presentation.pptxerlyndakasim2
 
PPT DENIES SUSANTO AHLI MADYA BANGUNAN PERAWATAN GEDUNG 1.pptx
PPT  DENIES SUSANTO AHLI MADYA BANGUNAN PERAWATAN GEDUNG 1.pptxPPT  DENIES SUSANTO AHLI MADYA BANGUNAN PERAWATAN GEDUNG 1.pptx
PPT DENIES SUSANTO AHLI MADYA BANGUNAN PERAWATAN GEDUNG 1.pptxvickrygaluh59
 
Judul: Memahami Jabrix4D: Situs Togel dan Slot Online Terpercaya di Indonesia
Judul: Memahami Jabrix4D: Situs Togel dan Slot Online Terpercaya di IndonesiaJudul: Memahami Jabrix4D: Situs Togel dan Slot Online Terpercaya di Indonesia
Judul: Memahami Jabrix4D: Situs Togel dan Slot Online Terpercaya di IndonesiaHaseebBashir5
 

Recently uploaded (20)

Presentasi Root Cause Diagram bandung ppt
Presentasi Root Cause Diagram bandung pptPresentasi Root Cause Diagram bandung ppt
Presentasi Root Cause Diagram bandung ppt
 
Cimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar Judi
Cimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar JudiCimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar Judi
Cimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar Judi
 
CONTOH RUK PPI TAHUNAN PUSKESMAS 00.docx
CONTOH RUK PPI TAHUNAN PUSKESMAS 00.docxCONTOH RUK PPI TAHUNAN PUSKESMAS 00.docx
CONTOH RUK PPI TAHUNAN PUSKESMAS 00.docx
 
Teknik Proyeksi Bisnis (Peramalan Bisnis)
Teknik Proyeksi Bisnis (Peramalan Bisnis)Teknik Proyeksi Bisnis (Peramalan Bisnis)
Teknik Proyeksi Bisnis (Peramalan Bisnis)
 
KELOMPOK 7_ANALISIS INVESTASI PUBLIK.pdf
KELOMPOK 7_ANALISIS INVESTASI PUBLIK.pdfKELOMPOK 7_ANALISIS INVESTASI PUBLIK.pdf
KELOMPOK 7_ANALISIS INVESTASI PUBLIK.pdf
 
"Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak"
"Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak""Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak"
"Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak"
 
saw method aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
saw method aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaasaw method aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
saw method aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
PROGRAM WALI KELAS TAHUN PELAJARAN 2023 2024
PROGRAM WALI KELAS TAHUN PELAJARAN 2023 2024PROGRAM WALI KELAS TAHUN PELAJARAN 2023 2024
PROGRAM WALI KELAS TAHUN PELAJARAN 2023 2024
 
Togel Online: Panduan Lengkap tentang Dkitoto, Dkitogel, dan Situs Togel
Togel Online: Panduan Lengkap tentang Dkitoto, Dkitogel, dan Situs TogelTogel Online: Panduan Lengkap tentang Dkitoto, Dkitogel, dan Situs Togel
Togel Online: Panduan Lengkap tentang Dkitoto, Dkitogel, dan Situs Togel
 
[BEST PRICE] Senapan Angin Dengan Teleskopik Kalimantan Barat
[BEST PRICE] Senapan Angin Dengan Teleskopik Kalimantan Barat[BEST PRICE] Senapan Angin Dengan Teleskopik Kalimantan Barat
[BEST PRICE] Senapan Angin Dengan Teleskopik Kalimantan Barat
 
Unikbet: Situs Slot Pragmatic Bank Seabank Terpercaya
Unikbet: Situs Slot Pragmatic Bank Seabank TerpercayaUnikbet: Situs Slot Pragmatic Bank Seabank Terpercaya
Unikbet: Situs Slot Pragmatic Bank Seabank Terpercaya
 
005 ppt elastisitas-permintaan-dan-penawaran.ppt
005 ppt elastisitas-permintaan-dan-penawaran.ppt005 ppt elastisitas-permintaan-dan-penawaran.ppt
005 ppt elastisitas-permintaan-dan-penawaran.ppt
 
RISK BASED INTERNAL AUDIT - AUDITING .pptx
RISK BASED INTERNAL AUDIT - AUDITING .pptxRISK BASED INTERNAL AUDIT - AUDITING .pptx
RISK BASED INTERNAL AUDIT - AUDITING .pptx
 
WA/TELP : 0822-3006-6162, Toko Box Delivery Sayur, Toko Box Delivery Donat, T...
WA/TELP : 0822-3006-6162, Toko Box Delivery Sayur, Toko Box Delivery Donat, T...WA/TELP : 0822-3006-6162, Toko Box Delivery Sayur, Toko Box Delivery Donat, T...
WA/TELP : 0822-3006-6162, Toko Box Delivery Sayur, Toko Box Delivery Donat, T...
 
MANAJEMEN-ASET SEKTOR PUBLIK1111111-.ppt
MANAJEMEN-ASET SEKTOR PUBLIK1111111-.pptMANAJEMEN-ASET SEKTOR PUBLIK1111111-.ppt
MANAJEMEN-ASET SEKTOR PUBLIK1111111-.ppt
 
Contoh contoh soal dan jawaban persediaan barang
Contoh contoh soal dan jawaban persediaan barangContoh contoh soal dan jawaban persediaan barang
Contoh contoh soal dan jawaban persediaan barang
 
1.-Ruang-Lingkup-Studi-Kelayakan-Bisnis-2.pptx
1.-Ruang-Lingkup-Studi-Kelayakan-Bisnis-2.pptx1.-Ruang-Lingkup-Studi-Kelayakan-Bisnis-2.pptx
1.-Ruang-Lingkup-Studi-Kelayakan-Bisnis-2.pptx
 
10. (C) MERGER DAN AKUISISI Presentation.pptx
10. (C) MERGER DAN AKUISISI Presentation.pptx10. (C) MERGER DAN AKUISISI Presentation.pptx
10. (C) MERGER DAN AKUISISI Presentation.pptx
 
PPT DENIES SUSANTO AHLI MADYA BANGUNAN PERAWATAN GEDUNG 1.pptx
PPT  DENIES SUSANTO AHLI MADYA BANGUNAN PERAWATAN GEDUNG 1.pptxPPT  DENIES SUSANTO AHLI MADYA BANGUNAN PERAWATAN GEDUNG 1.pptx
PPT DENIES SUSANTO AHLI MADYA BANGUNAN PERAWATAN GEDUNG 1.pptx
 
Judul: Memahami Jabrix4D: Situs Togel dan Slot Online Terpercaya di Indonesia
Judul: Memahami Jabrix4D: Situs Togel dan Slot Online Terpercaya di IndonesiaJudul: Memahami Jabrix4D: Situs Togel dan Slot Online Terpercaya di Indonesia
Judul: Memahami Jabrix4D: Situs Togel dan Slot Online Terpercaya di Indonesia
 

PERILAKU INTERNET

  • 1. PERILAKU PEMANFAATAN INTERNET (Internet Utilization Of Behavior) (Studi Deskriptif tentang Pemanfaatan Internet Untuk Kepentingan Hiburan dan Akademik di Kalangan Anak-Anak di Kota Surabaya) Weny Rochmawati Abstract Internet presence brings so much convenience to users. Diverse access to information and entertainment from around the world can be done through just one door. Internet also can penetrate the boundary dimensions of the lives of users, time, and even the space so that the internet can be accessed by anyone, anytime, and anywhere. Only with the search engine- search site, the information of Internet users can find lots of alternatives and selection of the information they need by typing key words on the form provided. The purpose of this study is to provide an overview of knowledge about the behavior of Internet use among children in the city of Surabaya, and knowing the behavior of Internet sites use among children in the city of Surabaya. This study uses a quantitative approach to the descriptive type. The sampling technique used was Snowball Sampling. This technique was chosen because the technique of determining the sample numbers were small at first, then enlarged. Like a snowball rolling and then long to be great. Keywords: Internet Utilization Of Behavior, Internet for Kids 1Pendahuluan Studi tentang perilaku pemanfaatan internet sudah banyak dilakukan, baik oleh mahasiswa, dosen, maupun para peneliti. Dimana studi-studi penelitian tersebut memiliki beragam topik dan judul. Dalam hal ini studi-studi yang akan dibahas adalah mengenai perilaku pemanfaatan internet di kalangan anak-anak. Studi tentang perilaku pemanfaatan internet di kalangan anak-anak ini perlu dilakukan guna mengetahui bagaimana anak-anak memanfaatkan internet di rumah dan di sekolah guna memanfaatkan fasilitas yang telah diberikan kepada mereka oleh orang tua dan sekolah mereka. Sejak pertama kalinya diperkenalkan kepada masyarakat dunia dalam suatu demonstrasi di International Computer Communication Conference (ICCC) pada bulan Oktober 1972 (www.isoc.org/internet/history/brief.shtml) , internet telah mengalami perkembangan 1 Korespondensi:Jl. Manukan Thohirin 19 A, Surabaya 60185 Email: Wh3n_Y07@yahoo.com No Hp: 082143898907 pesat. Dari yang semula hanya beberapa node di lingkungan ARPANET2 (Advanced Research Projects Agency NETwork), internet diperkirakan mempunyai lebih dari 100 juta pengguna pada Januari 1997. Tahun 1998 internet diperkirakan menghubungkan 270 juta pengguna di lebih dari 100 negara. Pada akhir tahun 2000, diperkirakan terdapat lebih dari 418 juta pengguna yang terus naik menjadi 945 juta pengguna di akhir tahun 2004 (Pendit, 2005: 104) dan berdasarkan sebuah situs yang bernama Internet World Stats3, diketahui bahwa jumlah pengguna internet di Asia per tanggal 30 Juni 2011 mencapai 2 ARPANET (Advanced Research Projects Agency NETwork) adalah proyek dari Departemen Pertahanan Amerika Serikat yang bertujuan untuk meneliti bagaimana membangun sebuah jaringan yang masih dapat bertahan meski sebagian elemennya terkena serangan militer seperti serangan nuklir (Pendit, 2005: 104). 3 Internet World Stats adalah situs dimana kita bisa mengetahui statistikpengguna internet di dunia, dapat diakses di alamat www.internetworldstats.com/stats.htm.
  • 2. angka 932.393.209 juta pengguna (http://www.internetworldstats.com/stats3. htm). Hal ini mengindikasikan bahwa kehadiran internet sebagai media informasi dan komunikasi semakin diterima dan dibutuhkan oleh masyarakat dunia khususnya masyarakat di wilayah Asia. Tidak terkecuali Indonesia, salah satu Negara berkembang di dunia, pentingnya penggunaan internet juga semakin disadari oleh masyarakat Indonesia dari berbagai kalangan. Terbukti dari data statistik internet world stats di asia khususnya Indonesia mengenai jumlah pengguna internet di Indonesia yang terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan, mulai dari 2.000.000 di tahun 2000 menjadi 20.000.000 di tahun 2007 dan di tahun 2008, jumlah pengguna internet di Indonesia mencapai angka 25.000.000. Bahkan di akhir tahun 2009 dan 2010, jumlah pengguna internet mencapai 30.000.000 dengan populasi 240.271.522 di tahun 2009 dan 242.968.342 di tahun 2010 (http://www.internetworldstats.com/asia/id .htm). Dan juga menurut data statistik Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII)4 terhadap jumlah pelanggan dan pemakai internet selama ini dan perkiraan sampai akhir tahun 2007 dimana pengguna internet pada tahun 1998 mulai dari 512.000 pengguna menjadi 16.000.000 di tahun 2005. Bahkan sampai akhir tahun 2007, jumlah internet di Indonesia mencapai angka 25.000.000. Di samping itu, dapat dilihat juga fenomena makin meluasnya fasilitas-fasilitas yang menyediakan akses internet di kota-kota besar Indonesia saat ini, dimana tempat akses internet tidak hanya bisa ditemui di warung internet (warnet) saja, tapi juga di sekolah, perpustakaan, bahkan di area 4 APJII, singkatan dari AsosiasiPenyelenggara Jasa Internet Indonesia,merupakan asosiasiyang terdiri dari Penyelenggara Jasa Internet (PJI) di Indonesia. Situs APJII dapat diakses di http://www.apjii.or.id. publik yang telah dipasang hotspot wifi (wireless fidelity)5. Persentase anak-anak mengakses Internet dengan usia (5-8 tahun) di Australia adalah anak-anak usia 5 tahun sebanyak 20,6%, anak-anak usia 6 tahun sebanyak 33,4%, anak-anak usia 7 tahun sebanyak 42,2%, anak-anak usia 8 tahum sebanyak 52,6% (Anne dan Glenn, 2011). Di dalam artikel ini yang menggunakan Australia sebagai sebuah contoh dari tren internasional melaporkan sebuah studi yang meneliti pemahaman anak-anak dari bahaya internet, manajemen, dan strategi pencegahan untuk sumber ini dan mengeksplorasi pengetahuan mereka. Jejaring sosial, mesin penelusuran, dan halaman depan situs menjadi tiga konten yang paling sering dibuka oleh para pengguna internet di Indonesia. Kategori hiburan kini menjadi topik yang paling banyak dicari, baik berita, konten multimedia, ataupun aplikasi. “Konten- konten ringan dan menghibur semakin banyak dicari oleh pengguna internet,” jelas Jhoni Teurah, Associate Client Advisor TNS Indonesia. Penggunaan perangkat mobile memberikan fleksibilitas akses internet kepada konsumen dalam memilih konten yang mereka inginkan kapan pun dan di mana pun mereka berada (www.jagatreview.com). Walaupun Internet memberikan kesempatan yang luar biasa bagi perkembangan dan pembelajaran anak, memungkinkan mereka akses ke sumber- sumber pengetahuan baru dan pengalaman yang luas juga dapat membuat anak-anak rentan terhadap eksploitasi. Banyak negara yang mendidik anak-anak tentang bagaimana menggunakan Internet namun, tingkat untuk anak-anak yang diajarkan 5 Hotspot (Wi-Fi) adalah salah satu bentuk pemanfaatan tekhnologi Wireless LAN pada lokasi – lokasi public seperti taman, perpustakaan, restoran, ataupun bandara.Dengan pemanfaatan tekhnologi ini, individu dapat mengakses jaringan seperti internet melalui komputer, laptop, atau handphone yang mereka miliki di lokasi – lokasi dimana hotspot disediakan.
  • 3. risiko internet sangatlah tidak jelas. Kekhawatiran banyak diungkapkan oleh orang tua tentang risiko-risiko penggunaan internet, lembaga perlindungan anak dan masyarakat akademik membutuhkan eksplorasi dari pengetahuan anak-anak dan pendidikan tentang bahaya internet, terutama untuk anak-anak muda yang mudah terpengaruh (Anne Ey and Cupit, 2011). Drotner (2000) dalam Sonia Livingstone menyatakan bahwa: Kehebohan spekulatif di sekitar anak-anak dan media baru membutuhkan sikap kritis dari dunia pendidikan, ketiga istilah di sini menjadi katalisator untuk kecemasan publik. Bagaimanapun itu adalah masalah bahwa penelitian independen kecil telah dilakukan belum dalam rangka ke forum perdebatan umum, meskipun anehnya, di dalam masyarakat sering muncul kebijakan dan masyarakat tidak menyadari dasar empiris yang transparan tentang klaim mereka. Mengejutkan hanya sedikit dari proyek tersebut yang benar-benar mengeksplorasi konteks sosial dan konsekuensi dari menggunakan internet oleh kaum muda, meskipun akses dengan internet lebih banyak di rumah anak-anak daripada mereka yang tidak menggunakan internet dirumah, membuat pelopor muda orang dari budaya media baru (Drotner, 2000). Di Inggris, survei terbaru menunjukkan bahwa di antara umur 7-16 tahun, 75 % telah menggunakan internet, angka ganda penduduk dewasa dari 38 %. Hal ini juga bermasalah bahwa pendidikan cenderung menganggap “anak” sebagai objek khusus studi, sebagai kategori homogen, membuat mereka terpinggirkan dalam diskusi “umum” tentang internet. Beberapa studi ilmu politik pada situs demokrasi kaum muda. Sedikit dalam domain publik, meskipun banyak penelitian komersial, grafik pasar kaum muda secara online. Analisis teknologi mempertimbangkan beberapa pengguna muda, meskipun konsep-konsep abstrak dari masyarakat, pengguna dan pasar dibahas secara luas (Drotner, 2000). Sejumlah survei grafik website yang komersial favorit anak-anak, menunjukkan bahwa anak-anak menilai media baru tersebut untuk informasi, hiburan, menghilangkan kebosanan dan aktivitas yang mereka sukai, komunikasi (chatting, email, pesan instan atau sms). Menurut Valkenburg dan Soeters (2001) dalam Sonia Livingstone, BMRB Pemuda TGI (2001) menunjukkan bahwa penggunaan yang paling umum adalah belajar atau mengerjakan PR (73%), email (59%), bermain permainan (38%), situs chat (32%), dan hobi dan minat (31%). Dalam pencatatan populer melampaui batas penggunaan, penelitian akademik kualitatif terutama mengambil "teknologi baru untuk domestikasi " pendekatan, berfokus pada bagaimana keluarga menyediakan internet di dalam rumah, mengkontekstualitaskan objek baru ini dari praktek pemakaian di dalam ruang rumah, waktu dan hubungan sosial, dan mengintegrasikannya dalam lingkungan media yang sudah kompleks. Internet merupakan salah satu alat pembelajaran setelah buku, oleh sebab itu keberhasilan pembelajaran dengan internet sebagai faktor pendukung, harus ditunjang oleh adanya interaksi yang maksimal antara anak-anak dengan guru di sekolah, antara anak-anak dengan berbagai fasilitas pendidikan, antara anak-anak dengan teman-temannya di sekolah, dan adanya pola pendidikan aktif dalam interaksi tersebut. Dari sisi teknologi informasi, dunia internet memungkinkan perombakan total konsep pendidikan yang selama ini berlaku. Informasi yang diperlukan anak- anak untuk menunjang pelajaran yang diajarkan disekolah dapat diperoleh dengan mudah dan relatif murah. Internet telah menghilangkan batasan-batasan ruang dan waktu yang selama ini membatasi dunia pendidikan. Sebenarnya internet bisa menjadi sumber pembelajaran alternatif yang cukup efektif dan efisien. Selama ini, yang
  • 4. umum dikenal sebagai sumber belajar adalah guru dan buku. Semakin lama sumber belajar tradisional ini semakin terbatas, baik jumlah maupun distribusi. Dalam hal ini internet bisa menjadi subtitusi yang sifatnya untuk melengkapi, melainkan bukan untuk menggantikan peran guru secara keseluruhan. Media internet ini sebenarnya mempunyai fungsi yang hampir sama dengan buku, yakni program yang diputar sesuai dengan kebutuhan dan visualisasi pada buku sangat kurang dan tidak menarik jika dibandingkan visualisasi media elektronik. Media komputer berbasis internet menjadi sumber belajar acuan yang cukup digemari sekarang ini. Selain berfungsi sebagai sumber informasi melalui situs-situs yang menyediakan beberapa materi, internet adalah media diskusi ilmiah online. Dengan internet, diskusi yangh diadakan dapat berlangsung kapan saja dan oleh siapa saja yang tidak berada dalam satu lokasi. Pertanyaan Penelitian Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya maka peneliti ingin mengetahui lebih lanjut mengenai gambaran perilaku pemanfaatan internet untuk kepentingan hiburan dan akademik di kalangan anak-anak di kota Surabaya dengan menjawab pertanyaan sebagai berikut: 1. Bagaimanakah gambaran perilaku pemanfaatan internet di kalangan anak- anak di kota Surabaya? 2. Bagaimanakah perilaku pemanfaatan situs-situs internet untuk kepentingan hiburan dan akademik di kalangan anak-anak di kota Surabaya? Perilaku Pemanfaatan Internet Oleh Anak-Anak Masyarakat sering melihat bahwa anak-anak yang berada di lingkungan sosioekonomi rendah menonton TV lebih banyak dan lebih sedikit membaca dibanding anak-anak dengan status sosioekonomi menengah. Sedikit saja perubahan budaya yang telah mempengaruhi kehidupan anak-anak pada abad keduapuluh lebih dari teknologi salah satunya adalah hadirnya Komputer dan Internet dalam kehidupan anak. Perubahan ini mungkin akan berlanjut hingga abad keduapuluh-satu. Budaya melibatkan perubahan, dan tidak ada perubahan yang lebih besar daripada revolusi teknologi yang dialami anak-anak kini dengan meningkatnya penggunaan komputer dan internet. Masyarakat masih bergantung pada beberapa kompetensi nonteknologi dasar: sebagai contoh, keterampilan komunikasi yang baik, sikap positif dan kemampuan memecahkan masalah serta berpikir mendalam dan kreatif. Orang kini menggunakan komputer untuk berkomunikasi, menggantikan pena, kartu pos, dan telepon. Agar anak-anak cukup siap untuk pekerjaan masa depan, teknologi perlu menjadi bagian integral dari kehidupan mereka (Santrock, 2007). Internet adalah inti dari komunikasi bermedia komputer. Internet menghubungkan ribuan jaringan komputer, menyediakan jumlah informasi yang luar biasa banyaknya. Dalam banyak kasus, internet memiliki informasi yang lebih baru dan up-to-date ketimbang buku. Anak-anak dan remaja di seluruh dunia semakin banyak menggunakan internet, walaupun penggunaan di berbagai Negara dan kelompok sosioekonomi cukup bervariasi. Antara tahun 1998 dan 2001 persentase anak-anak AS usia 10 hingga 13 tahun meningkat dari 39 persen menjadi 65 persen (Santrock, 2007). Anak-anak zaman sekarang mengalami revolusi teknologi melalui peningkatan yang dramatis pada penggunaan komputer dan internet. Internet tersebar diseluruh dunia. Keprihatinan khusus ditujukan kepada kesulitan orang tua dalam memantau informasi yang diakses oleh anak mereka. Keprihatinan lainnya adalah penggunaan teknologi yang meningkat akan memperlebar kesenjangan belajar antara
  • 5. orang kaya dan orang miskin, dan diantara berbagai kelompok etnis. Kombinasi dari faktor-faktor lain seperti penekanan pada pembelajaran aktif dan konstruktivis juga dibutuhkan oleh anak-anak. Teknologi tidak dapat meningkatkan kemampuan belajar anak. Sejumlah elemen dibutuhkan untuk menciptakan lingkungan yang cukup mendukung pembelajaran siswa. Elemen- elemen tersebut termasuk visi dan dukungan dari pemimpin pendidikan, pendidik yang terampil menggunakan teknologi untuk pembelajaran, akses terhadap teknologi kontemporer, dan penekanan pada anak sebagai pembelajar yang aktif dan konstruktivis (Santrock, 2007). Secara umum, penelitian Amerika Utara yang merupakan mayoritas studi empiris khususnya pada penelitian kuantitatif, penelitian kualitatif lebih melakukan beberapa proyek. Penelitian tersebut memiliki kelebihan dalam memproduksi data yang dapat diandalkan dan representatif untuk mengidentifikasi frekuensi statistik, perbedaan dan pola penggunaan, tetapi jarang sekali membahas topik teoritis atau secara mendalam. Dari data kuantitatif didalam sebuah model pencarian internet, penelitian di Eropa dan pembuat kebijakan harus mengandalkan pada data yang disediakan secara komersial (yaitu “judul” temuan yang sangat mahal dan kurangnya kedalaman data dalam sebuah konteks) atau biasanya penelitian akademis kekurangan dana didalam sebuah teknik sampling. Melakukan penelitian di dalam rumah belum menimbulkan sebuah tantangan yang lebih, khususnya dalam kaitannya dengan anak-anak. Terutama, penelitian yang cenderung meminta anak- anak langsung mengenai akses terhadap penggunaan dan selain meminta orang tua untuk melaporkan yang digunakan anak- anak mereka. Meskipun merupakan pusat untuk masa kanak-kanak untuk menghasilkan dalam taktik untuk hidup, atau menghindari, strategi yang digunakan orang dewasa mencoba berusaha untuk memberikan panduan atau membatasi anak-anak, membuat laporan orang dewasa tidak dapat diandalkan. Secara lebih sederhana, istilah yang digunakan oleh anak-anak berbeda dari orang dewasa, menantang orang dewasa berpusat pada perspektif. Yang terpenting, peneliti harus membahas etika penelitian pada penggunaan internet anak-anak, khususnya sejauh hal itu berharap untuk menemukan bukti anak muda menggunakan internet dalam chatting pribadi mereka, godaan, pengakuan, rasa malu atau penggunaan pornografi. Menurut Quarterman dan Mitchell (dalam Herring, Susan C.:1996) manfaat menggunakan internet termasuk ke dalam empat kategori, yaitu: 1. Internet sebagai media komunikasi, merupakan manfaat internet yang paling banyak digunakan dimana setiap pengguna internet dapat berkomunikasi dengan pengguna lainnya dari seluruh dunia. 2. Media pertukaran data, dengan menggunakan email, newsgroup, FTP dan WWW (World Wide Web- jaringan situs-situs web) para pengguna internet di seluruh dunia dapat saling bertukar informasi dengan cepat dan murah. 3. Media untuk mencari informasi atau data, perkembangan internet yang pesat, menjadikan WWW sebagai salah satu sumber informasi yang penting dan akurat. Manfaat komunitas, internet membentuk masyarakat baru yang beranggotakan para pengguna internet dari seluruh dunia. Dalam komunitas ini pengguna internet dapat berkomunikasi, mencari informasi, berbelanja, melakukan transaksi bisnis, dan sebagainya. Karena sifat internet yang mirip dengan dunia kita sehari-hari, maka internet sering disebut sebagai cyberspace atau virtual world (dunia maya).
  • 6. Intensitas Pemanfaatan Internet Oleh Anak-Anak Menurut Horrigan (2000), terdapat dua hal mendasar yang harus diamati untuk mengetahui intensitas pemanfaatan intenet seseorang, yakni frekuensi internet yang sering digunakan dan lama menggunakan tiap kali mengakses internet yang dilakukan oleh pengguna internet. The Graphic, Visualization & Usability Center, the Georgia Institute of Technology (dalam Surya: 2002) menggolongkan pengguna internet menjadi tiga kategori dengan berdasarkan pemanfaatan intensitas internet: 1. Heavy users Adalah pengguna internet yang menghabiskan waktu lebih dari 40 jam per bulan. Jenis pengguna internet ini adalah salah satu ciri-ciri pengguna internet yang addicted. 2. Medium users Adalah pengguna internet yang menghabiskan waktu antara 10 sampai 40 jam per bulan. 3. Light users Adalah pengguna internet yang menghabiskan waktu kurang dari 10 jam per bulan. Terkait dengan intensitas penggunaan internet, penelitian yang dilakukan di Negara Kanada yang diadakan oleh Environics Research Group (2011) menemukan bahwa waktu yang digunakan untuk anak-anak yang mengakses internet di rumah adalah rata- rata 1-3 jam setiap kali mengakses, sedangkan bagi anak-anak yang menggunakan internet di sekolah paling sedikitnya selama 1 jam. Di Negara Inggris, lamanya waktu berinternet para anak-anak Inggris justru lebih sedikit dari pada anak-anak perkotaan di Kanada. Survei yang dilakukan Livingstone, dkk. (2004) menemukan bahwa rata-rata anak- anak Inggris berusia 6-12 tahun menghabiskan waktu setiap kali online adalah sekitar 30 menit, waktu yang setara mereka luangkan untuk membaca, dan masih kalah jauh dengan waktu yang mereka gunakan untuk menonton tv atau (rata-rata lebih dari 3 jam) setiap harinya. Penggunaan internet dan situsnya serta perkembangan anak Internet memberikan anak-anak kesempatan untuk berkomunikasi, mengakses informasi, dan terlibat dalam permainan interaktif. Secara teoritis, seperti menggunakan Internet menstimulasi perkembangan kognitif dan sosial. Meta-analisis menegaskan hubungan positif antara penggunaan internet selama prestasi masa kanak-kanak dan sekolah. Temuan menunjukkan bahwa anak-anak yang menggunakan Internet lebih memiliki skor lebih tinggi pada standarisasi tes prestasi membaca dan titik rata-rata kelas yang lebih tinggi 6 bulan, 1 tahun, dan 16 bulan kemudian daripada anak-anak yang tidak menggunakan internet. Fuchs and Wößmann (2005), melaporkan bahwa yang mengontrol status sosial ekonomi "suatu hubungan negatif antara ketersediaan komputer rumah dan prestasi akademik, tetapi hubungan positif antara penggunaan komputer rumah untuk komunikasi internet“. Johnson (2007) dalam Genevieve Marie Johnson (2010), jika dibandingkan anak yang orangtuanya melakukan dan tidak melaporkan pola tertentu dari perilaku anak online di rumah. Dilaporkan bahwa di rumah belajar online dan berkomunikasi (tetapi tidak bermain dan browsing) dikaitkan dengan perkembangan anak maju dalam bahasa ekspresif dan perencanaan metakognitif. Kepentingan pemanfaatan situs-situs internet oleh anak-anak Horrigan (2002) menggolongkan aktivitas-aktivitas internet yang dilakukan para pengguna internet menjadi empat kelompok kepentingan pemanfaatan internet, yaitu: 1. Email 2. Aktivitas kesenangan (Fun activities) yaitu aktivitas yang sifatnya untuk kesenangan atau hiburan, seperti: online untuk bersenang-senang, klip
  • 7. video atau audio, pesan singkat (SMS), mendengarkan atau download musik, bermain game, atau chatting. 3. Kepentingan informasi (Information utility) yaitu aktivitas internet untuk mencari informasi, seperti: informasi produk, informasi travel, cuaca, informasi tentang film, musik, buku, berita, informasi sekolah, informasi kesehatan, pemerintah, informasi keuangan, informasi pekerjaan, atau informasi tentang politik. Transaksi (Transaction), yaitu aktivitas transaksi (jual beli) melalui internet, seperti: membeli sesuatu, memesan tiket perjalanan, atau online banking. Terkait dengan pembelajaran online dan berkomunikasi, anak-anak biasanya menggunakan Internet untuk mengunjungi situs web. Internet, meskipun kaya tampilan grafis, terutama media berbasis teks, “semakin banyak anak menggunakan Internet, semakin banyak dia membaca“. Internet sebagai kelangsungan hidup bagi anak-anak dan mencatat bahwa Web terus menjadi lebih besar dan lebih baik untuk anak-anak, dengan situs yang lebih bermanfaat dan menyenangkan bermunculan setiap hari. Dari perspektif perkembangan, mengunjungi situs merangsang proses kognitif yang terlibat dalam menafsirkan teks dan gambar. Fungsi Metakognitif seperti perencanaan, strategi pencarian, dan evaluasi informasi tersebut dilakukan ketika mengunjungi situs web (Johnson, 2010). Selain mengunjungi situs web, anak-anak umumnya menggunakan internet untuk bermain game. Dalam penelitian Van Deventer and White (2002) dalam Johnson (2010) anak-anak mahir menggunakan internet umur 10 tahun, bermain video game umur 11 tahun dan tercatat pada tingkat yang sangat tinggi pemantauan diri, pengenalan pola, dan memori visual. Menggunakan internet mempromosikan perkembangan kognitif pada anak-anak, khususnya di bidang kecerdasan visual, di mana kegiatan komputer tertentu terutama permainan dapat meningkatkan kemampuan untuk memantau beberapa rangsangan visual sekaligus, untuk membaca diagram, mengakui ikon, dan memvisualisasikan hubungan spasial. Anak menggunakan Internet untuk berkomunikasi, mengunjungi situs, dan bermain game terjadi dalam konteks yang khususnya dalam hal anak-anak, rumah dan lingkungan sekolah (Johnson, 2010). Internet sebagai media belajar Pemanfaatan intenet sebagai pembelajaran mengkondisikan anak-anak untuk belajar secara mandiri. Cobine (1997) menyatakan bahwa: ”Through independent study, students become doers, as well as thin kers.” Dari pengertian yang diberikan oleh cobine (1997), menunjukkan bahwa melalui studi independen, anak-anak disekolah dapat menjadi pelaku serta pemikir bagaimana resiko tentang internet dan anak-anak dapat mengakses secara online dari berbagai perpustakaan, museum, database, dan mendapatkan sumber primer tentang berbagai peristiwa sejarah, biografi, rekaman, laporan, data statistik, atau kutipan (Gordin et., al,1995). Qualifications and Curriculum Authority and Skills, 2003: 10 dalam Anne Ey and Cupit (2011) menyatakan bahwa: “Sekolah wilayah yang relatif aman bagi anak-anak untuk menggunakan teknologi, karena mereka cenderung dapat mengalami penyaringan dan atau pemantauan perangkat lunak, sebuah penggunaan kebijakan yang dapat diterima oleh guru, anak-anak dan orang tua juga dapat mendaftarkan diri, penjagaan kelas, akses terhadap internet di rumah, namun tidak dapat dimediasi oleh mekanisme keamanan tersebut. Tidak ada kegagalan solusi teknologi yang aman yang akan melindungi anak dari semua
  • 8. risiko yang mungkin mereka hadapi secara online6.” Anak-anak dapat berperan sebagai seorang peneliti, menjadi seorang analis, tidak hanya konsumen informasi saja. Anak-anak menganalisis informasi yang relevan dengan pembelajaran yang dilakukan dan melakukan pencarian yang sesuai dengan kehidupan yang nyatanya. Anak-anak dan gurunya tidak perlu hadir secara fisik dikelas (classroom meeting), karena anak-anak dapat mempelajari bahan ajar dan mengerjakan tugas-tugas pembelajaran serta ujian dengan cara mengakses jaringan komputer yang telah ditetapkan secara online. Anak-anak juga dapat belajar bekerjasama (collaborative) satu sama lain dan saling berkirim email (electronic mail) untuk mendiskusikan bahan ajar yang sudah diberikan dikelas. Teori Uses and Gratification Teori penggunaan dan kepuasan atau uses-and-gratifications theory disebut-sebut sebagai salah satu teori paling populer dalam studi komunikasi massa. Teori ini mengemukakan bahwa audience memiliki kebutuhan kompleks yang perlu dipenuhi melalui penggunaan media (Bungin, 2004). Katz, Gurevitch dan Hazz (Effendy, 2000) mengatakan bahwa ada beberapa alasan pemenuhan pada seseorang yang ingin dipenuhi dalam menggunakan media, yaitu: a. Kebutuhan kognitif (Cognitive needs) Yaitu kebutuhan yang berhubungan dengan informasi, pengetahuan dan pemahaman. Kebutuhan ini didasarkan pada hasrat atau dorongan-dorongan untuk memahami dan menguasai lingkungan, juga memuaskan rasa penasaran dan dorongan untuk penyelidikan. b. Kebutuhan afektif (Affective needs) 6 Anne, Lesley Ey dan Cupit, Exploring young children's understanding ofrisks associated with Internet usage and their concepts ofmanagement strategies. Yaitu kebutuhan yang berhubungan dengan pengalaman estetika, kesenangan dan emosional. c. Kebutuhan integrasi pribadi (The need for personal integration) Yaitu kebutuhan yang berhubungan dengan kredibilitas, keyakinan atau kepercayaan, stabilitas dan status individu. Hal-hal tersebut diperoleh dari hasrat akan harga diri. d. Kebutuhan integrasi sosial (The need for social integration) Yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan penambahan kontak keluarga, teman dan dunia luar. Hal-hal ini didasarkan pada hasrat untuk berafiliasi. e. Kebutuhan pelarian (Escapist needs) Yaitu kebutuhan yang berhubungan dengan keinginan untuk melarikan diri dari kondisi tegang, emosi, kesepian, dan kurangnya dukungan sosial maka membutuhkan hiburan sebagai solusinya. Pendekatan Uses & Gratification merupakan salah satu landasan teoritis yang tepat untuk meneliti tentang motif para pengguna media. Dikarenakan asumsi dari teori tersebut adalah pengguna secara aktif memilih media yang digunakannya dapat memberikan servis atau gratfikasi terhadap tujuan yang akan dicapai, dan jika kedua asumsi tersebut dapat dipenuhi maka sudah tentu pendekatan Uses & Gratification tepat untuk digunakan. Teori ini juga mengajukan gagasan bahwa perbedaan individu menyebabkan audien mencari, menggunakan dan memberikan tanggapan terhadap isi media secara berbeda-beda, yang disebabkan oleh berbagai faktor sosial dan psikologis yang berbeda diantara individu audien. Teori ini tidak memberikan perhatian pada efek langsung media terhadap audien, tetapi memfokuskan pada motivasi dan perilaku audien terhadap media atau bagaimana dan mengapa mereka menggunakan atau mengkonsumsi media, what do people do with the media? (Klapper, 1963: Rubin, 1994).
  • 9. Katz dan rekan menyatakan bahwa situasi sosial dimana seseorang berada turut serta terlibat dalam mendorong atau meningkatkan kebutuhan terhadap media melalui lima cara berikut ini: a. Situasi sosial dapat menghasilkan ketegangan dan konflik yang mengakibatkan orang membutuhkan sesuatu yang dapat mengurangi ketegangan melalui penggunaan media. b. Situasi sosial dapat menciptakan kesadaran adanya masalah yang menuntut perhatian. Media memberikan informasi yang membuat seseorang menyadari hal-hal yang menarik perhatian, dan dapat mencari lebih banyak informasi melalui media. c. Situasi sosial dapat mengurangi kesempatan seseorang dapat memuaskan kebutuhan tertentu, dan media berfungsi sebagai pengganti atau pelengkap. d. Situasi sosial terkadang menghasilkan nilai-nilai tertentu yang dipertegas dan diperkuat melalui konsumsi media. Situasi sosial menuntut seseorang untuk akrab dengan media agar mereka tetap dapat diterima sebagai anggota kelompok tertentu. Dalam pergaulan sosial, seseorang yang serba tidak tahu mengenai isu-isu yang menjadi sorotan media akan dianggap sebagai orang yang tidak mengikuti perkembangan zaman. Perkembangan Anak (Suatu tinjauan dari sudut psikologi perkembangan) Di dalam psikologi perkembangan banyak dibicarakan bahwa dasar kepribadian seseorang terbentuk pada masa anak-anak. Proses-proses perkembangan yang terjadi dalam diri seorang anak ditambah dengan apa yang dialami dan diterima selama masa anak- anaknya secara sedikit demi sedikit memungkinkan anak tumbuh dan berkembang menjadi manusia dewasa. Beberapa prinsip perkembangan: 1. Perkembangan tidak terbatas dalam arti tumbuh menjadi besar tetapi mencakup rangkaian perubahan yang bersifat progresif, teratur, koheren dan berkesinambungan. Jadi antara satu tahap perkembangan dengan tahap perkembangan berikutnya tidak terlepas, berdiri sendiri-sendiri. 2. Perkembangan dimulai dari respon- respon yang sifatnya umum menuju ke yang khusus. Contohnya, seorang bayi mula-mula akan bereaksi tersenyum bila melihat setiap wajah manusia. Dengan bertambahnya usia bayi, ia mulai bisa membedakan wajah-wajah tertentu. 3. Manusia merupakan totalitas (kesatuan), sehingga akan ditemui kaitan erat antara perkembangan aspek fisik-motorik, mental, emosi, dan sosial. Perhatian yang berlebihan atas satu segi akan mempengaruhi segi lain. 4. Setiap orang akan mengalami tahapan perkembangan yang berlangsung secara berantai. Meskipun tidak ada garis pemisah yang jelas antara satu dengan fase lainnya, tahapan perkembangan ini sifatnya universal. Dalam perkembangan bicara misalnya, sebelum seorang anak fasih berkata- kata terlebih dahulu anak tersebut akan mengoceh. 5. Setiap fase perkembangan memiliki ciri dan sifat yang khas sehingga ada tingkah laku buruk atau kurang sesuai yang sebenarnya merupakan tingkah laku yang masih wajar untuk fase tertentu itu. 6. Pola perkembangan mengikuti pola yang pasti, maka perkembangan seseorang dapat diperkirakan. Seorang anak yang dilahirkan dengan faktor bawaan yang “kurang” dari anak lain, dalam perkembangan selanjutnya akan menampakkan suatu kecenderungan perkembangan yang relatif lebih lambat dari anak lain seusianya. 7. Perkembangan terjadi karena faktor kematangan dan belajar dan perkembangan dipengaruhi oleh factor- faktor dalam (bawaan) dan faktor luar
  • 10. (lingkungan, pengalaman, pengasuhan). 8. Setiap individu itu berbeda, dengan lain perkataan setiap orang itu mempunyai ciri khas, tidak akan ada dua orang yang tepat sama meskipun berasal dari orangtua yang sama. Pentingnya masa anak-anak sebagai dasar dari seluruh kehidupan Menurut Dra. Ediasri T. Atmodiwirjo dalam ilmu psikologi, Dianut anggapan bahwa pola kepribadian dasar seseorang terbentuk pada tahun-tahun pertama kehidupan. Adanya pengalaman- pengalaman yang kurang menguntungkan yang menimpa diri seorang anak pada masa mudanya akan memudahkan timbulnya masalah gangguan penyesuaian diri di kelak kemudian hari (Gunarsa, 2010). Klasifikasi Perkembangan Umur Anak Melalui Tahap Pengambilan Perspektif Seiring dengan perkembangan anak-anak, anak-anak mulai berpindah dari perilaku self-centered yaitu perilaku dimana seorang anak kecil mempunyai sifat egosentrik, artinya mereka tidak bisa membedakan perspektif mereka dengan perspektif orang lain, dalam hal ini sekarang mereka mulai dapat melakukan pengambilan perspektif, yaitu kemampuan untuk mengambil perspektif orang lain dan memahami pikiran dan perasaan mereka. Tahap-tahap pengambilan perspektif anak menurut Selman (1980), yaitu pengambilan perspektif berkembang melalui 5 tahap mulai dari anak usia 3 tahun sampai dengan remaja, yang meliputi: 1. Tahap 0 (Usia 3-5 tahun) Sudut Pandang Egosentris, yaitu tahap ini merupakan tahap dimana anak sudah memiliki kemampuan membedakan diri dengan orang lain tetapi gagal membedakan perspektif sosial (perasaan dan pikiran) diri sendiri dan orang lain. Anak dapat memberikan label terhadap perasaan yang kelihatan pada orang lain tetapi tidak melihat hubungan sebab akibat pemikiran dengan perilaku sosial. 2. Tahap 1 (Usia 6-8 tahun) Sosial-Informasional, yaitu tahap ini merupakan tahap dimana anak sadar bahwa orang lain memiliki perspektif sosial berdasarkan cara pikir mereka, yang mungkin saja sama atau berbeda dengan yang dia miliki. Meskipun begitu, anak cenderung berfokus hanya pada satu perspektif dan tidak mengkoordinasikan sudut-sudut pandang yang berbeda tersebut. 3. Tahap 2 (Usia 8-10 tahun) Refleksi Diri, yaitu tahap ini merupakan tahap dimana anak paham bahwa setiap individu sadar tentang adanya perspektif orang lain dan kesadaran ini saling mempengaruhi sudut pandang satu sama lain. Menempatkan diri di posisi orang lain adalah cara untuk menilai maksud, tujuan, dan aksi dari orang lain. Anak dapat membentuk koordinasi dari rangkaian perspektif ini tetapi tidak bisa mengabstraksi proses ini ke level mutual yang simultan. 4. Tahap 3 (Usia 10-12 tahun) Mutual, yaitu tahap ini merupakan tahap dimana Remaja menyadari bahwa dirinya dan orang lain dapat saling melihat satu sama lain sebagai subjek secara mutual dan simultan. Remaja dapat melepaskan diri dari ikatan di pihak ini dan memandang interaksi tersebut dari sudut pandang orang ketiga. 5. Tahap 4 (Usia 12-15 tahun) Sistem Sosial dan Konvensional, yaitu remaja menyadari pengambilan perspektif yang berlangsung mutual tidak selalu menghasilkan perasaan memahami yang lengkap. Konvensi sosial dipandang perlu karena dimengerti oleh seluruh anggota kelompok (pada umumnya), terlepas dari posisi, pengalaman, atau perannya.
  • 11. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan tipe penelitian deskriptif. Anak-anak dalam penelitian ini adalah anak-anak yang memasuki usia sekolah yaitu anak-anak yang berusia 6-12 tahun, dimana anak- anak yang memasuki usia 6-12 tahun ini mulai mengalihkan perhatian dan hubungan intim keluarga ke kerjasama antar teman dan sikap-sikap terhadap kerja atau belajar. Populasi dari penelitian ini adalah anak-anak dengan jenjang pendidikan SD (Sekolah Dasar) yang berusia 6-12 tahun. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sedangkan teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel. Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner, wawancara, observasi, data sekunder, dan studi pustaka. Analisis Data Perilaku Pemanfaatan Internet di Kalangan Anak-anak di Kota Surabaya Masyarakat sering melihat bahwa anak-anak yang berada di lingkungan sosio ekonomi rendah lebih banyak menyukai menghabiskan waktunya untuk menonton acara favorit mereka di TV daripada menghabiskan waktunya untuk membaca buku-buku tentang ilmu pengetahuan atau tentang pelajaran mereka di sekolah. Dibandingkan dengan anak-anak dengan status sosio ekonomi menengah mereka lebih menyadari tentang pentingnya belajar dan membaca, jadi anak-anak dengan status ekonomi menengah lebih mampu untuk membagi-bagi waktu mereka untuk belajar dan bermain. Sedikit saja perubahan budaya yang telah terjadi sehingga dapat mempengaruhi kehidupan anak-anak pada abad ke dua puluh lebih dari teknologi salah satunya adalah hadirnya komputer dan internet dalam kehidupan sehari-hari anak-anak. Budaya melibatkan perubahan dan tidak ada perubahan yang lebih besar daripada revolusi teknologi yang dialami oleh anak-anak, dengan meningkatnya penggunaan komputer dan internet, sebagai contoh keterampilan komunikasi yang baik, sikap positif dan kemampuan memecahkan masalah serta berfikir mendalami dan kreatif (Santrock, 2007). Untuk memahami kenyataan mengenai pemanfaatan internet di kalangan anak- anak ini dapat dilihat dari Teori Uses and Gratification. Menurut Teori Uses and Gratification, sebagaimana telah diungkapkan oleh Bungin (2004), mengungkapkan bahwa audience memiliki kebutuhan kompleks yang perlu dipenuhi melalui penggunaan media. Sedangkan menurut Klapper (1963) dalam Rubin (1994), mengungkapkan bahwa teori ini tidak memberikan perhatian pada efek langsung media terhadap audien, tetapi memfokuskan pada motivasi dan perilaku audien terhadap media atau bagaimana dan mengapa mereka menggunakan atau mengkonsumsi media, what do people do with the media?. Perilaku Pemanfaatan Internet Berdasarkan Karakteristik Responden Pada bab temuan data dapat diketahui bahwa dalam memanfaatkan internet anak-anak yang berjenis kelamin laki-laki lebih mendominasi dibandingkan dengan anak-anak yang berjenis kelamin perempuan, dan mayoritas responden anak-anak yang berjenis laki-laki yaitu sebanyak 42 orang atau sekitar 53,2 %. Berdasarkan hasil temuan data pada tabel 3.1 (Bab III, halaman 2) tersebut dapat diketahui bahwa kebanyakan anak-anak yang berjenis kelamin laki-laki lebih sering mengakses dan memanfaatkan internet dibandingkan dengan responden yang berjenis kelamin perempuan. Dan hal yang berbeda dikemukakan oleh Johnson (2010) di dalam penelitiannya dimana sebanyak 38 orang responden, jumlah jenis kelamin perempuan yang memanfaatkan internet lebih mendominasi yaitu sebanyak 24 orang atau sekitar 63,2 % dan responden yang berjenis kelamin laki-laki adalah
  • 12. sebanyak 14 orang atau sekitar 36,8 %. Dimana sebanyak 40 (empat puluh) orang tua dari murid di sekolah yang berada di Barat Kanada menandatangani formulir persetujuan yang kemudian dikembalikan ke sekolah dan terdapat 38 anak yang telah menyelesaikan skala penilaian dan 2 orang anak yang tidak mengikuti skala penilaian saat itu sedang tidak masuk sekolah. Di dalam bab ini dapat ditemukan dalam penelitian sejenis yang dapat digunakan sebagai pembanding. Karena keterbatasan teknologi sehingga penelitian-penelitian yang menggambarkan jenis kelamin anak- anak yang memanfaatkan internet tidak memungkinkan diakses dengan mudah. Namun demikian jika diamati di era kecanggihan teknologi seperti saat ini, baik jenis kelamin laki-laki ataupun perempuan terutama anak-anak pasti sudah familiar dengan internet. Apalagi jika dilihat yang sebenarnya mereka adalah bagian dari Net Generation yang tumbuh dan berkembang dengan memanfaatkan internet. Pertama Kali Responden Mengenal dan Menggunakan Internet Pada bab temuan data dapat diketahui bahwa sebagian besar responden mengaku pertama kali mengenal dan menggunakan internet ketika mereka berusia 8-10 tahun dengan jumlah responden sebanyak 38 orang atau sekitar 48,1 %. Berdasarkan hasil temuan data pada tabel 3.4 (Bab III, halaman 5) tersebut dapat diketahui bahwa sebagian responden mengaku mengenal internet pertama kali pada saat mereka berusia 8- 10 tahun. Hal yang sama juga diungkapkan oleh (Anne dan Glenn, 2011) bahwa menurut hasil penelitian yang mereka lakukan di Australia sebagai contoh tren internasional yang meneliti pemahaman anak-anak dari bahaya internet menjelaskan bahwa sebanyak 52,6 % anak-anak yang mengenal internet pertama kali pada saat mereka berusia 8 tahun. Saat mereka berusia 8-10 tahun mereka memasuki masa anak sekolah yaitu masa ketika mereka berusia 6-12 tahun banyak ahli menganggap masa ini sebagai masa tenang atau masa latent, dimana apa yang telah terjadi dan dipupuk pada masa- masa sebelumnya akan berlangsung terus menerus untuk masa selanjutnya. Tahap usia ini disebut juga sebagai usia kelompok (gang-age), dimana anak mulai mengalihkan perhatian dan hubungan intim keluarga ke kerjasama antar teman dan sikap-sikap terhadap kerja atau belajar. Dengan memasuki SD salah satu hal penting yang perlu dimiliki anak adalah kematangan sekolah, tidak saja meliputi kecerdasan dan ketrampilan motorik, bahasa, tetapi juga hal lain seperti dapat menerima otoritas tokoh lain di luar orang tuanya, kesadaran akan tugas, patuh pada peraturan dan dapat mengendalikan emosi-emosinya. Dalam banyak kasus, internet memiliki informasi yang lebih baru dan up-to-date dibandingkan dengan buku. Anak-anak dan remaja di seluruh dunia semakin banyak menggunakan internet, walaupun penggunaannya di berbagai negara dan dengan kelompok sosio ekonomi yang cukup bervariasi, penggunaan internet di kalangan anak- anak di AS mencapai usia antara 10 hingga 13 tahun dari tahun 1998 sampai dengan tahun 2001 meningkat dari 39 persen menjadi 65 persen (Santrock, 2007). Sebagai generasi yang akrab dengan teknologi internet hal ini dikarenakan anak-anak yang telah menginjak usia 8-10 tahun adalah anak-anak yang akan menginjak masa remaja, sehingga anak- anak pada kelompok usia tersebut lebih suka menghabiskan waktu luang mereka untuk bermain di dunia maya, saling mengirim email, menelusur informasi tentang tokoh idola yang digemari melalui google atau yahoo, atau bermain gadget. Dalam kesempatan lain, antusiasme kaum remaja untuk memanfaatkan teknologi informasi ternyata juga merambah dalam bentuk aktivitas membaca mereka. Dengan kultur yang khas, kelompok remaja net generation di era revolusi teknologi seperti
  • 13. saat ini sebenarnya bukan hanya getol berselancar di dunia maya untuk mencari informasi, tetapi juga melakukan pengembangan kegiatan lain di luar kegiatan berselancar di dunia, seperti membaca. Hal-hal yang Membuat Anak-anak Tertarik Menggunakan Internet Pada bab temuan data dapat diketahui bahwa terdapat banyak hal yang bisa membuat anak-anak untuk mengenal internet. Dan mayoritas responden yang masih anak-anak tertarik menggunakan internet karena kepentingan informasi, dan mayoritas responden yang tertarik menggunakan internet untuk kepentingan informasi adalah sebanyak 37 orang atau sekitar 46,8 %. Berdasarkan hasil temuan data pada tabel 3.5 (Bab III, halaman 6) tersebut dapat diketahui bahwa sebagian responden yang masih anak-anak menggunakan internet karena kepentingan informasi. Hal ini dikarenakan bahwa anak-anak yang masih duduk dibangku SD sering mendapatkan tugas dari guru-guru mereka di sekolah atau di tempat les untuk mencari sumber-sumber informasi yang berhubungan dengan tugas mereka di internet. Hal ini juga didukung oleh Wayne Buente dan Alice Robin (2008) yang melakukan studi atau investigasi tentang trend aktivitas-aktivitas internet warga Amerika. Wayne Buente dan Alice Robin berhasil mengklasifikasikan aktivitas- aktivitas internet ke dalam 4 (empat) dimensi kepentingan penggunaan internet. Dimensi-dimensi ini adalah informasi (information utility), kesenangan (leisure of fun activities), komunikasi (communication), dan transaksi (transaction). Menurut valkenburg dan soeters (2001) menunjukkan bahwa penggunaan internet yang paling umum adalah belajar, mengerjakan PR, email, bermain game, situs chat, hobi dan minat. Secara empiris, teori uses and gratification tersebut dapat dibuktikan relevan untuk mengkaji masalah gambaran perilaku pemanfaatan internet di kalangan anak-anak. Sebagaimana yang diungkapkan di dalam tabel 3.5 (Bab III, halaman 6) dapat diketahui bahwa alasan responden dalam memanfaatkan teknologi internet adalah kepentingan informasi. Option jawaban tersebut termasuk dalam kepentingan penggunaan internet untuk informasi (information utility). Kepentingan ini didorong karena seseorang ingin memperoleh informasi atau berita online. Jumlah responden yang memilih jawaban tersebut ada 37 orang dengan persentase sebesar 46,8 %. Dalam penelitian yang dilakukan oleh valkenburg dan soeters (2001) dalam Sonia Livingstone, menyebutkan bahwa sebanyak 73 % sampel menunjukkan bahwa penggunaan internet terbanyak untuk belajar atau mengerjakan PR hal ini termasuk dalam penggunaan internet untuk kepentingan memperoleh informasi (information utility). Responden yang menjawab menggunakan internet untuk aktifitas kesenangan sebanyak 29 orang dengan persentase sebesar 36,7 %. Hal ini termasuk ke dalam kategori teori uses and gratification adalah audience memiliki kebutuhan kompleks yang perlu dipenuhi melalui penggunaan media, dimana dari penggunaan media ini diharapkan responden dapat menghilangkan perasaan stress atau tegang yang sedang dialami, maka responden tersebut membutuhkan sebuah hiburan untuk aktifitas kesenangan yang responden dapatkan dari sebuah media yang menyediakan hiburan tersebut. Menurut penelitian yang dilakukan oleh valkenburg dan soeters (2001) dalam Sonia Livingstone, sebanyak 38 % sampel memilih untuk bermain game dikarenakan hiburan dalam mengisi waktu luang dan menghilangkan kepenatan atau stress dari aktifitas keseharian. Seseorang yang mengalami situasi dan kondisi kesepian atau yang disebabkan karena stress ini membutuhkan adanya suatu hiburan yang dapat dicari dalam internet. Misalnya
  • 14. berbagai macam permainan yang tersedia di situs-situs yang tersedia di internet. Setelah itu disusul dengan jawaban responden yang memilih menggunakan dan memanfaatkan internet untuk keperluan email adalah sebanyak 12 orang dengan persentase sebesar 15,2 %. Pilihan jawaban dari responden ini mewakili salah satu aspek dari dimensi-dimensi kepentingan penggunaan internet yaitu untuk komunikasi (communication), yang mana dimensi penggunaan internet ini biasanya untuk mengirim atau menerima pesan (email). Menurut penelitian yang dilakukan oleh valkenburg dan soeters (2001) dalam Sonia Livingstone, sebanyak 59 % sampel memilih untuk menggunakan email, karena dengan email seseorang dapat mengirim email sesuai dengan keperluannya dan mereka juga bisa memanfaatkan internet ke situs-situs jejaring sosial. Responden yang menjawab menggunakan internet untuk aktifitas transaksi hanya 1 orang dengan persentase sebesar 1,3 %. Pilihan jawaban dari responden ini mewakili salah satu aspek dari dimensi-dimensi kepentingan penggunaan internet yaitu untuk transaksi (transaction), yang mana dimensi penggunaan internet ini biasanya untuk membeli produk secara online, misalnya buku, kotak pensil, musik, mainan, atau pakaian. Lama Waktu Yang Dibutuhkan Responden Untuk Mengakses Internet Dalam bab temuan data dapat diketahui bahwa intensitas responden berdasarkan lama waktu yang dibutuhkan untuk berselancar di dunia maya sangatlah bermacam-macam. Sebagaimana yang diungkapkan di dalam tabel 3.9 (Bab III, halaman 13) dapat diketahui bahwa sebagian besar responden menghabiskan waktunya berada di depan layar monitor komputer selama ≥ 1 jam - < 2 jam dengan jumlah responden sebanyak 19 orang atau sekitar 24,1 %. Hal yang sama juga ditemukan di Kanada terkait dengan intensitas penggunaan internet, penelitian yang dilakukan di Negara Kanada yang diadakan oleh Environics Research Group (2011) menemukan bahwa waktu yang digunakan untuk anak-anak yang mengakses internet di rumah adalah rata- rata 1-3 jam setiap kali mengakses, sedangkan bagi anak-anak yang menggunakan internet di sekolah paling sedikitnya selama 1 jam. Kegiatan yang Sering Dilakukan Ketika Mengakses Internet Dalam bab temuan data dapat diketahui bahwa ketika sebagian besar responden menggunakan internet pastinya mereka mempunyai bermacam-macam aktivitas yang bisa membuat mereka betah duduk berlama-lama di depan komputer. Dan kegiatan yang dilakukan oleh anak- anak ketika mengakses dan memanfaatkan situs-situs di internet sangatlah beragam. Sebagaimana yang telah disajikan dalam bab temuan data (Tabel 3.17 Halaman 24), dimana sebagian besar responden memilih memanfaatkan situs-situs di internet yaitu dengan mendownload musik, film, dll. Jumlah responden yang memilih untuk mendownload musik, film, dll yaitu sebanyak 20 orang dengan prosentase sebanyak 25,3 %. Menurut Tapscott (2009) perilaku anak-anak yang suka memanfaatkan situs- situs di internet dengan cara mendownload musik, maka anak-anak tersebut masuk ke dalam kategori customization dimana anak-anak ini adalah konsumer yang aktif dan acapkali bisa memperoleh suatu hal dan menyesuaikannya serta menjadikannya miliknya. Mereka tumbuh dengan pengalaman yang relatif sama, yakni bisa memperoleh apa yang mereka kehendaki, ketika mereka menginginkannya dan mereka mengetahui dimana mencari apa yang diiinginkan, serta mereka menyesuaikannya dengan kebutuhan dan keinginan yang sifatnya personal. Hal ini menunjukkan bahwa
  • 15. ketika anak-anak mempunyai keinginan untuk mendengarkan lagu-lagu favorit mereka, atau ingin menonton film yang mereka sukai, anak-anak tersebut sudah mengetahui dimana mereka bisa mendapatkan lagu-lagu atau film yang mereka sukai dengan mudah dan praktis tanpa harus keluar rumah. Situs-situs yang Sering Dikunjungi Responden Dalam bab temuan data dapat diketahui bahwa alasan yang mendorong seseorang untuk meengunjungi jenis situs- situs pun berbeda-beda tergantung motifnya dan juga kebutuhan yang mendasar atas informasi yang termuat di dalam situs-situs tersebut. Sebagaimana yang telah disajikan dalam bab temuan data (Tabel 3.19 Halaman 28), dimana sebanyak 38 orang anak-anak dengan prosentase 48,1 % sebagian besar dari mereka lebih menyukai untuk mengunjungi situs-situs jejaring sosial (Facebook atau Twitter). Menurut Tapscott (2009) perilaku anak-anak yang suka memanfaatkan jaringan media interaksi sosial, seperti Yahoo Messenger, Facebook, Twitter, Google Talk, dan lain-lain. Anak-anak tersebut termasuk ke dalam kategori collaboration dimana mereka adalah anak- anak yang memiliki insting alami untuk terus berkolaborasi dan berinovasi karena online interaksinya. Meski ada kekhawatiran sebagian pihak bahwa seseorang yang membenamkan diri ke dalam dunia maya cenderung akan bersikap soliter dan meninggalkan arti penting kolaborasi dengan pihak lain, justru di kalangan anak-anak yang termasuk ke dalam net generation hal itu tidak terjadi. Anak-anak ini adalah mereka yang terus mengembangkan jejaring sosial (seperti melalui Facebook, Twitter misalnya) sehingga membuka peluang berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk kepentingan-kepentingan tertentu saat ini dan masa depan. Situs-situs yang Sering Dikunjungi Responden Dalam bab temuan data dapat diketahui bahwa peneliti menemukan beberapa jenis situs-situs yang sering dikunjungi oleh responden anak-anak di antaranya yaitu: situs-situs tentang minat dan hobi responden, situs-situs tentang jejaring sosial, seperti: facebook, twitter, myspace, dll, situs-situs tentang gambar kartun atau animasi yang disukai oleh responden, situs-situs tentang artis atau model anak-anak favorit responden, dan yang terakhir situs-situs tentang game online favorit responden. Sebagaimana yang telah disajikan dalam bab temuan data (Tabel 3.23 Halaman 35), dimana sebanyak 44 orang responden dengan prosentase sebesar 55,7 % lebih menyukai mengunjungi situs-situs tentang jejaring sosial, seperti: facebook, twitter, myspace, dll. Menurut Tapscott (2009) perilaku anak- anak yang lebih menyukai mengunjungi situs-situs tentang jejaring sosial termasuk ke dalam kategori Collaboration merupakan karakteristik yang memberi pemahaman bahwa anak-anak umumnya memiliki insting alami untuk terus berkolaborasi dan berinovasi karena online interaksinya. Penutup Berdasarkan hasil temuan penelitian tentang perilaku pemanfaatan internet untuk kepentingan hiburan dan akademik di kalangan anak-anak dapat disimpulkan antara lain yaitu: 1. Penggunaan internet di kalangan anak- anak internet merupakan sebuah kepentingan yang sangat dibutuhkan oleh mereka. Dalam sebuah kepentingan baik kepentingan berupa hiburan maupun kepentingan berupa akademik dalam menggunakan internet dan penggunaannya yang sangat luas sesuai dengan kebutuhan anak-anak dan berhubungan dengan hal-hal yang positif, seperti dalam penggunaan internet yang berhubungan dengan
  • 16. akademik anak-anak dapat mencari artikel-artikel tentang tugas-tugas sekolah mereka dan juga mencari situs- situs yang berhubungan dengan fun atau leisure. Berdasarkan analisa data pada halaman 8 menjelaskan bahwa menurut teori diungkapkan oleh (Pace, 2006) mengenai teori struktural klasik yang menjelaskan bahwa pola-pola interaksi sosial yang terjadi dalam sebuah kelompok sosial dikarenakan terbentuk kesamaan kepentingan yang saling berhubungan dan melakukan interaksi sosial dalam memenuhi kebutuhan informasinya. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa ketika anak-anak memutuskan untuk mengenal internet dan bergabung dengan situs-situs jejaring sosial atau untuk kepentingan pencarian sebuah informasi, anak-anak pasti memiliki keinginan yang sama dengan teman- teman sepermainan mereka. 2. Penggunaan internet oleh anak-anak mereka lebih menyukai untuk membuka situs-situs atau alamat website yang berhubungan dengan kepentingan fun atau leisure, mereka tidak mengutamakan kepentingan yang berhubungan dengan kegiatan akademik mereka di sekolah. Berdasarkan analisa data pada halaman 19 dapat diketahui bahwa ketika anak- anak menggunakan internet, mereka lebih memilih untuk membuka situs- situs yang berhubungan dengan musik, film dan lain sebagainya. Hal ini sesuai dengan teori uses and gratification, dimana kegiatan mendownload musik, film, dan lain sebagainya adalah merupakan kebutuhan pelarian (Escapist needs) yaitu kebutuhan yang berhubungan dengan keinginan untuk melarikan diri dari kondisi tegang, emosi, kesepian, dan kurangnya dukungan sosial maka membutuhkan hiburan sebagai solusinya. Selain aktivitas mendownload musik, film, dan lain sebagainya anak-anak juga memanfaatkan situs-situs jejaring sosial dan kepentingan untuk berpartisipasi dengan situs-situs jejaring sosial adalah untuk menambah teman. Berdasarkan analisa data pada halaman 22, hal ini sesuai dengan teori uses and gratification, dimana terdapat beberapa alasan pemenuhan pada seseorang yang ingin dipenuhi dalam menggunakan media, salah satunya adalah karena kebutuhan integrasi sosial (The need for social integration) yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan penambahan kontak keluarga, teman dan dunia luar. Hal-hal ini didasarkan pada hasrat untuk berafiliasi. 3. Berdasarkan analisa data pada halaman 29 dapat diketahui bahwa selain memanfaatkan internet untuk kepentingan hiburan, anak-anak juga memanfaatkan internet untuk kepentingan akademik, dimana untuk memenuhi keperluan sekolahnya dan mencari tugas sekolah anak-anak mencari informasi melalui internet dan bentuk informasi yang paling sering di cari adalah sumber informasi yang berupa Email. Hal ini sesuai dengan teori uses and gratification, dimana hal tersebut termasuk kedalam salah satu kelompok kepentingan pemanfaatan internet yaitu kepentingan informasi (information utility) dimana aktivitas internet untuk mencari informasi tentang informasi sekolah, buku, berita, dan lain sebagainya. Manfaat yang lain yang diperoleh anak-anak dalam memanfaatkan dan mengakses informasi di internet pada analisa data halaman 30 yaitu untuk mendapatkan manfaat berupa sebuah informasi yang paling up to date, hal ini juga membuat anak-anak lebih menyukai informasi yang tersaji melalui internet daripada melalui media cetak atau televisi. Dimana menurut Tapscott (2009) dimana Internet dapat memberikan anak-anak banyak kesempatan untuk menyenangkan diri mereka secara online. Web merupakan perangkat pilihan yang menyenangkan dimana
  • 17. anak-anak dapat mengikuti headline suatu berita secara online, Google, cek e-mail, dan ber-IM dengan teman- teman sebayanya dari berbagai belahan dunia. Dengan didukung perangkat teknologi informasi yang memadai dan akses pada jaringan internet yang nyaris tak terbatas, maka di kalangan anak-anak yang sudah melek internet, mereka dapat dengan mudah bisa memperoleh hiburan dan berita-berita yang paling up to date hanya dalam hitungan detik. Daftar Pustaka Aisbett K. 2001. The Internet at Home-A Report on Internet Use in the Home [Electronic Version], 1-85. diakses pada tanggal 10 Oktober 2011. tersedia pada http://www.aba.gov.au/newspubs/documents/InternetStHome.pdf Anne, Lesley Ey. and Glenn, C. Cupit., 2011. Exploring young children's understanding of risks associated with Internet usage and their concepts of management strategies. Journal of Early Childhood Research. diakses pada tanggal 10 Oktober 2011. tersedia pada http://ecr.sagepub.com/content/9/1/53 Australian Bureau of Statistics. 2003. Children’s Participation in Cultural and Leisure Activities, Australia. Canberra: Australian Bureau of Statistics. diakses pada tanggal 10 Oktober 2011. Australian Bureau of Statistics (2006) Children’s Participation in Cultural and Leisure Activities, Australia (Report No. 4901.0). Canberra: Australian Bureau of Statistics., diakses pada tanggal 10 Oktober 2011. Buente, Wayne dan Alice Robbin. 2008. “Trends in Internet Information Behavior: 2000- 2004”. Journal of the American Society for Information Scienc.,, diakses pada tanggal 9 November 2011., tersedia pada http://eprints.rclis.org/13679/1/RobbinTrends- 2008Jun2-EntirePaper.pdf Bungin, Burhan. 2004. Metodologi Penelitian Kuantitatif : Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Publik Serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya. Surabaya: Kencana Prenada Media Group Cobine, G.R., 1997. Studying With the Computer. ERIC Digest. diakses pada tanggal 05-12- 2011. Tersedia pada http://www. Ericfacility.net/ericdigests/ed450069.htm Corporation for Public Broadcasting. 2002. Connected to the Future: A Report on Children’s Internet Use. Washington, DC: CPB. Tersedia pada http://www.cpb.org/stations/reports/connected/ Effendi, Onong Uchjana. 2000. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Citra Aditya Bakti, Bandung Febrian, Jack., 2005. Panduan Penggunaan Internet. Jakarta: Gramedia. Fuchs T and Wößmann L. 2005. Computers and student learning: Bivariate and multivariate evidence on the availability and use of computers at home and school. Brussels Economic Review 47: 359–385.
  • 18. Gunarsa, Singgih D. 2010. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta: Gunung Mulia. Green, Lelia. 2002. Communication, Technology and Society. London: SAGE Publications Ltd 6 Bonhill Street. Herwibowo, Yudhi dan Toni Hendroyono. 2004. Internet For Kids: Panduan Mengajarkan Internet Pada Anak. Yogyakarta: Andi. Horrigan, John B. 2002. New Internet Users: What They Do Online, What They Don’t, and Implications for the ‘Net’s Future, diakses tanggal 05 Desember 2011, tersedia pada http://www.pewinternet.org/pdfs/New_User_Report.pdf Johnson, Genevieve Marie. 2010. Young children's Internet use at home and school: Patterns and profiles. Journal of Early Childhood Research 2010 8: 282. diakses pada tanggal 10 November 2011, tersedia pada http://ecr.sagepub.com/content/8/3/282.full.pdf+html Johnson, Genevieve Marie. 2007a. Functional Internet literacy: Required cognitive skills with implications for instruction. E-Learning 4: 433–441. Liu, Ziming. 2008. Paper to Digital – Documents in the Information Age. London: Libraries Unlimited. Maguire, Mary F. (2001), “Gender, Information Technology, and Developing Countries: An AED Study that Explores Obstacles and Opportunities for Women Related to IT”, Academy for Educational Development. Morissan, dkk. 2010. Teori Komunikasi Massa. Bogor: Ghalia Indonesia. Nasution, Rozaini. 2003. Teknik Sampling. [Online], diakses pada tanggal 9 Mei 2012. Tersedia di http://library.usu.ac.id/download/fkm/fkm-rozaini.pdf Pendit, Putu Laxman. 2003. Penelitian Ilmu Perpustakaan dan Informasi: Suatu Pengantar Diskusi Epistemologi dan Metodologi. Jakarta: JIP-FSUI. Ridings, Catherine M. & Gefen, David. 2004. Virtual Community Attraction: Why People Hang Out Online. Artikel 4. Lehigh University & Drexel University. Santrock, John W. 2007. Perkembangan Anak. Edisi Kesebelas. Jilid 2. Jakarta: Erlangga. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta. Surya, Yuyun W.I. 2002. Pola Konsumsi dan Pengaruh Internet sebagai Media Komunikasi Interaktif pada Remaja (Studi Analisis Persepsi pada Remaja di Kotamadya Surabaya). Lembaga Penelitian Universitas Airlangga, Surabaya. Susan C. Herring (ed.). 1996. Computer-Mediated Communication: Linguistic, Social and Cross-Cultural Perspectives, J. Benjamins, Amsterdam.
  • 19. Suyanto, Bagong dan Sutinah. 2007. Metode Penelitian Sosial: Berbagi Alternatif Pendekatan. Jakarta: Kencana Prenada Media. Tapscott, Don. 2009. Grown Up Digital. How The Net Generation is Changing Your World. United States: Mc Graw Hill. Whitty, Monica T. 2007. Online Recreation: The Relationship Between Loneliness, Internet Self-Efficacy and The Use Of The Internet For Entertainment Purpose. Computer in Human Behaviour. Vol.23, pp: 1435-1436 ______ APJII Jatim. 2012. [Online], diakses pada tanggal 22 Juli 2012. Tersedia di http://tugupahlawan.com/5112/event-apjii-jatim-lesatkan-potensi-dengan-internet- sehat/ ______ Age-based guidelines for kids' Internet use. 2012. [Online], diakses pada tanggal 4 Mei 2012. Tersedia di http://www.microsoft.com/security/family-safety/childsafety- age.aspx ______ Asosiasi Jasa Penyelenggara Internet Indonesia. 2011. [Online], diakses pada tanggal 14 Oktober 2011. Tersedia di www.apjii.or.id ______ Brief History of the Internet. 2011. [Online], diakses pada tanggal 19 Agustus 2011. Tersedia di www.isoc.org/internet/history/brief.shtml ______ Internet World Stats Usage and Population Statistics. 2011. [Online], diakses pada tanggal 19 Agustus 2011. Tersedia di http://www.internetworldstats.com/stats3.htm ______ Indonesia Internet usage, broadband and telecommunications reports. 2011. [Online], diakses pada tanggal 20 Agustus 2011. Tersedia di http://www.internetworldstats.com/asia/id.htm ______ Internet dan Pendidikan. 2012. [Online], diakses pada tanggal 9 Mei 2012. Tersedia di http://e-pendidikan.com/inter.html ______ Kecanduan internet bikin anak agresif. 2011. [Online], diakses pada tanggal 12 Juni 2011. Tersedia di http://kosmo.vivanews.com/news/read/34873- kecanduan_internet_bikin_anak_agresif ______ Pendidikan. 2012. [Online], diakses pada tanggal 3 Mei 2012. Tersedia di http://www.surabaya.go.id/infokota/index.php?id=4 ______ Sejarah Internet. 2012. [Online], diakses pada tanggal 9 Mei 2012. Tersedia di http://id.wikibooks.org/wiki/Sejarah_Internet_Indonesia/Jaringan_Pendidikan_AI3_In donesia ______ Yahoo! TNS Net Index 2012: Pertumbuhan Pengguna Internet di Indonesia Didorong oleh Jumlah Perangkat Mobile. [Online], diakses tanggan 20 Juli 2012. Tersedia di http://www.jagatreview.com/2012/06/yahoo-tns-net-index-2012-pertumbuhan- pengguna-internet-di-indonesia-didorong-oleh-jumlah-perangkat-mobile/