Penggunaan wewenang secara bijaksana merupakan faktor kritis bagi efektifitas organisasi. Bila berbicara mengenai wewenang tentunya terkait juga dengan delegasi. Faktor penting lainnya yang menentukan efektifitas organisasi adalah desentralisasi wewenang.
Penggunaan wewenang secara bijaksana merupakan faktor kritis bagi efektifitas organisasi. Bila berbicara mengenai wewenang tentunya terkait juga dengan delegasi. Faktor penting lainnya yang menentukan efektifitas organisasi adalah desentralisasi wewenang.
Gelombang adalah usikan atau getaran yang merambat.
Proses merambat suatu getaran tidak disertai perpindahan medium perantaranya, tetapi hanya memindahkan energi dari satu tempat ke tempat lain.
Gelombang = peristiwa merambatnya energi akibat getaran partikel atau benda
berisi materi tentang definisi manajemen proyek, sasaran utama manajemen proyek, kegiatan dalam manajemen proyek, ruang lingkup proyek serta 6 tahapan manajemen proyek
Teorema Toricelli
Teorema Toricelli berlaku jika kelajuan fluida menyembur keluar dari lubang yang terletak pada jarak h dibawah permukaan atas fluida, dalam tangki sama seperti kelajuan yang akan diperoleh sebuah benda yang jatuh bebas dari ketinggian h.
v2 = \/2gh
Gelombang adalah usikan atau getaran yang merambat.
Proses merambat suatu getaran tidak disertai perpindahan medium perantaranya, tetapi hanya memindahkan energi dari satu tempat ke tempat lain.
Gelombang = peristiwa merambatnya energi akibat getaran partikel atau benda
berisi materi tentang definisi manajemen proyek, sasaran utama manajemen proyek, kegiatan dalam manajemen proyek, ruang lingkup proyek serta 6 tahapan manajemen proyek
Teorema Toricelli
Teorema Toricelli berlaku jika kelajuan fluida menyembur keluar dari lubang yang terletak pada jarak h dibawah permukaan atas fluida, dalam tangki sama seperti kelajuan yang akan diperoleh sebuah benda yang jatuh bebas dari ketinggian h.
v2 = \/2gh
Revitalisasi Peran Pengawas Sekolah Sebagai Quality Control Mutu Pendidikan. ...Joko Prasetiyo
Â
Revitalisasi Peran Pengawas Sekolah Sebagai Quality Control Mutu Pendidikan. Makalah Seminar Nasional "Peningkatan Profesionalisme Pengawas Sekolah" yang diselenggarakan di MM UGM Tanggal 11 Januari 2012.
Similar to Implementasi Manajemen Strategi pada level Mikro (Pendidikan Dasar dan Menengah) - Lila Setiyani (20)
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Â
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Â
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
2. Implementasi Manajemen Strategik dan Total Quality
Management di Tingkat Mikro (Pendidikan dasar dan
menengah)
UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA
BANDUNG
Kelompok 9
6. Tujuan
6S3 UNINUS | KELOMPOK 9
Mengetahui cara
menerapkan
impelentasi
Manajemen
Strategik di tingkat
mikro sehingga
didapatkan panduan
untuk
menerapkannya
Mengetahui cara
menerapkan TotaL
Quality Management di
tingkat mikro sehingga
lembaga dapat
mempertahankan mutu
nya atau dapat
meningkatkan mutu
produk atau jasanya
Mengetahui Manfaat dari
mengimplementasikan Manajemen
strategik dan Total Quality
Management di tingkat mikro
7. Manajemen Strategik
7
Manajemen strategik merupakan suatu sistem tentang perencanaan berskala besar yang
berorentasi pada jangkauan masa depan yang ditetapkan oleh manajemen agar organiasi
berinteraksi secara efektif dan efisien dalam usaha menghasilkan sesuatu yang berkualitas, dengan
diarahkan pada optimalisasi pencapain tujuan dan berbagai sasaran organisasi.
Manajemen Strategik ?
9. Total Quality
Management
Menurut Isikawa (1993:135) menyatakan bahwa Total
Quality Management merupakan sistem manajemen
yang mengangkat mutu sebagai strategi usaha dan
berorentasi pada kepuasan pelanggan dengan
melibatkan seluruh anggota organisasi. Institusi
pendidikan secara berkelanjutan membangun pilar –
pilar pendukungnya yaitu focus pada customer
(Customer Focus), melibatkan semua yang
berkepentingan (total involvement), pengukuran
(measurement), komitment (commitment), dan
pengembangan berkelanjutan (Continuous Quality
Improvement) sejalan dengan perubahan lingkungan.
9
10. Evolusi TQM
Menurut Britihs and International Standars
membagi evolusi TQM menjadi empat tahapan
(Dali , 2003:21)
10
11. Pilar TQM
1
Fokus Pada Pelanggan
3
Pengukuran Pengembangan
Berkelanjutan
2
Keterlibatan Total
4
Komitmen
11
5
12. Prinsip TQM
Prinsip-prinsip TQM menurut Krajewski,
lee dan Ritzman (1999) adalah filosofi
yang menekankan pada tiga prinsio :
kepuasan konsumen, keterlibatan
karyawan, dan perbaikan berkelanjutan
atas kualitas. TQM juga melibatkan
benchmarking, desainproduk barang dan
jasa, desain proses, hal – hal yang
berkaitan dengan pemecahan masalah
(problem solving)
12
13. Kendala bagi perbaikan Mutu menurut Deming
1
Kurang konstannya
Tujuan
3
Evaluasi prestasi
individu melalui proses
penilaian atau tinjauan
kerja tahunan
Manajemen yang
menggunakan prinsip
angka yang tampak
2
Pola pikir jangka pendek
4
Rotasi kerja yang terlalu
tinggi
13
5
14. Rencana kerja sekolah jangka menengah (RKJM) merupakan dokumen yang
menggambarkan tujuan yang hendak dicapai oleh sekolah dalam kurun waktu empat atau
lima tahun yang berkaitan dengan mutu lulusan yang ingin dicapai dan perbaikan
komponen yang mendukung peningkatan mutu lulusan, dengan mencakup isi poko 8 SNP
RKJM
Rencana Kegiatan Anggaran Sekolah merupakan dokumen jabaran
operasional dalam Rencana Kerja Sekolah Jangka Menengah (RKJM)
RKAS
Rencana kerja sekolah
14
Rencana kerja sekolah yang merupakan rencana yang menyeluruh untuk
mengoptimalkan penggunaan sumber daya sekolah, baik sumber daya manusia
maupun sumber daya non manusia untuk mencapai tujuan yang diinginkan dimasa
yang akan datang
15. Fungsi RKJM dan
RKAS
1. Acuan dasar dalam pelaksanaan program yang telah
disusun.
2. Penentuan prioritas dalam membuat target yang akan
dicapai dalam jangka pendek , menengah, dan panjang
3. Penentuan langkah – langkah strategis dari kondisi nyata
sekolah saat ini dengan kondisi sekolah yang diharapkan
4. Pelaksanaan supervisi, monitoring dan evaluasi
keterlaksnaan program dan hasil yang telah dicapai , guna
untuk memperoleh umpan balik untuk bahan pertimbangan
dalam penyusunan rencana selanjutnya.
5. Dijadikan dasar oleh pemerintah untuk melaksanakan
monitoring dan evaluasi keterlaksanaan program dan
pertimbangan dalam melakukan pembinaan kepada
sekolah
6. Untuk memberikan masukan kepada dinas pendidikan
dalam kerangka pencapaian standar nasional pendidikan
7. Untuk memberikan gambaran kepada stakeholder
terhadap segala bentuk program sekolah yang
diselenggarakan. 15
19. Enviromental Scaning
19
1
2
3
4
Identifikasi tantangan nyata
(kesenjangan kondisi) antara
kondisi pendidikan saat ini
terhadap kondisi pendidikan
masa datang
Analisis Kondisi Saat Ini
Analisis Kondisi Pendidikan
Masa Datang
Analisis Lingkungan Strategis
21. Analisis Kondisi Saat Ini
21S3 UNINUS | KELOMPOK 9
Pemerataan mutu
pendidikan masih
menghadapi kendala karena
kenyataannya masih terdapat
kesenjangan mutu
pendidikan di kota-kota besar
dengan kota kabupaten dan
desa
Biaya yang dialokasikan oleh
pemerintah pusat baru berkisar
60% dari biaya yang
dibutuhkan sehingga sisanya
masih perlu diupayakan dari
pemerintah daerah maupun
masyarakat. Sementara
pemahaman masyarakat tentang
sekolah gratis juga masih sangat
beragam. Hal inilah yang masih
menjadi kendala bagi
penyelenggara pendidikan
terutama sekolah negeri
Sekolah Standar Nasional yang diharapkan
sudah mememenuhi atau hampir memenuhi 8
standar pendidikan masih sangat sedikit jika
dibandingkan dengan jumlah sekolah yang ada
di tanah air
22. Analisis Kondisi Masa Datang
1
Tercapainya
Penyelenggaraan
Pendidikan sesuai SNP
3
tercipta peserta didik yang
sehat dan bugar, serta sekolah
yang memenuhi standar sekolah
sehat
pemanfaatan ICT
2
Prioritas pencapaian
pengembangan atau
peningkatan program –
program unggulan 100 %
4
Pengembangan naskah
buku pendidikan
22
5
23. Identifikasi tantangan nyata (kesenjangan kondisi) antara kondisi
pendidikan saat ini terhadap kondisi pendidikan masa datang
23
Terlampir
26. Program
• Pemenuhan SKL
• Pemenuhan Standar Isi
• Pemenuhan Standar proses
• Pemenuhan stnadar tenaga pendidik
dan kependidikan
• Pemenuhan Stnadar Sarana dan
Prasarana
• Pemenuhan Standar Pengelolan
• Pemenuhan Standar keuangan dan
pembiayaan pendidikan
• Pemenuhan stnadar penilain
pendidikan
• Pengembangan Lingkungan dan
lingkungan sekolah 26
28. Prosedur
28
Prosedur tertuang SOP dalam setiap program dan kegiatan yang akan dilakukan . Prosedur memberikan
panduan kepada user untuk dapat melaksanakan program agar hasil yang diharapkan dapat tercapai
29. Evaluation & control
• Perfomance / Kinerja
Untuk dapat mengetahui persentase
keberhasilan sekolah dalam
melaksanakan program – program yang
telah disusun , sekolah membuat tolok
ukur untuk menentukan keberhasilnnya
• Supervisi , Monitoring dan Evaluasi
Untuk dapat mengukur keberhasilan
serta melakukan tindakan pengendalian
strategi maka sekolah melakukan
Monitoring evaluasi
29
31. Kepemimpinan Total
Quality Management
Spanbaur (1992) memberikan model kepemimpinan untuk
memberdayakan guru sebagai berikut sebagai pengaplikasian TQM di
lingkup pendidikan :
• Melibatkan seluruh guru dan staf tata usaha dalam pengambilan
keputusan dan pemecahan masalah dengan menggunakan metode
ilmiah seperti kontrol proses statik.
• Bertanya kepada mereka bagaimana pendapat mereka agar
sekolah lebih maju dan kendala apa yang kemungkinan akan
terjadi serta bagaimana antisipasinya.
• Saling bertukar informasi manajemen sedapat mungkin untuk
meningkatkan komitmen mereka
• Bertanya kepada mereka sistem dan prosedur yang mana yang
tepat disampaikan kepada pelanggan eksternal sekolah untuk
meningkatkan mutu sekolah.
• Memahami bahwa manajemen yang bersifat dari atas ke bawah
tidak cocok dalam mendorong peningkatan profesionalisme guru.
• Meremajakan pertumbuhan profesional, awalnya tanggung jawab
dan kontrol dari kepala sekolah menjadi langsung dari mereka
31
32. Kepemimpinan Total
Quality Management
• Menerapkan komunikasi sistematis dan terus menerus antar warga
sekolah
• Mengembangkan kemampuan berkonflik, pemecahan masalah dan
negoisasi serta menunjukkan toleransi yang besar terhadap
konflik
• Siap membantu tanpa tanya dan tanpa menjadi rendah diri
• Menyiapkan pendidikan dengan konsep mutu seperti pembentukan
tim, manajemen proses, pelayanan pelanggan , komunikasi dan
kepemimpinan
• Model yang ditunjukkan adalah karakteristik kepribadian yang
diharapkan oleh warga sekolah dan luar sekolah
• Belajar lebih seperti pelatih dan tidak sedikit pun seperti bos
• Memberikan otonomi dan mengizinkan untuk mengambil resiko
selama terbuka dan terarah
• Menyeimbangkan dengan baik antara jaminan mutu untuk
pelanggan eksternal sekolah dengan kesejateraan yang
dibutuhkan pelanggan internal sekolah
32
37. Budaya Total Quality
Management
37
TQM membutuhkan sebuah perubahan budaya. Perubahan
budaya itu sangat sulit dilakukan dan membutuhkan waktu yang
relatif lama. Budaya TQM membutuhkan perubahan sikap dan
sistem kerja. Kepala sekolah harus mampu meyakinkan staf
bahwa perubahan budaya yang ada akan menuju budaya TQM
dapat menyebabkan sekolah lebih bermutu. Dipihak lain, staf
membutuhkan pemahaman dan penghayatan langsung tentang
informasi bahwa TQM akan membuat suatu pengaruh yang
sangat kuat bagi pengembangan sekolah dan pribadi.
Kepala sekolah harus menyadari bahwa guru dan tenaga tata
usaha membutuhkan lingkungan kerja yang menyenangkan ,
sarana dan prasarana yang lengkap , serta prosedur kerja yang
praktis dan mudah dilaksanakan sehingga dapat membatu tugas-
tugas mereka. Lingkungan yang kondusif sangat berpengaruh
terhadap pelaksanaan tugas. Kepemimpinan kepala sekolah
sanat berperan dalam memotivasi mereka melaksanakan TQM.
Tugas yang mereka lakukan membutuhkan penghargaan yang
layak dan dapat meningkatkan kesejahteraan mereka sehingga
menimbulkan semangat untuk berprestasi lebih baik lagi. Kunci
keberhasilan budaya TQM adalah sebuah mata rantai pelanggan-
pemasok internal-eksternal yang efektif.
38. Budaya Total Quality
Management
38
Peranan kepala sekolah dalam
mengembangkan budaya mutu
melaksankan :
• Visi sekolah
• Komitemen yang jelas dalam meningkatkan mutu
• Kemampuan mengkomunikasikan pesan mutu
• Rapat tentang kebutuhan – kebutuhan pelanggan
• Jaminan atau suara pelanggan atau kritik konstruktif pelanggan
didengar dan ditindak lanjuti
• Pengembangan staf melalui pelatihan , pendidikan lanjutan dan
kenaikan pangkat
• Kesalahan budaya, hampir semua masalah mutu dihasilkan oleh
manajemen dan kebijakan yang salah bukan karena kegagalan staf
karena staf hanya pelaksana
• Mengarahkan inovasi
• Menjamin bahwa struktur organisasi didefinisikan dengan jelas
berdasarkan tanggung jawab masing – masing dan memberikan
delegasi maksimal dengan tepat dan penuh tanggung jawab
• Komitmen merombak hambatan – hambatan yang direkayasa, baik
struktural maupun kultural
• Pembangun tif efektif
• Pengembangan mekanisme yang tepat untuk melakukan pemantauan
dan penilaian yang berhasil.
41. Hambatan Penerapan TQM
41
1
Delegasi dan kepemimpinan
yang tidak baik dari manajemen
senior
2
Tim mania
3
Proses penyebarluasan
4
Pendekatan yang terbatas dan
dogmatis
5
Harapan yang terlalu berlebih
dan pemberdayaan karyawan
yang bersifat prematur.
42. Faktor Sukses TQM
42
2
Ciptakan : proses yang efisien,
budaya kerja yang kondusif, dan
tim kerja yang solid4
Kembangkan : diri sendiri, bawahan,
dan rekanan
6
Terapkan : gaya
kepemimpinan partisipatif
5
Dapatkan : kesamaan persepsi ,
komitmen atasan , teman selevel,
dan bawahan
1
Pahami : filosofi, visi, misi, aksi, kebutuhan
pelanggan dan keunikan karyawan
3
Galakkan : pencatatan data,
usaha perbaikan, dan
semangat kerja
Lakukan
43. Faktor Sukses TQM
43
1
Berfikir negatif , berprilaku seperti bos
2
Statis dan Resisten terhadap perubahan
3
Mengabaikan pendapat atau kritik
6
Tidak adil & Tidak Jujur
5
Sangat subjektif
4
Beranggapan hasil kerja adalah hasil anda
sendiri
Key Point
Jangan Lakukan
44. Praktik TQM
44
Dalam praktiknya pengenalan pelaksanaan TQM tidak
luput dari hambatan . Pelaksanaan TQM merupakan
pekerjaan yang berat dan memerlukan waktu yang relatif
lama untuk mengadakan perubahan budaya mutu karena
esensi dari TQM adalah perubahan budaya. Perubahan ini
adalah untuk memenuhi harapan pelanggan internal dan
eksternal. Pelaksanaan TQM membutuhkan
kepemimpinan yang kuat, kedisiplinan guru , staf tata
usaha dan siswa serta merupakan perubahan yang luar
biasa bagi dunia pendidikan. Ketakutan terhadap metode
baru merupakan hambatan besar dalam menerapkan
TQM . Takut akan ketidak tahuan, takut mengerjakan
sesuatu dengan cara yang berbeda, takut percaya pada
orang lain,takut membuat kesalahan , dsb.
Keberhasilan dalam menerapkan TQM disuatu lembaga
pendiidkan tergantung dari visi yang digunakan oleh
tenaga pengajar dan para pemimpinnya. Sasarannya
adalah memperbaiki proses belajar mengajar dengan
memperdayakan peserta didiknya dan meningkatkan
tanggung jawabny dalam proses belajar.
45. Asesmen Penerapan
Total Quality
Management
45
Menurut sallis (2003) , untuk mengasesmen penerapan
TQM dalam rangaka meningkatkan mutu pendidikan
digunakan 10 indikator dengan bobot sebagai berikut :
• Akses bobot 5%
• Pelayanan pelangan terutama peserta didik 5%
• Kepemimpinan 15%
• Lingkungan fisik dan sumber daya sarana dan
prasarana 5%
• Pembelajaran dan mengajar efektif 20%
• Peserta didik 15%
• Staf tata usaha 15%
• Hubungan masyarakat 5%
• Organisasi 5%
• Standar 10%
Contoh Kuesioner Terlampir
46. KESIMPULAN
46
Kita dapat mengimplentasikan pendekatan manajemen strategik dan TQM dalam
lingkup pendidikan.
Berdasarkan keunggulan yang dapat diwujudkan seperti telah diuraikan diatas,
berarti dalam pengeimplementasian manajemen strategik di lingkungan organisasi
pendidikan terdapat beberapa manafaat yang dapat memperkuat usaha
mewujudkan secara efektif dan efisien. Manfaat yang dapat dipetik adalah “
Manajemen strategik dapat mengurangi ketidak pastian dan kompleksitas dalam
penyusunan perencanaan sebagai fungsi manajemen dan dalam proses
pelaksanaan pekerjaan dnegan menggunakan semua sumber daya yang secara
nyata dimiliki melalui proses yang terintegrasi dengan fungsi manajemen yang
lainnya dan dapat dinilasi hasilnya berdasarkan tujuan organisasi.
Sedangkan manfaat utama penerapan TQM pada sektor pendidikan adalah
perbaikan layanan, penguarangan biaya dan kepuasan pelanggan. Perbaikan
progresif dalam sistem manajemen dan kualitas pelayanan menghasilkan
peningkatan kepuasan pelanggan. Sebagai manfaat lain yang bisa dilihat adalah
peningkatan keahlian, semangat dan rasa percaya diri di kalangan staf, perbaikan
hubungan kerja, peningkatan akuntabilitas dan tranparansi serta peningkatan
produktifitas dan efisiensi.
47. SARAN
47
Dalam analisis penerapan manajemen strategik dan TQM ini penulis
tidak melakukan kajian evaluasi secara mendetail terhadap obyek
penelitian . semoga penelitian selanjutnya dapat mengukur besaran
dari keberhasilan penerapan manajemen strategik dan TQM ini.