SlideShare a Scribd company logo
Vol 1 No 1 Februari 2008, hlm. 25 -28
25
Mekanisme Dan Regulasi Hormon Glukokortikoid Pada Manusia
Aprizal LUKMAN
Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan P MIPA, FKIP Universitas Jambi
Jl. Raya Jambi – Ma. Bulian Km 15, Mendalo Darat, JAMBI 36124
ABSTRACT
Glukokortikoid Hormone is produced by adrenal gland which is located at the end point of kidney anterior.
This hormone contains 21 carbon atoms mainly aimed to boost up glukoneogenesis process. In human body,
this hormone is usually called kortisol which is generated in fasciculate and glumerulosa zones
Key words: Mechanism, regulation, kortikoid hormone.
PENDAHULUAN
Kelenjar endokrin ialah kelenjar yang menghasilkan
produk kimia organik bebas yang biasa disebut
hormon. Hormon ini dicurahkan langsung ke dalam
sirkulasi darah dan ke dalam cairan jaringan tanpa
melalui saluran ke luar. Hormon yang dihasilkan oleh
suatu kelenjar endokrin mempunyai fungsi khusus
yaitu mengintegrasi dan koordinasi aktifitas suatu
macam jaringan atau organ.
Kelenjar adrenal (suprarenal) merupakan sepasang
organ yang terletak dekat ujung anterior ginjal.
Bentuknya pipih atau seperti bulan sabit. Kelenjar
adrenal berfungsi mempertahankan mekanisme
penting homeostatik.
Kelenjar adrenal terdiri atas dua lapisan yaitu korteks
adrenal dan medulla adrenal. Bagian korteks adrenal
mempunyai tiga lapisan yang berbeda, yaitu zona
glomerulosa, zona fascikulata dan zona retikularis.
Ketiga bagian lapisan ini menghasilkan tiga macam
hormon steroid yaitu mineralokortikoid, glukokortikoid
dan ketosteroid.
Hormon glukokortikoid adalah steroid yang memiliki
21 atom karbon dengan fungsi utama meningkatkan
glukoneogenesis. Glukokortikoid pada manusia
biasa disebut dengan kortisol yang dihasilkan pada
zona fascikulata, dan zona glomerulosa. Pada
bagian berikut akan dibahas mekanisme dan
pengaturan hormon glukokortikoid pada manusia.
METODE PENULISAN
Metode yang digunakan dalam penulisan artikel ini
adalah metode studi litelature, hal ini untuk
mengetahui semua aspek yang diperlukan dari
berbagai litelature. Selanjutnya setiap materi
dianalisis secara kritis untuk dapat mengambil suatu
pemahaman yang dapat menjelaskan maksud dari
penulisan artikel ini.
Mekanisme Dan Pengaturan Hormon
Glukokortikoid
1. Biosintesis Glukokortikoid
Semua hormone steroid pada mamalia disintesis dari
kolesterol via pregnenolon melalui sederet reaksi
yang terjadi di dalam mitokondria maupun di dalam
reticulum endoplasma sel korteks adrenal, dalam hal
ini diperlukan hidroksilase dan NADPH, dalam
keadaan tertentu juga diperlukan dehidrogenase,
isomerase dan liase.
Sintesis glukokortikoid membutuhkan tiga
hidroksilase yang beraksi secara beruntun pada
posisi C17, C21, dan C11. Dua reaksi hidroksilase yang
pertama berlangsung cepat, sedangkan hidroksilase
pada C11 berlangsung lebih lambat.
Senyawa metirapon adalah penghambat efektif dari
1 – hidroksilase dan digunakan untuk tes diagnostik
cadangan hipotalamus-hipopisa. Tes ini berguna
untuk mengetahui bahwa glukokortikoid merupakan
hormone yang menghambat secara umpan balik
pelepasan ACTH. Bila sintesis glukokortikoid
dihambat dengan memberi orang normal dosis
metipan balik pelepasan ACTH , metirapon secara
oral pada tengah malam, keesoakan harinya terjadi
pelepasan ACTH berlebihan, pembentukan steroid
dirangsang dan 11 deoksikortisol menumpuk karena
tidak terjadi pembentukan glukokortikoid.
Aprizal, Mekanisme Dan Regulasi Hormon...........
26
2. Sekresi, Transpor dan Metabolisme
Glukokortikoid
Hormon glukokortikoid sedikit sekali disimpan di
dalam sel korteks adrenal, karena hormon ini selalu
dilepaskan ke dalam setelah selesai dibuat.
Pelepasan glukokortikoid terjadi dengan periodisitas
yang diatur oleh irama diurnal pelepasan ACTH.
Glukokortikoid plasma mulai meningkat sesudah
tengah malam dan mencapai kadar puncak plasma
(kira-kira 15 mikrogram per desiliter) antara pukul
06.00 sampai pukul 08.00 pagi. Sesudah pukul
08.00 pagi sekresi glukokortikoid berangsur menurun
sebagaimana kadar plasma, dan mencapai titik
terendah (kira-kira 6 mikrogram/ desiliter) antara
pukul 18.00 dan tengah malam. Selama waktu ini
glukokortikoid tidak disekresi terus menerus, sekresi
dalam jumlah besar terjadi pada pagi hari. Kecuali
dalam keadaan stress irama diurnal dilampaui dan
kadar glukokortikoid dalam plasma dapat melebihi
25 mikrogram per desiliter. Pada titik ini kapasitas
protein pengikat plasma utama meningkat dan
globulin pengikat steroid dilampaui serta kadar
glukokortikoid plasma meningkat.
Glukokortikoid beredar dalam plasma dalam bentuk
terikat protein dan bentuk bebas. Protein pengikat
utama plasma adalah Cortisol Binding Globulin
(CBG). CBG diproduksi dalam hati. Selama
kehamilan dan keadaan lain dimana estrogen tinggi,
terdapat peningkatan pada CBG dengan demikian
kadar glukokortikoid plasma juga tinggi. Kadar CBG
dan glukokortikoid plasma menurun pada penyakit
hati tertentu dan pada kehilangan protein dalam
jumlah yang besar. CBG banyak mengikat hormon
jika glukokortikoid plasma dalam batas normal,
apabila glukokortikoid sedikit maka CBG akan
berikatan dengan albumin.
Glukokortikoid dan metabolitnya membentuk kira-kira
80% dari 17-hidroksi kortikosteroid dalam plasma
dan 20% terdiri atas kortison dan 11-dioksikortisol.
Setengah dari glukokortikoid beredar dalam
metabolit reduksi dihidrogan tetrahidro- yang
dihasilkan dari reduksi ikatan rangkap cincin A
dengan hidrogenase yang memerlukan NADPH dan
dari reduksi 3 keton dengan reaksi dehidrogenase
yang reversibel. Jumlah besar dari senyawa ini juga
dimodifikasi dengan konyugasi pada posisi C3
dengan glukoronida atau dengan sulfat. Modifikasi
ini terutama terjadi dalam hati. Pada manusia
kebanyakan steroid konyugasi memasuki usus
dengan ekskresi empedu dan diserap kembali
dengan sirkulasi enterohepatik kira-kira 70% steroid
konyugasi konyugasi diekskresi dalam urin 20%
dalam tinja dan sisanya lewat kulit.
3. Pengaturan Sintesis Glukokortikoid
Sekresi glukokortikoid tergantung pada ACTH yang
selanjutnya diatur oleh Corticotropin Releasing
Hormone (CRH). Kadar glukokortikoid bebas yang
berlebihan melakukan control umpan balik negatif
(penghambatan) cepat dan lambat pada hipofisa
anterior, hipotalamus atau kedua-duanya. Respon
cepat kelihatan dengan diikuti tingginya kadar
glukokortikoid selanjutnya timbul aksi glukokortikoid
pada membran sel hipotalamus. Efek lambat
tergantung pada kadar absolute glukokortikoid dan
diusahakan pada sel basofilik hipofisa anterior
melalui penghambatan produksi mRNA
proopiomelanokortin (POMC).
Perangsangan adrenal dalam waktu cukup lama
dengan ACTH mengakibatkan peningkatan ukuran
dan jumlah sel, serta dapat menentukan besar
respon steroidogenik terhadap rangsang ACTH yang
mendadak. Sebaliknya kekurangan ACTH dalam
jangka lama menyebabkan atrofi korteks adrenal,
penurunan steroidogenesis dan respon yang sangat
lambat terhadap ACTH.
Pelepasan ACTH dan sekresi glukokortikoid terjadi
melalui pengontrolan oleh input saraf dari sejumlah
tempat dalam sistem saraf. Sekresi glukokortikoid
juga dipengaruhi oleh stress fisik dan emosional.
Input dari nucleus amigdala menghambat respon
ACTH terhadap stress emosional, kekhawatiran,
takut dan kecemasan sedangkan serabut
spinotalamik dan formasi ini dapat melampaui kedua
sistem umpan balik negatif dan irama diurnal.
4. Fungsi Metabolik Glukokortikoid
Kehilangan fungsi korteks adrenal mengakibatkan
kematian jika tidak diberikan terapi pengganti.
Kelebihan dan kekurangan hormon ini yang
disebabkan oleh penyakit atau pengobatan dapat
menyebabkan komplikasi serius yang langsung
berhubungan dengan aksi metaboliknya.
a. Metabolisme Perantara Glukokortikoid
Pemberian nama glukokortikoid karena
kemampuannya menambah produksi glukosa. Ini
diselesaikan melalui aksi bersama yang melibatkan
Vol 1 No 1 Februari 2008, hlm. 25 -28
27
sejumlah jaringan, beberapa jalan biokimia kompleks
dan kedua aksi katabolic dan anabolic.
Glukokortikoid menambah produksi glukosa hati
dengan cara meningkatkan kecepatan
glukoneogenesis; melepas asam amino dan
menyebabkan hormone lain untuk merangsang
proses metabolic kunci, termasuk glukoneogenesis
dengan efisiensi maksimal. Kecepatan basal
glukoneogenesis tidak dikurangi pada hewan
adrenalektomi yang diberi makan, tetapi respon
hewan ini terhadap katekolamin dan glukagon
terganggu. Hewan adrenalektomi yang diabetes atau
dalam keadaan puasa atau kekurangan insulin dan
diperlukan untuk aksi maksimal hormon lain. Hormon
glukokortikoid juga menghambat “uptake” dan
penggunaan glukosa oleh jaringan ekstra hepatic,
sehingga menyebabkan peningkatan kadar glukosa
plasma.
Pada keadaan normal, efek ini dilawan dengan
pelepasan insulin yang mempunyai efek berlawanan
dengan glukokortikoid. Efek keseimbangan ini
biasanya menghasilkan kadar glukosa darah dalam
keadaan normal, tetapi dalam keadaan kurang
insulin dapat mengalami hiperglikemia sebagai
respon terhadap glukokortikoid. Sebaliknya dalam
keadaan kurang glukokortikoid akan menyebabkan
kurangnya produksi glukosa dan kurangnya
cadangan glikogen serta sangat sensitif terhadap
insulin.
Hormon glukokortikoid meningkatkan
glukoneogenesis dengan meningkatkan jumlah dan
aktivitas beberapa enzim kunci hati. Enzim
glukoneogenesis yang mempunyai kecepatan
terbatas adalah fosfoenolpiruvat karboksilase
(PEPCK). Sintesis PEPCK ditingkatkan oleh
glukagon dan sedikit oleh glukokortikoid. Selain
berperanan dalam glukoneogenesis, glukokortikoid
juga berperanan dalam sintesis glikogen,
metabolisme lipid dan metabolisme asam nukleat.
b. Respon Imun dan Respon Anti Radang
Kadar glukokortikoid yang tinggi dapat menekan
respon imun hospes. Glukokortikoid dapat
membunuh limfosit dan menyebabkan involusi
jaringan limfoid. Glukokortikoid mempengaruhi
respon proliferasi limfosit terhadap antigen dan
sejumlah kecil terhadap mitogen. Hormon ini juga
dapat mempengaruhi beberapa langkah lain dalam
respon imun termasuk pengolahan antigen oleh
makrofag, produksi antibody oleh limfosit B, fungsi
limfosit penekan dan penolong T, dan matabolisme
antibody. Kebanyakan efek ini memerlukan
glukokortikoid dalam kadar di atas fisiologik,
misalnya dosis yang digunakan untuk mengobati
penyakit autoimun dan menekan penolakan
transplantasi.
Kemampuan glukokortikoid dalam menekan respon
peradangan telah banyak diketahui. Glukokortikoid
dapat meningkatkan pelepasan leukosit berinti
banyak dari sumsum tulang, sehingga meningkatkan
jumlah leukosit dalam peredaran darah.
Glukokortikoid juga dapat menghambat penumpukan
lekosit pada tempat peradangan menyebabkan zat-
zat yang terlibat dalam respon peradangan misalnya
prostaglandin dilepaskan dari lekosit. Glukokortikoid
dapat menghambat proliferasi fibroblast, seperti
produksi kolagen dan fibronektin. Gabungan ini
bertanggung jawab terhadap kesembuhan luka yang
sukar, bertambahnya kerentanan terhadap infeksi
dan respon terhadap peradangan khas berkurang
dengan kelebihan glukokortikoid.
c. Fungsi Lain Glukokortikoid
Selain berfungsi sebagai metabolisme perantara
glukoneogenesis, respon imun dan respon anti
radang, fungsi metabolic glukokortikoid yang lain
juga telah banyak diketahui seperti pengaturan
dalam fungsi kardiovaskuler, metabolisme cairan
dan elektrolit, metabolisme kalsium, pertumbuhan
jaringan penyambung, otot dan tulang serta respon
terhadap stress.
KESIMPULAN
Dari pembahasan mengenai hormone glukokortikoid,
dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Hormon glukokortikoid dihasilkan oleh bagian
korteks kelenjar adrenal.
2. Hormon glukokortikoid merupakan steroid 21
karbon, disintesis dari kolesterol via
pregnenolon.
3. Hormon glukokortikoid beredar di dalam plasma
dalam bentuk terikat protein dan bentuk bebas.
4. Sekresi hormone glukokortikoid tergantung pada
ACTH dan diatur oleh CRH.
5. Hormon glokokortikoid berfungsi sebagai
metabolisme perantara glukoneogenesis dan
pemelihara homoestatik lingkungan internal
tubuh.
Aprizal, Mekanisme Dan Regulasi Hormon...........
28
DAFTAR PUSTAKA
Chaffee E.E., and Greisheimer E.M., 1974, Basic
Physiology and Anatomy, 3rd. Ed., New York:
J.B. Lippincott Co.
Junqueira L.C., and Carneiro J., tanpa tahun,
Histology Dasar, terjemahan oleh Adji
Dharma, 1982, Jakarta : EGC.
Mayes P.A., Granner D.K., and Rodwell V.W., tanpa
tahun, Biokimia, terjemahan oleh Iyan
Darmawan, 1987, Jakarta : EGC.
Norris, D.O., 1980, Vertebrate Endocrinology,
Philadelphia: Lea Fabringer.
Turner, C.D., and J.T. Bagnara, tanpa tahun,
Endokrinologi Umum, terjemahan oleh
Harsoyo, Surabaya: Airlangga University
Press.

More Related Content

What's hot

Kelompok 3 (diet pada penyakit lambung)
Kelompok 3 (diet pada penyakit lambung)Kelompok 3 (diet pada penyakit lambung)
Kelompok 3 (diet pada penyakit lambung)Indri Wati
 
Metabolisme Purin Pirimidin
Metabolisme Purin PirimidinMetabolisme Purin Pirimidin
Metabolisme Purin Pirimidin
Dedi Kun
 
Ventilasi, perfusi & difusi ok
Ventilasi, perfusi & difusi okVentilasi, perfusi & difusi ok
Ventilasi, perfusi & difusi ok
fikri asyura
 
PENGANTAR FARMAKOKINETIK
PENGANTAR FARMAKOKINETIKPENGANTAR FARMAKOKINETIK
PENGANTAR FARMAKOKINETIK
Surya Amal
 
Hormon
HormonHormon
Hormon
Sirod Judin
 
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI KULIT
BIOFARMASI SEDIAAN YANG  DIBERIKAN MELALUI KULITBIOFARMASI SEDIAAN YANG  DIBERIKAN MELALUI KULIT
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI KULIT
Surya Amal
 
Sistem pencernaan dan obat obat sistem pencernaan
Sistem pencernaan dan obat obat sistem pencernaanSistem pencernaan dan obat obat sistem pencernaan
Sistem pencernaan dan obat obat sistem pencernaan
Mina Audina
 
Diabetes militus
Diabetes militusDiabetes militus
Diabetes militusCahya
 
Alat Kesehatan (Alkes) dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP)
Alat Kesehatan (Alkes) dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP)Alat Kesehatan (Alkes) dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP)
Alat Kesehatan (Alkes) dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP)
Abulkhair Abdullah
 
Vitamin dan mineral
Vitamin dan mineralVitamin dan mineral
Vitamin dan mineral
Asyifa Robiatul adawiyah
 
NSAIDs (Mefenamic Acid/Asam Mefenamat)
NSAIDs (Mefenamic Acid/Asam Mefenamat)NSAIDs (Mefenamic Acid/Asam Mefenamat)
NSAIDs (Mefenamic Acid/Asam Mefenamat)
Raditiya Yoharni
 
kelarutan dan aktivitas biologis
kelarutan dan aktivitas biologiskelarutan dan aktivitas biologis
kelarutan dan aktivitas biologis
nisha althaf
 
Siklus asam sitrat
Siklus asam sitratSiklus asam sitrat
Siklus asam sitratImo Priyanto
 
Evaluasi granulasi kering
Evaluasi granulasi keringEvaluasi granulasi kering
Evaluasi granulasi kering
Nikken Ramadhani
 
Tablet sublingual dan bukal
Tablet sublingual dan bukalTablet sublingual dan bukal
Tablet sublingual dan bukal
Listia Rini
 
HAS senyawa penekan sistem saraf pusat
HAS senyawa penekan sistem saraf pusatHAS senyawa penekan sistem saraf pusat
HAS senyawa penekan sistem saraf pusat
Sapan Nada
 
Bioenergetika revisi
Bioenergetika revisiBioenergetika revisi
Bioenergetika revisi
fahri mey
 
Interaksi obat & reseptor
Interaksi obat & reseptorInteraksi obat & reseptor
Interaksi obat & reseptor
fatmanurhaliza24
 
Interaksi obat
Interaksi obat Interaksi obat
Interaksi obat
Dedi Kun
 

What's hot (20)

Kelompok 3 (diet pada penyakit lambung)
Kelompok 3 (diet pada penyakit lambung)Kelompok 3 (diet pada penyakit lambung)
Kelompok 3 (diet pada penyakit lambung)
 
Distribusi dan ikatan protein
Distribusi dan ikatan proteinDistribusi dan ikatan protein
Distribusi dan ikatan protein
 
Metabolisme Purin Pirimidin
Metabolisme Purin PirimidinMetabolisme Purin Pirimidin
Metabolisme Purin Pirimidin
 
Ventilasi, perfusi & difusi ok
Ventilasi, perfusi & difusi okVentilasi, perfusi & difusi ok
Ventilasi, perfusi & difusi ok
 
PENGANTAR FARMAKOKINETIK
PENGANTAR FARMAKOKINETIKPENGANTAR FARMAKOKINETIK
PENGANTAR FARMAKOKINETIK
 
Hormon
HormonHormon
Hormon
 
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI KULIT
BIOFARMASI SEDIAAN YANG  DIBERIKAN MELALUI KULITBIOFARMASI SEDIAAN YANG  DIBERIKAN MELALUI KULIT
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI KULIT
 
Sistem pencernaan dan obat obat sistem pencernaan
Sistem pencernaan dan obat obat sistem pencernaanSistem pencernaan dan obat obat sistem pencernaan
Sistem pencernaan dan obat obat sistem pencernaan
 
Diabetes militus
Diabetes militusDiabetes militus
Diabetes militus
 
Alat Kesehatan (Alkes) dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP)
Alat Kesehatan (Alkes) dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP)Alat Kesehatan (Alkes) dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP)
Alat Kesehatan (Alkes) dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP)
 
Vitamin dan mineral
Vitamin dan mineralVitamin dan mineral
Vitamin dan mineral
 
NSAIDs (Mefenamic Acid/Asam Mefenamat)
NSAIDs (Mefenamic Acid/Asam Mefenamat)NSAIDs (Mefenamic Acid/Asam Mefenamat)
NSAIDs (Mefenamic Acid/Asam Mefenamat)
 
kelarutan dan aktivitas biologis
kelarutan dan aktivitas biologiskelarutan dan aktivitas biologis
kelarutan dan aktivitas biologis
 
Siklus asam sitrat
Siklus asam sitratSiklus asam sitrat
Siklus asam sitrat
 
Evaluasi granulasi kering
Evaluasi granulasi keringEvaluasi granulasi kering
Evaluasi granulasi kering
 
Tablet sublingual dan bukal
Tablet sublingual dan bukalTablet sublingual dan bukal
Tablet sublingual dan bukal
 
HAS senyawa penekan sistem saraf pusat
HAS senyawa penekan sistem saraf pusatHAS senyawa penekan sistem saraf pusat
HAS senyawa penekan sistem saraf pusat
 
Bioenergetika revisi
Bioenergetika revisiBioenergetika revisi
Bioenergetika revisi
 
Interaksi obat & reseptor
Interaksi obat & reseptorInteraksi obat & reseptor
Interaksi obat & reseptor
 
Interaksi obat
Interaksi obat Interaksi obat
Interaksi obat
 

Similar to Glukokortikoid

Hormon wa ode nur asmi t. g2 l119004
Hormon wa ode nur asmi t. g2 l119004Hormon wa ode nur asmi t. g2 l119004
Hormon wa ode nur asmi t. g2 l119004
Yusuf Ahmad Husaeni
 
Biomolekul Hormon
Biomolekul HormonBiomolekul Hormon
Biomolekul Hormon
bryanvl
 
Presentasi Hormon .pptx
Presentasi Hormon .pptxPresentasi Hormon .pptx
Presentasi Hormon .pptx
HeyHey65
 
Aktivitas hormon steroid
Aktivitas hormon steroidAktivitas hormon steroid
Aktivitas hormon steroidHealth
 
Pp endokrin klmpok 4
Pp endokrin klmpok 4Pp endokrin klmpok 4
Pp endokrin klmpok 4
Afrisari Toory
 
Sistem Hormon pada Manusia
Sistem Hormon pada ManusiaSistem Hormon pada Manusia
Sistem Hormon pada Manusia
shafirahany22
 
Suatu.koordinasi metabolisme (kul 3 analisa gizi)
Suatu.koordinasi metabolisme (kul 3 analisa gizi)Suatu.koordinasi metabolisme (kul 3 analisa gizi)
Suatu.koordinasi metabolisme (kul 3 analisa gizi)
workshift japaness crowdsourching
 
Biokimia metabolismekarbohidrat
Biokimia metabolismekarbohidratBiokimia metabolismekarbohidrat
Biokimia metabolismekarbohidrat
anita sriwaty
 
Sistem endokrin
Sistem endokrinSistem endokrin
Sistem endokrin
Astria Blandina
 
Asuhan Keperawatan Sindrom Cushing dan SIADH
Asuhan Keperawatan Sindrom Cushing dan SIADHAsuhan Keperawatan Sindrom Cushing dan SIADH
Asuhan Keperawatan Sindrom Cushing dan SIADH
Alex Susanto
 
Glikolisis.ppt
Glikolisis.pptGlikolisis.ppt
Glikolisis.ppt
YuniFadila2
 
Hubungan karbohidrat dengan diabetes
Hubungan karbohidrat dengan diabetesHubungan karbohidrat dengan diabetes
Hubungan karbohidrat dengan diabetes
Nirma Syari Vutry
 
Sistim Endokrin
Sistim EndokrinSistim Endokrin
Sistim Endokrin
Gita Kostania
 
Glikolisis.ppt
Glikolisis.pptGlikolisis.ppt
Glikolisis.ppt
AlHabsy4
 
kelenjar adrenal.pptx
kelenjar adrenal.pptxkelenjar adrenal.pptx
kelenjar adrenal.pptx
KennyJap1
 
Sistem Endokrin
Sistem EndokrinSistem Endokrin
Sistem Endokrin
NURSAPTIA PURWA ASMARA
 
Metabolisme kh 10
Metabolisme kh 10Metabolisme kh 10
Metabolisme kh 10
Imo Priyanto
 
Anatomi dan fisiologi endokrin
Anatomi dan fisiologi endokrinAnatomi dan fisiologi endokrin
Anatomi dan fisiologi endokrinmateri-x2
 
fdokumen.com_interaksi-obatpptx-567baa363a06d.pptx
fdokumen.com_interaksi-obatpptx-567baa363a06d.pptxfdokumen.com_interaksi-obatpptx-567baa363a06d.pptx
fdokumen.com_interaksi-obatpptx-567baa363a06d.pptx
alwismart2017
 

Similar to Glukokortikoid (20)

Hormon wa ode nur asmi t. g2 l119004
Hormon wa ode nur asmi t. g2 l119004Hormon wa ode nur asmi t. g2 l119004
Hormon wa ode nur asmi t. g2 l119004
 
Biomolekul Hormon
Biomolekul HormonBiomolekul Hormon
Biomolekul Hormon
 
Presentasi Hormon .pptx
Presentasi Hormon .pptxPresentasi Hormon .pptx
Presentasi Hormon .pptx
 
Aktivitas hormon steroid
Aktivitas hormon steroidAktivitas hormon steroid
Aktivitas hormon steroid
 
Pp endokrin klmpok 4
Pp endokrin klmpok 4Pp endokrin klmpok 4
Pp endokrin klmpok 4
 
Sistem Hormon pada Manusia
Sistem Hormon pada ManusiaSistem Hormon pada Manusia
Sistem Hormon pada Manusia
 
Suatu.koordinasi metabolisme (kul 3 analisa gizi)
Suatu.koordinasi metabolisme (kul 3 analisa gizi)Suatu.koordinasi metabolisme (kul 3 analisa gizi)
Suatu.koordinasi metabolisme (kul 3 analisa gizi)
 
Biokimia metabolismekarbohidrat
Biokimia metabolismekarbohidratBiokimia metabolismekarbohidrat
Biokimia metabolismekarbohidrat
 
Sistem endokrin
Sistem endokrinSistem endokrin
Sistem endokrin
 
Asuhan Keperawatan Sindrom Cushing dan SIADH
Asuhan Keperawatan Sindrom Cushing dan SIADHAsuhan Keperawatan Sindrom Cushing dan SIADH
Asuhan Keperawatan Sindrom Cushing dan SIADH
 
Glikolisis.ppt
Glikolisis.pptGlikolisis.ppt
Glikolisis.ppt
 
Hubungan karbohidrat dengan diabetes
Hubungan karbohidrat dengan diabetesHubungan karbohidrat dengan diabetes
Hubungan karbohidrat dengan diabetes
 
Sistim Endokrin
Sistim EndokrinSistim Endokrin
Sistim Endokrin
 
Glikolisis.ppt
Glikolisis.pptGlikolisis.ppt
Glikolisis.ppt
 
kelenjar adrenal.pptx
kelenjar adrenal.pptxkelenjar adrenal.pptx
kelenjar adrenal.pptx
 
Sistem Endokrin
Sistem EndokrinSistem Endokrin
Sistem Endokrin
 
Metabolisme kh 10
Metabolisme kh 10Metabolisme kh 10
Metabolisme kh 10
 
Metabolisme kh 10
Metabolisme kh 10Metabolisme kh 10
Metabolisme kh 10
 
Anatomi dan fisiologi endokrin
Anatomi dan fisiologi endokrinAnatomi dan fisiologi endokrin
Anatomi dan fisiologi endokrin
 
fdokumen.com_interaksi-obatpptx-567baa363a06d.pptx
fdokumen.com_interaksi-obatpptx-567baa363a06d.pptxfdokumen.com_interaksi-obatpptx-567baa363a06d.pptx
fdokumen.com_interaksi-obatpptx-567baa363a06d.pptx
 

Recently uploaded

Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdfPanduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
MildayantiMildayanti
 
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs KonsekuensiAksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
sabir51
 
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptxPembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Sosdiklihparmassdm
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Fathan Emran
 
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMPPerencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
TriSutrisno48
 
modul 1.4 Desiminasi-Budaya-Positif.pptx.pptx
modul 1.4 Desiminasi-Budaya-Positif.pptx.pptxmodul 1.4 Desiminasi-Budaya-Positif.pptx.pptx
modul 1.4 Desiminasi-Budaya-Positif.pptx.pptx
IrfanAudah1
 
Makalah Hukum Lingkungan Urgensi Kebijakan TAPERA .pdf
Makalah Hukum Lingkungan Urgensi Kebijakan TAPERA .pdfMakalah Hukum Lingkungan Urgensi Kebijakan TAPERA .pdf
Makalah Hukum Lingkungan Urgensi Kebijakan TAPERA .pdf
Andre664723
 
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdfTugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Thahir9
 
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdfMODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
YuristaAndriyani1
 
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamiiAksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
esmaducoklat
 
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdfKelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
JALANJALANKENYANG
 
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptxPemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
ssuser4dafea
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptxPPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
AqlanHaritsAlfarisi
 
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdfMODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
sitispd78
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
SABDA
 
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptxFORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
NavaldiMalau
 
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Fathan Emran
 
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptxGERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
fildiausmayusuf1
 

Recently uploaded (20)

Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdfPanduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
 
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs KonsekuensiAksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
 
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptxPembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
 
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMPPerencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
 
modul 1.4 Desiminasi-Budaya-Positif.pptx.pptx
modul 1.4 Desiminasi-Budaya-Positif.pptx.pptxmodul 1.4 Desiminasi-Budaya-Positif.pptx.pptx
modul 1.4 Desiminasi-Budaya-Positif.pptx.pptx
 
Makalah Hukum Lingkungan Urgensi Kebijakan TAPERA .pdf
Makalah Hukum Lingkungan Urgensi Kebijakan TAPERA .pdfMakalah Hukum Lingkungan Urgensi Kebijakan TAPERA .pdf
Makalah Hukum Lingkungan Urgensi Kebijakan TAPERA .pdf
 
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdfTugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
 
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdfMODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
 
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamiiAksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
 
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdfKelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
 
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptxPemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
 
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptxPPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
 
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdfMODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
 
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
 
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptxFORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
 
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
 
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptxGERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
 

Glukokortikoid

  • 1. Vol 1 No 1 Februari 2008, hlm. 25 -28 25 Mekanisme Dan Regulasi Hormon Glukokortikoid Pada Manusia Aprizal LUKMAN Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan P MIPA, FKIP Universitas Jambi Jl. Raya Jambi – Ma. Bulian Km 15, Mendalo Darat, JAMBI 36124 ABSTRACT Glukokortikoid Hormone is produced by adrenal gland which is located at the end point of kidney anterior. This hormone contains 21 carbon atoms mainly aimed to boost up glukoneogenesis process. In human body, this hormone is usually called kortisol which is generated in fasciculate and glumerulosa zones Key words: Mechanism, regulation, kortikoid hormone. PENDAHULUAN Kelenjar endokrin ialah kelenjar yang menghasilkan produk kimia organik bebas yang biasa disebut hormon. Hormon ini dicurahkan langsung ke dalam sirkulasi darah dan ke dalam cairan jaringan tanpa melalui saluran ke luar. Hormon yang dihasilkan oleh suatu kelenjar endokrin mempunyai fungsi khusus yaitu mengintegrasi dan koordinasi aktifitas suatu macam jaringan atau organ. Kelenjar adrenal (suprarenal) merupakan sepasang organ yang terletak dekat ujung anterior ginjal. Bentuknya pipih atau seperti bulan sabit. Kelenjar adrenal berfungsi mempertahankan mekanisme penting homeostatik. Kelenjar adrenal terdiri atas dua lapisan yaitu korteks adrenal dan medulla adrenal. Bagian korteks adrenal mempunyai tiga lapisan yang berbeda, yaitu zona glomerulosa, zona fascikulata dan zona retikularis. Ketiga bagian lapisan ini menghasilkan tiga macam hormon steroid yaitu mineralokortikoid, glukokortikoid dan ketosteroid. Hormon glukokortikoid adalah steroid yang memiliki 21 atom karbon dengan fungsi utama meningkatkan glukoneogenesis. Glukokortikoid pada manusia biasa disebut dengan kortisol yang dihasilkan pada zona fascikulata, dan zona glomerulosa. Pada bagian berikut akan dibahas mekanisme dan pengaturan hormon glukokortikoid pada manusia. METODE PENULISAN Metode yang digunakan dalam penulisan artikel ini adalah metode studi litelature, hal ini untuk mengetahui semua aspek yang diperlukan dari berbagai litelature. Selanjutnya setiap materi dianalisis secara kritis untuk dapat mengambil suatu pemahaman yang dapat menjelaskan maksud dari penulisan artikel ini. Mekanisme Dan Pengaturan Hormon Glukokortikoid 1. Biosintesis Glukokortikoid Semua hormone steroid pada mamalia disintesis dari kolesterol via pregnenolon melalui sederet reaksi yang terjadi di dalam mitokondria maupun di dalam reticulum endoplasma sel korteks adrenal, dalam hal ini diperlukan hidroksilase dan NADPH, dalam keadaan tertentu juga diperlukan dehidrogenase, isomerase dan liase. Sintesis glukokortikoid membutuhkan tiga hidroksilase yang beraksi secara beruntun pada posisi C17, C21, dan C11. Dua reaksi hidroksilase yang pertama berlangsung cepat, sedangkan hidroksilase pada C11 berlangsung lebih lambat. Senyawa metirapon adalah penghambat efektif dari 1 – hidroksilase dan digunakan untuk tes diagnostik cadangan hipotalamus-hipopisa. Tes ini berguna untuk mengetahui bahwa glukokortikoid merupakan hormone yang menghambat secara umpan balik pelepasan ACTH. Bila sintesis glukokortikoid dihambat dengan memberi orang normal dosis metipan balik pelepasan ACTH , metirapon secara oral pada tengah malam, keesoakan harinya terjadi pelepasan ACTH berlebihan, pembentukan steroid dirangsang dan 11 deoksikortisol menumpuk karena tidak terjadi pembentukan glukokortikoid.
  • 2. Aprizal, Mekanisme Dan Regulasi Hormon........... 26 2. Sekresi, Transpor dan Metabolisme Glukokortikoid Hormon glukokortikoid sedikit sekali disimpan di dalam sel korteks adrenal, karena hormon ini selalu dilepaskan ke dalam setelah selesai dibuat. Pelepasan glukokortikoid terjadi dengan periodisitas yang diatur oleh irama diurnal pelepasan ACTH. Glukokortikoid plasma mulai meningkat sesudah tengah malam dan mencapai kadar puncak plasma (kira-kira 15 mikrogram per desiliter) antara pukul 06.00 sampai pukul 08.00 pagi. Sesudah pukul 08.00 pagi sekresi glukokortikoid berangsur menurun sebagaimana kadar plasma, dan mencapai titik terendah (kira-kira 6 mikrogram/ desiliter) antara pukul 18.00 dan tengah malam. Selama waktu ini glukokortikoid tidak disekresi terus menerus, sekresi dalam jumlah besar terjadi pada pagi hari. Kecuali dalam keadaan stress irama diurnal dilampaui dan kadar glukokortikoid dalam plasma dapat melebihi 25 mikrogram per desiliter. Pada titik ini kapasitas protein pengikat plasma utama meningkat dan globulin pengikat steroid dilampaui serta kadar glukokortikoid plasma meningkat. Glukokortikoid beredar dalam plasma dalam bentuk terikat protein dan bentuk bebas. Protein pengikat utama plasma adalah Cortisol Binding Globulin (CBG). CBG diproduksi dalam hati. Selama kehamilan dan keadaan lain dimana estrogen tinggi, terdapat peningkatan pada CBG dengan demikian kadar glukokortikoid plasma juga tinggi. Kadar CBG dan glukokortikoid plasma menurun pada penyakit hati tertentu dan pada kehilangan protein dalam jumlah yang besar. CBG banyak mengikat hormon jika glukokortikoid plasma dalam batas normal, apabila glukokortikoid sedikit maka CBG akan berikatan dengan albumin. Glukokortikoid dan metabolitnya membentuk kira-kira 80% dari 17-hidroksi kortikosteroid dalam plasma dan 20% terdiri atas kortison dan 11-dioksikortisol. Setengah dari glukokortikoid beredar dalam metabolit reduksi dihidrogan tetrahidro- yang dihasilkan dari reduksi ikatan rangkap cincin A dengan hidrogenase yang memerlukan NADPH dan dari reduksi 3 keton dengan reaksi dehidrogenase yang reversibel. Jumlah besar dari senyawa ini juga dimodifikasi dengan konyugasi pada posisi C3 dengan glukoronida atau dengan sulfat. Modifikasi ini terutama terjadi dalam hati. Pada manusia kebanyakan steroid konyugasi memasuki usus dengan ekskresi empedu dan diserap kembali dengan sirkulasi enterohepatik kira-kira 70% steroid konyugasi konyugasi diekskresi dalam urin 20% dalam tinja dan sisanya lewat kulit. 3. Pengaturan Sintesis Glukokortikoid Sekresi glukokortikoid tergantung pada ACTH yang selanjutnya diatur oleh Corticotropin Releasing Hormone (CRH). Kadar glukokortikoid bebas yang berlebihan melakukan control umpan balik negatif (penghambatan) cepat dan lambat pada hipofisa anterior, hipotalamus atau kedua-duanya. Respon cepat kelihatan dengan diikuti tingginya kadar glukokortikoid selanjutnya timbul aksi glukokortikoid pada membran sel hipotalamus. Efek lambat tergantung pada kadar absolute glukokortikoid dan diusahakan pada sel basofilik hipofisa anterior melalui penghambatan produksi mRNA proopiomelanokortin (POMC). Perangsangan adrenal dalam waktu cukup lama dengan ACTH mengakibatkan peningkatan ukuran dan jumlah sel, serta dapat menentukan besar respon steroidogenik terhadap rangsang ACTH yang mendadak. Sebaliknya kekurangan ACTH dalam jangka lama menyebabkan atrofi korteks adrenal, penurunan steroidogenesis dan respon yang sangat lambat terhadap ACTH. Pelepasan ACTH dan sekresi glukokortikoid terjadi melalui pengontrolan oleh input saraf dari sejumlah tempat dalam sistem saraf. Sekresi glukokortikoid juga dipengaruhi oleh stress fisik dan emosional. Input dari nucleus amigdala menghambat respon ACTH terhadap stress emosional, kekhawatiran, takut dan kecemasan sedangkan serabut spinotalamik dan formasi ini dapat melampaui kedua sistem umpan balik negatif dan irama diurnal. 4. Fungsi Metabolik Glukokortikoid Kehilangan fungsi korteks adrenal mengakibatkan kematian jika tidak diberikan terapi pengganti. Kelebihan dan kekurangan hormon ini yang disebabkan oleh penyakit atau pengobatan dapat menyebabkan komplikasi serius yang langsung berhubungan dengan aksi metaboliknya. a. Metabolisme Perantara Glukokortikoid Pemberian nama glukokortikoid karena kemampuannya menambah produksi glukosa. Ini diselesaikan melalui aksi bersama yang melibatkan
  • 3. Vol 1 No 1 Februari 2008, hlm. 25 -28 27 sejumlah jaringan, beberapa jalan biokimia kompleks dan kedua aksi katabolic dan anabolic. Glukokortikoid menambah produksi glukosa hati dengan cara meningkatkan kecepatan glukoneogenesis; melepas asam amino dan menyebabkan hormone lain untuk merangsang proses metabolic kunci, termasuk glukoneogenesis dengan efisiensi maksimal. Kecepatan basal glukoneogenesis tidak dikurangi pada hewan adrenalektomi yang diberi makan, tetapi respon hewan ini terhadap katekolamin dan glukagon terganggu. Hewan adrenalektomi yang diabetes atau dalam keadaan puasa atau kekurangan insulin dan diperlukan untuk aksi maksimal hormon lain. Hormon glukokortikoid juga menghambat “uptake” dan penggunaan glukosa oleh jaringan ekstra hepatic, sehingga menyebabkan peningkatan kadar glukosa plasma. Pada keadaan normal, efek ini dilawan dengan pelepasan insulin yang mempunyai efek berlawanan dengan glukokortikoid. Efek keseimbangan ini biasanya menghasilkan kadar glukosa darah dalam keadaan normal, tetapi dalam keadaan kurang insulin dapat mengalami hiperglikemia sebagai respon terhadap glukokortikoid. Sebaliknya dalam keadaan kurang glukokortikoid akan menyebabkan kurangnya produksi glukosa dan kurangnya cadangan glikogen serta sangat sensitif terhadap insulin. Hormon glukokortikoid meningkatkan glukoneogenesis dengan meningkatkan jumlah dan aktivitas beberapa enzim kunci hati. Enzim glukoneogenesis yang mempunyai kecepatan terbatas adalah fosfoenolpiruvat karboksilase (PEPCK). Sintesis PEPCK ditingkatkan oleh glukagon dan sedikit oleh glukokortikoid. Selain berperanan dalam glukoneogenesis, glukokortikoid juga berperanan dalam sintesis glikogen, metabolisme lipid dan metabolisme asam nukleat. b. Respon Imun dan Respon Anti Radang Kadar glukokortikoid yang tinggi dapat menekan respon imun hospes. Glukokortikoid dapat membunuh limfosit dan menyebabkan involusi jaringan limfoid. Glukokortikoid mempengaruhi respon proliferasi limfosit terhadap antigen dan sejumlah kecil terhadap mitogen. Hormon ini juga dapat mempengaruhi beberapa langkah lain dalam respon imun termasuk pengolahan antigen oleh makrofag, produksi antibody oleh limfosit B, fungsi limfosit penekan dan penolong T, dan matabolisme antibody. Kebanyakan efek ini memerlukan glukokortikoid dalam kadar di atas fisiologik, misalnya dosis yang digunakan untuk mengobati penyakit autoimun dan menekan penolakan transplantasi. Kemampuan glukokortikoid dalam menekan respon peradangan telah banyak diketahui. Glukokortikoid dapat meningkatkan pelepasan leukosit berinti banyak dari sumsum tulang, sehingga meningkatkan jumlah leukosit dalam peredaran darah. Glukokortikoid juga dapat menghambat penumpukan lekosit pada tempat peradangan menyebabkan zat- zat yang terlibat dalam respon peradangan misalnya prostaglandin dilepaskan dari lekosit. Glukokortikoid dapat menghambat proliferasi fibroblast, seperti produksi kolagen dan fibronektin. Gabungan ini bertanggung jawab terhadap kesembuhan luka yang sukar, bertambahnya kerentanan terhadap infeksi dan respon terhadap peradangan khas berkurang dengan kelebihan glukokortikoid. c. Fungsi Lain Glukokortikoid Selain berfungsi sebagai metabolisme perantara glukoneogenesis, respon imun dan respon anti radang, fungsi metabolic glukokortikoid yang lain juga telah banyak diketahui seperti pengaturan dalam fungsi kardiovaskuler, metabolisme cairan dan elektrolit, metabolisme kalsium, pertumbuhan jaringan penyambung, otot dan tulang serta respon terhadap stress. KESIMPULAN Dari pembahasan mengenai hormone glukokortikoid, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Hormon glukokortikoid dihasilkan oleh bagian korteks kelenjar adrenal. 2. Hormon glukokortikoid merupakan steroid 21 karbon, disintesis dari kolesterol via pregnenolon. 3. Hormon glukokortikoid beredar di dalam plasma dalam bentuk terikat protein dan bentuk bebas. 4. Sekresi hormone glukokortikoid tergantung pada ACTH dan diatur oleh CRH. 5. Hormon glokokortikoid berfungsi sebagai metabolisme perantara glukoneogenesis dan pemelihara homoestatik lingkungan internal tubuh.
  • 4. Aprizal, Mekanisme Dan Regulasi Hormon........... 28 DAFTAR PUSTAKA Chaffee E.E., and Greisheimer E.M., 1974, Basic Physiology and Anatomy, 3rd. Ed., New York: J.B. Lippincott Co. Junqueira L.C., and Carneiro J., tanpa tahun, Histology Dasar, terjemahan oleh Adji Dharma, 1982, Jakarta : EGC. Mayes P.A., Granner D.K., and Rodwell V.W., tanpa tahun, Biokimia, terjemahan oleh Iyan Darmawan, 1987, Jakarta : EGC. Norris, D.O., 1980, Vertebrate Endocrinology, Philadelphia: Lea Fabringer. Turner, C.D., and J.T. Bagnara, tanpa tahun, Endokrinologi Umum, terjemahan oleh Harsoyo, Surabaya: Airlangga University Press.