SlideShare a Scribd company logo
1 of 26
MAKALAH TEKNOLOGI MEKANIK
DOSEN PEMBIMBING
Dr. Eddy Sutadji, M. PA
KELOMPOK 1
1. FACHRYAN NAUFAL FADILLAH
2. FARIZAL AMINNUL FAUZY
3. GALANG BINTANG PRAMUDYA
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS TEKNIK
TEKNIK MESIN
2018/2019
Jenis-Jenis ProsesManufaktur:
1. Pengertian Pengecoran.
Pengecoran (casting) adalah proses penuangan logam cair dengan gaya gravitasi atau gaya
lain ke dalam suatu cetakan, kemudian dibiarkan membeku, sehingga terbentuk logam padat sesuai
dengan bentuk cetakannya.
Keuntungan Pengecoran
Keuntungan pembentukan dengan pengecoran :
(1) Dapat mencetak bentuk kompleks, baik bentuk bagian luar maupun bentuk bagian dalam;
(2) Beberapa proses dapat membuat bagian (part) dalam bentuk jaringan;
(3) Dapat mencetak produk yang sangat besar, lebih berat dari 100 ton;
(4) Dapat digunakan untuk berbagai macam logam;
(5) Beberapa metode pencetakan sangat sesuai untuk keperluan produksi massal.
Kerugian Pengecoran
Kerugian pembentukan dengan pengecoran, setiap metode pengecoran memiliki kelemahan
sendiri-sendiri, tetapi secara umum dapat disebutkan sebagai berikut :
(1) Keterbatasan sifat mekanik;
(2) Sering terjadi porositas;
(3) Dimensi benda cetak kurang akurat;
(4) Permukaan benda cetak kurang halus;
(5) Bahaya pada saat penuangan logam panas;
(6) Masalah lingkungan.
Contoh Produk melalui Proses Pengecoran
Beberapa contoh produk cor :
- perhiasan, - penggorengan,
- patung, - pipa,
- blok mesin, - roda kereta,
- rangka mesin, - pompa, dan lain-lainnya.
Hal Penting Dalam Proses Pembuatan Cetakan.
Hal-hal penting yang perlu diperhatikan dalam pembuatan suatu cetakan :
- Rongga cetakan harus dirancang lebih besar daripada produk cor yang akan dibuat, untuk
mengimbangi penyusutan logam;
- Setiap logam memiliki koefisien susut yang berbeda-beda (dalam merancang suatu cetakan
biasanya digunakan mistar susut).
Bahan dan Tahapan Cara Proses Pengecoran
Bahan cetakan :
- pasir, - keramik, dan
- plaster, - logam.
Logam-logam dalam pengecoran
Besi cor
o Paduan besi yang mengandung C >: 1,7 % dan 1-3 %Si. Unsur lain
dapat ditambahkan dengan maksud untuk meningkatkan sifat-sifat seperti kekuatan,
kekerasan atau ketahanan korosi. Unsur yang umumnya ditambahkan yaitu Cr, Cu,
Mo dan Ni.
o Besi cor memiliki selang temperature cair yang relaitf lebih rendah daripada baja dan
relatif lebih “encer” ketika cair.
o Sifat mekanik besi cor tergantung pada jenis struktur mikronya yaitu bentuk dna
distribusi elemen-elemen penyusunnya. Salah satu elemen yang memiliki pengaruh
yang berarti adalah grafit. Jumlah ,ukuran dan bentuk grafit mempengaruhi kekuatan
dan keuletan besi cor. Selain grafit, matriks juga ikut mempengaruhi sifat
mekaniknya. Matris besi cor sama dengan yang terdapat pada baja, yaitu feritik,
perlitik, feritik+perlitik dan martensitik. Matriks yang terjadi tergantung pada :
ü Komposisi kimia
ü Laju pendinginan, dan
ü Proses perlakuan panas
v Ada lima jenis besi cor :
Ø Besi cor kelabu (grey cast iron)
Ø Besi cor malleable (malleable cast iron)
Ø Besi cor putih (white cast iron)
Ø Besi cor nodular (nodular/ductile cast iron)
Ø Compacted graphite cast iron (memiliki struktur mikro antara besi cor
Ø Kelabu dan besi cor nodular).
v Sifat mekanik :
= 45 -75 ksi (kekuatan tarik)
= 35 – 60 ksi (kekuatan luluh)
e = 1 – 6% (perpanjangan)
v Sifat matriks dan karakter grafit diperoleh dari kesetimbangan
§ Komposisi kimia
§ Derajat inokulasi
§ Laju pembekuan
§ Pengaturan laju pendinginan
v Untuk mendapatkan sifat yang diinginkan, biasanya pada besi cor diterapkan perlakuan
panas karena dari kondisi hasil pengecoran (as-cast) tidak diperoleh sifat yang diinginkan.
Proses perlakuan panas yang umum diterapkan :
§ Annealing
§ Austenitizing dan Quenching
§ Tempering
Besi Cor Putih
Ø Besi cor putih terbentuk ketika unsur karbon (C) tidak mengendap
sebagai grafit selama proses pembekuan, akan tetapi tetap berkaitan dengan
unsur besi (Fe), krom (Cr) atau molibden (Mo) membentuk karbida.
Ø Besi cor putih bersifat keras dan getas dan memiliki tampilan patahn seperti
kristal berwarna putih.
Besi Cor Kelabu
Ø Besi cor kelabu merupakan paduan dari unsur-unsur besi (Fe), karbon © dan
silicon (Si) yang mengandung “ karbon tak berkaitan” dalam bentuk grafit.
Nama besi cor kelabu didapat dari tampilan patahan berwarna kelabu.
Ø Besi cor kelabu untuk keperluan otomotif dan konstruksi umum lainnya
dibagi menjadi 10 kelas/garde yang didasarkan pada kekuatan tarik
minimumnya.
Ø Kekuatan, kekerasan dan struktur mikro dari besi cor kelabu dipengaruhi oleh
beberapa factor seperti komposisi kimia, desain, cetakan, karakteristik
cetakan dan laju pendinginan selama dan setelah pembekuan.
Ø Unsur Cu, Cr, Mo dan Ni seringkali ditambahkan untuk mengatur struktur
mikro matriks dan pembentukan grafit. Selain itu bertujuan untuk
meningkatkan ketahanan korosi besi cor kelabu pada beberapa media.
Ø Besi cor kelabu dapat dikeraskan dengan proses quenching dan temperature
sekitar 1600˚F (menjadi getas). Kombinasi dengan proses temper akan
meningkatakan ketangguhan dan menurunkan kekerasannya.
Besi Cor Malleable
Ø Besi cor ini dihasilkan dari proses perlakuan panas besi cor putih yang memiliki
komposisi tertentu.
Ø Proses terbentuknya beis cor putih akibat :
§ Rendahnya kandungan karbon dan silikon
§ Adanya unsur-unsur pembentuk karbida seperti Cr, Mo dan V
§ Laju pendinginan dan pembekuan yang tinggi
Ø Pada proses pembuatan besi cor malleable, besi cor putih dipanaskan hingga
temperatur diatas temperatur eutectoid (1700oF) kemudian ditahan hingga beberapa
jam dan didinginkan dalam tungku. Proses tersebut menyebabkan unsure karbon
terlarut dalam austenit, mengendap dan membentuk grafit bulat tak beraturan
(irregular nodules of graphite) yang disebut korbon temper. Proses ini akan
menghasilkan besi cor malleable dengan matriks ferit.
Besi Cor Nodular
Ø Besi cor nodular memiliki komposisi unsure yang sama dengan besi cor kelabu. Unsure
tersebut yaitu karbon dan silikon.
Ø Perbedaan besi cor nodular dan kelabu terletak pada bentuk grafit (untuk menghasilkan
bentuk grafit yang berbeda, digunakan proses yang berbeda pula)
Ø Pembulatan grafit dicapai karena ditambahkan unsure Magnesium (Mg)
dan Cerium (Ce).
Baja (Baja Cor)
Ø Salah satu jenis baja adalah baja karbon yaitu paduan besi-karbon yang mengandung
unsure karbon kurang dari 1,7 % (beberapa literature menyebutkan kandungan karbon
maksimum 2.0 %). Sebagai tambahan selain karbon, baja cor mengandung
Ø - Silikon (Si) : 0.20 – 0,70 %
Ø - Mangan (Mn) : 0,50 – 1,00 %
Ø - Fosfor (P) : <>
Ø - Sulfur (S) : <>
Ø Struktur mikro baja cor yang memiliki kandungan karbon kurang dari 0,8 % (baja
hypoeutektoid) terdiri dari FERIT dan PERLIT. Kadar karbon yang lebih tinggi
menambah jumlah perlit.
Ø Struktur mikro baja cor yang memiliki kandungan karbon lebih dari 0,8 % (baja
hipereutektoid) terdiri dari SEMENTIT (Fe3C) dan PERLIT. Kadar karbon yang lebih
tinggi menambah jumlah sementit.
Ø Baja cor dengan kadar C=0,20 % diatas diperoleh dari pendinginan didalam tungku
dari temperatur 950oC setelah pengecoran. Bagian yang hitam adalah PERLIT dan
yang putih adalah FERIT. Sedangkan baja cor dengan kadar C=0,8 % didinginkan
dalam tungku 900oC struktur yang terlihat jelas yaitu PERLIT.
Tahap-Tahap dalam cara Proses pengecoran :
.Gambar 2.1 Dua macam bentuk cetakan (a) cetakan terbuka, (b) cetakan tertutup
(1) Pembuatan cetakan;
(2) Persiapan dan peleburan logam;
(3) Penuangan logam cair ke dalam cetakan :
a) untuk cetakan terbuka (lihat gambar 2.1.a) logam cair hanya dituang hingga memenuhi
rongga yang terbuka,
b)untuk cetakan tertutup (lihat gambar 2.1.b) logam cair dituang hingga memenuhi sistem
saluran masuk;
(4) Setelah dingin benda cor dilepaskan dari cetakannya;
(5) Untuk beberapa metode pengecoran diperlukan proses pengerjaan lanjut :
· memotong logam yang berlebihan,
· membersihkan permukaan,
· memeriksa produk cor,
· memperbaiki sifat mekanik dengan perlakuan panas (heat treatment),
· menyesuaikan ukuran dengan proses pemesinan.
Jenis-Jenis dan ContohCetakanPengecoran
(1) Cetakan tidak permanen (expendable mold); hanya dapat digunakan satu kali saja.
Contoh : - cetakan pasir (sand casting),
- cetakan kulit (shell mold casting),
- cetakan presisi (precisian casting).
(2) Cetakan permanen (permanent mold); dapat digunakan berulang-ulang (biasanya dibuat dari
logam).
Contoh : - gravity permanent mold casting,
- pressure die casting,
- centrifugal die casting.
Cetakan Pasir
Bagian-bagian cetakan pasir dapat dilihat dalam gambar 2.1.b,
yaitu :
- bagian atas cetakan (cope),
- bagian bawah cetakan (drag),
- kotak cetakan (flask),
- sistem saluran masuk (gating system), terdiri dari : cawan tuang (pouring cup), saluran turun
(down sprue), dan saluran masuk/pengalir (runner),
- penambah (riser),
- inti (core).
2. Pembentukkan (Forming)
Pembentukan logam atau metalforming adalah proses melakukan perubahan bentuk pada
benda kerja dengan cara memberikan gaya luar sehingga terjadi deformasi plastis, contoh :
pengerolan, tempa, ekstrusi, penarikan kawan, penarikan dalam, dll.
Proses pemebentukan logam dengan pengerjaan Teknik pengecoran, Teknik pembentukan,
Teknik permesinan, Teknik pengelasan, merupakan proses yang mengubah bentuk benda
kerja.
Proses pengerjaan panas, digunakan pemanasan, dimaksudkan untuk memudahkan terjadinya
deformasi plastis dalam pengerjaannya dan tidak untuk mencairkan logam benda kerja.
Tujuan proses pembentukan logam :
 mengubah bentuk benda kerja menjadi bentuk yang diinginkan.
 memperbaiki sifat logam dengan jalan memperbaiki struktur mikronya, misalnya
dengan menghomogenkan dan menghaluskan butir, memecah dan mendistribusikan
inklusi, menutup rongga cacat cor-an, serta memperkuat logam dengan mekanisme
pengerasan regangan.
Pada Metal Forming proses pengerjaan sendiri dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu :
a. Hot working
adalah pembentukan logam dengan diatas suhu rekristalisasinya yaitu 0,6 kali titik cair
material itu sendiri.
Keunggulan:
Deformasi dapat dipakai mengubah secara drastic bentuk logam tanpa takut akan retak atau
diperlukan gaya yang sangat besar.Mengurangi atau menghilangkan ketidakhomogenan
kimiawi. Pori-pori dapat dilas atau direduksi ukurannya selama deformasi
Kelemahan:
Suhu tinggi dari hot working meningkatkan reaksi logam dengan sekitarnya.Toleransi yang
miskin karena pemendekan termal dan kemungkinan pendinginan yang tidak uniform.
b. Cold working
adalah proses pembentukan logam dimana temperaturnya dibawah suhu
rekristalisasinya.yaitu 0,3 kali titik cair logam tersebut.
Keunggulan
Tidak di perlukan panas, Permukaan akhir lebih halus. Kontrol dimensi lebih
bagus,tidak memerlukan permesinan lanjutan.
Kelemahan:
Memerlukan gaya yang besar. Diperlukan perangkat yang lebih berat dan kuat. Permukaan
logam harus bersih bebas sisik.
c. Warm working
adalah proses pembentukan dimana temperaturnya berada diantara Hot workig dan
cold working.
Kelebihan dan Kekurangan pembentukan forming
Kelebihannya:
 karena padatan, maka tidak perlu perangkat pembawa cairan
 tidak ada kompleksitas pemadatan.
 Dibanding dengan proses pemesinan, proses pembentukan menghasilkan sekrap yang
lebih sedikit.
Kekurangannya:
 gaya yang diperlukan tinggi,
 mesin dan perkakas mahal,
 sebagai konsekuensi dari kedua hal tersebut maka harus dalam produksi besar
Proses pembentukan logam, yg diklasifikasikan dengan berbagai cara, yaitu dikarenakan :
 berdasarkan daerah temperature pengerjaan
 berdasarkan jenis gaya pembentukan
 berdasarkan bentuk benda kerja
 berdasarkan tahapan produk
Jenis dan contoh pembentukan logam
 Rolling, menggulung
 Extrusion, menekan dorong
 Die forming, menekan stamping, punch melubangi
 Forging, menempa
 Indenting,
 Stretching, penarikan
 Expanding,
 Recessing,
 Pulling through a die
 Deep drawing
 Spinning, putaran
 Flange forming
 Upset bulging
 Bending. membengkokkan
 Shear forming, menggunting
Produk Pembentukan (Forming)
Alat automotif, peralatan listrik,
3. Pengelasan (Welding)
Proses penyambungan dua bagian logam dengan jalan pencairan sebagian dari daerah yang
akan disambung. Adanya pencairan dan pembekuan didaerah tersebut akan menyebabkan
terjadinya ikatan sambungan.
Lingkup penggunaan teknik pengelasan dalam kontruksi sangat luas, meliputi perkapalan,
jembatan, rangka baja, bejana tekan, pipa pesat, pipa saluran dan sebagainya.
Disamping untuk pembuatan, proses las dapat juga dipergunakan untuk reparasi misalnya
untuk mengisi nlubang-lubang pada coran. Membuat lapisan las pada perkakas
mempertebal bagian-bagian yang sudah aus, dan macam –macam reparasi lainnya.
Pengelasan bukan tujuan utama dari kontruksi, tetapi hanya merupakan sarana untuk
mencapai ekonomi pembuatan yang lebih baik. Karena itu rancangan las dan cara
pengelasan harus betul-betul memperhatikan dan memperlihatkan kesesuaian antara sifat-
sifat lasdengan kegunaan kontruksi serta kegunaan disekitarnya.
Prosedur pengelasan kelihatannya sangat sederhana, tetapi sebenarnya didalamnya
banyak masalah-masalah yang harus diatasi dimana pemecahannya memerlukan
bermacam-macam pengetahuan.
Karena itu didalam pengelasan, penngetahuan harus turut serta mendampingi praktek,
secara lebih bterperinci dapat dikatakan bahwa perancangan kontruksi bangunan dan mesin
dengan sambungan las, harus direncanakan pula tentang cara-cara pengelasan. Cara ini
pemeriksaan, bahan las, dan jenis las yang akan digunakan, berdasarkan fungsi dari
bagian-bagian bangunan atau mesin yang dirancang.
Berdasarkan definisi dari DIN (Deutch Industrie Normen) las adalah ikatan metalurgi pada
sambungan logam paduan yang dilaksanakan dalam keadaan lumer atau cair. Dari definisi
tersebut dapat dijabarkan lebih lanjut bahwa las adalah sambungan setempat dari beberapa
batang logam dengan menggunakan energi panas. Pada waktu ini telah dipergunakan lebih
dari 40 jenis pengelasan termasuk pengelasan yang dilaksanakan dengan cara menekan
dua logam yang disambung sehingga terjadi ikatan antara atom-atom molekul dari logam
yang disambungkan.klasifikasi dari cara-cara pengelasan ini akan diterangkan lebih lanjut.
Pada waktu ini pengelasan dan pemotongan merupakan pengelasan pengerjaan yang amat
penting dalam teknologi produksi dengan bahan baku logam. Dari pertama
perkembangannya sangat pesat telah banyak teknologi baru yang ditemukan. Sehingga
boleh dikatakan hamper tidak ada logam yang dapat dipotong dan di las dengan cara-cara
yang ada pada waktu ini.
Dalam bab ini akan diterangkan beberapa cara penngelasan dan pemotongan yang telah
banyak digunakan sedangkan penerapannya dalam praktek akan diterangkan dalam bab-
bab yang lain.
KLASIFIKASI CARA-CARA PENGELASAN DAN PEMOTONGAN
Sampai pada waktu ini banyak sekali cara-cara pengklasifikasian yang digunakan dalam
bidang las, ini disebabkan karena perlu adanya kesepakatan dalam hal-hal tersebut. Secara
konvensional cara-cara pengklasifikasi tersebut vpada waktu ini dapat dibagi dua golongan,
yaitu klasifikasi berdasarkan kerja dan klasifikasi berdasarkan energi yang digunakan.
Klasifikasi pertama membagi las dalam kelompok las cair, las tekan, las patri dan lain-
lainnya. Sedangkan klasifikasi yang kedua membedakan adanya kelompok-kelompok
seperti las listrik, las kimia, las mekanik dan seterusnya.
Bila diadakan pengklasifikasian yang lebih terperinci lagi, maka kedua klasifikasi tersebut
diatas dibaur dan akan terbentuk kelompok-kelompok yang banyak sekali.
Diantara kedua cara klasifikasi tersebut diatas kelihatannya klasifikasi cara kerja lebih
banyak digunakan karena itu pengklasifikasian yang diterangkan dalam bab ini juga
berdasarkan cara kerja.
Berdasrkan klasifikasi ini pengelasan dapat dibagi dalam tiga kelas utama yaitu :
pengelasan cair, pengelasan tekan dan pematrian.
1. Pengelasan cair adalah cara pengelasan dimana sambungan dipanaskan sampai mencair
dengan sumber panas dari busur listrik atau sumber api gas yang terbakar.
2. pengelasan tekan adalah pcara pengelasan dimana sambungan dipanaskan dan
kemudian ditekan hingga menjadi satu.
3. pematrian adalah cara pengelasan diman sambungan diikat dan disatukan denngan
menggunakan paduan logam yang mempunyai titik cair rendah. Dalam hal ini logam induk
tidak turut mencair.
Pemotongan yang dibahas dalam buku ini adalah cara memotong logam yang didasarkan
atas mencairkan logam yang dipotong. Cara yang banyak digunakan dalam pengelasan
adalah pemotongan dengan gas oksigen dan pemotongan dengan busur listrik.
Pengelasan yang paling banyak ndigunakan pada waktu ini adalah pengelasan cair dengan
busur gas. Karena itu kedua cara tersebut yaitu las busur listrik dan las gas akan dibahas
secara terpisah. Sedangkan cara-cara penngelasan yang lain akan dikelompokkan dalam
satu pokok bahasan. Pemotongan, karena merupakan masalah tersendiri maka
pembahasannya juga dilakukan secara terpisah.
Dibawah ini klasifikasi dari cara pengelasan :
a) Pengelasan cair
Ø Las gas
Ø Las listrik terak
Ø Las listrik gas
Ø Las listrik termis
Ø Las listrik elektron
Ø Las busur plasma
b) Pengelasan tekan
Ø Las resistensi listrik
Ø Las titik
Ø Las penampang
Ø Las busur tekan
Ø Las tekan
Ø Las tumpul tekan
Ø Las tekan gas
Ø Las tempa
Ø Las gesek
Ø Las ledakan
Ø Las induksi
Ø Las ultrasonic
c) Las busur
Ø Elektroda terumpan
d) Las busur gas
Ø Las m16
Ø Las busur CO2
e) Las busur gas dan fluks
Ø Las busur CO2 dengan elektroda berisi fluks
Ø Las busur fluks
ü Las elektroda berisi fluks
ü Las busur fluks
o Las elektroda tertutup
o Las busur dengan elektroda berisi fluks
o Las busur terendam
ü Las busur tanpa pelindung
o Elektroda tanpa terumpan
ü Las TIG atau las wolfram gas
A. LAS BUSUR LISTRIK
Las busur listrik atau pada umumnya disebut las listrik termasuk suatu proses
penyambungan logam dengan menggunakan tenaga listrik sebagai sumber panas. Jadi
surnber panas pada las listrik ditimbulkan oleh busur api arus listrik, antara elektroda las dan
benda kerja.
Benda kerja merupakan bagian dari rangkaian aliran arus listrik las. Elektroda mencair
bersama-sama dengan benda kerja akibat dari busur api arus listriik.
Gerakan busur api diatur sedemikian rupa, sehingga benda kerja dan elektroda yang
mencair, setelah dingin dapat menjadi satu bagian yang sukar dipisahkan.
Jenis sambungan dengan las listrik ini merupakan sambungan tetap.
Penggolongan macam proses las listrik antara lain, ialah :
1. Las listrik dengan Elektroda Karbon, misalnya :
aLas listrik dengan elektroda karbon tunggal
bLas listrik dengan elektroda karbon ganda.
Pada alas listrik dengan elektroda karbon, maka busur listrik yang terjadi diantara ujung
elektroda karbon dan logam atau diantara dua ujung elektroda karbon akan memanaskan
dan mencairkan logam yang akan dilas. Sebagai bahan tambah dapat dipakai elektroda
dengan fluksi atau elektroda yang berselaput fliksi.
1. Las Listrik dengan Elektroda Logam, misalnya :
1. Las listrik dengan elektroda berselaput,
2. Las listrik TIG (Tungsten Inert Gas),
3. Las listrik submerged.
a. Las listrik dengan elektroda berselaput
Las listrik ini menggunakan elektroda berelaput sebagai bahan tambahan.
Busur listrik yang terjadi di antara ujung elektroda dan bahan dasar akan mencairkan ujung
elektroda dan sebagaian bahan dasar. Selaput elektroda yang turut terbakar akan mencair
dan menghasilkan gas yang melindungi ujung elekroda kawah las, busur listrik terhadap
pengaruh udara luar. Cairan selaput elektroda yang membeku akan memutupi permukaan
las yang juga berfungsi sebagai pelindung terhadap pengaruh luar.
Perbedaan suhu busur listrik tergantung pada tempat titik pengukuran, missal pada ujung
elektroda bersuhu 3400° C, tetapi pada benda kerja dapat mencapai suhu 4000° C.
a. Las Listrik TIG
Las listrik TIG (Tungsten Inert Gas = Tungsten Gas Mulia) menggunakan elektroda wolfram
yang bukan merupakan bahan tambah. Busur listrik yang terjadi antara ujung elektroda
wolfram dan bahan dasar merupakan sumber panas, untuk pengelasan. Titik cair elektroda
wolfram sedemikian tingginya sampai 3410° C, sehingga tidak ikut mencair pada saat terjadi
busur listrik.
Tangkai listrik dilengkapi dengan nosel keramik untuk penyembur gas pelindung yang
melindungi daerah las dari luar pada saat pengelasan.
Sebagian bahan tambah dipakai elektroda tampa selaput yang digerakkan dan didekatkan
ke busur yang terjadi antara elektroda wolfram dengan bahan dasar.
Sebagi gas pelindung dipakai argin, helium atau campuran dari kedua gas tersebut yang
pemakainnya tergantung dari jenis logam yang akan dilas.
Tangkai las TIG biasanya didinginkan dengn air yang bersirkulasi.
Pembakar las TIG terdiri dari :
1) Penyedia arus
2) Pengembali air pendingi,
3) Penyedia air pendingin,
4) Penyedia gas argon,
5) Lubang gas argon ke luar,
6) Pencekam elektroda,
7) Moncong keramik atau logam,
8) Elektroda tungsten,
9) Semburan gas pelindung.
c. Las Listrik Submerged
Las listrik submerged yang umumnya otomatis atau semi otomatis menggunakan fluksi
serbuk untuk pelindung dari pengaruh udara luar. Busur listrik di antara ujung elektroda dan
bahan dasar di dalam timnunan fluksi sehingga tidak terjadi sinar las keluar seperti biasanya
pada las listrik lainya. Operator las tidak perlu menggunakan kaca pelindung mata (helm
las).
Pada waktu pengelasan, fluksi serbuk akan mencir dan membeku dan menutup lapian las.
Sebagian fluksi serbuk yang tidak mencair dapat dipakai lagi setelah dibersihkan dari terak-
terak las.
Elektora yang merupakan kawat tampa selaput berbentuk gulungan (roll) digerakan maju
oleh pasangan roda gigi yang diputar oleh motor listrik ean dapat diatur kecepatannya
sesuai dengan kebutuhan pengelasan.
d. Las Listrik MIG
Seperti halnya pad alas listrik TIG, pad alas listrik MIG juga panas ditimbulkan oleh busur
listrik antara dua electron dan bahan dasar.
Elektroda merupakan gulungan kawat yang berbentuk rol yang geraknya diatur oleh
pasangan roda gigi yang digerakkan oleh motor listrik. Gerakan dapat diatur sesuai dengan
keperluan. Tangkai las dilengkapi dengan nosel logam untuk menghubungkan gas
pelindung yang dialirkan dari botol gas melalui slang gas.
Gas yang dipakai adalah CO2 untuk pengelasan baja lunak dan baja. Argon atau campuran
argon dan helium untuk pengelasan aluminium dan baja tahan karat. Proses pengelasan
MIG ini dadpat secara semi otomatik atau otomatik. Semi otomatik dimaksudkan pengelasan
secara manual, sedangkan otomatik adalah pengelasan yang seluruhnya dilaksanakan
secara otomatik.
Elektroda keluar melalui tangkai bersama-sama dengan gas pelindung.
B. Arus Listrik
1. Arus Searah ( DC = Direct Current )
Pada arus ini, elektron-elektron bergerak sepanjang penghantar hanya dalam satu arah.
2. Arus Bolak-balik ( AC = Alternating Current )
Arah aliran arus bolak-balik merupakan gelombang sinusoide yang memotong garis nol
pada interval waktu 1/ 100 detik untuk mesin dengan frekuensi 50 hertz (Hz). Tiap siklus
gelombang terdiri dari setengah gelombang positif dan setenngah gelombang negative. Arus
bolak-balik dapat diubah menjadi arus searah dengan menggunakan pengubah arus
(rectifier/adaftor).
4. Pemesinan (Machining)
Proses pemotongan logam disebut sebagai proses pemesinan adalah proses pembuatan
dengan cara membuang material yang tidak diinginkan pada benda kerja sehingga diperoleh
produk akhir dengan bentuk, ukuran, dan surface finish yang diinginkan.
1. MesinFrais atau Milling.
Mesin frais merupakan mesin perkakas yang memiliki pisau atau pahat frais yang berputar
pada poros utama sebuah mesin. Semua benda yang digunakan untuk kerja langsung
diantarkan kepada pisau tersebut, secara horizontal, vertikal, atau dengan melintang
tergantung bagaimana kebutuhan yang ingin dihasilkan oleh perusahaan. Mesin frais sendiri
bukan hanya memiliki satu jenis saja, namun umumnya terdapat 9 jenis. Apa sajakah
kesembilan jenis tersebut? Antara lain adalah sebagai berikut :
1. Mesin Frais Universal.
2. Mesin Frais Vertikal.
3. Mesin Frais Bangku Tetap.
4. Mesin Frais Jenis Penyerut.
5. Mesin Serut Patograph.
6. Mesin Frais Meja Berputar.
7. Mesin Frais Planet.
8. Mesin Frais Duplikasi.
9. Mesin Frais Pemprofil.
2. MesinPembentuk Besi (MesinBubut).
Mesin perkakas yang satu ini berfungsi sebagai pemotong benda keras sebangsa besi untuk
dibentuk dengan cara diputar. Gerakan berputar dari mesin bubut disebut dengan gerak
potong relatif dari proses pahat atau gerakan umpan. Banyaknya ulir yang telah dihasilkan
dari alat ini berasal langsung dari pengaturan perbandingan kecepatan rotasi benda kerja
dengan kecepatan translasi bahan pahat. Ulir-ulir yang telah dihasilkan memiliki ukuran
yang berbeda-beda. Pengaturan dilakukan dengan menukar roda gigi dari translasi yang
menghubungkan antara poros ulir dengan poros spindelnya.
3. Shaping Machine (MesinSekrap).
Mesin sekrap seringkali disebut juga dengan mesin serut atau mesin ketam. Mesin ini
memiliki fungsi untuk mengerjakan segala bidang yang berbentuk seperti :
• Rata.
• Cekung.
• Cembung dan lain sebagainya dalam posisi mendatar, miring, mau pun tegak.
Gerakan utama dari mesin ini adalah harus lurus bolak-balik secara horizontal atau vertikal.
Mesin sekrap memiliki prinsip kerja, yaitu benda yang nantinya akan disayat atau dipotong-
potong selalu dalam keadaan diam karena sebelumnya telah dijepit dengan ragum. Lalu,
pahatan akan bergerak secara bolak-balik dengan lurus saat melakukan penyayatan. Gerakan
maju mundur tersebut akan dihasilkan dari sebuah motor yang terhubung dengan roda
bertingkat melalui sabuk.
Mesin sekrap memiliki beberapa jenis, dari beberapa jenisnya yang seringkali digunakan
adalah mesin sekrap jenis horizontal dan sekrap vertikal. Sementara itu proses sekrap terdiri
atas dua macam, yaitu :
1. Proses sekrap shaper.
2. Proses sekrap planner.
Kedua proses sekrap tersebut dilakukan untuk benda kecil, sedangkan planner hanya untuk
benda yang berukuran besar. Inilah beberapa penjelasan tentang jenis-jenis mesin skrap.
a. MesinSekrap Horizontal atau Datar.
Umumnya, mesin jenis ini hanya digunakan untuk kegiatan produksi dan pekerjaan yang
terdiri atas rangka dasar dan rangka yang mendukung lengan horizontal.
b. MesinSekrap Slotter atau Vertikal.
Mesin sekrap jenis ini berfungsi hanya untuk menyerut, memotong dan mengerjakan benda-
benda yang memiliki permukaan yang sulit dijangkau.
c. MesinPlanner.
Mesin planner berfungsi untuk mengerjakan suatu benda yang panjang dan besar atau
terlampau berat. Benda kerja ini terpasang pada eratan yang akan digunakan untuk gerakan
bolak-balik, sementara fungsi pahat digunakan untuk melakukan gerakan ingsutan dan
penyetelan.
Bidang manufaktur sebenarnya ada banyak sekali jenisnya, karena pekerjaan yang paling
banyak memang adalah harus menggunakan mesin, alat-alat, dan para pekerja. Suatu benda
tidak akan dapat diproduksi apabila perusahaan tidak memiliki alat-alat pendukung dalam hal
manufaktur.
Itulah pembahasan tentang beberapa alat-alat manufaktur. Sebenarnya masih sangat banyak
sekali jenis-jenis/model dan manfaat dari alat-alat/mesin manufaktur, namun hanya cukup
tiga alat saja yang biasanya banyak digunakan dalam bidang Industri manufaktur. Semoga
tulisan ini bisa bermanfaat bagi Anda sekalian dan terimakasih.
5. Metalurgi Serbuk (Powder Metallurgy)
Metalurgi serbuk (powder metallurgy) adalah salah satu teknologi pengerjaan logam
di mana komponen uji akan diproduksi dari serbuk logam. Proses pengerjaannya yakni
serbuk logam ditekan menjadi bentuk yang diinginkan (dikenal dengan istilah pressing).
Selanjutnya serbuk yang tertekan tersebut dipanaskan supaya saling mengikat dan
menjadi rigid (dikenal dengan istilah sintering). Proses metalurgi serbuk ini merupakan
proses yang banyak digunakan setelah pengecoran dan pemesinan.
Gambar 1. Produk Metalurgi Serbuk
Kelebihan Metalurgi Serbuk
Kelebihan metalurgi serbuk antara lain:
1. Mampu digunakan untuk membuat komponen berukuran kecil atau sangat kecil.
2. Mampu memproduksi komponen jadi (net shape) atau komponen hampir jadi (near net
shape) secara massal.
3. Mampu mengurangi bahkan menghilangkan proses lanjutan (karena proses metalurgi serbuk
langsung menghasilkan komponen jadi atau komponen hampir jadi).
4. Tidak banyak membuang material. Sekitar 97% material serbuk dapat dikonversi menjadi
produk jadi (sehingga hanya sekitar 3% yang terbuang). Bila dibandingkan dengan
proses pengecoran, metalurgi serbuk tidak membutuhkan sprue, runner, dan riser. Pada
proses pengecoran; sprue, runner, dan riser merupakan limbah yang nantinya akan
dilebur kembali.
5. Beberapa jenis logam (seperti tungsten) sulit dikerjakan/dibentuk dengan proses lain, namun
mudah dikerjakan/dibentuk dengan proses metalurgi serbuk. Sebagai contoh tungsten
filament pada bola lampu pijar yang dibuat dengan metalurgi serbuk.
6. Beberapa logam paduan dan cermet tidak dapat diproduksi dengan metode lain, namun dapat
diproduksi dengan metalurgi serbuk.
7. Dimensi produk hasil metalurgi serbuk lebih akurat dibanding produk hasil pengecoran
(pada metalurgi serbuk penyimpangannya lebih kecil).
8. Metode produksi metalurgi serbuk dapat dilakukan secara otomatis.
Kekurangan Metalurgi Serbuk
Kekurangan metalurgi serbuk antara lain:
1. Peralatan metalurgi serbuk mahal.
2. Serbuk logam mahal.
3. Penyimpanan dan pengangkutan logam berwujud serbuk lebih sulit.
4. Memerlukan kelonggaran antara komponen (benda kerja) dengan cetakan. Kelonggaran
dimaksudkan supaya benda kerja dapat dikeluarkan dari cetakan.
5. Variasi berat jenis material pada sebuah komponen dapat menimbulkan masalah,
khususnya pada komponen dengan geometri yang kompleks.
Aplikasi Metalurgi Serbuk
Metalurgi serbuk dapat digunakan untuk membuat komponen antara lain: pahat sisip,
roda gigi, sprocket, fastener, bearing, dan komponen-komponen mesin lainnya.
6. Pengerjaan Permukaan (Surface Treatment)
Proses surface treatment adalah proses perlakuan yang diterapkan untuk mengubah sifat
karakteristik logam pada bagian permukaan logam dengan cara proses thermokimia, metal
spraying.
Dalam beberapa penggunaan material, sering diperlukan material yang tidak seragam
sifatnya. Misalnya pada roda gigi dimana permukaannya diharapkan keras untuk mengurangi
gesekan dan aus, sedangkan bagian dalamnya diharapkan ulet agar lebih tahan terhadap
beban dinamik dan impak. Beberapa jenis perlakuan permukaan yang umum dilakukan
adalah sebagai berikut :
1. Carburizing
Proses ini dilakukan dengan memanaskan baja karbon rendah di dalam lingkungan
gas monoksida, sehingga baja akan menyerap karbon dari gas CO.
2. Nitriding
Proses ini dilakukan dengan memanaskan baja karon rendah di dalam lingkungan
gas Nitrogen sehingga terbentuk lapisan besi nitrida yang keras pada permukaannya.
3. Cyaniding
Proses ini dilakukan dengan memanaskan komponen yang akan diproses, kedalam
larutan garam sianida dengan temperatur sekitar 800°C sehingga baja karbon rendah akan
membentuk lapisan karbida dan nitrida.
4. Flame hardening
Proses flame hardening dan induction hardening biasa dilakukan pada baja karbon
sedang atau tinggi. Flame hardening dilakukan dengan memanaskan permukaan yang
akan dikeraskan dengan nyala api oxyacetylene yang dilanjutkan dengan semprotan air
untuk quenching.
5. Induction hardening
Proses ini prinsipnya sama dengan flame hardening tetapi pemanasannya tidak
dilakukan dengan menggunakan nyala api tetapi dengan menggunakan kumparan listrik.
7. Perlakuan Panas (Heat Treatment)
Heat treatment adalah proses untuk meningkatkan kekuatan material dengan cara perlakuan
panas.
Heat Treatment
Heat Treatment ( perlakuan panas ) adalah salah satu proses untuk mengubah struktur logam
dengan jalan memanaskan specimen pada elektrik terance ( tungku ) pada temperature
rekristalisasi selama periode waktu tertentu kemudian didinginkan pada media pendingin
seperti udara, air, air garam, oli dan solar yang masing-masing mempunyai kerapatan
pendinginan yang berbeda-beda.
Sifat-sifat logam yang terutama sifat mekanik yang sangat dipengaruhi oleh struktur
mikrologam disamping posisi kimianya, contohnya suatu logam atau paduan akan
mempunyai sifat mekanis yang berbeda-beda struktur mikronya diubah. Dengan adanya
pemanasan atau pendinginan degnan kecepatan tertentu maka bahan-bahan logam dan paduan
memperlihatkan perubahan strukturnya.
Perlakuan panas adalah proses kombinasi antara proses pemanasan atau pendinginan dari
suatu logam atau paduannya dalam keadaan padat untuk mendaratkan sifat-sifat tertentu.
Untuk mendapatkan hal ini maka kecepatan pendinginan dan batas temperature sangat
menetukan.
Quenching
Proses quenching atau pengerasan baja adalah suatu proses pemanasan logam sehingga
mencapai batas austenit yang homogen. Untuk mendapatkan kehomogenan ini maka austenit
perlu waktu pemanasan yang cukup. Selanjutnya secara cepat baja tersebut dicelupkan ke
dalam media pendingin, tergantung pada kecepatan pendingin yang kita inginkan untuk
mencapai kekerasan baja.
Pada waktu pendinginan yang cepat pada fase austenit tidak sempat berubah menjadi ferit
atau perlit karena tidak ada kesempatan bagi atom-atom karbon yang telah larut dalam
austenit untuk mengadakan pergerakan difusi dan bentuk sementit oleh karena itu terjadi fase
mertensit, ini berupa fase yang sangat keras dan bergantung pada keadaan karbon.
Martensit adalah fasa metastabil terbentuk dengan laju pendinginan cepat, semua unsur
paduan masih larut dalam keadaan padat. Pemanasan harus dilakukan secara bertahap
(preheating) dan perlahan-lahan untuk memperkecil deformasi ataupun resiko retak. Setelah
temperatur pengerasan (austenitizing) tercapai, ditahan dalam selang waktu tertentu (holding
time) kemudian didinginkan cepat.
Pada dasarnya baja yang telah dikeraskan bersifat rapuh dan tidak cocok untuk digunakan.
Melalui temper, kekerasan, dan kerapuhan dapat diturunkan sampai memenuhi persyaratan.
Kekerasan turun, kekuatan tarik akan turun, sedang keuletan dan ketangguhan akan
meningkat. Pada saat tempering proses difusi dapat terjadi yaitu karbon dapat melepaskan
diri dari martensit berarti keuletan (ductility) dari baja naik, akan tetapi kekuatan tarik, dan
kekerasan menurun. Sifat-sifat mekanik baja yang telah dicelup, dan di-temper dapat diubah
dengan cara mengubah temperatur tempering.
Annealing
Proses anneling atau melunakkan baja adalah prose pemanasan baja di atas temperature kritis
( 723 °C ) selanjutnya dibiarkan bebrapa lama sampai temperature merata disusul dengan
pendinginan secara perlahan-lahan sambil dijaga agar temperature bagian luar dan dalam
kira-kira sama hingga diperoleh struktur yang diinginkan dengan menggunakan media
pendingin udara.
Tujuan proses anneling :
1. Melunakkan material logam
2. Menghilangkan tegangan dalam / sisa
3. Memperbaiki butir-butir logam.
Normalizing
Normalizing adalah suatu proses pemanasan logam hingga mencapai fase austenit yang
kemudian diinginkan secara perlahan-lahan dalam media pendingin udara. Hasil pendingin
ini berupa perlit dan ferit namun hasilnya jauh lebih mulus dari anneling. Prinsip dari proses
normalizing adalah untuk melunakkan logam. Namun pada baja karbon tinggi atau baja
paduan tertentu dengan proses ini belum tentu memperoleh baja yang lunak. Mungkin berupa
pengerasan dan ini tergantung dari kadar karbon.
Tempering.
Perlakuan untuk menghilangkan tegangan dalam dan menguatkan baja dari kerapuhan disebut
dengan memudakan (tempering). Tempering didefinisikan sebagai proses pemanasan logam
setelah dikeraskan pada temperatur tempering (di bawah suhu kritis), yang dilanjutkan
dengan proses pendinginan. Baja yang telah dikeraskan bersifat rapuh dan tidak cocok untuk
digunakan, melalui proses tempering kekerasan dan kerapuhan dapat diturunkan sampai
memenuhi persyaratan penggunaan. Kekerasan turun, kekuatan tarik akan turun pula sedang
keuletan dan ketangguhan baja akan meningkat. Meskipun proses ini menghasilkan baja yang
lebih lunak, proses ini berbeda dengan proses anil (annealing) karena di sini sifat-sifat fisis
dapat dikendalikan dengan cermat. Pada suhu 200°C sampai 300°C laju difusi lambat hanya
sebagian kecil. karbon dibebaskan, hasilnya sebagian struktur tetap keras tetapi mulai
kehilangan kerapuhannya. Di antara suhu 500°C dan 600°C difusi berlangsung lebih cepat,
dan atom karbon yang berdifusi di antara atom besi dapat membentuk sementit.
Menurut tujuannya proses tempering dibedakan sebagai berikut :
1. Tempering pada suhu rendah ( 150° – 300°C )
Tempering ini hanya untuk mengurangi tegangan-tegangan kerut dan kerapuhan dari baja,
biasanya untuk alat-alat potong, mata bor dan sebagainya.
2. Tempering pada suhu menengah ( 300° - 550°C )
Tempering pada suhu sedang bertujuan untuk menambah keuletan dan kekerasannya sedikit
berkurang. Proses ini digunakan pada alat-alat kerja yang mengalami beban berat, misalnya
palu, pahat, pegas. Suhu yang digunakan dalam penelitian ini adalah 500C pada proses
tempering.
3. Tempering pada suhu tinggi ( 550° - 650°C )
Tempering suhu tinggi bertujuan memberikan daya keuletan yang besar dan sekaligus
kekerasannya menjadi agak rendah misalnya pada roda gigi, poros batang pengggerak dan
sebagainya.
Jika suatu baja didinginkan dari suhu yang lebih tinggi dan kemudian ditahan pada suhu yang
lebih rendah selama waktu tertentu, maka akan menghasilkan struktur mikro yang berbeda.
Hal ini dapat dilihat pada diagram: Isothermal Tranformation Diagram.
Penjelasan diagram:
· Bentuk diagram tergantung dengan komposisi kimia terutama kadar karbon dalam baja.
II-9
· Untuk baja dengan kadar karbon kurang dari 0.83% yang ditahan suhunya dititik tertentu
yang letaknya dibagian atas dari kurva C, akan menghasilkan struktur perlit dan ferit.
· Bila ditahan suhunya pada titik tertentu bagian bawah kurva C tapi masih disisi sebelah atas
garis horizontal, maka akan mendapatkan struktur mikro Bainit (lebih keras dari perlit).
· Bila ditahan suhunya pada titik tertentu dibawah garis horizontal, maka akan mendapat
struktur Martensit (sangat keras dan getas).
· Semakin tinggi kadar karbon, maka kedua buah kurva C tersebut akan bergeser kekanan.
· Ukuran butir sangat dipengaruhi oleh tingginya suhu pemanasan, lamanya pemanasan dan
semakin lama pemanasannya akan timbul butiran yang lebih besar. Semakin cepat
pendinginan akan menghasilkan ukuran butir yang lebih kecil.
Dalam prakteknya proses pendinginan pada pembuatan material baja dilakukan secara
menerus mulai dari suhu yang lebih tinggi sampai dengan suhu rendah.
Pengaruh kecepatan pendinginan manerus terhadap struktur mikro yang terbentuk dapat
dilihat dari diagram Continuos Cooling Transformation Diagram.
Mengenal Alat-alat Manufaktur, Jenis, dan Fungsinya
Sebenarnya terdapat banyak sekali alat-alat manufaktur yang digunakan dalam proses
industri. Dari sekian banyak alat tersebut, tentunya hanya akan dibahas beberapa saja.
1. MesinFrais atau Milling.
Mesin frais merupakan mesin perkakas yang memiliki pisau atau pahat frais yang berputar
pada poros utama sebuah mesin. Semua benda yang digunakan untuk kerja langsung
diantarkan kepada pisau tersebut, secara horizontal, vertikal, atau dengan melintang
tergantung bagaimana kebutuhan yang ingin dihasilkan oleh perusahaan. Mesin frais sendiri
bukan hanya memiliki satu jenis saja, namun umumnya terdapat 9 jenis. Apa sajakah
kesembilan jenis tersebut? Antara lain adalah sebagai berikut :
1. Mesin Frais Universal.
2. Mesin Frais Vertikal.
3. Mesin Frais Bangku Tetap.
4. Mesin Frais Jenis Penyerut.
5. Mesin Serut Patograph.
6. Mesin Frais Meja Berputar.
7. Mesin Frais Planet.
8. Mesin Frais Duplikasi.
9. Mesin Frais Pemprofil.
2. MesinPembentuk Besi (MesinBubut).
Mesin perkakas yang satu ini berfungsi sebagai pemotong benda keras sebangsa besi untuk
dibentuk dengan cara diputar. Gerakan berputar dari mesin bubut disebut dengan gerak
potong relatif dari proses pahat atau gerakan umpan. Banyaknya ulir yang telah dihasilkan
dari alat ini berasal langsung dari pengaturan perbandingan kecepatan rotasi benda kerja
dengan kecepatan translasi bahan pahat. Ulir-ulir yang telah dihasilkan memiliki ukuran
yang berbeda-beda. Pengaturan dilakukan dengan menukar roda gigi dari translasi yang
menghubungkan antara poros ulir dengan poros spindelnya.
3. Shaping Machine (MesinSekrap).
Mesin sekrap seringkali disebut juga dengan mesin serut atau mesin ketam. Mesin ini
memiliki fungsi untuk mengerjakan segala bidang yang berbentuk seperti :
• Rata.
• Cekung.
• Cembung dan lain sebagainya dalam posisi mendatar, miring, mau pun tegak.
Gerakan utama dari mesin ini adalah harus lurus bolak-balik secara horizontal atau vertikal.
Mesin sekrap memiliki prinsip kerja, yaitu benda yang nantinya akan disayat atau dipotong-
potong selalu dalam keadaan diam karena sebelumnya telah dijepit dengan ragum. Lalu,
pahatan akan bergerak secara bolak-balik dengan lurus saat melakukan penyayatan. Gerakan
maju mundur tersebut akan dihasilkan dari sebuah motor yang terhubung dengan roda
bertingkat melalui sabuk.
Mesin sekrap memiliki beberapa jenis, dari beberapa jenisnya yang seringkali digunakan
adalah mesin sekrap jenis horizontal dan sekrap vertikal. Sementara itu proses sekrap terdiri
atas dua macam, yaitu :
1. Proses sekrap shaper.
2. Proses sekrap planner.
Kedua proses sekrap tersebut dilakukan untuk benda kecil, sedangkan planner hanya untuk
benda yang berukuran besar. Inilah beberapa penjelasan tentang jenis-jenis mesin skrap.
a. MesinSekrap Horizontal atau Datar.
Umumnya, mesin jenis ini hanya digunakan untuk kegiatan produksi dan pekerjaan yang
terdiri atas rangka dasar dan rangka yang mendukung lengan horizontal.
b. MesinSekrap Slotter atau Vertikal.
Mesin sekrap jenis ini berfungsi hanya untuk menyerut, memotong dan mengerjakan benda-
benda yang memiliki permukaan yang sulit dijangkau.
c. MesinPlanner.
Mesin planner berfungsi untuk mengerjakan suatu benda yang panjang dan besar atau
terlampau berat. Benda kerja ini terpasang pada eratan yang akan digunakan untuk gerakan
bolak-balik, sementara fungsi pahat digunakan untuk melakukan gerakan ingsutan dan
penyetelan.
Bidang manufaktur sebenarnya ada banyak sekali jenisnya, karena pekerjaan yang paling
banyak memang adalah harus menggunakan mesin, alat-alat, dan para pekerja. Suatu benda
tidak akan dapat diproduksi apabila perusahaan tidak memiliki alat-alat pendukung dalam hal
manufaktur.
Itulah pembahasan tentang beberapa alat-alat manufaktur. Sebenarnya masih sangat banyak
sekali jenis-jenis/model dan manfaat dari alat-alat/mesin manufaktur, namun hanya cukup
tiga alat saja yang biasanya banyak digunakan dalam bidang Industri manufaktur. Semoga
tulisan ini bisa bermanfaat bagi Anda sekalian dan terimakasih.
Bahan yang dapat digunakan
No.
Nama Alat
Mekanik
Bahan Fungsi
1. Tang Besi Tang adalah alat ygdigunakan untuk memegang benda
kerja.
2. Obeng Besi Obeng adalah alat tangan ygdigunakan untuk memutar
sekrup.
3. Palu Besi Palu atau martil adalah alat ygdigunakan untuk memukul
benda kerja, misalnya paku.
4. Gergaji Belah Besi Gergaji belah digunakan untuk menggergaji searah dengan
serat kayu.
5. Tang Kakatua Bsi Tang kakaktuakhusus digunakan untuk memegang atau
mencabut paku.
6. Gergaji Besi Besi Gergaji besi digunakan untuk memotong logam
7. Pengupas Kabel Besi Pekerjaanmengupas isolasi ujung kabeldapat dilakukan
menggunakan tang pengupas kabel
8. Solder Listrik Besi Solder listrik digunakan untuk menyolder sambungan
kawat dan mata itik,agar sambungannya sempurna.
Bahan dan Peralatan Mekanik
Manusia makhluk yang diberi kelebihan akal dan pikiran oleh Tuhan. Kemampuan
akal itu digunakan oleh manusia untuk saling melengkapi dan memenuhi
kehidupannya. Dengan akalnya, manusia menciptakan dan berkreasi dengan
berbagai peralatan untuk mempermudah melakukan pekerjaan. Secara umum,
bahan dan peralatan mekanik merupakan bagian dari pembuatan alat yang lain.
Umumnya,bahan yang digunakan pada peralatan mekanik didominasi oleh logam
dan kayu. Bahan lain seperti karet dan plastik, biasanya digunakan sebagai
pendukung atau aksesori.
Produk teknologi mekanik
Alat mekanik selain dianggap dalam peralatan manual yang digunakan manusia untuk
mempermudah pekerjaan, dapat juga dikatakan sebagai teknologi yang digunakan
untuk mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan,
memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas.
Informasi yang relevan, akurat, dan tepat waktu, yang digunakan untuk keperluan
pribadi, bisnis, dan pemerintahan, merupakan informasi yang strategis untuk
pengambilan keputusan.
Pesawat sederhana atau perkakas mekanik adalah sebuah alat yang digunakan untuk
memudahkan usaha atau kerja secara mekanik. Prinsip pesawat sederhana dapat
dijelaskan melalui analisis fisika matematis, untuk menentukan berapa besar gaya yang
harus dikeluarkan untuk melakukan kerja. Sebagai contoh: susahnya seseorang untuk
mencabut paku yang tertancap cukup dalam pada sebuah kayu yang keras tanpa
menggunakan alat pencabut paku.
Dasar pesawat sederhana itu kemudian digunakan sebagai dasar pijakan untuk
pembuatan perkakas yang lebih rumit seperti halnya pengangkat barang berat.
Tang merupakan salah satu alat mekanik hasil perkembangan peralatan yang dibuat
oleh manusia. Penemuan tang sudah ada sejak sebelum Masehi. Tang yang paling
sederhana terbuat dari kayu atau tulang, pada zaman dahulu tang digunakan untuk
memegang benda yang panas atau dingin. Ada beberapa macam tang, antara lain: tang
potong, tang jepit, tang kombinasi, tang buaya.
Contoh lain dari peralatan mekanik misalnya adalah gergaji. Gergaji merupakan sebuah
peralatan mekanik yang diciptakan oleh seorang tukang dan arsitek terkenal pada
zaman Zhan Guo bernama Lu Ban. Ada sebuah kisah unik yang melatarbelakangi
proses penciptaan gergaji ini. Saat masuk hutan, ia menarik sekumpulan rumput liar,
ternyata di antara rumput liar itu terdapat duri-duri kecil yang membuat tangannya
berdarah. Berdasarkan pengalamannya itu, Lu Ban mendapatkan ide untuk
menciptakan gergaji, karena di rumput liar itu terdapat duri-duri. Dan duri-duri itu bisa
menjadi jeruji gergaji untuk memotong kayu.
Gergaji mesin merupakan perkembangan selanjutnya dari peralatan mekanik yang
digunakan manusia. Modifikasi dari gergaji kayu dengan sumber energi listrik maupun
energi kimia (bahan bakar) membuat pekerjaan yang dilakukan manusia lebih mudah.
Gergaji mesin (listrik) biasanya digunakan di tempat yang mengolah hasil-hasil bumi
seperti kayu, sedangkan gergaji mesin (bahan bakar) lebih bersifat portabel atau mudah
dibawa sehingga penggunaan dapat lebih maksimal.
Pembuatan peralatan mekanik yang memiliki fungsi banyak, memungkinkan adanya
modifikasi dalam bahan maupun model peralatan mekanik. Manusia sebagai makhluk
yang memiliki daya kreativitas yang besar menggabungkan peralatan mekanik yang
satu dengan yang lain, contohnya pisau lipat. Penggunaan pisau lipat dapat berisikan
peralatan mekanik yang disusun sedemikian rupa, sehingga memiliki dimensi yang kecil
dan lebih bersifat portabel atau mudah dibawa kemana-mana.
Dalam hal pembelajaran, banyak produk sederhana yang dapat dijadikan acuan. Antara
lain adalah pembuatan antena televisi, perlengkapan dapur (panci, wajan, dan lain-lain),
sangkar burung, dan sebagainya. Tampilkan sebuah produk sederhana tersebut dikelas
dan berikan pemahaman dari awal pembuatan hingga hasil jadi dan pengemasan

More Related Content

What's hot

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Purbalingga
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten PurbalinggaRencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Purbalingga
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten PurbalinggaPenataan Ruang
 
PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA KEHIDUPAN DALAM MASYARAKAT BERBANGSA DAN BERNEG...
PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA  KEHIDUPAN  DALAM MASYARAKAT BERBANGSA DAN BERNEG...PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA  KEHIDUPAN  DALAM MASYARAKAT BERBANGSA DAN BERNEG...
PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA KEHIDUPAN DALAM MASYARAKAT BERBANGSA DAN BERNEG...Nurfaizatul Jannah
 
Tata Cara Perencanaan Umum Drainase Perkotaan
Tata Cara Perencanaan Umum Drainase PerkotaanTata Cara Perencanaan Umum Drainase Perkotaan
Tata Cara Perencanaan Umum Drainase PerkotaanJoy Irman
 
Perencanaan turbin air
Perencanaan turbin airPerencanaan turbin air
Perencanaan turbin airKhairul Fadli
 
Peranan Pancasila dalam Teknik Sipil
Peranan Pancasila dalam Teknik SipilPeranan Pancasila dalam Teknik Sipil
Peranan Pancasila dalam Teknik SipilAyu Fatimah Zahra
 
8 sept, sambutan launchig pembayaran non tunai pengujian kendaran bermotor
8 sept, sambutan launchig pembayaran non tunai pengujian kendaran bermotor8 sept, sambutan launchig pembayaran non tunai pengujian kendaran bermotor
8 sept, sambutan launchig pembayaran non tunai pengujian kendaran bermotorShintaDevi11
 
Analisis momentum aliran fluida
Analisis momentum aliran fluidaAnalisis momentum aliran fluida
Analisis momentum aliran fluidaRock Sandy
 
Bab 1 besaran dan pengukuran
Bab 1 besaran dan pengukuranBab 1 besaran dan pengukuran
Bab 1 besaran dan pengukuranGunaryo Nugroho
 
Modul thermodinamika (penyelesaian soal siklus pembangkit daya)
Modul thermodinamika (penyelesaian soal  siklus pembangkit daya)Modul thermodinamika (penyelesaian soal  siklus pembangkit daya)
Modul thermodinamika (penyelesaian soal siklus pembangkit daya)Ali Hasimi Pane
 
Demokrasi indonesia 1949 1959
Demokrasi indonesia 1949 1959Demokrasi indonesia 1949 1959
Demokrasi indonesia 1949 1959Racmat Ridho
 
RENCANA INDUK JARINGAN JALAN KOTA MALANG
RENCANA INDUK JARINGAN JALAN KOTA MALANG RENCANA INDUK JARINGAN JALAN KOTA MALANG
RENCANA INDUK JARINGAN JALAN KOTA MALANG MOSES HADUN
 
Studio Rencana Kota; Tata Ruang BWK 3 Kota Semarang
Studio Rencana Kota; Tata Ruang BWK 3 Kota SemarangStudio Rencana Kota; Tata Ruang BWK 3 Kota Semarang
Studio Rencana Kota; Tata Ruang BWK 3 Kota SemarangNurlina Y.
 
Metode Sistem Pencahayaan Buatan-SNI
Metode Sistem Pencahayaan Buatan-SNIMetode Sistem Pencahayaan Buatan-SNI
Metode Sistem Pencahayaan Buatan-SNIArif211194
 
Aplikasi motor listrik pada elevator
Aplikasi motor listrik pada elevatorAplikasi motor listrik pada elevator
Aplikasi motor listrik pada elevatorsuparman unkhair
 
2.4 model matematika sistem mekanik
2.4 model matematika sistem mekanik2.4 model matematika sistem mekanik
2.4 model matematika sistem mekanikRaziST
 
(PLTD) pembangkit listrik tenaga diesel
(PLTD) pembangkit listrik tenaga diesel(PLTD) pembangkit listrik tenaga diesel
(PLTD) pembangkit listrik tenaga dieselPutri Berlian Abadi
 

What's hot (20)

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Purbalingga
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten PurbalinggaRencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Purbalingga
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Purbalingga
 
Makalah pompa
Makalah pompaMakalah pompa
Makalah pompa
 
PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA KEHIDUPAN DALAM MASYARAKAT BERBANGSA DAN BERNEG...
PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA  KEHIDUPAN  DALAM MASYARAKAT BERBANGSA DAN BERNEG...PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA  KEHIDUPAN  DALAM MASYARAKAT BERBANGSA DAN BERNEG...
PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA KEHIDUPAN DALAM MASYARAKAT BERBANGSA DAN BERNEG...
 
Tata Cara Perencanaan Umum Drainase Perkotaan
Tata Cara Perencanaan Umum Drainase PerkotaanTata Cara Perencanaan Umum Drainase Perkotaan
Tata Cara Perencanaan Umum Drainase Perkotaan
 
Ppt Demokrasi Pancasila
Ppt Demokrasi PancasilaPpt Demokrasi Pancasila
Ppt Demokrasi Pancasila
 
Perencanaan turbin air
Perencanaan turbin airPerencanaan turbin air
Perencanaan turbin air
 
Peranan Pancasila dalam Teknik Sipil
Peranan Pancasila dalam Teknik SipilPeranan Pancasila dalam Teknik Sipil
Peranan Pancasila dalam Teknik Sipil
 
8 sept, sambutan launchig pembayaran non tunai pengujian kendaran bermotor
8 sept, sambutan launchig pembayaran non tunai pengujian kendaran bermotor8 sept, sambutan launchig pembayaran non tunai pengujian kendaran bermotor
8 sept, sambutan launchig pembayaran non tunai pengujian kendaran bermotor
 
Analisis momentum aliran fluida
Analisis momentum aliran fluidaAnalisis momentum aliran fluida
Analisis momentum aliran fluida
 
Bab 1 besaran dan pengukuran
Bab 1 besaran dan pengukuranBab 1 besaran dan pengukuran
Bab 1 besaran dan pengukuran
 
Turbin Uap
Turbin UapTurbin Uap
Turbin Uap
 
Modul thermodinamika (penyelesaian soal siklus pembangkit daya)
Modul thermodinamika (penyelesaian soal  siklus pembangkit daya)Modul thermodinamika (penyelesaian soal  siklus pembangkit daya)
Modul thermodinamika (penyelesaian soal siklus pembangkit daya)
 
Demokrasi indonesia 1949 1959
Demokrasi indonesia 1949 1959Demokrasi indonesia 1949 1959
Demokrasi indonesia 1949 1959
 
Seminar proposal tugas akhir
Seminar proposal tugas akhirSeminar proposal tugas akhir
Seminar proposal tugas akhir
 
RENCANA INDUK JARINGAN JALAN KOTA MALANG
RENCANA INDUK JARINGAN JALAN KOTA MALANG RENCANA INDUK JARINGAN JALAN KOTA MALANG
RENCANA INDUK JARINGAN JALAN KOTA MALANG
 
Studio Rencana Kota; Tata Ruang BWK 3 Kota Semarang
Studio Rencana Kota; Tata Ruang BWK 3 Kota SemarangStudio Rencana Kota; Tata Ruang BWK 3 Kota Semarang
Studio Rencana Kota; Tata Ruang BWK 3 Kota Semarang
 
Metode Sistem Pencahayaan Buatan-SNI
Metode Sistem Pencahayaan Buatan-SNIMetode Sistem Pencahayaan Buatan-SNI
Metode Sistem Pencahayaan Buatan-SNI
 
Aplikasi motor listrik pada elevator
Aplikasi motor listrik pada elevatorAplikasi motor listrik pada elevator
Aplikasi motor listrik pada elevator
 
2.4 model matematika sistem mekanik
2.4 model matematika sistem mekanik2.4 model matematika sistem mekanik
2.4 model matematika sistem mekanik
 
(PLTD) pembangkit listrik tenaga diesel
(PLTD) pembangkit listrik tenaga diesel(PLTD) pembangkit listrik tenaga diesel
(PLTD) pembangkit listrik tenaga diesel
 

Similar to TEKNOLOGI MEKANIK

1. pengecoran logam
1. pengecoran logam1. pengecoran logam
1. pengecoran logamRavi Pratama
 
Bab 1 bahan pada pengecoran logam
Bab 1 bahan pada pengecoran logamBab 1 bahan pada pengecoran logam
Bab 1 bahan pada pengecoran logamyudhi prasetyo
 
Kelompok 4.pptx
Kelompok 4.pptxKelompok 4.pptx
Kelompok 4.pptxfilmgan1
 
pengetahuan material jack.pptx
pengetahuan material jack.pptxpengetahuan material jack.pptx
pengetahuan material jack.pptximandarajat
 
Lap.metalografi.
Lap.metalografi.Lap.metalografi.
Lap.metalografi.bebenpurba
 
Jenis besi cor dan kandungan nya
Jenis besi cor dan kandungan nyaJenis besi cor dan kandungan nya
Jenis besi cor dan kandungan nyaMuhamad Awal
 
metalurgi serbuk.pptxblvlivucuoo7cyucoyx7yc
metalurgi serbuk.pptxblvlivucuoo7cyucoyx7ycmetalurgi serbuk.pptxblvlivucuoo7cyucoyx7yc
metalurgi serbuk.pptxblvlivucuoo7cyucoyx7ycFattakhulAl
 
Presentasi materi pengetahuan bahan teknik besi dan paduanya
Presentasi materi pengetahuan bahan teknik besi dan paduanyaPresentasi materi pengetahuan bahan teknik besi dan paduanya
Presentasi materi pengetahuan bahan teknik besi dan paduanyaNadiaRusding
 
Tugas 2 material teknik
Tugas 2 material teknikTugas 2 material teknik
Tugas 2 material teknikZul Abidin
 
4. proses manufacturing
4. proses manufacturing4. proses manufacturing
4. proses manufacturingNiko Sh
 
proses pengecoran logam
proses pengecoran logamproses pengecoran logam
proses pengecoran logamYudi Hartono
 
Prosiding noviardi [fix1]
Prosiding noviardi [fix1]Prosiding noviardi [fix1]
Prosiding noviardi [fix1]Noviardi Doang
 
Makalah proses manufaktur
Makalah proses manufakturMakalah proses manufaktur
Makalah proses manufaktursurya kelana
 
Makalah proses manufaktur
Makalah proses manufakturMakalah proses manufaktur
Makalah proses manufaktursurya kelana
 
Soal 2 tpd NAPOLEON TEKNIK MESIN
Soal 2 tpd NAPOLEON TEKNIK MESINSoal 2 tpd NAPOLEON TEKNIK MESIN
Soal 2 tpd NAPOLEON TEKNIK MESINNapoleon Tampubolon
 

Similar to TEKNOLOGI MEKANIK (20)

1. pengecoran logam
1. pengecoran logam1. pengecoran logam
1. pengecoran logam
 
Bab 1 bahan pada pengecoran logam
Bab 1 bahan pada pengecoran logamBab 1 bahan pada pengecoran logam
Bab 1 bahan pada pengecoran logam
 
Kelompok 4.pptx
Kelompok 4.pptxKelompok 4.pptx
Kelompok 4.pptx
 
pengetahuan material jack.pptx
pengetahuan material jack.pptxpengetahuan material jack.pptx
pengetahuan material jack.pptx
 
Lap.metalografi.
Lap.metalografi.Lap.metalografi.
Lap.metalografi.
 
Jenis besi cor dan kandungan nya
Jenis besi cor dan kandungan nyaJenis besi cor dan kandungan nya
Jenis besi cor dan kandungan nya
 
metalurgi serbuk.pptxblvlivucuoo7cyucoyx7yc
metalurgi serbuk.pptxblvlivucuoo7cyucoyx7ycmetalurgi serbuk.pptxblvlivucuoo7cyucoyx7yc
metalurgi serbuk.pptxblvlivucuoo7cyucoyx7yc
 
Presentasi materi pengetahuan bahan teknik besi dan paduanya
Presentasi materi pengetahuan bahan teknik besi dan paduanyaPresentasi materi pengetahuan bahan teknik besi dan paduanya
Presentasi materi pengetahuan bahan teknik besi dan paduanya
 
Material teknik
Material teknikMaterial teknik
Material teknik
 
Tugas 2 material teknik
Tugas 2 material teknikTugas 2 material teknik
Tugas 2 material teknik
 
4. proses manufacturing
4. proses manufacturing4. proses manufacturing
4. proses manufacturing
 
proses pengecoran logam
proses pengecoran logamproses pengecoran logam
proses pengecoran logam
 
Prosiding noviardi [fix1]
Prosiding noviardi [fix1]Prosiding noviardi [fix1]
Prosiding noviardi [fix1]
 
Pengecoran1
Pengecoran1Pengecoran1
Pengecoran1
 
Besi tuang
Besi tuangBesi tuang
Besi tuang
 
Ilmu bahan besi cor
Ilmu bahan besi corIlmu bahan besi cor
Ilmu bahan besi cor
 
Makalah proses manufaktur
Makalah proses manufakturMakalah proses manufaktur
Makalah proses manufaktur
 
Makalah proses manufaktur
Makalah proses manufakturMakalah proses manufaktur
Makalah proses manufaktur
 
Soal 2 tpd NAPOLEON TEKNIK MESIN
Soal 2 tpd NAPOLEON TEKNIK MESINSoal 2 tpd NAPOLEON TEKNIK MESIN
Soal 2 tpd NAPOLEON TEKNIK MESIN
 
Pengecoran
PengecoranPengecoran
Pengecoran
 

Recently uploaded

Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaRenaYunita2
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxmuhammadrizky331164
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++FujiAdam
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfYogiCahyoPurnomo
 
materi pengendalian proyek konstruksi.pptx
materi pengendalian proyek konstruksi.pptxmateri pengendalian proyek konstruksi.pptx
materi pengendalian proyek konstruksi.pptxsiswoST
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptxMuhararAhmad
 
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxRemigius1984
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studiossuser52d6bf
 

Recently uploaded (8)

Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
 
materi pengendalian proyek konstruksi.pptx
materi pengendalian proyek konstruksi.pptxmateri pengendalian proyek konstruksi.pptx
materi pengendalian proyek konstruksi.pptx
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
 
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
 

TEKNOLOGI MEKANIK

  • 1. MAKALAH TEKNOLOGI MEKANIK DOSEN PEMBIMBING Dr. Eddy Sutadji, M. PA KELOMPOK 1 1. FACHRYAN NAUFAL FADILLAH 2. FARIZAL AMINNUL FAUZY 3. GALANG BINTANG PRAMUDYA UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS TEKNIK TEKNIK MESIN 2018/2019
  • 2. Jenis-Jenis ProsesManufaktur: 1. Pengertian Pengecoran. Pengecoran (casting) adalah proses penuangan logam cair dengan gaya gravitasi atau gaya lain ke dalam suatu cetakan, kemudian dibiarkan membeku, sehingga terbentuk logam padat sesuai dengan bentuk cetakannya. Keuntungan Pengecoran Keuntungan pembentukan dengan pengecoran : (1) Dapat mencetak bentuk kompleks, baik bentuk bagian luar maupun bentuk bagian dalam; (2) Beberapa proses dapat membuat bagian (part) dalam bentuk jaringan; (3) Dapat mencetak produk yang sangat besar, lebih berat dari 100 ton; (4) Dapat digunakan untuk berbagai macam logam; (5) Beberapa metode pencetakan sangat sesuai untuk keperluan produksi massal. Kerugian Pengecoran Kerugian pembentukan dengan pengecoran, setiap metode pengecoran memiliki kelemahan sendiri-sendiri, tetapi secara umum dapat disebutkan sebagai berikut : (1) Keterbatasan sifat mekanik; (2) Sering terjadi porositas; (3) Dimensi benda cetak kurang akurat; (4) Permukaan benda cetak kurang halus; (5) Bahaya pada saat penuangan logam panas; (6) Masalah lingkungan. Contoh Produk melalui Proses Pengecoran Beberapa contoh produk cor : - perhiasan, - penggorengan, - patung, - pipa, - blok mesin, - roda kereta, - rangka mesin, - pompa, dan lain-lainnya. Hal Penting Dalam Proses Pembuatan Cetakan. Hal-hal penting yang perlu diperhatikan dalam pembuatan suatu cetakan : - Rongga cetakan harus dirancang lebih besar daripada produk cor yang akan dibuat, untuk mengimbangi penyusutan logam; - Setiap logam memiliki koefisien susut yang berbeda-beda (dalam merancang suatu cetakan biasanya digunakan mistar susut).
  • 3. Bahan dan Tahapan Cara Proses Pengecoran Bahan cetakan : - pasir, - keramik, dan - plaster, - logam. Logam-logam dalam pengecoran Besi cor o Paduan besi yang mengandung C >: 1,7 % dan 1-3 %Si. Unsur lain dapat ditambahkan dengan maksud untuk meningkatkan sifat-sifat seperti kekuatan, kekerasan atau ketahanan korosi. Unsur yang umumnya ditambahkan yaitu Cr, Cu, Mo dan Ni. o Besi cor memiliki selang temperature cair yang relaitf lebih rendah daripada baja dan relatif lebih “encer” ketika cair. o Sifat mekanik besi cor tergantung pada jenis struktur mikronya yaitu bentuk dna distribusi elemen-elemen penyusunnya. Salah satu elemen yang memiliki pengaruh yang berarti adalah grafit. Jumlah ,ukuran dan bentuk grafit mempengaruhi kekuatan dan keuletan besi cor. Selain grafit, matriks juga ikut mempengaruhi sifat mekaniknya. Matris besi cor sama dengan yang terdapat pada baja, yaitu feritik, perlitik, feritik+perlitik dan martensitik. Matriks yang terjadi tergantung pada : ü Komposisi kimia ü Laju pendinginan, dan ü Proses perlakuan panas v Ada lima jenis besi cor : Ø Besi cor kelabu (grey cast iron) Ø Besi cor malleable (malleable cast iron) Ø Besi cor putih (white cast iron) Ø Besi cor nodular (nodular/ductile cast iron) Ø Compacted graphite cast iron (memiliki struktur mikro antara besi cor Ø Kelabu dan besi cor nodular). v Sifat mekanik : = 45 -75 ksi (kekuatan tarik)
  • 4. = 35 – 60 ksi (kekuatan luluh) e = 1 – 6% (perpanjangan) v Sifat matriks dan karakter grafit diperoleh dari kesetimbangan § Komposisi kimia § Derajat inokulasi § Laju pembekuan § Pengaturan laju pendinginan v Untuk mendapatkan sifat yang diinginkan, biasanya pada besi cor diterapkan perlakuan panas karena dari kondisi hasil pengecoran (as-cast) tidak diperoleh sifat yang diinginkan. Proses perlakuan panas yang umum diterapkan : § Annealing § Austenitizing dan Quenching § Tempering Besi Cor Putih Ø Besi cor putih terbentuk ketika unsur karbon (C) tidak mengendap sebagai grafit selama proses pembekuan, akan tetapi tetap berkaitan dengan unsur besi (Fe), krom (Cr) atau molibden (Mo) membentuk karbida. Ø Besi cor putih bersifat keras dan getas dan memiliki tampilan patahn seperti kristal berwarna putih. Besi Cor Kelabu Ø Besi cor kelabu merupakan paduan dari unsur-unsur besi (Fe), karbon © dan silicon (Si) yang mengandung “ karbon tak berkaitan” dalam bentuk grafit. Nama besi cor kelabu didapat dari tampilan patahan berwarna kelabu. Ø Besi cor kelabu untuk keperluan otomotif dan konstruksi umum lainnya dibagi menjadi 10 kelas/garde yang didasarkan pada kekuatan tarik minimumnya.
  • 5. Ø Kekuatan, kekerasan dan struktur mikro dari besi cor kelabu dipengaruhi oleh beberapa factor seperti komposisi kimia, desain, cetakan, karakteristik cetakan dan laju pendinginan selama dan setelah pembekuan. Ø Unsur Cu, Cr, Mo dan Ni seringkali ditambahkan untuk mengatur struktur mikro matriks dan pembentukan grafit. Selain itu bertujuan untuk meningkatkan ketahanan korosi besi cor kelabu pada beberapa media. Ø Besi cor kelabu dapat dikeraskan dengan proses quenching dan temperature sekitar 1600˚F (menjadi getas). Kombinasi dengan proses temper akan meningkatakan ketangguhan dan menurunkan kekerasannya. Besi Cor Malleable Ø Besi cor ini dihasilkan dari proses perlakuan panas besi cor putih yang memiliki komposisi tertentu. Ø Proses terbentuknya beis cor putih akibat : § Rendahnya kandungan karbon dan silikon § Adanya unsur-unsur pembentuk karbida seperti Cr, Mo dan V § Laju pendinginan dan pembekuan yang tinggi Ø Pada proses pembuatan besi cor malleable, besi cor putih dipanaskan hingga temperatur diatas temperatur eutectoid (1700oF) kemudian ditahan hingga beberapa jam dan didinginkan dalam tungku. Proses tersebut menyebabkan unsure karbon terlarut dalam austenit, mengendap dan membentuk grafit bulat tak beraturan
  • 6. (irregular nodules of graphite) yang disebut korbon temper. Proses ini akan menghasilkan besi cor malleable dengan matriks ferit. Besi Cor Nodular Ø Besi cor nodular memiliki komposisi unsure yang sama dengan besi cor kelabu. Unsure tersebut yaitu karbon dan silikon. Ø Perbedaan besi cor nodular dan kelabu terletak pada bentuk grafit (untuk menghasilkan bentuk grafit yang berbeda, digunakan proses yang berbeda pula) Ø Pembulatan grafit dicapai karena ditambahkan unsure Magnesium (Mg) dan Cerium (Ce). Baja (Baja Cor) Ø Salah satu jenis baja adalah baja karbon yaitu paduan besi-karbon yang mengandung unsure karbon kurang dari 1,7 % (beberapa literature menyebutkan kandungan karbon maksimum 2.0 %). Sebagai tambahan selain karbon, baja cor mengandung Ø - Silikon (Si) : 0.20 – 0,70 % Ø - Mangan (Mn) : 0,50 – 1,00 % Ø - Fosfor (P) : <> Ø - Sulfur (S) : <> Ø Struktur mikro baja cor yang memiliki kandungan karbon kurang dari 0,8 % (baja hypoeutektoid) terdiri dari FERIT dan PERLIT. Kadar karbon yang lebih tinggi menambah jumlah perlit. Ø Struktur mikro baja cor yang memiliki kandungan karbon lebih dari 0,8 % (baja hipereutektoid) terdiri dari SEMENTIT (Fe3C) dan PERLIT. Kadar karbon yang lebih tinggi menambah jumlah sementit. Ø Baja cor dengan kadar C=0,20 % diatas diperoleh dari pendinginan didalam tungku dari temperatur 950oC setelah pengecoran. Bagian yang hitam adalah PERLIT dan yang putih adalah FERIT. Sedangkan baja cor dengan kadar C=0,8 % didinginkan dalam tungku 900oC struktur yang terlihat jelas yaitu PERLIT.
  • 7. Tahap-Tahap dalam cara Proses pengecoran : .Gambar 2.1 Dua macam bentuk cetakan (a) cetakan terbuka, (b) cetakan tertutup (1) Pembuatan cetakan; (2) Persiapan dan peleburan logam; (3) Penuangan logam cair ke dalam cetakan : a) untuk cetakan terbuka (lihat gambar 2.1.a) logam cair hanya dituang hingga memenuhi rongga yang terbuka, b)untuk cetakan tertutup (lihat gambar 2.1.b) logam cair dituang hingga memenuhi sistem saluran masuk; (4) Setelah dingin benda cor dilepaskan dari cetakannya; (5) Untuk beberapa metode pengecoran diperlukan proses pengerjaan lanjut : · memotong logam yang berlebihan, · membersihkan permukaan, · memeriksa produk cor, · memperbaiki sifat mekanik dengan perlakuan panas (heat treatment), · menyesuaikan ukuran dengan proses pemesinan. Jenis-Jenis dan ContohCetakanPengecoran (1) Cetakan tidak permanen (expendable mold); hanya dapat digunakan satu kali saja. Contoh : - cetakan pasir (sand casting), - cetakan kulit (shell mold casting), - cetakan presisi (precisian casting). (2) Cetakan permanen (permanent mold); dapat digunakan berulang-ulang (biasanya dibuat dari logam). Contoh : - gravity permanent mold casting, - pressure die casting, - centrifugal die casting.
  • 8. Cetakan Pasir Bagian-bagian cetakan pasir dapat dilihat dalam gambar 2.1.b, yaitu : - bagian atas cetakan (cope), - bagian bawah cetakan (drag), - kotak cetakan (flask), - sistem saluran masuk (gating system), terdiri dari : cawan tuang (pouring cup), saluran turun (down sprue), dan saluran masuk/pengalir (runner), - penambah (riser), - inti (core). 2. Pembentukkan (Forming) Pembentukan logam atau metalforming adalah proses melakukan perubahan bentuk pada benda kerja dengan cara memberikan gaya luar sehingga terjadi deformasi plastis, contoh : pengerolan, tempa, ekstrusi, penarikan kawan, penarikan dalam, dll. Proses pemebentukan logam dengan pengerjaan Teknik pengecoran, Teknik pembentukan, Teknik permesinan, Teknik pengelasan, merupakan proses yang mengubah bentuk benda kerja. Proses pengerjaan panas, digunakan pemanasan, dimaksudkan untuk memudahkan terjadinya deformasi plastis dalam pengerjaannya dan tidak untuk mencairkan logam benda kerja. Tujuan proses pembentukan logam :  mengubah bentuk benda kerja menjadi bentuk yang diinginkan.  memperbaiki sifat logam dengan jalan memperbaiki struktur mikronya, misalnya dengan menghomogenkan dan menghaluskan butir, memecah dan mendistribusikan inklusi, menutup rongga cacat cor-an, serta memperkuat logam dengan mekanisme pengerasan regangan. Pada Metal Forming proses pengerjaan sendiri dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu : a. Hot working adalah pembentukan logam dengan diatas suhu rekristalisasinya yaitu 0,6 kali titik cair material itu sendiri.
  • 9. Keunggulan: Deformasi dapat dipakai mengubah secara drastic bentuk logam tanpa takut akan retak atau diperlukan gaya yang sangat besar.Mengurangi atau menghilangkan ketidakhomogenan kimiawi. Pori-pori dapat dilas atau direduksi ukurannya selama deformasi Kelemahan: Suhu tinggi dari hot working meningkatkan reaksi logam dengan sekitarnya.Toleransi yang miskin karena pemendekan termal dan kemungkinan pendinginan yang tidak uniform. b. Cold working adalah proses pembentukan logam dimana temperaturnya dibawah suhu rekristalisasinya.yaitu 0,3 kali titik cair logam tersebut. Keunggulan Tidak di perlukan panas, Permukaan akhir lebih halus. Kontrol dimensi lebih bagus,tidak memerlukan permesinan lanjutan. Kelemahan: Memerlukan gaya yang besar. Diperlukan perangkat yang lebih berat dan kuat. Permukaan logam harus bersih bebas sisik. c. Warm working adalah proses pembentukan dimana temperaturnya berada diantara Hot workig dan cold working. Kelebihan dan Kekurangan pembentukan forming Kelebihannya:  karena padatan, maka tidak perlu perangkat pembawa cairan  tidak ada kompleksitas pemadatan.  Dibanding dengan proses pemesinan, proses pembentukan menghasilkan sekrap yang lebih sedikit. Kekurangannya:  gaya yang diperlukan tinggi,  mesin dan perkakas mahal,  sebagai konsekuensi dari kedua hal tersebut maka harus dalam produksi besar Proses pembentukan logam, yg diklasifikasikan dengan berbagai cara, yaitu dikarenakan :  berdasarkan daerah temperature pengerjaan  berdasarkan jenis gaya pembentukan  berdasarkan bentuk benda kerja
  • 10.  berdasarkan tahapan produk Jenis dan contoh pembentukan logam  Rolling, menggulung  Extrusion, menekan dorong  Die forming, menekan stamping, punch melubangi  Forging, menempa  Indenting,  Stretching, penarikan  Expanding,  Recessing,  Pulling through a die  Deep drawing  Spinning, putaran  Flange forming  Upset bulging  Bending. membengkokkan  Shear forming, menggunting Produk Pembentukan (Forming) Alat automotif, peralatan listrik, 3. Pengelasan (Welding) Proses penyambungan dua bagian logam dengan jalan pencairan sebagian dari daerah yang akan disambung. Adanya pencairan dan pembekuan didaerah tersebut akan menyebabkan terjadinya ikatan sambungan. Lingkup penggunaan teknik pengelasan dalam kontruksi sangat luas, meliputi perkapalan, jembatan, rangka baja, bejana tekan, pipa pesat, pipa saluran dan sebagainya. Disamping untuk pembuatan, proses las dapat juga dipergunakan untuk reparasi misalnya untuk mengisi nlubang-lubang pada coran. Membuat lapisan las pada perkakas mempertebal bagian-bagian yang sudah aus, dan macam –macam reparasi lainnya. Pengelasan bukan tujuan utama dari kontruksi, tetapi hanya merupakan sarana untuk mencapai ekonomi pembuatan yang lebih baik. Karena itu rancangan las dan cara pengelasan harus betul-betul memperhatikan dan memperlihatkan kesesuaian antara sifat-
  • 11. sifat lasdengan kegunaan kontruksi serta kegunaan disekitarnya. Prosedur pengelasan kelihatannya sangat sederhana, tetapi sebenarnya didalamnya banyak masalah-masalah yang harus diatasi dimana pemecahannya memerlukan bermacam-macam pengetahuan. Karena itu didalam pengelasan, penngetahuan harus turut serta mendampingi praktek, secara lebih bterperinci dapat dikatakan bahwa perancangan kontruksi bangunan dan mesin dengan sambungan las, harus direncanakan pula tentang cara-cara pengelasan. Cara ini pemeriksaan, bahan las, dan jenis las yang akan digunakan, berdasarkan fungsi dari bagian-bagian bangunan atau mesin yang dirancang. Berdasarkan definisi dari DIN (Deutch Industrie Normen) las adalah ikatan metalurgi pada sambungan logam paduan yang dilaksanakan dalam keadaan lumer atau cair. Dari definisi tersebut dapat dijabarkan lebih lanjut bahwa las adalah sambungan setempat dari beberapa batang logam dengan menggunakan energi panas. Pada waktu ini telah dipergunakan lebih dari 40 jenis pengelasan termasuk pengelasan yang dilaksanakan dengan cara menekan dua logam yang disambung sehingga terjadi ikatan antara atom-atom molekul dari logam yang disambungkan.klasifikasi dari cara-cara pengelasan ini akan diterangkan lebih lanjut. Pada waktu ini pengelasan dan pemotongan merupakan pengelasan pengerjaan yang amat penting dalam teknologi produksi dengan bahan baku logam. Dari pertama perkembangannya sangat pesat telah banyak teknologi baru yang ditemukan. Sehingga boleh dikatakan hamper tidak ada logam yang dapat dipotong dan di las dengan cara-cara yang ada pada waktu ini. Dalam bab ini akan diterangkan beberapa cara penngelasan dan pemotongan yang telah banyak digunakan sedangkan penerapannya dalam praktek akan diterangkan dalam bab- bab yang lain. KLASIFIKASI CARA-CARA PENGELASAN DAN PEMOTONGAN Sampai pada waktu ini banyak sekali cara-cara pengklasifikasian yang digunakan dalam bidang las, ini disebabkan karena perlu adanya kesepakatan dalam hal-hal tersebut. Secara konvensional cara-cara pengklasifikasi tersebut vpada waktu ini dapat dibagi dua golongan, yaitu klasifikasi berdasarkan kerja dan klasifikasi berdasarkan energi yang digunakan. Klasifikasi pertama membagi las dalam kelompok las cair, las tekan, las patri dan lain- lainnya. Sedangkan klasifikasi yang kedua membedakan adanya kelompok-kelompok seperti las listrik, las kimia, las mekanik dan seterusnya. Bila diadakan pengklasifikasian yang lebih terperinci lagi, maka kedua klasifikasi tersebut diatas dibaur dan akan terbentuk kelompok-kelompok yang banyak sekali. Diantara kedua cara klasifikasi tersebut diatas kelihatannya klasifikasi cara kerja lebih banyak digunakan karena itu pengklasifikasian yang diterangkan dalam bab ini juga berdasarkan cara kerja. Berdasrkan klasifikasi ini pengelasan dapat dibagi dalam tiga kelas utama yaitu : pengelasan cair, pengelasan tekan dan pematrian. 1. Pengelasan cair adalah cara pengelasan dimana sambungan dipanaskan sampai mencair dengan sumber panas dari busur listrik atau sumber api gas yang terbakar. 2. pengelasan tekan adalah pcara pengelasan dimana sambungan dipanaskan dan kemudian ditekan hingga menjadi satu.
  • 12. 3. pematrian adalah cara pengelasan diman sambungan diikat dan disatukan denngan menggunakan paduan logam yang mempunyai titik cair rendah. Dalam hal ini logam induk tidak turut mencair. Pemotongan yang dibahas dalam buku ini adalah cara memotong logam yang didasarkan atas mencairkan logam yang dipotong. Cara yang banyak digunakan dalam pengelasan adalah pemotongan dengan gas oksigen dan pemotongan dengan busur listrik. Pengelasan yang paling banyak ndigunakan pada waktu ini adalah pengelasan cair dengan busur gas. Karena itu kedua cara tersebut yaitu las busur listrik dan las gas akan dibahas secara terpisah. Sedangkan cara-cara penngelasan yang lain akan dikelompokkan dalam satu pokok bahasan. Pemotongan, karena merupakan masalah tersendiri maka pembahasannya juga dilakukan secara terpisah. Dibawah ini klasifikasi dari cara pengelasan : a) Pengelasan cair Ø Las gas Ø Las listrik terak Ø Las listrik gas Ø Las listrik termis Ø Las listrik elektron Ø Las busur plasma b) Pengelasan tekan Ø Las resistensi listrik Ø Las titik Ø Las penampang Ø Las busur tekan Ø Las tekan Ø Las tumpul tekan Ø Las tekan gas Ø Las tempa Ø Las gesek Ø Las ledakan Ø Las induksi Ø Las ultrasonic c) Las busur Ø Elektroda terumpan d) Las busur gas Ø Las m16 Ø Las busur CO2 e) Las busur gas dan fluks Ø Las busur CO2 dengan elektroda berisi fluks Ø Las busur fluks ü Las elektroda berisi fluks ü Las busur fluks o Las elektroda tertutup o Las busur dengan elektroda berisi fluks o Las busur terendam ü Las busur tanpa pelindung o Elektroda tanpa terumpan
  • 13. ü Las TIG atau las wolfram gas A. LAS BUSUR LISTRIK Las busur listrik atau pada umumnya disebut las listrik termasuk suatu proses penyambungan logam dengan menggunakan tenaga listrik sebagai sumber panas. Jadi surnber panas pada las listrik ditimbulkan oleh busur api arus listrik, antara elektroda las dan benda kerja. Benda kerja merupakan bagian dari rangkaian aliran arus listrik las. Elektroda mencair bersama-sama dengan benda kerja akibat dari busur api arus listriik. Gerakan busur api diatur sedemikian rupa, sehingga benda kerja dan elektroda yang mencair, setelah dingin dapat menjadi satu bagian yang sukar dipisahkan. Jenis sambungan dengan las listrik ini merupakan sambungan tetap. Penggolongan macam proses las listrik antara lain, ialah : 1. Las listrik dengan Elektroda Karbon, misalnya : aLas listrik dengan elektroda karbon tunggal bLas listrik dengan elektroda karbon ganda. Pada alas listrik dengan elektroda karbon, maka busur listrik yang terjadi diantara ujung elektroda karbon dan logam atau diantara dua ujung elektroda karbon akan memanaskan dan mencairkan logam yang akan dilas. Sebagai bahan tambah dapat dipakai elektroda dengan fluksi atau elektroda yang berselaput fliksi. 1. Las Listrik dengan Elektroda Logam, misalnya : 1. Las listrik dengan elektroda berselaput, 2. Las listrik TIG (Tungsten Inert Gas), 3. Las listrik submerged. a. Las listrik dengan elektroda berselaput Las listrik ini menggunakan elektroda berelaput sebagai bahan tambahan. Busur listrik yang terjadi di antara ujung elektroda dan bahan dasar akan mencairkan ujung elektroda dan sebagaian bahan dasar. Selaput elektroda yang turut terbakar akan mencair dan menghasilkan gas yang melindungi ujung elekroda kawah las, busur listrik terhadap pengaruh udara luar. Cairan selaput elektroda yang membeku akan memutupi permukaan las yang juga berfungsi sebagai pelindung terhadap pengaruh luar. Perbedaan suhu busur listrik tergantung pada tempat titik pengukuran, missal pada ujung elektroda bersuhu 3400° C, tetapi pada benda kerja dapat mencapai suhu 4000° C. a. Las Listrik TIG Las listrik TIG (Tungsten Inert Gas = Tungsten Gas Mulia) menggunakan elektroda wolfram yang bukan merupakan bahan tambah. Busur listrik yang terjadi antara ujung elektroda wolfram dan bahan dasar merupakan sumber panas, untuk pengelasan. Titik cair elektroda wolfram sedemikian tingginya sampai 3410° C, sehingga tidak ikut mencair pada saat terjadi busur listrik. Tangkai listrik dilengkapi dengan nosel keramik untuk penyembur gas pelindung yang melindungi daerah las dari luar pada saat pengelasan.
  • 14. Sebagian bahan tambah dipakai elektroda tampa selaput yang digerakkan dan didekatkan ke busur yang terjadi antara elektroda wolfram dengan bahan dasar. Sebagi gas pelindung dipakai argin, helium atau campuran dari kedua gas tersebut yang pemakainnya tergantung dari jenis logam yang akan dilas. Tangkai las TIG biasanya didinginkan dengn air yang bersirkulasi. Pembakar las TIG terdiri dari : 1) Penyedia arus 2) Pengembali air pendingi, 3) Penyedia air pendingin, 4) Penyedia gas argon, 5) Lubang gas argon ke luar, 6) Pencekam elektroda, 7) Moncong keramik atau logam, 8) Elektroda tungsten, 9) Semburan gas pelindung. c. Las Listrik Submerged Las listrik submerged yang umumnya otomatis atau semi otomatis menggunakan fluksi serbuk untuk pelindung dari pengaruh udara luar. Busur listrik di antara ujung elektroda dan bahan dasar di dalam timnunan fluksi sehingga tidak terjadi sinar las keluar seperti biasanya pada las listrik lainya. Operator las tidak perlu menggunakan kaca pelindung mata (helm las). Pada waktu pengelasan, fluksi serbuk akan mencir dan membeku dan menutup lapian las. Sebagian fluksi serbuk yang tidak mencair dapat dipakai lagi setelah dibersihkan dari terak- terak las. Elektora yang merupakan kawat tampa selaput berbentuk gulungan (roll) digerakan maju oleh pasangan roda gigi yang diputar oleh motor listrik ean dapat diatur kecepatannya sesuai dengan kebutuhan pengelasan. d. Las Listrik MIG Seperti halnya pad alas listrik TIG, pad alas listrik MIG juga panas ditimbulkan oleh busur listrik antara dua electron dan bahan dasar. Elektroda merupakan gulungan kawat yang berbentuk rol yang geraknya diatur oleh pasangan roda gigi yang digerakkan oleh motor listrik. Gerakan dapat diatur sesuai dengan keperluan. Tangkai las dilengkapi dengan nosel logam untuk menghubungkan gas pelindung yang dialirkan dari botol gas melalui slang gas.
  • 15. Gas yang dipakai adalah CO2 untuk pengelasan baja lunak dan baja. Argon atau campuran argon dan helium untuk pengelasan aluminium dan baja tahan karat. Proses pengelasan MIG ini dadpat secara semi otomatik atau otomatik. Semi otomatik dimaksudkan pengelasan secara manual, sedangkan otomatik adalah pengelasan yang seluruhnya dilaksanakan secara otomatik. Elektroda keluar melalui tangkai bersama-sama dengan gas pelindung. B. Arus Listrik 1. Arus Searah ( DC = Direct Current ) Pada arus ini, elektron-elektron bergerak sepanjang penghantar hanya dalam satu arah. 2. Arus Bolak-balik ( AC = Alternating Current ) Arah aliran arus bolak-balik merupakan gelombang sinusoide yang memotong garis nol pada interval waktu 1/ 100 detik untuk mesin dengan frekuensi 50 hertz (Hz). Tiap siklus gelombang terdiri dari setengah gelombang positif dan setenngah gelombang negative. Arus bolak-balik dapat diubah menjadi arus searah dengan menggunakan pengubah arus (rectifier/adaftor). 4. Pemesinan (Machining) Proses pemotongan logam disebut sebagai proses pemesinan adalah proses pembuatan dengan cara membuang material yang tidak diinginkan pada benda kerja sehingga diperoleh produk akhir dengan bentuk, ukuran, dan surface finish yang diinginkan. 1. MesinFrais atau Milling. Mesin frais merupakan mesin perkakas yang memiliki pisau atau pahat frais yang berputar pada poros utama sebuah mesin. Semua benda yang digunakan untuk kerja langsung diantarkan kepada pisau tersebut, secara horizontal, vertikal, atau dengan melintang tergantung bagaimana kebutuhan yang ingin dihasilkan oleh perusahaan. Mesin frais sendiri bukan hanya memiliki satu jenis saja, namun umumnya terdapat 9 jenis. Apa sajakah kesembilan jenis tersebut? Antara lain adalah sebagai berikut : 1. Mesin Frais Universal. 2. Mesin Frais Vertikal. 3. Mesin Frais Bangku Tetap. 4. Mesin Frais Jenis Penyerut. 5. Mesin Serut Patograph. 6. Mesin Frais Meja Berputar. 7. Mesin Frais Planet. 8. Mesin Frais Duplikasi. 9. Mesin Frais Pemprofil. 2. MesinPembentuk Besi (MesinBubut). Mesin perkakas yang satu ini berfungsi sebagai pemotong benda keras sebangsa besi untuk dibentuk dengan cara diputar. Gerakan berputar dari mesin bubut disebut dengan gerak potong relatif dari proses pahat atau gerakan umpan. Banyaknya ulir yang telah dihasilkan dari alat ini berasal langsung dari pengaturan perbandingan kecepatan rotasi benda kerja
  • 16. dengan kecepatan translasi bahan pahat. Ulir-ulir yang telah dihasilkan memiliki ukuran yang berbeda-beda. Pengaturan dilakukan dengan menukar roda gigi dari translasi yang menghubungkan antara poros ulir dengan poros spindelnya. 3. Shaping Machine (MesinSekrap). Mesin sekrap seringkali disebut juga dengan mesin serut atau mesin ketam. Mesin ini memiliki fungsi untuk mengerjakan segala bidang yang berbentuk seperti : • Rata. • Cekung. • Cembung dan lain sebagainya dalam posisi mendatar, miring, mau pun tegak. Gerakan utama dari mesin ini adalah harus lurus bolak-balik secara horizontal atau vertikal. Mesin sekrap memiliki prinsip kerja, yaitu benda yang nantinya akan disayat atau dipotong- potong selalu dalam keadaan diam karena sebelumnya telah dijepit dengan ragum. Lalu, pahatan akan bergerak secara bolak-balik dengan lurus saat melakukan penyayatan. Gerakan maju mundur tersebut akan dihasilkan dari sebuah motor yang terhubung dengan roda bertingkat melalui sabuk. Mesin sekrap memiliki beberapa jenis, dari beberapa jenisnya yang seringkali digunakan adalah mesin sekrap jenis horizontal dan sekrap vertikal. Sementara itu proses sekrap terdiri atas dua macam, yaitu : 1. Proses sekrap shaper. 2. Proses sekrap planner. Kedua proses sekrap tersebut dilakukan untuk benda kecil, sedangkan planner hanya untuk benda yang berukuran besar. Inilah beberapa penjelasan tentang jenis-jenis mesin skrap. a. MesinSekrap Horizontal atau Datar. Umumnya, mesin jenis ini hanya digunakan untuk kegiatan produksi dan pekerjaan yang terdiri atas rangka dasar dan rangka yang mendukung lengan horizontal. b. MesinSekrap Slotter atau Vertikal. Mesin sekrap jenis ini berfungsi hanya untuk menyerut, memotong dan mengerjakan benda- benda yang memiliki permukaan yang sulit dijangkau. c. MesinPlanner. Mesin planner berfungsi untuk mengerjakan suatu benda yang panjang dan besar atau terlampau berat. Benda kerja ini terpasang pada eratan yang akan digunakan untuk gerakan bolak-balik, sementara fungsi pahat digunakan untuk melakukan gerakan ingsutan dan penyetelan. Bidang manufaktur sebenarnya ada banyak sekali jenisnya, karena pekerjaan yang paling banyak memang adalah harus menggunakan mesin, alat-alat, dan para pekerja. Suatu benda
  • 17. tidak akan dapat diproduksi apabila perusahaan tidak memiliki alat-alat pendukung dalam hal manufaktur. Itulah pembahasan tentang beberapa alat-alat manufaktur. Sebenarnya masih sangat banyak sekali jenis-jenis/model dan manfaat dari alat-alat/mesin manufaktur, namun hanya cukup tiga alat saja yang biasanya banyak digunakan dalam bidang Industri manufaktur. Semoga tulisan ini bisa bermanfaat bagi Anda sekalian dan terimakasih. 5. Metalurgi Serbuk (Powder Metallurgy) Metalurgi serbuk (powder metallurgy) adalah salah satu teknologi pengerjaan logam di mana komponen uji akan diproduksi dari serbuk logam. Proses pengerjaannya yakni serbuk logam ditekan menjadi bentuk yang diinginkan (dikenal dengan istilah pressing). Selanjutnya serbuk yang tertekan tersebut dipanaskan supaya saling mengikat dan menjadi rigid (dikenal dengan istilah sintering). Proses metalurgi serbuk ini merupakan proses yang banyak digunakan setelah pengecoran dan pemesinan. Gambar 1. Produk Metalurgi Serbuk Kelebihan Metalurgi Serbuk Kelebihan metalurgi serbuk antara lain: 1. Mampu digunakan untuk membuat komponen berukuran kecil atau sangat kecil. 2. Mampu memproduksi komponen jadi (net shape) atau komponen hampir jadi (near net shape) secara massal. 3. Mampu mengurangi bahkan menghilangkan proses lanjutan (karena proses metalurgi serbuk langsung menghasilkan komponen jadi atau komponen hampir jadi). 4. Tidak banyak membuang material. Sekitar 97% material serbuk dapat dikonversi menjadi produk jadi (sehingga hanya sekitar 3% yang terbuang). Bila dibandingkan dengan proses pengecoran, metalurgi serbuk tidak membutuhkan sprue, runner, dan riser. Pada proses pengecoran; sprue, runner, dan riser merupakan limbah yang nantinya akan dilebur kembali. 5. Beberapa jenis logam (seperti tungsten) sulit dikerjakan/dibentuk dengan proses lain, namun mudah dikerjakan/dibentuk dengan proses metalurgi serbuk. Sebagai contoh tungsten filament pada bola lampu pijar yang dibuat dengan metalurgi serbuk. 6. Beberapa logam paduan dan cermet tidak dapat diproduksi dengan metode lain, namun dapat diproduksi dengan metalurgi serbuk. 7. Dimensi produk hasil metalurgi serbuk lebih akurat dibanding produk hasil pengecoran (pada metalurgi serbuk penyimpangannya lebih kecil).
  • 18. 8. Metode produksi metalurgi serbuk dapat dilakukan secara otomatis. Kekurangan Metalurgi Serbuk Kekurangan metalurgi serbuk antara lain: 1. Peralatan metalurgi serbuk mahal. 2. Serbuk logam mahal. 3. Penyimpanan dan pengangkutan logam berwujud serbuk lebih sulit. 4. Memerlukan kelonggaran antara komponen (benda kerja) dengan cetakan. Kelonggaran dimaksudkan supaya benda kerja dapat dikeluarkan dari cetakan. 5. Variasi berat jenis material pada sebuah komponen dapat menimbulkan masalah, khususnya pada komponen dengan geometri yang kompleks. Aplikasi Metalurgi Serbuk Metalurgi serbuk dapat digunakan untuk membuat komponen antara lain: pahat sisip, roda gigi, sprocket, fastener, bearing, dan komponen-komponen mesin lainnya. 6. Pengerjaan Permukaan (Surface Treatment) Proses surface treatment adalah proses perlakuan yang diterapkan untuk mengubah sifat karakteristik logam pada bagian permukaan logam dengan cara proses thermokimia, metal spraying. Dalam beberapa penggunaan material, sering diperlukan material yang tidak seragam sifatnya. Misalnya pada roda gigi dimana permukaannya diharapkan keras untuk mengurangi gesekan dan aus, sedangkan bagian dalamnya diharapkan ulet agar lebih tahan terhadap beban dinamik dan impak. Beberapa jenis perlakuan permukaan yang umum dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Carburizing Proses ini dilakukan dengan memanaskan baja karbon rendah di dalam lingkungan gas monoksida, sehingga baja akan menyerap karbon dari gas CO. 2. Nitriding Proses ini dilakukan dengan memanaskan baja karon rendah di dalam lingkungan gas Nitrogen sehingga terbentuk lapisan besi nitrida yang keras pada permukaannya. 3. Cyaniding Proses ini dilakukan dengan memanaskan komponen yang akan diproses, kedalam larutan garam sianida dengan temperatur sekitar 800°C sehingga baja karbon rendah akan membentuk lapisan karbida dan nitrida. 4. Flame hardening
  • 19. Proses flame hardening dan induction hardening biasa dilakukan pada baja karbon sedang atau tinggi. Flame hardening dilakukan dengan memanaskan permukaan yang akan dikeraskan dengan nyala api oxyacetylene yang dilanjutkan dengan semprotan air untuk quenching. 5. Induction hardening Proses ini prinsipnya sama dengan flame hardening tetapi pemanasannya tidak dilakukan dengan menggunakan nyala api tetapi dengan menggunakan kumparan listrik. 7. Perlakuan Panas (Heat Treatment) Heat treatment adalah proses untuk meningkatkan kekuatan material dengan cara perlakuan panas. Heat Treatment Heat Treatment ( perlakuan panas ) adalah salah satu proses untuk mengubah struktur logam dengan jalan memanaskan specimen pada elektrik terance ( tungku ) pada temperature rekristalisasi selama periode waktu tertentu kemudian didinginkan pada media pendingin seperti udara, air, air garam, oli dan solar yang masing-masing mempunyai kerapatan pendinginan yang berbeda-beda. Sifat-sifat logam yang terutama sifat mekanik yang sangat dipengaruhi oleh struktur mikrologam disamping posisi kimianya, contohnya suatu logam atau paduan akan mempunyai sifat mekanis yang berbeda-beda struktur mikronya diubah. Dengan adanya pemanasan atau pendinginan degnan kecepatan tertentu maka bahan-bahan logam dan paduan memperlihatkan perubahan strukturnya. Perlakuan panas adalah proses kombinasi antara proses pemanasan atau pendinginan dari suatu logam atau paduannya dalam keadaan padat untuk mendaratkan sifat-sifat tertentu. Untuk mendapatkan hal ini maka kecepatan pendinginan dan batas temperature sangat menetukan. Quenching Proses quenching atau pengerasan baja adalah suatu proses pemanasan logam sehingga mencapai batas austenit yang homogen. Untuk mendapatkan kehomogenan ini maka austenit perlu waktu pemanasan yang cukup. Selanjutnya secara cepat baja tersebut dicelupkan ke dalam media pendingin, tergantung pada kecepatan pendingin yang kita inginkan untuk mencapai kekerasan baja. Pada waktu pendinginan yang cepat pada fase austenit tidak sempat berubah menjadi ferit atau perlit karena tidak ada kesempatan bagi atom-atom karbon yang telah larut dalam austenit untuk mengadakan pergerakan difusi dan bentuk sementit oleh karena itu terjadi fase mertensit, ini berupa fase yang sangat keras dan bergantung pada keadaan karbon. Martensit adalah fasa metastabil terbentuk dengan laju pendinginan cepat, semua unsur paduan masih larut dalam keadaan padat. Pemanasan harus dilakukan secara bertahap (preheating) dan perlahan-lahan untuk memperkecil deformasi ataupun resiko retak. Setelah temperatur pengerasan (austenitizing) tercapai, ditahan dalam selang waktu tertentu (holding time) kemudian didinginkan cepat.
  • 20. Pada dasarnya baja yang telah dikeraskan bersifat rapuh dan tidak cocok untuk digunakan. Melalui temper, kekerasan, dan kerapuhan dapat diturunkan sampai memenuhi persyaratan. Kekerasan turun, kekuatan tarik akan turun, sedang keuletan dan ketangguhan akan meningkat. Pada saat tempering proses difusi dapat terjadi yaitu karbon dapat melepaskan diri dari martensit berarti keuletan (ductility) dari baja naik, akan tetapi kekuatan tarik, dan kekerasan menurun. Sifat-sifat mekanik baja yang telah dicelup, dan di-temper dapat diubah dengan cara mengubah temperatur tempering. Annealing Proses anneling atau melunakkan baja adalah prose pemanasan baja di atas temperature kritis ( 723 °C ) selanjutnya dibiarkan bebrapa lama sampai temperature merata disusul dengan pendinginan secara perlahan-lahan sambil dijaga agar temperature bagian luar dan dalam kira-kira sama hingga diperoleh struktur yang diinginkan dengan menggunakan media pendingin udara. Tujuan proses anneling : 1. Melunakkan material logam 2. Menghilangkan tegangan dalam / sisa 3. Memperbaiki butir-butir logam. Normalizing Normalizing adalah suatu proses pemanasan logam hingga mencapai fase austenit yang kemudian diinginkan secara perlahan-lahan dalam media pendingin udara. Hasil pendingin ini berupa perlit dan ferit namun hasilnya jauh lebih mulus dari anneling. Prinsip dari proses normalizing adalah untuk melunakkan logam. Namun pada baja karbon tinggi atau baja paduan tertentu dengan proses ini belum tentu memperoleh baja yang lunak. Mungkin berupa pengerasan dan ini tergantung dari kadar karbon. Tempering. Perlakuan untuk menghilangkan tegangan dalam dan menguatkan baja dari kerapuhan disebut dengan memudakan (tempering). Tempering didefinisikan sebagai proses pemanasan logam setelah dikeraskan pada temperatur tempering (di bawah suhu kritis), yang dilanjutkan dengan proses pendinginan. Baja yang telah dikeraskan bersifat rapuh dan tidak cocok untuk digunakan, melalui proses tempering kekerasan dan kerapuhan dapat diturunkan sampai memenuhi persyaratan penggunaan. Kekerasan turun, kekuatan tarik akan turun pula sedang keuletan dan ketangguhan baja akan meningkat. Meskipun proses ini menghasilkan baja yang lebih lunak, proses ini berbeda dengan proses anil (annealing) karena di sini sifat-sifat fisis dapat dikendalikan dengan cermat. Pada suhu 200°C sampai 300°C laju difusi lambat hanya sebagian kecil. karbon dibebaskan, hasilnya sebagian struktur tetap keras tetapi mulai kehilangan kerapuhannya. Di antara suhu 500°C dan 600°C difusi berlangsung lebih cepat, dan atom karbon yang berdifusi di antara atom besi dapat membentuk sementit. Menurut tujuannya proses tempering dibedakan sebagai berikut : 1. Tempering pada suhu rendah ( 150° – 300°C ) Tempering ini hanya untuk mengurangi tegangan-tegangan kerut dan kerapuhan dari baja, biasanya untuk alat-alat potong, mata bor dan sebagainya. 2. Tempering pada suhu menengah ( 300° - 550°C ) Tempering pada suhu sedang bertujuan untuk menambah keuletan dan kekerasannya sedikit berkurang. Proses ini digunakan pada alat-alat kerja yang mengalami beban berat, misalnya palu, pahat, pegas. Suhu yang digunakan dalam penelitian ini adalah 500C pada proses tempering.
  • 21. 3. Tempering pada suhu tinggi ( 550° - 650°C ) Tempering suhu tinggi bertujuan memberikan daya keuletan yang besar dan sekaligus kekerasannya menjadi agak rendah misalnya pada roda gigi, poros batang pengggerak dan sebagainya. Jika suatu baja didinginkan dari suhu yang lebih tinggi dan kemudian ditahan pada suhu yang lebih rendah selama waktu tertentu, maka akan menghasilkan struktur mikro yang berbeda. Hal ini dapat dilihat pada diagram: Isothermal Tranformation Diagram. Penjelasan diagram: · Bentuk diagram tergantung dengan komposisi kimia terutama kadar karbon dalam baja. II-9 · Untuk baja dengan kadar karbon kurang dari 0.83% yang ditahan suhunya dititik tertentu yang letaknya dibagian atas dari kurva C, akan menghasilkan struktur perlit dan ferit. · Bila ditahan suhunya pada titik tertentu bagian bawah kurva C tapi masih disisi sebelah atas garis horizontal, maka akan mendapatkan struktur mikro Bainit (lebih keras dari perlit). · Bila ditahan suhunya pada titik tertentu dibawah garis horizontal, maka akan mendapat struktur Martensit (sangat keras dan getas). · Semakin tinggi kadar karbon, maka kedua buah kurva C tersebut akan bergeser kekanan.
  • 22. · Ukuran butir sangat dipengaruhi oleh tingginya suhu pemanasan, lamanya pemanasan dan semakin lama pemanasannya akan timbul butiran yang lebih besar. Semakin cepat pendinginan akan menghasilkan ukuran butir yang lebih kecil. Dalam prakteknya proses pendinginan pada pembuatan material baja dilakukan secara menerus mulai dari suhu yang lebih tinggi sampai dengan suhu rendah. Pengaruh kecepatan pendinginan manerus terhadap struktur mikro yang terbentuk dapat dilihat dari diagram Continuos Cooling Transformation Diagram. Mengenal Alat-alat Manufaktur, Jenis, dan Fungsinya Sebenarnya terdapat banyak sekali alat-alat manufaktur yang digunakan dalam proses industri. Dari sekian banyak alat tersebut, tentunya hanya akan dibahas beberapa saja. 1. MesinFrais atau Milling. Mesin frais merupakan mesin perkakas yang memiliki pisau atau pahat frais yang berputar pada poros utama sebuah mesin. Semua benda yang digunakan untuk kerja langsung diantarkan kepada pisau tersebut, secara horizontal, vertikal, atau dengan melintang tergantung bagaimana kebutuhan yang ingin dihasilkan oleh perusahaan. Mesin frais sendiri
  • 23. bukan hanya memiliki satu jenis saja, namun umumnya terdapat 9 jenis. Apa sajakah kesembilan jenis tersebut? Antara lain adalah sebagai berikut : 1. Mesin Frais Universal. 2. Mesin Frais Vertikal. 3. Mesin Frais Bangku Tetap. 4. Mesin Frais Jenis Penyerut. 5. Mesin Serut Patograph. 6. Mesin Frais Meja Berputar. 7. Mesin Frais Planet. 8. Mesin Frais Duplikasi. 9. Mesin Frais Pemprofil. 2. MesinPembentuk Besi (MesinBubut). Mesin perkakas yang satu ini berfungsi sebagai pemotong benda keras sebangsa besi untuk dibentuk dengan cara diputar. Gerakan berputar dari mesin bubut disebut dengan gerak potong relatif dari proses pahat atau gerakan umpan. Banyaknya ulir yang telah dihasilkan dari alat ini berasal langsung dari pengaturan perbandingan kecepatan rotasi benda kerja dengan kecepatan translasi bahan pahat. Ulir-ulir yang telah dihasilkan memiliki ukuran yang berbeda-beda. Pengaturan dilakukan dengan menukar roda gigi dari translasi yang menghubungkan antara poros ulir dengan poros spindelnya. 3. Shaping Machine (MesinSekrap). Mesin sekrap seringkali disebut juga dengan mesin serut atau mesin ketam. Mesin ini memiliki fungsi untuk mengerjakan segala bidang yang berbentuk seperti : • Rata. • Cekung. • Cembung dan lain sebagainya dalam posisi mendatar, miring, mau pun tegak. Gerakan utama dari mesin ini adalah harus lurus bolak-balik secara horizontal atau vertikal. Mesin sekrap memiliki prinsip kerja, yaitu benda yang nantinya akan disayat atau dipotong- potong selalu dalam keadaan diam karena sebelumnya telah dijepit dengan ragum. Lalu, pahatan akan bergerak secara bolak-balik dengan lurus saat melakukan penyayatan. Gerakan maju mundur tersebut akan dihasilkan dari sebuah motor yang terhubung dengan roda bertingkat melalui sabuk. Mesin sekrap memiliki beberapa jenis, dari beberapa jenisnya yang seringkali digunakan adalah mesin sekrap jenis horizontal dan sekrap vertikal. Sementara itu proses sekrap terdiri atas dua macam, yaitu : 1. Proses sekrap shaper. 2. Proses sekrap planner. Kedua proses sekrap tersebut dilakukan untuk benda kecil, sedangkan planner hanya untuk benda yang berukuran besar. Inilah beberapa penjelasan tentang jenis-jenis mesin skrap. a. MesinSekrap Horizontal atau Datar.
  • 24. Umumnya, mesin jenis ini hanya digunakan untuk kegiatan produksi dan pekerjaan yang terdiri atas rangka dasar dan rangka yang mendukung lengan horizontal. b. MesinSekrap Slotter atau Vertikal. Mesin sekrap jenis ini berfungsi hanya untuk menyerut, memotong dan mengerjakan benda- benda yang memiliki permukaan yang sulit dijangkau. c. MesinPlanner. Mesin planner berfungsi untuk mengerjakan suatu benda yang panjang dan besar atau terlampau berat. Benda kerja ini terpasang pada eratan yang akan digunakan untuk gerakan bolak-balik, sementara fungsi pahat digunakan untuk melakukan gerakan ingsutan dan penyetelan. Bidang manufaktur sebenarnya ada banyak sekali jenisnya, karena pekerjaan yang paling banyak memang adalah harus menggunakan mesin, alat-alat, dan para pekerja. Suatu benda tidak akan dapat diproduksi apabila perusahaan tidak memiliki alat-alat pendukung dalam hal manufaktur. Itulah pembahasan tentang beberapa alat-alat manufaktur. Sebenarnya masih sangat banyak sekali jenis-jenis/model dan manfaat dari alat-alat/mesin manufaktur, namun hanya cukup tiga alat saja yang biasanya banyak digunakan dalam bidang Industri manufaktur. Semoga tulisan ini bisa bermanfaat bagi Anda sekalian dan terimakasih. Bahan yang dapat digunakan No. Nama Alat Mekanik Bahan Fungsi 1. Tang Besi Tang adalah alat ygdigunakan untuk memegang benda kerja. 2. Obeng Besi Obeng adalah alat tangan ygdigunakan untuk memutar sekrup. 3. Palu Besi Palu atau martil adalah alat ygdigunakan untuk memukul benda kerja, misalnya paku. 4. Gergaji Belah Besi Gergaji belah digunakan untuk menggergaji searah dengan serat kayu. 5. Tang Kakatua Bsi Tang kakaktuakhusus digunakan untuk memegang atau mencabut paku. 6. Gergaji Besi Besi Gergaji besi digunakan untuk memotong logam 7. Pengupas Kabel Besi Pekerjaanmengupas isolasi ujung kabeldapat dilakukan menggunakan tang pengupas kabel 8. Solder Listrik Besi Solder listrik digunakan untuk menyolder sambungan kawat dan mata itik,agar sambungannya sempurna. Bahan dan Peralatan Mekanik
  • 25. Manusia makhluk yang diberi kelebihan akal dan pikiran oleh Tuhan. Kemampuan akal itu digunakan oleh manusia untuk saling melengkapi dan memenuhi kehidupannya. Dengan akalnya, manusia menciptakan dan berkreasi dengan berbagai peralatan untuk mempermudah melakukan pekerjaan. Secara umum, bahan dan peralatan mekanik merupakan bagian dari pembuatan alat yang lain. Umumnya,bahan yang digunakan pada peralatan mekanik didominasi oleh logam dan kayu. Bahan lain seperti karet dan plastik, biasanya digunakan sebagai pendukung atau aksesori. Produk teknologi mekanik Alat mekanik selain dianggap dalam peralatan manual yang digunakan manusia untuk mempermudah pekerjaan, dapat juga dikatakan sebagai teknologi yang digunakan untuk mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas. Informasi yang relevan, akurat, dan tepat waktu, yang digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis, dan pemerintahan, merupakan informasi yang strategis untuk pengambilan keputusan. Pesawat sederhana atau perkakas mekanik adalah sebuah alat yang digunakan untuk memudahkan usaha atau kerja secara mekanik. Prinsip pesawat sederhana dapat dijelaskan melalui analisis fisika matematis, untuk menentukan berapa besar gaya yang harus dikeluarkan untuk melakukan kerja. Sebagai contoh: susahnya seseorang untuk mencabut paku yang tertancap cukup dalam pada sebuah kayu yang keras tanpa menggunakan alat pencabut paku. Dasar pesawat sederhana itu kemudian digunakan sebagai dasar pijakan untuk pembuatan perkakas yang lebih rumit seperti halnya pengangkat barang berat. Tang merupakan salah satu alat mekanik hasil perkembangan peralatan yang dibuat oleh manusia. Penemuan tang sudah ada sejak sebelum Masehi. Tang yang paling sederhana terbuat dari kayu atau tulang, pada zaman dahulu tang digunakan untuk memegang benda yang panas atau dingin. Ada beberapa macam tang, antara lain: tang potong, tang jepit, tang kombinasi, tang buaya. Contoh lain dari peralatan mekanik misalnya adalah gergaji. Gergaji merupakan sebuah peralatan mekanik yang diciptakan oleh seorang tukang dan arsitek terkenal pada zaman Zhan Guo bernama Lu Ban. Ada sebuah kisah unik yang melatarbelakangi proses penciptaan gergaji ini. Saat masuk hutan, ia menarik sekumpulan rumput liar, ternyata di antara rumput liar itu terdapat duri-duri kecil yang membuat tangannya berdarah. Berdasarkan pengalamannya itu, Lu Ban mendapatkan ide untuk menciptakan gergaji, karena di rumput liar itu terdapat duri-duri. Dan duri-duri itu bisa menjadi jeruji gergaji untuk memotong kayu. Gergaji mesin merupakan perkembangan selanjutnya dari peralatan mekanik yang digunakan manusia. Modifikasi dari gergaji kayu dengan sumber energi listrik maupun energi kimia (bahan bakar) membuat pekerjaan yang dilakukan manusia lebih mudah. Gergaji mesin (listrik) biasanya digunakan di tempat yang mengolah hasil-hasil bumi seperti kayu, sedangkan gergaji mesin (bahan bakar) lebih bersifat portabel atau mudah dibawa sehingga penggunaan dapat lebih maksimal.
  • 26. Pembuatan peralatan mekanik yang memiliki fungsi banyak, memungkinkan adanya modifikasi dalam bahan maupun model peralatan mekanik. Manusia sebagai makhluk yang memiliki daya kreativitas yang besar menggabungkan peralatan mekanik yang satu dengan yang lain, contohnya pisau lipat. Penggunaan pisau lipat dapat berisikan peralatan mekanik yang disusun sedemikian rupa, sehingga memiliki dimensi yang kecil dan lebih bersifat portabel atau mudah dibawa kemana-mana. Dalam hal pembelajaran, banyak produk sederhana yang dapat dijadikan acuan. Antara lain adalah pembuatan antena televisi, perlengkapan dapur (panci, wajan, dan lain-lain), sangkar burung, dan sebagainya. Tampilkan sebuah produk sederhana tersebut dikelas dan berikan pemahaman dari awal pembuatan hingga hasil jadi dan pengemasan