SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
ILMU BAHAN
BESICOR
Created : Muhammad Putro Utomo
Defini besi cor
Besi cor merupakan salah satu jenis logam tertua & murah yang
pernah ditemukan umat manusia di antara sekian banyak logam
yang ada. sekitar 80% mesin kendaraan terbuat dari besi cor.
Besi cor pada dasarnya merupakan paduan eutektik dari besi dan
karbon. temperature lelehnya relative rendah, sekitar 1200 celcius.
Temperatur leleh yang rendah sangat menguntungkan, karena
mudah dicairkan, sehingga pemakaian bahan bakar atau energy
lebih hemat dan murah
JENIS-JENIS BESI COR
1 Besi Cor Kelabu, Gray Cast Iron
2 Besi Cor Nodular, Nodular Cast Iron
3 Besi Cor Putih, White Cast Iron
4 Besi Cor Mampu Tempa, Malleable Cast Iro
1. Besi Cor Kelabu, Gray Cast Iron
Besi cor kelabu memiliki kandungan silicon relative tinggi yaitu antara satu sampai tiga persen.
Dengan silicon sebesar ini, besi cor akan membentuk garfit dengan mudah, sehingga fasa karbida
Fe3C tidak terbentuk. Grafit serpih besi cor ini terbentuk saat proses pembekuan.
Besi cor kelabu memiliki kandungan karbon antara 2,5 – 4,0 persen, dan kandungan
mangan antara 0,2 – 1,0 persen. Sedangkan kandungan fosfor antara 0,002 – 1,0
persen, dan sulfur antara 0,02 – 0,025 persen. sifat-sifat yang dimilikinya, besi cor ini lebih
banyak digunakan sebagai landasan mesin, poros penghubung, dan alat berat.
2. Besi Cor Nodular, NodularCast Iron
Besi cor nodular dibuat dengan menambahkan sedikit unsure magnesium atau serium.
Penambahan unsure ini menyebabkan bentuk grafit besi cor menjadi nodular, atau bulat,
atau speroid. Perubahan bentuk grafit ini diikuti dengan perubahan keuletan. Keulutan
besi cor naik. Maka dari itu, besi cor nodular disebut besi cor ulet. Besi cor ini memiliki
keuletan antara 10 – 20 persen. besi cor ini banyak digunakan untuk aplikasi poros engkol,
pipa dan suku cadang khusus.
3. BESI COR PUTIH, WHITE CAST IRON
Besi cor putih dibuat dengan pendinginan yang sangat cepat. Pada laju pendinginan
yang cepat akan terbentuk karbida Fe3C yang metastabil dan karbon tidak memiliki
kesempatan untuk membentuk grafit. Karbida yang terbentuk mencapai sekitar 30 persen
volume.
Besi cor putih mengandung karbon antara 1,8 – 3,6 persen, dan kandungan mangan antara
0,25 – 0,80 persen. Sedangkan kandungan fosfornya antara 0,06 – 0,2 persen, dan sulfur
antara 0,06 – 0,2 persen. Sifat yang dimilikinya menyebabkan besi cor ini lebih aplikatif
untuk suku cadang yang mensyaratkan ketahanan aus tinggi.
4.BESI COR MAMPU TEMPA,MALLEABLE CAST IRON
Besi Cor mampu tempa dibuat dari besi cor putih dengan menerapkan suatu perlakuan panas.
Perlakuan panas yang diterapkan pada besi cor putih umumnya adalah anil. Dengan perlakukan ini
fasa-fasa karbida Fe3C akan terdekomposisi menjadi besi dan grafit. Grafit yang terbentuk tidak serpih
atau bulat, namun berbentuk gumpalan grafit yang tidak memiliki tepi-tepi tajam.
Besi cor mampu tempa memiliki kandungan karbon antara 2,2 – 2,9 persen, kandungan silicon
antara 0,9 – 1,9 persen, dan mangan antara 0,15 – 1,2 persen. Sedangkan kandungan fosfor nya antara
0,02 – 0,2 persen dan sulfur antara 0,02 – 0,2 persen. Besi cor ini umumnya digunakan untuk perkakas
dan alat-alat kereta api
STRUKTURBESI COR
Sejak berhasilnya pembulatan grafit dalam besi cor, berbagai bentuk rafi mulai
diamati antara bentuk sepih dengan bentuk bulat, maka pada Kongres
Pengecoran Internasional pada tahun 1962, bentuk-bentuk grafit tersebut
diklasifikasikan Bentuk I adalah grafit serpih yang biasa, bentuk II bentuk
grafit yang berujung runcing yang biasa terjadi kalau kelebihan unsur
pembulat, bentuk III untuk grafit yang berujung bulat yang biasa terjadi bila
unsur pembulat tidak cukup , ini disebut grafit serpih palsu grafit berbentuk
cacing. Bentuk IV untuk grafit gumpalan yang bbiasa terjadi pada besi cor
meleabel perapian hitam dan bentuk V adalah bentuk grafit nodular
STRUKTUR BESI COR
Bentuk-bentuk grafit dinyatakan dengan angka romawi I sampai dengan VII sebagaimana ditunjukkan pada gambar
Gambar : Standar bentuk grafit menurut ASTM-Spezifikation A 247.
Grafit A : Grafit eutektik lamelar (grafit lamelar yang tersebar
secara merata dan seragam).
Grafit B : Grafit mawar (Rosette).
Grafit C : Grafit kasar (grafit primer) yang tersebar diantara grafit-
grafit eutektik. Umumnya terdapat pada komposisi besi
cor hipereutektik.
Grafit D : Grafit interdenditrik (grafit undercooling). Umumnya
terjadi pada komposisi besi cor hipoeutektik.
Grafit E : Grafit interdendritik yang terurai. Umumnya terjadi pada
komposisi besi cor hipoeutektik.
(I = Grafit Bulat, IV = Grafit Vermikular, VII = Grafit Lamelar)
Sedangkan sebaran grafit khususnya untuk bentuk I dinyatakan dengan huruf kapital A
sampai E sebagaimana ditunjukkan pada gambar dan keterangan nya di tabel.
KLASIFIKASIBESI COR
Umumnya besi cor akan mengandung unsur Fe dan C [3,5% - 4,3%]. Besi cor, diklasifikasikan
menjadi :
a. Besi cor putih (white cast iron) Besi cor putih mempunyai fasa sementid+perlit sehingga
mempunyai sifat keras dan getas.
b. Besi cor kelabu (grey cast iron) Unsur penyusun dari besi cor kelabu yakni : Fe + C + Silikon
(Si). dengan sifat : agak getas yang dikarenakan ujung-ujung grafit berbentuk serpih tajam,
akibatnya konsentrasi tegangan tinggi sehingga mudah patah.
c. Besi cor bergrafit bulat (ductile cast iron atau noduler cast iron) Unsur penyusun dari besi
cor bergrafit bulat yakni : Fe + C + Si + Mg / Ce. Penambahan Mg atau Ce bertujuan untuk
“melunakan” grafit menjadi bulat sehingga konsentrasi tegangan sedikit sekali (besi cor
bersifat ulet).
d. Besi cor mampu tempa (malleable cast iron) Untuk membuat besi cor mampu tempa dapat
dibuat dengan memanaskan besi cor putih hingga mencapai suhu 700 Derajat Celcius selama
30 Jam. Hal ini bertujuan agar sementid terturai menjadi Fe (ferit) dan C (grafit). Grafit yang
dihasilkan berbentuk pipih.
PEMBEKUANBESI COR
Secara umum proses pembekuan dari besi cor dengan kandungan C antara 2%
sampai 4% adalah sebagai berikut: Dari cairan (kemungkinan pada saat ini
telah terdapat inti-inti grafit) akan terbentuk kristal g-primer yang dengan
demikian konsntrasi C didalam sisa cairan akan meningkat menuju
kekomposisi eutektik. Sisa cairan kemudian akan tertransformasi secara
eutektik menjadi ledeburit dan sejumlah grafit.
Pada pendinginan selanjutnya sementit pada ledeburit akan tertransformasi
menjadi austenit dan grafit dan untuk selanjutnya grafi-grafit akan
tersegregasi keluar dari austenit (serpanjang garis E’S’ diagram biner Besi-
Karbon). Grafit-grafit sekunder ini terbentuk menempel pada grafit primer
yang oleh karenanya tumbuh semakin besar.
Gambar :Diagram besi cor menurut Maurer.
Maurer mengembangkan suatu diagram besi cor dengan kandungan C dan
Si berbeda-beda pada suatu laju pendinginan tertentu (yaitu pada spesimen cor
diameter 30 mm) yang memperlihatkan perbedaan matriks pada setiap
kandungan C dan Si.
Beberapa gambarhasilpembekuanbesi cor
Gambar : Besi cor putih.
(Ledeburit + perlit)
Gambar : Besi cor perlitik.(Perlit + grafit)
Gambar : Besi cor ferit-perlit
Gambar 3.1.4 : Besi cor meliert.
Gambar : Steadit didalam struktur besi cor perlitik.
Gambar :Stedit kasar didalam struktur besi cor perlitik.
PengaplikasianPADA MESIN ALAT BERAT
• Besi cor Klabu : Landasan Mesin, poros
penghubung, blok mesin
• Besi cor nodular :Poros engkol pipa
• Besi cor putih: sukucadang
• Besi cor mampu tempa : spare part berukuran
kecil, alat-alat kreta api
• Besicorbergrafit bulat : batang torak kompresor,
penjepit kreta api
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
TERIMA KASIH
KALIAN LUAR BIASA

More Related Content

What's hot

What's hot (20)

Lap.metalografi.
Lap.metalografi.Lap.metalografi.
Lap.metalografi.
 
Kelelahan Logam (Fatigue)
Kelelahan Logam (Fatigue)Kelelahan Logam (Fatigue)
Kelelahan Logam (Fatigue)
 
Ppt keramik
Ppt keramikPpt keramik
Ppt keramik
 
proses pengecoran logam
proses pengecoran logamproses pengecoran logam
proses pengecoran logam
 
Proses shearing
Proses shearingProses shearing
Proses shearing
 
Klasifikasi dan-karakteristik-material-keramik
Klasifikasi dan-karakteristik-material-keramikKlasifikasi dan-karakteristik-material-keramik
Klasifikasi dan-karakteristik-material-keramik
 
MENGENAL PROSES PENGERJAAN PLAT PADA METODE PIERCING ATAU PUNCHING
MENGENAL PROSES PENGERJAAN PLAT PADA METODE PIERCING ATAU PUNCHINGMENGENAL PROSES PENGERJAAN PLAT PADA METODE PIERCING ATAU PUNCHING
MENGENAL PROSES PENGERJAAN PLAT PADA METODE PIERCING ATAU PUNCHING
 
macam macam logam paduan
macam macam logam paduanmacam macam logam paduan
macam macam logam paduan
 
Baja dan klasifikasinya
Baja dan klasifikasinyaBaja dan klasifikasinya
Baja dan klasifikasinya
 
Uji tarik
Uji tarikUji tarik
Uji tarik
 
DRAWING PROSES
DRAWING PROSESDRAWING PROSES
DRAWING PROSES
 
Presentasi keramik
Presentasi keramikPresentasi keramik
Presentasi keramik
 
Perlakuan panas
Perlakuan panasPerlakuan panas
Perlakuan panas
 
Material teknik dan proses
Material teknik dan prosesMaterial teknik dan proses
Material teknik dan proses
 
Material teknik (2)
Material teknik (2)Material teknik (2)
Material teknik (2)
 
Presentasi keramik
Presentasi keramikPresentasi keramik
Presentasi keramik
 
Bab 06 kriteria kegagalan lelah
Bab 06 kriteria kegagalan lelahBab 06 kriteria kegagalan lelah
Bab 06 kriteria kegagalan lelah
 
53788362 kuliah-1-material-komposite
53788362 kuliah-1-material-komposite53788362 kuliah-1-material-komposite
53788362 kuliah-1-material-komposite
 
Bab4 mt uji tarik
Bab4 mt uji tarikBab4 mt uji tarik
Bab4 mt uji tarik
 
metalurgi serbuk
metalurgi serbukmetalurgi serbuk
metalurgi serbuk
 

Viewers also liked

Kemagnetan dan elektromagnetis
Kemagnetan dan elektromagnetisKemagnetan dan elektromagnetis
Kemagnetan dan elektromagnetisEko Supriyadi
 
Bahan magnet 2
Bahan magnet 2Bahan magnet 2
Bahan magnet 2mansen3
 
12 -14 c-spin_paramagnetism
12 -14 c-spin_paramagnetism12 -14 c-spin_paramagnetism
12 -14 c-spin_paramagnetismjayamartha
 
Ilmu bahan
Ilmu bahan Ilmu bahan
Ilmu bahan irwaniin
 
Growing great schools: what has the most impact?
Growing great schools: what has the most impact?Growing great schools: what has the most impact?
Growing great schools: what has the most impact?Ofsted
 

Viewers also liked (7)

Kemagnetan dan elektromagnetis
Kemagnetan dan elektromagnetisKemagnetan dan elektromagnetis
Kemagnetan dan elektromagnetis
 
Bahan magnet 2
Bahan magnet 2Bahan magnet 2
Bahan magnet 2
 
12 -14 c-spin_paramagnetism
12 -14 c-spin_paramagnetism12 -14 c-spin_paramagnetism
12 -14 c-spin_paramagnetism
 
Feromagnetik
FeromagnetikFeromagnetik
Feromagnetik
 
Kemagnetan
KemagnetanKemagnetan
Kemagnetan
 
Ilmu bahan
Ilmu bahan Ilmu bahan
Ilmu bahan
 
Growing great schools: what has the most impact?
Growing great schools: what has the most impact?Growing great schools: what has the most impact?
Growing great schools: what has the most impact?
 

Similar to BESICORSTRUKTUR

Similar to BESICORSTRUKTUR (20)

Pak nandi
Pak nandiPak nandi
Pak nandi
 
Makalah teknologi mekanik
Makalah teknologi mekanikMakalah teknologi mekanik
Makalah teknologi mekanik
 
[Presentasi] Logam Besi (Fe)
[Presentasi] Logam Besi (Fe)[Presentasi] Logam Besi (Fe)
[Presentasi] Logam Besi (Fe)
 
Pengantar proses manufaktur (AA)
Pengantar proses manufaktur (AA)Pengantar proses manufaktur (AA)
Pengantar proses manufaktur (AA)
 
Tugas 2 material teknik
Tugas 2 material teknikTugas 2 material teknik
Tugas 2 material teknik
 
Kelompok kimia
Kelompok kimiaKelompok kimia
Kelompok kimia
 
2b Besi Cor_Materi Kuliah elemen mesin semester 1PPT
2b Besi Cor_Materi Kuliah elemen mesin semester 1PPT2b Besi Cor_Materi Kuliah elemen mesin semester 1PPT
2b Besi Cor_Materi Kuliah elemen mesin semester 1PPT
 
Pengenalan Baja
Pengenalan BajaPengenalan Baja
Pengenalan Baja
 
Pengecoran
PengecoranPengecoran
Pengecoran
 
Baja (steel)
Baja (steel)Baja (steel)
Baja (steel)
 
Besi tuang
Besi tuangBesi tuang
Besi tuang
 
Presentation besi tuang
Presentation besi tuangPresentation besi tuang
Presentation besi tuang
 
Material Baja
Material Baja Material Baja
Material Baja
 
Unsur transisi periode keempat
Unsur transisi periode keempatUnsur transisi periode keempat
Unsur transisi periode keempat
 
Logam modul 1 ppg
Logam modul 1 ppgLogam modul 1 ppg
Logam modul 1 ppg
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Dasar_dasar_Ilmu_Logam.ppt
Dasar_dasar_Ilmu_Logam.pptDasar_dasar_Ilmu_Logam.ppt
Dasar_dasar_Ilmu_Logam.ppt
 
Material Teknik Dasar
Material Teknik DasarMaterial Teknik Dasar
Material Teknik Dasar
 
Bab%20 ii
Bab%20 iiBab%20 ii
Bab%20 ii
 
Pertemuan 3 - Diagram Fasa Fe-Fe3C(1).pdf
Pertemuan 3 - Diagram Fasa Fe-Fe3C(1).pdfPertemuan 3 - Diagram Fasa Fe-Fe3C(1).pdf
Pertemuan 3 - Diagram Fasa Fe-Fe3C(1).pdf
 

Recently uploaded

Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxrahmaamaw03
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSyudi_alfian
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasAZakariaAmien1
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfmaulanayazid
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 

Recently uploaded (20)

Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 

BESICORSTRUKTUR

  • 1. ILMU BAHAN BESICOR Created : Muhammad Putro Utomo
  • 2. Defini besi cor Besi cor merupakan salah satu jenis logam tertua & murah yang pernah ditemukan umat manusia di antara sekian banyak logam yang ada. sekitar 80% mesin kendaraan terbuat dari besi cor. Besi cor pada dasarnya merupakan paduan eutektik dari besi dan karbon. temperature lelehnya relative rendah, sekitar 1200 celcius. Temperatur leleh yang rendah sangat menguntungkan, karena mudah dicairkan, sehingga pemakaian bahan bakar atau energy lebih hemat dan murah
  • 3. JENIS-JENIS BESI COR 1 Besi Cor Kelabu, Gray Cast Iron 2 Besi Cor Nodular, Nodular Cast Iron 3 Besi Cor Putih, White Cast Iron 4 Besi Cor Mampu Tempa, Malleable Cast Iro
  • 4. 1. Besi Cor Kelabu, Gray Cast Iron Besi cor kelabu memiliki kandungan silicon relative tinggi yaitu antara satu sampai tiga persen. Dengan silicon sebesar ini, besi cor akan membentuk garfit dengan mudah, sehingga fasa karbida Fe3C tidak terbentuk. Grafit serpih besi cor ini terbentuk saat proses pembekuan. Besi cor kelabu memiliki kandungan karbon antara 2,5 – 4,0 persen, dan kandungan mangan antara 0,2 – 1,0 persen. Sedangkan kandungan fosfor antara 0,002 – 1,0 persen, dan sulfur antara 0,02 – 0,025 persen. sifat-sifat yang dimilikinya, besi cor ini lebih banyak digunakan sebagai landasan mesin, poros penghubung, dan alat berat.
  • 5. 2. Besi Cor Nodular, NodularCast Iron Besi cor nodular dibuat dengan menambahkan sedikit unsure magnesium atau serium. Penambahan unsure ini menyebabkan bentuk grafit besi cor menjadi nodular, atau bulat, atau speroid. Perubahan bentuk grafit ini diikuti dengan perubahan keuletan. Keulutan besi cor naik. Maka dari itu, besi cor nodular disebut besi cor ulet. Besi cor ini memiliki keuletan antara 10 – 20 persen. besi cor ini banyak digunakan untuk aplikasi poros engkol, pipa dan suku cadang khusus.
  • 6. 3. BESI COR PUTIH, WHITE CAST IRON Besi cor putih dibuat dengan pendinginan yang sangat cepat. Pada laju pendinginan yang cepat akan terbentuk karbida Fe3C yang metastabil dan karbon tidak memiliki kesempatan untuk membentuk grafit. Karbida yang terbentuk mencapai sekitar 30 persen volume. Besi cor putih mengandung karbon antara 1,8 – 3,6 persen, dan kandungan mangan antara 0,25 – 0,80 persen. Sedangkan kandungan fosfornya antara 0,06 – 0,2 persen, dan sulfur antara 0,06 – 0,2 persen. Sifat yang dimilikinya menyebabkan besi cor ini lebih aplikatif untuk suku cadang yang mensyaratkan ketahanan aus tinggi.
  • 7. 4.BESI COR MAMPU TEMPA,MALLEABLE CAST IRON Besi Cor mampu tempa dibuat dari besi cor putih dengan menerapkan suatu perlakuan panas. Perlakuan panas yang diterapkan pada besi cor putih umumnya adalah anil. Dengan perlakukan ini fasa-fasa karbida Fe3C akan terdekomposisi menjadi besi dan grafit. Grafit yang terbentuk tidak serpih atau bulat, namun berbentuk gumpalan grafit yang tidak memiliki tepi-tepi tajam. Besi cor mampu tempa memiliki kandungan karbon antara 2,2 – 2,9 persen, kandungan silicon antara 0,9 – 1,9 persen, dan mangan antara 0,15 – 1,2 persen. Sedangkan kandungan fosfor nya antara 0,02 – 0,2 persen dan sulfur antara 0,02 – 0,2 persen. Besi cor ini umumnya digunakan untuk perkakas dan alat-alat kereta api
  • 8. STRUKTURBESI COR Sejak berhasilnya pembulatan grafit dalam besi cor, berbagai bentuk rafi mulai diamati antara bentuk sepih dengan bentuk bulat, maka pada Kongres Pengecoran Internasional pada tahun 1962, bentuk-bentuk grafit tersebut diklasifikasikan Bentuk I adalah grafit serpih yang biasa, bentuk II bentuk grafit yang berujung runcing yang biasa terjadi kalau kelebihan unsur pembulat, bentuk III untuk grafit yang berujung bulat yang biasa terjadi bila unsur pembulat tidak cukup , ini disebut grafit serpih palsu grafit berbentuk cacing. Bentuk IV untuk grafit gumpalan yang bbiasa terjadi pada besi cor meleabel perapian hitam dan bentuk V adalah bentuk grafit nodular
  • 9. STRUKTUR BESI COR Bentuk-bentuk grafit dinyatakan dengan angka romawi I sampai dengan VII sebagaimana ditunjukkan pada gambar Gambar : Standar bentuk grafit menurut ASTM-Spezifikation A 247.
  • 10. Grafit A : Grafit eutektik lamelar (grafit lamelar yang tersebar secara merata dan seragam). Grafit B : Grafit mawar (Rosette). Grafit C : Grafit kasar (grafit primer) yang tersebar diantara grafit- grafit eutektik. Umumnya terdapat pada komposisi besi cor hipereutektik. Grafit D : Grafit interdenditrik (grafit undercooling). Umumnya terjadi pada komposisi besi cor hipoeutektik. Grafit E : Grafit interdendritik yang terurai. Umumnya terjadi pada komposisi besi cor hipoeutektik. (I = Grafit Bulat, IV = Grafit Vermikular, VII = Grafit Lamelar) Sedangkan sebaran grafit khususnya untuk bentuk I dinyatakan dengan huruf kapital A sampai E sebagaimana ditunjukkan pada gambar dan keterangan nya di tabel.
  • 11. KLASIFIKASIBESI COR Umumnya besi cor akan mengandung unsur Fe dan C [3,5% - 4,3%]. Besi cor, diklasifikasikan menjadi : a. Besi cor putih (white cast iron) Besi cor putih mempunyai fasa sementid+perlit sehingga mempunyai sifat keras dan getas. b. Besi cor kelabu (grey cast iron) Unsur penyusun dari besi cor kelabu yakni : Fe + C + Silikon (Si). dengan sifat : agak getas yang dikarenakan ujung-ujung grafit berbentuk serpih tajam, akibatnya konsentrasi tegangan tinggi sehingga mudah patah. c. Besi cor bergrafit bulat (ductile cast iron atau noduler cast iron) Unsur penyusun dari besi cor bergrafit bulat yakni : Fe + C + Si + Mg / Ce. Penambahan Mg atau Ce bertujuan untuk “melunakan” grafit menjadi bulat sehingga konsentrasi tegangan sedikit sekali (besi cor bersifat ulet). d. Besi cor mampu tempa (malleable cast iron) Untuk membuat besi cor mampu tempa dapat dibuat dengan memanaskan besi cor putih hingga mencapai suhu 700 Derajat Celcius selama 30 Jam. Hal ini bertujuan agar sementid terturai menjadi Fe (ferit) dan C (grafit). Grafit yang dihasilkan berbentuk pipih.
  • 12. PEMBEKUANBESI COR Secara umum proses pembekuan dari besi cor dengan kandungan C antara 2% sampai 4% adalah sebagai berikut: Dari cairan (kemungkinan pada saat ini telah terdapat inti-inti grafit) akan terbentuk kristal g-primer yang dengan demikian konsntrasi C didalam sisa cairan akan meningkat menuju kekomposisi eutektik. Sisa cairan kemudian akan tertransformasi secara eutektik menjadi ledeburit dan sejumlah grafit. Pada pendinginan selanjutnya sementit pada ledeburit akan tertransformasi menjadi austenit dan grafit dan untuk selanjutnya grafi-grafit akan tersegregasi keluar dari austenit (serpanjang garis E’S’ diagram biner Besi- Karbon). Grafit-grafit sekunder ini terbentuk menempel pada grafit primer yang oleh karenanya tumbuh semakin besar.
  • 13. Gambar :Diagram besi cor menurut Maurer. Maurer mengembangkan suatu diagram besi cor dengan kandungan C dan Si berbeda-beda pada suatu laju pendinginan tertentu (yaitu pada spesimen cor diameter 30 mm) yang memperlihatkan perbedaan matriks pada setiap kandungan C dan Si.
  • 14. Beberapa gambarhasilpembekuanbesi cor Gambar : Besi cor putih. (Ledeburit + perlit) Gambar : Besi cor perlitik.(Perlit + grafit)
  • 15. Gambar : Besi cor ferit-perlit Gambar 3.1.4 : Besi cor meliert. Gambar : Steadit didalam struktur besi cor perlitik. Gambar :Stedit kasar didalam struktur besi cor perlitik.
  • 16. PengaplikasianPADA MESIN ALAT BERAT • Besi cor Klabu : Landasan Mesin, poros penghubung, blok mesin • Besi cor nodular :Poros engkol pipa • Besi cor putih: sukucadang • Besi cor mampu tempa : spare part berukuran kecil, alat-alat kreta api • Besicorbergrafit bulat : batang torak kompresor, penjepit kreta api