SlideShare a Scribd company logo
Perkembangan Moral Dan Spiritual Peserta Didik
A. Perkembangan Moral
Sebelum masuk pada proses mengembangkan moral anak, maka sebelumnya
harus dikenal pengertian moral itu sendiri, para cendekiawan dan peneliti banyak
merumuskan pengertian-pengertian moral, diantaranya :
1. Istilah moral berasa dari kata latin mos (Moris), yang berarti adat istiadat,
kebiasaan, peraturan/nilai-nilai atau tata cara kehidupan. Sedangkan moralitas
merupakan kemauan untuk menerima dan melakukan peraturan, nilai-nilai atau
prinsip-prinsip moral (Nisa Zahrah, 2012:116).
2. Moral adalah ajaran tentang baik burukperbuatan dan kelakuan, akhlak,
kewajiban, dan sebagainya (Sunarto dan Agung Hartono, 2008:169).
3. Menurut pandangan ahli filsafat, etika memandang tingkah laku perbuatan
manusia secara universal (umum), sedangkan moral secara local. Moral
menyatakan ukuran, etika menjelaskan ukuran itu. Abu ‘Ala al-Mududi dalam
bukunya Ethnical Viewpoint of Islam, memberikan garis terang antara moral Islam
dengan moral sekuler. Moral Isloam bersumber pada bimbingan dan petunjuk
Alloh dalam Al-Quran dan hadits rasul-Nya. Sedangkan moral sekuler bersumber
dari pikiran dan prasangka manusia yang beragam (Heri Gunawan, 2012:19).
Perkembangan moral adalah perkembangan yang berkaitan dengan aturan dan
konvensi mengenai apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia dalam interaksinya
dengan orang lain (Santrock, 1995). Anak-anak ketika dilahirkan tidak memiliki moral
(imoral). Tetapi dalam dirinya terdapat poteni moral yang siap untuk dikembangkan.
Karena itu, melalui penglamannya berinteraksi dengan orang lain (dengan orangtua,
saudara, teman sebaya atau guru), anak belajar memahami tentang perilaku mana yang
baik, yang boleh dikerjakan dan tingkah laku mana yang buruk, yang tidak boleh
dikerjakan.
B. Teori Psikoanalisa tentang Perkembangan Moral
Dalam menggambarkan perkembangan moral, teori psikoanalisa dangan
pembagian struktur kepribadian manusia atas tiga, yaitu id, ego, dan superego. Id
adalah struktur kepribadian yang terdiri atas aspek biologis yang irasional dan tidak
disadari. Ego adalah struktur kepribadian yang terdiri atas aspek psikologi, yaitu
subsistem ego yang yang rasional dan disadari, namun tidak memiliki moralitas.
Superego adalah struktur kepribadian yang terdiri atas aspek social yang berisikan
system nilai dan moral, yang benar-benar memperhitungkan “benar” atau “salahnya”
sesuatu.
Superego ini mempunyai dua komponen, yaitu ego ideal kata hati (conscience).
Kata hati menggambarkan bagian dalam atau kehidupan mental seseorang, peraturan-
peraturan masyarakat, hukum, kode etik, dan moral. Pada usia kira-kira 5 tahun
perkembangan superego secara khas akan menjadi sempurna. Ketika hal ini terjadi,
maka suara hati terbentuk. Ini berarti bahwa usia sekitar 5 tahun orang sudah
menyelesaikan pengembangan moralnya. (Lerner & hultsch, 1983).
C. Teori belajar-Sosial tentang Perkembangan Moral
Teori belajar social melihat tingkah laku moral sebagai respons atas stimulus.
Dalam hal ini, proses-proses penguatan, penghukuman, dan peniruan digunakn untuk
menjelaskan perilaku moral anak-anak. Bila anak diberi hadiah atas perilaku yang
sesuai dengan aturan dan kontrak social, mereka akan mengulangi perilaku tersebut.
Sebaliknya, bila mereka dihukum atas perilaku yang tidak bermoral, maka perilaku itu
akan berkurang atau hilang.
D. Teori Kognitif Piaget tentang Perkembangan Moral
Teori kognitif Piaget mengenai pengembangan moral melibatkan prinsip-
prinsip dan proses-proses yang sama dengan pertumbungan kognitif yang ditemuai
dalam teorinya tentang perkembangan intelektual. Bagi Piaget, perkembangan moral
digambanrkan melalui aturan permainan. Karena itu, hakikat moralitas adalah
kecenderungan untuk menerima dan menaati system peraturan. Berdasarkan hasil
observasinya terhadap aturan-aturan permainan anak-anak tentang moralitas dapat
dibedakan atas dua tahap, yaitu tahap heteronomous morality dan autonomousmorality
(Siefert & Hoffnung, 1994).
Heteronomous morality atau morality of constraint ialah tahap perkembangan
moral yang terjadi pada anak usia kira-kira 6 hingga 9 tahun. Dalam tahap berfikir ini,
anak-anak menghormati ketentuan-ketentuan suatu permainan sebagai sesuatu yang
bersifat suci dan tidak dapat dirubah, karena berasal dari otoritas yang dihormatinya.
Anak-anak pada masa ini yakin akan keadilan immanen, yaitu konsep bahwa bila suatu
aturan dilanggar, hukuman akan segera dijatuhkan. Mereka percaya bahwa
pelanggaran diasosiasikan secara otomatis dengan hukuman, dan setiap pelanggaran
akan dihukum menurut tingkat kesalahan yang dilakukan seorang anak dengan
mengabaikan apakah kesalahan itu disengaja atau kebetulan
Automous morality atau morality of cooperation ialah tahap perkembangan
moral yang terjadi pada anak-anak usia kira-kira 9 hingga 12 tahun. Pada tahap ini anak
mulai sadar bahwa aturan-aturan dan hukum-hukum merupakan ciptaan manusia dan
dalam menerapkan suatu hukuaman atas suatu tindakan harus tindakan harus
memepertimbangkan maksud pelaku serta akibat-akibatnya. Bagi anak-anak dalam
tahap ini, peraturan-peraturan hanyalah masalah kenyamanan dan kontrak social yang
telah disetujui bersama, sehingga mereka menerima dan mengakui perubahan menurut
kesepakatan. Dalam tahap ini, anak juga meninggalkan penghormatan sepihak kepada
otoritas dan mengembangkan penghormatan kepada teman sebyanya. Mereka Nampak
membandel kepada otoritas, serta lebih menaati peraturan kelompok sebaya atau
pimpinannya.
E. Teori Kohlberg tentang Perkembangan Moral
Teori Kohlberg tentang perkembangan moral merupakan perluas, modifikasi,
dan redefeni atas teori Piaget. Teori ini didasarkan atas analisisnya terhadap hasil
wawancara dengan anak laki-laki usia 10 hingga 16 tahun yang dihadapkan pada suatu
dilemma moral, di mana mereka harus memilih antara tindakan menaati peraturan
ataumemenuhi kebutuhan hidup dengan cara yang bertentangan dengan peraturan.
Berdasarkan pertimbangan yang diberikan atas pertanyaan kasus dilematis
yang dihadapi seseorang, Kohlberg mengklasifikasikan perkembangan moral atas tiga
tingkatan (level), yang kemudian dibagi lagi menjadi enam tahap (stage).
Tabel Tahap-Tahap Pengambilan Perspektif
Tahap Pengambilan
Perspektif
Usia Deskripsi
Perspektif yang
egosentris
Pengambilan Perspektif
sosial internasional
3-6
6-8
Anak merasakan adanya
perbedaan dengan orang
lain, tetapi belum mampu
membedakan antara
perspektif social
(pemikiran, perasaan)
orang lain dan perspektif
diri sendiri. Anak dapat
menyebutkan perasaan
orang lain, tetapi tidak
melihat hubungan sebab
dan akibat pemikiran dan
tindakan social.
Anak sadar bahwa orang
lain memiliki suatu
perspektif sosial yang
didasarkan atas pemikiran
orang itu, yang mungkin
sama atau berbeda dengan
pemikirannya. Tetapi, anak
cenderung berfokus pada
Pengambilan keputusan
diri refleksi
Saling mengambil
perspektif
8-10
10-12
perspektif sendiri dan
bukan mengkoordinasikan
sudut pandang.
Anak sadar bahwa setiap
orang sadar akan perspektif
orang lain dan bahwa
kesadaran ini
memengaruhi pendangan
diri sendiri di tempat orang
lain merupakan suatu cara
untuk menilai maksud,
tujuan, da tindakan orang
lain. Anak dapat
membentuk suatu mata
rantai perspektif yang
terkoodinasi, tetapi tidak
dapat mengabstraksikan
proses-proses ini pada
tingkat timbale balik secara
serentak.
Anak remaja menyadari
bahwa baik diri sendiri
maupun orang lain dapat
memandang satu sama lain
secara timbal balik dan
secara serentak sebagai
Pengambilan perspektif
sistem sosial dan
konvensi
12-15
subjek. Anak remaja dapat
melangkah ke luar dari
kedua orang itu dan
memandang interaksi dari
perspektif orang ketiga.
Anak remaja menyadari
pengambilan perspektif
bersama tidak selalu
menghasilkan pemahaman
yang sempurna. Konvensi
sosial dilihat sebgai sesuatu
yang penting karena
dipahami oleh semua
anggota kelompok, tanpa
memandang posisi, peran,
atau pengalam mereka.
Kohlgerb setuju dengan Piaget yang menjelaskan bahwa sikap moral bukan
hasil sosialisasi atau pelajaran yang diperoleh dari pengalaman. Tetapi, tahap-tahap
perkembangan moral terjadi dari aktivitas spontan dari anak-anak. Anak-anak memang
berkembang melalui interaksi sosial, namun interaksi ini memiliki corak khusus, di
mana faktor pribadiyaitu aktivitas-aktivitas anak ikut berperan. Semakin tinggi tahap
perkembangan moral seseorang, akan semakin terlihat moralitas yang lebih mantap dan
bertanggung jawab dari perbuatan-perbuatannya.
Table dan Tahap Perkembangan Moral Menurut Kohlberg
Tingkat Tahap
1. Prakonvensional Moralitas
Pada level ini anak mengenal
moralitas berdasarkan dampak
yang ditimbulkan oleh suatu
perbuatan, yaitu menyenangkan
(hadiah) atau menyakitkan
(hukuman). Anak tidak
melanggar aturan karena takut
akan ancama hukuman dari
otoritas.
2. Konvensional
Suatu perbuatan dinilai baik oleh
anak apabila mematuhi harapan
otoritas atau kelompok sebaya.
3. Pasca Konvensional
Pada level ini aturan dan intuisi
dari masyarakat tidak dipandang
sebagai tujuan akhir;
tetapidiperlukan sebgai subjek.
Anak menaati aturan untuk
menghindari aturan untuk
menghindari hukuman kata hati.
1. Orientasi Kepatuhan dan
Hukuman Pemahamp aturan
adalah anak tentang baik dan
buruk ditentukan oleh otoritas.
Kepatuhan terhadap aturan
adalah untuk menghindari
hukuman dari otoritas.
2. Orientasi hedonistic-
instrumental suatu perbuatan
dinilai baik apabila berfungsi
sebagai instrument untuk
memenuhi kebutuhan atau
kepuasan diri.
3. Orientasi anak yang baik
tindakan berorientasikan pada
orang lain. Suatu perbuatan
dinilai baik apabila
menyenangkan bagi orang lain.
4. Orientasi keteraturan dan otoritas
perilaku yang dinilai baik adalah
menunaikan kewajiban,
menghormati otoritas, dan
memelihara ketertiban sosial.
5. Orientasi kontrol sosial-legalistik
ada semacam perjanjian antara
dirinya dan lingkungan sosial.
Perbuatan diniali baik apabila
sesuai dengan perundang-
undangan yang berlaku.
6. Orientasi kata hari kebenaran
ditentukan oleh kata hati, sesuai
dengan prinsip-prinsip etika
universal yang bersifat abstrak
dan penghormatan terhadap
martabat manusia.
Sumber: Lerner & Hultsch, 1983; Hetherington & Parke, 1979
Dra. Desmita, M.Si., Psikologi Perkembangan Peserta Didik (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2009) hlm 258-262.
F. Implikasi Pengembangan Nilai, Moral, dan Sikap Remaja terhadap
Penyelenggaraan Pendidikan
Ada individu yang tahu tentang suatu nilai, tetapi hanya menjadi pengetahuan
belaka. Tidak semua individu mencapai tingkat perkembangan moral seperti yang
diharapkan, sehingga kita dihadapkan pada masalah pentingnya pembinaan. Adapun
upaya-upaya yang dapat dilakukan dalam menegmbangkan nilai, moral, dan sikap
remaja adalah sebagai berikut.
a. Menciptakan hubungan komunikasi
Komunikasi didahului oleh pemberian informasi tentang niali dan moral. Anak
tidak pasif mendengarkan dari orang dewasa bagaimana harus bertingkah laku sesuai
dengan norma dan nilai-nilai moral, tetapi ia harus dirangsanag agar lebih aktif.
Hendaknya ada uapaya untuk mengikutsertakan remaja dalam pembicaraan dan
pengambilan keputusan keluarga, sedangkan dalam kelompok sebaya, remaja turut
secara aktif dalam penentuan maupun keputusan kelompok.
Kita mengetahui bahwa nilai-nilai hidup yang dipelajari memerlukan satu
kesempatan untuk diterima dan diresapkan sebelum menjadi bagian dari tingkah laku
seseorang. Diketahui pula bahwa nilai-nilai hidup yang dipelajari baru akan
berkembang bila telah dikaitkan dalam konteks kehidupan bersama.
b. Menciptakan iklim lingkungan yang serasi
Para remaja sering bersikap kritis, menentang nilai-nilai hidup orangtua dan orang
dewasa lainnya. Ini tidak berarti mengurangi kebutuhan mereka akan suatu system nilai
yang tetap dan member rasa aman kepada mereka. Mereka tetap menginginkan suatu
sistem nilai yang akan menjadi pegangan bagi perilaku mereka. Oleh karena i tu,
orangtua dan guru serta orang dewasa lainnya perlu member model-model atau contoh
perilaku yang merupakan perwujudan dari nilai-nilai yang berlaku dan diperjuangkan.
PENUTUP
Tahapan perkembangan moral anak berada pada tahap perilaku baik apabila
dapat saling memberi dengan orang lain menuju tahap pertimbangan baik berdasarkan
opini teman sebaya dan atas dasar hukum dan perintah. Anak membutuhkan
kesempatan untuk mengembangkan ketidaktergantungan dan tanggung jawab sebagai
aktualisasi kemampuan mengontrol diri dari orang dewasa.
Dengan mengucapkan Alhamdulillah, akhirnya kami dapat menyelesaikan
makalah ini disertai harapan semoga dicatat sebagai amal shaleh dan bermanfaat bagi
siapa saja yang mengharap ridha Allah dengan membaca dan menghayati kandungan
makalah ini.
Atas perhatian pembaca kami mengucapkan terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA
Fatimah, Enung. Psikologi Perkembangan Peserta Didik (Bandung: CV Pustaka Setia,
2010) hlm 126-128.
Padmonodewo, Soemiarti. Pendidikan Anak Prasekolah. (Jakarta: PT. Rineka Cipta). 2003
Riksa Y, Yusi. Perkembangan Peserta Didik (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam
Departemen Agama Republik Indonesia). 2009
Sunarto. Hartono, Agung. Perkembangan Peserta Didik. (Jakarta: PT Rineka Cipta). 2008

More Related Content

What's hot

Perkembangan moral
Perkembangan moral Perkembangan moral
Perkembangan moral
amira nurfahmida
 
Perkembangan moral remaja.docx ary
Perkembangan moral remaja.docx aryPerkembangan moral remaja.docx ary
Perkembangan moral remaja.docx aryherizal1234567890
 
Perkembangan peserta didik isi
Perkembangan peserta didik isiPerkembangan peserta didik isi
Perkembangan peserta didik isiPoetra Chebhungsu
 
Makalah perkembangan-nilai-moral-dan-sikap (1)
Makalah perkembangan-nilai-moral-dan-sikap (1)Makalah perkembangan-nilai-moral-dan-sikap (1)
Makalah perkembangan-nilai-moral-dan-sikap (1)Nanang Galing
 
Perkembangan nilai dan moral kelompok 7
Perkembangan nilai dan moral kelompok 7Perkembangan nilai dan moral kelompok 7
Perkembangan nilai dan moral kelompok 7
rayn mboeik
 
Perkembangan moral-kuliah-pp1-0509 (4)
Perkembangan moral-kuliah-pp1-0509 (4)Perkembangan moral-kuliah-pp1-0509 (4)
Perkembangan moral-kuliah-pp1-0509 (4)
mizahzulkefli
 
PERKEMBANGAN KOGNITIF, MORAL DAN SOSIAL
PERKEMBANGAN KOGNITIF, MORAL DAN SOSIALPERKEMBANGAN KOGNITIF, MORAL DAN SOSIAL
PERKEMBANGAN KOGNITIF, MORAL DAN SOSIAL
Dadang DjokoKaryanto
 
Pringkat pringkat perkembangan kanak-kanak dan teori-teori perkembangan yang ...
Pringkat pringkat perkembangan kanak-kanak dan teori-teori perkembangan yang ...Pringkat pringkat perkembangan kanak-kanak dan teori-teori perkembangan yang ...
Pringkat pringkat perkembangan kanak-kanak dan teori-teori perkembangan yang ...SK SUNGAI KAJANG
 
KK edup 3023 - Perkembangan kanak-kanak
KK edup 3023 - Perkembangan kanak-kanakKK edup 3023 - Perkembangan kanak-kanak
KK edup 3023 - Perkembangan kanak-kanak
amirah aisyah
 
Perkembangan nilai,-moral,-dan-sikap
Perkembangan nilai,-moral,-dan-sikapPerkembangan nilai,-moral,-dan-sikap
Perkembangan nilai,-moral,-dan-sikapodaxboy
 
Pertemuan 9 Perkembangan Peserta Didik
Pertemuan 9 Perkembangan Peserta DidikPertemuan 9 Perkembangan Peserta Didik
Pertemuan 9 Perkembangan Peserta DidikmonichaSihombing
 
Proses perkembangan moral dan spiritual peserta didik
Proses perkembangan moral dan spiritual peserta didikProses perkembangan moral dan spiritual peserta didik
Proses perkembangan moral dan spiritual peserta didik
Deep Walker
 
Perkembangan nilai,-moral,-dan-sikap
Perkembangan nilai,-moral,-dan-sikapPerkembangan nilai,-moral,-dan-sikap
Perkembangan nilai,-moral,-dan-sikapPoetra Chebhungsu
 
Keluarga dalam Pembentukan Moral
Keluarga dalam Pembentukan Moral Keluarga dalam Pembentukan Moral
Keluarga dalam Pembentukan Moral
Kang Ju Nie
 
Psikologi Pendidikan (teori perkembangan individu) Sifat Anak pada masa terte...
Psikologi Pendidikan (teori perkembangan individu) Sifat Anak pada masa terte...Psikologi Pendidikan (teori perkembangan individu) Sifat Anak pada masa terte...
Psikologi Pendidikan (teori perkembangan individu) Sifat Anak pada masa terte...
PuputPamela
 

What's hot (16)

Perkembangan moral
Perkembangan moral Perkembangan moral
Perkembangan moral
 
Perkembangan moral remaja.docx ary
Perkembangan moral remaja.docx aryPerkembangan moral remaja.docx ary
Perkembangan moral remaja.docx ary
 
Perkembangan peserta didik isi
Perkembangan peserta didik isiPerkembangan peserta didik isi
Perkembangan peserta didik isi
 
Makalah perkembangan-nilai-moral-dan-sikap (1)
Makalah perkembangan-nilai-moral-dan-sikap (1)Makalah perkembangan-nilai-moral-dan-sikap (1)
Makalah perkembangan-nilai-moral-dan-sikap (1)
 
Perkembangan nilai dan moral kelompok 7
Perkembangan nilai dan moral kelompok 7Perkembangan nilai dan moral kelompok 7
Perkembangan nilai dan moral kelompok 7
 
Perkembangan moral-kuliah-pp1-0509 (4)
Perkembangan moral-kuliah-pp1-0509 (4)Perkembangan moral-kuliah-pp1-0509 (4)
Perkembangan moral-kuliah-pp1-0509 (4)
 
PERKEMBANGAN KOGNITIF, MORAL DAN SOSIAL
PERKEMBANGAN KOGNITIF, MORAL DAN SOSIALPERKEMBANGAN KOGNITIF, MORAL DAN SOSIAL
PERKEMBANGAN KOGNITIF, MORAL DAN SOSIAL
 
Pringkat pringkat perkembangan kanak-kanak dan teori-teori perkembangan yang ...
Pringkat pringkat perkembangan kanak-kanak dan teori-teori perkembangan yang ...Pringkat pringkat perkembangan kanak-kanak dan teori-teori perkembangan yang ...
Pringkat pringkat perkembangan kanak-kanak dan teori-teori perkembangan yang ...
 
KK edup 3023 - Perkembangan kanak-kanak
KK edup 3023 - Perkembangan kanak-kanakKK edup 3023 - Perkembangan kanak-kanak
KK edup 3023 - Perkembangan kanak-kanak
 
Perkembangan nilai,-moral,-dan-sikap
Perkembangan nilai,-moral,-dan-sikapPerkembangan nilai,-moral,-dan-sikap
Perkembangan nilai,-moral,-dan-sikap
 
Pertemuan 9 Perkembangan Peserta Didik
Pertemuan 9 Perkembangan Peserta DidikPertemuan 9 Perkembangan Peserta Didik
Pertemuan 9 Perkembangan Peserta Didik
 
Proses perkembangan moral dan spiritual peserta didik
Proses perkembangan moral dan spiritual peserta didikProses perkembangan moral dan spiritual peserta didik
Proses perkembangan moral dan spiritual peserta didik
 
Perkembangan nilai,-moral,-dan-sikap
Perkembangan nilai,-moral,-dan-sikapPerkembangan nilai,-moral,-dan-sikap
Perkembangan nilai,-moral,-dan-sikap
 
Keluarga dalam Pembentukan Moral
Keluarga dalam Pembentukan Moral Keluarga dalam Pembentukan Moral
Keluarga dalam Pembentukan Moral
 
Psikologi Pendidikan (teori perkembangan individu) Sifat Anak pada masa terte...
Psikologi Pendidikan (teori perkembangan individu) Sifat Anak pada masa terte...Psikologi Pendidikan (teori perkembangan individu) Sifat Anak pada masa terte...
Psikologi Pendidikan (teori perkembangan individu) Sifat Anak pada masa terte...
 
Aktiviti moral
Aktiviti moralAktiviti moral
Aktiviti moral
 

Similar to Perkembangan moral dan spiritual peserta didik

perkembanganmoral-en-140214060558-phpapp02.pdf
perkembanganmoral-en-140214060558-phpapp02.pdfperkembanganmoral-en-140214060558-phpapp02.pdf
perkembanganmoral-en-140214060558-phpapp02.pdf
joocodename
 
Perkembangan moral
Perkembangan moral Perkembangan moral
Perkembangan moral
shantini raman
 
Perkembangan moral remaja.docx ary
Perkembangan moral remaja.docx aryPerkembangan moral remaja.docx ary
Perkembangan moral remaja.docx ary1234567890eri
 
Perkembangan moral remaja.docx ary
Perkembangan moral remaja.docx aryPerkembangan moral remaja.docx ary
Perkembangan moral remaja.docx aryzalheri
 
Perkembangan moral remaja.docx ary
Perkembangan moral remaja.docx aryPerkembangan moral remaja.docx ary
Perkembangan moral remaja.docx aryherizal2
 
Perkembangan Kanak-Kanak (EDU 3102)
Perkembangan Kanak-Kanak (EDU 3102)Perkembangan Kanak-Kanak (EDU 3102)
Perkembangan Kanak-Kanak (EDU 3102)Stephanie Unsil
 
fdokumen.com_psikologi-perkembangan-remaja-568280eed9145.ppt
fdokumen.com_psikologi-perkembangan-remaja-568280eed9145.pptfdokumen.com_psikologi-perkembangan-remaja-568280eed9145.ppt
fdokumen.com_psikologi-perkembangan-remaja-568280eed9145.ppt
ZelaFamilta2
 
fdokumen.com_psikologi-perkembangan-remaja-568280eed9145.ppt
fdokumen.com_psikologi-perkembangan-remaja-568280eed9145.pptfdokumen.com_psikologi-perkembangan-remaja-568280eed9145.ppt
fdokumen.com_psikologi-perkembangan-remaja-568280eed9145.ppt
MUJI40
 
Pengasuhan moral anak usia 4 6 tahun
Pengasuhan moral anak usia 4 6 tahunPengasuhan moral anak usia 4 6 tahun
Pengasuhan moral anak usia 4 6 tahunanisa geniz
 
Resume ppd kb 4
Resume ppd kb 4Resume ppd kb 4
Resume ppd kb 4
syamsularifin126971
 
Nilai nilai moral
Nilai nilai moralNilai nilai moral
Nilai nilai moral
Zamain Matawang
 
Artikel 2
Artikel 2Artikel 2
Haris krismana ii.a p.e
Haris krismana ii.a p.eHaris krismana ii.a p.e
Haris krismana ii.a p.eRizz Aee
 
Pertemuan 6
Pertemuan 6Pertemuan 6
Pertemuan 6
Yanuar Pamungkas
 
Makalah psikologi sufistik
Makalah psikologi sufistikMakalah psikologi sufistik
Makalah psikologi sufistikAinul Mukarrob
 
Lanjutan part 11 SAK. Perkembangan Moral dan Kepribadian.pptx
Lanjutan part 11 SAK. Perkembangan Moral dan Kepribadian.pptxLanjutan part 11 SAK. Perkembangan Moral dan Kepribadian.pptx
Lanjutan part 11 SAK. Perkembangan Moral dan Kepribadian.pptx
kikiaisyah
 

Similar to Perkembangan moral dan spiritual peserta didik (20)

perkembanganmoral-en-140214060558-phpapp02.pdf
perkembanganmoral-en-140214060558-phpapp02.pdfperkembanganmoral-en-140214060558-phpapp02.pdf
perkembanganmoral-en-140214060558-phpapp02.pdf
 
Perkembangan moral
Perkembangan moral Perkembangan moral
Perkembangan moral
 
Perkembangan moral remaja.docx ary
Perkembangan moral remaja.docx aryPerkembangan moral remaja.docx ary
Perkembangan moral remaja.docx ary
 
Perkembangan moral remaja.docx ary
Perkembangan moral remaja.docx aryPerkembangan moral remaja.docx ary
Perkembangan moral remaja.docx ary
 
Perkembangan moral remaja.docx ary
Perkembangan moral remaja.docx aryPerkembangan moral remaja.docx ary
Perkembangan moral remaja.docx ary
 
Perkembangan Kanak-Kanak (EDU 3102)
Perkembangan Kanak-Kanak (EDU 3102)Perkembangan Kanak-Kanak (EDU 3102)
Perkembangan Kanak-Kanak (EDU 3102)
 
fdokumen.com_psikologi-perkembangan-remaja-568280eed9145.ppt
fdokumen.com_psikologi-perkembangan-remaja-568280eed9145.pptfdokumen.com_psikologi-perkembangan-remaja-568280eed9145.ppt
fdokumen.com_psikologi-perkembangan-remaja-568280eed9145.ppt
 
fdokumen.com_psikologi-perkembangan-remaja-568280eed9145.ppt
fdokumen.com_psikologi-perkembangan-remaja-568280eed9145.pptfdokumen.com_psikologi-perkembangan-remaja-568280eed9145.ppt
fdokumen.com_psikologi-perkembangan-remaja-568280eed9145.ppt
 
Lutfi hamidi
Lutfi hamidiLutfi hamidi
Lutfi hamidi
 
Pengasuhan moral anak usia 4 6 tahun
Pengasuhan moral anak usia 4 6 tahunPengasuhan moral anak usia 4 6 tahun
Pengasuhan moral anak usia 4 6 tahun
 
Resume ppd kb 4
Resume ppd kb 4Resume ppd kb 4
Resume ppd kb 4
 
Nilai nilai moral
Nilai nilai moralNilai nilai moral
Nilai nilai moral
 
Artikel 2
Artikel 2Artikel 2
Artikel 2
 
Haris krismana ii.a p.e
Haris krismana ii.a p.eHaris krismana ii.a p.e
Haris krismana ii.a p.e
 
Perkembangan afektif
Perkembangan afektifPerkembangan afektif
Perkembangan afektif
 
Pertemuan 6
Pertemuan 6Pertemuan 6
Pertemuan 6
 
Perkembangan peserta didik
Perkembangan peserta didikPerkembangan peserta didik
Perkembangan peserta didik
 
Makalah psikologi sufistik
Makalah psikologi sufistikMakalah psikologi sufistik
Makalah psikologi sufistik
 
Moral
MoralMoral
Moral
 
Lanjutan part 11 SAK. Perkembangan Moral dan Kepribadian.pptx
Lanjutan part 11 SAK. Perkembangan Moral dan Kepribadian.pptxLanjutan part 11 SAK. Perkembangan Moral dan Kepribadian.pptx
Lanjutan part 11 SAK. Perkembangan Moral dan Kepribadian.pptx
 

Recently uploaded

PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
safitriana935
 
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
ozijaya
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
ssuser289c2f1
 
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenUNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
AdrianAgoes9
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
jodikurniawan341
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Galang Adi Kuncoro
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
DEVI390643
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
gloriosaesy
 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
Nur afiyah
 
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docxKisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
irawan1978
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
muhammadRifai732845
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
widyakusuma99
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
DataSupriatna
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
MirnasariMutmainna1
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
ferrydmn1999
 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
smp4prg
 
EVIDENCE BASED DALAM PELAYANAN KB DAN KONTRASEPSI.pdf
EVIDENCE BASED DALAM PELAYANAN KB DAN KONTRASEPSI.pdfEVIDENCE BASED DALAM PELAYANAN KB DAN KONTRASEPSI.pdf
EVIDENCE BASED DALAM PELAYANAN KB DAN KONTRASEPSI.pdf
Rismawati408268
 
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
Indah106914
 

Recently uploaded (20)

PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
 
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
 
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenUNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
 
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
 
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docxKisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
 
EVIDENCE BASED DALAM PELAYANAN KB DAN KONTRASEPSI.pdf
EVIDENCE BASED DALAM PELAYANAN KB DAN KONTRASEPSI.pdfEVIDENCE BASED DALAM PELAYANAN KB DAN KONTRASEPSI.pdf
EVIDENCE BASED DALAM PELAYANAN KB DAN KONTRASEPSI.pdf
 
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
 

Perkembangan moral dan spiritual peserta didik

  • 1. Perkembangan Moral Dan Spiritual Peserta Didik A. Perkembangan Moral Sebelum masuk pada proses mengembangkan moral anak, maka sebelumnya harus dikenal pengertian moral itu sendiri, para cendekiawan dan peneliti banyak merumuskan pengertian-pengertian moral, diantaranya : 1. Istilah moral berasa dari kata latin mos (Moris), yang berarti adat istiadat, kebiasaan, peraturan/nilai-nilai atau tata cara kehidupan. Sedangkan moralitas merupakan kemauan untuk menerima dan melakukan peraturan, nilai-nilai atau prinsip-prinsip moral (Nisa Zahrah, 2012:116). 2. Moral adalah ajaran tentang baik burukperbuatan dan kelakuan, akhlak, kewajiban, dan sebagainya (Sunarto dan Agung Hartono, 2008:169). 3. Menurut pandangan ahli filsafat, etika memandang tingkah laku perbuatan manusia secara universal (umum), sedangkan moral secara local. Moral menyatakan ukuran, etika menjelaskan ukuran itu. Abu ‘Ala al-Mududi dalam bukunya Ethnical Viewpoint of Islam, memberikan garis terang antara moral Islam dengan moral sekuler. Moral Isloam bersumber pada bimbingan dan petunjuk Alloh dalam Al-Quran dan hadits rasul-Nya. Sedangkan moral sekuler bersumber dari pikiran dan prasangka manusia yang beragam (Heri Gunawan, 2012:19). Perkembangan moral adalah perkembangan yang berkaitan dengan aturan dan konvensi mengenai apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia dalam interaksinya dengan orang lain (Santrock, 1995). Anak-anak ketika dilahirkan tidak memiliki moral (imoral). Tetapi dalam dirinya terdapat poteni moral yang siap untuk dikembangkan. Karena itu, melalui penglamannya berinteraksi dengan orang lain (dengan orangtua, saudara, teman sebaya atau guru), anak belajar memahami tentang perilaku mana yang baik, yang boleh dikerjakan dan tingkah laku mana yang buruk, yang tidak boleh dikerjakan.
  • 2. B. Teori Psikoanalisa tentang Perkembangan Moral Dalam menggambarkan perkembangan moral, teori psikoanalisa dangan pembagian struktur kepribadian manusia atas tiga, yaitu id, ego, dan superego. Id adalah struktur kepribadian yang terdiri atas aspek biologis yang irasional dan tidak disadari. Ego adalah struktur kepribadian yang terdiri atas aspek psikologi, yaitu subsistem ego yang yang rasional dan disadari, namun tidak memiliki moralitas. Superego adalah struktur kepribadian yang terdiri atas aspek social yang berisikan system nilai dan moral, yang benar-benar memperhitungkan “benar” atau “salahnya” sesuatu. Superego ini mempunyai dua komponen, yaitu ego ideal kata hati (conscience). Kata hati menggambarkan bagian dalam atau kehidupan mental seseorang, peraturan- peraturan masyarakat, hukum, kode etik, dan moral. Pada usia kira-kira 5 tahun perkembangan superego secara khas akan menjadi sempurna. Ketika hal ini terjadi, maka suara hati terbentuk. Ini berarti bahwa usia sekitar 5 tahun orang sudah menyelesaikan pengembangan moralnya. (Lerner & hultsch, 1983). C. Teori belajar-Sosial tentang Perkembangan Moral Teori belajar social melihat tingkah laku moral sebagai respons atas stimulus. Dalam hal ini, proses-proses penguatan, penghukuman, dan peniruan digunakn untuk menjelaskan perilaku moral anak-anak. Bila anak diberi hadiah atas perilaku yang sesuai dengan aturan dan kontrak social, mereka akan mengulangi perilaku tersebut. Sebaliknya, bila mereka dihukum atas perilaku yang tidak bermoral, maka perilaku itu akan berkurang atau hilang. D. Teori Kognitif Piaget tentang Perkembangan Moral Teori kognitif Piaget mengenai pengembangan moral melibatkan prinsip- prinsip dan proses-proses yang sama dengan pertumbungan kognitif yang ditemuai dalam teorinya tentang perkembangan intelektual. Bagi Piaget, perkembangan moral digambanrkan melalui aturan permainan. Karena itu, hakikat moralitas adalah kecenderungan untuk menerima dan menaati system peraturan. Berdasarkan hasil observasinya terhadap aturan-aturan permainan anak-anak tentang moralitas dapat
  • 3. dibedakan atas dua tahap, yaitu tahap heteronomous morality dan autonomousmorality (Siefert & Hoffnung, 1994). Heteronomous morality atau morality of constraint ialah tahap perkembangan moral yang terjadi pada anak usia kira-kira 6 hingga 9 tahun. Dalam tahap berfikir ini, anak-anak menghormati ketentuan-ketentuan suatu permainan sebagai sesuatu yang bersifat suci dan tidak dapat dirubah, karena berasal dari otoritas yang dihormatinya. Anak-anak pada masa ini yakin akan keadilan immanen, yaitu konsep bahwa bila suatu aturan dilanggar, hukuman akan segera dijatuhkan. Mereka percaya bahwa pelanggaran diasosiasikan secara otomatis dengan hukuman, dan setiap pelanggaran akan dihukum menurut tingkat kesalahan yang dilakukan seorang anak dengan mengabaikan apakah kesalahan itu disengaja atau kebetulan Automous morality atau morality of cooperation ialah tahap perkembangan moral yang terjadi pada anak-anak usia kira-kira 9 hingga 12 tahun. Pada tahap ini anak mulai sadar bahwa aturan-aturan dan hukum-hukum merupakan ciptaan manusia dan dalam menerapkan suatu hukuaman atas suatu tindakan harus tindakan harus memepertimbangkan maksud pelaku serta akibat-akibatnya. Bagi anak-anak dalam tahap ini, peraturan-peraturan hanyalah masalah kenyamanan dan kontrak social yang telah disetujui bersama, sehingga mereka menerima dan mengakui perubahan menurut kesepakatan. Dalam tahap ini, anak juga meninggalkan penghormatan sepihak kepada otoritas dan mengembangkan penghormatan kepada teman sebyanya. Mereka Nampak membandel kepada otoritas, serta lebih menaati peraturan kelompok sebaya atau pimpinannya. E. Teori Kohlberg tentang Perkembangan Moral Teori Kohlberg tentang perkembangan moral merupakan perluas, modifikasi, dan redefeni atas teori Piaget. Teori ini didasarkan atas analisisnya terhadap hasil wawancara dengan anak laki-laki usia 10 hingga 16 tahun yang dihadapkan pada suatu dilemma moral, di mana mereka harus memilih antara tindakan menaati peraturan ataumemenuhi kebutuhan hidup dengan cara yang bertentangan dengan peraturan.
  • 4. Berdasarkan pertimbangan yang diberikan atas pertanyaan kasus dilematis yang dihadapi seseorang, Kohlberg mengklasifikasikan perkembangan moral atas tiga tingkatan (level), yang kemudian dibagi lagi menjadi enam tahap (stage). Tabel Tahap-Tahap Pengambilan Perspektif Tahap Pengambilan Perspektif Usia Deskripsi Perspektif yang egosentris Pengambilan Perspektif sosial internasional 3-6 6-8 Anak merasakan adanya perbedaan dengan orang lain, tetapi belum mampu membedakan antara perspektif social (pemikiran, perasaan) orang lain dan perspektif diri sendiri. Anak dapat menyebutkan perasaan orang lain, tetapi tidak melihat hubungan sebab dan akibat pemikiran dan tindakan social. Anak sadar bahwa orang lain memiliki suatu perspektif sosial yang didasarkan atas pemikiran orang itu, yang mungkin sama atau berbeda dengan pemikirannya. Tetapi, anak cenderung berfokus pada
  • 5. Pengambilan keputusan diri refleksi Saling mengambil perspektif 8-10 10-12 perspektif sendiri dan bukan mengkoordinasikan sudut pandang. Anak sadar bahwa setiap orang sadar akan perspektif orang lain dan bahwa kesadaran ini memengaruhi pendangan diri sendiri di tempat orang lain merupakan suatu cara untuk menilai maksud, tujuan, da tindakan orang lain. Anak dapat membentuk suatu mata rantai perspektif yang terkoodinasi, tetapi tidak dapat mengabstraksikan proses-proses ini pada tingkat timbale balik secara serentak. Anak remaja menyadari bahwa baik diri sendiri maupun orang lain dapat memandang satu sama lain secara timbal balik dan secara serentak sebagai
  • 6. Pengambilan perspektif sistem sosial dan konvensi 12-15 subjek. Anak remaja dapat melangkah ke luar dari kedua orang itu dan memandang interaksi dari perspektif orang ketiga. Anak remaja menyadari pengambilan perspektif bersama tidak selalu menghasilkan pemahaman yang sempurna. Konvensi sosial dilihat sebgai sesuatu yang penting karena dipahami oleh semua anggota kelompok, tanpa memandang posisi, peran, atau pengalam mereka. Kohlgerb setuju dengan Piaget yang menjelaskan bahwa sikap moral bukan hasil sosialisasi atau pelajaran yang diperoleh dari pengalaman. Tetapi, tahap-tahap perkembangan moral terjadi dari aktivitas spontan dari anak-anak. Anak-anak memang berkembang melalui interaksi sosial, namun interaksi ini memiliki corak khusus, di mana faktor pribadiyaitu aktivitas-aktivitas anak ikut berperan. Semakin tinggi tahap perkembangan moral seseorang, akan semakin terlihat moralitas yang lebih mantap dan bertanggung jawab dari perbuatan-perbuatannya. Table dan Tahap Perkembangan Moral Menurut Kohlberg
  • 7. Tingkat Tahap 1. Prakonvensional Moralitas Pada level ini anak mengenal moralitas berdasarkan dampak yang ditimbulkan oleh suatu perbuatan, yaitu menyenangkan (hadiah) atau menyakitkan (hukuman). Anak tidak melanggar aturan karena takut akan ancama hukuman dari otoritas. 2. Konvensional Suatu perbuatan dinilai baik oleh anak apabila mematuhi harapan otoritas atau kelompok sebaya. 3. Pasca Konvensional Pada level ini aturan dan intuisi dari masyarakat tidak dipandang sebagai tujuan akhir; tetapidiperlukan sebgai subjek. Anak menaati aturan untuk menghindari aturan untuk menghindari hukuman kata hati. 1. Orientasi Kepatuhan dan Hukuman Pemahamp aturan adalah anak tentang baik dan buruk ditentukan oleh otoritas. Kepatuhan terhadap aturan adalah untuk menghindari hukuman dari otoritas. 2. Orientasi hedonistic- instrumental suatu perbuatan dinilai baik apabila berfungsi sebagai instrument untuk memenuhi kebutuhan atau kepuasan diri. 3. Orientasi anak yang baik tindakan berorientasikan pada orang lain. Suatu perbuatan dinilai baik apabila menyenangkan bagi orang lain.
  • 8. 4. Orientasi keteraturan dan otoritas perilaku yang dinilai baik adalah menunaikan kewajiban, menghormati otoritas, dan memelihara ketertiban sosial. 5. Orientasi kontrol sosial-legalistik ada semacam perjanjian antara dirinya dan lingkungan sosial. Perbuatan diniali baik apabila sesuai dengan perundang- undangan yang berlaku. 6. Orientasi kata hari kebenaran ditentukan oleh kata hati, sesuai dengan prinsip-prinsip etika universal yang bersifat abstrak dan penghormatan terhadap martabat manusia. Sumber: Lerner & Hultsch, 1983; Hetherington & Parke, 1979 Dra. Desmita, M.Si., Psikologi Perkembangan Peserta Didik (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009) hlm 258-262.
  • 9. F. Implikasi Pengembangan Nilai, Moral, dan Sikap Remaja terhadap Penyelenggaraan Pendidikan Ada individu yang tahu tentang suatu nilai, tetapi hanya menjadi pengetahuan belaka. Tidak semua individu mencapai tingkat perkembangan moral seperti yang diharapkan, sehingga kita dihadapkan pada masalah pentingnya pembinaan. Adapun upaya-upaya yang dapat dilakukan dalam menegmbangkan nilai, moral, dan sikap remaja adalah sebagai berikut. a. Menciptakan hubungan komunikasi Komunikasi didahului oleh pemberian informasi tentang niali dan moral. Anak tidak pasif mendengarkan dari orang dewasa bagaimana harus bertingkah laku sesuai dengan norma dan nilai-nilai moral, tetapi ia harus dirangsanag agar lebih aktif. Hendaknya ada uapaya untuk mengikutsertakan remaja dalam pembicaraan dan pengambilan keputusan keluarga, sedangkan dalam kelompok sebaya, remaja turut secara aktif dalam penentuan maupun keputusan kelompok. Kita mengetahui bahwa nilai-nilai hidup yang dipelajari memerlukan satu kesempatan untuk diterima dan diresapkan sebelum menjadi bagian dari tingkah laku seseorang. Diketahui pula bahwa nilai-nilai hidup yang dipelajari baru akan berkembang bila telah dikaitkan dalam konteks kehidupan bersama. b. Menciptakan iklim lingkungan yang serasi Para remaja sering bersikap kritis, menentang nilai-nilai hidup orangtua dan orang dewasa lainnya. Ini tidak berarti mengurangi kebutuhan mereka akan suatu system nilai yang tetap dan member rasa aman kepada mereka. Mereka tetap menginginkan suatu sistem nilai yang akan menjadi pegangan bagi perilaku mereka. Oleh karena i tu, orangtua dan guru serta orang dewasa lainnya perlu member model-model atau contoh perilaku yang merupakan perwujudan dari nilai-nilai yang berlaku dan diperjuangkan.
  • 10. PENUTUP Tahapan perkembangan moral anak berada pada tahap perilaku baik apabila dapat saling memberi dengan orang lain menuju tahap pertimbangan baik berdasarkan opini teman sebaya dan atas dasar hukum dan perintah. Anak membutuhkan kesempatan untuk mengembangkan ketidaktergantungan dan tanggung jawab sebagai aktualisasi kemampuan mengontrol diri dari orang dewasa. Dengan mengucapkan Alhamdulillah, akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah ini disertai harapan semoga dicatat sebagai amal shaleh dan bermanfaat bagi siapa saja yang mengharap ridha Allah dengan membaca dan menghayati kandungan makalah ini. Atas perhatian pembaca kami mengucapkan terimakasih.
  • 11. DAFTAR PUSTAKA Fatimah, Enung. Psikologi Perkembangan Peserta Didik (Bandung: CV Pustaka Setia, 2010) hlm 126-128. Padmonodewo, Soemiarti. Pendidikan Anak Prasekolah. (Jakarta: PT. Rineka Cipta). 2003 Riksa Y, Yusi. Perkembangan Peserta Didik (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama Republik Indonesia). 2009 Sunarto. Hartono, Agung. Perkembangan Peserta Didik. (Jakarta: PT Rineka Cipta). 2008