Rapat rencana tindak lanjut Geopark Nasional Pongkor membahas beberapa hal penting, yaitu interpretasi situs-situs geologi menarik untuk edukasi, perlindungan nilai-nilai geologi penting, pengelolaan keragaman geologi melalui SOP perawatan dan konservasi, serta pengembangan kelembagaan Geopark.
Bentuklahan Fluvial
Semua bentuk lahan yang terjadi akibat adanya proses aliran air baik yang terkonsentrasi yang berupa aliransungai maupun yang tidak terkonsentrasi yang berupa limpasan permukaan.
SistemFluvial
1.Erosi,Lepasnya material dasar dari tebing sungai
2.Transportasi, Terangkutnya material hasil erosi, dengan cara terbawa dalam larutan, melompat, menggelinding.
3.Deposisi,Akumulasi material hasil transportasi pada dasar sungai, dataran banjir atau pada tubuh air yang lain
Menurut Van Sleen et al, (1974) kondisi alam dari sedimen fluviatil tergantung pada:
Muatan sedimen pada tubuh perairan yang dikontrol oleh kecepatan aliran,gradien dan pasok muatan sedimen itu sendiri.
Luas dan kondisi alami daerah aliran sungai,termasuk di dalamnya geologi,iklim,relief,tanah dan vegetasi penutup serta ukuran dan bentuk DAS.
Air,meliputi kecepatan,kuantitas dan arah aliran air serta variasinya dari waktu ke waktu
SEJARAH SUNGAI
Youth (sungai muda)terjal,gradient besar dan berarus cepat. Kegiatan erosi kebawah. Terdapat air terjun,penampang longitudinal tak teratur,longsoran banyak terjadi pada tebing-tebingnya.
Mature (sungai dewasa)penguran gradient,sehingga kecepatan alirannya berkurang. Daya angkut erosi berkurang. Tercapai kondisi keseimbangan penampang hanya cukup untuk membawa beban,terdapat variasi antara erosi dan sedimentasi,terus memperlebar lembahnya,dan mengembangkan lantai datar.
Satuan Bentuk Lahan Asal Proses Fluvial
1.Kipas aluvial (alluvial fan)merupakan kipas atau kerucut rendah dari akumulasi gravel dan pasir,terjadi pada mulut suatu jeram atau lembah pada suatu pegunungan yang berbatasan dengan dataran.
2.Crevasse-splays ketika terjadi banjir besar jumlah air dan sedimen yang melimpah kedaratan banjir sekitar sungai juga besar. Sebagian besar luapan terjadi pada bagian tanggul alam yang rendah (cekung). Crevasse-splay ini umumnya terjadi pada cekungan luar suatu sungai.
3.Tanggul alam merupakan akumulasi sedimen berupa tanggul memanjang dan membatasi alur sungai. Tanggul alam mempunyai struktur berlapis karena terbentuk oleh sesri endapan sedimen pada banjir meluap melampaui tanggul sungai. Akiatnya kecepatan aliran yang menurun maka terjadilah pengendapan sedimen.
4.Point bar
merupakan kenampakan morfologik yang umum padda sungai yangsedang mengalami meandering dan pada saat yang bersamaan pengendapan
5.Dataran banjir
bentuk ini terutama tersusun dari timbunan material lepas yang terangkut sungai sekitarnya.
6.Cekungan fluvial
merupakan bagian terendah dari dataran banjir sungai
7. Teras aluvial
teras adalah bentuklahan yang dibatasi oleh dataran yang berlereng curam disuatu sisi dan lereng landai.
TERIMAKASIH..
.
Bentuklahan Fluvial
Semua bentuk lahan yang terjadi akibat adanya proses aliran air baik yang terkonsentrasi yang berupa aliransungai maupun yang tidak terkonsentrasi yang berupa limpasan permukaan.
SistemFluvial
1.Erosi,Lepasnya material dasar dari tebing sungai
2.Transportasi, Terangkutnya material hasil erosi, dengan cara terbawa dalam larutan, melompat, menggelinding.
3.Deposisi,Akumulasi material hasil transportasi pada dasar sungai, dataran banjir atau pada tubuh air yang lain
Menurut Van Sleen et al, (1974) kondisi alam dari sedimen fluviatil tergantung pada:
Muatan sedimen pada tubuh perairan yang dikontrol oleh kecepatan aliran,gradien dan pasok muatan sedimen itu sendiri.
Luas dan kondisi alami daerah aliran sungai,termasuk di dalamnya geologi,iklim,relief,tanah dan vegetasi penutup serta ukuran dan bentuk DAS.
Air,meliputi kecepatan,kuantitas dan arah aliran air serta variasinya dari waktu ke waktu
SEJARAH SUNGAI
Youth (sungai muda)terjal,gradient besar dan berarus cepat. Kegiatan erosi kebawah. Terdapat air terjun,penampang longitudinal tak teratur,longsoran banyak terjadi pada tebing-tebingnya.
Mature (sungai dewasa)penguran gradient,sehingga kecepatan alirannya berkurang. Daya angkut erosi berkurang. Tercapai kondisi keseimbangan penampang hanya cukup untuk membawa beban,terdapat variasi antara erosi dan sedimentasi,terus memperlebar lembahnya,dan mengembangkan lantai datar.
Satuan Bentuk Lahan Asal Proses Fluvial
1.Kipas aluvial (alluvial fan)merupakan kipas atau kerucut rendah dari akumulasi gravel dan pasir,terjadi pada mulut suatu jeram atau lembah pada suatu pegunungan yang berbatasan dengan dataran.
2.Crevasse-splays ketika terjadi banjir besar jumlah air dan sedimen yang melimpah kedaratan banjir sekitar sungai juga besar. Sebagian besar luapan terjadi pada bagian tanggul alam yang rendah (cekung). Crevasse-splay ini umumnya terjadi pada cekungan luar suatu sungai.
3.Tanggul alam merupakan akumulasi sedimen berupa tanggul memanjang dan membatasi alur sungai. Tanggul alam mempunyai struktur berlapis karena terbentuk oleh sesri endapan sedimen pada banjir meluap melampaui tanggul sungai. Akiatnya kecepatan aliran yang menurun maka terjadilah pengendapan sedimen.
4.Point bar
merupakan kenampakan morfologik yang umum padda sungai yangsedang mengalami meandering dan pada saat yang bersamaan pengendapan
5.Dataran banjir
bentuk ini terutama tersusun dari timbunan material lepas yang terangkut sungai sekitarnya.
6.Cekungan fluvial
merupakan bagian terendah dari dataran banjir sungai
7. Teras aluvial
teras adalah bentuklahan yang dibatasi oleh dataran yang berlereng curam disuatu sisi dan lereng landai.
TERIMAKASIH..
.
Berikut ini adalah slide tambahan dalam kuliah hidrogeologi umum. Repositori slide telah dibuat dengan OSF pada tautan sbb.
Cite as:
Irawan DE, Puradimaja DJ, and Priyono I. 2017. “Intro to Hydrogeology.” Open Science Framework. November 2. doi:10.17605/OSF.IO/4GQ25.
Tiga Cara Memotong file Raster Sesuai Batas Polygon Menggunakan ArcGISbramantiyo marjuki
How to Clip Rasters Using Polygon, Summary of mini course at Thematic Mapping Technical Unit of Ministry of Public Works center data processing, March, 10th, 2015
Berikut ini adalah slide tambahan dalam kuliah hidrogeologi umum. Repositori slide telah dibuat dengan OSF pada tautan sbb.
Cite as:
Irawan DE, Puradimaja DJ, and Priyono I. 2017. “Intro to Hydrogeology.” Open Science Framework. November 2. doi:10.17605/OSF.IO/4GQ25.
Tiga Cara Memotong file Raster Sesuai Batas Polygon Menggunakan ArcGISbramantiyo marjuki
How to Clip Rasters Using Polygon, Summary of mini course at Thematic Mapping Technical Unit of Ministry of Public Works center data processing, March, 10th, 2015
Mangrove management as an essential ecosystem area: A case study from Teluk P...CIFOR-ICRAF
Presented by Nur Rohman, Section Head of Planning, Protection, and Preservation at the Nature Conservancy Agency of East Java Province, at Inception Workshop "Capacity building of local government and community members for Mangrove Restoration", 15 July 2021.
Pangpang Bay is one of the oldest essential ecosystem areas in Indonesia. The essential ecosystem in Pangpang Bay is mangrove. The Speaker shares some of the economic activities around the mangrove areas in Pangpang Bay in collaboration with the local community such as mangrove ecotourism, fisheries, and mangrove education.
Indonesia memiliki kawasan karst terluas di Asia Tenggara yakni 142.000 km2 dan sekitar 15%-nya masuk dalam kawasan lindung (Clements et al 2006). Luasan karst tersebut belum banyak diungkap kekayaannya. Eksplorasi dan penelitian kawasan karst di Indonesia umumnya dilakukan oleh negara lain (Perancis, Inggris, Australia, Italia, dan lain-lain).
Industri perikanan, bisa juga disebut dengan industri penangkapan ikan adalah industri atau aktivitas menangkap, membudi dayakan, memproses, mengawetkan, menyimpan, mendistribusikan, dan memasarkan produk ikan. Istilah ini didefinisikan oleh FAO, mencakup juga yang dilakukan oleh pemancing rekreasi, nelayan tradisional, dan penangkapan ikan komersial.[1] Baik secara langsung maupun tidak langsung, industri perikanan (mulai dari penangkapan/budidaya hingga pemasaran) telah menghidupi sekitar 500 juta orang di negara berkembang di dunia.
Industri perikanan tradisional adalah praktik penangkapan ikan atau perikanan komersial skala kecil atau subsisten yang mendayagunakan metode penangkapan tradisional seperti penggunaan batang pancing, busur dan panah, harpoon, jaring lempar, tombak, dan sebagainya. Praktik ini tidak dikategorikan sebagai olahraga, karena hasilnya dimanfaatkan sebagai sumber kehidupan. Meski tidak selalu bergerak secara subsisten, istilah ini banyak digunakan ketika menyinggung ekspansi perikanan komersial yang menekan nelayan dan pembudidaya kecil.
Studi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap Ekosistemd1051231041
Pirit merupakan zat di dalam tanah yang terbawa karena adanya arus pasang surut. Zat ini dapat membahayakan ekosistem sekitar apabila mengalami reaksi oksidasi dan penyebab utama mengapa tanah menjadi masam, karena mengandung senyawa besi dan belerang. Studi kasus ini bertujuan untuk menganalisis pembentukan, dampak, peran, pengaruh, hingga upaya pengelolaan lingkungan yang dapat dilakukan guna mengatasi masalah ekosistem yang terjadi.
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...d1051231072
Lahan gambut adalah salah satu ekosistem penting di dunia yang berfungsi sebagai penyimpan karbon yang sangat efisien. Di Asia Tenggara, lahan gambut memainkan peran krusial dalam menjaga keseimbangan ekologi dan ekonomi. Namun, seiring dengan meningkatnya tekanan terhadap lahan untuk aktivitas pertanian, perkebunan, dan pembangunan infrastruktur, degradasi lahan gambut telah menjadi masalah lingkungan yang signifikan. Degradasi lahan gambut terjadi ketika lahan tersebut mengalami penurunan kualitas, baik secara fisik, kimia, maupun biologis, yang pada akhirnya mengakibatkan pelepasan karbon dalam jumlah besar ke atmosfer.
Lahan gambut di Asia Tenggara, khususnya di negara-negara seperti Indonesia dan Malaysia, menyimpan cadangan karbon yang sangat besar. Diperkirakan bahwa lahan gambut di wilayah ini menyimpan sekitar 68,5 miliar ton karbon, yang jika terlepas, akan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap emisi gas rumah kaca global.
PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...muhammadnoorhasby04
Gas rumah kaca memainkan peran penting dalam mempengaruhi iklim Bumi melalui mekanisme efek rumah kaca. Fenomena ini alami dan esensial untuk menjaga suhu Bumi tetap hangat dan layak huni. Namun, peningkatan konsentrasi gas rumah kaca akibat aktivitas manusia, seperti pembakaran bahan bakar fosil, deforestasi, dan praktik pertanian intensif, telah memperkuat efek ini, menyebabkan pemanasan global dan perubahan iklim yang signifikan.Pemanasan global membawa dampak luas pada berbagai aspek lingkungan, termasuk suhu rata-rata global, pola cuaca, kenaikan permukaan laut, serta frekuensi dan intensitas fenomena cuaca ekstrem seperti badai dan kekeringan. Dampak ini juga meluas ke ekosistem alami, menyebabkan gangguan pada habitat, distribusi spesies, dan interaksi ekologi, yang berdampak pada keanekaragaman hayati.
Untuk mengatasi tantangan yang ditimbulkan oleh peningkatan gas rumah kaca dan perubahan iklim, upaya mitigasi dan adaptasi menjadi sangat penting. Langkah-langkah mitigasi meliputi transisi ke sumber energi terbarukan, peningkatan efisiensi energi, dan pengelolaan lahan yang berkelanjutan. Di sisi lain, langkah-langkah adaptasi mencakup pembangunan infrastruktur yang tahan terhadap cuaca ekstrem, pengelolaan sumber daya air yang lebih baik, dan perlindungan terhadap wilayah pesisir.Selain itu, mengurangi konsumsi daging, memanfaatkan metode kompos, dan pembangunan infrastruktur yang tahan terhadap perubahan iklim adalah beberapa tindakan konkret yang dapat diambil untuk mengurangi dampak gas rumah kaca.Dengan pemahaman yang lebih baik tentang mekanisme dan dampak dari efek rumah kaca, serta melalui kolaborasi global yang kuat dan langkah-langkah konkret yang efektif, kita dapat melindungi planet kita dan memastikan kesejahteraan bagi generasi mendatang.
pelajaran geografi kelas 10
Geografi pada hakekatnya mempelajari permukaan bumi melalui pendekatan keruangan yang mengkaji keseluruhan gejala alam dan kehidupan umat manusia dengan kewilayahannya. Pentransformasian pengetahuan geografi lebih efektif jika disajikan melalui media peta, hal ini karena peta merupakan media yang sangat penting dalam pem-belajaran geografi. Pembelajaran Geografi pada materi “Peta tentang pola dan bentuk-bentuk muka bumi” merasa belum mampu mengoptimalkan aktivitas siswa khususnya kemampuan membaca peta sehingga ber-pengaruh pada perolehan hasil belajar. Guru merasa kesulitan mem-belajarkan konsep-konsep geografi pada siswa. Hasil identifikasi awal, ditemukan beberapa indikator penyebab diantaranya: (1) minimnya kemampuan siswa menunjukkan letak suatu tempat/lokasi geografis tertentu, (2) kurangpahamnya siswa tentang orientasi peta (menentukan arah pada peta), (3) minimnya kemampuan siswa dalam mengartikan simbol-simbol yang ada pada peta, dan (4) kemampuan siswa mengungkap informasi yang ada pada peta sangat kurang. Pelatihan melengkapi peta diharapkan dapat meningkatkan kemampuan dalam membaca peta sehingga ada peningkatan pada hasil belajar geografi.
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca peta. Kemampuan membaca peta tersebut meliputi: (1) kemampuan menunjukkan letak suatu tempat/ lokasi geografis tertentu, (2) kemampuan mengartikan/ membaca simbol-simbol yang ada pada peta, dan (3) kemampuan memahami orientasi peta (menentukan arah pada peta).
Dalam penelitian ini digunakan desain penelitian tindakan kelas model spiral Kemmis Taggart 1999. Hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif dengan menggunakan rumus ”Gain Score” yaitu membandingkan data sebelum tindakan dengan data sesudah dilakukan tindakan. Tehnik pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara, angket, dan test. Instrumen penelitian adalah peneliti dan pedoman atau pengumpul data.
Hasil penelitian dalam tindakan siklus I, II, dan III pada pembelajaran geografi (materi peta tentang pola bentuk-bentuk muka bumi) melalui pelatihan melengkapi peta setelah dilakukan refleksi, evaluasi serta analisis statistik deskriptif ternyata memperoleh peningkatan dalam hal; pertama, kemampuan membaca peta pada pra tindakan hanya memperoleh nilai 50% akan tetapi setelah dilakukan tindakan dalam setiap siklus ternyata mengalami peningkatan yaitu 56% (siklus I), 63% (siklus II), dan 72% (siklus III); kedua, proses pembelajaran geografi (materi peta tentang pola bentuk-bentuk muka bumi) pada siswa kelas IX SMP Negeri 1 Rubaru melalui pelatihan melengkapi peta pada setiap siklus juga memperoleh peningkatan yaitu 63% (siklusI), 65% (siklus II), dan 70% (siklus III); ketiga, aktivitas belajar siswa pada setiap siklus mengalami peningkatan yaitu 50% (siklus I), 65% (siklus II), dan 75% (siklus III).
Temuan penelitian ini mendukung teori perkembangan yang dikemukakan Piaget dan Vygotsky bahwa pros
Hasil dari #INC4 #TraktatPlastik, #plastictreaty masih saja banyak reaksi ketidak puasan, tetapi seluruh negara anggota PBB bertekad melanjutkan putaran negosiasi
berikutnya: #INC5 di bulan November 2024 di Busan Korea Selatan
Cerita sukses desa-desa di Pasuruan kelola sampah dan hasilkan PAD ratusan juta adalah info inspiratif bagi khalayak yang berdiam di perdesaan
.
#PartisipasiASN dalam #bebersihsampah nyata biarpun tidak banyak informasinya
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI ...d1051231039
Lahan gambut merupakan salah satu ekosistem yang unik dan penting secara global. Terbentuk dari endapan bahan organik yang terdekomposisi selama ribuan tahun, lahan gambut memiliki peran yang sangat signifikan dalam menjaga keanekaragaman hayati, menyimpan karbon, serta mengatur siklus air. Kerusakan lahan gambut dapat menyebabkan hilangnya habitat, degradasi lingkungan, dan penurunan kesuburan tanah. Kerusakan lahan gambut di Indonesia telah meningkat seiring waktu, dengan laju deforestasi dan degradasi lahan gambut yang signifikan. Menurut data, sekitar 70% dari lahan gambut di Indonesia telah rusak, dan angka tersebut terus meningkat. Kerusakan lahan gambut memiliki dampak yang luas dan serius, tidak hanya secara lokal tetapi juga global. Selain menyebabkan hilangnya habitat bagi berbagai spesies tumbuhan dan hewan yang khas bagi ekosistem gambut, kerusakan lahan gambut juga melepaskan jumlah karbon yang signifikan ke atmosfer, berkontribusi pada perubahan iklim global.Kerusakan lahan gambut memiliki dampak negatif yang luas pada masyarakat, lingkungan, dan ekonomi. Dalam jangka panjang, kerusakan lahan gambut dapat menyebabkan hilangnya sumber daya alam, penurunan kesuburan tanah, dan peningkatan risiko bencana alam.
Pengelolaan Lahan Gambut Sebagai Media Tanam Dan Implikasinya Terhadap Konser...d1051231053
Gambut merupakan tanah yang memiliki karakteristik unik. Lahan gambut yang begitu luas di beberapa pulau besar di Indonesia, menjadikan pengelolaan lahan gambut sering dilakukan, terutama dalam peralihan fungsi menjadi perkebunan, pertanian, hingga pemukiman. Pada studi kasus ini lebih berfokus pada degradasi lahan gambut menjadi media tanam, proses, dampak, serta upaya pemulihan dampak yang dihasilkan dari degradasi lahan gambut tersebut
ANALISIS DAMPAK DAN SOLUSI HUJAN ASAM: PENGARUH PEMBAKARAN BAHAN BAKAR FOSIL ...d1051231079
Hujan asam merupakan kombinasi ringan dari asam sulfat dan asam nitrat. Hujan asam biasanya terjadi di daerah-daerah yang padat penduduk dan banyaknya aktivitas manusia dalam kegiatan transportasi. Emisi gas SO2 dan NO2 yang berasal dari kegiatan industri dan transportasi merupakan penyebab terjadinya peristiwa hujan asam apabila emisi gas tersebut bereaksi dengan air hujan, dimana senyawa yang bersifat asam terbentuk. Emisi gas SO2 dan NO2 yang berasal dari aktivitas manusia dapat berubah menjadi nitrat (NO3 - ) dan sulfat (SO4 2-) melalui proses fisika dan kimia yang kompleks. Sulfat dan nitrat lebih banyak berbentuk asam yang terlarut dalam air hujan. Keasaman air hujan berhubungan erat dengan konsentrasi SO2 dan NO2 yang terlarut di dalam air hujan. Semakin tinggi konsentrasi SO2 dan NO2 , maka dapat mengakibatkan nilai keasaman air hujan semakin asam .Deposisi asam yang berasal dari emisi antropogenik SO2 dan NOx , memiliki pengaruh besar pada biogeokimia, dan menyebabkan pengasaman tanah dan air permukaan, eutrofikasi ekosistem darat dan air dan penurunan keanekaragaman hayati di banyak wilayah.
DAMPAK KEBAKARAN LAHAN GAMBUT TERHADAP KUALITAS AIR DAN KESEHATAN MASYARAKAT.pdfd1051231031
Kebakaran hutan dan lahan gambut merupakan kebakaran permukaan dimana api membakar bahan bakar yang ada di atas permukaan seperti pepohonan maupun semak-semak, kemudian api menyebar tidak menentu secara perlahan di bawah permukaan (Ground fire), membakar bahan organicmelalui pori-pori gambut dan melalui akar semak belukar ataupun pohon yang bagian atasnya terbakar. Selanjutnya api menjalar secara vertical dan horizontal berbentuk seperti kantong asap dengan pembakaran yang tidak menyala (smoldering) sehingga hanya asap yang berwarna putih saja yang Nampak di atas permukaan, yang sering dikenal dengan kabut asap yang terjadi akibat kebakaran hutan yang bersifat masiv. Oleh karena peristiwa kebakaran tersebut terjadi di bawah tanah dan tidak nampak di permukaanselain itu tanahnya merupakan tanah basah/gambut yang mengandung air maka proses kegiatan pemadamannya tentu akan menimbulkan kesulitan.
“ANALISIS DINAMIKA DAN KONDISI ATMOSFER AKIBAT PENINGKATAN POLUTAN DAN EMISI...aisyrahadatul14
Pencemaran udara adalah pelepasan zat-zat berbahaya ke atmosfer, seperti polusi industri, kendaraan bermotor, dan pembakaran sampah. Dampaknya terhadap lingkungan sangat serius. Udara yang tercemar dapat merusak lapisan ozon, memicu perubahan iklim, dan mengurangi kualitas udara yang kita hirup setiap hari. Bagi makhluk hidup, pencemaran udara dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan seperti penyakit pernapasan, iritasi mata, dan bahkan kematian. Lingkungan juga terdampak dengan terganggunya ekosistem dan berkurangnya keanekaragaman hayati.
DAMPAK PIRIT ANTARA MANFAAT DAN BAHAYA BAGI LINGKUNGAN DAN KESEHATAN.pdfd1051231033
Tanah merupakan bagian terpenting dalam bidang pertanian, peranan tanah juga sangat kompleks bagi media perakaran tanaman. Tanah mampu menopang dan menyediakan unsur hara yang sangat dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhan vegetatif dan generatif. Tanah tersusun dari bahan mineral, bahan organik, udara dan air. Bahan mineral tersusun dari hasil aktivitas pelapukan bebatuan, sedangkan bahan organik berasal dari pelapukan serasah tumbuhan akibat adanya aktivitas mikroorganisme di dalam tanah. Salah satu jenis tanah adalah tanah sulfat masam. Tanah sulfat masam ini keberadaannya di daerah rawa pasang surut. Sering kali tanah sulfat masam dijumpai pada lahan gambut terdegradasi yang mengakibatkan tanah mengandung pirit (FeS2) naik kepermukaan. Tanah sulfat masam yang mengandung pirit ini juga mengganggu pertumbuhan tanaman. Terganggunya pertumbuhan tanaman menyebabkan lahan ini nantinya akan ditinggalkan petani bila tidak dilakukan usaha perbaikan atau menjadi lahan bongkor.
Geopark Nasional Pongkor menuju UNESCO Global Geopark
1. BADAN PENGELOLA GEOPARK NASIONAL PONGKOR
2019
RAPAT RENCANA TINDAN LANJUT
Cibinong,
24– 07 – 19
HASIL PERTEMUAN PENGEMBANGAN GEOPARK DI
BANDUNG TANGGAL 19 JULI 2019
2. DEFENISI GEOPARK
UNESCO
Organisasi Pendidikan,
Keilmuan, dan
Kebudayaan PBB
“. . . sebuah daerah dengan batasan yang sudah ditetapkan
dengan jelas dan memiliki kawasan permukaan yang cukup luas
untuk pembangunan ekonomi lokal”.
Mc Keever dan
Zouros, 2005
wilayah terpadu yang terdepan dalam perlindungan dan
penggunaan warisan geologi dengan cara yang berkelanjutan,
dan mempromosikan kesejahteraan ekonomi masyarakat yang
tinggal di sana.
Perpres No.1/2019
Sebuah wilayah geografi tunggal atau gabungan, yang memiliki Situs Warisan
Geologi (Geosite) dan bentang alam yang bernilai, terkait aspek Warisan
Geologi (Geoheritage), Keragaman Geologi (Geodiversity), Keanekaragaman
Hayati (Biodiversity), dan Keragaman Budaya (Cultural Diversity), serta dikelola
untuk keperluan konservasi, edukasi, dan pembangunan perekonomian
masyarakat secara berkelanjutan dengan keterlibatan aktif dari masyarakat dan
pemerintah Daerah, sehingga daapt digunakan untuk menumbuhkan
pemahaman dan kepedulian masyarakat terhadap bumi dan lingkungan
sekitarnya.
3. PRODUK HUKUM RI TENTANG GEOPARK
UU No. 26 Tahun 2007
Tentang Penataan Ruang
(Telah mengamanatkan pentingnya Warisan Alam sebagaia modal
pembangunan)
PP No. 26 Tahun 2008
Tentang RTRWN
(Mengatur tentang KAWASAN LINDUNG GEOLOGI, salah satunya
tentang KAWASAN CAGAR ALAM GEOLOGI, KCAG)
KCAG dapat dikembangkan secara terbatas sebagai objek: WISATA
GEOWISATA GEOPARK.
PP No. 9 Tahun 2019
Pengembangan Taman Bumi
(Geopark)
Menjadi pedoman bagi Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan
Pemangku Kepentingan dalam melakukan Pengembangan Geopark
Pergub Jawa Barat No. 72
Tahun 2018 tentang
Pengembangan Kawasan
Geopark di Jabar
Pedoman Pemerintah Daerah Provinsi dalam melakukan pengembangan
kawasan Geopark di Daerah Provinsi dengan mempertahankan fungsi
konservasi dan dengan cara berkelanjutan.
SK Bupati Bogor
No. 556/177/KPTS/Per-UU/2018
No. 556/260/KPTS/Per-UU/2018
Luas Kawasan 130.150,47 Ha, mencakup 172 desa dalam 15
Kecamatan.
Badan Pengelola Geopark Pongkor
Logo Geopark Pongkor
5. Indonesia memiliki potensi besar dalam pengembangan Geopark namun Indonesia masih
tertinggal dari sisi jumlah dibandingkan negara-negara lain.
6. GEOPARKS (INDONESIA)
Indonesia mulai merintis pengembangan geopark sejak tahun 2009. Saat ini Indonesia baru memiliki 4 UNESCO Global Geopark/UGG (UGG Batur, UGG Gunung Sewu,
UGG Ciletuh-Palabuhanratu, dan UGG Rinjani) dan 15 Geopark Nasional Geopark Silokek (Sumatera Barat), Geopark Ngarai Sianok-Maninjau (Sumatera Barat) dan
Geopark Sawahlunto (Sumatera Barat), Geopark Natuna (Kepulauan Riau), Geopark Pongkor (Jawa Barat), Geopark Karangsambung-Karangbolong (Jawa Tengah),
Geopark Banyuwangi (Jawa Timur), dan Geopark Meratus (Kalimantan Selatan), Geopark Gunung Kaldera Toba (Sumatera Utara), Geopark Gunung Merangin (Jambi),
Geopark Gunung Belitung (Bangka Belitung), Geopark Gunung Bojonegoro (Jawa Timur), Geopark Gunung Tambora (Nusa Tenggara Barat), Geopark Gunung Maros
(Sulawesi Selatan), dan Geopark Gunung Raja Ampat (Papua).
7. GEOPARKS (JAWA BARAT)
5 Geopark di Jawa Barat
1. Ciletuh-Palabuhan Ratu UGG
(Sukabumi)
2. Pongkor Geopark (Bogor)
3. Rajamandala Aspiring Geopark
(Bandung Barat)
4. 10 Ribu Bukit Aspiring Geopark
(Tasikmalaya)
5. Pangandaran Aspiring Geopark
(Pangandaran)
8. PRINSIP-PRINSIP DASAR MANAGEMEN GEOPARKS
Pemanfaatan Warisan Geologi
Konservasi Edukasi dan Penelitian Geowisata
Warisan geologi merupakan warisan berharga di suatu wilayah yang dimanfaatkan untuk pembangunan berkelanjutan.
Tujuannya adalah membangun Geopark Nasional dan Global
Perencanaan Kelembagaan Geopark
Merencanakan kelembagaan melalui
partisipasi multipihak
Koordinasikan multipihak untuk
meningkatkan kelembagaan
Menciptakan mekanisme untuk
memastikan anggaran
Kelembagaan melibatkan masyarakat
setempat; Adanya Dewan Promosi yang
mendapat dukungan masyarakat, UGG, dan
berkoordinasi dgn organisasi pendukung.
Partisipasi dalam berbagai perencanaan
regional; Membangun pertemuan penasihat
akademik, pertemuan koordinator, komite
ahli sesuai perannya.
Kontribusi dari Pemerintah Daerah; Bantuan
dari badan atau pemerintah lainnya;
Menciptakan mekanisme untuk memperoleh
pendapatan independen dan berkelanjutan
Rencana Promosi Geopark untuk Pembangunan Berkelanjutan
1. Mempromosikan
kegiatan penelitian
2. Pemeliharaan dan pengelolaan
geoarea/geosite
3. Mempromosikan pendidikan
dan berbagai aktivitas
Mempromosikan dengan mengikuti 5 poin penting : * Berdasarkan bukti ilmiah; * Kemampuan melayani wisatawan;
* Pertimbangan kondisi lingkungan dan ekonomi daerah; * Berkelanjutan; * Keamanan.
4 Stimulasi
Geowisata
5. Memberikan informasi dan
mengintensifkannya
6. Meningkatkan koordinasi secara
regional maupun global
7. Meningkatkan sistem keselamatan
dan mitigasi bencana
9.
10. HASIL DISKUSI DI BANDUNG
PENGEMBANGAN GEOPARK MENUJU
UNESCO GLOBAL GEOPARK
INTERPRETASI PUBLIK DARI SITUS-SITUS MENARIK DI DALAM KAWASAN GEOPARK
1
PEMANFAATAN INVENTARISASI KERAGAMAN GEOLOGI (1 MEMILIKI NILAI GEOLOGI SIGNIFIKAN
SECARA INTERNASIONAL, 5 NASIONAL, DAN 20 UNTUK KEPENTINGAN PENDIDIKAN DASAR,
MENENGAH, DAN TINGGI)
2
PERLINDUNGAN TERHADAP NILAI-NILAI GEOLOGI PENTING
3
PENGELOLAAN KERAGAMAN GEOLOGI
4
PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN GEOPARK
5
PENYUSUNAN PROPOSAL PENGUSULAN UNESCO GLOBAL GEOPARK (UGG)
6
11. INTERPRETASI PUBLIK DARI SITUS-SITUS MENARIK DI DALAM KAWASAN GEOPARK
1
Deskripsi Pekerjaan Bidang Keterangan Penanggung
Jawab Koordinasi
Penyusunan interpretasi
untuk situs-situs
menarik;
Penelitian, Konservasi,
Edukasi dan Publikasi
Sudah dibuat oleh Pak Deny. Total Situs 106.
Terbagi atas 11 Geosite (49 Situs) dan 57 Situs
(Data dan Informasi sudah tersedia)
Penyusunan jalur
wisata;
Penelitian, Konservasi,
Edukasi dan Publikasi
Tiga Track Wisata berdasarkan pada kedekatan
Geologis. Datanya ada di Pak Deni dan di PSDA
Bappedalitbang.
Pembuatan dan
penyebaran papan
interpretasi;
Promosi, Pengembangan
Wisata dan Budaya, serta
Pemberdayaan Masyarakat.
20 Papan Panel telah dipasang pada 20 Site
Penting Geopark yang tersebar di 15
Kecamata. Update informasinya dibagikan
lewat FACEBOOK Geopark Pongkor.
Pembuatan dan
penyebaran selebaran
interpretative;
Promosi, Pengembangan
Wisata dan Budaya, serta
Pemberdayaan Masyarakat.
Buku Saku Geopark Pongkor (Belum
diperbanyak). Phamplet-phamplet tentang
Geopark belum dibuat dan disebarkan.
Rencana Geopark
Information Center dan
Museum;
Promosi, Pengembangan
Wisata dan Budaya, serta
Pemberdayaan Masyarakat.
Pusat Informasi Geopark (Bangunan) belum
dibuat di Lokasi Geopark. Museum Tambang
dalam tahap proses pembangunan. Museum
ini masih dalam diskusi mengenai bentuk
manajemennya, termasuk KAWACI yang ada di
Nanggung.
12. PEMANFAATAN INVENTARISASI KERAGAMAN GEOLOGI (1 MEMILIKI NILAI GEOLOGI SIGNIFIKAN
SECARA INTERNASIONAL, 5 NASIONAL, DAN 20 UNTUK KEPENTINGAN PENDIDIKAN DASAR,
MENENGAH, DAN TINGGI)
2
Deskripsi Pekerjaan Bidang Keterangan
Penanggung Jawab
Koordinasi
Asesmen Geoheritage &
KCAG;
Penelitian, Konservasi,
Edukasi dan Publikasi
Belum dilakukan. Perlu untuk membuat
daftar Situs yang akan diajukan ke KCAG.
Koordinasinya melalui Dinas ESDM
Kabupaten dan Provinsi dalam bentuk
surat dukungan (Rekomendasi).
Pembuatan dan publikasi
basis data situs geologi;
Penelitian, Konservasi,
Edukasi dan Publikasi
Beberapa Penelitian tentang Geologi
sudah ada. Saat ini sedang diinventarisasi
Penelitian terkait geologi yang berkaitan
dengan Pongkor.
Pembuatan dan publikasi
peta sebaran situs geologi
Perencanaan dan
Pengembangan
Peta tematik Geopark Pongkor sudah ada
(terdapat dalam Dossier Nasional). Untuk
peta Letak Geopark Pongkor terhadap
Asia dan lokasi Geopark terdekat, saat ini
sedang dikerjakan oleh Bagian
Infrastruktur (Pak Armon).
13. PERLINDUNGAN TERHADAP NILAI-NILAI GEOLOGI PENTING
3
Deskripsi Pekerjaan Bidang Keterangan
Penanggung Jawab
Koordinasi
Inventarisasi regulasi untuk
melindungi keragaman geologi
bernilai penting;
Hukum, Perundang-
undangan, Kemitraan,
Investasi dan Pendanaan.
Belum dilakukan.
Penyusunan dan penetapan
Perda/Perbup untuk melindungi
keragaman geologi bernilai penting;
Hukum, Perundang-
undangan, Kemitraan,
Investasi dan Pendanaan.
Perlu ada satu Peraturan Bupati
tentang ini.
Sosialisasi lisan dan tulisan tentang
Perda/Perbup untuk melindungi
keragaman geologi bernilai penting;
Hukum, Perundang-
undangan, Kemitraan,
Investasi dan Pendanaan.
- Pertemuan atau sosialisasi kepada
SKPD terkait;
- Menyurat ke Kecamatan terkait
dengan Perbup ini.
Pembentukan dan peningkatan
kapasitas petugas pengamanan
keragaman geologi bernilai penting;
Hukum, Perundang-undangan,
Kemitraan, Investasi dan
Pendanaan.
- Perlu pembuatan petugas keamanan
Geologi;
- Membuat kelompok Masyarakat penjaga
Geologi Geopark, apakah ini bisa
memperdayakan Georanger (yang nanti
dibuat oleh Pak Baban)?
Pembangunan pos pengawasan Hukum, Perundang-undangan,
Kemitraan, Investasi dan
Pendanaan.
Ini mungkin bisa berkoordinasi dengan BKSDA
Bogor (Taman Nasional Gunung Halimun-Salak)
dan Cagar Alam.
14. PENGELOLAAN KERAGAMAN GEOLOGI
4
Deskripsi Pekerjaan Bidang Keterangan
Penanggung Jawab
Koordinasi
Penyusunan SOP perawatan dan
pemeliharaan
Perencanaan dan
Pengembangan
Belum ada draft SOP perawatan dan
pemeliharan situs Geopark Pongkor.
Penyusunan SOP upaya konservasi Penelitian, Konservasi,
Edukasi dan Publikasi
- Belum ada draft SOP upaya
Konservasi;
Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan
SOP perawatan dan pemeliharaan
keragaman geologi
Perencanaan dan
Pengembangan
- Monitoring keadaan terkini Situs-
situs (Foto dan deskripsi) Geopark;
- Evaluasi dan Rencana Tindak Lanjut
Perawatan dan Pemeliharaan
Geologi
Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan
SOP upaya konservasi
Penelitian, Konservasi,
Edukasi dan Publikasi
Monitoring keadaan terkini kegiatan-
kegiatan konservasi Geologi di dalam
Geopark.
15. PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN GEOPARK
5
Deskripsi Pekerjaan Bidang Keterangan
Penanggung Jawab
Koordinasi
Pembentukan dan
pengembangan
kelompok kerja
warisan alam dan
budaya;
1. Perencanaan dan
Pengembangan;
2. Penelitian,
Konservasi, Edukasi
dan Publikasi.
Belum ada kelompok kerja warisan alam dan budaya.
Pengembangan
kemitraan/kerja sama;
Hukum, Perundang-
undangan, Kemitraan,
Investasi dan
Pendanaan.
- Kemitraan dengan UMKM di dalam Geopark (Kuliner,
Souvenir, pemilik usaha wisata) dalam bentuk Pemasangan
Logo dan Dukungan terhadap Geopark.
- Berjejaring dengan UMKM yang telah dikembangkan oleh
Antam dalam ring 1 CSR Antam (Nanggung dan sekitarnya)
- Networking dengan kelembagaan terkait di Tingkat Nasional
(Sesama Geopark Nasional, UNESCO Geopark, Lembaga
Pemerintah, dan Geopark di Negara Tetangga).
Pengembangan pusat
penelitian geopark
1. Perencanaan dan
Pengembangan;
2. Penelitian,
Konservasi, Edukasi
dan Publikasi.
- Belum ada kampus di sekitar Pongkor sebagai pusat
Penelitian Geopark.
- Perlu mendiskusikan topik ini dengan Fakultas Teknik –
UNPAK;
- Perlu mendiskusikan Topik Pusat Penelitian Biodiversity
dengan Fakultas Kehutanan – UNB.
- Topik Culture diversity – apakah perlu di Dispurbud?
16. PENYUSUNAN PROPOSAL PENGUSULAN UNESCO GLOBAL GEOPARK (UGG)
6
Deskripsi Pekerjaan Bidang Keterangan
Penanggung Jawab
Koordinasi
Rapat penyusunan outline dan
pembagian tugas penulisan
proposal pengusulan UGG;
Penelitian,
Konservasi, Edukasi
dan Publikasi.
- Outline Dossier sudah ada dari UGG,
termasuk salah satu contoh Geopark yang
menggunakan Outline tersebut;
- Pembagian Tugas Penulisan Dossier, perlu
ada pertemuan khusus membahas tentang
Dossier ini.
Finalisasi proposal pengusulan; Penelitian,
Konservasi, Edukasi
dan Publikasi.
- Target waktu (deadline) Draft Dossier harus
telah rampung akhir Desember 2019;
- Perbaikan isi Dossier dilakukan dalam
rentang waktu Januari – September 2020
sebelum Dossier dikirim (Submission) pada
bulan Oktober 2020.
Rapat dengan Bupati,
Gubernur, dan KNGI untuk
pengajuan proposal
pengusulan dan mendapatkan
rekomendasi;
Penelitian,
Konservasi, Edukasi
dan Publikasi.
Pengajuan format surat Rekomendasi ke Bupati
Bogor dan Gubernur Jabar minimum sebelum 1
Juli 2020. Ini berkaitan dengan surat pengajuan
(Letter of Intent) ke KNIU dan Ke UNESCO (lewat
Online).
17. 1. Konservasi Warisan Geologis
2. Penguatan Warisan Budaya
3. Perlindungan Keanekaragaman
Hayati
4. Kegiatan-kegiatan Pembangunan
Kapasitas
5. Pendidikan untuk berkelanjutan
6. Pemanfaatan Sumberdaya Alam Yang
Bijaksana
7. Penurunan Resiko Bahaya Geologis
8. Pembangunan Berkelanjutan
9. Pemahaman Perubahan Iklim
10. Pariwisata Berkelanjutan
11. Penyediaan Lapangan Kerja
12. Pemberdayaan Perempuan
13. Ilmu Pengetahuan dan Penelitian
14. Jejaring
15. Pengetahuan Masyarakat Asli dan
Lokal
16. Monitoring dan Evaluasi
UNTUK DOSSIER
18.
19. JADWAL UNTUK UNESCO GLOBAL GEOPARK
PROSESUR PENGAJUAN PROPOSAL DAN EVALUASI
Calon UNESCO Global Geopark mengirimkan surat keinginan, secara ideal
per 1 Juli;
Pemasukan berkas pengajuan antara 1 Oktober sampai 30 November;
Pengecekan verifikasi kelengkapan dokumen setelah 1 Desember;
Evaluasi Dokumen sampai 30 April;
Misi-misi Evaluasi Lapangan mulai 1 Mei;
Rekomendasi-rekomendasi pengajuan oleh Dewan UNESCO Global Geopark
dalam bulan September;
Keputusan oleh Badan Eksekutif UNESCO selama musim semi.
20. FORMAT DOSSIER
UNESCO GLOBAL GEOPARK
(UGG)
Contoh Geopark yang telah
menggunakan format ini adalah:
Waitaki Geopark – New Zealand.
https://www.waitaki.govt.nz/our-
district/waitakiwhitestonegeopark/our
unescojourney/Documents/DOSSIER_
WWG_UNESCO-F.pdf
http://www.unesco.org/new/filead
min/MULTIMEDIA/HQ/SC/pdf/Waita
ki_Whitestone-New_Zealand-
UGGp_Annex5-2019.pdf
Application Dossier:
1-page Geological and Geographical
Summary
24. Program Promosi
Sumber Dana 2019 2020
CSR APBN
APBD
PROV
APBD
KAB.
7-8 9-10
11-
12
1-2 3-4 5-6 7-8
9-
10
11-12
Pembuatan signs dan papan pengumuman di Kawasan
Geopark Nasional Pongkor;
Penyusunan Buku Geopark Nasional Pongkor;
Sosialisasi dan Publikasi Kebijakan terkait Geopark di
Kawasan Geopark Nasional Pongkor kepada masyarakat
dan aparat pemerintah di Kawasan Geopark.
Geopark to School dan Schools to Geopark (Sosialisasi
Geopark Nasional Pongkor kepada SD/SMP/SMA,
Masyarakat, dan Komunitas)
Festival Geopark Nasional Pongkor
Pameran Produk lokal kawasan GNP
Promosi Geopark Pongkor (Video, Media, Cetak, Medsos)
PROGRAM GEOPARK NASIONAL PONGKOR
25. Program Promosi
Sumber Dana 2019 2020
CSR APBN
APBD
PROV
APBD
KAB.
7-8 9-10
11-
12
1-2 3-4 5-6 7-8
9-
10
11-12
Publikasi Kawasan Geopark Pongkor
Duta Geopark Nasional Pongkor
Maraton Lintas 10 Km di Kawasan Geopark Pongkor
Sepeda Lintas Alam 5 Km di Kawasan Geopark Pongkor
Penyusunan Paket Wisata di Kawasan Geopark Pongkor
Program Pengembangan Wisata dan Budaya
Pelestarian Seni Budaya di Kawasan Geopark Pongkor
Pelaksanaan Aksi Sadar Wisata
Pelatihan Seni Budaya
Festival Seni Budaya Kabupaten Bogor
Pelestarian Seni Budaya di Kawasan Geopark Pongkor
PROGRAM GEOPARK NASIONAL PONGKOR
26. Program Pemberdayaan
Sumber Dana 2019 2020
CSR APBN
APBD
PROV
APBD
KAB.
7-8 9-10
11-
12
1-2 3-4 5-6 7-8
9-
10
11-12
Pendampingan Pelatihan Sapta Pesona di Kawasan Geopark
Nasional Pongkor
Peningkatan Kemampuan Berbahasa Asing bagi Pengelola
Home Stay di Kawasan Geopark Nasional Pongkor
Pemberdayaan Masyarakat melalui Pelatihan Tour Guide
Pengembangan Agro Forestry Terpadu di luar Kawasan
BKSDA dalam rangka mendukung Geopark Nasional
Pongkor
Pemanfaatan Lahan Pekarangan di Kawasan Geopark
Nasional Pongkor (membentuk kawasan rumah pangan
lestari)
Pendampingan Penyuluhan Pertanian dalam pengaturan
pola tanam Padi dan lainnya di area amphiteater Nanggung
Pembinaan Masyarakat sekitar kawasan konservasi untuk
mendukung pelestarian keragaman hayati
PROGRAM GEOPARK NASIONAL PONGKOR
27. Program Pemberdayaan
Sumber Dana 2019 2020
CSR APBN
APBD
PROV
APBD
KAB.
7-8 9-10
11-
12
1-2 3-4 5-6 7-8
9-
10
11-12
Pelatihan Kerja mandiri masyarakat kawasan Geopark Nasional
Pongkor
minat usaha catering
minat usaha tata boga
minat usaha otomotif roda 2 tingkat dasar
minat usaha las listrik keliling
Pelatihan penguatan kelembagaan pengelolaan produk Geopark
Pongkor
Pelatihan dan pembinaan pengelolaan homestay
Pelatihan dan pembinaan pengelolaan rumah makan
Pelatihan dan pembinaan pengelolaan transportasi wisata darat
Pelatihan dan pendampingan interpretasi bagi pemandu wisata,
pengelola daya tarik wisata, dan biro perjalanan wisata.
Pelatihan dan pendampingan Pengembangan produk kuliner khas
lokal bertema Geopark Pongkor.
PROGRAM GEOPARK NASIONAL PONGKOR
28. Program Pemberdayaan
Sumber Dana 2019 2020
CSR APBN
APBD
PROV
APBD
KAB.
7-8 9-10
11-
12
1-2 3-4 5-6 7-8
9-
10
11-12
Pelatihan dan pendampingan pengembangan produk
souvenir khas lokal bertema Geopark Pongkor.
Pelatihan pengemasan produk lokal Cinderamata dan
Kerajinan Tangan
Pelatihan Aksi sadar wisata
Pelatihan Seni Budaya
Pelatihan Sapta Pesona
Pelatihan Bahasa Asing
Pelatihan Tour Guide
Pelatihan Pengemasan Produk
Pengembangan Koperasi di Kawasan Geopark Nasional
Pongkor
Pengolahan Gula Merah
Festival Kuliner dan Cinderamata Kawasan Geopark Pongkor
PROGRAM GEOPARK NASIONAL PONGKOR