BERAMAL DENGAN IKHLAS DAN TINGKAH LAKU TERPUJIYunisa Astuti
MAKALAH HADITS BAB I II III
TEMA : " BERAMAL DENGAN IKHLAS DAN TINGKAH LAKU TERPUJI"
TERDIRI DARI 6 RUMUSAN MASALAH YAITU MENGENAI NIAT, KONSISTEN DALAM BERAMAL, RIYA, PERILAKU DENGAN AKHLAK, KEJUJURAN, PERTOLONGAN ALLAH SWT
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
1. FIQIH IBADAH
DISUSUN OLEH KELOMPOK 6:
ELISA ERICA A.R (21901083005)
ULFA MUAWIYAH (21901083010)
KHURIYATUL MAULIDA (21901083029)
EVITA NUR AISYAH (21901083032)
KELAS P.01
2. Definisi ibadah
Ibadah secara bahasa (etimologi) berarti
merendahkan diri serta tunduk.
Ibadah menurut syara’ , ibadah merupakan
suatu ketaatan yang dilakukan dan
dilaksanakan sesuai perintahNya,
merendahkan diri kepada Allah SWT dengan
kecintaan yang sangat tinggi.
3. IBADAH
IBADAH LISAN
&HATI
(LISANIYAH WA
QALBIYAH)
IBADAH HATI
(QALBIYAH)
IBADAH PERBUATAN
FISIK dan HATI
(BADANIYAH WA
QALBIYAH)
1. MEMILIKI RASA
TAKUT
2. RASA CINTA (
MAHABBAH)
3. MENGHARAP
(RAJA’)
4. SENANG
(RAGHBAH)
5. IKHLAS
6. TAWAKKAL
1. DZIKIR
2. TASBIH
3. TAHLIL
4. TAHMID
5. TAKBIR
6. SYUKUR
7. BERDOA
8. MEMBACA AYAT AL-
QUR’AN
1. SHOLAT
2. ZAKAT
3. HAJI
4. BERJIHAD
5. BERPUASA
4. KLASIFIKASI IBADAH
Para ulama yang sholeh terdahulu mengklarifikasikan ibadah
kedalam dua jenis yakni ibadah mahdhah dan ibadah ghairu
mahdhah
Landasan klarifikasi :
Ibadah mahdhah = Karena ALLAH + Sesuai Syariat
Ibadah ghairu mahdhah = Berbuat Baik + Karena ALLAH
5. Ibadah mahdhah atau ibadah bersifat khusus (khas,
khashashah) adalah segala perkara yang telah diwajibkan.
menjalankan apa yang telah diwajibkan, jika ditinggalkan
berdosa dan menjauhi apa yang telah dilarang atau diharamkan
jika dilanggar berdosa.
Dalam Ibadah Mahdah berlaku kaidah ushul fiqih Al aslu fil
ibaadari at tahrim ( hukum asal ibadah adalah haram ) atau Al
aslu fil ibaadaati al khatri illa binassin (hukum asal dalam ibadah
adalah haram kecuali ada nash yang mensyariatkannya)
6. Pelaku bid’ah (perkara baru) dalam ibadah mahdhah seperti
mereka yang mengada-ada dalam syariat atau mengarang
syariat atau mengada-ada dalam urusan agama (urusan kami)
Contoh mereka yang mengada-ada dalam syariat atau
mengarang syariat atau bid’ah dalam ibadah mahdhah adalah
mereka yang melakukan sholat subuh 3 raka’at atau orang
yang menetapkan cara sholat berdasarkan pemahamannya
sendiri secara otodidak (shahafi) terhadap Al Qur’an dan As
Sunnah padahal dia bukanlah ahli isitidlal atau dia tidak
dikenal berkompetensi sebagai Imam Mujtahid Mutlak.
7. RUANG LINGKUP IBADAH
Menurut Ibnu Taimiyah ruang lingkup ibadah
merupakan mencakup semua bentuk cinta dan
kerelaan kepada Allah, baik itu dalam
perkataan maupun dalam perbuatan, lahir
maupun batin.
Menurut Ibnu Taimiyah, ruang lingkup ibadah
cakupannya sangatlah luas. Bahkan menurut
Ibnu Taimiyah, semua ajaran agama termasuk
kedalam ibadah. Akan tetapi untuk
mempermudah akan diklasifikasikan menjadi
sebagai berikut:
8. Ibadah ghairu mahdhah atau ibadah bersifat umum
(‘Amm, ‘ammah ) adalah segala perkara yang diizinkan
atau dibolehkan meliputi segala amal kebaikan yakni
segala perkara yang jika dikerjakan mendapatkan
kebaikan (pahala) dan jika ditinggalkan tidak berdosa.
Ibadah ghairu mahdhah meliputi muamalah, kebiasaan
atau adat.
Tatkala laksananya tidak perlu berpola kepada contoh
Rasulullah sehingga perkara baru (bid’ah) dalam ibadah
ghairu mahdhah diperbolehkan.
9. Dalam ibadah ghairu mahdhah berlaku kaidah usul
fiqih “wal ashlu fi ‘aadaatinal ibaahati hatta yajii u
sooriful ibahah” yang artinya “dan hukum asal
dalam kebiasaan atau adat adalah boleh saja
sampai ada dalil yang memalingkan dari hukum
asal atau sampai ada dalil yang melarang atau
mengharamkannya“.
Perkara baru (bid’ah) dalam ibadah ghairu
mahdhah yakni dalam perkara muamalah,
kebiasaan atau adat hukum asalnya adalah mubah
(boleh) selama tidak melanggar laranganNya atau
selama tidak bertentangan dengan Al Qur’an dan
10. 1.Rukun-rukun syari’at, yakni shalat, zakat, puasa, dan haji.
2.Ibadah sunnah, yakni berdzikir, membaca Al-Qur’an,
berdo’a dan istighfar.
3.Bentuk hubungan sosial yang baik, berbuat baik kepada
kedua orang tua, menyantuni anak yatim, fakir miskin, ibnu
sabil, menjalin silaturrahmi, dan lain sebagainya.
4.Akhlak Insaniyah, yakni yang bersifat kemanusiaan. Contoh
menjalankan amanah, menepati janji, benar dalam berbicara,
dan lain sebagainya.
5. Akhlak Rabbaniyah (bersifat ketuhanan) yakni mencintai
Allah dan RasulNya, takut kepada Allah, ikhlas dan sabar
terhadap hukum-Nya.
11. MOTIVASI DAN TUJUAN IBADAH
Pertama, dia melaksanakan ibadah karena ia takut dosa apabila
dia tidak mengerjakannya. Dampak motivasi pertama ini adalah
seseorang menganggap ibadah ini hanya sebagai beban, ia
melakukannya hanya karena untuk menggugurkan kewajibannya.
Motivasi ini ibaratnya seperti seorang budak, ketika dia disuruh,
baru dia mengerjakannya.
Kedua, dia melaksanakan ibadah karena ia mengharapkan pahala
dari apa yang ia kerjakan. Dampak motivasi kedua ini adalah
seseorang melakukan ibadah hanya pada waktu tertentu saja,
Kedua, dia melaksanakan ibadah karena ia mengharapkan pahala
dari apa yang ia kerjakan. Dampak motivasi kedua ini adalah
seseorang melakukan ibadah hanya pada waktu tertentu saja,
12. Ketiga, dia melaksanakan ibadah karena ia mengharapkan ridho
Allah SWT. artinya kita mencari apa yang membuat Allah SWT
rela kepada kita. Seseorang yang memiliki motivasi ini memiliki
semangat untuk menjamin kualitas ibadahnya, bukan kuantitas.
yang paling utama adalah seseorang beribadah karena ia cinta
kepada Allah SWT dan agama yang di ridhoi-Nya, agama Islam.
Seseorang yang cinta pada sesuatu pasti akan melakukan segala
sesuatu demi apa yang dicintainya.
13. Sebenarnya, apapun motivasi kita dalam beribadah tidak
masalah, selama ibadah yang kita lakukan tidak diniatkan
hanya untuk riya. Namun, terdapat keutamaan yang dapat kita
peroleh ketika kita menaikan kadar motivasi kita dalam
beribadah. Karena, sesungguhnya yang hanya bisa menilai
ibadah kita diterima atau tudak, ialah hanya Allah SWT
14. HIKMAH DARI IBADAH
1. Tidak Syirik
2. Memiliki Ketakwaan
3. Terhindar dari Kemaksiatan
4. Berjiwa Sosial
5. Tidak Kikir
6. Merasakan Keberadaan ALLAH SWT
7. Terkabul Doa – doanya
8. Memiliki Kejujuran
9. Berhati Ikhlas
10. Memiliki Kedisiplinan