Makalah ini membahas tentang ibadah shalat dan zakat. Terdapat dua jenis ibadah yaitu ibadah mahdah (khusus) dan ibadah ghairu mahdah (umum). Ibadah mahdah meliputi shalat, zakat, puasa dan haji. Sedangkan ibadah ghairu mahdah meliputi i'tikaf, wakaf, qurban dan lainnya. Makalah ini juga menjelaskan hakikat dan manfaat shalat bagi moral
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Ibadah Pokok
1. i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyusun dan menyelesaikan
makalah ini. Penyusuna makalah ini dilakukan dalam rangka memenuhi tugas
Pendidikan Agama Islam tentang ibadah sholat dan zakat. Berkaitan dengan hal
tersebut penyusuna makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan dan
pengetahuan bagi pembaca maupun kami sebagai penyusun.
Dalam menyelesaikan makalah ini kami telah mendapatkan bantuan dan
motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu kami ingin menyampaikan terima
kasih kepada :
1. Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan hidaya–Nya kami dapat
menyusun dan menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya.
2. Kedua orang tua kami yang telah memberikan do’a dan motivasi baik moril
maupun materil.
3. Bapak Dr. Nedin Badruzzaman, M.Pd selaku dosen mata kuliah Pendidikan
Agama Islam yang telah memberikan tugas yang berkaitan dengan makalah ini
sehingga bertambah pengetahuan kami dalam penulisan makalah ini.
4. Teman-teman kami yang telah memberikan semangat dan dukungan sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini.
5. Pihak-pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang turut membantu
penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat
kekurangan baik penyusunan maupun penulisan. Oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna memperbaiki kesalahan
dimasa yang akan datang.
2. ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................i
DAFTAR ISI ................................................................................................ii
BAB 1........................................................................................................... 1
A. PENDAHULUAN............................................................................ 1
B. PERMASALAHAN ......................................................................... 1
C. PEMBAHASAN .............................................................................. 2
KESIMPULAN ........................................................................................... 12
DAFTAR ISI............................................................................................... 14
3. 1
BAB I
IBADAH ( SHALAT DAN ZAKAT )
A. PENDAHULUAN
Ibadah bukan hanya sekedar menjalankan kegiatan dari hal-hal yang
dianggap kewajiban sperti shalat dan puasa. Ibadah dan tauhid merupakan
kedua hal yang berkaitan erat, karena tidak mungkin kita mencapai tauhid
tanpa memahami konsep ibadah dengan sebenar-benarnya. Syaikhul Islam
Ibnu Taimiyah Rahimahullah mengatakan : “ Ibadah adalah suatu istilah yang
mencakup segala sesuatu yang dicintai Allah dan diridhai –Nya, baik berupa
perkataan maupun perbuatan, yang tersembunyi ( batin ) maupun yang
Nampak ( lahir ).
Secara umum ibadah seperti yang kita ketahui diantaranya yaitu
mendirikan shalat, menunaikan zakat, berpuasa pada bulan ramadhan ( maupun
puasa-puasa sunah lainnya ) dan melaksanakan haji. Selain ibadah pokok
tersebut, hal-hal yang bernilai ibadah yaitu menjaga lisan dari perbuatan dosa
misalnya dengan tidak berdusta dan mengumbar fitnah, menjaga kehormatan
diri dan keluarga serta sahabat, mampu dan bersedia menunaikan amanah
dengan sebaik-baiknya dengan penuh tanggung jawab, berbakti dan hormat
kepada kedua orang tua atau yang lebih tua dari kita, menyambung tali
silaturahim dan kekerabatan, menepati janji, memerintahkan atau setidaknya
menyampaikan amar ma’ruf nahi munkar, menjaga hubungan baik dengan
tetangga, menyantuni anak yatim, fakir miskin, ibnu sabil ( orang yang
kehabisan bekal di perjalanan ), menyayangi hewan dan tumbuh-tumbuhan di
sekitar tempat kita, memanjatka do’a yaitu berzikir dan mengingat Allah,
membaca Al-qur’an dan mendengarkan ceramah.
B. PERMASALAHAN
1. Jelaskan mengenai hakikat ibadah?
2. Sebutkan bentuk-bentuk peribatan?
3. Jelaskan hakikat dan hikmah ibadat shalat?
4. 2
4. Jelaskan hakikat dan hikmah ibadah shaum?
5. Jelaskan hakikat dan hikmah zakat?
C. PEMBAHASAN
1. HAKIKAT IBADAH
Ibadah adalah perhambaan seseorang manusia kepada Allah sebagai
pelaksanaan tugas hidup selaku makhluk. Ibadah meliputi ibadah khusus
atau mahdhah dan ibadah umum atau ibadah ghair mahdhah. Ibadah khusus
adalah ibadah langsung kepada Allah yang telah ditentukan macam, tata
cara dan syarat rukunnya oleh Allah. Pelanggaran terhadap tata cara dan
syarat rukun dalam ibadah ini menjadikan ibadah tersebut tidak sah atau
batal. Ibadah yang termasuk dalam jenis ini adalah shalat, puasa, zakat dan
haji.
Para ulama menetapkan kaidah ibadah khusus sebagai pedoman dalam
pelaksanaannya, yaitu : “semua tidak boleh dilakukan, kecuali yang
diperintahkan Allah atau dicontohkan rasul –Nya”. Kaidah ini menunjukan
bahwa dalam melaksankan ibadah khusus, seorang muslim harus berpegang
teguh pada ketentuan yang sudah pasti berdasarkan perintah Allah dan
contoh yang dilakukan oleh Rasul. Beribadah tidak sesuai dengan yang
diperintahkan atau yang dicontohkan berarti membuat aturan baru dalam
ibadah yang disebut “bid’ah”. Melakukan bid’ah dalam ibadah berarti
ibadah itu ditolak. Karena itu, dalam ibadah khusus tidak boleh ada
tambahan atau pengurangan, sesuai perintah atau contoh yang ditentukan.
Ibadah umum atau ibadah ghair mahdhah adalah ibadah yang jenis dan
macamnya tidak ditentukan, baik dalam Al-qur’an maupun sunah Rasul.
Karena itu ibadah ini menyangkut segala perbuatan yang dilakukan oleh
seorang muslim. Perbuatan tersebut dapat dipandang sebagai ibadah, apabila
tidak termasuk yang dilarang Allah atau Rasul –Nya dan dilakukan dengan
niat karena Allah.
5. 3
Untuk melihat suatu perbuatan termasuk ibadah umum atau bukan,
dapat dirujukan pada kaidah : “semua boleh dilakukan, kecuali yang
dilarang Allah atau rasul –Nya”.
Ibadah umum ini umumnya berkaitan dengan segala kegiatan manusia
atau muamalah yang tidak dirinci jenisnya satu persatu.
2. BENTUK-BENTUK PERIBADATAN
Bentuk peribadatan dibagi menjadi 2, yaitu:
A. IBADAH MAHDHAH ( ibadah khusus )
Merupakan hubungan manusia dengan Tuhannya, yaitu hubungan
yang akrab dan suci antara seorang muslim dengan Allah SWT yang
bersifat ritual (peribatan), ibadah mahdah merupakan manifestasi dari
rukun islam yang kelima. Atau juga sering disebut ibadah yang
langsung. Selain itu juga ibadah mahdah adalah ibadah yang perintah
dan larangannya sudah jelas secara zahir dan tidak memerlukan
penambahan atau pengurangan. Jenis ibadah yang termasuk ibadah
mahdah, adalah:
1) shalat, secara lughawi atau arti kata shalat mengandung beberapa arti
yang beragam salah satunya do’a, itu dapat ditemukan contohnya
dalam Al-Qur’an surat Al-Taubah ayat 103 : “ berdo’alah untuk
mereka, sesungguhnya do’a kamu itu ( menjadi ) ketentraman bagi
jiwa bagi mereka “. Secara terminologis ditemukan beberapa istilah
diantaranya : “serangkaian perkataan dan perbuatan tertentu yang
dimulai dengan takbir dan disudahi salam “.
2) zakat1, merupakan salah satu ibadah pokok dan termasuk salah satu
rukun islam yang berarti membersihkan, bertumbuh dan berkah.
3) puasa2, merupakan ibadah pokok yang ditetapkan sebagai salah satu
rukun islam. Puasa secara bahasa bermakna, menahan dan diam
1 Jumlah harta tertentu yangwajib dikeluarkan oleh orangyangberagama islamdan diberikan
kepada golongan yangberhakmenerimanya.
2 Ibadah menahan diri atau berpantangan makan,minum, dan segala yangmembatalkan puasa.
6. 4
dalam segala bentuknya. Secara terminologis puasa diartikan dengan
“ menahan diri dari makan, minum, dan berhubungan seksual mulai
dari terbit fajar sampai terbenam matahari dengan syarat-syarat yang
ditentukan “.
4) ibadah haji, secara arti kata lafaz haji yang berasal dari bahasa arab
berarti “ bersengaja “. Dalam artian terminologis adalah menziarahi
ka’bah dengan melakukan serangkaian ibadah di masjidil haram dan
sekitarnya, baik dalam bentuk haji maupun umrah.
5) umrah, merupakan mengunjungi ka’bah dengan serangkaian khusus
disekitarnya. Perbedaannya dengan haji ialah bahwa padanya tidak
ad wukuf diarafah, berhenti di musdalifah, melempar jumrah,
menginap di mina. Dengan begitu ia merupakan haji dalam
bentuknya yang lebih sederhana, sehingga sering umrah itu disebut
dengan haji kecil.
6) bersuci dari hadas kecil baik besar.
B. IBADAH GHAIRU MAHDHAH (IBADAH UMUM)
Yang dimaksud ibadah ghairu mahdhah berarti mencakup semua
perilaku manusia yang hubungannya dengan sesama manusia, yaitu
dalam semua aspek kehidupan yang sesuai dengan ketentuan Allah
SWT, yang dilakukan dengan ikhlas untuk mendapat ridho Allah
SWT.ibadah yang termasuk ibadaha ghairu mahdhah yaitu :
1. I’tikaf, berdiam dimasjid untuk berzikir kepada Allah.
2. wakaf, wakaf menurut bahasa berarti menahan sedang menurut
istilah wakaf ialah memberikan suatu benda atau harta yang kekal
zatnya kepada suatu badan yang dapat dimanfaatkan untuk
kepentingan masyarakat.
3. qurban, qurban secara bahasa berarti dekat sedangkan secara istilah
adalah menyembelih hewan yang telah memenuhi syarat tertentu
didalam waktu tertentu yaitu bulan dzulhijjah dengan niat ibadah
guna menempatkan diri kepada Allah.
7. 5
4. shadaqah, shadaqah adalah memberikan sesuatu tanpa ada
tukarannya karena mengharap pahala diakhirat.
5. aqiqah, dalam bahasa arab berarti rambut yang tumbuh dikepala anak
atau bayi. Istilah aqiqah kemudian dipergunakan untuk pengertian
penyembelihan hewan sehubungan kelahiran bayi.
6. zikir dan do’a
3.HAKIKAT DAN HIKMAH IBADAT SHALAT
Shalat adalah ucapan-ucapan dan gerakan-gerakan yabg dimulai
dari takbiratul ihram dan di akhiri salam dengan syarat-syarat tertentu.
Ketentuan shalat di tetapkan dalam syriat islam berdasarkan Al-
Quran dan contoh yang dilakukan Nabi yang termuat dalam hadistnya.
Oleh karena itu, shalat dianggap syah apabila dilakukan sesuai dengan
contoh Nabi pada saat shalat sabdanya: “ shalatlah kalian seperti kalian
melihat aku shalat. (HR. Bukhari)”.
Melihat Nabi shalat artinya mengetahui Nabi bershalat. Keterangan
tentang bagaimana Nabi bershalat dapat di ungkap dari hadist-hadistnya.
Shalat merupakan pokok ibadah dalam agama islam bahkan hal
yang pertama kali ditanyakan Allah pada hari kiamat, seperti disabdakan
Nabi: “ amal pertama yang di Tanya pada hari kiamat adalah shalat. (HR.
Al Irak)”.
Hikmah ibadah shalat:
a. Tinjauan dari segi moral
1. shalat yang khusu mewujudkan suatu ibadah yang benar-benar
ikhlas, pasrah terhadap zat Yang Maha Suci dan Maha Mulia.
2. Shalat membersihkan jiwa dari sifat-sifat yang buruk, khususnya
cara-cara hidup yang matrealis yang menjadikan urusan duniawi
lebih penting dari segala-galanya termasuk ibadah kepada Allah.
8. 6
3. Mendidik jiwa kita agar terhindar dari sifat-sifat takabur, sombong,
tinggi hati dan sebagainya, serta mengarahkan kita agar selalu
tawakal dan berserah dirikepada Allah SWT.
4. Apabila kita mendapat suatu musibah atau kesulitan, maka kita harus
memohon pertolongan kepada Allah dengan mengerjakan shalat dan
bersabar serta tawakal.
5. Membina rasa persatuan dan persaudaraan antara sesama umat islam.
b. tinjauan dari segi fisik (kesehatan)
1. bersedekap, meletakan tangan kanan diatas pergelangan tangan kiri
merupakan istirahat yang paling sempurna bagi kedua tangan sebab
sendi-sendi, otot-otot kedua tangan berada pada posisi istirahat
penuh, akan memudahkan aliran darah mengalir kembali kejantung
serta memproduksi getah bening dan air jaringan dari kedua
persendian tangan akan menjadi lebih baik sehinggga gerakan
didalam persendian akan menjadi lebih lancar.
2. ruku, yaitu membungkukan badan dan meletakan telapak kanan
diatas lutut sehingga punggung sejajar merupakan suatu garis lurus
sikap ini akan mencegah timbulnya penyakit yang berhubungan
denga ruas tulang belakang, ruas tulang punggung, ruas tulang leher
dan ruas tulang pinggang.
3. sujud, sikap ini menyebabkan semua otot-otot bagian atas akan
bergerak. Dengan siakap ini maka dinding dari urat-urat nadi yang
berada di otot dapat dilatih dengan membiasakan untuk menerima
aliran darah yang lebih banyak dari biasanya, karena otak (kepala)
kita pada waktu itu terletak di bawah.
4. duduk ifrasy (duduk antar dua sujud dan tahiyat awal), posisi duduk
seperti ini menyebabkan tumit menekan otot-otot pangkal paha yany
mengakibatkan pangkal paha terpijit. Pijitan tersebut dapa
menghindarkan atau menyembuhkan penyakit syaraf pangkal paha
(neuralgia) yang menyebabkan tidak dapa berjalan.
9. 7
5. duduk tawaruk (tahiyat akhir), duduk seperti ini dapat
menghindarkan penyakit bawasir yangs seing di alami wanita yang
hamil. Kemudian duduk tawaruk ini dapat untuk mempermudah
buang air kecil.
6. salam, diakhiri dengan menoleh kenan dan kekiri. Hal ini sangat
berguna untuk memperkuat otot-otot leher dan kuduk, selain itu
dapat pula untuk menghindarkan penyakit kepala dan kuduk kaku
10. 8
NILAI / KATAKTER DESKRIPSI
1.Religius Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan
ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan agama lain
2.Jujur Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam
perkataan, tindakan dan pekerjaan.
3.Toleransi Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama,suku,etnis,pendapat,sikap, dan tindakan orang lain yang
berbeda pada dirinya.
4.Didiplin Tindakan yang menunjukan perilaku tertib dan patuh pada berbagai peraturan dan ketentuan.
5.kerja keras Perilaku yang menunjukan upaya sunguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas serta
menyelesaikan tugas dengan baik.
11. 9
4. HAKIKAT DAN HIKMAH IBADAH SHAUM
Puasa adalah menahan makan dan minum serta segala yang
membatalkannya sejak terbit fajar sampai terbenam matahari. Ibadah
puasa hukumnya ada yang wajib dan ada pula yang sunnat. Adapun puasa
wajib adalah puasa yang selama sebulan penuh pada bulan Ramadhan dan
puasa nadzar (puasa yang dinadzarkan, misalnya: saya bernadzar akan
puasa jika lulus ujian. Jika lulus, maka ia wajis berpuasa). Kewajiaban
puasa Ramadhan didasarkan pada firman allah:
“hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa
sebagaiman telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, semoga
kamu bertaqwa. (QS.Al-Baqarah,2:183).”
Puasa sunnat adalah puasa yang hukumnya sunat, yaitu puasa hari
Senin dan Kamis, puasa selang sehari, puasa enam hari pada bulan Syawal
dan sebagainnya.
Ibadah puasa termasuk ibadah khusus, karena itu tata caranya ditetapkan
berdasarkan aturan syariat islam. Berpuasa pada dasarnya berfungsi
mengendalikan hawa nafsu pada diri setiap orang sehingga dapat
terkendali dan terarah pada hal-hal yang positif.
Tujuan puasa dalah mencapai derajat takwa, yaitu keadaan diman
seorang muslim tunduk dan patuh kepada perintah Allah dan menjauhi
larangan-Nya. Dalam melaksanakan puasa orang memerlukan keyakinan
sehingga lapar dan sakit dapat ditahannya. Oleh karena itu, wajarlah kalau
orang yang demikian dipandang memiliki salah satu kriteria bertakwa.
Hikmah ibadah puasa
Puasa merupakan ibadah ritual yang memiliki makna tinggi. Ia
merupakan suatu proses pendidikan dan latihan yang intensif, menguji
kekuatan iman, dan sekaligus mengendalikan hawa nafsu. Ibadah ritual
inidapat melahirkan sikap-sikap positif yang ditampakkan dalam
kehidupan sehari-hari, seperti kepedulian kepada fakir miskin. Ia
merasakan betapa lapar dan hausnya tidak makan dan minum, sementara
banyak orang yang lapardan haus karena miskinnya.
12. 10
Puasa mendidik orang disiplin terhadap waktu. Waktu-waktu puasa
yang telah ditentukan menggambarkan betapa perlunya waktu dan juga
meningkatnya pengamalah agama. Puasa melatih menahan dan
mengendalikan diri dari keinginan-keinginan dan dorongan-dorongan
untuk melakuka perbuatan yang dilarang Allah. Dorongan-dorongan iti
akan senantiasa datang pada diri setiap orang. Seseorang terbawa atau
tidak dengan dorongan itu bergantung dari pertahanan dan pengendalian
diri. Dengan puasa seorang mukmin dilatih untuk mengendalikan dan
menahan dorongan-dorongan nafsu tadi, sehingga tidak mudah hanyut dan
terseret terhadap arus dosa yang mencelakakandirinya.
5. HAKIKAT ZAKAT DAN HIKMAHNYA
Zakat adalah memberikan harta apabila telah mencapai nisab dan haul
kepada orang yang berhak menerimannya dengan syarat tertentu. Nisab
adalah ukuran tertentu dari harta yang dimiliki yang wajib dikeluarkan
zakatnya. Sedangkan haul adalah berjalan genap satu tahun.
Jenis barang yang wajib di zakati adalah hasil pertanian, perkebunan,
peternakan, perdagangan, serta kekayaan lain yang termasuk katagori
zakat mal. Zakat sebagai kewajiban umat Islam didasarkan pada firman
Allah:
“ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kami
membersihkan dan menyucikan mereka, dan mendoalah untuk mereka,
sesunggunhnya doa kamu itu (menjadi) ketentraman jiwa bagi mereka.
Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS. At-
Taubah,9:103)
Bagi orang yang mengeluarkan (muzakki), zakat memiliki fungsi
sebagai pelaksanaan perintah dan ibadah kepada Allah dan sekaligus
merupakan cara pembersihan dan penyucian harta yang dimilikinya.
Segala yang dimakan dan digunakan adalah harta yang telah bersih dari
hak-hak orang lain yang melekat pada hartanya. Dengan demikian, ia akan
terhindar dari memakan harta yang bukan haknya.
13. 11
Harta yang dikumpulkan dari para muzzaki diberikan kepada orang-
orang yang berhak menerima zakat (mustahik),mereka ini adalah:
a. Fakir
b. Miskin
c. Amilin
d. Muallaf
e. Gharim
f. Fi Sabilillah
g. Ibnu sabil
Mustahik zakat tersebut sesuai dengan firman Allah :
“sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-
orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para muallaf yang dibujuk
hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orag-orang yang berutang, untuk
jalan Allah dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai
sesuatu ketetapan yang diwajibkan Allah; dan Allah Maha Mengetahui
lagi Maha Bijaksana. (QS. At-Taubah,9:60).
Zakat lebih diarahkan pada penyantunan kaum dhuafa yang termasuk
dalam mustahik zakat seperti tersebutdi atas. Secara langsung di berikan
dalam benruk bahan konsumtif, maupun dengan cara diarahkan pada
kegiatan produktif untuk peningkatan kemampuan kaum ekonomi lemah
sehingga mereka dapat keluar dari kemiskinannya.
Karena itu, kewajiban zakat dalamIislam mengandung implikasi
ekomoni yang sangat luas. Zakat memiliki makna keberpihakan Islam
kepada kaum yang lemah (mustahik zakat) serta mengupayakan adanya
perubahan nasib kaum yang tertinggal.
Hikmah ibadah zakat
Zakat memiliki hikmah yang besar, baik bagi muzakki, mustahik,
maupun bagi masyarakat muslim pada umumnya. Bagi muzakki zakat
berarti mendidik jiwa untuk suka berkorban dan membersihkan jiwa dari
14. 12
sifat kikir, sombong, dan angkuh yang biasanya menyertai pemilikan harta
yang banyak dan berlebih.
Bagi mustahik, zakat memberikan harapan akan adanya perubahan
nasib dan sekaligus menghilangkan sifat iri, dengki dan suudzan terhadap
orang-orang kaya. Dengan demikian jurang mpemisah antara si kaya dan
si miskin dapat dihilangkan.
Bagi masyarakat muslim, melalui zakat akan terdapat pemerataan
pendapat dan pemilikan harta di kalangan umat Islam. Dalam tata
masyarakat muslim tidak terjadi monopoli, melainkan sistem ekonomi
yang menekankan kepada mekanisme kerja sam dan tolong menolong.
Zakat fitrah lebih bermakna praktis,yaitu pemberian yang bersifat
konsumtif mendorong kebersaan umat dalam menandai hari raya dengan
kegembiraan bersama, menghilangkan kesenjanagan sosial antara si kaya
dan si miskin.
D. SIMPULAN
1. Ibadah adalah ketundukan yang tidak terbatas bagi pemilik keagungan
yang tidak terbatas pula. Dalam islam perhubungan dapat dilakukan oleh
seorang hamba dengan Allah secara langsung. Ibadah meliputi ibadah
khusus dan ibadah umum.Manusia diciptakan Allah bukan sekedar untuk
hidup di dunia ini kemudian mati tanpa pertanggungjawaban, tetapi
manusia diciptakan oleh Allah untuk beribadah. Karena Allah Maha
Mengetahui tentang kejadian manusia, agar manusia terjaga hidupnya ,
bertakwa dan diberi kewajiaban ibadah.
2. Bentuk-bentuk ibadah dibagi menjadi 2 yaitu ibadah mahdhah (ibadah
khusus) dan ibadah ghairu mahdhah (ibadah umum). Ibadah mahdhah
adalah suatu rangkaian aktivitas ibadah yang ditetapkan Allah SWT,
contohnya: shalat, zakat,ibadah haji, umroh dan lain-lain. Sedangkan
ibadah ghairu mahdhah berarti berarti mencakup semua perilaku manusia
yang hubungannya dengan sesama manusia, contohnya: I’tikaf, waqaf,
qurban, dsb.
15. 13
3. Shalat merupakan pokok ibadah dalam agama islam bahkan hal yang
pertama kali ditanyakan Allah pada hari kiamat. Shalat sangat bermanfaat
bagi kesehatan tubuh karena mempunyai segudang manfaat di dalam
setiap pergerakannya.
4. Puasa adalah menahan makan dan minum serta segala yang
membatalkannya sejak terbit fajar sampai terbenam matahari. Puasa sangat
bermanfaat bagi hidup kita terutama bagi tubuh kita karena pola makan
kita menjadi teratur dan menjadikan kita sehat serta mendidik orang agar
disiplin waktu dan mengendalikan hawa nafsu pada diri setiap orang
sehingga dapat terkendali dan terarah pada hal-hal yang positif.
5. Zakat adalah memberikan harta apabila telah mencapai nisab dan haul
kepada orang yang berhak menerimannya dengan syarat tertentu. Zakat
mengajarkan kita untuk berbagi kepada sesama manusia terutama yang
membutuhkan seperti: fakir, miskin, kaum dhuafa dan lain sebagainnya,
dengan cara zakat maka kita dapat menyucikan dan membersihkan harta
yang kita miliki serta mempersatukan antara si kaya dan si miskin.
E. DAFTAR PUSTAKA
Pendahuluan: https//googleweblight.com
Bentuk-bentuk peribadatan: http://glowroja.blogspot.co.id/2013//09/ibadah-
mahdah-dan-ibadah-ghairu-mahdah.html?m=1
Hikmah shalat: f-adikusumo.staff.ugm.ac.id
pembahasana: Af A Toto Suryana, Alba Cecep, Syamsyudin dan Asiyah
Udji.. Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi. : Tiga Mutiara