1) Dokumen tersebut membahas faktor-faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi perempuan di Kota Langsa, Aceh bekerja sebagai juru parkir dalam perspektif Islam. Faktor-faktor tersebut meliputi pandangan masyarakat terhadap syariat Islam, tingkat kemiskinan, dan tanggung jawab ekonomi keluarga.
2) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh syariat Islam dan faktor-faktor sosial ekonomi
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Faktor faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi juru parkir perempuan dalam perspektif islam
1. a. Faktor-Faktor Sosial Ekonomi Yang Mempengaruhi Juru Parkir
Perempuan Dalam Perspektif Islam
(Studi Kasus di Kota Langsa, Aceh)
b. Latar Belakang Masalah
Pertumbuhan ekonomi yang sangat cepat ditandai dengan tumbuh dan
berkembangnya lapangan kerja baru yang menimbulkan peluang bagi angkatan kerja
pria maupun wanita. Sebagian besar lapangan kerja di suatu lembaga atau perusahaan
pada tingkat organisasi yang rendah yang tidak membutuhkan keterampilan khusus
yang lebih banyak memberi peluang bagi tenaga kerja wanita.
Besarnya tingkat penawaran perempuan untuk bekerja di pasar tenaga kerja
dipengaruhi oleh faktor umum yaitu tingkat kemiskinan ekonomi serta keterbatasan
suami untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya.Ketergantungan hidup pada
pihak laki-laki yang tidak memadai mendorong kaum perempuan untuk menawarkan
dirinya bekerja di pasar tenaga kerja.
Provinsi Aceh sebagai satu-satunya daerah yang menerapkan konsep syariat
Islam di Indonesia juga memberikan kesempatan yang sama besar bagi perempuan
untuk bekerja secara halal baik di lembaga pemerintahan maupun swasta. Tentu saja
ada batas-batas yang disyariatkan agama baik untuk laki-laki maupun perempuan
yang bekerja di luar rumah seperti memakai pakaian yang sopan dan menutup aurat,
menjaga pandangan dan tidak berkhalwat atau berdesak-desakkan.
Di ujung timur Provinsi Aceh, yaitu kota Langsa banyak kaum perempuan
yang bekerja mencari nafkah. Tujuan utamanya yaitu untuk membantu perekonomian
keluarga. Salah satu pekerjaan yang dilakukan sebagian perempuan di Kota Langsa
yang menarik peneliti untuk melakukan penelitian yaitu pekerjaan sebagai juru parkir.
Sebagaimana kita lihat di kabupaten atau kota lainnya di Provinsi Aceh,
bahkan di ibukota provinsi ini sendiri hampir bahkan tidak pernah ada perempuan
yang bekerja sebagai juru parkir. Pekerjaan ini seyogianya didominasi kaum adam.
Juru parkir bukan merupakan pekerjaan yang sulit tapi juga tidak bisa dikatakan
mudah. Tidak ada pendidikan atau keterampilan khusus untuk melakukan pekerjaan
ini, tetapi pekerjaan ini membutuhkan tenaga yang lebih besar jika harus merapikan
kendaraan khususnya kendaraan roda dua dan kesiagaan dilapangan yang tidak
mengenal waktu dan cuaca.
Hal tersebut terjadi di tanah syariat Islam ini karena memang ajaran Islam
tidak mendiskreditkan perempuan dalam berbagai peran sosial dan ekonomi atas dasar
agama. Yang ada dalam ajaran Islam adalah distinction (perbedaan) bukan
discrimination (pembedaan) antara laki-laki dan perempuan. Menurut Sayid
Muhammad Husain Fadhlullah menyatakan, perempuan dalam pandangan Islam tidak
meletakkan batasan dan perbedaan antara laki-laki dan perempuan pada tingkat
hakikat kemanusian. Laki-laki dan perempuan merupakan esensi kemanusiaan yang
satu, hanya perbedaan satu-satunya adalah perbedaan yang ada kaitannya dengan
fisik.1 Berpartisispasi dalam kehidupan sosial merupakan sunnah kehidupan manusia
dan menjadi karakter kehidupan masyarakat. Sejak dahulu Allah menciptkan laki-laki
dan perempuan untuk memakmurkan bumi secara bersama-sama yang akhirnya lahir
kehidupan yang berjalan dalam suasana mantap.2 Alqur’an dalam banyak ayat
menegaskan bahwa kewajiban bekerja berlaku bagi seluruh manusia baik laki-laki
1 Sayid Muhammad Husain Fadhlullah, Dunia Perempuan dalam Islam (Dun al_Mar’ah)
diterjemahkan oleh Muhammad abdul Qadir Alkat (cet. I, Jakarta: Lentera, 2000), h. 4
2 Abdul Halim Abu Syuqqah, Kebebasan Perempuan, (Cet II. Jakarta: Gema Insan Press,
1999), h. 1-3
2. maupun perempuan. “Jika kamu selesai shalat, segeralah bertebaran di muka bumi
untuk mencari anugrah Allah dan sering-seringlah mengingat Allah supaya kamu
beruntung”. (QS. Al Jumu’ah: 10).
Melihat kondisi dan fakta tersebut maka peneliti tertarik untuk membuat
penelitian yang membahas permasalahan tersebut dengan judul “Faktor-Faktor
Sosial Ekonomi Yang Mempengaruhi Juru Parkir Perempuan Dalam Perspektif
Islam” Studi kasus di Kota Langsa, Provinsi Aceh.
c. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka perumusan masalah
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pandangan Islam (syariat Islam) memengaruhi keputusan
perempuan bekerja sebagai juru parkir menurut masyarakat di Kota Langsa?
2. Faktor-faktor sosial ekonomi apa saja yang mempengaruhi perempuan di Kota
Langsa memilih bekerja sebagai juru parkir?
d. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui seberapa besar syariat Islam mempengaruhi keputusan
perempuan bekerja sebagai juru parkir menurut masyarakat di Kota Langsa.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor sosial ekonomi yang memengaruhi
perempuan di kota Langsa memlilih bekerja sebagai juru parkir.
e. Metode Penelitian
Penelitian dilakukan di Kota Langsa Provinsi Aceh dengan cara observasi dan
wawancara. Untuk memecahkan masalah penelitian akan dilakukan metode kuantitatif
dengan jenis data yang dipakai adalah data primer. Data primer diperoleh dari hasil
penyebaran kuesioner berupa sejumlah pernyataan dan pertanyaan yang kemudian
diberikan skor dengan menggunakan skala likert.
Selanjutnya, analisis terhadap data primer yang diperoleh akan menggunakan
analisis regresi, berupa regresi linier berganda untuk mengetahui pengaruh variabel
umur, penilaian masyarakat berdasarkan syariat Islam terhadap perempuan yang
berprofesi sebagai juru parkir, jam kerja, pendapatan dan jumlah tanggungan terhadap
perempuan yang bekerja sebagai juru parkir di Kota Langsa Provinsi Aceh.
Hubungan di atas menurut Gujarati3 dibentuk seperti model berikut:
Y = α+β1X1+ β2X2+ β3X3+ β4X4+ β5X5+ .............................................. (1)
Keterangan:
Y = Jumlah Perempuan yang memilih pekerjaan sebagai juru parkir
X1 = Umur perempuan
X2 = Penilaian masyarakat berdasarkan syariat Islam
X3 = Jam Kerja
X4 = Pendapatan
X5 = Jumlah tanggungan
α = Konstanta
β = Koefisien regresi
= Variabel pengganggu (error term)
3 Gujarati, Damodar, Basic Econometric, (Third Edition, Inc. Alfabeta, 2006) h. 87
3. f. Kerangka Teori
1. Partisipasi Angkatan Kerja Wanita
Seperti halnya di negara berkembang lainnya, Indonesia mengalami tekanan
berat dari pertambahan jumlah angkatan kerja yang terus meningkat setiap tahunnya,
penyediaan lapangan usaha bagi mereka merupakan masalah nasional yang paling
rumit dalam situasi perekonomian yang tidak terlalu cerah seperti sekarang. Tingkat
partisipasi kerja wanita pada umumnya memang masih rendah bila dibandingkan
dengan pria. Di mana jumlah tenaga kerja perempuan yang terlibat dalam pasar kerja
hanya sekitar separuh dari jumlah pria.4 Tetapi keberadaan wanita yang secara absolut
lebih besar daripada penduduk laki-laki mengakibatkan perempuan merupakan
potensi yang harus dimanfaatkan untuk menunjang kelancaran proses pembangunan.
2. Pengertian dan Konsep Tenaga Kerja
Menurut Dumairy5 yang dimaksud tenaga kerja adalah: “penduduk yang
berumur di dalam batas usia kerja, baik yang sedang bekerja maupun sedang mencari
pekerjaan dengan batas usia minimum 15 tahun ke atas tanpa batas umur maksimum.
Menurut Payman Simanjuntak6, yang dimaksud dengan tenaga kerja atau man
power adalah “penduduk yang sudah atau yang sedang bekerja, sedang mencari
pekerjaan dan yang melakukan kegiatan-kegiatan lain seperti bersekolah dan
mengurus rumah tangga. Batas umur tenaga kerja minimum adalah 15 tahun tanpa
batas umur maksimum”.
3. Tenaga Kerja Perempuan dalam Pandangan Islam
Alqur’an telah memberi penekanan yang lebih terhadap tenaga manusia baik
laki-laki maupun perempuan. Dapat dilihat dari petikan surat An Najm: 39 “Dan
bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang diusahakannya”.
Semakin bersungguh-sungguh dia bekerja semakin banyak harta yang diperolehnya.
Dalam surat An Nisa’:32 “Untuk lelaki ada bagian dari usaha yang dikerjakannya dan
untuk wanita ada bagian pula dari usaha yang dikerjakannya”. Siapa yang bekerja
keras akan mendapat ganjaran masing-masing yang sewajarnya. Prinsip tersebut
berlaku bagi individu dan juga Negara.
4Bagong Suyanto, Sutinah, Metode Penelitian Sosial Berbagai Alternatif Pendekatan ,
Jakarta: Predana Media Group, 2006, h. 39
5 Dumairy, Perekonomian Indonesia, Jakarta: Erlangga, 2000, h. 58
6 Payaman Simanjuntak, Ekonomi Sumber Daya Manusia, Jakarta: Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia (2001). h. 47