UNIKBET : Daftar Slot Pragmatic Play Deposit Via Bank Cimb Niaga Bonus 100% T...
Martha noorjanah manuskrip-s tr.keb-2020.doc
1. EFEKTIFITAS PEMBERIAN TABLET FE DAN JUS PISANG AMBON
DENGAN TABLET FE TERHADAP KADA HEMOGLOBIN
Sofia Mawaddah1
, Martha Noorjanah1
, Yunitha2
1
Politeknik Kesehatan Palangka Raya
2
Balai Pelatihan Kesehatan Propinsi Kalimantan Tengah
Email: Marthanoorjanah78@gmail.com
Abstrak
Masalah gizi yang banyak terjadi pada remaja putri adalah kurangnya zat gizi besi atau anemia. Anemia
adalah gejala kekurangan (defisiensi) sel darah merah karena kadar hemoglobin yang rendah. Pisang ambon
juga dapat meningkatkan kadar hemoglobin dalam darah sehingga anemia dapat di cegah. Salah satu cara
diantaranya adalah dengan mengkonsumsi buah pisang ambon dengan cara di jus. Tujuan penelitian ini yaitu
untuk mengetahui efektifitas pemberian tablet fe dan jus pisang ambon dengan tablet fe terhadap kadar
hemoglobin pada siswi di SMPN 16 Petuk Ketimpun Kota Palangka Raya. Penelitian ini merupakan penelitian
kuantitatif dengan metode observasional analitik menggunakan penelitian Quasy Eksperiment atau eksperimen
semu dengan desain two group only pre- post test design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Siswi
SMP 16 Petuk Ketimpun Kota Palangka Raya sebanyak 50 siswi yaitu 25 siswi kelas 1 dan 25 siswi kelas 2
dengan total 30 sampel remaja putri. Hasil analisa data menggunakan uji Wilcoxon didapatkan nilai p< 0.05,
yaitu p=0,001 yang dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh pemberian tablet fe terhadap peningkatan kadar
hemoglobin, Sedangkan, pada kelompok table fe yang dikombinasi dengan jus pisang ambon hasil didapatkan
p<0.05, yaitu p=0,000 yang dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara tablet fe dan jus
pisang ambon dalam peningkatakan kadar hemoglobin siswi.
Kata Kunci : Hemoglobin, Tablet Fe, Pisang Ambon
Abstract
Many nutritional problems that occur in young girls are lack of iron nutrients or anemia. Anemia is a symptom
of red blood cell deficiency due to low hemoglobin levels. Banana Ambon can also increase hemoglobin levels
in the blood so that anemia can be prevented. One way is to consume ambon bananas by juicing. The purpose of
this study was to determine the effectiveness of giving Fe tablets and ambon banana juice with Fe tablets on
hemoglobin levels in female students at SMPN 16 Petuk Ketimpun Palangka Raya City. This research is a
quantitative research with observational analytic method using Quasy Experiment research or quasi -
experimental research with two group only pre-post test design. The population in this study were all 16 Petuk
Ketukun Middle School studentsin Palangkaraya City as many as 50 female students namely 25 female students
in grade 1 and 25 female students in class 2 with a total of 30 female teenage samples. The results of data
analysisusing the Wilcoxon test obtained p value <0.05, which is p = 0.001 which can be concluded that there
is an effect of giving Fe tablets to increase hemoglobin levels, whereas, in the Fe table group combined with
ambon banana juice the results obtained p <0.05, namely = 0,000 which can be concluded that there is a
significant influence between the table of Ambon banana juice in increasing hemoglobin levels of students.
Keywords: Hemoglobin, Fe Tablets, Ambon Banana
PENDAHULUAN
Masalah gizi yang banyak terjadi
pada remaja putri adalah kurangnya zat gizi
besi atau anemia. Anemia adalah gejala
kekurangan (defisiensi) sel darah merah
karena kadar hemoglobin yang rendah.
Kekurangan sel darah merah akan
membahayakan tubuh, sebab sel darah
merah berfungsi sebagai sarana transportasi
zat gizi dan oksigen yang diperlukan pada
proses fisiologis dan biokimia dalam setiap
jaringan tubuh.
Angka prevalensi anemia pada anak
remaja yaitu 47,4 %. Angka kejadian anemia
berdasarkan pada kriteria usia 5-14 tahun
mencapai 26,4 % dan pada usia 15-24 tahun
mencapai 18,4 %. Berdasarkan data semua
kelompok, remaja putrimemiliki prevalansi
tertinggi mengalami anemia (Riskesdas,
2013).
2. Secara umum tingginya prevalensi
anemia gizi besi pada remaja putri antara
lain disebabkan oleh beberapa faktor yaitu:
kehilangan darah secara kronis, asupan zat
besi tidak cukup, penyerapan yang tidak
adekuat dan peningkatan kebutuhan akan zat
besi (Arisman, 2014). Remaja memiliki
resiko tinggi terhadap kejadian anemia
terutama anemia gizi besi.
Di Provinsi Kalimantan Tengah
cakupan tablet tambah darah pada remaja
putri yaitu 12,58% menduduki urutan kedua
terendah setelah Provinsi Papua, sedangkan
target yang harus dicapai yaitu 25% (Profil
Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah,
2017).
Pisang Ambon merupakan buah yang
kaya dengan kandungan nutrisi dan zat gizi
didalamnya. Pisang ambon juga dapat
meningkatkan kadar hemoglobin dalam darah
sehingga anemia dapat di cegah. Salah satu
cara diantaranya adalah dengan
mengkonsumsi buah pisang ambon dengan
cara di jus.
Berdasarkan data diatas cakupan
konsumsi tablet fe masih rendah sehingga
mengakibatkan cakupan anemia meningkat
pada remaja putri khususnya di Kalimantan
Tengah, sehingga peneliti tertarik untuk
meneliti efektifitas pemberian tablet fe dan jus
pisang ambon dengan feterhadap kadar
hemoglobin pada remaja putri.
METODE
Penelitian ini merupakan penelitian
kuantitatif dengan metode observasional
analitik menggunakan penelitian Quasy
Eksperiment atau eksperimen semu dengan
desain two group only pre- post test design.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
Siswi SMP 16 Petuk Ketimpun Kota Palangka
Raya sebanyak 50 siswi yaitu 25 siswi kelas 1
dan 25 siswi kelas 2. Teknik pengambilan
sampel pada penelitian ini adalah teknik
Nonprobability Sampling dengan jenis
“Purposive Sampling”. Sampel 30 remaja putri
yang masuk kriteria inklusi akan di wawancara
dengan menggunakan lembar kuesioner
kemudian diobservasi dan akan dilakukan
pengukuran kadar hemoglobin terlebih dahulu
sebelum diberi perlakuan, kemudian setelah
diberikan perlakuan sampel tersebut akan
diobservasi kembali. Data yang telah
dikumpulkan kemudian di analisis dengan uji
statistik univariat dan bivariat.
HASIL
Dari hasil penelitian di SMP 16 Petuk
Ketimpun Kota Palangka Raya yang dilakukan
pada bulan Februari dan Maret 2020 yaitu
untuk mengetahui efektifitas pemberian tablet
Fe dan jus pisang ambon dengan tablet Fe
terhadap kadar haemoglobin. Adapun metode
penelitian yang digunakan adalah Quasy
Eksperiment atau eksperimen semu dengan
desain two group only pre- post test design
total sampel sebanyak 30 remaja putri, dengan
hasil sebagai berikut:
1. Analisis Univariat
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi
Pendidikan Orang Tua
Responden di SMPN 16
Petuk KetimpunKota
Palangka Raya Tahun 2020
Pendidikan Frekuensi
(n)
Persentase
(%)
SD 4 13,3
SMP 8 26,7
SMA 9 30,0
Perguruan
Tinggi
9 30,0
Total 30 100,0
Berdasarkan tabel 4.1
menunjukkan bahwa ibu dengan
pendidikan paling banyak yaitu
pendidikan SMA dan Perguruan Tinggi
sebesar 9 orang (30,0%) dan pendidikan
paling sedikit ibu yaitu pendidikan SD
sebesar 4 orang (13,3%).
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Lama
Menstruasi Responden di
SMPN 16 Petuk Ketimpun
Kota Palangka Raya Tahun
2020
Lama
Menstruasi
Frekuensi Persentase
(%)
Normal 11 36,7
Tidak
Normal
19 63,3
Total 30 100,0
Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan
bahwa siswi yang mengalami lama
menstruasi normal pada kelompok kasus
3. dan kelompok kontrol yaitu 11 orang
(36,7%) dan kelompok. Sedangkan, siswi
dengan lama menstruasi tidak normal pada
kelompok kasus dan kontrol yaitu 19
orang (63,3%).
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Usia
Menarche Responden di
SMPN 16 Petuk Ketimpun
Kota Palangka Raya Tahun
2020
Usia
Menarche
Frekuensi Persentase
(%)
≤ 12 tahun 24 80,0
>12 tahun 6 20,0
Total 30 100,0
Berdasarkan table 4.3
menunjukkan bahwa siswi yang
mengalami menarche pada usia ≤ 12 tahun
(Cepat) pada kelompok kasus dan kontrol
yaitu 19 orang (63,3%). Sedangkan siswi
yang mengalami menarche pada usia > 12
tahun (ideal) pada kelompok kasus dan
kontrol yaitu 11 orang (36,7%).
Tabel 4.4 Beda Rata-Rata Kadar
Hemoglobin Sebelum Dan
Sesudah Pemberian Tablet
Fe Dan Jus Pisang Ambon
Kadar
Hemoglobin
Mean
(gdl)
SD Min-
Max
Pretest 10.940 5409 10,1-
11,9
Postest 14.220 7261 13,1-
15,5
Total 15 100,0
Berdasarkan hasil uji statistic pada
tabel 4.4 perbedaan rata-rata kadar
hemoglobin pretest sebesar 10.940 gdl.
Standar deviasi adalah 5409 gdl.Pada
hasil pretest minimal dan maksimal adalah
10,1gdl dan 11,9gdl. Sedangkan pada
postest sebesar 14.220 gdl, standar
deviasi 7261 gdl dan minimaldan
maksimal kadar hemoglobin adalah
13,1gdl dan 15,5 gdl.
Tabel 4.5 Beda Rata-Rata Kadar
Hemoglobin Sebelum Dan
Sesudah Pemberian Tablet
Fe
Kadar Mean SD Min-
Hemoglobin (gdl) Max
Pretest 10.777 5910 9,8-
11,9
Postest 12.320 3052 11,5-
12,7
Total 15 100,0
Berdasarkan hasil uji statistic pada
tabel 4.5 perbedaan rata-rata kadar
hemoglobin pretest sebesar 10.777 gdl.
Standar deviasi adalah 59910 gdl Pada
hasil pretest minimal dan maksimal adalah
9.8gdl dan 11,9gdl. Sedangkan pada
postest sebesar 12.320, standar deviasi
3052 dan minimal dan maksimal kadar
hemoglobinadalah 11,5gdl dan 12,7 gdl.
2. Analisis Bivariat
Tabel 4.6 Uji Pairet Sampel T Test
Rata-Rata Kadar
Hemoglobin Sebelum Dan
Sesudah Pemberian Tablet
Fe Dan Jus Pisang Ambon
Kad
ar
Hb
Me
an
S
D
S
E
Lo
wer
Upp
er
Min -
Max
P-
val
ue
Prete
st
10.
857
56
30
10
28
9,8-
11,9
Poste
st
13.
270
1.
11
05
20
27
-
2.8
523
-
1.9
744
11,5-
15.5
0,00
0
Perbe
daan
-
2.4
133
1.
17
55
21
46
Berdasarkan hasil uji statistik pada
tabel 4.6 menggunakan uji paired t test
terdapat perbedaan rata-rata kadar
hemoglobin pretest sebesar –2.4133 gdl.
Standar deviasi adalah 1.1755 gdl.
Standar error mean adalah 2146 gdl. Nilai
lower dan upper adalah -2.8523 gdl dan -
1.9744 gdl. Pada hasil pretest minimal
dan maksimal adalah 9,8dl dan 11,9g
gdl. Sedangkan pada postest minimal dan
maksimal kadar hemoglobin adalah
11,5gdl dan 15,5 gdl. Dapat diketahui
bahwa p-value tersebut lebih kecil dari α
(0,05) yaitu sebesar 0,000, sehingga dapat
disimpulkan bahwa Fe dan Jus Pisang
Ambon lebih efektiv terhadap peningkatan
kadar hemoglobin pada remaja putri.
Tabel 4.7 Uji Pairet T Tets Rata-Rata
Kadar Hemoglobin Sebelum
4. Dan Sesudah Pemberian
Tablet Fe
Kad
ar
Hb
Me
an
S
D
S
E
Lo
wer
Upp
er
Min -
Max
P-
val
ue
Pretes
t
10.
777
59
10
15
26
9,8-
11,9
Postes
t
12.
320
30
52
07
88
-
1.8
828
-
1.2
106
11,5-
12,7
0,00
0
Perbe
daan
-
1.5
467
60
69
15
67
Berdasarkan hasil uji statistic pada
tabel 4.7 menggunakan uji paired t test
terdapat perbedaan rata-rata kadar
hemoglobin pretest sebesar - 1.5467 gdl.
Standar deviasi adalah 6069 gdl. Standar
error mean adalah 1567 gdl. Nilai lower
dan upper adalah -1.8828 gdl dan -1.2106
gdl. Pada hasil pretest minimal dan
maksimal kadar hemoglobin adalah 9,8dl
dan 11,9g gdl. Sedangkan pada postest
minimal dan maksimal kadar
hemoglobinadalah 11,5gdl dan 12,7 gdl.
Dapat diketahui bahwa p-value tersebut
lebih kecil dari α (0,05) yaitu sebesar
0,000, sehingga dapat disimpulkan bahwa
Fe efektiv terhadap peningkatan kadar
hemoglobin pada remaja putri.
Tabel 4.8 Uji Independen Sampel T
Test Rata-Rata Kadar
Hemoglobin Sebelum Dan
Sesudah Pemberian Tablet
Fe Dan Jus Pisang Ambon
Kelompok
Perlakuan
Kadar
hemoglobin
(g/dl)
Kesimpulan
T P
Kelompok
tablet Fe
saja dengan
kelompok
tablet Fe
dan buah
pisang
ambon
Pre-test 806 0,42 H0
diteri
ma
Post-test 9,3
41
0,00
0
H0
ditola
k
Hasil uji Independent Sample T-
Test pada kedua kelompok sebelum
diberikan perlakuan menunjukkan nilai
signifikans atau p-value ≥ 0,05 (0,42≥
0,05). Sedangkan hasil pada kedua
kelompok setelah diberikan perlakuan
menunjukkan nilai p-value ≤ 0,05 (0.000 ≤
0,05),.
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil uji Pairet Sampel
Test pada kelompok perlakuan yang diberikan
tablet Fe saja selama 5 minggu dengan nilai p
value = 0,000 < 0,05 hal ini menunjukkan
adanya perbedaan antara sebelum dan sesudah
pemberian perlakuan tablet Fe dengan
kenaikan kadar hemoglobin sebesar 0,8-1,7
gdl. Hasil penelitian terdahulu menunjukkan
bahwa pemberian suplemen besi satu kali
seminggu yang diberikan selama tiga minggu
dapat meningkatkan kadar hemoglobin
0,96gdl (Hawamdeh,2017).
Sedangkan pada kelompok yang
diberikan tablet Fe dan jus pisang ambon
(Musa Paradisiaca Var.Supientum (L) Kunt)
selama 5 minggu dengan nilai p value = 0,000
< 0,05 menunjukkan adanya perbedaan yang
bermakna antara sebelum dan sesudah
pemberian perlakuan dengan kenaikan kadar
hemoglobin sebesar 3-3,6 gdl. Hasil
penelitian terdahulu menunjukkan bahwa
pemberian suplemen besi mingguan selama
tiga minggu dapat meningkatkan kadar
hemoglobin sebesar 0,96 gdl
(Hawamdeh,2018).
Hasil penelitian menunjukkan
terdapat peningkatan kadar hemoglobin
sebelum dan sesudah diberikannya tablet Fe
jus pisang ambon. Hasil analisa data
menggunakan uji Wilcoxon didapatkan nilai
p< 0.05, yaitu p=0,001 yang dapat
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh
pemberian tablet fe terhadap peningkatan
kadar hemoglobin, Sedangkan, pada kelompok
table fe yang dikombinasi dengan jus pisang
ambon hasil didapatkan p<0.05, yaitu p=0,000
yang dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh
yang signifikan antara table fedan jus pisang
ambon dalam peningkatakan kadar
hemoglobin siswi.
Berdasarkan uji statistic didapatkan
bahwa pemberian tablet Fe ditambah jus
pisang ambon(Musa Paradisiaca
Var.Sapientum (L) Kunt) lebih efektif dalam
meningkatkan kadar hemoglobin dibandingkan
dengan pemberian tablet Fe saja. Buah pisang
ambon mengandung vitamin B6,vitamin C dan
zat besi yang dapat membantu penyerapan zat
5. besi dengan cepat karena mampu mengubah
besi Feri menjadi besi fero yang siap untuk
diserap oleh tubuh (Bakta,2015). Penyerapan
preparat besi terjdai pada 12-14 jam pertama
setelah pemberian dan akan terjadi
penggantian enzim besi intraseluler. Respon
awal dari sumsum tulang terjadi pada 36-48
jam, pelepasan besi kedalam retikulasi terjadi
selama 4 hari (48-72 jam) setelah pemberian
preparat besi. Selanjutnya pada hari ke 4-30
akan terjadi peningkatan kadar
hemoglobin(Pormono,2015).
Indikator keberhasilan program
pemberian tablet Fe dan jus pisang ambon
pada penelitian ini adalah dengan cara melihat
peningkatan kadar hemoglobin pada remaja.
Hal tersebut dapat dilihat pada akhir penelitian
ini bahwa terjadi kenaikan kadar gemoglobin
sebelum dan sesudah pemberian tablet Fe dan
jus pisang ambon sebesar 1,01 gr/dl.
Peningkatan ini adalah peningkatan kadar
hemoglobin yang secara murni
peningkatannya dipengaruhi oleh pemberian
tablet Fe yang diberikan bukan berasal dari
asupan makanan responden (Monica,2015).
Hasil penelitian sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Khinta (2012)
bahwa terdapat kenaikan kadar hemoglobin
sebelum dan setelah intervensi
pemberiansuplementasi tablet besi sebesar
0,63 gr/dl (t=-2,092, p=0,035). Dapat
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh
pemberian tablet Fe terhadap peningkatan
kadar hemoglobin remaja yang mengalami
anemia.
SIMPULAN
Dapat disimpulkan bahwa pemberian
Tablet Fe dan Jus Pisang Ambon lebih efektif
terhadap peningkatan kadar hemoglobin pada
remaja putrid dibandingkan dengan pemberian
tablet Fe saja.
Untuk memaksimalkan pemberian
tablet besi makan harus diberikan bersamaan
dengan sumber makanan yang mengandung
vitamin C, misalnya buah pisang ambon. Buah
pisang ambon mengandung vitamin
B6,vitamin C dan zat besi yang dapat
membantu penyerapan zat besi dengan cepat
karena mampu mengubah besi Feri menjadi
besi fero yang siap untuk diserap oleh tubuh.
SARAN
Kepada Guru yang ada di SMPN 16
Petuk Katimpun diharapkan supaya dapat
memberikan edukasi kepada murid – murid
tentang betapa pentingnya kadar Hemoglobin
dan kepada para orang tua responden agar
memperhatikan asupan gizi responden.
Diharapkan juga bagi pihak Puskesmas agar
dalam pemberian Tablet Fe hendaknya
diberikan beserta jus pisang ambon agar siswi
lebih mudah mengkonsumsi tablet Fe.
Disarankan penelitian ini agar dapat
digunakan sebagai acuan bagi peneliti lain
terutama yang ingin meneliti lebih lanjut
mengenai Efektifitas Pemberian Tablet Fe dan
Jus Pisang Ambon Terhadap Kadar
Hemoglobin Siswa dan Siswi.
DAFTAR PUSTAKA
Abdoerrachman, M. H. (2014) Pertumbuhan
dan Perkembangan dalam
Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak.
Jakarta: Bagian Ilmu Kesehatan Anak
Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia.
Almatsier, S. S. & M. S. & S. (2011) Gizi
Seimbang Dalam Daur
Kehidupan. Jakarta: Gramedia
Pustak Utama.
Andriani, R. (2016). Hubungan Antara Indeks
Massa Tubuh dan Aktivitas
Fisik Dengan Volume Oksigen
Maksimum. Universitas
Muhammadiyah Surakarta :
Surakarta.
Arisman (2014) Buku Ajar Ilmu Giz: Gizi
DalamDaur Kehidupan. Jakarta:egc.
Arisman, M. (2017). Buku Ajar Ilmu Gizi:
Obesitas, Diabetes Melitus,
& Dislipidemia: Konsep, teori dan
penanganan aplikatif. Jakarta: EGC.
Astrawan, M. & L. A. (2018) Khasiat Whole
Grain Makanan Berserat untuk Hidup
Sehat. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.
Bagja, W. (2016). Sosiologi (Melayani
Fenomena Sosial Di masyarakat).
Jakarta:Pusat Perbukuan, Departemen
Pendidikan nasional.
Bakta, I. M. (2017). Pendekatan terhadap
pasien anemia. Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam. Edisi V. Jakarta
Pusat: Interna Publishing.
6. Briawan, D. (2013) Anemia Masalah Gizi pada
Remaja Wanita. Jakarta: EGC.
Dahlan (2014) Gizi dan Kesehatan. Malang:
Bayu Media.
Damayanti W. (2015). Aneka Penganan.
Surabaya: Trubus Agrisarana. Depkes
(2010) Profil Kesehatan Indonesia.
Dharma, K. K. (2011) Metodologi Penelitian
Keperawatan:
Panduan Melaksanakan dan
Menerapkan Hasil Penelitian. Jakarta:
Trans Info Media.
Dieny, F. F. (2014) Permasalahan Gizi pada
Remaja Putri. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Febrianti, & W. B. U. & adriana (2013) 'Lama
Haid dan Kejadian Anemia
pada Remaja Putri', Jurnal Kesehatan
Reproduksi, 4(1), pp. 11-15.
Gunarsa, Y. S. D. (2014) Psikologi Keluarga.
Jakarta: Penerbit Libri.
H. Purnomo. (2015). Ilmu Pangan. Jakarta:
Universitas Indonesia-Press. Hastari,
M. (2016). Pengaruh Penerapan
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Cooperative Scrift (CS) Terhadap
Hasil Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran Kewirausahaan.
Indartanti, D. & A. K. (2013) 'Hubungan
Status Gizi dengan Kejadian Anemia
pada Remaja', Journal of Nutrition
College, 3(2), pp. 310–316.
Joshi M, G. R. (2015). Weekly iron folate
supplementation in adolescent girls-
an effective nutritional measure for the
management of iron deficiency
anaemia. Global J Health Science,
5(3), 188-194.
Kowalski, R. (2010) Manfaat Buah Pisang.
Bandung: Qanita Mizan Pustaka.
Kumar, S. & Pandey, A. (2015). Chemistry
and Biological Activities
of Flavonoids: An Overview. The
Scientific World Journal, 1-16.
Lalage, Z. (2013) Manfaat Pisang
Ambon. Klaten: Abata Press.
Mahardika, R. N. & Z. (2016) Vitamin C pada
Pisang Ambon (Musa Paradisiacas.)
dan Anemia Defisiensi Besi', 5(4).
Martono, N. (2010) Metode Penelitian
Kuantitatif. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Muslikah, E. (2017) “Efektivitas Pemberian
Tablet Fe dan Buah Pisang Ambon
(Musa paradisiaca var. Sapientum (L)
kunt) dengan Tablet Fe dalam
Meningkatkan Kadar Hemoglobin
Siswi Anemia di SMA 1 Nguter
Kabupaten Sukoharjo'.
Noky. (2016). Skripsi. Efektifitas Pemberian
Tablet Fe terhadap kadar Hb
Siswi SLTPN 1 Donorojo Kecamatan
Donorojo Kabupaten Pacitan
FakultasIlmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Paath, E. F. & R. Y. & H. (2014) Gizi dalam
Kesehatan Reproduksi. Jakarta: EGC.
Papalia, & O. S. W. & F. & R. D. (2012)
Perkembangan Manusia.
Jakarta: Salemba Humanika.
Pearce, E. C. (2014) Anatomi dan Fisiologis
untuk Para Medis. Jakarta:
PT Gramedia Pustaka Utama.
Permenkes (2014) Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia.
Jakarta: Menteri Kesehatan Republik
Indonesia.
Prabasiwi, A. (2016) 'Hubungan antara Status
Gizi dengan Status Menarche
pada Siswi SMP Negeri 10 Kota
Tegal'.
Profil Kesehatan Indonesia (2018) Profil
Kesehatan Indonesia.
Profil Kesehatan Kota Palangka Raya (2018)
Profil Kesehatan Kota Palangka Raya
2017. Palangka Raya: Kementerian
Kesehatan RI.
Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah
(2017) Profil Kesehatan Provinsi
Kalimantan Tengah'.
Ridha, H. & N. (2010) Buku Ajar Keperawatan
Anak. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Riskesdas (2013) Riset Kesehatan Dasar,
RISKESDAS. Jakarta: Balitbang
Kemenkes RI.
Roger, M. (2015). Parent Involvement,
Academic Achievement and the Role
of Student Attitudes and Behaviors as
Mediators. Journal of Educational
Research Sadikin, M. H. (2011)
Biokimia Darah. Jakarta: Widya
Medika.
Sarwono, S. W. (2013) Psikologi Remaja.
Jakarta: Rajawali Pers.
Sayogo, S. (2016) "Gizi dan Pertumbuhan
Remaja', Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
Slameto (2013) Belajar dan Faktor-Faktor
yang Mempengaruhinya. Jakarta:
PT Rineka Cipta.
7. Soetjiningsih, G. R. I. (2015) Tumbuh
Kembang Anak. Jakarta: EGC.
Stanislaus, U. (2009) Pedoman Analisis Data
dengan SPSS. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Sulistiyoningsih, H. (2011) Gizi untuk
Kesehatan Ibu dan Anak.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
USDA Nutrient (2019) Pedoman Metode
Melengkapi Nilai Gizi Bahan
Makanan pada Tabel Komposisi
Pangan Indonesia. Bogor:
Kementerian Kesehatan RI.
Wahyuningsih dkk. (2017). Hubungan antara
Lingkar Dada, Panjang dan
Tinggi Badan dengan Bobot Badan
Kambing Senduro Jantan di
Kecamatan Senduro, Kabupaten
Lumajang. Jurnal Ilmu-Ilmu
Peternakan, No 26, 37-42.
Widyastuti, Y. & A. R. & Y. E. P. (2011)
Kesehatan Reproduksi.
Yogyakarta: Penerbit Fitramaya.
Wirakusumah (2014) Ilmu Pangan.
Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.
Wiyani, R. & I. P. (2018) "Pengaruh Konsumsi
Buah Pisang Ambon
(Musa paradisiaca sapientum linn)
terhadap Anemia pada Ibu Hamil
Trimester I', Jurnal Darul Azhar, 6(1),
pp. 69–75.
Wong, D. L. & W. (2013) Buku Ajar
Keperawatan Pediatrik. Jakarta:
EGC.
Yuliarti, N. (2011) 1001 Khasiat Buah-
Buahan. Yogyakarta: ANDI.