Dokumen tersebut membahas tentang farmakokinetik yang mencakup proses absorpsi, distribusi, metabolisme, dan ekskresi obat dalam tubuh. Proses-proses tersebut mempengaruhi nasib obat setelah diberikan dan menentukan efek farmakologis dan toksisitasnya.
Teks tersebut membahas tentang aspek-aspek biofarmasi khususnya pengaruh formulasi sediaan obat terhadap aktivitasnya. Faktor formulasi seperti bentuk fisik zat aktif, keadaan kimiawinya, zat pembantu, dan proses pembuatan dapat mempengaruhi farmacokinetik obat seperti kecepatan larutannya (availability). Bentuk sediaan yang lebih halus dan zat pembantu yang mempercepat larutan cenderung mening
Ilmu yang mempelajari kinetika absorpsi, distribusi dan eliminasi (yakni, ekskresi dan metabolisme) obat pada manusia atau hewan dan menggunakan informasi ini untuk meramalkan efek perubahan-perubahan dalam takaran, rejimen takaran, rute pemberian, dan keadaan fisiologis pada penimbunan dan disposisi obat.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas proses ekskresi obat dalam tubuh melalui organ-organ seperti ginjal, empedu, usus, dan paru-paru.
2. Faktor yang mempengaruhi ekskresi obat antara lain sifat fisikokimia obat, pH urine, kondisi patologi, aliran darah, dan usia.
3. Organ ekskresi terpenting adalah ginjal, di mana ekskresi melalui ginjal
Farmokokinetik merupakan perjalanan obat dalam tubuh yang terdiri dari absorpsi, distribusi, metabolisme, dan ekskresi. Absorpsi dipengaruhi oleh cara pemberian obat, kelarutan, dan aliran darah. Distribusi bergantung pada sirkulasi darah, keluar dari pembuluh darah, dan masuk ke sel. Metabolisme terjadi di hati untuk mengubah atau menghilangkan obat. Ekskresi melalui ginjal dan non-ginjal untuk mengel
Teks tersebut membahas tentang aspek-aspek biofarmasi khususnya pengaruh formulasi sediaan obat terhadap aktivitasnya. Faktor formulasi seperti bentuk fisik zat aktif, keadaan kimiawinya, zat pembantu, dan proses pembuatan dapat mempengaruhi farmacokinetik obat seperti kecepatan larutannya (availability). Bentuk sediaan yang lebih halus dan zat pembantu yang mempercepat larutan cenderung mening
Ilmu yang mempelajari kinetika absorpsi, distribusi dan eliminasi (yakni, ekskresi dan metabolisme) obat pada manusia atau hewan dan menggunakan informasi ini untuk meramalkan efek perubahan-perubahan dalam takaran, rejimen takaran, rute pemberian, dan keadaan fisiologis pada penimbunan dan disposisi obat.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas proses ekskresi obat dalam tubuh melalui organ-organ seperti ginjal, empedu, usus, dan paru-paru.
2. Faktor yang mempengaruhi ekskresi obat antara lain sifat fisikokimia obat, pH urine, kondisi patologi, aliran darah, dan usia.
3. Organ ekskresi terpenting adalah ginjal, di mana ekskresi melalui ginjal
Farmokokinetik merupakan perjalanan obat dalam tubuh yang terdiri dari absorpsi, distribusi, metabolisme, dan ekskresi. Absorpsi dipengaruhi oleh cara pemberian obat, kelarutan, dan aliran darah. Distribusi bergantung pada sirkulasi darah, keluar dari pembuluh darah, dan masuk ke sel. Metabolisme terjadi di hati untuk mengubah atau menghilangkan obat. Ekskresi melalui ginjal dan non-ginjal untuk mengel
Ekskresi obat melalui ginjal melibatkan tiga proses: filtrasi glomerulus, sekresi tubular aktif, dan reabsorpsi tubular. Parameter klirens berguna untuk mengukur kemampuan tubuh mengeliminasi obat. Faktor seperti usia, pH urin, dan ikatan protein plasma dapat mempengaruhi ekskresi ginjal.
Konsep Dasar Farmakosetik, Farmakokinetikpjj_kemenkes
Modul ini membahas konsep dasar farmakologi, termasuk tiga fase kerja obat (farmasetik, farmakokinetik, dan farmakodinamik), serta peran perawat dalam pemberian obat. Modul ini juga menjelaskan proses absorpsi, distribusi, metabolisme, dan ekskresi obat dalam tubuh, serta mekanisme kerja obat dan efeknya.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang toksikokinetik yang mencakup absorpsi, distribusi, biotransformasi, dan ekskresi zat toksik dalam tubuh.
2. Fase toksikokinetik mempelajari perjalanan zat toksik dalam tubuh melalui proses absorpsi, distribusi, metabolisme, dan ekskresi.
3. Metode analisis zat toksik modern seperti atomic absorption spectrometry, gas chromatography, dan high performance liquid chromatography dapat digunakan unt
Dokumen tersebut membahas tentang ekskresi obat dalam tubuh melalui organ-organ seperti ginjal, hati, paru-paru, kulit, ASI dan lainnya. Proses ekskresi meliputi filtrasai glomerulus, sekresi aktif melalui transporter seperti P-gp dan MRP, serta reabsorpsi di ginjal. Ekskresi juga dipengaruhi oleh sifat kimia obat seperti berat molekul, nilai pKa, dan kelarutan.
Sistem penghadaman haiwan dibahagikan kepada dua jenis utama iaitu sistem ruminan dan bukan ruminan. Sistem ruminan melibatkan proses kunyahan semula makanan yang ditelan, manakala sistem bukan ruminan mempunyai organ seperti tembolok, hempedal dan sekum. Kedua-dua sistem melakukan proses mekanikal dan kimia untuk mencerna makanan menjadi unsur-unsur yang boleh diserap.
Sistem pencernaan haiwan ruminan dan rodensia4sains2013
Ruminan dan rodensia mempunyai sistem pencernaan yang kompleks untuk mencerna makanan berselulosa. Ruminan mempunyai empat ruang perut untuk proses fermentasi oleh bakteria, manakala rodensia bergantung kepada sekum dan appendiks untuk fermentasi. Kedua-dua haiwan mampu mencerna selulosa dengan bantuan mikroorganisma yang menghasilkan enzim selulase.
Dokumen ini membahas sistem pencernaan mamalia. Terdiri dari rongga mulut, lambung, usus halus dan besar. Rongga mulut berisi gigi untuk mengunyah makanan. Lambung terdiri dari empat bagian yaitu rumen, retikulum, omasum, dan abomasum. Usus halus dan besar mencerna makanan lebih lanjut sebelum buang. Proses pencernaan mamalia mirip manusia kecuali struktur lambung dan rongga mulut.
Modul 3 membahas sistem pencernaan manusia mulai dari mulut hingga anus beserta organ-organ pendukungnya seperti hati dan pankreas. Organ-organ tersebut bekerja sama mencerna, mencampur, dan menyerap zat makanan serta membuang sisa-sisanya.
Dokumen tersebut membahas tentang perbedaan respon individu terhadap obat. Secara umum obat akan diabsorpsi, didistribusikan, di metabolisme, dan diekskresi dari tubuh. Proses-proses ini dapat bervariasi antar individu karena faktor seperti usia, diet, dan interaksi obat lain. Hal ini menyebabkan perbedaan dalam efek dan keamanan obat antar pasien.
Farmakologi mempelajari interaksi obat dengan tubuh manusia, meliputi aspek farmakokinetik yang mencakup absorpsi, distribusi, metabolisme, dan ekskresi obat, serta aspek farmakodinamik yang mempelajari mekanisme kerja dan efek obat melalui interaksi dengan reseptor.
Ekskresi obat melalui ginjal melibatkan tiga proses: filtrasi glomerulus, sekresi tubular aktif, dan reabsorpsi tubular. Parameter klirens berguna untuk mengukur kemampuan tubuh mengeliminasi obat. Faktor seperti usia, pH urin, dan ikatan protein plasma dapat mempengaruhi ekskresi ginjal.
Konsep Dasar Farmakosetik, Farmakokinetikpjj_kemenkes
Modul ini membahas konsep dasar farmakologi, termasuk tiga fase kerja obat (farmasetik, farmakokinetik, dan farmakodinamik), serta peran perawat dalam pemberian obat. Modul ini juga menjelaskan proses absorpsi, distribusi, metabolisme, dan ekskresi obat dalam tubuh, serta mekanisme kerja obat dan efeknya.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang toksikokinetik yang mencakup absorpsi, distribusi, biotransformasi, dan ekskresi zat toksik dalam tubuh.
2. Fase toksikokinetik mempelajari perjalanan zat toksik dalam tubuh melalui proses absorpsi, distribusi, metabolisme, dan ekskresi.
3. Metode analisis zat toksik modern seperti atomic absorption spectrometry, gas chromatography, dan high performance liquid chromatography dapat digunakan unt
Dokumen tersebut membahas tentang ekskresi obat dalam tubuh melalui organ-organ seperti ginjal, hati, paru-paru, kulit, ASI dan lainnya. Proses ekskresi meliputi filtrasai glomerulus, sekresi aktif melalui transporter seperti P-gp dan MRP, serta reabsorpsi di ginjal. Ekskresi juga dipengaruhi oleh sifat kimia obat seperti berat molekul, nilai pKa, dan kelarutan.
Sistem penghadaman haiwan dibahagikan kepada dua jenis utama iaitu sistem ruminan dan bukan ruminan. Sistem ruminan melibatkan proses kunyahan semula makanan yang ditelan, manakala sistem bukan ruminan mempunyai organ seperti tembolok, hempedal dan sekum. Kedua-dua sistem melakukan proses mekanikal dan kimia untuk mencerna makanan menjadi unsur-unsur yang boleh diserap.
Sistem pencernaan haiwan ruminan dan rodensia4sains2013
Ruminan dan rodensia mempunyai sistem pencernaan yang kompleks untuk mencerna makanan berselulosa. Ruminan mempunyai empat ruang perut untuk proses fermentasi oleh bakteria, manakala rodensia bergantung kepada sekum dan appendiks untuk fermentasi. Kedua-dua haiwan mampu mencerna selulosa dengan bantuan mikroorganisma yang menghasilkan enzim selulase.
Dokumen ini membahas sistem pencernaan mamalia. Terdiri dari rongga mulut, lambung, usus halus dan besar. Rongga mulut berisi gigi untuk mengunyah makanan. Lambung terdiri dari empat bagian yaitu rumen, retikulum, omasum, dan abomasum. Usus halus dan besar mencerna makanan lebih lanjut sebelum buang. Proses pencernaan mamalia mirip manusia kecuali struktur lambung dan rongga mulut.
Modul 3 membahas sistem pencernaan manusia mulai dari mulut hingga anus beserta organ-organ pendukungnya seperti hati dan pankreas. Organ-organ tersebut bekerja sama mencerna, mencampur, dan menyerap zat makanan serta membuang sisa-sisanya.
Dokumen tersebut membahas tentang perbedaan respon individu terhadap obat. Secara umum obat akan diabsorpsi, didistribusikan, di metabolisme, dan diekskresi dari tubuh. Proses-proses ini dapat bervariasi antar individu karena faktor seperti usia, diet, dan interaksi obat lain. Hal ini menyebabkan perbedaan dalam efek dan keamanan obat antar pasien.
Farmakologi mempelajari interaksi obat dengan tubuh manusia, meliputi aspek farmakokinetik yang mencakup absorpsi, distribusi, metabolisme, dan ekskresi obat, serta aspek farmakodinamik yang mempelajari mekanisme kerja dan efek obat melalui interaksi dengan reseptor.
Dokumen tersebut membahas prinsip kerja obat, meliputi aksi obat pada target molekul seperti reseptor, absorpsi, distribusi, metabolisme, dan ekskresi obat di dalam tubuh, serta hubungan antara dosis dan respon terhadap obat.
Biofarmasetika mempelajari hubungan antara sifat fisika kimia obat, bentuk sediaan, dan rute pemberian yang mempengaruhi kecepatan dan derajat absorpsi obat. Faktor-faktor seperti kelarutan, hidrofilisitas, bentuk garam, dan polimorfisme mempengaruhi proses disolusi dan absorpsi obat. Uji biofarmasetika penting untuk memprediksi bioavailabilitas dan memilih formulasi terbaik.
Mula Kerja, Puncak Efek dan Lama Kerja Obat Analgetik pada Pemberian Per Oral...Novi Fachrunnisa
Dokumen tersebut merangkum hasil penelitian tentang perbandingan mula kerja, puncak efek, dan lama kerja obat analgetik antalgin dan xylomidon pada pemberian peroral dan intraperitoneal pada tikus. Parameter yang diukur meliputi respon nyeri tikus terhadap rangsangan tekanan, serta waktu tercapainya efek analgetik maksimal."
Farmakologi membahas interaksi bahan kimia dengan sistem kehidupan manusia. Obat adalah zat kimia yang digunakan untuk mengobati, mencegah, atau mendiagnosis penyakit secara aman dan efektif. Farmakokinetika mempelajari nasib obat dalam tubuh meliputi absorpsi, distribusi, metabolisme, dan ekskresi, sedangkan farmakodinamika mempelajari interaksi obat dengan target tubuh.
Dokumen tersebut membahas tentang biotransformasi toksikan dalam tubuh, dimana toksikan akan mengalami perubahan kimiawi melalui dua tahapan reaksi yaitu fase I dan fase II. Pada fase I terjadi reaksi penguraian seperti oksidasi, reduksi, dan hidrolisis untuk mengubah toksikan menjadi lebih polar. Kemudian pada fase II terjadi reaksi konjugasi dimana hasil fase I akan diikatan dengan senyawa endogen
Dokumen tersebut membahas tentang farmakologi yang merupakan ilmu tentang interaksi bahan kimia dengan sistem kehidupan manusia untuk tujuan terapeutik atau toksik. Dibahas pula tentang konsep dasar obat, sifat dasar obat, interaksi obat dengan tubuh melalui absorpsi, distribusi, metabolisme, ekskresi, serta interaksi obat dengan reseptor untuk menghasilkan efek farmakologis.
Farmakokinetik mempelajari bagaimana tubuh menangani obat, termasuk absorpsi, distribusi, biotransformasi, dan ekskresi obat. Proses-proses ini dipengaruhi oleh sifat kimia obat, cara pemberian, dan kondisi pasien. Metabolisme obat terutama terjadi di hati melalui enzim-enzim.
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFratnawulokt
Peningkatan status kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu hal prioritas di Indonesia. Status derajat kesehatan ibu dan anak sendiri dapat dinilai dari jumlah AKI dan AKB. Pemerintah berupaya menerapkan program Sustainable Development Goals (SDGs) dengan harapan dapat menekan AKI dan AKB, tetapi kenyataannya masih tinggi sehingga tujuan dari penyusunan laporan tugas akhir ini untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dari ibu hamil trimester III sampai KB.
Metode penelitian menggunakan Continuity of Care dengan pendokumentasian SOAP Notes. Subjek penelitian Ny. “H” usia 34 tahun masa kehamilan Trimester III hingga KB di PMB E Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung.
Hasil asuhan selama masa kehamilan trimester III tidak ada komplikasi pada Ny. “E”. Masa persalinan berjalan lancar meskipun terdapat kesenjangan dimana IMD dilakukan kurang dari 1 jam. Kunjungan neonatus hingga nifas normal tidak ada komplikasi, metode kontrasepsi memilih KB implant.
Kesimpulan asuhan pada Ny. “H” ditemukan kesenjangan antara kenyataan dan teori di penatalaksanaan, tetapi dalam pemberian asuhan ini kesenjangan masih dalam batas normal. Asuhan kebidanan ini diberikan untuk membantu mengurangi kemungkinan terjadi komplikasi pada saat masa kehamilan hingga KB.
2. Farmakokinetik
Nasib obat
Apa yang dialami obat yang diberikan pada makhluk
hidup
Terdiri dari
Absorbsi
Distribusi
Biotransformasi (metabolisme)
Ekskresi
3. Absorbsi
Proses masuknya obat dari tempat pemberian ke
dalam aliran darah
Kulit -> salep
Jaringan -> IM (intra muskular injeksi)
Mukosa saluran nafas -> nebulisasi
Mukosa mulut -> tablet isap sublingual (ISDN)
Dinding saluran cerna (tablet/kapsul oral atau
suppositoria rektal)
4. Yang mempengaruhi absorbsi
Berat molekul
Sifat fisiko kimia dan kelarutan-> pH tempat absorbsi
Obat yang lipofilik lebih mudah diabsorbsi karna
membran sel memiliki lapisan lipoprotein
(larutan lebih cepat di absorb drpd partikel)
Sifat fisiologis -> enzim pencernaan di dalam mukosa
usus, enzim bakteri usus
Aliran darah pada tempat absorbsi
Kecepatan pengosongan lambung dan motilitas usus
5. Besarnya partikel obat
Bentuk sediaan obat (larutan
>suspensi>kapsul>tablet)
Dosis yang diberikan (makin besar dosis makin lambat
d absorbsi)
Cara pemberian obat (berdekatan pembuluh darah)
Lamanya kontak (transdermal, antiinflamasi gel)
Luas permukaan tubuh (mukosa usus)
Nilai pH
Aliran darah organ (paru, otak)
6. Bioavailabilitas
kecepatan dan jumlah obat aktif yang mencapai sirkulasi
sistemik.
Oleh karena itu bioavailabilitas suatu obat mempengaruhi
daya terapetik, aktivitas klinik, dan aktivitas toksik obat.
(Shargel & Yu, 1988 ).
10. Distribusi
Setelah diabsorbsi dan sampai ke sirkulasi darah
Diedarkan ke seluruh tubuh dalam sistem sirkulasi
Obat yang diberi peroral setelah melalui hati bersama
metabolitnya disebar secara merata ke seluruh
jaringan tubuh, dari ekstrasel sampai ke intrasel.
12. Obat dibagi 2
Yang terikat dengan komponen darah (diikat protein plasma)
Protein plasma yang berikatan dengan molekul obat (albumin,
alfa amino globulin, dan lipoprotein) inaktif
Yang bebas masuk ke jaringan (free drugs) aktif
13. First pass effect
Perombakan yang dialami obat dalam dinding usus
dan hati pada peredaran pertama di sistem porta
sebelum tiba di peredaran umum.
Efedrin, lidokain, beta bloker
Sebagian obat sudah terurai
14. Penghambat distribusi
Cairan serebrospinal (sawar darah otak)
Obat hodrofil tdk dpt tembus : streptomisin
Obat lipofil menembus: penisilin, kloramfenikol
Sawar darah plasenta: obat dengan BM besar (heparin)
sulit masuk fetus
Pengikatan protein darah
Obat yang terikat dengan protein efek farmakologinya hilang
Ampisilin terikat protein 15%
Fenobarbital terikat 20%
15. Metabolisme
Perubahan kimia dari senyawa, yang terjadi dalam tubuh
terutama dalam hati yang menghasilkan metabolit aktif,
toksik, atau tidak aktif
Fungsinya
Mempercepat eliminasi
Menentukan lama kerja obat
Menentukan konsentrasi obat dalam darah
Tempat
Hati, ginjal, dinding usus, paru-paru, otot, dan darah
16. Bagan proses penting pada biotransformasi
Obat
Hidrofilik polar lipofilik sangat lipofil akilansia
Eksra bilier
Reaksi fase II
Reaksi fase I
Penimbunan
dalam jar lemak
Ikatan jar.
kovalen
Polar
hidrofil
Eksresi ginjal aktif Ultrafiltrasi
Sirkulasi darah
17. Pengaruh usia terhadap
biotransformasi
Bayi baru lahir terutama prematur enzim yang terlibat
dalam botransformasi belum cukup
Anak usia 1-8tahun biotransformasi lebih cepat dari
orang dewasa karena rasio bobot hati terhadap bobot
badan lebih besar
Pada lanjut usia biotransformasi lebih lambat karena
pasokan darah dari hati berkurang sehingga enzim
berkurang
19. Eksresi
Akhir dari proses eliminasi obat dalam tubuh
Tempat
Ginjal
Empedu dan usus: fenoltalen, neomisin
Paru-paru: alkohol
Kulit, misal : bromida
ASI, misal : kloramfenikol
Editor's Notes
SUSPENSI : sediian cair yg mengandung partikel padat
Sel endotel kapiler/vaskuler : melapisi selruh sistem pemb darah dari jantung hingga kapiler terkecil
Pembuluh darah besar dari hepar
Vena porta : pmbluh darah brfungsi mengalirkan darah ke sistem pencernaan (lambung esofagus, limpa, pankreas, usus)
Enzim ; p450 fase 1 metabolisme
Difusi peristiwa berpindahny/mengalirnya suatu zat dari bag konsentrasi tinggi ke rendah. Contoh gula pd the tawar,
Difusi terfasilitasi : difusi yg di bantu oleh PROTEIN atau enzim pembawa. EX : pengangkutan glukosa dari lumen usus ke dalam pemb drh usus halus. Carany glukos akan diikat olh protein pembawa – PROTEIN pembawa mengubah bentuk glukos dan mendorong ke dalam sel
Transpor aktif merupakan transportasi yang membutuhkan energi, dan transportasi ini melawan gradien konsentrasi. EZ : pompa kalium & natrium : sebenarnya ion K & N dpt masuk ke membran, namun konsentrasi K diluar lbh rendah dan di dlm lbh tggi, sedangkan N diluar lbh rendah dibanding dlm maka dibutuhkan atp
Pinositosis : Proses dimana suatu sel memakan zat cair yang berukuran kurang dari 150 nm
Endositosis adalah proses pemasukan partikel atau cairan ke dalam sel melalui membran. Endositosis terbagi menjadi dua, yaitu :
Fagositosis : Proses dimana membran plasma membungkus partikel yang berukuran kurang dari 250 nm yang berada di luar sel dan menangkapnya dalam suatu vakuola makanan ( vakuola makanan yang terbentuk pada proses fagositosis disebut fagosom ). Contoh proses fagositosis adalah sel amoeba yang memakan bakteri.
Pinositosis : Proses dimana suatu sel memakan zat cair yang berukuran kurang dari 150 nm. Caranya, sel akan mengelilingi cairan yang akan dimakan lalu membentuk sebuah gelembung dan disimpan dalam suatu vakuola yang disebut pinosom.
Distribusi tergantung dari obatnya, ada yyg hnya sampai pmb darah, organ, cairan intra dan extraseluler. Tergantung dari nilai volume obat tsb, makin luas dia bias menembus organ efeknya jg semakin luas.
RUANG INTRASEL : Ruang di dlm sel. Komp sel padat = membran sel, intra sel,
RUANG EKSTRASELULER : Ruang diluar sel.
Plasma : intravaskuler
Cairan intersitial : ex Darah & plasma darah
Cairan transeluler : cairan sekresi khusus sprt cairan serebrospinal, cairan intraokuler, sekresi saluran cerna
Umumnys trjadi pd pemberian peroral, obt stlah masuk di dinding usus harusnya obt langsung diabsorbsi di peredaran darah umum
Ada bbrp obr sblum mask dinding usus dan hati di peredaran darah sdh di rombak/metabolism sehingga sebelum masuk ke peredaran darah umum obtnya sdh terombak, jd yg masuk atau dimetabolit adalah sisanya. Ini yg berpengaruh trhadap dosis obat
Obat yg berikatan dengan protein tidak akan menimbulkan efek, oleh karena itu harus diperhitungkan dosisnya
Fase ini terjadi setelah obat menimbulkan efek.
Setekah menimbulkan efek obat harus dikeluarkan dari dalam tubuh. Sebelum obt dikluarkan tubuh, adakalany obt harus diubah senyawanya, dirubah menjadi senyawa yg lbh sederhana.
Namun ada kalanya senyawa yg sdh di metabolism senyawa bias aktif bias toksik dan tdk aktif, lebih baik jika tdk aktif agar mudah dikeluarkan
T4 paling bnyk metabolism adlh hati, hati gudang enzim, jika ada senyawa yg masuk hati akan memproduksi enzim untk menguraikan senyawa it
Walaupun setiap jar. Memp kemampuan trtentu untk metablsm obt, HATI adlh orgn utamany. Jaringan lain yg mrnunjukkan aktifitas metabolisme yg brarti gastointestinal, paru, kulit & ginjal.
REAKSI I : meliputi biotransformasi obat menjadi lebih polar. Fase 1 trjdi reaksi oksidasi, reduksi, hidrolisis, hidrasi, isoemersi. OKSIDASI >> bnyk trjadi
REAKSI II : Trjadi apabila metabolisme obat tidak cukup polar untk di eksresi oleh ginjal, shg obat akan di buat lebih hidrofil melalui senyawa dlm hati
Lipo : lemak filik : suka = senyawa yg suka lemak/ larut dlm lemak
Hidro : air Filik : suka = senyawa yg suka trhadap air/ berikatan dgn air
IKATAN KOVALEN AKAN MENYEBABKAN KERUSAKAN JARINGAN YG PERMANEN
INTINYA OBAT DIUBAH AGAR MUDAH LARUT DALAM AIR SUPAYA BISA DI EKSRESI MLALUI GINJAL
Pemakaian obat lain (obt yg diberikan bersamaan)
Jika diberikan brsamaan dengan yg penginduksi hati kerja obt lainny efeknya akn lbh pendek
Enzim = enzim hati lbh sdkit sehingga lambt di uraikan
Usia bayi = enzim enzim ny belom sempurna, metabolism susah= jd akan banyak trjadi penimbunan
Fenoltalen : obat pencahar, neomisin : aantibiotik (aminoglikosida)
Bromide : IBS
Kloramfenikol kluar brsama asi : spektrum luas