SlideShare a Scribd company logo
1 of 75
Penguji I : Dr. Istri Yuliani, S.SiT., M.Sc
Penguji II : Dr. Totok Sudargo, SKM., M.Kes
Penguji III : Dr.Yuni Kusmiyati,S.ST.,MPH
Penguji IV : Dr. Sri Puji Ganefati,SKM., M.Kes
PENGARUH KADAR CHOLINESTERASE DENGAN KEJADIAN ANEMIA
PADA REMAJA PUTRI
DI WILAYAH PERTANIAN HORTIKULTURA
KECAMATAN NGABLAK KABUPATEN MAGELANG
PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM MAGISTER
STIKES GUNA BANGSA YOGYAKARTA
2020/2021
OLEH:
RITA YUNIATI
19720010
BAB I
PENDAHULUAN
1
LATAR BELAKANG MASALAH
Anemia merupakan salah satu masalah gizi yang paling umum
terjadi di seluruh dunia, terutama anemia yang disebabkan
karena defisiensi besi (Lestari, 2017).
2
Riskesdas Tahun 2018
Dari tahun 2013 sampai 2018 terdapat kenaikan prevalensi
anemia pada kelompok usia 15-24 tahun yaitu 18,4% menjadi
32% atau 14,7 juta jiwa, anemia pada perempuan (23.9%) relatif
lebih tinggi pada laki-laki (18.4%), serta anemia di pedesaan
(22.8%) lebih tinggi daripada di perkotaan (20.6%).
LATAR BELAKANG
3
4
Prevalensi anemia pada remaja sebesar 32 %, artinya 3-4 dari 10
remaja menderita anemia. Angka prevalensi anemia di Indonesia
pada tahun2018 pada remaja putri sebesar 26,50%
(Kemenkes RI, 2018)
Dampak Anemia pada remaja putri
- Jangka pendek
- Jangka Panjang
Penyebab Anemia
- Faktor Internal
- Faktor Eksternal : Penggunaan Pestisida
→ cholinesterase menurun 25% →ANEMIA
LATAR BELAKANG
5
Berdasarkan profil Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang 2021
Tahun 2020 ada 700 orang didapati 91 % dalam keadaan
keracunan berat hingga keracunan ringan.
Tahun 2021 di 7 kecamatan dengan jumlah sampel yang sama
diperoleh hasil sebanyak 75,72 %
6
Berdasarkan data profil kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten
Magelang tahun 2016
2511 remaja putri (siswi) di 28 Sekolah yang ada di kabupaten
Magelang menunjukkan 754 siswi (30,03%) mengalami anemia.
tertinggi untuk remaja tingkat SMA/SMK/MA berada di wilayah
kerja Puskesmas Borobudur
LATAR BELAKANG
7
 Berdasarkan data profil Kecamatan Ngablak tahun 2019 terdapat
1.294 remaja putri (umur 10-18 tahun) yang tinggal daerah
holtikiultura, dari data tersebut di wilayah Kecamatan Ngablak
banyak ditemukan remaja yang mengalami gejala anemia seperti
5L (lemah, letih, lesu, lelah, lunglai), wajah pucat dan kunang-
kunang sering pusing, produktivitas kerja menurun sehingga perlu
diketahui kejadian anemia pada remaja putri di wilayah Puskesmas
Ngablak akibat paparan pestisida.
8
 Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu petani di dusun
Gondangan Wetan Desa Girirejo Kecamatan Ngablak pada
tanggal 23 April 2021 diperoleh hasil bahwa remaja putri yang
sedang bekerja dipertanian saat melakukan kegiatan pertanian
seperti menyemprot tanaman dengan obat pestisida tidak
menggunakan alat pelindung diri dengan lengkap.
LATAR BELAKANG
8
 Hasil pemeriksaan darah di Desa Sumberejo Kecamatan
Ngablak pada tanggal 23 April 2021 dari 10 remaja putri
didapatkan 10 remaja putri (100%) menderita anemia dengan
kadar hemoglobin <11 gr/dL (kadar Hb normal 12 gr/dl)..
9
 Berdasarkan latar belakang di atas peneliti akan melakukan
penelitian untuk mengetahui pengaruh kadar kadar
cholinesterase dalam darah dengan kejadian anemia pada
remaja putri di wilayah pertanian hortikultura Kecamatan Ngablak
Kabupaten Magelang
RUMUSAN MASALAH
Apakah ada pengaruh kadar
cholinesterase dalam darah dengan
kejadian anemia pada remaja putri di
wilayah pertanian hortikultura Kecamatan
Ngablak, Kabupaten Magelang
Tujuan
Umum
TUJUAN PENELITIAN
Mengetahui pengaruh kadar cholinesterase dalam
darah dengan kejadianan anemia ada remaja putri di
wilayah pertanian hortikultura di Kecamatan Ngablak
Kabupaten Magelang
Tujuan
Khusus
TUJUAN PENELITIAN
1. Mengetahui kadar hemoglobin darah pada remaja putri di
wilayah pertanian hortikultura Kecamatan Ngablak
Kabupaten Magelang.
2. Mengetahui kadar cholinesterase darah pada remaja putri di
wilayah pertanian hortikultura Kecamatan Ngablak Kabupaten
Magelang.
3. Menganalisis pengaruh kadar cholinesterase dengan kejadian
anemia pada remaja putri di wilayah pertanian hortikultura
Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang
RUANG LINGKUP
Ruang lingkup waktu
Waktu penelitian yaitu dua
minggu atau empat belas hari
setelah proposal disetujui
Ruang lingkup tempat
Penelitian ini dilakukan di wilayah
pertanianhortikultura Kecamatan
Ngablak Kabupaten Magelang.
Ruang lingkup subyek penelitian
Sasaran dari penelitian ini adalah remaja
putri (umur 15-19) di wilayah pertanian
hortikultura Kecamatan Ngablak,
Kabupaten Magelang yang berisiko
terpapar pestisida dari aktifitas pertanian.
Ruang lingkup obyek penelitian
Obyek/variabel yang akan diteliti adalah
terdiri dari kadar cholinesterase sebagai
variabel independen, sedangkan anemia
pada remaja putri sebagai variabel
dependen
MANFAAT PENELITIAN
01
02
03
04
05
06
TEORITIS
Hasil penelitian ini dapat digunakan menjadi
tambahan informasi dalam pengembangan ilmu
pengetahuan tentang dampak cholinesterase
terhadap anemia pada remaja putri.
PRAKTIS :
1. Bagi Kepala Puskesmas Ngablak
2. Bagi Peneliti
3. Bagi masyarakat / responden
KEASLIAN PENELITIAN
Peneliti Judul dan Tahun Persamaan Perbedaan
1 Siti Aisyah
Kurniasih
Faktor-faktor terkait
paparan pestisida dan
hubungannya dengan
kejadian anemia
petani hortikultura
desa Gombong Belik
Pemalang.
Tahun 2013
- Metode penelitian yang
digunakan : Cross-sectional
a. Tempat penelitian
- Penelitian Siti Aisyah : Desa Gombong Belik
Pemalang.
- Penelitian Rita Yuniati : Kecamatan Ngablak
Kab. Magelang
a. Variabel penelitian
- Penelitian Siti Aisyah :
Varaiabel independent : Faktor-
faktor terkait paparan pestisida
Variable dependen :
Anemia petani hotikultura
- Penelitian Rita Yuniati :
Varaiabel independent : kadar
cholinesterase
Variable dependen :
Anemia pada remaja putri
.
KEASLIAN PENELITIAN
Peneliti Judul dan Tahun Persamaan Perbedaan
2 Prihadi
Faktor-Faktor Yang
Berhubungan Dengan
Efek Kronis
Keracunan Pestisida
Organofosfat Pada
Petani Sayuran Di
Desa Sumberejo
Kecamatan Ngablak
Kabupaten Magelang
Tahun 2008
a. Metode penelitian yang
digunakan : Cross-sectional
b. Tempat penelitian :
Kecamatan Ngablak Kab.
Magelang
Variabel bebas yang diteliti
- Penelitian Prihadi :
Varaiabel independent : Faktor-
Faktor Yang Berhubungan Dengan
Efek Kronis Keracunan Pestisida
Variable dependen :
Kadar cholinesterase
- Penelitian Rita Yuniati :
Varaiabel independent : kadar
cholinesterase
Variable dependen :
Anemia pada remaja putri
KEASLIAN PENELITIAN
3. Mehwesh Taj, dkk
Environmental determinants of aplastic anemia in Pakistan:
Tahun 2016
5. Rusli Asri Dja’U
Faktor Risiko Kejadian Anemia Dan Keracunan Pestisida Pada Pekerja Penyemprot Gulma
Dikebun Kelapa Sawit PT.Agro Indomas di Seruyan Kalteng.
Tahun 2009
6. Yodenca Asti Runia
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Keracunan Pestisida Organofosfat, Karbamat
Dan Kejadian Anemia Pada Petani Hortikultura Di Desa Tejosari Kecamatan Ngablak Kabupaten
Magelang
Tahun 2008
7. Teguh Budi Prijanto
Analisis Faktor Risiko Keracunan Pestisida Organofosfat Pada Keluarga Petani Hortikultura di
Ngablak Magelang
Tahun 2009
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. TINJAUAN TEORI
B. KERANGKA TEORI
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
Gambar 2.4. Kerangka Teori
(Sumber : Huffman (1995).
Penggunaan
Pestisida
Anemia pada remaja
Putri
Asupan Fe
Perdarahan
Penyakit Infeksi
Pengelolaan
pestisida
Penurunan
Kadar enzim
Cholinesterase
Pembentukan
sulfhemoglobin atau
methemoglobin
didalam sel darah
merah
Kadar
Hemoglobin darah
rendah
C. KERANGKA KONSEP
Gambar 2.5 Kerangka Konsep
Variabel Independen
Kadar
Cholinesterase
Variabel Dependen
Kejadian Anemia pada
remaja putri
Variabel Perancu
1. Asupan Fe
2. Perdarahan
3. Penyakit Infeksi
4. Pengelolaan pestisida
5. Lama kerja (per hari)
6. Kelengkapan APD
HIPOTESISA
1. Ada pengaruh kadar cholinesterase dalam darah dengan kejadian anemia pada
remaja putri.
2. Ada pengaruh asupan Fe dengan kejadian anemia pada remaja putri.
3. Ada pengaruh perdarahan dengan kejadian anemia pada remaja putri.
4. Ada pengaruh penyakit infeksi dengan kejadian anemia pada remaja putri.
5. Ada pengaruh pengelolaan pestisida dengan kejadian anemia pada remaja putri.
6. Ada pengaruh lama kerja dengan kejadian anemia pada remaja putri
7. Ada pengaruh kelengkapan APD dengan kejadian anemia pada remaja putri.
BAB III
METODE PENELITIAN
JENIS PENELITIAN
Desain penelitian : cross sectional
Gambar 3.1. Desain Penelitian
Sumber : Notoatmojo (2014)
Sampel :
Remaja putri umur 15-19 tahun
Cholinesaterase (+)
Pemeriksaan kadar Cholinesterase
Pemeriksaan kadar Haemoglobine (HB)
Tidak
anemia
Tidak
anemia
POPULASI
semua remaja putri usia 15 -19 tahun di wilayah pertanian
hortikultura Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang yang
berjumlah 120 remaja putri
50 remaja yang bekerja di perkebunan kentang
70 remaja yang bekerja di pembibitan).
SAMPEL
Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling
Kriteria :
a. Bersedia menjadi subjek penelitian dan bersedia dilakukan pemeriksaan kadar hemoglobin dan kadar
kolinesterase dalam darah
b. Remaja putri umur 15-19 tahun di wilayah kecamatan Ngablak pada saat penelitian dilakukan dan remaja
yang telah diperiksa Hb pada uji pendahuluan tidak digunakan sebagai responden.
c. Responden terpapar pestisida didaerah pertanian hortikultura di Kecamatan Ngablak
d. Tidak sedang menstruasi, apabila responden sedang mengalami menstruasi maka akan digugurkan atau
mencari sampel yang baru. Apabila responden yang sedang mengalami menstruasi tetap dijadikan
sampel penelitian maka menunggu responden sampai selesai menstruasi dan dilakukan pemeriksaan
pada waktu yang berbeda setelah responden selesai mestruasi.
SAMPEL
Sampel minimal dapat dihitung sebagai berikut:
n = N = 120 = 92, 30 (jumlah sampel : 93 orang)
1+ Ne2 1+ 120.(0.05)2
Untuk mendapatkan sampel yang proporsional maka dari 93 orang sampel akan dibagi dalam dua kelompok
yaitu :
a. Kelompok remaja yang bekerja di perkebunan kentang sebanyak :
n = 50 x 100 % = 41,7 %
120
n = 41,7 % x 93 orang
= 39 orang
b. Kelompok remaja yang bekerja di pembibitan sebanyak :
n = 70 x 100 % = 58,3 %
120
n = 58,3 % x 93 orang
= 54 orang
DEFINISI OPERASIONAL
No VARIABEL DEFINISI OPERASIONAL CARA PENGUKURAN SKALA PENGUKURAN
1 Kejadian Anemia Kadar Hb dalam darah remaja putri <12 gr/dL
yang diukur dengan satuan gr/dL
Uji laboratorium,
Pengambilan dan
pemeriksaan specimen
darah dikerjakan oleh
nakes/staf laboratorium
dari puskesmas
Nominal:
1. Tidak
2. Ya
2 Kadar Kolinesterase Aktivitas kolinesterase darah yang diukur
dengan menggunakan metode pemeriksaan
menggunakan Tintometer Kit
Uji laboratorium,
pengambilan dan
pemeriksaan darah
dilakukan oleh
petugas/analisis dari
Laboratorium Kesehatan
Daerah Kabupaten
Magelang
Nominal:
1. Tidak
2. Ya
3. Asupan Fe Konsumsi tablet Fe Wawancara dengan
menggunakan
kuesioner
Nominal:
1. Tidak
2. Ya
4 Perdarahan Sedang mengalami
menstruasi
Wawancara dengan
menggunakan
kuesioner
Nominal:
1. Tidak
2. Ya
5 Penyakit Infeksi Menderita penyakit yang
mengganggu penyerapan Fe
Wawancara dengan
menggunakan
kuesioner
Nominal:
1. Tidak
2. Ya
6 Lama kerja per hari Lamanya waktu responden brada di area
pertanian dan terpapar pestisida (dalam jam)
Lama jika ≥ 5 jam per hari; dan tidak lama jika
<5 jam per hari
Wawancara dengan
menggunakan kuesioner
Nominal:
1. Lama
2. Tidak Lama
7 Pengelolaan pestisida Perlakuan responden terhadap kegiatan
pertanian yang meliputi dosis, peracikan,
penyimpanan, perlakuan terhadap sisa dan alat
pestisida, penyucian alat/tangan/baju dan
pembuangan kemasan
Buruk jika skor <10 baik jika skor ≥10
Wawancara dengan menggunakan
kuesioner
Nominal
1. Buruk
2. Baik
8 Kelengkapan Alat pelindung
diri (APD)
Kelengkapan dalam memakai alat/pakaian
dalam setiap kegiatan pertanian untuk
melindungi diri dari paparan pestisida langsung,
APD lengkap berupa: masker, sarung tangan,
baju lengan panjang, celana panjang, sepatu,
penutup kepala, kaca mata. Kurang lengkap jika
hanya menggunakan <5 jenis diatas
Wawancara dengan menggunakan
kuesioner
Nominal :
1. Tidak lengkap (<5 jenis APD)
2. Lengkap (≥5 jenis APD)
DATA PRIMER
DATA SEKUNDER
SUMBER DATA PENELITIAN
Instrumen Penelitian dan Pengumpulan Data
Pengukuran kadar Hb diperiksa oleh
petugas laboratorium Kesehatan Dinas
Kesehatan Kabupaten Magelang dengan
menggunakan Metode cyanide-free
dengan alat hematologi analyzer dan
pengukuran kolinesterase darah yang
diambil dari darah remaja putri.
Specimen darah diambil dan diperiksa
doleh tenaga kesehatan/analisis dari
Laboratorium Kesehatan Daerah
Kabupaten Magelang.
Wawancara dengan
menggunakan kuesioner dan
observasi di lapangan yang
meliputi umur, asupan Fe,
perdarahan, penyakit infeksi ,
lama kerja per hari,
kelengkapan APD,
pengelolaan pestisida.
Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan
Data
a.Editing
b.Coding
c. Entry Data
d.Tabulating
Analisis
Data
a. Analisis Univariat
b. Analisis Bivariat : Uji Regresi Linier Sederhana
c. Analisis Multivariat : Uji Regresi logistik
ETIKA PENELITIAN
Ethical Cleareance
Informed Consent
Confidentiality
Benefit
Justice
BAB IV
HASIL PENELITIAN
GAMBARAN TEMPAT PENELITIAN
 Kecamatan Ngablak Terdiri dari 16 desa dengan pusat pemerintahan
berada di Desa Ngablak. Kecamatan Ngablak terletak pada
ketinggian 1.293 meter di atas permukaan laut, dikelilingi Gunung
Merbabu, Gunung Telomoyo, dan Gunung Andong dan sebagian
besar lahan merupakan daerah pertanian
 Jumlah penduduk Kecamatan Ngablak tahun 2021 sebesar 38.855
jiwa dengan jumlah laki-laki sebanyak 19.559 jiwa dan perempuan
sebanyak 19.296 jiwa. Jumlah wanita usia subur (15-49 tahun)
sebesar 9.819 jiwa.
 Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 1 April 2022
 Surat rekomendasi Ethical clearance dari Komisi Etik Penelitian
Kesehatan Program Studi Kebidanan program Magister STIKES Guna
Bangsa Yogyakarta No. 012/KEPK/III/2022
 Surat ijin penelitian dari Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan
Terpadu Satu Pintu Kabupaten Magelang No. 070/132/16/2022
 Penelitian ini dilaksanakan di Dusun Gondangan Wetan Desa Girirejo
Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang.
HASIL DESKRIPTIF RESPONDEN
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Umur Responden
Umur Responden Frekuensi Presentasi (%)
15 tahun
16 tahun
17 tahun
18 tahun
19 tahun
7
8
26
19
33
7,52
8,6
27,95
20,45
35,48
Jumlah 93 100
UMUR RESPONDEN
HASIL DESKRIPTIF RESPONDEN
PENDIDIKAN TERAKHIR Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Pendidikan terakhir Responden
Pendidikan terakhir
Responden
Frekuensi Presentasi (%)
SMA
SMP
21
72
22,58
77,42
Jumlah 93 100
HASIL DESKRIPTIF RESPONDEN
KADAR CHOLINESTERASE Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Kadar Cholinesterase Responden
Kadar Cholinesterase
Responden
Frekuensi Presentasi (%)
Keracunan (50-75%)
Normal (75-100%)
56
37
60,21
39,79
Jumlah 93 100
HASIL DESKRIPTIF RESPONDEN
KADAR HAEMOGLOBINE
(HB)
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Kadar Haemoglobine (Hb)
Responden
Kadar Haemoglobine (Hb)
Responden
Frekuensi Presentasi
(%)
Normal ( >12 gr/dl)
Anemia Ringan (11 – 11,9 gr/dl)
Anemia Sedang (8,0 – 10,9 gr/dl)
Anemia Berat (< 8 gr/gl)
33
13
45
2
35,5
14,0
48,1
2,2
Jumlah 93 100
HASIL DESKRIPTIF RESPONDEN
ASUPAN Fe Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Penyakit Infeksi Responden
Penyakit Infeksi
Responden
Frekuensi Presentasi (%)
Tidak Ada Penyakit Infeksi
Ada penyakit Infeksi
90
3
96,8
3,2
Jumlah 93 100
HASIL DESKRIPTIF RESPONDEN
PERDARAHAN
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Kejadian Menstruasi
Kejadian Perdarahan
Responden
Frekuensi Presentasi (%)
Tidak Menstruasi
Menstruasi
93
0
100
0
Jumlah 93 100
HASIL DESKRIPTIF RESPONDEN
PENYAKIT INFEKSI Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Penyakit Infeksi Responden
Penyakit Infeksi
Responden
Frekuensi Presentasi (%)
Tidak Ada Penyakit Infeksi
Ada penyakit Infeksi
90
3
96,8
3,2
Jumlah 93 100
HASIL DESKRIPTIF RESPONDEN
PENGELOLAAN
PESTISIDA
Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Pengelolaan Pestisida
Pengelolaan Pestisida
Responden
Frekuensi Presentasi (%)
Buruk (skor <10)
Baik (skor ≥10)
65
28
69,9
30,1
Jumlah 93 100
HASIL DESKRIPTIF RESPONDEN
PENGGUNAAN
APD
Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Kelengkapan APD
Kelengkapan APD
Responden
Frekuensi Presentasi (%)
Tidak Lengkap (<5 jenis APD)
Baik (skor ≥10)
61
32
65,6
34,4
Jumlah 93 100
HASIL DESKRIPTIF RESPONDEN
LAMA KERJA Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Lama Kerja per Hari
Lama Kerja
Responden
Frekuensi Presentasi (%)
Lama (≥5 jam per hari)
Tidak Lama (<5 jam per hari)
65
28
69,9
30,1
Jumlah 93 100
Hasil Analisis Bivariat
Tabel 4.11 Tabel tabulasi silang korelasi kadar Cholinesterase dengan kejadian anemia
pada remaja putri di Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang tahun 2022
Kadar
Cholinesterase
Kadar Hemoglobin
Total
R
P
value
Anemia Tidak Anemia T Constanta
n % n % n % (95%CI)
Keracunan 37 39,78 19 20,44 56 60,22 0,428 0,000 4.519 0,929
Tidak
Keracunan 23 24,73 14 15,05 37 39,78
Jumlah 60 64,51 33 35,49 93 100
Hasil Analisis Bivariat
Tabel 4.12 Tabel tabulasi silang korelasi Asupan Fe dengan kejadian anemia pada remaja
putri di Kecamatan Ngablak Kabupaten 2022
Asupan Fe
Kadar Hemoglobin
Total
R
P
value
Anemia Tidak Anemia
T Constanta
n % n % N %
(95%CI)
Minum Fe 10 10,75 4 4,30 56 15,05 0,293 0,004 2,927 0,946
Tidak Minum
Fe 50 53,76 29 31,19 37 84,95
Jumlah 60 64,51 33 35,49 93 100
Hasil Analisis Bivariat
Tabel 4.13 Tabel tabulasi silang korelasi penyakit infeksi dengan kejadian anemia pada remaja putri
di Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang tahun 2022
Penyakit
Infeksi
Kadar Hemoglobin
Total
R
P
value
Anemia Tidak Anemia T Constanta
n % n % N % (95%CI)
Ada Penyakit
Infeksi 0 0 3 3,23 3 3,23 0,160 0,000 1,544 1.144
Tidak Ada
Penyakit
Infeksi 62 66,67 28 30,10 37 96,77
Jumlah 62 66,67 31 33,33 93 100
Hasil Analisis Bivariat
Tabel 4.14 Tabel tabulasi silang korelasi pengelolaan pestisida dengan kejadian anemia pada
remaja putri di Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang tahun 2022
Pengelolaan
Pestisida
Kadar Hemoglobin
Total
R
P
value
Anemia Tidak Anemia
T Constant
a
n % N % N % (95%CI)
Baik 17 18,28 11 11,82 3 30,1 0,273 0,008 2.704 1,396
Buruk 43 46,24 22 23,65 37 69,89
Jumlah 60 64,52 33 35,48 93 100
Hasil Analisis Bivariat
Tabel 4.15 Tabel tabulasi silang korelasi penggunaan APD dengan kejadian anemia pada remaja
putri di Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang tahun 2022
Penggunaan
APD
Kadar Hemoglobin
Total
R
P
value
Anemia Tidak Anemia
T Constanta
n % N % N % (95%CI)
APD Lengkap 23 24,73 10 10,75 33 35,49
0,483 0,000
5,267 0,817
APD Tidak
Lengkap 37 39,78 23 24,73 60 64,51
Jumlah 60 64,51 33 35,49 93 100
Hasil Analisis Bivariat
Tabel 4.16 Tabel korelasi lama kerja di ladang dengan kejadian anemia pada remaja putri di
Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang tahun 2022
Lama Bekerja
Kadar Hemoglobin
Total
R
P
value
Anemia Tidak Anemia
T Constanta
n % N % N %
(95%CI)
≥ 5 jam 44 47,31 21 22,58 65 69,89
0,208 0,046
2,025 0,551
< 5 Jam 16 17,20 12 12,90 28 30,11
Jumlah 60 64,51 33 35,49 93 100
Hasil Analisis Multivariat
Tabel 4.17 Hasil uji statistik bivariat yang termasuk dalam kandidat uji multivariat
No Variabel p value Kandidat
1 Kadar Cholinesterase 0,000 Ya
2
3
Asupan Fe
Penyakit Infeksi
0,001
0,192
Ya
Tidak
4
5
6
Pengelolaan Pestisida
Penggunaan APD
Lama kerja di Ladang
0,005
0,000
0,004
Ya
Ya
Ya
Hasil Analisis Multivariat
Tabel 4.18 Hasil Analisis Regresi Logistik
No Variabel B p value Exp
(RP)
95% CI
Lower Upper
1 Kadar Cholinesterase 2,187 0,041 8,905 0,988 80,269
2 Asupan Fe 1,887 0,012 6,602 1,523 28,621
3
4
5
Pengelolaan Pestisida
Penggunaan APD
Lama kerja
1,783
2,635
2,074
0,009
0.000
0,005
0,168
0,072
7,953
0,044
0,018
1,844
0,643
0,289
34,985
BAB V
PEMBAHASAN
A.Pengaruh Kadar Cholinesterase dengan Kejadian Anemia
pada Remaja Putri
 Berdasarkan uji bivariat linier sederhana diketahui nilai signifikansi
pvalue sebesar 0,000<0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa
kadar cholinesterase berpengaruh terhadap kejadian anemia pada
remaja putri.
(Ha diterima).
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Prihadi
(2008) dan penelitian Nursita Agustina (2018) yang menunjukkan
ada hubungan bermakna antara kejadian keracunan pestisida
dengan anemia.
A.Pengaruh Kadar Cholinesterase dengan Kejadian Anemia
pada Remaja Putri
 Penelitian ini menunjukkan kejadian anemia pada remaja putri dipengaruhi oleh
penurunan kadar kolinesterase. Kondisi ini disebabkan pekerjaan yang
dilakukan remaja putri di pembibitan sayuran dan di perkebunan kentang yang
selalu menggunakan pestisida.
Anemia yang terjadi pada penderita keracunan pestsida adalah karena
terbentuknya gugus sulfemeglobin dan methemoglobin di dalam sel darah
merah. Kandungan sulfur yang tinggi menyebabkan terbentuk ikatan
sulfemeglobin, dan menyebabkan hemoglobin menjadi tidak normal dan tidak
mampu melaksanakan fungsinya dalam mengantarkan oksigen. Keberadaan
sulfemeglobin dan methemoglobin dalam darah akan menyebabkan penurunan
kadar hemoglobin dalam darah dan mengakibatkan hemolitik anemia (Achmadi,
2018), sehingga dapat disimpulkan adanya keracunan akibat terpaparnya
pestisisida akan berdampak pada penurunan kadar cholinesterase dan kadar
haemoglobine menjadi rendah dan terjadi anemia.
A. Pengaruh Asupan Fe dengan Kejadian Anemia pada Remaja Putri.
 Hasil uji statistik bivariat diperoleh nilai p-value sebesar 0,004<0,05 dan
didapatkan nilai thitung sebesar 2,927 > ttabel 1,990 sehingga dapat
disimpulkan bahwa asupan Fe berpengaruh terhadap kejadian anemia
pada remaja putri.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan di SMAN 1
Manyar Gresik dengan melibatkan 62 remaja putri menyatakan bahwa
asupan zat besi kurang berisiko 0.635 kali mengalami anemia (Solicha,
2019). Penelitian yang dilakukan pada remaja putri di SMAN 1 Weru
Sukoharjo juga menyatakan jika kekurangan zat besi maka berisiko 1.905
kali mengalami anemia (Sari, 2018).
B. Pengaruh Asupan Fe dengan Kejadian Anemia pada Remaja Putri.
 Kebutuhan zat besi harian pada remaja putri antara 14-18 tahun adalah 11 mg/hari.
Dimana zat besi sendiri dapat diperoleh tubuh melalui asupan makanan sehari-hari
terutama dari sayuran yang berwarna hijau gelap, kacang-kacangan, daging merah, hati
ayam atau sapi, tahu, tempe, beras merah dan lainnya. Dosis untuk suplemen sendiri
pada remaja dapat diberikan 60mg/hari dan diberikan 2 kali seminggu selama 3 bulan
Hasil penelitian diketahui remaja yang mengonsumsi tablet Fe sebesar 14 (15,1%) lebih
sedikit dibanding responden yang tidak rutin mengonsumsi tablet Fe sebesar 79
(84,9%).
Berdasarkan hasil wawancara pada remaja putri yang rutin minum tablet Fe
mengatakan mengetahui informasi bahaya anemia pada remaja putri dan damapak
jangka panjang pada saat di bangku sekolah, sedangkan remaja putri yang tidak
mengkonsumsi tablet Fe mengatakan tidak tahu manfaat mengkonsumsi tablet Fe dan
pentingnya tablet Fe untuk tubuh
C. Pengaruh Penyakit Infeksi dengan Kejadian Anemia pada Remaja Putri
 Pada penelitian ini responden yang mengalami penyakit infeksi yaitu penyakit
influensa sebanyak 3 (3,2%). Berdasarkan hasil analisa bivariat didapatkan nilai
signifikansi p value sebesar 0,126>0,05 (Ha ditolak)
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Sarah (2018) dan Wijayanti (2011)
menunjukkan tidak ada hubungan antara riwayat penyakit infeksi dengan anemia
pada remaja putri.
Data yeng diperoleh dari penelitian ini terdapat remaja putri yang mengalami
penyakit infeksi ISPA dan tidak mengalami anemia sebanya 3 orang. Menurut
Rasmaliah, 2004 bahawa kejadian anemia karena penyakit infeksi disebabkan
adanya infeksi cacing tambang. Darah akan berkurang dan keluar bersama tinja,
hal ini disebabkan cacing tambang yang melekat di dinding usus menggigit dan
menghisap darah. Cacing tambang akan mengisap darah dan terjadi
perembesan pada sekitar area hisapan sehingga terjadilah perdarahan yang
menyebabkan darah berkurang
D. Pengaruh Pengelolaan Pestisida dengan Kejadian Anemia pada Remaja Putri
 Berdasarkan hasil uji statistik linier sederhana diperoleh nilai p-value =
0,008 dan nilai thitung sebesar 1,544 < ttabel 1,990 maka ada pengaruh
pengelolaan pestisida dengan kejadian anemia pada remaja putri.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Projanto
(2009) dan Prihadi (2007) menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara
cara penanganan/pengelolaan pestisida dengan kejadian keracunan
pestisida pada petani hortikultura
 Kejadian anemia pada remaja putri dipengaruhi oleh pengelolaan pestisida yang buruk meliputi : pencampuran
pestisida dengan dosis yang hanya dikira-kira berdasarkan kebutuhan tidak menurut ketentuan. Beberapa
responden melakukan pencampuran di ruangan tertutup atau di rumah dan pencampuran pestisida tidak
menggunakan ember khusus dan pengaduk yang mungkin digunakan untuk hal lain. Pencucian alat semprot dan
tidak segera mengganti pakaian dan mencuci tangan setelah kontak dengan pestisida. Penyimpanan pestisida di
dalam rumah, dan menggunakan kembali wadah bekas pestisida, dan mencampur pakaian yang digunakan
bertani dengan pakaian sehari-sehari saat mencuci pakaian. Hal-hal tersebut bila dilakukan terus menerus akan
meningkatkan risiko terpapar pestisida terakumulasi dalam tubuh dan menyebabkan menurunnya kadar
hemoglobin dalam darah remaja putri.
D. Pengaruh Pengelolaan Pestisida dengan Kejadian Anemia pada Remaja Putri
Kejadian anemia pada remaja putri dipengaruhi oleh pengelolaan pestisida yang
buruk meliputi : pencampuran pestisida dengan dosis yang hanya dikira-kira
berdasarkan kebutuhan tidak menurut ketentuan.
Beberapa responden melakukan pencampuran di ruangan tertutup atau di rumah
dan pencampuran pestisida tidak menggunakan ember khusus dan pengaduk
yang mungkin digunakan untuk hal lain.
Pencucian alat semprot dan tidak segera mengganti pakaian dan mencuci
tangan setelah kontak dengan pestisida. Penyimpanan pestisida di dalam
rumah, dan menggunakan kembali wadah bekas pestisida, dan mencampur
pakaian yang digunakan bertani dengan pakaian sehari-sehari saat mencuci
pakaian.
Hal-hal tersebut bila dilakukan terus menerus akan meningkatkan risiko terpapar
pestisida terakumulasi dalam tubuh dan menyebabkan menurunnya kadar
hemoglobin dalam darah remaja putri.
E. Pengaruh Penggunaan APD dengan Kejadian Anemia pada Remaja Putri
 Hasil uji statistik diperoleh nilai p-value = 0,000 dan nilai thitung sebesar 1,544
< ttabel 1,990, maka ada pengaruh kelengkapan APD dengan kejadian anemia
pada remaja putri di wilayah pertanian holtikultura Kecamatan Ngablak
Kabupaten Magelang (Ha diterima).
Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Istianah
(2017) dan Budiawan (2013) yang menunjukkan terdapat hubungan antara
penggunaan APD dengan keracunan pestisida sehingga terjadi anemia.
E. Pengaruh Penggunaan APD dengan Kejadian Anemia pada Remaja Putri
• Terkait APD yang digunakan oleh para remaja putri yang bekerja di
area pertanian di wilayah Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang saat
penyemprotan, berdasarkan hasil wawancara pada responden
mengatakan saat bekerja di lahan pertanian remaja putri tidak
menggunakan APD yang lengkap dan hasil pengamatan di lapangan APD
yang sering mereka gunakan hanya masker, baju lengan panjang, dan
topi.
E. Pengaruh Penggunaan APD dengan Kejadian Anemia pada Remaja Putri
• Kebiasaan remaja putri ini disebabkan oleh kurangnya kesadaran diri tentang
penggunaan APD. Responden yang tidak menggunakan APD secara lengkap
dikarenakan berbagai macam alasan seperti kurang nyaman saat digunakan, sesak
nafas dan tidakketaatan dalam menggunakan APD saat bekerja sehingga para remaja
putri saat bekerja di area pertanian tidak memakai APD secara lengkap baik saat
melakukan penyemprotan ataupun tidak. Penggunaan APD secara lengkap saat
penyemprotan sangat berpengaruh terhadap jumlah masuknya partikel pestisida
kedalam tubuh petani sehingga dapat terpapar pestisida yang akan mempengaruhi
penurunan kadar cholinesterase dalam darah.
F. Pengaruh Lama Kerja di Ladang dengan Kejadian Anemia pada Remaja Putri
• Hasil uji statistik diperoleh nilai p-value = 0,046 dan nilai thitung sebesar 2,025
> ttabel 1,990 maka ada pengaruh lama kerja dan kejadian anemia pada remaja
putri (Ha diterima).
• Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan ol Djau (2009)
yang meyebutkan bahwa ada hubungan antara lama kerja dengan kadar
kolinesterse dalam darah (p=0,002) yang kemudian berpengaruh pada
penurunan kadar hemoglobin dalam darah.
F. Pengaruh Lama Kerja di Ladang dengan Kejadian Anemia pada Remaja Putri
• Penelitian ini menunjukkan bahwa kejadian anemia pada remaja putri
dipengaruhi lama kerja sebagai petani. Hasil wawancara diperoleh dari remaja
putri yang berangkat ke ladang atau yang bekerja di area pertanian setiap
harinya, mereka melakukan kegiatan menanam menyemprot, memanen,
menyiangi, dan selalu berada di area pertanian setiap harinya dalam waktu > 5
jam sehingga memungkinkan remaja putri terpapar pestisida.
F. Pengaruh Lama Kerja di Ladang dengan Kejadian Anemia pada Remaja Putri
• Seseorang yang bekerja menggunakan pestisida tidak boleh bekerja lebih dari 4 sampai 5
jam dalam satu hari bekerja, bila terpapar pestisida dari hari ke hari secara kontinyu dan
berulang dalam waktu yang lama (Suma’mur, 2014).
• Akumulasi pestisida yang masuk ke dalam tubuh yang semakin lama dan dilakukan secara
terus menerus akan semakin tinggi risiko untuk mengalami keracunan pestsida dan dapat
menurunkan kadar cholinesterase mengakibatkan anemia.
KESIMPULAN
Ada pengaruh yang signifikan kadar cholinesterase dengan
kejadian anemia pada remaja putri dengan p value sebesar
0,000<0,05 dan nilai thitung sebesar 4.519 > ttabel 1,990 (Ha
diterima).
Responden penelitian yang mengalami Anemia Ringan
(11–11,9 % gr/dl) sebesar 14 %, Anemia Sedang (8–10,9 %
gr/dl) sebesar 48,1%, Anemia Berat (<8 gr/dl) sebesar 2,2%
dan yang tidak Anemia / Normal (>12 gr/dl) sebesar 35,5%.
1
2
KESIMPULAN
Responden penelitian yang mengalami keracunan
Cholinesterase (50-75%) sebesar 60,21 % dan tidak
keracunan / Normal (75-100%) sebesar 39,79%.
Ada pengaruh yang signifikan pada Asupan Fe terhadap
kejadian anemia pada remaja putri dengan p value sebesar
0,004<0,05 dan nilai thitung sebesar 2,927 > ttabel 1,990 (Ha
diterima). .
3
4
KESIMPULAN
Tidak ada pengaruh yang signifikan pada penyakit infeksi
dengan kejadian anemia pada remaja putrididapatkan p
value sebesar 0,126>0,05 dan nilai thitung sebesar 1,544 <
ttabel 1,990(Ha ditolak).
Ada pengaruh pengelolaan pestisida dengan kejadian anemia
pada remaja putri yang signifikan dengan p value sebe sar
0,008<0,05 dan nilai thitung sebesar 2.704 > ttabel 1,990 (Ha
diterima)..
5
6
KESIMPULAN
Ada pengaruh penggunaan APD dengan kejadian anemia
pada remaja putri yang signifikan pada p value sebesar
0,000<0,05 dan nilai thitung sebesar 5.267 > ttabel 1,990 (Ha
diterima).
Ada pengaruh lama kerja di ladang terhadap kejadian
anemia pada remaja putri yang signifikan didapat p value
sebesar 0,046<0,05 dan nilai thitung sebesar 2,025 > ttabel
1,990 (Ha diterima).
7
8
KETERBATASAN PENELITIAN
• Pada penelitian ini responden yang diambil adalah remaja
dengan kriteria bekerja di daerah pembibitan sayuran dan di
perkebunan kentang. Oleh karena itu, penelitian ini belum
mampu untuk menggeneralisasi hasil penelitian pada
konteks yang luas.
• Penelitian ini memiliki keterbatasan waktu, hasil penelitian
bisa berubah di waktu yang akan datang disebabkan
penelitian menguji mengenai pengaruh kadar Cholinesterase
dengan kejadian anemia pada remaja putri. Kejadian Anemia
berubah karena usia eritrosit 120 hari (4 bulan) sehingga
kondisi anemia tergantung kerusakan eritrosit sehingga perlu
penelitian lebih lanjut untuk mengikuti perkembangan kadar
Hb dalam darah.
SARAN
Bagi Remaja Putri
• Pengelolaan pestisida dilakukan dengan baik seperti : menggunakan pestisida sesuai
dosis yang ditentukan pada kemasan ketentuan, mencampur pestisida di tempat
terbuka/ladang, menggunakan ember dan pengaduk khusus dan ditinggalkan di ladang,
tidak mencuci alat semprot di rumah dan membuang air sisa cucian pada tanaman agar
tidak mencemari air jika dibuang di air mengalir/sungai
• Selalu mencuci tangan dengan sabun, membersihkan badan dan mengganti pakaian
kerja segera setelah kontak dengan pestisida.
• Tidak mencampur pakaian kerja pakaian sehari-hari saat mencuci pakaian.
• Menghindari kontak langsung dengan pestisida dan memberikan perlindungan bagian
tubuh dengan selalu menggunakan APD lengkap berupa penutup kepala, masker, baju
dan celana panjang, sarung tangan dan sepatu saat bekerja dengan pestisida.
• Remaja putri selalu mengkonsumsi Fe 1 kali seminggu dan setiap hari selama 10 hari saat
menstruasi untuk mencegah kejadian anemia pada remaja putri.
SARAN
Bagi Kepala Puskesmas Ngablak
• Melakukan sosialisasi dan penyuluhan pengaruh kadar cholinesterase
terhadap kejadian anemia pada remaja putri yang bekerja di wilayah
pertanian holtikultura di kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang.
• Diadakan simulasi praktek pengelolaan pestisida, pemakaian APD, untuk
mencegah terjadinya keracunan cholinesterase pada remaja putri yang
bekerja di pertanian .
• Melakukan program pemberian tablet tambah darah (Fe) untuk remaja
putri yang bekerja di wilayah pertanian holtikultura kecamatan Ngablak
Kabupaten Magelang untuk mencegah terjadinya anemia pada remaja
putri.
TERIMA KASIH

More Related Content

Similar to HUBUNGAN ANEMIA DENGAN CHOLINESTERASE DI WILAYAH NGABLAK

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKE...
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKE...ANALISIS FAKTOR-FAKTOR BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKE...
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKE...Adil Athilshipate
 
NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI GIZI-ANEMIA
NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI GIZI-ANEMIANASKAH PUBLIKASI SKRIPSI GIZI-ANEMIA
NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI GIZI-ANEMIARatna Arditya
 
Martha noorjanah manuskrip-s tr.keb-2020.doc
Martha noorjanah manuskrip-s tr.keb-2020.docMartha noorjanah manuskrip-s tr.keb-2020.doc
Martha noorjanah manuskrip-s tr.keb-2020.docDeviJulianti4
 
PPT Seminar Proposal Siska Permatasari.pptx
PPT Seminar Proposal Siska Permatasari.pptxPPT Seminar Proposal Siska Permatasari.pptx
PPT Seminar Proposal Siska Permatasari.pptxWistarmaSujud2
 
Jurnal Cindra Ramadhani Sampurna
Jurnal Cindra Ramadhani SampurnaJurnal Cindra Ramadhani Sampurna
Jurnal Cindra Ramadhani Sampurnasapakademik
 
Identifikasi Ibu Hamil yang Mengalami Anemia
Identifikasi Ibu Hamil yang Mengalami AnemiaIdentifikasi Ibu Hamil yang Mengalami Anemia
Identifikasi Ibu Hamil yang Mengalami AnemiaNurkhairiyah Nurkhairiyah
 
PPT_Kurang_Energi_dan_Protein.ppt
PPT_Kurang_Energi_dan_Protein.pptPPT_Kurang_Energi_dan_Protein.ppt
PPT_Kurang_Energi_dan_Protein.pptMudrikahWicaksono
 
Jurnal status gizi yang berhubungan dengan kejadian diare
Jurnal status gizi yang berhubungan dengan kejadian diareJurnal status gizi yang berhubungan dengan kejadian diare
Jurnal status gizi yang berhubungan dengan kejadian diarenrukmana rukmana
 
Hubungan Penggunaan Kontrasepsi Hormonal Dengan Usia Menopause Pada Ibu di Pu...
Hubungan Penggunaan Kontrasepsi Hormonal Dengan Usia Menopause Pada Ibu di Pu...Hubungan Penggunaan Kontrasepsi Hormonal Dengan Usia Menopause Pada Ibu di Pu...
Hubungan Penggunaan Kontrasepsi Hormonal Dengan Usia Menopause Pada Ibu di Pu...Vanny Zulhelmi
 
5889-Article Text-69856-1-10-20230824.pdf
5889-Article Text-69856-1-10-20230824.pdf5889-Article Text-69856-1-10-20230824.pdf
5889-Article Text-69856-1-10-20230824.pdfkamesyworo1
 
Jurnal buk dewi 1
Jurnal buk dewi 1Jurnal buk dewi 1
Jurnal buk dewi 1EggaRafika
 
bahan ajar kurikulum ptk
bahan ajar kurikulum ptkbahan ajar kurikulum ptk
bahan ajar kurikulum ptkyogi fernando
 
SANITASI LINGKUNGAN YANG TIDAK BAIK MEMPENGARUHI STATUS GIZI PADA BALITA
SANITASI LINGKUNGAN YANG TIDAK BAIK MEMPENGARUHI STATUS GIZI PADA BALITASANITASI LINGKUNGAN YANG TIDAK BAIK MEMPENGARUHI STATUS GIZI PADA BALITA
SANITASI LINGKUNGAN YANG TIDAK BAIK MEMPENGARUHI STATUS GIZI PADA BALITASii AQyuu
 

Similar to HUBUNGAN ANEMIA DENGAN CHOLINESTERASE DI WILAYAH NGABLAK (20)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKE...
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKE...ANALISIS FAKTOR-FAKTOR BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKE...
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKE...
 
Bu ANTIk.pptx
Bu ANTIk.pptxBu ANTIk.pptx
Bu ANTIk.pptx
 
NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI GIZI-ANEMIA
NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI GIZI-ANEMIANASKAH PUBLIKASI SKRIPSI GIZI-ANEMIA
NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI GIZI-ANEMIA
 
Martha noorjanah manuskrip-s tr.keb-2020.doc
Martha noorjanah manuskrip-s tr.keb-2020.docMartha noorjanah manuskrip-s tr.keb-2020.doc
Martha noorjanah manuskrip-s tr.keb-2020.doc
 
129676074 bab1
129676074 bab1129676074 bab1
129676074 bab1
 
PPT Seminar Proposal Siska Permatasari.pptx
PPT Seminar Proposal Siska Permatasari.pptxPPT Seminar Proposal Siska Permatasari.pptx
PPT Seminar Proposal Siska Permatasari.pptx
 
Jurnal Cindra Ramadhani Sampurna
Jurnal Cindra Ramadhani SampurnaJurnal Cindra Ramadhani Sampurna
Jurnal Cindra Ramadhani Sampurna
 
Identifikasi Ibu Hamil yang Mengalami Anemia
Identifikasi Ibu Hamil yang Mengalami AnemiaIdentifikasi Ibu Hamil yang Mengalami Anemia
Identifikasi Ibu Hamil yang Mengalami Anemia
 
Recana penelitian 3
Recana penelitian 3Recana penelitian 3
Recana penelitian 3
 
PPT_Kurang_Energi_dan_Protein.ppt
PPT_Kurang_Energi_dan_Protein.pptPPT_Kurang_Energi_dan_Protein.ppt
PPT_Kurang_Energi_dan_Protein.ppt
 
Jurnal status gizi yang berhubungan dengan kejadian diare
Jurnal status gizi yang berhubungan dengan kejadian diareJurnal status gizi yang berhubungan dengan kejadian diare
Jurnal status gizi yang berhubungan dengan kejadian diare
 
Deskripsi jurnal
Deskripsi jurnalDeskripsi jurnal
Deskripsi jurnal
 
Hubungan Penggunaan Kontrasepsi Hormonal Dengan Usia Menopause Pada Ibu di Pu...
Hubungan Penggunaan Kontrasepsi Hormonal Dengan Usia Menopause Pada Ibu di Pu...Hubungan Penggunaan Kontrasepsi Hormonal Dengan Usia Menopause Pada Ibu di Pu...
Hubungan Penggunaan Kontrasepsi Hormonal Dengan Usia Menopause Pada Ibu di Pu...
 
5889-Article Text-69856-1-10-20230824.pdf
5889-Article Text-69856-1-10-20230824.pdf5889-Article Text-69856-1-10-20230824.pdf
5889-Article Text-69856-1-10-20230824.pdf
 
Jurnal buk dewi 1
Jurnal buk dewi 1Jurnal buk dewi 1
Jurnal buk dewi 1
 
bahan ajar kurikulum ptk
bahan ajar kurikulum ptkbahan ajar kurikulum ptk
bahan ajar kurikulum ptk
 
PPT BARU.docx
PPT BARU.docxPPT BARU.docx
PPT BARU.docx
 
PPT BARU.docx
PPT BARU.docxPPT BARU.docx
PPT BARU.docx
 
31 94-1-pb
31 94-1-pb31 94-1-pb
31 94-1-pb
 
SANITASI LINGKUNGAN YANG TIDAK BAIK MEMPENGARUHI STATUS GIZI PADA BALITA
SANITASI LINGKUNGAN YANG TIDAK BAIK MEMPENGARUHI STATUS GIZI PADA BALITASANITASI LINGKUNGAN YANG TIDAK BAIK MEMPENGARUHI STATUS GIZI PADA BALITA
SANITASI LINGKUNGAN YANG TIDAK BAIK MEMPENGARUHI STATUS GIZI PADA BALITA
 

Recently uploaded

MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...Kanaidi ken
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanAyuApriliyanti6
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SDMateri Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SDsulistyaningsihcahyo
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxDewiUmbar
 
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptxInformatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptxMateriSMPTDarulFalah
 
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)BashoriAlwi4
 
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxJawahirIhsan
 
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfsubki124
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas pptsistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppthidayatn24
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptxErikaPutriJayantini
 
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945nrein671
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptPenyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptpalagoro17
 
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docxLaporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docxJajang Sulaeman
 

Recently uploaded (20)

MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SDMateri Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
 
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptxInformatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
 
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)
 
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
 
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas pptsistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
 
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptPenyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
 
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docxLaporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
 

HUBUNGAN ANEMIA DENGAN CHOLINESTERASE DI WILAYAH NGABLAK

  • 1. Penguji I : Dr. Istri Yuliani, S.SiT., M.Sc Penguji II : Dr. Totok Sudargo, SKM., M.Kes Penguji III : Dr.Yuni Kusmiyati,S.ST.,MPH Penguji IV : Dr. Sri Puji Ganefati,SKM., M.Kes PENGARUH KADAR CHOLINESTERASE DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI DI WILAYAH PERTANIAN HORTIKULTURA KECAMATAN NGABLAK KABUPATEN MAGELANG PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM MAGISTER STIKES GUNA BANGSA YOGYAKARTA 2020/2021 OLEH: RITA YUNIATI 19720010
  • 3. 1 LATAR BELAKANG MASALAH Anemia merupakan salah satu masalah gizi yang paling umum terjadi di seluruh dunia, terutama anemia yang disebabkan karena defisiensi besi (Lestari, 2017). 2 Riskesdas Tahun 2018 Dari tahun 2013 sampai 2018 terdapat kenaikan prevalensi anemia pada kelompok usia 15-24 tahun yaitu 18,4% menjadi 32% atau 14,7 juta jiwa, anemia pada perempuan (23.9%) relatif lebih tinggi pada laki-laki (18.4%), serta anemia di pedesaan (22.8%) lebih tinggi daripada di perkotaan (20.6%).
  • 4. LATAR BELAKANG 3 4 Prevalensi anemia pada remaja sebesar 32 %, artinya 3-4 dari 10 remaja menderita anemia. Angka prevalensi anemia di Indonesia pada tahun2018 pada remaja putri sebesar 26,50% (Kemenkes RI, 2018) Dampak Anemia pada remaja putri - Jangka pendek - Jangka Panjang Penyebab Anemia - Faktor Internal - Faktor Eksternal : Penggunaan Pestisida → cholinesterase menurun 25% →ANEMIA
  • 5. LATAR BELAKANG 5 Berdasarkan profil Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang 2021 Tahun 2020 ada 700 orang didapati 91 % dalam keadaan keracunan berat hingga keracunan ringan. Tahun 2021 di 7 kecamatan dengan jumlah sampel yang sama diperoleh hasil sebanyak 75,72 % 6 Berdasarkan data profil kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang tahun 2016 2511 remaja putri (siswi) di 28 Sekolah yang ada di kabupaten Magelang menunjukkan 754 siswi (30,03%) mengalami anemia. tertinggi untuk remaja tingkat SMA/SMK/MA berada di wilayah kerja Puskesmas Borobudur
  • 6. LATAR BELAKANG 7  Berdasarkan data profil Kecamatan Ngablak tahun 2019 terdapat 1.294 remaja putri (umur 10-18 tahun) yang tinggal daerah holtikiultura, dari data tersebut di wilayah Kecamatan Ngablak banyak ditemukan remaja yang mengalami gejala anemia seperti 5L (lemah, letih, lesu, lelah, lunglai), wajah pucat dan kunang- kunang sering pusing, produktivitas kerja menurun sehingga perlu diketahui kejadian anemia pada remaja putri di wilayah Puskesmas Ngablak akibat paparan pestisida. 8  Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu petani di dusun Gondangan Wetan Desa Girirejo Kecamatan Ngablak pada tanggal 23 April 2021 diperoleh hasil bahwa remaja putri yang sedang bekerja dipertanian saat melakukan kegiatan pertanian seperti menyemprot tanaman dengan obat pestisida tidak menggunakan alat pelindung diri dengan lengkap.
  • 7. LATAR BELAKANG 8  Hasil pemeriksaan darah di Desa Sumberejo Kecamatan Ngablak pada tanggal 23 April 2021 dari 10 remaja putri didapatkan 10 remaja putri (100%) menderita anemia dengan kadar hemoglobin <11 gr/dL (kadar Hb normal 12 gr/dl).. 9  Berdasarkan latar belakang di atas peneliti akan melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh kadar kadar cholinesterase dalam darah dengan kejadian anemia pada remaja putri di wilayah pertanian hortikultura Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang
  • 8. RUMUSAN MASALAH Apakah ada pengaruh kadar cholinesterase dalam darah dengan kejadian anemia pada remaja putri di wilayah pertanian hortikultura Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang
  • 9. Tujuan Umum TUJUAN PENELITIAN Mengetahui pengaruh kadar cholinesterase dalam darah dengan kejadianan anemia ada remaja putri di wilayah pertanian hortikultura di Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang
  • 10. Tujuan Khusus TUJUAN PENELITIAN 1. Mengetahui kadar hemoglobin darah pada remaja putri di wilayah pertanian hortikultura Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang. 2. Mengetahui kadar cholinesterase darah pada remaja putri di wilayah pertanian hortikultura Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang. 3. Menganalisis pengaruh kadar cholinesterase dengan kejadian anemia pada remaja putri di wilayah pertanian hortikultura Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang
  • 11. RUANG LINGKUP Ruang lingkup waktu Waktu penelitian yaitu dua minggu atau empat belas hari setelah proposal disetujui Ruang lingkup tempat Penelitian ini dilakukan di wilayah pertanianhortikultura Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang. Ruang lingkup subyek penelitian Sasaran dari penelitian ini adalah remaja putri (umur 15-19) di wilayah pertanian hortikultura Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang yang berisiko terpapar pestisida dari aktifitas pertanian. Ruang lingkup obyek penelitian Obyek/variabel yang akan diteliti adalah terdiri dari kadar cholinesterase sebagai variabel independen, sedangkan anemia pada remaja putri sebagai variabel dependen
  • 12. MANFAAT PENELITIAN 01 02 03 04 05 06 TEORITIS Hasil penelitian ini dapat digunakan menjadi tambahan informasi dalam pengembangan ilmu pengetahuan tentang dampak cholinesterase terhadap anemia pada remaja putri. PRAKTIS : 1. Bagi Kepala Puskesmas Ngablak 2. Bagi Peneliti 3. Bagi masyarakat / responden
  • 13. KEASLIAN PENELITIAN Peneliti Judul dan Tahun Persamaan Perbedaan 1 Siti Aisyah Kurniasih Faktor-faktor terkait paparan pestisida dan hubungannya dengan kejadian anemia petani hortikultura desa Gombong Belik Pemalang. Tahun 2013 - Metode penelitian yang digunakan : Cross-sectional a. Tempat penelitian - Penelitian Siti Aisyah : Desa Gombong Belik Pemalang. - Penelitian Rita Yuniati : Kecamatan Ngablak Kab. Magelang a. Variabel penelitian - Penelitian Siti Aisyah : Varaiabel independent : Faktor- faktor terkait paparan pestisida Variable dependen : Anemia petani hotikultura - Penelitian Rita Yuniati : Varaiabel independent : kadar cholinesterase Variable dependen : Anemia pada remaja putri .
  • 14. KEASLIAN PENELITIAN Peneliti Judul dan Tahun Persamaan Perbedaan 2 Prihadi Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Efek Kronis Keracunan Pestisida Organofosfat Pada Petani Sayuran Di Desa Sumberejo Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang Tahun 2008 a. Metode penelitian yang digunakan : Cross-sectional b. Tempat penelitian : Kecamatan Ngablak Kab. Magelang Variabel bebas yang diteliti - Penelitian Prihadi : Varaiabel independent : Faktor- Faktor Yang Berhubungan Dengan Efek Kronis Keracunan Pestisida Variable dependen : Kadar cholinesterase - Penelitian Rita Yuniati : Varaiabel independent : kadar cholinesterase Variable dependen : Anemia pada remaja putri
  • 15. KEASLIAN PENELITIAN 3. Mehwesh Taj, dkk Environmental determinants of aplastic anemia in Pakistan: Tahun 2016 5. Rusli Asri Dja’U Faktor Risiko Kejadian Anemia Dan Keracunan Pestisida Pada Pekerja Penyemprot Gulma Dikebun Kelapa Sawit PT.Agro Indomas di Seruyan Kalteng. Tahun 2009 6. Yodenca Asti Runia Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Keracunan Pestisida Organofosfat, Karbamat Dan Kejadian Anemia Pada Petani Hortikultura Di Desa Tejosari Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang Tahun 2008 7. Teguh Budi Prijanto Analisis Faktor Risiko Keracunan Pestisida Organofosfat Pada Keluarga Petani Hortikultura di Ngablak Magelang Tahun 2009
  • 18. B. KERANGKA TEORI A. B. C. D. E. F. G. Gambar 2.4. Kerangka Teori (Sumber : Huffman (1995). Penggunaan Pestisida Anemia pada remaja Putri Asupan Fe Perdarahan Penyakit Infeksi Pengelolaan pestisida Penurunan Kadar enzim Cholinesterase Pembentukan sulfhemoglobin atau methemoglobin didalam sel darah merah Kadar Hemoglobin darah rendah
  • 19. C. KERANGKA KONSEP Gambar 2.5 Kerangka Konsep Variabel Independen Kadar Cholinesterase Variabel Dependen Kejadian Anemia pada remaja putri Variabel Perancu 1. Asupan Fe 2. Perdarahan 3. Penyakit Infeksi 4. Pengelolaan pestisida 5. Lama kerja (per hari) 6. Kelengkapan APD
  • 20. HIPOTESISA 1. Ada pengaruh kadar cholinesterase dalam darah dengan kejadian anemia pada remaja putri. 2. Ada pengaruh asupan Fe dengan kejadian anemia pada remaja putri. 3. Ada pengaruh perdarahan dengan kejadian anemia pada remaja putri. 4. Ada pengaruh penyakit infeksi dengan kejadian anemia pada remaja putri. 5. Ada pengaruh pengelolaan pestisida dengan kejadian anemia pada remaja putri. 6. Ada pengaruh lama kerja dengan kejadian anemia pada remaja putri 7. Ada pengaruh kelengkapan APD dengan kejadian anemia pada remaja putri.
  • 22. JENIS PENELITIAN Desain penelitian : cross sectional Gambar 3.1. Desain Penelitian Sumber : Notoatmojo (2014) Sampel : Remaja putri umur 15-19 tahun Cholinesaterase (+) Pemeriksaan kadar Cholinesterase Pemeriksaan kadar Haemoglobine (HB) Tidak anemia Tidak anemia
  • 23. POPULASI semua remaja putri usia 15 -19 tahun di wilayah pertanian hortikultura Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang yang berjumlah 120 remaja putri 50 remaja yang bekerja di perkebunan kentang 70 remaja yang bekerja di pembibitan).
  • 24. SAMPEL Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling Kriteria : a. Bersedia menjadi subjek penelitian dan bersedia dilakukan pemeriksaan kadar hemoglobin dan kadar kolinesterase dalam darah b. Remaja putri umur 15-19 tahun di wilayah kecamatan Ngablak pada saat penelitian dilakukan dan remaja yang telah diperiksa Hb pada uji pendahuluan tidak digunakan sebagai responden. c. Responden terpapar pestisida didaerah pertanian hortikultura di Kecamatan Ngablak d. Tidak sedang menstruasi, apabila responden sedang mengalami menstruasi maka akan digugurkan atau mencari sampel yang baru. Apabila responden yang sedang mengalami menstruasi tetap dijadikan sampel penelitian maka menunggu responden sampai selesai menstruasi dan dilakukan pemeriksaan pada waktu yang berbeda setelah responden selesai mestruasi.
  • 25. SAMPEL Sampel minimal dapat dihitung sebagai berikut: n = N = 120 = 92, 30 (jumlah sampel : 93 orang) 1+ Ne2 1+ 120.(0.05)2 Untuk mendapatkan sampel yang proporsional maka dari 93 orang sampel akan dibagi dalam dua kelompok yaitu : a. Kelompok remaja yang bekerja di perkebunan kentang sebanyak : n = 50 x 100 % = 41,7 % 120 n = 41,7 % x 93 orang = 39 orang b. Kelompok remaja yang bekerja di pembibitan sebanyak : n = 70 x 100 % = 58,3 % 120 n = 58,3 % x 93 orang = 54 orang
  • 26. DEFINISI OPERASIONAL No VARIABEL DEFINISI OPERASIONAL CARA PENGUKURAN SKALA PENGUKURAN 1 Kejadian Anemia Kadar Hb dalam darah remaja putri <12 gr/dL yang diukur dengan satuan gr/dL Uji laboratorium, Pengambilan dan pemeriksaan specimen darah dikerjakan oleh nakes/staf laboratorium dari puskesmas Nominal: 1. Tidak 2. Ya 2 Kadar Kolinesterase Aktivitas kolinesterase darah yang diukur dengan menggunakan metode pemeriksaan menggunakan Tintometer Kit Uji laboratorium, pengambilan dan pemeriksaan darah dilakukan oleh petugas/analisis dari Laboratorium Kesehatan Daerah Kabupaten Magelang Nominal: 1. Tidak 2. Ya
  • 27. 3. Asupan Fe Konsumsi tablet Fe Wawancara dengan menggunakan kuesioner Nominal: 1. Tidak 2. Ya 4 Perdarahan Sedang mengalami menstruasi Wawancara dengan menggunakan kuesioner Nominal: 1. Tidak 2. Ya 5 Penyakit Infeksi Menderita penyakit yang mengganggu penyerapan Fe Wawancara dengan menggunakan kuesioner Nominal: 1. Tidak 2. Ya
  • 28. 6 Lama kerja per hari Lamanya waktu responden brada di area pertanian dan terpapar pestisida (dalam jam) Lama jika ≥ 5 jam per hari; dan tidak lama jika <5 jam per hari Wawancara dengan menggunakan kuesioner Nominal: 1. Lama 2. Tidak Lama 7 Pengelolaan pestisida Perlakuan responden terhadap kegiatan pertanian yang meliputi dosis, peracikan, penyimpanan, perlakuan terhadap sisa dan alat pestisida, penyucian alat/tangan/baju dan pembuangan kemasan Buruk jika skor <10 baik jika skor ≥10 Wawancara dengan menggunakan kuesioner Nominal 1. Buruk 2. Baik 8 Kelengkapan Alat pelindung diri (APD) Kelengkapan dalam memakai alat/pakaian dalam setiap kegiatan pertanian untuk melindungi diri dari paparan pestisida langsung, APD lengkap berupa: masker, sarung tangan, baju lengan panjang, celana panjang, sepatu, penutup kepala, kaca mata. Kurang lengkap jika hanya menggunakan <5 jenis diatas Wawancara dengan menggunakan kuesioner Nominal : 1. Tidak lengkap (<5 jenis APD) 2. Lengkap (≥5 jenis APD)
  • 30. Instrumen Penelitian dan Pengumpulan Data Pengukuran kadar Hb diperiksa oleh petugas laboratorium Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang dengan menggunakan Metode cyanide-free dengan alat hematologi analyzer dan pengukuran kolinesterase darah yang diambil dari darah remaja putri. Specimen darah diambil dan diperiksa doleh tenaga kesehatan/analisis dari Laboratorium Kesehatan Daerah Kabupaten Magelang. Wawancara dengan menggunakan kuesioner dan observasi di lapangan yang meliputi umur, asupan Fe, perdarahan, penyakit infeksi , lama kerja per hari, kelengkapan APD, pengelolaan pestisida.
  • 31. Pengolahan dan Analisis Data Pengolahan Data a.Editing b.Coding c. Entry Data d.Tabulating Analisis Data a. Analisis Univariat b. Analisis Bivariat : Uji Regresi Linier Sederhana c. Analisis Multivariat : Uji Regresi logistik
  • 32. ETIKA PENELITIAN Ethical Cleareance Informed Consent Confidentiality Benefit Justice
  • 34. GAMBARAN TEMPAT PENELITIAN  Kecamatan Ngablak Terdiri dari 16 desa dengan pusat pemerintahan berada di Desa Ngablak. Kecamatan Ngablak terletak pada ketinggian 1.293 meter di atas permukaan laut, dikelilingi Gunung Merbabu, Gunung Telomoyo, dan Gunung Andong dan sebagian besar lahan merupakan daerah pertanian  Jumlah penduduk Kecamatan Ngablak tahun 2021 sebesar 38.855 jiwa dengan jumlah laki-laki sebanyak 19.559 jiwa dan perempuan sebanyak 19.296 jiwa. Jumlah wanita usia subur (15-49 tahun) sebesar 9.819 jiwa.
  • 35.  Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 1 April 2022  Surat rekomendasi Ethical clearance dari Komisi Etik Penelitian Kesehatan Program Studi Kebidanan program Magister STIKES Guna Bangsa Yogyakarta No. 012/KEPK/III/2022  Surat ijin penelitian dari Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Magelang No. 070/132/16/2022  Penelitian ini dilaksanakan di Dusun Gondangan Wetan Desa Girirejo Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang.
  • 36. HASIL DESKRIPTIF RESPONDEN Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Umur Responden Umur Responden Frekuensi Presentasi (%) 15 tahun 16 tahun 17 tahun 18 tahun 19 tahun 7 8 26 19 33 7,52 8,6 27,95 20,45 35,48 Jumlah 93 100 UMUR RESPONDEN
  • 37. HASIL DESKRIPTIF RESPONDEN PENDIDIKAN TERAKHIR Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Pendidikan terakhir Responden Pendidikan terakhir Responden Frekuensi Presentasi (%) SMA SMP 21 72 22,58 77,42 Jumlah 93 100
  • 38. HASIL DESKRIPTIF RESPONDEN KADAR CHOLINESTERASE Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Kadar Cholinesterase Responden Kadar Cholinesterase Responden Frekuensi Presentasi (%) Keracunan (50-75%) Normal (75-100%) 56 37 60,21 39,79 Jumlah 93 100
  • 39. HASIL DESKRIPTIF RESPONDEN KADAR HAEMOGLOBINE (HB) Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Kadar Haemoglobine (Hb) Responden Kadar Haemoglobine (Hb) Responden Frekuensi Presentasi (%) Normal ( >12 gr/dl) Anemia Ringan (11 – 11,9 gr/dl) Anemia Sedang (8,0 – 10,9 gr/dl) Anemia Berat (< 8 gr/gl) 33 13 45 2 35,5 14,0 48,1 2,2 Jumlah 93 100
  • 40. HASIL DESKRIPTIF RESPONDEN ASUPAN Fe Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Penyakit Infeksi Responden Penyakit Infeksi Responden Frekuensi Presentasi (%) Tidak Ada Penyakit Infeksi Ada penyakit Infeksi 90 3 96,8 3,2 Jumlah 93 100
  • 41. HASIL DESKRIPTIF RESPONDEN PERDARAHAN Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Kejadian Menstruasi Kejadian Perdarahan Responden Frekuensi Presentasi (%) Tidak Menstruasi Menstruasi 93 0 100 0 Jumlah 93 100
  • 42. HASIL DESKRIPTIF RESPONDEN PENYAKIT INFEKSI Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Penyakit Infeksi Responden Penyakit Infeksi Responden Frekuensi Presentasi (%) Tidak Ada Penyakit Infeksi Ada penyakit Infeksi 90 3 96,8 3,2 Jumlah 93 100
  • 43. HASIL DESKRIPTIF RESPONDEN PENGELOLAAN PESTISIDA Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Pengelolaan Pestisida Pengelolaan Pestisida Responden Frekuensi Presentasi (%) Buruk (skor <10) Baik (skor ≥10) 65 28 69,9 30,1 Jumlah 93 100
  • 44. HASIL DESKRIPTIF RESPONDEN PENGGUNAAN APD Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Kelengkapan APD Kelengkapan APD Responden Frekuensi Presentasi (%) Tidak Lengkap (<5 jenis APD) Baik (skor ≥10) 61 32 65,6 34,4 Jumlah 93 100
  • 45. HASIL DESKRIPTIF RESPONDEN LAMA KERJA Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Lama Kerja per Hari Lama Kerja Responden Frekuensi Presentasi (%) Lama (≥5 jam per hari) Tidak Lama (<5 jam per hari) 65 28 69,9 30,1 Jumlah 93 100
  • 46. Hasil Analisis Bivariat Tabel 4.11 Tabel tabulasi silang korelasi kadar Cholinesterase dengan kejadian anemia pada remaja putri di Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang tahun 2022 Kadar Cholinesterase Kadar Hemoglobin Total R P value Anemia Tidak Anemia T Constanta n % n % n % (95%CI) Keracunan 37 39,78 19 20,44 56 60,22 0,428 0,000 4.519 0,929 Tidak Keracunan 23 24,73 14 15,05 37 39,78 Jumlah 60 64,51 33 35,49 93 100
  • 47. Hasil Analisis Bivariat Tabel 4.12 Tabel tabulasi silang korelasi Asupan Fe dengan kejadian anemia pada remaja putri di Kecamatan Ngablak Kabupaten 2022 Asupan Fe Kadar Hemoglobin Total R P value Anemia Tidak Anemia T Constanta n % n % N % (95%CI) Minum Fe 10 10,75 4 4,30 56 15,05 0,293 0,004 2,927 0,946 Tidak Minum Fe 50 53,76 29 31,19 37 84,95 Jumlah 60 64,51 33 35,49 93 100
  • 48. Hasil Analisis Bivariat Tabel 4.13 Tabel tabulasi silang korelasi penyakit infeksi dengan kejadian anemia pada remaja putri di Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang tahun 2022 Penyakit Infeksi Kadar Hemoglobin Total R P value Anemia Tidak Anemia T Constanta n % n % N % (95%CI) Ada Penyakit Infeksi 0 0 3 3,23 3 3,23 0,160 0,000 1,544 1.144 Tidak Ada Penyakit Infeksi 62 66,67 28 30,10 37 96,77 Jumlah 62 66,67 31 33,33 93 100
  • 49. Hasil Analisis Bivariat Tabel 4.14 Tabel tabulasi silang korelasi pengelolaan pestisida dengan kejadian anemia pada remaja putri di Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang tahun 2022 Pengelolaan Pestisida Kadar Hemoglobin Total R P value Anemia Tidak Anemia T Constant a n % N % N % (95%CI) Baik 17 18,28 11 11,82 3 30,1 0,273 0,008 2.704 1,396 Buruk 43 46,24 22 23,65 37 69,89 Jumlah 60 64,52 33 35,48 93 100
  • 50. Hasil Analisis Bivariat Tabel 4.15 Tabel tabulasi silang korelasi penggunaan APD dengan kejadian anemia pada remaja putri di Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang tahun 2022 Penggunaan APD Kadar Hemoglobin Total R P value Anemia Tidak Anemia T Constanta n % N % N % (95%CI) APD Lengkap 23 24,73 10 10,75 33 35,49 0,483 0,000 5,267 0,817 APD Tidak Lengkap 37 39,78 23 24,73 60 64,51 Jumlah 60 64,51 33 35,49 93 100
  • 51. Hasil Analisis Bivariat Tabel 4.16 Tabel korelasi lama kerja di ladang dengan kejadian anemia pada remaja putri di Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang tahun 2022 Lama Bekerja Kadar Hemoglobin Total R P value Anemia Tidak Anemia T Constanta n % N % N % (95%CI) ≥ 5 jam 44 47,31 21 22,58 65 69,89 0,208 0,046 2,025 0,551 < 5 Jam 16 17,20 12 12,90 28 30,11 Jumlah 60 64,51 33 35,49 93 100
  • 52. Hasil Analisis Multivariat Tabel 4.17 Hasil uji statistik bivariat yang termasuk dalam kandidat uji multivariat No Variabel p value Kandidat 1 Kadar Cholinesterase 0,000 Ya 2 3 Asupan Fe Penyakit Infeksi 0,001 0,192 Ya Tidak 4 5 6 Pengelolaan Pestisida Penggunaan APD Lama kerja di Ladang 0,005 0,000 0,004 Ya Ya Ya
  • 53. Hasil Analisis Multivariat Tabel 4.18 Hasil Analisis Regresi Logistik No Variabel B p value Exp (RP) 95% CI Lower Upper 1 Kadar Cholinesterase 2,187 0,041 8,905 0,988 80,269 2 Asupan Fe 1,887 0,012 6,602 1,523 28,621 3 4 5 Pengelolaan Pestisida Penggunaan APD Lama kerja 1,783 2,635 2,074 0,009 0.000 0,005 0,168 0,072 7,953 0,044 0,018 1,844 0,643 0,289 34,985
  • 55. A.Pengaruh Kadar Cholinesterase dengan Kejadian Anemia pada Remaja Putri  Berdasarkan uji bivariat linier sederhana diketahui nilai signifikansi pvalue sebesar 0,000<0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa kadar cholinesterase berpengaruh terhadap kejadian anemia pada remaja putri. (Ha diterima). Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Prihadi (2008) dan penelitian Nursita Agustina (2018) yang menunjukkan ada hubungan bermakna antara kejadian keracunan pestisida dengan anemia.
  • 56. A.Pengaruh Kadar Cholinesterase dengan Kejadian Anemia pada Remaja Putri  Penelitian ini menunjukkan kejadian anemia pada remaja putri dipengaruhi oleh penurunan kadar kolinesterase. Kondisi ini disebabkan pekerjaan yang dilakukan remaja putri di pembibitan sayuran dan di perkebunan kentang yang selalu menggunakan pestisida. Anemia yang terjadi pada penderita keracunan pestsida adalah karena terbentuknya gugus sulfemeglobin dan methemoglobin di dalam sel darah merah. Kandungan sulfur yang tinggi menyebabkan terbentuk ikatan sulfemeglobin, dan menyebabkan hemoglobin menjadi tidak normal dan tidak mampu melaksanakan fungsinya dalam mengantarkan oksigen. Keberadaan sulfemeglobin dan methemoglobin dalam darah akan menyebabkan penurunan kadar hemoglobin dalam darah dan mengakibatkan hemolitik anemia (Achmadi, 2018), sehingga dapat disimpulkan adanya keracunan akibat terpaparnya pestisisida akan berdampak pada penurunan kadar cholinesterase dan kadar haemoglobine menjadi rendah dan terjadi anemia.
  • 57. A. Pengaruh Asupan Fe dengan Kejadian Anemia pada Remaja Putri.  Hasil uji statistik bivariat diperoleh nilai p-value sebesar 0,004<0,05 dan didapatkan nilai thitung sebesar 2,927 > ttabel 1,990 sehingga dapat disimpulkan bahwa asupan Fe berpengaruh terhadap kejadian anemia pada remaja putri. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan di SMAN 1 Manyar Gresik dengan melibatkan 62 remaja putri menyatakan bahwa asupan zat besi kurang berisiko 0.635 kali mengalami anemia (Solicha, 2019). Penelitian yang dilakukan pada remaja putri di SMAN 1 Weru Sukoharjo juga menyatakan jika kekurangan zat besi maka berisiko 1.905 kali mengalami anemia (Sari, 2018).
  • 58. B. Pengaruh Asupan Fe dengan Kejadian Anemia pada Remaja Putri.  Kebutuhan zat besi harian pada remaja putri antara 14-18 tahun adalah 11 mg/hari. Dimana zat besi sendiri dapat diperoleh tubuh melalui asupan makanan sehari-hari terutama dari sayuran yang berwarna hijau gelap, kacang-kacangan, daging merah, hati ayam atau sapi, tahu, tempe, beras merah dan lainnya. Dosis untuk suplemen sendiri pada remaja dapat diberikan 60mg/hari dan diberikan 2 kali seminggu selama 3 bulan Hasil penelitian diketahui remaja yang mengonsumsi tablet Fe sebesar 14 (15,1%) lebih sedikit dibanding responden yang tidak rutin mengonsumsi tablet Fe sebesar 79 (84,9%). Berdasarkan hasil wawancara pada remaja putri yang rutin minum tablet Fe mengatakan mengetahui informasi bahaya anemia pada remaja putri dan damapak jangka panjang pada saat di bangku sekolah, sedangkan remaja putri yang tidak mengkonsumsi tablet Fe mengatakan tidak tahu manfaat mengkonsumsi tablet Fe dan pentingnya tablet Fe untuk tubuh
  • 59. C. Pengaruh Penyakit Infeksi dengan Kejadian Anemia pada Remaja Putri  Pada penelitian ini responden yang mengalami penyakit infeksi yaitu penyakit influensa sebanyak 3 (3,2%). Berdasarkan hasil analisa bivariat didapatkan nilai signifikansi p value sebesar 0,126>0,05 (Ha ditolak) Penelitian ini sejalan dengan penelitian Sarah (2018) dan Wijayanti (2011) menunjukkan tidak ada hubungan antara riwayat penyakit infeksi dengan anemia pada remaja putri. Data yeng diperoleh dari penelitian ini terdapat remaja putri yang mengalami penyakit infeksi ISPA dan tidak mengalami anemia sebanya 3 orang. Menurut Rasmaliah, 2004 bahawa kejadian anemia karena penyakit infeksi disebabkan adanya infeksi cacing tambang. Darah akan berkurang dan keluar bersama tinja, hal ini disebabkan cacing tambang yang melekat di dinding usus menggigit dan menghisap darah. Cacing tambang akan mengisap darah dan terjadi perembesan pada sekitar area hisapan sehingga terjadilah perdarahan yang menyebabkan darah berkurang
  • 60. D. Pengaruh Pengelolaan Pestisida dengan Kejadian Anemia pada Remaja Putri  Berdasarkan hasil uji statistik linier sederhana diperoleh nilai p-value = 0,008 dan nilai thitung sebesar 1,544 < ttabel 1,990 maka ada pengaruh pengelolaan pestisida dengan kejadian anemia pada remaja putri. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Projanto (2009) dan Prihadi (2007) menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara cara penanganan/pengelolaan pestisida dengan kejadian keracunan pestisida pada petani hortikultura  Kejadian anemia pada remaja putri dipengaruhi oleh pengelolaan pestisida yang buruk meliputi : pencampuran pestisida dengan dosis yang hanya dikira-kira berdasarkan kebutuhan tidak menurut ketentuan. Beberapa responden melakukan pencampuran di ruangan tertutup atau di rumah dan pencampuran pestisida tidak menggunakan ember khusus dan pengaduk yang mungkin digunakan untuk hal lain. Pencucian alat semprot dan tidak segera mengganti pakaian dan mencuci tangan setelah kontak dengan pestisida. Penyimpanan pestisida di dalam rumah, dan menggunakan kembali wadah bekas pestisida, dan mencampur pakaian yang digunakan bertani dengan pakaian sehari-sehari saat mencuci pakaian. Hal-hal tersebut bila dilakukan terus menerus akan meningkatkan risiko terpapar pestisida terakumulasi dalam tubuh dan menyebabkan menurunnya kadar hemoglobin dalam darah remaja putri.
  • 61. D. Pengaruh Pengelolaan Pestisida dengan Kejadian Anemia pada Remaja Putri Kejadian anemia pada remaja putri dipengaruhi oleh pengelolaan pestisida yang buruk meliputi : pencampuran pestisida dengan dosis yang hanya dikira-kira berdasarkan kebutuhan tidak menurut ketentuan. Beberapa responden melakukan pencampuran di ruangan tertutup atau di rumah dan pencampuran pestisida tidak menggunakan ember khusus dan pengaduk yang mungkin digunakan untuk hal lain. Pencucian alat semprot dan tidak segera mengganti pakaian dan mencuci tangan setelah kontak dengan pestisida. Penyimpanan pestisida di dalam rumah, dan menggunakan kembali wadah bekas pestisida, dan mencampur pakaian yang digunakan bertani dengan pakaian sehari-sehari saat mencuci pakaian. Hal-hal tersebut bila dilakukan terus menerus akan meningkatkan risiko terpapar pestisida terakumulasi dalam tubuh dan menyebabkan menurunnya kadar hemoglobin dalam darah remaja putri.
  • 62. E. Pengaruh Penggunaan APD dengan Kejadian Anemia pada Remaja Putri  Hasil uji statistik diperoleh nilai p-value = 0,000 dan nilai thitung sebesar 1,544 < ttabel 1,990, maka ada pengaruh kelengkapan APD dengan kejadian anemia pada remaja putri di wilayah pertanian holtikultura Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang (Ha diterima). Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Istianah (2017) dan Budiawan (2013) yang menunjukkan terdapat hubungan antara penggunaan APD dengan keracunan pestisida sehingga terjadi anemia.
  • 63. E. Pengaruh Penggunaan APD dengan Kejadian Anemia pada Remaja Putri • Terkait APD yang digunakan oleh para remaja putri yang bekerja di area pertanian di wilayah Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang saat penyemprotan, berdasarkan hasil wawancara pada responden mengatakan saat bekerja di lahan pertanian remaja putri tidak menggunakan APD yang lengkap dan hasil pengamatan di lapangan APD yang sering mereka gunakan hanya masker, baju lengan panjang, dan topi.
  • 64. E. Pengaruh Penggunaan APD dengan Kejadian Anemia pada Remaja Putri • Kebiasaan remaja putri ini disebabkan oleh kurangnya kesadaran diri tentang penggunaan APD. Responden yang tidak menggunakan APD secara lengkap dikarenakan berbagai macam alasan seperti kurang nyaman saat digunakan, sesak nafas dan tidakketaatan dalam menggunakan APD saat bekerja sehingga para remaja putri saat bekerja di area pertanian tidak memakai APD secara lengkap baik saat melakukan penyemprotan ataupun tidak. Penggunaan APD secara lengkap saat penyemprotan sangat berpengaruh terhadap jumlah masuknya partikel pestisida kedalam tubuh petani sehingga dapat terpapar pestisida yang akan mempengaruhi penurunan kadar cholinesterase dalam darah.
  • 65. F. Pengaruh Lama Kerja di Ladang dengan Kejadian Anemia pada Remaja Putri • Hasil uji statistik diperoleh nilai p-value = 0,046 dan nilai thitung sebesar 2,025 > ttabel 1,990 maka ada pengaruh lama kerja dan kejadian anemia pada remaja putri (Ha diterima). • Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan ol Djau (2009) yang meyebutkan bahwa ada hubungan antara lama kerja dengan kadar kolinesterse dalam darah (p=0,002) yang kemudian berpengaruh pada penurunan kadar hemoglobin dalam darah.
  • 66. F. Pengaruh Lama Kerja di Ladang dengan Kejadian Anemia pada Remaja Putri • Penelitian ini menunjukkan bahwa kejadian anemia pada remaja putri dipengaruhi lama kerja sebagai petani. Hasil wawancara diperoleh dari remaja putri yang berangkat ke ladang atau yang bekerja di area pertanian setiap harinya, mereka melakukan kegiatan menanam menyemprot, memanen, menyiangi, dan selalu berada di area pertanian setiap harinya dalam waktu > 5 jam sehingga memungkinkan remaja putri terpapar pestisida.
  • 67. F. Pengaruh Lama Kerja di Ladang dengan Kejadian Anemia pada Remaja Putri • Seseorang yang bekerja menggunakan pestisida tidak boleh bekerja lebih dari 4 sampai 5 jam dalam satu hari bekerja, bila terpapar pestisida dari hari ke hari secara kontinyu dan berulang dalam waktu yang lama (Suma’mur, 2014). • Akumulasi pestisida yang masuk ke dalam tubuh yang semakin lama dan dilakukan secara terus menerus akan semakin tinggi risiko untuk mengalami keracunan pestsida dan dapat menurunkan kadar cholinesterase mengakibatkan anemia.
  • 68. KESIMPULAN Ada pengaruh yang signifikan kadar cholinesterase dengan kejadian anemia pada remaja putri dengan p value sebesar 0,000<0,05 dan nilai thitung sebesar 4.519 > ttabel 1,990 (Ha diterima). Responden penelitian yang mengalami Anemia Ringan (11–11,9 % gr/dl) sebesar 14 %, Anemia Sedang (8–10,9 % gr/dl) sebesar 48,1%, Anemia Berat (<8 gr/dl) sebesar 2,2% dan yang tidak Anemia / Normal (>12 gr/dl) sebesar 35,5%. 1 2
  • 69. KESIMPULAN Responden penelitian yang mengalami keracunan Cholinesterase (50-75%) sebesar 60,21 % dan tidak keracunan / Normal (75-100%) sebesar 39,79%. Ada pengaruh yang signifikan pada Asupan Fe terhadap kejadian anemia pada remaja putri dengan p value sebesar 0,004<0,05 dan nilai thitung sebesar 2,927 > ttabel 1,990 (Ha diterima). . 3 4
  • 70. KESIMPULAN Tidak ada pengaruh yang signifikan pada penyakit infeksi dengan kejadian anemia pada remaja putrididapatkan p value sebesar 0,126>0,05 dan nilai thitung sebesar 1,544 < ttabel 1,990(Ha ditolak). Ada pengaruh pengelolaan pestisida dengan kejadian anemia pada remaja putri yang signifikan dengan p value sebe sar 0,008<0,05 dan nilai thitung sebesar 2.704 > ttabel 1,990 (Ha diterima).. 5 6
  • 71. KESIMPULAN Ada pengaruh penggunaan APD dengan kejadian anemia pada remaja putri yang signifikan pada p value sebesar 0,000<0,05 dan nilai thitung sebesar 5.267 > ttabel 1,990 (Ha diterima). Ada pengaruh lama kerja di ladang terhadap kejadian anemia pada remaja putri yang signifikan didapat p value sebesar 0,046<0,05 dan nilai thitung sebesar 2,025 > ttabel 1,990 (Ha diterima). 7 8
  • 72. KETERBATASAN PENELITIAN • Pada penelitian ini responden yang diambil adalah remaja dengan kriteria bekerja di daerah pembibitan sayuran dan di perkebunan kentang. Oleh karena itu, penelitian ini belum mampu untuk menggeneralisasi hasil penelitian pada konteks yang luas. • Penelitian ini memiliki keterbatasan waktu, hasil penelitian bisa berubah di waktu yang akan datang disebabkan penelitian menguji mengenai pengaruh kadar Cholinesterase dengan kejadian anemia pada remaja putri. Kejadian Anemia berubah karena usia eritrosit 120 hari (4 bulan) sehingga kondisi anemia tergantung kerusakan eritrosit sehingga perlu penelitian lebih lanjut untuk mengikuti perkembangan kadar Hb dalam darah.
  • 73. SARAN Bagi Remaja Putri • Pengelolaan pestisida dilakukan dengan baik seperti : menggunakan pestisida sesuai dosis yang ditentukan pada kemasan ketentuan, mencampur pestisida di tempat terbuka/ladang, menggunakan ember dan pengaduk khusus dan ditinggalkan di ladang, tidak mencuci alat semprot di rumah dan membuang air sisa cucian pada tanaman agar tidak mencemari air jika dibuang di air mengalir/sungai • Selalu mencuci tangan dengan sabun, membersihkan badan dan mengganti pakaian kerja segera setelah kontak dengan pestisida. • Tidak mencampur pakaian kerja pakaian sehari-hari saat mencuci pakaian. • Menghindari kontak langsung dengan pestisida dan memberikan perlindungan bagian tubuh dengan selalu menggunakan APD lengkap berupa penutup kepala, masker, baju dan celana panjang, sarung tangan dan sepatu saat bekerja dengan pestisida. • Remaja putri selalu mengkonsumsi Fe 1 kali seminggu dan setiap hari selama 10 hari saat menstruasi untuk mencegah kejadian anemia pada remaja putri.
  • 74. SARAN Bagi Kepala Puskesmas Ngablak • Melakukan sosialisasi dan penyuluhan pengaruh kadar cholinesterase terhadap kejadian anemia pada remaja putri yang bekerja di wilayah pertanian holtikultura di kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang. • Diadakan simulasi praktek pengelolaan pestisida, pemakaian APD, untuk mencegah terjadinya keracunan cholinesterase pada remaja putri yang bekerja di pertanian . • Melakukan program pemberian tablet tambah darah (Fe) untuk remaja putri yang bekerja di wilayah pertanian holtikultura kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang untuk mencegah terjadinya anemia pada remaja putri.