3. 1. Rencana peninjauan kembali KBAK Gunung Sewu wilayah Kabupaten Gunungkidul, mendasarkan Rapat Koordinasi pada hari Selasa-01 November
2022, yang diselenggarakan oleh Sekretariat Daerah Kabupaten Gunungkidul, yang salah satu arahan Badan Geologi-Kementerian ESDM RI terhadap
Metode Peninjauan Kembali KBAK Gunungsewu Wilayah Kabupaten Gunungkidul bahwa salah satunya perlu penelaahan terhadap kebijakan di daerah
terkait KBAK Gunungsewu Wilayah Kabupaten Gunungkidul yaitu Perda RTRW Kab. Gunungkidul; Perda RTRW Provinsi DIY; Pergub DIY tentang
Pengelolaan Situs Warisan Geologi; Kepgub tentang Penetapan Zona Inti dan Zona Penyangga Situs Warisan Geologi; dan Masterplan Gunung Sewu
UNESCO Global Geopark tahun 2019; Kepmen Penetapan KBAK Gunungsewu; Kepmen Penetapan KCAG DIY; dan Kepmen Penetapan Warisan
Geologi DIY; serta kebijakan strategis lainnya yang terkait;
2. Agenda penyelidikan Pusat Air Tanah dan Geologi Tata Lingkungan-Badan Geologi-Kementerian ESDM RI terhadap Kawasan Bentang Alam Karst
(KBAK) Gunung Sewu wilayah Kabupaten Gunungkidul pada bulan November 2022;
3. Penetapan Geopark Gunung Sewu sebagai UNESCO Global Geopark erat dengan nilai-nilai atau kharakteristik bentang alamnya yang spesifik sebagai
Kawasan Bentang Alam Karst;
4. Hasil koordinasi antara GM Gunung Sewu UNESCO Global Geopark, Sekretariat Forum Warisan Geologi DIY, dan Sekretariat Forum Warisan Geologi
Kabupaten Gunungkidul pada 18 Juli 2022 di Surabaya;
5. Sebaran 8 (delapan) Geodiversity Site yang telah diakui UNESCO sebagai bagian dari Gunung Sewu UNESCO Global Geopark;
6. Sebaran Conical Hills yang menjadi elemen penting pada saat Geopark Gunung Sewu mendapatkan penatapan sebagai UNESCO Global Geopark; dan
7. Agenda revalidasi Gunung Sewu UNESCO Global Geopark pada tahun 2023.
3
4. 1. Pasal 9 huruf f Peraturan Gubernur DIY Nomor 40 Tahun 2021 Tentang Pengelolaan Situs Warisan Geologi;
2. Pasal 10 Peraturan Gubernur DIY Nomor 40 Tahun 2021 Tentang Pengelolaan Situs Warisan Geologi; dan
3. Pasal 22 Peraturan Gubernur DIY Nomor 40 Tahun 2021 Tentang Pengelolaan Situs Warisan Geologi;
4. Pasal 23 Peraturan Gubernur DIY Nomor 40 Tahun 2021 Tentang Pengelolaan Situs Warisan Geologi, dan
Keputusan Gubernur DIY Nomor 62/KEP/2022 Tentang Perubahan Atas Keputusan Gubernur DIY Nomor
127/KEP/2021 Tentang Pembentukan Forum Warisan Geologi DIY Periode Tahun 2021-2024.
5. Tugas dan Fungsi Forum Warisan Geologi Kabupaten Gunungkidul sebagaimana Pasal 24 Peraturan Gubernur
DIY Nomor 40 Tahun 2021 Tentang Pengelolaan Situs Warisan Geologi, dan Keputusan Bupati Gunungkidul
Nomor 78/KPTS/2022 Tentang Forum Warisan Geologi Kabupaten Gunungkidu7l Periode Tahun 2022-2024.
4
5. 1. Goa Pindul, Kalurahan Bejiharjo, Kapanewon Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul;
2. Kalisuci, Kalurahan Pacarejo, Kapanewon Semanu, Kabupaten Gunungkidul;
3. Luweng Jomblang, Kalurahan Pacarejo, Kapanewon Semanu, Kabupaten Gunungkidul;
4. Lembah Kering Purba Sadeng, Kalurahan Pucung, Kapanewon Girisubo, Kabupaten Gunungkidul;
5. Air Terjun Bleberan Sri Gethuk, Kalurahan Bleberan, Kapanewon Playen, Kabupaten Gunungkidul;
6. Pantai Baron-Kukup-Krakal, Kalurahan Kemadang, Kalurahan Bajarejo, Kalurahan Ngestiharjo, Kapanewon Tanjungsari, dan
Kalurahan Sidoharjo, Kapanewon Tepus, Kabupaten Gunungkidul;
7. Luweng Cokro, Kalurahan Umbulrejo, Kapanewon Ponjong, Kabupaten Gunungkidul;
8. Goa Ngingrong, Kalurahan Mulo, Kapanewon Wonosari, Kabupaten Gunungkidul;
9. Conical Hills Giring, Kalurahan Giring, Kapanewon Paliyan, Kabupaten Gunungkidul;
10. Conical Hills Baron, Kalurahan Kanigoro, Kapanewon Saptosari, Kabupaten Gunungkidul;
11. Conical Hills Girisubo, Kalurahan Tileng, Kapanewon Girisubo, Kabupaten Gunungkidul;
12. Conical Hills Songbanyu, Kalurahan Girisubo, Kapanewon Paliyan, Kabupaten Gunungkidul;
13. Goa Rancang Kencono, Kalurahan Bleberan, Kapanewon Playen, Kabupaten Gunungkidul; dan
14. Gua Braholo, Kalurahan Semugih, Kapanewon Rongkop, Kabupaten Gunungkidul.
5
8. TAMAN BUMI (GEOPARK)
Taman Bumi (Geopark) yang selanjutnya disebut Geopark adalah sebuah wilayah
geografi tunggal atau gabungan, yang memiliki Situs Warisan Geologi (Geosite) dan
bentang alam yang bernilai, terkait aspek Warisan Geologi (Geoheritage), Keragaman
Geologi (Geodiversity), Keanekaragaman Hayati (Biodiversity), dan Keragaman Budaya
(Cultural Diversity), serta dikelola untuk keperluan konsrvasi, edukasi, dan
pembangunan perekonomian masyarakat secara berkelanjutan dengan keterlibatan
aktif dari masyarakat, Pemerintah Daerah, dan Pemerintah Kabupaten/Kota, serta
pihak lain yang melakukan aktivitas pengelolaan situs warisan bumi, sehingga dapat
digunakan untuk menumbuhkan pemahaman dan kepedulian masyarakat terhadap
bumi dan lingkungan sekitarnya.
8
9. KERAGAMAN GEOLOGI
(GEODIVERSITY)
Keragaman Geologi (Geodiversity) yang selanjutnya disebut Geodiversity adalah
Gambaran keunikan komponen geologi seperti mineral, batuan, fosil, struktur
geologi, dan bentang alam yang menjadi kekayaan hakiki suatu daerah serta
keberadaan, kekayaan penyebaran, dan keadaannya yang dapat mewakili proses
evolusi geologi daerah tersebut.
9
10. SITUS KERAGAMAN GEOLOGI
(GEODIVERSITY SITE)
Situs Keragaman Geologi (Geodiversity Site) yang selanjutnya disebut Geodiversity
Site adalah objek Keragaman Geologi (Geodiversity) baik individual maupun
multiobjek yang menggambarkan keunikan komponen geologi yang menjadi
kekayaan hakiki suatu daerah serta keberadaan, kekayaan penyebaran, dan
keadaannya yang dapat mewakili proses evolusi geologi daerah tersebut, yang dapat
diupayakan pengelolaannya dengan tetap menghormati model pengelolaan
sebelumnya, diarahkan untuk dapat dimanfaatkan sebagai objek pendidikan dan
penelitian kebumian, objek geowisata, serta pemanfaatan lainnya yang mendukung
keawetan objek geologinya, serta diupayakan pengelolaannya dengan
memberdayakan masyarakat setempat guna peningkatakan kesejahteraan.
10
11. WARISAN GEOLOGI
(GEOHERITAGE)
Warisan Geologi (Geoheritage) yang selanjutnya disebut Geoheritage adalah
Geodiversity yang memiliki nilai lebih sebagai suatu warisan karena menjadi
rekaman yang pernah atau sedang terjadi di bumi yang karena nilai ilmiahnya tinggi,
langka, unik, dan indah, sehingga dapat digunakan untuk keperluan penelitian dan
Pendidikan kebumian, sehingga diupayakan pengelolaannya untuk dapat
dimanfaatkan sebagai objek pendidikan dan penelitian kebumian, objek geowisata,
serta pemanfaatan lainnya yang bermanfaat, serta diupayakan pengelolaannya
secara bijak dengan memberdayakan masyarakat setempat guna peningkatakan
kesejahteraan.
11
12. SITUS WARISAN GEOLOGI
(GEOSITE)
Situs Warisan Geologi (Geosite) yang selanjutnya disebut Geosite adalah objek
Geoheritage dengan ciri khas tertentu baik individual maupun multiobjek yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari sebuah cerita evolusi pembentukan suatu
daerah.
12
13. KAWASAN CAGAR ALAM GEOLOGI
(KCAG)
Kawasan Cagar Alam Geologi adalah kawasan lindung geologi yang terbentuk secara
alami dan karena keunikannya memerlukan perlindungan yang dapat berupa
kawasan keunikan batuan dan fosil, kawasan keunikan bentang alam dan kawasan
keunikan proses geologi.
13
15. 1. Keunikan geologi yang dapat diekspose baru dari sisi KEUNIKAN BENTANG ALAM dan
KEUNIKAN PROSES GEOLOGI, untuk mendapatkan data KEUNIKAN BATUAN perlu penelitian
yang lebih detail.
2. Pelaksanaan penelitian detail akan difasilitasi oleh Biro PIWP2 Setda DIY pada tahun 2025 (hanya
Geodiveristy Site yang masuk dalam batang tubuh Pergub).
3. Zonasi yang tersusun merupakan ZONASI PENGELOLAAN SEBAGAI KAWASAN
GEODIVERSITY SITE, sehingga statusnya BUKAN SEBAGAI KAWASAN LINDUNG GEOLOGI,
statusnya masih sebagai Kawasan Bentang Alam Karst.
4. Hasil kesepakatan dapat dijadikan sebagai BAHAN PERTIMBANGAN KEGIATAN
PENYELIDIKAN yang sedang dilakukan oleh Pusat Air Tanah dan Geologi Tata Lingkungan-Badan
Geologi-Kementerian ESDM RI.
5. Hasil kesepakatan dapat dijadikan sebagai SUPLEMEN dalam kegiatan REVALIDASI GUNUNG
SEWU UGGP 2023. 15
17. No
.
Nama Lokasi dan Koordinat Foto Objek Luas Objek
Zona Inti (ha)
Jenis Keunikan Arti Pentig
1. Kalisuci
110,638473693;
-8,0111537745
110,637418108;
-8,01244981848
110,639137409;
-8,00964751409
Kalurahan Pacarejo,
Kapanewon Semanu,
Kabupaten
Gunungkidul
0,753 ha Proses geologi:
sistem sungai
bawah tanah di
daerah karst,
dimana terdapat
fitur ponor
(masuknya air)
dan voclus
(keluarnya air),
Memiliki
fenomena unik
menghilangnya
air sungai (ponor
inlet)
Sebagai fitur
esensial karst
17
19. No. Nama Lokasi dan Koordinat Foto Objek Luas Objek
Zona Inti (ha)
Jenis Keunikan Arti Pentig
2. Luweng
Jomblang
110,63250639;
-8,03398517609
110,638378526;
-8,02865106361
110,639122187;
-8,03179675403
Kalurahan Pacarejo,
Kapanewon Semanu,
Kabupaten
Gunungkidul
1,087 ha Proses geologi:
sistem exo dan
endo karts,
Merupakan goa
runtuhan
Fitus esensial
karst
keberadaan flora
dan fauna
endemik
19
21. No. Nama Lokasi dan Koordinat Foto Objek Luas Objek
Zona Inti (ha)
Jenis Keunikan Arti Pentig
3. Lembah
Kering Purba
Sadeng
110,798469409;
-8,17795992924
Kalurahan Pucung,
Kapanewon Girisubo,
Kabupaten
Gunungkidul
1.020,108 Proses geologi: exo
karst
Bentang alam:
bentang alam
khas Karst
Gunung Sewu
berupa Conical
Hills, dan teras
bukti proses
pengangkatan
(notches)
Conical Hillnya
sebagai fitur
esensial Exo
Karst
21
24. No. Nama Lokasi dan Koordinat Foto Objek Luas Objek
Zona Inti (ha)
Jenis Keunikan Arti Pentig
4. Conical Hills
Girisubo,
110,746820958;
-8,1888355007
Kalurahan Tileng,
Kapanewon Girisubo,
Kabupaten
Gunungkidul
292,773 Bentang alam:
bentang alam
khas Karst
Gunung Sewu
berupa Conical
Hills
Conical Hillnya
sebagai fitur
esensial Exo
Karst
24
26. No. Nama Lokasi dan Koordinat Foto Objek Luas Objek
Zona Inti (ha)
Jenis Keunikan Arti Pentig
5. Gua Braholo
110,749062364;
-8,06916588433
110,753521473;
-8,07088132974
Kalurahan Semugih,
Kapanewon Rongkop,
Kabupaten
Gunungkidul
3,848 Bentang alam:
Exo dan Endo
Karst
Selain sebagai
fitur esensial
karst juga
merupakan situs
artefak purba
Budaya Mesolitik
(culturesite)
26
28. No. Nama Lokasi dan Koordinat Foto Objek Luas Objek
Zona Inti (ha)
Jenis Keunikan Arti Pentig
6. Goa Pindul
110,648899;
-7,932325
Kalurahan Bejiharjo,
Kapanewon
Karangmojo,
Kabupaten
Gunungkidul
6,822 Proses geologi:
sistem sungai
bawah tanah di
daerah karst,
dimana terdapat
fitur ponor
(masuknya air)
dan voclus
(keluarnya air)
Sebagai fitur
esensial karst
28
30. No. Nama Lokasi dan Koordinat Foto Objek Luas Objek
Zona Inti (ha)
Jenis Keunikan Arti Pentig
7. Air Terjun
Bleberan Sri
Gethuk
110,48944417;
-7,94348126798
110,496359555;
-7,94994674764
Kalurahan Bleberan,
Kapanewon Playen,
Kabupaten
Gunungkidul
0,801 Proses geologi:
sebagai
manifestasi
wilayah luahan
(discharge
area) air
permukaan di
daerah karst
Bentang alam:
Keindahan Air
terjun
Sebagai bukti
manifestasi
sistem air
permukaan
didaerah karst
30
32. No. Nama Lokasi dan Koordinat Foto Objek Luas Objek
Zona Inti
(ha)
Jenis Keunikan Arti Pentig
8. Goa Rancang
Kencono
110,492651128;
-7,94913810469
Kalurahan Bleberan,
Kapanewon Playen,
Kabupaten
Gunungkidul
0,474 Proses geologi:
pembentukan
endo karst
Bentang alam:
Exo dan Endo
Karst
Selain sebagai
fitur esensial
karst juga
memiliki interior
yang menarik dan
tumbuhnya pohon
langka (klumpit),
sekaligus
merupakan lokasi
situs budaya.
sehingga memiliki
3 komponen
sebuah Geopark
Geo-Bio-Culture,
Merupakan
tempat teatrikal
noni Belanda,
memiliki “sound
system” alami
32
34. No. Nama Lokasi dan Koordinat Foto Objek Luas Objek
Zona Inti (ha)
Jenis Keunikan Arti Pentig
9. Goa Ngingrong
110,590888625;
-8,0301461777
110,595477556;
-8,02653365256
110,589710328;
-8,02636926329
110,603972458;
-8,02752030255
110,609476615;
-8,02629742228
110,604951959;
-8,02087885662
Kalurahan Mulo,
Kapanewon Wonosari,
Kabupaten
Gunungkidul
30,192 Proses geologi:
sistem exo dan
endo karts
Bentang alam:
Fitur khas karst
Fitus esensial
karst dan
Keberadaan fauna
endemik hayati
lele albino.
34
36. No. Nama Lokasi dan Koordinat Foto Objek Luas Objek
Zona Inti
(ha)
Jenis Keunikan Arti Pentig
10. Conical Hills
Giring
110,552366469;
-8,0627455465
110,548560205;
-8,05059816041
110,55231327;
-8,02346367112
110,551608179;
-8,09027905668
110,558897148;
-8,04724509374
110,563889996;
-8,0695851225
110,569162054;
-8,05163260513
110,563318665;
-8,05182177349
110,540958499;
-8,03523724253
110,577380296;
-8,03140394289
Kalurahan Giring,
Kapanewon Paliyan,
Kabupaten
Gunungkidul
138,003 Proses geologi: exo
karst
Bentang alam:
bentang alam
khas Karst
Gunung Sewu
berupa Conical
Hills
Conical Hillnya
sebagai fitur
esensial Exo
Karst
36
38. No. Nama Lokasi dan Koordinat Foto Objek Luas Objek
Zona Inti (ha)
Jenis Keunikan Arti Pentig
11. Luweng Cokro,
110,729908498;
-7,94256233362
110,721093569;
-7,94181230388
110,750453728;
-7,95173822078
Kalurahan Umbulrejo,
Kapanewon Ponjong,
Kabupaten
Gunungkidul
106,68 Bentang alam:
Exo dan Endo
Karst
Selain sebagai
fitur esensial
karst juga
memiliki interior
yang menarik
38
40. No. Nama Lokasi dan Koordinat Foto Objek Luas Objek
Zona Inti (ha)
Jenis Keunikan Arti Pentig
12. Conical Hills
Baron
110,529158371;
-8,12404465954
Kalurahan Kanigoro,
Kapanewon Saptosari,
Kabupaten
Gunungkidul
368,558 Proses geologi: exo
karst
Bentang alam:
bentang alam
karst
Conical Hillnya
sebagai fitur
esensial Exo
Karst, juga
sebagai satu
kesatuan
kawasan Baron
Techno Park
(BRIN)
40
42. No. Nama Lokasi dan Koordinat Foto Objek Luas
Objek
Zona Inti
(ha)
Jenis Keunikan Arti Pentig
13. Pantai Baron-
Kukup-Krakal
110,591953466;
-8,14360049513
Kalurahan Kemadang,
Kalurahan Bajarejo,
Kalurahan
Ngestiharjo,
Kapanewon
Tanjungsari, dan
Kalurahan Sidoharjo,
Kapanewon Tepus,
Kabupaten
Gunungkidul
369,493 Proses geologi:
Lokasi
keberadaan
foklus utama
bagi wilayah
karst
gunungkidul.
Bentang alam:
Pantai dan
bentang alam
khas Karst
Gunung Sewu
berupa Conical
Hills
Lokasi
keberadaan foklus
(keluarnya air
bawah tanah)
utama bagi
wilayah karst
gunungkidul
termasuk dalam
kawasan zona air
tanah sensitiftas
tinggi sehingga
memerlukan
perlakuan
khusus.
42
44. 1. Rancangan Peraturan Gubernur DIY Tentang Pengelolaan Taman Bumi (Geopark) Di Daerah Istimewa
Yogyakarta, TERBIT 2022 (NOVEMBER-DESEMBER).
2. Geodiversity Site dapat dikelola sebagai objek penelitian dan pendidikan kebumian, geowisata, monumen
44
45. 8. Penetapan zona inti, zona penyangga, dan zona pengembangan paling lambat 2 (dua) tahun sejak Peraturan
Gubernur ini diterbitkan.
9. Dalam rangka mewujudkan tata kelola yang baik, Bupati membentuk pengelola Geodiversity Site.
10. Dalam hal Geodiversity Site yang belum memiliki pengelola, pembentukan pengelola memperhatikan
keterlibatan masyarakat setempat dan kelembagaan kalurahan setempat.
11. Pembentukan pengelola Geodiversity Site bertujuan untuk memastikan terkelolanya kawasan Geodiversity
Site.
12. Forum Geoheritage Kabupaten dapat bertindak sebagai pengelola Geodiversity Site sementara apabila
pengelola belum terbentuk setelah 1 (satu) tahun sejak Peraturan Gubernur ini diundangkan.
13. Penetapan Pengelola Geodiversity Site dikecualikan pada Geodiversity Site yang telah memiliki pengelola
yang dibentuk berdasarkan peraturan perundang-undangan.
14. Pengelola Geodiversity Site secara jangka panjang diarahkan untuk dapat dikelola oleh kelompok masyarakat
setempat dan/atau Badan Usaha Milik Kalurahan.
45
46. 15. Kelompok masyarakat setempat dapat berbentuk Kelompok Sadar Wisata atau Kelompok Sadar Lingkungan
atau Kelompok Pecinta Alam, yang berbadan hukum sebagaimana ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
16. Pengelola Geodiversity Site yang lahan pada zona inti Geodiversity Site dan zona penyangga Geodiversity Site
berstatus Tanah Kasultanan dan/atau Tanah Kadipaten dikoordinasikan dengan Kasultanan dan/atau
Kadipaten.
17. Pengusulan Geodiversity Site sebagai kandidat Geosite yang berada dalam satu wilayah Kabupaten diusulkan
oleh Bupati.
18. Pengusulan Geodiversity Site sebagai kandidat Geosite yang berada dalam daerah perbatasan antar
Kabupaten dan lebih dari satu wilayah Kabupaten diusulkan oleh Gubernur.
19. Gubernur dapat mengusulkan sekaligus Geodiversity Site sebagai kandidat Geosite yang berada dalam satu
wilayah Kabupaten dan Geodiversity Site sebagai kandidat Geosite yang berada dalam daerah perbatasan
antar Kabupaten dan lebih dari satu wilayah Kabupaten.
20. Pengusulan Geodiversity Site sebagai kandidat Geosite dilakukan sebagaimana peraturan perundang-
undangan yang berlaku. 46