1. Hormon glukokortikoid dihasilkan oleh bagian korteks kelenjar adrenal dan merupakan steroid 21 karbon yang disintesis dari kolesterol.
2. Sekresinya tergantung pada hormon ACTH dan diatur oleh CRH, serta berfungsi dalam glukoneogenesis dan mengatur respon imun.
Dokumen tersebut membahas tentang Biofarmasetika yang mempelajari hubungan antara sifat kimia fisika obat dengan absorbsi dan efek farmakologisnya. Dibahas pula korelasi percobaan in vitro-in vivo, pengaturan dosis ganda baik secara oral maupun intra vena, serta beberapa rumus untuk menghitung kadar obat dalam plasma.
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang karbohidrat, protein, dan lemak sebagai zat gizi utama. Karbohidrat dan protein berfungsi sebagai sumber energi, sedangkan lemak berfungsi sebagai cadangan energi. Dokumen ini juga menjelaskan jenis, sumber, dan fungsi dari ketiga zat gizi tersebut.
The document discusses the human digestive system. It defines the digestive system as the system of organs that receives food from outside the body and prepares it for absorption. The two main divisions are the alimentary tube (mouth to anus) and accessory organs like the liver and pancreas. Digestion involves both mechanical and chemical breakdown of food. Mechanical digestion is the physical breaking of food into smaller pieces through chewing. Chemical digestion uses enzymes to break down complex nutrients into simpler molecules that can be absorbed.
Dysphagia Bedside Screening for Acute-Stroke Patients
The Gugging Swallowing Screen
Dysphagia Bedside Screening for Acute-Stroke Patients: The Gugging Swallowing Screen
Dachenhausen and Michael Brainin
Michaela Trapl, Paul Enderle, Monika Nowotny, Yvonne Teuschl, Karl Matz, Alexandra
2007;38:2948-2952; originally published online September 20, 2007;Stroke.
doi: 10.1161/STROKEAHA.107.483933
Uji Biuret digunakan untuk mendeteksi keberadaan ikatan peptida pada protein. Reaksi antara protein dengan larutan CuSO4 dan NaOH akan menghasilkan warna ungu bila terdapat ikatan peptida. Hasil pengamatan menunjukkan sampel taoge dan kecap seharusnya memberikan warna positif karena mengandung protein, namun hasil yang didapat berbeda dengan laboratorium sebelumnya.
Dokumen tersebut membahas tentang Biofarmasetika yang mempelajari hubungan antara sifat kimia fisika obat dengan absorbsi dan efek farmakologisnya. Dibahas pula korelasi percobaan in vitro-in vivo, pengaturan dosis ganda baik secara oral maupun intra vena, serta beberapa rumus untuk menghitung kadar obat dalam plasma.
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang karbohidrat, protein, dan lemak sebagai zat gizi utama. Karbohidrat dan protein berfungsi sebagai sumber energi, sedangkan lemak berfungsi sebagai cadangan energi. Dokumen ini juga menjelaskan jenis, sumber, dan fungsi dari ketiga zat gizi tersebut.
The document discusses the human digestive system. It defines the digestive system as the system of organs that receives food from outside the body and prepares it for absorption. The two main divisions are the alimentary tube (mouth to anus) and accessory organs like the liver and pancreas. Digestion involves both mechanical and chemical breakdown of food. Mechanical digestion is the physical breaking of food into smaller pieces through chewing. Chemical digestion uses enzymes to break down complex nutrients into simpler molecules that can be absorbed.
Dysphagia Bedside Screening for Acute-Stroke Patients
The Gugging Swallowing Screen
Dysphagia Bedside Screening for Acute-Stroke Patients: The Gugging Swallowing Screen
Dachenhausen and Michael Brainin
Michaela Trapl, Paul Enderle, Monika Nowotny, Yvonne Teuschl, Karl Matz, Alexandra
2007;38:2948-2952; originally published online September 20, 2007;Stroke.
doi: 10.1161/STROKEAHA.107.483933
Uji Biuret digunakan untuk mendeteksi keberadaan ikatan peptida pada protein. Reaksi antara protein dengan larutan CuSO4 dan NaOH akan menghasilkan warna ungu bila terdapat ikatan peptida. Hasil pengamatan menunjukkan sampel taoge dan kecap seharusnya memberikan warna positif karena mengandung protein, namun hasil yang didapat berbeda dengan laboratorium sebelumnya.
Metabolisme purin dan pirimidin melibatkan sintesis dan katabolisme nukleotida purin dan pirimidin yang merupakan komponen penting DNA dan RNA. Sintesis de novo melibatkan beberapa reaksi untuk membentuk nukleotida purin dan pirimidin dari senyawa prekursor seperti asam amino dan karbon dioksida, sedangkan katabolisme menghasilkan senyawa larut seperti asam urat dan asam amino. Kelainan dalam metabolisme dap
Ilmu yang mempelajari kinetika absorpsi, distribusi dan eliminasi (yakni, ekskresi dan metabolisme) obat pada manusia atau hewan dan menggunakan informasi ini untuk meramalkan efek perubahan-perubahan dalam takaran, rejimen takaran, rute pemberian, dan keadaan fisiologis pada penimbunan dan disposisi obat.
Dokumen tersebut membahas tentang hormon pada manusia, hewan, dan tumbuhan. Hormon adalah senyawa kimia yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin dan berfungsi untuk mengatur berbagai proses fisiologis seperti pertumbuhan, metabolisme, dan reproduksi. Jenis hormon meliputi hormon peptida, amina, dan steroid yang masing-masing mempengaruhi fungsi organ tertentu.
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI KULITSurya Amal
Transdermal drug delivery system includes all topically administered drug formulations intended to deliver the active ingredients into the circulation. They provide controlled continuous delivery of drugs through the skin to the systemic circulation. The drug is mainly delivered through the skin with the aid of transdermal patch.
Sistem pencernaan dan obat obat sistem pencernaanMina Audina
Dokumen tersebut membahas tentang sistem pencernaan dan berbagai gangguan yang dapat terjadi pada sistem pencernaan manusia beserta penjelasan mengenai beberapa jenis obat-obatan untuk menangani gangguan tersebut.
VITAMIN
Vitamin merupakan zat gizi yang terdapat dalam makanan, yang sangat dibutuhkan dalam jumlah kecil, peranan vitamin sangat vital bagi pertumbuhan dan perkembangan, pencegahan penyakit, dan mencapai kehidupan yang sehat dan optimal.
Dokumen ini membahas tentang kelarutan dan aktivitas biologis senyawa. Kelarutan berhubungan dengan aktivitas biologis melalui pengaruhnya terhadap absorpsi obat. Kelarutan dan koefisien partisi lemak/air merupakan sifat fisika penting yang mempengaruhi aktivitas biologis senyawa seri homolog. Modifikasi molekul dapat digunakan untuk mengembangkan obat baru dengan aktivitas yang diinginkan.
Bioenergetika adalah ilmu tentang perubahan energi dalam reaksi biokimia. ATP berperan sebagai penyimpan energi dalam sel melalui hidrolisis dan sintesis. Terdapat tiga sumber utama ATP yaitu fosforilasi oksidatif, glikolisis, dan siklus asam sitrat.
Interaksi obat dan reseptor melibatkan reseptor seluler yang mengikat obat, hormon, atau neurotransmiter untuk memicu sinyal kimia di dalam dan antar sel dan menghasilkan efek. Reseptor dapat mengenali dan mengikat ligan dengan spesifisitas tinggi serta meneruskan sinyal ke dalam sel melalui perubahan permeabilitas membran, pembentukan second messenger, atau mempengaruhi transkripsi gen. Interaksi obat dapat me
Dokumen tersebut membahas tentang interaksi obat, termasuk definisi, faktor-faktor yang mempengaruhi, jenis interaksi, dan contoh interaksi pada berbagai fase farmakokinetika serta pada pengobatan penyakit seperti jerawat dan artritis.
Metabolisme purin dan pirimidin melibatkan sintesis dan katabolisme nukleotida purin dan pirimidin yang merupakan komponen penting DNA dan RNA. Sintesis de novo melibatkan beberapa reaksi untuk membentuk nukleotida purin dan pirimidin dari senyawa prekursor seperti asam amino dan karbon dioksida, sedangkan katabolisme menghasilkan senyawa larut seperti asam urat dan asam amino. Kelainan dalam metabolisme dap
Ilmu yang mempelajari kinetika absorpsi, distribusi dan eliminasi (yakni, ekskresi dan metabolisme) obat pada manusia atau hewan dan menggunakan informasi ini untuk meramalkan efek perubahan-perubahan dalam takaran, rejimen takaran, rute pemberian, dan keadaan fisiologis pada penimbunan dan disposisi obat.
Dokumen tersebut membahas tentang hormon pada manusia, hewan, dan tumbuhan. Hormon adalah senyawa kimia yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin dan berfungsi untuk mengatur berbagai proses fisiologis seperti pertumbuhan, metabolisme, dan reproduksi. Jenis hormon meliputi hormon peptida, amina, dan steroid yang masing-masing mempengaruhi fungsi organ tertentu.
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI KULITSurya Amal
Transdermal drug delivery system includes all topically administered drug formulations intended to deliver the active ingredients into the circulation. They provide controlled continuous delivery of drugs through the skin to the systemic circulation. The drug is mainly delivered through the skin with the aid of transdermal patch.
Sistem pencernaan dan obat obat sistem pencernaanMina Audina
Dokumen tersebut membahas tentang sistem pencernaan dan berbagai gangguan yang dapat terjadi pada sistem pencernaan manusia beserta penjelasan mengenai beberapa jenis obat-obatan untuk menangani gangguan tersebut.
VITAMIN
Vitamin merupakan zat gizi yang terdapat dalam makanan, yang sangat dibutuhkan dalam jumlah kecil, peranan vitamin sangat vital bagi pertumbuhan dan perkembangan, pencegahan penyakit, dan mencapai kehidupan yang sehat dan optimal.
Dokumen ini membahas tentang kelarutan dan aktivitas biologis senyawa. Kelarutan berhubungan dengan aktivitas biologis melalui pengaruhnya terhadap absorpsi obat. Kelarutan dan koefisien partisi lemak/air merupakan sifat fisika penting yang mempengaruhi aktivitas biologis senyawa seri homolog. Modifikasi molekul dapat digunakan untuk mengembangkan obat baru dengan aktivitas yang diinginkan.
Bioenergetika adalah ilmu tentang perubahan energi dalam reaksi biokimia. ATP berperan sebagai penyimpan energi dalam sel melalui hidrolisis dan sintesis. Terdapat tiga sumber utama ATP yaitu fosforilasi oksidatif, glikolisis, dan siklus asam sitrat.
Interaksi obat dan reseptor melibatkan reseptor seluler yang mengikat obat, hormon, atau neurotransmiter untuk memicu sinyal kimia di dalam dan antar sel dan menghasilkan efek. Reseptor dapat mengenali dan mengikat ligan dengan spesifisitas tinggi serta meneruskan sinyal ke dalam sel melalui perubahan permeabilitas membran, pembentukan second messenger, atau mempengaruhi transkripsi gen. Interaksi obat dapat me
Dokumen tersebut membahas tentang interaksi obat, termasuk definisi, faktor-faktor yang mempengaruhi, jenis interaksi, dan contoh interaksi pada berbagai fase farmakokinetika serta pada pengobatan penyakit seperti jerawat dan artritis.
Insulin dan glukagon adalah hormon penting yang mengatur kadar glukosa darah dengan jalur anabolik dan katabolik. Insulin menurunkan kadar glukosa darah dengan menyimpan glukosa, sementara glukagon meningkatkan kadar glukosa darah dengan mempromosikan produksi glukosa. Somatostatin menghambat sekresi insulin dan glukagon. Glukagon meningkatkan kadar glukosa darah melalui peningkatan glikogenolisis dan glukoneogenesis di hat
Metabolisme karbohidrat meliputi jalur glikolisis, glukoneogenesis, siklus Krebs, dan jalur pentosa fosfat untuk memecah atau membentuk glukosa. Kadar glukosa darah diatur secara ketat oleh insulin dan glukagon melalui pengaruhnya terhadap transportasi dan metabolisme glukosa di hati, otot, dan jaringan lain. Gangguan dalam regulasi ini dapat menyebabkan penyakit seperti diabetes.
Asuhan Keperawatan Sindrom Cushing dan SIADHAlex Susanto
Dokumen tersebut membahas tentang Sindrom Cushing, SIADH, dan Cerebral Salt-Wasting Syndrome. Sindrom Cushing disebabkan oleh kadar glukokortikoid yang berlebihan yang dapat berasal dari hipersekresi ACTH atau neoplasma adrenal. SIADH disebabkan oleh sekresi berlebihan hormon antidiuretik yang menyebabkan retensi air dan hiponatremia. Cerebral Salt-Wasting Syndrome juga menyebabkan hiponatremia namun melalui mekanisme yang ber
Hubungan antara karbohidrat dan diabetes erat kaitannya dengan hormon insulin yang mengatur metabolisme karbohidrat. Penderita diabetes mengalami gangguan produksi atau kerja insulin sehingga metabolisme karbohidratnya juga terganggu dan menyebabkan hiperglikemia.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem endokrin, termasuk pengertian, karakteristik, fungsi, klasifikasi, dan struktur kelenjar endokrin. Kelenjar endokrin utama yang dijelaskan adalah hipotalamus dan hipofisis, tiroid, paratiroid, adrenal, timus, pineal, pankreas, usus, dan kelenjar kelamin.
Dokumen tersebut membahas tentang metabolisme karbohidrat, termasuk proses glikolisis, glikogenesis, glikogenolisis, glukoneogenesis, HMP shunt, dan pengaruh hormon terhadap kadar glukosa darah.
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Fathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka.
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
Glukokortikoid
1. Vol 1 No 1 Februari 2008, hlm. 25 -28
25
Mekanisme Dan Regulasi Hormon Glukokortikoid Pada Manusia
Aprizal LUKMAN
Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan P MIPA, FKIP Universitas Jambi
Jl. Raya Jambi – Ma. Bulian Km 15, Mendalo Darat, JAMBI 36124
ABSTRACT
Glukokortikoid Hormone is produced by adrenal gland which is located at the end point of kidney anterior.
This hormone contains 21 carbon atoms mainly aimed to boost up glukoneogenesis process. In human body,
this hormone is usually called kortisol which is generated in fasciculate and glumerulosa zones
Key words: Mechanism, regulation, kortikoid hormone.
PENDAHULUAN
Kelenjar endokrin ialah kelenjar yang menghasilkan
produk kimia organik bebas yang biasa disebut
hormon. Hormon ini dicurahkan langsung ke dalam
sirkulasi darah dan ke dalam cairan jaringan tanpa
melalui saluran ke luar. Hormon yang dihasilkan oleh
suatu kelenjar endokrin mempunyai fungsi khusus
yaitu mengintegrasi dan koordinasi aktifitas suatu
macam jaringan atau organ.
Kelenjar adrenal (suprarenal) merupakan sepasang
organ yang terletak dekat ujung anterior ginjal.
Bentuknya pipih atau seperti bulan sabit. Kelenjar
adrenal berfungsi mempertahankan mekanisme
penting homeostatik.
Kelenjar adrenal terdiri atas dua lapisan yaitu korteks
adrenal dan medulla adrenal. Bagian korteks adrenal
mempunyai tiga lapisan yang berbeda, yaitu zona
glomerulosa, zona fascikulata dan zona retikularis.
Ketiga bagian lapisan ini menghasilkan tiga macam
hormon steroid yaitu mineralokortikoid, glukokortikoid
dan ketosteroid.
Hormon glukokortikoid adalah steroid yang memiliki
21 atom karbon dengan fungsi utama meningkatkan
glukoneogenesis. Glukokortikoid pada manusia
biasa disebut dengan kortisol yang dihasilkan pada
zona fascikulata, dan zona glomerulosa. Pada
bagian berikut akan dibahas mekanisme dan
pengaturan hormon glukokortikoid pada manusia.
METODE PENULISAN
Metode yang digunakan dalam penulisan artikel ini
adalah metode studi litelature, hal ini untuk
mengetahui semua aspek yang diperlukan dari
berbagai litelature. Selanjutnya setiap materi
dianalisis secara kritis untuk dapat mengambil suatu
pemahaman yang dapat menjelaskan maksud dari
penulisan artikel ini.
Mekanisme Dan Pengaturan Hormon
Glukokortikoid
1. Biosintesis Glukokortikoid
Semua hormone steroid pada mamalia disintesis dari
kolesterol via pregnenolon melalui sederet reaksi
yang terjadi di dalam mitokondria maupun di dalam
reticulum endoplasma sel korteks adrenal, dalam hal
ini diperlukan hidroksilase dan NADPH, dalam
keadaan tertentu juga diperlukan dehidrogenase,
isomerase dan liase.
Sintesis glukokortikoid membutuhkan tiga
hidroksilase yang beraksi secara beruntun pada
posisi C17, C21, dan C11. Dua reaksi hidroksilase yang
pertama berlangsung cepat, sedangkan hidroksilase
pada C11 berlangsung lebih lambat.
Senyawa metirapon adalah penghambat efektif dari
1 – hidroksilase dan digunakan untuk tes diagnostik
cadangan hipotalamus-hipopisa. Tes ini berguna
untuk mengetahui bahwa glukokortikoid merupakan
hormone yang menghambat secara umpan balik
pelepasan ACTH. Bila sintesis glukokortikoid
dihambat dengan memberi orang normal dosis
metipan balik pelepasan ACTH , metirapon secara
oral pada tengah malam, keesoakan harinya terjadi
pelepasan ACTH berlebihan, pembentukan steroid
dirangsang dan 11 deoksikortisol menumpuk karena
tidak terjadi pembentukan glukokortikoid.
2. Aprizal, Mekanisme Dan Regulasi Hormon...........
26
2. Sekresi, Transpor dan Metabolisme
Glukokortikoid
Hormon glukokortikoid sedikit sekali disimpan di
dalam sel korteks adrenal, karena hormon ini selalu
dilepaskan ke dalam setelah selesai dibuat.
Pelepasan glukokortikoid terjadi dengan periodisitas
yang diatur oleh irama diurnal pelepasan ACTH.
Glukokortikoid plasma mulai meningkat sesudah
tengah malam dan mencapai kadar puncak plasma
(kira-kira 15 mikrogram per desiliter) antara pukul
06.00 sampai pukul 08.00 pagi. Sesudah pukul
08.00 pagi sekresi glukokortikoid berangsur menurun
sebagaimana kadar plasma, dan mencapai titik
terendah (kira-kira 6 mikrogram/ desiliter) antara
pukul 18.00 dan tengah malam. Selama waktu ini
glukokortikoid tidak disekresi terus menerus, sekresi
dalam jumlah besar terjadi pada pagi hari. Kecuali
dalam keadaan stress irama diurnal dilampaui dan
kadar glukokortikoid dalam plasma dapat melebihi
25 mikrogram per desiliter. Pada titik ini kapasitas
protein pengikat plasma utama meningkat dan
globulin pengikat steroid dilampaui serta kadar
glukokortikoid plasma meningkat.
Glukokortikoid beredar dalam plasma dalam bentuk
terikat protein dan bentuk bebas. Protein pengikat
utama plasma adalah Cortisol Binding Globulin
(CBG). CBG diproduksi dalam hati. Selama
kehamilan dan keadaan lain dimana estrogen tinggi,
terdapat peningkatan pada CBG dengan demikian
kadar glukokortikoid plasma juga tinggi. Kadar CBG
dan glukokortikoid plasma menurun pada penyakit
hati tertentu dan pada kehilangan protein dalam
jumlah yang besar. CBG banyak mengikat hormon
jika glukokortikoid plasma dalam batas normal,
apabila glukokortikoid sedikit maka CBG akan
berikatan dengan albumin.
Glukokortikoid dan metabolitnya membentuk kira-kira
80% dari 17-hidroksi kortikosteroid dalam plasma
dan 20% terdiri atas kortison dan 11-dioksikortisol.
Setengah dari glukokortikoid beredar dalam
metabolit reduksi dihidrogan tetrahidro- yang
dihasilkan dari reduksi ikatan rangkap cincin A
dengan hidrogenase yang memerlukan NADPH dan
dari reduksi 3 keton dengan reaksi dehidrogenase
yang reversibel. Jumlah besar dari senyawa ini juga
dimodifikasi dengan konyugasi pada posisi C3
dengan glukoronida atau dengan sulfat. Modifikasi
ini terutama terjadi dalam hati. Pada manusia
kebanyakan steroid konyugasi memasuki usus
dengan ekskresi empedu dan diserap kembali
dengan sirkulasi enterohepatik kira-kira 70% steroid
konyugasi konyugasi diekskresi dalam urin 20%
dalam tinja dan sisanya lewat kulit.
3. Pengaturan Sintesis Glukokortikoid
Sekresi glukokortikoid tergantung pada ACTH yang
selanjutnya diatur oleh Corticotropin Releasing
Hormone (CRH). Kadar glukokortikoid bebas yang
berlebihan melakukan control umpan balik negatif
(penghambatan) cepat dan lambat pada hipofisa
anterior, hipotalamus atau kedua-duanya. Respon
cepat kelihatan dengan diikuti tingginya kadar
glukokortikoid selanjutnya timbul aksi glukokortikoid
pada membran sel hipotalamus. Efek lambat
tergantung pada kadar absolute glukokortikoid dan
diusahakan pada sel basofilik hipofisa anterior
melalui penghambatan produksi mRNA
proopiomelanokortin (POMC).
Perangsangan adrenal dalam waktu cukup lama
dengan ACTH mengakibatkan peningkatan ukuran
dan jumlah sel, serta dapat menentukan besar
respon steroidogenik terhadap rangsang ACTH yang
mendadak. Sebaliknya kekurangan ACTH dalam
jangka lama menyebabkan atrofi korteks adrenal,
penurunan steroidogenesis dan respon yang sangat
lambat terhadap ACTH.
Pelepasan ACTH dan sekresi glukokortikoid terjadi
melalui pengontrolan oleh input saraf dari sejumlah
tempat dalam sistem saraf. Sekresi glukokortikoid
juga dipengaruhi oleh stress fisik dan emosional.
Input dari nucleus amigdala menghambat respon
ACTH terhadap stress emosional, kekhawatiran,
takut dan kecemasan sedangkan serabut
spinotalamik dan formasi ini dapat melampaui kedua
sistem umpan balik negatif dan irama diurnal.
4. Fungsi Metabolik Glukokortikoid
Kehilangan fungsi korteks adrenal mengakibatkan
kematian jika tidak diberikan terapi pengganti.
Kelebihan dan kekurangan hormon ini yang
disebabkan oleh penyakit atau pengobatan dapat
menyebabkan komplikasi serius yang langsung
berhubungan dengan aksi metaboliknya.
a. Metabolisme Perantara Glukokortikoid
Pemberian nama glukokortikoid karena
kemampuannya menambah produksi glukosa. Ini
diselesaikan melalui aksi bersama yang melibatkan
3. Vol 1 No 1 Februari 2008, hlm. 25 -28
27
sejumlah jaringan, beberapa jalan biokimia kompleks
dan kedua aksi katabolic dan anabolic.
Glukokortikoid menambah produksi glukosa hati
dengan cara meningkatkan kecepatan
glukoneogenesis; melepas asam amino dan
menyebabkan hormone lain untuk merangsang
proses metabolic kunci, termasuk glukoneogenesis
dengan efisiensi maksimal. Kecepatan basal
glukoneogenesis tidak dikurangi pada hewan
adrenalektomi yang diberi makan, tetapi respon
hewan ini terhadap katekolamin dan glukagon
terganggu. Hewan adrenalektomi yang diabetes atau
dalam keadaan puasa atau kekurangan insulin dan
diperlukan untuk aksi maksimal hormon lain. Hormon
glukokortikoid juga menghambat “uptake” dan
penggunaan glukosa oleh jaringan ekstra hepatic,
sehingga menyebabkan peningkatan kadar glukosa
plasma.
Pada keadaan normal, efek ini dilawan dengan
pelepasan insulin yang mempunyai efek berlawanan
dengan glukokortikoid. Efek keseimbangan ini
biasanya menghasilkan kadar glukosa darah dalam
keadaan normal, tetapi dalam keadaan kurang
insulin dapat mengalami hiperglikemia sebagai
respon terhadap glukokortikoid. Sebaliknya dalam
keadaan kurang glukokortikoid akan menyebabkan
kurangnya produksi glukosa dan kurangnya
cadangan glikogen serta sangat sensitif terhadap
insulin.
Hormon glukokortikoid meningkatkan
glukoneogenesis dengan meningkatkan jumlah dan
aktivitas beberapa enzim kunci hati. Enzim
glukoneogenesis yang mempunyai kecepatan
terbatas adalah fosfoenolpiruvat karboksilase
(PEPCK). Sintesis PEPCK ditingkatkan oleh
glukagon dan sedikit oleh glukokortikoid. Selain
berperanan dalam glukoneogenesis, glukokortikoid
juga berperanan dalam sintesis glikogen,
metabolisme lipid dan metabolisme asam nukleat.
b. Respon Imun dan Respon Anti Radang
Kadar glukokortikoid yang tinggi dapat menekan
respon imun hospes. Glukokortikoid dapat
membunuh limfosit dan menyebabkan involusi
jaringan limfoid. Glukokortikoid mempengaruhi
respon proliferasi limfosit terhadap antigen dan
sejumlah kecil terhadap mitogen. Hormon ini juga
dapat mempengaruhi beberapa langkah lain dalam
respon imun termasuk pengolahan antigen oleh
makrofag, produksi antibody oleh limfosit B, fungsi
limfosit penekan dan penolong T, dan matabolisme
antibody. Kebanyakan efek ini memerlukan
glukokortikoid dalam kadar di atas fisiologik,
misalnya dosis yang digunakan untuk mengobati
penyakit autoimun dan menekan penolakan
transplantasi.
Kemampuan glukokortikoid dalam menekan respon
peradangan telah banyak diketahui. Glukokortikoid
dapat meningkatkan pelepasan leukosit berinti
banyak dari sumsum tulang, sehingga meningkatkan
jumlah leukosit dalam peredaran darah.
Glukokortikoid juga dapat menghambat penumpukan
lekosit pada tempat peradangan menyebabkan zat-
zat yang terlibat dalam respon peradangan misalnya
prostaglandin dilepaskan dari lekosit. Glukokortikoid
dapat menghambat proliferasi fibroblast, seperti
produksi kolagen dan fibronektin. Gabungan ini
bertanggung jawab terhadap kesembuhan luka yang
sukar, bertambahnya kerentanan terhadap infeksi
dan respon terhadap peradangan khas berkurang
dengan kelebihan glukokortikoid.
c. Fungsi Lain Glukokortikoid
Selain berfungsi sebagai metabolisme perantara
glukoneogenesis, respon imun dan respon anti
radang, fungsi metabolic glukokortikoid yang lain
juga telah banyak diketahui seperti pengaturan
dalam fungsi kardiovaskuler, metabolisme cairan
dan elektrolit, metabolisme kalsium, pertumbuhan
jaringan penyambung, otot dan tulang serta respon
terhadap stress.
KESIMPULAN
Dari pembahasan mengenai hormone glukokortikoid,
dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Hormon glukokortikoid dihasilkan oleh bagian
korteks kelenjar adrenal.
2. Hormon glukokortikoid merupakan steroid 21
karbon, disintesis dari kolesterol via
pregnenolon.
3. Hormon glukokortikoid beredar di dalam plasma
dalam bentuk terikat protein dan bentuk bebas.
4. Sekresi hormone glukokortikoid tergantung pada
ACTH dan diatur oleh CRH.
5. Hormon glokokortikoid berfungsi sebagai
metabolisme perantara glukoneogenesis dan
pemelihara homoestatik lingkungan internal
tubuh.
4. Aprizal, Mekanisme Dan Regulasi Hormon...........
28
DAFTAR PUSTAKA
Chaffee E.E., and Greisheimer E.M., 1974, Basic
Physiology and Anatomy, 3rd. Ed., New York:
J.B. Lippincott Co.
Junqueira L.C., and Carneiro J., tanpa tahun,
Histology Dasar, terjemahan oleh Adji
Dharma, 1982, Jakarta : EGC.
Mayes P.A., Granner D.K., and Rodwell V.W., tanpa
tahun, Biokimia, terjemahan oleh Iyan
Darmawan, 1987, Jakarta : EGC.
Norris, D.O., 1980, Vertebrate Endocrinology,
Philadelphia: Lea Fabringer.
Turner, C.D., and J.T. Bagnara, tanpa tahun,
Endokrinologi Umum, terjemahan oleh
Harsoyo, Surabaya: Airlangga University
Press.