Dokumen tersebut merupakan bagian pendahuluan dari tesis yang membahas analisis pemanfaatan pariwisata sebagai sarana usaha untuk meningkatkan pendapatan masyarakat di kawasan wisata Pantai Palabuhanratu, Sukabumi. Dokumen ini memperkenalkan latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta ruang lingkup wilayah dan waktu penelitian."
Taman Nasional adalah jantung kekayaan alam dunia dan tempat tinggal dari jutaan ragam flora-fauna yang harus dilestarikan. Tidak hanya itu, Taman Nasional juga dapat dijadikan sebagai daya tarik wisata alam. Tak dipungkiri persatuan antara pariwisata dan alam adalah suatu hal yang sangatlah indah dan bermanfaat bagi keselarasan hidup dunia sampai masa depan nanti. Maka dari itu, kami mencoba untuk mengembangkan pariwisata bertaraf lingkungan dengan membuat sebuah ide dengan yang bertemakan eco-lodge di Taman Nasional Kerinci Seblat. Hal ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap inovasi ide pengembangan daerah tujuan wisata yang ramah lingkungan serta berkelanjutan.
Kelompok 1:
Arlita Budihapsari - 1553010022
Risa Ramandha - 1553010042
Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti
Ekologi dan Lingkungan
Ibu Nelza Yesaya Hehamahua, ST.MM
Pariwisata dalam dekade terakhir ini menunjukkan pertumbuhan yang mantap, ditandai dengan perkembangan perjalanan domestik oleh wisatawan nusantara, maupun per-kembangan kunjungan wisatawan mancanegara. Pariwisata nusantara, selain tumbuh dari segi jumlah pelaku perjalanannya, juga dari jumlah perjalanan yang dilakukan, sementara wisatawan mancanegara mengalami perluasan pasar.
Dari sisi sediaan, juga ditengarai munculnya berbagai destinasi baru, atas dukungan peme-rintah pusat maupun atas inisiatif daerah, selain itu juga muncul produk-produk baru menanggapi perkembangan pasar, termasuk diantaranya industri kreatif yang menjadi daya tarik wisata. Kontribusi pariwisata secara total terhadap PDB, penerimaan pajak, maupun penciptaan lapangan kerja meningkat dari tahun ke tahun. Di samping perolehan devisa, pariwisata juga menciptakan dan memperluas lapangan usaha, meningkatkan pendapatan masyarakat, mendorong pelestarian lingkungan hidup, mendorong pelestarian dan pengembangan budaya bangsa dan mendorong perkembangan daerah.
Pekerjaan pariwisata juga merupakan pekerjaan yang sangat sensitif terhadap adanya perubahan, baik yang disebabkan oleh faktor internal maupun faktor eksternal sehingga pekerjaan ini sangat membutuhkan kemampuan untuk terus menerus beradaptasi dengan kebutuhan wisatawan yang berubah. Bentuk adaptasi ini salah satunya adalah dengan perencanaan yang baik.
Namun demikian, perkembangan kepariwisataan Indonesia bukannya tidak menghadapi masalah dan kendala. Pertumbuhan masih perlu diikuti dengan persebaran karena sampai saat ini ketimpangan antar wilayah masih tinggi. Selain itu juga Kementerian Parekraf sudah mencanangkan pertumbuhan yang berkualitas untuk meningkatkan daya saing dan dalam rangka pembangunan yang berkelanjutan.
Kapasitas sumber daya manusia masih menjadi kendala untuk tumbuh dan berkembang secara berkualitas, di samping hambatan klasik Koordinasi antar sektor maupun antar tingkat pemerintahan yang masih perlu ditingkatkan.
Perencanaan yang baik diharapkan dapat mengurangi hambatan-hambatan untuk melangkah ke depan menuju pariwisata Indonesia yang dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat, mengembangkan industri yang kredibel, serta perluasan pasar didukung oleh institusi yang kondusif.
Pariwisata Maritim Berbasis Masyarakat di Kabupaten BintanShahril Budiman Png
Community Based Tourism atau Pariwisata Berbasis Masyarakat menjadi primadona didalam pola pengembangan kepariwisataan didaerah. peran serta dari masyarakat didalam prose pengembangan pariwisata di daerah menjadi motor penting pergerakan.
Climate change policy from the oceans aspectCIFOR-ICRAF
Presented by Muhammad Yusuf, Director of Utilization of Coasts and Small Islands, Ministry of Marine Affairs and Fisheries (MMAF), at Inception Workshop "Capacity building of local government and community members for Mangrove Restoration", 15 July 2021.
Speaker explained the national policy and national target of climate change from the oceans aspect. The speaker also shared some of the achievements of MMAF and stakeholders for climate change mitigation and adaptation including mangrove restoration with participation of local community.
Mangrove management as an essential ecosystem area: A case study from Teluk P...CIFOR-ICRAF
Presented by Nur Rohman, Section Head of Planning, Protection, and Preservation at the Nature Conservancy Agency of East Java Province, at Inception Workshop "Capacity building of local government and community members for Mangrove Restoration", 15 July 2021.
Pangpang Bay is one of the oldest essential ecosystem areas in Indonesia. The essential ecosystem in Pangpang Bay is mangrove. The Speaker shares some of the economic activities around the mangrove areas in Pangpang Bay in collaboration with the local community such as mangrove ecotourism, fisheries, and mangrove education.
Dinamika pengelolaan mangrove di daerah: kondisi, tantangan dan peluangCIFOR-ICRAF
The dynamics of mangrove ecosystem management at the sub-national level: condition, challenges, and opportunities
This session explored the current condition, challenges, and opportunities of mangrove management at the regional level. This session also introduced some of the achievements of the Regional Mangrove Working Group (KKMD) and the success story of the involvement of the coastal/fishing community in mangrove ecosystem management.
Speaker: Dr. Rudhi Pribadi, Head of Fisheries and Marine Sciences Study Program Diponegoro University
Event: Webinar "Menata Peta Jalan Perencanaan untuk Implementasi Program Nasional PME (Peatland and Mangrove Ecosystems)"
Date: May 15, 2020
Membangun Ketahanan Ekonomi Regional dan Masyarakat Adat Melalui Hasil Hutan ...CIFOR-ICRAF
Presented by Estiko Triwidyo, Kepala Bidang Perencanaan Kehutanan Provinsi Papua at Seminar Online Seri Ke-3 Membangun Ketahanan Ekonomi Regional dan Masyarakat Adat melalui Hasil Hutan Bukan Kayu, 8 April 2021.
Presented by Muhammad Yusuf, Director of Directorate of the Coastal and Small Islands Utilization at Webinar - Coastal Zone Rehabilitation for Low Carbon Development on 31 March 2022.
Pengelolaan lahan basah (mangrove dan gambut)CIFOR-ICRAF
Wetland management (mangrove and peatland)
This session discusses peatland and mangrove ecosystems management, within which they are considered as essential ecosystems. This session further explores the legal aspects related to peatland and mangrove ecosystems management in Indonesia and the operationalization of the regulatory framework.
Speaker: Ir. Wiratno, M.Sc., Director General of Conservation on Natural Resources and Ecosystem, Ministry of Environment and Forestry
Event: Webinar "Menata Peta Jalan Perencanaan untuk Implementasi Program Nasional PME (Peatland and Mangrove Ecosystems)"
Date: May 15, 2020
Wisata Bahari adalah wisata yang obyek dan daya tariknya bersumber dari potensi bentang laut (seascape) maupun bentang darat pantai (coastal landscape). Jenis wisata ini dapat memanfaatkan wilayah pesisir dan lautan secara langsung maupun tidak langsung. Kegiatan langsung diantaranya berperahu, berenang, snorkeling, diving, pancing, dan lain-lain. Kegiatan tidak langsung seperti kegiatan olahraga pantai, piknik menikmati atmosfer dan pemandangan wilayah pesisir dan laut.
Kebijakan penguatan konservasi dan percepatan restorasi ekosistem gambut dan ...CIFOR-ICRAF
Policies in strengthening and accelerating peatland and mangrove conservation and restoration
This session emphasizes the enabling conditions in accelerating the implementation of policies related to peatland and mangrove conservation and restoration. How is the governance system for peatland and mangrove ecosystems? What is the appropriate modalities for long-term funding? How can the private sector be involved? The use of scientific data is promoted and how is the synergy of available data and information on peatland and mangrove ecosystems to improve the credibility in the planning stage.
Speaker: Dr. Kus Prisetiahadi, Acting Deputy Assistant for Climate Change and Disaster Coordinating Ministry of Maritime Affairs and Investment
Event: Webinar "Menata Peta Jalan Perencanaan untuk Implementasi Program Nasional PME (Peatland and Mangrove Ecosystems)"
Date: May 15, 2020
Taman Nasional adalah jantung kekayaan alam dunia dan tempat tinggal dari jutaan ragam flora-fauna yang harus dilestarikan. Tidak hanya itu, Taman Nasional juga dapat dijadikan sebagai daya tarik wisata alam. Tak dipungkiri persatuan antara pariwisata dan alam adalah suatu hal yang sangatlah indah dan bermanfaat bagi keselarasan hidup dunia sampai masa depan nanti. Maka dari itu, kami mencoba untuk mengembangkan pariwisata bertaraf lingkungan dengan membuat sebuah ide dengan yang bertemakan eco-lodge di Taman Nasional Kerinci Seblat. Hal ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap inovasi ide pengembangan daerah tujuan wisata yang ramah lingkungan serta berkelanjutan.
Kelompok 1:
Arlita Budihapsari - 1553010022
Risa Ramandha - 1553010042
Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti
Ekologi dan Lingkungan
Ibu Nelza Yesaya Hehamahua, ST.MM
Pariwisata dalam dekade terakhir ini menunjukkan pertumbuhan yang mantap, ditandai dengan perkembangan perjalanan domestik oleh wisatawan nusantara, maupun per-kembangan kunjungan wisatawan mancanegara. Pariwisata nusantara, selain tumbuh dari segi jumlah pelaku perjalanannya, juga dari jumlah perjalanan yang dilakukan, sementara wisatawan mancanegara mengalami perluasan pasar.
Dari sisi sediaan, juga ditengarai munculnya berbagai destinasi baru, atas dukungan peme-rintah pusat maupun atas inisiatif daerah, selain itu juga muncul produk-produk baru menanggapi perkembangan pasar, termasuk diantaranya industri kreatif yang menjadi daya tarik wisata. Kontribusi pariwisata secara total terhadap PDB, penerimaan pajak, maupun penciptaan lapangan kerja meningkat dari tahun ke tahun. Di samping perolehan devisa, pariwisata juga menciptakan dan memperluas lapangan usaha, meningkatkan pendapatan masyarakat, mendorong pelestarian lingkungan hidup, mendorong pelestarian dan pengembangan budaya bangsa dan mendorong perkembangan daerah.
Pekerjaan pariwisata juga merupakan pekerjaan yang sangat sensitif terhadap adanya perubahan, baik yang disebabkan oleh faktor internal maupun faktor eksternal sehingga pekerjaan ini sangat membutuhkan kemampuan untuk terus menerus beradaptasi dengan kebutuhan wisatawan yang berubah. Bentuk adaptasi ini salah satunya adalah dengan perencanaan yang baik.
Namun demikian, perkembangan kepariwisataan Indonesia bukannya tidak menghadapi masalah dan kendala. Pertumbuhan masih perlu diikuti dengan persebaran karena sampai saat ini ketimpangan antar wilayah masih tinggi. Selain itu juga Kementerian Parekraf sudah mencanangkan pertumbuhan yang berkualitas untuk meningkatkan daya saing dan dalam rangka pembangunan yang berkelanjutan.
Kapasitas sumber daya manusia masih menjadi kendala untuk tumbuh dan berkembang secara berkualitas, di samping hambatan klasik Koordinasi antar sektor maupun antar tingkat pemerintahan yang masih perlu ditingkatkan.
Perencanaan yang baik diharapkan dapat mengurangi hambatan-hambatan untuk melangkah ke depan menuju pariwisata Indonesia yang dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat, mengembangkan industri yang kredibel, serta perluasan pasar didukung oleh institusi yang kondusif.
Pariwisata Maritim Berbasis Masyarakat di Kabupaten BintanShahril Budiman Png
Community Based Tourism atau Pariwisata Berbasis Masyarakat menjadi primadona didalam pola pengembangan kepariwisataan didaerah. peran serta dari masyarakat didalam prose pengembangan pariwisata di daerah menjadi motor penting pergerakan.
Climate change policy from the oceans aspectCIFOR-ICRAF
Presented by Muhammad Yusuf, Director of Utilization of Coasts and Small Islands, Ministry of Marine Affairs and Fisheries (MMAF), at Inception Workshop "Capacity building of local government and community members for Mangrove Restoration", 15 July 2021.
Speaker explained the national policy and national target of climate change from the oceans aspect. The speaker also shared some of the achievements of MMAF and stakeholders for climate change mitigation and adaptation including mangrove restoration with participation of local community.
Mangrove management as an essential ecosystem area: A case study from Teluk P...CIFOR-ICRAF
Presented by Nur Rohman, Section Head of Planning, Protection, and Preservation at the Nature Conservancy Agency of East Java Province, at Inception Workshop "Capacity building of local government and community members for Mangrove Restoration", 15 July 2021.
Pangpang Bay is one of the oldest essential ecosystem areas in Indonesia. The essential ecosystem in Pangpang Bay is mangrove. The Speaker shares some of the economic activities around the mangrove areas in Pangpang Bay in collaboration with the local community such as mangrove ecotourism, fisheries, and mangrove education.
Dinamika pengelolaan mangrove di daerah: kondisi, tantangan dan peluangCIFOR-ICRAF
The dynamics of mangrove ecosystem management at the sub-national level: condition, challenges, and opportunities
This session explored the current condition, challenges, and opportunities of mangrove management at the regional level. This session also introduced some of the achievements of the Regional Mangrove Working Group (KKMD) and the success story of the involvement of the coastal/fishing community in mangrove ecosystem management.
Speaker: Dr. Rudhi Pribadi, Head of Fisheries and Marine Sciences Study Program Diponegoro University
Event: Webinar "Menata Peta Jalan Perencanaan untuk Implementasi Program Nasional PME (Peatland and Mangrove Ecosystems)"
Date: May 15, 2020
Membangun Ketahanan Ekonomi Regional dan Masyarakat Adat Melalui Hasil Hutan ...CIFOR-ICRAF
Presented by Estiko Triwidyo, Kepala Bidang Perencanaan Kehutanan Provinsi Papua at Seminar Online Seri Ke-3 Membangun Ketahanan Ekonomi Regional dan Masyarakat Adat melalui Hasil Hutan Bukan Kayu, 8 April 2021.
Presented by Muhammad Yusuf, Director of Directorate of the Coastal and Small Islands Utilization at Webinar - Coastal Zone Rehabilitation for Low Carbon Development on 31 March 2022.
Pengelolaan lahan basah (mangrove dan gambut)CIFOR-ICRAF
Wetland management (mangrove and peatland)
This session discusses peatland and mangrove ecosystems management, within which they are considered as essential ecosystems. This session further explores the legal aspects related to peatland and mangrove ecosystems management in Indonesia and the operationalization of the regulatory framework.
Speaker: Ir. Wiratno, M.Sc., Director General of Conservation on Natural Resources and Ecosystem, Ministry of Environment and Forestry
Event: Webinar "Menata Peta Jalan Perencanaan untuk Implementasi Program Nasional PME (Peatland and Mangrove Ecosystems)"
Date: May 15, 2020
Wisata Bahari adalah wisata yang obyek dan daya tariknya bersumber dari potensi bentang laut (seascape) maupun bentang darat pantai (coastal landscape). Jenis wisata ini dapat memanfaatkan wilayah pesisir dan lautan secara langsung maupun tidak langsung. Kegiatan langsung diantaranya berperahu, berenang, snorkeling, diving, pancing, dan lain-lain. Kegiatan tidak langsung seperti kegiatan olahraga pantai, piknik menikmati atmosfer dan pemandangan wilayah pesisir dan laut.
Kebijakan penguatan konservasi dan percepatan restorasi ekosistem gambut dan ...CIFOR-ICRAF
Policies in strengthening and accelerating peatland and mangrove conservation and restoration
This session emphasizes the enabling conditions in accelerating the implementation of policies related to peatland and mangrove conservation and restoration. How is the governance system for peatland and mangrove ecosystems? What is the appropriate modalities for long-term funding? How can the private sector be involved? The use of scientific data is promoted and how is the synergy of available data and information on peatland and mangrove ecosystems to improve the credibility in the planning stage.
Speaker: Dr. Kus Prisetiahadi, Acting Deputy Assistant for Climate Change and Disaster Coordinating Ministry of Maritime Affairs and Investment
Event: Webinar "Menata Peta Jalan Perencanaan untuk Implementasi Program Nasional PME (Peatland and Mangrove Ecosystems)"
Date: May 15, 2020
Industri perikanan, bisa juga disebut dengan industri penangkapan ikan adalah industri atau aktivitas menangkap, membudi dayakan, memproses, mengawetkan, menyimpan, mendistribusikan, dan memasarkan produk ikan. Istilah ini didefinisikan oleh FAO, mencakup juga yang dilakukan oleh pemancing rekreasi, nelayan tradisional, dan penangkapan ikan komersial.[1] Baik secara langsung maupun tidak langsung, industri perikanan (mulai dari penangkapan/budidaya hingga pemasaran) telah menghidupi sekitar 500 juta orang di negara berkembang di dunia.
Industri perikanan tradisional adalah praktik penangkapan ikan atau perikanan komersial skala kecil atau subsisten yang mendayagunakan metode penangkapan tradisional seperti penggunaan batang pancing, busur dan panah, harpoon, jaring lempar, tombak, dan sebagainya. Praktik ini tidak dikategorikan sebagai olahraga, karena hasilnya dimanfaatkan sebagai sumber kehidupan. Meski tidak selalu bergerak secara subsisten, istilah ini banyak digunakan ketika menyinggung ekspansi perikanan komersial yang menekan nelayan dan pembudidaya kecil.
ANALISIS PARAMETER FISIKA-KIMIA UNTUK KEPENTINGAN REHABILITASI EKOSISTEM MANG...Asramid Yasin
Jurnal Green Growth dan Manajemen Lingkungan
http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/jgg/article/view/9048
Abstrak: Di beberapa tempat telah dilakukan rehabilitasi terhadap kawasan mangrove yang telah rusak namun pada kenyataannya tidak semua kegiatan rehabilitasi mangrove berhasil dilakukan. Penelitian ini bertujuan mengetahui kondisi parameter lingkungan perairan pantai Bungkutoko Kecamatan Abeli sesuai untuk kegiatan rehabilitasi ekosistem mangrove dan menentukan strategi rehabilitasi yang tepat untuk diterapkan di perairan pantai Bungkutoko Kecamatan Abeli. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juni-Juli 2009 bertempat di pesisir pulau Bungkutoko Kecamatan Abeli Kabupaten Kendari Sulawesi Tenggara. Data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis secara deskriptif. Dari hasil pengukuran beberapa parameter fisika-kimia di pesisir pulau Bungkutoko Kecamatan Abeli Kota Kendari yang diperoleh sesuai untuk dilakukan kegiatan rehabilitasi ekosistem mangrove dengan memperhatikan waktu penanaman yang tepat yaitu ketika musim berbuah mangrove dan musim teduh dan menggunakan teknik penanaman secara langsung menggunakan propagul dan penanaman menggunakan anakan (bibit dalam polybag).
Laut dapat menjadi salah satu alternatif tempat untuk rekreasi. Pemandangan di laut yang didominasi warna biru dengan angin semilir bisa menjadi solusi terbaik untuk menghilangkan penat dari aktivitas keseharian. Di Indonesia, banyak sekali wilayah laut Indonesia yang banyak dijadikan sebagai tempat favorit untuk diving, snorkeling atau bersantai.
Laporan fieldtrip Cagar Alam Pangandaran, Green Canyon dan Kampung NagaFlourentina Dwiindah P
Laporan Fieldtrip MK. Pengelolaan Lanskap Berkelanjutan dan Ekologi Lanskap 2014. Pascasarjana Arsitektur Lanskap. Institut Pertanian Bogor.Mohon agar mencantumkan sumber jika mengambil materi dari laporan ini. Terima Kasih.
KEBIJAKAN PEMERINTAH ADOPSI PULAU - PULAU KECILAriefSudianto2
policy of island adoption DDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDLLLDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEYTYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYY
Pp presentasi ujian tesis muldan martin k4_a009018_msdp_2009
1. Ujian Tesis
Program Studi : Magister Manajemen Sumber Daya Pantai
Oleh : Muldan Martin / K4A009018
Pembimbing
Prof.Dr.Ir. Sutrisno Anggoro,MS
Prof.Dr.Ir. Azis Nur Bambang,MS
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG
2012
3/22/2012
ANALISIS PEMANFAATAN PARIWISATA
SEBAGAI SARANA USAHA DALAM UPAYA MENINGKATKAN
PENDAPATAN MASYARAKAT
(Kajian Kawasan Wisata Pantai Palabuhanratu Sukabumi)
3. Ditetapkan
sebagai kawasan
ekowisata
(RIPPDA Prop.
Jabar,2008)
Kawasan Teluk
Palabuhanratu
Kawasan
wisata
unggulan
ekowisata
Pantai berbatu &
berpasir berlatar
belakang
pegunungan
Pemkab.
Sukabumi,
OPD &
masyarakat
ICM
PEMP
P2KP
Upaya
pemanfaatan bagi
pengembangan
pariwisata
3/22/2012
PENDAHULUAN
Masalah Penelitian
4. 1.Daya dukung ?
2.Perbedaan karakteristik
rumah tangga/keluarga P &
NP ?
3.Pendapatan masyarakat ?
3/22/2012
PENDAHULUAN
Masalah Penelitian
5. PENDEKATAN MASALAH
Analisis
Daya
Dukung
(Kep.Men
KKP), D &F.
Pariwisata
Pantai/Bahari
Daya Dukung
Kawasan
Wisata
Masyarakat
Pesisir Setempat
Rumah
Tangga/Keluarg
Non Pemanfaat
Pendapatan
Masyarakat
Software program
SPSS (Analisis
Regresi:Umur,Pddkn
,JAK,JSP,PPB)/Fakt
or pengaruhi
pendapatan
Analisis Tingkat
Pendapatan :< UMR =
rendah, 1-2 UMR=
sedang, >2UMR=tinggi
UU. RI
No.10
Th.2009
Rumah
Tangga/Keluarg
Pemanfaat
Usaha Pemanfaatan
Pariwisata
Pantai/Bahari
Rata-rata Pendapatan
Masyarakat
Software program SPSS (Uji t-test
& Analisis Diskriminan) (Dillon
dan Goldstein,1984,Bengen,2000)
terhadap;umur,pendidikan,JAK
keluarga,pendapatan/bulan,TPPB
3/22/2012
PENDAHULUAN
Sumberdaya
Pantai/Pesisir
6. 1. Menganalisis daya dukung.
2. Menganalisis perbedaan
karakteristik rumah
tangga/keluarga P & NP.
3. Menganalisis pendapatan
masyarakat.
3/22/2012
PENDAHULUAN
Tujuan Penelitian
7. 1. Menjadi bahan masukan bagi para
pengambil keputusan dalam
kebijakannya
2. Menjadi acuan dalam menyusun
rencana induk pengembangan
pariwisata pantai
3. Menjadi bahan informasi bagi
pemerintah daerah setempat serta
pihak-pihak yang berkepentingan
3/22/2012
PENDAHULUAN
Manfaat dan Kegunaan
8. 1. Bulan April sampai dengan
Bulan Juni 2011
2. Desa Citepus Kecamatan
Palabuhanratu Kabupaten
Sukabumi Propinsi Jawa
Barat.
3/22/2012
PENDAHULUAN
Waktu & Tempat
Penelitian
12. VARIABEL
1. Luas area yang digunakan untuk wisata
pantai;
2. Permintaan jumlah wisatawan untuk
suatu aktifitas wisata pantai;
3. Jumlah hari dalam satu tahun yang
dapat dipergunakan untuk suatu
kegiatan wisata pantai;
4. Jumlah penduduk;
5. Kebutuhan air bersih yang diperlukan
untuk kawasan;
6. Debit sumber air bersih yang tersedia;
7. Luas lahan yang memiliki potensi air
tawar/lahan subur;
8. Luas wilayah;
9. Umur;
10.Pendidikan;
11.Jumlah anggota keluarga;
12.Pendapatan per bulan;
13.Total pendapatan per bulan
3/22/2012
METODOLOGI
Materi & Metode
15. 1.Daya dukung fisik serta daya
dukung sosial budaya diduga
dapat menunjang kegiatan
pariwisata.
2.Pemanfaatan kegiatan pariwisata
sebagai sarana usaha barang dan
jasa diduga dapat meningkatkan
pendapatan masyarakat.
3/22/2012
METODOLOGI
Hipotesis
16. Daya dukung fisik untuk
kegiatan :
1.Berpiknik (rekreasi)=
392.308 orang per hari;
2.Berenang = 944.444
orang per hari;
3/22/2012
HASIL & PEMBAHASAN
Daya Dukung Fisik Kawasan
Wisata Palabuhanratu
17. Area yang dibutuhkan :
1. Berpiknik (Rekreasi) =
931,549 Ha
2. Berenang =
387,503 Ha
3/22/2012
HASIL & PEMBAHASAN
Daya Dukung Ekologi Kawasan
Wisata Palabuhanratu
18. • Sumber air tersedia
275.875.200
liter/hari.
• Kebutuhan air
bersih untuk
penduduk dan
3/22/2012
HASIL & PEMBAHASAN
Ketersediaan Air Bersih
19. • Tekanan penduduk = 13
jiwa/Ha atau 1261 jiwa/km2.
• Kepadatan penduduk
sedang, populasi : 101 –
1.000 jiwa/km2, kepadatan
penduduk 796 jiwa/km2.
3/22/2012
HASIL & PEMBAHASAN
Daya Dukung Sosial
Budaya
22. • Pendapatan rata-rata
= Rp.1.197.627,42,/KK/bulan.
• Pendapatan
masyarakat di atas
UMR dengan kategori
tingkat pendapatan
3/22/2012
HASIL & PEMBAHASAN
Pendapatan Masyarakat
23. 3/22/2012
KESIMPULAN & SARAN
Kesimpulan
1. Daya dukung kegiatan pariwisata masih mempunyai
peluang pengembangan cukup besar. Daya dukung
fisik dan ekologi berturut-turut 1.336.752 orang/hari
dan 1.319 Ha, ketersediaan air bersih yang dapat
mencukupi kebutuhan, didukung penduduk dengan
kategori kepadatan sedang, tingkat pendidikan yang
sudah cukup baik.
2. Rata-rata umur, pendidikan, pendapatan per bulan
dan total pendapatan per bulan berbeda secara
signifikan antara kelompok RT “P” dengan
“NP”pariwisata. Sedang rata-rata jumlah anggota
keluarga memiliki variance yang sama. Nilai rata-rata
score diskriminan untuk kedua kelompok RT berbeda
secara signifikan.
24. 3. Pendapatan rata-rata masyarakat
adalah sebesar Rp.1.197.627,42,/KK/bulan. Pendapatan masyarakat
berada di atas UMR dengan kategori
tingkat pendapatan sedang. Secara
simultan variabel umur, pendidikan,
jumlah anggota keluarga, jumlah
sumber pendapatan dan pendapatan
per bulan memberikan pengaruh
nyata terhadap total pendapatan.
3/22/2012
KESIMPULAN & SARAN
Kesimpulan
25. 1. Perlu optimalisasi daya dukung
kegiatan pariwisata;
2. Perlu peningkatan keamanan kegiatan
pariwisata & pengelolaan kebersihan
kawasan wisata;
3. Perlu peningkatan ketersediaan
sarana prasarana fasilitas kegiatan
usaha, pembinaan wirausaha dan
diversifikasi usaha pariwisata bagi
masyarakat;
4. Perlu meningkatkan produktifitas
seluruh anggota keluarga usia
produktif.
3/22/2012
KESIMPULAN & SARAN
Saran