2. PEMBALUTAN
Alat penunjang yang berfungsi untuk
menutup, menekan pembalut bagian
tubuh yang mengalami cedera dengan
tujuan tertentu
3. Tujuan Pembalutan :
Membantu mengatasi perdarahan
Melindungi dari bagian tubuh yang mengalami
cedera sehingga mengurangi ineksi
Menahan penutup luka, traksi, bidai, rambut
kepala
Memberikan tekanan agar tidak terjadi
pembengkakan
Mengurangi pergerakan bagian tubuh yang
cedera
6. Macam Bahan Pembalut
Balut pita :
Kasa Steril
Kasa gulung
Kasa berisa kapas
Kain atau kertas tissu
Bebat stokinet
Bebat elastik
Mitella / Kain segi tiga
Plester
Gips
Pembalut yang lain
7. Syarat Umum Pembalutan
• Mengetahui tujuan
• Menutup seluruh luas luka, usahakan
dengan pembalut steril. Bila ada
perdarahan dan pembalut tertembus
darah tambahkan pembalut di atasnya
• Bila hanya ada satu lembar penutup luka
steril maka tambahkan bahan lain
menutup diatasnya
8. Syarat. . . .
• Balutan rapat tidak erat tidak kendor
• Usahakan ujung jari terlihat, bila ujung jari
tidak mengalami cedera
• Bila penderita mengeluh sakit anggap
balutan terlalu erat
9. Cara Pembalutan
Dengan pembalut segi tiga
1. Capitum pravum triangulare
Ukur pembalut segitiga
dengan ukuran kepala
korban
mulai pangkal hidung
sampai bagian belakang
kepala
10. Balut segitiga ditempatkan dipangkal hidung
sampai dengan bagian belakang kepala korban
Posisi penderita lebih baik tidur
28. 2. Dengan pembalut pita
a.Balutan berulang (dolabra currens)
Untuk pembalutan bagian tubuh yang
penampang melintangnya sama
b.Balutan Pucuk Rebung (dolabra reversa,
spika, balutan angka 8)
Untuk bagian tubuh yang penampang
melintangnya tidak sama.
41. Pembidaian
Suatu usaha dengan menggunakan alat
penunjang yang tidak mudah bengkok
dipergunakan untuk mempertahankan
posisi suatu keadaan curiga patah tulang
agar patahan tulang tidak bergerak
sehingga korban tidak kesakitan atau
mengalami keadaan yang lebih parah
42. Syaratnya :
Ukuran lebar dan panjang disesuaikan
dengan kebutuhan
Mempertahankan kedudukan satu sendi
diatas dan satu sendi dibawah dari bagian
yang curiga patah tulang
Bidai dibalut lapisan empuk
43. Tujuan pembidaian
Mencegah patah tulang tertutup menjadi
patah tulang terbuka
Mengurangi kerusakan bagian tubuh
sekitar daerah patah tulang
Mengurangi rasa sakit
45. Cara pemasangan bidai
Lakukan pembalutan luka lebih dulu
Tentukan bidai yang paling cocok
Pasang bidai dan atur posisi yang enak
Waktu mengatur posisi bidai usahakan
gerakan sedikit mungkin.
Setelah posisi tepat lakukan pengikatan
Pengikatan tidak boleh terlalu kencang
46. Untuk tulang panjang :
- Nyeri (bila penderita sadar)
- Bengkak
- Bentuk tidak sesuai keadaan normal
- Warna biru kemerahan disekitar pembengkakan
(curiga perdarahan dibawah kulit)
- Menemukan bunyi “kretek” didaerah pembengkakan
(jangan dicari)
Kapan Curiga Patah Tulang
47. Curiga patah tulang ……………
Untuk tulang leher dan tulang belakang :
- Bila penderita tidak sadar :
Dianggap menderita cedera tulang leher
- Bila penderita sadar :
Seperti tanda-tanda curiga patah tulang
panjang
48. Contoh cara pemasangan bidai
Curiga patah tulang tungkai bawah
Diraba denyut nadi sebelum dilakukan pembidaian
49. Dipasang bidai satu sendi
dibawah pergelangan kaki
sampai dengan diatas sendi lutut
51. Bila orang gemuk atau bidai kurang kuat
bisa ditambahkan ikatan dengan tungkai sebelah
52. Curiga patah tulang leher
Untuk penderita / korban yang memakai
helm, harus dilepas dengan cara yang
benar supaya tidak mencederai sumsum
tulang belakang yang berakibat
kelumpuhan
60. Cedera Tulang Belakang
Amankan dengan membuat kesegarisan
tulang leher dengan tulang belakang / tubuh
penderita
Bila melakukan gerakan harus
menggerakkan seluruh tubuh penderita
(tubuh penderita seakan-akan seperti balok
kayu)
61. Amankan tulang leher dengan membuat posisi tulang leher
Satu garis dengan tubuh dan tidak mudah bergerak.
Bila tersedia dipasang kolar leher
62. Dengan bantuan paling sedikit 2 penolong memegang
tubuh korban, disamping korban diletakkan papan keras
(daun pintu) akan dipergunakan sebagai bidai
63. Dengan aba-aba penolong yang memegang kepala
penderita dimiringkan ke salah satu sisi berlawanan
dengan letak papan keras
64. Papan keras ditarik mendekat penderita oleh penolong
yang memegangi tubuh korban
65. Dengan pelan-pelan korban diletakkan diatas papan keras
Sehingga korban tidur diatas papan keras
Setelah itu korban diikat diatas papan keras dengan baik.
66. Untuk penderita hamil yang curiga patah tulang leher / tulang
belakang, setelah ditempatkan diatas papan keras, papan
dimiringkan kearah kiri penderita
67. Pencegahan penularan penyakit
melalui darah dan cairan tubuh
Beberapa penyakit yang bisa menularkan :
- HIV
- Hepatitis (penyakit hati)
Harus mencegah supaya tidak
berhubungan langsung (kontak) dengan
darah atau cairan tubuh korban
Mencuci tangan kita sebelum dan sesudah
melakukan pertolongan
68. Yang ideal memakai kaca mata
gogel, masker, sarung tangan, baju
kedap air
69. Bila tidak tersedia gunakanlah kantong plastik
gula untuk sarung tangan, untuk bajunya
digunakan kantong plastik besar