Insulin dan glukagon adalah hormon penting yang mengatur kadar glukosa darah dengan jalur anabolik dan katabolik. Insulin menurunkan kadar glukosa darah dengan menyimpan glukosa, sementara glukagon meningkatkan kadar glukosa darah dengan mempromosikan produksi glukosa. Somatostatin menghambat sekresi insulin dan glukagon. Glukagon meningkatkan kadar glukosa darah melalui peningkatan glikogenolisis dan glukoneogenesis di hat
1. Hormon glukokortikoid dihasilkan oleh bagian korteks kelenjar adrenal dan merupakan steroid 21 karbon yang disintesis dari kolesterol.
2. Sekresinya tergantung pada hormon ACTH dan diatur oleh CRH, serta berfungsi dalam glukoneogenesis dan mengatur respon imun.
Hubungan antara karbohidrat dan diabetes erat kaitannya dengan hormon insulin yang mengatur metabolisme karbohidrat. Penderita diabetes mengalami gangguan produksi atau kerja insulin sehingga metabolisme karbohidratnya juga terganggu dan menyebabkan hiperglikemia.
Dokumen tersebut membahas tentang metabolisme karbohidrat dalam hubungannya dengan diabetes mellitus. Pertama, diabetes mellitus adalah penyakit kronis yang disebabkan oleh kekurangan produksi insulin oleh pankreas sehingga menyebabkan peningkatan glukosa darah. Kedua, insulin berperan dalam menurunkan kadar glukosa darah melalui beberapa mekanisme seperti meningkatkan difusi glukosa ke dalam sel, meningkatkan aktivitas enzim glikolisis,
1. Hormon glukokortikoid dihasilkan oleh bagian korteks kelenjar adrenal dan merupakan steroid 21 karbon yang disintesis dari kolesterol.
2. Sekresinya tergantung pada hormon ACTH dan diatur oleh CRH, serta berfungsi dalam glukoneogenesis dan mengatur respon imun.
Hubungan antara karbohidrat dan diabetes erat kaitannya dengan hormon insulin yang mengatur metabolisme karbohidrat. Penderita diabetes mengalami gangguan produksi atau kerja insulin sehingga metabolisme karbohidratnya juga terganggu dan menyebabkan hiperglikemia.
Dokumen tersebut membahas tentang metabolisme karbohidrat dalam hubungannya dengan diabetes mellitus. Pertama, diabetes mellitus adalah penyakit kronis yang disebabkan oleh kekurangan produksi insulin oleh pankreas sehingga menyebabkan peningkatan glukosa darah. Kedua, insulin berperan dalam menurunkan kadar glukosa darah melalui beberapa mekanisme seperti meningkatkan difusi glukosa ke dalam sel, meningkatkan aktivitas enzim glikolisis,
Glikogen merupakan polisakarida penyimpanan karbohidrat dalam tubuh yang berperan sebagai sumber energi. Glikogen dibentuk melalui glikogenesis dan dipecah melalui glikogenolisis untuk menghasilkan glukosa. Beberapa penyakit metabolisme glikogen meliputi gangguan penyimpanan, intoleransi fruktosa, dan galaktosemia.
Dokumen tersebut membahas tentang metabolisme karbohidrat, termasuk proses glikolisis, glikogenesis, glikogenolisis, glukoneogenesis, HMP shunt, dan pengaruh hormon terhadap kadar glukosa darah.
1. Dokumen tersebut membahas tentang hormon dan peranannya dalam tubuh, termasuk hormon kelamin, hormon pertumbuhan, hormon pankreas (insulin), dan hormon yang terkait dengan proses persalinan.
Metabolisme karbohidrat meliputi jalur glikolisis, glukoneogenesis, siklus Krebs, dan jalur pentosa fosfat untuk memecah atau membentuk glukosa. Kadar glukosa darah diatur secara ketat oleh insulin dan glukagon melalui pengaruhnya terhadap transportasi dan metabolisme glukosa di hati, otot, dan jaringan lain. Gangguan dalam regulasi ini dapat menyebabkan penyakit seperti diabetes.
Makalah ini membahas glikogenesis dan glikogenolisis. Glikogenesis adalah proses konversi glukosa menjadi glikogen untuk disimpan di hati, diaktifkan oleh insulin. Glikogenolisis adalah proses degradasi glikogen menjadi glukosa untuk menjaga kadar glukosa darah, diaktifkan oleh glukagon dan adrenalin.
Glikoneogenesis adalah proses sintesis glukosa dari sumber bukan karbohidrat. Proses ini terjadi terutama di hati untuk menjaga homeostasis glukosa dalam darah ketika tubuh tidak mendapat asupan makanan. Molekul substrat berasal dari pemecahan lipid, karbohidrat dan protein. Sistem kontrol glukosa melibatkan hormon insulin dan glukagon untuk menstabilkan kadar glukosa selama makan, puasa, dan kelaparan.
Dokumen tersebut membahas tentang metabolisme karbohidrat dan pengaturan kadar gula darah, termasuk peran hati, protein transporter glukosa, dan pengaturan kadar gula darah pada kondisi normal maupun penyakit seperti diabetes melitus.
Makanan yang dikonsumsi dapat menyebabkan rasa mengantuk setelah makan karena dua faktor utama: (1) aktivasi sistem saraf parasimpatik yang menurunkan energi tubuh dan mengarahkannya ke istirahat, dan (2) kenaikan hormon seperti insulin dan serotonin akibat pencernaan makanan yang menyebabkan kantuk. Untuk mengurangi gejala ini, perlu makan dengan porsi seimbang dan kecil-kecil, menghindari makanan berkarbohidrat
Pankreas memproduksi hormon insulin dan glukagon untuk mengatur kadar gula darah. Diabetes mellitus terjadi ketika tubuh kurang memproduksi atau tidak merespons insulin dengan baik, menyebabkan kadar gula darah tinggi. Penyakit ini dapat diobati dengan injeksi insulin atau obat oral."
Glikogen merupakan polisakarida penyimpanan karbohidrat dalam tubuh yang berperan sebagai sumber energi. Glikogen dibentuk melalui glikogenesis dan dipecah melalui glikogenolisis untuk menghasilkan glukosa. Beberapa penyakit metabolisme glikogen meliputi gangguan penyimpanan, intoleransi fruktosa, dan galaktosemia.
Dokumen tersebut membahas tentang metabolisme karbohidrat, termasuk proses glikolisis, glikogenesis, glikogenolisis, glukoneogenesis, HMP shunt, dan pengaruh hormon terhadap kadar glukosa darah.
1. Dokumen tersebut membahas tentang hormon dan peranannya dalam tubuh, termasuk hormon kelamin, hormon pertumbuhan, hormon pankreas (insulin), dan hormon yang terkait dengan proses persalinan.
Metabolisme karbohidrat meliputi jalur glikolisis, glukoneogenesis, siklus Krebs, dan jalur pentosa fosfat untuk memecah atau membentuk glukosa. Kadar glukosa darah diatur secara ketat oleh insulin dan glukagon melalui pengaruhnya terhadap transportasi dan metabolisme glukosa di hati, otot, dan jaringan lain. Gangguan dalam regulasi ini dapat menyebabkan penyakit seperti diabetes.
Makalah ini membahas glikogenesis dan glikogenolisis. Glikogenesis adalah proses konversi glukosa menjadi glikogen untuk disimpan di hati, diaktifkan oleh insulin. Glikogenolisis adalah proses degradasi glikogen menjadi glukosa untuk menjaga kadar glukosa darah, diaktifkan oleh glukagon dan adrenalin.
Glikoneogenesis adalah proses sintesis glukosa dari sumber bukan karbohidrat. Proses ini terjadi terutama di hati untuk menjaga homeostasis glukosa dalam darah ketika tubuh tidak mendapat asupan makanan. Molekul substrat berasal dari pemecahan lipid, karbohidrat dan protein. Sistem kontrol glukosa melibatkan hormon insulin dan glukagon untuk menstabilkan kadar glukosa selama makan, puasa, dan kelaparan.
Dokumen tersebut membahas tentang metabolisme karbohidrat dan pengaturan kadar gula darah, termasuk peran hati, protein transporter glukosa, dan pengaturan kadar gula darah pada kondisi normal maupun penyakit seperti diabetes melitus.
Makanan yang dikonsumsi dapat menyebabkan rasa mengantuk setelah makan karena dua faktor utama: (1) aktivasi sistem saraf parasimpatik yang menurunkan energi tubuh dan mengarahkannya ke istirahat, dan (2) kenaikan hormon seperti insulin dan serotonin akibat pencernaan makanan yang menyebabkan kantuk. Untuk mengurangi gejala ini, perlu makan dengan porsi seimbang dan kecil-kecil, menghindari makanan berkarbohidrat
Pankreas memproduksi hormon insulin dan glukagon untuk mengatur kadar gula darah. Diabetes mellitus terjadi ketika tubuh kurang memproduksi atau tidak merespons insulin dengan baik, menyebabkan kadar gula darah tinggi. Penyakit ini dapat diobati dengan injeksi insulin atau obat oral."
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka - abdiera.com, Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka
4. Insulin adalah hormon polipeptida yang terutama disekresikan oleh sel β di pulau
Langerhans pankreas. Hormon berpotensi berkoordinasi dengan glukagon untuk memodulasi
kadar glukosa darah; insulin bertindak melalui jalur anabolik, sedangkan glukagon melakukan
fungsi katabolik. Insulin mengatur kadar glukosa dalam aliran darah dan menginduksi
penyimpanan glukosa di hati, otot, dan jaringan adiposa, menghasilkan penambahan berat badan
secara keseluruhan.
5.
6. Somatostatin adalah peptida siklik yang terkenal karena efek pengaturannya yang kuat
di seluruh tubuh. Juga dikenal dengan nama hormon penghambat hormon pertumbuhan,
diproduksi di banyak lokasi, termasuk saluran gastrointestinal (GI), pankreas, hipotalamus, dan
sistem saraf pusat (SSP). Ada dua bentuk aktif peptida, dan panjangnya bervariasi masing-masing
pada empat belas asam amino dan dua puluh delapan asam amino. Kedua isoform memiliki
aktivitas yang tumpang tindih dan berbeda terutama dalam lokasi efeknya. Isoform yang lebih
pendek (14 asam amino) bekerja terutama di otak, sedangkan bentuk yang lebih panjang (28 asam
amino) beroperasi di saluran GI. Waktu paruhnya antara 1 hingga 3 menit.
7.
8. Mekanisme kerja glukagon berlawanan dengan insulin yaitu terjadi peningkatan
glikogenolisis, lipolisis dan glukoneogenesis. Pengaruh glukagon pada jaringan hati akan
menyebabkan peningkatan adenilat siklase membran, meningkatkan AMP siklik dan meningkatkan
fan meningkatkan fosforilase selanjutnya peningkatan metabolisme glikogenolisis dimana glikogen
dirubah menjadi glukosa. Somatostatin juga berperan dalam reaksi metabolisme tubuh. Keberadaan
somatostatin perpengaruh pada penurunan sekresi insulin dan glukagon.
9. Peran glukagon dalam metabolism meningkatkan kadar glukosa darah melalui
peningkatan pembentukan cAMP sehingga menstimulasi terjadinya glikogenolisis dan
glukoneogenesis. Glukagon bekerja terutama di hati, tempat hormon ini menimbulkan berbagai
efek pada metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein. Peran pada karbohidrat, mengakibatkan
peningkatan pembentukan dan pengeluaran glukosa oleh hati sehingga terjadi peningkatan kadar
glukosa darah. Glukagon menimbulkan efek hiperglikemik dengan menurunkan sintesis glikogen,
meningkatkan glikogenolisis, dan merangsang glukoneogenesis. Peran glukagon pada lemak,
mendorong hidrolisis lemak dan menghambat sintesis triasilgliserida. Glukagon dapat
meningkatkan ketogenesis di hati, meningkatkan asam lemak dalam pembentukan badan keton.
Peran glukagon pada molekul protein, yaitu menghambat sintesis protein dan meningkatkan
hidrolisis protein di hati. Glukagon menstimulasi terjadinya glukoneogenesis melalui mekanisme
metabolisme protein hati.
10.
11. Leptin disekresi oleh jaringan adiposa, terutama jaringan adiposa putih. Selain itu, leptin
juga diekspresikan di otot skelet, epitel kelenjar susu, plasenta, ovarium, lambung, sumsum tulang
dan otak. Peran leptin secara umum yaitu meregulasi homeostasis energi, fungsi neuroendokrin,
metabolisme, regulasi sistem imun dan metabolisme tulang yang sampai saat ini masih dalam
investigasi lebih lanjut. Sedangkan peran utama leptin secara fisiologis adalah menghambat rasa
lapar, meningkatkan pengeluaran energi dan thermogenesis.Leptin sebagai molekul sinyal akan
menyampaikan pesan ke otak mengenai status energi cadangan yang tersedia di dalam lemak
tubuh sehingga otak dapat mengintegrasikan sinyal metabolik tersebut untuk meregulasi
homeostasis energi dengan cara menghambat neuropeptida oreksigenik, menstimulasi
neuropeptida anoreksigenik dan thermogenesis.