SlideShare a Scribd company logo
1 of 19
PENGUJIAN KADAR GAS
UDARA AMBIEN SO2 PADA
INDUSTRI BATUBARA X
Oleh Alifia Putri Milenia (J410221217)
Latar Belakang
◦ Penggunaan batubara sebagai bahan bakar pengoperasian PLTU menghasilkan polutan dan dapat mencemari
lingkungan dan merusak kesehatan manusia apabila polutan tersebut dihirup setiap hari. Emisi yang
dihasilkan dari PLTU sangat dipengaruhi oleh kualitas batubara yang digunakan sebagai bahan bakar.
Bilamana SO2 bereaksi dengan air di atmosfir menghasilkan asam sulfat yang dapat mengakibatkan hujan
asam yang berpengaruh buruk terhadap vegetasi dan ekosistem air, juga dapat merusak material bangunan,
seperti besi-besi baja, beton, dan batu-batuan.
◦ Berdasarkan dari uraian di atas, penelitian ini mengkaji kandungan gas SO2 pada udara ambien akibat
pembakaran batubara di Industri Batubara X
RUMUSAN MASALAH
◦ Bagaimana kandungan gas SO2 pada udara
ambien akibat pembakaran batubara di Industri
Batubara X?
TUJUAN
◦ Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk
mengetahui kandungan gas SO2 SO2 pada
udara ambien akibat pembakaran batubara di
Industri Batubara X.
Sumber Daya Udara
◦ Udara merupakan salah satu unsur alam yang pokok bagi makhluk hidup yang ada di muka bumi terutama manusia. Tanpa udara
yang bersih maka manusia akan terganggu terutama kesehatannya yang pada akhirnya dapat menyebabkan kematian. Udara
dikatakan “normal” dan dapat mendukung kehidupan manusia apabila komposisinya seperti tersebut dalam table di bawah ini.
Sedangkan apabila terjadi penambahan gas-gas lain yang menimbulkan gangguan serta perubahan komposisi tersebut, maka
dikatakan udara sudah tercemar/terpolusi.
◦ Kualitas udara ambien dari suatu daerah ditentukan oleh daya dukung alam daerah tersebut serta jumlah sumber pencemaran atau
beban pencemaran dari sumber yang ada di daerah tersebut. Zat-zat yang dikeluarkan oleh sumber pencemar ke udara dan dapat
mempengaruhi kualitas udara antara lain gas Nitrogen Oksida (NOx), Sulfur Dioksida (SO2), debu serta kandungan Timah Hitam
(Pb) dalam debu.
Pencemaran Udara
◦ Pencemaran udara terjadi apabila mengandung satu macam atau lebih bahan pencemar diperoleh dari hasil proses kimiawi seperti
gas-gas CO, CO2, SO2, SO3, gas dengan konsentrasi tinggi atau kondisi fisik seperti suhu yang sangat tinggi bagi ukuran manusia,
hewan, dan tumbuh-tumbuhan. Adanya gas-gas dan partikulat-partikulat tersebut, baik yang diperoleh secara alami dari gunung
berapi, pelapukan tumbuh-tumbuhan, ledakan gunung berapi dan kebakaran hutan, maupun yang diperoleh dari kegiatan manusia
ini akan mengganggu siklus yang ada di udara dan dengan sendirinya akan mengganggu sistem keseimbangan dinamik di udara,
sehingga dapat menyebabkan terjadinya pencemaran udara.
◦ WHO menetapkan empat tingkatan pencemaran sebagai berikut:
◦ Pencemaran tingkat pertama : yaitu pencemaran yang tidak menimbulkan kerugian bagi manusia.
◦ Pencemaran tingkat kedua : yaitu pencemaran yang mulai menimbulkan kerugian bagi manusia seperti terjadinya iritasi pada indra kita.
◦ Pencemaran tingkat ketiga : yaitu pencemaran yang sudah dapat bereaksi pada faal tubuh dan menyebabkan terjadinya penyakit yang
kronis.
◦ Pencemaran tingkat keempat: yaitu pencemaran yang telah menimbulkan sakit akut dan kematian bagi manusia maupun hewan dan tumbuh-
tumbuhan
Sulfur Dioksida (SO2)
◦ Belerang Oksida atau sering ditulis dengan SOx terdiri atas gas sulfur dioksida (SO2) dan gas sulfur trioksida (SO3) yang keduanya
mempunyai sifat berbeda. Pada dasarnya semua sulfur yang memasuki atmosfer diubah dalam bentuk SO2 dan hanya 1%-2% saja
sebagai SO3. Gas SO2 berbau tajam dan tidak mudah terbakar. Gas SO2 yang berada di atmosfer menyebabkan iritasi saluran
pernapasan dan kenaikan sekresi mucous. Orang yang mempunyai pernapasan lemah sangat peka terhadap kandungan SO2 yang
tinggi di atmosfer. Dengan konsentrasi 500 ppm, SO2 dapat menyebabkan kematian pada manusia.
◦ Pencemaran SO2 di udara berasal dari sumber alamiah maupun sumber buatan. Sumber alamiah adalah gunung-gunung berapi.
pembusukan bahan organik oleh mikroba, dan reduksi sulfat secara biologis. Proses pembusukan akan menghasilkan H2S yang
akan cepat berubah menjadi SO2. Sumber SO2 buatan adalah pembakaran bahan bakar minyak, gas, dan terutama batu bara yang
mengandung sulfur tinggi. Gas buangan hasil pembakaran biasanya mengandung gas SO2 lebih banyak daripada SO3.
Dampak Sulfur Oksida
◦ Pengaruh Terhadap Tanaman
Kerusakan tanaman oleh SO2 dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu konsentrasi SO2 dan waktu kontak. Kerusakan tiba-tiba (akut)
terjadi jika terjadi kontak dengan SO2 pada konsentrasi tinggi dalam waktu sebentar, dengan gejala beberapa bagian daun menjadi
kering dan mati, dan biasanya warnanya memucat. Kontak dengan SO2 pada konsentrasi rendah dalam waktu lama menyebabkan
kerusakan kronis, yang ditandai dengan menguningnya warna daun karena terhambatnya mekanisme pembentukan klorofil.
◦ Pengaruh Terhadap Manusia
SO2 dikenal sebagai gas yang tidak berwarna bersifat iritan kuat bagi kulit dan selaput lendir, pada konsentrasi 6-12 ppm. SO2 mudah
diserap oleh selaput lendir, saluran pernapasan bagian atas (tidak lebih dalam daripada larynx). Dalam kadar rendah, SO2 dapat
menimbulkan spasme temporer otot-otot polos pada bronkiolus. Spasme ini dapat lebih hebat pada keadaan dingin. Pada konsentrasi
yang lebih besar, terjadi produksi lendir di saluran pernapasan bagian atas, dan apabila kadar SO2 bertambah tinggi lagi, maka akan
terjadi reaksi peradangan yang hebat pada selaput lender.
Dampak Sulfur Oksida
◦ Pengaruh Terhadap Bahan Lain
Salah satu pengaruh SO2 terhadap bahan lain adalah terhadap cat, di mana waktu pengeringan dan pengerasan beberapa cat
meningkat jika mengalami kontak dengan SO2. Beberapa film cat menjadi lunak dan rapuh jika dikeringkan dengan adanya SO2.
Kecepatan korosi kebanyakan metal, terutama besi, baja dan seng, dirangsang pada kondisi lingkungan yang terpolusi SO2. Gedung-
gedung yang mempunyai arti sejarah, patung-patung bernilai seni dapat rusak karena SO2, mudah menjadi H₂SO, yang sangat korosif.
Baku Mutu Kualitas Udara Ambien
◦ Peraturan yang ada di Indonesia saat ini mengatur pengelolaan lingkungan secara umum dan dikenal sebagai
Peraturan Pemerintah RI No. 22 tahun 2021 tentang penyelenggaraan perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup.
◦ Untuk parameter sulfur dioksida (SO2), dalam waktu pengkuran 1 jam baku mutunya adalah sebesar 150
µg/Nm3. Sedangkan, untuk waktu pengukuran 24 jam, baku mutunya adalah 75 µg/Nm3. Dan untuk waktu
pengukuran 1 tahun, baku mutunya adalah 45 µg/Nm3.
Metode
◦ Mengacu pada SNI 7119-7:2017, Udara ambien – Bagian 7: Cara uji kadar sulfur dioksida (SO2) dengan
metoda pararosanilin menggunakan spektrofotometer.
◦ Gas sulfur dioksida (SO2) diserap dalam larutan penjerap tetrakloromerkurat membentuk senyawa kompleks
diklorosulfonatomerkurat. Dengan menambahkan larutan pararosanilin dan formaldehida ke dalam senyawa
diklorosulfonatomerkurat maka terbentuk senyawa pararosanilin metil sulfonat yang berwarna ungu.
Konsentrasi larutan di ukur pada panjang gelombang 550 nm.
Bahan
◦ Larutan penjerap tetrakloromerkurat (TCM)
0,04 M
◦ Larutan induk natrium metabisulfit (Na2S2O5)
◦ Larutan standar natrium metabisulfit
(Na2S2O5)
◦ Larutan induk iod (I2) 0,1 N
◦ Larutan iod 0,01 N
◦ Larutan indikator kanji
◦ Larutan asam klorida (HCl) (1+10)
◦ Larutan induk natrium tiosulfat (Na2S2O3) 0,1 N
◦ Larutan Na2S2O3 0,01 N
◦ Larutan asam klorida (HCl) 1 M
◦ Larutan asam sulfamat (NH2SO3H) 0,6 %b/v
◦ Larutan asam fosfat (H3PO4) 3 M
◦ Larutan induk pararosanilin hidroklorida
(C19H17N3·HCl) 0,2 %
Bahan
◦ Penentuan kemurnian pararosaniline
𝑀 =
𝐴 × 21,3
𝑊
◦ Larutan kerja pararosaniline
◦ Larutan formaldehida (HCHO) 0,2%v/v
◦ Larutan penyangga asetat 1 M (pH = 4,74)
Alat
◦ peralatan pengambilan contoh uji SO2;
◦ labu ukur 25 mL; 50 mL; 100 mL; 250 mL; 500
mL dan 1.000 mL;
◦ pipet volumetrik;
◦ gelas ukur 100 mL;
◦ gelas piala 100 mL; 250 mL; 500 mL dan 1.000
mL;
◦ spektrofotometer sinar tampak dilengkapi kuvet;
◦ timbangan analitik dengan ketelitian 0,1mg;
◦ buret 50 mL;
◦ labu erlenmeyer asah bertutup 250 mL;
◦ oven;
◦ kaca arloji;
◦ termometer;
◦ barometer;
◦ pengaduk; dan
◦ botol reagen
Perhitungan
◦ Konsentrasi SO2 di dalam udara ambien
◦ Konsentrasi SO2 dalam contoh uji dapat
dihitung dengan rumus sebagai berikut:
𝐶 =
𝑎
𝑉
× 1000
Keterangan:
◦ C adalah konsentrasi SO2 di udara
(µg/Nm3);
◦ a adalah adalah jumlah SO2 dari contoh
uji dengan melihat kurva kalibrasi (µg);
◦ V adalah volume udara pada kondisi
normal (L);
◦ 1.000 adalah konversi liter (L) ke m3.
Hasil dan Pembahasan
◦ Hasil perhitungan konsentrasi polutan emisi SO2 di industri batubara X menunjukkan hasil sebesar 500 µg/Nm3 per 24 jam. Nilai
ini berada jauh di atas baku mutu udara ambien berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 22 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Baku mutu mengatur kadar maksimum SO2 di udara ambien
adalah 75 µg/Nm3 per 24 jam. Perhitungan ini diperoleh menggunakan metode pararosanilin menggunakan spektrofotometer.
◦ Beberapa metode yang dapat dilakukan untuk mengurangi dan mengontrol emisi SO2
◦ Penggunaan bahan bakar bersulfur rendah.
◦ Substitusi sumber energi lainnya untuk bahan pembakaran.
◦ Penghilangan sulfur dari bahan bakar sebelum pembakaran.
◦ Penghilangan SO2 dari gas buangan.
Simpulan
◦ Berdasarkan penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa kualitas udara ambien SO2 tidak memenuhi
standar baku mutu udara ambien yang didasarkan pada peraturan pemerintah RI nomor 22 tahun 2021
tentang penyelenggaraan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. konsentrasi polutan emisi SO2 di
industri batubara X menunjukkan hasil sebesar 500 µg/Nm3 dalam waktu 24 jam. Perhitungan ini diperoleh
menggunakan metode pararosanilin menggunakan spektrofotometer.
Saran
◦ Perlu dibentuk suatu badan jawatan yang menangani pencemaran udara secara khusus
◦ Diperlukan tenaga ahli kerekayasaan yang dapat memberi konsultasi tentang perubahan atau pemilihan bahan dan proses industri,
peralatan pembersih udara dan lain-lainnya
◦ Diperlukan tenaga ahli yang dapat melakukan pemantauan fasilitas peralatan laboratorium, sehingga dapat dipastikan bahwa
peraturan dilaksanakan dengan baik
◦ Diperlukan pusat yang dapat menyimpan data serta ahli basis data untuk kegiatan pengendalian kualitas udara
◦ Diperlukan juga tenaga serta sarana untuk memberi penyuluhan, dan pendidikan tentang pencemaran udara.
◦ Diperlukan pencatatan keadaan meteorologi yang memadai, serta komunikasi yang baik antara jawatan meteorologis dengan
industri untuk dapat memberi saran-saran apabila cuaca tidak baik bagi pembuangan gas ke dalam udara
DAFTAR PUSTAKA
◦ Penelitian, A., Julya Halulanga, A., Rosdiana, R., Adami, A. & Dioksida, S. Attribution-NonCommercial 4.0 International.
Some rights reserved Uji Kandungan Gas Sulfur Dioksida (SO 2 ) pada Udara Ambien Akibat Adanya Pembakaran Batubara
PLTU Nii Tanasa, Sulawesi Tenggara KATA KUNCI. vol. 1 (2021).
◦ Sarwono, E., Adnan, F. & Rafi, M. M. PEMODELAN DISPERSI EMISI UDARA SO2 DAN NO2 DENGAN
MENGGUNAKAN PERSAMAAN GAUSSIAN PADA CEROBONG PLTU MUARA JAWA, KABUPATEN KUTAI
KARTANEGARA. Jurnal Teknologi Lingkungan 5, (2021).
◦ Rusydi Arif, M., Erlan Afiuddin, A. & Azis Ramadani, T. Pemodelan Dispersi Emisi SO2 menggunakan Gaussian
Dispersion Model (Studi Kasus Cerobong PLTU Kabupaten Probolinggo). Jurnal Ecolab 14, 137–145 (2020).
◦ Sucipto, C. D. Kesehatan Lingkungan. (Gosyen Publishing, 2019).
◦ Arifin, Z. & Sukoco. Pengendalian Polusi Kendaraan. (Penerbit Alfabeta, 2009).
◦ Sumantri, A. Kesehatan Lingkungan. (Kencana, 2017).
DAFTAR PUSTAKA
◦ Machdar, I. Pengantar Pengendalian Pencemaran: Pencemaran Air, Pencemaran Udara, dan Kebisingan.
(Penerbit Deepublish, 2018).
◦ Fardiaz, S. Polusi Air dan Udara. (Penerbit Kanisius, 2003).
◦ Soemirat, J. Kesehatan Lingkungan. (Gadjah Mada University Press , 2018).
◦ Nasional, B. S. Udara ambien-Bagian 7: Cara uji kadar sulfur dioksida (SO 2 ) dengan metoda
pararosanilin menggunakan spektrofotometer. www.bsn.go.id (2017).
◦ Sasmita, A., Andrio, D. & Nopita, R. DISPERSI SO2 DAN NO2 DARI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA
UAP TEMBILAHAN, RIAU. JURNAL ENVIROTEK 13, (2021).
◦ Assegaf, A. H. Gas Dispersion Modeling from the Chimney Power Plant Pasquil-Gaussian Model. Jurnal
Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (Journal of Natural Resources and Environmental
Management) 8, 414–419 (2018).

More Related Content

Similar to KADAR SO2 UDARA AMBIEN INDUSTRI BATUBARA

Acid rain ( hujan asam )
Acid rain ( hujan asam )Acid rain ( hujan asam )
Acid rain ( hujan asam )Eko Supriyadi
 
Mesin andianto
Mesin andiantoMesin andianto
Mesin andiantoRus Dhy
 
Dampak penggunaan minyak bumi
Dampak penggunaan minyak bumiDampak penggunaan minyak bumi
Dampak penggunaan minyak bumiKholida Handayani
 
Health Talk polusi udara.pptx, polusi udara
Health Talk polusi udara.pptx, polusi udaraHealth Talk polusi udara.pptx, polusi udara
Health Talk polusi udara.pptx, polusi udaraAdityaPrambudhi1
 
Silvika_Pencemaran_Udara_2.ppt
Silvika_Pencemaran_Udara_2.pptSilvika_Pencemaran_Udara_2.ppt
Silvika_Pencemaran_Udara_2.pptBaim Baim
 
Pencemaran hujan asam dan efek rumah kaca
Pencemaran hujan asam dan efek rumah kacaPencemaran hujan asam dan efek rumah kaca
Pencemaran hujan asam dan efek rumah kacaAnnisa Monitha
 
Materi perkuliahan kimia sekitar kita - kimia di atmosfer
Materi perkuliahan kimia sekitar kita - kimia di atmosferMateri perkuliahan kimia sekitar kita - kimia di atmosfer
Materi perkuliahan kimia sekitar kita - kimia di atmosferaditya rakhmawan
 
Sains Tingkatan 1 ; Pencemaran Udara
Sains Tingkatan 1 ; Pencemaran UdaraSains Tingkatan 1 ; Pencemaran Udara
Sains Tingkatan 1 ; Pencemaran Udaratypo jungkook
 
Powerpoint Biologi SMA Kelas 12 Pencemaran Udara
Powerpoint Biologi SMA Kelas 12 Pencemaran UdaraPowerpoint Biologi SMA Kelas 12 Pencemaran Udara
Powerpoint Biologi SMA Kelas 12 Pencemaran Udaramandika68
 
Pengetahuan lingkungan industri polutan udara
Pengetahuan lingkungan industri   polutan udaraPengetahuan lingkungan industri   polutan udara
Pengetahuan lingkungan industri polutan udaraWildan Wafiyudin
 

Similar to KADAR SO2 UDARA AMBIEN INDUSTRI BATUBARA (20)

Geografi presentasi
Geografi presentasiGeografi presentasi
Geografi presentasi
 
Polusi Udara
Polusi UdaraPolusi Udara
Polusi Udara
 
Udara
UdaraUdara
Udara
 
Acid rain ( hujan asam )
Acid rain ( hujan asam )Acid rain ( hujan asam )
Acid rain ( hujan asam )
 
Mesin andianto
Mesin andiantoMesin andianto
Mesin andianto
 
Dampak penggunaan minyak bumi
Dampak penggunaan minyak bumiDampak penggunaan minyak bumi
Dampak penggunaan minyak bumi
 
Health Talk polusi udara.pptx, polusi udara
Health Talk polusi udara.pptx, polusi udaraHealth Talk polusi udara.pptx, polusi udara
Health Talk polusi udara.pptx, polusi udara
 
Silvika_Pencemaran_Udara_2.ppt
Silvika_Pencemaran_Udara_2.pptSilvika_Pencemaran_Udara_2.ppt
Silvika_Pencemaran_Udara_2.ppt
 
Hujan asam
Hujan asamHujan asam
Hujan asam
 
Toksik ozon
Toksik ozonToksik ozon
Toksik ozon
 
New sulfida oksidan
New sulfida oksidanNew sulfida oksidan
New sulfida oksidan
 
Polutan udara
Polutan udaraPolutan udara
Polutan udara
 
Pencemaran hujan asam dan efek rumah kaca
Pencemaran hujan asam dan efek rumah kacaPencemaran hujan asam dan efek rumah kaca
Pencemaran hujan asam dan efek rumah kaca
 
Pencemaran Udara
 Pencemaran Udara Pencemaran Udara
Pencemaran Udara
 
Materi perkuliahan kimia sekitar kita - kimia di atmosfer
Materi perkuliahan kimia sekitar kita - kimia di atmosferMateri perkuliahan kimia sekitar kita - kimia di atmosfer
Materi perkuliahan kimia sekitar kita - kimia di atmosfer
 
Sains Tingkatan 1 ; Pencemaran Udara
Sains Tingkatan 1 ; Pencemaran UdaraSains Tingkatan 1 ; Pencemaran Udara
Sains Tingkatan 1 ; Pencemaran Udara
 
Powerpoint Biologi SMA Kelas 12 Pencemaran Udara
Powerpoint Biologi SMA Kelas 12 Pencemaran UdaraPowerpoint Biologi SMA Kelas 12 Pencemaran Udara
Powerpoint Biologi SMA Kelas 12 Pencemaran Udara
 
PENCEMARAN.pptx
PENCEMARAN.pptxPENCEMARAN.pptx
PENCEMARAN.pptx
 
Tugas makalah bhs
Tugas makalah bhsTugas makalah bhs
Tugas makalah bhs
 
Pengetahuan lingkungan industri polutan udara
Pengetahuan lingkungan industri   polutan udaraPengetahuan lingkungan industri   polutan udara
Pengetahuan lingkungan industri polutan udara
 

KADAR SO2 UDARA AMBIEN INDUSTRI BATUBARA

  • 1. PENGUJIAN KADAR GAS UDARA AMBIEN SO2 PADA INDUSTRI BATUBARA X Oleh Alifia Putri Milenia (J410221217)
  • 2. Latar Belakang ◦ Penggunaan batubara sebagai bahan bakar pengoperasian PLTU menghasilkan polutan dan dapat mencemari lingkungan dan merusak kesehatan manusia apabila polutan tersebut dihirup setiap hari. Emisi yang dihasilkan dari PLTU sangat dipengaruhi oleh kualitas batubara yang digunakan sebagai bahan bakar. Bilamana SO2 bereaksi dengan air di atmosfir menghasilkan asam sulfat yang dapat mengakibatkan hujan asam yang berpengaruh buruk terhadap vegetasi dan ekosistem air, juga dapat merusak material bangunan, seperti besi-besi baja, beton, dan batu-batuan. ◦ Berdasarkan dari uraian di atas, penelitian ini mengkaji kandungan gas SO2 pada udara ambien akibat pembakaran batubara di Industri Batubara X
  • 3. RUMUSAN MASALAH ◦ Bagaimana kandungan gas SO2 pada udara ambien akibat pembakaran batubara di Industri Batubara X? TUJUAN ◦ Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui kandungan gas SO2 SO2 pada udara ambien akibat pembakaran batubara di Industri Batubara X.
  • 4. Sumber Daya Udara ◦ Udara merupakan salah satu unsur alam yang pokok bagi makhluk hidup yang ada di muka bumi terutama manusia. Tanpa udara yang bersih maka manusia akan terganggu terutama kesehatannya yang pada akhirnya dapat menyebabkan kematian. Udara dikatakan “normal” dan dapat mendukung kehidupan manusia apabila komposisinya seperti tersebut dalam table di bawah ini. Sedangkan apabila terjadi penambahan gas-gas lain yang menimbulkan gangguan serta perubahan komposisi tersebut, maka dikatakan udara sudah tercemar/terpolusi. ◦ Kualitas udara ambien dari suatu daerah ditentukan oleh daya dukung alam daerah tersebut serta jumlah sumber pencemaran atau beban pencemaran dari sumber yang ada di daerah tersebut. Zat-zat yang dikeluarkan oleh sumber pencemar ke udara dan dapat mempengaruhi kualitas udara antara lain gas Nitrogen Oksida (NOx), Sulfur Dioksida (SO2), debu serta kandungan Timah Hitam (Pb) dalam debu.
  • 5. Pencemaran Udara ◦ Pencemaran udara terjadi apabila mengandung satu macam atau lebih bahan pencemar diperoleh dari hasil proses kimiawi seperti gas-gas CO, CO2, SO2, SO3, gas dengan konsentrasi tinggi atau kondisi fisik seperti suhu yang sangat tinggi bagi ukuran manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan. Adanya gas-gas dan partikulat-partikulat tersebut, baik yang diperoleh secara alami dari gunung berapi, pelapukan tumbuh-tumbuhan, ledakan gunung berapi dan kebakaran hutan, maupun yang diperoleh dari kegiatan manusia ini akan mengganggu siklus yang ada di udara dan dengan sendirinya akan mengganggu sistem keseimbangan dinamik di udara, sehingga dapat menyebabkan terjadinya pencemaran udara. ◦ WHO menetapkan empat tingkatan pencemaran sebagai berikut: ◦ Pencemaran tingkat pertama : yaitu pencemaran yang tidak menimbulkan kerugian bagi manusia. ◦ Pencemaran tingkat kedua : yaitu pencemaran yang mulai menimbulkan kerugian bagi manusia seperti terjadinya iritasi pada indra kita. ◦ Pencemaran tingkat ketiga : yaitu pencemaran yang sudah dapat bereaksi pada faal tubuh dan menyebabkan terjadinya penyakit yang kronis. ◦ Pencemaran tingkat keempat: yaitu pencemaran yang telah menimbulkan sakit akut dan kematian bagi manusia maupun hewan dan tumbuh- tumbuhan
  • 6. Sulfur Dioksida (SO2) ◦ Belerang Oksida atau sering ditulis dengan SOx terdiri atas gas sulfur dioksida (SO2) dan gas sulfur trioksida (SO3) yang keduanya mempunyai sifat berbeda. Pada dasarnya semua sulfur yang memasuki atmosfer diubah dalam bentuk SO2 dan hanya 1%-2% saja sebagai SO3. Gas SO2 berbau tajam dan tidak mudah terbakar. Gas SO2 yang berada di atmosfer menyebabkan iritasi saluran pernapasan dan kenaikan sekresi mucous. Orang yang mempunyai pernapasan lemah sangat peka terhadap kandungan SO2 yang tinggi di atmosfer. Dengan konsentrasi 500 ppm, SO2 dapat menyebabkan kematian pada manusia. ◦ Pencemaran SO2 di udara berasal dari sumber alamiah maupun sumber buatan. Sumber alamiah adalah gunung-gunung berapi. pembusukan bahan organik oleh mikroba, dan reduksi sulfat secara biologis. Proses pembusukan akan menghasilkan H2S yang akan cepat berubah menjadi SO2. Sumber SO2 buatan adalah pembakaran bahan bakar minyak, gas, dan terutama batu bara yang mengandung sulfur tinggi. Gas buangan hasil pembakaran biasanya mengandung gas SO2 lebih banyak daripada SO3.
  • 7. Dampak Sulfur Oksida ◦ Pengaruh Terhadap Tanaman Kerusakan tanaman oleh SO2 dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu konsentrasi SO2 dan waktu kontak. Kerusakan tiba-tiba (akut) terjadi jika terjadi kontak dengan SO2 pada konsentrasi tinggi dalam waktu sebentar, dengan gejala beberapa bagian daun menjadi kering dan mati, dan biasanya warnanya memucat. Kontak dengan SO2 pada konsentrasi rendah dalam waktu lama menyebabkan kerusakan kronis, yang ditandai dengan menguningnya warna daun karena terhambatnya mekanisme pembentukan klorofil. ◦ Pengaruh Terhadap Manusia SO2 dikenal sebagai gas yang tidak berwarna bersifat iritan kuat bagi kulit dan selaput lendir, pada konsentrasi 6-12 ppm. SO2 mudah diserap oleh selaput lendir, saluran pernapasan bagian atas (tidak lebih dalam daripada larynx). Dalam kadar rendah, SO2 dapat menimbulkan spasme temporer otot-otot polos pada bronkiolus. Spasme ini dapat lebih hebat pada keadaan dingin. Pada konsentrasi yang lebih besar, terjadi produksi lendir di saluran pernapasan bagian atas, dan apabila kadar SO2 bertambah tinggi lagi, maka akan terjadi reaksi peradangan yang hebat pada selaput lender.
  • 8. Dampak Sulfur Oksida ◦ Pengaruh Terhadap Bahan Lain Salah satu pengaruh SO2 terhadap bahan lain adalah terhadap cat, di mana waktu pengeringan dan pengerasan beberapa cat meningkat jika mengalami kontak dengan SO2. Beberapa film cat menjadi lunak dan rapuh jika dikeringkan dengan adanya SO2. Kecepatan korosi kebanyakan metal, terutama besi, baja dan seng, dirangsang pada kondisi lingkungan yang terpolusi SO2. Gedung- gedung yang mempunyai arti sejarah, patung-patung bernilai seni dapat rusak karena SO2, mudah menjadi H₂SO, yang sangat korosif.
  • 9. Baku Mutu Kualitas Udara Ambien ◦ Peraturan yang ada di Indonesia saat ini mengatur pengelolaan lingkungan secara umum dan dikenal sebagai Peraturan Pemerintah RI No. 22 tahun 2021 tentang penyelenggaraan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. ◦ Untuk parameter sulfur dioksida (SO2), dalam waktu pengkuran 1 jam baku mutunya adalah sebesar 150 µg/Nm3. Sedangkan, untuk waktu pengukuran 24 jam, baku mutunya adalah 75 µg/Nm3. Dan untuk waktu pengukuran 1 tahun, baku mutunya adalah 45 µg/Nm3.
  • 10. Metode ◦ Mengacu pada SNI 7119-7:2017, Udara ambien – Bagian 7: Cara uji kadar sulfur dioksida (SO2) dengan metoda pararosanilin menggunakan spektrofotometer. ◦ Gas sulfur dioksida (SO2) diserap dalam larutan penjerap tetrakloromerkurat membentuk senyawa kompleks diklorosulfonatomerkurat. Dengan menambahkan larutan pararosanilin dan formaldehida ke dalam senyawa diklorosulfonatomerkurat maka terbentuk senyawa pararosanilin metil sulfonat yang berwarna ungu. Konsentrasi larutan di ukur pada panjang gelombang 550 nm.
  • 11. Bahan ◦ Larutan penjerap tetrakloromerkurat (TCM) 0,04 M ◦ Larutan induk natrium metabisulfit (Na2S2O5) ◦ Larutan standar natrium metabisulfit (Na2S2O5) ◦ Larutan induk iod (I2) 0,1 N ◦ Larutan iod 0,01 N ◦ Larutan indikator kanji ◦ Larutan asam klorida (HCl) (1+10) ◦ Larutan induk natrium tiosulfat (Na2S2O3) 0,1 N ◦ Larutan Na2S2O3 0,01 N ◦ Larutan asam klorida (HCl) 1 M ◦ Larutan asam sulfamat (NH2SO3H) 0,6 %b/v ◦ Larutan asam fosfat (H3PO4) 3 M ◦ Larutan induk pararosanilin hidroklorida (C19H17N3·HCl) 0,2 %
  • 12. Bahan ◦ Penentuan kemurnian pararosaniline 𝑀 = 𝐴 × 21,3 𝑊 ◦ Larutan kerja pararosaniline ◦ Larutan formaldehida (HCHO) 0,2%v/v ◦ Larutan penyangga asetat 1 M (pH = 4,74)
  • 13. Alat ◦ peralatan pengambilan contoh uji SO2; ◦ labu ukur 25 mL; 50 mL; 100 mL; 250 mL; 500 mL dan 1.000 mL; ◦ pipet volumetrik; ◦ gelas ukur 100 mL; ◦ gelas piala 100 mL; 250 mL; 500 mL dan 1.000 mL; ◦ spektrofotometer sinar tampak dilengkapi kuvet; ◦ timbangan analitik dengan ketelitian 0,1mg; ◦ buret 50 mL; ◦ labu erlenmeyer asah bertutup 250 mL; ◦ oven; ◦ kaca arloji; ◦ termometer; ◦ barometer; ◦ pengaduk; dan ◦ botol reagen
  • 14. Perhitungan ◦ Konsentrasi SO2 di dalam udara ambien ◦ Konsentrasi SO2 dalam contoh uji dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: 𝐶 = 𝑎 𝑉 × 1000 Keterangan: ◦ C adalah konsentrasi SO2 di udara (µg/Nm3); ◦ a adalah adalah jumlah SO2 dari contoh uji dengan melihat kurva kalibrasi (µg); ◦ V adalah volume udara pada kondisi normal (L); ◦ 1.000 adalah konversi liter (L) ke m3.
  • 15. Hasil dan Pembahasan ◦ Hasil perhitungan konsentrasi polutan emisi SO2 di industri batubara X menunjukkan hasil sebesar 500 µg/Nm3 per 24 jam. Nilai ini berada jauh di atas baku mutu udara ambien berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Baku mutu mengatur kadar maksimum SO2 di udara ambien adalah 75 µg/Nm3 per 24 jam. Perhitungan ini diperoleh menggunakan metode pararosanilin menggunakan spektrofotometer. ◦ Beberapa metode yang dapat dilakukan untuk mengurangi dan mengontrol emisi SO2 ◦ Penggunaan bahan bakar bersulfur rendah. ◦ Substitusi sumber energi lainnya untuk bahan pembakaran. ◦ Penghilangan sulfur dari bahan bakar sebelum pembakaran. ◦ Penghilangan SO2 dari gas buangan.
  • 16. Simpulan ◦ Berdasarkan penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa kualitas udara ambien SO2 tidak memenuhi standar baku mutu udara ambien yang didasarkan pada peraturan pemerintah RI nomor 22 tahun 2021 tentang penyelenggaraan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. konsentrasi polutan emisi SO2 di industri batubara X menunjukkan hasil sebesar 500 µg/Nm3 dalam waktu 24 jam. Perhitungan ini diperoleh menggunakan metode pararosanilin menggunakan spektrofotometer.
  • 17. Saran ◦ Perlu dibentuk suatu badan jawatan yang menangani pencemaran udara secara khusus ◦ Diperlukan tenaga ahli kerekayasaan yang dapat memberi konsultasi tentang perubahan atau pemilihan bahan dan proses industri, peralatan pembersih udara dan lain-lainnya ◦ Diperlukan tenaga ahli yang dapat melakukan pemantauan fasilitas peralatan laboratorium, sehingga dapat dipastikan bahwa peraturan dilaksanakan dengan baik ◦ Diperlukan pusat yang dapat menyimpan data serta ahli basis data untuk kegiatan pengendalian kualitas udara ◦ Diperlukan juga tenaga serta sarana untuk memberi penyuluhan, dan pendidikan tentang pencemaran udara. ◦ Diperlukan pencatatan keadaan meteorologi yang memadai, serta komunikasi yang baik antara jawatan meteorologis dengan industri untuk dapat memberi saran-saran apabila cuaca tidak baik bagi pembuangan gas ke dalam udara
  • 18. DAFTAR PUSTAKA ◦ Penelitian, A., Julya Halulanga, A., Rosdiana, R., Adami, A. & Dioksida, S. Attribution-NonCommercial 4.0 International. Some rights reserved Uji Kandungan Gas Sulfur Dioksida (SO 2 ) pada Udara Ambien Akibat Adanya Pembakaran Batubara PLTU Nii Tanasa, Sulawesi Tenggara KATA KUNCI. vol. 1 (2021). ◦ Sarwono, E., Adnan, F. & Rafi, M. M. PEMODELAN DISPERSI EMISI UDARA SO2 DAN NO2 DENGAN MENGGUNAKAN PERSAMAAN GAUSSIAN PADA CEROBONG PLTU MUARA JAWA, KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA. Jurnal Teknologi Lingkungan 5, (2021). ◦ Rusydi Arif, M., Erlan Afiuddin, A. & Azis Ramadani, T. Pemodelan Dispersi Emisi SO2 menggunakan Gaussian Dispersion Model (Studi Kasus Cerobong PLTU Kabupaten Probolinggo). Jurnal Ecolab 14, 137–145 (2020). ◦ Sucipto, C. D. Kesehatan Lingkungan. (Gosyen Publishing, 2019). ◦ Arifin, Z. & Sukoco. Pengendalian Polusi Kendaraan. (Penerbit Alfabeta, 2009). ◦ Sumantri, A. Kesehatan Lingkungan. (Kencana, 2017).
  • 19. DAFTAR PUSTAKA ◦ Machdar, I. Pengantar Pengendalian Pencemaran: Pencemaran Air, Pencemaran Udara, dan Kebisingan. (Penerbit Deepublish, 2018). ◦ Fardiaz, S. Polusi Air dan Udara. (Penerbit Kanisius, 2003). ◦ Soemirat, J. Kesehatan Lingkungan. (Gadjah Mada University Press , 2018). ◦ Nasional, B. S. Udara ambien-Bagian 7: Cara uji kadar sulfur dioksida (SO 2 ) dengan metoda pararosanilin menggunakan spektrofotometer. www.bsn.go.id (2017). ◦ Sasmita, A., Andrio, D. & Nopita, R. DISPERSI SO2 DAN NO2 DARI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP TEMBILAHAN, RIAU. JURNAL ENVIROTEK 13, (2021). ◦ Assegaf, A. H. Gas Dispersion Modeling from the Chimney Power Plant Pasquil-Gaussian Model. Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (Journal of Natural Resources and Environmental Management) 8, 414–419 (2018).