4. GAS BUANG
• Gas hasil pembakaran di dalam mesin dan dikeluarkan melalui
saluran pembuangan (knalpot)
• Gas buang: CO2, H2O, O2, HC, CO, NOx, Pb, SOx dll
• Emisi: HC (Hydro Carbon), CO (Carbon Monoxide), NOx (Nitrogen
Oxide)
5. BLOW-BY GAS
• Gas yang lolos kedalam ruang engkol melalui celah antara ring piston
dan silinder ketika terjadi langkah kompresi.
• Berupa gas Hydrocarbon (HC)
• Bila dibiarkan didalam engkol bisa merusak kualitas oli
• Dimasukkan lagi kedalam ruang bakar melalui PCV valve
6. EVAPORATED FUEL
• Penguapan bensin dari dalam tangki maupun ruang pelampung
dalam karburator
• Berupa gas Hydrocarbon (HC)
• Bisa dimasukkan kedalam saluran intake untuk dibakar didalam
mesin melalui EVAP system
7.
8. CO (Carbon Monoxide)
• Tidak berwarna dan tidak berbau namun sangat beracun,
• Terjadi karena tidak cukup oksigen dalam proses pembakaran
• Disebabkan karena campuran gemuk; putaran idle terlalu
rendah, air cleaner kotor, penyetelan campuran salah,
pelampung terlalu tinggi dll
• Motor bakar adalah salah satu sumber utama penghasil gas
CO, sejumlah 54% dari seluruh emisi gas CO.
• Mesin yang bekerja pada suhu rendah akan menghasilkan
gas beracun ini dalam jumlah yang sangat signifikan.
9. CO (Carbon Monoxide)
• CO yang dilepaskan ke atmosfer akan mengurangi suplai OH
(Hydroxyl radical) yaitu agen pembersih alami atmosfer.
Akibatnya, CO ikut andil dalam peningkatan methane,
sebagian halogenated CFC’s dan pembentukan ozon pada
kondisi NOx tertentu.
• Gas CO mengurangi kemampuan darah untuk mengikat
oksigen dan perokok, penderita sakit jantung dan penderita
anemia sangat sensitif terhadap CO.
• Pengurangan daya tahan terhadap infeksi saluran pernafasan
pada anak kecil dan orang dewasa.
10. HC (Hydrocarbon)
• Beraroma seperti uap bahan bakar, pedih di mata dan
menyebabkan iritasi jalan pernafasan
• Emisi HC yang berlebihan berarti banyak bahan bakar yang
terbuang percuma
• Terjadi manakala; timing pengapian tidak tepat, valve
clearence tidak tepat, busi tidak bagus, kabel busi bocor,
kompresi tidak bagus dll
• Hidrokarbon ada bermacam-macam group diversi kimia
dari kompon, non methane hidrokarbon dan volatile
organic compound (VOC) adalah sangat dominan dalam
pembentukan ozone (O3). VOC mempunyai satu atom
karbon dan sangat mudah menguap.
11. HC (Hydrocarbon)
• HC secara alamiah ada dalam minyak mentah dan seperti
timbal bisa digunakan sebagai peningkat angka oktan,
Octane enhancers mencegah bahan bakar terbakar
prematur yang bisa merusakkan mesin.
• HC bersifat carcinogenic, berbau tajam, terasa pedih bila
bersentuhan dengan mata.
• Kepekatan HC yang tinggi akan merusak sistem
pernapasan (tenggorokan), terutama yang beracun
adalah Benzena dan Toluene, menyebabkan batuk,
bronkitis dan kanker paru-paru.
• VOC meningkatkan pembentukan ozon.
• Reaksi bersama HC dan NOx di udara akan membentuk
kabut kimia yang disebut dengan fenomena
photochemical smog
12. Nox (Nitogen Oxide)
• Hasil reaksi antara N2 dan O2 dalam temperatur yang tinggi, akibat dari
tekanan kompresi yang tinggi atau campuran yang kurus
• Makin tinggi temperature mesin maka NOx juga semakin tinggi
• Berbau tidak sedap dan mengakibatkan iritasi mata dan hidung
13. Nox (Nitogen Oxide)
• NO2 bereaksi dengan air membentuk nitrat NO3 yang
mengakibatkan terjadinya hujan asam.
• NO2 memnyebabkan korosi pada metal dan degradasi textil,
karet dan polyurethane.
• NO2 juga menmenghambat pertumbuhan sayur-sayuran.
• NO2 juga mempengaruhi pembentukan ozone pada tingkat
rendah.
• NO2 menyebabkan pengurangan ozone (O3 pada stratosfir
bumi.
14. Nox (Nitogen Oxide)
• Nitogen Oksida adalah komponen terbesar dalam NOx dan
dioksidasikan menjadi nitrogen dioksida (NO2).
• Dengan bantuan Hidrocarbon (HC) dan sinar matahari. NO2
bereaksi dengan hidrokarbon (HC) membentuk ozon (O3) atau
bereaksi dengan air (H2O) membentuk nitrat (NO3), nitrat
inilah sebagai sumber terbesar penyebab terjadinya hujan
asam
• Berbau
• Meningkatkan sensitivitas bagi penderita asma dan bronkitis
(mudah kambuh)
• NO2 adalah iritan pada paru-paru, pada konsentrasi yang
tinggi dapat menyebabkan pulmonary edema.
• Mengurangi daya tahan terhadap infeksi pernafasan pada
anak-anak dan dewasa.
15. SOx (Sulfur Oksida)
•Korosif terhadap metal
•Iritasi sistem membran pernafasan dan
peradangan saluran udara, yang
selanjutnya menyebabkan bronchitis
16. SOx (Sulfur Oksida)
•Sulfur dioksida (SO2) di udara sebagian besar
berasal dari sumber tidak bergerak yang
menggunakan bahan bakar batubara dan oli,
pemrosesan pulp dan kertas, dan peleburan metal
non besi.
•Sulfur dioksida (SO2) juga dihasilkan oleh
pembakaran bensin dan solar pada kendaraan.
•Pada konsentrasi yang tinggi, SO2 dapat
mengganggu pernapasan dan memperburuk
penyakit saluran pernapasan dan penyakit
cardiovascular.
17. SOx (Sulfur Oksida)
• Meningkatkan sensitivitas pada penderita asthma, bronchitis
atau emphysema, baik anak kecil maupun dewasa.
• SO2 juga menyebabkan kerusakan pada daun dan pepohonan
dan juga agricultural.
•Sulfur dioksida (SO2 dan oksida sulfur yang lain
dengan oksigen akan membentuk sulfate dan dengan
uap air (H2O) membentuk sulfur aerosol dan sulfuric
acid (asam belerang). Asam tersebut akan
mengakibatkan iritasi sistem pernafasan pada
manusia dan binatang dan membunuh tumbuhan.
Partikel sulfur juga mengurangi tingkat visibilitas
udara.
18. Pb (Timbal)
•Berbau & berwarna hitam pekat
•Menyebabkan kerusakan ginjal, hati,
lambung dan gangguan kesuburan,
perkembangan otak
19. Suspended Particulates (PM10 )
• Suspended particulates adalah partikel kecil dari bahan padat
dan cair yang ada dalam emisi pembakaran bahan bakar.
• Jumlah partikulat yang sangat significan tinggi didapatkan
pada emisi pembakaran diesel.
• Mengurangi kemampuan pandangan
• Kerusakan fisik (korosi) pada bangunan
• Partikel kecil bisa masuk kedalam paru-paru dan
menyebabkan infeksi saluran pernafasan
• Partikel beracun bisa masuk kedalam sistem peredaran
darah.
• Berbagai macam akibat dari berbagai jenis partikulat
20. Carbon Dioxide (CO2)
• CO2 adalah gas yang berasal dari pembentukan material,
pernafasan tumbuhan, binatang, manusia dan alam serta
pembakaran material dan bahan bakar minyak oleh manusia.
• Sejak revolusi industri, siklus kehidupan melepaskan dan
menyerap CO2 ke/dari atmosfir menjadi tidak seimbang
sehingga peningkatan produksi CO2 oleh ulah manusia yang
menjadi penyebab terjadinya pemanasan global.
• Dampak tidak langsung dari CO2 adalah kematian
sehubungan dengan gelombang panas, musim & cuaca yang
dramatis, meningkatkan perpindahan vector borne dan
penyakit infeksi
• CO2 adalah gas yang memberikan kontribusi sangat besar
pada pemanasan global
21. Ozon (O3)
• Ozon terbentuk ketika NOx dan VOC bersatu di udara dalam
sengatan sinar matahari.
• Mengurangi produktivitas pertanian seperti kedelai, tomat,
kentang dan jagung
• Menghambat pertumbuhan pohon seperti spruce, yellow pine
and sugar maple
• Lapisan ozon adalah penyebab terjadinya pemanasan global.
• Mengurangi fungsi paru-paru
• Iritasi mata
• Mengurangi fungsi kekebalan tubuh
• Untuk jangka panjang memungkinkan terjadinya penyakit
paru-paru kronis
22. GAS BUANG MOTOR DIESEL
• Partikulat
• Residu karbon
• Pelumas tidak terbakar
• Sulfat
• Lain-lain
Others
15%
Unburnt oil/fuel
40%
Residual
31%
Sulfur
14%
HC
7%
CO2, NOx,
CO
8%
23.
24. PARTIKULAT
• Gas buang mesin diesel sebagian besar berupa partikulat dan
berada pada dua fase yang berbeda, namun saling menyatu, yaitu:
• fase padat, terdiri dari residu/kotoran, abu, bahan aditif, bahan korosif,
keausan metal;
• fase cair, terdiri dari minyak pelumas tak terbakar.
25. PARTIKULAT
• Gas buang yang berbentuk cair akan meresap ke dalam
fase padat, gas ini disebut partikel. Partikel-partikel
tersebut berukuran mulai dari 100 mikron hingga kurang
dari 0,01 mikron. Partikulat yang berukuran kurang dari 10
mikron memberikan dampak terhadap visibilitas udara
karena partikulat tersebut akan memudarkan cahaya.
• Berdasarkan ukurannya, partikel dikelompokkan menjadi
tiga, sebagai berikut:
• 0,0110 m disebut partikel smog/kabut/asap;
• 1050 m disebut dust/debu;
• 50100 m disebut ash/abu.
26. RESIDU KARBON
• Partikulat pada gas buang mesin diesel berasal dari
partikel susunan bahan bakar yang masih berisikan
kotoran kasar (abu, debu). Hal itu dikarenakan
pemrosesan bahan bakarnya kurang baik.
• Bahan bakar diesel di Indonesia banyak mengandung
kotoran, misalnya solar.
• Biasanya solar tidak berwarna atau bening, namun yang
ada di sini pasti berwarna agak gelap. Ini menandakan
adanya kotoran dalam bahan bakar.
• Dengan demikian, pada saat terjadi pembakaran, kotoran
tersebut terurai dari susunan partikel yang lain dan tidak
terbakar. Semakin banyak residu dalam bahan bakar---
dengan mesin secanggih apa pun---akan dihasilkan gas
buang dengan kepulan asap hitam.
27. PELUMAS TIDAK TERBAKAR
•Komponen ini penyumbang terbesar dalam gas
buang, sebesar 40% berasal dari minyak pelumas
dalam silinder yang tidak terbakar selama proses
pembakaran. Komponen ini menyumbangkan
asap berwarna keputih-putihan. Semakin banyak
minyak pelumas yang ikut dalam proses
pembakaran, semakin banyak warna putih dalam
gas buang.
•Minyak pelumas yang tidak terbakar tersebut
mengandung susunan karbon (C dan H).
28. SULFAT
•Sulfur pada bahan bakar yang berasal dari fosil
berbentuk sulfur organik dan nonorganik.
Pembakaran pada mesin diesel dengan
menggunakan bahan bakar fosil akan
menghasilkan sulfur dioksida (SO2) dan sulfur
trioksida (SO3) dengan perbandingan 30:1.
Berarti, sulfur dioksida merupakan bagian yang
sangat dominan dalam gas buang diesel.
•Sulfur dioksida yang ada di udara, jika bertemu
dengan uap air akan membentuk susunan
molekul asam. Jika hal ini dibiarkan, bisa terjadi
hujan asam yang sangat merugikan.
29. LAIN - LAIN
•Gas buang diesel (8%) merupakan kumpulan dari
bermacam-macam gas beracun, di antaranya CO,
HC, CO2, dan NOx. Gas buang tersebut meskipun
hanya dalam jumlah yang kecil (8%) tetap
memberikan andil dalam pencemaran udara.
•Gas beracun itu bisa dikurangi dengan membuat
proses pembakaran di dalam mesin menjadi lebih
sempurna. Caranya dengan meningkatkan
kemampuan kompresi dan injeksi bahan bakar
yang tepat waktu dan jumlah dengan bahan bakar
yang lebih sesuai.
30. BAHAN BAKAR TIDAK TERBAKAR
•Bahan bakar yang tidak terbakar setelah proses
pembakaran ada 7% dari seluruh gas buang
diesel.
•Bahan bakar yang tidak terbakar ini berupa
karbon (C) yang terpisah dari HC akibat
perengkahan selama terjadi pembakaran.
•Semakin banyak bahan bakar tidak terbakar yang
keluar, semakin hitam warna asap gas buang
yang dikeluarkan oleh mesin.