SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
∆L = α.Lo.∆T
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BAB IV
MUAI PANJANG ZAT PADAT
4.1. Tujuan Praktikum
1. Menentukan koefisien muai panjang beberapa jenis logam.
2. Dapat mengukur seberapa besar pertambahan panjang beberapa logam
apabila dipanaskan.
4.2. Dasar Teori
Pada umumnya ukuran suatu benda akan berubah. Pada benda-benda
yang berbentuk batang, perubahan ukuran panjang akibat perubahan ukuran
panjang akibat perubahan suhu adalah sangat nyata sedang perubahan ukuran
luas penampang dapat diabaikan karena kecilnya.
Perubahan ukuran panjang akibat perubahan suhu dapat dirumuskan
sebagai berikut :
. ................................................................. (Persamaan
4.1)
Keterangan :
∆L = Pertambahan Panjang (m)
Lo = Panjang Awal (m)
α = Koefisien Muai Panjang (/°C)
∆T= Perubahan Suhu (°C)
Koefisien muai panjang α suatu zat didefinisikan sebagai perubahan
relatif dari panjang zat itu perderajat perubahan suhu. Pada umumnya benda bila
dipanaskan akan memuai, kecuali terhadap beberapa benda tertentu malah
menunjukkan gejala yang sebaliknya, yaitu menyusut dan tidak memuai pada
daerah selang waktu tertentu. Misalnya pada air, dalam keadaan wujud padat
(es), bila dipanaskan ternyata volumenya menyusut.
Koefisien muai panjang suatu zat atau bahan yang berwujud batang
dapat ditentukan secara berikut. Dibuat 2 goresan halus, yang pertama dekat
ujung, yang kedua dekat pangkalnya. Kemudian suhu batang dinaikkan dengan
Khairi Ramdhani 25
H1C113061
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
jumlah tertentu, lalu pergeseran tiap geseran tersebut sekrup atau mikroskop
pengatur.
Unsur di logam (biketallic element) ialah suatu alat yang banyak
dipakai beberapa tahun terakhir ini, baik sebagai thermometer maupun sebagai
bagian dari banyak alat pengontrol thermostatic. Alat ini terdiri dari dua
lempeng logam tipis yang berlainan. Kedua lempeng itu dilas satu sama lain.
Jika dipergunakan sebagai thermometer, maka ujungnya yang satu tidak
bisa bergerak, sedangkan ujungnya yang lain beda dan gerakannya yang lain
untuk menutup atau memutuskan arus listrik pengontrol. Termometer umum
yang digunakan pada tungku berupa lempengan dwi logam yang berbentuk
sulur. Jika suhu berubah suhu itu akan bertambah atau kurang melilitnya dan
gerakan ini teruskan pada skala yang sudah tertera, karena adanya geseran dan
mengurangnya gerakan termometer semacam ini bukan alat posisi. (Haliday,
1983)
Jika kedua lempengan sama tebalnya, misalnya terbukti bahwa
lempengan dwi logam yang lurus akan melengkung dan besar radius
kelengkungannya adalah R. Disini berarti selang suhu di atas atau di bawah suhu
pada waktu lempeng berbentuk lurus, 1 dan 2 ialah koefisien muai panjang.
Selain muai panjang pada suatu zat, terdapat juga muai luas dan muai volume
pada suatu zat tersebut.
Pemuaian zat cair mengikuti bentuk wadahnya sehingga zat cair hanya
mengalami muai volume saja. Muai volume zat cair juga bergantung pada jenis
zat cair, yang dinyatakan oleh besaran koefisien muai volumenya. Telah
diketahui bersama bahwa kenaikan suhu yang sama, volume alkohol lebih besar
daripada muai volume raksa. (Supriyanto, 2006)
Termometer raksa menunjukkan bahwa untuk kenaikan suhu yang
sama, muai volume zat cair (raksa) lebih besar daripada muai volume zat
padat (pipa kapiler dari kaca). Dalam keseharian, jika teko berisi air hampir
penuh dipanaskan, maka ketika mendidih sebagian air tumpah dari teko.
Keping bimetal adalah dua keping logam yang berbeda koefisien muai
panjang dikeling menjadi satu. Jika dipanaskan, keping melengkung ke arah
yang koefisien muainya lebih kecil dan jika didinginkan, keping melengkung ke
Khairi Ramdhani 26
H1C113061
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
arah logam yang koefisien muainya lebih besar. Sifat pelengkungan keping
bimetal yang peka terhadap perubahan suhu dimanfaatkan pada saklar termal,
termostat bimetal dan lampu rem mobil. (Sutrisno, 1978)
4.3. Alat dan Bahan
1. Dasar Statif
Dasar statif digunakan ketika merangkai alat statif. Komponen ini
berfungsi sebagai dasar penumpu batang statif
Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2014.
Gambar 4.1.
Dasar Statif
2. Batang Statif Panjang
Batang statif ini digunakan sebagai tiang-tiang penyangga pada alat
statif. Batang statif ini dipasang pada dasar statif. Pada lubang di bagian
samping, batang statif panjang dipasang secara horizontal, lalu kemudian
pada ujungnya dipasang kaki statif.
Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2014.
Gambar 4.2.
Batang Statif Panjang
3. Batang Statif Pendek
Khairi Ramdhani 27
H1C113061
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Batang statif pendek diletakkan vertikal di lubang bagian tengah dasar
statif.
Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2014.
Gambar 4.3.
Batang Statif Pendek
4. Klem Universal
Klem universal berfungsi sebagai penjepit labu Erlenmeyer.
Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2014.
Gambar 4.4.
Klem Universal
5. Klem Bosshead
Klem bosshead berfungsi untuk menjepit klem universal.
Khairi Ramdhani 28
H1C113061
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2014.
Gambar 4.5.
Klem Bosshead
6. Penggaris Logam
Penggaris logam digunakan untuk mengukur perpindahan jarum
penunjuk.
Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2014.
Gambar 4.6.
Penggaris Logam
7. Petunjuk Khusus
Petunjuk khusus digunakan untuk menunjukkan besar muai panjang.
Khairi Ramdhani 29
H1C113061
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2014.
Gambar 4.7.
Petunjuk Khusus
8. Penyambung Selang
Penyambung selang digunakan untuk menyambungkan selang.
Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2014.
Gambar 4.8.
Penyambung Selang
9. Labu Erlenmeyer
Labu Erlenmeyer digunakan untuk menampung air yang akan
dipanaskan.
Khairi Ramdhani 30
H1C113061
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2014.
Gambar 4.9.
Labu Erlenmeyer
10. Pembakar Spritus
Pembakar spritus digunakan sebagai kompor untuk memanaskan air
dalam labu Erlenmeyer.
Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2014.
Gambar 4.10.
Spritus
11. Selang Silikon
Selang silikon untuk menghantarkan air panas dari labu ke piring kecil.
Khairi Ramdhani 31
H1C113061
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2014.
Gambar 4.11.
Selang Silikon
12. Selang Plastik
Selang plastik berfungsi sama seperti selang silikon.
Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2014.
Gambar 4.12.
Selang Plastik
13. Pipa Baja
Pipa baja digunakan sebagai objek percobaan.
Khairi Ramdhani 32
H1C113061
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2014.
Gambar 4.13.
Pipa Baja
14. Pipa Tembaga
Pipa tembaga digunakan sebagai objek percobaan.
Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2014.
Gambar 4.14.
Pipa Tembaga
15. Pipa Aluminium
Pipa aluminium digunakan sebagai objek percobaan.
Khairi Ramdhani 33
H1C113061
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2014.
Gambar 4.15.
Pipa Alumunium
16. Sumbat Karet Besar 1 Lubang
Digunakan untuk menyumbat tabung Erlenmeyer.
Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2014.
Gambar 4.16.
Karet Sumbat Besar 1 Lubang
17. Tatakan Gelas
Tatakan gelas digunakan untuk menampung air yang telah melewati
objek percobaan.
Khairi Ramdhani 34
H1C113061
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2014.
Gambar 4.17.
Tatakan Gelas
18. Air
Air digunakan sebagai penghantar panas/kalor pada objek percobaan.
Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2014.
Gambar 4.18.
Air
4.4. Persiapan Percobaan dan Prosedur Kerja
1. Persiapan Percobaan
a. Siapkan alat atau bahan yang digunakan.
b. Rakit dasar statif, batang statif pendek dan panjang, klem universal dan
bosshead sehingga membentuk rangkaian sesuai gambar 4.19.
Khairi Ramdhani 35
H1C113061
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Sumber : Penuntun Praktikum Fisika Dasar, 2014.
Gambar 4.19.
Perakitan Dasar Statif
c. Tuangkan air ± 25 ml ke dalam labu Erlenmeyer, kemudian rakit labu itu
pada klem universal. Tancapkan penyambung selang rapat - rapat ke
lubang sumbat karet dan tutupkan rapat - rapat sumbat itu kedalam labu
Erlenmeyer. Pasang (tancapkan) petunjuk statif khusus pada statif B.
Sumber : Penuntun Praktikum Fisika Dasar, 2014.
Gambar 4.20.
Peletakan Labu Erlenmeyer
2. Prosedur Kerja
a. Jepitkan ujung pipa baja ke pegas jepit pada petunjuk khusus dan ujung
lain pada klem bosshead yang bawah pada batang statif vertikal.
Tancapkan ujung selang silikon pada penyambung batang selang dan
ujung yang lain keujung pipa baja. Tancapkan pula ujung selang plastik
Khairi Ramdhani 36
H1C113061
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
keujung pipa baja yang bawah dan siapkan tatakan gelas (di ujung lain
dari selang) untuk menampung air.
b. Letakkan penggaris logam di atas meja, tepat di bawah jarum petunjuk
khusus.
c. Letakkan pembakar spritus tepat di bawah labu Erlenmeyer. Nyalakan
pembakar spritus dan atur posisi labu Erlenmeyer sehingga memperoleh
pemanasan yang optimal.
d. Setelah air mulai mendidih, amati gerak jarum penunjuk khusus.
e. Amati nilai (angka) yang ditunjukkan jarum penunjuk khusus pada posisi
terakhir dan catat hasil pengamatan ke dalam table.
f. Matikan api pembakaran spritus, lepaskan pipa baja dari rangkaian dan
dinginkan pipa tersebut.
g. Ulangi langkah a sampai dengan f untuk pipa tembaga dan pipa
aluminium.
h. Kemasi alat dan bahan, selesaikan seluruh isian table. Kemudian
diskusikan seluruh isian tabel untuk menarik kesimpulan.
Sumber : Penuntun Praktikum Fisika Dasar, 2014.
Gambar 4.21.
Peralatan Pemuaian
4.5. Pengolahan Data
Tabel 4.1.
Hasil Pengamatan
Jenis Logam
Posisi Jarum Penunjuk Perubahan
Panjang
Logam
Waktu
Keadaan Awal Keadaan Akhir
Aluminium 20 cm 20,4 cm 0,4 cm 15 menit
Tembaga 20 cm 20,6 cm 0,6 cm 10 menit
Khairi Ramdhani 37
H1C113061
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
19,7 cm - 0,3 cm 15 menit
4.6. Pembahasan
1. Percobaan I : Mengukur Muai Panjang Alumunium
Awalnya jarum penunjuk menunjukkan angka 20 cm. Volume air
dalam labu Erlenmeyer adalah 50 ml. Setelah alumunium dipanaskan (diberi
kalor) selama 5 menit, belum terlihat pergerakan pada jarum penunjuk.
Kemudian pada menit ke-10 jarum penunjuk mulai bergerak secara perlahan.
Pada menit ke-15 api dimatikan. Jarum penunjuk menunjukkan angka 20,4
cm. Jadi aluminium mengalami muai panjang sebesar 0,4 cm.
2. Percobaan II : Mengukur Muai Panjang Tembaga
Awalnya jarum penunjuk menunjukkan angka 20 cm. Volume air
dalam labu Erlenmeyer adalah 50 ml. setelah tembaga dipanaskan (diberi
kalor) selama 5 menit, belum terlihat pergerakan pada jarum penunjuk. Pada
menit ke-10 jarum penunjuk menunjukkan angka 20,6 cm. Pada menit ke-15
api dimatikan dan jarum penunjuk menunjukkan angka 19,7 cm. Hal ini
cukup mengejutkan karena tidak semestinya terjadi. Tidak mungkin tembaga
yang dipanaskan memuai, kemudian saat masih dipanaskan menyusut
kembali bahkan panjangnya lebih kecil dari panjang awal. Berdasarkan
analisa kami hal ini dapat terjadi karena adanya pergerakan dan getaran pada
meja sehingga membuat jarum penunjuk bergerak.
Khairi Ramdhani 38
H1C113061

More Related Content

What's hot

8. laporan praktikum biologi respirasi kecambah
8. laporan praktikum biologi respirasi kecambah8. laporan praktikum biologi respirasi kecambah
8. laporan praktikum biologi respirasi kecambahSofyan Dwi Nugroho
 
Laporan praktikum fisika dasar pengukuran dasar benda padat
Laporan praktikum fisika dasar pengukuran dasar benda padatLaporan praktikum fisika dasar pengukuran dasar benda padat
Laporan praktikum fisika dasar pengukuran dasar benda padatNurul Hanifah
 
kekentalan zat cair
kekentalan zat cair kekentalan zat cair
kekentalan zat cair Widya arsy
 
Makalah praktikum jaringan tumbuhan jagung dan kacang tanah
Makalah praktikum jaringan tumbuhan jagung dan kacang tanahMakalah praktikum jaringan tumbuhan jagung dan kacang tanah
Makalah praktikum jaringan tumbuhan jagung dan kacang tanahVina Widya Putri
 
Percobaan asas black (kalorimeter)
Percobaan asas black (kalorimeter)Percobaan asas black (kalorimeter)
Percobaan asas black (kalorimeter)KLOTILDAJENIRITA
 
Laporan lengakap percobaan pembiasan cahaya
Laporan lengakap percobaan pembiasan cahayaLaporan lengakap percobaan pembiasan cahaya
Laporan lengakap percobaan pembiasan cahayafikar zul
 
Laporan Praktikum Hukum ohm bagian 1
Laporan Praktikum Hukum ohm bagian 1Laporan Praktikum Hukum ohm bagian 1
Laporan Praktikum Hukum ohm bagian 1Annisa Icha
 
Laporan Praktikum DIFUSI
Laporan Praktikum DIFUSILaporan Praktikum DIFUSI
Laporan Praktikum DIFUSIVitalis Intan
 
Fisika Dasar : Fluida
Fisika Dasar : FluidaFisika Dasar : Fluida
Fisika Dasar : FluidaKlik Bayoe
 
Laporan Praktikum IDENTIFIKASI & KLASIFIKASI TUMBUHAN || Biologi Tanaman
Laporan Praktikum IDENTIFIKASI & KLASIFIKASI TUMBUHAN || Biologi TanamanLaporan Praktikum IDENTIFIKASI & KLASIFIKASI TUMBUHAN || Biologi Tanaman
Laporan Praktikum IDENTIFIKASI & KLASIFIKASI TUMBUHAN || Biologi Tanamanshafirasalsa11
 
MATERI FLUIDA STATIS (TEKANAN HIDROSTATIS, HUKUM PASCAL, DAN HUKUM ARCHIMEDES)
MATERI FLUIDA STATIS (TEKANAN HIDROSTATIS, HUKUM PASCAL, DAN HUKUM ARCHIMEDES)MATERI FLUIDA STATIS (TEKANAN HIDROSTATIS, HUKUM PASCAL, DAN HUKUM ARCHIMEDES)
MATERI FLUIDA STATIS (TEKANAN HIDROSTATIS, HUKUM PASCAL, DAN HUKUM ARCHIMEDES)NovaPriyanaLestari
 
Mengukur Laju Respirasi Jangkrik
Mengukur Laju Respirasi JangkrikMengukur Laju Respirasi Jangkrik
Mengukur Laju Respirasi JangkrikRisa Firsta
 
Klasifikasi dan-karakteristik-material-keramik
Klasifikasi dan-karakteristik-material-keramikKlasifikasi dan-karakteristik-material-keramik
Klasifikasi dan-karakteristik-material-keramikPutra Perdana
 
Laporan hasil praktikum hukum archimedes
Laporan hasil praktikum hukum archimedesLaporan hasil praktikum hukum archimedes
Laporan hasil praktikum hukum archimedesFarah Pranidasari
 
Praktikum Sel Jaringan Hewan dan Tumbuhan
Praktikum Sel Jaringan Hewan dan TumbuhanPraktikum Sel Jaringan Hewan dan Tumbuhan
Praktikum Sel Jaringan Hewan dan TumbuhanHariyatunnisa Ahmad
 
Laporan fisdas pesawat atwood
Laporan fisdas pesawat atwoodLaporan fisdas pesawat atwood
Laporan fisdas pesawat atwoodWidya arsy
 
Laporan fisika dasar (sistem kesetimbangan gaya)
Laporan fisika dasar (sistem kesetimbangan gaya)Laporan fisika dasar (sistem kesetimbangan gaya)
Laporan fisika dasar (sistem kesetimbangan gaya)Rezki Amaliah
 
Jurnal fisika konstanta pegas
Jurnal fisika konstanta pegasJurnal fisika konstanta pegas
Jurnal fisika konstanta pegasDedew Wijayanti
 

What's hot (20)

8. laporan praktikum biologi respirasi kecambah
8. laporan praktikum biologi respirasi kecambah8. laporan praktikum biologi respirasi kecambah
8. laporan praktikum biologi respirasi kecambah
 
Laporan praktikum fisika dasar pengukuran dasar benda padat
Laporan praktikum fisika dasar pengukuran dasar benda padatLaporan praktikum fisika dasar pengukuran dasar benda padat
Laporan praktikum fisika dasar pengukuran dasar benda padat
 
kekentalan zat cair
kekentalan zat cair kekentalan zat cair
kekentalan zat cair
 
Makalah praktikum jaringan tumbuhan jagung dan kacang tanah
Makalah praktikum jaringan tumbuhan jagung dan kacang tanahMakalah praktikum jaringan tumbuhan jagung dan kacang tanah
Makalah praktikum jaringan tumbuhan jagung dan kacang tanah
 
Percobaan asas black (kalorimeter)
Percobaan asas black (kalorimeter)Percobaan asas black (kalorimeter)
Percobaan asas black (kalorimeter)
 
Laporan lengakap percobaan pembiasan cahaya
Laporan lengakap percobaan pembiasan cahayaLaporan lengakap percobaan pembiasan cahaya
Laporan lengakap percobaan pembiasan cahaya
 
Laporan Praktikum Hukum ohm bagian 1
Laporan Praktikum Hukum ohm bagian 1Laporan Praktikum Hukum ohm bagian 1
Laporan Praktikum Hukum ohm bagian 1
 
Laporan Praktikum DIFUSI
Laporan Praktikum DIFUSILaporan Praktikum DIFUSI
Laporan Praktikum DIFUSI
 
Fisika Dasar : Fluida
Fisika Dasar : FluidaFisika Dasar : Fluida
Fisika Dasar : Fluida
 
Laporan Praktikum IDENTIFIKASI & KLASIFIKASI TUMBUHAN || Biologi Tanaman
Laporan Praktikum IDENTIFIKASI & KLASIFIKASI TUMBUHAN || Biologi TanamanLaporan Praktikum IDENTIFIKASI & KLASIFIKASI TUMBUHAN || Biologi Tanaman
Laporan Praktikum IDENTIFIKASI & KLASIFIKASI TUMBUHAN || Biologi Tanaman
 
Fermentasi anaerob
Fermentasi anaerobFermentasi anaerob
Fermentasi anaerob
 
MATERI FLUIDA STATIS (TEKANAN HIDROSTATIS, HUKUM PASCAL, DAN HUKUM ARCHIMEDES)
MATERI FLUIDA STATIS (TEKANAN HIDROSTATIS, HUKUM PASCAL, DAN HUKUM ARCHIMEDES)MATERI FLUIDA STATIS (TEKANAN HIDROSTATIS, HUKUM PASCAL, DAN HUKUM ARCHIMEDES)
MATERI FLUIDA STATIS (TEKANAN HIDROSTATIS, HUKUM PASCAL, DAN HUKUM ARCHIMEDES)
 
Mengukur Laju Respirasi Jangkrik
Mengukur Laju Respirasi JangkrikMengukur Laju Respirasi Jangkrik
Mengukur Laju Respirasi Jangkrik
 
Massa jenis zat cair
Massa jenis zat cairMassa jenis zat cair
Massa jenis zat cair
 
Klasifikasi dan-karakteristik-material-keramik
Klasifikasi dan-karakteristik-material-keramikKlasifikasi dan-karakteristik-material-keramik
Klasifikasi dan-karakteristik-material-keramik
 
Laporan hasil praktikum hukum archimedes
Laporan hasil praktikum hukum archimedesLaporan hasil praktikum hukum archimedes
Laporan hasil praktikum hukum archimedes
 
Praktikum Sel Jaringan Hewan dan Tumbuhan
Praktikum Sel Jaringan Hewan dan TumbuhanPraktikum Sel Jaringan Hewan dan Tumbuhan
Praktikum Sel Jaringan Hewan dan Tumbuhan
 
Laporan fisdas pesawat atwood
Laporan fisdas pesawat atwoodLaporan fisdas pesawat atwood
Laporan fisdas pesawat atwood
 
Laporan fisika dasar (sistem kesetimbangan gaya)
Laporan fisika dasar (sistem kesetimbangan gaya)Laporan fisika dasar (sistem kesetimbangan gaya)
Laporan fisika dasar (sistem kesetimbangan gaya)
 
Jurnal fisika konstanta pegas
Jurnal fisika konstanta pegasJurnal fisika konstanta pegas
Jurnal fisika konstanta pegas
 

Similar to BAB IV MUAI PANJANG ZAT PADAT

Panjang logamimaslemlituhamka
Panjang logamimaslemlituhamkaPanjang logamimaslemlituhamka
Panjang logamimaslemlituhamkanovitia
 
Aplikasi Fluida Statis : Prototipe Dongkrak Hidrolik
Aplikasi Fluida Statis : Prototipe Dongkrak HidrolikAplikasi Fluida Statis : Prototipe Dongkrak Hidrolik
Aplikasi Fluida Statis : Prototipe Dongkrak HidrolikKomarudin Muhamad Zaelani
 
PPT SUHU & PEMUAIAN LENA (3).pptx
PPT SUHU & PEMUAIAN LENA (3).pptxPPT SUHU & PEMUAIAN LENA (3).pptx
PPT SUHU & PEMUAIAN LENA (3).pptxNurLena10
 
Pemuaian panjang semester 1 teknologi hasil pertanian uns
Pemuaian panjang semester 1 teknologi hasil pertanian unsPemuaian panjang semester 1 teknologi hasil pertanian uns
Pemuaian panjang semester 1 teknologi hasil pertanian unsRezafarida
 
Rpp smp pertemuan 2 materi suhu kalor
Rpp smp pertemuan 2 materi suhu kalorRpp smp pertemuan 2 materi suhu kalor
Rpp smp pertemuan 2 materi suhu kalorAjeng Rizki Rahmawati
 
Shell and Tube Heat Exchanger
Shell and Tube Heat ExchangerShell and Tube Heat Exchanger
Shell and Tube Heat ExchangerOlivia Cesarah
 
7 - K3 dan Pengenalan Alat Laboratorium - SMP.pptx
7 - K3 dan Pengenalan Alat Laboratorium - SMP.pptx7 - K3 dan Pengenalan Alat Laboratorium - SMP.pptx
7 - K3 dan Pengenalan Alat Laboratorium - SMP.pptxAntonetaPriskaSardjo
 
K3 dan Pengenalan Alat Laboratorium - SMP.pptx
K3 dan Pengenalan Alat Laboratorium - SMP.pptxK3 dan Pengenalan Alat Laboratorium - SMP.pptx
K3 dan Pengenalan Alat Laboratorium - SMP.pptxAntonetaPriskaSardjo
 
silabus fisika xi.pdf
silabus fisika xi.pdfsilabus fisika xi.pdf
silabus fisika xi.pdfASUSA455L
 
Makalah hukum I termodinamika(asli)
Makalah hukum I termodinamika(asli)Makalah hukum I termodinamika(asli)
Makalah hukum I termodinamika(asli)Dewi Ponco
 

Similar to BAB IV MUAI PANJANG ZAT PADAT (20)

Panjang logamimaslemlituhamka
Panjang logamimaslemlituhamkaPanjang logamimaslemlituhamka
Panjang logamimaslemlituhamka
 
04 rpp kls vii 02
04 rpp kls vii 0204 rpp kls vii 02
04 rpp kls vii 02
 
Ipa7 bab4-b
Ipa7 bab4-bIpa7 bab4-b
Ipa7 bab4-b
 
Aplikasi Fluida Statis : Prototipe Dongkrak Hidrolik
Aplikasi Fluida Statis : Prototipe Dongkrak HidrolikAplikasi Fluida Statis : Prototipe Dongkrak Hidrolik
Aplikasi Fluida Statis : Prototipe Dongkrak Hidrolik
 
PPT SUHU & PEMUAIAN LENA (3).pptx
PPT SUHU & PEMUAIAN LENA (3).pptxPPT SUHU & PEMUAIAN LENA (3).pptx
PPT SUHU & PEMUAIAN LENA (3).pptx
 
Pemuaian panjang semester 1 teknologi hasil pertanian uns
Pemuaian panjang semester 1 teknologi hasil pertanian unsPemuaian panjang semester 1 teknologi hasil pertanian uns
Pemuaian panjang semester 1 teknologi hasil pertanian uns
 
ROKET AIR
ROKET AIRROKET AIR
ROKET AIR
 
Rpp smp pertemuan 2 materi suhu kalor
Rpp smp pertemuan 2 materi suhu kalorRpp smp pertemuan 2 materi suhu kalor
Rpp smp pertemuan 2 materi suhu kalor
 
Tugas
TugasTugas
Tugas
 
Shell and Tube Heat Exchanger
Shell and Tube Heat ExchangerShell and Tube Heat Exchanger
Shell and Tube Heat Exchanger
 
fisika roket air
 fisika roket air  fisika roket air
fisika roket air
 
Modul Pemuaian
Modul PemuaianModul Pemuaian
Modul Pemuaian
 
7 - K3 dan Pengenalan Alat Laboratorium - SMP.pptx
7 - K3 dan Pengenalan Alat Laboratorium - SMP.pptx7 - K3 dan Pengenalan Alat Laboratorium - SMP.pptx
7 - K3 dan Pengenalan Alat Laboratorium - SMP.pptx
 
Perencanaan sprinkler
Perencanaan sprinklerPerencanaan sprinkler
Perencanaan sprinkler
 
SIDANG AGAM.pptx
SIDANG AGAM.pptxSIDANG AGAM.pptx
SIDANG AGAM.pptx
 
K3 dan Pengenalan Alat Laboratorium - SMP.pptx
K3 dan Pengenalan Alat Laboratorium - SMP.pptxK3 dan Pengenalan Alat Laboratorium - SMP.pptx
K3 dan Pengenalan Alat Laboratorium - SMP.pptx
 
09 e01292
09 e0129209 e01292
09 e01292
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
silabus fisika xi.pdf
silabus fisika xi.pdfsilabus fisika xi.pdf
silabus fisika xi.pdf
 
Makalah hukum I termodinamika(asli)
Makalah hukum I termodinamika(asli)Makalah hukum I termodinamika(asli)
Makalah hukum I termodinamika(asli)
 

More from Khairi Ramdhani

BAB VI PESAWAT SEDERHANA SISTEM KATROL
BAB VI PESAWAT SEDERHANA SISTEM KATROLBAB VI PESAWAT SEDERHANA SISTEM KATROL
BAB VI PESAWAT SEDERHANA SISTEM KATROLKhairi Ramdhani
 
Bab I PENDAHULUAN GEOLOGI DASAR
Bab I PENDAHULUAN GEOLOGI DASARBab I PENDAHULUAN GEOLOGI DASAR
Bab I PENDAHULUAN GEOLOGI DASARKhairi Ramdhani
 

More from Khairi Ramdhani (6)

BAB VII PENUTUP
BAB VII PENUTUPBAB VII PENUTUP
BAB VII PENUTUP
 
BAB VI PESAWAT SEDERHANA SISTEM KATROL
BAB VI PESAWAT SEDERHANA SISTEM KATROLBAB VI PESAWAT SEDERHANA SISTEM KATROL
BAB VI PESAWAT SEDERHANA SISTEM KATROL
 
BAB V GAYA LORENTZ
BAB V GAYA LORENTZBAB V GAYA LORENTZ
BAB V GAYA LORENTZ
 
BAB III HUKUM KIRHCOF
BAB III HUKUM KIRHCOFBAB III HUKUM KIRHCOF
BAB III HUKUM KIRHCOF
 
BAB II USAHA DAN ENERGI
BAB II USAHA DAN ENERGIBAB II USAHA DAN ENERGI
BAB II USAHA DAN ENERGI
 
Bab I PENDAHULUAN GEOLOGI DASAR
Bab I PENDAHULUAN GEOLOGI DASARBab I PENDAHULUAN GEOLOGI DASAR
Bab I PENDAHULUAN GEOLOGI DASAR
 

Recently uploaded

4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdfAnonymous6yIobha8QY
 
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdfMetode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdfArvinThamsir1
 
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxRemigius1984
 
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdfMODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdfihsan386426
 
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppttaniaalda710
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++FujiAdam
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfYogiCahyoPurnomo
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaRenaYunita2
 
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptxMateri Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptxarifyudianto3
 

Recently uploaded (9)

4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
 
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdfMetode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
 
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
 
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdfMODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
 
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptxMateri Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
 

BAB IV MUAI PANJANG ZAT PADAT

  • 1. ∆L = α.Lo.∆T PRAKTIKUM FISIKA DASAR PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BAB IV MUAI PANJANG ZAT PADAT 4.1. Tujuan Praktikum 1. Menentukan koefisien muai panjang beberapa jenis logam. 2. Dapat mengukur seberapa besar pertambahan panjang beberapa logam apabila dipanaskan. 4.2. Dasar Teori Pada umumnya ukuran suatu benda akan berubah. Pada benda-benda yang berbentuk batang, perubahan ukuran panjang akibat perubahan ukuran panjang akibat perubahan suhu adalah sangat nyata sedang perubahan ukuran luas penampang dapat diabaikan karena kecilnya. Perubahan ukuran panjang akibat perubahan suhu dapat dirumuskan sebagai berikut : . ................................................................. (Persamaan 4.1) Keterangan : ∆L = Pertambahan Panjang (m) Lo = Panjang Awal (m) α = Koefisien Muai Panjang (/°C) ∆T= Perubahan Suhu (°C) Koefisien muai panjang α suatu zat didefinisikan sebagai perubahan relatif dari panjang zat itu perderajat perubahan suhu. Pada umumnya benda bila dipanaskan akan memuai, kecuali terhadap beberapa benda tertentu malah menunjukkan gejala yang sebaliknya, yaitu menyusut dan tidak memuai pada daerah selang waktu tertentu. Misalnya pada air, dalam keadaan wujud padat (es), bila dipanaskan ternyata volumenya menyusut. Koefisien muai panjang suatu zat atau bahan yang berwujud batang dapat ditentukan secara berikut. Dibuat 2 goresan halus, yang pertama dekat ujung, yang kedua dekat pangkalnya. Kemudian suhu batang dinaikkan dengan Khairi Ramdhani 25 H1C113061
  • 2. PRAKTIKUM FISIKA DASAR PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT jumlah tertentu, lalu pergeseran tiap geseran tersebut sekrup atau mikroskop pengatur. Unsur di logam (biketallic element) ialah suatu alat yang banyak dipakai beberapa tahun terakhir ini, baik sebagai thermometer maupun sebagai bagian dari banyak alat pengontrol thermostatic. Alat ini terdiri dari dua lempeng logam tipis yang berlainan. Kedua lempeng itu dilas satu sama lain. Jika dipergunakan sebagai thermometer, maka ujungnya yang satu tidak bisa bergerak, sedangkan ujungnya yang lain beda dan gerakannya yang lain untuk menutup atau memutuskan arus listrik pengontrol. Termometer umum yang digunakan pada tungku berupa lempengan dwi logam yang berbentuk sulur. Jika suhu berubah suhu itu akan bertambah atau kurang melilitnya dan gerakan ini teruskan pada skala yang sudah tertera, karena adanya geseran dan mengurangnya gerakan termometer semacam ini bukan alat posisi. (Haliday, 1983) Jika kedua lempengan sama tebalnya, misalnya terbukti bahwa lempengan dwi logam yang lurus akan melengkung dan besar radius kelengkungannya adalah R. Disini berarti selang suhu di atas atau di bawah suhu pada waktu lempeng berbentuk lurus, 1 dan 2 ialah koefisien muai panjang. Selain muai panjang pada suatu zat, terdapat juga muai luas dan muai volume pada suatu zat tersebut. Pemuaian zat cair mengikuti bentuk wadahnya sehingga zat cair hanya mengalami muai volume saja. Muai volume zat cair juga bergantung pada jenis zat cair, yang dinyatakan oleh besaran koefisien muai volumenya. Telah diketahui bersama bahwa kenaikan suhu yang sama, volume alkohol lebih besar daripada muai volume raksa. (Supriyanto, 2006) Termometer raksa menunjukkan bahwa untuk kenaikan suhu yang sama, muai volume zat cair (raksa) lebih besar daripada muai volume zat padat (pipa kapiler dari kaca). Dalam keseharian, jika teko berisi air hampir penuh dipanaskan, maka ketika mendidih sebagian air tumpah dari teko. Keping bimetal adalah dua keping logam yang berbeda koefisien muai panjang dikeling menjadi satu. Jika dipanaskan, keping melengkung ke arah yang koefisien muainya lebih kecil dan jika didinginkan, keping melengkung ke Khairi Ramdhani 26 H1C113061
  • 3. PRAKTIKUM FISIKA DASAR PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT arah logam yang koefisien muainya lebih besar. Sifat pelengkungan keping bimetal yang peka terhadap perubahan suhu dimanfaatkan pada saklar termal, termostat bimetal dan lampu rem mobil. (Sutrisno, 1978) 4.3. Alat dan Bahan 1. Dasar Statif Dasar statif digunakan ketika merangkai alat statif. Komponen ini berfungsi sebagai dasar penumpu batang statif Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2014. Gambar 4.1. Dasar Statif 2. Batang Statif Panjang Batang statif ini digunakan sebagai tiang-tiang penyangga pada alat statif. Batang statif ini dipasang pada dasar statif. Pada lubang di bagian samping, batang statif panjang dipasang secara horizontal, lalu kemudian pada ujungnya dipasang kaki statif. Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2014. Gambar 4.2. Batang Statif Panjang 3. Batang Statif Pendek Khairi Ramdhani 27 H1C113061
  • 4. PRAKTIKUM FISIKA DASAR PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT Batang statif pendek diletakkan vertikal di lubang bagian tengah dasar statif. Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2014. Gambar 4.3. Batang Statif Pendek 4. Klem Universal Klem universal berfungsi sebagai penjepit labu Erlenmeyer. Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2014. Gambar 4.4. Klem Universal 5. Klem Bosshead Klem bosshead berfungsi untuk menjepit klem universal. Khairi Ramdhani 28 H1C113061
  • 5. PRAKTIKUM FISIKA DASAR PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2014. Gambar 4.5. Klem Bosshead 6. Penggaris Logam Penggaris logam digunakan untuk mengukur perpindahan jarum penunjuk. Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2014. Gambar 4.6. Penggaris Logam 7. Petunjuk Khusus Petunjuk khusus digunakan untuk menunjukkan besar muai panjang. Khairi Ramdhani 29 H1C113061
  • 6. PRAKTIKUM FISIKA DASAR PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2014. Gambar 4.7. Petunjuk Khusus 8. Penyambung Selang Penyambung selang digunakan untuk menyambungkan selang. Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2014. Gambar 4.8. Penyambung Selang 9. Labu Erlenmeyer Labu Erlenmeyer digunakan untuk menampung air yang akan dipanaskan. Khairi Ramdhani 30 H1C113061
  • 7. PRAKTIKUM FISIKA DASAR PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2014. Gambar 4.9. Labu Erlenmeyer 10. Pembakar Spritus Pembakar spritus digunakan sebagai kompor untuk memanaskan air dalam labu Erlenmeyer. Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2014. Gambar 4.10. Spritus 11. Selang Silikon Selang silikon untuk menghantarkan air panas dari labu ke piring kecil. Khairi Ramdhani 31 H1C113061
  • 8. PRAKTIKUM FISIKA DASAR PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2014. Gambar 4.11. Selang Silikon 12. Selang Plastik Selang plastik berfungsi sama seperti selang silikon. Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2014. Gambar 4.12. Selang Plastik 13. Pipa Baja Pipa baja digunakan sebagai objek percobaan. Khairi Ramdhani 32 H1C113061
  • 9. PRAKTIKUM FISIKA DASAR PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2014. Gambar 4.13. Pipa Baja 14. Pipa Tembaga Pipa tembaga digunakan sebagai objek percobaan. Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2014. Gambar 4.14. Pipa Tembaga 15. Pipa Aluminium Pipa aluminium digunakan sebagai objek percobaan. Khairi Ramdhani 33 H1C113061
  • 10. PRAKTIKUM FISIKA DASAR PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2014. Gambar 4.15. Pipa Alumunium 16. Sumbat Karet Besar 1 Lubang Digunakan untuk menyumbat tabung Erlenmeyer. Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2014. Gambar 4.16. Karet Sumbat Besar 1 Lubang 17. Tatakan Gelas Tatakan gelas digunakan untuk menampung air yang telah melewati objek percobaan. Khairi Ramdhani 34 H1C113061
  • 11. PRAKTIKUM FISIKA DASAR PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2014. Gambar 4.17. Tatakan Gelas 18. Air Air digunakan sebagai penghantar panas/kalor pada objek percobaan. Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2014. Gambar 4.18. Air 4.4. Persiapan Percobaan dan Prosedur Kerja 1. Persiapan Percobaan a. Siapkan alat atau bahan yang digunakan. b. Rakit dasar statif, batang statif pendek dan panjang, klem universal dan bosshead sehingga membentuk rangkaian sesuai gambar 4.19. Khairi Ramdhani 35 H1C113061
  • 12. PRAKTIKUM FISIKA DASAR PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT Sumber : Penuntun Praktikum Fisika Dasar, 2014. Gambar 4.19. Perakitan Dasar Statif c. Tuangkan air ± 25 ml ke dalam labu Erlenmeyer, kemudian rakit labu itu pada klem universal. Tancapkan penyambung selang rapat - rapat ke lubang sumbat karet dan tutupkan rapat - rapat sumbat itu kedalam labu Erlenmeyer. Pasang (tancapkan) petunjuk statif khusus pada statif B. Sumber : Penuntun Praktikum Fisika Dasar, 2014. Gambar 4.20. Peletakan Labu Erlenmeyer 2. Prosedur Kerja a. Jepitkan ujung pipa baja ke pegas jepit pada petunjuk khusus dan ujung lain pada klem bosshead yang bawah pada batang statif vertikal. Tancapkan ujung selang silikon pada penyambung batang selang dan ujung yang lain keujung pipa baja. Tancapkan pula ujung selang plastik Khairi Ramdhani 36 H1C113061
  • 13. PRAKTIKUM FISIKA DASAR PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT keujung pipa baja yang bawah dan siapkan tatakan gelas (di ujung lain dari selang) untuk menampung air. b. Letakkan penggaris logam di atas meja, tepat di bawah jarum petunjuk khusus. c. Letakkan pembakar spritus tepat di bawah labu Erlenmeyer. Nyalakan pembakar spritus dan atur posisi labu Erlenmeyer sehingga memperoleh pemanasan yang optimal. d. Setelah air mulai mendidih, amati gerak jarum penunjuk khusus. e. Amati nilai (angka) yang ditunjukkan jarum penunjuk khusus pada posisi terakhir dan catat hasil pengamatan ke dalam table. f. Matikan api pembakaran spritus, lepaskan pipa baja dari rangkaian dan dinginkan pipa tersebut. g. Ulangi langkah a sampai dengan f untuk pipa tembaga dan pipa aluminium. h. Kemasi alat dan bahan, selesaikan seluruh isian table. Kemudian diskusikan seluruh isian tabel untuk menarik kesimpulan. Sumber : Penuntun Praktikum Fisika Dasar, 2014. Gambar 4.21. Peralatan Pemuaian 4.5. Pengolahan Data Tabel 4.1. Hasil Pengamatan Jenis Logam Posisi Jarum Penunjuk Perubahan Panjang Logam Waktu Keadaan Awal Keadaan Akhir Aluminium 20 cm 20,4 cm 0,4 cm 15 menit Tembaga 20 cm 20,6 cm 0,6 cm 10 menit Khairi Ramdhani 37 H1C113061
  • 14. PRAKTIKUM FISIKA DASAR PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT 19,7 cm - 0,3 cm 15 menit 4.6. Pembahasan 1. Percobaan I : Mengukur Muai Panjang Alumunium Awalnya jarum penunjuk menunjukkan angka 20 cm. Volume air dalam labu Erlenmeyer adalah 50 ml. Setelah alumunium dipanaskan (diberi kalor) selama 5 menit, belum terlihat pergerakan pada jarum penunjuk. Kemudian pada menit ke-10 jarum penunjuk mulai bergerak secara perlahan. Pada menit ke-15 api dimatikan. Jarum penunjuk menunjukkan angka 20,4 cm. Jadi aluminium mengalami muai panjang sebesar 0,4 cm. 2. Percobaan II : Mengukur Muai Panjang Tembaga Awalnya jarum penunjuk menunjukkan angka 20 cm. Volume air dalam labu Erlenmeyer adalah 50 ml. setelah tembaga dipanaskan (diberi kalor) selama 5 menit, belum terlihat pergerakan pada jarum penunjuk. Pada menit ke-10 jarum penunjuk menunjukkan angka 20,6 cm. Pada menit ke-15 api dimatikan dan jarum penunjuk menunjukkan angka 19,7 cm. Hal ini cukup mengejutkan karena tidak semestinya terjadi. Tidak mungkin tembaga yang dipanaskan memuai, kemudian saat masih dipanaskan menyusut kembali bahkan panjangnya lebih kecil dari panjang awal. Berdasarkan analisa kami hal ini dapat terjadi karena adanya pergerakan dan getaran pada meja sehingga membuat jarum penunjuk bergerak. Khairi Ramdhani 38 H1C113061