SlideShare a Scribd company logo
Tujuan Pembelajaran Umum
Tujuan Pembelajaran Khusus
Kegiatan Belajar
1
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
I
Setelah menyelesaikan Modul 1 Unit kegiatan belajar 1 ini, Anda
diharapkan mampu memahami tentang fungsi bahasa.
TUJUANPembelajaran Umum
TUJUANPembelajaran Khusus
Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 1 ini, Anda diharapkan
mampu:
1.	 Menjelaskan fungsi bahasa , dan
2.	 Menjelaskan tata bahasa
Fungsi dan Tata Bahasa
POKOKMateri
Untukmencapaitujuandalamkegiatanbelajar1ini,Andadiharapkan
mempelajari :
1.	 Fungsi Bahasa, meliputi: bahasa sebagai alat ekspresi diri,
sebagai alat komunikasi, sebagai alat integrasi & adaptasi
sosial, dan bahasa sebagai alat kontrol sosial.
2.	 Tata Bahasa, meliputi tata bentuk dan tata makna.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
2
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
Uraian Materi
1.	 Fungsi Bahasa
a.	 Bahasa sebagai Alat Ekspresi Diri
Sebagai alat untuk menyatakan ekspresi diri, bahasa menyatakan
secara terbuka segala sesuatu yang tersirat di dalam dada kita, sekurang-
kurangnya untuk memaklumkan keberadaan kita. Dalam kenyataan sehari-
hari, semua fungsi bahasa sebagai yang dikemukakan di atas tidak terpisah
satu sama lain. Sehingga untuk menetapkan di mana yang satu mulai dan
di mana yang lain berakhir sangat sulit. Pada taraf permulaan, bahasa
pada anak-anak mulai berkembang yaitu, sebagai alat untuk menyatakan
dirinya sendiri. Dalam buaian seorang bayi sudah dapat menyatakan dirinya
sendiri, ia menangis bila lapar atau haus. Ketika mulai belajar berbahasa, ia
memerlukan kata-kata untuk menyatakan lapar, haus dan sebagainya. Hal itu
berlangsung terus hingga seorang menjadi dewasa; keadaan hatinya, suka
dukanya, semuanya coba diungkapkan dengan bahasa agar tekanan-tekanan
jiwanya dapat tersalur. Kata-kata seperti: aduh, hai, wahai, dsb. Menceritakan
pada kita kenyataan ini.
	 Seorang penulis mengekspresikan dirinya melalui tulisannya. Sebenarnya,
sebuah karya ilmiah pun adalah sarana pengungkapan diri seorang ilmuwan
untuk menunjukkan kemampuannya dalam sebuah bidang ilmu tertentu.
Jadi, kita dapat menulis untuk mengekspresikan diri atau untuk mencapai
tujuan tertentu. Misalnya, tulisan kita dalam sebuah buku, merupakan hasil
ekspresi diri kita. Pada saat menulis, kita tidak memikirkan siapa pembacanya.
Kita hanya menuangkan isi hati dan perasaan tanpa memikirkan apakah
tulisan itu dipahami orang lain atau tidak. Akan tetapi, pada saat kita menulis
surat kepada orang lain, kita mulai berpikir kepada siapakah surat itu akan
ditujukan. Kita memilih cara berbahasa yang berbeda kepada orang yang
kita hormati dibandingkan dengan cara berbahasa kita kepada teman kita.
Pada saat menggunakan bahasa sebagai alat untuk mengekspresikan diri, si
pemakai bahasa tidak perlu mempertimbangkan atau memperhatikan siapa
yang menjadi pendengarnya, pembacanya, atau khalayak sasarannya. Ia
menggunakan bahasa hanya untuk kepentingannya pribadi.
3
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
b.	 Bahasa sebagai Alat Komunikasi
Komunikasi tidak akan sempurna bila ekspresi diri kita tidak diterima atau
dipahami oleh orang lain. Dengan komunikasi, kita mempelajari dan mewarisi
semua yang pernah dicapai oleh nenek moyang kita, serta apa yang dicapai
oleh orang-orang yang sezaman dengan kita. Sebagai alat komunikasi,
bahasa merupakan saluran perumusan maksud kita, melahirkan perasaan
kita dan memungkinkan kita menciptakan kerja sama dengan sesama warga.
Bahasa mengatur berbagai macam aktivitas kemasyarakatan, merencanakan
dan mengarahkan masa depan kita (Gorys Keraf, 1997 : 4).
Pada saat menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi, kita sudah memiliki
tujuan tertentu. Ingin dipahami oleh orang lain, ingin menyampaikan
gagasan yang dapat diterima oleh orang lain, ingin membuat orang lain
yakin terhadap pandangan kita, dan ingin mempengaruhi orang lain. Kita
juga mempertimbangkan apakah bahasa yang kita gunakan laku untuk dijual.
Oleh karena itu, seringkali kita mendengar istilah “bahasa yang komunikatif”.
Misalnya, kata stomatitis hanya dipahami oleh orang-orang dengan tingkat
pendidikan kesehatan, namun kata sariawan atau panas dalam lebih
mudah dimengerti oleh masyarakat umum. Kata inflamasi, misalnya, lebih
sulit dipahami dibandingkan kata peradangan atau bengkak. Dengan kata
lain, kata sariawan atau panas dalam, peradangan, bengkak, dianggap lebih
komunikatif karena bersifat lebih umum. Sebaliknya, kata-kata stomatistis
atau inflamasi akan memberi nuansa lain pada bahasa kita, misalnya, nuansa
keilmuan, nuansa intelektualitas, atau nuansa tradisional.
c.	 Bahasa sebagai Alat Integrasi dan Adaptasi Sosial
Bahasa, selain berfungsi sebagai alat komunikasi, berfungsi pula sebagai
alat integrasi dan adaptasi sosial. Pada saat beradaptasi dengan lingkungan
sosial tertentu, kita akan memilih bahasa yang akan kita gunakan bergantung
pada situasi dan kondisi yang kita hadapi. Kita akan menggunakan bahasa
yang berbeda pada orang yang berbeda. Kita akan menggunakan bahasa yang
nonstandar di lingkungan teman-teman dan menggunakan bahasa standar
pada orang tua atau orang yang kita hormati.
Pada saat kita mempelajari bahasa asing, kita juga berusaha mempelajari
bagaimana cara menggunakan bahasa tersebut. Misalnya, pada situasi apakah
4
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
kita akan menggunakan kata tertentu, kata manakah yang sopan dan tidak
sopan. Jangan sampai menggunakan kata kamu untuk menyapa seorang
pejabat. Demikian pula jika kita mempelajari bahasa asing. Jangan sampai
kita salah menggunakan tata cara berbahasa dalam budaya bahasa tersebut.
Dengan menguasai bahasa suatu bangsa, kita dengan mudah berbaur dan
menyesuaikan diri dengan bangsa tersebut.
d.	 Bahasa sebagai Alat Kontrol Sosial
Sebagai alat kontrol sosial, bahasa sangat efektif. Kontrol sosial dapat
diterapkan pada diri kita sendiri atau kepada masyarakat. Berbagai penerangan,
informasi, maupun pendidikan disampaikan melalui bahasa. Buku-buku
pelajaran dan buku-buku instruksi adalah salah satu contoh penggunaan
bahasa sebagai alat kontrol sosial.
Ceramah agama atau dakwah merupakan contoh penggunaan bahasa
sebagai alat kontrol sosial. Lebih jauh lagi, orasi ilmiah atau politik merupakan
alat kontrol sosial. Kita juga sering mengikuti diskusi atau acara bincang-
bincang (talk show) di televisi dan radio. Iklan layanan masyarakat atau
layanan sosial merupakan salah satu wujud penerapan bahasa sebagai alat
kontrol sosial. Semua itu merupakan kegiatan berbahasa yang memberikan
kepada kita cara untuk memperoleh pandangan baru, sikap baru, perilaku
dan tindakan yang baik. Di samping itu, kita belajar untuk menyimak dan
mendengarkan pandangan orang lain mengenai suatu hal.
Contoh fungsi bahasa sebagai alat kontrol sosial yang sangat mudah kita
terapkan adalah sebagai alat peredam rasa marah. Menulis merupakan salah
satu cara yang sangat efektif untuk meredakan rasa marah. Tuangkanlah rasa
kesal dan marah ke dalam bentuk tulisan. Biasanya, pada akhirnya, rasa marah
berangsur-angsur menghilang dan kita dapat melihat persoalan secara lebih
jelas dan tenang.
5
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
Untuk mengingatkan pemahaman materi tentang fungsi bahasa, sekarang
coba Anda kerjakan latihan dibawah ini!
Bagus, Anda telah mencoba menjawab latihan 1 di atas, selanjutnya
cocokkan jawaban Anda dengan jawaban berikut ini:
2.	 Tata Bahasa (tata bentuk dan tata makna)
Tata bahasa adalah studi struktur kalimat, terutama sekali dengan acuan kepada
sintaksis dan morfologi. Yang dibahas disini adalah tata bentuk dan tata makna
yang dititik beratkan pada proses morfologi, yaitu pembentukan kata dasar
menjadi bentuk turunan, misalnya kata dasar coba menjadi mencoba, cobaaan,
dan percobaan. Dan dibahas pula segi makna (semantik) yang akan langsung
melihat perbedaan-perbedaan arti kata-kata tersebut.
a.	 Pengertian Morfologi dan Semantik
Morfologi adalah suatu bagian dari tata bahasa yang mempelajari seluk-
beluk bentuk kata. Bagian dari tata bahasa yang meneliti perkembangan bentuk
kata disebut etimologi, sedangkan bagian dari tata bahasa yang meneliti
makna kata dan perkembangannya dalam suatu bahasa disebut semantik.
Kedua ilmu tersebut, morfologi dan etimologi di satu pihak dan semantik
di lain pihak, saling berhubungan karena gerak tubuh suatu bahasa meliputi
bidang bentuk dan makna atau arti. Bentuk dan makna tak dapat dipisahkan.
Suatu makna harus didukung oleh bentuk tertentu, demikian pula sebaliknya.
Bentuk yang tidak mempunyai makna tidak akan menjadi morfem dan tidak
mendapat tempat dalam tatanan bahasa Indonesia.
Latihan 1
Jelaskan perbedaan bahasa sebagai alat integrasi diri dengan bahasa sebagai alat
komunikasi?
Jawaban latihan 1.
Pada saat menggunakan bahasa sebagai alat untuk mengekspresikan diri, si
pemakai bahasa tidak perlu mempertimbangkan atau memperhatikan siapa yang
menjadi pendengarnya, pembacanya, atau khalayak sasarannya. Berbeda dengan
bahasa sebagai alat komunikasi, komunikasi tidak akan sempurna bila ekspresi diri
kita tidak diterima atau dipahami oleh orang lain.
6
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
1)	 Morfem adalah bentuk terkecil yang dapat membedakan arti. Morfem
sangat berperan dalam pembentukan kata. Bentuk seperti –ku, -lah, -ter
adalah contoh morfem. Morfem tersebut dapat kita rangkaikan dengan
salah satu bentuk morfem bebas (kata) misalnya bawa. Dari kata bawa lalu
terbentuklah kubawa, dibawa, terbawa. Ketiga bentukan ini sudah berbeda
artinya dari kata bawa. Itulah contoh penggunaan morfem sebagai
pembeda arti.
Bila ditinjau dari segi bentuk dan dari segi artinya, morfem dapat dibedakan
atas 2 macam:
a)	 Morfem bebas, yaitu morfem yang dapat berdiri sendiri. Kata dasar
coba, bawa, sakit, rumah, main, tidur adalah contoh morfem bebas.
b)	 Morfem terikat, yaitu morfem yang tidak dapat berdiri sendiri. Semua
imbuhan awalan, sisipan, akhiran, serta awalan dan akhiran tergolong
sebagai morfem terikat Selain itu, unsur-unsur kecil atau partikel
seperti –ku, -lah, pra-, swa-, dan sebagainya yang tidak dapat berdiri
sendiri, juga termasuk morfem terikat. Sebaliknya, kata-kata bentukan
atau kata turunan terbawa, dirumahkan, dipermainkan, adalah kata-
kata komplek yang terdiri atas lebih dari satu morfem.
2)	 Suku Kata
Persukuan berguna antara lain dalam pemenggalan kata dan
penempatan imbuhan.
Menurut sifatnya, suku kata di dalam bahasa Indonesia ada dua:
a)	 Suku kata terbuka, yaitu jika suku kata itu diakhir oleh vokal, misalnya
bu-ku, la-ri, ta-hu., sa-te, sa-do;
b)	 Suku kata tertutup, yaitu jika suku kata itu diakhir oleh konsonan,
misalnya hen-dak, kom-pleks, prog-ram, prak-tis.
3)	 Pembagian Jenis Kata
Secara tradisional, pembagian kata di dalam bahasa-bahasa yang besar
di dunia umumnya terdiri atas 10 jenis kata, yaitu:
7
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
1)	 Kata benda
(nomina)
2)	 Kata kerja (verba)
3)	 Kata sifat (adjektif)
4)	 Kata ganti
(pronomina)
5)	 Kata keterangan
(adverbia)
6)	 Kata bilangan
(numeralia)
7)	 Kata sambung
(konjungsi)
8)	 Kata sandang
(artikel)
9)	 Kata seru (interjeksi)
10)	Kata depan
(preposisi)
Dalam modul ini penulis hanya menguraikan empat jenis kata saja,
karena penulis sangat yakin, tidak ada mahasiswa yang belum mengetahui
kesepuluh jenis kata itu dalam arti pengenalan nama jenis kata dan ciri
umum kata tersebut.
1)	 Kata benda (nomina)
2)	 Kata kerja (verba)
3)	 Kata sifat (adjektif)
4)	 Kata tugas (partikel)
1)	 Kata Benda adalah nama dari suatu benda dan segala sesuatu yang
dianggap sebagai benda (konkret maupun abstrak). Kata benda
berfungsi sebagai subjek dan atau objek dalam kalimat. Kata benda
juga disebut kata nama. Adapun yang dimaksud dengan benda
konkret adalah objek yang dapat dipersepsi oleh indera kita, misalnya,
orang, buku, pohon, kucing, dan sebagainya. Sebaliknya benda
abstrak, tidak dapat dipersepsi oleh indera kita, misalnya, Tuhan,
keadilan, pengetahuan, kehendak.
Untuk mengenali jenis kata benda, kita dapat menguji kata tersebut
dengan menambahkan frase “yang + kata sifat” atau frase “yang sangat
+ kata sifat” di belakang kata tersebut. Kembali ke contoh di atas,
orang, buku, pohon, Tuhan, pengetahuan, dan kehendak termasuk
kata benda, karena dapat diikuti oleh frase tersebut. Contoh:
	 orang + yang baik				 Tuhan + yang mahabaik
	 pohon + yang rindang	 pengetahuan + yang sangat berharga
	 buku + yang menarik		 kehendak + yang sangat baik
8
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
Selain itu, kata benda juga dapat diperoleh lewat transformasi jenis
kata lainnya, seperti kata kerja atau kata sifat, untuk lebih jelasnya
perhatikanlah contoh berikut ini.
pe- + kata kerja		 : pekerja, petinju, petembak, pelukis, petatar
pen- + kata kerja	 : petinju, penembak, penari, penatar
pe- + kata sifat		 : pemalas, pemurung, pemarah, peramah
pen- + kata sifat	 : penyayang, penyabar, penurut, penakut
2)	 Kata Kerja adalah kata yang menyatakan tindakan, tingkah laku, atau
perbuatan. Kata kerja pada umumnya berfungsi sebagai predikat
dalam kalimat. Untuk mengenali jenis kata kerja, kita dapat menguji
kata tersebut dengan menambahkan frase “dengan + kata benda/sifat”
di belakang kata tersebut. Sebagai contoh: tulis, pergi, berbicara
tulis 	 + dengan pena		 tulis		 + dengan segera
pergi	 + dengan adik		 pergi		 + dengan kecewa
berbicara + dengan dosen		 berbicara	 + dengan sopan
3)	 Kata Sifat adalah kata yang menerangkan tentang keadaan, watak,
tabiat suatu benda. Kata sifat pada umumnya berfungsi sebagai
penjelas arti kata jenis lain, misalnya jenis kata benda, kata bilangan,
kata kerja, dan bahkan memperjelas kata sifat itu sendiri. Perlu
diperhatikan untuk gabungan kata yang berupa idiom (dalam arti
kiasan) kata sifat ini berada di depan kata benda, misalnya: ringan
tangan, enteng tangan, panjang tangan.
Untuk mengenali jenis kata sifat, kita dapat menguji kata tersebut
dengan menambahkan kata keterangan “sekali” serta dapat dibentuk
menjadi kata ulang berimbuhan “se- + -nya”. Sebagai contoh:
pandai 		 + sekali			 sepandai-pandainya
cantik		+ sekali			secantik-cantiknya
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
9
baik		+ sekali			sebaik-baiknya
Kata sifat berimbuhan dapat dikenali dari gabungan kata dan imbuhan
pembentuknya, yaitu :
Tata bentuk Contoh
berawalan me-
ber-
ter-
pe-
se-
berimbuhan ke- + -an
mengantuk, menganga, membisu
bersatu, berwibawa, berkuasa
tertulis, terbaca, terketik
pesolek, pemalas, pembohong
senasib, sepakat, senada
ketakukan, kegirangan, keletihan
4)	 Kata Tugas adalah kata yang memiliki tugas memperluas atau
mengadakan transformasi kalimat. Contoh : di, ke, dari, oleh, dan, lagi,
sudah, tidak, tetapi.
Contoh kalimat : Saya rumah teman tentulah menimbulkan pertanyaan
yang bermacam-macam. Bila diantara kata saya dan kata rumah
diselipkan unsur kecil atau partikel di, ke atau dari, barulah arti kalimat
itu menjadi jelas.
Kata tugas di, ke, dan dari juga disebut kata depan karena selalu
berada di depan kata yang diterangkannya. Setiap orang tentu tidak
akan menerima kalimat Saya Bandung ke minggu depan; atau Adik
saya sekolah London di.
Selain kata depan tersebut di atas, bentuk seperti –lah, -kah, pun, juga
termasuk partikel. Ketiga partikel tersebut mempunyai fungsi tertentu
dalam membangun arti kalimat.
1)	 Partikel –kah dipakai untuk menyatakan tak tentu atau ragu-ragu.
Contoh : 	 Apakah Saudara merokok?
		 Saya tidak tahu apakah ayah sedang tidur.
10
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
2)	 Partikel –lah dan pun berfungsi menguatkan arti kata dan menekankan arti
kalimat.
Contoh: 	 Datanglah ke rumahku besok pagi.
		 Apa pun usahanya selalu gagal.
a.	 Macam-macam Makna
Yang disebut makna ialah hubungan antara bentuk bahasa dan objek atau
sesuatu (hal) yang diacunya. Ada dua macam makna yang terpenting, yaitu
makna leksikal dan makna gramatikal.
1)	 Makna leksikal atau makna denotasi ialah makna kata secara lepas tanpa
kaitan dengan kata yang lainnya dalam sebuah struktur. Dengan kata lain,
makna leksikal ialah makna yang tertera dalam leksikon atau kamus.
Misalnya : belah dapat mempunyai makna (1) celah, (2)pecah menjadi
dua, (3) setengah, (4) sisi, (5) pihak; sebelah dapat mempunyai makna
(1) setengah, (2) sebelah?, (3) arah, (4) di samping. Dari kata belah dapat
dibentuk kata sebelah, bersebelahan (-sebelah), sebelah-menyebelah,
menyebelahkan, membelah, terbelah, belahan, pembelah (pembelahan).
2)	 Makna gramatikal atau makna konotasi ialah makna baru yang
timbul akibat proses gramatikal. Makna gramatikal disebut juga makna
struktural karena makna yang timbul akan bergantung pada struktur
tertentu sesuai dengan konteks (lingkungan dan situasi di mana kata itu
berada). Makna struktural adalah makna yang sudah bergeser dari makna
leksikalnya. Makna gramatikal biasanya digunakan dalam menuliskan
pigura bahasa untuk memperoleh makna emotif. Perhatikan contoh di
bawah ini.
(i)	 lembah hitam (daerah/tempat mesum)
(ii)	 kuhitamkan negeri itu (kutinggalkan untuk selamanya)
Sinonim, antonim, homonim, dan hiponim
Dalam kaitan dengan makna kata, dikenal beberapa istilah yang sangat perlu
diketahui oleh setiap orang yang mempelajari bahasa, di antaranya adalah
11
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
sinonim, antonim, homonim, dan hiponim.
a)	 Sinomim atau padan makna ialah ungkapan yang maknanya hampir sama
dari ungkapan lain. Sinonim dapat juga diumpamakan sebagai nama lain dari
suatu benda atau pengertian lain dari suatu ungkapan.
Contoh: nasib dan takdir dimisalkan seperti A dan B. ungkapan A (nasib) ialah
sinonim ungkapan B (takdir). Kalau A sinonim dengan B, maka B selalu sinonim
dengan A pula. Sinonim dapat dibedakan menurut taraf dimana ia terdapat.
(1)	 Sinonim antarkalimat, misalnya: Saya melihat dia. Dia kulihat.
(2)	 Sinonim antarfrase, misalnya: Dua tangkai bunga, bunga dua tangkai
(3)	 Sinonim antarkata, misalnya: nasib dan takdir, memuaskan dan
menyenangkan.
(4)	 Sinonim antarmorfem, misalnya: pemirsa dan pirsawan, kestabilan dan
stabilitas
b)	 Antonim atau lawan makna ungkapan yang maknanya kebalikan dari
ungkapan yang lain. Contoh sukar dan mudah. Kalau A antonim terhadap
B, maka B selalu antonim terhadap A. relasi antonim selalu berlaku dua arah.
Antonim dapat dibedakan atas tataran sistematis.
1)	 Antonim antarkalimat, misalnya: Dia sakit; dan Dia tidak sakit.
2)	 Antonim antarfrase, misalnya: secara teratur dan secara tidak teratur.
3)	 Antonim antarkata, misalnya: mustahil dan mungkin, hidup dan mati.
4)	 Antonim antarmorfem, misalnya: prasarjana dan pascasarjana.
Perhatikan contohnya dalam kalimat.
(1)	 Membongkar mesin itu mudah, tapi memasangnya sulit.
(2)	 Petani menjual sawahnya untuk membeli sebuah motor.
(3)	 Di sana ia berutang, di sini berpiutang.
12
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
c)	 Homonim ialah kata-kata yang bentuk dan ucapannya sama, tetapi maknanya
berbeda. Homonim dalam bahasa Indonesia hanya berupa homonim kata.
Contohnya: mengukur (dari kukur) dan mengukur (dari ukur). Relasi homonim
jugaselaluberlakuduaarah.Selainhomonimterdapathomofondanhomograf.
Homofon, jika bunyi sama, tetapi makna dan bentuknya berbeda, misalnya
sangsi = ragu-ragudan sanksi (sangsi)=hukuman. Sedangkan homograf, yaitu
bentuk yang sama, tetapi bunyi/ucapan dan maknanya berbeda. Misalnya:
beruang = binatang, beruang = mempunyai ruang, beruang = mempunyai
uang.
Homonim diperlukan guna membedakan makna kata yang mungkin berejaan
atau berlafal sama sehingga dapat meningkatkan kepekaan para pemakai
bahasadalamhalmemilihkatayangpalingtepat.Kadang-kadangpemakaikata
kurang teliti terhadap bentuk-bentuk yang mirip. Misalnya, kata diberlakukan
homonim dengan diperlakukan, sekali-kali dengan sekali-sekali, perataan
dengan pemerataan, keseragaman dengan keragaman, perseorangan dengan
perorangan. Karena kemiripan tersebut pemakai bahasa sering terperangkap.
Disangkanya bentuk pertamalah yang tepat mewakili gagasannya, padahal
bentuk kedualah yang seharusnya. Beda makna homonim di atas akan lebih
nyata melalui kalimat berikut.
(1)	 UULAJ (Undang-Undang Lalu Lintas Angkutan Jalan Raya) akan
diberlakukan mulai bulan September 1993.
Kita masih berpacaran, jangan saya diperlakukan sebagai istri!
(2)	 Setelah perataan lahan sawah selesai, penanaman pada pun segera
dimulai.
Pemerataan pembangunan harus dilakukan agar semua rakyat dapat
menikmatinya.
(3)	 Bulu tangkis putri perseorangan dimenangkan oleh Susi.
Ungkapan “bulan tersenyum” adalah contoh majas perorangan.
Kata perorangan sering sekali diartikan salah, dan para pemakai kata itu
kurang gmenyadari bahwa kata yang digunakan seharusnyalah perseorangan.
Perorangan berarti hasil atau hal memperorang; perseorangan ‘secara seorang-
seorang, satu-satu orang’; perorangan ‘hal mengorangkan’.
13
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
d)	 Hiponim ialah ungkapan yang maknanya merupakan bagian dari makna
suatu ungkapan yang lain. Misalnya: merah adalah bagian hiponim dari kata
berwarna. Hiponim hanya berlaku satu arah. Bila hal itu sebaliknya, disebut
hipernim, misalnya: berwarna hipernim terhadap merah.
Dalam bahasa Indonesia, kata bunga dapat diperluas menjadi mawar,
melati, cempaka, sedap malam, kantil, anggrek. Hal itu berarti bahwa bunga
adalah superordinat yang memiliki makna alias. Dengan demikian, mawar,
melati, cempaka, sedap malam, kantil, anggrek menjadi hiponim terhadap
bunga. Selanjutnya jika anggrek diklasifikasikan lagi menjadi anggrek merah,
anggrek ungu, anggrek putih, itu berarti bahwa anggrek menjadi subordinat.
Dan, anggrek merah, anggrek ungu, anggrek putih menjadi hiponim terhadap
anggrek.
Hiponim suatu kata juga dapat membantu pemakai kata dalam menentukan
tautan pikiran yang dimiliki antarkata sehingga pemilihan kata berlangsung
dengan baik. Karena itu, pemakai kata dalam hal ini semakin memahami mana
kata-kata khusus dalam konteks tertentu. Itulah sebabnya bahwa seorang
pemakai kata segera tahu: unggas lebih umum daripada burung; burung lebih
umum daripada kutilang atau perkutut.
Untuk mengingatkan pemahaman tentang materi tata bahasa, sekarang coba
Anda kerjakan latihan di bawah ini !
Latihan 2
Sebutkan 2 macam makna yang terpenting dalam tata bahasa, dan berikan
contoh !
Setelah Anda mencoba menjawab latihan 2 di atas, selanjutnya cocokkan jawaban
Anda dengan jawaban di kotak di bawah ini.
14
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
Jawaban latihan
1.	 Makna ada 2 yaitu leksikal dan gramatikal
Contoh makna gramatikal: kuhitamkan negeri itu (kutinggalkan untuk se-
lamanya)
Contoh makna leksikal: kata belah dapat mempunyai makna (1) celah, (2)
pecah menjadi dua, (3) setengah, (4) sisi, (5) pihak.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
15
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
Rangkuman
Sebelum Anda melanjutkan pelajaran ke Kegiatan Belajar 2, sebaiknya anda
terlebih dahulu membaca rangkuman di bawah ini untuk meyakinkan bahwa
Anda telah memahami materi tentang fungsi bahasa dan tata bahasa
Fungsi bahasa ada 4 (empat yaitu: sebagai alat berkomunikasi, sebagai alat
mengekspresikan diri, sebagai alat berintegrasi dan beradaptasi sosial, serta
sebagai alat kontrol sosial.
	 Morfologi adalah suatu bagian dari tata bahasa yang mempelajari seluk-
beluk bentuk kata. Bagian dari tata bahasa yang meneliti perkembangan bentuk
kata disebut etimologi, sedangkan bagian dari tata bahasa yang meneliti makna
kata adan perkembangannya dalam suatu bahasa disebut semantik. Kedua ilmu
tersebut, morfologi dan etimologi di satu pihak dan semantik di lain pihak, saling
berhubungan karena gerak tubuh suatu bahasa meliputi bidang bentuk dan makna
atau arti. Bentuk dan makna tak dapat dipisahkan. Suatu makna harus didukung
oleh bentuk tertentu, demikian pula sebaliknya. Bentuk yang tidak mempunyai
makna tidak akan menjadi morfem dan tidak mendapat tempat dalam tatanan
bahasa Indonesia.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
16
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
Tes Formatif
Bagus! Anda telah menyelesaikan kegiatan belajar 1. Untuk mengukur
tingkat pemahaman Anda, kerjakanlah tugas Mandiri 1 berikut.
Petunjuk: Jawablah pertanyaan berikut dengan memilih satu paling benar!
1.	 Seorang pendatang baru di suatu daerah, mencoba untuk menyesuaikan
dirinya dengan masyarakat setempat.
A.	 Alat untuk menyatakan ekspresi diri C. Alat integrasi dan adaptasi sosial
B.	 Alat komunikasi D. Alat kontrol sosial
2.	 Untuk mencurahkan isi pikiran kita kepada orang lain, kita membuat sebuah
karya ilmiah.
A.	 Alat untuk menyatakan ekspresi diri C. Alat integrasi dan adaptasi sosial
B.	 Alat komunikasi D. Alat kontrol sosial
3.	 Pada suatu saat, Anda membaca suatu pemberitahuan yang menyatakan
bahwa di tempat ini dilarang merokok, maka anda akan mencari tempat lain
ataupun tidak jadi merokok di tempat itu
A.	 Alat untuk menyatakan ekspresi diri C. Alat integrasi dan adaptasi sosial
B.	 Alat komunikasi D. Alat kontrol sosial
4.	 Seorang penyiar di televisi sedang menyiarkan siaran berita.
A.	 Alat untuk menyatakan ekspresi diri . C. Alat integrasi dan adaptasi sosial
B.	 Alat komunikasi D. Alat kontrol sosial
17
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
5.	 Yang dimaksud dengan berkomunikasi secara non verbal adalah komunikasi
yang dilakukan secara:
A.	 Lisan B. Tulisan C. Isyarat dan simbol-simbol D. Lisan dan tulisan
6.	 Imbuhan per-an dalam persahabatan berfungsi membentuk
A.	 kata benda B. Kata tugas C. Kata sifat D. Kata kerja
7.	 Mahasiswa yang memiliki IP tertinggi akan menerima beasiswa. Kata yang
pada kalimat di atas tergolong sebagai
A.	 kata ganti orang 	 C. kata ganti penghubung
B.	 Kata ganti petunjuk 	 D. Kata ganti pemilik
8.	 Kata ulang yang menunjukkan arti menyerupai terdapat dalam kalimat
A.	 Dahulu daerah Condet merupakan penghasil buah-buahan di Jakarta.
B.	 Pasar Minggu tadinya penghasil sayur-sayuran.
C.	 Di Pasar Minggu banyak dijual mobil-mobilan mainan anak-anak.
D.	 Di jalan raya kadang-kadang ada oengendara yang kebut-kebutan.
9.	 Kata beruang dalam ketiga kalimat ini memiliki makna yang berbeda
i.	 Beruang betina itu beranak tiga.
ii.	 Saya ingin sekali membeli buku, sayang tidak beruang.
iii.	 Sekolah kami tidak beruang perpustakaan yang memadai.
Ketiga bentuk beruang tersebut disebut
A.	 homonim B. Homofon C. Homograf D.homograf dan homofon
18
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
10.	Kalimat berikut ini yang hanya terdiri dari morfem-morfem bebas adalah
A.	 Pesta di Jalan Jaksa berlangsung meriah.
B.	 N-250 terbang perdana pada tanggal 10 Agustus 1995.
C.	 Menyongsong HUT RI ke-50 dengan gembira.
D.	 Pesta akbar arung samudera dimulai esok pagi.
E.	 Umpan Balik Dan Tindak Lanjut
Sekarang Anda telah selesai mengerjakan tes mandiri 1, cocokkanlah
jawaban Anda dengan kunci jawaban tes mandiri 1 yang terdapat pada bagian
akhir modul ini dan hitunglah jumlah bobot/skor nilai keseluruhan, kemudian
gunakan daftar arti tingkat penguasaan dibawah ini untuk mengetahui tingkat
penguasaan Anda dalam materi kegiatan belajar 1.
RUMUS
Jumlah pilihan jawaban yang benar
Tingkat Penguasaan = ........................................................................ x 100%
10
Arti tingkatan penguasaan yang dicapai:
90% - 100%	 = baik sekali
80% - 89%	 = baik
70% - 79%	 = sedang
<70%	 = kurang
Kalau Anda mencapai tingkat penguasaan 80 ke atas, Anda dapat meneruskan
ke Kegiatan Belajar 2 tetapi kalau nilai Anda di bawah 80, Anda harus mengulangi
Kegiatan Belajar 1, terutama bagian yang belum Anda kuasai.

More Related Content

What's hot

Contoh Artikel Konseptual
Contoh Artikel KonseptualContoh Artikel Konseptual
Contoh Artikel Konseptual
Uwes Chaeruman
 
Ragam bahasa ilmiah
Ragam bahasa ilmiahRagam bahasa ilmiah
Ragam bahasa ilmiah
Fajar Ramadhan
 
Fungsi Bahasa dan Tata Bahasa
Fungsi Bahasa  dan Tata BahasaFungsi Bahasa  dan Tata Bahasa
Fungsi Bahasa dan Tata Bahasa
pjj_kemenkes
 
Ciri Kebahasaan Ragam Formal Bahasa Indonesia Keilmuan
Ciri Kebahasaan Ragam Formal Bahasa Indonesia KeilmuanCiri Kebahasaan Ragam Formal Bahasa Indonesia Keilmuan
Ciri Kebahasaan Ragam Formal Bahasa Indonesia Keilmuan
Yunita Siswanti
 
ILMU KOMUNIKASI - Pesan
ILMU KOMUNIKASI - PesanILMU KOMUNIKASI - Pesan
ILMU KOMUNIKASI - Pesan
Diana Amelia Bagti
 
karakteristik umum bahasa indonesia keilmuan
karakteristik umum bahasa indonesia keilmuankarakteristik umum bahasa indonesia keilmuan
karakteristik umum bahasa indonesia keilmuanAnang Dwi Purwanto
 
MAKALAH STRUKTUR PERCAKAPAN DAN PREFERENSI
MAKALAH STRUKTUR PERCAKAPAN DAN PREFERENSIMAKALAH STRUKTUR PERCAKAPAN DAN PREFERENSI
MAKALAH STRUKTUR PERCAKAPAN DAN PREFERENSI
Nurulbanjar1996
 
pancasila sebagai sistem filsafat
pancasila sebagai sistem filsafat pancasila sebagai sistem filsafat
pancasila sebagai sistem filsafat
Rudi Wicaksana
 
Arti fungsi dan ragam bahasa
Arti fungsi dan ragam bahasaArti fungsi dan ragam bahasa
Arti fungsi dan ragam bahasa
Siti Zuariyah
 
Unsur unsur wacana
Unsur unsur wacanaUnsur unsur wacana
Unsur unsur wacanaAhyaniyani
 
Surat sekretaris
Surat sekretarisSurat sekretaris
Surat sekretaris
Titikbudiarti
 
IMPLEMENTASI KOMUNIKASI DALAM KEHIDUPAN
IMPLEMENTASI KOMUNIKASI DALAM KEHIDUPANIMPLEMENTASI KOMUNIKASI DALAM KEHIDUPAN
IMPLEMENTASI KOMUNIKASI DALAM KEHIDUPAN
Nur Arifaizal Basri
 
Contoh Review Jurnal
Contoh Review JurnalContoh Review Jurnal
Contoh Review Jurnal
Trisnadi Wijaya
 
Makalah penggunaan bahasa gaul mempengaruhi eksistensi bahasa indonesia
Makalah penggunaan bahasa gaul mempengaruhi eksistensi bahasa indonesiaMakalah penggunaan bahasa gaul mempengaruhi eksistensi bahasa indonesia
Makalah penggunaan bahasa gaul mempengaruhi eksistensi bahasa indonesia
riskia_chandra
 
Makalah penelitian survei
Makalah penelitian surveiMakalah penelitian survei
Makalah penelitian survei
Alfiramita Hertanti
 
Perbedaan antara ilmu dan seni
Perbedaan antara ilmu dan seniPerbedaan antara ilmu dan seni
Perbedaan antara ilmu dan seni
alvarizkir28
 
BMP MKDU4111
BMP MKDU4111BMP MKDU4111
BMP MKDU4111
Mang Engkus
 
Makalah interpersonal dan intrapersonal skill
Makalah interpersonal dan intrapersonal skillMakalah interpersonal dan intrapersonal skill
Makalah interpersonal dan intrapersonal skill
Reyhan Abi
 
Analisis multimodal pada iklan sunsilk
Analisis multimodal pada iklan sunsilkAnalisis multimodal pada iklan sunsilk
Analisis multimodal pada iklan sunsilk
Rusdi Noor Rosa
 

What's hot (20)

Contoh Artikel Konseptual
Contoh Artikel KonseptualContoh Artikel Konseptual
Contoh Artikel Konseptual
 
Ragam bahasa ilmiah
Ragam bahasa ilmiahRagam bahasa ilmiah
Ragam bahasa ilmiah
 
Fungsi Bahasa dan Tata Bahasa
Fungsi Bahasa  dan Tata BahasaFungsi Bahasa  dan Tata Bahasa
Fungsi Bahasa dan Tata Bahasa
 
Ciri Kebahasaan Ragam Formal Bahasa Indonesia Keilmuan
Ciri Kebahasaan Ragam Formal Bahasa Indonesia KeilmuanCiri Kebahasaan Ragam Formal Bahasa Indonesia Keilmuan
Ciri Kebahasaan Ragam Formal Bahasa Indonesia Keilmuan
 
ILMU KOMUNIKASI - Pesan
ILMU KOMUNIKASI - PesanILMU KOMUNIKASI - Pesan
ILMU KOMUNIKASI - Pesan
 
karakteristik umum bahasa indonesia keilmuan
karakteristik umum bahasa indonesia keilmuankarakteristik umum bahasa indonesia keilmuan
karakteristik umum bahasa indonesia keilmuan
 
MAKALAH STRUKTUR PERCAKAPAN DAN PREFERENSI
MAKALAH STRUKTUR PERCAKAPAN DAN PREFERENSIMAKALAH STRUKTUR PERCAKAPAN DAN PREFERENSI
MAKALAH STRUKTUR PERCAKAPAN DAN PREFERENSI
 
pancasila sebagai sistem filsafat
pancasila sebagai sistem filsafat pancasila sebagai sistem filsafat
pancasila sebagai sistem filsafat
 
Arti fungsi dan ragam bahasa
Arti fungsi dan ragam bahasaArti fungsi dan ragam bahasa
Arti fungsi dan ragam bahasa
 
Unsur unsur wacana
Unsur unsur wacanaUnsur unsur wacana
Unsur unsur wacana
 
Surat sekretaris
Surat sekretarisSurat sekretaris
Surat sekretaris
 
IMPLEMENTASI KOMUNIKASI DALAM KEHIDUPAN
IMPLEMENTASI KOMUNIKASI DALAM KEHIDUPANIMPLEMENTASI KOMUNIKASI DALAM KEHIDUPAN
IMPLEMENTASI KOMUNIKASI DALAM KEHIDUPAN
 
Contoh Review Jurnal
Contoh Review JurnalContoh Review Jurnal
Contoh Review Jurnal
 
Makalah penggunaan bahasa gaul mempengaruhi eksistensi bahasa indonesia
Makalah penggunaan bahasa gaul mempengaruhi eksistensi bahasa indonesiaMakalah penggunaan bahasa gaul mempengaruhi eksistensi bahasa indonesia
Makalah penggunaan bahasa gaul mempengaruhi eksistensi bahasa indonesia
 
Makalah penelitian survei
Makalah penelitian surveiMakalah penelitian survei
Makalah penelitian survei
 
Ragam Lisan Dan Tulisan
Ragam Lisan Dan TulisanRagam Lisan Dan Tulisan
Ragam Lisan Dan Tulisan
 
Perbedaan antara ilmu dan seni
Perbedaan antara ilmu dan seniPerbedaan antara ilmu dan seni
Perbedaan antara ilmu dan seni
 
BMP MKDU4111
BMP MKDU4111BMP MKDU4111
BMP MKDU4111
 
Makalah interpersonal dan intrapersonal skill
Makalah interpersonal dan intrapersonal skillMakalah interpersonal dan intrapersonal skill
Makalah interpersonal dan intrapersonal skill
 
Analisis multimodal pada iklan sunsilk
Analisis multimodal pada iklan sunsilkAnalisis multimodal pada iklan sunsilk
Analisis multimodal pada iklan sunsilk
 

Similar to Fungsi Bahasa dan Tata Bahasa

Tugas power point
Tugas power pointTugas power point
Tugas power point
Makarina
 
5. relevansi teori-psikologi-dari-piaget
5. relevansi teori-psikologi-dari-piaget5. relevansi teori-psikologi-dari-piaget
5. relevansi teori-psikologi-dari-piagetuniku
 
Komunikasi Antar Pribadi Prilaku Pesan nonverbal
Komunikasi Antar Pribadi Prilaku Pesan nonverbalKomunikasi Antar Pribadi Prilaku Pesan nonverbal
Komunikasi Antar Pribadi Prilaku Pesan nonverbalUIN Surabaya
 
Bahan ajar
Bahan ajarBahan ajar
Bahan ajar
novi igayana
 
Komunikasi Verbal
Komunikasi VerbalKomunikasi Verbal
Komunikasi Verbal
farobiiiiiiii
 
Sifat bahasa
Sifat bahasaSifat bahasa
Sifat bahasa
Mohammad Nur Haffidh
 
Arti, fungsi dan ragam bahasa
Arti, fungsi dan ragam bahasaArti, fungsi dan ragam bahasa
Arti, fungsi dan ragam bahasa
Trisna Monalia
 
TINDAK UJARAN DALAM PSIKOLINGUISTIK
TINDAK UJARAN DALAM PSIKOLINGUISTIKTINDAK UJARAN DALAM PSIKOLINGUISTIK
TINDAK UJARAN DALAM PSIKOLINGUISTIK
Universitas Katolik Santo Thomas Medan
 
Budaya , Jenis Kelamin dan Mendengarkan
Budaya , Jenis Kelamin dan MendengarkanBudaya , Jenis Kelamin dan Mendengarkan
Budaya , Jenis Kelamin dan Mendengarkan
Ratih Aini
 
Tugas bhs indonesia (1)
Tugas bhs indonesia (1)Tugas bhs indonesia (1)
Tugas bhs indonesia (1)
winnarsih1
 
UAS FILSAFAT DAN SEJARAH MATEMATIKA
UAS FILSAFAT DAN SEJARAH MATEMATIKAUAS FILSAFAT DAN SEJARAH MATEMATIKA
UAS FILSAFAT DAN SEJARAH MATEMATIKA
META GUNAWAN
 
Bbm 1
Bbm 1Bbm 1
Bbm 1
meidia97
 
Keterampilan Inti KIP/K
Keterampilan Inti KIP/K Keterampilan Inti KIP/K
Keterampilan Inti KIP/K
pjj_kemenkes
 
PPT MODUL 1 _MPBISD.pptx
PPT  MODUL 1 _MPBISD.pptxPPT  MODUL 1 _MPBISD.pptx
PPT MODUL 1 _MPBISD.pptx
raniManggor
 
PPT MODUL 1 _MPBISD.pptx
PPT  MODUL 1 _MPBISD.pptxPPT  MODUL 1 _MPBISD.pptx
PPT MODUL 1 _MPBISD.pptx
raniManggor
 
Perkembangan bahasa peserta didik
Perkembangan bahasa peserta didikPerkembangan bahasa peserta didik
Perkembangan bahasa peserta didik
Poetra Chebhungsu
 
Ragam bahasa
Ragam bahasaRagam bahasa
Ragam bahasa
yulia pratika
 
bunga yulya dewi (094) bkp
bunga yulya dewi (094) bkpbunga yulya dewi (094) bkp
bunga yulya dewi (094) bkp
bungayulyaa
 

Similar to Fungsi Bahasa dan Tata Bahasa (20)

Tugas power point
Tugas power pointTugas power point
Tugas power point
 
5. relevansi teori-psikologi-dari-piaget
5. relevansi teori-psikologi-dari-piaget5. relevansi teori-psikologi-dari-piaget
5. relevansi teori-psikologi-dari-piaget
 
Komunikasi Antar Pribadi Prilaku Pesan nonverbal
Komunikasi Antar Pribadi Prilaku Pesan nonverbalKomunikasi Antar Pribadi Prilaku Pesan nonverbal
Komunikasi Antar Pribadi Prilaku Pesan nonverbal
 
Bahan ajar
Bahan ajarBahan ajar
Bahan ajar
 
Komunikasi Verbal
Komunikasi VerbalKomunikasi Verbal
Komunikasi Verbal
 
Sifat bahasa
Sifat bahasaSifat bahasa
Sifat bahasa
 
Arti, fungsi dan ragam bahasa
Arti, fungsi dan ragam bahasaArti, fungsi dan ragam bahasa
Arti, fungsi dan ragam bahasa
 
TINDAK UJARAN DALAM PSIKOLINGUISTIK
TINDAK UJARAN DALAM PSIKOLINGUISTIKTINDAK UJARAN DALAM PSIKOLINGUISTIK
TINDAK UJARAN DALAM PSIKOLINGUISTIK
 
Budaya , Jenis Kelamin dan Mendengarkan
Budaya , Jenis Kelamin dan MendengarkanBudaya , Jenis Kelamin dan Mendengarkan
Budaya , Jenis Kelamin dan Mendengarkan
 
Tugas bhs indonesia (1)
Tugas bhs indonesia (1)Tugas bhs indonesia (1)
Tugas bhs indonesia (1)
 
UAS FILSAFAT DAN SEJARAH MATEMATIKA
UAS FILSAFAT DAN SEJARAH MATEMATIKAUAS FILSAFAT DAN SEJARAH MATEMATIKA
UAS FILSAFAT DAN SEJARAH MATEMATIKA
 
Bbm 1
Bbm 1Bbm 1
Bbm 1
 
Bbm 1
Bbm 1Bbm 1
Bbm 1
 
Makalah psikologi komunikasi
Makalah psikologi komunikasi Makalah psikologi komunikasi
Makalah psikologi komunikasi
 
Keterampilan Inti KIP/K
Keterampilan Inti KIP/K Keterampilan Inti KIP/K
Keterampilan Inti KIP/K
 
PPT MODUL 1 _MPBISD.pptx
PPT  MODUL 1 _MPBISD.pptxPPT  MODUL 1 _MPBISD.pptx
PPT MODUL 1 _MPBISD.pptx
 
PPT MODUL 1 _MPBISD.pptx
PPT  MODUL 1 _MPBISD.pptxPPT  MODUL 1 _MPBISD.pptx
PPT MODUL 1 _MPBISD.pptx
 
Perkembangan bahasa peserta didik
Perkembangan bahasa peserta didikPerkembangan bahasa peserta didik
Perkembangan bahasa peserta didik
 
Ragam bahasa
Ragam bahasaRagam bahasa
Ragam bahasa
 
bunga yulya dewi (094) bkp
bunga yulya dewi (094) bkpbunga yulya dewi (094) bkp
bunga yulya dewi (094) bkp
 

More from pjj_kemenkes

Modul 4 MTBS
Modul 4 MTBSModul 4 MTBS
Modul 4 MTBS
pjj_kemenkes
 
Modul 3 MTBS
Modul 3 MTBSModul 3 MTBS
Modul 3 MTBS
pjj_kemenkes
 
Modul 2 MTBS
Modul 2 MTBSModul 2 MTBS
Modul 2 MTBS
pjj_kemenkes
 
Modul 1 MTBS
Modul 1 MTBSModul 1 MTBS
Modul 1 MTBS
pjj_kemenkes
 
Modul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIModul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid III
pjj_kemenkes
 
Modul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIModul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid III
pjj_kemenkes
 
Modul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid IIIModul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid III
pjj_kemenkes
 
Modul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIModul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid III
pjj_kemenkes
 
Modul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIModul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid III
pjj_kemenkes
 
Modul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIModul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid III
pjj_kemenkes
 
Modul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIModul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid III
pjj_kemenkes
 
Modul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIModul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid III
pjj_kemenkes
 
Modul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIModul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid III
pjj_kemenkes
 
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
pjj_kemenkes
 
Modul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanModul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatan
pjj_kemenkes
 
Modul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanModul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatan
pjj_kemenkes
 

More from pjj_kemenkes (20)

Modul 4 MTBS
Modul 4 MTBSModul 4 MTBS
Modul 4 MTBS
 
Modul 3 MTBS
Modul 3 MTBSModul 3 MTBS
Modul 3 MTBS
 
Modul 2 MTBS
Modul 2 MTBSModul 2 MTBS
Modul 2 MTBS
 
Modul 1 MTBS
Modul 1 MTBSModul 1 MTBS
Modul 1 MTBS
 
Modul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIModul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid III
 
Modul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIModul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid III
 
Modul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid IIIModul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid III
 
Modul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIModul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid III
 
Modul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIModul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid III
 
Modul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIModul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid III
 
Modul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIModul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid III
 
Modul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIModul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid III
 
Modul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIModul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid III
 
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
 
Modul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanModul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatan
 
Modul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanModul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatan
 

Recently uploaded

Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdfTokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Mutia Rini Siregar
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Kanaidi ken
 
JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfJURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
HERIHERI52
 
Modul Ajar Projek Kreatif dan Kewirausahaan - Peluang Usaha di Lingkungan i...
Modul Ajar Projek Kreatif dan Kewirausahaan - Peluang Usaha di Lingkungan   i...Modul Ajar Projek Kreatif dan Kewirausahaan - Peluang Usaha di Lingkungan   i...
Modul Ajar Projek Kreatif dan Kewirausahaan - Peluang Usaha di Lingkungan i...
PutraDwitara
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pdf.pdf
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pdf.pdfRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pdf.pdf
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pdf.pdf
OswaldusDiwaDoka
 
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
StevanusOkiRudySusan
 
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
indraayurestuw
 
LAPORAN WALI KELAS Wahyu Widayati, S.Pd.docx
LAPORAN WALI KELAS Wahyu Widayati, S.Pd.docxLAPORAN WALI KELAS Wahyu Widayati, S.Pd.docx
LAPORAN WALI KELAS Wahyu Widayati, S.Pd.docx
moh3315
 
Kalender Pendidikan tahun pelajaran 2023/2024 Kabupaten Temanggung .pdf
Kalender Pendidikan tahun pelajaran 2023/2024  Kabupaten Temanggung .pdfKalender Pendidikan tahun pelajaran 2023/2024  Kabupaten Temanggung .pdf
Kalender Pendidikan tahun pelajaran 2023/2024 Kabupaten Temanggung .pdf
SDNBotoputih
 
PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptxPPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
SriKuntjoro1
 
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptxPembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Sosdiklihparmassdm
 
LAPORAN BIMBINGAN TEKNIS TRANSISI PAUD - SD.pdf
LAPORAN BIMBINGAN TEKNIS TRANSISI PAUD - SD.pdfLAPORAN BIMBINGAN TEKNIS TRANSISI PAUD - SD.pdf
LAPORAN BIMBINGAN TEKNIS TRANSISI PAUD - SD.pdf
RosidaAini3
 
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdf
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdfBiografi Presiden Republik Indonesia.pdf
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdf
pristayulianabila
 
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
tsuroyya38
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
SABDA
 
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdf
Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdfRangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdf
Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdf
mad ros
 
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdfAKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
opkcibungbulang
 
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG  MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG  MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
HengkiRisman
 

Recently uploaded (20)

Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdfTokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
 
JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfJURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
 
Modul Ajar Projek Kreatif dan Kewirausahaan - Peluang Usaha di Lingkungan i...
Modul Ajar Projek Kreatif dan Kewirausahaan - Peluang Usaha di Lingkungan   i...Modul Ajar Projek Kreatif dan Kewirausahaan - Peluang Usaha di Lingkungan   i...
Modul Ajar Projek Kreatif dan Kewirausahaan - Peluang Usaha di Lingkungan i...
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pdf.pdf
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pdf.pdfRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pdf.pdf
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pdf.pdf
 
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
 
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
 
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
 
LAPORAN WALI KELAS Wahyu Widayati, S.Pd.docx
LAPORAN WALI KELAS Wahyu Widayati, S.Pd.docxLAPORAN WALI KELAS Wahyu Widayati, S.Pd.docx
LAPORAN WALI KELAS Wahyu Widayati, S.Pd.docx
 
Kalender Pendidikan tahun pelajaran 2023/2024 Kabupaten Temanggung .pdf
Kalender Pendidikan tahun pelajaran 2023/2024  Kabupaten Temanggung .pdfKalender Pendidikan tahun pelajaran 2023/2024  Kabupaten Temanggung .pdf
Kalender Pendidikan tahun pelajaran 2023/2024 Kabupaten Temanggung .pdf
 
PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptxPPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
 
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptxPembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
 
LAPORAN BIMBINGAN TEKNIS TRANSISI PAUD - SD.pdf
LAPORAN BIMBINGAN TEKNIS TRANSISI PAUD - SD.pdfLAPORAN BIMBINGAN TEKNIS TRANSISI PAUD - SD.pdf
LAPORAN BIMBINGAN TEKNIS TRANSISI PAUD - SD.pdf
 
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdf
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdfBiografi Presiden Republik Indonesia.pdf
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdf
 
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
 
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
 
Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdf
Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdfRangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdf
Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdf
 
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdfAKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
 
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG  MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG  MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
 

Fungsi Bahasa dan Tata Bahasa

  • 1. Tujuan Pembelajaran Umum Tujuan Pembelajaran Khusus Kegiatan Belajar 1 Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif I Setelah menyelesaikan Modul 1 Unit kegiatan belajar 1 ini, Anda diharapkan mampu memahami tentang fungsi bahasa. TUJUANPembelajaran Umum TUJUANPembelajaran Khusus Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 1 ini, Anda diharapkan mampu: 1. Menjelaskan fungsi bahasa , dan 2. Menjelaskan tata bahasa Fungsi dan Tata Bahasa POKOKMateri Untukmencapaitujuandalamkegiatanbelajar1ini,Andadiharapkan mempelajari : 1. Fungsi Bahasa, meliputi: bahasa sebagai alat ekspresi diri, sebagai alat komunikasi, sebagai alat integrasi & adaptasi sosial, dan bahasa sebagai alat kontrol sosial. 2. Tata Bahasa, meliputi tata bentuk dan tata makna.
  • 2. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 2 Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Uraian Materi 1. Fungsi Bahasa a. Bahasa sebagai Alat Ekspresi Diri Sebagai alat untuk menyatakan ekspresi diri, bahasa menyatakan secara terbuka segala sesuatu yang tersirat di dalam dada kita, sekurang- kurangnya untuk memaklumkan keberadaan kita. Dalam kenyataan sehari- hari, semua fungsi bahasa sebagai yang dikemukakan di atas tidak terpisah satu sama lain. Sehingga untuk menetapkan di mana yang satu mulai dan di mana yang lain berakhir sangat sulit. Pada taraf permulaan, bahasa pada anak-anak mulai berkembang yaitu, sebagai alat untuk menyatakan dirinya sendiri. Dalam buaian seorang bayi sudah dapat menyatakan dirinya sendiri, ia menangis bila lapar atau haus. Ketika mulai belajar berbahasa, ia memerlukan kata-kata untuk menyatakan lapar, haus dan sebagainya. Hal itu berlangsung terus hingga seorang menjadi dewasa; keadaan hatinya, suka dukanya, semuanya coba diungkapkan dengan bahasa agar tekanan-tekanan jiwanya dapat tersalur. Kata-kata seperti: aduh, hai, wahai, dsb. Menceritakan pada kita kenyataan ini. Seorang penulis mengekspresikan dirinya melalui tulisannya. Sebenarnya, sebuah karya ilmiah pun adalah sarana pengungkapan diri seorang ilmuwan untuk menunjukkan kemampuannya dalam sebuah bidang ilmu tertentu. Jadi, kita dapat menulis untuk mengekspresikan diri atau untuk mencapai tujuan tertentu. Misalnya, tulisan kita dalam sebuah buku, merupakan hasil ekspresi diri kita. Pada saat menulis, kita tidak memikirkan siapa pembacanya. Kita hanya menuangkan isi hati dan perasaan tanpa memikirkan apakah tulisan itu dipahami orang lain atau tidak. Akan tetapi, pada saat kita menulis surat kepada orang lain, kita mulai berpikir kepada siapakah surat itu akan ditujukan. Kita memilih cara berbahasa yang berbeda kepada orang yang kita hormati dibandingkan dengan cara berbahasa kita kepada teman kita. Pada saat menggunakan bahasa sebagai alat untuk mengekspresikan diri, si pemakai bahasa tidak perlu mempertimbangkan atau memperhatikan siapa yang menjadi pendengarnya, pembacanya, atau khalayak sasarannya. Ia menggunakan bahasa hanya untuk kepentingannya pribadi.
  • 3. 3 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif b. Bahasa sebagai Alat Komunikasi Komunikasi tidak akan sempurna bila ekspresi diri kita tidak diterima atau dipahami oleh orang lain. Dengan komunikasi, kita mempelajari dan mewarisi semua yang pernah dicapai oleh nenek moyang kita, serta apa yang dicapai oleh orang-orang yang sezaman dengan kita. Sebagai alat komunikasi, bahasa merupakan saluran perumusan maksud kita, melahirkan perasaan kita dan memungkinkan kita menciptakan kerja sama dengan sesama warga. Bahasa mengatur berbagai macam aktivitas kemasyarakatan, merencanakan dan mengarahkan masa depan kita (Gorys Keraf, 1997 : 4). Pada saat menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi, kita sudah memiliki tujuan tertentu. Ingin dipahami oleh orang lain, ingin menyampaikan gagasan yang dapat diterima oleh orang lain, ingin membuat orang lain yakin terhadap pandangan kita, dan ingin mempengaruhi orang lain. Kita juga mempertimbangkan apakah bahasa yang kita gunakan laku untuk dijual. Oleh karena itu, seringkali kita mendengar istilah “bahasa yang komunikatif”. Misalnya, kata stomatitis hanya dipahami oleh orang-orang dengan tingkat pendidikan kesehatan, namun kata sariawan atau panas dalam lebih mudah dimengerti oleh masyarakat umum. Kata inflamasi, misalnya, lebih sulit dipahami dibandingkan kata peradangan atau bengkak. Dengan kata lain, kata sariawan atau panas dalam, peradangan, bengkak, dianggap lebih komunikatif karena bersifat lebih umum. Sebaliknya, kata-kata stomatistis atau inflamasi akan memberi nuansa lain pada bahasa kita, misalnya, nuansa keilmuan, nuansa intelektualitas, atau nuansa tradisional. c. Bahasa sebagai Alat Integrasi dan Adaptasi Sosial Bahasa, selain berfungsi sebagai alat komunikasi, berfungsi pula sebagai alat integrasi dan adaptasi sosial. Pada saat beradaptasi dengan lingkungan sosial tertentu, kita akan memilih bahasa yang akan kita gunakan bergantung pada situasi dan kondisi yang kita hadapi. Kita akan menggunakan bahasa yang berbeda pada orang yang berbeda. Kita akan menggunakan bahasa yang nonstandar di lingkungan teman-teman dan menggunakan bahasa standar pada orang tua atau orang yang kita hormati. Pada saat kita mempelajari bahasa asing, kita juga berusaha mempelajari bagaimana cara menggunakan bahasa tersebut. Misalnya, pada situasi apakah
  • 4. 4 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif kita akan menggunakan kata tertentu, kata manakah yang sopan dan tidak sopan. Jangan sampai menggunakan kata kamu untuk menyapa seorang pejabat. Demikian pula jika kita mempelajari bahasa asing. Jangan sampai kita salah menggunakan tata cara berbahasa dalam budaya bahasa tersebut. Dengan menguasai bahasa suatu bangsa, kita dengan mudah berbaur dan menyesuaikan diri dengan bangsa tersebut. d. Bahasa sebagai Alat Kontrol Sosial Sebagai alat kontrol sosial, bahasa sangat efektif. Kontrol sosial dapat diterapkan pada diri kita sendiri atau kepada masyarakat. Berbagai penerangan, informasi, maupun pendidikan disampaikan melalui bahasa. Buku-buku pelajaran dan buku-buku instruksi adalah salah satu contoh penggunaan bahasa sebagai alat kontrol sosial. Ceramah agama atau dakwah merupakan contoh penggunaan bahasa sebagai alat kontrol sosial. Lebih jauh lagi, orasi ilmiah atau politik merupakan alat kontrol sosial. Kita juga sering mengikuti diskusi atau acara bincang- bincang (talk show) di televisi dan radio. Iklan layanan masyarakat atau layanan sosial merupakan salah satu wujud penerapan bahasa sebagai alat kontrol sosial. Semua itu merupakan kegiatan berbahasa yang memberikan kepada kita cara untuk memperoleh pandangan baru, sikap baru, perilaku dan tindakan yang baik. Di samping itu, kita belajar untuk menyimak dan mendengarkan pandangan orang lain mengenai suatu hal. Contoh fungsi bahasa sebagai alat kontrol sosial yang sangat mudah kita terapkan adalah sebagai alat peredam rasa marah. Menulis merupakan salah satu cara yang sangat efektif untuk meredakan rasa marah. Tuangkanlah rasa kesal dan marah ke dalam bentuk tulisan. Biasanya, pada akhirnya, rasa marah berangsur-angsur menghilang dan kita dapat melihat persoalan secara lebih jelas dan tenang.
  • 5. 5 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Untuk mengingatkan pemahaman materi tentang fungsi bahasa, sekarang coba Anda kerjakan latihan dibawah ini! Bagus, Anda telah mencoba menjawab latihan 1 di atas, selanjutnya cocokkan jawaban Anda dengan jawaban berikut ini: 2. Tata Bahasa (tata bentuk dan tata makna) Tata bahasa adalah studi struktur kalimat, terutama sekali dengan acuan kepada sintaksis dan morfologi. Yang dibahas disini adalah tata bentuk dan tata makna yang dititik beratkan pada proses morfologi, yaitu pembentukan kata dasar menjadi bentuk turunan, misalnya kata dasar coba menjadi mencoba, cobaaan, dan percobaan. Dan dibahas pula segi makna (semantik) yang akan langsung melihat perbedaan-perbedaan arti kata-kata tersebut. a. Pengertian Morfologi dan Semantik Morfologi adalah suatu bagian dari tata bahasa yang mempelajari seluk- beluk bentuk kata. Bagian dari tata bahasa yang meneliti perkembangan bentuk kata disebut etimologi, sedangkan bagian dari tata bahasa yang meneliti makna kata dan perkembangannya dalam suatu bahasa disebut semantik. Kedua ilmu tersebut, morfologi dan etimologi di satu pihak dan semantik di lain pihak, saling berhubungan karena gerak tubuh suatu bahasa meliputi bidang bentuk dan makna atau arti. Bentuk dan makna tak dapat dipisahkan. Suatu makna harus didukung oleh bentuk tertentu, demikian pula sebaliknya. Bentuk yang tidak mempunyai makna tidak akan menjadi morfem dan tidak mendapat tempat dalam tatanan bahasa Indonesia. Latihan 1 Jelaskan perbedaan bahasa sebagai alat integrasi diri dengan bahasa sebagai alat komunikasi? Jawaban latihan 1. Pada saat menggunakan bahasa sebagai alat untuk mengekspresikan diri, si pemakai bahasa tidak perlu mempertimbangkan atau memperhatikan siapa yang menjadi pendengarnya, pembacanya, atau khalayak sasarannya. Berbeda dengan bahasa sebagai alat komunikasi, komunikasi tidak akan sempurna bila ekspresi diri kita tidak diterima atau dipahami oleh orang lain.
  • 6. 6 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 1) Morfem adalah bentuk terkecil yang dapat membedakan arti. Morfem sangat berperan dalam pembentukan kata. Bentuk seperti –ku, -lah, -ter adalah contoh morfem. Morfem tersebut dapat kita rangkaikan dengan salah satu bentuk morfem bebas (kata) misalnya bawa. Dari kata bawa lalu terbentuklah kubawa, dibawa, terbawa. Ketiga bentukan ini sudah berbeda artinya dari kata bawa. Itulah contoh penggunaan morfem sebagai pembeda arti. Bila ditinjau dari segi bentuk dan dari segi artinya, morfem dapat dibedakan atas 2 macam: a) Morfem bebas, yaitu morfem yang dapat berdiri sendiri. Kata dasar coba, bawa, sakit, rumah, main, tidur adalah contoh morfem bebas. b) Morfem terikat, yaitu morfem yang tidak dapat berdiri sendiri. Semua imbuhan awalan, sisipan, akhiran, serta awalan dan akhiran tergolong sebagai morfem terikat Selain itu, unsur-unsur kecil atau partikel seperti –ku, -lah, pra-, swa-, dan sebagainya yang tidak dapat berdiri sendiri, juga termasuk morfem terikat. Sebaliknya, kata-kata bentukan atau kata turunan terbawa, dirumahkan, dipermainkan, adalah kata- kata komplek yang terdiri atas lebih dari satu morfem. 2) Suku Kata Persukuan berguna antara lain dalam pemenggalan kata dan penempatan imbuhan. Menurut sifatnya, suku kata di dalam bahasa Indonesia ada dua: a) Suku kata terbuka, yaitu jika suku kata itu diakhir oleh vokal, misalnya bu-ku, la-ri, ta-hu., sa-te, sa-do; b) Suku kata tertutup, yaitu jika suku kata itu diakhir oleh konsonan, misalnya hen-dak, kom-pleks, prog-ram, prak-tis. 3) Pembagian Jenis Kata Secara tradisional, pembagian kata di dalam bahasa-bahasa yang besar di dunia umumnya terdiri atas 10 jenis kata, yaitu:
  • 7. 7 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 1) Kata benda (nomina) 2) Kata kerja (verba) 3) Kata sifat (adjektif) 4) Kata ganti (pronomina) 5) Kata keterangan (adverbia) 6) Kata bilangan (numeralia) 7) Kata sambung (konjungsi) 8) Kata sandang (artikel) 9) Kata seru (interjeksi) 10) Kata depan (preposisi) Dalam modul ini penulis hanya menguraikan empat jenis kata saja, karena penulis sangat yakin, tidak ada mahasiswa yang belum mengetahui kesepuluh jenis kata itu dalam arti pengenalan nama jenis kata dan ciri umum kata tersebut. 1) Kata benda (nomina) 2) Kata kerja (verba) 3) Kata sifat (adjektif) 4) Kata tugas (partikel) 1) Kata Benda adalah nama dari suatu benda dan segala sesuatu yang dianggap sebagai benda (konkret maupun abstrak). Kata benda berfungsi sebagai subjek dan atau objek dalam kalimat. Kata benda juga disebut kata nama. Adapun yang dimaksud dengan benda konkret adalah objek yang dapat dipersepsi oleh indera kita, misalnya, orang, buku, pohon, kucing, dan sebagainya. Sebaliknya benda abstrak, tidak dapat dipersepsi oleh indera kita, misalnya, Tuhan, keadilan, pengetahuan, kehendak. Untuk mengenali jenis kata benda, kita dapat menguji kata tersebut dengan menambahkan frase “yang + kata sifat” atau frase “yang sangat + kata sifat” di belakang kata tersebut. Kembali ke contoh di atas, orang, buku, pohon, Tuhan, pengetahuan, dan kehendak termasuk kata benda, karena dapat diikuti oleh frase tersebut. Contoh: orang + yang baik Tuhan + yang mahabaik pohon + yang rindang pengetahuan + yang sangat berharga buku + yang menarik kehendak + yang sangat baik
  • 8. 8 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Selain itu, kata benda juga dapat diperoleh lewat transformasi jenis kata lainnya, seperti kata kerja atau kata sifat, untuk lebih jelasnya perhatikanlah contoh berikut ini. pe- + kata kerja : pekerja, petinju, petembak, pelukis, petatar pen- + kata kerja : petinju, penembak, penari, penatar pe- + kata sifat : pemalas, pemurung, pemarah, peramah pen- + kata sifat : penyayang, penyabar, penurut, penakut 2) Kata Kerja adalah kata yang menyatakan tindakan, tingkah laku, atau perbuatan. Kata kerja pada umumnya berfungsi sebagai predikat dalam kalimat. Untuk mengenali jenis kata kerja, kita dapat menguji kata tersebut dengan menambahkan frase “dengan + kata benda/sifat” di belakang kata tersebut. Sebagai contoh: tulis, pergi, berbicara tulis + dengan pena tulis + dengan segera pergi + dengan adik pergi + dengan kecewa berbicara + dengan dosen berbicara + dengan sopan 3) Kata Sifat adalah kata yang menerangkan tentang keadaan, watak, tabiat suatu benda. Kata sifat pada umumnya berfungsi sebagai penjelas arti kata jenis lain, misalnya jenis kata benda, kata bilangan, kata kerja, dan bahkan memperjelas kata sifat itu sendiri. Perlu diperhatikan untuk gabungan kata yang berupa idiom (dalam arti kiasan) kata sifat ini berada di depan kata benda, misalnya: ringan tangan, enteng tangan, panjang tangan. Untuk mengenali jenis kata sifat, kita dapat menguji kata tersebut dengan menambahkan kata keterangan “sekali” serta dapat dibentuk menjadi kata ulang berimbuhan “se- + -nya”. Sebagai contoh: pandai + sekali sepandai-pandainya cantik + sekali secantik-cantiknya
  • 9. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 9 baik + sekali sebaik-baiknya Kata sifat berimbuhan dapat dikenali dari gabungan kata dan imbuhan pembentuknya, yaitu : Tata bentuk Contoh berawalan me- ber- ter- pe- se- berimbuhan ke- + -an mengantuk, menganga, membisu bersatu, berwibawa, berkuasa tertulis, terbaca, terketik pesolek, pemalas, pembohong senasib, sepakat, senada ketakukan, kegirangan, keletihan 4) Kata Tugas adalah kata yang memiliki tugas memperluas atau mengadakan transformasi kalimat. Contoh : di, ke, dari, oleh, dan, lagi, sudah, tidak, tetapi. Contoh kalimat : Saya rumah teman tentulah menimbulkan pertanyaan yang bermacam-macam. Bila diantara kata saya dan kata rumah diselipkan unsur kecil atau partikel di, ke atau dari, barulah arti kalimat itu menjadi jelas. Kata tugas di, ke, dan dari juga disebut kata depan karena selalu berada di depan kata yang diterangkannya. Setiap orang tentu tidak akan menerima kalimat Saya Bandung ke minggu depan; atau Adik saya sekolah London di. Selain kata depan tersebut di atas, bentuk seperti –lah, -kah, pun, juga termasuk partikel. Ketiga partikel tersebut mempunyai fungsi tertentu dalam membangun arti kalimat. 1) Partikel –kah dipakai untuk menyatakan tak tentu atau ragu-ragu. Contoh : Apakah Saudara merokok? Saya tidak tahu apakah ayah sedang tidur.
  • 10. 10 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 2) Partikel –lah dan pun berfungsi menguatkan arti kata dan menekankan arti kalimat. Contoh: Datanglah ke rumahku besok pagi. Apa pun usahanya selalu gagal. a. Macam-macam Makna Yang disebut makna ialah hubungan antara bentuk bahasa dan objek atau sesuatu (hal) yang diacunya. Ada dua macam makna yang terpenting, yaitu makna leksikal dan makna gramatikal. 1) Makna leksikal atau makna denotasi ialah makna kata secara lepas tanpa kaitan dengan kata yang lainnya dalam sebuah struktur. Dengan kata lain, makna leksikal ialah makna yang tertera dalam leksikon atau kamus. Misalnya : belah dapat mempunyai makna (1) celah, (2)pecah menjadi dua, (3) setengah, (4) sisi, (5) pihak; sebelah dapat mempunyai makna (1) setengah, (2) sebelah?, (3) arah, (4) di samping. Dari kata belah dapat dibentuk kata sebelah, bersebelahan (-sebelah), sebelah-menyebelah, menyebelahkan, membelah, terbelah, belahan, pembelah (pembelahan). 2) Makna gramatikal atau makna konotasi ialah makna baru yang timbul akibat proses gramatikal. Makna gramatikal disebut juga makna struktural karena makna yang timbul akan bergantung pada struktur tertentu sesuai dengan konteks (lingkungan dan situasi di mana kata itu berada). Makna struktural adalah makna yang sudah bergeser dari makna leksikalnya. Makna gramatikal biasanya digunakan dalam menuliskan pigura bahasa untuk memperoleh makna emotif. Perhatikan contoh di bawah ini. (i) lembah hitam (daerah/tempat mesum) (ii) kuhitamkan negeri itu (kutinggalkan untuk selamanya) Sinonim, antonim, homonim, dan hiponim Dalam kaitan dengan makna kata, dikenal beberapa istilah yang sangat perlu diketahui oleh setiap orang yang mempelajari bahasa, di antaranya adalah
  • 11. 11 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif sinonim, antonim, homonim, dan hiponim. a) Sinomim atau padan makna ialah ungkapan yang maknanya hampir sama dari ungkapan lain. Sinonim dapat juga diumpamakan sebagai nama lain dari suatu benda atau pengertian lain dari suatu ungkapan. Contoh: nasib dan takdir dimisalkan seperti A dan B. ungkapan A (nasib) ialah sinonim ungkapan B (takdir). Kalau A sinonim dengan B, maka B selalu sinonim dengan A pula. Sinonim dapat dibedakan menurut taraf dimana ia terdapat. (1) Sinonim antarkalimat, misalnya: Saya melihat dia. Dia kulihat. (2) Sinonim antarfrase, misalnya: Dua tangkai bunga, bunga dua tangkai (3) Sinonim antarkata, misalnya: nasib dan takdir, memuaskan dan menyenangkan. (4) Sinonim antarmorfem, misalnya: pemirsa dan pirsawan, kestabilan dan stabilitas b) Antonim atau lawan makna ungkapan yang maknanya kebalikan dari ungkapan yang lain. Contoh sukar dan mudah. Kalau A antonim terhadap B, maka B selalu antonim terhadap A. relasi antonim selalu berlaku dua arah. Antonim dapat dibedakan atas tataran sistematis. 1) Antonim antarkalimat, misalnya: Dia sakit; dan Dia tidak sakit. 2) Antonim antarfrase, misalnya: secara teratur dan secara tidak teratur. 3) Antonim antarkata, misalnya: mustahil dan mungkin, hidup dan mati. 4) Antonim antarmorfem, misalnya: prasarjana dan pascasarjana. Perhatikan contohnya dalam kalimat. (1) Membongkar mesin itu mudah, tapi memasangnya sulit. (2) Petani menjual sawahnya untuk membeli sebuah motor. (3) Di sana ia berutang, di sini berpiutang.
  • 12. 12 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif c) Homonim ialah kata-kata yang bentuk dan ucapannya sama, tetapi maknanya berbeda. Homonim dalam bahasa Indonesia hanya berupa homonim kata. Contohnya: mengukur (dari kukur) dan mengukur (dari ukur). Relasi homonim jugaselaluberlakuduaarah.Selainhomonimterdapathomofondanhomograf. Homofon, jika bunyi sama, tetapi makna dan bentuknya berbeda, misalnya sangsi = ragu-ragudan sanksi (sangsi)=hukuman. Sedangkan homograf, yaitu bentuk yang sama, tetapi bunyi/ucapan dan maknanya berbeda. Misalnya: beruang = binatang, beruang = mempunyai ruang, beruang = mempunyai uang. Homonim diperlukan guna membedakan makna kata yang mungkin berejaan atau berlafal sama sehingga dapat meningkatkan kepekaan para pemakai bahasadalamhalmemilihkatayangpalingtepat.Kadang-kadangpemakaikata kurang teliti terhadap bentuk-bentuk yang mirip. Misalnya, kata diberlakukan homonim dengan diperlakukan, sekali-kali dengan sekali-sekali, perataan dengan pemerataan, keseragaman dengan keragaman, perseorangan dengan perorangan. Karena kemiripan tersebut pemakai bahasa sering terperangkap. Disangkanya bentuk pertamalah yang tepat mewakili gagasannya, padahal bentuk kedualah yang seharusnya. Beda makna homonim di atas akan lebih nyata melalui kalimat berikut. (1) UULAJ (Undang-Undang Lalu Lintas Angkutan Jalan Raya) akan diberlakukan mulai bulan September 1993. Kita masih berpacaran, jangan saya diperlakukan sebagai istri! (2) Setelah perataan lahan sawah selesai, penanaman pada pun segera dimulai. Pemerataan pembangunan harus dilakukan agar semua rakyat dapat menikmatinya. (3) Bulu tangkis putri perseorangan dimenangkan oleh Susi. Ungkapan “bulan tersenyum” adalah contoh majas perorangan. Kata perorangan sering sekali diartikan salah, dan para pemakai kata itu kurang gmenyadari bahwa kata yang digunakan seharusnyalah perseorangan. Perorangan berarti hasil atau hal memperorang; perseorangan ‘secara seorang- seorang, satu-satu orang’; perorangan ‘hal mengorangkan’.
  • 13. 13 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif d) Hiponim ialah ungkapan yang maknanya merupakan bagian dari makna suatu ungkapan yang lain. Misalnya: merah adalah bagian hiponim dari kata berwarna. Hiponim hanya berlaku satu arah. Bila hal itu sebaliknya, disebut hipernim, misalnya: berwarna hipernim terhadap merah. Dalam bahasa Indonesia, kata bunga dapat diperluas menjadi mawar, melati, cempaka, sedap malam, kantil, anggrek. Hal itu berarti bahwa bunga adalah superordinat yang memiliki makna alias. Dengan demikian, mawar, melati, cempaka, sedap malam, kantil, anggrek menjadi hiponim terhadap bunga. Selanjutnya jika anggrek diklasifikasikan lagi menjadi anggrek merah, anggrek ungu, anggrek putih, itu berarti bahwa anggrek menjadi subordinat. Dan, anggrek merah, anggrek ungu, anggrek putih menjadi hiponim terhadap anggrek. Hiponim suatu kata juga dapat membantu pemakai kata dalam menentukan tautan pikiran yang dimiliki antarkata sehingga pemilihan kata berlangsung dengan baik. Karena itu, pemakai kata dalam hal ini semakin memahami mana kata-kata khusus dalam konteks tertentu. Itulah sebabnya bahwa seorang pemakai kata segera tahu: unggas lebih umum daripada burung; burung lebih umum daripada kutilang atau perkutut. Untuk mengingatkan pemahaman tentang materi tata bahasa, sekarang coba Anda kerjakan latihan di bawah ini ! Latihan 2 Sebutkan 2 macam makna yang terpenting dalam tata bahasa, dan berikan contoh ! Setelah Anda mencoba menjawab latihan 2 di atas, selanjutnya cocokkan jawaban Anda dengan jawaban di kotak di bawah ini.
  • 14. 14 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Jawaban latihan 1. Makna ada 2 yaitu leksikal dan gramatikal Contoh makna gramatikal: kuhitamkan negeri itu (kutinggalkan untuk se- lamanya) Contoh makna leksikal: kata belah dapat mempunyai makna (1) celah, (2) pecah menjadi dua, (3) setengah, (4) sisi, (5) pihak.
  • 15. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 15 Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Rangkuman Sebelum Anda melanjutkan pelajaran ke Kegiatan Belajar 2, sebaiknya anda terlebih dahulu membaca rangkuman di bawah ini untuk meyakinkan bahwa Anda telah memahami materi tentang fungsi bahasa dan tata bahasa Fungsi bahasa ada 4 (empat yaitu: sebagai alat berkomunikasi, sebagai alat mengekspresikan diri, sebagai alat berintegrasi dan beradaptasi sosial, serta sebagai alat kontrol sosial. Morfologi adalah suatu bagian dari tata bahasa yang mempelajari seluk- beluk bentuk kata. Bagian dari tata bahasa yang meneliti perkembangan bentuk kata disebut etimologi, sedangkan bagian dari tata bahasa yang meneliti makna kata adan perkembangannya dalam suatu bahasa disebut semantik. Kedua ilmu tersebut, morfologi dan etimologi di satu pihak dan semantik di lain pihak, saling berhubungan karena gerak tubuh suatu bahasa meliputi bidang bentuk dan makna atau arti. Bentuk dan makna tak dapat dipisahkan. Suatu makna harus didukung oleh bentuk tertentu, demikian pula sebaliknya. Bentuk yang tidak mempunyai makna tidak akan menjadi morfem dan tidak mendapat tempat dalam tatanan bahasa Indonesia.
  • 16. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 16 Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tes Formatif Bagus! Anda telah menyelesaikan kegiatan belajar 1. Untuk mengukur tingkat pemahaman Anda, kerjakanlah tugas Mandiri 1 berikut. Petunjuk: Jawablah pertanyaan berikut dengan memilih satu paling benar! 1. Seorang pendatang baru di suatu daerah, mencoba untuk menyesuaikan dirinya dengan masyarakat setempat. A. Alat untuk menyatakan ekspresi diri C. Alat integrasi dan adaptasi sosial B. Alat komunikasi D. Alat kontrol sosial 2. Untuk mencurahkan isi pikiran kita kepada orang lain, kita membuat sebuah karya ilmiah. A. Alat untuk menyatakan ekspresi diri C. Alat integrasi dan adaptasi sosial B. Alat komunikasi D. Alat kontrol sosial 3. Pada suatu saat, Anda membaca suatu pemberitahuan yang menyatakan bahwa di tempat ini dilarang merokok, maka anda akan mencari tempat lain ataupun tidak jadi merokok di tempat itu A. Alat untuk menyatakan ekspresi diri C. Alat integrasi dan adaptasi sosial B. Alat komunikasi D. Alat kontrol sosial 4. Seorang penyiar di televisi sedang menyiarkan siaran berita. A. Alat untuk menyatakan ekspresi diri . C. Alat integrasi dan adaptasi sosial B. Alat komunikasi D. Alat kontrol sosial
  • 17. 17 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 5. Yang dimaksud dengan berkomunikasi secara non verbal adalah komunikasi yang dilakukan secara: A. Lisan B. Tulisan C. Isyarat dan simbol-simbol D. Lisan dan tulisan 6. Imbuhan per-an dalam persahabatan berfungsi membentuk A. kata benda B. Kata tugas C. Kata sifat D. Kata kerja 7. Mahasiswa yang memiliki IP tertinggi akan menerima beasiswa. Kata yang pada kalimat di atas tergolong sebagai A. kata ganti orang C. kata ganti penghubung B. Kata ganti petunjuk D. Kata ganti pemilik 8. Kata ulang yang menunjukkan arti menyerupai terdapat dalam kalimat A. Dahulu daerah Condet merupakan penghasil buah-buahan di Jakarta. B. Pasar Minggu tadinya penghasil sayur-sayuran. C. Di Pasar Minggu banyak dijual mobil-mobilan mainan anak-anak. D. Di jalan raya kadang-kadang ada oengendara yang kebut-kebutan. 9. Kata beruang dalam ketiga kalimat ini memiliki makna yang berbeda i. Beruang betina itu beranak tiga. ii. Saya ingin sekali membeli buku, sayang tidak beruang. iii. Sekolah kami tidak beruang perpustakaan yang memadai. Ketiga bentuk beruang tersebut disebut A. homonim B. Homofon C. Homograf D.homograf dan homofon
  • 18. 18 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 10. Kalimat berikut ini yang hanya terdiri dari morfem-morfem bebas adalah A. Pesta di Jalan Jaksa berlangsung meriah. B. N-250 terbang perdana pada tanggal 10 Agustus 1995. C. Menyongsong HUT RI ke-50 dengan gembira. D. Pesta akbar arung samudera dimulai esok pagi. E. Umpan Balik Dan Tindak Lanjut Sekarang Anda telah selesai mengerjakan tes mandiri 1, cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban tes mandiri 1 yang terdapat pada bagian akhir modul ini dan hitunglah jumlah bobot/skor nilai keseluruhan, kemudian gunakan daftar arti tingkat penguasaan dibawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda dalam materi kegiatan belajar 1. RUMUS Jumlah pilihan jawaban yang benar Tingkat Penguasaan = ........................................................................ x 100% 10 Arti tingkatan penguasaan yang dicapai: 90% - 100% = baik sekali 80% - 89% = baik 70% - 79% = sedang <70% = kurang Kalau Anda mencapai tingkat penguasaan 80 ke atas, Anda dapat meneruskan ke Kegiatan Belajar 2 tetapi kalau nilai Anda di bawah 80, Anda harus mengulangi Kegiatan Belajar 1, terutama bagian yang belum Anda kuasai.