SlideShare a Scribd company logo
HUBUNGAN HUKUM
NASIONAL DAN HUKUM
INTERNASIONAL
PRESENTED BY:
FERY CHOFA, SH, LL.M
3 Aspek Hubungan:
Apakah HI dan Hukum Nasional
merupakan suatu sistem;
Pengutamaan (Primacy) antara HI
dan Hukum nasional;
Pemberlakuan HI dalam hukum
nasional suatu negara.
Dasar Berlakunya
Hukum Internasional
Voluntarisme Obyektifisme
Dualisme Monisme
Pandangan Mengenai HI
Voluntarisme
Objektivisme
Voluntarisme
Berlakunya HI terletak pada
kemauan negara.
Berdasarkan pandangan ini maka
muncul paham dualisme yang
melihat bahwa HI dan HN
merupakan dua perangkat hukum
yang hidup berdampingan dan
berbeda secara intrinsik.
Pelopornya adalah Triepel (Jerman)
dan Anzilotti (Italia).
Alasan Dualisme
Hukum Nasional
 Sumber: kemauan
negara
 Subyek : individu
 Struktur: sempurna
 Efektifitas: tetap
berlaku efektif
walaupun
bertentangan dengan
HI
Hukum Internasional
 Kemauan/kesepakata
n bersama negara-
negara
 Negara
 Tidak sempurna
Kelemahan Dualisme
 Pada dasarnya baik HI maupun HN bersumber
dari kemauan negara yaitu kemauan negara
untuk mengatur kehidupan masyarakat. Jadi
baik HI dan HN bersumber dari kebutuhan
manusia untuk hidup teratur dan beradab.
 Pada kenyataan dewasa ini perorangan dan
kesatuan non negara pun dapat menjadi
subyek HI.
 Perkembangan HN jauh lebih tinggi daripada
HI jadi, wajar saja HN memiliki bentuk organ
yang lebih sempurna dari HI.
 Pada kenyataannya seringkali HN tunduk pada
HI, pertentangan antara keduanya bukan bukti
perbedaan struktural tetapi hanyalah kurang
efektifnya HI.
Akibat Paham Dualisme
 Tidak akan mungkin dipersoalkan
mengenai hirarki antara keduanya, karena
menurut paham ini HI dan HN pada
hakikatnya tidak saja berlainan dan tidak
tergantung satu sama lain, tetapi juga
terlepas satu sama lain.
 Tidak mungkin ada pertentangan diantara
keduanya yang mungkin ada hanya
penunjukan(Renvoi).
 HI memerlukan transformasi terlebih dulu
untuk dapat berlaku dalam lingkungan
HN.
Objektivisme
Berlakunya HI terlepas dari
kemauan negara.
Muncullah paham monisme yang
melihat HI dan HN merupakan dua
bagian dari satu kesatuan yang
lebih besar yaitu hukum yang
mengatur kehidupan manusia.
MONISME
Monisme Primat
Hukum Nasional
Monisme Primat
Hukum Internasional
Akibat Monisme
Bahwa antara HI dan HN mungkin
ada hubungan hirarki.
Paham ini melahirkan 2 teori, yaitu:
–monisme dengan primat HN dan
–monisme dengan primat HI.
Monisme Dengan Primat HN
HI adalah lanjutan HN untuk urusan
luar negeri. Jadi menurut teori ini HI
adalah bersumber dari HN
Penganutnya dinamakan mazhab
Bonn yang salah satu pelopornya
adalah Max Wenzel)..
Alasan Monisme Dengan Primat HN
Tidak terdapat satu organisasi di
atas negara-negara yang mengatur
kehidupan negara-negara di dunia.
Dasar HI yang mengatur hubungan
internasional adalah terletak pada
wewenang negara untuk
mengadakan perjanjian
internasional, jadi ini adalah
wewenang konstitusional.
Kelemahan Monisme
Dengan Primat HN
Hanya memandang hukum
sebagai hukum tertulis dalam
hal ini perjanjian internasional.
Monisme Dengan Primat HI
HN bersumber dari HI yang secara
hirarkis lebih tinggi.
HN tunduk pada HI dan kekuatan
mengikatnya berdasarkan suatu
pendelegasian wewenang dari HI.
Penganut teori ini disebut dengan
Mazhab Vienna.
Kelemahan Monisme
Dengan Primat HI
Jika memandang bahwa HN
bersumber dari HI, ini artinya HI ada
terlebih dulu daripada HN, hal ini
tentu saja bertentangan dengan
kenyataan sejarah, yang
menyebutkan bahwa HN ada lebih
dulu daripada HI.
Wewenang mengadakan perjanjian
internasional terletak pada HN.
Tanggapan terhadap kedua teori
Tidak memberikan jawaban yang
memuaskan mengenai hubungan HI dan
HN
Praktek tidak menunjukkan aliran mana
yang lebih dominan
Hubungan HI dan HN diserahkan pada
praktek masing-masing negara
Kritik/pandangan S.G. Fitzmaurice
Sikap HI terhadap HN
HI pada dasarnya tidak menyampingkan
HN
Negara tidak dapat menggunakan HN
sebagai pembenaran untuk mengelak
kewajiban HI
Psl 27 Konvensi Wina: “A party may not
invoke the provisions of its internal law
as justification for its failure to perform a
treaty”
Sikap HN terhadap HI
Sulit disimpulkan karena hukum
domestik sangat bervariasi dan sering
tidak jelas dan tidak konsisten
Perlu mempelajari praktek negara-negara
dalam hal perjanjian, kebiasaan
internasional dan prinsip-prinsip hukum
umum
Primat HI Menurut Praktik
Internasional
 Setiap negara saat ini saling
menghormati batas wilayah negara
masing-masing.
 Pada umumnya negara-negara mentaati
kewajiban-kewajiban yang bersumber
dari perjanjian internasional dengan
negara lain.
 HI yang mengatur kekebalan dan
keistimewaan diplomatik ditaati oleh
negara-negara yang melakukan
hubungan diplomatik dan konsuler.
 Perlindungan terhadap orang asing dan
hak milik asing yang diberikan oleh HI
ditaati oleh negara-negara.
Konsep Perlawanan (Concept of
Opposability)
Ketentuan/Prinsip/Azas HN, yg
sesuai dengan HI, dapat digunakan
utk menyangkal/menolak ketentuan
HI yang digunakan negara lain
sebagai dasar klaim di peradilan
internasional.
Inggris
Doktrin Inkorporasi (Parliamentary
Souvereignty)
HI adalah hukum negara (international
law is the law of the land).
Pertama kali dikemukakan oleh
Blackstone (abad 18).
Daya berlaku doktrin ini dibedakan
untuk dua hal yaitu: hukum kebiasaan
internasional dan HI yang tertulis
Inggris: Hukum Kebiasaan
Internasional
3 Syarat:
 tidak bertentangan suatu undang-undang
baik yang telah ada maupun yang akan
ada kemudian.
 Sekali ruang lingkup suatu ketentuan
hukum kebiasaan internasional ditetapkan
oleh keputusan mahkamah tertinggi, maka
semua pengadilan di bawahnya terikat
oleh keputusan itu (Stare Decisis).
 Ketentuan hukum kebiasaan tersebut
harus merupakan ketentuan yang umum
diterima oleh masyarakat internasional.
Inggris: Hukum Kebiasaan
Internasional
Penerapan doktrin inkorporasi meliputi dua
dalil, yaitu:
 Dalil konstruksi hukum, yaitu bahwa
undang-undang yang dibuat oleh
parlemen harus ditafsirkan sebagai tidak
bertentangan dengan HI. Artinya, dalam
melakukan penafsiran terhadap undang-
undang ada pra-anggapan bahwa
parlemen tidak berniat melakukan
pelanggaran terhadap HI.
 Dalil tentang pembuktian suatu ketentuan
HI, yaitu bahwa HI tidak memerlukan
kesaksian para ahli di pengadilan Inggris.
Inggris: Perjanjian Internasional
Perjanjian yang memerlukan
persetujuan parlemen, memerlukan
pula pengundangan nasional,
sedangkan perjanjian yang tidak
memerlukan persetujuan parlemen
dapat berlaku langsung setelah
penandatanganan.
Inggris: Perjanjian Internasional
Perjanjian yang memerlukan
persetujuan parlemen:
 Memerlukan diadakannya perubahan
perundang-undangan nasional.
 Menyebabkan perubahan status atau
garis batas wilayah negara.
 Mempengaruhi hak sipil WN Inggris.
 Menambah beban keuangan negara.
Amerika Serikat
 Juga menganut doktrin inkorporasi.
 Undang-undang yang dibuat dengan
persetujuan DPR (Congress) diusahakan
tidak bertentangan dengan HI, namun jika
kemudian suatu undang-undang baru
ternyata bertentangan dengan HI, maka yang
harus dimenangkan adalah undang-undang.
 Membedakan penerapan antara Hukum
Kebiasaan Internasional dan Perjanjian
Internasional
 Perbedaan AS dengan Inggris tampak jelas
dalam hubungan antara perjanjian
internasional dengan HN
Amerika Serikat
Di AS perlu atau tidaknya
pengundangan secara nasional
suatu perjanjian internasional
ditentukan oleh dua hal, yaitu
– apakah bertentangan dengan
konstitusi?
– apakah perjanjian internasional
tersebut merupakan golongan self
executing treaties atau non self
executing treaties?
Amerika Serikat
 Jika pengadilan AS menetapkan bahwa
suatu perjanjian internasional tidak
bertentangan dengan konstitusi dan
termasuk golongan perjanjian internasional
self executing, maka perjanjian tersebut
dianggap bagian dari HN AS dan tidak
memerlukan pengundangan nasional.
 Sedangkan jika perjanjian internasional
tersebut termasuk perjanjian non self
executing maka diperlukan pengundangan
nasional.
Jerman Dan Perancis
 Dalam UUD Jerman dan UUD Perancis
disebutkan bahwa ketentuan-ketentuan HI
merupakan bagian dari HN.
 Ketentuan HI kedudukannya lebih tinggi
daripada UU nasional dan langsung
menimbulkan hak dan kewajiban bagi
penduduk wilayah mereka.
 Dalam sistem hukum Jerman dan
Perancis tidak dipersoalkan transformasi
perjanjian internasional ke dalam HN,
menurut sistem hukum kedua negara
tersebut, pengesahan perjanjian dan
pengumuman resmi sudah mencukupi
syarat suatu perjanjian internasional
merupakan bagian dari HN.
Belanda
Menganut paham Monisme, HI dan
HN merupakan dua aspek yang
sama dari sistem hukum umumnya;
HI mempunyai kedudukan yang
lebih tinggi dari HN;
Perjanjian Internasional dapat
berlaku langsung tanpa
transformasi dgn syarat PI tersebut
langsung mengikat warganegara
Indonesia
Indonesia terikat dalam kewajiban
melaksanakan dan menaati semua
ketentuan perjanjian internasional
yang telah disahkan (diratifikasi)
setelah sebelumnya dikeluarkan
undang-undang mengenai
pengesahan perjanjian
internasional tersebut (UU 24 Tahun
2000 ttg Perjanjian Internasional)
Pemberlakuan HI/Perjanjian
Internasional dalam Hukum Nasional
1.Teori Transformasi:
Tidak dapat berlaku “ex proprio vigore”
dalam hukum nasional;
Transformasi khusus dari HI menjadi
HN;
2.Teori Delegasi:
Adopsi khusus berlakunya HI dalam HN;
Delegasi dari HI ke HN terkait waktu dan
cara berlakunya;

More Related Content

What's hot

Pengantar Hukum internasional
Pengantar Hukum internasional Pengantar Hukum internasional
Pengantar Hukum internasional
Devindra Oktaviano
 
Hukum perdata
Hukum perdataHukum perdata
Hukum perdata
I Made Dermawan SH MKn
 
Stelsel pemidanaan
Stelsel pemidanaanStelsel pemidanaan
Stelsel pemidanaan
Sigit Riono
 
Subjek hukum internasional
Subjek hukum internasionalSubjek hukum internasional
Subjek hukum internasionalKumala Ayu
 
Pacto Internacional dos Direitos Sociais Econômicos e Culturais
Pacto Internacional dos Direitos Sociais Econômicos e CulturaisPacto Internacional dos Direitos Sociais Econômicos e Culturais
Pacto Internacional dos Direitos Sociais Econômicos e Culturais
Ricardo Torques
 
Pengertian dan ruang lingkup hukum perikatan copy
Pengertian dan ruang lingkup hukum perikatan   copyPengertian dan ruang lingkup hukum perikatan   copy
Pengertian dan ruang lingkup hukum perikatan copy
IAIN Ponorogo
 
Hk.pidana
Hk.pidanaHk.pidana
Hk.pidana
Rizki Gumilar
 
Contagious Zone (For Everyone)
Contagious Zone (For Everyone)Contagious Zone (For Everyone)
Contagious Zone (For Everyone)Hansel Kalama
 
P P Hukum Perdata Internasional U I B 08 2
P P  Hukum  Perdata  Internasional  U I B 08 2P P  Hukum  Perdata  Internasional  U I B 08 2
P P Hukum Perdata Internasional U I B 08 2
daron malakiano
 
Hak hak atas tanah dan sistem konversi atas tanah
Hak hak atas tanah dan sistem konversi atas tanahHak hak atas tanah dan sistem konversi atas tanah
Hak hak atas tanah dan sistem konversi atas tanahrahmat_tiflen
 
Ham dalam konstitusi
Ham dalam konstitusiHam dalam konstitusi
Ham dalam konstitusixiaoyuantha
 
Declaração de direitos e os direitos humanos
Declaração de direitos e os direitos humanosDeclaração de direitos e os direitos humanos
Declaração de direitos e os direitos humanos
Direito Nabuco
 
International law -Relationship between International Law and Municipal Law
International law -Relationship between International Law and Municipal LawInternational law -Relationship between International Law and Municipal Law
International law -Relationship between International Law and Municipal Law
Bangladesh Law Digest ☑
 
Hukum internasional
Hukum internasionalHukum internasional
Hukum internasional
Rizki Gumilar
 
perdata
perdataperdata
perdata
amanda lubis
 
Pengantar Hukum Indonesia
Pengantar Hukum IndonesiaPengantar Hukum Indonesia
Pengantar Hukum Indonesia
Aryo Adiwoso
 
Sejarah Unclos III
Sejarah Unclos IIISejarah Unclos III
Sejarah Unclos III
Norsel Maranden
 
Presentasi hukum perikatan wanprestasi
Presentasi hukum perikatan wanprestasiPresentasi hukum perikatan wanprestasi
Presentasi hukum perikatan wanprestasi
Universitas Kristen Maranatha
 
Sejarah hukum adat
Sejarah hukum adatSejarah hukum adat
Sejarah hukum adat
Sela Puji
 
Asas asas hukum dagang, ppt
Asas asas hukum dagang, pptAsas asas hukum dagang, ppt
Asas asas hukum dagang, ppt
Betlehem Ketaren
 

What's hot (20)

Pengantar Hukum internasional
Pengantar Hukum internasional Pengantar Hukum internasional
Pengantar Hukum internasional
 
Hukum perdata
Hukum perdataHukum perdata
Hukum perdata
 
Stelsel pemidanaan
Stelsel pemidanaanStelsel pemidanaan
Stelsel pemidanaan
 
Subjek hukum internasional
Subjek hukum internasionalSubjek hukum internasional
Subjek hukum internasional
 
Pacto Internacional dos Direitos Sociais Econômicos e Culturais
Pacto Internacional dos Direitos Sociais Econômicos e CulturaisPacto Internacional dos Direitos Sociais Econômicos e Culturais
Pacto Internacional dos Direitos Sociais Econômicos e Culturais
 
Pengertian dan ruang lingkup hukum perikatan copy
Pengertian dan ruang lingkup hukum perikatan   copyPengertian dan ruang lingkup hukum perikatan   copy
Pengertian dan ruang lingkup hukum perikatan copy
 
Hk.pidana
Hk.pidanaHk.pidana
Hk.pidana
 
Contagious Zone (For Everyone)
Contagious Zone (For Everyone)Contagious Zone (For Everyone)
Contagious Zone (For Everyone)
 
P P Hukum Perdata Internasional U I B 08 2
P P  Hukum  Perdata  Internasional  U I B 08 2P P  Hukum  Perdata  Internasional  U I B 08 2
P P Hukum Perdata Internasional U I B 08 2
 
Hak hak atas tanah dan sistem konversi atas tanah
Hak hak atas tanah dan sistem konversi atas tanahHak hak atas tanah dan sistem konversi atas tanah
Hak hak atas tanah dan sistem konversi atas tanah
 
Ham dalam konstitusi
Ham dalam konstitusiHam dalam konstitusi
Ham dalam konstitusi
 
Declaração de direitos e os direitos humanos
Declaração de direitos e os direitos humanosDeclaração de direitos e os direitos humanos
Declaração de direitos e os direitos humanos
 
International law -Relationship between International Law and Municipal Law
International law -Relationship between International Law and Municipal LawInternational law -Relationship between International Law and Municipal Law
International law -Relationship between International Law and Municipal Law
 
Hukum internasional
Hukum internasionalHukum internasional
Hukum internasional
 
perdata
perdataperdata
perdata
 
Pengantar Hukum Indonesia
Pengantar Hukum IndonesiaPengantar Hukum Indonesia
Pengantar Hukum Indonesia
 
Sejarah Unclos III
Sejarah Unclos IIISejarah Unclos III
Sejarah Unclos III
 
Presentasi hukum perikatan wanprestasi
Presentasi hukum perikatan wanprestasiPresentasi hukum perikatan wanprestasi
Presentasi hukum perikatan wanprestasi
 
Sejarah hukum adat
Sejarah hukum adatSejarah hukum adat
Sejarah hukum adat
 
Asas asas hukum dagang, ppt
Asas asas hukum dagang, pptAsas asas hukum dagang, ppt
Asas asas hukum dagang, ppt
 

Similar to HI DAN HUKUM NASIONAL_KUL_4.ppt

Hukum Internasional 11ipa4
Hukum Internasional 11ipa4 Hukum Internasional 11ipa4
Hukum Internasional 11ipa4
yesiferamefranda
 
Teori dalam hukum internasional 2
Teori dalam hukum internasional 2Teori dalam hukum internasional 2
Teori dalam hukum internasional 2
Warnet Raha
 
Sistem Hukum Internasional
Sistem Hukum InternasionalSistem Hukum Internasional
Sistem Hukum Internasional
Jesica Grace
 
Bab 5: Sistem Hukum dan Peradilan Internasional (SMA Negeri 2 Surabaya)
Bab 5: Sistem Hukum dan Peradilan Internasional (SMA Negeri 2 Surabaya)Bab 5: Sistem Hukum dan Peradilan Internasional (SMA Negeri 2 Surabaya)
Bab 5: Sistem Hukum dan Peradilan Internasional (SMA Negeri 2 Surabaya)
Mirza Afrizal
 
Asas perjanjian internasional
Asas perjanjian internasionalAsas perjanjian internasional
Asas perjanjian internasional
Adam Hecc
 
Materi Hukum International
Materi Hukum International Materi Hukum International
Materi Hukum International
Ir. Soekarno
 
Subjek Hukum Internasional dan Hubungan Hukum Internasional Dengan Hukum Na...
Subjek Hukum Internasional dan Hubungan Hukum Internasional Dengan Hukum Na...Subjek Hukum Internasional dan Hubungan Hukum Internasional Dengan Hukum Na...
Subjek Hukum Internasional dan Hubungan Hukum Internasional Dengan Hukum Na...
Mahdif Indiarto
 
Sistem_Hukum_dan_Peradilan_Internasional.pptx
Sistem_Hukum_dan_Peradilan_Internasional.pptxSistem_Hukum_dan_Peradilan_Internasional.pptx
Sistem_Hukum_dan_Peradilan_Internasional.pptx
lalalaksana
 
Pendahuluan,pengertian, dll
Pendahuluan,pengertian, dllPendahuluan,pengertian, dll
Pendahuluan,pengertian, dllNuelnuel11
 
Pendahuluan,pengertian, dll
Pendahuluan,pengertian, dllPendahuluan,pengertian, dll
Pendahuluan,pengertian, dllNuelnuel11
 
Pendahuluan,pengertian, dll
Pendahuluan,pengertian, dllPendahuluan,pengertian, dll
Pendahuluan,pengertian, dllNuelnuel11
 
Hubungan hi dan hn
Hubungan hi dan hnHubungan hi dan hn
Hubungan hi dan hn
Nuelnuel11
 
Penjelasan mengenai seputar Hukum internasional
Penjelasan mengenai seputar Hukum internasionalPenjelasan mengenai seputar Hukum internasional
Penjelasan mengenai seputar Hukum internasional
menhankam88
 
Pengantar Hukum Internasional - Pandangan Tentang Hukum Internasional
Pengantar Hukum Internasional - Pandangan Tentang Hukum InternasionalPengantar Hukum Internasional - Pandangan Tentang Hukum Internasional
Pengantar Hukum Internasional - Pandangan Tentang Hukum Internasional
Mariske Myeke Tampi
 
Istilah definisi-dan-karakteristik-hukum-internasional
Istilah definisi-dan-karakteristik-hukum-internasionalIstilah definisi-dan-karakteristik-hukum-internasional
Istilah definisi-dan-karakteristik-hukum-internasionalAnastasia Sevenfold
 
Makalah sistem hukum dan peradilan internasional
Makalah sistem hukum dan peradilan internasionalMakalah sistem hukum dan peradilan internasional
Makalah sistem hukum dan peradilan internasional
Septian Muna Barakati
 
Makalah sistem hukum dan peradilan internasional
Makalah sistem hukum dan peradilan internasionalMakalah sistem hukum dan peradilan internasional
Makalah sistem hukum dan peradilan internasionalOperator Warnet Vast Raha
 
Makalah sistem hukum dan peradilan internasional
Makalah sistem hukum dan peradilan internasionalMakalah sistem hukum dan peradilan internasional
Makalah sistem hukum dan peradilan internasionalOperator Warnet Vast Raha
 
Makalah sistem hukum dan peradilan internasional
Makalah sistem hukum dan peradilan internasionalMakalah sistem hukum dan peradilan internasional
Makalah sistem hukum dan peradilan internasionalOperator Warnet Vast Raha
 

Similar to HI DAN HUKUM NASIONAL_KUL_4.ppt (20)

Hukum Internasional 11ipa4
Hukum Internasional 11ipa4 Hukum Internasional 11ipa4
Hukum Internasional 11ipa4
 
Teori dalam hukum internasional 2
Teori dalam hukum internasional 2Teori dalam hukum internasional 2
Teori dalam hukum internasional 2
 
Sistem Hukum Internasional
Sistem Hukum InternasionalSistem Hukum Internasional
Sistem Hukum Internasional
 
Bab 5: Sistem Hukum dan Peradilan Internasional (SMA Negeri 2 Surabaya)
Bab 5: Sistem Hukum dan Peradilan Internasional (SMA Negeri 2 Surabaya)Bab 5: Sistem Hukum dan Peradilan Internasional (SMA Negeri 2 Surabaya)
Bab 5: Sistem Hukum dan Peradilan Internasional (SMA Negeri 2 Surabaya)
 
Asas perjanjian internasional
Asas perjanjian internasionalAsas perjanjian internasional
Asas perjanjian internasional
 
Materi Hukum International
Materi Hukum International Materi Hukum International
Materi Hukum International
 
Subjek Hukum Internasional dan Hubungan Hukum Internasional Dengan Hukum Na...
Subjek Hukum Internasional dan Hubungan Hukum Internasional Dengan Hukum Na...Subjek Hukum Internasional dan Hubungan Hukum Internasional Dengan Hukum Na...
Subjek Hukum Internasional dan Hubungan Hukum Internasional Dengan Hukum Na...
 
Pkn Kel 4
Pkn Kel 4Pkn Kel 4
Pkn Kel 4
 
Sistem_Hukum_dan_Peradilan_Internasional.pptx
Sistem_Hukum_dan_Peradilan_Internasional.pptxSistem_Hukum_dan_Peradilan_Internasional.pptx
Sistem_Hukum_dan_Peradilan_Internasional.pptx
 
Pendahuluan,pengertian, dll
Pendahuluan,pengertian, dllPendahuluan,pengertian, dll
Pendahuluan,pengertian, dll
 
Pendahuluan,pengertian, dll
Pendahuluan,pengertian, dllPendahuluan,pengertian, dll
Pendahuluan,pengertian, dll
 
Pendahuluan,pengertian, dll
Pendahuluan,pengertian, dllPendahuluan,pengertian, dll
Pendahuluan,pengertian, dll
 
Hubungan hi dan hn
Hubungan hi dan hnHubungan hi dan hn
Hubungan hi dan hn
 
Penjelasan mengenai seputar Hukum internasional
Penjelasan mengenai seputar Hukum internasionalPenjelasan mengenai seputar Hukum internasional
Penjelasan mengenai seputar Hukum internasional
 
Pengantar Hukum Internasional - Pandangan Tentang Hukum Internasional
Pengantar Hukum Internasional - Pandangan Tentang Hukum InternasionalPengantar Hukum Internasional - Pandangan Tentang Hukum Internasional
Pengantar Hukum Internasional - Pandangan Tentang Hukum Internasional
 
Istilah definisi-dan-karakteristik-hukum-internasional
Istilah definisi-dan-karakteristik-hukum-internasionalIstilah definisi-dan-karakteristik-hukum-internasional
Istilah definisi-dan-karakteristik-hukum-internasional
 
Makalah sistem hukum dan peradilan internasional
Makalah sistem hukum dan peradilan internasionalMakalah sistem hukum dan peradilan internasional
Makalah sistem hukum dan peradilan internasional
 
Makalah sistem hukum dan peradilan internasional
Makalah sistem hukum dan peradilan internasionalMakalah sistem hukum dan peradilan internasional
Makalah sistem hukum dan peradilan internasional
 
Makalah sistem hukum dan peradilan internasional
Makalah sistem hukum dan peradilan internasionalMakalah sistem hukum dan peradilan internasional
Makalah sistem hukum dan peradilan internasional
 
Makalah sistem hukum dan peradilan internasional
Makalah sistem hukum dan peradilan internasionalMakalah sistem hukum dan peradilan internasional
Makalah sistem hukum dan peradilan internasional
 

Recently uploaded

RUU KIA pada Seribu HPK-Raker Tingkat I Komisi VIII DPR RI-25032024-FINAL.pdf
RUU KIA pada Seribu HPK-Raker Tingkat I Komisi VIII DPR RI-25032024-FINAL.pdfRUU KIA pada Seribu HPK-Raker Tingkat I Komisi VIII DPR RI-25032024-FINAL.pdf
RUU KIA pada Seribu HPK-Raker Tingkat I Komisi VIII DPR RI-25032024-FINAL.pdf
CI kumparan
 
PERATURAN KKP (LOJI YANG MENGHENDAKI PERAKUAN KELAYAKAN) 2024.pdf
PERATURAN KKP (LOJI YANG MENGHENDAKI PERAKUAN KELAYAKAN) 2024.pdfPERATURAN KKP (LOJI YANG MENGHENDAKI PERAKUAN KELAYAKAN) 2024.pdf
PERATURAN KKP (LOJI YANG MENGHENDAKI PERAKUAN KELAYAKAN) 2024.pdf
OsmanHjAbdulWahid
 
MATERI PANWASLU KELURAHAN DESA JUNI 2024.pptx
MATERI PANWASLU KELURAHAN DESA JUNI 2024.pptxMATERI PANWASLU KELURAHAN DESA JUNI 2024.pptx
MATERI PANWASLU KELURAHAN DESA JUNI 2024.pptx
muhammadarsyad77
 
ILMU HUKUM SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK.pptx
ILMU HUKUM SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK.pptxILMU HUKUM SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK.pptx
ILMU HUKUM SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK.pptx
NinaRahayuBelia
 
Estimasi Pendapatan Pemerintah Dalam Manajemen Keuangan Daerah.pptx
Estimasi Pendapatan Pemerintah Dalam Manajemen Keuangan Daerah.pptxEstimasi Pendapatan Pemerintah Dalam Manajemen Keuangan Daerah.pptx
Estimasi Pendapatan Pemerintah Dalam Manajemen Keuangan Daerah.pptx
pcaiolenovo20232
 
PEMBUKTIAN HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA
PEMBUKTIAN HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARAPEMBUKTIAN HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA
PEMBUKTIAN HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA
AchmadHasanBasri
 

Recently uploaded (6)

RUU KIA pada Seribu HPK-Raker Tingkat I Komisi VIII DPR RI-25032024-FINAL.pdf
RUU KIA pada Seribu HPK-Raker Tingkat I Komisi VIII DPR RI-25032024-FINAL.pdfRUU KIA pada Seribu HPK-Raker Tingkat I Komisi VIII DPR RI-25032024-FINAL.pdf
RUU KIA pada Seribu HPK-Raker Tingkat I Komisi VIII DPR RI-25032024-FINAL.pdf
 
PERATURAN KKP (LOJI YANG MENGHENDAKI PERAKUAN KELAYAKAN) 2024.pdf
PERATURAN KKP (LOJI YANG MENGHENDAKI PERAKUAN KELAYAKAN) 2024.pdfPERATURAN KKP (LOJI YANG MENGHENDAKI PERAKUAN KELAYAKAN) 2024.pdf
PERATURAN KKP (LOJI YANG MENGHENDAKI PERAKUAN KELAYAKAN) 2024.pdf
 
MATERI PANWASLU KELURAHAN DESA JUNI 2024.pptx
MATERI PANWASLU KELURAHAN DESA JUNI 2024.pptxMATERI PANWASLU KELURAHAN DESA JUNI 2024.pptx
MATERI PANWASLU KELURAHAN DESA JUNI 2024.pptx
 
ILMU HUKUM SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK.pptx
ILMU HUKUM SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK.pptxILMU HUKUM SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK.pptx
ILMU HUKUM SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK.pptx
 
Estimasi Pendapatan Pemerintah Dalam Manajemen Keuangan Daerah.pptx
Estimasi Pendapatan Pemerintah Dalam Manajemen Keuangan Daerah.pptxEstimasi Pendapatan Pemerintah Dalam Manajemen Keuangan Daerah.pptx
Estimasi Pendapatan Pemerintah Dalam Manajemen Keuangan Daerah.pptx
 
PEMBUKTIAN HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA
PEMBUKTIAN HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARAPEMBUKTIAN HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA
PEMBUKTIAN HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA
 

HI DAN HUKUM NASIONAL_KUL_4.ppt

  • 1. HUBUNGAN HUKUM NASIONAL DAN HUKUM INTERNASIONAL PRESENTED BY: FERY CHOFA, SH, LL.M
  • 2. 3 Aspek Hubungan: Apakah HI dan Hukum Nasional merupakan suatu sistem; Pengutamaan (Primacy) antara HI dan Hukum nasional; Pemberlakuan HI dalam hukum nasional suatu negara.
  • 5. Voluntarisme Berlakunya HI terletak pada kemauan negara. Berdasarkan pandangan ini maka muncul paham dualisme yang melihat bahwa HI dan HN merupakan dua perangkat hukum yang hidup berdampingan dan berbeda secara intrinsik. Pelopornya adalah Triepel (Jerman) dan Anzilotti (Italia).
  • 6. Alasan Dualisme Hukum Nasional  Sumber: kemauan negara  Subyek : individu  Struktur: sempurna  Efektifitas: tetap berlaku efektif walaupun bertentangan dengan HI Hukum Internasional  Kemauan/kesepakata n bersama negara- negara  Negara  Tidak sempurna
  • 7. Kelemahan Dualisme  Pada dasarnya baik HI maupun HN bersumber dari kemauan negara yaitu kemauan negara untuk mengatur kehidupan masyarakat. Jadi baik HI dan HN bersumber dari kebutuhan manusia untuk hidup teratur dan beradab.  Pada kenyataan dewasa ini perorangan dan kesatuan non negara pun dapat menjadi subyek HI.  Perkembangan HN jauh lebih tinggi daripada HI jadi, wajar saja HN memiliki bentuk organ yang lebih sempurna dari HI.  Pada kenyataannya seringkali HN tunduk pada HI, pertentangan antara keduanya bukan bukti perbedaan struktural tetapi hanyalah kurang efektifnya HI.
  • 8. Akibat Paham Dualisme  Tidak akan mungkin dipersoalkan mengenai hirarki antara keduanya, karena menurut paham ini HI dan HN pada hakikatnya tidak saja berlainan dan tidak tergantung satu sama lain, tetapi juga terlepas satu sama lain.  Tidak mungkin ada pertentangan diantara keduanya yang mungkin ada hanya penunjukan(Renvoi).  HI memerlukan transformasi terlebih dulu untuk dapat berlaku dalam lingkungan HN.
  • 9. Objektivisme Berlakunya HI terlepas dari kemauan negara. Muncullah paham monisme yang melihat HI dan HN merupakan dua bagian dari satu kesatuan yang lebih besar yaitu hukum yang mengatur kehidupan manusia.
  • 10. MONISME Monisme Primat Hukum Nasional Monisme Primat Hukum Internasional
  • 11. Akibat Monisme Bahwa antara HI dan HN mungkin ada hubungan hirarki. Paham ini melahirkan 2 teori, yaitu: –monisme dengan primat HN dan –monisme dengan primat HI.
  • 12. Monisme Dengan Primat HN HI adalah lanjutan HN untuk urusan luar negeri. Jadi menurut teori ini HI adalah bersumber dari HN Penganutnya dinamakan mazhab Bonn yang salah satu pelopornya adalah Max Wenzel)..
  • 13. Alasan Monisme Dengan Primat HN Tidak terdapat satu organisasi di atas negara-negara yang mengatur kehidupan negara-negara di dunia. Dasar HI yang mengatur hubungan internasional adalah terletak pada wewenang negara untuk mengadakan perjanjian internasional, jadi ini adalah wewenang konstitusional.
  • 14. Kelemahan Monisme Dengan Primat HN Hanya memandang hukum sebagai hukum tertulis dalam hal ini perjanjian internasional.
  • 15. Monisme Dengan Primat HI HN bersumber dari HI yang secara hirarkis lebih tinggi. HN tunduk pada HI dan kekuatan mengikatnya berdasarkan suatu pendelegasian wewenang dari HI. Penganut teori ini disebut dengan Mazhab Vienna.
  • 16. Kelemahan Monisme Dengan Primat HI Jika memandang bahwa HN bersumber dari HI, ini artinya HI ada terlebih dulu daripada HN, hal ini tentu saja bertentangan dengan kenyataan sejarah, yang menyebutkan bahwa HN ada lebih dulu daripada HI. Wewenang mengadakan perjanjian internasional terletak pada HN.
  • 17. Tanggapan terhadap kedua teori Tidak memberikan jawaban yang memuaskan mengenai hubungan HI dan HN Praktek tidak menunjukkan aliran mana yang lebih dominan Hubungan HI dan HN diserahkan pada praktek masing-masing negara Kritik/pandangan S.G. Fitzmaurice
  • 18. Sikap HI terhadap HN HI pada dasarnya tidak menyampingkan HN Negara tidak dapat menggunakan HN sebagai pembenaran untuk mengelak kewajiban HI Psl 27 Konvensi Wina: “A party may not invoke the provisions of its internal law as justification for its failure to perform a treaty”
  • 19. Sikap HN terhadap HI Sulit disimpulkan karena hukum domestik sangat bervariasi dan sering tidak jelas dan tidak konsisten Perlu mempelajari praktek negara-negara dalam hal perjanjian, kebiasaan internasional dan prinsip-prinsip hukum umum
  • 20. Primat HI Menurut Praktik Internasional  Setiap negara saat ini saling menghormati batas wilayah negara masing-masing.  Pada umumnya negara-negara mentaati kewajiban-kewajiban yang bersumber dari perjanjian internasional dengan negara lain.  HI yang mengatur kekebalan dan keistimewaan diplomatik ditaati oleh negara-negara yang melakukan hubungan diplomatik dan konsuler.  Perlindungan terhadap orang asing dan hak milik asing yang diberikan oleh HI ditaati oleh negara-negara.
  • 21. Konsep Perlawanan (Concept of Opposability) Ketentuan/Prinsip/Azas HN, yg sesuai dengan HI, dapat digunakan utk menyangkal/menolak ketentuan HI yang digunakan negara lain sebagai dasar klaim di peradilan internasional.
  • 22. Inggris Doktrin Inkorporasi (Parliamentary Souvereignty) HI adalah hukum negara (international law is the law of the land). Pertama kali dikemukakan oleh Blackstone (abad 18). Daya berlaku doktrin ini dibedakan untuk dua hal yaitu: hukum kebiasaan internasional dan HI yang tertulis
  • 23. Inggris: Hukum Kebiasaan Internasional 3 Syarat:  tidak bertentangan suatu undang-undang baik yang telah ada maupun yang akan ada kemudian.  Sekali ruang lingkup suatu ketentuan hukum kebiasaan internasional ditetapkan oleh keputusan mahkamah tertinggi, maka semua pengadilan di bawahnya terikat oleh keputusan itu (Stare Decisis).  Ketentuan hukum kebiasaan tersebut harus merupakan ketentuan yang umum diterima oleh masyarakat internasional.
  • 24. Inggris: Hukum Kebiasaan Internasional Penerapan doktrin inkorporasi meliputi dua dalil, yaitu:  Dalil konstruksi hukum, yaitu bahwa undang-undang yang dibuat oleh parlemen harus ditafsirkan sebagai tidak bertentangan dengan HI. Artinya, dalam melakukan penafsiran terhadap undang- undang ada pra-anggapan bahwa parlemen tidak berniat melakukan pelanggaran terhadap HI.  Dalil tentang pembuktian suatu ketentuan HI, yaitu bahwa HI tidak memerlukan kesaksian para ahli di pengadilan Inggris.
  • 25. Inggris: Perjanjian Internasional Perjanjian yang memerlukan persetujuan parlemen, memerlukan pula pengundangan nasional, sedangkan perjanjian yang tidak memerlukan persetujuan parlemen dapat berlaku langsung setelah penandatanganan.
  • 26. Inggris: Perjanjian Internasional Perjanjian yang memerlukan persetujuan parlemen:  Memerlukan diadakannya perubahan perundang-undangan nasional.  Menyebabkan perubahan status atau garis batas wilayah negara.  Mempengaruhi hak sipil WN Inggris.  Menambah beban keuangan negara.
  • 27. Amerika Serikat  Juga menganut doktrin inkorporasi.  Undang-undang yang dibuat dengan persetujuan DPR (Congress) diusahakan tidak bertentangan dengan HI, namun jika kemudian suatu undang-undang baru ternyata bertentangan dengan HI, maka yang harus dimenangkan adalah undang-undang.  Membedakan penerapan antara Hukum Kebiasaan Internasional dan Perjanjian Internasional  Perbedaan AS dengan Inggris tampak jelas dalam hubungan antara perjanjian internasional dengan HN
  • 28. Amerika Serikat Di AS perlu atau tidaknya pengundangan secara nasional suatu perjanjian internasional ditentukan oleh dua hal, yaitu – apakah bertentangan dengan konstitusi? – apakah perjanjian internasional tersebut merupakan golongan self executing treaties atau non self executing treaties?
  • 29. Amerika Serikat  Jika pengadilan AS menetapkan bahwa suatu perjanjian internasional tidak bertentangan dengan konstitusi dan termasuk golongan perjanjian internasional self executing, maka perjanjian tersebut dianggap bagian dari HN AS dan tidak memerlukan pengundangan nasional.  Sedangkan jika perjanjian internasional tersebut termasuk perjanjian non self executing maka diperlukan pengundangan nasional.
  • 30. Jerman Dan Perancis  Dalam UUD Jerman dan UUD Perancis disebutkan bahwa ketentuan-ketentuan HI merupakan bagian dari HN.  Ketentuan HI kedudukannya lebih tinggi daripada UU nasional dan langsung menimbulkan hak dan kewajiban bagi penduduk wilayah mereka.  Dalam sistem hukum Jerman dan Perancis tidak dipersoalkan transformasi perjanjian internasional ke dalam HN, menurut sistem hukum kedua negara tersebut, pengesahan perjanjian dan pengumuman resmi sudah mencukupi syarat suatu perjanjian internasional merupakan bagian dari HN.
  • 31. Belanda Menganut paham Monisme, HI dan HN merupakan dua aspek yang sama dari sistem hukum umumnya; HI mempunyai kedudukan yang lebih tinggi dari HN; Perjanjian Internasional dapat berlaku langsung tanpa transformasi dgn syarat PI tersebut langsung mengikat warganegara
  • 32. Indonesia Indonesia terikat dalam kewajiban melaksanakan dan menaati semua ketentuan perjanjian internasional yang telah disahkan (diratifikasi) setelah sebelumnya dikeluarkan undang-undang mengenai pengesahan perjanjian internasional tersebut (UU 24 Tahun 2000 ttg Perjanjian Internasional)
  • 33. Pemberlakuan HI/Perjanjian Internasional dalam Hukum Nasional 1.Teori Transformasi: Tidak dapat berlaku “ex proprio vigore” dalam hukum nasional; Transformasi khusus dari HI menjadi HN; 2.Teori Delegasi: Adopsi khusus berlakunya HI dalam HN; Delegasi dari HI ke HN terkait waktu dan cara berlakunya;