Dokumen tersebut membahas konsep dasar analisis rangkaian listrik, termasuk hukum-hukum Ohm, Kirchoff I (KCL), dan Kirchoff II (KVL) beserta contoh-contoh penerapannya.
Percobaan “Rangkaian RL dan RC” bertujuan untuk menentukan reaktansi induktif (XL) dan reaktansi kapasitif (XL) serta menentukan besarnya nilai kapaasitas kapasitornya (C) dan induktansi inductor (L). metode percobaan yang dilakukan yaitu merangkai alat-alat seperti gambar kemudian mengatur power supplay pada tegangan tertentu. Pada rangkaian RC diukur nilai VR, VC, dan I sedangka pada RL diukur nilai VR, VL dan I dengan memanipulasi Hambatan (R). Lalu mengubah AC ke DC. Setelah itu, mengukur nilai XC dan XL. Dari percobaan ini diperoleh hasil dari XC untuk arus AC sebesar (41,8 x 10-3 ± 5,3 x 10-3) Ω dengan taraf ketelitian 87,3 % dan XC untuk arus DC sebesar (26,5 x 10-3 ± 3,5 x 10-3) Ω dengan taraf ketelitian sebesar 86,8 %. Sedangkan XL untuk arus AC dihasilkan nilai sebesar (4,38 x 10-3 ± 1,99 x 10-3) Ω dengan taraf ketelitian 55 % dan untuk arus DC sebesar (1,57 x 10-3 ± 0,597 x 10-3) Ω dengan taraf ketelitian 62 %. Besar C untuk arus AC sebesar (0,078 ± 0,009) F dengan taraf ketelitian 88,5 % dan C untuk arus DC sebesar (0,12 ± 0,015) F dengan taraf ketelitian 87,5 %. Besar L untuk arus AC sebesar (1,38 x 10-5 ± 0,62 x 10-5) H dengan taraf ketelitian 55 % dan L untuk arus DC sebesar (5 x 10-6 ± 1,9 x 10-6) H dengan taraf ketelitian sebesar 62%. Hal ini menyebabkan nilai Kapasitor (C) dan Induktor (L) memiliki perbedaan besar yang jauh yaitu hubungan masing-masing komponen (L dan C).
Percobaan “Rangkaian RL dan RC” bertujuan untuk menentukan reaktansi induktif (XL) dan reaktansi kapasitif (XL) serta menentukan besarnya nilai kapaasitas kapasitornya (C) dan induktansi inductor (L). metode percobaan yang dilakukan yaitu merangkai alat-alat seperti gambar kemudian mengatur power supplay pada tegangan tertentu. Pada rangkaian RC diukur nilai VR, VC, dan I sedangka pada RL diukur nilai VR, VL dan I dengan memanipulasi Hambatan (R). Lalu mengubah AC ke DC. Setelah itu, mengukur nilai XC dan XL. Dari percobaan ini diperoleh hasil dari XC untuk arus AC sebesar (41,8 x 10-3 ± 5,3 x 10-3) Ω dengan taraf ketelitian 87,3 % dan XC untuk arus DC sebesar (26,5 x 10-3 ± 3,5 x 10-3) Ω dengan taraf ketelitian sebesar 86,8 %. Sedangkan XL untuk arus AC dihasilkan nilai sebesar (4,38 x 10-3 ± 1,99 x 10-3) Ω dengan taraf ketelitian 55 % dan untuk arus DC sebesar (1,57 x 10-3 ± 0,597 x 10-3) Ω dengan taraf ketelitian 62 %. Besar C untuk arus AC sebesar (0,078 ± 0,009) F dengan taraf ketelitian 88,5 % dan C untuk arus DC sebesar (0,12 ± 0,015) F dengan taraf ketelitian 87,5 %. Besar L untuk arus AC sebesar (1,38 x 10-5 ± 0,62 x 10-5) H dengan taraf ketelitian 55 % dan L untuk arus DC sebesar (5 x 10-6 ± 1,9 x 10-6) H dengan taraf ketelitian sebesar 62%. Hal ini menyebabkan nilai Kapasitor (C) dan Induktor (L) memiliki perbedaan besar yang jauh yaitu hubungan masing-masing komponen (L dan C).
Standar Kompetensi : Memahami konsep kelistrikan dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Kompetensi Dasar : Menganalisis percobaan listrik dinamis dalam suatu rangkaian serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Indikator : Menjelaskan konsep arus listrik Mejelaskan konsep Hukum Ohm Menjelaskan konsep hambatan pada penghantar Menghitung nilai hambatan pengganti Menhitung nilai kuat arus percabangan Menghitung nilai kuat arus pada rangkaian tertutup SKL : Menentukan besaran fisika pada berbagai bentuk rangkaian listrik
2. Tujuan Pembelajaran
▪ Mahasiswa memahami dasar dan konsep
analisis rangkaian secara umum
▪ Mahasiswa memahami hukum-hukum dasar
dalam analisis rangkaian listrik
▪ Mahasiswa mampu menerapkan hukum-
hukum dasar tersebut dalam menganalisis
rangkaian DC
3. Outline
▪ Konsep dasar dalam analisa rangkaian
▪ Hukum Ohm
▪ Hukum Kirchoff I (KCL)
▪ Hukum Kirchoff II (KVL)
4. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
rangkaian listrik
1. Tegangan antara 2 titik, a dan b digambarkan dengan
satu anak panah / tanda polaritas positif-negatif
seperti pada gambar dibawah ini :
Vab menunjukkan besar potensial relatif titik a terhadap titik b.
5. 2. Tegangan yang dipakai pada materi ini adalah tegangan drop/ jatuh
dimana akan bernilai positif, bila kita berjalan dari potensial tinggi ke
potensial rendah.
Voltage drop : Vac = Vab + Vbc = IR – V
3. Setiap arus yang melewati komponen pasif maka terminal
dari komponen tersebut pertamakali dialiri arus akan
menjadi potensial lebih tinggi dibandingkan potensial
terminal lainnya.
6. 4. Bedakan antara sumber tegangan dan pengukur tegangan/ Voltmeter.
• Sumber tegangan (Rd = 0)
• Voltmeter (Rd = ∞ )
Voltmeter dipasang paralel pada komponen yang akan diukur supaya
tidak ada arus yang melalui Voltmeter.
7. 5. Bedakan antara sumber arus dan pengukur arus/ Amperemeter
• Sumber arus (Rd = ∞ )
• Amperemeter (Rd = 0)
Amperemeter dipasang seri pada komponen yang akan diukur supaya
tegangan pada Amperemeter samadengan nol.
Perlu diingat bahwa rangkaian
paralel adalah pembagi arus dan
rangkaian seri adalah pembagi
tegangan.
8. 6. Rangkaian Hubung Singkat (Short Circuit)
• Sifat : Vab selalu samadengan 0, tidak tergantung pada arus I yang
mengalir padanya.
• Vab = 0
• Rd = 0
9. 7. Rangkaian Terbuka (Open Circuit)
• Sifat : arus selalu samadengan 0, tidak tergantung pada tegangan a-
b.
• I = 0
• Rd = ∞
10. Hukum Ohm
•Jika sebuah penghantar atau resistansi atau
hantaran dilewati oleh sebuah arus maka pada
kedua ujung penghantar tersebut akan muncul
beda potensial,
•atau Hukum Ohm menyatakan bahwa tegangan
pada berbagai jenis bahan pengantar adalah
berbanding lurus dengan arus yang mengalir
melalui bahan tersebut.
•Secara matematis :
R
I
V .
=
11. •Jika suatu resistor dilewati sebuah arus maka pada
kedua ujung dari resistor tersebut akan menimbulkan
beda potensial atau tegangan
Hukum Ohm
R
I
V .
=
12. Hukum Kirchoff I
Kirchoff’s Current Law (KCL)
→Jumlah arus yang memasuki suatu percabangan atau node
atau simpul samadengan arus yang meninggalkan percabangan
atau node atau simpul,
→dengan kata lain jumlah aljabar semua arus yang memasuki
sebuah percabangan atau node atau simpul samadengan nol.
Secara matematis :
Arus pada satu titik percabangan = 0
Arus yang masuk percabangan = Arus yang keluar
percabangan
15. Hukum Kirchoff II
Kirchoff’s Voltage Law (KVL)
•Jumlah tegangan pada suatu lintasan tertutup
samadengan nol, atau penjumlahan tegangan pada
masing-masing komponen penyusunnya yang
membentuk satu lintasan tertutup akan bernilai
samadengan nol.
•Secara matematis :
0
=
V
17. Contoh KVL
Tentukan v1 pada rangkaian tersebut !
Jawaban :
Hukum KVL :
Σv = 0
searah jarum jam :
V1+10+2-15 = 0 → V1=3 V
berlawanan arah jarum jam :
-V1+15-2-10 = 0
V1 = 3 V
18. Contoh KVL
Tentukan v1 pada rangkaian tersebut !
Hukum KVL :
Σv = 0
V1+15+2-10 = 0
V1 = -7 V
20. Hubungan antar elemen
Secara umum digolongkan menjadi 2 :
1. Hubungan seri →Jika salah satu terminal dari dua elemen
tersambung yang mengakibatkan arus yang lewat akan
sama besar.
2. Hubungan paralel →Jika semua terminal terhubung dengan
elemen lain yang mengakibatkan tegangan tiap elemen
akan sama.