2. Defini besi cor
Besi cor merupakan salah satu jenis logam tertua & murah yang
pernah ditemukan umat manusia di antara sekian banyak logam
yang ada. sekitar 80% mesin kendaraan terbuat dari besi cor.
Besi cor pada dasarnya merupakan paduan eutektik dari besi dan
karbon. temperature lelehnya relative rendah, sekitar 1200 celcius.
Temperatur leleh yang rendah sangat menguntungkan, karena
mudah dicairkan, sehingga pemakaian bahan bakar atau energy
lebih hemat dan murah
3. JENIS-JENIS BESI COR
1 Besi Cor Kelabu, Gray Cast Iron
2 Besi Cor Nodular, Nodular Cast Iron
3 Besi Cor Putih, White Cast Iron
4 Besi Cor Mampu Tempa, Malleable Cast Iro
4. 1. Besi Cor Kelabu, Gray Cast Iron
Besi cor kelabu memiliki kandungan silicon relative tinggi yaitu antara satu sampai tiga persen.
Dengan silicon sebesar ini, besi cor akan membentuk garfit dengan mudah, sehingga fasa karbida
Fe3C tidak terbentuk. Grafit serpih besi cor ini terbentuk saat proses pembekuan.
Besi cor kelabu memiliki kandungan karbon antara 2,5 – 4,0 persen, dan kandungan
mangan antara 0,2 – 1,0 persen. Sedangkan kandungan fosfor antara 0,002 – 1,0
persen, dan sulfur antara 0,02 – 0,025 persen. sifat-sifat yang dimilikinya, besi cor ini lebih
banyak digunakan sebagai landasan mesin, poros penghubung, dan alat berat.
5. 2. Besi Cor Nodular, NodularCast Iron
Besi cor nodular dibuat dengan menambahkan sedikit unsure magnesium atau serium.
Penambahan unsure ini menyebabkan bentuk grafit besi cor menjadi nodular, atau bulat,
atau speroid. Perubahan bentuk grafit ini diikuti dengan perubahan keuletan. Keulutan
besi cor naik. Maka dari itu, besi cor nodular disebut besi cor ulet. Besi cor ini memiliki
keuletan antara 10 – 20 persen. besi cor ini banyak digunakan untuk aplikasi poros engkol,
pipa dan suku cadang khusus.
6. 3. BESI COR PUTIH, WHITE CAST IRON
Besi cor putih dibuat dengan pendinginan yang sangat cepat. Pada laju pendinginan
yang cepat akan terbentuk karbida Fe3C yang metastabil dan karbon tidak memiliki
kesempatan untuk membentuk grafit. Karbida yang terbentuk mencapai sekitar 30 persen
volume.
Besi cor putih mengandung karbon antara 1,8 – 3,6 persen, dan kandungan mangan antara
0,25 – 0,80 persen. Sedangkan kandungan fosfornya antara 0,06 – 0,2 persen, dan sulfur
antara 0,06 – 0,2 persen. Sifat yang dimilikinya menyebabkan besi cor ini lebih aplikatif
untuk suku cadang yang mensyaratkan ketahanan aus tinggi.
7. 4.BESI COR MAMPU TEMPA,MALLEABLE CAST IRON
Besi Cor mampu tempa dibuat dari besi cor putih dengan menerapkan suatu perlakuan panas.
Perlakuan panas yang diterapkan pada besi cor putih umumnya adalah anil. Dengan perlakukan ini
fasa-fasa karbida Fe3C akan terdekomposisi menjadi besi dan grafit. Grafit yang terbentuk tidak serpih
atau bulat, namun berbentuk gumpalan grafit yang tidak memiliki tepi-tepi tajam.
Besi cor mampu tempa memiliki kandungan karbon antara 2,2 – 2,9 persen, kandungan silicon
antara 0,9 – 1,9 persen, dan mangan antara 0,15 – 1,2 persen. Sedangkan kandungan fosfor nya antara
0,02 – 0,2 persen dan sulfur antara 0,02 – 0,2 persen. Besi cor ini umumnya digunakan untuk perkakas
dan alat-alat kereta api
8. STRUKTURBESI COR
Sejak berhasilnya pembulatan grafit dalam besi cor, berbagai bentuk rafi mulai
diamati antara bentuk sepih dengan bentuk bulat, maka pada Kongres
Pengecoran Internasional pada tahun 1962, bentuk-bentuk grafit tersebut
diklasifikasikan Bentuk I adalah grafit serpih yang biasa, bentuk II bentuk
grafit yang berujung runcing yang biasa terjadi kalau kelebihan unsur
pembulat, bentuk III untuk grafit yang berujung bulat yang biasa terjadi bila
unsur pembulat tidak cukup , ini disebut grafit serpih palsu grafit berbentuk
cacing. Bentuk IV untuk grafit gumpalan yang bbiasa terjadi pada besi cor
meleabel perapian hitam dan bentuk V adalah bentuk grafit nodular
9. STRUKTUR BESI COR
Bentuk-bentuk grafit dinyatakan dengan angka romawi I sampai dengan VII sebagaimana ditunjukkan pada gambar
Gambar : Standar bentuk grafit menurut ASTM-Spezifikation A 247.
10. Grafit A : Grafit eutektik lamelar (grafit lamelar yang tersebar
secara merata dan seragam).
Grafit B : Grafit mawar (Rosette).
Grafit C : Grafit kasar (grafit primer) yang tersebar diantara grafit-
grafit eutektik. Umumnya terdapat pada komposisi besi
cor hipereutektik.
Grafit D : Grafit interdenditrik (grafit undercooling). Umumnya
terjadi pada komposisi besi cor hipoeutektik.
Grafit E : Grafit interdendritik yang terurai. Umumnya terjadi pada
komposisi besi cor hipoeutektik.
(I = Grafit Bulat, IV = Grafit Vermikular, VII = Grafit Lamelar)
Sedangkan sebaran grafit khususnya untuk bentuk I dinyatakan dengan huruf kapital A
sampai E sebagaimana ditunjukkan pada gambar dan keterangan nya di tabel.
11. KLASIFIKASIBESI COR
Umumnya besi cor akan mengandung unsur Fe dan C [3,5% - 4,3%]. Besi cor, diklasifikasikan
menjadi :
a. Besi cor putih (white cast iron) Besi cor putih mempunyai fasa sementid+perlit sehingga
mempunyai sifat keras dan getas.
b. Besi cor kelabu (grey cast iron) Unsur penyusun dari besi cor kelabu yakni : Fe + C + Silikon
(Si). dengan sifat : agak getas yang dikarenakan ujung-ujung grafit berbentuk serpih tajam,
akibatnya konsentrasi tegangan tinggi sehingga mudah patah.
c. Besi cor bergrafit bulat (ductile cast iron atau noduler cast iron) Unsur penyusun dari besi
cor bergrafit bulat yakni : Fe + C + Si + Mg / Ce. Penambahan Mg atau Ce bertujuan untuk
“melunakan” grafit menjadi bulat sehingga konsentrasi tegangan sedikit sekali (besi cor
bersifat ulet).
d. Besi cor mampu tempa (malleable cast iron) Untuk membuat besi cor mampu tempa dapat
dibuat dengan memanaskan besi cor putih hingga mencapai suhu 700 Derajat Celcius selama
30 Jam. Hal ini bertujuan agar sementid terturai menjadi Fe (ferit) dan C (grafit). Grafit yang
dihasilkan berbentuk pipih.
12. PEMBEKUANBESI COR
Secara umum proses pembekuan dari besi cor dengan kandungan C antara 2%
sampai 4% adalah sebagai berikut: Dari cairan (kemungkinan pada saat ini
telah terdapat inti-inti grafit) akan terbentuk kristal g-primer yang dengan
demikian konsntrasi C didalam sisa cairan akan meningkat menuju
kekomposisi eutektik. Sisa cairan kemudian akan tertransformasi secara
eutektik menjadi ledeburit dan sejumlah grafit.
Pada pendinginan selanjutnya sementit pada ledeburit akan tertransformasi
menjadi austenit dan grafit dan untuk selanjutnya grafi-grafit akan
tersegregasi keluar dari austenit (serpanjang garis E’S’ diagram biner Besi-
Karbon). Grafit-grafit sekunder ini terbentuk menempel pada grafit primer
yang oleh karenanya tumbuh semakin besar.
13. Gambar :Diagram besi cor menurut Maurer.
Maurer mengembangkan suatu diagram besi cor dengan kandungan C dan
Si berbeda-beda pada suatu laju pendinginan tertentu (yaitu pada spesimen cor
diameter 30 mm) yang memperlihatkan perbedaan matriks pada setiap
kandungan C dan Si.
15. Gambar : Besi cor ferit-perlit
Gambar 3.1.4 : Besi cor meliert.
Gambar : Steadit didalam struktur besi cor perlitik.
Gambar :Stedit kasar didalam struktur besi cor perlitik.
16. PengaplikasianPADA MESIN ALAT BERAT
• Besi cor Klabu : Landasan Mesin, poros
penghubung, blok mesin
• Besi cor nodular :Poros engkol pipa
• Besi cor putih: sukucadang
• Besi cor mampu tempa : spare part berukuran
kecil, alat-alat kreta api
• Besicorbergrafit bulat : batang torak kompresor,
penjepit kreta api