SlideShare a Scribd company logo
AGAMA ISLAM III
IBADAH
Dosen Pembimbing : Abdul Hamid Aly,S.Pd.,M.Pd
Kelas : M3-F1.18
Kelompok 3
1. Faliddah Mukadar : 21801081010
2. Reggy Kurniawan : 21801081012
3. Rahmat : 21801081414
4. Arini : 21801081545
5. Dimas Bavi Romadhon : 21801081227
UNIVERSITAS ISLAM MALANG
FAKULTAS EKONOMI & BISNIS
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
TAHUN AJARAM 2019/2020
Jl. MT. Haryono 193 Kelurahan Dinoyo Kecamatan Lowokwaru, Kabupaten
Malang. Telp. 0341-551932 website:www.umisma.ac.id
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
agama tentang ibadah .
Makalah agama ini telah kami susun dengan maksimal mungkin, dan kami
mengucapkan terimah kasih kepada Bapak Abdul Hamid Aly S,Pd, M.Pd yang telah
memberikan tugas ini kepada kami.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah agama ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah agama tentang ibadah dapat
memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Malang, 04 Oktober 2019
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL..................................................................................i
KATA PENGANTAR................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................... 1
1.3 Tujuan Pembahasan ................................................................................. 1
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Definisi Ibadah......................................................................................... 2
2.2 Klasifikasi Ibadah ................................................................ ....................3
2.3 Ruang Lingkup Ibadah............................................................................. 4
2.4 Tujuan dan Motivasi Ibadah .................................................................... 4
2.5 Hikmah Ibadah dalam Kehidupan Sehari-hari......................................... 6
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan ............................................................................................ 10
3.2 Saran....................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 12
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kehidupan manusia di dunia merupakan anugerah dari Allah swt dengan segala
pemberiannya, manusia dapat mengecap segala kenikmatan yang bisa dirasakan oleh
dirinya tetapi dengan anugerah tersebut kadangkala manusia lupa akan Dzat Allah swt
yang telah memberikannya. Sebab itu, manusia harus mendapatkan suatu bimbingan
sehingga di dalam kehidupannya dapat berbuat sesuai bimbingan Allah swt atau
memanfaatkan anugerah Allah SWT. Hidup yang dibimbing oleh syari’ah akan
melahirkan kesadaran untuk berperilaku yang sesuai dengan tuntuan Allah swt dan Rasul
Nya, salah satu cara untuk mencapai tuntunan tersebut adalah dengan beribadah.
Ibadah merupakan suatu perkara yang perlu adanya perhatian terhadapnya, karena
ibadah itu tidak bisa dimain-mainkan apalagi disalahgunakan. Dalam islam ibadah harus
berpedoman pada apa yang telah Allah perintahkan dan apa yang telah diajarkan oleh Nabi
Muhammmad SAW kepada umat islam, yang dilandaskan pada kitab yang diturunkan
Allah kepada Nabi Muhammad berupa kitab suci Al-Qur’an dan segala perbuatan,
perkataan, dan ketetapan nabi atau dengan kata lain disebut dengan hadits nabi
Sebagai rasa syukur terhadap Allah swt, hendaknya kita sadar diri untuk beribadah
kepada sang Pencipta Langit dan Bumi beserta isinya sesuai syari’at Nya. Dalam ibadah,
kita harus memperhatikan jenis-jenis ibadah yang kita lakukan. Apakah ibadah tersebut
termasuk dalam ibadah wajib, sunnah, mubah, dan makruh.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu definisi ibadah ?
2. Apa itu klasifikasi ibadah ?
3. Jelaskan ruang lingkup ibadah ?
4. Apa tujuan dan motivasi ibadah ?
5. Apa saja hikmah ibadah dalam kehidupan sehari-hari ?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui definisi ibadah
2. Mengetahui klasifikasi ibadah
3. Mengetahui ruang lingkup ibadah
4. Mengetahui tujuan dan motivasi ibadah
5. Mengetahui hikmah ibadah dalam kehidupan sehari-hari.
BAB II
PEMBAHASAN
1.1 Definisi ibadah
Ibadat atau Ibadah adalah sebuah kata yang diambil dari bahasa arab ‘Ibadah (‫.)عبادة‬
Dalam terminologi bahasa Indonesia sebagaimana yang terdapat dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI) kata ini memiliki arti:
1. Perbuatan atau penyataan bakti terhadap Allah atau Tuhan yang didasari oleh
peraturan agama.
2. Segala usaha lahir dan batin yang sesuai perintah agama yang harus dituruti
pemeluknya.
3. Upacara yang berhubungan dengan agama.
Ibadah secara etimologi berarti merendahkan diri serta tunduk. Di dalam syara’, ibadah
mempunyai banyak definisi, tetapi makna dan maksudnya satu. Definisi itu antara lain
adalah :
1. Ibadah ialah taat kepada Allah dengan melaksanakan perintah-Nya melalui lisan
para rasulNya.
2. Ibadah adalah merendahkan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala yaitu
tingkatan tunduk yang paling tinggi disertai dengan rasa mahabbah (kecin-taan)
yang paling tinggi.
3. Ibadah ialah sebutan yang mencakup seluruh apa yang dicintai dan diridhai Allah
Subhanahu wa Ta’ala , baik berupa ucapan atau perbuatan, yang zhahir maupun
yang batin. Ini adalah definisi ibadah yang paling lengkap.
Ibadah itu terbagi menjadi ibadah hati, lisan dan anggota badan.
Rasa khauf (takut), raja’ (mengharap), mahabbah (cinta), tawakkal (ketergantungan),
raghbah (senang) dan rahbah (takut) adalah ibadah qalbiyah (yang berkaitan dengan
hati). Sedangkan shalat, zakat, haji dan jihad adalah ibadah badaniyah qalbiyah (fisik dan
hati). Serta masih banyak lagi macam-macam ibadah yang berkaitan dengan hati, lisan dan
badan.
Ibadah inilah yang menjadi tujuan penciptaan manusia. Allah Subhanahu wa Ta’ala
berfirman :
َّ‫ّل‬ِ‫إ‬ َ‫س‬ْ‫ن‬ِْ‫اْل‬ َ‫و‬ َّ‫ن‬ ِ‫ج‬ْ‫ل‬‫ا‬ ُ‫ت‬ْ‫ق‬َ‫ل‬َ‫خ‬ ‫ا‬َ‫م‬َ‫و‬ِِ‫و‬ََُُُُِْْ‫ل‬﴿٥٦﴿ِِ‫و‬ُ‫م‬ِْْ‫ط‬ُ‫ي‬ َِْ‫أ‬ ُُ‫ي‬ ِ‫ر‬ُ‫أ‬ ‫ا‬َ‫م‬َ‫و‬ ٍ‫ق‬ْ‫ز‬ ِ‫ر‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬ْ‫ن‬ِ‫م‬ ُُ‫ي‬ ِ‫ر‬ُ‫أ‬ ‫ا‬َ‫م‬ ﴾٥٧َ‫و‬ُ‫ه‬ َ َّ‫اَّلل‬ َِِّ‫إ‬ ﴾
ُ‫َن‬ِ‫ت‬َ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬ ِ‫ة‬َّ‫و‬ُ‫ق‬ْ‫ل‬‫ا‬ ‫و‬ُ‫ذ‬ ُ‫اق‬ َّ‫ز‬َّ‫الر‬
Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembahKu.
Aku tidak menghendaki rezki sedikitpun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya
mereka memberi Aku makan. Sesungguhnya Allah Dialah Maha Pemberi rezki Yang
Mempunyai Kekuatan lagi Sangat Kokoh. [Adz-Dazariyat/51 : 56-58]
Allah Subhanahu wa Ta’ala memberitahukan, hikmah penciptaan jin dan manusia
adalah agar mereka melaksanakan ibadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala . Dan Allah
Mahakaya, tidak membutuhkan ibadah mereka, akan tetapi merekalah yang
membutuhkannya; karena ketergantungan mereka kepada Allah, maka mereka
menyembahNya sesuai dengan aturan syari’atNya. Maka siapa yang menolak beribadah
kepada Allah, ia adalah sombong. Siapa yang menyembahNya tetapi dengan selain apa
yang disyari’atkanNya maka ia adalah mubtadi’ (pelaku bid’ah). Dan siapa yang hanya
menyembahNya dan dengan syari’atNya, maka dia adalah mukmin muwahhid (yang
mengesakan Allah).
1.2 Klasifikasi Ibadah
Para ulama yang sholeh terdahulu mengklasifikasikan ibadah ke dalam dua jenis
yakni ibadah mahdhah dan ibadah ghairu mahdhah
1. Ibadah mahdhah (‫المحضة‬ ‫,)الُْادت‬ Adalah ibadah yang murni ibadah,
ditunjukkan oleh tiga ciri berikut ini:
Pertama, ibadah mahdhah adalah amal dan ucapan yang merupakan jenis ibadah sejak
asal penetapannya dari dalil syariat. Artinya, perkataan atau ucapan tersebut tidaklah
bernilai kecuali ibadah. Dengan kata lain, tidak bisa bernilai netral (bisa jadi ibadah atau
bukan ibadah). Ibadah mahdhah juga ditunjukkan dengan dalil-dalil yang menunjukkan
terlarangnya ditujukan kepada selain Allah Ta’ala, karena hal itu termasuk dalam
kemusyrikan.
Kedua, ibadah mahdhah juga ditunjukkan dengan maksud pokok orang yang
mengerjakannya, yaitu dalam rangka meraih pahala di akhirat.
Ketiga, ibadah mahdhah hanya bisa diketahui melalui jalan wahyu, tidak ada jalan yang
lainnya, termasuk melalui akal atau budaya.
Contoh sederhana ibadah mahdhah adalah shalat. Shalat adalah ibadah mahdhah karena
memang ada perintah (dalil) khusus dari syariat. Sehingga sejak awal mulanya, shalat
adalah aktivitas yang diperintahkan (ciri yang pertama). Orang mengerjakan shalat,
pastilah berharap pahala akhirat (ciri ke dua). Ciri ketiga, ibadah shalat tidaklah
mungkin kita ketahui selain melalui jalur wahyu. Rincian berapa kali shalat, kapan saja,
berapa raka’at, gerakan, bacaan, dan seterusnya, hanya bisa kita ketahui melalui
penjelasan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, bukan hasil dari kreativitas dan olah
pikiran kita sendiri.
2. Ibadah ghairu mahdhah (‫المحضة‬ ‫غَر‬ ‫,)الُْادت‬ Ibadah yang tidak murni
ibadah memiliki pengertian yang berkebalikan dari tiga ciri di atas.
Sehingga ibadah ghairu mahdhah dicirikan dengan:
Pertama, ibadah (perkataan atau perbuatan) tersebut pada asalnya bukanlah ibadah.
Akan tetapi, berubah status menjadi ibadah karena melihat dan menimbang niat
pelakunya.
Kedua, maksud pokok perbuatan tersebut adalah untuk memenuhi urusan atau
kebutuhan yang bersifat duniawi, bukan untuk meraih pahala di akhirat.
Ketiga, amal perbuatan tersebut bisa diketahui dan dikenal meskipun tidak ada wahyu
dari para rasul.
Contoh sederhana dari ibadah ghairu mahdhah adalah aktivitas makan. Makan pada
asalnya bukanlah ibadah khusus. Orang bebas mau makan kapan saja, baik ketika lapar
ataupun tidak lapar, dan dengan menu apa saja, kecuali yang Allah Ta’ala haramkan.
Bisa jadi orang makan karena lapar, atau hanya sekedar ingin mencicipi makanan. Akan
tetapi, aktivitas makan tersebut bisa berpahala ketika pelakunya meniatkan agar
memiliki kekuatan (tidak lemas) untuk shalat atau berjalan menuju masjid. Ini adalah
ciri pertama.
Berdasarkan ciri kedua, kita pun mengetahui bahwa maksud pokok ketika orang
makan adalah untuk memenuhi kebutuhan pokok (primer) dalam hidupnya, sehingga dia
bisa menjaga keberlangsungan hidupnya. Selain itu, manusia tidak membutuhkan wahyu
untuk bisa mengetahui pentingnya makan dalam hidup ini, ini ciri yang ketiga. Tanpa
wahyu, orang sudah mencari makan.
1.3 Ruang Lingkup Ibadah
Islam amat istimewa hingga menjadikan seluruh kegiatan manusia sebagai ibadah
apabila diniatkan dengan penuh ikhlas karena Allah demi mencapai keridhaan-Nya serta
dikerjakan menurut cara-cara yang disyariatkan olehNya. Islam tidak membatasi ruang
lingkup ibadah kepada sudut-sudut tertentu saja. Seluruh kehidupan manusia adalah
medan amal dan persediaan bekal bagi para mukmin sebelum mereka kembali bertemu
Allah di hari pembalasan nanti. Islam mempunyai keistimewaan dengan menjadikan
seluruh kegiatan manusia sebagai ibadah apabila ia diniatkan dengan penuh ikhlas karena
Allah demi untuk mencapai keridaan Nya serta dikerjakan menurut cara cara yang
disyariatkan oleh Nya. Islam tidak menganggap ibadah ibadah tertentu saja sebagai amal
saleh akan tetapi meliputi segala kegiatan yang mengandung kebaikan yang diniatkan
karena Allah SWT. Ruang lingkup ibadah di dalam Islam sangat luas sekali. Mencakup
setiap kegiatan kehidupan manusia. Setiap apa yang dilakukan baik yang bersangkut
dengan individu maupun dengan masyarakat adalah ibadah menurut Islam ketika ia
memenuhi syarat syarat tertentu. Syarat syarat tersebut adalah :
 Amalan yang dikerjakan itu hendaklah diakui Islam, sesuai dengan hukum hukum
syara' dan tidak bertentangan dengan hukum hukum tersebut. Adapun amalan -
amalan yang diingkari oleh Islam dan ada hubungan dengan yang haram dan
maksiyat, maka tidaklah bisa dijadikan amalan ibadah.
 Amalan tersebut dilakukan dengan niat yang baik dengan tujuan untuk
memelihara kehormatan diri, menyenangkan keluarga nya, memberi manfaat
kepada seluruh umat dan untuk kemakmuran bumi seperti yang telah diperintahkan
oleh Allah.
 Amalan tersebut haruslah dikerjakan dengan sebaik-baiknya.
 Ketika membuat amalan tersebut hendaklah sentiasa menurut hukum - hukum
syara' dan ketentuan batasnya, tidak menzalimi orang lain, tidak khianat, tidak
menipu dan tidak menindas atau merampas hak orang.
 Tidak melalaikan ibadah - ibadah khusus seperti salat, zakat dan sebagainya
dalammelaksanakan ibadah - ibadah umum.
1.4 Tujuan dan motivasi ibadah
1. Tujuan ibadah
Ibadah pada dasarnya mempunyai suatu tujuan, hakikat, serta hikmah bagi kita.
Penjelasannya adalah sebagai berikut:
Manusia merupakan salah satu makhluk Allah yang paling sempurna dan dimuliakan
(Q.S At-Tin (95):4); dan manusia itu diciptakan oleh Allah di muka bumi ini bukan
sekedar untuk hidup didunia tanpa pertanggung jawaban. Akan tetapi, manusia diciptakan
oleh Allah untuk beribadah. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Q.S Al-Mukminun
ayat 115, yang berbunyi :
‫ون‬ُ‫ع‬َ‫ج‬ْ‫ر‬ُ‫ت‬ َ‫َل‬ ‫َا‬‫ن‬ْ‫ي‬َ‫ل‬ِ‫إ‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬َّ‫ن‬َ‫أ‬ َ‫و‬ ً‫ا‬‫ث‬َ‫ب‬َ‫ع‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬‫َا‬‫ن‬ْ‫ق‬َ‫ل‬َ‫خ‬ ‫ا‬َ‫م‬َّ‫ن‬َ‫أ‬ ْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ب‬ِ‫س‬َ‫ح‬َ‫ف‬َ‫أ‬
Artinya: ” Apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara
main-main (tanpa ada maksud) dan bahwa kamu tidak dikembalikan kepada kami?.”
Firman Allah SWT dalam Q.S Az-Zariyat: 56
َّ‫ن‬ ِ‫ج‬ْ‫ل‬‫ا‬ ُ‫ت‬ْ‫ق‬َ‫ل‬َ‫خ‬ ‫ا‬َ‫م‬ َ‫و‬‫ُون‬‫د‬ُ‫ب‬ْ‫ع‬َ‫ي‬ِ‫ل‬ َّ‫َل‬ِ‫إ‬ َ‫نس‬ِ ْ‫اْل‬ َ‫و‬
Artinya: ” Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah
kepadaku (menyembah-Ku).”
Dari beberapa ayat diatas dapat dipahami bahwa jin dan manusia diciptakan untuk
beribadah. Nah yang menarik disini adalah apakah tujuan beribadah itu?
Tujuan pokok beribadah adalah sebagai berikut:
 untuk menghadapkan diri kepada Allah SWT dan memfokuskan dalam setiap
keadaan, agar mencapai derajat yang lebih tinggi yakni ketaqwaan.
 agar terciptanya suatu kemaslahatan dan menghindarkan diri dari perbuatan keji
dan mungkar. Maksudnya adalah bahwasanya manusia itu tidak terlepas dari
diperintahkan dan dilarang. menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-
Nya. Maka dari itu berlakulah pahala dan siksa, dari situlah inti dari suatu ibadah.
2. Motivasi ibadah
Ada empat tingkatan motivasi dalam beribadah :
 dia melaksanakan ibadah karena ia takut dosa apabila dia tidak mengerjakannya.
Dampak motivasi pertama ini adalah seseorang menganggap ibadah ini hanya
sebagai beban, ia melakukannya hanya karena untuk menggugurkan kewajibannya.
Motivasi ini ibaratnya seperti seorang budak, ketika dia disuruh, baru dia
mengerjakannya.
 dia melaksanakan ibadah karena ia mengharapkan pahala dari apa yang ia kerjakan.
Dampak motivasi kedua ini adalah seseorang melakukan ibadah hanya pada waktu
tertentu saja, contohnya di Bulan Ramadhan yang dijanjikan berkali-kali lipat
pahalanya, ketika bulan Ramadhan telah lewat, maka ia mengurangi ibadahnya,
bahkan meninggalkannya naudzubillah.. Motivasi ini ibaratnya seperti seorang
anak-anak, yang ketika mengerjakan sesuatu, pasti ingin mendapatkan imbalan.
 dia melaksanakan ibadah karena ia mengharapkan ridho Allah SWT. Apa itu
ridho? Ridho artinya rela, mengharapkan Ridho Allah SWT artinya kita mencari
apa yang membuat Allah SWT rela kepada kita. Seseorang yang memiliki motivasi
ini memiliki semangat untuk menjamin kualitas ibadahnya, bukan kuantitas. Ia
mencoba untuk merenungi setiap makna dari ibadah, apa makna setiap gerakan
dalam solat, apa makna setiap bacaan Al Qur’an. Banyak saudara kita yang hanya
membaca Al Qur’an (mungkin termasuk saya) tanpa memahami atau bahkan tidak
mengetahui apa artinya (memang benar, membaca saja kita sudah mendapatkan
pahala). Tetapi, implementasi atau pengaplikasian dalam kehidupan sehari lah yang
seharusnya kita tanamkan dalam diri kita melalui pemahaman ibadah-ibadah yang
kita lakukan setiap hari.
Dan yang paling utama adalah seseorang beribadah karena ia cinta kepada Allah SWT
dan agama yang di ridhoi-Nya, agama Islam. Seseorang yang cinta pada sesuatu pasti akan
melakukan segala sesuatu demi apa yang dicintainya. Begitu pun seseorang yang beribadah
karena cinta kepada Allah SWT dan Islam, ia melakukannya karena pikiran dan tubuhnya
tergerak oleh yang namanya cinta. Ibarat bobotoh yang cinta kepada Persib, dimanapun
Persib bertanding, pasti akan ada bobotoh yang akan setia menonton dan mendukung
Persib. Begitu pula seseorang yang beribadah karena telah merasakan cinta kepada Allah
SWT dan Islam, semua yang dilakukan oleh dirinya semata-mata hanya untuk Allah SWT
dan Islam.
Sebenarnya, apapun motivasi kita dalam beribadah tidak masalah, selama ibadah yang kita
lakukan tidak diniatkan hanya untuk riya. Namun, terdapat keutamaan yang dapat kita peroleh
ketika kita menaikan kadar motivasi kita dalam beribadah. Karena, sesungguhnya yang hanya bisa
menilai ibadah kita diterima atau tudak, ialah hanya Allah SWT, dan kita berharap dan saling
mendoakan agar ibadah kita dapat diterima oleh Allah SWT dan hidup kita ini senantiasa diberikan
petunjuk agar mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat.
1.5 Hikmah ibadah dalam kehidupan sehari-hari
 Tidak Syirik
َ‫ن‬ ْ‫ُو‬‫د‬ُ‫ب‬ْ‫ع‬َ‫ت‬ ُ‫ه‬‫َّا‬‫ي‬ِ‫ا‬ ْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ن‬ُ‫ك‬ ْ‫ِن‬‫ا‬ َّ‫ن‬ُ‫ه‬َ‫ق‬َ‫ل‬َ‫خ‬ ْ‫ى‬ِ‫ذ‬َّ‫ل‬‫ا‬ ِ‫هلل‬ِ ‫ا‬ ْ‫ُو‬‫د‬ُ‫ج‬ْ‫س‬‫ا‬ َ‫و‬
dan melainkan bersujudlah kepada Allah, yang telah menciptakan mereka, jika benar-
benar hanya kepada Nya kamu menyembah (beribadah) [Ha Mim As Sajdah 41:38].
Seorang hamba yang sudah berketapan hati untuk senantiasa beribadah menyembah
kepada Nya, maka ia harus meninggalkan segala bentuk syirik. Ia telah mengetahui segala
sifat-sifat yang dimiliki Nya adalah lebih besar dari segala yang ada, sehingga tidak ada
wujud lain yang dapat mengungguli Nya dan dapat dijadikan tempat bernaung.
 Memiliki ketakwaan
َ‫ن‬ ْ‫و‬ُ‫ق‬َّ‫ت‬َ‫ت‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬َّ‫ل‬َ‫ع‬َ‫ل‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ِ‫ل‬ْ‫ب‬َ‫ق‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ َ‫ْن‬‫ي‬ِ‫ذ‬َّ‫ل‬‫ا‬ َ‫و‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬َ‫ق‬َ‫ل‬َ‫خ‬ ْ‫ى‬ِ‫ذ‬َّ‫ل‬‫ا‬ ُ‫م‬ُ‫ك‬َّ‫ب‬َ‫ر‬ ‫ا‬ ْ‫ُو‬‫د‬ُ‫ب‬ْ‫ع‬‫ا‬ ُ‫اس‬َّ‫ن‬‫ال‬ ‫ا‬َ‫ه‬ُّ‫ي‬َ‫ا‬‫ي‬
Hai manusia, sembahlah Tuhan mu yang telah menjadikan kamu dan juga orang-orang
sebelummu supaya kamu bertakwa [Al Baqarah 2:22]. Ada dua hal yang melandasi
manusia menjadi bertakwa, yaitu karena cinta atau karena takut. Ketakwaan yang
dilandasi cinta timbul karena ibadah yang dilakukan manusia setelah merasakan
kemurahan dan keindahan Allah SWT. Setelah manusia melihat kemurahan dan keindahan
Nya munculah dorongan untuk beribadah kepada Nya. Sedangkan ketakwaan yang
dilandasi rasa takut timbul karena manusia menjalankan ibadah dianggap sebagai suatu
kewajiban bukan sebagai kebutuhan. Ketika manusia menjalankan ibadah sebagai suatu
kewajiban adakalanya muncul ketidak ikhlasan, terpaksa dan ketakutan akan balasan dari
pelanggaran karena tidak menjalankan kewajiban.
 Terhindar dari kemaksiatan
‫والمنكر‬ ‫الفحشاء‬ ‫عن‬ ‫تنهى‬ ‫الصلوة‬ ‫.ان‬
Sesungguhnya shalat mencegah orang dari kekejian dan kejahatan yang nyata [Al Ankabut
29:46]. Ibadah memiliki daya pensucian yang kuat sehingga dapat menjadi tameng dari
pengaruh kemaksiatan, tetapi keadaan ini hanya bisa dikuasai jika ibadah yang dilakukan
berkualitas. Ibadah ibarat sebuah baju yang harus selalu dipakai dimanapun manusia
berada.
 Berjiwa social
Ibadah menjadikan seorang hamba menjadi lebih peka dengan keadaan lingkungan
disekitarnya, karena dia mendapat pengalaman langsung dari ibadah yang dikerjakannya.
Sebagaimana ketika melakukan ibadah puasa, ia merasakan rasanya lapar yang biasa
dirasakan orang-orang yang kekurangan. Sehingga mendorong hamba tersebut lebih
memperhatikan orang-orang dalam kondisi ini.
 Tidak kikir
‫ج‬ِ‫ب‬‫ا‬َ‫ق‬ ِ‫ر‬ّ‫ل‬‫ا‬ ‫ى‬ِ‫ف‬ َ‫و‬ َ‫ْن‬‫ي‬ِ‫ل‬ِ‫ئ‬‫ا‬َّ‫س‬‫ال‬ َ‫و‬ ‫َل‬ ِِِ‫ل‬ْ‫ي‬ِ‫ب‬َّ‫س‬‫ال‬ ِ‫ْن‬‫ب‬‫ا‬ َ‫و‬ َ‫ْن‬‫ي‬ِ‫ك‬‫س‬َ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬ َ‫و‬ ‫تمى‬َ‫ي‬ْ‫ل‬‫ا‬ َ‫و‬ ‫بى‬ْ‫ر‬ُ‫ق‬ْ‫ل‬‫ا‬ ‫ى‬ِ‫و‬َ‫ذ‬ ‫ّه‬ِ‫ب‬ُ‫ح‬ ‫لى‬َ‫ع‬ َ‫ل‬‫ا‬َ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬ ‫ى‬َ‫ت‬‫ا‬ َ‫و‬
dan karena cinta kepada Nya memberikan harta benda kepada ahli kerabat, dan anak-anak
yatim, dan orang-orang miskin, dan kaum musafir, dan mereka yang meminta sedekah dan
untuk memerdekakan sahaya. [Al Baqarah 2:178].
Harta yang dimiliki manusia pada dasarnya bukan miliknya tetapi milik Allah SWT
yang seharusnya diperuntukan untuk kemaslahatan umat. Tetapi karena kecintaan manusia
yang begita besar terhadap keduniawian menjadikan dia lupa dan kikir akan hartanya.
Berbeda dengan hamba yang mencintai Allah SWT, senantiasa dawam menafkahkan
hartanya di jalan Allah SWT, ia menyadari bahwa miliknya adalah bukan haknya tetapi ia
hanya memanfaatkan untuk keperluanya semata-mata sebagai bekal di akhirat yang
diwujudkan dalam bentuk pengorbanan harta untuk keperluan umat.
 Merasakan keberadaan Allah SWT
َ‫ْن‬‫ي‬ِ‫د‬ ِ‫اج‬َّ‫س‬‫ال‬ ‫ى‬ِ‫ف‬ َ‫ك‬َ‫ب‬ُّ‫ل‬َ‫ق‬َ‫ت‬ َ‫و‬ ُ‫م‬ ْ‫و‬ُ‫ق‬َ‫ت‬ َ‫ْن‬‫ي‬ ِ‫ح‬ َ‫اك‬َ‫ر‬َ‫ي‬ ‫ى‬ِ‫ذ‬َّ‫ل‬َ‫ا‬
Yang Dia melihatmu sewaktu kamu berdiri (shalat) dan bolak balik dalam sujud Ketika
seorang hamba beribadah, Allah SWT benar-benar berada berada dihadapannya, maka
harus dapat merasakan/melihat kehadiran Nya atau setidaknya dia tahu bahwa Allah SWT
sedang memperhatikannya.
 Meraih martabat liqa Illah
ْ‫م‬ِ‫ه‬ِ‫د‬ْ‫ي‬َ‫ا‬ َ‫ق‬ ْ‫و‬َ‫ف‬ ِ‫هللا‬ ُ‫د‬َ‫ي‬
Tangan Allah ada diatas tangan mereka [Al Fath 48:11]. Dengan ibadah seorang hamba
meleburkan diri dalam sifat-sifat Allah SWT, menghanguskan seluruh hawa nafsunya dan
lahir kembali dalam kehidupan baru yang dipenuhi ilham Ilahi. Dalam martabat ini
manusia memiliki pertautan dengan Tuhan yaitu ketika manusia seolah-olah dapat melihat
Tuhan dengan mata kepalanya sendiri. Sehingga segala inderanya memiliki kemampuan
batin yang sangat kuat memancarkan daya tarik kehidupan suci. Dalam martabat ini Allah
SWT menjadi mata manusia yang dengan itu ia melihat, menjadi lidahnya yang dengan itu
ia bertutur kata, menjadi tangannya yang dengan itu ia memegang, menjadi telinganya
yang dengan itu ia mendengar, menjadi kakinya yang dengan itu ia melangkah.
 Terkabul Doa-doanya
َ‫ن‬ ْ‫ُو‬‫د‬ُ‫ش‬ ْ‫ر‬َ‫ي‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬َّ‫ل‬َ‫ع‬َ‫ل‬ ‫ى‬ِ‫ب‬ ‫ا‬ ْ‫و‬ُ‫ن‬ِ‫م‬ْ‫ُؤ‬‫ي‬ْ‫ل‬‫ا‬ َ‫و‬ ‫ى‬ِ‫ل‬‫ا‬ ْ‫ُو‬‫ب‬ْ‫ي‬ ِ‫ج‬َ‫ت‬ْ‫س‬َ‫ي‬ْ‫ل‬َ‫ف‬ ‫ال‬ِ‫ن‬‫ا‬َ‫ع‬َ‫د‬ ‫ا‬َ‫ذ‬ِ‫ا‬ ِ‫َّاع‬‫د‬‫ال‬ َ‫ة‬ َ‫و‬ْ‫ع‬َ‫د‬ ُ‫ْب‬‫ي‬ ِ‫ج‬ُ‫ا‬
Aku mengabulkan doa orang yang memohon apabila ia mendoa kepada Ku. Maka
hendaklah mereka menyambut seruan Ku dan beriman kepada Ku supaya mereka
mengikuti jalan yang benar [Al Baqarah 2:187]. Hamba yang didengar dan dikabulkan
doa-doanya hanyalah mereka yang dekat dengan Nya melalui ibadah untuk selalu menyeru
kepada Nya.
 Banyak saudara
‫اط‬َ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ْ‫ر‬ِ‫ب‬َ‫ط‬ْ‫ص‬‫ا‬ َ‫و‬ ِ‫ة‬‫لو‬َّ‫ص‬‫ال‬ِ‫ب‬ َ‫ك‬َ‫ل‬ْ‫ه‬َ‫ا‬ ْ‫ر‬ُ‫م‬ْ‫ا‬ َ‫و‬
Ibadah selayaknya dikerjakan secara berjamaah, karena setiap individu pasti memerlukan
individu yang lain dan ibadah yang dikerjakan secara berjamaah memiliki derajat yang
lebih tinggi dari berbagai seginya terutama terciptanya jalinan tali silaturahim. Dampak
dari ibadah tidak hanya untuk individu tetapi untuk kemajuan semua manusia, jangan
pernah putus asa untuk mengajak orang lain untuk beribadah, karena ia sedang
memperluas lingkungan ibadah dan memperpanjang masanya.
 Memiliki kejujuran
‫ج‬ْ‫م‬ُ‫ك‬ِ‫ب‬ ْ‫و‬ُ‫ن‬ُ‫ج‬ ‫لى‬َ‫ع‬ َّ‫و‬ ‫ًا‬‫د‬ ْ‫و‬ُ‫ع‬ُ‫ق‬ َّ‫و‬ ‫ا‬ً‫م‬َ‫ي‬ِ‫ق‬ َ‫هللا‬ ‫ا‬ ْ‫و‬ُ‫ر‬ُ‫ك‬ْ‫ذ‬‫ا‬َ‫ف‬ ََِ‫ة‬‫لوا‬َّ‫ص‬‫ال‬ ُ‫م‬ُ‫ت‬‫ي‬ ِْ َ‫ض‬َ‫ق‬ ‫ذا‬َ‫ا‬ َِ ِ‫ف‬
Dan apabila kamu telah selesai mengerjakan shalat, maka ingat lah kepada Allah sambil
berdiri, sambil duduk dan sambil berbaring atas rusuk kamu. [An Nisa 4:104]. Ibadah
berarti berdzikir (ingat) kepada Allah SWT, hamba yang menjalankan ibadah berarti ia
selalu ingat Allah SWT dan merasa bahwa Allah SWT selalu mengawasinya sehingga
tidak ada kesempatan untuk berbohong.
ِ‫ة‬َّ‫ن‬َ‫ج‬‫ل‬ْ‫ا‬ ‫ى‬َ‫ل‬ِ‫ا‬ ْ‫ى‬ِ‫د‬ْ‫ه‬َ‫ي‬ َّ‫ر‬ِ‫ب‬‫ل‬ْ‫ا‬ َّ‫ِن‬‫ا‬ َ‫و‬ َّ‫ر‬ِ‫ب‬‫ل‬ْ‫ا‬ ‫ى‬َ‫ل‬ِ‫ا‬ ‫ى‬ِ‫د‬ْ‫ه‬َ‫ي‬ َ‫ْق‬‫د‬ّ ِ‫الص‬ َّ‫ِن‬‫ا‬
Kejujuran mengantarkan orang kepada kebaikan dan kebaikan mengantarkan orang ke
surga [HR Bukhari & Muslim]
 Berhati ikhlas
َ‫ء‬‫ا‬َ‫ف‬َ‫ن‬ُ‫ح‬ ‫َال‬‫ن‬ْ‫ي‬ّ‫د‬ِ‫ل‬‫ا‬ ُ‫ه‬َ‫ل‬ َ‫ْن‬‫ي‬ ِ‫ص‬ِ‫ل‬ْ‫خ‬ُ‫م‬ َ‫هللا‬ ‫ا‬ ْ‫ُو‬‫د‬ُ‫ب‬ْ‫ع‬َ‫ي‬ِ‫ل‬ َّ‫َل‬ِ‫ا‬ ‫ا‬ ْ‫و‬ُ‫ر‬ِ‫م‬ُ‫ا‬ ‫ا‬َ‫م‬ َ‫و‬
Dan mereka tidak diperintahkan melainkan supaya beribadah kepada Allah dengan tulus
ikhlas dalam ketaatan kepada Nya dengan lurus. [Al Bayyinah 98:6]. Allah SWT menilai
amal ibadah hambanya dari apa yang diniatkan, lakukanlah dengan ikhlas dan berkwalitas.
Jangan berlebihan karena Allah SWT tidak menyukainya.
َ‫ن‬ ْ‫و‬ُ‫ع‬ِّ‫َط‬‫ن‬َ‫ت‬ُ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬ َ‫ك‬ ََِ‫ل‬َ‫ه‬, ‫ا‬ً‫ث‬َ‫ال‬َ‫ث‬ َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬
Binasalah orang yang keterlaluan dalam beribadah, beliau ulang hingga tiga kali. [HR
Muslim]
 Memiliki kedisiplinan
Ibadah harus dilakukan dengan ‫دائمون‬ dawam (rutin dan teratur), ‫خاشعون‬ khusyu
(sempurna), ‫يحافظون‬ terjaga dan semangat.
 Sehat jasmani dan rohani
hamba yang beribadah menjadikan gerakan shalat sebagai senamnya, puasa menjadi
sarana diet yang sehat, membaca Al Qur an sebagai sarana terapi kesehatan mata dan jiwa.
Insya Allah hamba yang tekun dalam ibadah dikaruniakan kesehatan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
A. Ibadat atau Ibadah adalah sebuah kata yang diambil dari bahasa arab ‘Ibadah
(‫.)عبادة‬ Dalam terminologi bahasa Indonesia sebagaimana yang terdapat dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata ini memiliki arti:
1. Perbuatan atau penyataan bakti terhadap Allah atau Tuhan yang didasari oleh
peraturan agama.
2. Segala usaha lahir dan batin yang sesuai perintah agama yang harus dituruti
pemeluknya.
3. Upacara yang berhubungan dengan agama.
Ibadah secara etimologi berarti merendahkan diri serta tunduk.
B. Para ulama yang sholeh terdahulu mengklasifikasikan ibadah ke dalam dua jenis
yakni ibadah mahdhah dan ibadah ghairu mahdhah.
C. Islam amat istimewa hingga menjadikan seluruh kegiatan manusia sebagai ibadah
apabila diniatkan dengan penuh ikhlas karena Allah demi mencapai keridhaan-Nya
serta dikerjakan menurut cara-cara yang disyariatkan olehNya. Islam tidak
membatasi ruang lingkup ibadah kepada sudut-sudut tertentu saja.
D. Tujuan pokok beribadah adalah sebagai berikut:
1. Pertama, untuk menghadapkan diri kepada Allah SWT dan memfokuskan dalam
setiap keadaan, agar mencapai derajat yang lebih tinggi yakni ketaqwaan.
2. Kedua, agar terciptanya suatu kemaslahatan dan menghindarkan diri dari
perbuatan keji dan mungkar. Maksudnya adalah bahwasanya manusia itu tidak
terlepas dari diperintahkan dan dilarang. menjalankan perintah-Nya dan
menjauhi larangan-Nya. Maka dari itu berlakulah pahala dan siksa, dari situlah
inti dari suatu ibadah.
E. Ada empat tingkatan motivasi dalam beribadah :
1. Pertama, dia melaksanakan ibadah karena ia takut dosa apabila dia tidak
mengerjakannya.
2. Kedua, dia melaksanakan ibadah karena ia mengharapkan pahala dari apa yang
ia kerjakan.
3. Ketiga, dia melaksanakan ibadah karena ia mengharapkan ridho Allah SWT.
4. Dan yang paling utama adalah seseorang beribadah karena ia cinta kepada Allah
SWT dan agama yang di ridhoi-Nya, agama Islam.
F. Hikmah ibadah dalam kehidupan sehari-hari :
1. Tidak Syirik
2. Memiliki ketakwaan
3. Terhindar dari kemaksiatan
4. Berjiwa social
5. Tidak kikir
6. Merasakan keberadaan Allah SWT
7. Meraih martabat liqa Illah
8. Terkabul Doa-doanya
9. Banyak saudara
10. Memiliki kejujuran
11. Berhati ikhlas
12. Memiliki kedisiplinan
13. Sehat jasmani dan rohani
3.2 Saran
Penyusun makalah ini manusia biasa banyak kelemahan dan kekhilafan. Maka dari itu
penyusun menyarankan pada pembaca yang ingin mendalami masalah zakat, setelah
membaca makalah ini membaca sumber lain yang lebih lengkap. Dan marilah kita
realisasikan zakat dalam kehidupan sehari-hari yang merupakan kewajiban umat muslim
dengan penuh rasa ikhlas.
DAFTAR PUSTAKA
https://almanhaj.or.id/10952-ibadah-pengertian-macam-dan-keluasan-cakupannya.html
https://muslim.or.id/46004-perbedaan-antara-ibadah-mahdhah-dan-ibadah-ghairu-
mahdhah-bag-1.html
http://alazhar58.blogspot.com/2013/12/definisi-pembagian-ruang-lingkup-serta.html
https://www.dutadakwah.co.id/tujuan-hakikat-dan-hikmah-ibadah
https://medium.com/@abdeldeghati97/empat-tingkatan-motivasi-dalam-beribadah-
8efdf1fb7121
http://islamireligius.blogspot.com/2009/08/hikmah-ibadah.html

More Related Content

What's hot

Pengenalan
PengenalanPengenalan
Pengenalan
muhd hilmi
 
ppt Ibadah
ppt Ibadah ppt Ibadah
ppt Ibadah
MeyLiontin
 
Ppt kelompok 7 hakikat ibadah & urgensinya
Ppt kelompok 7 hakikat ibadah & urgensinyaPpt kelompok 7 hakikat ibadah & urgensinya
Ppt kelompok 7 hakikat ibadah & urgensinya
Andi Doank
 
Syarat Sah dan syarat wajib shalat
Syarat Sah dan syarat wajib shalatSyarat Sah dan syarat wajib shalat
Syarat Sah dan syarat wajib shalat
Alfian Ramli
 
KONSEP IBADAH AGAMA ISLAM
KONSEP IBADAH AGAMA ISLAMKONSEP IBADAH AGAMA ISLAM
KONSEP IBADAH AGAMA ISLAM
dewi2409
 
Ibadah dan Pembentukan Perilaku Positif
Ibadah dan Pembentukan Perilaku PositifIbadah dan Pembentukan Perilaku Positif
Ibadah dan Pembentukan Perilaku Positif
Imam Iswanto
 
Rpp materi puasa
Rpp materi puasaRpp materi puasa
Rpp materi puasa
Amalia Sofitri
 
Prinsip Ibadah
Prinsip IbadahPrinsip Ibadah
Prinsip IbadahAinur HN
 
Ibadah
IbadahIbadah
Ibadah
Dzulkarnaen
 
Taharah, Solat dan Puasa
Taharah, Solat dan PuasaTaharah, Solat dan Puasa
Taharah, Solat dan PuasaSaffawati Kadir
 
Fiqih
FiqihFiqih
Chapter 4 konsep ibadah membina insan berkualiti
Chapter 4   konsep ibadah membina insan berkualitiChapter 4   konsep ibadah membina insan berkualiti
Chapter 4 konsep ibadah membina insan berkualitiFazd Alias
 
Ibadah
IbadahIbadah
Ihsan dalam beribadah
Ihsan dalam beribadahIhsan dalam beribadah
Ihsan dalam beribadahpenaislah
 
yatim piatu, yatim dan piatu, kisah yatim piatu
yatim piatu, yatim dan piatu, kisah yatim piatuyatim piatu, yatim dan piatu, kisah yatim piatu
yatim piatu, yatim dan piatu, kisah yatim piatu
YatimZakat
 
materi fiqih kelas X semester ganjil
materi fiqih kelas X semester ganjilmateri fiqih kelas X semester ganjil
materi fiqih kelas X semester ganjilFatin Furoida
 

What's hot (20)

Tugas agama
Tugas agamaTugas agama
Tugas agama
 
Pengenalan
PengenalanPengenalan
Pengenalan
 
ppt Ibadah
ppt Ibadah ppt Ibadah
ppt Ibadah
 
Ppt kelompok 7 hakikat ibadah & urgensinya
Ppt kelompok 7 hakikat ibadah & urgensinyaPpt kelompok 7 hakikat ibadah & urgensinya
Ppt kelompok 7 hakikat ibadah & urgensinya
 
Syarat Sah dan syarat wajib shalat
Syarat Sah dan syarat wajib shalatSyarat Sah dan syarat wajib shalat
Syarat Sah dan syarat wajib shalat
 
KONSEP IBADAH AGAMA ISLAM
KONSEP IBADAH AGAMA ISLAMKONSEP IBADAH AGAMA ISLAM
KONSEP IBADAH AGAMA ISLAM
 
Ibadah dan Pembentukan Perilaku Positif
Ibadah dan Pembentukan Perilaku PositifIbadah dan Pembentukan Perilaku Positif
Ibadah dan Pembentukan Perilaku Positif
 
Rpp materi puasa
Rpp materi puasaRpp materi puasa
Rpp materi puasa
 
Prinsip Ibadah
Prinsip IbadahPrinsip Ibadah
Prinsip Ibadah
 
Bida'ah dalam masyarakat
Bida'ah dalam masyarakatBida'ah dalam masyarakat
Bida'ah dalam masyarakat
 
Ibadah
IbadahIbadah
Ibadah
 
Taharah, Solat dan Puasa
Taharah, Solat dan PuasaTaharah, Solat dan Puasa
Taharah, Solat dan Puasa
 
Bab 3. konsep ibadat
Bab 3. konsep ibadatBab 3. konsep ibadat
Bab 3. konsep ibadat
 
Fiqih
FiqihFiqih
Fiqih
 
Chapter 4 konsep ibadah membina insan berkualiti
Chapter 4   konsep ibadah membina insan berkualitiChapter 4   konsep ibadah membina insan berkualiti
Chapter 4 konsep ibadah membina insan berkualiti
 
Fiqih
FiqihFiqih
Fiqih
 
Ibadah
IbadahIbadah
Ibadah
 
Ihsan dalam beribadah
Ihsan dalam beribadahIhsan dalam beribadah
Ihsan dalam beribadah
 
yatim piatu, yatim dan piatu, kisah yatim piatu
yatim piatu, yatim dan piatu, kisah yatim piatuyatim piatu, yatim dan piatu, kisah yatim piatu
yatim piatu, yatim dan piatu, kisah yatim piatu
 
materi fiqih kelas X semester ganjil
materi fiqih kelas X semester ganjilmateri fiqih kelas X semester ganjil
materi fiqih kelas X semester ganjil
 

Similar to Ai3 ibadah kelompok 3

Khutbah 4 Agustus 2023.pdf
Khutbah 4 Agustus  2023.pdfKhutbah 4 Agustus  2023.pdf
Khutbah 4 Agustus 2023.pdf
AbangFauzi
 
Ibadah.pdf
Ibadah.pdfIbadah.pdf
Ibadah.pdf
Zukét Printing
 
Ibadah.docx
Ibadah.docxIbadah.docx
Ibadah.docx
Zukét Printing
 
KEL 1 HAKIKAT IBADAH dalam ajaran agama islam
KEL 1 HAKIKAT IBADAH dalam ajaran agama islamKEL 1 HAKIKAT IBADAH dalam ajaran agama islam
KEL 1 HAKIKAT IBADAH dalam ajaran agama islam
syifaavirarachman
 
EBOOK_FIQIH IBADAH EBOOK_FIQIH IBADAH IBADAH
EBOOK_FIQIH IBADAH EBOOK_FIQIH IBADAH IBADAHEBOOK_FIQIH IBADAH EBOOK_FIQIH IBADAH IBADAH
EBOOK_FIQIH IBADAH EBOOK_FIQIH IBADAH IBADAH
YasinSabonMusthafa
 
Makalah pendidikan agama
Makalah pendidikan agamaMakalah pendidikan agama
Makalah pendidikan agama
panduardiansyah99
 
Makalah pendidikan agama
Makalah pendidikan agamaMakalah pendidikan agama
Makalah pendidikan agama
fidya19
 
Fiqih kelompok 6
Fiqih kelompok 6Fiqih kelompok 6
Fiqih kelompok 6
Muhammad M
 
PPT Qur'an Hadist Klmpk 9.pptx
PPT Qur'an Hadist Klmpk 9.pptxPPT Qur'an Hadist Klmpk 9.pptx
PPT Qur'an Hadist Klmpk 9.pptx
SyahraniTriSaputri1
 
Ai3 ppt ibadah kelompok 3
Ai3 ppt ibadah kelompok 3Ai3 ppt ibadah kelompok 3
Ai3 ppt ibadah kelompok 3
FahmiIbrahim10
 
Peran Agama dalam Membangun Peradaban
Peran Agama dalam Membangun PeradabanPeran Agama dalam Membangun Peradaban
Peran Agama dalam Membangun Peradaban
SuciNurpratiwi
 
Makalah Al-Qur'an II
Makalah Al-Qur'an IIMakalah Al-Qur'an II
Makalah Al-Qur'an II
Nur Rohmah
 
Pendidikan Agama Islam-Ibadah
Pendidikan Agama Islam-IbadahPendidikan Agama Islam-Ibadah
Pendidikan Agama Islam-Ibadah
Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka
 
Ajaran agama yang berhubungan dengan kesehatan
Ajaran agama yang berhubungan dengan kesehatanAjaran agama yang berhubungan dengan kesehatan
Ajaran agama yang berhubungan dengan kesehatan
Warung Bidan
 

Similar to Ai3 ibadah kelompok 3 (20)

Khutbah 4 Agustus 2023.pdf
Khutbah 4 Agustus  2023.pdfKhutbah 4 Agustus  2023.pdf
Khutbah 4 Agustus 2023.pdf
 
Pp agama
Pp agamaPp agama
Pp agama
 
Ibadah.pdf
Ibadah.pdfIbadah.pdf
Ibadah.pdf
 
Ibadah.docx
Ibadah.docxIbadah.docx
Ibadah.docx
 
KEL 1 HAKIKAT IBADAH dalam ajaran agama islam
KEL 1 HAKIKAT IBADAH dalam ajaran agama islamKEL 1 HAKIKAT IBADAH dalam ajaran agama islam
KEL 1 HAKIKAT IBADAH dalam ajaran agama islam
 
Hubungan tahara dengan shalat 2
Hubungan tahara dengan shalat 2Hubungan tahara dengan shalat 2
Hubungan tahara dengan shalat 2
 
Hubungan tahara dengan shalat 2
Hubungan tahara dengan shalat 2Hubungan tahara dengan shalat 2
Hubungan tahara dengan shalat 2
 
EBOOK_FIQIH IBADAH EBOOK_FIQIH IBADAH IBADAH
EBOOK_FIQIH IBADAH EBOOK_FIQIH IBADAH IBADAHEBOOK_FIQIH IBADAH EBOOK_FIQIH IBADAH IBADAH
EBOOK_FIQIH IBADAH EBOOK_FIQIH IBADAH IBADAH
 
Makalah pendidikan agama
Makalah pendidikan agamaMakalah pendidikan agama
Makalah pendidikan agama
 
Makalah pendidikan agama
Makalah pendidikan agamaMakalah pendidikan agama
Makalah pendidikan agama
 
Fiqih kelompok 6
Fiqih kelompok 6Fiqih kelompok 6
Fiqih kelompok 6
 
PPT Qur'an Hadist Klmpk 9.pptx
PPT Qur'an Hadist Klmpk 9.pptxPPT Qur'an Hadist Klmpk 9.pptx
PPT Qur'an Hadist Klmpk 9.pptx
 
Ai3 ppt ibadah kelompok 3
Ai3 ppt ibadah kelompok 3Ai3 ppt ibadah kelompok 3
Ai3 ppt ibadah kelompok 3
 
Peran Agama dalam Membangun Peradaban
Peran Agama dalam Membangun PeradabanPeran Agama dalam Membangun Peradaban
Peran Agama dalam Membangun Peradaban
 
Hubungan tahara dengan shalat 3
Hubungan tahara dengan shalat 3Hubungan tahara dengan shalat 3
Hubungan tahara dengan shalat 3
 
Hubungan tahara dengan shalat 3
Hubungan tahara dengan shalat 3Hubungan tahara dengan shalat 3
Hubungan tahara dengan shalat 3
 
Hubungan tahara dengan shalat 3
Hubungan tahara dengan shalat 3Hubungan tahara dengan shalat 3
Hubungan tahara dengan shalat 3
 
Makalah Al-Qur'an II
Makalah Al-Qur'an IIMakalah Al-Qur'an II
Makalah Al-Qur'an II
 
Pendidikan Agama Islam-Ibadah
Pendidikan Agama Islam-IbadahPendidikan Agama Islam-Ibadah
Pendidikan Agama Islam-Ibadah
 
Ajaran agama yang berhubungan dengan kesehatan
Ajaran agama yang berhubungan dengan kesehatanAjaran agama yang berhubungan dengan kesehatan
Ajaran agama yang berhubungan dengan kesehatan
 

More from FahmiIbrahim10

Ai3 ppt zakat kelompok 3
Ai3 ppt  zakat kelompok 3Ai3 ppt  zakat kelompok 3
Ai3 ppt zakat kelompok 3
FahmiIbrahim10
 
Ai3 zakat kelompok 3
Ai3 zakat kelompok 3Ai3 zakat kelompok 3
Ai3 zakat kelompok 3
FahmiIbrahim10
 
Agama sesi 2 kelompok 2 Puasa Bulan Ramadhan
Agama sesi 2 kelompok 2 Puasa Bulan RamadhanAgama sesi 2 kelompok 2 Puasa Bulan Ramadhan
Agama sesi 2 kelompok 2 Puasa Bulan Ramadhan
FahmiIbrahim10
 
Agama 3 sesi 2 Kelompok 2 Puasa Bulan Ramadhan
Agama 3 sesi 2 Kelompok 2 Puasa Bulan RamadhanAgama 3 sesi 2 Kelompok 2 Puasa Bulan Ramadhan
Agama 3 sesi 2 Kelompok 2 Puasa Bulan Ramadhan
FahmiIbrahim10
 
Agama sesi 1 kelompok 2 Kedudukan Qaidah Fiqhiyah
Agama sesi 1 kelompok 2 Kedudukan Qaidah FiqhiyahAgama sesi 1 kelompok 2 Kedudukan Qaidah Fiqhiyah
Agama sesi 1 kelompok 2 Kedudukan Qaidah Fiqhiyah
FahmiIbrahim10
 
Agama 3 sesi 1 kelompok 2 Kedudukan Qaidah Fiqhiyah
Agama 3 sesi 1 kelompok 2 Kedudukan Qaidah FiqhiyahAgama 3 sesi 1 kelompok 2 Kedudukan Qaidah Fiqhiyah
Agama 3 sesi 1 kelompok 2 Kedudukan Qaidah Fiqhiyah
FahmiIbrahim10
 

More from FahmiIbrahim10 (6)

Ai3 ppt zakat kelompok 3
Ai3 ppt  zakat kelompok 3Ai3 ppt  zakat kelompok 3
Ai3 ppt zakat kelompok 3
 
Ai3 zakat kelompok 3
Ai3 zakat kelompok 3Ai3 zakat kelompok 3
Ai3 zakat kelompok 3
 
Agama sesi 2 kelompok 2 Puasa Bulan Ramadhan
Agama sesi 2 kelompok 2 Puasa Bulan RamadhanAgama sesi 2 kelompok 2 Puasa Bulan Ramadhan
Agama sesi 2 kelompok 2 Puasa Bulan Ramadhan
 
Agama 3 sesi 2 Kelompok 2 Puasa Bulan Ramadhan
Agama 3 sesi 2 Kelompok 2 Puasa Bulan RamadhanAgama 3 sesi 2 Kelompok 2 Puasa Bulan Ramadhan
Agama 3 sesi 2 Kelompok 2 Puasa Bulan Ramadhan
 
Agama sesi 1 kelompok 2 Kedudukan Qaidah Fiqhiyah
Agama sesi 1 kelompok 2 Kedudukan Qaidah FiqhiyahAgama sesi 1 kelompok 2 Kedudukan Qaidah Fiqhiyah
Agama sesi 1 kelompok 2 Kedudukan Qaidah Fiqhiyah
 
Agama 3 sesi 1 kelompok 2 Kedudukan Qaidah Fiqhiyah
Agama 3 sesi 1 kelompok 2 Kedudukan Qaidah FiqhiyahAgama 3 sesi 1 kelompok 2 Kedudukan Qaidah Fiqhiyah
Agama 3 sesi 1 kelompok 2 Kedudukan Qaidah Fiqhiyah
 

Recently uploaded

TRANSFORMASI PEMBERDAYAAN APARATUR NEGARA DI INDONESIA
TRANSFORMASI PEMBERDAYAAN APARATUR NEGARA DI INDONESIATRANSFORMASI PEMBERDAYAAN APARATUR NEGARA DI INDONESIA
TRANSFORMASI PEMBERDAYAAN APARATUR NEGARA DI INDONESIA
Universitas Sriwijaya
 
PPT (EKOSISTEM) - Refandi Alim - Bahan Ajar Magang.pptx
PPT (EKOSISTEM) - Refandi Alim - Bahan Ajar Magang.pptxPPT (EKOSISTEM) - Refandi Alim - Bahan Ajar Magang.pptx
PPT (EKOSISTEM) - Refandi Alim - Bahan Ajar Magang.pptx
refandialim
 
Permasalahan dan Kebijakan Konvergensi Penurunan Stunting di Desa.pptx
Permasalahan dan Kebijakan Konvergensi Penurunan Stunting di Desa.pptxPermasalahan dan Kebijakan Konvergensi Penurunan Stunting di Desa.pptx
Permasalahan dan Kebijakan Konvergensi Penurunan Stunting di Desa.pptx
Zainul Akmal
 
PPT ASAS PERATURAN PERundang UNDANGAN.pptx
PPT ASAS PERATURAN PERundang UNDANGAN.pptxPPT ASAS PERATURAN PERundang UNDANGAN.pptx
PPT ASAS PERATURAN PERundang UNDANGAN.pptx
LuhAriyani1
 
THE TRADISIONAL MODEL OF PUBLIC ADMINISTRATION model tradisional administras...
THE TRADISIONAL MODEL OF PUBLIC  ADMINISTRATION model tradisional administras...THE TRADISIONAL MODEL OF PUBLIC  ADMINISTRATION model tradisional administras...
THE TRADISIONAL MODEL OF PUBLIC ADMINISTRATION model tradisional administras...
Universitas Sriwijaya
 
Penumbuhan POSLUHDES ( pos penyuluhan desa)
Penumbuhan POSLUHDES ( pos penyuluhan desa)Penumbuhan POSLUHDES ( pos penyuluhan desa)
Penumbuhan POSLUHDES ( pos penyuluhan desa)
SobriCubi
 
MATERI 1 Peraturan Lelang.pptx dalam bernegara
MATERI 1 Peraturan Lelang.pptx dalam bernegaraMATERI 1 Peraturan Lelang.pptx dalam bernegara
MATERI 1 Peraturan Lelang.pptx dalam bernegara
vannia34
 
Reformasi Birokrasi Kementerian Pertanian Republik Indonesia Tahun 2020-2024
Reformasi Birokrasi Kementerian Pertanian Republik Indonesia Tahun 2020-2024Reformasi Birokrasi Kementerian Pertanian Republik Indonesia Tahun 2020-2024
Reformasi Birokrasi Kementerian Pertanian Republik Indonesia Tahun 2020-2024
Universitas Sriwijaya
 
KOSP SD MODEL 1 - datadikdasmen.com.docx
KOSP SD MODEL 1 - datadikdasmen.com.docxKOSP SD MODEL 1 - datadikdasmen.com.docx
KOSP SD MODEL 1 - datadikdasmen.com.docx
sdpurbatua03
 
Reformasi Administrasi Publik di Indonesia (1998-2023): Strategi, Implementas...
Reformasi Administrasi Publik di Indonesia (1998-2023): Strategi, Implementas...Reformasi Administrasi Publik di Indonesia (1998-2023): Strategi, Implementas...
Reformasi Administrasi Publik di Indonesia (1998-2023): Strategi, Implementas...
Universitas Sriwijaya
 
TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN (Tugas uas Kepemimpinan)
TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN (Tugas uas Kepemimpinan)TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN (Tugas uas Kepemimpinan)
TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN (Tugas uas Kepemimpinan)
NurHalifah34
 
Etikolegal Pelayanan kebidanan ibu hamil
Etikolegal Pelayanan kebidanan ibu hamilEtikolegal Pelayanan kebidanan ibu hamil
Etikolegal Pelayanan kebidanan ibu hamil
NurWana20
 
1.4.a.8. Koneksi Antar Materi Budaya Positif
1.4.a.8. Koneksi Antar Materi Budaya Positif1.4.a.8. Koneksi Antar Materi Budaya Positif
1.4.a.8. Koneksi Antar Materi Budaya Positif
emalestari711
 

Recently uploaded (13)

TRANSFORMASI PEMBERDAYAAN APARATUR NEGARA DI INDONESIA
TRANSFORMASI PEMBERDAYAAN APARATUR NEGARA DI INDONESIATRANSFORMASI PEMBERDAYAAN APARATUR NEGARA DI INDONESIA
TRANSFORMASI PEMBERDAYAAN APARATUR NEGARA DI INDONESIA
 
PPT (EKOSISTEM) - Refandi Alim - Bahan Ajar Magang.pptx
PPT (EKOSISTEM) - Refandi Alim - Bahan Ajar Magang.pptxPPT (EKOSISTEM) - Refandi Alim - Bahan Ajar Magang.pptx
PPT (EKOSISTEM) - Refandi Alim - Bahan Ajar Magang.pptx
 
Permasalahan dan Kebijakan Konvergensi Penurunan Stunting di Desa.pptx
Permasalahan dan Kebijakan Konvergensi Penurunan Stunting di Desa.pptxPermasalahan dan Kebijakan Konvergensi Penurunan Stunting di Desa.pptx
Permasalahan dan Kebijakan Konvergensi Penurunan Stunting di Desa.pptx
 
PPT ASAS PERATURAN PERundang UNDANGAN.pptx
PPT ASAS PERATURAN PERundang UNDANGAN.pptxPPT ASAS PERATURAN PERundang UNDANGAN.pptx
PPT ASAS PERATURAN PERundang UNDANGAN.pptx
 
THE TRADISIONAL MODEL OF PUBLIC ADMINISTRATION model tradisional administras...
THE TRADISIONAL MODEL OF PUBLIC  ADMINISTRATION model tradisional administras...THE TRADISIONAL MODEL OF PUBLIC  ADMINISTRATION model tradisional administras...
THE TRADISIONAL MODEL OF PUBLIC ADMINISTRATION model tradisional administras...
 
Penumbuhan POSLUHDES ( pos penyuluhan desa)
Penumbuhan POSLUHDES ( pos penyuluhan desa)Penumbuhan POSLUHDES ( pos penyuluhan desa)
Penumbuhan POSLUHDES ( pos penyuluhan desa)
 
MATERI 1 Peraturan Lelang.pptx dalam bernegara
MATERI 1 Peraturan Lelang.pptx dalam bernegaraMATERI 1 Peraturan Lelang.pptx dalam bernegara
MATERI 1 Peraturan Lelang.pptx dalam bernegara
 
Reformasi Birokrasi Kementerian Pertanian Republik Indonesia Tahun 2020-2024
Reformasi Birokrasi Kementerian Pertanian Republik Indonesia Tahun 2020-2024Reformasi Birokrasi Kementerian Pertanian Republik Indonesia Tahun 2020-2024
Reformasi Birokrasi Kementerian Pertanian Republik Indonesia Tahun 2020-2024
 
KOSP SD MODEL 1 - datadikdasmen.com.docx
KOSP SD MODEL 1 - datadikdasmen.com.docxKOSP SD MODEL 1 - datadikdasmen.com.docx
KOSP SD MODEL 1 - datadikdasmen.com.docx
 
Reformasi Administrasi Publik di Indonesia (1998-2023): Strategi, Implementas...
Reformasi Administrasi Publik di Indonesia (1998-2023): Strategi, Implementas...Reformasi Administrasi Publik di Indonesia (1998-2023): Strategi, Implementas...
Reformasi Administrasi Publik di Indonesia (1998-2023): Strategi, Implementas...
 
TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN (Tugas uas Kepemimpinan)
TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN (Tugas uas Kepemimpinan)TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN (Tugas uas Kepemimpinan)
TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN (Tugas uas Kepemimpinan)
 
Etikolegal Pelayanan kebidanan ibu hamil
Etikolegal Pelayanan kebidanan ibu hamilEtikolegal Pelayanan kebidanan ibu hamil
Etikolegal Pelayanan kebidanan ibu hamil
 
1.4.a.8. Koneksi Antar Materi Budaya Positif
1.4.a.8. Koneksi Antar Materi Budaya Positif1.4.a.8. Koneksi Antar Materi Budaya Positif
1.4.a.8. Koneksi Antar Materi Budaya Positif
 

Ai3 ibadah kelompok 3

  • 1. AGAMA ISLAM III IBADAH Dosen Pembimbing : Abdul Hamid Aly,S.Pd.,M.Pd Kelas : M3-F1.18 Kelompok 3 1. Faliddah Mukadar : 21801081010 2. Reggy Kurniawan : 21801081012 3. Rahmat : 21801081414 4. Arini : 21801081545 5. Dimas Bavi Romadhon : 21801081227 UNIVERSITAS ISLAM MALANG FAKULTAS EKONOMI & BISNIS PROGRAM STUDI MANAJEMEN TAHUN AJARAM 2019/2020 Jl. MT. Haryono 193 Kelurahan Dinoyo Kecamatan Lowokwaru, Kabupaten Malang. Telp. 0341-551932 website:www.umisma.ac.id
  • 2.
  • 3. KATA PENGANTAR Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah agama tentang ibadah . Makalah agama ini telah kami susun dengan maksimal mungkin, dan kami mengucapkan terimah kasih kepada Bapak Abdul Hamid Aly S,Pd, M.Pd yang telah memberikan tugas ini kepada kami. Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah agama ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah agama tentang ibadah dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca. Malang, 04 Oktober 2019 Penulis
  • 4. DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL..................................................................................i KATA PENGANTAR................................................................................... ii DAFTAR ISI .................................................................................................iii BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang......................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah.................................................................................... 1 1.3 Tujuan Pembahasan ................................................................................. 1 BAB 2 PEMBAHASAN 2.1 Definisi Ibadah......................................................................................... 2 2.2 Klasifikasi Ibadah ................................................................ ....................3 2.3 Ruang Lingkup Ibadah............................................................................. 4 2.4 Tujuan dan Motivasi Ibadah .................................................................... 4 2.5 Hikmah Ibadah dalam Kehidupan Sehari-hari......................................... 6 BAB 3 PENUTUP 3.1 Kesimpulan ............................................................................................ 10 3.2 Saran....................................................................................................... 11 DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 12
  • 5. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan manusia di dunia merupakan anugerah dari Allah swt dengan segala pemberiannya, manusia dapat mengecap segala kenikmatan yang bisa dirasakan oleh dirinya tetapi dengan anugerah tersebut kadangkala manusia lupa akan Dzat Allah swt yang telah memberikannya. Sebab itu, manusia harus mendapatkan suatu bimbingan sehingga di dalam kehidupannya dapat berbuat sesuai bimbingan Allah swt atau memanfaatkan anugerah Allah SWT. Hidup yang dibimbing oleh syari’ah akan melahirkan kesadaran untuk berperilaku yang sesuai dengan tuntuan Allah swt dan Rasul Nya, salah satu cara untuk mencapai tuntunan tersebut adalah dengan beribadah. Ibadah merupakan suatu perkara yang perlu adanya perhatian terhadapnya, karena ibadah itu tidak bisa dimain-mainkan apalagi disalahgunakan. Dalam islam ibadah harus berpedoman pada apa yang telah Allah perintahkan dan apa yang telah diajarkan oleh Nabi Muhammmad SAW kepada umat islam, yang dilandaskan pada kitab yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad berupa kitab suci Al-Qur’an dan segala perbuatan, perkataan, dan ketetapan nabi atau dengan kata lain disebut dengan hadits nabi Sebagai rasa syukur terhadap Allah swt, hendaknya kita sadar diri untuk beribadah kepada sang Pencipta Langit dan Bumi beserta isinya sesuai syari’at Nya. Dalam ibadah, kita harus memperhatikan jenis-jenis ibadah yang kita lakukan. Apakah ibadah tersebut termasuk dalam ibadah wajib, sunnah, mubah, dan makruh. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa itu definisi ibadah ? 2. Apa itu klasifikasi ibadah ? 3. Jelaskan ruang lingkup ibadah ? 4. Apa tujuan dan motivasi ibadah ? 5. Apa saja hikmah ibadah dalam kehidupan sehari-hari ? 1.3 Tujuan 1. Mengetahui definisi ibadah 2. Mengetahui klasifikasi ibadah 3. Mengetahui ruang lingkup ibadah 4. Mengetahui tujuan dan motivasi ibadah 5. Mengetahui hikmah ibadah dalam kehidupan sehari-hari.
  • 6. BAB II PEMBAHASAN 1.1 Definisi ibadah Ibadat atau Ibadah adalah sebuah kata yang diambil dari bahasa arab ‘Ibadah (‫.)عبادة‬ Dalam terminologi bahasa Indonesia sebagaimana yang terdapat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata ini memiliki arti: 1. Perbuatan atau penyataan bakti terhadap Allah atau Tuhan yang didasari oleh peraturan agama. 2. Segala usaha lahir dan batin yang sesuai perintah agama yang harus dituruti pemeluknya. 3. Upacara yang berhubungan dengan agama. Ibadah secara etimologi berarti merendahkan diri serta tunduk. Di dalam syara’, ibadah mempunyai banyak definisi, tetapi makna dan maksudnya satu. Definisi itu antara lain adalah : 1. Ibadah ialah taat kepada Allah dengan melaksanakan perintah-Nya melalui lisan para rasulNya. 2. Ibadah adalah merendahkan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala yaitu tingkatan tunduk yang paling tinggi disertai dengan rasa mahabbah (kecin-taan) yang paling tinggi. 3. Ibadah ialah sebutan yang mencakup seluruh apa yang dicintai dan diridhai Allah Subhanahu wa Ta’ala , baik berupa ucapan atau perbuatan, yang zhahir maupun yang batin. Ini adalah definisi ibadah yang paling lengkap. Ibadah itu terbagi menjadi ibadah hati, lisan dan anggota badan. Rasa khauf (takut), raja’ (mengharap), mahabbah (cinta), tawakkal (ketergantungan), raghbah (senang) dan rahbah (takut) adalah ibadah qalbiyah (yang berkaitan dengan hati). Sedangkan shalat, zakat, haji dan jihad adalah ibadah badaniyah qalbiyah (fisik dan hati). Serta masih banyak lagi macam-macam ibadah yang berkaitan dengan hati, lisan dan badan. Ibadah inilah yang menjadi tujuan penciptaan manusia. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman : َّ‫ّل‬ِ‫إ‬ َ‫س‬ْ‫ن‬ِْ‫اْل‬ َ‫و‬ َّ‫ن‬ ِ‫ج‬ْ‫ل‬‫ا‬ ُ‫ت‬ْ‫ق‬َ‫ل‬َ‫خ‬ ‫ا‬َ‫م‬َ‫و‬ِِ‫و‬ََُُُُِْْ‫ل‬﴿٥٦﴿ِِ‫و‬ُ‫م‬ِْْ‫ط‬ُ‫ي‬ َِْ‫أ‬ ُُ‫ي‬ ِ‫ر‬ُ‫أ‬ ‫ا‬َ‫م‬َ‫و‬ ٍ‫ق‬ْ‫ز‬ ِ‫ر‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬ْ‫ن‬ِ‫م‬ ُُ‫ي‬ ِ‫ر‬ُ‫أ‬ ‫ا‬َ‫م‬ ﴾٥٧َ‫و‬ُ‫ه‬ َ َّ‫اَّلل‬ َِِّ‫إ‬ ﴾ ُ‫َن‬ِ‫ت‬َ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬ ِ‫ة‬َّ‫و‬ُ‫ق‬ْ‫ل‬‫ا‬ ‫و‬ُ‫ذ‬ ُ‫اق‬ َّ‫ز‬َّ‫الر‬ Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembahKu. Aku tidak menghendaki rezki sedikitpun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi Aku makan. Sesungguhnya Allah Dialah Maha Pemberi rezki Yang Mempunyai Kekuatan lagi Sangat Kokoh. [Adz-Dazariyat/51 : 56-58] Allah Subhanahu wa Ta’ala memberitahukan, hikmah penciptaan jin dan manusia adalah agar mereka melaksanakan ibadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala . Dan Allah Mahakaya, tidak membutuhkan ibadah mereka, akan tetapi merekalah yang membutuhkannya; karena ketergantungan mereka kepada Allah, maka mereka menyembahNya sesuai dengan aturan syari’atNya. Maka siapa yang menolak beribadah kepada Allah, ia adalah sombong. Siapa yang menyembahNya tetapi dengan selain apa yang disyari’atkanNya maka ia adalah mubtadi’ (pelaku bid’ah). Dan siapa yang hanya menyembahNya dan dengan syari’atNya, maka dia adalah mukmin muwahhid (yang mengesakan Allah).
  • 7. 1.2 Klasifikasi Ibadah Para ulama yang sholeh terdahulu mengklasifikasikan ibadah ke dalam dua jenis yakni ibadah mahdhah dan ibadah ghairu mahdhah 1. Ibadah mahdhah (‫المحضة‬ ‫,)الُْادت‬ Adalah ibadah yang murni ibadah, ditunjukkan oleh tiga ciri berikut ini: Pertama, ibadah mahdhah adalah amal dan ucapan yang merupakan jenis ibadah sejak asal penetapannya dari dalil syariat. Artinya, perkataan atau ucapan tersebut tidaklah bernilai kecuali ibadah. Dengan kata lain, tidak bisa bernilai netral (bisa jadi ibadah atau bukan ibadah). Ibadah mahdhah juga ditunjukkan dengan dalil-dalil yang menunjukkan terlarangnya ditujukan kepada selain Allah Ta’ala, karena hal itu termasuk dalam kemusyrikan. Kedua, ibadah mahdhah juga ditunjukkan dengan maksud pokok orang yang mengerjakannya, yaitu dalam rangka meraih pahala di akhirat. Ketiga, ibadah mahdhah hanya bisa diketahui melalui jalan wahyu, tidak ada jalan yang lainnya, termasuk melalui akal atau budaya. Contoh sederhana ibadah mahdhah adalah shalat. Shalat adalah ibadah mahdhah karena memang ada perintah (dalil) khusus dari syariat. Sehingga sejak awal mulanya, shalat adalah aktivitas yang diperintahkan (ciri yang pertama). Orang mengerjakan shalat, pastilah berharap pahala akhirat (ciri ke dua). Ciri ketiga, ibadah shalat tidaklah mungkin kita ketahui selain melalui jalur wahyu. Rincian berapa kali shalat, kapan saja, berapa raka’at, gerakan, bacaan, dan seterusnya, hanya bisa kita ketahui melalui penjelasan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, bukan hasil dari kreativitas dan olah pikiran kita sendiri. 2. Ibadah ghairu mahdhah (‫المحضة‬ ‫غَر‬ ‫,)الُْادت‬ Ibadah yang tidak murni ibadah memiliki pengertian yang berkebalikan dari tiga ciri di atas. Sehingga ibadah ghairu mahdhah dicirikan dengan: Pertama, ibadah (perkataan atau perbuatan) tersebut pada asalnya bukanlah ibadah. Akan tetapi, berubah status menjadi ibadah karena melihat dan menimbang niat pelakunya. Kedua, maksud pokok perbuatan tersebut adalah untuk memenuhi urusan atau kebutuhan yang bersifat duniawi, bukan untuk meraih pahala di akhirat. Ketiga, amal perbuatan tersebut bisa diketahui dan dikenal meskipun tidak ada wahyu dari para rasul. Contoh sederhana dari ibadah ghairu mahdhah adalah aktivitas makan. Makan pada asalnya bukanlah ibadah khusus. Orang bebas mau makan kapan saja, baik ketika lapar ataupun tidak lapar, dan dengan menu apa saja, kecuali yang Allah Ta’ala haramkan. Bisa jadi orang makan karena lapar, atau hanya sekedar ingin mencicipi makanan. Akan tetapi, aktivitas makan tersebut bisa berpahala ketika pelakunya meniatkan agar
  • 8. memiliki kekuatan (tidak lemas) untuk shalat atau berjalan menuju masjid. Ini adalah ciri pertama. Berdasarkan ciri kedua, kita pun mengetahui bahwa maksud pokok ketika orang makan adalah untuk memenuhi kebutuhan pokok (primer) dalam hidupnya, sehingga dia bisa menjaga keberlangsungan hidupnya. Selain itu, manusia tidak membutuhkan wahyu untuk bisa mengetahui pentingnya makan dalam hidup ini, ini ciri yang ketiga. Tanpa wahyu, orang sudah mencari makan. 1.3 Ruang Lingkup Ibadah Islam amat istimewa hingga menjadikan seluruh kegiatan manusia sebagai ibadah apabila diniatkan dengan penuh ikhlas karena Allah demi mencapai keridhaan-Nya serta dikerjakan menurut cara-cara yang disyariatkan olehNya. Islam tidak membatasi ruang lingkup ibadah kepada sudut-sudut tertentu saja. Seluruh kehidupan manusia adalah medan amal dan persediaan bekal bagi para mukmin sebelum mereka kembali bertemu Allah di hari pembalasan nanti. Islam mempunyai keistimewaan dengan menjadikan seluruh kegiatan manusia sebagai ibadah apabila ia diniatkan dengan penuh ikhlas karena Allah demi untuk mencapai keridaan Nya serta dikerjakan menurut cara cara yang disyariatkan oleh Nya. Islam tidak menganggap ibadah ibadah tertentu saja sebagai amal saleh akan tetapi meliputi segala kegiatan yang mengandung kebaikan yang diniatkan karena Allah SWT. Ruang lingkup ibadah di dalam Islam sangat luas sekali. Mencakup setiap kegiatan kehidupan manusia. Setiap apa yang dilakukan baik yang bersangkut dengan individu maupun dengan masyarakat adalah ibadah menurut Islam ketika ia memenuhi syarat syarat tertentu. Syarat syarat tersebut adalah :  Amalan yang dikerjakan itu hendaklah diakui Islam, sesuai dengan hukum hukum syara' dan tidak bertentangan dengan hukum hukum tersebut. Adapun amalan - amalan yang diingkari oleh Islam dan ada hubungan dengan yang haram dan maksiyat, maka tidaklah bisa dijadikan amalan ibadah.  Amalan tersebut dilakukan dengan niat yang baik dengan tujuan untuk memelihara kehormatan diri, menyenangkan keluarga nya, memberi manfaat kepada seluruh umat dan untuk kemakmuran bumi seperti yang telah diperintahkan oleh Allah.  Amalan tersebut haruslah dikerjakan dengan sebaik-baiknya.  Ketika membuat amalan tersebut hendaklah sentiasa menurut hukum - hukum syara' dan ketentuan batasnya, tidak menzalimi orang lain, tidak khianat, tidak menipu dan tidak menindas atau merampas hak orang.  Tidak melalaikan ibadah - ibadah khusus seperti salat, zakat dan sebagainya dalammelaksanakan ibadah - ibadah umum. 1.4 Tujuan dan motivasi ibadah 1. Tujuan ibadah Ibadah pada dasarnya mempunyai suatu tujuan, hakikat, serta hikmah bagi kita. Penjelasannya adalah sebagai berikut: Manusia merupakan salah satu makhluk Allah yang paling sempurna dan dimuliakan (Q.S At-Tin (95):4); dan manusia itu diciptakan oleh Allah di muka bumi ini bukan
  • 9. sekedar untuk hidup didunia tanpa pertanggung jawaban. Akan tetapi, manusia diciptakan oleh Allah untuk beribadah. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Q.S Al-Mukminun ayat 115, yang berbunyi : ‫ون‬ُ‫ع‬َ‫ج‬ْ‫ر‬ُ‫ت‬ َ‫َل‬ ‫َا‬‫ن‬ْ‫ي‬َ‫ل‬ِ‫إ‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬َّ‫ن‬َ‫أ‬ َ‫و‬ ً‫ا‬‫ث‬َ‫ب‬َ‫ع‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬‫َا‬‫ن‬ْ‫ق‬َ‫ل‬َ‫خ‬ ‫ا‬َ‫م‬َّ‫ن‬َ‫أ‬ ْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ب‬ِ‫س‬َ‫ح‬َ‫ف‬َ‫أ‬ Artinya: ” Apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (tanpa ada maksud) dan bahwa kamu tidak dikembalikan kepada kami?.” Firman Allah SWT dalam Q.S Az-Zariyat: 56 َّ‫ن‬ ِ‫ج‬ْ‫ل‬‫ا‬ ُ‫ت‬ْ‫ق‬َ‫ل‬َ‫خ‬ ‫ا‬َ‫م‬ َ‫و‬‫ُون‬‫د‬ُ‫ب‬ْ‫ع‬َ‫ي‬ِ‫ل‬ َّ‫َل‬ِ‫إ‬ َ‫نس‬ِ ْ‫اْل‬ َ‫و‬ Artinya: ” Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepadaku (menyembah-Ku).” Dari beberapa ayat diatas dapat dipahami bahwa jin dan manusia diciptakan untuk beribadah. Nah yang menarik disini adalah apakah tujuan beribadah itu? Tujuan pokok beribadah adalah sebagai berikut:  untuk menghadapkan diri kepada Allah SWT dan memfokuskan dalam setiap keadaan, agar mencapai derajat yang lebih tinggi yakni ketaqwaan.  agar terciptanya suatu kemaslahatan dan menghindarkan diri dari perbuatan keji dan mungkar. Maksudnya adalah bahwasanya manusia itu tidak terlepas dari diperintahkan dan dilarang. menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan- Nya. Maka dari itu berlakulah pahala dan siksa, dari situlah inti dari suatu ibadah. 2. Motivasi ibadah Ada empat tingkatan motivasi dalam beribadah :  dia melaksanakan ibadah karena ia takut dosa apabila dia tidak mengerjakannya. Dampak motivasi pertama ini adalah seseorang menganggap ibadah ini hanya sebagai beban, ia melakukannya hanya karena untuk menggugurkan kewajibannya. Motivasi ini ibaratnya seperti seorang budak, ketika dia disuruh, baru dia mengerjakannya.  dia melaksanakan ibadah karena ia mengharapkan pahala dari apa yang ia kerjakan. Dampak motivasi kedua ini adalah seseorang melakukan ibadah hanya pada waktu tertentu saja, contohnya di Bulan Ramadhan yang dijanjikan berkali-kali lipat pahalanya, ketika bulan Ramadhan telah lewat, maka ia mengurangi ibadahnya, bahkan meninggalkannya naudzubillah.. Motivasi ini ibaratnya seperti seorang anak-anak, yang ketika mengerjakan sesuatu, pasti ingin mendapatkan imbalan.  dia melaksanakan ibadah karena ia mengharapkan ridho Allah SWT. Apa itu ridho? Ridho artinya rela, mengharapkan Ridho Allah SWT artinya kita mencari apa yang membuat Allah SWT rela kepada kita. Seseorang yang memiliki motivasi ini memiliki semangat untuk menjamin kualitas ibadahnya, bukan kuantitas. Ia mencoba untuk merenungi setiap makna dari ibadah, apa makna setiap gerakan dalam solat, apa makna setiap bacaan Al Qur’an. Banyak saudara kita yang hanya membaca Al Qur’an (mungkin termasuk saya) tanpa memahami atau bahkan tidak mengetahui apa artinya (memang benar, membaca saja kita sudah mendapatkan pahala). Tetapi, implementasi atau pengaplikasian dalam kehidupan sehari lah yang
  • 10. seharusnya kita tanamkan dalam diri kita melalui pemahaman ibadah-ibadah yang kita lakukan setiap hari. Dan yang paling utama adalah seseorang beribadah karena ia cinta kepada Allah SWT dan agama yang di ridhoi-Nya, agama Islam. Seseorang yang cinta pada sesuatu pasti akan melakukan segala sesuatu demi apa yang dicintainya. Begitu pun seseorang yang beribadah karena cinta kepada Allah SWT dan Islam, ia melakukannya karena pikiran dan tubuhnya tergerak oleh yang namanya cinta. Ibarat bobotoh yang cinta kepada Persib, dimanapun Persib bertanding, pasti akan ada bobotoh yang akan setia menonton dan mendukung Persib. Begitu pula seseorang yang beribadah karena telah merasakan cinta kepada Allah SWT dan Islam, semua yang dilakukan oleh dirinya semata-mata hanya untuk Allah SWT dan Islam. Sebenarnya, apapun motivasi kita dalam beribadah tidak masalah, selama ibadah yang kita lakukan tidak diniatkan hanya untuk riya. Namun, terdapat keutamaan yang dapat kita peroleh ketika kita menaikan kadar motivasi kita dalam beribadah. Karena, sesungguhnya yang hanya bisa menilai ibadah kita diterima atau tudak, ialah hanya Allah SWT, dan kita berharap dan saling mendoakan agar ibadah kita dapat diterima oleh Allah SWT dan hidup kita ini senantiasa diberikan petunjuk agar mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat. 1.5 Hikmah ibadah dalam kehidupan sehari-hari  Tidak Syirik َ‫ن‬ ْ‫ُو‬‫د‬ُ‫ب‬ْ‫ع‬َ‫ت‬ ُ‫ه‬‫َّا‬‫ي‬ِ‫ا‬ ْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ن‬ُ‫ك‬ ْ‫ِن‬‫ا‬ َّ‫ن‬ُ‫ه‬َ‫ق‬َ‫ل‬َ‫خ‬ ْ‫ى‬ِ‫ذ‬َّ‫ل‬‫ا‬ ِ‫هلل‬ِ ‫ا‬ ْ‫ُو‬‫د‬ُ‫ج‬ْ‫س‬‫ا‬ َ‫و‬ dan melainkan bersujudlah kepada Allah, yang telah menciptakan mereka, jika benar- benar hanya kepada Nya kamu menyembah (beribadah) [Ha Mim As Sajdah 41:38]. Seorang hamba yang sudah berketapan hati untuk senantiasa beribadah menyembah kepada Nya, maka ia harus meninggalkan segala bentuk syirik. Ia telah mengetahui segala sifat-sifat yang dimiliki Nya adalah lebih besar dari segala yang ada, sehingga tidak ada wujud lain yang dapat mengungguli Nya dan dapat dijadikan tempat bernaung.  Memiliki ketakwaan َ‫ن‬ ْ‫و‬ُ‫ق‬َّ‫ت‬َ‫ت‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬َّ‫ل‬َ‫ع‬َ‫ل‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ِ‫ل‬ْ‫ب‬َ‫ق‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ َ‫ْن‬‫ي‬ِ‫ذ‬َّ‫ل‬‫ا‬ َ‫و‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬َ‫ق‬َ‫ل‬َ‫خ‬ ْ‫ى‬ِ‫ذ‬َّ‫ل‬‫ا‬ ُ‫م‬ُ‫ك‬َّ‫ب‬َ‫ر‬ ‫ا‬ ْ‫ُو‬‫د‬ُ‫ب‬ْ‫ع‬‫ا‬ ُ‫اس‬َّ‫ن‬‫ال‬ ‫ا‬َ‫ه‬ُّ‫ي‬َ‫ا‬‫ي‬ Hai manusia, sembahlah Tuhan mu yang telah menjadikan kamu dan juga orang-orang sebelummu supaya kamu bertakwa [Al Baqarah 2:22]. Ada dua hal yang melandasi manusia menjadi bertakwa, yaitu karena cinta atau karena takut. Ketakwaan yang dilandasi cinta timbul karena ibadah yang dilakukan manusia setelah merasakan kemurahan dan keindahan Allah SWT. Setelah manusia melihat kemurahan dan keindahan Nya munculah dorongan untuk beribadah kepada Nya. Sedangkan ketakwaan yang dilandasi rasa takut timbul karena manusia menjalankan ibadah dianggap sebagai suatu kewajiban bukan sebagai kebutuhan. Ketika manusia menjalankan ibadah sebagai suatu kewajiban adakalanya muncul ketidak ikhlasan, terpaksa dan ketakutan akan balasan dari pelanggaran karena tidak menjalankan kewajiban.  Terhindar dari kemaksiatan ‫والمنكر‬ ‫الفحشاء‬ ‫عن‬ ‫تنهى‬ ‫الصلوة‬ ‫.ان‬
  • 11. Sesungguhnya shalat mencegah orang dari kekejian dan kejahatan yang nyata [Al Ankabut 29:46]. Ibadah memiliki daya pensucian yang kuat sehingga dapat menjadi tameng dari pengaruh kemaksiatan, tetapi keadaan ini hanya bisa dikuasai jika ibadah yang dilakukan berkualitas. Ibadah ibarat sebuah baju yang harus selalu dipakai dimanapun manusia berada.  Berjiwa social Ibadah menjadikan seorang hamba menjadi lebih peka dengan keadaan lingkungan disekitarnya, karena dia mendapat pengalaman langsung dari ibadah yang dikerjakannya. Sebagaimana ketika melakukan ibadah puasa, ia merasakan rasanya lapar yang biasa dirasakan orang-orang yang kekurangan. Sehingga mendorong hamba tersebut lebih memperhatikan orang-orang dalam kondisi ini.  Tidak kikir ‫ج‬ِ‫ب‬‫ا‬َ‫ق‬ ِ‫ر‬ّ‫ل‬‫ا‬ ‫ى‬ِ‫ف‬ َ‫و‬ َ‫ْن‬‫ي‬ِ‫ل‬ِ‫ئ‬‫ا‬َّ‫س‬‫ال‬ َ‫و‬ ‫َل‬ ِِِ‫ل‬ْ‫ي‬ِ‫ب‬َّ‫س‬‫ال‬ ِ‫ْن‬‫ب‬‫ا‬ َ‫و‬ َ‫ْن‬‫ي‬ِ‫ك‬‫س‬َ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬ َ‫و‬ ‫تمى‬َ‫ي‬ْ‫ل‬‫ا‬ َ‫و‬ ‫بى‬ْ‫ر‬ُ‫ق‬ْ‫ل‬‫ا‬ ‫ى‬ِ‫و‬َ‫ذ‬ ‫ّه‬ِ‫ب‬ُ‫ح‬ ‫لى‬َ‫ع‬ َ‫ل‬‫ا‬َ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬ ‫ى‬َ‫ت‬‫ا‬ َ‫و‬ dan karena cinta kepada Nya memberikan harta benda kepada ahli kerabat, dan anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, dan kaum musafir, dan mereka yang meminta sedekah dan untuk memerdekakan sahaya. [Al Baqarah 2:178]. Harta yang dimiliki manusia pada dasarnya bukan miliknya tetapi milik Allah SWT yang seharusnya diperuntukan untuk kemaslahatan umat. Tetapi karena kecintaan manusia yang begita besar terhadap keduniawian menjadikan dia lupa dan kikir akan hartanya. Berbeda dengan hamba yang mencintai Allah SWT, senantiasa dawam menafkahkan hartanya di jalan Allah SWT, ia menyadari bahwa miliknya adalah bukan haknya tetapi ia hanya memanfaatkan untuk keperluanya semata-mata sebagai bekal di akhirat yang diwujudkan dalam bentuk pengorbanan harta untuk keperluan umat.  Merasakan keberadaan Allah SWT َ‫ْن‬‫ي‬ِ‫د‬ ِ‫اج‬َّ‫س‬‫ال‬ ‫ى‬ِ‫ف‬ َ‫ك‬َ‫ب‬ُّ‫ل‬َ‫ق‬َ‫ت‬ َ‫و‬ ُ‫م‬ ْ‫و‬ُ‫ق‬َ‫ت‬ َ‫ْن‬‫ي‬ ِ‫ح‬ َ‫اك‬َ‫ر‬َ‫ي‬ ‫ى‬ِ‫ذ‬َّ‫ل‬َ‫ا‬ Yang Dia melihatmu sewaktu kamu berdiri (shalat) dan bolak balik dalam sujud Ketika seorang hamba beribadah, Allah SWT benar-benar berada berada dihadapannya, maka harus dapat merasakan/melihat kehadiran Nya atau setidaknya dia tahu bahwa Allah SWT sedang memperhatikannya.  Meraih martabat liqa Illah ْ‫م‬ِ‫ه‬ِ‫د‬ْ‫ي‬َ‫ا‬ َ‫ق‬ ْ‫و‬َ‫ف‬ ِ‫هللا‬ ُ‫د‬َ‫ي‬ Tangan Allah ada diatas tangan mereka [Al Fath 48:11]. Dengan ibadah seorang hamba meleburkan diri dalam sifat-sifat Allah SWT, menghanguskan seluruh hawa nafsunya dan lahir kembali dalam kehidupan baru yang dipenuhi ilham Ilahi. Dalam martabat ini manusia memiliki pertautan dengan Tuhan yaitu ketika manusia seolah-olah dapat melihat Tuhan dengan mata kepalanya sendiri. Sehingga segala inderanya memiliki kemampuan batin yang sangat kuat memancarkan daya tarik kehidupan suci. Dalam martabat ini Allah SWT menjadi mata manusia yang dengan itu ia melihat, menjadi lidahnya yang dengan itu ia bertutur kata, menjadi tangannya yang dengan itu ia memegang, menjadi telinganya yang dengan itu ia mendengar, menjadi kakinya yang dengan itu ia melangkah.
  • 12.  Terkabul Doa-doanya َ‫ن‬ ْ‫ُو‬‫د‬ُ‫ش‬ ْ‫ر‬َ‫ي‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬َّ‫ل‬َ‫ع‬َ‫ل‬ ‫ى‬ِ‫ب‬ ‫ا‬ ْ‫و‬ُ‫ن‬ِ‫م‬ْ‫ُؤ‬‫ي‬ْ‫ل‬‫ا‬ َ‫و‬ ‫ى‬ِ‫ل‬‫ا‬ ْ‫ُو‬‫ب‬ْ‫ي‬ ِ‫ج‬َ‫ت‬ْ‫س‬َ‫ي‬ْ‫ل‬َ‫ف‬ ‫ال‬ِ‫ن‬‫ا‬َ‫ع‬َ‫د‬ ‫ا‬َ‫ذ‬ِ‫ا‬ ِ‫َّاع‬‫د‬‫ال‬ َ‫ة‬ َ‫و‬ْ‫ع‬َ‫د‬ ُ‫ْب‬‫ي‬ ِ‫ج‬ُ‫ا‬ Aku mengabulkan doa orang yang memohon apabila ia mendoa kepada Ku. Maka hendaklah mereka menyambut seruan Ku dan beriman kepada Ku supaya mereka mengikuti jalan yang benar [Al Baqarah 2:187]. Hamba yang didengar dan dikabulkan doa-doanya hanyalah mereka yang dekat dengan Nya melalui ibadah untuk selalu menyeru kepada Nya.  Banyak saudara ‫اط‬َ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ْ‫ر‬ِ‫ب‬َ‫ط‬ْ‫ص‬‫ا‬ َ‫و‬ ِ‫ة‬‫لو‬َّ‫ص‬‫ال‬ِ‫ب‬ َ‫ك‬َ‫ل‬ْ‫ه‬َ‫ا‬ ْ‫ر‬ُ‫م‬ْ‫ا‬ َ‫و‬ Ibadah selayaknya dikerjakan secara berjamaah, karena setiap individu pasti memerlukan individu yang lain dan ibadah yang dikerjakan secara berjamaah memiliki derajat yang lebih tinggi dari berbagai seginya terutama terciptanya jalinan tali silaturahim. Dampak dari ibadah tidak hanya untuk individu tetapi untuk kemajuan semua manusia, jangan pernah putus asa untuk mengajak orang lain untuk beribadah, karena ia sedang memperluas lingkungan ibadah dan memperpanjang masanya.  Memiliki kejujuran ‫ج‬ْ‫م‬ُ‫ك‬ِ‫ب‬ ْ‫و‬ُ‫ن‬ُ‫ج‬ ‫لى‬َ‫ع‬ َّ‫و‬ ‫ًا‬‫د‬ ْ‫و‬ُ‫ع‬ُ‫ق‬ َّ‫و‬ ‫ا‬ً‫م‬َ‫ي‬ِ‫ق‬ َ‫هللا‬ ‫ا‬ ْ‫و‬ُ‫ر‬ُ‫ك‬ْ‫ذ‬‫ا‬َ‫ف‬ ََِ‫ة‬‫لوا‬َّ‫ص‬‫ال‬ ُ‫م‬ُ‫ت‬‫ي‬ ِْ َ‫ض‬َ‫ق‬ ‫ذا‬َ‫ا‬ َِ ِ‫ف‬ Dan apabila kamu telah selesai mengerjakan shalat, maka ingat lah kepada Allah sambil berdiri, sambil duduk dan sambil berbaring atas rusuk kamu. [An Nisa 4:104]. Ibadah berarti berdzikir (ingat) kepada Allah SWT, hamba yang menjalankan ibadah berarti ia selalu ingat Allah SWT dan merasa bahwa Allah SWT selalu mengawasinya sehingga tidak ada kesempatan untuk berbohong. ِ‫ة‬َّ‫ن‬َ‫ج‬‫ل‬ْ‫ا‬ ‫ى‬َ‫ل‬ِ‫ا‬ ْ‫ى‬ِ‫د‬ْ‫ه‬َ‫ي‬ َّ‫ر‬ِ‫ب‬‫ل‬ْ‫ا‬ َّ‫ِن‬‫ا‬ َ‫و‬ َّ‫ر‬ِ‫ب‬‫ل‬ْ‫ا‬ ‫ى‬َ‫ل‬ِ‫ا‬ ‫ى‬ِ‫د‬ْ‫ه‬َ‫ي‬ َ‫ْق‬‫د‬ّ ِ‫الص‬ َّ‫ِن‬‫ا‬ Kejujuran mengantarkan orang kepada kebaikan dan kebaikan mengantarkan orang ke surga [HR Bukhari & Muslim]  Berhati ikhlas َ‫ء‬‫ا‬َ‫ف‬َ‫ن‬ُ‫ح‬ ‫َال‬‫ن‬ْ‫ي‬ّ‫د‬ِ‫ل‬‫ا‬ ُ‫ه‬َ‫ل‬ َ‫ْن‬‫ي‬ ِ‫ص‬ِ‫ل‬ْ‫خ‬ُ‫م‬ َ‫هللا‬ ‫ا‬ ْ‫ُو‬‫د‬ُ‫ب‬ْ‫ع‬َ‫ي‬ِ‫ل‬ َّ‫َل‬ِ‫ا‬ ‫ا‬ ْ‫و‬ُ‫ر‬ِ‫م‬ُ‫ا‬ ‫ا‬َ‫م‬ َ‫و‬ Dan mereka tidak diperintahkan melainkan supaya beribadah kepada Allah dengan tulus ikhlas dalam ketaatan kepada Nya dengan lurus. [Al Bayyinah 98:6]. Allah SWT menilai amal ibadah hambanya dari apa yang diniatkan, lakukanlah dengan ikhlas dan berkwalitas. Jangan berlebihan karena Allah SWT tidak menyukainya. َ‫ن‬ ْ‫و‬ُ‫ع‬ِّ‫َط‬‫ن‬َ‫ت‬ُ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬ َ‫ك‬ ََِ‫ل‬َ‫ه‬, ‫ا‬ً‫ث‬َ‫ال‬َ‫ث‬ َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ Binasalah orang yang keterlaluan dalam beribadah, beliau ulang hingga tiga kali. [HR Muslim]  Memiliki kedisiplinan
  • 13. Ibadah harus dilakukan dengan ‫دائمون‬ dawam (rutin dan teratur), ‫خاشعون‬ khusyu (sempurna), ‫يحافظون‬ terjaga dan semangat.  Sehat jasmani dan rohani hamba yang beribadah menjadikan gerakan shalat sebagai senamnya, puasa menjadi sarana diet yang sehat, membaca Al Qur an sebagai sarana terapi kesehatan mata dan jiwa. Insya Allah hamba yang tekun dalam ibadah dikaruniakan kesehatan.
  • 14. BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan A. Ibadat atau Ibadah adalah sebuah kata yang diambil dari bahasa arab ‘Ibadah (‫.)عبادة‬ Dalam terminologi bahasa Indonesia sebagaimana yang terdapat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata ini memiliki arti: 1. Perbuatan atau penyataan bakti terhadap Allah atau Tuhan yang didasari oleh peraturan agama. 2. Segala usaha lahir dan batin yang sesuai perintah agama yang harus dituruti pemeluknya. 3. Upacara yang berhubungan dengan agama. Ibadah secara etimologi berarti merendahkan diri serta tunduk. B. Para ulama yang sholeh terdahulu mengklasifikasikan ibadah ke dalam dua jenis yakni ibadah mahdhah dan ibadah ghairu mahdhah. C. Islam amat istimewa hingga menjadikan seluruh kegiatan manusia sebagai ibadah apabila diniatkan dengan penuh ikhlas karena Allah demi mencapai keridhaan-Nya serta dikerjakan menurut cara-cara yang disyariatkan olehNya. Islam tidak membatasi ruang lingkup ibadah kepada sudut-sudut tertentu saja. D. Tujuan pokok beribadah adalah sebagai berikut: 1. Pertama, untuk menghadapkan diri kepada Allah SWT dan memfokuskan dalam setiap keadaan, agar mencapai derajat yang lebih tinggi yakni ketaqwaan. 2. Kedua, agar terciptanya suatu kemaslahatan dan menghindarkan diri dari perbuatan keji dan mungkar. Maksudnya adalah bahwasanya manusia itu tidak terlepas dari diperintahkan dan dilarang. menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Maka dari itu berlakulah pahala dan siksa, dari situlah inti dari suatu ibadah. E. Ada empat tingkatan motivasi dalam beribadah : 1. Pertama, dia melaksanakan ibadah karena ia takut dosa apabila dia tidak mengerjakannya. 2. Kedua, dia melaksanakan ibadah karena ia mengharapkan pahala dari apa yang ia kerjakan. 3. Ketiga, dia melaksanakan ibadah karena ia mengharapkan ridho Allah SWT. 4. Dan yang paling utama adalah seseorang beribadah karena ia cinta kepada Allah SWT dan agama yang di ridhoi-Nya, agama Islam. F. Hikmah ibadah dalam kehidupan sehari-hari : 1. Tidak Syirik 2. Memiliki ketakwaan 3. Terhindar dari kemaksiatan 4. Berjiwa social 5. Tidak kikir 6. Merasakan keberadaan Allah SWT 7. Meraih martabat liqa Illah
  • 15. 8. Terkabul Doa-doanya 9. Banyak saudara 10. Memiliki kejujuran 11. Berhati ikhlas 12. Memiliki kedisiplinan 13. Sehat jasmani dan rohani 3.2 Saran Penyusun makalah ini manusia biasa banyak kelemahan dan kekhilafan. Maka dari itu penyusun menyarankan pada pembaca yang ingin mendalami masalah zakat, setelah membaca makalah ini membaca sumber lain yang lebih lengkap. Dan marilah kita realisasikan zakat dalam kehidupan sehari-hari yang merupakan kewajiban umat muslim dengan penuh rasa ikhlas.