SlideShare a Scribd company logo
Fraktur Femur Sinistra
LAPORAN INTRA OPERASI
Tanggal : 23 Maret 2010
Nama pasien : Tn.S
No CM : 107820
Ruang : S
Diagnosa : Fraktur Femur Sinistra
Tindakan operasi : ORIF
PERSIAPAN PASIEN
A. Pemasangan alat elektromedik
 Bed Side Monitor : Terpasang saturasi dan tensi meter
 Arde : Terpasang di kaki
 Fiksasi : Terpasang di kedua ekstremitas atas
 Pemakaian couter : Ya
 Penggunaan suction : Ya
 Obat Pre Anestesi : Ondansentron 25 mg, fentanil 50mg,
 Induksi : Recovol, ketorolak 1, Halotan face mask
 Posisi pasien : Supinasi
 TD : 100/80mmHg
 Nadi : 80x/menit
 RR :120x/menit
 Suhu :37 C
B. Petugas pembedahan
 Operator : Dr. I
 Asisten : T
 Instrumen : I
 Sirkuler : A
C. Persiapan Alat :
Instrumen Instrumen Tambahan
Basic set : Slang suction
Bengkok 1 Benang cide 2/0, cromik 0, dexon(surgicryl)
Nailpuder 2 Jarum tapper dan silinder
Klem arteri bengkok
10
Bisturi 22
Kom 2 Duk sedang 2
Skapel 2 Duk lobang 1
Kooker 6 Duk kaki 1
Gunting jaringan 2 Bor
Gunting benang 2 Mata bor
Pinset anatomis 2 Respatrium
Pinset srirugis 2 Nagle tang
Klem arteri lurus 10 Cobra
Pinset srilugis manis 1 Kuret
Wound hakgigi 2 Reduction
Elize 2 Drifer
Ohak 2 Bone klem
Duk klem 5 Hak besar
Langen hak 2 Tang
Kanul section 1 Pengukur
Klem ovarium 2 Baut
Plat
D. Pelaksanaan Asisten/Instrumen
No. Tindakan
1 Memposisikan pasien supinasi dan mengfiksasi
2 Melepas bidai dengan gunting
3 Memasang perlak dibawah area operasi
4 Mencuci tangan steril dengan handiscrab dan air mengalir
5 Memakai jas operasi
6 Memakai handscone steril
7 Disinfeksi daerah operasi mulai dengan handiscrub kemudian
dikeringkan memakai kasa, diteruskan dengan alkohol kemuadian
dikeringkan memakai kasa dan yang terakhir adalah dengan batadine.
8 Penutupan area operasi (draping) dengan duk besar lobang 1, duk
tanggung rapat 2 dan duk kaki 1, kemudian dirapihkan dan difiksasi
mengunakan duk klem.
9 Insisi lokasi operasi femur lateral sinistra 1/3 distal mulai dari kulit-
subcutis menggunakan bisturi No.22.
10 Menghentikan perdarahan dengan menggunakan cutter.
11 Menggunting facia dengan gunting jaringan.
12 Memperjelas area pandang operasi dengan menyedot perdarahan
menggunakan suction
13 Mengedep perdarahan dengan kasa kering
14 Memasang hak besar
15 Memisahkan /diseksi otot dengan tulang dengan menggunakan
respatrium
16 Mengambil jaringan tulang yang tak berfungsi dengan nagle tang
17 Mencari ujung kedua tulang yang patah
18 Memasang cobra
19 Menyatukan ke-2 ujung tulang yang patah dengan bon klem
21 Kuretase tulang dengan kuret
22 Memasang reduction ditengah-tengah ujung tulang yang patah
23 Memasang plat tulang
24 Mengebor tulang sesuai jumlah lubang pada plat dan mengukur
kedalaman lubang.
25 Membuat lubang untuk masuk baut
25 Memasang baut sejumlah lubang yang ada dengan menggunakan scrub
driver
26 Setelah baut terpasang semua bersihkan area opersi dengan NACL
27 Disinfeksi luka operasi dengan betadine
28 Memasang drain dengan NGT No.18
29 Menjahit facia jarum dalam dan benang dexon
30 Menjahit sub cutis dengan benang cromik no.0
31 Menjahit kulit dengan jarum luar dan benang cide N0.2/0
32 Membersihkan luka operasi dengan NACL
33 Disinfeksi luka operasi dengan betadine dan kasa steril
34 Menutup luka dengan kasa steril rangkap 2
35 Memasang sofban
36 Mengitung instrument bekas operasi
37 Menghitung kasa bekas operasi
38 Membersihkan dan merapihkan alat
39 Memindahkan pasien ke Bed
40 Mendokumentasikan di status pasien
2.2 REPOSISI
Definisi
 penempatan kembali ke posisi semula
 penataan kembali posisi yg ada
 penempatan ke posisi yg berbeda atau baru
2.2.1 TRAKSI
Definisi
Traksi adalah Penggunaan kekuatan penarikan pada bagian tubuh yang dilakukan dengan
member beban yang cukup untuk mengatasi penarikan otot.
 Axis traksi : Traksi sepanjang sumbu seperti sumbu pelvis pada obstetri
 Traksi elastic : Traksi dengan tenaga elastik atau dengan menggunakan bahan elastik
 Traksi skeletal : Traksi yang dipasang secara langsung pada tulang panjang dengan
menggunakan pen, kawat dll
 Traksi kulit : Traksi pada bagian tubuh yang ditahan dengan alat yang dilekatkan dengan
membalutkan ke permukaan tubuh.
a. Prinsip : Penetralan kekuatan memendek otot pada daerah yang patah dan membidai tulang
yang patah dengan kekuatan otot.
b. Keuntungan : Mudah, cepat terjadi pembentukan kalus.
c. Kerugian : Pasien harus berada di tempat tidur dalam waktu yang lama ( hati-hati
pneumonia, trombosis ) bila tidak dipantau dengan baik, dapat juga terjadi infeksi pin
penjepit.
Macam - Macam Traksi
1. Traksi Panggul
Disempurnakan dengan pemasangan sebuah ikat pinggang di atas untuk mengikat puncak
iliaka.
2. Traksi Ekstension (Buck’s Extention)
Lebih sederhana dari traksi kulit dengan menekan lurus satu kaki ke dua kaki. Digunakan
untuk immibilisasi tungkai lengan untuk waktu yang singkat atau untuk mengurangi spasme
otot
3. Traksi Cervikal
Digunakan untuk menahan kepala extensi pada keseleo, kejang dan spasme. Traksi ini biasa
dipasang dengan halter kepala.
4. Traksi Russell’s
Traksi ini digunakan untuk frakstur batang femur. Kadang-kadang juga digunakan untuk
terapi nyeri punggung bagian bawah. Traksi kulit untuk skeletal yang biasa digunakan.
Traksi ini dibuat sebuah bagian depan dan atas untuk menekan kaki dengan pemasangan
vertikal pada lutut secara horisontal pada tibia atau fibula.
5. Traksi khusus untuk anak-anak
Penderita tidur terlentang 1-2 jam, di bawah tuberositas tibia dibor dengan steinman pen,
dipasang staples pada steiman pen. Paha ditopang dengan thomas splint, sedang tungkai
bawah ditopang atau Pearson attachment. Tarikan dipertahankan sampai 2 minggu atau
lebih, sampai tulangnya membentuk callus yang cukup. Sementara itu otot-otot paha dapat
dilatih secara aktif.
Tujuan
Ø Untuk meminimalkan spasme otot
Ø Untuk Mengurangi dan mempertahankan kesejajaran tubuh
Ø Untuk Mengimobilisasi Fraktur
Ø Untuk menambah ruangan diantara kedua permukaan patahan tulang
Indikasi
1) Nyeri dan Spasme Otot
2) Hipomobilitas yang Reversibel
a) Keterbatasan Gerak yang Progresif
3) Imobilisasi yang Fungsional
Traksi digunakan pada berbagai macam fraktur, indikasi traksi antara lain adalah :
1. Traksi rusell,Traksi rusell digunakan pada pasien fraktur pada plato
tibia
2. Traksi buck
Indikasi yang paling sering untuk jenis traksi ini adalah untuk mengistirahatkan sendi lutut
pasca trauma sebelum lutut tersebut diperiksa dan diperbaiki lebih lanjut
3. Traksi DunlopTraksi Dunlop
merupakan traksi pada ektermitas atas. Traksihorizontal diberikan pada humerus dalam posisi
abduksi, dan traksivertical diberikan pada lengan bawah dalm posisi fleksi
4. Traksi kulit Bryani
Traksi kulit Bryani sering digunakan untuk merawat anak kecil yang mengalami patah tulang
paha
5. Traksi rangka seimbang
Traksi rangka seimbang ini terutama dipakai untuk merawat patah tulang pada korpus
pemoralis orang dewasa
6. Traksi 90-90-90
Traksi 90-90-90 diindikasikan pada penderita fraktur tulang femur pada anak-anak usia 3 thn
sampai dewasa muda (Barbara, 1998)
Kontra indikasi
1) Hipermobilitas
2) Efusi Sendi
3) Inflamasi
4) Fraktur humeri dan osteoporosis
Komplikasi
1. Dekubitus
2. Kongesti Paru dan Pneumonia
3. Konstipasi dan Anoreksia
4. Stasis dan Infeksi Saluran Kemih
5. Trombosis Vena Profunda
Persiapan alat:
 Skin traksi kit
 k/p pisu cukur
 k/p balsam perekat
 k/p alat rawat luka
 katrol dan pulley
 beban
 K/p Bantalan conter traksi
 k/p bantal kasur
 gunting
 bolpoint untuk penanda/ marker
Persiapan alat pada traksi kulit :
o Bedak kulit
o Kom berisi air putih
o Handuk
o Sarung tangan bersih
Persiapan alat pada traksi skeletal :
o Zat pembersih untuk perawatan pin
o Set ganti balut
o Salep anti bakteri (k/p)
o Kantung sampah infeksius
o Sarung tangan steril
o Lidi kapas
o Povidone Iodine (k/p)
o Kassa steril
o Piala ginjal
o Bantal keras (bantal pasir )
Persiapan Pasien
Atur posisi pasien nyaman dan rapikan
Prosedur
Pre Interaksi
 Menjelaskan prosedur tindakan, komplikasi tindakan pada pasien
 Mencuci tangan
 Memakai handschoen
 Mengatur posisi tidur pasien supinasi
 Bila ada luka dirawat dan ditutup kassa
 Bila banyak rambut k/p di cukur
 Beri tanda batas pemasangan plester gips menggunakan bolpoint
Interaksi
 k/p beri balsam perekat
 Ambil skin traksi kit lalu rekatkan plester gips pada bagian medial dan lateral kaki secara
simetris dengan tetap menjaga immobilisasi fraktur
 Pasang katrol lurus dengan kaki bagian fraktur
 Masukkan tali pada pulley katrol
 Sambungkan tali pada beban ( 1/7 BB = maksimal 5 kg
 k/p pasang bantalan conter traksi atau bantal penyangga kaki
Terminasi
 Atur posisi pasien nyaman dan rapikan
 Beritahu pasien bahwa tindakan sudah selesai dan pesankan untuk manggil perawat bila ada
keluhan
 Buka tirai/ pintu
 Alat dikembalikan, dibersihkan dan dirapikan
 Sarung tangan dilepas
 Mencuci tangan
Cara melakukan traksi :
1. Traksi kulit
Kulit hanya bisa dapat menahan sekitar 5 kg traksi pada orang dewasa. Jika lebih dari ini
tahanan yang dibutuhkan untuk mendapatkan dalam menjaga reduksi, traksi tulang mungkin
diperlukan. Hindari traksi tulang pada anak-anak- plate pertumbuhan dapat dengan mudah
hancur dengan pin tulang.
Indikasi untuk traksi kulit
a).Anak-anak
b).Traksi temporer - hanya untuk beberapa hari, missal pre operasi
c).Tahanan kecil dibutuhkan untuk menjaga reduksi 5 kg
d).Kerusakan kulit atau adanya sepsis diarea tersebut
Kontra indikasi
 nekrosis kulit,
 obstruksi vaskuler,
 oedem distal,
 serta peroneal nerve palsy pada traksi tungkai.
Interaksi
 Cuci tangan dan pasang sarung tangan
 Cuci, keringkan dan beri bedak kulit sebelum traksi dipasang kembali
 oleskan benzoin tinktur pada kulit dengan letakkan bilah papan pada kadua sistem
ekstremitas sampai garis patahan tulang
 Balut dengan krep secara spiral ( jangan sekali-kali buat balutan melingkar dari bilah
perekat.
 Lekatkan sebuah pita kebilah papan menggunakan sepotong kayu. Hati-hati: jangan
membalut sampai ke proksimal garis patahan kontrol peredaran darah dan keadaan kulit
secara teratur. Pemberat traksi tidak boleh lebih dari 5 kg.
 Lepas sarung tangan
 Anjurkan klien untuk menggerakkan ekstremitas distal yang terpasang traksi
 Berikan bantalan dibawah akstremitas yang tertekan
 Berikan penyokong kaku (foot plates) dan lepaskan setiap 2 jam lalu anjurkan klien latihan
ekstremitas bawah untuk fleksi, ekstensi dan rotasi
 Lepas traksi setiap 8 jam atau sesuai instruksi
2. Traksi tulang
Indikasi Traksi Tulang
a).Orang dewasa membutuhkan > 5kg traksi
b).Kerusakan kulit membutuhkan dressings
c).Jangka panjang Desinfeksi kulit, penutup steril, anastesi local
Kontra Indikasi
 Anak
Interaksi
 Cuci tangan
 Atur posisi klien dalam posisi lurus di tempat tidur untuk mempertahankan tarikan traksi
yang optimal
 Buka set ganti balut, cairan pembersih dan gunakan sarung tangan steril
 Insisi kulit dengan skapel
 Masukkan pin stein man (2-4 mm) atau kawat kirschner (2 mm) mulai pada sisi yang sulit
(femur dan kalkaneus dari sisi medial, tibia dari sisi lateral), insisi kulit kedua pada sisi
kontralateral dan masukkan pin melalui kulit
 Fiksasi pin dengan menggunakan sanggurdi Bohler dengan pin penempel tomas
 Pasang pemberat traksi (numerus 2,5 %, femur 10-15 %, tibia 5 % atau 1/7 dari berat badan)
 Disekeliling lempeng dibalut dengan balutan steril tutup ujung runcingnya. Perhatikan :
kontrol arah optimal traksi dan lubang pin setiap hari, kurangi beban traksi jika patahan
tulang keluar. Mulai lakukan fisioterapi dini.
Terminasi
 Lepas sarung tangan
 Buang alat – alat yang telah dipakai ke dalam plastik khusus infeksius
 Cuci tangan
 Anjurkan klien menggunakan trapeze untuk membantu dalam pergerakan di tempat tidur
selama ganti alat dan membersihkan area punggung/ bokong
 Berikan posisi yang tepat di tempat tidur
Komplikasi
 Infeksi, misalnya infekis melalui kawat/pin yang digunakan.
 Kegagalan penyambungan tulang (nonunion) akibat traksi yang berlebihan.
 Luka akibat tekanan misalnya Thomas splint pada tuberositas tibia.
 Parese saraf akibat traksi yang berlebihan (overtraksi) atau bila pin mengenai saraf.
Dx Keperawatan
1. Risiko cedera b.d imobilitas dan alat traksi.
2. Kerusakan mobilitas fisik b.d kerusakan muskulskeletal.
3. Risiko tinggi kerusakan integritas kulit b.d imobilitas.
4. Risiko tinggi kerusakan b.d imobilisai, alat traksi.
2.2.2 GIPS
Definsi
 Gips dalam bahasa latin disebut kalkulus, dalam bahasa ingris disebut plaster of paris , dan
dalam belanda disebut gips powder. Gips merupakan mineral yang terdapat di alam berupa
batu putih tang mengandung unsur kalsium sulfat dan air.
 Gips adalah alat imobilisasi eksternal yang kaku yang di cetak sesuai dengan kontur tubuh
tempat gips di pasang (brunner & sunder, 2000)
 gips adalah balutan ketat yang digunakan untuk imobilisasi bagian tubuh dengan
mengunakan bahan gips tipe plester atau fiberglass (Barbara Engram, 1999).
 Jadi gips adalah alat imobilisasi eksternal yang terbuat dari bahan mineral yang terdapat di
alam dengan formula khusus dengan tipe plester atau fiberglass.
Tujuan pemasangan gips
1. Imobilisasi kasus dislokasi sendi
2. Fiksasi fraktur yang telah di reduksi
3. Koreksi cacat tulang
4. Imobilisasi pada kasus penyakit tulang setelah dilakukan operasi
5. Mengoreksi deformitas
Indikasi
1. pasien dislokasi sendi
2. fraktur
3. penyakit tulang spondilitis TBC
4. pasca operasi
5. skliosis
6. spondilitis TBC, dll
Kontra Indikasi
1) Fraktur terbuka.
Persiapan Alat
Persiapan alat –alat untuk pemasangan gips:
1. Bahan gips dengan ukuran sesuai ekstremitas tubuh yang akan di gips
2. Baskom berisi air biasa (untuk merendam gips)
3. Baskom berisi air hangat
4. Gunting perban
5. Bengkok
6. perlak dan alasnya
7. waslap
8. pemotong gips
9. kasa dalam tempatnya
10. alat cukur
11. sabun dalam tempatnya
12. Handuk
13. krim kulit
14. spons rubs ( terbuat dari bahan yang menyerap keringat)
15. padding (pembalut terbuat dari bahan kapas sintetis)
Persiapan pasien
1. siapkan pasien dan jelaskan pada prosedur yang akan dikerjakan
2. siapkan alat-alat yang akandigunakan untuk pemasangan gips
3. daerah yang akan di pasang gips dicukur, dibersihkan,dan di cuci dengan sabun, kemudian
dikeringkan dengan handuk dan di beri krim kulit
4. sokong ekstremitas atau bagian tubuh yang akan di gips.
5. Posisikan dan pertahankan bagian yang akan di gips dalam posisi yang di tentukan dokter
selama prosedur
Prosedur pemasangan Gips
Pre Interaksi
 Menjelaskan prosedur tindakan, komplikasi tindakan pada pasien
 Mencuci tangan
 Memakai handschoen
 Mengatur posisi pasien
 Sokong ekstremitas atau bagian tubuh yang akan digips.
 Posisikan dan pertahankan bagian yang akan digips dalam posisi yang ditentukan selama
prosedur pemasangan gips.
 Pasang duk pada pasien.
 Cuci dan keringkan bagian yang akan digips.
Interaksi
 Pasang bahan rajutan (nis:stokinet) pada bagian yang akan digips. Pasang dengan cara yang
halus dan tidak mengikat. Boleh juga memakai bahan lain.
 Balutan gulungan tanpa rajutan dengan rata dan halus sepanjang bagian yang digips.
Tambahkan bantalan didaerah tonjolan tulang dan paha jalur saraf.
 Pasang gips atau material sintesis secara merata pada bagian tubuh. Pilih lebar bahan yang
sesuai. Timpa bahan sekitar setengah lebarnya. Lakukan dengan gerakan yang
berkesinambungan agar tejaga kontak yang konstan dengan bagian tubuh. Pergunakan bahan
gips tambahan (bidai) pada sendi dan pada titik stes pada gips yang diperkirakan .
 Selesaikan gips:
- Haluskan tepinya.
- Potong dan bentuk dengan pemotong gips atau cuter.
 Bersihkan partikel gips dari kulit.
 Sokong gips selama pengerasan dan pengeringan .
 Pasang gips yang sedang dalam proses pengerasan dengan telapak tangan; jangna diletakan
pada permukaan keras atau pada tepi tajam; hindari tekanan pada gips.
Terminasi
 Rapikan pasien
 Rapikan alat
 Cuci tangan
 dokumentasi
Pelepasan gips
Alat yang di gunakan untuk pelepasan gips
1. Gergaji listrik/pemotong gips
2. Gergaji kecil manual
3. Gunting besar
4. Baskom berisi air hangat
5. Gunting perban
6. Bengkok dan plastic untuk tempat gips yang di buka
7. Sabun dalam tempatnya
8. Handuk
9. Perlak dan alasnya
10. Waslap
11. Krim atau minyak
Prosedur pelepasan gips
Pre interaksi
1. Jelaskan pada pasien prosedur yang akan dilakukan
2. Yakinkan pasien bahwa gergaji listrik atau pemotong gips tidak akan mengenai kulit
3. Gips akan di belah dengan menggunakan gergaji listrik
Interaksi
1. Gunakan pelindung mata pada pasien dan petugas pemotong gips
2. Potong bantalan gips dengan gunting
3. Sokong bagian tubuh ketika gips di lepas
4. Cuci dan keringkan bagian yang habis di gips dengan lembut oleskan krim atau minyak
5. Ajarkan pasien secara bertahap melakukan aktifitas tubuh sesuai program terapi
6. Ajarkan pasien agar meninggikan ekstremitas atau mengunakan elastic perban jika perlu
untuk mengontrol pembengkakan
Terminasi
1. Rapikan pasien
2. Rapikan alat
3. Cuci tangan
4. Dokumentasi
Dx Keperawatan
1) Kurangnya pengetahuan mengenai program pengobatan
2) Nyeri yang berhubungan dengan ganguan muskuloskeletal
3) Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan gips
4) Kurang perawatan diri : makan,mandi/higiene,berpakian /berdandan, atau toileting karena
keterbatasan mobilitas
5) Kerusakan integritas kulit yang berhubungan dengan laserasi dan abrasi
6) Potensial perubahan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan respon fisiologik thd
cedera/gips

More Related Content

What's hot

Perawatan diri
Perawatan diriPerawatan diri
Perawatan diri
zara larasati
 
105810253 case
105810253 case105810253 case
105810253 case
homeworkping7
 
Insisi abdomen pada anak
Insisi abdomen pada anak Insisi abdomen pada anak
Insisi abdomen pada anak
satyadr25
 
Penanganan Cidera Muskuloskelatal
Penanganan Cidera MuskuloskelatalPenanganan Cidera Muskuloskelatal
Penanganan Cidera Muskuloskelatal
puskesmas mojoagung
 
Rbd fraktur edit
Rbd fraktur editRbd fraktur edit
Rbd fraktur edit
zxrickyjack
 
Fraktur ASKEP FRAKTUR
Fraktur ASKEP FRAKTURFraktur ASKEP FRAKTUR
Fraktur ASKEP FRAKTUR
junaedy bonggaupa
 
Prinsip prinsip pembedahan ginekologi
Prinsip prinsip pembedahan ginekologiPrinsip prinsip pembedahan ginekologi
Prinsip prinsip pembedahan ginekologiArinsahara
 
Teknik mobilisasi pada pasien dekubitus
Teknik mobilisasi pada pasien dekubitusTeknik mobilisasi pada pasien dekubitus
Teknik mobilisasi pada pasien dekubitusSri Nala
 
PENJAGAAN PLASTER OF PARIS dan PENJAGAAN TRAKSI
PENJAGAAN PLASTER OF PARIS dan PENJAGAAN TRAKSIPENJAGAAN PLASTER OF PARIS dan PENJAGAAN TRAKSI
PENJAGAAN PLASTER OF PARIS dan PENJAGAAN TRAKSI
Muhammad Nasrullah
 
Askep fraktur
Askep frakturAskep fraktur
Askep fraktur
Syam
 
Balut bidai
Balut bidaiBalut bidai
Balut bidai
meythamalini
 
Modified Radical Mastectomy (Optek)
Modified Radical Mastectomy (Optek)Modified Radical Mastectomy (Optek)
Modified Radical Mastectomy (Optek)
AnneSaputra
 
Bedah kuret anggi
Bedah kuret anggiBedah kuret anggi
Bedah kuret anggianggi123456
 
Penanganan terkini patah tulang terbuka (open fracture)
Penanganan terkini patah tulang terbuka (open fracture)Penanganan terkini patah tulang terbuka (open fracture)
Penanganan terkini patah tulang terbuka (open fracture)
Broto Suwadji
 

What's hot (18)

Perawatan diri
Perawatan diriPerawatan diri
Perawatan diri
 
105810253 case
105810253 case105810253 case
105810253 case
 
Insisi abdomen pada anak
Insisi abdomen pada anak Insisi abdomen pada anak
Insisi abdomen pada anak
 
Penanganan Cidera Muskuloskelatal
Penanganan Cidera MuskuloskelatalPenanganan Cidera Muskuloskelatal
Penanganan Cidera Muskuloskelatal
 
Rbd fraktur edit
Rbd fraktur editRbd fraktur edit
Rbd fraktur edit
 
1.9 bandaging copy
1.9 bandaging   copy1.9 bandaging   copy
1.9 bandaging copy
 
Fraktur ASKEP FRAKTUR
Fraktur ASKEP FRAKTURFraktur ASKEP FRAKTUR
Fraktur ASKEP FRAKTUR
 
Prinsip prinsip pembedahan ginekologi
Prinsip prinsip pembedahan ginekologiPrinsip prinsip pembedahan ginekologi
Prinsip prinsip pembedahan ginekologi
 
Teknik mobilisasi pada pasien dekubitus
Teknik mobilisasi pada pasien dekubitusTeknik mobilisasi pada pasien dekubitus
Teknik mobilisasi pada pasien dekubitus
 
Acl copy
Acl   copyAcl   copy
Acl copy
 
PENJAGAAN PLASTER OF PARIS dan PENJAGAAN TRAKSI
PENJAGAAN PLASTER OF PARIS dan PENJAGAAN TRAKSIPENJAGAAN PLASTER OF PARIS dan PENJAGAAN TRAKSI
PENJAGAAN PLASTER OF PARIS dan PENJAGAAN TRAKSI
 
Askep fraktur
Askep frakturAskep fraktur
Askep fraktur
 
Kuretase
KuretaseKuretase
Kuretase
 
Balut bidai
Balut bidaiBalut bidai
Balut bidai
 
Modified Radical Mastectomy (Optek)
Modified Radical Mastectomy (Optek)Modified Radical Mastectomy (Optek)
Modified Radical Mastectomy (Optek)
 
Power poin fraktur
Power poin frakturPower poin fraktur
Power poin fraktur
 
Bedah kuret anggi
Bedah kuret anggiBedah kuret anggi
Bedah kuret anggi
 
Penanganan terkini patah tulang terbuka (open fracture)
Penanganan terkini patah tulang terbuka (open fracture)Penanganan terkini patah tulang terbuka (open fracture)
Penanganan terkini patah tulang terbuka (open fracture)
 

Similar to Fraktur femur sinistra

Bedah plastik
Bedah plastikBedah plastik
Bedah plastik
Bela Dinanti
 
Penanganan Cidera Muskuloskelatal
Penanganan Cidera MuskuloskelatalPenanganan Cidera Muskuloskelatal
Penanganan Cidera Muskuloskelatal
puskesmas mojoagung
 
Splint and bandage
Splint and bandageSplint and bandage
Splint and bandage
andi725496
 
Sirkumsisi
SirkumsisiSirkumsisi
Sirkumsisi
profzi
 
Sirkumsisi
SirkumsisiSirkumsisi
Sirkumsisi
profzi
 
Trauma muskuloskeletal
Trauma  muskuloskeletalTrauma  muskuloskeletal
Trauma muskuloskeletal
Army Of God
 
Asuhan Keperawatan pada Klien Amputasi (Laporan Pendahuluan)
Asuhan Keperawatan pada Klien Amputasi (Laporan Pendahuluan)Asuhan Keperawatan pada Klien Amputasi (Laporan Pendahuluan)
Asuhan Keperawatan pada Klien Amputasi (Laporan Pendahuluan)Bagus Cahyo Jaya Pratama Pratama
 
Amputation extremity
Amputation extremityAmputation extremity
Amputation extremity
AnneSaputra
 
Kb 1 asuhan keperawatan medikal bedah fraktur asma bronkial
Kb 1 asuhan keperawatan medikal bedah fraktur asma bronkialKb 1 asuhan keperawatan medikal bedah fraktur asma bronkial
Kb 1 asuhan keperawatan medikal bedah fraktur asma bronkial
pjj_kemenkes
 
Total knee replacement
Total knee replacementTotal knee replacement
Total knee replacement
gobankgo
 
PEMBALUTAN & PEMBIDAIAN, pertolongan pertama
PEMBALUTAN & PEMBIDAIAN, pertolongan pertamaPEMBALUTAN & PEMBIDAIAN, pertolongan pertama
PEMBALUTAN & PEMBIDAIAN, pertolongan pertama
fahtianurrosyida2
 
Bidai
Bidai Bidai
Bidai
materi-x2
 
Laporan Operasi Bedah Orthopedi RSU FK UKI
Laporan Operasi Bedah Orthopedi RSU FK UKILaporan Operasi Bedah Orthopedi RSU FK UKI
Laporan Operasi Bedah Orthopedi RSU FK UKI
Phil Adit R
 
Ruptur_tendo_achilles.pptx biar bisa download ppt ya guys
Ruptur_tendo_achilles.pptx biar  bisa download ppt ya guysRuptur_tendo_achilles.pptx biar  bisa download ppt ya guys
Ruptur_tendo_achilles.pptx biar bisa download ppt ya guys
FajarAnshori3
 
Teknik-Operasi-Chest-Tubexxxxxxxxxxxxxxx
Teknik-Operasi-Chest-TubexxxxxxxxxxxxxxxTeknik-Operasi-Chest-Tubexxxxxxxxxxxxxxx
Teknik-Operasi-Chest-Tubexxxxxxxxxxxxxxx
faizal653432
 

Similar to Fraktur femur sinistra (20)

Bedah plastik
Bedah plastikBedah plastik
Bedah plastik
 
Penanganan Cidera Muskuloskelatal
Penanganan Cidera MuskuloskelatalPenanganan Cidera Muskuloskelatal
Penanganan Cidera Muskuloskelatal
 
Kamis
KamisKamis
Kamis
 
Splint and bandage
Splint and bandageSplint and bandage
Splint and bandage
 
Sirkumsisi
SirkumsisiSirkumsisi
Sirkumsisi
 
Sirkumsisi
SirkumsisiSirkumsisi
Sirkumsisi
 
Trauma muskuloskeletal
Trauma  muskuloskeletalTrauma  muskuloskeletal
Trauma muskuloskeletal
 
Asuhan Keperawatan pada Klien Amputasi (Laporan Pendahuluan)
Asuhan Keperawatan pada Klien Amputasi (Laporan Pendahuluan)Asuhan Keperawatan pada Klien Amputasi (Laporan Pendahuluan)
Asuhan Keperawatan pada Klien Amputasi (Laporan Pendahuluan)
 
Appendektom1
Appendektom1Appendektom1
Appendektom1
 
Amputation extremity
Amputation extremityAmputation extremity
Amputation extremity
 
Kb 1 asuhan keperawatan medikal bedah fraktur asma bronkial
Kb 1 asuhan keperawatan medikal bedah fraktur asma bronkialKb 1 asuhan keperawatan medikal bedah fraktur asma bronkial
Kb 1 asuhan keperawatan medikal bedah fraktur asma bronkial
 
Total knee replacement
Total knee replacementTotal knee replacement
Total knee replacement
 
PEMBALUTAN & PEMBIDAIAN, pertolongan pertama
PEMBALUTAN & PEMBIDAIAN, pertolongan pertamaPEMBALUTAN & PEMBIDAIAN, pertolongan pertama
PEMBALUTAN & PEMBIDAIAN, pertolongan pertama
 
Bidai
Bidai Bidai
Bidai
 
Bebat n bidai
Bebat n bidaiBebat n bidai
Bebat n bidai
 
Laporan Operasi Bedah Orthopedi RSU FK UKI
Laporan Operasi Bedah Orthopedi RSU FK UKILaporan Operasi Bedah Orthopedi RSU FK UKI
Laporan Operasi Bedah Orthopedi RSU FK UKI
 
Ruptur_tendo_achilles.pptx biar bisa download ppt ya guys
Ruptur_tendo_achilles.pptx biar  bisa download ppt ya guysRuptur_tendo_achilles.pptx biar  bisa download ppt ya guys
Ruptur_tendo_achilles.pptx biar bisa download ppt ya guys
 
Chapter ii
Chapter iiChapter ii
Chapter ii
 
Teknik-Operasi-Chest-Tubexxxxxxxxxxxxxxx
Teknik-Operasi-Chest-TubexxxxxxxxxxxxxxxTeknik-Operasi-Chest-Tubexxxxxxxxxxxxxxx
Teknik-Operasi-Chest-Tubexxxxxxxxxxxxxxx
 
P3 k
P3 kP3 k
P3 k
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Operator Warnet Vast Raha
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
Operator Warnet Vast Raha
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
Operator Warnet Vast Raha
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
Operator Warnet Vast Raha
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
Operator Warnet Vast Raha
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
Operator Warnet Vast Raha
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
Operator Warnet Vast Raha
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
Operator Warnet Vast Raha
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
Operator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Recently uploaded

460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx
460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx
460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx
JefryColter
 
MATERI-1-BIMTEK KURIKULUM 2024-PTV-LENGKAP - PESERTA-REVISI-MALANG-MEI 2024.pdf
MATERI-1-BIMTEK KURIKULUM 2024-PTV-LENGKAP - PESERTA-REVISI-MALANG-MEI 2024.pdfMATERI-1-BIMTEK KURIKULUM 2024-PTV-LENGKAP - PESERTA-REVISI-MALANG-MEI 2024.pdf
MATERI-1-BIMTEK KURIKULUM 2024-PTV-LENGKAP - PESERTA-REVISI-MALANG-MEI 2024.pdf
IGNATIUSOKIDEWABRATA
 
Makalah Kelompok 2 mengenai materi manajemen keuangan
Makalah Kelompok 2 mengenai materi manajemen keuanganMakalah Kelompok 2 mengenai materi manajemen keuangan
Makalah Kelompok 2 mengenai materi manajemen keuangan
MohammadAthianManan
 
Ppt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.ppt
Ppt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.pptPpt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.ppt
Ppt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.ppt
mariapasaribu13
 
Sesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptx
Sesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptxSesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptx
Sesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptx
bidakara2016
 
PPT METODE PENELITIAN YEFTIKA MUTIARA SIANTURI .pptx
PPT METODE PENELITIAN YEFTIKA MUTIARA SIANTURI .pptxPPT METODE PENELITIAN YEFTIKA MUTIARA SIANTURI .pptx
PPT METODE PENELITIAN YEFTIKA MUTIARA SIANTURI .pptx
tikasianturi1410
 
reksadana syariah lutfi nihayatul khusniah
reksadana syariah lutfi nihayatul khusniahreksadana syariah lutfi nihayatul khusniah
reksadana syariah lutfi nihayatul khusniah
AhmadVikriKhoirulAna
 
Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...
Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...
Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...
Anisa Rizki Rahmawati
 
Pengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdf
Pengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdfPengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdf
Pengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdf
fadilahsaleh427
 
PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
hoiriyono
 
METODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptx
METODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptxMETODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptx
METODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptx
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
METODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptx
METODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptxMETODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptx
METODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptx
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
Pendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptx
Pendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptxPendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptx
Pendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptx
LidyaManuelia1
 
Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?
Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?
Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?
EnforceA Real Solution
 
DJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUP
DJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUPDJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUP
DJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUP
adjhe17ks1
 
Konsep Perbankan Syariah di Indonesia.ppt
Konsep Perbankan Syariah di Indonesia.pptKonsep Perbankan Syariah di Indonesia.ppt
Konsep Perbankan Syariah di Indonesia.ppt
AchmadHasanHafidzi
 
Modul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptx
Modul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptxModul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptx
Modul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptx
MarkusPiyusmanZebua
 

Recently uploaded (17)

460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx
460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx
460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx
 
MATERI-1-BIMTEK KURIKULUM 2024-PTV-LENGKAP - PESERTA-REVISI-MALANG-MEI 2024.pdf
MATERI-1-BIMTEK KURIKULUM 2024-PTV-LENGKAP - PESERTA-REVISI-MALANG-MEI 2024.pdfMATERI-1-BIMTEK KURIKULUM 2024-PTV-LENGKAP - PESERTA-REVISI-MALANG-MEI 2024.pdf
MATERI-1-BIMTEK KURIKULUM 2024-PTV-LENGKAP - PESERTA-REVISI-MALANG-MEI 2024.pdf
 
Makalah Kelompok 2 mengenai materi manajemen keuangan
Makalah Kelompok 2 mengenai materi manajemen keuanganMakalah Kelompok 2 mengenai materi manajemen keuangan
Makalah Kelompok 2 mengenai materi manajemen keuangan
 
Ppt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.ppt
Ppt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.pptPpt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.ppt
Ppt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.ppt
 
Sesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptx
Sesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptxSesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptx
Sesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptx
 
PPT METODE PENELITIAN YEFTIKA MUTIARA SIANTURI .pptx
PPT METODE PENELITIAN YEFTIKA MUTIARA SIANTURI .pptxPPT METODE PENELITIAN YEFTIKA MUTIARA SIANTURI .pptx
PPT METODE PENELITIAN YEFTIKA MUTIARA SIANTURI .pptx
 
reksadana syariah lutfi nihayatul khusniah
reksadana syariah lutfi nihayatul khusniahreksadana syariah lutfi nihayatul khusniah
reksadana syariah lutfi nihayatul khusniah
 
Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...
Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...
Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...
 
Pengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdf
Pengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdfPengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdf
Pengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdf
 
PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
 
METODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptx
METODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptxMETODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptx
METODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptx
 
METODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptx
METODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptxMETODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptx
METODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptx
 
Pendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptx
Pendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptxPendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptx
Pendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptx
 
Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?
Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?
Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?
 
DJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUP
DJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUPDJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUP
DJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUP
 
Konsep Perbankan Syariah di Indonesia.ppt
Konsep Perbankan Syariah di Indonesia.pptKonsep Perbankan Syariah di Indonesia.ppt
Konsep Perbankan Syariah di Indonesia.ppt
 
Modul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptx
Modul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptxModul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptx
Modul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptx
 

Fraktur femur sinistra

  • 1. Fraktur Femur Sinistra LAPORAN INTRA OPERASI Tanggal : 23 Maret 2010 Nama pasien : Tn.S No CM : 107820 Ruang : S Diagnosa : Fraktur Femur Sinistra Tindakan operasi : ORIF PERSIAPAN PASIEN A. Pemasangan alat elektromedik  Bed Side Monitor : Terpasang saturasi dan tensi meter  Arde : Terpasang di kaki  Fiksasi : Terpasang di kedua ekstremitas atas  Pemakaian couter : Ya  Penggunaan suction : Ya  Obat Pre Anestesi : Ondansentron 25 mg, fentanil 50mg,  Induksi : Recovol, ketorolak 1, Halotan face mask  Posisi pasien : Supinasi  TD : 100/80mmHg  Nadi : 80x/menit  RR :120x/menit  Suhu :37 C B. Petugas pembedahan  Operator : Dr. I  Asisten : T  Instrumen : I  Sirkuler : A C. Persiapan Alat : Instrumen Instrumen Tambahan Basic set : Slang suction Bengkok 1 Benang cide 2/0, cromik 0, dexon(surgicryl) Nailpuder 2 Jarum tapper dan silinder Klem arteri bengkok 10 Bisturi 22 Kom 2 Duk sedang 2 Skapel 2 Duk lobang 1 Kooker 6 Duk kaki 1 Gunting jaringan 2 Bor Gunting benang 2 Mata bor Pinset anatomis 2 Respatrium Pinset srirugis 2 Nagle tang Klem arteri lurus 10 Cobra Pinset srilugis manis 1 Kuret
  • 2. Wound hakgigi 2 Reduction Elize 2 Drifer Ohak 2 Bone klem Duk klem 5 Hak besar Langen hak 2 Tang Kanul section 1 Pengukur Klem ovarium 2 Baut Plat D. Pelaksanaan Asisten/Instrumen No. Tindakan 1 Memposisikan pasien supinasi dan mengfiksasi 2 Melepas bidai dengan gunting 3 Memasang perlak dibawah area operasi 4 Mencuci tangan steril dengan handiscrab dan air mengalir 5 Memakai jas operasi 6 Memakai handscone steril 7 Disinfeksi daerah operasi mulai dengan handiscrub kemudian dikeringkan memakai kasa, diteruskan dengan alkohol kemuadian dikeringkan memakai kasa dan yang terakhir adalah dengan batadine. 8 Penutupan area operasi (draping) dengan duk besar lobang 1, duk tanggung rapat 2 dan duk kaki 1, kemudian dirapihkan dan difiksasi mengunakan duk klem. 9 Insisi lokasi operasi femur lateral sinistra 1/3 distal mulai dari kulit- subcutis menggunakan bisturi No.22. 10 Menghentikan perdarahan dengan menggunakan cutter. 11 Menggunting facia dengan gunting jaringan. 12 Memperjelas area pandang operasi dengan menyedot perdarahan menggunakan suction 13 Mengedep perdarahan dengan kasa kering 14 Memasang hak besar 15 Memisahkan /diseksi otot dengan tulang dengan menggunakan respatrium 16 Mengambil jaringan tulang yang tak berfungsi dengan nagle tang 17 Mencari ujung kedua tulang yang patah 18 Memasang cobra 19 Menyatukan ke-2 ujung tulang yang patah dengan bon klem 21 Kuretase tulang dengan kuret 22 Memasang reduction ditengah-tengah ujung tulang yang patah 23 Memasang plat tulang 24 Mengebor tulang sesuai jumlah lubang pada plat dan mengukur kedalaman lubang. 25 Membuat lubang untuk masuk baut 25 Memasang baut sejumlah lubang yang ada dengan menggunakan scrub driver 26 Setelah baut terpasang semua bersihkan area opersi dengan NACL 27 Disinfeksi luka operasi dengan betadine
  • 3. 28 Memasang drain dengan NGT No.18 29 Menjahit facia jarum dalam dan benang dexon 30 Menjahit sub cutis dengan benang cromik no.0 31 Menjahit kulit dengan jarum luar dan benang cide N0.2/0 32 Membersihkan luka operasi dengan NACL 33 Disinfeksi luka operasi dengan betadine dan kasa steril 34 Menutup luka dengan kasa steril rangkap 2 35 Memasang sofban 36 Mengitung instrument bekas operasi 37 Menghitung kasa bekas operasi 38 Membersihkan dan merapihkan alat 39 Memindahkan pasien ke Bed 40 Mendokumentasikan di status pasien 2.2 REPOSISI Definisi  penempatan kembali ke posisi semula  penataan kembali posisi yg ada  penempatan ke posisi yg berbeda atau baru 2.2.1 TRAKSI Definisi Traksi adalah Penggunaan kekuatan penarikan pada bagian tubuh yang dilakukan dengan member beban yang cukup untuk mengatasi penarikan otot.  Axis traksi : Traksi sepanjang sumbu seperti sumbu pelvis pada obstetri  Traksi elastic : Traksi dengan tenaga elastik atau dengan menggunakan bahan elastik  Traksi skeletal : Traksi yang dipasang secara langsung pada tulang panjang dengan menggunakan pen, kawat dll
  • 4.  Traksi kulit : Traksi pada bagian tubuh yang ditahan dengan alat yang dilekatkan dengan membalutkan ke permukaan tubuh. a. Prinsip : Penetralan kekuatan memendek otot pada daerah yang patah dan membidai tulang yang patah dengan kekuatan otot. b. Keuntungan : Mudah, cepat terjadi pembentukan kalus. c. Kerugian : Pasien harus berada di tempat tidur dalam waktu yang lama ( hati-hati pneumonia, trombosis ) bila tidak dipantau dengan baik, dapat juga terjadi infeksi pin penjepit. Macam - Macam Traksi 1. Traksi Panggul Disempurnakan dengan pemasangan sebuah ikat pinggang di atas untuk mengikat puncak iliaka. 2. Traksi Ekstension (Buck’s Extention) Lebih sederhana dari traksi kulit dengan menekan lurus satu kaki ke dua kaki. Digunakan untuk immibilisasi tungkai lengan untuk waktu yang singkat atau untuk mengurangi spasme otot 3. Traksi Cervikal Digunakan untuk menahan kepala extensi pada keseleo, kejang dan spasme. Traksi ini biasa dipasang dengan halter kepala. 4. Traksi Russell’s Traksi ini digunakan untuk frakstur batang femur. Kadang-kadang juga digunakan untuk terapi nyeri punggung bagian bawah. Traksi kulit untuk skeletal yang biasa digunakan. Traksi ini dibuat sebuah bagian depan dan atas untuk menekan kaki dengan pemasangan vertikal pada lutut secara horisontal pada tibia atau fibula. 5. Traksi khusus untuk anak-anak Penderita tidur terlentang 1-2 jam, di bawah tuberositas tibia dibor dengan steinman pen, dipasang staples pada steiman pen. Paha ditopang dengan thomas splint, sedang tungkai bawah ditopang atau Pearson attachment. Tarikan dipertahankan sampai 2 minggu atau lebih, sampai tulangnya membentuk callus yang cukup. Sementara itu otot-otot paha dapat dilatih secara aktif. Tujuan Ø Untuk meminimalkan spasme otot Ø Untuk Mengurangi dan mempertahankan kesejajaran tubuh
  • 5. Ø Untuk Mengimobilisasi Fraktur Ø Untuk menambah ruangan diantara kedua permukaan patahan tulang Indikasi 1) Nyeri dan Spasme Otot 2) Hipomobilitas yang Reversibel a) Keterbatasan Gerak yang Progresif 3) Imobilisasi yang Fungsional Traksi digunakan pada berbagai macam fraktur, indikasi traksi antara lain adalah : 1. Traksi rusell,Traksi rusell digunakan pada pasien fraktur pada plato tibia 2. Traksi buck Indikasi yang paling sering untuk jenis traksi ini adalah untuk mengistirahatkan sendi lutut pasca trauma sebelum lutut tersebut diperiksa dan diperbaiki lebih lanjut 3. Traksi DunlopTraksi Dunlop merupakan traksi pada ektermitas atas. Traksihorizontal diberikan pada humerus dalam posisi abduksi, dan traksivertical diberikan pada lengan bawah dalm posisi fleksi 4. Traksi kulit Bryani Traksi kulit Bryani sering digunakan untuk merawat anak kecil yang mengalami patah tulang paha 5. Traksi rangka seimbang Traksi rangka seimbang ini terutama dipakai untuk merawat patah tulang pada korpus pemoralis orang dewasa 6. Traksi 90-90-90 Traksi 90-90-90 diindikasikan pada penderita fraktur tulang femur pada anak-anak usia 3 thn sampai dewasa muda (Barbara, 1998) Kontra indikasi 1) Hipermobilitas 2) Efusi Sendi 3) Inflamasi 4) Fraktur humeri dan osteoporosis Komplikasi 1. Dekubitus 2. Kongesti Paru dan Pneumonia 3. Konstipasi dan Anoreksia
  • 6. 4. Stasis dan Infeksi Saluran Kemih 5. Trombosis Vena Profunda Persiapan alat:  Skin traksi kit  k/p pisu cukur  k/p balsam perekat  k/p alat rawat luka  katrol dan pulley  beban  K/p Bantalan conter traksi  k/p bantal kasur  gunting  bolpoint untuk penanda/ marker Persiapan alat pada traksi kulit : o Bedak kulit o Kom berisi air putih o Handuk o Sarung tangan bersih Persiapan alat pada traksi skeletal : o Zat pembersih untuk perawatan pin o Set ganti balut o Salep anti bakteri (k/p) o Kantung sampah infeksius o Sarung tangan steril o Lidi kapas o Povidone Iodine (k/p) o Kassa steril o Piala ginjal o Bantal keras (bantal pasir ) Persiapan Pasien
  • 7. Atur posisi pasien nyaman dan rapikan Prosedur Pre Interaksi  Menjelaskan prosedur tindakan, komplikasi tindakan pada pasien  Mencuci tangan  Memakai handschoen  Mengatur posisi tidur pasien supinasi  Bila ada luka dirawat dan ditutup kassa  Bila banyak rambut k/p di cukur  Beri tanda batas pemasangan plester gips menggunakan bolpoint Interaksi  k/p beri balsam perekat  Ambil skin traksi kit lalu rekatkan plester gips pada bagian medial dan lateral kaki secara simetris dengan tetap menjaga immobilisasi fraktur  Pasang katrol lurus dengan kaki bagian fraktur  Masukkan tali pada pulley katrol  Sambungkan tali pada beban ( 1/7 BB = maksimal 5 kg  k/p pasang bantalan conter traksi atau bantal penyangga kaki Terminasi  Atur posisi pasien nyaman dan rapikan  Beritahu pasien bahwa tindakan sudah selesai dan pesankan untuk manggil perawat bila ada keluhan  Buka tirai/ pintu  Alat dikembalikan, dibersihkan dan dirapikan  Sarung tangan dilepas  Mencuci tangan Cara melakukan traksi : 1. Traksi kulit Kulit hanya bisa dapat menahan sekitar 5 kg traksi pada orang dewasa. Jika lebih dari ini tahanan yang dibutuhkan untuk mendapatkan dalam menjaga reduksi, traksi tulang mungkin diperlukan. Hindari traksi tulang pada anak-anak- plate pertumbuhan dapat dengan mudah hancur dengan pin tulang.
  • 8. Indikasi untuk traksi kulit a).Anak-anak b).Traksi temporer - hanya untuk beberapa hari, missal pre operasi c).Tahanan kecil dibutuhkan untuk menjaga reduksi 5 kg d).Kerusakan kulit atau adanya sepsis diarea tersebut Kontra indikasi  nekrosis kulit,  obstruksi vaskuler,  oedem distal,  serta peroneal nerve palsy pada traksi tungkai. Interaksi  Cuci tangan dan pasang sarung tangan  Cuci, keringkan dan beri bedak kulit sebelum traksi dipasang kembali  oleskan benzoin tinktur pada kulit dengan letakkan bilah papan pada kadua sistem ekstremitas sampai garis patahan tulang  Balut dengan krep secara spiral ( jangan sekali-kali buat balutan melingkar dari bilah perekat.  Lekatkan sebuah pita kebilah papan menggunakan sepotong kayu. Hati-hati: jangan membalut sampai ke proksimal garis patahan kontrol peredaran darah dan keadaan kulit secara teratur. Pemberat traksi tidak boleh lebih dari 5 kg.  Lepas sarung tangan  Anjurkan klien untuk menggerakkan ekstremitas distal yang terpasang traksi  Berikan bantalan dibawah akstremitas yang tertekan  Berikan penyokong kaku (foot plates) dan lepaskan setiap 2 jam lalu anjurkan klien latihan ekstremitas bawah untuk fleksi, ekstensi dan rotasi  Lepas traksi setiap 8 jam atau sesuai instruksi 2. Traksi tulang Indikasi Traksi Tulang a).Orang dewasa membutuhkan > 5kg traksi b).Kerusakan kulit membutuhkan dressings c).Jangka panjang Desinfeksi kulit, penutup steril, anastesi local Kontra Indikasi
  • 9.  Anak Interaksi  Cuci tangan  Atur posisi klien dalam posisi lurus di tempat tidur untuk mempertahankan tarikan traksi yang optimal  Buka set ganti balut, cairan pembersih dan gunakan sarung tangan steril  Insisi kulit dengan skapel  Masukkan pin stein man (2-4 mm) atau kawat kirschner (2 mm) mulai pada sisi yang sulit (femur dan kalkaneus dari sisi medial, tibia dari sisi lateral), insisi kulit kedua pada sisi kontralateral dan masukkan pin melalui kulit  Fiksasi pin dengan menggunakan sanggurdi Bohler dengan pin penempel tomas  Pasang pemberat traksi (numerus 2,5 %, femur 10-15 %, tibia 5 % atau 1/7 dari berat badan)  Disekeliling lempeng dibalut dengan balutan steril tutup ujung runcingnya. Perhatikan : kontrol arah optimal traksi dan lubang pin setiap hari, kurangi beban traksi jika patahan tulang keluar. Mulai lakukan fisioterapi dini. Terminasi  Lepas sarung tangan  Buang alat – alat yang telah dipakai ke dalam plastik khusus infeksius  Cuci tangan  Anjurkan klien menggunakan trapeze untuk membantu dalam pergerakan di tempat tidur selama ganti alat dan membersihkan area punggung/ bokong  Berikan posisi yang tepat di tempat tidur Komplikasi  Infeksi, misalnya infekis melalui kawat/pin yang digunakan.  Kegagalan penyambungan tulang (nonunion) akibat traksi yang berlebihan.  Luka akibat tekanan misalnya Thomas splint pada tuberositas tibia.  Parese saraf akibat traksi yang berlebihan (overtraksi) atau bila pin mengenai saraf. Dx Keperawatan 1. Risiko cedera b.d imobilitas dan alat traksi. 2. Kerusakan mobilitas fisik b.d kerusakan muskulskeletal. 3. Risiko tinggi kerusakan integritas kulit b.d imobilitas. 4. Risiko tinggi kerusakan b.d imobilisai, alat traksi.
  • 10. 2.2.2 GIPS Definsi  Gips dalam bahasa latin disebut kalkulus, dalam bahasa ingris disebut plaster of paris , dan dalam belanda disebut gips powder. Gips merupakan mineral yang terdapat di alam berupa batu putih tang mengandung unsur kalsium sulfat dan air.  Gips adalah alat imobilisasi eksternal yang kaku yang di cetak sesuai dengan kontur tubuh tempat gips di pasang (brunner & sunder, 2000)  gips adalah balutan ketat yang digunakan untuk imobilisasi bagian tubuh dengan mengunakan bahan gips tipe plester atau fiberglass (Barbara Engram, 1999).  Jadi gips adalah alat imobilisasi eksternal yang terbuat dari bahan mineral yang terdapat di alam dengan formula khusus dengan tipe plester atau fiberglass. Tujuan pemasangan gips 1. Imobilisasi kasus dislokasi sendi 2. Fiksasi fraktur yang telah di reduksi 3. Koreksi cacat tulang 4. Imobilisasi pada kasus penyakit tulang setelah dilakukan operasi 5. Mengoreksi deformitas Indikasi 1. pasien dislokasi sendi 2. fraktur 3. penyakit tulang spondilitis TBC 4. pasca operasi 5. skliosis 6. spondilitis TBC, dll Kontra Indikasi
  • 11. 1) Fraktur terbuka. Persiapan Alat Persiapan alat –alat untuk pemasangan gips: 1. Bahan gips dengan ukuran sesuai ekstremitas tubuh yang akan di gips 2. Baskom berisi air biasa (untuk merendam gips) 3. Baskom berisi air hangat 4. Gunting perban 5. Bengkok 6. perlak dan alasnya 7. waslap 8. pemotong gips 9. kasa dalam tempatnya 10. alat cukur 11. sabun dalam tempatnya 12. Handuk 13. krim kulit 14. spons rubs ( terbuat dari bahan yang menyerap keringat) 15. padding (pembalut terbuat dari bahan kapas sintetis) Persiapan pasien 1. siapkan pasien dan jelaskan pada prosedur yang akan dikerjakan 2. siapkan alat-alat yang akandigunakan untuk pemasangan gips 3. daerah yang akan di pasang gips dicukur, dibersihkan,dan di cuci dengan sabun, kemudian dikeringkan dengan handuk dan di beri krim kulit 4. sokong ekstremitas atau bagian tubuh yang akan di gips. 5. Posisikan dan pertahankan bagian yang akan di gips dalam posisi yang di tentukan dokter selama prosedur Prosedur pemasangan Gips Pre Interaksi  Menjelaskan prosedur tindakan, komplikasi tindakan pada pasien  Mencuci tangan  Memakai handschoen  Mengatur posisi pasien  Sokong ekstremitas atau bagian tubuh yang akan digips.
  • 12.  Posisikan dan pertahankan bagian yang akan digips dalam posisi yang ditentukan selama prosedur pemasangan gips.  Pasang duk pada pasien.  Cuci dan keringkan bagian yang akan digips. Interaksi  Pasang bahan rajutan (nis:stokinet) pada bagian yang akan digips. Pasang dengan cara yang halus dan tidak mengikat. Boleh juga memakai bahan lain.  Balutan gulungan tanpa rajutan dengan rata dan halus sepanjang bagian yang digips. Tambahkan bantalan didaerah tonjolan tulang dan paha jalur saraf.  Pasang gips atau material sintesis secara merata pada bagian tubuh. Pilih lebar bahan yang sesuai. Timpa bahan sekitar setengah lebarnya. Lakukan dengan gerakan yang berkesinambungan agar tejaga kontak yang konstan dengan bagian tubuh. Pergunakan bahan gips tambahan (bidai) pada sendi dan pada titik stes pada gips yang diperkirakan .  Selesaikan gips: - Haluskan tepinya. - Potong dan bentuk dengan pemotong gips atau cuter.  Bersihkan partikel gips dari kulit.  Sokong gips selama pengerasan dan pengeringan .  Pasang gips yang sedang dalam proses pengerasan dengan telapak tangan; jangna diletakan pada permukaan keras atau pada tepi tajam; hindari tekanan pada gips. Terminasi  Rapikan pasien  Rapikan alat  Cuci tangan  dokumentasi Pelepasan gips Alat yang di gunakan untuk pelepasan gips 1. Gergaji listrik/pemotong gips 2. Gergaji kecil manual 3. Gunting besar 4. Baskom berisi air hangat 5. Gunting perban 6. Bengkok dan plastic untuk tempat gips yang di buka
  • 13. 7. Sabun dalam tempatnya 8. Handuk 9. Perlak dan alasnya 10. Waslap 11. Krim atau minyak Prosedur pelepasan gips Pre interaksi 1. Jelaskan pada pasien prosedur yang akan dilakukan 2. Yakinkan pasien bahwa gergaji listrik atau pemotong gips tidak akan mengenai kulit 3. Gips akan di belah dengan menggunakan gergaji listrik Interaksi 1. Gunakan pelindung mata pada pasien dan petugas pemotong gips 2. Potong bantalan gips dengan gunting 3. Sokong bagian tubuh ketika gips di lepas 4. Cuci dan keringkan bagian yang habis di gips dengan lembut oleskan krim atau minyak 5. Ajarkan pasien secara bertahap melakukan aktifitas tubuh sesuai program terapi 6. Ajarkan pasien agar meninggikan ekstremitas atau mengunakan elastic perban jika perlu untuk mengontrol pembengkakan Terminasi 1. Rapikan pasien 2. Rapikan alat 3. Cuci tangan 4. Dokumentasi Dx Keperawatan 1) Kurangnya pengetahuan mengenai program pengobatan 2) Nyeri yang berhubungan dengan ganguan muskuloskeletal 3) Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan gips 4) Kurang perawatan diri : makan,mandi/higiene,berpakian /berdandan, atau toileting karena keterbatasan mobilitas 5) Kerusakan integritas kulit yang berhubungan dengan laserasi dan abrasi 6) Potensial perubahan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan respon fisiologik thd cedera/gips