SlideShare a Scribd company logo
1 of 29
1
FISIOLOGI
FUNGSI ORGAN
REPRODUKSI LAKI-LAKI
2
ISI
I. Fungsi Komponen Sistem
Reproduksi Pria
II. Spermatogenesis
III. Aktivitas Seksual Pria
IV. Pengaturan Fungsi Seksual Pria
3
I. Fungsi Komponen Reproduksi Pria
TESTIS
Menghasilkan sperma
Mengeluarkan testosteron
EPIDIDIMIS & DUKTUS DEFERENS
Tempat keluar sperma dari testis
Tempat pematangan motilitas fetilitas sperma
Memekatkan dan menyimpan sperma
VESIKULA SEMINALIS
Menghasilkan fruktosa untuk makanan sperma
Mengeluarkan prostaglandin yang merangsang saluran untuk membantu menyalurkan sperma
Menghasilkan cairan semen
KELENJAR PROSTAT
Mengeluarkan cairan basa / alkalis yang menertralkan sekresi vagina yang asam
Memicu pembekuan semen untuk menjaga sperma tetap dalam vagina pada saat penis
dikeluarkan
KELENJAR BULBOURETHRA
Mengeluarkan mukus untuk pelumasan
4
Tubulus Semineferus
- Panjang 250 cm
- Ada 2 jenis sel : sel
germinativum (tahapan
pembentukan sperma)
dan sel sertoli
(menunjang
spermatogenesis)
5
II. SPERMATOGENESIS
• “adalah urutan kejadian dalam tubulus
seminiferous kearah pembentukan sperma”
• Terjadinya sejak usia 14 thn, berlangsung
sepanjang hidup pria.
• Ada 3 Phase : 1. Proliferasi Mitotik, 2. Meiosis,
3. Pengemasan.
• Spermatogenesis memerlukan waktu 64 hari,
dari spermatogenia menjadi sperma matang
• Setiap hari ratusan juta sperma mencapai
kematangan.
6
7
8
Proliferasi Mitotik
- Spermatogonium yang terletak di lapisan luar
tubulus secara terus menerus membelah secara
mitosis  2 Spermatogonia
-  46 kromosom yang identik dengan sel induk
- Salah satu sel anak tetap berada di tepi luar
tubulus (tidak berdiferensiasi) untuk
mempertahankan sel geminativum, sementara
sel anak yang lain bergerak kerarah lumen
mengalami tahapan membentuk sperma  yg
akan dikeluarkan dari lumen
- 1 spermatogonia  membelah secara mitosis 2
kali untuk menghasilkan 4 Spermatid Primer (46
kromosom ganda)
9
Meiosis
- Meosis I : Setiap spermotosit primer (46
kromosom ganda) membentuk 2
spermatosit sekunder (masing-masing 23
kromosom ganda)
- Meosis II : Spermatosit sekunder
membelah menjadi spermatid (masing-
masing 23 kromosom tunggal
- Setelah ini tidak lagi ada pembelahan,
setiap spermatid mengalami modifikasi
menjadi sebuah spermatozoa
10
11
Pengemasan (remondeling spermatid)
- Merupakan pembentukan sperma yang dapat
bergerak dan bersifat sangat spesifik.
- Spermatozoa ada 4 bagian : 1. Kepala, 2.
Akrosom, 3. Bagian tengah (badan), 4. Ekor.
- Kepala terdiri dari nukleus, yg mengandung
informasi genetik sperma
- Akrosom : suatu vesikel berisi enzim yang
berguna sebagai bor untuk menembus ovum
- Bagian tengah mengandung mitochondria untuk
menghasilkan energi untuk bergerak
- Ekor untuk mobilitas sperma yg berbentuk
seperti pecut.
12
Anatomi Spermatozoa
A. Foto mikrograf fase
kontras
spermatozoa
manusia
B. Reproduksi skematik
spermatozoa
tampak frontal
C. Potongan
longitudinal bagian
kepala spermatozoa
tampak samping
13
Fungsi Sel Sertoli
1. Memberi makanan sperma
2. Menghancurkan sel-sel geminativum cacat
yang gagal menyelesaikan semua tahapan
spermatogenesis
3. Mengeluarkan cairan untuk mengaliri sperma
dari tubulus seminiferus ke epididimis
4. Mensekresi Androgen binding protein 
testosteron yang berikatan dengan protein 
mempertahankan kadar testosteron didalam
lumen tetap tinggi  mempertahankan
produksi sperma.
14
III. AKTIVITAS SEKSUAL PRIA
• Penyatuan gamet ♂ dan ♀ memerlukan penyaluran
semen ke dalam vagina wanita, melalui prilaku seksual =
hubungan kelamin – koitus – kopulasi
• Prilaku / aktivitas seksual pria ditandai oleh ereksi dan
ejakulasi
• Ereksi = pengerasan penis yang dalam keadaan normal
lemas, guna memungkinkan masuk kedalam vagina 
pembengkakan jaringan erektil penis oleh darah akibat
vasodilatasi arteriole penis
• Ejakulasi = penyemprotan kuat, dan eksplusif semen ke
dalam urethra dan keluar dari penis  2 fase : 1) emisi,
2) ekspulsi
15
Siklus Respons Seksual
1. Fase eksitasi : ereksi + vasokongesti testis
(pembengkakan oleh terkumpulnya darah) dan
peningkatan keinginan berhubungan kelamin
2. Fase datar : peningkatan respon-respon keinginan
berhubungan kelamin, mis : denyut jantung, tekanan
darah, kecepatan bernapas, ketegangan otot.
3. Fase orgasme : ejakulasi serta respon puncak pada
kenikmatan seksual, secara menyeluruh dirasakan
sebagai kenikmatan fisik yang intensif.
4. Fase resolusi : yang mengembalikan genetalia dan
sistem-sistem tubuh ke keadaan seperti semula
(sebelum terangsang)
16
• Selain fenomena fisiologis diatas juga
mencakup faktor emosi, psikologis dan sosial.
• Refleks ereksi adalah suatu refles spinal yg
dipacu oleh stimulasi mekanoreseptor-
mekanoreseptor yang sangat peka di glans
penis.
• Rangsangan taktil pada glans secara refleks
memicu peningkatan aktivitas parasimpatis dan
penurunan aktivitas simpatis ke arteriol-arteriol
di penis  vasodilatasi  ereksi
EREKSI
17
• Stimulasi parasimpais dan inhibisi simpatis yang
terjadi secara bersamaan  vasodilatasi terjadi
lebih cepat dan lebih kuat  ereksi penuh bisa
dicapai hanya dalam waktu 5 – 10 detik.
• Pada saat bersamaan impuls parasimpatis
meningkatkan sekresi mukus dari kelenjar
bulbourethra dan urethra  sebagai persiapan
untuk koitus.
• Refleks Spinal dasar dapat difasilitasi atau
dihambat oleh pusat-pusat yang lebih tinggi di
otak melalui jalur desendens yang juga berakhir
di saraf-saraf otonom yang mepersarafi arteriole
penis.
18
STIMULASI MEKANORESEPTOR
DI GLANS PENIS
SIMPATIS KE
ARTERIOL PENIS
PARASIMPATIS KE
ARTERIOL PENIS
PARASIMPATIS KE
KEL.BULBOURETRHA &
KEL.URETHRA
MUKUS
PELUMASAN
DILATASI
ARTERIOL PENIS
EREKSI
VENA TERTEKAN
19
• Bila ada kegagalan ereksi, walaupun
stimulasi adekuat (impotensi) dapat terjadi
akibat :
– Inhibisi refleks oleh pusat-pusat yang lebih
tinggi di otak
– Psikologis, mis : cemas
– Keterbatasan fisik : kerusakan saraf, obat-
obatan yang mengganggu fungsi otonom,
masalah aliran darah melalui penis.
20
EJAKULASI
• Seperti ereksi, ejakulasi dilakukan oleh refleks spinal
• Jika tingkat perangsangan menguat sampai ke puncak  ejakulasi
• Respons ejakulasi berlangsung 2 fase : emisi dan ekspulsi
EMISI
 Impuls simpatis  kontraksi otot-otot polos di prostat, duktus-
duktus reproduksi, dan vesikula seminalis  cairan prostat, sperma,
vesikula seminalis (semen) mengalir kedalam urethra.
• Selama fase Emisi Spingter di leher kandung kemih tertutup rapat
untuk mencegah semen masuk ke kandung kemih dan mencegah
urine keluar bersama ejakulat.
EKSPULSI
 Pengisian Urethra oleh semen  memicu impuls ke otot rangka di
pangkal penis  kontraksi otot-otot rangka pangkal penis (interval
0,8 detik)  meningkatkan tekanan di pangkal penis  memaksa
pengeluaran semen di urethra.
 Bersamaan dengan itu terjadi ORGASME.
21
ORGASME
• Terjadi bersamaan dengan fase Ekspulsi
• Ditandai dengan bernapas dalam, kecepatan
denyut jantung yang dapat mencapai
180x/menit, kontraksi otot rangka secara umum,
memuncaknya emosi.
• Respon panggul dan respon sistemik disertai
dengan kenikmatan dan perasaan lega dan
kepuasan merupakan pengalaman yang dikenal
dengan ORGASME
22
RESOLUSI
• Selama Fase ini setelah orgasme
• Impuls Vasokostriktor simpatis memperlambat
aliran masuk ke darah ke dalam penis sehingga
ereksi lenyap.
• Diikuti oleh relaksasi yang dalam  perasaan
lelah.
• Setelah ini terjadi periode refrakter yang
lamanya tergantung individual, sehingga laki-laki
tidak dapat mengalami orgasme multipel, seperti
halnya pada wanita.
23
• Volume Ejakulat tergantung pada lama waktu sebelum
ejakulasi.
• Volume rata-rata : 3 cc (2,5 – 6) cc
• Ejakulat manusia = 300 – 400 juta sperma (120 juta/ml)
• Kualitas dan kuantitas sperma menentukan fertilitas.
• ♂ infertil = konsentrasi sperma < 20 juta/ml semen.
• Walaupun cuma 1 sperma yang fertilisasi - perlu
banyak sperma (menghasilkan enzim-2 akrosom) untuk
meluluhkan sawar yang melindungi ovum, sampai ada 1
sperma pemenang yang menembus sitoplasma ovum.
• Kualitas sperma juga diperhitungkan, kelainan sperma
yang abnormal menurunkan fertilitas  infertil
EJAKULAT / SEMEN
24
25
26
27
IV. PENGATURAN FUNGSI
REPRODUKSI PRIA
• Testis dikontrol oleh 2 hormon : LH dan FSH
• LH bekerja pada sel leydig untuk mengatur
fungsi testosteron pada pria hormon ini disebut
= ICSH  Testosteron berperan untuk metosis
dan meiosis sel-sel germinativum.
• FSH bekerja pada tubulus seminiferus, terutama
di sel sertoli, untuk meningkatkan
spermatogenesis (fase remondeling spermatid)
• Sekresi LH dan FSH dari Hipofisis Anterior
dirangsang oleh hormon dari hipotalamus = Gn
RH
28
Hipotalamus
GnRH
Testis
Hipofisis Anterior
FSH LH
Sel
Sertoli
Sel
Leydig
Spermatogenesis
Inhibin Testosteron
29
Terima Kasih

More Related Content

Similar to FungsiPria

Similar to FungsiPria (20)

sistemreproduksi-181102143733 (1).pptx
sistemreproduksi-181102143733 (1).pptxsistemreproduksi-181102143733 (1).pptx
sistemreproduksi-181102143733 (1).pptx
 
Anatomi dan Fisiologi Sistem reproduksi
Anatomi dan Fisiologi Sistem reproduksiAnatomi dan Fisiologi Sistem reproduksi
Anatomi dan Fisiologi Sistem reproduksi
 
46912042 makalah-biologi-rep
46912042 makalah-biologi-rep46912042 makalah-biologi-rep
46912042 makalah-biologi-rep
 
265054615-SPERMATOGENESIS-ppt.pdf
265054615-SPERMATOGENESIS-ppt.pdf265054615-SPERMATOGENESIS-ppt.pdf
265054615-SPERMATOGENESIS-ppt.pdf
 
Spermatogenesis
SpermatogenesisSpermatogenesis
Spermatogenesis
 
Sistem reproduksi manusia
Sistem reproduksi manusiaSistem reproduksi manusia
Sistem reproduksi manusia
 
Genitalia masculina
Genitalia masculinaGenitalia masculina
Genitalia masculina
 
Tugas ipa
Tugas ipaTugas ipa
Tugas ipa
 
Kuliah Struktur dan Fungsi Spermatozoa.pdf
Kuliah Struktur dan Fungsi Spermatozoa.pdfKuliah Struktur dan Fungsi Spermatozoa.pdf
Kuliah Struktur dan Fungsi Spermatozoa.pdf
 
Repro masculina
Repro masculinaRepro masculina
Repro masculina
 
Fisiologi reproduksi
Fisiologi reproduksiFisiologi reproduksi
Fisiologi reproduksi
 
Sistem Reproduksi Manusia
Sistem Reproduksi ManusiaSistem Reproduksi Manusia
Sistem Reproduksi Manusia
 
Sistem Reproduksi Manusia
Sistem Reproduksi ManusiaSistem Reproduksi Manusia
Sistem Reproduksi Manusia
 
3.1 reproductive male
3.1 reproductive male3.1 reproductive male
3.1 reproductive male
 
organ reproduksi jantan
organ reproduksi jantanorgan reproduksi jantan
organ reproduksi jantan
 
Reproduksi laki laki
Reproduksi laki lakiReproduksi laki laki
Reproduksi laki laki
 
K1. anatomi sistem reproduksi
K1. anatomi sistem reproduksiK1. anatomi sistem reproduksi
K1. anatomi sistem reproduksi
 
Sistem Reproduksi Manusia
Sistem Reproduksi ManusiaSistem Reproduksi Manusia
Sistem Reproduksi Manusia
 
sitem reproduksi manusia
sitem reproduksi manusiasitem reproduksi manusia
sitem reproduksi manusia
 
Reproduksi pria 5 november 2007
Reproduksi pria 5 november 2007Reproduksi pria 5 november 2007
Reproduksi pria 5 november 2007
 

Recently uploaded

konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptKianSantang21
 
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptxAyu Rahayu
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxpuspapameswari
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diriandi861789
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanDevonneDillaElFachri
 
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfPPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfSeruniArdhia
 
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxpenyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxagussudarmanto9
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensissuser1cc42a
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxDianaayulestari2
 
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptxgizifik
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxmarodotodo
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikassuser1cc42a
 
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docxCAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docxPuskesmasTete
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitIrfanNersMaulana
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesNadrohSitepu1
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfhurufd86
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosizahira96431
 

Recently uploaded (20)

konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
 
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
 
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfPPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
 
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxpenyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
 
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
 
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docxCAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
 

FungsiPria

  • 2. 2 ISI I. Fungsi Komponen Sistem Reproduksi Pria II. Spermatogenesis III. Aktivitas Seksual Pria IV. Pengaturan Fungsi Seksual Pria
  • 3. 3 I. Fungsi Komponen Reproduksi Pria TESTIS Menghasilkan sperma Mengeluarkan testosteron EPIDIDIMIS & DUKTUS DEFERENS Tempat keluar sperma dari testis Tempat pematangan motilitas fetilitas sperma Memekatkan dan menyimpan sperma VESIKULA SEMINALIS Menghasilkan fruktosa untuk makanan sperma Mengeluarkan prostaglandin yang merangsang saluran untuk membantu menyalurkan sperma Menghasilkan cairan semen KELENJAR PROSTAT Mengeluarkan cairan basa / alkalis yang menertralkan sekresi vagina yang asam Memicu pembekuan semen untuk menjaga sperma tetap dalam vagina pada saat penis dikeluarkan KELENJAR BULBOURETHRA Mengeluarkan mukus untuk pelumasan
  • 4. 4 Tubulus Semineferus - Panjang 250 cm - Ada 2 jenis sel : sel germinativum (tahapan pembentukan sperma) dan sel sertoli (menunjang spermatogenesis)
  • 5. 5 II. SPERMATOGENESIS • “adalah urutan kejadian dalam tubulus seminiferous kearah pembentukan sperma” • Terjadinya sejak usia 14 thn, berlangsung sepanjang hidup pria. • Ada 3 Phase : 1. Proliferasi Mitotik, 2. Meiosis, 3. Pengemasan. • Spermatogenesis memerlukan waktu 64 hari, dari spermatogenia menjadi sperma matang • Setiap hari ratusan juta sperma mencapai kematangan.
  • 6. 6
  • 7. 7
  • 8. 8 Proliferasi Mitotik - Spermatogonium yang terletak di lapisan luar tubulus secara terus menerus membelah secara mitosis  2 Spermatogonia -  46 kromosom yang identik dengan sel induk - Salah satu sel anak tetap berada di tepi luar tubulus (tidak berdiferensiasi) untuk mempertahankan sel geminativum, sementara sel anak yang lain bergerak kerarah lumen mengalami tahapan membentuk sperma  yg akan dikeluarkan dari lumen - 1 spermatogonia  membelah secara mitosis 2 kali untuk menghasilkan 4 Spermatid Primer (46 kromosom ganda)
  • 9. 9 Meiosis - Meosis I : Setiap spermotosit primer (46 kromosom ganda) membentuk 2 spermatosit sekunder (masing-masing 23 kromosom ganda) - Meosis II : Spermatosit sekunder membelah menjadi spermatid (masing- masing 23 kromosom tunggal - Setelah ini tidak lagi ada pembelahan, setiap spermatid mengalami modifikasi menjadi sebuah spermatozoa
  • 10. 10
  • 11. 11 Pengemasan (remondeling spermatid) - Merupakan pembentukan sperma yang dapat bergerak dan bersifat sangat spesifik. - Spermatozoa ada 4 bagian : 1. Kepala, 2. Akrosom, 3. Bagian tengah (badan), 4. Ekor. - Kepala terdiri dari nukleus, yg mengandung informasi genetik sperma - Akrosom : suatu vesikel berisi enzim yang berguna sebagai bor untuk menembus ovum - Bagian tengah mengandung mitochondria untuk menghasilkan energi untuk bergerak - Ekor untuk mobilitas sperma yg berbentuk seperti pecut.
  • 12. 12 Anatomi Spermatozoa A. Foto mikrograf fase kontras spermatozoa manusia B. Reproduksi skematik spermatozoa tampak frontal C. Potongan longitudinal bagian kepala spermatozoa tampak samping
  • 13. 13 Fungsi Sel Sertoli 1. Memberi makanan sperma 2. Menghancurkan sel-sel geminativum cacat yang gagal menyelesaikan semua tahapan spermatogenesis 3. Mengeluarkan cairan untuk mengaliri sperma dari tubulus seminiferus ke epididimis 4. Mensekresi Androgen binding protein  testosteron yang berikatan dengan protein  mempertahankan kadar testosteron didalam lumen tetap tinggi  mempertahankan produksi sperma.
  • 14. 14 III. AKTIVITAS SEKSUAL PRIA • Penyatuan gamet ♂ dan ♀ memerlukan penyaluran semen ke dalam vagina wanita, melalui prilaku seksual = hubungan kelamin – koitus – kopulasi • Prilaku / aktivitas seksual pria ditandai oleh ereksi dan ejakulasi • Ereksi = pengerasan penis yang dalam keadaan normal lemas, guna memungkinkan masuk kedalam vagina  pembengkakan jaringan erektil penis oleh darah akibat vasodilatasi arteriole penis • Ejakulasi = penyemprotan kuat, dan eksplusif semen ke dalam urethra dan keluar dari penis  2 fase : 1) emisi, 2) ekspulsi
  • 15. 15 Siklus Respons Seksual 1. Fase eksitasi : ereksi + vasokongesti testis (pembengkakan oleh terkumpulnya darah) dan peningkatan keinginan berhubungan kelamin 2. Fase datar : peningkatan respon-respon keinginan berhubungan kelamin, mis : denyut jantung, tekanan darah, kecepatan bernapas, ketegangan otot. 3. Fase orgasme : ejakulasi serta respon puncak pada kenikmatan seksual, secara menyeluruh dirasakan sebagai kenikmatan fisik yang intensif. 4. Fase resolusi : yang mengembalikan genetalia dan sistem-sistem tubuh ke keadaan seperti semula (sebelum terangsang)
  • 16. 16 • Selain fenomena fisiologis diatas juga mencakup faktor emosi, psikologis dan sosial. • Refleks ereksi adalah suatu refles spinal yg dipacu oleh stimulasi mekanoreseptor- mekanoreseptor yang sangat peka di glans penis. • Rangsangan taktil pada glans secara refleks memicu peningkatan aktivitas parasimpatis dan penurunan aktivitas simpatis ke arteriol-arteriol di penis  vasodilatasi  ereksi EREKSI
  • 17. 17 • Stimulasi parasimpais dan inhibisi simpatis yang terjadi secara bersamaan  vasodilatasi terjadi lebih cepat dan lebih kuat  ereksi penuh bisa dicapai hanya dalam waktu 5 – 10 detik. • Pada saat bersamaan impuls parasimpatis meningkatkan sekresi mukus dari kelenjar bulbourethra dan urethra  sebagai persiapan untuk koitus. • Refleks Spinal dasar dapat difasilitasi atau dihambat oleh pusat-pusat yang lebih tinggi di otak melalui jalur desendens yang juga berakhir di saraf-saraf otonom yang mepersarafi arteriole penis.
  • 18. 18 STIMULASI MEKANORESEPTOR DI GLANS PENIS SIMPATIS KE ARTERIOL PENIS PARASIMPATIS KE ARTERIOL PENIS PARASIMPATIS KE KEL.BULBOURETRHA & KEL.URETHRA MUKUS PELUMASAN DILATASI ARTERIOL PENIS EREKSI VENA TERTEKAN
  • 19. 19 • Bila ada kegagalan ereksi, walaupun stimulasi adekuat (impotensi) dapat terjadi akibat : – Inhibisi refleks oleh pusat-pusat yang lebih tinggi di otak – Psikologis, mis : cemas – Keterbatasan fisik : kerusakan saraf, obat- obatan yang mengganggu fungsi otonom, masalah aliran darah melalui penis.
  • 20. 20 EJAKULASI • Seperti ereksi, ejakulasi dilakukan oleh refleks spinal • Jika tingkat perangsangan menguat sampai ke puncak  ejakulasi • Respons ejakulasi berlangsung 2 fase : emisi dan ekspulsi EMISI  Impuls simpatis  kontraksi otot-otot polos di prostat, duktus- duktus reproduksi, dan vesikula seminalis  cairan prostat, sperma, vesikula seminalis (semen) mengalir kedalam urethra. • Selama fase Emisi Spingter di leher kandung kemih tertutup rapat untuk mencegah semen masuk ke kandung kemih dan mencegah urine keluar bersama ejakulat. EKSPULSI  Pengisian Urethra oleh semen  memicu impuls ke otot rangka di pangkal penis  kontraksi otot-otot rangka pangkal penis (interval 0,8 detik)  meningkatkan tekanan di pangkal penis  memaksa pengeluaran semen di urethra.  Bersamaan dengan itu terjadi ORGASME.
  • 21. 21 ORGASME • Terjadi bersamaan dengan fase Ekspulsi • Ditandai dengan bernapas dalam, kecepatan denyut jantung yang dapat mencapai 180x/menit, kontraksi otot rangka secara umum, memuncaknya emosi. • Respon panggul dan respon sistemik disertai dengan kenikmatan dan perasaan lega dan kepuasan merupakan pengalaman yang dikenal dengan ORGASME
  • 22. 22 RESOLUSI • Selama Fase ini setelah orgasme • Impuls Vasokostriktor simpatis memperlambat aliran masuk ke darah ke dalam penis sehingga ereksi lenyap. • Diikuti oleh relaksasi yang dalam  perasaan lelah. • Setelah ini terjadi periode refrakter yang lamanya tergantung individual, sehingga laki-laki tidak dapat mengalami orgasme multipel, seperti halnya pada wanita.
  • 23. 23 • Volume Ejakulat tergantung pada lama waktu sebelum ejakulasi. • Volume rata-rata : 3 cc (2,5 – 6) cc • Ejakulat manusia = 300 – 400 juta sperma (120 juta/ml) • Kualitas dan kuantitas sperma menentukan fertilitas. • ♂ infertil = konsentrasi sperma < 20 juta/ml semen. • Walaupun cuma 1 sperma yang fertilisasi - perlu banyak sperma (menghasilkan enzim-2 akrosom) untuk meluluhkan sawar yang melindungi ovum, sampai ada 1 sperma pemenang yang menembus sitoplasma ovum. • Kualitas sperma juga diperhitungkan, kelainan sperma yang abnormal menurunkan fertilitas  infertil EJAKULAT / SEMEN
  • 24. 24
  • 25. 25
  • 26. 26
  • 27. 27 IV. PENGATURAN FUNGSI REPRODUKSI PRIA • Testis dikontrol oleh 2 hormon : LH dan FSH • LH bekerja pada sel leydig untuk mengatur fungsi testosteron pada pria hormon ini disebut = ICSH  Testosteron berperan untuk metosis dan meiosis sel-sel germinativum. • FSH bekerja pada tubulus seminiferus, terutama di sel sertoli, untuk meningkatkan spermatogenesis (fase remondeling spermatid) • Sekresi LH dan FSH dari Hipofisis Anterior dirangsang oleh hormon dari hipotalamus = Gn RH