2. A. Crankshaft
B. Primary sliding sheave (pulley bergerak)
C. Weight / Pemberat
D. Secondary fixed sheave(pulley tetap)
E. Secondary sliding sheave (pulley bergerak)
F. Primary drive gear shaft
G. Clutch housing/Rumah kopling
H. Clutch carrier
I. V-belt
J. Primary fixed sheave
①
②
③
④
⑤ ⑥
⑦
⑧
⑨
⑩
• Parts name
B
D
C
F
E
J
I
H
G
A
Konstruksi CVT
3. Bagian Pulley primer
Bagian Pulley sekunder
1
2
3
4
5
6
7
8
8 Pedal
starter kaki
Kopling satu
arah
Motor Starter 1 Gir Starter Pulley Primer
Pulley Sekunder
Roda
Belakang
3 V-belt
2 Crank shaft
4 Clutch carrier
5 Rumah Kopling
6 As roda gigi primer 7 Drive axle
• Rangkaian alur tenaga
Rangkaian Gerak
5. Clutch carrier
Torque cam
Torque cam
Clutch carrier
Rumah kopling
Putaran
rendah
Putaran
tinggi
Pulley tetap
Pulley bergerak
Pulley bergerak
Pulley tetap
Rumah kopling
Konstruksi Pulley Sekunder
6. Putaran ke Roda
belakang
Putaran dari
Crankshaft
Gaya centrifugal clutch carrier lebih kecil dari gaya per penarik
sehingga sepatu tidak cukup tenaga menggerakan rumah kopling.
Cara Kerja CVT
1. Putaran Langsam
Clutch carier
7. Pulley Primer
V-belt
Pulley
Sekunder
Kopling centrifugal menyentuh rumah kopling
Kopling centrifugal mulai mengembang dari putaran 2.550 ke 2.950 rpm
Kopling terkopel penuh pada putaran 4.700 ke 5.300 rpm
Putaran ke Roda
belakang
Putaran dari Crankshaft
2. Saat Mulai Berjalan
Cara Kerja CVT
8. Cara Kerja CVT
2. Putaran Menengah
Gaya centrifugal pada pemberat / weight akan semakin besar , seiring dengan
bertambahnya Putaran mesin, sehingga merubah diameter pulley primer .
Putaran dari Crankshaft
Putaran ke Roda
belakang
Pulley Primer
V-belt
Pulley
Sekunder
9. Cara Kerja CVT
2. Putaran Tinggi
Jika celah piringan pulley sekunder semakin melebar, maka diameter V-belt pada pulley
semakin kecil , sehingga menghasilkan perbandingan putaran yang semakin meningkat .
Putaran dari Crankshaft
Putaran ke Roda
belakang
Pulley Primer
V-belt
Pulley
Sekunder
10. (A)
Torsi cam : Terdapat dipulley sekunder
Fungsi : Menaikan torsi roda belakang pada saat
- sepeda motor mendaki, - akselerasi spontan
Pulley bergerak sekunder
(A) Beban ringan pada roda belakang
Torsi Cam
Pulley tetap sekunder
1. Kondisi beban ringan
11. (B) Beban bertambah besar pada roda belakang
Menyempit
2. Kondisi pada saat
mendaki dan akselerasi
Torsi Cam
V-belt
Torque cam
Pulley bergerak sekunder
Pulley tetap sekunder
Perbedaan putaran dan beban mesin dan roda belakang menyebabkan pulley tidak
tetap pada sekunder menyempit dan diameter puley menjadi besar.
12. Clutch in (berhubungan)
Cara Kerja Kopling Sentrifugal
Fungsi :
Menghubungkan tenaga dari
mesin ke roda belakang
Cara Kerja :
Gaya sentrifugal yang disebabkan
putaran mesin,akan melemparkan
sepatu kopling dan terhubung
dengan rumah kopling.
Rumah kopling memutarkan roda
belakang melalui reduction gear.
13. Poros roda gigi primer
Poros utama
Poros yang digerakan
/ poros roda
Roda gigi yang
digerakkan
Roda gigi reduksi
1. Gigi reduksi diperlukan untuk
menghasilkan total perbandingan
yang ideal antara poros engkol dan
roda belakang.
2. Pelumamsan terpisah dengan
pelumasan engine.
14. Primer
Weight / Pemberat
Bentuk / alur Cam
Hambatan gerak
Bagian yang bergerak kesamping
Bagian pemberat / Weight
Bagian tetap (Collar dan pulley
bergerak)
Permukaan pulley dan V belt
Sekunder
Per
Torsi cam
Hambatan -
pergerakan
Bentuk Alur
Karakteristik V-belt
Kemampuan mesin
Bagian torsi cam (Pin dan
alur)
Permukaan pulley dan V belt
Bagian tetap (pulley tetap )
Service Point
Perubahan akan terjadi pada beberapa bagian dan menimbulkan masalah :
Bagian Part/jenis problem Pemeriksaan
15. Akibat yang Ditimbulkan karena Slip pada CVT
Selip
Kegagalan pemindahan
tenaga
Suhu meningkat pada
permukaan gesek
( Suhu dalam ruang
CVT meningkat )
Selip
Kemampuan berlari
menurun
Panas pada V belt
Perubahan pada
permukaan gesek
Meleleh pada parts
(Pemberat)
(Slider)
Kerusakan pada oil
seal (Panas)
Selip
• Umur V belt lebih pendek
• Kemampuan berlari kurang
• Kegagalan start
• Kemampuan berlari kurang
• Noise / berisik
• Kemampuan berlari kurang
Oli / Grease
bocor
Kekurangan
pelumas
• Aus, etc
(V Belt)
(Kopling)
Service Point
16. Service Point
Ada kelebihan
Tidak ada
kelebihan
Gambar A ( V-belt kondisi baik )
Gambar B ( Kondisi V-belt saatnya harus diganti )
Harus ada kelebihan dari V-belt
antara V-belt bagian bawah dan
bagian bawah alat pemeriksa V-
belt .
Cross section of V-belt
V-belt check gauge
Jika bagian bawah alat pemeriksa
sudah rata dengan V belt Artinya V-
belt telah aus.
Rekomendasi penggantian :
Tiap 25.000 km .
Pemeriksaan V-belt
18,2 mm
17,2 mm
17. Buka Baut pemeriksa pada cover
crankcase dan masukan alat pemeriksa .
Ukur ketebalan V belt dengan cara
yang benar (lihat hal sebelumnya)
Service Point
Pemeriksaan V-belt
18. V-belt
Permukaan pulley
Untuk menghilangkan suara
noise / berdecit pergunakan
larutan pembersih V-belt
Service Point
Mengatasi V-belt slip
Apabila ada suara berdecit saat
akselerasi, maka periksa keausan
dan permukaan singgung dari V-
belt .
Jika kondisi baik uintuk dipakai lagi ,
pergunakan V-belt cleaner / larutan
pembersih V-belt untuk
menghilangkan suara berdecit /
noise .
19. Service Point
(1) Jangan sampai terbalik pada saat memasang ring
payung (conical spring washer) pada crankshaft .
Akibat : Jika memasang dengan posisi terbalik maka akan
mempermudah kendornya baut pengikat poros engkol .
Maka akan merusakkan poros engkol dan harus mengganti
satu set poros engkol dengan biaya yang cukup mahal .
Sisi mur
Sisi pulley
primer
Arah memasang
20. Service Point
(2) Pemasangan dua buah conical
spring washers pada bagian gear
transmisi .
Akibat :
Jika pemasangan terbalik , akan
timbul suara berisik / tidak normal
pada bagian gearbox .
Sisi cir clip
Sisi gear
1
Arah pemasangan
Sisi Main
axle Sisi Ring
Aran pemasangan
21. 3. Pemasangan mur kopling sentrifugal
Kencangkan mur kopling sentrifugal sesuai
dengan standart torsi pengencangan .
Akibat :
Jika mur kopling sentrifugal kendor akan
menyentuh rumah kopling dan putaran mesin
akan diteruskan keroda belakang meskipun
dalam kondisi langsam dan timbul suara noise .
Torsi standart : 50Nm (5.0mkg)
Service Point