Dokumen tersebut membahas dampak polusi udara akibat pembakaran bahan bakar fosil terhadap lingkungan, termasuk menurunnya kualitas udara perkotaan, sumber pencemar udara dari kendaraan, dan efek seperti efek rumah kaca dan hujan asam.
Dampak kenaikan harga kebutuhan pokok bagi masyarakat miskin
PolusiUdara
1. Kelompok 5 :
Aditya Estu (02)
Amelya Rizki Widyaningrum (04)
Endah Ayu (14)
Farid Anshori SP (15)
Paramita K. Dewi (22)
2. Dampak Terhadap Lingkungan
Kualitas udara perkotaan sangat menurun akibat
tingginya aktivitas transportasi. Dampak yang timbul
meliputi meningkatnya konsentrasi pencemar
konservatif yang meliputi: · Karbon monoksida (CO) ·
Oksida sulfur (SOx) · Oksida nitrogen (NOx) ·
Hidrokarbon (HC) · Timbal (Pb) · Ozon perkotaan (O3)
· Partikulat (debu)
3. Polusi Udara Akibat Pembakaran Bahan
Bakar Fosil
1. Sumber Bahan Pencemaran
a. Pembakaran Tidak Sempurna (menghasilkan
sedikit energi)
Menghasilkan asap yang mengandung gas karbon
monoksida (CO), partikel karbon (jelaga), dan sisa
bahan bakar (hidroksida). Reaksi pembakaran tidak
sempurna :
2 CH4 (g) + 3 O2 (g) → 2 CO + 4 H2O (g) +energi
b. Pembakaran sempurna (menghasilkan banyak
energi)
Reaksi pembakaran sempurna :
CH4 (g) + 2 O2 (g) → CO2 (g) + 2 H2O (g)+ energi
4. c. Pengotor dalam Bahan Bakar
Bahan bakar fosil mengandung sedikit
belerang yang akan menghasilkan oksida
belerang (SO2 atau SO3).
d. Bahan Aditif (Tambahan) dalam Bahan
Bakar
Bensin yang ditambahi tetraethyllead (TEL)
yang memiliki rumus molekul Pb(C2H5)4
akan menghasilkan partikel timah hitam
berupa PbBr2.
5. 2. Asap Buang Kendaraan Bermotor
a. Gas Karbon Dioksida (CO2)
Gas karbon dioksida tergolong gas rumah kaca, sehingga
peningkatan kadar gas karbon dioksida di udara dapat
mengakibatkan peningkatan suhu permukaan bumi yang
disebut pemanasan global.
b. Gas Karbon Monoksida (CO)
Gas karbon monoksida bersifat racun, dapat menimbulkan
rasa sakit pada mata, saluran pernapasan, dan paru-paru.
Bila masuk ke dalam darah melalui pernapasan, gas karbon
monoksida bereaksi dengan hemoglobin darah, membentuk
karboksihemoglobin (COHb).
CO + Hb → COHb
6. Hemoglobin seharusnya bereaksi dengan oksigen menjadi
oksihemoglobin (O2Hb) dan dibawa ke sel-sel jaringan tubuh
yang memerlukan.
O2 + Hb → O2Hb
Namun, afinitas gas karbon monoksida terhadap hemoglobin
sekitar 300 kali lebih besar daripada oksigen. Bahkan
hemoglobin yang telah mengikat oksigen dapat diserang oleh
gas karbon monoksida.
CO + O2Hb → COHb + O2
Jadi, gas karbon monoksida menghalangi fungsi vital
hemoglobin untuk membawa oksigen bagi tubuh.
7. c. Oksida Belerang (SO2 dan SO3)
Belerang dioksida yang terhisap pernapasan
bereaksi dengan air di dalam saluran pernapasan,
membentuk asam sulfit yang dapat merusak
jaringan dan menimbulkan rasa sakit. Bila SO3
terhisap, yang terbentuk adalah asam sulfat (lebih
berbahaya). Oksida belerang dapat larut dalam air
hujan dan menyebabkan terjadi hujan asam.
8. d. Oksida Nitrogen (NO dan NO2)
Campuran NO dan NO2 sebagai pencemar udara biasa
ditandai dengan lambang NOx. Ambang batas NOx di udara
adalah 0,05 ppm. NOx di udara tidak beracun (secara
langsung) pada manusia, tetapi NOx ini bereaksi dengan
bahan-bahan pencemar lain dan menimbulkan fenomena
asbut (asap-kabut).
Asbut menyebabkan berkurangnya daya pandang, iritasi
pada mata dan saluran pernapasan, menjadikan tanaman
layu, dan menurunkan kualitas materi.
9. e. Partikel Timah Hitam
Senyawa timbel dari udara dapat mengendap pada tanaman
sehingga bahan makanan terkontaminasi. Keracunan timbel
yang ringan dapat menyebabkan gejala keracunan timbel,
seperti sakit kepala, mudah teriritasi, mudah lelah, dan
depresi. Keracunan yang lebih hebat menyebabkan
kerusakan otak, ginjal, dan hati.
10. 3. Pengubah Katalitik (catalytic converter)
Alat ini berfungsi untuk mengurangi bahan pencemar
yang berasal dari asap kendaraan bermotor (dipasang pada
knalpot kendaraan).Pengubah katalik berupa silinder dari baja
tahan karat yang berisi suatu struktur berbentuk sarang lebah
yang dilapisi katalis (biasanya platina).
Pengubah katalitik hanya dapat berfungsi jika kendaraan
menggunakan bensin tanpa timbal.
11. Pada separuh bagian
pertama dari pengubah
katalitik, karbon
monoksida bereaksi
dengan nitrogen
monoksida membentuk
karbon dioksida dan gas
nitrogen.
katalis
2CO(g) + 2NO(g) →
2CO2(g) + N2(g)
gas-gas racun gas tak
beracun
Pada bagian berikutnya,
hidrokarbon dan karbon
monoksida (jika masih ada)
dioksidasi membentuk
karbon dioksida dan uap
air.
12. 4. Efek Rumah Kaca
Efek rumah kaca berfungsi sebagai selimut yang menjaga
suhu permukaan bumi rata-rata 15˚C. Tanpa karbon dioksida
dan uap air di atmosfer, suhu rata-rata permukaan bumi
diperkirakan sekitar –25˚C. Jadi, jelaslah bahwa efek rumah
kaca sangat penting dalam menentukan kehidupan di bumi.
Akan tetapi, peningkatan kadar dari gas-gas rumah kaca dapat
menyebabkan suhu permukaan bumi menjadi terlalu tinggi
sehingga dapat menyebabkan berbagai macam kerugian.
13. 5. Hujan Asam
Air hujan dengan pH kurang dari 5,7 disebut hujan
asam.
a. Penyebab Hujan Asam
SO2(g) + H2O(l) → H2SO3(aq)
asam sulfit
SO3(g) + H2O(l) → H2SO4(aq)
asam sulfat
2NO2(g) + H2O(l) → HNO2(aq) + HNO3(aq)
asam nitrit asam nitrat
14. b. Masalah yang Ditimbulkan Hujan Asam
- Kerusakan Hutan
- Kematian Biota Air
- Kerusakan Bangunan
Bahan bangunan sedikit-banyak mengandung
kalsuim karbonat. Kalsium karbonat larut dalam
asam, maka dapat bereaksi.
CaCO3(s) + 2HNO3(aq) → Ca(NO3)2(aq) + H2O(l) +
CO2(g)
c. Cara Menangani Hujan Asam
- Menetralkan asam
- Mengurangi emisi SO2
- Mengurangi emisi oksida nitrogen