SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
BAB II 
PEMBAHASAN 
A. Pengertian Public Relations 
· Frank Jefkins 
Public Relation adalah semua bentuk komunikasi yang terencana, baik itu kedalam 
maupun kelua, antara satu organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka 
mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian’ (Public 
Relations, Frank Jefkins Revisi Daniel Yadin. 2002 hal 10). 
· Public Relation adalah kelanjutan dari proses pembuatan kebijaksanaan, pelayanan, 
dan tindakan bagi kepentingan terbaik dari suatu individu atau kelompok agar 
individu atau lembaga tersebut memperoleh kepercayaan dan goodwill dari publik. 
(Dasar-dasar Public relation, Drs. Soleh Soemirat, M.S, Drs. Elvinaro Ardianto, M.Si, 
2007, hal.12) 
· Public Relation merupakan suatu usaha yang secara sadar memotivasi agar orang-orang 
terpengaruh, terutama melalui komunikasi agar timbul pikiran yang sehat 
terhadap suatu organisasi, memberi rasa hormat, mendukung dan bertahan dengan 
berbagai cobaan dan masalah. (Dasar-dasar Public relation, Drs. Soleh Soemirat, M.S, 
Drs. Elvinaro Ardianto, M.Si, 2007, hal.13) 
B. Peran Public Relations 
Peran seorang Public Relations sangat dibutuhkan dalam sebuah organisasi / perusahaan. 
Public Relations adalah sebagai Jembatan antara perusahaan dengan publik atau antara 
manajemen dengan karyawannya agar tercapai Mutual Understanding (saling pengertian) 
antara kedua belah pihak. Public Relations bertindak sebagai komunikator ketika manajemen 
berhubungan dengan para karyawan 
 Adapun peran Public Relations menurut Dozier & Broom (20 : 2000) antara lain : 
1) Penasehat Ahli ( Expert Prescriber ) 
1
Seorang Public Relations yang berpengalaman dan memiliki kemampuan 
tinggi dapat membantu mencarikan solusi dalam penyelesaian masalah hubungan 
dengan publiknya (Communicator Fasilitator ). 
2) Fasilitator Komunikasi ( Communication Fasilitator ) 
Dalam hal ini, Public Relations bertindak sebagai komunikator atau 
mediator untuk membantu pihak manajemen dalam hal dapat mendengar dan 
memahami apa yang diinginnkan dan diharapkan oleh publiknya. Dan begitu juga 
sebaliknya public juga mendengar dan memahami apa yang diharapkan oleh 
manajemen. 
3) Fasilitator Proses Pemecahan Masalah ( Problem Solving Process Fasilitator ) 
Peranan Public Relations dalam pemecahan masalah persoalan Public 
Relations ini merupakan bagian dari tim manajemen. Hal ini dimaksudkan untuk 
membantu pimpinan organisasi baik sebagai penasihat ( adviser ) hingga 
mengambil tindakan eksekusi (keputusan) dalam mengatasi persoalan atau krisis 
yang tengah dihadapi secara rasional dan profesional. 
4) Teknisi Komunikasi ( Communication Technician ) 
Peranan communications technician ini menjadikan Public Relations 
sebagai journalist in recident yang hanya menyediakan layanan teknis komunikasi 
atau dikenal dengan of communication in organizatio 
C. Prinsip Public Relations 
Arthur W. Page menyebutkan sejumlah prinsip yang dapat digunakan dalam praktek 
dan sebagai filosofis PR dalam menjaga hubungan lembaga dengan publiknya.1 
1. Tell the Truth. 
Biarkan publik tahu apa yang terjadi dan sediakan gambar yang akurat dari 
karakter ideal dan praktek lembaga. Segala kejadian maupun peritiwa yang terjadi di 
dalam lembaga pemerintahan, merupakan obyek perhatian publik. Mengapa? Karena 
1 http://reniekurniati.blogspot.com/2009/12/prinsip-prinsip-pr.html 
2
lembaga pemerintahan merupakan lembaga yang berkedudukan di ruang publik. Artinya, 
setiap kegiatan maupun pekerjaan yang dilakukan, dilakukan atas nama publik dan demi 
kepentingan publik. Oleh sebab itu, publik memiliki hak tersendiri untuk mendapatkan 
informasi sedalam-dalamnya terkait dengan lembaga 
Dengan tersampaikannya informasi kepada publik, diharapkan publik menjadi tahu 
pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan lembaga, sehingga kemudian dapat sampai pada 
tahap mendukung kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh lembaga tersebut.. 
Adapun kegiatan yang dapat dilakukan, melalui penyampaian informasi yang 
akurat dan sebenar-benarnya terkait dengan suatu isu atau peristiwa atau kejadian, bahkan 
kegiatan operasional sehari-hari. Berikan gambaran yang tepat, dan sediakan informasi 
yang dibutuhkan kepada publik. Dengan demikian, publik mengetahui apa yang terjadi, 
dengan sebenar-benarnya tanpa ada yang ditutupi. Kebutuhan mereka akan informasi yang 
benar terpenuhi, dan hubungan baik antara lembaga dengan publiknya dapat dijaga. 
Informasi yang dimaksud, dapat berupa data statistik, dokumentasi atau apapun 
yang dapat berguna bagi publik luas. Informasi tersebut, kemudian disampaikan kepada 
publik, tanpa ditutupi, atau dengan kata lain, sampaikan informasi dengan sejujur 
mungkin. Untuk mendapatkan dukungan dari publik, karena publik dapat menangkap 
apabila lembaga melakukan kebohongan. Akibatnya, akan lebih fatal bila publik dapat 
menemukan kebenaran dari pihak lain, dan bukan dari lembaga itu sendiri. Kepercayaan 
publik terhadap lembaga akan luntur, mengarah pada hilangnya dukungan publik kepada 
lembaga. Hilangnya dukungan publik, akan menimbulkan kesulitan bagi lembaga pada 
saat harus melakukan kegiatan-kegiatan yang bersifat publik. 
2. Buktikan dengan Tindakan (Prove it with Action). 
Persepsi publik dari lembaga ditentukan 90% dengan ‘melakukan,’ dan 10% 
dengan ‘bicara.’ Setiap kegiatan maupun perilaku lembaga pemerintahan, selalu menjadi 
perhatian publik. Perilaku lembaga, menjadi sumber informasi bagi public dalam 
memberikan penilaian akan kinerja lembaga. Perilaku tersebut dapat dinilai dari cara 
kerja anggota lembaga, arus informasi, dan segala peristiwa maupun kejadian yang 
terjadi di dalam lembaga. 
3
Penilaian positif, lebih mudah didapatkan melalui pembuktian dengan kerja nyata. 
Publik lebih mudah menilai lembaga dari kinerjanya, dibandingkan melalui kegiatan 
komunikasinya. Dengan demikian, lebih mudah bagi lembaga pemerintahan untuk 
menjaga reputasinya dengan memberikan performa terbaik, dibandingkan melakukan 
kegiatan komunikasi kepada public (meskipun kegiatan komunikasi itu penting). Karena, 
publik lebih membutuhkan aksi nyata dibandingkan kegiatan yang sifatnya lip services. 
Dengan kesadaran akan sifat publik ini, diharapkan lembaga lebih cermat dalam 
menerapkan perilaku atau etos kerja di dalam lembaga tersebut. Etos kerja positif, dimana 
kerja yang nyata lebih mendapat perhatian dan penilaian positif dibandingkan sekedar 
berbicara. 
3. Dengarkan Suara Konsumen/Masyarakat ( Listen to The Customer) 
Untuk kebaikan lembaga, mengertilah pada keinginan dan kebutuhan publik. 
Biarkan pembuat keputusan atas dan karyawan lainnya tetap diinformasikan tentang 
reaksi publik terhadap kebijakan, dan praktek lembaga. 
Salah satu aspek penting dalam menjaga hubungan baik dengan publik, adalah 
mengerti keinginan konsumen. Keinginan konsumen, hanya dapat diketahui apabila ada 
tindakan aktif dalam usaha mencari tahu apa saja yang menjadi kebutuhan, kesenangan, 
atau apapun yang dapat mempengaruhi pendapat bahkan perilaku konsumen terkait 
dengan lembaga. Kemudian pahamilah apa yang menjadi kebutuhan publik. Dengan 
demikian, lembaga akan memiliki informasi penting mengenai publik. Dari informasi 
tersebut, lembaga dapat membuat kerangka pemahaman akan publik, sehingga kemudian 
dapat memperhitungkan reaksi publik atas kemunculan suatu produk dari lembaga. 
Produk yang dimaksud, tidak hanya berupa barang atau jasa, akan tetapi dapat berupa 
kebijakan. 
Usaha untuk mencari tahu informasi seperti ini, perlu dilakukan, untuk kemudian 
diteruskan kepada seluruh komponen lembaga pemerintahan. Sehingga, lembaga dapat 
pula memformulasikan kegiatan-kegiatan yang dapat menunjang penerimaan publik akan 
produknya. Jadi, tidak hanya pucuk pimpinan dalam lembaga yang memiliki pengetahuan 
dan pemahaman tentang publik, akan tetapi seluruh komponen dalam lembaga memiliki 
4
kerangka pengetahuan dan pemahaman yang sama. Tujuannya, untuk menjamin agar 
lembaga dalam menetapkan kebijakan atau melakukan sebuah kegiatan tidak 
bertentangan dengan keinginan publik sehingga dukungan publik dapat tetap dijaga. 
4. Siapkan Diri untuk Esok (Manage for Tomorrow) 
Antisipasi reaksi publik dan hilangkan praktek yang menciptakan kesulitan. 
Ciptakan niat baik,setiap kegiatan yang dilakukan saat ini, karena hal itu akan berdampak 
di masa depan. Demikian juga didalam lembaga. Penting bagi sebuah lembaga untuk 
merencanakan setiap kegiatan, program maupun aktifitas sehari-hari yang akan dilakukan 
dengan baik. Perencanaan untuk kegiatan di masa depan, bermanfaat dalam 
menghindarkan kesulitan-kesulitan maupun kekacauan yang mungkin terjadi di masa 
depan. 
Dengan perencanaan yang matang, lembaga akan memiliki kemampuan untuk 
memprediksi program yang dilakukan, dan hasil akhirnya. Untuk kemudian, digunakan 
lembaga dalam memprediksi reaksi publik. Kemudian, lembaga dapat melakukan 
antisipasi yang diperlukan guna menghindari kesulitankesulitan yang mungkin timbul di 
masa depan. 
5. Lakukan Tindakan PR Seakan Seluruh Lembaga/Lembaga Bergantung Padanya 
(Conduct Public Relations as If The Whole Company Depends On it) 
PR lembaga adalah fungsi manajemen. Tidak ada strategi lembaga yang dapat 
diimplementasikan tanpa memikirkan dampaknya kepada publik. Profesional PR adalah 
pembuat kebijakan yang mampu menangani aktifitas komunikasi lembaga dengan 
jangkauan yang luas. 
Setiap kebijakan lembaga, membutuhkan kegiatan komunikasi dalam proses 
penyampaian kepada publik. Diperlukan strategi aktifitas komunikasi. Sebagai bagian 
strategis dalam lembaga, maka PR memiliki fungsi-fungsi yang tidak tergantikan oleh 
anggota lain dalam lembaga. Dalam setiap kegiatan komunikasi lembaga, maka 
dibutuhkan kegiatan PR yang tepat dan komprehensif. Mulai dari perencanaan, eksekusi 
sampai dengan evaluasi. Peran dan fungsi strategis ini, tidak dimiliki oleh setiap bagian 
dalam lembaga. Kemampuan, dan peran strategis ini, memerlukan eksekutor yang cakap 
5
dan mengerti apa yang dilakukannya. Karena kegiatan komunikasi tidak hanya 
menjangkau publik dalam lembaga saja, tetapi juga menjangkau publik yang 9 luas. 
Suatu lembaga, mutlak memerlukan PR dengan peran, fungsi dan kemampuannya 
tersebut. 
6. Remain Calm, Patient and Good Humored 
Bersandarlah pada sikap yang konsisten, tenang dan berdasarkan perhatian ketika 
menyampaikan informasi, atau melakukan kontak. Bila krisis muncul, ingat bahwa 
komunikasi dengan kepala dingin adalah yang terbaik. 
Kegiatan komunikasi pada dasarnya adalah kegiatan yang sifatnya persuasif. 
Lembaga berusaha untuk mendapatkan dukungan melalui kegiatan-kegiatan yang dapat 
memancing dukungan dari publik tanpa paksaan atau melalui sebuah tahapan konflik. 
Cara atau metode dalam penyampaian sebuah materi atau isu melalui kegiatan 
komunikasi, akan menentukan pandangan dan penerimaan publik. Terutama, pada saat 
terjadi konflik, atau krisis. Dimana isu yang berkembang harus ditangani secepat 
mungkin dengan penyelesaian yang logis dan komprehensif. Sebelum sampai pada 
tahapan aksi, maka tentukan dulu pendekatan macam apa yang akan digunakan dalam 
menghadapi masalah. Setelah itu, baru lakukan aksi. Dalam melakukan aksi, harap 
diingat bahwa pendekatan persuasif akan lebih mendapatkan hasil positif. Tetap tenang 
dalam menghadapi masalah, hadapi dengan kepala dingin. Onong Uchjana Effendy 
menegaskan bahwa terdapat dua aspek hakiki yang melekat pada PR. Pertama, sasaran 
PR adalah publik intern (Internal Public) dan public ekstern (External Public). Kedua, 
kegiatan PR adalah komunikasi dua arah timbale balik (Reciprocal Two Way Traffic 
Communication). 
Pada aspek yang kedua, komunikasi dua arah timbal balik berarti, selain dalam 
penyampaian informasi dari lembaga kepada publiknya, lembaga juga akan mendapatkan 
informasi dari publik. Dalam komunikasi dua arah diharapkan dapat terjadi feedback, 
yaitu informasi yang disampaikan oleh lembaga akan mendapatkan tanggapan positif atau 
negatif dari publik. Seperti yang dikatakan oleh Onong,bahwa dalam rangka 
penyampaian informasi, baik yang ditujukan kepada public intern maupun kepada publik 
ekstern, harus terjadi arus balik (feedback). Ini berarti bahwa PR harus mengetahui efek 
6
atau akibat dari penyampaian informasinya itu, apakah ditanggapi publik secara positif 
atau secara negatif. 
Dalam proses komunikasi, baik ke dalam maupun ke luar, PR berfungsi sebagai 
penghubung yang kreatif. Bila terlibat dalam komunikasi ke luar, maka perhatian PR 
harus ditujukan pada kepentingan dunia luar. Bila seseorang meminta informasi tentang 
lembaga, baik ia seorang wartawan maupun seorang langganan, maka perhatian PR harus 
ditujukan pada kepentingan lembaga. Di sini PR merupakan wakil atau juru bicara 
lembaga. PR berbicara atas nama lembaga dan bertanggungjawab untuk menyampaikan 
warta lembaga. Sehingga pada dasarnya, fungsi PR adalah menjadi penghubung antara 
pimpinan lembaga dengan karyawan, atau lembaga dengan masyarakat. 
PR berfungsi sebagai penghubung yang kreatif. Bila terlibat dalam komunikasi ke 
luar, maka perhatian PR harus ditujukan pada kepentingan dunia luar. Bila seseorang 
meminta informasi tentang lembaga, baik ia seorang wartawan maupun seorang 
langganan, maka perhatian PR harus ditujukan pada kepentingan lembaga. Di sini PR 
merupakan wakil atau juru bicara lembaga. PR berbicara atas nama lembaga dan 
bertanggungjawab untuk menyampaikan warta lembaga. Sehingga pada dasarnya, fungsi 
PR adalah menjadi penghubung antara pimpinan lembaga dengan karyawan, atau 
lembaga dengan masyarakat. Arthur W. Page menyebutkan sejumlah prinsip yang dapat 
digunakan dalam praktek dan sebagai filosofis PR dalam menjaga hubungan lembaga 
dengan publiknya, yaitu; tell the truth; membuktikan dengan tindakan; mendengarkan 
suara publik; menyiapkan diri untuk esok; melakukan tindakan seakan seluruh lembaga 
bergantung pada Anda; dan remain calm, patient and good humored. 
D. Proaktif dan Reaktif 
7
Upaya PR dalam menjalankan kegiatannya tidak terlepas dari upaya menciptakan 
goodwill yang ditujukan pada pihak eksternal seperti pemegang saham, pemerintah, LSM, 
publik, kelompok tenaga kerja dan konsumen. Dapat dikatakan bahwa kegiatan tersebut tidak 
hanya berkaitan dengan kegiatan pemasaran tetapi juga kegiatan yang berkaitan dengan 
masalah manajemen umum. 
 Proactive Public Relations 
Dengan sistematis berusaha mempengaruhi opini publik tanpa menunggu 
datangnya serangan eksternal terhadap perusahaan 
 Reactive Public Relations 
Merupakan respon terhadap serangan dari luar perusahaan dan upaya-upaya 
menetralkan serangan tersebut. 
 Perbedaan proaktif dan reaktif 
Public Relations menggunakan pendekatan yang mirip dengan system terbuka dan 
tertutup, yaitu Pada saat mereka menggunakan istilah reaktif dan proaktif untuk 
mendeskripsikan programnya. Program reaktif menggunakan pendekatan system yg 
relative tertutup dalam membuat perencanaan dan manajemennya. Seperti ikan sotong yg 
menyemburkan tinta, program Public Relations reaktif hanya akan aktif jika dirasa ada 
gangguan. Contoh sederhana, saat kritik tidak dipedulikan, menghindari pemberitaan 
media massa, menganggap tabu menyewa orang luar. Taktik defensive dan perlawanan 
terhadap perubahan structural merepresentasikan system yg lambat dalam menyesuaikan 
diri dengan perubahan lingkungan. 
Program proaktif, sebaliknya, menggunakan ‘radar’ peringatan dirinya untuk 
mengumpulkan informasi, membuat penyesuaian dan menghasilkan output internal dan 
eksternal untk mencegah atau menghindari masalah. 
Public Relation practitioner( praktisi PR) dalam mengantisipasi permasalahn yang 
timbul mempunyai dua pilihan yang tergantung optimalisasi tujuan yang hendak dicapai 
atau peran yang di berikan, yaitu sebagai berikut: 
8
a. proaktif 
1. Mampu mengatasi setiap kemungkinan yang timbul yang dapat 
merugikan atau posisi yang tidak menguntungkan citra. 
2. Bertindak sebagai pencari jalan keluar ketika menghadapi suatu 
kesulitan yang terjadi. 
3. Kesulitan yang timbul tersebut merupakan suatu tantangan untuk 
siap dihadapi dan bukan sebaliknya, merupakan suatu ancaman 
b. Reaktif 
1. Tidak mampu atau bahkan menghindar untuk menghadapi suatu 
kesulitan yang muncul apalagi upaya untuk menghadapinya. 
2. Kalau timbul publikasi atau berita negative yang muncul 
dihadapannya ,maka: 
(a) Diam atau pasif karena tidak diberi wewenang 
penuh untuk mengatasinnya 
(b) Saling menyalahkan dan ketergantungan pada 
atasan sangat tinggi.2 
E. Studi Kasus 
 Contoh Kasus Public Relations Reaktif: 
RS OMNI INTERNATIONAL VS PRITA 
Public Relation RS OMNI tidak menjalankan fungsinya dengan tidak melakukan 
program penanganan krisis (Crisis Plan). Management RS OMNI Nampak ingin tampil 
sebagai pihak yang benar di mata hukum dengan membiarkan Lawyer-nya melakukan 
pembelaan hukum lewat Pasal UU ITE ketimbang me-restrukturisasi reputasi perusahaan 
di mata public. 
2 Rosady ruslan, kiat dan strategi kampanye public relation, hal 87 
9
Terbukti sepanjang kasus ini berkembang melalui media Blog, Facebook, dan 
media Online besar; dalam 2 bulan pertama publik telah menguasai opini negative 
mengenai RS OMNI. Suara media yang membela Prita bertepatan juga dengan masa 
kampanye Pemilihan Presiden yang menjadikan Prita sebagai bahan kampanye semakin 
mencoreng citra baik RS OMNI. 
Pada akhirnya RS OMNI dengan sangat terlambat mengakui kesalahannya 
dengan mencabut gugatan terhadap Prita di saat Koin Peduli Prita sukses berat disukung 
mayoritas publik. 
Sumber: http://afrilwibisono.wordpress.com/2009/12/18/online-crisis-management-seandainya- 
saya-pr-rs-omni-international/ 
 Contoh Kasus Public Relations Proaktif: 
c. KASUS OREO 
Dampak ditariknya produk makanan dari Cina yang mengandung melamin, adalah 
ditariknya produk Oreo dikarenakan biskuit ini merupakan produksi Cina. 
Pemulihan citra biskuit Oreo diimplementasikan melalui iklan baru dengan 
menggunakan Ferdi Hasan sebagai endorser iklan. Iklan tersebut menceritakan tentang 
seorang ayah (yang diperankan Ferdi Hasan) betapa sayangnya dia kepada 2 anaknya dan 
hanya memberikan yang terbaik untuk anaknya sambil memberikan Oreo. Bahkan jalan 
cerita iklan ini juga menjelaskan bahwa awalnya sang “ayah” merasa ragu, kemudian Ia 
mendatangi pabrik pembuatan Oreo. Kemudian yakin bahwa produk Oreo yang dipasarkan 
di Indonesia merupakan produksi dalam negeri sehingga dapat dipastikan tidak mengandung 
melamin dan aman dikonsumsi. 
Sumber: http://vikri-haryo-seno.blogspot.com/2009/12/perbaikan-citra-oreo-setelah-kasus. 
html 
d. Kasus perusahaan Johnson & Johnson’s, 
Kasus yang pernah dialami oleh perusahaan Johnson & Johnson’s, yang bermula 
pada meninggalnya delapan orang penduduk Chicago – AS pada tahun 1982, dan disusul 
dengan kejadian serupa pada tahun 1986 yang menewaskan satu orang secara misterius, 
10
dimana hasil otopsi yang dilakukan oleh tim forensik menunjukkan bahwa kesemua 
orang tersebut meninggal diakibatkan oleh racun “sianida”, yang dimasukkan secara 
sengaja oleh orang yang tidak bertanggung jawab ke dalam kapsul obat merek Tylenol 
yang notabene diproduksi oleh Johnson & Johnson’s. Belakangan diketahui bahwa orang 
yang memasukan racun sianida tersebut adalah mantan karyawan perusahaan yang sakit 
hati karena di PHK. 
Berita tewasnya penduduk Chicago itu tersebar cepat melalui media massa 
sehingga mengakibatkan kepanikan di tengah masyarakat, khususnya kalangan 
stakeholder seperti: pihak rumah sakit, dokter, pasien, maupun apoteker. Di sisi lain, 
dalam bursa saham, harga saham Johnson & Johnson’s turun hingga 15% dalam periode 
30 hari setelah berita tersebut tersebar di media massa, namun untungnya harga saham 
kembali menguat selang 60 hari pasca upaya penyelesaian krisis dengan upaya 
penanganan langkah yang tepat, yang dilakukan oleh pihak managemen. 
Management perusahaan Johnson & Johnson’s bersama dengan departemen 
public relationsnya melakukan serangkaian upaya berbasis dua hal, yaitu: tindakan dan 
komunikasi, sebagai upaya respon cepat perusahaan terkait masalah yang mereka hadapi 
saat itu, antara lain: 
1. Memberikan peringatan dan mempublikasikan kepada masyarakat luas melalui 
media massa untuk ”menghentikan” mengkonsumsi kapsul merek Tylenol hingga 
diketahui secara pasti diwilayah pemasaran mana saja terdapat penyebaran kapsul 
beracun itu terjadi (walaupun akhirnya diketahui wilayah penyebaran kapsul 
beracun tersebut hanya terjadi di Chicago saja). 
2. Menghentikan kegiatan produksi kapsul Tylenol, dan menghentikan pula iklan 
produk obat tersebut di media massa. 
3. Menjalin hubungan atau melakukan kontak dengan aparat keamanan, serta badan 
POM (pengawas obat dan makanan). 
4. Menarik seluruh kapsul Tylenol dari peredaran tanpa terkecuali, di seluruh AS dan 
di 14 negara bagian lainnya, untuk kemudian dilakukan pemusnahan massal, yaitu 
sebanyak 31 juta botol dengan estimasi nilai lebih dari US$ 100 juta.. 
11
5. Merancang dan memproduksi kemasan kapsul yang baru, dimana tahan terhadap 
bocor dan tidak mudah untuk ditembus oleh orang yang tidak bertanggung jawab. 
6. Mengembalikan kapsul Tylenol kemasan baru ke pasaran. 
7. Melakukan upaya promosi kembali yang lebih intensif, guna meyakinkan 
konsumen atas keamanan, keselamatan, dari kemasan baru yang kini jauh lebih 
baik. 
Setelah melihat ketujuh poin hal – hal yang dilakukan perusahaan Johnson & 
Johnson’s diatas, kini kita dapat membagi menjadi dua hal, yaitu hal yang merupakan 
tindakan (ditandai dengan poin 2, 4, 5, 6), dan hal – hal yang merupakan komunikasi 
(ditandai dengan poin 1, 3, 7) Strategi komunikasi (communication strategy) harus pula 
menukung program aksi / tindakan (action program), dimana meliputi serangkaian 
tindakan antara lain: 
1. Memberi-tahukan kepada khalayak sasaran, baik internal maupun eksternal 
mengenai tindakan apa yang akan / sedang dilakukan oleh perusahaan. 
2. Membujuk khalayak sasaran untuk dapat menerima dan mendukung tindakan 
yang akan / sedang dilakukan oleh perusahaan. 
3. Mendorong khalayak sasaran yang sudah memiliki sikap mendukung atau 
menerima untuk melakukan tindakan. 
 Terkait dengan strategi yang dilakukan oleh perusahaan Johnson & Johnson’s, terdiri atas 
komponen strategi yang meliputi: 
1. Strategi Khalayak : antara lain, konsumen, dokter, staf, apoteker, karyawan rumah 
sakit, badan POM, pihak keamanan (kepolisian), dan media massa. 
2. Strategi Pesan : dimana diawali dengan kegiatan mengumpulkan fakta mengenai 
produksi kapsul Tylenol di wilayah Chicago, bekerja sama secara penuh dengan 
badan POM, dan kepolisian; lalu melakukan upaya meyakinkan berbagai pihak 
melalui pesan yang disebarkan, bahwa perusahaan secara sungguh – sungguh 
ingin dan akan memecahkan masalah yang terjadi. 
12
3. Strategi Media : berusaha merespon krisis (Crisis Response) dengan cara terbuka 
(openess) dan jujur terus terang dengan media massa dalam kegiatan 
penyampaian fakta kepada masyarakat secepat mungkin (quick). Selain itu 
perusahaan ini melakukan jumpa pers terkait kasus racun ”sianida” kapsul Tylenol 
kepada media massa di 30 kota di seluruh AS melalui hubungan via satelit. Lalu 
menunjuk satu juru bicara sehingga seluruh informasi hanya bersumber dari satu 
orang (consistent). 
BAB III 
PENUTUP 
A. Kesimpulan 
13
Diantara 2 strategi Public Relation, yang paling baik adalah strategi Proactive. 
Dengan bersikap proaktif, Public Relation akan lebih siap dalam memegang kendali atas 
proses pembentukan opini publik (yang bersifat negatif). 
 Program-program proaktif yang dapat dilakukan antara lain: 
1. Melakukan monitoring perusahaan di social media (sangat penting di era Internet) 
2. Melakukan lobbying dengan social media influencer. 
3. Tetap meningkatkan kualitas dengan media massa konvesional maupun online 
agar level lobbying dapat terjaga. 
4. Tanggap apabila ada isu yang berpotensi negatif bagi reputasi perusahaan dan 
segera disingkapi dengan bijaksana. 
DAFTAR PUSTAKA 
Rosady ruslan, kiat dan strategi kampanye public relation 
Ruslan, Rosady. 1995. Praktek dan solusi public relation dalam situasi krisis dan pemulihan citra. 
Jakarta: Graha Indonesia. 
14
Oliver, Sandra. 2001. Strategi Public Relations. Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama. 
Jefkins, Frank dan Yadin, Danil. 2003. Public Relations edisi 5. Jakarta : Erlangga. 
15

More Related Content

What's hot

7. opini publik
7. opini publik7. opini publik
7. opini publikblade_net
 
Face Negotiation Theory
Face Negotiation TheoryFace Negotiation Theory
Face Negotiation Theorymankoma2013
 
Komunikasi interpersonal dan intrapersonal
Komunikasi interpersonal dan intrapersonalKomunikasi interpersonal dan intrapersonal
Komunikasi interpersonal dan intrapersonalzainalarifin3690
 
Komunikasi Bisnis yang Efektif di Era Digital 4.0 _Training "Effective PR & ...
Komunikasi Bisnis yang Efektif di Era Digital 4.0  _Training "Effective PR & ...Komunikasi Bisnis yang Efektif di Era Digital 4.0  _Training "Effective PR & ...
Komunikasi Bisnis yang Efektif di Era Digital 4.0 _Training "Effective PR & ...Kanaidi ken
 
Komunikasi efektif
Komunikasi efektifKomunikasi efektif
Komunikasi efektifIpit Zulfan
 
Metode dan teknik audit komunikasi ppt
Metode dan teknik audit komunikasi pptMetode dan teknik audit komunikasi ppt
Metode dan teknik audit komunikasi pptHafidz Wahyuddin
 
Pelatihan public speaking
Pelatihan public speakingPelatihan public speaking
Pelatihan public speakingkipanmulyana
 
Audit komunikasi kehumasan
Audit komunikasi kehumasanAudit komunikasi kehumasan
Audit komunikasi kehumasanHafidz Wahyuddin
 
Komunikasi pemasaran
Komunikasi pemasaranKomunikasi pemasaran
Komunikasi pemasaransastrop
 
Teori Media Ekologi
Teori Media EkologiTeori Media Ekologi
Teori Media Ekologimankoma2013
 
Komunikasi inter personal -ppt-
Komunikasi inter personal -ppt-Komunikasi inter personal -ppt-
Komunikasi inter personal -ppt-Salma Van Licht
 
Komunikasi interpersonal
Komunikasi interpersonalKomunikasi interpersonal
Komunikasi interpersonalKinanti Tyas
 
Manajemen Krisis Dalam Public Relations
Manajemen Krisis Dalam Public RelationsManajemen Krisis Dalam Public Relations
Manajemen Krisis Dalam Public RelationsArdiansah Danus
 
4. public relations sebagai ilmu dan profesi
4. public relations sebagai ilmu dan profesi4. public relations sebagai ilmu dan profesi
4. public relations sebagai ilmu dan profesiblade_net
 

What's hot (20)

7. opini publik
7. opini publik7. opini publik
7. opini publik
 
Face Negotiation Theory
Face Negotiation TheoryFace Negotiation Theory
Face Negotiation Theory
 
Literasi media
Literasi mediaLiterasi media
Literasi media
 
Teori pers
Teori persTeori pers
Teori pers
 
Komunikasi interpersonal dan intrapersonal
Komunikasi interpersonal dan intrapersonalKomunikasi interpersonal dan intrapersonal
Komunikasi interpersonal dan intrapersonal
 
Komunikasi Bisnis yang Efektif di Era Digital 4.0 _Training "Effective PR & ...
Komunikasi Bisnis yang Efektif di Era Digital 4.0  _Training "Effective PR & ...Komunikasi Bisnis yang Efektif di Era Digital 4.0  _Training "Effective PR & ...
Komunikasi Bisnis yang Efektif di Era Digital 4.0 _Training "Effective PR & ...
 
Komunikasi
KomunikasiKomunikasi
Komunikasi
 
Komunikasi efektif
Komunikasi efektifKomunikasi efektif
Komunikasi efektif
 
Metode dan teknik audit komunikasi ppt
Metode dan teknik audit komunikasi pptMetode dan teknik audit komunikasi ppt
Metode dan teknik audit komunikasi ppt
 
Pelatihan public speaking
Pelatihan public speakingPelatihan public speaking
Pelatihan public speaking
 
Ppt pr kelompok 1
Ppt pr kelompok 1Ppt pr kelompok 1
Ppt pr kelompok 1
 
Audit komunikasi kehumasan
Audit komunikasi kehumasanAudit komunikasi kehumasan
Audit komunikasi kehumasan
 
Komunikasi pemasaran
Komunikasi pemasaranKomunikasi pemasaran
Komunikasi pemasaran
 
Teori Media Ekologi
Teori Media EkologiTeori Media Ekologi
Teori Media Ekologi
 
Komunikasi inter personal -ppt-
Komunikasi inter personal -ppt-Komunikasi inter personal -ppt-
Komunikasi inter personal -ppt-
 
Komunikasi interpersonal
Komunikasi interpersonalKomunikasi interpersonal
Komunikasi interpersonal
 
Komunikasi efektif
Komunikasi efektifKomunikasi efektif
Komunikasi efektif
 
Manajemen Krisis Dalam Public Relations
Manajemen Krisis Dalam Public RelationsManajemen Krisis Dalam Public Relations
Manajemen Krisis Dalam Public Relations
 
4. public relations sebagai ilmu dan profesi
4. public relations sebagai ilmu dan profesi4. public relations sebagai ilmu dan profesi
4. public relations sebagai ilmu dan profesi
 
SEJARAH HUMAS
SEJARAH HUMASSEJARAH HUMAS
SEJARAH HUMAS
 

Viewers also liked

Pendekatan perencanaan pembangunan
Pendekatan perencanaan pembangunanPendekatan perencanaan pembangunan
Pendekatan perencanaan pembangunanQiu El Fahmi
 
Mengkomunikasikan Program PR
Mengkomunikasikan Program PRMengkomunikasikan Program PR
Mengkomunikasikan Program PRDhenim Prianka
 
Peranan investor relations dalam public relations
Peranan investor relations dalam public relationsPeranan investor relations dalam public relations
Peranan investor relations dalam public relationsT Byh
 
Pendekatan strategis
Pendekatan strategisPendekatan strategis
Pendekatan strategisdewi syarvian
 
Manusia dan kebenaran
Manusia dan kebenaranManusia dan kebenaran
Manusia dan kebenaranNoor Rochman
 
Makalah pr kelompok 4
Makalah pr kelompok 4Makalah pr kelompok 4
Makalah pr kelompok 4Arjuna Ahmadi
 
Makalah pr kelompok 6
Makalah pr kelompok 6Makalah pr kelompok 6
Makalah pr kelompok 6Arjuna Ahmadi
 

Viewers also liked (8)

Pendekatan perencanaan pembangunan
Pendekatan perencanaan pembangunanPendekatan perencanaan pembangunan
Pendekatan perencanaan pembangunan
 
Mengkomunikasikan Program PR
Mengkomunikasikan Program PRMengkomunikasikan Program PR
Mengkomunikasikan Program PR
 
Peranan investor relations dalam public relations
Peranan investor relations dalam public relationsPeranan investor relations dalam public relations
Peranan investor relations dalam public relations
 
Pendekatan strategis
Pendekatan strategisPendekatan strategis
Pendekatan strategis
 
Manusia dan kebenaran
Manusia dan kebenaranManusia dan kebenaran
Manusia dan kebenaran
 
Makalah pr kelompok 4
Makalah pr kelompok 4Makalah pr kelompok 4
Makalah pr kelompok 4
 
Makalah pr kelompok 6
Makalah pr kelompok 6Makalah pr kelompok 6
Makalah pr kelompok 6
 
pengantar Public Relations
pengantar Public Relationspengantar Public Relations
pengantar Public Relations
 

Similar to PR BAB II

Memahami Dasar-dasar Public Relations Karya Firsan Nova
Memahami Dasar-dasar Public Relations Karya Firsan NovaMemahami Dasar-dasar Public Relations Karya Firsan Nova
Memahami Dasar-dasar Public Relations Karya Firsan NovaArdiansah Danus
 
Tugas, tantangan, dan kendala profesi public relations
Tugas, tantangan, dan kendala profesi public relationsTugas, tantangan, dan kendala profesi public relations
Tugas, tantangan, dan kendala profesi public relationsArdiansah Danus
 
Materi training menejemen kehumasan Jasaraharja by Tarsih Ekaputra
Materi training menejemen kehumasan Jasaraharja by Tarsih EkaputraMateri training menejemen kehumasan Jasaraharja by Tarsih Ekaputra
Materi training menejemen kehumasan Jasaraharja by Tarsih Ekaputramistertipr
 
Heart to heart strategy for a good public relations
Heart to heart strategy for a good public relationsHeart to heart strategy for a good public relations
Heart to heart strategy for a good public relationsauliasupport
 
Pola kerja public relation di zaman teknologi informasi
Pola kerja public relation di zaman teknologi informasiPola kerja public relation di zaman teknologi informasi
Pola kerja public relation di zaman teknologi informasiSinta Ayuningtias
 
Bukti dokumen penelitian pengayaan kepustakaan
Bukti dokumen penelitian pengayaan kepustakaan Bukti dokumen penelitian pengayaan kepustakaan
Bukti dokumen penelitian pengayaan kepustakaan STISIPWIDURI
 
Bukti dokumen penelitian pengayaan kepustakaan
Bukti dokumen penelitian pengayaan kepustakaan Bukti dokumen penelitian pengayaan kepustakaan
Bukti dokumen penelitian pengayaan kepustakaan STISIPWIDURI
 
Bukti dokumen penelitian pengayaan kepustakaan
Bukti dokumen penelitian pengayaan kepustakaan  Bukti dokumen penelitian pengayaan kepustakaan
Bukti dokumen penelitian pengayaan kepustakaan STISIPWIDURI
 
1 definisi public relations muwafik ub
1 definisi public relations muwafik ub1 definisi public relations muwafik ub
1 definisi public relations muwafik ubmuwafik
 
Role of Public Relation Management _Training Effective PR & PROTOKOLER
Role of Public Relation Management  _Training Effective PR & PROTOKOLERRole of Public Relation Management  _Training Effective PR & PROTOKOLER
Role of Public Relation Management _Training Effective PR & PROTOKOLERKanaidi ken
 
Mengenali dan Mengidentifikasi Publik Sasaran
Mengenali dan Mengidentifikasi Publik SasaranMengenali dan Mengidentifikasi Publik Sasaran
Mengenali dan Mengidentifikasi Publik SasaranAyni12
 
Tindakan dan komunikasi public relations
Tindakan dan komunikasi public relationsTindakan dan komunikasi public relations
Tindakan dan komunikasi public relationsAbdau Qur'ani
 
Ringkasan Hubungan Masyarakat
Ringkasan Hubungan Masyarakat Ringkasan Hubungan Masyarakat
Ringkasan Hubungan Masyarakat Naiya Naiya
 
Prosedur Pemberdayaan Masyarakat Khusus
Prosedur Pemberdayaan Masyarakat KhususProsedur Pemberdayaan Masyarakat Khusus
Prosedur Pemberdayaan Masyarakat KhususWiandhariEsaBBPKCilo
 
Organisasi Nirlaba, Tantangan dan Penggalangan Dananya
Organisasi Nirlaba, Tantangan dan Penggalangan DananyaOrganisasi Nirlaba, Tantangan dan Penggalangan Dananya
Organisasi Nirlaba, Tantangan dan Penggalangan DananyaSerenity 101
 
kelompok 4 Perbandingan etika humas di instansi pemerintah dengan humas humas...
kelompok 4 Perbandingan etika humas di instansi pemerintah dengan humas humas...kelompok 4 Perbandingan etika humas di instansi pemerintah dengan humas humas...
kelompok 4 Perbandingan etika humas di instansi pemerintah dengan humas humas...SahrialMaulana
 
Ppt kampanye pr (uts takehome)
Ppt kampanye pr (uts takehome)Ppt kampanye pr (uts takehome)
Ppt kampanye pr (uts takehome)FarhaHayatunnisa
 
#1 everything you should know about pr
#1 everything you should know about pr#1 everything you should know about pr
#1 everything you should know about prNaneth A. Ekopriyono
 

Similar to PR BAB II (20)

Konsep Dasar PR-Outline Kuliah 1.ppt
Konsep Dasar PR-Outline Kuliah 1.pptKonsep Dasar PR-Outline Kuliah 1.ppt
Konsep Dasar PR-Outline Kuliah 1.ppt
 
Laporan Komunikasi Bisnis
Laporan Komunikasi BisnisLaporan Komunikasi Bisnis
Laporan Komunikasi Bisnis
 
Memahami Dasar-dasar Public Relations Karya Firsan Nova
Memahami Dasar-dasar Public Relations Karya Firsan NovaMemahami Dasar-dasar Public Relations Karya Firsan Nova
Memahami Dasar-dasar Public Relations Karya Firsan Nova
 
Tugas, tantangan, dan kendala profesi public relations
Tugas, tantangan, dan kendala profesi public relationsTugas, tantangan, dan kendala profesi public relations
Tugas, tantangan, dan kendala profesi public relations
 
Materi training menejemen kehumasan Jasaraharja by Tarsih Ekaputra
Materi training menejemen kehumasan Jasaraharja by Tarsih EkaputraMateri training menejemen kehumasan Jasaraharja by Tarsih Ekaputra
Materi training menejemen kehumasan Jasaraharja by Tarsih Ekaputra
 
Heart to heart strategy for a good public relations
Heart to heart strategy for a good public relationsHeart to heart strategy for a good public relations
Heart to heart strategy for a good public relations
 
Pola kerja public relation di zaman teknologi informasi
Pola kerja public relation di zaman teknologi informasiPola kerja public relation di zaman teknologi informasi
Pola kerja public relation di zaman teknologi informasi
 
Bukti dokumen penelitian pengayaan kepustakaan
Bukti dokumen penelitian pengayaan kepustakaan Bukti dokumen penelitian pengayaan kepustakaan
Bukti dokumen penelitian pengayaan kepustakaan
 
Bukti dokumen penelitian pengayaan kepustakaan
Bukti dokumen penelitian pengayaan kepustakaan Bukti dokumen penelitian pengayaan kepustakaan
Bukti dokumen penelitian pengayaan kepustakaan
 
Bukti dokumen penelitian pengayaan kepustakaan
Bukti dokumen penelitian pengayaan kepustakaan  Bukti dokumen penelitian pengayaan kepustakaan
Bukti dokumen penelitian pengayaan kepustakaan
 
1 definisi public relations muwafik ub
1 definisi public relations muwafik ub1 definisi public relations muwafik ub
1 definisi public relations muwafik ub
 
Role of Public Relation Management _Training Effective PR & PROTOKOLER
Role of Public Relation Management  _Training Effective PR & PROTOKOLERRole of Public Relation Management  _Training Effective PR & PROTOKOLER
Role of Public Relation Management _Training Effective PR & PROTOKOLER
 
Mengenali dan Mengidentifikasi Publik Sasaran
Mengenali dan Mengidentifikasi Publik SasaranMengenali dan Mengidentifikasi Publik Sasaran
Mengenali dan Mengidentifikasi Publik Sasaran
 
Tindakan dan komunikasi public relations
Tindakan dan komunikasi public relationsTindakan dan komunikasi public relations
Tindakan dan komunikasi public relations
 
Ringkasan Hubungan Masyarakat
Ringkasan Hubungan Masyarakat Ringkasan Hubungan Masyarakat
Ringkasan Hubungan Masyarakat
 
Prosedur Pemberdayaan Masyarakat Khusus
Prosedur Pemberdayaan Masyarakat KhususProsedur Pemberdayaan Masyarakat Khusus
Prosedur Pemberdayaan Masyarakat Khusus
 
Organisasi Nirlaba, Tantangan dan Penggalangan Dananya
Organisasi Nirlaba, Tantangan dan Penggalangan DananyaOrganisasi Nirlaba, Tantangan dan Penggalangan Dananya
Organisasi Nirlaba, Tantangan dan Penggalangan Dananya
 
kelompok 4 Perbandingan etika humas di instansi pemerintah dengan humas humas...
kelompok 4 Perbandingan etika humas di instansi pemerintah dengan humas humas...kelompok 4 Perbandingan etika humas di instansi pemerintah dengan humas humas...
kelompok 4 Perbandingan etika humas di instansi pemerintah dengan humas humas...
 
Ppt kampanye pr (uts takehome)
Ppt kampanye pr (uts takehome)Ppt kampanye pr (uts takehome)
Ppt kampanye pr (uts takehome)
 
#1 everything you should know about pr
#1 everything you should know about pr#1 everything you should know about pr
#1 everything you should know about pr
 

More from UIN Surabaya

Komunikasi massa dan pemerintah
Komunikasi massa dan pemerintahKomunikasi massa dan pemerintah
Komunikasi massa dan pemerintahUIN Surabaya
 
Resume (hakikat komunikasi dan asumsi ontologi)
Resume (hakikat komunikasi dan asumsi ontologi)Resume (hakikat komunikasi dan asumsi ontologi)
Resume (hakikat komunikasi dan asumsi ontologi)UIN Surabaya
 
Resume UAS BRAND EQUITY TEN: Strategi Memimpin Pasar
Resume UAS BRAND EQUITY TEN: Strategi Memimpin PasarResume UAS BRAND EQUITY TEN: Strategi Memimpin Pasar
Resume UAS BRAND EQUITY TEN: Strategi Memimpin PasarUIN Surabaya
 
Komunikasi Antar Pribadi Prilaku Pesan nonverbal
Komunikasi Antar Pribadi Prilaku Pesan nonverbalKomunikasi Antar Pribadi Prilaku Pesan nonverbal
Komunikasi Antar Pribadi Prilaku Pesan nonverbalUIN Surabaya
 

More from UIN Surabaya (6)

Komunikasi massa dan pemerintah
Komunikasi massa dan pemerintahKomunikasi massa dan pemerintah
Komunikasi massa dan pemerintah
 
Makalah psikologi
Makalah psikologiMakalah psikologi
Makalah psikologi
 
Resume (hakikat komunikasi dan asumsi ontologi)
Resume (hakikat komunikasi dan asumsi ontologi)Resume (hakikat komunikasi dan asumsi ontologi)
Resume (hakikat komunikasi dan asumsi ontologi)
 
Resume UAS BRAND EQUITY TEN: Strategi Memimpin Pasar
Resume UAS BRAND EQUITY TEN: Strategi Memimpin PasarResume UAS BRAND EQUITY TEN: Strategi Memimpin Pasar
Resume UAS BRAND EQUITY TEN: Strategi Memimpin Pasar
 
Komunikasi Antar Pribadi Prilaku Pesan nonverbal
Komunikasi Antar Pribadi Prilaku Pesan nonverbalKomunikasi Antar Pribadi Prilaku Pesan nonverbal
Komunikasi Antar Pribadi Prilaku Pesan nonverbal
 
Makalah retorika
Makalah retorika Makalah retorika
Makalah retorika
 

PR BAB II

  • 1. BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Public Relations · Frank Jefkins Public Relation adalah semua bentuk komunikasi yang terencana, baik itu kedalam maupun kelua, antara satu organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian’ (Public Relations, Frank Jefkins Revisi Daniel Yadin. 2002 hal 10). · Public Relation adalah kelanjutan dari proses pembuatan kebijaksanaan, pelayanan, dan tindakan bagi kepentingan terbaik dari suatu individu atau kelompok agar individu atau lembaga tersebut memperoleh kepercayaan dan goodwill dari publik. (Dasar-dasar Public relation, Drs. Soleh Soemirat, M.S, Drs. Elvinaro Ardianto, M.Si, 2007, hal.12) · Public Relation merupakan suatu usaha yang secara sadar memotivasi agar orang-orang terpengaruh, terutama melalui komunikasi agar timbul pikiran yang sehat terhadap suatu organisasi, memberi rasa hormat, mendukung dan bertahan dengan berbagai cobaan dan masalah. (Dasar-dasar Public relation, Drs. Soleh Soemirat, M.S, Drs. Elvinaro Ardianto, M.Si, 2007, hal.13) B. Peran Public Relations Peran seorang Public Relations sangat dibutuhkan dalam sebuah organisasi / perusahaan. Public Relations adalah sebagai Jembatan antara perusahaan dengan publik atau antara manajemen dengan karyawannya agar tercapai Mutual Understanding (saling pengertian) antara kedua belah pihak. Public Relations bertindak sebagai komunikator ketika manajemen berhubungan dengan para karyawan  Adapun peran Public Relations menurut Dozier & Broom (20 : 2000) antara lain : 1) Penasehat Ahli ( Expert Prescriber ) 1
  • 2. Seorang Public Relations yang berpengalaman dan memiliki kemampuan tinggi dapat membantu mencarikan solusi dalam penyelesaian masalah hubungan dengan publiknya (Communicator Fasilitator ). 2) Fasilitator Komunikasi ( Communication Fasilitator ) Dalam hal ini, Public Relations bertindak sebagai komunikator atau mediator untuk membantu pihak manajemen dalam hal dapat mendengar dan memahami apa yang diinginnkan dan diharapkan oleh publiknya. Dan begitu juga sebaliknya public juga mendengar dan memahami apa yang diharapkan oleh manajemen. 3) Fasilitator Proses Pemecahan Masalah ( Problem Solving Process Fasilitator ) Peranan Public Relations dalam pemecahan masalah persoalan Public Relations ini merupakan bagian dari tim manajemen. Hal ini dimaksudkan untuk membantu pimpinan organisasi baik sebagai penasihat ( adviser ) hingga mengambil tindakan eksekusi (keputusan) dalam mengatasi persoalan atau krisis yang tengah dihadapi secara rasional dan profesional. 4) Teknisi Komunikasi ( Communication Technician ) Peranan communications technician ini menjadikan Public Relations sebagai journalist in recident yang hanya menyediakan layanan teknis komunikasi atau dikenal dengan of communication in organizatio C. Prinsip Public Relations Arthur W. Page menyebutkan sejumlah prinsip yang dapat digunakan dalam praktek dan sebagai filosofis PR dalam menjaga hubungan lembaga dengan publiknya.1 1. Tell the Truth. Biarkan publik tahu apa yang terjadi dan sediakan gambar yang akurat dari karakter ideal dan praktek lembaga. Segala kejadian maupun peritiwa yang terjadi di dalam lembaga pemerintahan, merupakan obyek perhatian publik. Mengapa? Karena 1 http://reniekurniati.blogspot.com/2009/12/prinsip-prinsip-pr.html 2
  • 3. lembaga pemerintahan merupakan lembaga yang berkedudukan di ruang publik. Artinya, setiap kegiatan maupun pekerjaan yang dilakukan, dilakukan atas nama publik dan demi kepentingan publik. Oleh sebab itu, publik memiliki hak tersendiri untuk mendapatkan informasi sedalam-dalamnya terkait dengan lembaga Dengan tersampaikannya informasi kepada publik, diharapkan publik menjadi tahu pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan lembaga, sehingga kemudian dapat sampai pada tahap mendukung kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh lembaga tersebut.. Adapun kegiatan yang dapat dilakukan, melalui penyampaian informasi yang akurat dan sebenar-benarnya terkait dengan suatu isu atau peristiwa atau kejadian, bahkan kegiatan operasional sehari-hari. Berikan gambaran yang tepat, dan sediakan informasi yang dibutuhkan kepada publik. Dengan demikian, publik mengetahui apa yang terjadi, dengan sebenar-benarnya tanpa ada yang ditutupi. Kebutuhan mereka akan informasi yang benar terpenuhi, dan hubungan baik antara lembaga dengan publiknya dapat dijaga. Informasi yang dimaksud, dapat berupa data statistik, dokumentasi atau apapun yang dapat berguna bagi publik luas. Informasi tersebut, kemudian disampaikan kepada publik, tanpa ditutupi, atau dengan kata lain, sampaikan informasi dengan sejujur mungkin. Untuk mendapatkan dukungan dari publik, karena publik dapat menangkap apabila lembaga melakukan kebohongan. Akibatnya, akan lebih fatal bila publik dapat menemukan kebenaran dari pihak lain, dan bukan dari lembaga itu sendiri. Kepercayaan publik terhadap lembaga akan luntur, mengarah pada hilangnya dukungan publik kepada lembaga. Hilangnya dukungan publik, akan menimbulkan kesulitan bagi lembaga pada saat harus melakukan kegiatan-kegiatan yang bersifat publik. 2. Buktikan dengan Tindakan (Prove it with Action). Persepsi publik dari lembaga ditentukan 90% dengan ‘melakukan,’ dan 10% dengan ‘bicara.’ Setiap kegiatan maupun perilaku lembaga pemerintahan, selalu menjadi perhatian publik. Perilaku lembaga, menjadi sumber informasi bagi public dalam memberikan penilaian akan kinerja lembaga. Perilaku tersebut dapat dinilai dari cara kerja anggota lembaga, arus informasi, dan segala peristiwa maupun kejadian yang terjadi di dalam lembaga. 3
  • 4. Penilaian positif, lebih mudah didapatkan melalui pembuktian dengan kerja nyata. Publik lebih mudah menilai lembaga dari kinerjanya, dibandingkan melalui kegiatan komunikasinya. Dengan demikian, lebih mudah bagi lembaga pemerintahan untuk menjaga reputasinya dengan memberikan performa terbaik, dibandingkan melakukan kegiatan komunikasi kepada public (meskipun kegiatan komunikasi itu penting). Karena, publik lebih membutuhkan aksi nyata dibandingkan kegiatan yang sifatnya lip services. Dengan kesadaran akan sifat publik ini, diharapkan lembaga lebih cermat dalam menerapkan perilaku atau etos kerja di dalam lembaga tersebut. Etos kerja positif, dimana kerja yang nyata lebih mendapat perhatian dan penilaian positif dibandingkan sekedar berbicara. 3. Dengarkan Suara Konsumen/Masyarakat ( Listen to The Customer) Untuk kebaikan lembaga, mengertilah pada keinginan dan kebutuhan publik. Biarkan pembuat keputusan atas dan karyawan lainnya tetap diinformasikan tentang reaksi publik terhadap kebijakan, dan praktek lembaga. Salah satu aspek penting dalam menjaga hubungan baik dengan publik, adalah mengerti keinginan konsumen. Keinginan konsumen, hanya dapat diketahui apabila ada tindakan aktif dalam usaha mencari tahu apa saja yang menjadi kebutuhan, kesenangan, atau apapun yang dapat mempengaruhi pendapat bahkan perilaku konsumen terkait dengan lembaga. Kemudian pahamilah apa yang menjadi kebutuhan publik. Dengan demikian, lembaga akan memiliki informasi penting mengenai publik. Dari informasi tersebut, lembaga dapat membuat kerangka pemahaman akan publik, sehingga kemudian dapat memperhitungkan reaksi publik atas kemunculan suatu produk dari lembaga. Produk yang dimaksud, tidak hanya berupa barang atau jasa, akan tetapi dapat berupa kebijakan. Usaha untuk mencari tahu informasi seperti ini, perlu dilakukan, untuk kemudian diteruskan kepada seluruh komponen lembaga pemerintahan. Sehingga, lembaga dapat pula memformulasikan kegiatan-kegiatan yang dapat menunjang penerimaan publik akan produknya. Jadi, tidak hanya pucuk pimpinan dalam lembaga yang memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang publik, akan tetapi seluruh komponen dalam lembaga memiliki 4
  • 5. kerangka pengetahuan dan pemahaman yang sama. Tujuannya, untuk menjamin agar lembaga dalam menetapkan kebijakan atau melakukan sebuah kegiatan tidak bertentangan dengan keinginan publik sehingga dukungan publik dapat tetap dijaga. 4. Siapkan Diri untuk Esok (Manage for Tomorrow) Antisipasi reaksi publik dan hilangkan praktek yang menciptakan kesulitan. Ciptakan niat baik,setiap kegiatan yang dilakukan saat ini, karena hal itu akan berdampak di masa depan. Demikian juga didalam lembaga. Penting bagi sebuah lembaga untuk merencanakan setiap kegiatan, program maupun aktifitas sehari-hari yang akan dilakukan dengan baik. Perencanaan untuk kegiatan di masa depan, bermanfaat dalam menghindarkan kesulitan-kesulitan maupun kekacauan yang mungkin terjadi di masa depan. Dengan perencanaan yang matang, lembaga akan memiliki kemampuan untuk memprediksi program yang dilakukan, dan hasil akhirnya. Untuk kemudian, digunakan lembaga dalam memprediksi reaksi publik. Kemudian, lembaga dapat melakukan antisipasi yang diperlukan guna menghindari kesulitankesulitan yang mungkin timbul di masa depan. 5. Lakukan Tindakan PR Seakan Seluruh Lembaga/Lembaga Bergantung Padanya (Conduct Public Relations as If The Whole Company Depends On it) PR lembaga adalah fungsi manajemen. Tidak ada strategi lembaga yang dapat diimplementasikan tanpa memikirkan dampaknya kepada publik. Profesional PR adalah pembuat kebijakan yang mampu menangani aktifitas komunikasi lembaga dengan jangkauan yang luas. Setiap kebijakan lembaga, membutuhkan kegiatan komunikasi dalam proses penyampaian kepada publik. Diperlukan strategi aktifitas komunikasi. Sebagai bagian strategis dalam lembaga, maka PR memiliki fungsi-fungsi yang tidak tergantikan oleh anggota lain dalam lembaga. Dalam setiap kegiatan komunikasi lembaga, maka dibutuhkan kegiatan PR yang tepat dan komprehensif. Mulai dari perencanaan, eksekusi sampai dengan evaluasi. Peran dan fungsi strategis ini, tidak dimiliki oleh setiap bagian dalam lembaga. Kemampuan, dan peran strategis ini, memerlukan eksekutor yang cakap 5
  • 6. dan mengerti apa yang dilakukannya. Karena kegiatan komunikasi tidak hanya menjangkau publik dalam lembaga saja, tetapi juga menjangkau publik yang 9 luas. Suatu lembaga, mutlak memerlukan PR dengan peran, fungsi dan kemampuannya tersebut. 6. Remain Calm, Patient and Good Humored Bersandarlah pada sikap yang konsisten, tenang dan berdasarkan perhatian ketika menyampaikan informasi, atau melakukan kontak. Bila krisis muncul, ingat bahwa komunikasi dengan kepala dingin adalah yang terbaik. Kegiatan komunikasi pada dasarnya adalah kegiatan yang sifatnya persuasif. Lembaga berusaha untuk mendapatkan dukungan melalui kegiatan-kegiatan yang dapat memancing dukungan dari publik tanpa paksaan atau melalui sebuah tahapan konflik. Cara atau metode dalam penyampaian sebuah materi atau isu melalui kegiatan komunikasi, akan menentukan pandangan dan penerimaan publik. Terutama, pada saat terjadi konflik, atau krisis. Dimana isu yang berkembang harus ditangani secepat mungkin dengan penyelesaian yang logis dan komprehensif. Sebelum sampai pada tahapan aksi, maka tentukan dulu pendekatan macam apa yang akan digunakan dalam menghadapi masalah. Setelah itu, baru lakukan aksi. Dalam melakukan aksi, harap diingat bahwa pendekatan persuasif akan lebih mendapatkan hasil positif. Tetap tenang dalam menghadapi masalah, hadapi dengan kepala dingin. Onong Uchjana Effendy menegaskan bahwa terdapat dua aspek hakiki yang melekat pada PR. Pertama, sasaran PR adalah publik intern (Internal Public) dan public ekstern (External Public). Kedua, kegiatan PR adalah komunikasi dua arah timbale balik (Reciprocal Two Way Traffic Communication). Pada aspek yang kedua, komunikasi dua arah timbal balik berarti, selain dalam penyampaian informasi dari lembaga kepada publiknya, lembaga juga akan mendapatkan informasi dari publik. Dalam komunikasi dua arah diharapkan dapat terjadi feedback, yaitu informasi yang disampaikan oleh lembaga akan mendapatkan tanggapan positif atau negatif dari publik. Seperti yang dikatakan oleh Onong,bahwa dalam rangka penyampaian informasi, baik yang ditujukan kepada public intern maupun kepada publik ekstern, harus terjadi arus balik (feedback). Ini berarti bahwa PR harus mengetahui efek 6
  • 7. atau akibat dari penyampaian informasinya itu, apakah ditanggapi publik secara positif atau secara negatif. Dalam proses komunikasi, baik ke dalam maupun ke luar, PR berfungsi sebagai penghubung yang kreatif. Bila terlibat dalam komunikasi ke luar, maka perhatian PR harus ditujukan pada kepentingan dunia luar. Bila seseorang meminta informasi tentang lembaga, baik ia seorang wartawan maupun seorang langganan, maka perhatian PR harus ditujukan pada kepentingan lembaga. Di sini PR merupakan wakil atau juru bicara lembaga. PR berbicara atas nama lembaga dan bertanggungjawab untuk menyampaikan warta lembaga. Sehingga pada dasarnya, fungsi PR adalah menjadi penghubung antara pimpinan lembaga dengan karyawan, atau lembaga dengan masyarakat. PR berfungsi sebagai penghubung yang kreatif. Bila terlibat dalam komunikasi ke luar, maka perhatian PR harus ditujukan pada kepentingan dunia luar. Bila seseorang meminta informasi tentang lembaga, baik ia seorang wartawan maupun seorang langganan, maka perhatian PR harus ditujukan pada kepentingan lembaga. Di sini PR merupakan wakil atau juru bicara lembaga. PR berbicara atas nama lembaga dan bertanggungjawab untuk menyampaikan warta lembaga. Sehingga pada dasarnya, fungsi PR adalah menjadi penghubung antara pimpinan lembaga dengan karyawan, atau lembaga dengan masyarakat. Arthur W. Page menyebutkan sejumlah prinsip yang dapat digunakan dalam praktek dan sebagai filosofis PR dalam menjaga hubungan lembaga dengan publiknya, yaitu; tell the truth; membuktikan dengan tindakan; mendengarkan suara publik; menyiapkan diri untuk esok; melakukan tindakan seakan seluruh lembaga bergantung pada Anda; dan remain calm, patient and good humored. D. Proaktif dan Reaktif 7
  • 8. Upaya PR dalam menjalankan kegiatannya tidak terlepas dari upaya menciptakan goodwill yang ditujukan pada pihak eksternal seperti pemegang saham, pemerintah, LSM, publik, kelompok tenaga kerja dan konsumen. Dapat dikatakan bahwa kegiatan tersebut tidak hanya berkaitan dengan kegiatan pemasaran tetapi juga kegiatan yang berkaitan dengan masalah manajemen umum.  Proactive Public Relations Dengan sistematis berusaha mempengaruhi opini publik tanpa menunggu datangnya serangan eksternal terhadap perusahaan  Reactive Public Relations Merupakan respon terhadap serangan dari luar perusahaan dan upaya-upaya menetralkan serangan tersebut.  Perbedaan proaktif dan reaktif Public Relations menggunakan pendekatan yang mirip dengan system terbuka dan tertutup, yaitu Pada saat mereka menggunakan istilah reaktif dan proaktif untuk mendeskripsikan programnya. Program reaktif menggunakan pendekatan system yg relative tertutup dalam membuat perencanaan dan manajemennya. Seperti ikan sotong yg menyemburkan tinta, program Public Relations reaktif hanya akan aktif jika dirasa ada gangguan. Contoh sederhana, saat kritik tidak dipedulikan, menghindari pemberitaan media massa, menganggap tabu menyewa orang luar. Taktik defensive dan perlawanan terhadap perubahan structural merepresentasikan system yg lambat dalam menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan. Program proaktif, sebaliknya, menggunakan ‘radar’ peringatan dirinya untuk mengumpulkan informasi, membuat penyesuaian dan menghasilkan output internal dan eksternal untk mencegah atau menghindari masalah. Public Relation practitioner( praktisi PR) dalam mengantisipasi permasalahn yang timbul mempunyai dua pilihan yang tergantung optimalisasi tujuan yang hendak dicapai atau peran yang di berikan, yaitu sebagai berikut: 8
  • 9. a. proaktif 1. Mampu mengatasi setiap kemungkinan yang timbul yang dapat merugikan atau posisi yang tidak menguntungkan citra. 2. Bertindak sebagai pencari jalan keluar ketika menghadapi suatu kesulitan yang terjadi. 3. Kesulitan yang timbul tersebut merupakan suatu tantangan untuk siap dihadapi dan bukan sebaliknya, merupakan suatu ancaman b. Reaktif 1. Tidak mampu atau bahkan menghindar untuk menghadapi suatu kesulitan yang muncul apalagi upaya untuk menghadapinya. 2. Kalau timbul publikasi atau berita negative yang muncul dihadapannya ,maka: (a) Diam atau pasif karena tidak diberi wewenang penuh untuk mengatasinnya (b) Saling menyalahkan dan ketergantungan pada atasan sangat tinggi.2 E. Studi Kasus  Contoh Kasus Public Relations Reaktif: RS OMNI INTERNATIONAL VS PRITA Public Relation RS OMNI tidak menjalankan fungsinya dengan tidak melakukan program penanganan krisis (Crisis Plan). Management RS OMNI Nampak ingin tampil sebagai pihak yang benar di mata hukum dengan membiarkan Lawyer-nya melakukan pembelaan hukum lewat Pasal UU ITE ketimbang me-restrukturisasi reputasi perusahaan di mata public. 2 Rosady ruslan, kiat dan strategi kampanye public relation, hal 87 9
  • 10. Terbukti sepanjang kasus ini berkembang melalui media Blog, Facebook, dan media Online besar; dalam 2 bulan pertama publik telah menguasai opini negative mengenai RS OMNI. Suara media yang membela Prita bertepatan juga dengan masa kampanye Pemilihan Presiden yang menjadikan Prita sebagai bahan kampanye semakin mencoreng citra baik RS OMNI. Pada akhirnya RS OMNI dengan sangat terlambat mengakui kesalahannya dengan mencabut gugatan terhadap Prita di saat Koin Peduli Prita sukses berat disukung mayoritas publik. Sumber: http://afrilwibisono.wordpress.com/2009/12/18/online-crisis-management-seandainya- saya-pr-rs-omni-international/  Contoh Kasus Public Relations Proaktif: c. KASUS OREO Dampak ditariknya produk makanan dari Cina yang mengandung melamin, adalah ditariknya produk Oreo dikarenakan biskuit ini merupakan produksi Cina. Pemulihan citra biskuit Oreo diimplementasikan melalui iklan baru dengan menggunakan Ferdi Hasan sebagai endorser iklan. Iklan tersebut menceritakan tentang seorang ayah (yang diperankan Ferdi Hasan) betapa sayangnya dia kepada 2 anaknya dan hanya memberikan yang terbaik untuk anaknya sambil memberikan Oreo. Bahkan jalan cerita iklan ini juga menjelaskan bahwa awalnya sang “ayah” merasa ragu, kemudian Ia mendatangi pabrik pembuatan Oreo. Kemudian yakin bahwa produk Oreo yang dipasarkan di Indonesia merupakan produksi dalam negeri sehingga dapat dipastikan tidak mengandung melamin dan aman dikonsumsi. Sumber: http://vikri-haryo-seno.blogspot.com/2009/12/perbaikan-citra-oreo-setelah-kasus. html d. Kasus perusahaan Johnson & Johnson’s, Kasus yang pernah dialami oleh perusahaan Johnson & Johnson’s, yang bermula pada meninggalnya delapan orang penduduk Chicago – AS pada tahun 1982, dan disusul dengan kejadian serupa pada tahun 1986 yang menewaskan satu orang secara misterius, 10
  • 11. dimana hasil otopsi yang dilakukan oleh tim forensik menunjukkan bahwa kesemua orang tersebut meninggal diakibatkan oleh racun “sianida”, yang dimasukkan secara sengaja oleh orang yang tidak bertanggung jawab ke dalam kapsul obat merek Tylenol yang notabene diproduksi oleh Johnson & Johnson’s. Belakangan diketahui bahwa orang yang memasukan racun sianida tersebut adalah mantan karyawan perusahaan yang sakit hati karena di PHK. Berita tewasnya penduduk Chicago itu tersebar cepat melalui media massa sehingga mengakibatkan kepanikan di tengah masyarakat, khususnya kalangan stakeholder seperti: pihak rumah sakit, dokter, pasien, maupun apoteker. Di sisi lain, dalam bursa saham, harga saham Johnson & Johnson’s turun hingga 15% dalam periode 30 hari setelah berita tersebut tersebar di media massa, namun untungnya harga saham kembali menguat selang 60 hari pasca upaya penyelesaian krisis dengan upaya penanganan langkah yang tepat, yang dilakukan oleh pihak managemen. Management perusahaan Johnson & Johnson’s bersama dengan departemen public relationsnya melakukan serangkaian upaya berbasis dua hal, yaitu: tindakan dan komunikasi, sebagai upaya respon cepat perusahaan terkait masalah yang mereka hadapi saat itu, antara lain: 1. Memberikan peringatan dan mempublikasikan kepada masyarakat luas melalui media massa untuk ”menghentikan” mengkonsumsi kapsul merek Tylenol hingga diketahui secara pasti diwilayah pemasaran mana saja terdapat penyebaran kapsul beracun itu terjadi (walaupun akhirnya diketahui wilayah penyebaran kapsul beracun tersebut hanya terjadi di Chicago saja). 2. Menghentikan kegiatan produksi kapsul Tylenol, dan menghentikan pula iklan produk obat tersebut di media massa. 3. Menjalin hubungan atau melakukan kontak dengan aparat keamanan, serta badan POM (pengawas obat dan makanan). 4. Menarik seluruh kapsul Tylenol dari peredaran tanpa terkecuali, di seluruh AS dan di 14 negara bagian lainnya, untuk kemudian dilakukan pemusnahan massal, yaitu sebanyak 31 juta botol dengan estimasi nilai lebih dari US$ 100 juta.. 11
  • 12. 5. Merancang dan memproduksi kemasan kapsul yang baru, dimana tahan terhadap bocor dan tidak mudah untuk ditembus oleh orang yang tidak bertanggung jawab. 6. Mengembalikan kapsul Tylenol kemasan baru ke pasaran. 7. Melakukan upaya promosi kembali yang lebih intensif, guna meyakinkan konsumen atas keamanan, keselamatan, dari kemasan baru yang kini jauh lebih baik. Setelah melihat ketujuh poin hal – hal yang dilakukan perusahaan Johnson & Johnson’s diatas, kini kita dapat membagi menjadi dua hal, yaitu hal yang merupakan tindakan (ditandai dengan poin 2, 4, 5, 6), dan hal – hal yang merupakan komunikasi (ditandai dengan poin 1, 3, 7) Strategi komunikasi (communication strategy) harus pula menukung program aksi / tindakan (action program), dimana meliputi serangkaian tindakan antara lain: 1. Memberi-tahukan kepada khalayak sasaran, baik internal maupun eksternal mengenai tindakan apa yang akan / sedang dilakukan oleh perusahaan. 2. Membujuk khalayak sasaran untuk dapat menerima dan mendukung tindakan yang akan / sedang dilakukan oleh perusahaan. 3. Mendorong khalayak sasaran yang sudah memiliki sikap mendukung atau menerima untuk melakukan tindakan.  Terkait dengan strategi yang dilakukan oleh perusahaan Johnson & Johnson’s, terdiri atas komponen strategi yang meliputi: 1. Strategi Khalayak : antara lain, konsumen, dokter, staf, apoteker, karyawan rumah sakit, badan POM, pihak keamanan (kepolisian), dan media massa. 2. Strategi Pesan : dimana diawali dengan kegiatan mengumpulkan fakta mengenai produksi kapsul Tylenol di wilayah Chicago, bekerja sama secara penuh dengan badan POM, dan kepolisian; lalu melakukan upaya meyakinkan berbagai pihak melalui pesan yang disebarkan, bahwa perusahaan secara sungguh – sungguh ingin dan akan memecahkan masalah yang terjadi. 12
  • 13. 3. Strategi Media : berusaha merespon krisis (Crisis Response) dengan cara terbuka (openess) dan jujur terus terang dengan media massa dalam kegiatan penyampaian fakta kepada masyarakat secepat mungkin (quick). Selain itu perusahaan ini melakukan jumpa pers terkait kasus racun ”sianida” kapsul Tylenol kepada media massa di 30 kota di seluruh AS melalui hubungan via satelit. Lalu menunjuk satu juru bicara sehingga seluruh informasi hanya bersumber dari satu orang (consistent). BAB III PENUTUP A. Kesimpulan 13
  • 14. Diantara 2 strategi Public Relation, yang paling baik adalah strategi Proactive. Dengan bersikap proaktif, Public Relation akan lebih siap dalam memegang kendali atas proses pembentukan opini publik (yang bersifat negatif).  Program-program proaktif yang dapat dilakukan antara lain: 1. Melakukan monitoring perusahaan di social media (sangat penting di era Internet) 2. Melakukan lobbying dengan social media influencer. 3. Tetap meningkatkan kualitas dengan media massa konvesional maupun online agar level lobbying dapat terjaga. 4. Tanggap apabila ada isu yang berpotensi negatif bagi reputasi perusahaan dan segera disingkapi dengan bijaksana. DAFTAR PUSTAKA Rosady ruslan, kiat dan strategi kampanye public relation Ruslan, Rosady. 1995. Praktek dan solusi public relation dalam situasi krisis dan pemulihan citra. Jakarta: Graha Indonesia. 14
  • 15. Oliver, Sandra. 2001. Strategi Public Relations. Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama. Jefkins, Frank dan Yadin, Danil. 2003. Public Relations edisi 5. Jakarta : Erlangga. 15